KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan penyertaan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah IDK II ini tepat pada waktunya. Adapun judul makalah ini adalah “HORMON SEKS PADA WANITA DAN FISIOLOGI HAID”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Dalam menyelesaikan makalah ini, masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki, untuk itu berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi dan untuk pengembangan makalah ini kedepan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan sekaligus dapat menambah wawasan kita dalam lingkup kesehatan.
Tasikmalaya, 28 September 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 2BAB I : PENDAHULUAN 3
1. Latar belakang 32. Rumusan masalah 33. Tujuan penulisan 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 5A. Defenisi hormon 5B. Hormon seks pada wanita 5C. Tahap fungsi reproduksi dan fungsi hormon 15D. Kelainan genetik dan menopause dini 18E. Fisiologi haid 18
BAB III : PENUTUP 23A. Kesimpulan 23B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
BAB IPENDAHULUAN
2.1. Latar belakangPada saat melakukan hubungan seksual ada banyak faktor yang mempengaruhi
gairah seks dari seorang wanita itu meningkat, salah satunya adalah hormon seks pada wanita tersebut. Sangat tergoda untuk mencoba memahami perilaku seksual dalam istilah hormon. Pada manusia ada hubungan yang lebih rumit antara hormon dan perilaku seksual. Wanita yang mempunyai kadar hormon rendah dalam tubuhnya akan kehilangan kemampuan mereka untuk dirangsang secara seksual atau untuk mengalami orgasme. Secara singkat, hormon-hormon seks merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketertarikan atau perilaku seks.
Haid tentunya suatu yang diharapkan oleh perempuan sehat, yang menandakan fungsi reproduksinya normal. Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Akhir dari masa haid disebut menopause, dimana hormon seks wanita tidak diproduksi lagi. Pada masa itu pula wanita tidak bisa bereproduksi lagi.2.2. Rumusan masalah
Menjelaskan tentang defenisi hormon serta hormon – hormon seks pada wanita Menjelaskan mengenai tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon Menjelaskan tentang kelainan genetik atau menopause dini Menjelaskan tentang fisiologi haid.
2.3. Tujuan penulisanTujuan penulisan ini adalah :
Agar pembaca mampu memahami tentang apa yang dimaksudkan dengan hormon. Bisa mengenal jenis – jenis hormon seksual pada wanita serta fungsi dari masing –
masing hormon tersebut. Bisa mengetahui masa dimana fungsi dari organ reproduksi wanita dan hormon yang
dihasilkan pada masa itu. Mengenali kelainan genetik (menopause dini) dan cara pencegahannya. Mengerti tentang fisiologi haid serta hormon – hormon apa saja yang berperan serta dan
prsoes haid.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi hormonHormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai
efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggung jawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual.
Hormon seks utama pada wanita adalah estrogen, wanita memproduksi 0,5 mg estrogen setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam jumlah yang lebih besar pada wanita.
B. Hormon seks pada wanita
Pada wanita hormon seks bekerja secara bersama dalam suatu pola rumit, agar fungsi siklus reproduksi berjalan lancar. Wanita memiliki beberapa hormon pada organ seksnya yaitu :
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka. Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks diturunkan karena pengangkatan kedua rahim.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi, pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Pada minggu I & II kehidupan didunia luar masih ada pengaruh Estrogen dari ibu, krn itu uterus baru lahir agak lebih besar daripada anak kecil juga menimbulkan pembengkakan payudara pada bayi wanita maupun laki-laki selama 10 hari dan kadang-kadang disertai sekresi cairan seperti air susu, sekitar 10 – 15 % bayi wanita dpt timbul perdarahan pervaginam dalam mgg pertama Terdapat tiga hormon estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone, dan estriol.1. Estradiol adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan bertanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya payudara.
2. Estrone, estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan jaringan lemak.
3. Estriol, estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di dalam tubuh dari estrogen-estrogen lain.
Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan
bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai 13 tahun. Hal ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen mengakibatkan rahim (uterus), vagina, tubai Fallopii (saluran dari indung telur atau ovarium ke rahim) berkembang. Pada saat itu rambut di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh serta memacu tumpukan lemak di bagian bawah tubuh (pantat, paha) dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh. Pada saat estrogen mencapai level yang cukup tinggi, ovulasi pun terjadi pertama kali. Ketika itu sel telur yang telah masak lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.
Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai dengan siklus menstruasi. Pada awal siklus level hormon sangat rendah. Ketika kelenjar hypothalamus (di otak kecil) menangkap tanda level estrogen rendah, kelenjar ini merangsang ovarium untuk mulai memproduksi lebih banyak estrogen. Estrogen bertanggungjawab pada pemasakan sel telur selama rentang waktu dua minggu siklus menstruasi. Ketika estrogen mencapai level puncak sekitar hari ke-12, ovulasi terjadi.
Usia tua, sakit, dan beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh kita yang rapuh, menyebabkan perubahan dalam fungsi dan gairah seksual. Yang paling dikenal adalah perubahan yang terjadi saat wanita mengalami menopause. Produksi estrogen menurun pada saat ini dimana wanita meninggalkan tahun-tahun dimana ia dapat mengandung anak.
Pengaruh seksual paling utama dari penurunan kadar estrogen adalah pengecilan vagina dan penipisan dinding vagina, bersamaan dengan hilangnya elastisitas dan kurangnya pembasahan vagina saat rangsangan seksual. Beberapa wanita mengalami hanya sedikit perubahan dalam fungsi seksual, dimana yang lain dapat mengalami kekeringan dan nyeri saat berhubungan, atau luka pada alat kelamin selama beberapa hari setelah berhubungan bila mereka tidak menggunakan minyak pelumas vagina atau sejenis pengganti hormon.
Para peneliti yang sedang menyelidiki efek-efek dari terapi pengganti hormon pada fungsi seksual wanita telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi estrogen seringkali menyebabkan fungsi seksual kembali seperti asal. Ditambah lagi, androgen telah diresepkan bagi wanita pasca menopause untuk meningkatkan nafsu seksualnya
Kadar estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas sel-sel otak berlebihan, juga menyebabkan terjadinya retensi cairan tubuh, seperti di payudara, tungkai, dan juga di otak. Wanita mengeluh payudara sakit, kaki terasa berat, dan sakit kepala yang berlebihan.
Karena penyebabnya disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi, maka pengobatannya adalah dengan pemberian hormon anti estrogen, hormon anti estrogen yang terkenal adalah progesteron.
Biasanya progesteron diberikan dengan dosis 10 mg/hari, dari hari ke 16-ke 25 siklus haid. Untuk mengeluarkan cairan dari jaringan tubuh, dapat diberikan obat diuretika sampai menjelang haid berikutnya.
Perlu disadari, bahwa pengobatan dengan hormon progesteron memerlukan waktu lama, sehingga sangat dituntut kesabaran dari pihak wanita. Efek samping yang ditimbulkan oleh progesteron sangat sedikit. Jenis progesteron yang dianjurkan adalah jenis progesteron alamiah, seperti didrogesteron, atau medroksi progesteron asetat (MPA), karena jenis hormon ini memiliki khasiat antidepresif. Jenis progesteron sintetik justru menyebabkan depresif (ringan). Akhir-akhir ini telah dicoba pengobatan dengan menekan cara keseluruhan fungsi dari ovarium, yaitu dengan menggunakan Gn-RH, analog, dan hasilnya jauh lebih baik, bila dibandingkan dengan pemberian progesteron saja.
Cuma saja pengobatan cara ini relatif mahal, dan dapat menimbulkan keluhan seperti pada wanita menopause, sehingga selama pemberian Gn-RH-analog harus selalu diberikan tambahan hormon estrogen dan progesteron.
Dengan berkurangnya estrogen pada saat menopause maka tubuh wanita menjadi rentan terhadap risiko penyakit jantung. Terapi estrogen (Estrogen Replacement Therapy) bertujuan agar hormon estrogen yang semakin berkurang ini dapat terisi kembali. Adanya hormon estrogen pada wanita yang masih aktif menstruasi akan menekan Lp(a) atau lipoprotein(a). Kadar Lp(a) rata-rata adalah 2 mg/dl, dan apabila Lp(a) meningkat sampai 20-30 mg/dl maka akan muncul risiko penyakit jantung koroner. Lp(a) ini berperan sebagai penggumpal yang kemudian bersama-sama plak yang ada dalam pembuluh arteri akan menyumbat aliran darah sehingga muncul serangan jantung.
Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang. Apabila seorang wanita pada awalnya mempunyai kadar trigliserida darah tinggi (250 mg/dl) maka pemakaian terapi estrogen (pil) dapat merangsang peningkatan trigliserida. Terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan kolesterol HDL (baik).
Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Oleh karena itu sebelum menjalani terapi estrogen disarankan melakukan pemeriksaan profil lipid darah.
Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup. Pada tahun 1993 National Education Cholesterol Program di AS mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di dalam memperbaiki profil lipid (kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung.
2. Progesterone
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita,
mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi
zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami.
Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium (khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta.
Tanaman Dioscorea mexicana mengandung senyawa steroid diosgenin, yang dapat diubah menjadi progesteron di laboratorium. Tanaman lain yang dapat dimanfaatkan untuk mensintesis progesteron adalah Dioscorea pseudojaponica dan Dioscorea villosa.
Progesteron memiliki efek fisiologis sebagai berikut:Efek pada sistem reproduksi menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan
selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.
menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
menghambat laktasi selama kehamilan
penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bayi.
Efek pada sistem syaraf progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat
Efek pada sistem lainnya
menurunkan kejang otot polos
menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh
menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan untuk energi.
mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.
Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika digunakan secara oral, maka hormon ini banyak disintesis sebagai progestin, akan tetapi progestin tidak mampu menggantikan peran progesteron alami karena pada banyak kasus progestin hanya diproduksi untuk menyerupai efek progesteron pada uterus.
3. Gonadotropin Releasing Hormone / luliberin
GnRH adalah hormon stimulator bagi sekresi hormon FSH dan LH, merupakan hormon
yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl
stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
Neuron GnRH merupakan sel neuroendokrin yang sangat unik karena tidak berasal dari
perkembangan jaringan otak. Sekitar satu dekade yang lain, sejumlah ilmuwan menyebutkan
penemuan neuron GnRH pada hidung seekor embrio tikus yang sedang berkembang. Saat ini
telah terbukti bahwa pada manusia, neuron GnRH juga berasal dari luar otak, tepatnya dari
bagian medial olfactory placode pada hidung. Beberapa ribu neuron GnRH bermigrasi
menuju hipotalamus saat masa janin dengan waktu tempuh sekitar 16 hari untuk tikus, 70 hari
untuk domba dan 16 minggu untuk manusia.
Neuron GnRH bergerak sepanjang akson nervus terminalis dan saraf vomeronasalseakan
dapat mengendus arah tujuan dan di mana harus berhenti.
Tidak adanya migrasi neuron GnRH pada masa embrio, akan mengakibatkan sindrom
Kallmann yang disebabkan tidak terjadinya sekresi hormon terkait. Penyebab kedua adalah
sekresi yang tidak mencapai sasaran, sehingga kedua hormon gonadotropin yang diperlukan
bagi perkembangan guna mencapai pubertas tidak tersekresi dengan baik.
Ritme sirkadiaGnRH juga merupakan hormon yang disekresi pulsatik oleh neuron GT1 - GT7 yang mempunyai ekspresi gen ritme sirkadia, sebagai stimulasi terhadap SCN (bahasa Inggris: suprachiasmatic nucleus), salah satu area pada pusat saraf otonomi, guna menyesuaikan ritme metabolisme berdasarkan sinyal pulsatik yang dikirimkan.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
FSH adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH berfungsi untuk memacu
pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi setelah menopause.
5. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh
plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-
sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini
dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum,
yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi
untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus luteum ini
ditunjang keberadaannya oleh HCG.
cara mendeteksi HCG dan waktu yang tepat untuk menguji tes kehamilan
Dengan menggunakan uji kehamilan home pregnancy test (HPT) yang biasa dikenal dengan
test pack. Pengecekan kualitatif ini cukup mudah yakni dengan mencelupkan ujung alat ke
dalam urin, biasanya alat uji ini memiliki indikator berupa dua buah garis. Waktu yang tepat
untuk melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah terlambat haid,
karena sebagian besar test pack sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 50 IU/ml.
Dengan pengecekan lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih akurat tentunya karena
biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß-hCG).
Pemeriksaannya menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Tes melalui darah ini lebih cepat dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar HCG
sudah ada dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke 8
sudah terdapat beta HCG sehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya saja pemeriksaan lewat
darah masih sangat jarang karena harganya relatif mahal.
Kadar hormon HCG yang ideal untuk ibu hamil
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada usia
kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi.
Jumlah hormon HCG tidak ditentukan oleh umur, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah
kadar HCG adalah usia kehamilan
Kadar HCG minimal yang bisa terdeteksi
Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml.Bila
kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan kalau kadar HCG-nya terlalu
tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil anggur.
6. Prolaktin hormon
Prolaktin adalah proteohormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria anterior. Kelenjar
tersebut merangsang permulaan laktasi (laktogenesis) pada kelenjar susu. Prolaktin disebut
juga laktogen, luteotrpin, galaktin, dan mammotropin. Di dalam sel-sel epitel terdapat enzim-
enzim yang esensial yang menggertak sel-sel dalam mengubah susunan darah menjadi susu.
Fungsi prolaktin ialah merangsang aktivitas enzim dan enzim tersebut selanjutnya menggertak
sekresi susu. Sel kelenjar susu tidak berdaya menghasilkan susu bila tidak ada prolaktin. Pada
masa kehamilan yang lanjut terjadi kenaikan bertahap dalam sekresi prolaktin yang dirangsang
oleh estrogen.
Proses Pembentukan LaktogenProses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:1. Laktogenesis I
2. Laktogenesis II
3. Laktogenesis III
Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase
terakhirkehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental
kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi
ASI. Pengeluarankolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan
masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya
kadar hormonprogesteron, esterogen dan HPL (Human placental lactogen) . Akan tetapi
kadar hormonprolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran.
Apabila payudaradirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode
45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian.
Keluarnyahormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI,
dan hormonini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa
level prolaktindalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2
pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun
peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan
bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para
ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelahmelahirkan. Artinya,
memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelahmelahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah
putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu
pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI
sebenarnya.
Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari
pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak.
Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan
meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASIsangat dipengaruhi seberapa
sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
Jaringan payudara hipoplastik
Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
Kurangnya gizi ibu
C. Tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon
Dalam setiap tahapan kehidupan wanita, fungsi dan produksi hormon seks ini juga bervariasi.Prapubertas
Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.Masa kanak-kanak
Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya hormon sudah memengaruhi tubuh sejak di dalam kandungan. Apabila kita perhatikan, sering kali bayi yang baru lahir (laki-laki atau perempuan) memiliki payudara yang terlihat besar, terkadang juga diikuti dengan keluarnya sedikit susu.
Hal tersebut terjadi karena mengalirnya hormon estrogen dari tubuh ibu ke janin selama kehamilan. Namun, kondisi ini hanya bersifat sementara dan menghilang dalam beberapa minggu. Meski pada beberapa bayi perempuan pembesaran payudara ini mungkin masih akan tinggal hingga anak berusia 2 tahun sebelum akhirnya benar-benar menghilang.Pubertas
Pada usia ini pelepasan hormon seks akan mempengaruhi perkembangan seksual, karateristik seksual, dan kesuburannya. Tonggak penting masa pubertas pada anak perempuan adalah bertumbuhnya tunas payudara, munculnya rambut di daerah pubik dan ketiak, serta haid. Proses pubertas ini berlangsung sekitar 4 tahun.
Selama masa pubertas, kelenjar pituitari seorang gadis mulai meningkatkan sekresi dua hormon kunci, yaitu folicle stimulating hormone(FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua jenis hormon ini berperan penting terhadap terjadinya pelepasan sel telur dan menstruasi.
Usia dewasaDi samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamilan,
estrogen memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol. Progesteron bekerja sama dengan estrogen untuk mempersiapkan tubuh wanita menghadapi pembuahan, kehamilan, dan membantu mengatur siklus haid.
Hormon ini juga memegang peran penting dalam pertumbuhan dan mengatur distribusi lemak dalam tubuh perempuan sehingga lebih banyak deposit lemak di bagian paha, bokong, dan pinggul. Sementara itu, testosteron membantu pembentukan otot dan tulang.Kehamilan
Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan hormon secara dramatis dalam tubuh seorang perempuan. Biasanya penurunan kadar estrogen dan progesteron yang lazim terjadi pada akhir siklus haid tidak terjadi. Sebagai
gantinya, hormon baru, human chorionic gonadotrohin (HCG), diproduksi untuk perkembangan plasenta, merangsang ovarium menghasilkan lebih banyak estrogen dan progesteron yang diperlukan selama kehamilan.
Pada usia kehamilan 4 bulan, plasenta mengambil alih tugas ovarium sebagai penghasil utama estrogen dan progesteron. Hormon ini membuat dinding rahim lebih tebal, meningkatkan volume sirkulasi darah, dan melemaskan otot di rahim sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk bayi.
Menjelang kelahiran, hormon lain mengambil alih peran untuk membantu rahim berkontraksi selama dan setelah persalinan. Hormon ini juga merangsang produksi air susu ibu.
Setelah melahirkanSetelah persalinan, kadar estrogen, progesteron, dan hormon lainnya menurun
drastis sehingga terjadi perubahan fisik. Rahim akan kembali ke ukuran semula sebelum kehamilan, otot panggul meningkat, dan volume sirkulasi darah kembali normal. Perubahan hormon yang dramatis ini sering kali menyebabkan depresi pasca-melahirkan.Klimakterium
klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat kurang dan susah tidur. Gangguan neurovegetatif dapat berupa hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dll.Menopause
Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan memasuki usia menopause. Pada 3-5 tahun sebelum akhir siklus menstruasi, fungsi normal ovarium mulai menurun. Hal ini membuat siklus menstruasi lebih pendek atau lebih lama. Terkadang ovarium menghasilkan estrogen sedikit sehingga dinding rahim tidak menebal hingga akhirnya tidak terjadi menstruasi.
Dalam keseluruhan hidup perempuan, estrogen membantu melindungi jantung dan tulang, selain juga menjaga agar payudara, rahim, dan vagina dalam kondisi sehat. Itu sebabnya, penurunan kadar estrogen selama dan setelah menopause bisa memengaruhi kesehatannya, selain juga memicu gejala yang tidak nyaman.
Kehilangan sejumlah besar estrogen menyebabkan perempuan lebih berisiko terkena penyakit jantung dan osteoporosis. Masalah lainnya adalah vagina menjadi kering dan tidak nyaman ketika berhubungan seksual.Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan pascamenopause adalah 3-5
tahun setelah menopause.
Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi
estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 – 56 tahun.
Masa SenilePada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak ada
lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adalah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi pada wanita dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara lain vagina menjadi kering sehingga timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus buang air kecil.
D. KELAINAN GENETIK (menopause dini)Jika hormon-hormon seks berkurang di usia produktif atau lebih dini, penyebabnya
adalah faktor kelainan genetik. Itu bisa dilihat dari bentuk tubuh Misalnya, payudara yang tak berkembang. Karena adanya kelainan kromosom, karena pengaruh makanan yang tak sehat, misalnya kebiasaan konsumsi makanan tak seimbang.
Selain itu juga dipengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan hidup, seperti merokok, kelelahan, pengaruh dari polusi, dan sebagainya, yang bisa menghancurkan jaringan dan sel sehingga sel akan keropos dan berkarat.
E. Fisiologi haid
Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi
setiap 22 atau 35 hari. Waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Yang
merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak dan
hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya menyebabkan
selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon
estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan
terjadilah haid.
Turunnya hormon estrogen secara fisiologi dimulai pada masa klimakterium (usia 40-65
tahun). Penurunan ini menyebabkan keluhan-keluhan yang mengganggu, diawali umumnya
dengan gangguan haid yang yang tadinya teratur, siklik, menjadi tidak teratur tidak siklik dan
jumlah darah dapat berkurang atau bertambah.
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari siklus menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.
Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Siklus Menstruasi Normal
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rahim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga Terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (penebalan dari endometrium)
Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesteron. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa suburGangguan haid dan siklusnya, bisa berupa Ritme (irama haid)
Banyaknya darah haid yang keluar
Lamanya darah haid yang keluar
Perdarahan tidak teratur , dimana interval datangnya haid tidak tentu
Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid
Ritme haid abnormal Polimenore : haid terlalu sering, < 21 hari
Oligomenore, haid terlalu jarang, > 35 hari
Tidak terjadi haid : Amenore
Metroragia : Perdarahan tidak teratur diluar siklus haid
Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah haid abnormal Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut > 6x perhari
Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti pembalut < 2x perhari
Perdarahan bercak (spotting)
Kelainan Haid berdasarkan Lamanya darah haid yang keluar Menoragia : Darah haid keluar > 6 hari
Brakimenore : Darah haid yang keluar < 2 hari
Perdarahan uterus disfungsional (PUD)PUD adalah Perdarahan uterus abnormal, dimana terjadi gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium. Yang bukan disebabkan kelainan organik alat reproduksi seperti mioma uteri atau kista pada ovarium. Dapat ditemukan pada usia perimenars, usia reproduksi, usia perimenopausePUD usia perimenars Usia menars : usia mulai terjadinya haid (rata - rata 11 tahun) hingga memasuki usia reproduksi
3-5 tahun
Siklus haid tidak teratur baik lama maupun jumlah
PUD terjadi karena siklus anovulatorik (95-98%)
D/ anovulasi & analisis hormonal (-)
PUD usia reproduksi Siklus yang berovulasi (65%) dan siklus yang tidak berovulasi (35%)
Analisis hormonal biasanya normal
Diduga akibat gangguan di sentral (disregulasi) akibat adanya gangguan psikis
Pastikan dulu adanya ovulasi dengan suhu basal badan, sitologi vagina atau analisis hormonal
Usia > 35 tahun sebaiknya dilakukan kuret untuk menyingkirkan adanya keganasan pada endometrium
PUD usia perimenopause Usia antara pramenopause dan pasca menopause
Sekitar usia 40-50 tahun
95% siklus tidak berovulasi
Analisis hormonal : FSH, LH, estradiol, prolaktin
Kadar FSH > 35Miu/ml
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Hormon seks pada wanita merupakan hormon yang berperan pada proses reproduksi wanita salah satunya pada proses haid atau menstruasi. Setiap hormon memiliki peran dan fungsi yang berbeda serta tempat produksi hormon tersebut pun berbeda. Hormon seks utama pada wanita adalah hormon estrogen dimana memiliki fungsi yang besar bagi proses reproduksi wanita. Salah satu fungsi hormon juga sebagai pemacu gairah seks pada saat berhubugan seks dimana setelah mendapat ransangan dari lawan jenis.
Haid merupakan suatu proses yang terjadi pada wanita yang tidak mengalami gangguan pada organ kelaminnya, dimana haid tersebut di rangsang oleh hormon – hormon seks seperti FSH dan LH.
B. SARANBila anda prihatin akan kadar hormon anda dan apakah mereka mempengaruhi kesehatan anda secara umum atau fungsi seksual anda, berkonsultasilah dengan dokter anda untuk diadakan pemeriksaan darah secara sederhana dan mudah.
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harusbanyak mencari informasi tentang kesehatan reproduksi, khususnya pada kaum wanita dimana mereka harus banyak merawat organ reproduksi mereka agar tidak terjadi penyakit maupun kelainan pada organ kelamin tersebut. Dan yang paling terpenting adalah jangan mengecewakan orang tua kita dengan melakukan tindakan yang tidak sewajarnya, contoh berhubungan seksual diluar nikah, melakukan penyimpangan seksual, dll.Sebagai mahasiswa dalam bidang kesehatan, yang pertama kita harus banyak memberi contoh kepada masyarakat luar yang baik tentang bagaimana cara menjaga dan merawat tubuh dengan baik, terlebih khusus dalam perawatan organ reproduksi agar proses reproduksi berjalan dengan baik tanpa ada gangguan maupun kelainan pada organ reproduksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniamedik.com/blog/hormon-seks-pada-wanita.html
http://artikelkedokteran.net/news/jurnal+sistem+hormon+pada+wanita.htm
http://uripsantoso.wordpress.com/tag/hormon-seks/
http://tabloidnova.net/Nova/Kesehatan/Umum/Hormon-Seks-Berkurang-Gairah-Menurun
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=hormon%20seks%20pada%20wanita&source=web&cd=7&ved=0CFEQFjAG&url=http%3A%2F%2Fkosmo.vivanews.com%2Fnews%2Fread%2F101994-pentingnya_hormon_seks_pria_pada_wanita&ei=7l5yT6zcJNHHrQfapfC3DQ&usg=AFQjCNEaT-_fkI6sKMuq7FOhYu7AuK28oQ&cad=rja
Hidayat, Aziz Alimul.2006.kebutuhan dasar manusia.Surabaya:Salemba Medika.Guyton & hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC