i
MANAJEMEN PROGRAM TAHFIDZ QUR’AN
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU
ASH-SHIDDIIQI KECAMATAN PEMAYUNG
KABUPATEN BATANG HARI
SKRIPSI
SIFAH AMALIA
NIM. TK 151174
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
MANAJEMEN PROGRAM TAHFIDZ QUR’AN
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU
ASH-SHIDDIIQI KECAMATAN PEMAYUNG
KABUPATEN BATANG HARI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
SIFAH AMALIA
NIM. TK 151174
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdullilahirobbil’alamin sebuah langkah telah usai, satu cita telahku gapai,
namun itu bukan akhir dari perjalananku, melainkan awal dari sebuah perjuangan
untuk menuju kehidupan di kemudian hari.
Rasa syukur ku persembahkan untuk Mu Tuhan yang Maha Agung nan Maha
Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdir Mu telah Kau jadikan aku
menusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani
kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk
meraih cita-cita besarku.
Lantunan al-fatihah beriring shalawat dan silahku merintih, menadahkan tangan
do‟a dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukMu.
Ku persembahkan karya mungil dan sederhana ini kepada orang yang sangat
kukasihi dan kusayangi
Sebagai tanda bakti, hormat, cinta maupun sayang dan rasa terima kasih tiada
terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ibuku yang bernama SITI
UMROKH dan ayahku yang bernama MUSLIM EFFENDI yang telah
memberikan kasih sayang, do‟a yang selalu ayah ibu kirimkan untukku disetiap
sujud dalam sholat kalian, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga
yang tidak mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertasyang bertuliskan
kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
ibu dan ayah bahagia, karena ku sadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih.
Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendo‟akanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik.
…Terima kasih Ibu… Terima kasih Ayah…
Kepada Adikku (Muji Romadhon, Farevent Sirohi, Sofi Kamelia Suhada), Paman
(M. Antoni, Sopiyan, Reynaldi), Bibi (Elma Yanti, Susi, Rosita), Nyai Solma dan
Datuk Idrus,Sepupuku tercinta, serta keluarga lain yang tak bisa disebutkan
namanya terima kasih kalian menambah semangatku untuk maju dan membuat
termotivasi meraih kesuksesan hingga aku bisa melewati semua masa-masa
sulitku.
Kepada sahabat setiaku (Meta Amelia, Mar‟atul Istiqomah, Mira Asmara,
Rahmelia Putri, Rhoma Pratama Efendi) terima kasih telah menjadi sahabat
terbaikku. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan MPI
viii
Angakatan 2015 yang tak bisa ku sebutkan namanya satu persatu terima kasih
yang tiada tara ku ucapkan.
“Terima kasih”
Hanya sebuah karya kecil ini dan untaian kata-kata ini yang dapat ku
persembahkan kepada kalian semua. Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan.
Atas segala kekhilafan dan kekuranganku, kurendahkan hati serta diri menjabat
tangan meninta beribu kata maaf tercurah.
Skripsi ini kupersembahkan…
ix
MOTTO
الرحيمبسم الله الرحمن
ألف في يوم كاى هقدار يدبز الأهز هي السوآء إلى الأرض ثن يعزج إلي
تعدوىسة هوا
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu”. (QS. 32:5)
x
KATA PENGANTAR
الرحمن الرحيمبسم الله
Assalamualikum,Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puja-puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir dan bathin
kepada diri penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan
sebagaimana mestinya. Shalawat beriring salam senantiasa kita hadiahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikutnya
yang istiqamah sepanjang zaman, Amin.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dalam Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dengan judul: “Manajemen
Program Tahfidz di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari”.
Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan
kesulitan-kesulitan, namun atas bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai
pihak terutama dari dosen pembimbing skripsi, maka skripsi ini dapat
terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rusmini, S.Ag, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Bapak Aris Dwi Nugroho, S.Pd, M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sekaligus menjadi Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan membantu
penulis dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. H. M. Amin Jamaluddin, M.M selaku Dosen Pembimbing I dan
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan membantu
penulis dalam penyusunan skripsi.
xi
6. Ibu Rita Fitria, S.E selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari yang telah
memberikan kemudahan untuk penulis memperoleh data di lapangan.
7. Ibu Dr. Siti Raudhatul Jannah, M.Ag selaku Pembimbing Akademik yang
telah membimbing selama proses perkuliahan.
8. Segenap Dosen serta Karyawan Jurusan Manajemen pendidikan Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan kekuatan yang
tiada hentinya, sehingga pendorong bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
10. Teman-teman mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya
jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang telah menjadi pathner diskusi
dalam penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini, penulis
mengucapkan terima kasih.
Atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga,
semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak mendapat balasan yaitu
rahmat dan hidayat dari Allah SWT. Amin.
Wassalamualikum,Wr. Wb
Jambi, 13 Mei 2019
SIFAH AMALIA
NIM. TK.151174
xii
ABSTRAK
Nama : Sifah Amalia
Nim : TK. 151174
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Manajemen Program Tahfidz Qur‟an di Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
Skripsi ini membahas tentang manajemen program tahfidz di Sekolah Menengah
Pertama Islam Terpadu Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana manajemen yang
dilakukan di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari agar program tahfidz qur‟an yang telah dibuat dapat berjalan sesuai tujuan
yang telah ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif
dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi nonpartisipan,
wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, pentajian data dan penarikan
kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
proses manajemen program tahfidz qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari sudah baik dengan menjalankan fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Kendala yang dihadapi terletak pada kendala intern yaitu administrasi yang
kurang baik, kurangnya guru tahfidz, rasa bosan dan malas pada anak sedangkan
kendala ekstern yaitu tidak semua orang tua menginginkan anaknya untuk
bersekolah di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari. Hasil penelitian ini manyarankan untuk kepada pihak sekolah di SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari untuk terus
berupaya agar memaksimalkan seluruh program kegiatan tahfidz qur‟an yang ada
sehingga dapat menjadikan sekolah lebih baik untuk kedepannya dan banyak
diminati oleh masyarakat dengan melaksanakan program kegiatan yang ada sesuai
dengan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi.
Kata Kunci: Manajemen, Program, Tahfidz Qur’an
xiii
ABSTRACT
Name : Sifah Amalia
Nim : TK. 151174
Study Program : Islamic Education Management
Title : Management of the Tahfidz Qur'an Program in Ash-Shiddiiqi
Integrated Islamic Middle School in Pemayung Sub-District,
Batang Hari Regency
This thesis discusses the management of the tahfidz program at the Ash-Shiddiiqi
Integrated Islamic Middle School in Pemayung District, Batang Hari Regency.
This research was conducted to find out how the management carried out at the
IT Ash-Shiddiiqi Middle School in Pemayung District, Batang Hari Regency so
that the tahfidz quran program that has been made can run according to the
intended purpose. This research is a descriptive qualitative study using
nonparticipant observation data collection techniques, unstructured interviews
and documentation, while the data analysis techniques used are data collection,
data reduction, data review and conclusion drawing. The data validity checking
technique used is source triangulation and technical triangulation. The results
showed that the management process of the tahfidz quran program at IT Ash-
Shiddiiqi Middle School in Pemayung District, Batang Hari Regency was good by
carrying out the management functions of planning, organizing, implementing
and evaluating. Constraints faced lie in the internal constraints of poor
administration, lack of tahfidz teachers, boredom and laziness in children while
external constraints are not all parents want their children to attend IT Ash-
Shiddiiqi Middle School Pemayung District, Batang Hari Regency. The results of
this study suggest to the schools at the IT Ash-Shiddiiqi Middle School in
Pemayung District, Batang Hari Regency to continue to strive to maximize the
entire existing Tahfidz Qur'an activities program so that it can make schools
better for the future and much in demand by the community by implementing
activity programs existing in accordance with management functions, namely
planning, organizing, implementing and evaluating.
Keywords: Management, Program, Tahfidz Qur'an
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Fokus Masalah............................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ............................................................................ 7
1. Pengertian Manajemen ............................................................. 7
2. Komponen Manajemen ............................................................ 10
3. Fungsi Manajemen ................................................................... 10
4. Tahfidz Qur‟an ......................................................................... 12
5. Konsep Dasar Program ............................................................. 22
6. Konsep Manajemen Program.....................................................24
B. Studi Relevan ............................................................................... .26
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Peneleitian .............................................. 28
B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................ 29
C. Jenis Data dan Sumber Data ......................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 30
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 31
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 32
G. Jadwal Penelitian ........................................................................... 35
BAB IV TEMUAN UMUM DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum .............................................................................. 36
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ................................................. 44
xv
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian................................................................................ 35
Tabel 2. Pergantian kepala madrasah ............................................................... 37
Tabel 3. Keadaan tenaga pendidik dan karyawan ............................................ 41
Tabel 4. Keadaan siswa .................................................................................... 42
Tabel 5. Keadaan sarana dan prasarana ........................................................... 42
Tabel 6. Keadaan Ruangan Pendukung Pembelajaran ..................................... 43
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 3 : Dokumentasi
Lampiran 4 : Struktur Organisasi SMP IT Ash-Shiddiiqi
Lampiran 5 : Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I
Lampiran 6 : Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing II
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pilar penting bagi Negara sebagai wahana meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
direncanakan dengan sistematis, terarah dan fokus pada kepentingan memajukan ilmu
pengetahuan yang dilandasi oleh iman dak takwa yang konkretnya terdapat pada
program-program sekolah. Reputasi merupakan aset penting dan wajib dimiliki oleh
lembaga sebagai bukti keberadaan dan kualitas lembaga. Reputasi sekolah
menunjukkan kualitas pendidikan sekaligus pencapaian prestasi sekolah sebagai
indikator keberhasilan program pendidikan sekolah.
Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakikatnya
merupakan cerminan dari kualitas pendidikan, sebab pendidikan merupakan dunia
dimana kualitas SDM dibentuk dan dilahirkan. Pendidikan mempunyai andil cukup
besar terhadap munculnya krisis multidimensial yang kita hadapi, sebagai akibat
rendahnya SDM yang kita miliki. Lembaga pendidikan mempunyai tugas untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang kemudian muncul paradigma baru yaitu
tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang memberikan kepercayaan yang
luas kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan secara efektif dan
efisien. (Mawarti, 2016, hlm. 1)
Manajemen adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh anggota dan
pemimpin serta bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada agar tujuan tersebut berjalan secara efektif dan efisien. Tanpa
adanya manajemen yang baik, suatu lembaga pendidikan tentunya tidak dapat
menjalankan visi dan misinya dengan baik pula, sebagaimana pendapat Prihatin
2
(2011, hlm. 3) manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat
berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan dan
pengaturan, serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang ada
baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
Manajemen yang baik di dalam lembaga pendidikan merupakan arah
tercapainya pola penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, pimpinan lembaga
pendidikan mesti melakukan langkah-langkah yang lebih efektif, efisien dan
produktif. Para penyelenggara pendidikan setidaknya mampu memberdayakan
lembaganya sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Lingkungan yang aktif,
kondusif dan bersih akan memberikan kenyamanan untuk warga sekolah. Dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Di
antara tujuan tersebut terdapat tujuan yang menyangkut pengetahuan dan
keterampilan, dimana keduanya sangat mempengaruhi terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya.
Al-Qur‟an sebagaimana yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya
“Praktikum Qira‟at” adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang
luar biasa yang melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu para Nabi dan
Rasul (Muhammad SAW) melalui malaikat Jibril yang ditulis melalui mushaf, yang
diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai
dari surat Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nas.
Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah SWT ditengah-tengah bangsa Arab yang pada
waktu itu kebanyakan masih buta huruf, akan tetapi mereka memiliki keistimewaan
3
yaitu ingatan yang sangat kuat. Nabi Muhammad SAW menganjurkan dan
memerintahkan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur‟an setiap kali diturunkan serta
memerintahkan sebagian sahabat untuk penulisanya. Dengan cara hafalan dan
penulisan itulah Al-Qur‟an dapat terpelihara pada masa Nabi Muhammad SAW.
Usaha-usaha untuk menghafal Al-Qur‟an oleh sebagian umat islam terus berlanjut
dan hal ini merupakansalah satu upaya untuk menjaga dan memelihara kemurnian Al-
Qur‟an, meskipun dalam salah satu ayat Al-Qur‟an Allah telah menegaskan dan
memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur‟an selama-lamanya,
namun secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat islam untuk selalu
menjaga dan memeliharanya, salah satunya dengan menghafalkanya. Dengan
demikian belajar Al-Qur‟an merupakan kewajiban utama bagi setiap mukmin begitu
juga mengajarkanya.
Mengajarkan Al-Qur‟an hendaknya dimulai sejak dini, sebab masa kanak-
kanak adalah masa perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam Al-Qur‟an akan tertanam kuat dalam dirinya dan akan menjadi tuntunan dan
pedoman dalam hidupnya. Diantara sebab kebahagiaan keluarga muslim dan yang
biasanya hilang dari pandangan saat ini adalah keterikatan keluarga mereka dengan
Al-Qur‟an, khususnya jika anak-anak mereka termasuk penghafal Al-Qur‟an.
Membiasakan anak-anaknya untuk menghafal Al-Qur‟an dari semenjak kecil adalah
salah satu upaya mendidik anak dengan baik. Sehingga bisa menyesuaikan diri
dengan zaman, dibarengi dengan bangunan yang kuat diikat dengan agamanya.
Sekolah merupakan salah satu dari pusat pendidikan yang dituntut untuk
mampu menjadikan output yang unggul, dimana sekolah adalah suatu sistem
organisasi, yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam
rangka mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. (Anisah,
2011, hlm. 1).
4
Istilah manajemen sekolah acapkali disandingkan dengan istilah administrasi
sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama,
mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan
inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi;
dan ketiga, pandangan yang menganggap bahwa manajemen identik dengan
administrasi. Dalam tulisan ini kata manajemen diartikan sama dengan kata
administrasi atau pengelolaan, meskipun kedua istilah tersebut sering diartikan
berbeda. Dalam berbagai kepentingan, pemakaian kedua istilah tersebut sering
digunakan secara bergantian, demikian halnya dalam berbagai literatur, acapkali
dipertukarkan. Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen dan administrasi
mempunyai fungsi yang sama. Karena itu, perbedaan kedua istilah tersebut tidak
konsisten dan tidak signifikan.
Usia remaja adalah usia dimana anak banyak mengalami perubahan, baik
jasmaniah maupun rohaniah. Mereka yang sebelum masa remaja taat kepada orang
tua, kini mulai berani membantah. Yang biasanya rajin untuk berangkat mengaji,
mulai tampak malas untuk mengaji dan lebih senang untuk bermain dengan teman
sebaya. Usia yang labil ini kadang membuat orang tua kesulitan dalam mengatasi
anaknya. Anak sekolah sebagian cenderung bukan untuk memperoleh ilmu, akan
tetapi memperoleh ijazah yang bisa digunakan untuk mencari pekerjaan dan mencari
uang. Oleh karena itu, minat anak untuk mengkaji ilmu agama dan minat orang tua
untuk memasukkan anak di dunia pesantren juga berkurang. Dalam kondisi seperti itu
sulit bagi anak untuk bisa menghafal Al-Qur‟an dengan baik dan pendidikan
formalnya juga unggul.
Disamping berbagai permasalahan diatas, pendidikan saat ini juga semakin
beragam, baik sekolah formal, informal maupun non formal. Pesantren atau pondok
pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan diniyah atau secara terpadu dengan jenis pendidikan
lainnya. Pondok pesantren secara luas mengkaji tentang pendidikan agama Islam. Di
5
dalamnya, kita bisa mendapat berbagai ilmu keislaman yang sangat banyak. Santri
tidak hanya mengaji di pondok, tetapi juga mengikuti sekolah umum sesuai dengan
tingkatnya.
Berdasarkan observasi awal peneliti, ditemukan beberapa data Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT) Ash-Shiddiiqi kecamatan Pemayung
merupakan salah satu Yayasan Amir Ash-Shiddiiqi di bidang pendidikan dan
keagamaan. SMP IT Ash-Shiddiiqi didirikan pada tahun 2014, dengan konsep
Boarding School (sekolah berasrama), saat ini memiliki 14 rombongan belajar. SMP
IT Ash-Shiddiiqi didirikan dengan tujuan yang menyesuaikan dengan tujuan
pendidikan nasional secara umum yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal
3, yaitu bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dengan mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.”
Secara Khusus mengacu juga kepada tujuan pendidikan menengah islam, yaitu
mampu memberikan bekalan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
mengantarkan anak didik untuk memasuki gerbang pendidikan selanjutnya, serta siap
menjadi kader dakwah dan pemimpin perubahan. Salah satu program unggulan
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT) Ash-Shiddiiqi adalah Tahfidz
Qur‟an yang diberi nama “QUANTUM TAHFIDZ ASH-SHIDDIIQI” yaitu
percepatan menghafal Al-Qur‟an dan dijadikan sebagai syarat kelulusan siswa.
Program kegiatan tersebut tentu tidak terlepas dari peran kepala sekolah yang
mengatur berjalannya program agar terlaksana dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
6
Berdasarkan grandtour di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
manajemen program tahfidz yang dilakukan Sekolah Menengah Pertama Islam
Terpadu (SMP-IT) Ash-Shiddiiqi sebagai salah satu sekolah tahfidz yang berada di
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari. Sehingga penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Manajemen Program Tahfidz Qur’an di Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari”
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian pada Manajemen Program
Tahfidz Qur‟an
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Manajemen Program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari?
2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Manajemen Program Tahfidz
Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari?
3. Bagaimana Hasil dari Manajemen Program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk memahami bagaimana manajemen program Tahfidz Qur‟an di SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
7
b. Untuk memahami faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen
program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari.
c. Untuk mengetahui hasil akhir dari manajemen program Tahfidz Qur‟an di SMP
IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
2. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat terutama
dalam hal:
a. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi strata satu
(S1) dalam Jurusan Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi.
b. Untuk memberikan penjelasan tentang Manajemen Program Tahfidz Qur‟an di
SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
c. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dari Jurusan
Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi.
d. Untuk memberikan konstribusi kepada pihak sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Manajemen
Menurut beberapa ahli sebagaimana dikutip (Prihatin, 2011, hlm.1-2)
Siagian (1978) mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan. H.
Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Terry (1953) mendefinisikan
manajemen sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui
usaha orang lain.
Manajemen diartikan dengan POAC yang tidak lain adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen, yakni Planning, Organizing, Actuating and
Controlling. Menurut James A.F Stoner (sebagaimana dikutip oleh Suparlan,
2014, hlm. 41) menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian semua anggota organisasi,
serta penggunaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara sistematis kata manajemen yang umum digunakan saat ini berasal
dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan,
mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan,
melaksanakan dan memimpin. (Machali & Hidayat, 2016, hlm. 1). Kata
management berasal dari bahasa latin, yaitu mano yang berarti tangan, menjadi
manus berarti bekerja berkali dengan menggunakan tangan, ditambah imbuhan
agree yang berarti melakukan sesuatu hal berkali-kali dengan menggunakan
tangan-tangan. (Ukas, 2004, hlm. 1).
9
Manajemen merupakan terjemahan secara langsung dari kata management
yang berarti pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tatapimpinan. Management
berakar dari kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan
atau mengelola. Pengertian diatas sama dengan pengertian dan hakikat
manajemen at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara
(mengatur) yang banyak terdapat di dalam Al-Quran seperti firman Allah SWT:
في يوم كاى هقدار يدبز الأهز هي السوآء إلى الأرض ثن يعزج إلي
ألف سة هوا تعدوى
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu. (Quran, 32:5)
والأبصار وهي قل هي يزسقكن هي السوآء والأرض أهي يولك السوع
يخزج الحي هي الويت ويخزج الويت هي الحي وهي يدبز الأهز
فسيقولوى الله فقل أفلاتتقوى
Firman Allah SWT:
Artinya: Katakanlah:"Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan
bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan,
dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang
mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala
urusan" Maka mereka menjawab:"Allah". Maka katakanlah:"Mengapa kamu
tidak bertaqwa (kepada-Nya)?" (Quran, 10:31)
Allah adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya merupakan
bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia
10
yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia
harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah
SWT mengatur alam raya. (Ramayulis, 2008, hlm 259-260)
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu
kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” pengelolaan, sedangkan
pelaksananya disebut manager atau pengelola. (Terry & Rue, 2013, hlm.1-2)
Manajemen adalah ilmu pengetahuan maupun seni. Ada suatu pertumbuhan
yang teratur mengenai manajemen suatu ilmu pengetahuan yang menjelaskan
manajemen dengan pengacuan kepada kebenaran-kebenaran umum. (Terry &
Rue, 2013, hlm.1-2)
Mendefinisikan manajemen adalah suatu proses melakukan koordinasi dan
integrasi kegiatan-kegiatan kerja agar disesuaikan secara efisien dan efektif
dengan melalui orang lain. (Effendi, 2014, hlm.1-20).
Memberikan defenisi manajemen sebagai suatu proses untuk membuat
aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Efesiensi menunjukkan hubungan antara input dan output dengan mencari biaya
sumber daya minimum, sedangkan efektif menunjukkan makna pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Wibowo, 2006, hlm.8)
Dari pengertian operasional inilah kemudian manajemen diartikan dengan
POAC yang tidak lain adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, yakni
Planning, Organizing, Actuating, and Controlling. Manajemen juga dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan
dengan baik dengan melibatkan potensi yang ada baik personal maupun material
secara efektif dan efisien. Bapak manajemen, Peter Drucker (1909-2015)
menyebutkan bahwa tugas pokok manajemen meliputi dua sisi yang saling
terkait, yaitu produksi (production) dan inovasi (innovation). Fungsi pelaksanaan
(actuating) dan pengorganisasian (organizing) untuk mencapai hasil yang
11
diharapkan (production), dan meningkatkan produksi tersebut secara
berkelanjutan diperlukan proses inovasi secara berkelanjutan pula. (Suparlan,
2014: 41-42)
2. Komponen Manajemen
Berdasarkan pengertian manajemen tersebut, sesungguhnya manajemen
memiliki tiga komponen yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya,
yang dikenal dengan 3M yaitu (1) man atau manusia (2) money atau uang, dan
(3) material atau bahan atau sarana dan prasarana, bahkan dalam bentuk mesin
(machines). Dari ketiga manajemen inilah maka lahir tiga macam manajemen,
yaitu (1) manajemen personil atau kepegawaian, (2) manajemen keuangan, dan
(3) manajemen aset. Komponen manajemen semakin luas dan beragam sejalan
dengan perkembangan ilmu manajemen itu sendiri.
3. Fungsi Manajemen
Planning, menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa
yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-
tujuan itu. Organizing, mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan
penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
Staffing, menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan,
penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Motivating, mengarahkan
atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan. Controlling, mengukur
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-
penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif. (Terry dan Rue, 2014,
hlm. 9-10)
Fungsi manajemen menurut Terry dan Rue yaitu planning, organizing,
staffing, motivating, controling. Secara rinci penulis memilih pendapat tersebut
di dasarkan kesederhanaan tetapi sudah memuat semua fungsi yang sudah
12
dikemukakan pendapat lain. Satu persatu fungsi-fungsi manajemen tersebut akan
dijelaskan berikut ini:
a. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam proses manajemen.
Fungsi ini akan menentukan arah fungsi manajemen lainnya. Untuk itu, fungsi
perencanaan merupakan landasan dasar pengembangan proses manajemen
secara keseluruhan. Perencanaan merupakan tuntutan proses untuk mencapai
tujuan secara efisien dan efektif.
Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama, yaitu perumusan
strategi dan penerapan strategi. Bagian pertama adalah perumusan strategi
dengan menetapkan tujuan dan kebijaksanaan umum organisasi. Untuk
merumuskan strategi, manajer harus memiliki keterampilan manajerial yang
bersifat konseptual. Bagian kedua panerapan strategi dilaksanakan dengan
menetapkan kagiatan untuk mencapai tujuan. Untuk menerapkan kegiatan ini,
manajer harus memiliki katerampilan manajerial yang bersifat teknis. Bagian
pertama perencanaan merupakan wewenang pimpinan puncak organisasi, dan
bagian kedua menjadi tugas dan kewajiban para manajer operasional yang
dikoordinasikan oleh manajer menengah.
b. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan,
dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan
wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk
mencapai tujuan organisasi.
Fungsi pengorganisasian merupakan alat memadukan dan mengatur
semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personel, finansial, material dan
tata cara pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, organisasi dipandang sebagai wadah kerja sama
sekelompok orang organisasi bersifat statis. Organisasi juga dapat dikaji dari
13
sisi proses kerja sama. Staf yang berisi uraian tugas untuk mencapai tujuan
organisasi bersifat dinamis. Organisasi juga dapat dikaji dari strategi pimpinan
menggunakan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi-organisasi sebagai
instrumen pimpinan.
c. Fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan
Fungsi manajeman itu menjadi penggerak semua sumber daya dan
kegiatan (ditetapkan pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan
(dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Sebagai fungsi penggerak, peran
manajer program menjadi amat penting untuk mengarahkan dan
menggerakkan semua sumber daya (manusia dan yang bukan manusia) untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Agar seseorang manajer
mampu menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam
organisasi untuk mencapai tujuan, dibutuhkan kepemimpinan, motifasi staf,
kerja sama, dan komuniasi antar staf.
Fungsi aktuasi harus dimulai pada diri manajer selaku pimpinan
organisasi atau unit kerja. Manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa
ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap berbagai
perubahan yang berkembang dilingkungannya. Ia harus mempunyai
kemampuan bekerja sama dengan orang lain secara harmonis.
d. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Fungsi pengawasan dan pengendalian (controling) adalah fungsi
manajemen yang keempat. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga
fungsi manajemen lainnya. Terutama dengan fungsi perencanaan. Untuk
menerapkan fungsi pengawasan dan pengendalian (Wasdal) diperlukan
standar (input, proses, output, outcome) yang dituangkan dalam bentuk target
atau prosedur kerja. Standar input digunakan untuk menilai keberhasilan
persiapan dan pelaksanaan program. Jika terjadi kesenjangan harus segera
diidentifikasi dan ditetapkan solusinya. Pimpinan harus melakukan deteksi
dari kemungkinan terjadinya penyimpangan terhadap standar, mencegah,
14
mengendalikan, atau mengurangi. Fungsi pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefesienkan, dan tugas-
tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan. (Munijaya,
2013, hlm. 63-115).
4. Tahfidz Qur’an
a. Pengertian Tahfidz
Tahfidz Qur‟an terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfidz dan Qur‟an, yang
mana keduanya mempunyai arti yang berbeda. yaitu tahfidz yang berarti
menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal yang dari bahasa arab hafidza-
yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.
Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah
“proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.”
Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal. Seseorang yang
telah hafal Al-Qur‟an secara keseluruhan di luar kepala, bisa disebut dengan
juma‟ dan huffazhul Qur‟an. Pengumpulan Al-Qur‟an dengan cara menghafal
(Hifzhuhu) ini dilakukan pada masa awal penyiaran agama Islam, karena Al-
Qur‟an pada waktu itu diturunkan melalui metode pendengaran. Pelestarian
Al-Qur‟an melalui hafalan ini sangat tepat dan dapat dipertanggungjawabkan,
mengingat Rasulullah SAW tergolong orang yang ummi.
b. Pengertian Al-Qur‟an
Al-Qur‟an itu ialah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan
kehidupannya, menurut harfiah, Qur‟an itu berarti bacaan. Arti ini dapat kita
lihat dalam QS. Al-Qiyamah 17:
وقزءا ا جوع إى علي
15
Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
(didadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”. (Quran, 75:17)
Al-Qur‟an berisi pesan-pesan ilahi (risalah ilahiyyah) untuk umat manusia
yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Pesan-pesan tersebut tidak
berbeda dengan risalah yang dibawa oleh Adam, Nuh, Ibrahim, dan rasul-
rasul lainnya sampai kepada Nabi Isa AS. Risalah itua adalah mentauhidkan
Allah, yaitu ma lakum min ilahin gayruh (tidak ada bagi kamu Tuhan selain-
Nya). Konsep ketuhanan yang diajarkan oleh Al-Qur‟an tidak berbeda dengan
konsep ketuhanan yang diajarkan semua nabi dan rasul yang pernah Allah
utus di dunia ini. Hanya persoalan hukum atau syariat sajalah yang selalu
berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi di mana nabi diutus.
(Kadar M. Yusuf, 2010, hlm. 163)
c. Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an
1) Dasar dan Tujuan Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an
Dasar yang dijadikan sebagai landasan untuk pembelajaran menghafal Al-
Qur‟an adalah dari nash al-Qur‟an yaitu: Surat Al-Hijr ayat 9.
لحافظوى ا الذكز وإا ل إا حي شل
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Quran, 15:9)
Adapun tujuan pembelajaran tahfidzul Qur‟an secara terperinci yakni
sebagai berikut:
a. Siswa dapat memahami dan mengetahui arti penting dari kemampuan
dalam menghafal Al-Qur‟an.
b. Siswa dapat terampil menghafal ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam
juz‟amma yang menjadi materi pelajaran.
16
c. Siswa dapat membiasakan menghafal Al-Qur‟an dan supaya dalam
berbagai kesempatan ia sering melafadzkan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam
aktivitas sehari-hari.
Selain itu juga tujuan yang terpenting yakni untuk menumbuhkan,
mengembangkan serta mempersiapkan bakat hafidz dan hafidzah pada
anak, sehingga nantinya menjadi generasi cendekiawan muslim yang hafal
Al-Qur‟an.
2) Materi Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an
Materi pembelajaran adalah jabaran dari kemampuan dasar yang berisi
tentang materi pokok tau bahan ajar. Untuk urutan materi pembelajaran
Tahfidzul Qur‟an bagi usia dini atau siswa SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung dimulai dengan menghafal Juz Amma, tepatnya dari
surat An-Naas mundur ke belakang sampai surat An-Naba‟. Baru setelah
itu bisa dilanjutkan dengan surat-surat pilihan, seperti AlMulk, Al Waqiah,
Ar-Rahman dan sebagainya. Atau bisa mulai dari Juz 1 atau Juz 29, dan
seterusnya.
3) Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an
Setiap orang memiliki cara atau metode sendiri dalam menghafal.
Namun demikian, yang paling banyak digunakan adalah yang cocok dan
menyenangkan bagi tiap individu. Jika diteliti, kebanyakan metode yang
cocok bagi setiap orang diperoleh melalui beberapa kali percobaan. Metode
tersebut antara lain:
a. Menghafal beberapa ayat atau 1 ayat
Praktiknya, seorang penghafal membaca satu ayat dengan bacaan
yang benar sebanyak 2 atau 3 kali. Kemudian, memperdengarkan ayat
ini kepada orang lain. Setelah itu diteruskan dengan menghafal ayat ke
17
dua, dengan cara sebelumnya. Dan setelah itu, memperdengarkan ayat
pertama dan kedua.
Metode yang sama dilakukan untuk menghafal ayat ketiga, yakni
menghafalnya kemudian memperdengarkan ayat-ayat tersebut satu per
satu, dari ayat ayat pertama sampai ayat katiga. Kemudian, dilanjutkan
dengan ayat keempat, demikian seterusnya hingga ayat terakhir dari
halaman yang sedang dihafal.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa dalam metode ini, ayat
pertama lebih banyak diucapkan, sehingga tidak perlu diadakan
pengulangan. Jika sudah dihafal 1 halaman, hendaknya ia
memperdengarkan hafalannya ini kepada orang lain, 1 halaman lengkap
sebanyak 3 kali.
Biasanya, ini merupakan metode yang paling lambat, karena bisa
menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Sebabnya, karena banyak
dilakukan pengulangan. Selain itu, ini juga merupakan metode yang
paling lemah. Karena jika seorang penghafal tidak menyambung ayat
yang satu dengan ayat berikutnya, maka ia akan kesulitan untuk
meneruskan pada sebagian ayat.
b. Membagi 1 halaman menjadi 3 bagian
Metode ini 1 halaman dibagi menjadi 3 bagian kamudian ayat yang
terdapat pada tiap bagian dibaca berulang kali sampai hafal. Jika ketiga
bagian itu telah dihafal, maka katiga bagian itu disambung satu sama
lainnya (sehingga menjadi 1 halaman). Dengan metode ini, hubungan
ayat yang satu dengan ayat lainnya akan sempurna, dengan cara yang
lebih baik. Selain itu, anda akan menyingkat waktu yang anda habiskan
untuk mengulang-ulang setiap ayat.
18
c. Menghafal 1 halaman sekaligus
Metode ini mirip dengan metode sebelumnya, tetapi targetnya
adalah 1 halaman penuh. Maksudnya, seorang yang ingin menghafal
membaca 1 halaman secara sempurna dari awal sampai akhir, dengan
bacaan yang pelan dan benar, sebanyak 3 atau 5 kali menurut kecepatan
dan kemampuan tiap orang dalam menghafal. Dengan demikian, jika ia
membaca 1 halaman penuh sebanyak 3 atau 5 kali dengan bacaan yang
diiringi kehadiran hati serta pemusatan pikiran dan akal bukan semata
bacaan lisan, maka ia akan dapat menghimpun hati dan pikirannya.
Karena tujuan dari membaca seperti ini adalah untuk menghafal. Pada
langkah ketiga ini hendaknya mengulang-ulang tasmi’
(memperdengarkan hafalan) yang benar, yang telah disempurnakan
terakhir kali, kira-kira sebanyak 3 kali. Dengan demikian, jumlah
keseluruhan bacaan dari 1 halaman yang ia hafal adalah 9 atau 11 kali.
(Amjad Qosim, 2012, hlm. 125-130)
Pembahasan lain menyebutkan metode yang berbeda diantaranya:
1. Penghafalan al-Qur‟an dengan cara menghafal ayat per-ayat secara
kolektif, yakni ayat-ayat dihafal secara kolektif atau bersama-sama,
dipimpin seorang instruktur. Caranya pertama, instruktur membacakan
satu ayat atau beberapa ayat dan santri menirukan secara bersama-sama.
Kedua, instruktur membimbingnya dengan mengulang kembali ayat-
ayat tersebut dan santri mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu dapat
mereka baca dengan baik dan benar, selanjutnya mereka mengikuti
bacaan dengan sedikit demi sedikit mencoba melepaskan mushaf (tanpa
melihat mushaf) dan demikian seterusnya sehingga ayat-ayat yang
sedang dihafalnya itu benar-benar sepenuhnya masuk dalam
bayangannya. Cara ini termasuk metode yang baik untuk
dikembangkan, karena akan dapat menghilangkan kejenuhan, di
19
samping akan membantu menghidupkan daya ingat terhadap ayat-ayat
yang dihafalnya.
2. Pelaksanaan tahfidz Qur‟an dengan menggunakan metode wahdah,
yakni menghafal satu per satu terhadap ayat-ayat yang hendak
dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal setiap ayat bisa dibaca
sebanyak sepuluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu
membentuk pola dalam bayangannya. Dengan demikian, penghafal akan
mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalnya bukan saja dalam
bayangan akan tetapi hingga membentuk gerak refleks pada lisannya.
Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya
dengan cara yang sama, demikian seterusnya hingga mencapai satu
muka. Cara seperti ini diikuti oleh Pondok Pesantren Al-Badr, di mana
santri menghafal ayat per ayat secara sendiri sendiri dan berulang,
sehingga akhirnya bisa hafal. Kemudian untuk muraja’ah digunakan
cara takrir, artinya santri mengulang kembali hafalan yang sudah pernah
dihafalkan untuk menjaga dari lupa dan salah. Hafalan yang sudah
pernah dipedengarkan kepada ustadz/ah atau kiyai diulang-ulang terus
dengan dilakukan sendiri ataupun meminta bantuan orang lain untuk
mendengarkan dan mengoreksi.
3. Cara yang seperti ini termasuk ke dalam metode yang banyak digunakan
oleh para penghafal al-Qur‟an, karena akan memudahkan penghafal,
kemudian bacaan maupun hafalannya bisa dikoreksi oleh
ustadz/pengampu secara langsung.
4. Pembinaan tahfidz Qur‟an dengan menggabungkan antara metode
wahdah dengan metode jama’, artinya santri di samping menghafal
sendiri-diri juga menghafal secara bersama-sama, kemudian muraja’ah-
nya disetorkan kepada uztadz/ pengampu tahfidz. Cara yang seperti ini
20
termasuk metode yang efektif dan banyak digunakan oleh para pencinta
hafal al-Qur‟an. Selain memudahkan penghafal mengkondisikan ayat-
ayat yang akan dihafalnya, tetapi juga dapat membentuk gerak refleks
pada lisannya karena senantiasa terbayang dalam ingatannya.
5. Kegiatan pembinaan tahfidz Qur‟an menggunakan metode halaqah, di
bawah pengawasan seorang musyrif (guru pengampu) per halaqah.
Mayoritas santri menghafal ayat per ayat, metode ini dilaksanakan
ketika mereka sedang membuat hafalan baru, biasanya mereka terapkan
pada waktu dini hari setelah qiyamul lail. Kemudian setoran hafalan di
lakukan setelah shalat subuh dengan cara membaca satu-persatu
kemudian didengarkan oleh seorang musyrif guna membetulkan bacaan
santri dari segi tajwid maupun kelancaran hafalannya. (Akbar &
Hidayatullah, 2016, hlm. 97-98)
Menurut Hadari Nawawi metode mengajar adalah kesatuan langkah
kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional
tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Ahsin W. al-Hafidz menyebutkan 5 metode menghafalkan Al- Qur‟an
meliputi:
a. Metode Wahdah
Metode Wahdah yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat
yang hendak di hafalnya dimana setiap ayat yang akan dihafal di baca
berulang-ulang sehingga tercapai atau terbentuk gerak reflek pada lisan,
setelah benar-benar hafal kemudian di lanjutkan ayat berikutnya.
b. Metode Kitabah
21
Metode Kitabah yaitu orang yang menghafal terlebih dahulu
menulis ayat-ayat yang akan di hafalkan kemudian ayat-ayat itu di baca
hingga lancar dan benar bacaannya, lalu di hafalkan. Dengan metode ini
akan sangat membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan
dalam bayangan.
c. Metode Sama‟i
Metode Sama‟i yaitu seorang penghafal mendengarkan suatu
bacaan untuk di hafalkannya. Metode ini dapat dilakukan dengan dua
alternatif yaitu dengan mendengarkan dari guru yang membimbingnya
dan mendengarkan kaset secara seksama sambil mengikutinya secara
perlahan-lahan.
d. Metode Gabungan
Metode gabungan yaitu gabungan antara metode Wahdah dan
Kitabah yaitu dengan cara setelah selesai menghafal ayat yang di
hafalkan, kemudian mencoba menuliskannya di atas kertas yang telah di
sediakan.
e. Metode Jami‟
Metode Jami‟ yaitu cara menghafal yang dilakukan secara kolektif,
ayat-ayat yang dihafal di baca secara kolektif atau bersama-sama, di
pimpin seorang Instruktur. Dimana Instruktur itu membacakan satu atau
beberapa ayat, dan santri menirukan secara bersama-sama.
Perlakukanlah anak didik dengan metode yang baik sesuai dengan bakat
dan kepekaannya. Dan yang terpenting adalah membuat rasa senang dan
nyaman anak ketika menghafal. Untuk itu seorang guru atau ustadz
harus pandaipandai mengembangkannya dalam rangka mencari
alternatif terbaik untuk menghafal Al-Qur‟an. (Dewi, t.t, hlm. 33)
4) Strategi Menghafal Al-Qur‟an
22
Untuk membantu mempermudah membentuk kesan dalam ingatan
terhadap ayat-ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi menghafal yang
baik. Ada beberapa strategi yang digunakan dalam menghafal Al-Qur‟an,
yaitu:
a. Strategi pengulangan ganda
Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup hanya
dengan sekali proses menghafal saja, namun penghafalan itu harus
dilakukan berulang-ulang.
b. Tidak beralih pada ayat-ayat berikutnya, sebelum ayat yang sedang
dihafal benar-benar hafal.
Pada umumnya, kecenderungan seseorang dalam menghafal Al-
Qur‟an ialah cepat-cepat selesai, atau cepat mendapat sebanyak-
banyaknya, dan cepat mengkhatamkannya. Sehingga ketika ada ayat-
ayat yang belum dihafal secara sempurna, maka ayat-ayat itu dilewati
begitu saja, karena pada dasarnya ayat-ayat tersebut lafadznya sulit
untuk dihafal, ketika akan mengulang kembali ayat tersebut,
menyulitkan sendiri bagi penghafal. Maka dari itu usahakan lafadz harus
yang dihafal harus lancar, sehingga mudah untuk mengulangi kembali.
c. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalkannya dalam satu kesatuan
jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya Untuk mempermudah
proses ini, maka memakai Al-Qur‟an yang disebut dengan Al-Qur‟an
pojok akan sangat membantu. Dengan demikian penghafal akan lebih
mudah membagi sejumlah ayat dalam rangka menghafal rangkaian ayat-
ayatnya.
d. Menggunakan satu jenis mushaf
Di antara strategi menghafal yang banyak membantu proses
menghafal Al-Qur‟an ialah menggunakan satu jenis mushaf, walaupun
23
tidak ada keharusan menggunakannya. Hal ini perlu diperhatikan,
karena bergantinya penggunakaan satu mushaf kepada mushaf lain akan
membingungkan pola hafalan dalam bayangannya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa aspek visual sangat mempengaruhi dalam
pembentukan hafalan baru.
e. Memahami (pengertian) ayat-ayat yang dihafalnya
Memahami pengertian, kisah atau asbabun nuzul yang terkandung
dalam ayat yang sedang dihafalnya merupakan unsur yang sangat
mendukung dalam mempercepat proses menghafal Al-Qur‟an.
f. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa
Ada beberapa ayat yang hampir sama, di mana sering terbolak-
balik. Kalau penghafal tidak teliti dan tidak memperhatikan, maka dia
akan sulit menghafalkannya.
g. Disetorkan pada seorang pengampu
Menghafal al-Qur‟an memerlukan adanya bimbingan yang terus
menerus dari seorang pengampu, baik untuk menambah setoran hafalan
baru, atau untuk takrir, yakni mengulang kembali ayat-ayat yang telah
disetorkannya terdahulu. Dengan strategi mengahafal yang baik dalam
proses pembelajaran menghafal Al-Qur‟an maka tujuan pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an tercapai.
5) Alat dan Sumber Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an
Alat pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam proses
pembelajaran guna membantu untuk mencapai suatu tujuan dari proses
pembelajaran tersebut. Sumber adalah sesuatu yang dapat digunakan
sebagai tempat dimana bahan pengajaran itu didapat atau asal untuk belajar
seseorang.
24
Alat dan sumber pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
Tahfizul Qur’an di antaranya adalah alat multimedia seperti: (a)
komputer/laptop beserta infocus; (b) televisi dan VCD Player; (c) Tape dan
kaset atau CD; (d) Proyektor atau OHP. Buatlah bagan, dengan
menggunakan power point untuk diproyeksikan lewat infocus atau
ditransparansi untuk diproyeksikan melalui OHP, namun jika tidak ada bisa
langsung dengan dibuatkan di papan tulis.
Jika tidak ada, guru dapat memanfaatkan papan tulis dan beberapa
spidol dengan bermacam warna. Alat penutup untuk menutupi teks
arabnya, dapat menggunakan penggaris kayu atau kertas. Untuk sumber
pembelajarannya gunakanlah mushaf Juz amma atau Mushaf bahriah, yang
sangat praktis digunakan saat menghafal Al-Qur‟an.
5. Konsep Dasar Program
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang,
sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara mempunyai suatu program.
Suharismi Arikunto (sebagaimana dikutip oleh Abdul Hamid, 2013)
mengemukakan program sebagai berikut: “program adalah sederetan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu”.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi program kegiatan yang tidak
direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program, dari definisi
manajemen dan program tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
manajemen program adalah suatu pengaturan dan pengelolaan terhadap sederetan
acara atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok
organisasi, lembaga bahkan Negara.
a. Macam-macam Program
Macam atau jenis program dapat berbagai macam bentuk jika ditinjau
dari berbagai macam aspek diantaranya sebagai berikut:
25
1) Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah
seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.
2) Jenis, ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan sebagainya.
Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.
3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan program
jangka panjang.
4) Keluasan, ada program sempit dan program luas. Program sempit hanya
menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas menyangkut
banyak variabel.
5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil
hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar
dilaksanakan oleh orang banyak.
6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program
penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal
yang vital, sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.
b. Tujuan Program
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses
pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan
oleh Suharsimi Arikunto (sebagaimana dikutip oleh Abdul Hamid, 2013)
bahwa tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat
perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan tidak
bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.
Tujuan menentukan apa yang diraih, tujuan program dibagi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya menunjukkan output
dari program jangka panjang sedangkan tujuan khusus outputnya
menunjukkan jangka pendek.
Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak terlepas dari
kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran
yang akan dilaksanakan dalam suati kegiatan. Menurut S. Nasution
26
(sebagaimana dikutip oleh Abdul Hamid, 2013) bahwa kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang
harus diakui untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
c. Evaluasi Program
Untuk mengetahui sampai sejauh mana hasilyang telah dicapai oleh
program, maka haruslah melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan
untuk mengukur dan menilai keberhasilan dari suatu program atau kegiatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting, karena dengan evaluasi kita dapat mengukur
dan menilai sesuatu sehingga kita bisa menilai dari sesuatu tersebut berhasil
atau tidak.
6. Konsep Manajemen Program
Manajemen program adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek
yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen program menggunakan
pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertical maupun horizontal.
Dari definisi di atas terlihat bahwa konsep manajemen program mangandung
hal-hal pokok sebagai berikut:
a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya
perusahaan yang berupa manusia, dana dan material.
b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah
digariskan secara spesifik, ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan
yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian.
c. Memakai pendekatan sistem (system approach to management)
d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal disamping hirarki vertikal.
Kegiatan program adalah suatu paket/rangkaian kegiatan, yang dilakukan
dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya tertentu, dan untuk
mencapai sasaran tertentu (yang telah digariskan dengan jelas).
27
Program dalam manajemen suatu kegiatan yang bersifat temporer untuk
menghasilkan suatu produk atau layanan bersifat unik. Temporer artinya tidak
terus menerus (rutin) jelas tujuannya. Suatu produk atau layanan manajemen
program diperlukan:
a. Supaya target tercapai
b. Ingin melakukan perubahan atau development
c. Memerlukan kecepatan (not business as usual)
d. Ketika dibutuhkan lintas sektoral, karena tidak dapat dilakukan melalui
birokrasi yang ada
e. Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategic.
Sedangkan tahapan dalam manajemen program adalah:
a. Tahap identifikasi (inisiasi = tahap memilih/seleksi program)
b. Desain (perencanaan, pendanaan dan penganggaran)
c. Implementasi/pelaksanaan (organisasi, penjadwalan dan mobilisasi sumber
daya)
d. Evaluasi
e. Audit program
f. Terminasi atau penutupan program
Dapat diuraikan bahwa proses manajemen program dimulai dari kegiatan
perencanaan hingga pengendalian yang didasarkan atas input-input seperti tujuan
dan sasaran program, informasi dan data yang digunakan, serta penggunaan
sumber daya yang benar dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Dalam proses sesungguhnya, pemimpin dalam lembaga mengelola dan
mengarahkan segala perangkat dan sumber daya yang ada dengan kondisi
terbatas, tetapi berusaha memperoleh pencapaian paling maksimal yang sesuai
dengan standar kinerja program dalam hal biaya, mutu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk mendapatkan produk akhir yang maksimal, segala macam
kegiatan pada proses manajemen program direncanakan dengan sedetail dan
28
seakurat mungkin untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan, dan bila ada
tindakan koreksi dalam proses selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak
terlalu banyak.
Dapat penulis simpulkan bahwa manajemen program tahfidz qur‟an adalah
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya
manusia untuk mencapai sasaran tahfidz qur‟an jangka pendek yang telah
ditentukan.
B. Studi Relevan
Kajian pustaka merupakan telaah terhadap karya terdahulu. Kajian pustaka
pada dasarnya digunakan untuk memperoleh suatu informasi tentang teori-teori
yang ada kaitannya dengan judul penelitian dan digunakan untuk memperoleh
landasan teori ilmiah.
Dalam tinjauan pustaka ini peneliti juga akan mendeskripsikan beberapa
penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun
karya-karya skripsi tersebut adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh “Ulfatun Ni‟ mah” pada tahun 2009 yang
berjudul “Telaah Psikologis Tahfidzul Qur’an Anak Usia 6-12 Tahun Di
Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur'an kudus” yang membahas tentang Keadaan
psikologis anak usia 6-12 tahun di pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an anak-
anak Kudus. Keterkaitan penelitian dengan skripsi ini adalah tentang
bagaimana cara memanaj suatu pembelajaran Tahfidzul Qur’an supaya dapat
diterima oleh anak-anak dan tidak menggangu keadaan psikologis mereka.
Dengan pembelajaran Tahfidzul Qur’an yang cocok untuk usia anak-anak
dapat menghafal Al Qur‟ an dengan cepat, selain itu prestasi belajar mereka
di mata pelajaran yang lain juga tidak menurun.
2. Penelitian yang dilakukan oleh “Nur Arif” yang berjudul “Peran Guru
(Ustadz Qur’an Dan Murobbi) Dalam Pembelajaran Tahfidz Qur’an Bagi
29
Anak Yatama di Pondok Pesantren Huffadz Yanbuul Qur’an Kanak-Kanak
Kudus” pada tahun 2008. Dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana
peranan guru dalam proses pembelajaran menghafal Al Qur‟an di Pondok
Pesantren Huffadz Yanbuul Qur‟an Kanak-Kanak Kudus. Dengan peranan
seorang guru atau ustadz dalam mengelola pembelajaran dengan baik,
sehingga para santri di sana dapat menghafal Al Qur‟an dengan cepat.
3. Penelitian yang dilakukan oleh “Muhammad Hafidz” pada tahun 2017 yang
berjudul “Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Ar-
Riyadh 13 Ulu Palembang” yang membahas tentang bagaimana pelaksanaan
program Tahfidz Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Ar-Riyadh 13 Ulu
Palembang dan faktor pendukung serta faktor penghambat dalam
pelaksanaannya. Dengan menjalankan program secara terstruktur maka
menjadikan siswa lebih efektif dan efisien dalam meghafal.
Dari telaah pustaka yang telah dilakukan, penulis ingin mengemukakan
bahwa penelitian ini (yang dilaksanakan) berbeda dengan penelitian yang telah
disebutkan di atas dan belum ada yang mengulasnya, yang membedakan adalah
fokus kajian, tempat dan waktu penelitian serta tujuan dari penelitian ini yakni
dari manajemen program Tahfidz Qur‟an. Oleh karena itu penulis berpendapat
bahwa penelitian ini layak diangkat.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan ini menggunakan metode kualitatif, penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari
suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya.
Peneliti mengiterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan
sekeliling dan bagaimana makna tersebut memengaruhi perilaku mereka. Penelitian
dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistick) bukan hasil perlakuan
(treatment) atau manipulasi variabel yang dilibatkan. (Imam, 2015, hlm.85)
Penelitian yang penulis lakukan melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan
metode interaktif (studi kasus). Deskriptif kualitatif yaitu memaparkan masalah atau
temuan di lapangan sesuai dengan yang terjadi (apa adanya), dengan objek penelitian
yaitu Pengembangan Program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari.
Berdasarkan fokus dan tujuan penelitian yang penulis kemukakan di atas, maka
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (objek itu sendiri). Pada penelitian
kualitatif, data yang dikumpul umumnya berbentuk kata-kata, gambaran-gambaran
dan kebanyakan bukan berbentuk angka-angka.
Peneliti mengadakan pengamatan atau wawancara langsung terhadap objek atau
subjek penelitian, oleh karena itu peneliti terjun langsung kelapangan dan terlibat
langsung. Tujuan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif pada penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,
mengendalikan dan menilai Pengembangan Program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
31
Peneliti berusaha mengkaji secara mendalam dan terperinci dari suatu konteks,
penelitian ini dilakukan untuk meneliti tentang Manajemen Pengembangan Program
Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting dalam suatu penelitian dapat dipahami sebagai suatu keadaan atau
tempat dimana subjek berdomisili, yang turut mempengaruhi dan berhubungan
dengan kegiatan, peristiwa dan sebagainya, penelitian ini bertempat di SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
Pemilihan lokasi penelitian pada SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari ini atas dasar sebagai berikut: pertama,
sekolah tersebut tidak beberapa jauh dari tempat tinggal sekarang. Kedua, bahwa
sepengetahuan penulis belum ada peneliti lain yang meneliti tentang
Pengembangan Program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang hal-hal
yang diteliti atau orang yang banyak memberikan informasi, sekaligus paham
dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi, tenaga pendidik dan siswa. Subjek
penelitian tersebut juga disebut sebagai informasi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a) Data Primer
Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti umumnya
dari hasil observasi terhadap situasi sosial atau diperoleh dari tangan pertama
atau subjek (informan) melalui proses wawancara. (Moleong, 2011, hlm.100)
32
Data primer yang dimaksud penulis disini adalah data tentang
Pelaksanaan Program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari.
b) Data Skunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik dari pihak pengumpul data maupun oleh pihak lain
atau data pendukung yang sangat diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh
dengan cara melakukan pencatatan dengan dokumen-dokumen. (Abdul
Manab, 2015, hlm.202)
Oleh karena itu, data skunder yang penulis maksud adalah data yang
diperoleh dari data yang sudah terdokumentasi yang ada hubungannya dengan
pembahasan judul proposal ini, adapun data skunder yang dimaksud ialah
sebagai berikut:
(1) Historis dan geografis SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari.
(2) Struktur organisasi sekolah
(3) Keadaan sarana dan prasarana di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari.
2. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari mana
data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan Sumber data adalah subjek dari
mana data diperoleh. Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a) Kepala sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari.
b) Tenaga pengajar serta kejadian dan peristiwa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
33
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2015, hlm.308).
1. Observasi
Patton (2001) yang berpendapat bahwa observasi merupakan metode
pengumpilan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Untuk memberikan data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai
metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan
yang memadai, serta mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap. (Imam, 2015,
hlm.143-144) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data. Dengan metode ini penelitian mempergunakan untuk melihat secara
langsung atau hal-hal yang berkaitan dengan gambaran umum tentang
pengembangan program SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari.
2. Wawancara
Teknik wawancara yaitu pertemuan langsung yang direncanakan antara
pewawancara yang diwawancarai untuk saling bertukar pikiran, guna mamberikan
atau menerima informasi tertentu yang diperlukan dalam penelitian. (Sukardi,
2013, hlm.49)
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu yang
berbentuk tulisan, gambar atau karya, monumental dari seseorang. (Sugiyono,
2007, hlm.82) Data-data dokumentasi yang diteliti adalah: historis dan geografis,
struktur organisasi, sarana prasarana, jumlah guru dan jumlah siswa SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan (Sofian Effendi & Tukiran, 2014, hlm.250)
34
Analisis data dilapangan model Miles and Huberman mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
yaitu data reduction (reduksi data), display (penyajian data) dan conclusion
drawing/verification (penarikan kesimpulan).
1. Reduksi Data
Data reduksi diartikan sebagai peroses, pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan
lapangan (Hamid Patilima, 2007:96). Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan terperinci.
Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu maka perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan
(Sugiyono, 2014, hlm.247)
2. Penyajian Data
Data penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, flowchart atau dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami (Sugiyono,
2014, hlm.249)
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas,
dapat hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2014,
hlm.253)
35
F. Teknik Keabsahan Data
Guna mendapatkan data yang kredibel, peneliti berpedoman pada Moleong,
yang mengelompokkan teknik pencapaian kredibilitas menjadi 1) perpanjangan
waktu tinggal di lokasi penelitian, 2) mengadakan observasi secara tekun (Persistent
Observation). 3) menguji secara triangulasi, 4) mengadakan analisis kasus negatif
(negative case analysis), 5) mengadakan pengecekan data (member chek), 6)
mengadakan diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing) dan 7) mengadakan
pengecekan dan kecukupan referensi (referential adequacy checks). (Moleong, 2010,
hlm.327-333).
Penelitian ini hanya menggunakan tiga dari beberapa taknik di atas, yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan penelitian akan memungkinkan peningkatan
kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini disebabkan karena:
a. Dapat mempelajari kebudayaan pada lokasi penelitian sehingga dapat menguji
benar atau tidaknya informasi yang dikumpulkan
b. Dapat mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data
c. Membangun kepercayaan pada subjek terhadap peneliti dan peneliti sendiri
d. Perpanjang keikutsertaan ini dapat dilakukan oleh peneliti karena lokasi
penelitian yang dekat dengan peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
Situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi Data
Ada teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data itu. Denzin dalam buku Moleong membedakan triangulasi sebagai
berikut:
a. Triangulasi dengan sumber
36
Membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
b. Triangulasi dengan metode
Menurut Patton dalam buku Moleong dua strategi yaitu:
1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa
teknik pengumpulan data
2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.
c. Triangulasi dengan peneliti
Memanfaatkan peneliti atau pengemat lainnya untuk keperluan pengecekan
kembali derajat kepercayaan data
d. Triangulasi dengan teori
Berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaan dengan satu atau beberapa teori.
G. Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitiam dibagi menjadi tiga tahapan yang meliputi sebagai berikut:
1. Penyusunan proposal dan pengajuan proposal, penunjukan dosen pembimbing,
perbaikan seminar proposal serta pengurusan izin riset.
2. Pengumpulan data di lapangan sejalan dengan analisis data tahapan awal.
3. Analisis lanjutan, penyusunan laporan penelitian, penulisan laporan akhir,
pengadaan dan memperbanyak laporan dan selanjutnya untuk diujikan.
37
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah
Yayasan Amir Ash-Shiddiiqi mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu
Ash-Shiddiiqi pada tahun 2007. Alhamdulillah, saat ini SD IT Ash-Shiddiiqi
mempunyai Akreditasi A. Pada tahun pelajaran 2017/2018 telah tercatat 19 kelas
dengan 550 siswa yang bersekolah di SD IT Ash-Shiddiiqi dengan konsep FULL
DAY SCHOOL.
Kami Yayasan Ash-Sdhiddiiqi menyadari bahwa anak pada usia sekolah
sangat rentan dengan pengaruh lingkungan yang saat ini kurang kondusif untuk
pertumbuhan generasi masa depan, seperti banyaknya anak-anak yang
menghabiskan waktu dengan gadget, menonton TV, bermain game online hingga
pergaulan bebbas dan pemakaian obat-obatan terlarang.
Maka Yayasan Ash-Shiddiiqi telah membuka SMP-IT dengan
konsep Boarding School (sekolah berasrama) pada tahun 2014. Dan saat ini,
SMP IT Ash-Shiddiiqi memiliki 14 rombongan belajar, sedangkan SMA IT Ash-
Shiddiiqi memiliki 2 rombongan belajar. SMP- SMA IT Ash-Shiddiiqi
membuka PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) Tahun Pendidikan 2018/2019
dengan SMP menerima 6 kelas, SMA 2 kelas. Masing-masing kelas berisi 30
siswa/i.
SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari sejak
awal berdiri pada tahun 2014 hingga sekarang tahun 2019 telah mengalami tiga
kali pergantian kepala madrasah. Pemimpin adalah orang-orang yang
menentukan tujuan, motivasi dan tindakan kepada orang lain. Pemimpin adalah
orang yang memimpin. Pemimpin dapat bersifat resmi (formal) dan tidak resmi
(non formal). Pemimpin resmi diangkat atas dasar surat keputusan resmi dari
orang yang mengangkatnya dan biasanya mendapat gaji, sedangkan pemimpin
tidak resmi diangkat tanpa surat keputusan dan biasanya tanpa gaji. Seseorang
38
dapat diangkat sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari anggota
lainnya. Kelebihan itu ada yang berasal dari dalam dirinya dan ada pula yang
berasal dari luar dirinya. Kelebihan dari dalam dirinya ia memiliki bakat sebagai
pemimpin dan memiliki sifat- sifat pemimpin yang efefktif‟. Kelebihan dari luar
diri karena ia dikenal dan hubungan baik dengan yang sedang berkuasa, punya
banyak teman, dari keturunan orang yang kaya atau turunan bangsawan atau
penguasa. Pergantian tersebut dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 2
Pergantian Masa Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
No Nama Kepala Madrasah Tahun
1 Ery 2014-2016
2 Ir. Antiyosefa 2016-2017
3 Rita Fitria. S.E 2017 Sampai saat ini
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa kepala sekolah pertama SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari Bapak Ery menjabat
Kepala Sekolah selama 2 tahun, Bapak Ir. Antiyosefa menjabat Kepala Sekolah
selama 1 tahun, dan selanjutnya Ibu Rita Fitria. S.E menjabat sebagai Kepala
Sekolah pada Tahun 2017 sampai pada saat ini. (Dokumentasi, 04 Maret 2019).
2. Letak Geografis
Secara geografis SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari terletak di Jl. Lintas Jambi Muaro Bulian KM 36 Kelurahan
Jembatan Mas, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi.
(Dokumentasi, 04 Maret 2019).
3. Visi dan Misi dan Terget
a. Visi
39
Visi adalah merupakan suatu pandangan jauh kedepan, visi adalah daya
pandang jauh kedepan, mendalam dan luas yang merupakan daya pikir abstrak
yang memiliki kekuatan maha dahsyat dan dapat menerobos segala batasan
batasan fisik, waktu dan tempat. Dengan demikian Visi dari SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari adalah “Melahirkan
calon-calon pemimpin dambaan ummat yang cerdas sholeh, kreatif
dan berkepribadian matang dan Menjadi Lembaga Pendidikan Yang
Profesional”
b. Misi
Misi pendidikan adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh lembaga
pendidikan untuk mencapai visi yang diinginkan. Misi juga bisa diartikan
pekerjaan apa yang harus kita lakukan terlebih dahulu untuk mencapai visi
serta akan berusaha dengan berbagai cara untuk mencapainya. Misi berfungsi
sebagai penjelas atau penerang mengapa sekolah itu ada, apa yang hendak
dilakukan sekolah itu, dan bagaimana melakukannya. Jika misi telah
ditetapkan dengan bik dalam sebuah lembaga pendidikan maka diharapkan
seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal sekolah dan
mengatahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan di peroleh
dimasa mendatang. Sejalan dengan hal tersebut, maka visi SMP IT Ash-
Shiddiiqi adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan pendidikan yang islami
b. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai islam dalam kehidupan
sehari-hari
c. Memotivasi, membimbing, dan melatih anak untuk berprestasi
d. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang terpadu antara ilmu
umum dan ilmu agama secara modern, dinamis dan disiplin tinggi
e. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang islami, bersemangat dan
berkompetisi tinggi
40
f. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang tepat dan memuaskan,
dengan sumber daya yang berkualitas
g. Melahirkan kader-kader ulama yang cendikiawan, ilmuwan dan
berakhlak mulia
c. Target
a. Diterimanya lulusan SMP IT Ash-Shiddiiqi di Perguruan Tinggi
berkualitas, baik di dalam maupun di luar negeri(> 90%)
b. Diperolehnya prestasi yang baik bagi lulusan SMP IT Ash-Shiddiiqi
selama di perguruan tinggi.
c. Terciptanya kehidupan yang religius melalui prilaku yang ikhlas, mandiri,
sederhana, ukhuwah, dan bebas berkreasi.
4. Struktur Organisasi
Struktur organinasi adalah personil yang bergabung dalam suatu organisasi,
melalui struktur organisasi maka dapat dilihat tugas,wewenang dan bidang kerja
yang ada dalam sebuah organisasi tersebut, Struktur juga dapat membentuk
skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang tugas masing-masing
personil, dengan adanya struktur organisasi mempermudah pimpinan untuk
melalukan pengawasan, koordinasi dan juga pengambilan keputusan didalam
sebuah organisasi itu sendiri. Struktur juga rmerupakan sistem formal hubungan
kerja yang dibagi dan mengkoordinasikan hubungan kerja antara satu dengan
lainnya. Struktur organisasi yaitu bentuk dari organisasi secara keseluruhan yang
menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi yang
membagi atas tugas-tugas pokok.
Struktur organisasi dapat diartikan juga sebagai bentuk dalam
berkomunikasi,dengan adanya struktur maka jalur komunikasi dalam sebuah
organisasi akan terarah dan terstruktur serta dapat mengetahui fungsi dan
pekerjaan dari setiap bidang atau jabatan yang diembankan kepada seseorang.
41
Demikian pula halnya dengan SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari dipimpin oleh Rita Fitria. S.E dibantu oleh beberapa
WAKA (Wakil Kepala) lainnya, sedangkan proses belajar mengajar langsung
dikelolah oleh para tenaga pendidik, untuk lebih jelas mengenai struktur SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada
struktur ini : Struktur Organisasi dan Tata kelola SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari 2018/2019 (Terlampir)
(Dokumentasi, 04 Maret 2019).
Berdasarkan skema struktur organisasi di atas, dapat di pahami bahwasannya
jelas bahwa dalam sebuah organisasi lembaga pendidikan khususnya, peranan
kepala Sekolah sangat penting dalam menentukan arah dan jalannya sebuah
lembaga pendidikan itu sendiri, kepala sekolah menjadi leader/pemimpin yang
dapat mengarahkan bawahannya untuk dapat bekerjasama dalam mencapai visi
dan misi sekolah. Akan tetapi, kelancaran pelaksanaan kegiatan yang ada di
lembaga itu harus ada kerjasama yang baik guna dapat mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari terdapat Struktur Organisasi yang memiliki tanggung jawab yang
berbeda.
5. Keadaan Tenaga Pendidik Serta Karyawan
Tenaga pendidik merupakan unsur terpenting dalam keseluruhan sistem
pendidikan. Guru juga sebagai pendidik yang menjadi sumber pengetahuan bagi
peserta didik, karena guru yang mentransfer pengalaman dan pengetahuannya
secara langsung baik teori maupun praktek pada proses belajar mengajar.
Karyawan atau tenaga kependidikan merupakan unsur pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan, karena peran tenaga kependidikan sangat
diperlukan demi berlangsungnya seluruh kegiatan pendidikan di sekolah. Seluruh
tenaga kependidikan menjalankan masing-masing tugasnya demi tercapainya
tujuan pendidikan yang ditetapkan suatu lembaga pendidikan.
42
Adapun keadaan guru serta Karyawan di SMP IT Ash-Shiddiiqi adalah
sebagai berikut:
Tabel 3
Keadaan Guru dan Karyawan SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari
Tahun Pelajaran Laki-Laki Perempuan Jumlah
2014/2015 3 orang 4 orang 7 orang
2015/2016 13 orang 11 orang 24 orang
2016/2017 19 orang 19 orang 38 orang
2017/2018 27 orang 32 orang 59 orang
2018/2019 40 orang 63 orang 103 orang
Berdasarkan tabel 2 dapat dipahami bahwa jumlah tenaga pendidik dan
karyawan dari tahun ke tahun meningkat. Untuk tahun 2018/2019 dengan rincian
yaitu 103 orang dengan rincian Laki-laki 40 orang dan Perempuan 63 orang.
Dengan demikian seluruh tenaga pendidik dan karyawan SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari yaitu berjumlah 103 orang.
(Dokumentasi, 04 Maret 2019).
6. Keadaan siswa
Siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi
yang ada dari diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Baik
dengan pendidikan formal ataupun nonformal, kepada jenjang pendidikan dan
juga jenis pendidikan tertentu.
Siswa merupakan organism yang unik yang berkembang sesuai dengan
tahap-tahap perkembangannya. Perkembangan anak ialah perkembangan seluruh
aspek dari kepribadiannya. Tetapi dengan tempo dan irama dari perkembangan
masing-masing anak kepada setiap aspek tidaklah selalu sama.
43
Hal yang sama adalah siswa juga bisa dikatakan sebagai kelompok orang
dengan usia tertentu yang belajar dengan baik secara kelompok ataupun
perorangan. Siswa juga bisa dikatakan sebagai ataupun pelajar, ketika berbicara
siswa tentu fikiran kita akan tertuju pada lingkungan sekolah, baik sekolah dasar
ataupun menengah.
Tabel 4
Keadaan Siswa Dilihat dari Rekapitulasi Penerimaan Siswa Baru Tahun
Ajaran 2014/2019
Tahun Pelajaran Laki-Laki Perempuan Jumlah siswa
2014/2015 29 20 49
2015/2016 56 34 90
2016/2017 120 99 219
2017/2018 169 178 347
2018/2019 219 243 462
Berdasarkan tabel 3 dapat dipahami bahwa jumlah keseluruhan siswa SMP
IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari pada Tahun
2018/2019 yaitu 462 orang rincian Laki-laki 219 orang dan Perempuan 462
orang (Dokumentasi, 04 Maret 2019).
7. Keadaan sarana dan Prasarana
sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai
makna dan tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008). Sebagai contoh: sarana
pendidikan diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, misalkan
buku, tas, pulpen, komputer, dll. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2008).
Tabel 5
44
Keadaan ruang belajar SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari
Keadaan Jumlah Luas
Baik 18 ruangan 10 x 56 M2
Rusak Ringan 0 ruangan 0 M2
Rusak Berat 0 ruangan 0 M2
Jumlah 18 ruangan 10 x 56 M2
Berdasarkan tabel 4 di atas ruangan belajar di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari dalam keadaan baik dengan
jumlah 18 ruangan dan luas 10 x 56 M2. (Dokumentasi, 04 Maret 2019)
Tabel 6
Jenis ruangan SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari
Nama Ruangan Ada Tidak Ada
Ruang Guru
Ruang Kepsek
Ruang Tata Usaha
Perpustakaan
Musholla
BP
Ruang Osis
Ruang UKS
Labor IPA
Labor Fisika
Labor Biologi
Labor Bahasa
Labor IPS
45
Labor Komputer
Labor Multimedia
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat ruangan yang dimiliki oleh di SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari sudah lengkap.
Namun labor yang belum lengkap, hanya ada 2 labor yaitu komputer dan IPA.
(Dokumentasi, 04 Maret 2019).
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Temuan Khusus
a) Proses Manajemen Program Tahfidz Qur’an di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Manajemen program adalah sebuah kegiatan yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta evalusasi yang bertujuan
untuk terlaksananya semua program-program yang telah ada di sebuah
sekolah. Berkaitan dengan pemahaman manajemen program Suharismi
Arikunto (sebagaimana dikutip oleh Abdul Hamid, 2013) manajemen program
adalah suatu kegiatan merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
pendek yang telah ditentukan. Proses manajemen program dimulai dari
kegiatan perencanaan hingga pengendalian yang didasarkan atas input-input
seperti tujuan dan sasaran program, informasi dan data yang digunakan, serta
penggunaan sumber daya yang benar dan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan.
Temuan dilapangan terlihat bahwa manajemen program tahfidz qur‟an di
SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari yaitu
proses program kegiatan sekolah terbukti telah terlaksana sesuai dengan
tujuan yang diinginkan yaitu program kegiatan yang dilakukan di dalam
46
sekolah dalam rangka memberikan bekalan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang mengantarkan anak didik untuk memasuki gerbang
pendidikan selanjutnya, serta siap menjadi kader dakwah dan pemimpin
perubahan. Melalui penghafalan tersebut siswa/i dapat melatih keterampilan
kognitif, afektif dan psikomotorik meraka. Semua program yang telah
dilakukan tentu telah mendapatkan dukungan dan persetujuan dari setiap wali
murid dan guru-guru yang ikut serta dalam pelaksanaan program tersebut
(observasi, 4 Maret 2019)
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kepala Sekolah SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, sebagai berikut:
Manajemen program tahfidz qur‟an yang ada di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari sama dengan program-
program tahfidz qur‟an yang ada pada sekolah lainnya hanya saja yang
membedakan yaitu program tahfidz ini masuk ke dalam program
unggulan sekolah dengan nama Quantum Tahfidz ash-Shiddiiqi yaitu
percepatan penghafalan al-qur‟an selama 3 bulan, kemudian disetorkan
setelah sholat maghrib sampai isya, dan dievaluasi seminggu sekali.
Program yang ada disekolah ini sudah dirancang dan dibuat dari awal
berdirinya sekolah, untuk mencapai terlaksananya program kita selalu
menanamkan kepada anak bahwa ikhtiar dan usaha yang dilakukan tidak
terlepas dari bantuan Allah SWT dan orang tua, setiap melakukan sesuatu
hendaknya harus memiliki restu dari orang tua. (wawancara, 5 Maret
2019).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh orang tua murid, sebagai berikut:
Program tahfidz yang ada di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari ini berjalan dengan baik, setiap
melakukan kegiatan seperti khataman ataupun lomba pihak sekolah akan
mengundang dan meminta persetujuan orang tua (wawancara, 12 Maret
2019).
1. Perencanaan
Penerapan fungsi manajemen yang pertama yaitu perencanaan,
perencanaan merupakan hal yang penting dalam sebuah kegiatan.
47
Pelaksanaan program kegiatan sekolah akan lebih terarah jika dilakukan
dengan perencaan yang baik. Perencanaan merupakan jembatan dalam
sebuah organisasi yang menghubungkan antara program dan pelaksanaan.
Segala perencanaan program kegiatan di sekolah memang harus
direncanakan sebaik mungkin agar tujuan yang ingin dicapai dapat
terlaksana dengan baik.
Temuan dilapangan terlihat bahwa perencanaan program kegiatan
tahfidz qur‟an direncanakan dengan mengadakan rapat setiap tahun ajaran
baru yang diadakan bersama kepala yayasan, kepala sekolah, guru beserta
staf tata usaha dan komite sekolah. Rapat ini diadakan untuk merencanakan
program atau memperluas program kegiatan. (observasi, 4 Maret 2019)
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, sebagai
berikut:
Dalam proses perencanaan program kegiatan tahfidz qur‟an, saya
selaku Kepala Sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari harus mempersiapkan segala sesuatu dengan
matang berkenaan dengan hal apa saja yang akan dibutuhkan untuk
kegiatan tersebut, program ini telah diadakan dari awal berdirinya
sekolah namun diadakan lagi setiap tahun ajaran baru bersama para
guru dan wali murid untuk melakukan perluasan program. Dalam
program tahfidz qur‟an ini telah dibentuk ketua sekaligus anggota yang
akan menjadi penanggung jawab (musyrif) terhadap terlaksananya
kegiatan program tersebut. (wawancara, 5 Maret 2019).
Tidak hanya persiapan yang matang oleh kepala sekolah namun
perencanaan yang dilakukan juga mempunyai dasar yang jelas yaitu
diadakannya pembekalan materi tentang apa saja yang akan didapatkan
oleh siswa/i dari kegiatan tahfidz qur‟an ini. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Penanggung Jawab tahfidz qur‟an SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, sebagai berikut:
48
Perencanaan program tahfidz yang kita lakukan di SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari memberikan
muatan kepada siswa tentang bagaimana cara membaca serta
menghafal al-qur‟an dengan baik, bukan hanya itu program ini juga
memberikan efek bagaimana agar akhlak terhadap al-qur‟an dan
akhlak ketika telah mejadi penghafal qur‟an. Ya intinya tujuan dari
perencanaan program ini adalah memperbaiki akhlak serta ketakwaan
penerus bangsa terhadap Sang Pencipta (Allah SWT). (wawancara, 20
Maret 2019).
Sepaham dengan yang diungkapkan oleh salah seorang guru tahfidz
qur‟an SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari:
Setiap perencanaan membutuhkan persiapan yang matang, setelah
program tahfidz qur‟an ini direncanakan, kami para guru harus
mempersiapkan apapun itu seperti, alat pendukung peserta didik untuk
belajar dan menghafal, waktu dan tempat, serta materi yang akan
disampaikan nantinya serta memberikan motivasi-motivasi yang dapat
mendukung minat belajar mereka. (wawancara, 20 Maret 2019).
Berdasarkan uraian di atas perencanaan yang dilakukan SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari sudah dapat
terlaksana dengan tujuan yang diharapkan karena perencanaan
dilaksanakan dengan mempersiapkan segala yang dibutuhkan dalam
program kegiatan tahfidz qur‟an tersebut dengan cara menentukan ketua
beserta anggota yang akan menghendel setiap kegiatan tahfidz qur‟an,
mempersiapkan alat pendukung pembelajaran, waktu dan tempat serta
materi yang akan diberikan. Dalam perencanaan tentu tidak hanya hasil
kerja dari penanggung jawab kegiatan program tahfidz melainkan kerja
sama seluruh anggota sekolah mulai dari kepala yayasan, kepala sekolah
dan guru.
2. Pengorganisasian
Sebuah organisasi merupakan kumpulan dari beberapa individu yang
memiliki satu tujuan bersama untuk mencapai sebuah tujuan yang telah
49
ditentukan. Organisasi merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh
sekumpulan individu yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan
sebuah kegiatan. Oleh karena itu dalam sebuah organisasi harus
menetapkan sebuah pekerjaan berdasarkan pada keahlian yang dimiliki
seseorang, dengan demikian pekerjaan yang dilakukan dapat membuahkan
hasil yang maksimal.
Temuan di lapangan terlihat bahwa di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari dalam pengorganisasian
suatu kegiatan sudah ditetapkan siapa saja yang menjadi penanggung
jawab, melibatkan orang yang mempunyai keahlian dibidangnya. Namun
sekolah ini masih kekurangan orang yang ahli dalam tahfidz qur‟an, terlihat
dalam kegiatan muroja‟ah atau mengulang-ngulang hafalan para muhafidz
kewalahan dalam menghendel siwa. (observasi, 18 Maret 2019).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, sebagai berikut:
Pengorganisasian yang ada pada program kegiatan tahfidz qur‟an di
SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
yaitu dibentuk setelah adanya perekrutan tenaga pendidik yang
diadakan setiap awal tahun, kemudian yang mendaftarkan diri untuk
menjadi guru tahfidz akan diseleksi baca tulis qur‟an, setelah lulus
guru tersebut akan dikarantina atau mengikuti setiap tahapan tahfidz
selama satu bulan. Sekolah bukan hanya mencari guru yang berpotensi
dalam bidang pengetahuan namun juga seorang guru yang bisa
memotivasi siswa agar manjadi lebih baik lagi serta mampu
menumbuhkan bakat dan minat siswa. Guru yang mampu melewati
masa karantina diharapkan agar dapat bekerja sama dengan pihak
sekolah untuk mengembangkan hafalan sekaligus mencerdaskan siswa.
(wawancara, 20 Maret 2019).
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa pengorganisasian
yang dilakukan di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari berdasarkan pada penetapan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, namun sekolah masih kekurangan tenaga pendidik dalam
50
bidang tahfidz yang akan mempengaruhi keefektifan dan efesiensi dalam
pembelajaran.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan bukti nyata dari perencanaan yang telah
dibuat. Berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa pelaksanaan
program kegiatan tahfidz qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari sesuai dengan perencanaan yang ada.
Pada pelaksanaan kegiatan siswa bukan hanya mendapatkan pengalaman
bagaimana menghafal secara cepat namun juga diharapkan untuk dapat
memperbaiki akhlak terhadap al-qur‟an dan akhlak ketika telah menjadi
penghafal qur‟an. (observasi, 18 Maret 2019).
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, sebagai
berikut:
Dalam pelaksanaan program kegiatan di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari ini kita lakukan sesuai
dengan perencanaan awal yang telah ditetapkan sebelum sebuah
kegiatan akan dilakukan. Sebelum kita membuat program kegiatan kita
sudah membentuk struktur organisasi atau penanggung jawab program
tahfidz yang akan bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan
tersebut, mempersiapkan alat pendukung peserta didik untuk belajar
dan menghafal, waktu dan tempat, serta materi yang akan disampaikan
nantinya serta memberikan motivasi-motivasi yang dapat mendukung
minat belajar mereka. (wawancara, 20 Maret 2019)
Penanggung Jawab tahfidz qur‟an mengatakan:
Dalam pelaksanaan ini kita menggunakan metode turki yang didapat di
Bogor dalam acara pelatihan yaitu menghafal di akhir halaman
sebanyak dua lembar, misalnya juz 30 terdapat 21 halaman maka siswa
menghafal halaman 21-20, kemudian lanjut ke juz 1 dan begitu
seterusnya. Metode ini untuk menghilangkan rasa bosan pada anak.
(wawancara, 20 Maret 2019).
51
Hal yang serupa diungkapkan oleh guru di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari yaitu:
Pada saat kegiatan berlangung siswa-siswi dengan senang hati
mengikuti semua kegiatan tahfidz qur‟an tersebut, mereka berlomba-
lomba dalam menghafal. Kami sebagai muhafidz sangat senang
melihat hal ini, karena mereka berlomba-lomba dalam kebaikan.
(wawancara, 20 Maret 2019).
Seorang siswa SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari mengatakan bahwa:
Kami sangat senang mengikuti kegiatan tahfidz ini karena merupakan
program langsung dari sekolah, kami pun masuk kesini berdasarkan
niat dari hati dan dorongan dari orang tua. Kami dapat mempelajari
banyak hal terutama menghafal al-qur‟an dan memperbaiki akhlak
kami terhadap al-qur‟an. Kami berlomba-lomba dalam menghafal, jika
ada satu diantara kami lambat dalam menghafal maka kami akan
memberikan semangat kepadanya. (wawancara, 20 Maret 2019).
Salah satu orang tua siswa mengungkapkan bahwa:
Saya selaku orang tua siswa yang bersekolah di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari sangat senang sekali
anak saya bisa bersekolah di sekolah ini karena sekolah yang berbasis
islam mengajari akhlak yang baik sekaligus anak saya bisa menghafal
al-qur‟an, bisa lebih dekat lagi dengan Allah SWT. Pada saat anak
kami lambat dalam menghafal maka para muhafidz akan memberi tau
kami agar kami menanyakan langsung kendala yang menghambat
hafalan mereka dan itu tidak terlepas dari pengawasan para
muhafidznya, namun sebaliknya jika anak cepat menghafal maka
muhafidz akan terus memberikan motovasi agar hafalan mereka
bertambah. (wawancara, 12 Maret 2019).
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan yang telah
dilakukan sesuai dengan perencanaan awal yang telah dibuat. Jadi
pelaksanaan sebuah kegiatan selalu berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa perencanaan yang dibuat
sudah sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan. Begitupun dengan
52
pengorganisasian juga telah melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung
jawab yang telah diberikan. Dengan demikian, pelaksanaan juga dapat
berjalan dengan yang diharapkan.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam sebuah kegiatan yang
menggunakan fungsi-fungsi manajemen. Evaluasi bertujuan mengoreksi,
melihat ulang kegiatan sekolah yang su dah terlaksana dengan baik sesuai
dengan rencana apa yang kurang maksimal. Dalam kegiatan evaluasi ini
akan dapat mengetahui hambatan-hambatan, kendala dan kekurangan yang
terjadi dalam proses pelaksanaan program kegiatan. Dalam evaluasi ini
akan dijadikan tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan akan
diberikan masukan-masukan saat evaluasi pada rapat setelah kegiatan
pelaksanaan selesai.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, sebagai
berikut:
Evaluasi dilakukan agar dapat dinilai sebuah kegiatan itu berjalan
dengan baik atau tidak. Evaluasi dilakukan melalui pengawasan saat
berlangsungnya kegiatan bagaimana siswa bisa menghafal dengan baik
dan cepat serta adab mereka terhadap al-qur‟an. Kemudian laporannya
dibuat oleh para muhafidz yang kemudian diberikan kepada
penanggung jawabnya. (wawancara, 20 Maret 2019).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh penanggung jawab tahfidz
qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari, sebagai berikut:
Evaluasi ini dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu kegiatan
yang telah dilaksanakan. Apakah dapat dikatakan berhasil atau tidak
sehingga dapat dijadikan pedoman untuk kegiatan lainnya. Sebagai
contoh para musyrif akan mengadakan evaluasi satu minggu sekali
untuk mengkoordinir hafalan siswa, apakah semua metode dan strategi
yang telah diterapkan bisa mempermudah mereka dalam menghafal
53
kemudian mereka juga disuruh menulis beberapa ayat yang mereka
hafalkan tadi untuk melihat sejauh mana keberhasilan siswa dalam
menyerap arahan dari muhafidz. (wawancara, 20 Maret 2019).
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa evaluasi dilakukan
untuk menjadi tolak ukur dalam sebuah kegiatan apakah sudah dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi program kegiatan
tahfidz qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari sudah berjalan karena setiap minggu nya musyrif akan
mengevaluasi kegiatan melihat dari bacaan, banyaknya hafalan serta akhlak
siswa terhadap al-qur‟an.
b) Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Manajemen Program
Tahfidz Qur’an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari
Manajemen program di dalam menjalankan program-program kegiatan
siswa tentunya tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat
yang terjadi. Faktor pendukung adalah sesuatu yang dapat menunjang proses
pelaksanaan aktifitas sekolah yang dapat membantu peningkatan kualitas
pendidikan di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari, sementara itu faktor penghambat adalah hal-hal yang menjadi
kendala berjalannya aktifitas sekolah, sebagaimana penulis ketahui melalui
wawancara bersama kepala sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari.
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung program kegiatan tahfidz qur‟an di SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari ada dua
macam yaitu faktor internal seperti visi dan misi sekolah yang memang
menjadi program unggulan sekolah, sedangkan faktor eksternal nya
54
adalah menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin anaknya menjadi
tahfidz qur‟an. (wawancara, 8 April 2019).
Hasil observasi penulis mengenai faktor pendukung program kegiatan
tahfidz qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari dapat diuraikan yaitu peran kepala sekolah dalam membangun
komitmen kepada semua para guru telah berjalan dengan baik. Komunikasi
komitmen ini dibangun atas dorongan untuk membangun kerja sama yang
dilakukan oleh semua para warga sekolah. Selain itu faktor pendukungnya
yaitu berupa dukungan dan kerja sama orang tua ataupun masyarakat yang
mau bekerja sama dengan pihak sekolah, dikarenakan sekolah ini memiliki
kegiatan yang sifatnya untuk perbaikan generasi islam.
Penanggung jawab (musyrif) tahfidz qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari juga mengungkapkan
beberapa faktor pendukung diantaranya:
Faktor pendukung dari dalam yaitu muhafidz yang handal dalam
bidangnya, memiliki mushaf al-qur‟an tersendiri, serta visi dan misi
sekolah Quantum Tahfidz Ash-Shiddiiqi (QTA). Sebelum memasuki
proses menghafal para siswa diberikan motivasi-motivasi agar
semangat dan memiliki keyakinan yang kuat untuk bisa menghafal al-
qur‟an. Faktor pendukung dari luar adalah orang tua yang memberikan
dukungan penuh pada anak serta masyarakat sekitar, seperti mereka
mengundang siswa untuk mengikuti berbagai acara dan juga menjadi
imam sholat ber jama‟ah. (wawancara, 8 April 2019).
Salah satu guru tahfidz mengatakan bahwa:
Faktor pendukungnya adalah seorang muhafidz yang benar-benar
memiliki basick penghafal al-qur‟an karena untuk mempermudah
hafalan siswa sekaligus mampu memanajemen siswa. (wawancara, 8
April 2019)
Salah satu wali murid mengatakan bahwa:
Saya sangat mendukung semua program kegiatan tahfidz qur‟an yang
ada disekolah ini karena anak saya juga antusias mengikutinya, apalagi
kegiatan ini sangat baik untuk pertumbuhan anak saya kedepannya dan
55
mampu menjadikan anak saya lebih baik lagi. Setiap anak saya pulang
kerumah pasti ia selalu menceritakan keseruan menghafal al-qur‟an
bersama teman-temannya. (wawancara, 12 Maret 2019).
Salah satu siswa mengatakan bahwa:
Yang menjadi faktor pendukung saya dalam menghafal al-qur‟an ini
adalah yang pertama karena memang program sekolah, kedua karena
dukungan dari orang tua dan yang ketiga karena niat saya memang
ingin menjadi penghafal al-qur‟an (wawancara, 22 April 2019)
Berdasarkan temuan di atas dapat dirumuskan bahwa faktor
pendukung yang ada di sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari dalam melaksanakan program tahfidz
qur‟an yaitu berupa komitmen kepala sekolah dan para guru untuk
menjalankan semua program kegiatan tahfidz qur‟an yang sudah ada,
kesesuaian antara basick seorang guru dengan yang diajarkan, niat yang
tulus dari siswa serta kepercayaan yang diberikan masyarakat terhadap
sekolah untuk melakukan kerjasama dan dukungan penuh yang diberikan
orang tua agar anaknya mengikuti program kegiatan yang sudah ada.
2. Faktor Penghambat
Terdapat 2 (dua) macam hambatan yang dihadapi SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, yaitu hambatan intern dan
ekstrern:
a) Hambatan Intern
Hambatan intern adalah hambatan yang berasal dari dalam sekolah.
SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
mempunyai hambatan intern yaitu lemahnya administrasi, masih
kurangnya guru tahfidz qur‟an dan orang tua.
Hal ini sesuai seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP
IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, yaitu:
Hambatan yang bersifat intern disini terletak pada
pengadministrasian tahfidz qur‟an yang mana belum tersusun
56
dengan baik, masih kurangnya guru tahfidz sehingga susah untuk
menghandle siswa dan tidak semua orang tua mengingin kan
anaknya untuk bersekolah disini. (wawancara, 8 April 2019).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh penanggung jawab tahfidz
qur‟an yaitu sebagai berikut:
Hambatan nya disini yaitu belum stabilnya administrasi tapi sudah
sedikit demi sedikit diperbaiki seperti sudah disediakannya laporan
kegiatan tahfidz qur‟an dan kita juga masih kekurangan guru tahfidz
karena dari beberapa pendaftar yang basick nya tahfidz qur‟an cuma
sedikit. (wawancara, 8 April 2019).
Hal yang sama pula juga diungkapkan oleh seorang guru tahfidz
qur‟an:
Hambatan intern yang kita hadapi sekarang yakni kekurangan guru
tahfidz yang memang basicknya penghafal al-qur‟an dan itu
mempersulit untuk menghandle hafalan anak-anak. Apalagi nanti
ketika muroja‟ah akan memakan waktu yang lama. (wawancara, 8
April, 2019)
Salah satu siswa mengatakan:
Yang menjadi penghambat kami dalam menghafal yaitu rasa bosan
dan malas. (wawancara, 22 April 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dirumuskan bahwa
hambatan itern yang dialami oleh sekolah dalam melasanakan program
kegiatan tahfidz qur‟an yaitu terletak pada administrasi yang kurang
memadai, kurangnya muhafidz yang mempunyai basick penghafal Al-
qur‟an dan keadaan psikologis anak ketika menghafal. Selain itu tidak
ada hambatan yang lain, semua program kegiatan berjalan baik dengan
bantuan seluruh pihak sekolah di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari.
b) Hambatan Ekstern
57
Hambatan ekstern yaitu hambatan yang berasal dari luar sekolah.
Temuan dilapangan terlihat bahwa adapun hambatan ekstern yang
dihadapi SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari adalah para orang tua atau masyarakat sekitar yang tidak
semuanya ingin anak mereka bersekolah di SMP IT Ash-Shiddiiqi ini.
(observasi, 8 April 2019).
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, sebagai
berikut:
Ketika faktor orang tua menjadi pendukung, maka juga bisa
menjadi penghambat dalam program kegiatan tahfidz qur‟an ini
yaitu tidak semua orang tua ingin anaknya bersekolah disini yang
mengakibatkan masih sedikit yang menitipkan anaknya disekolah
ini. (wawancara, 22 April 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dirumuskan bahwa
penghambat dari luar hanya masalah orang tua belum menitipkan
anaknya di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari. Selain itu tidah ada lagi hambatan dari luar yang
menghambat berjalannnya program kegiatan tahfidz qur‟an.
c) Hasil dari Manajemen Program Tahfidz Qur’an di SMP IT Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
Hasil merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu yang dikerjakan oleh
seseorang. Begitu juga halnya sama dengan manajemen program tahfidz yang
diterapkan di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari.
Kepala Sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupa ten
Batang Hari mengatakan:
Hasil yang diharapkan dari manajemen program kegiatan tahfidz ini
secara kuantitas yaitu siswa diharapkan mampu membaca al-qur‟an
dengan baik dan mampu menghafalkannya sesuai target, sedangkan
secara kualitas siswa diharapkan mampu berinteraksi dengan al-qur‟an
58
maksudnya adab mereka terhadap al-qur‟an dan adab bagaimana jika
mereka telah menjadi penghafal qur‟an. Banyak kita lihat sekarang yang
menghafal al-qur‟an masih merokok dan tidak ada batasan dengan wanita,
nah dengan adanya program ini kita ingin memperbaiki mindset anak
untuk lebih memperbaiki akhlak mereka. (wawancara, 22 April 2019).
Hal yang serupa dikatakan juga oleh Penanggung Jawab tahfidz qur‟an
SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari,
sebagai berikut:
Kami mempunyai target untuk di sekolah yaitu syarat kelulusan dapat
menghafal 5 (lima) juz dalam al-qur‟an, sedangkan untuk pencapaian
output nya kami ingin siswa dapat menjadi imam shalat dalam
keluarganya, itu dari hal yang terkecil. Untuk siswi nya agar dapat
mengembangkan hafalannya untuk anak-anaknya. Dalam masyarakat
kami mengharapkan siswa/i dapat mempergunakan ilmunya dengan baik.
(wawancara, 22 April 2019).
Salah seorang guru mengatakan:
Kita sangat senang bila anak dapat menghafal mencapai target, bukan
hanya itu kita juga mengharapkan mereka menghafal bukan hanya sebatas
sekolah di sini saja namun mereka akan menambah hafalan tersebut, nanti
nya mereka akan merasakan sendiri setelah ingin masuk perguruan tinggi,
saat terjun langsung ke masyarakat dan ketika setelah berkeluarga betapa
dahsyat nya berkah menghafal al-qur‟an. (wawancara, 22 April 2019).
Salah satu wali murid juga mengatakan:
Kami mengharapkan pencapaian anak sesuai dengan target sekolah yaitu
mampu menjadi tahfidz qur‟an yang baik. (wawancara, 12 Maret 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dirumuskan bahwa hasil yang
ingin dicapai dari adanya program kegiatan tahfidz qur‟an adalah tercapainya
target sekolah bahwa siswa mampu menghafal 5 juz untuk syarat kelulusan,
siswa mampu berinteraksi dengan qur‟an dan siswa dapat mempergunakan
ilmunya untuk kehidupan sehari-hari.
2. Pembahasan
59
Temuan di lapangan terlihat bahwa manajemen program tahfidz qur‟an di
SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari yaitu
proses program kegiatan sekolah yang terbukti telah terlaksana sesuai dengan
tujuan yang diinginkan yaitu program kegiatan yang dilakukan di sekolah dalam
rangka memberikan bekalan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
mengantarkan anak didik untuk memasuki gerbang pendidikan selanjutnya, serta
siap menjadi kader dakwah dan pemimpin perubahan. Melalui penghafalan
tahfidz qur‟an siswa dapat melatih keterampilan kognitif, afektif dan
psikomotorik mereka. Semua program yang telah dilakukan tentu telah
mendapatkan dukungan dan persetujuan dari setia wali murid dan guru-guru
yang ikut serta dalam pelaksanaan program tersebut. (observasi 4 maret 2019).
Sesuai dengan pengertian manajemen dan fungsi manajemen menurut beberapa
ahli sebagaimana dikutip (Prihatin, 2011, hlm. 1-2) Siagian (1978)
mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk
memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan. H. Malayu S.P Hasibuan,
manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Terry (1953) mendefinisikan manajemen sebagai
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan yang
akan menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Proses manajemen program tahfidz di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang hari yaitu sebuah kegiatan yang meliputi proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga evaluasi, sehingga dapat
memperoleh kepercayaan wali murid maupun masyarakat untuk dijadikan
sebagai kualitas sekolah.
2. Faktor pendukung dan penghambat manajemen program tahfidz di SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang hari yaitu:
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung program kegiatan tahfidz qur‟an yaitu komitmen yang
dibangun kepala sekolah dengan para guru, guru yang mengajar sesuai
dengan basick nya, visi dan misi sekolah, niat yang tulus dari siswa serta
dukungan penuh dari orang tua dan masyarakat.
b. Faktor Penghambat
1) Hambatan intern adalah terletak pada pengadministrasian yang kurang
baik, masih kurangnya guru tahfidz sehingga anak kurang terkoordinir
dalam menyetorkan hafalan serta individu pada anak yaitu rasa bosan
dan malas.
2) Hambatan ekstern yaitu ketika orang tua menjadi pendukung sekaligus
penghambat dalam kegiatan tahfidz karena tidak semua orang tua ingin
anaknya masuk ke sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang hari untuk menjadi seorang tahfidz.
3. Pencapaian yang diinginkan dari program kegiatan tahfidz qur‟an di SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang hari yaitu:
a. Tercapainya target sekolah yaitu menghafal 5 juz dalam Al-Qur‟an.
61
b. Mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
c. Mampu berinteraksi dengan Al-Qur‟an.
d. Mampu mempergunakan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
B. Saran
Berdasarkan uraian data, temuan studi di lapangan dan kesimpulan, maka peneliti
memberikan saran kepada pihak terkait yaitu sebagai berikut:
1. Kepada pihak sekolah SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang hari agar terus berupaya untuk mempertahankan dan
memaksimalkan seluruh program kegiatan tahfidz qur‟an yang dilaksanakan
di sekolah, baik itu sifatnya intern maupun ekstern.
2. Kepada pihak sekolah dan yayasan hendaknya selalu memperhatikan kinerja
dan program kegiatan tahfidz qur‟an dan harus mengoptimalkan program
kegiatan dengan fungsi manajemen agar mencapai tujuan yang efektif dan
efisien.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan bahan referensi terkait
dengan penelitian mengenai manajemen program, dengan objek, pendekatan
dan setting penelitian yang berbeda.
62
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahan
Eka Prihatin. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: ALFABETA
Effendi. (2014). Asas Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Gunawan Imam. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Lexy J. Moleong. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong, L.J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Suparlan. (2014). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2013). Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan
Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara
Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kadar M. Yusuf. (2010). Studi Alquran. Jakarta: Amzah
Amjad Qosim. (2012). Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan. Madiun-Jatim: Qiblat Press
Terry. Rue. (2013). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=PENGEMBANGAN+
METODE+PEMBELAJARAN+TAHFIDZ+AL-
QUR%E2%80%99AN+DI+MI+MA%E2%80%99ARIF+BEGO+MAGUWOH
ARJO+SLEMAN+YOGYAKARTA&btnG=
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin/article/view/1517
63
A.A. Gde Munijaya, (2013). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran
Rue W Leslie dan Terry R George, (2014). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara
Abdul Hamid, (2013). Manajemen Program ADP (Amil Development Program) pada
Lembaga IMZ
Nur Anisah, (2011). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Deskriptif
pada TK Negeri Pembina Kabupaten Brebes dan TK Negeri Pembina Kota
Tegal)
Ramayulis, (2008). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Susi Mawarti, (2016). Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Negeri 1
Purwareja Klampok Banjarnegara
64
CURICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi
1. Nama : Sifah Amalia
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 20 Agustus 1997
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status : Belum Menikah
6. Alamat : Tebing Tinggi Pemayung
7. Nomor Hp : 081278953237
8. Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. SD : SDN 35/1 Tebing Tinggi
2. MTS : Pesantren Irsyadul „Ibad
3. MAN : MAN Muara Bulian
4. Perguruan Tinggi : UIN STS Jambi S1 Tahun 2015-2019
C. Pengalaman Organisasi
1. Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Himpunan Mahasiswa Batang Hari
3. Himpunan mahasiswa Islam
4. Persatuan Drum Band Indonesia Batang Hari
65
Pedoman Observasi
1. Letak Geografis Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
2. Keadaan Madrasah, staff atau Karyawan , guru guru dan siswa Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-Shiddiiqi Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari.
3. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT)
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
4. Manajemen Pengembangan Program Tahfidz Qur‟an di Sekolah Menengah
Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari.
Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
2. Profil Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
3. Misi, Misi, Tujuan, Moto, Target Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
(SMP IT) Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
4. Kurukulum Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-
Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
5. Daftar guru dan Karyawan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP
IT) Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
6. Fasilitas Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
66
7. Inventaris dan Sarana-Prasarana Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
(SMP IT) Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
8. Tata tertib.
9. Jadwal Pelajaran.
Pedoman wawancara
1. Bagaimana manajemen program Tahfidz Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari?
2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat dalam pelaksanaan program Tahfidz
Qur‟an di SMP IT Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari?
3. Bagaimana Hasil Akhir dari pelaksanaan program Tahfidz Qur‟an di SMP IT
Ash-Shiddiiqi Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari?
67
A. Sarana Prasarana Pendukung
68
69
B. Kegiatan Wawancara
70
71
72