MASALAH KEMISKINAN DI INDONESIA DIKAJI DARI GEOGRAFI EKONOMI
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi EkonomiYang dibina oleh Dr.I Nyoman Ruja, S.U
OlehMikho Atmain Kulub 130721607491M. Khoirul Fathoni 130721607497Ramadhana Febri F 130721607482Siti Nabilah 130721607416Siti Norfarida 130721607454
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFIPRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
September 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dengan mengucapkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat, nikmat serta karunia-Nya , sehingga kami dapat membuat makalah dengan judul
”Masalah Kemiskinan di Indonesia Dikaji dari Geografi Ekonomi”. Penulisan makalah ini
kami susun untuk melengkapi tugas matakuliah Geografi Ekonomi dan syarat mengikuti
UAS.
Atas bimbingan bapak dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah makalah ini,
semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi salah satu syarat UAS.Dan dengan tersusunnya makalah ini diharapkan juga bisa
menjadi pedoman dalam menyusun laporan berikutnya.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan segenap kemampuan kami,
sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, demi kemampuan
makalah ini kami mengharap kritik dan saran.Kritik dan saran Anda kami butuhkan agar
lapora ini menjadi lebih baik dan digunakan sebagaimana fungsinya.
Rasa dan ucapan terima kasih patut kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu
kami dalam menyusun laporan ini, pihak yang kami ucapkan terima kasih adalah:
1. Dr. I Nyoman Ruja, S.U selaku dosen matakuliah Geografi Ekonomi dan,
2. Semua pihak yang ikut dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan dapat
memenuhi salah satu persyaratan. Amin.
Malang, 29 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 3
C. Tujuan..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN................................................................................................................ 5
1. Konsep Kemiskinan Di Indonesia.......................................................................... 5
2. Faktor Yang Melatarbelakangi Terjadinya Kemiskinan Di Indonesia................... 5
3. Dampak Dari Kemiskinan Yang Ada Di Indonesia.............................................. 10
4. Upaya Pemerintah Dalam Penanggulangan Kemiskinan .................................... 12
PENUTUP........................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan........................................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................................... 14
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................... 15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah sosial laten dan aktual yang senantiasa hadir di
tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam konteks
masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang
senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus.Ini bukan saja karena masalah
kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan karena masalah ini masih hadir di tengah-
tengah kita dan bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis
multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.Pembangunan yang
dilaksanakan di Indonesia telah berhasil menurukan penduduk miskin, meskipun belum
mampu menghilangkan kemiskinan di Indonesia.Terjadinya krisis ekonomi yang
mencapai puncak pada tahun 1998, menyebabkan jumlah penduduk miskin meningkat
kembali secara tajam.Berbagai program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan
pemerintah sejak berlangsungnya krisis tersebut mampun menurunkan jumlah penduduk
miskin, namun penurunan terebut terkesan lamban.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan terjadi, yaitu kemiskinan alami
dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat Sumber Daya Alam (SDA) yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan
diakibatkan oleh imbas dari para birikrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi
dan berbagai fasilitas yng tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari
kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik
kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa konsep kemiskinan di Indonesia?
2. Apa faktor yang melatarbelakangi terjadinya kemiskinan di Indonesia?
3. Apa dampak dari kemiskinan yang ada di Indonesia?
4. apa saja upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Menginformasikan konsep kemiskinan di Indonesia.
2. Menginformasikan faktor yang melatarbelakangi terjadinya kemiskinan di Indonesia.
3. Menginformasikan dampak dari kemiskinan yang ada di Indonesia.
4. Menginformasikan apa saja upayapemerintah dalam penanggulangan kemiskinan.
PEMBAHASAN
Pembahasan pada makalah ini membahas tentang Masalah Kemiskinan di Indonesia
Dikaji dari Geografi Ekonomi. Uraian lebih lanjut akan dibahas di bawah ini.
1. Konsep Kemiskinan Di Indonesia
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan satu sama lain diantaranya tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi
lingkungan. Kemiskinan adalah kondisi dimana sesorang atau kelompok orang baik laki-
laki maupun perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupannya yang bermartabat. Konsep ini beranjak dari pendekatan
berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang
sama dengan anggota masyarakat lainnya, dalam hal ini layaknya orang mampu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan bahwa kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari aspek ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan atau pengeluaran.Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.Sedangkan dari pendapat
para pakar ekonomi melihat bahwa kemiskinan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah
kemiskinan periodik atau kemiskinan musiman artinya kemiskinan dapat terjadi manakala
daya beli masyarakat menurun atau rendah. Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi
pada setiap anggota masyarakat, terutama kaum cacat fisik atau mental, anak-anak yatim,
dan kelompok kelompok lanjut usia.
Pengertian lain disampaikan oleh Prof. Mubiyarto menyebutkan bahwa konsep
kemiskinan adalah rendahnya taraf kehidupan suatu masyarakat baik yang berada di
pedesaan maupun yang berada di daerah perkotaan. Dari konsep-konsep di atas dapat
disimpulkan bahwa kemiskinan tersebut secara global dapat disebutkan: Kemiskinan
adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di perkotaan maupun di
pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil maupun spiritual.
2. Faktor Yang Melatarbelakangi Terjadinya Kemiskinan Di Indonesia
Pada umumnya di negara Indonesia beberapa penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut:
1) Laju Pertumbuhan Penduduk
Sama halnya dengan migrasi, pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat di setiap 10
tahun menurut hasil sensus penduduk. Banyaknya jumlah penduduk ini membawa
Indonesia menjadi negara ke-4 terbanyak penduduknya setelah China, India dan
Amerika. Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk
dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja
tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.Penghasilan yang minim
ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus ditanggung
membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi, yakni sekitar 1,98%
per tahun. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah
225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,49 % per tahun. Angka
pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi
pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta
jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu
sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura.
Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan
sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan.Jadi aspek
perkembangan penduduk mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang
dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering ditinggalkan penduduknya
untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja. Banyak ide dan teori
yang sudah dipaparkan cendekiawan-cendekiawan terdahulu mengenai hubungan
antara pertumbuhan penduduk dan kemiskinan.Salah satunya adalah Malthus.
Malthus meyakini jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat
nanti sumber daya alam akan habis sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan
berbagai macam penderitaan manusia.
Philip Hauser menganggap kemiskinan tercipta dari tidak optimalnya tenaga
kerja dalam bekerja dikarenakan adanya ketidakcocokan antara pendidikan dan
pekerjaan yang ditekuni.Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk yang
masuk ke pasar kerja sehingga memaksa pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan
secepat-cepatnya walaupun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya akibat
ketatnya persaingan dalam mencari kerja.Kedua pemaparan ahli tersebut bermuara ke
satu arah yakni jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan,
Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi yakni;
kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi tentu akan
meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran
yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan
miskin.Sampai-sampai ada idiom yang menyebutkan bahwa ''tidak ada yang
bertambah dari keluarga miskin kecuali anak''.
2) Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran
Secara garis besar penduduk suatu Negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Yang termasuk sebagai tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia
kerja. Tenaga kerja dipiliih pula kedalam dua kelompok yaitu angktan kerja dan bukan angkatan
kerja .yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usi a kerja yang bekerja
atu mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan.
Sedangkan yang termasuk sebagai bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja dalam usia kerja yang
tidak sedang bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-
orang yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang menerima
pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.
Selanjutnya angkatan kerja dibedakan pula menjadi dua subkelompok yaitu pekerjadan
penganggur.Yang dimaksud dengan pekerja adalah orang-orang yangmempunyai
pekerjaan, mencakup orang-orang yang mempunyai pekerjaan danmemang sedang
bekerja maupun orang yang memilki pekerjaan namun sedangtidak bekerja.Adapun
yang dimaksud dengan pengangguran adalah orang yangridak mempunyai pekerjaan,
lengkapnya orang yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
a. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada
kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
b. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
c. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang.
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan
kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
d. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan
kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke
daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
3) Tingkat Pendidikan yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu
negara.Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja.
Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibuthkan lebih banyak teanga
kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.Menurut Schumaker
pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor-faktor produksi
lain. ( Irawan, 1999).Masalah kemiskinan di Indonesia erat sekali hubungannya dengan
rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), hal ini dibuktikan oleh rendahnya mutu
kehidupan masyarakat Indonesia yang meskipun kaya akan Sumber Daya Alam
(SDA).
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan
masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-
masalah lainnya.Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas-fasilitas sosial,
pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang
padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan
tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat
menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga
memburuk.Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat
dihindari.Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami
depresi.Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan
oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa
menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat.
Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara.
Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju
kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Penduduk merupakan pelaku pembangunan.
Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan
ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk
melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin
pertama. Di negara-negara yang anggaran pendidikannya rendah, biasanya
menunjukkan angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang,
tetapi komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat
juga berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang.
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga untuk
melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat,
karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas
secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas.Pertambahan penduduk yang
cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan,
cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas
pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan
kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu,
masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini
disebabkan karena :
a. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
b. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana
pendidikan.
c. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat
memenuhi Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli
dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk
Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang
sangat diperlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-
hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat
hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak
karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan
seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
4) Kurangnya perhatian dari pemerintah
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin
dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan
kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya.Salah
satunya adalah otonomi daerah.di mana hal ini mempunyai peran yang sangat
signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan.
Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan.maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif
singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional
terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika
pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat
berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa
menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
3. Dampak dari Kemiskinan yang ada Di Indonesia
Dampak kemiskinan di Indonesia menimbulkan berbagai penyakit pada kelompok risiko tinggi
seperti ibu hamil dan menyusui,pada bayi,balita,maupun lanjut usia. Kemiskinan memang selalu ada di
tengah-tengah masalah social, ekonomi, budaya, maupun politik . Hal seperti itu telah membutakan dari
segi pendidikan .banyak putra-putri Indonesia yang putus sekolah karena ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan pendidikan, siswa yang nekat bunuh diri akibat tertekan oleh ketiadaan ekonomi, banyak pula
anak dibawah umur bekerja keras dengan tujuan mendapatkan dan memberikan sesuap nasi untuk
keluarganya, dll.
Di era sekarang ini, kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah.Hal tersebut telah
memberikan dampak mulai dari tindak kriminal, tindak asusila, penganggura, terganggunya kesehatan,
dll.Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik
terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan
kompleks.
a. Pengangguran. Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran terbuka tahun 2007
saja sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup “fantastis” mengingat krisis
multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini.
Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki
penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki
penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis
pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan
memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat
b. Kekerasan. Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan
efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui
jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan
dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya,
merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara mengintimidasi orang
lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang
sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan
uang dari memalak.
c. Pendidikan. Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi
dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi
menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia
pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu
kali sehari saja mereka sudah kesulitan.
d. Kesehatan. Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir
setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau
ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
e. Konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul
akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi
bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat
ketiadaan jaminan keadilan “keamanan” dan perlindungan hukum dari negara,
persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas
yang subjektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang
berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya
menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di
setiap daerah di Indonesia. Baik di perdesaan maupun perkotaan.Dan antara penggaruran,
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan saling berhubungan dan mempunyai dampak
yang cukup besar bagi negara.
4. Upaya Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan
Pemerintah telah menetapkan tiga jalur strategi pembangunan, yaitu:
1) Pro-pertumbuhan, untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan melalui
investasi.
2) Pro-lapangan kerja, agar pertumbuhan ekonomi ddpat menciptakan lapangan
pekerjaan yang luas dengan menekankan pada investasi padat pekerja.
3) Pro-masyarakat miskin, agar pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi jumlah
penduduk miskin dengan penyempurnaan system perlindungan social,meningkatkan
akses kepada pelayan dasar, dan melakukan pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan yang dilakukan dimaksudkan untuk menciptakan kesempatan
kerja yang seluas-luasnya dan mengurangi penduduk miskin secepat-cepatnya dengan
melibatkan seluruh masyarakat.
Instrument utama penanggulangan kemiskinan :
1) Bantuan social terpadu berbasis keluarga, bertujuan mengurangi beban rumah
tangga miskin melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan,
pendidikan, air bersih, dan sanitasi. Seperti: Program Keluarga Harapan(PKH),
Bantuan Operasional Sekolah(BOS), sasaran program BOS 2011, Program
Bantuan Siswa Miskin(BSM), Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat(JAMKESMAS), Program Beras untuk Keluarga Miskin(RASKIN),
dll.
2) Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, bertujuan
mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin
untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip. Seperti:
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM), Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah(PISEW), Program Penyediaan Air Berbasis
Masyarakat(PAMSIMAS), dll.
3) Penaggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan
kecil, bertujuan memberi akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha
berskala mikro dan kecil. Seperti: Kredit Usaha Rakyat(KUR), Kredit Usaha
Bersama(KUBE),
Sumber : TNP2K, 2011
Selain itu, pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun
2011 Tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat.
Upaya peningkatan dan perluasan program pro-rakyat dilakukan melalui:
1) Program rumah sangat murah.
2) Program kendaran angkutan umum murah.
3) Program air bersih untuk rakyat.
4) Program listrik murah dan hemat.
5) Program peningkatan kehidupan nelayan.
6) Program peningkatan kehidupan miskin perkotaan.
Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan oleh
pemerintah. Terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi, program-program
tersebut secara nyata telah berhasil menurunkan jumlah masyarakat miskin dan
tingkat kemiskinan nasional dalam lima tahun terakhir. Keberhasilan tersebut
tidak lepas dari keberhasilan program-program sektoral yang dilaksanakan secara
integratif dan terkoordinasi antar kementerian/lembaga.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang tersebut di atas maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa Program Penanggulangan kemiskinan sudah cukup baik meskipun
masih banyak kendala yang terjadi di masyarakat. Ada beberapa kesimpulan yang penulis
utarakan diantaranya:
1) Program Pemberdayaan Masyarakat maupun program pemberdayaan usaha ekonomi
secara mikro dan kecil perlu dibenahi tentang pendataan warga miskin agar dalam
pelaksanaan kegiatan tidak menimbulkan kecemburuan sosial bagi masyarakat miskin
lainnya.
2) Kemiskinan akan meningkat jika masyarakat sendiri tidak berusaha dalam memajukan negara.
3) Kemiskinan adalah rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di
perkotaan maupun di pedesaaan, serta yang menyangkut masalah moral, materil
maupun spiritual.
B. Saran
1) Perlu adanya usaha untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut. Dimulai dari
individu itu sendiri dengan cara memberantas kemiskinan didalam diri sendiri melalui
pendidikan hingga kejenjang yang lebih tinggi.
2) Perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pengeluaran dan
konsumsi rumah tangga oleh pemerintah untuk mengurangi kemiskinan absolut.
DAFTAR RUJUKAN
Apriliyanti, Diana. 2013. Terjadinya Kemiskinan, Pengangguran dan Kesenjangan Ekonomi di Indonesia. (Online), (http://dianaapriliyanti.blogspot.com/2013/12/terjadinya-kemiskinan-pengangguran-dan.html, diakses pada 25 September 2014).
Nissa.2014. Tingkat Pertumbuhan Penduduk yang Berakibat Kemiskinan, Kelaparan, dan Keterbelakang. (Online),(file:///E:/faculty/Tugas/semester%203/geografi%20ekonomi/tugas/makalah/my%20 orld%20%20Tingkat%20Pertumbuhan%20Penduduk%20yang%20Berakibat%20Kemiskinan,%20Kelaparan,%20dan%20Keterbelakang.htm, diakses pada 25 September 2014).
Wijayanti, Sukma. 2013. Kesenjangan Garis Kemiskinan. (Online), (file:///E:/faculty/Tugas/semester%203/geografi%20ekonomi/tugas/makalah/Keep%20going,%20Don%27t%20give%20up....!!!!%20%20Karya%20Tulis-%20Kesenjangan%20Garis%20Kemiskinan.htm, diakses pada 25 September 2014).
. 2013. Masalah Kemiskinan di Indonesia.(Online), (Http://informasi-perkebunan.blogspot.com/2013/04/krisis-kedelai-di-indonesia.html, diakses pada 25 September 2014).
. 2014. engapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan?.(Online), (Http://informasi-perkebunan.blogspot.com/2013/04/krisis-kedelai-di-indonesia.html, diakses pada 25 September 2014).