MEKANISME KELEMBAGAAN UNTUK PENGUATAN IMPLEMENTASI PROYEK KONEKTIVITAS DALAM KERJA SAMA EKONOMI SUB
REGIONAL
oleh:
NETTY MUHARNIAsdep Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
Disampaikan pada: “FGD Pengembangan Kerja Sama Bidang Transportasi di Wilayah Sub Regional (IMT-GT dan BIMP-EAGA)”
Yogyakarta, 7 Februari 2019
Sekretariat Nasional Kerja Sama Ekonomi Sub RegionalKementerian Koordinator Bidang Perekonomian
1
A. PENDAHULUANB. VISION (BIMP-EAGA VISION 2025 &
IMT-GT VISION 2036)C. MEKANISME KELEMBAGAAND. UPDATE PERKEMBANGAN PROYEK
KONEKTIVITASE. DISKUSI
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
2
A. PENDAHULUAN
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
3
BIMP-EAGA
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
CAKUPAN WILAYAH & KORIDOR EKONOMI BIMP-EAGA
West Borneo
Economic
Corridor
East Borneo
Economic
Corridor
Greater Sulu-
Sulawesi
Corridor
Usulan
Indonesia
West Borneo Economic Corridor
(WEBC)
yaitu koridor ekonomi hasil kajian
dari ADB (2011)
yang meliputi wilayah :
Kalimantan Barat, Kalimantan
Utara, Serawak dan Sabah
Greater Sulu Sulawesi Economic
Corridor (GSSCE) yaitu koridor
ekonomi hasil kajian dari ADB
(2011) yang meliputi wilayah :
Sulawesi Utara, Sabah, Mindanau
dan Palawan
East Borneo Economic Corridor
(EEBC) yaitu koridor ekonomi
usulan dari Indonesia untuk
mengembangkan wilayah
Kalimantan bagian Timur dan
Selatan
Usulan dari Indonesia kepada
BIMP-EAGA dan ADB untuk
melakukan kajian mengenai
perluasan wilayah GSSCE dengan
menambahkan seluruh provinsi di
pulau Sulawesi, Maluku dan Papua
Koridor Ekonomi:
Wilayah Kerja Sama
BIMP-EAGA :
1. Brunei
Darussalam →
seluruh wilayah
negara Brunei
Darussalam
2. Indonesia →
(15 Provinsi)
seluruh Provinsi di
Pulau Kalimantan,
Sulawesi, Maluku
dan Papua.
3. Malaysia →
(3 Provinsi)
Serawak, Sabah
dan Labuan
4. Filipina →
(2 Provinsi)
Mindanao dan
Palawan
5
10 Provinsi di Sumatera (Aceh, Bangka-Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, North Sumatra, Riau, Riau Islands, South Sumatra, and West Sumatra)
8 states of Peninsular Malaysia (Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan, Penang, Perak, Perlis and Selangor)
14 Provinsi Thailand Selatan (Krabi, Nakhon Si Thammarat, Narathiwat, Pattani, Phattalung, Satun, Songkhla, Trang, Yala, Chumphon, Ranong, Surat Thani, Phang Nga, Phuket)
MALAYSIA
INDONESIA
THAILAND
CAKUPAN WILAYAH & KORIDOR EKONOMI IMT-GT
2
3
4
5
1
1
Extended Songkhla-Penang-Medan
1
Straits of Malacca2
Banda Aceh-Medan-Dumai-Palembang-Lampung
3
Melaka-Dumai4Ranong–Phuket-Aceh
Economic Corridor5
6
6New ProposedPattani-Yala-Narathiwat-Kelantan-Perak-South Sumatera
Operasionalisasi Ro Ro Dumai-Malaka, Pembentukan Joint Task
Force
Pre-Feasibility Study Koridor 6
Target 2019
TARGET 2019 1. Operasionalisasi RoRo Dumai-Malaka2. Pre-Feasibility Study Koridor 6
B. VISION (BEV-2025 & IMT-GT VISION 2036)
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
6
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
1. Economic Size: EAGA = 17.4 %of BIMP (US$ 287,3 Billion)(2015: 15.9%)
2. Intra Trade: 8.8% of Total Trade(US$ 8 Billion) (2015: 8.7%)
3. EAGA export US$ 72.2 Billion(2015: US$ 67.6 Billion)
4. FDI: US$ 13.4 Billion (2015:28.3 billion)
5. Tourist arrival: 88.2 Million(2015: 76.2 Million)
CAPAIAN 2017
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
An integrated, innovative, inclusive and sustainable
subregion by 2036
Vision
An integrated, innovative, inclusive& sustainable subregionby 2036
Priority Goals1. Sustainable, inclusive and innovative agriculture
sector
2. Competitive, innovative and advanced industries
3. Sustainable and inclusive tourism
GUIDING FRAMEWORK
SESUAI DENGAN PRIORITAS DI RPJMN
10
Objectives1. Real GDP increases to US$694 billion from US$215 billion in 2014
– CAPAIAN 2016: US$ 386 billion
2. GDP per capita increases to US$32,120 (2014: US$13,484)
– CAPAIAN 2016: US$ 14,556
3. Intra-IMT-GT trade increases to 28 percent (2015: 9.2 percent)
– CAPAIAN 2016: -2,85%
4. Average annual FDI inflows to IMT-GT increase to US$24 billion (2011-2015: US$8 billion per annum (5-year average))
– CAPAIAN 2016: US$ 8,88 Billion
5. Average annual international visitor arrivals increase to 109 million persons (2015: 39 million)
– CAPAIAN 2016: 44,015 million
6. IMT-GT Project Implementation Team and JBC implement a total 400 cross-border projects with direct MSMEs and social enterprises’ participation (i.e., 20 projects per year)
7. At least 40 cities in IMT-GT implement Green City Action Plan (2016: 5 cities)Guiding Approach
1. Project-centric approach towards greater regional
integration
2. Project-specific & location-specific regulatory reforms
3. Spatial approach to regional development
11
C. MEKANISME KELEMBAGAAN
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
12
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
13
PRESIDEN
MENTERI
SEKRETARIAT NASIONAL
INSTANSI PENJURU
K/L TERKAIT PEMDA SWASTA UNIVERSITAS
INSTANSI PENJURU• Mengkoordinasikan
implementasi programdalam KESR
• Mengkomunikasikansemua program dengannegara lain
K/L maupun institusi pendukung lainnya
memberikan dukungan dalam berbagai bentuk untuk
implementasi program yang telah disepakati
Instansi Penjuru dan K/L maupun instansi pendukung melakukan koordinasi dan komunikasi untuk setiap program
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Menekankan Pentingnya Partisipasi Pemerintah Daerah
dan Sektor Swasta
PAC and PIT
- PAC: Project Appraisal Committee- PIT: Project Implementation Team
D. UPDATE PERKEMBANGAN PROYEK KONEKTIVITAS
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
15
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
16
Proyek Konektivitas dalam KESR ada di dalam dokumen perencanaan masing-masing
VISION:Resilient, Inclusive,
Sustainable and Economically Competitive (R.I.S.E)
VISION:an Integrated, Innovative, Inclusive and Sustainable
Region by 2036
Priority Infrastrcture Projects (PIPs)
Sektor Prioritas:Tourism, Agriculture,
Industry
Physical Connectivity Projects (PCPs)
Sektor Prioritas:Tourism, Agro Industry, Green Manufacturing
Transport sebagai Enabler
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
CAKUPAN PROYEK
▪ Total: 16 projects (INA: 8)
▪ Pre Implementation: 2 projects
▪ Implementation: 11 projects
▪ Completed: 2 Projects▪ Pontianak-Entikong Transport Link (Tayan-Serawak)
▪ Tanjur Selor to Sabah Road
Roads, Railways, Bridges ~ US$ 12,659 M
▪ Total: 8 pilot projects (INA: 3)
▪ Pre Implementation: 7 projects
▪ Implementation: 1 project
▪ Completed: 1 Project▪ Kendari
Urban Development ~ US$ 400 M
▪ Total: 1 projects (Private Sector)
▪ Pre Implementation: - projects
▪ Implementation: 1 project
▪ Completed: - Project
ICT ~ US$ 150 M
▪ Total: 7 projects (INA: 1)
▪ Pre Implementation: 6 projects
▪ Implementation: 1 projects
▪ Completed: - Project
.
Power & Energy ~ US$ 2,186 M
▪ Total: 21 projects (INA: 4)
▪ Pre Implementation: 5 projects
▪ Implementation: 6 projects
▪ Added: 5 projects▪ Malaysia: Sandakan
▪ Indonesia: Juwata, Sam Ratulangi, Supadio, Adi Sumarmo
▪ Completed: 2 Projects▪ Brunei International Airport
▪ Puerto Princessa Airport
Airports ~ US$ 1,740
▪ Total: 12 projects (INA: 3)
▪ Pre Implementation: 5 projects
▪ Implementation: 6 projects
▪ Completed: 2 Project▪ Puerto Princesa Port
▪ New Makassar Phase I
Seaports ~ US$ 3,776 M
▪ Total: 3 projects (INA: 3)
▪ Pre Implementation: - projects
▪ Implementation: 3 projects
▪ Completed: 1 Project
▪ Entikong International Freight Terminal
Inland Transport Services ~ US$ 23 M
▪ Total: 4 projects (INA: 2)
▪ Pre Implementation: - projects
▪ Implementation: 4 projects
▪ Completed: - Projects
Trade Facilitation ~ US$ 433 M
37 Projects
Philippines
US$ 4,894 M
16 Projects
Indonesia
US$ 5,989 M
13 Projects
Malaysia
US$ 9,177 M
3 Projects
Brunei D
US$ 1,157 M
1Projects
Private Sector
US$ 150 M
BIMP EAGA PRIORITY INFRASTRUCTURE PROJECTS (PIPs)
US$ 47 billion 12
CRUISE PORT :US$ 130M
OTHERS:US$ 1836.98M
TOTAL IMT-GT PCP WORTH :INLAND PORT:US$ 33.59M
ROAD :US$ 7689M
CIQ :US$ 151.25M
AIRPORT:US$ 694.83M
TRAIN:US$ 33,579M
INLAND CARGO:US$ 17.3M
LRT:US$ 925.93M
SEAPORT:US$ 1437.71M
BRIDGE:US$ 253.46M
EUD:US$ 250M
18
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
19
1. Penyusunan IMT GT Sustainable Urban Development Framework
KOTA BERKELANJUTAN
1. Pelaksanaan the 4th BIMP-EAGA and IMT-GT Trade Fair 2018
2. Pendirian IMT GT Business Centre di Pekanbaru
3. Pelaksanaan Time Release Study untuk mendukung prcepatan dwelling time
PERDAGANGAN
1. Kerja Sama CEO Forum dengan start-up untuk mendukung UKM
ICT
1. Study pembukaan jalur interkoneksi listrik Kalimantan Utara – Sabah oleh PLN
ENERGI
1. Operasionalisasi LRT Palembang, Sumsel 2. Penyelesaian jalan Tanjung Selor-Sabah
Boarder Road3. Rehabilitasi jalan Balai Karangan-Entikong4. Pembangunan terminal kargo internasional
di Entikong5. Pembukaan rute penerbangan baru:
Pontianak-Kuching6. Penandatangan MoU on Non Convention
Ships Size7. Revisi IMT-GT MoU on Air Linkages8. Joint Task Force Meeting RoRo Dumai-
Malaka
KONEKTIVITAS
1. Adopsi the ASEAN Tourism Marketing Strategy 2017-2020 dalam kerja sama IMT-GT
2. Pengembangan 10 destinasi utama baru
PARIWISATA
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
2020
Mulu
AIRPORTS ADDED
Sanga-Sanga AirportMukah Airport
Brunei International
Airport General Santos Airport
Puerto Princesa Airport
Davao Int'l Airport
Laguindingan Airport
ZamboangaAirport
San Vicente Airport
Busuanga Airport
Southern Palawan Airport
Sandakan Airport
Juwata Airport
Supadio Airport
Sam Ratulangi Airport
Adi Soemarmo Airport(Solo, Central Java)
Completed
Completed
21
Mulu
NEW AIR LINKAGES
Pontianak to KuchingJan 2018
Balikpapan to Bandar Seri Begawan,2019-2020
Pontianak to MiriJan 2018
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
22
Medan
Banda Aceh
Padang
Silangit
Tanjung Pandan
Penang
Alor Setar
Ipoh
Kota Bharu
Langkawi
Melaka
Subang*
Hat Yai
Pattani
Narathiwat
Trang
Nakon Si Thammarat
Surat Thani
MoU on Air Linkages sudah di tanda tangani oleh 3 Menteri
Perhubungan pada tanggal 9 November 2018 dalam rangkaian
Pertemuan Tingkat Menteri Transportasi ASEAN di Bangkok, Thailand
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
23 23
Mulu
Temburong Bridge
Baland Island Bridge
Limbang Bridge
Makassar - ParePareRailway
ParePare-MamujuRailway
TransMindanao High Speed Railway System
Tanjungselor to Sabah Border Road
Pontianak-EntikongTransport Link Manado-Bitung Link
Balikpapan - Samarinda Toll RoadBalai Karangan Entikong Road
Pan-Borneo Highway
Kalabakan Road
Western Mindanao Development Corridor Roads
Palawan HighwayExpansionROADS BRIDGES RAILWAYS
Completed
INLAND TRANSPORT SERVICES
Aruk, Entok, and Nangabadau
Completed
Completed
US$ 47 billion 12
TOTAL IMT-GT PCP WORTH :
CRUISE PORT :US$ 130M
OTHERS:US$ 1836.98M
INLAND PORT:US$ 33.59M
ROAD :US$ 7689M
CIQ :US$ 151.25M
AIRPORT:US$ 694.83M
TRAIN:US$ 33,579M
INLAND CARGO:US$ 17.3M
LRT:US$ 925.93M
SEAPORT:US$ 1437.71M
BRIDGE:US$ 253.46M
EUD:US$ 250M
24
Completed
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
2525
Mulu
SEAPORTS
Completed
Sepangar Bay Container Port
Bongao Port
Manado Port Expansion
Bitung Port Expansion
Makassar New Port
Lahad Datu POIC Container
Port
Kuching PortTawau Port
Zamboanga Port
Polloc Port
Makar Wharf
Brooke’s Point Port
Sasa Wharf
Puerto Princesa Fishport
Puerto Princesa Cruise Port
Buliluyan RORO Port
CompletedPhase 1
26
Mulu
SEA LINKAGESDavao - General Santos – Bitung
April 2017Kudat – Palawan
2019
Bongao-Lahad Datu
27
Pelayaran• Launching RoRo BDG tanggal 30 April
2017 dan tiba di Bitung 2 Mei 2017• Dalam Rangkaian KTT BIMP EAGA ke-12• Oleh Jokowi dan Duterte• Muatan: 5 kontainer isi tepung dan 50
kosong• Kapal: Super Shuttle RoRo 12• Kembali ke Davao: 3 Mei 2017• Pelayaran ke-2 : 15 Oktober 2017 dan
tiba di Davao 17 Oktober 2017• 2018: tidak ada pelayaran
Upaya Indonesia• Pemberian insentif pelayaran• Penyelenggaraan Business Matching• Penyesuaian regulasi: Permendag
No. 85/M.DAG/2015 menjadi 81/M.DAG/2017 tentang impor produk tertentu
• Produk Nenas, pisang dan bawang merah pada tahap I diperkenankan masuk sepanjang memenuhi persyaratan
• Pending: regulasi terkait importasi pakan ternak dan hortikultura
NEXT Step• Revitalisasi Task Force dan fokus
pada keberlangsungan pelayaran• Pertemuan Joint Task Force• Rencana perubahan jenis kapal
Persiapan• Pembentukan Task Force di kedua
negara• Pertemuan Joint Task Force
diadakan untuk persiapan launching Ro Ro BDG
Revitalisasi Task Force• Komposisi TF• Tugas TF• Target TF• Mekanisme kerja TF
TASK FORCE• Task Force Perhubungan
sudah terbentuk dan telah dilaksanakan
pertemuan persiapan• Perlu dibentuk Task Force
yg lebih luas melibatkan semua pemangku
kepentingan
KESIAPAN PELABUHAN• Bagaimana kesiapan pelabuhan?
• Standar jenis kapal yang akan digunakan
• Fasilitas yang ada dan insentif pelabuhan yang diberikan
KESIAPAN KOMODITAS• Identifikasi komoditas barang yang
akan diperdagangkan• Kapasitas dan kuantitas barang yang
akan diperdagangkan
PERSIAPAN LAUNCHING• Persiapan pelaksanaan launching
RoRo rute Dumai-Malaka
KESESUAIAN REGULASI• Identifikasi regulasi yang
berpotensi perlu penyesuaian
KESIAPAN OPERATOR• Identifikasi operator pelayaran
yang akan menjalankan rute pelayaran
E. DISKUSI
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
29
TERIMA KASIH !email us : - [email protected]
- [email protected] [email protected]
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub RegionalKementerian Koordinator Bidang Perekonomian
30