Memasuki era globalisasi, perubahan diberbagai sektor sangat signifikan. Perubahan
pada pola kehidupan juga masalah kehidupan. Sektor energi yang menjadi kebutuhan pokok
utama juga mengalami krisis bahan bakar. Bahan bakar fosil yang menjadi bahan bakar
utama selama bertahun-tahun belakangan, diprediksikan akan habis dalam beberapa tahun
kedepan. Eksploitasi besar-besaran bahan bakar fosil dikarenakan kebutuhan yang meningkat
adalah salah satu faktor utama kelangkaan bahan bakar fosil.
Energi alternatif menjadi perbincangan di berbagai belahan dunia. Geothermal
menjadi energi alternatif yang sedang dikembangkan disamping biofuel , sel surya dan
nuklir. Bahan bakar fosil yang diproduksi bumi selama berjuta-juta tahun tidak dapat
diperbarui lagi, oleh karena itu bahan bakar alternatif yang terbarukan adalah sebuah solusi
yang tepat. Disamping dapat diperbarui energi alternatif juga lebih efisien dan efektif dari
energi dari bahan bakar fosil. Energi altrernatif lebih ramah lingkungan dan membantu
mengurangi efek pemanasan global.
Geothermal(Panas bumi) adalah energi alternatif yang menguntungkan juga
terbarukan. Panas bumi yang dihasilkan oleh bumi tidak dapat habis, karena panas yang
dihasilkan bumi konsisten, pembentukannya terus menerus. Indonesia merupakan salah satu
negara terkaya akan energi panas bumi. Hingga saat ini telah teridentifikasi 265 lokasi
sumber panas bumi Indonesia dengan potensi mencapai sekitar 28.112MWe atau setara
dengan 12 milyar barel minyak bumi. Dengan potensi panas bumi yang memadai Indonesia
berupaya untuk memosisikan geothermal sebagai energi alternative pengganti fossil-fuel.
Geothermal diprediksikan cocok untuk mengatasi masalah di Indonesia. Kebutuhan
energi terbarukan dapat diatasi dengan potensi panas bumi yang memadai, sedangkan efek
yang yang ditimbulkan dapat membantu Indonesia mengurangi masalah polusi udara yang
menjadi general-problem Indonesia. Efek globalisasi juga dapat dikurangi dengan
pemanfaatan panas bumi sebagai pengganti batu bara.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul untuk karya tulis ini
dengan “Geothermal Sebagai Energy Alternatif Generator Listrik”.
B. Batasan dan Rumusan masalah
Karya tulis ini mengandung tiga poin yang terdapat pada judul, ialah geothermal,
energi alternative dan generator listrik. Definisi geothermal ialah panas yang dihasilkan oleh
perut bumi yang berupa magma. Panas ini bukan hasil dari pengendapan fosil hewan berjuta
tahun lalu seperti batu bara tetapi panas murni dari perut bumi.
Energi alternatife ialah energi terbarukan berteknologi tinggi sebagai pengganti
bahan bakar fosil yang akan habis dan tidak terbarukan. Energi ini lebih ramah lingkungan
dan memiliki kelebihan dari segi efisiensi dan efektifitas daripada bahan bakar fosil. Energi
alternative muncul akibat dari kebutuhan bahan bakar energi yang akan habis dan pencegahan
dari efek rumah kaca akibat pemanasan global.
Generator listrik ialah generator yang berfungsi untuk menghasilkan listrik.
Generator ini menghasilkan listrik dari turbin yang digerakkan oleh bahan bakar generator
tersebut. Listrik adalah penunjang kehidupan modern, apabila tidak ada listrik maka
kehidupan akan terganggu. Generator listrik saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil,
tetapi bahan bakar tersebut akan digantikan dengan bahan bakar alternative yang terbarukan
dan lebih efisien.
Batasan masalah pada karya tulis ini ialah panas bumi sebagai energi alternative
generator listrik yang diproyeksikan di Negara Indonesia, dikarenakan Indonesia
membutuhkan energi pengganti bahan bakar fosil dan Indonesia memiliki potensi yang besar
terhadap penggunaan panas bumi sebagai energi alternative terbarukan.
Rumusan masalah pada karya tulis ini direalisasikan dalam bentuk 3 pertanyaan:
1. Apa itu Geothermal ?
2. Bagiamana sistematika pelaksanaannya?
3. Bagaimana pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia?
C. Tujuan Study Pustaka
1. Mencari alteratif energi pengganti fossil-fuel.
2. Menganalisis potensi panas bumi sebagai energi alternative.
3. Mengetahui potensi Indonesia akan panas bumi.
D. Manfaat Studi Pustaka
1. Menemukan energi alternative yang relevan dan terbarukan.
2. Mencegah efek rumah kaca akibat pemanasan global dari segi energi.
3. Mengetahui penggunaan panas bumi sebagai bahan bakar generator listrik.
4. Mengetahui potensi energi panas bumi di Indonesia.
BAB II
GEOTHERMAL
A. Geothermal
1. Pengertian
Geothermal berasal dari bahasa Yunani, geo dan termos. Geo berarti bumi dan
termos berarti panas. Secara bahasa geothermal berarti panas yang terdapat di bumi. Daya
panas bumi ialah kekuatan diekstrasi dari panas yang tersimpan di bumi. Energi panas bumi
berasal dari formasi asli planet ini, dari peluruhan radioaktif mineral, dan dari energi matahari
yang diserap oleh permukaan bumi1.
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi
nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi
nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi
nuklir yang terjadi di matahari dan juga bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi
fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius.
Sumber energi panas bumi berbentuk magma yang tertimbun di perut bumi.Energi
panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang diberikan oleh alam seperti
minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air. Energi ini terbarukan karena prosesnya
berkelanjuta selama lingkungan masih terjaga keseimbangannya.daya Panas Bumi
dianggap berkelanjutan karena diproyeksikan setiap ekstraksi panas lebih kecil
dibandingkan dengan konten panas bumi. Bumi memiliki kandungan panas internal
1031 joule (3,1015 TW · jam) [8] Sekitar 20% dari hal ini adalah sisa-sisa panas dari
akresi planet., Dan sisanya diberikan untuk lebih tinggi tingkat peluruhan radioaktif
yang ada di masa lalu
. 1 http://en.wikipedia.org/wiki/Geothermal_power 2. Sejarah Geothermal
Panas bumi pertama kali digunakan sebagai pemandian air panas dan pemanas
ruangan sejak zaman Paleolithic. Berbentuk sebuah kolam batu di gunung Lisan Cina
dibangun pada Dinasti Qin pada abad ke-3 SM, di situs yang sama dimana istana Huaqing
Chi kemudian dibangun.
Pada abad pertama Masehi, Roma menaklukkan Aquae sulis, sekarang Bath,
Somerset, Inggris, dan menggunakan sumber air panas disana untuk pemandian umum dan
pemanasan ruangan. Biaya penerimaan untuk pemandian ini mungkin mewakili penggunaan
komersial pertama tenaga panas bumi. Distrik tertua yang menggunakan panas bumi sebagai
system pemanas adalah Chaudes-Aigues, Perancis, telah beroprasi sejak abad ke-14.
Pemanfaatan industri awal dimulai pada 1827 dengan menggunakan uap air panas untuk
mengekstrak asam borat dari lumpur gunung berapi di Larderello, Italia.
Pada tahun 1892 di Amerika system pemanas pertama di distrik Boise, Idaho yang
didukung langsung oleh energi panas bumi, dan kemudian diterapkan di Klamath Falls,
Oregon tahun 1900. Sumur panas bumi yang mendalam digunakan untuk memanaskan rumah
kaca di Boise pada tahun 1926, dan geyser digunakan untuk memanaskan rumah kaca di
Islandia dan Tuscany pada waktu yang sama. Charlie Lieb mengembangkan penukar panas
downhole pertama pada tahun 1930 untuk memanaskan rumahnya. Uap dan air panas dari
geysers mulai digunakan sebagai pemanas rumah di Islandia pada tahun 1943.
Pada abad ke-20 permintaan listrik yang mendesak menyebabkan
pertimbangan listrik tenaga panas bumi sebagai sumber pembangkit. Pangeran Conti Pierro
Ginori bekerja sama dengan Larderello menguji generator listrik pertama panas bumi pada
tanggal 4 Juli 1904 dengan mengekstrasi asam panas bumi. Hal ini berhasil menyalakan
empat bola lampu. Kemudian, pada tahun 1911, pembangkit listrik komersial pertama di
dunia dibangun. Itu adalah satu-satunya produsen di dunia industri listrik panas bumi sampai
dibangun pabrik pada tahun 1958 di Selandia Baru. Pada saat itu, Lord Kelvin sudah
menemukan pompa panas tahun 1852, dan Heinrich Zoelly telah mematenkan ide
menggunakannya untuk menarik panas dari tanah pada tahun 1912. J. Donald Kroeker
merancang pompa panas bumi komersial pertama untuk memanaskan Gedung
Commonwealth (Portland, Oregon) pada tahun 1946.
Pada tahun 1960, Gas dan Listrik Pasifik mulai beroperasi dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi pertama yang berhasil menghasilkan listrik dari geysers di California,
Amerika Serikat. Mesin itu berlangsung selama lebih dari 30 tahun dan menghasilkan listrik
bersih 11 MW.
Pembangkit siklus biner pertama kali ditunjukkan pada tahun 1967 di Uni Soviet dan
kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1981. Teknologi ini memungkinkan
generasi listrik dari sumber daya suhu yang lebih rendah daripada sebelumnya. Pada tahun
2006, pabrik siklus biner di Chena Hot Springs, Alaska dioperasikan dan menghasilkan listrik
dari temperature fluida rekor terendah 57 o C (135
o F)
2.
______________ 2
Dalam industri panas bumi suhu rendah berarti suhu 300 o
F (149 o C)
B. Mekanisme Pemanfaatan Geothermal
Daya panas bumi dianggap berkelanjutan karena memproyeksikan panas lebih kecil
dibandingkan dengan konten panas bumi. Bumi memiliki kandungan panas internal 1031
joule (3,1015 TW/jam). Sekitar 20 % dari hal ini adalah sisa-sisa panas dari akresi planet, dan
sisanya diberikan untuk tingkat peluruhan radioaktif lebih tinggi yang ada di masa lalu.
Pembangkit listrik panas bumi secara tradisional dibangun secara eksklusif di tepi
lempeng tektonik dimana sumber daya panas bumi temperature tinggi yang tersedia di dekat
permukaan bumi. Pembangunan pembangkit listrik siklus biner dan perbaikan dalam
teknologi pengeboran dan ekstaksi memungkinkan ditingkatkannya system panas bumi pada
rentang geografis jauh lebih besar. Peragaan proyek operasional tersebut terdapat di Landau-
Pfalz, Jerman, dan Soultz-sous-Forets, Perancis, sementara upaya awal di Basel, Swiss
ditutup setelah dipicu gempa bumi. Proyek percontohan lainnya sedang dalam tahap
pembangunan di Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat.
Pemanfaatan energi panas bumi secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak langsung. Pemanfaatan langsung yaitu
memanfaatkan secara langsung panas yang terkandung pada fluida panas bumi untuk
berbagai keperluan, sedangkan pemanfaatan tidak langsung yaitu memanfaatkan energi panas
bumi untuk pembangkit listrik.
Pemanfaatan energi panas bumi secara langsung dilakukan tanpa adanya konversi
energi ke dalam bentuk lain. Karena sifatnya yang mudah, maka pemanfaatannya bisa
dilakukan dalam berbagai cara. Untuk mengefektifkan penggunaannya, pemanfaatan secara
langsung dilakukan sesuai dengan kebutuhan temperaturnya.
Sementara pemanfaatan tidak langsung atau pemanfaatan sebagai pembangkit listrik
memerlukan konversi energi dan beberapa proses yang harus dilakukan. Untuk mendapatkan
listrik dari panas bumi memerlukan proses pengkonversian energi fluida panas bumi.
Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung energi
panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Hal ini dimungkinkan oleh suatu
sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal power cycle) yang mengubah energi
panas dari fluida menjadi listrik. Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225 oC) telah
lama digunakan di beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir
ini perkembangan teknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panas bumi
bertemperatur sedang (150-225 oC) untuk pembangkit listrik
3.
Selain temperature, faktor-faktor lain yang dipertimbanglan dalam memutuskan
apakah suatu sumber daya panas bumi tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
adalah:
Sumber daya mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar, sehingga mampu
memproduksi uap untuk jangka waktu yang cukup lama.
Sumber daya panas bumi menghasilkan fluida yang mempunyai pH
. 3 http://id_answer_yahoo.com/question/index?qid=20090324014818AAkOeKH
hampir netral5 agar laju korosinya relative rendah, sehingga fasilitas produksi tidak cepat
terkorosi, selain itu hendaknya kecenderungan fluida membentuk skala yang relative rendah.
Resevoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.
Sumber daya panas bumi terdapat di daerah yang relative tidak sulit dicapai.
Sumber daya panas bumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya erupsi
hidrotermal yang relative rendah. Proses produksi fluida panas bumi dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU, uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler (ketel uap), sedangkan pada PLTP, uap berasal dari reservoir panas
bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan
langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi
gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas
bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair)
maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan
melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.
Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
. 5 pH netral = 7
Pada kandungan panas atau cadangan yang relative kecil, namun mempunyai suhu
yang cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik, potensi ini bisa digunakan
untuk pembangkit listrik berskala kecil dengan kapasitas kecil, seperti di Fang, Thailand yang
berkapasitas 300 kW.
Hotel Internasional Kirishima di Jepang termasuk unik dalam memanfaatkan tenaga
panas bumi, selain untuk pemandian uap, hotel ini juga memiliki pembangkit tenaga panas
bumi berskala rendah (100 kW) yang dibangun pada tahun 1983 dan masih digunakan sampai
sekarang. Hotel ini juga menggunakan uap dari sumur panas bumi untuk pemanas dan
penyejuk ruangan.
Secara singkat cara kerja pembangkit listrik panas bumi ialah pada daerah yang
berprospek menghasilkan panas bumi, dibuat sumur pemboran. Dari sumur-sumur produksi
ini akan menghasilkan uap. Uap selanjutnya akan dialirkan menuju separator untuk
memisahkan uap dengan air. Umumnya lapangan panas bumi ini menghasilkan fluida dua
fasa, yaitu uap dan air. Setelah bersih, uap ini akan dialirkan ke turbin, turbin selanjutnya
akan memutar generator. Dan generator inilah yang akan mengubah energi kinetik menjadi
energi listrik.
Uap yang keluar dari turbin selanjutnya akan masuk ke kondensator untuk
dikondensasikan. Uap akan berubah wujudnya menjadi cair yang disebut dengan kondensat.
Kondensat ini kemudian dialirkan ke menara pendingin untuk mendinginkan suhunya. Lalu
air yang sudah relatif dingin ini diinjeksikan kembali ke dalam bumi melalui sumur injeksi.
Inilah yang menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan.
Dampak negatif pemanfaatan energi panas bumi terhadap lingkungan bisa dikatakan
nol. Tidak ada emisi karbon, tidak ada hujan asam. Sehingga menjadikan panas bumi sebagai
sumber energi yang ramah lingkungan.
sampai keseimbangan baru tercapai dengan arus alam. Tiga tertua situs, di Larderello,
Wairakei, dan geysers mengalami sampai keseimbangan baru tercapai dengan arus alam.
Tiga tertua situs, di Larderello, Wairakei, dan geysers mengalami sampai keseimbangan baru
tercapai dengan arus alam. Tiga tertua situs, di Larderello, Wairakei, dan geysers mengalami
C. Efisiensi dan Efektivitas Geothermal
1. Efisiensi Geothermal
Efisiensi termal energi panas bumi bisa dibilang rendah, karena hanya berkisar 10-
23%. Mengapa? Karena cairan panas bumi tidak mencapai suhu tinggi dari boiler. Hukum-
hukum termodinamika membatasi efisiensi mesin panas dalam mengeluarkan energi yang
bermanfaat. Sisa panas yang terbuang, kecuali dapat digunakan secara langsung ,tanpa perlu
mengonversikan energi panas ke bentuk lain, dan lokal, misalnya rumah kaca, kayu pabrik,
dan pemanasan distrik.
Sistem efisiensi material tidak mempengaruhi biaya operasional karena akan
dialokasikan untuk perencanaan penggunaan bahan bakar, tetapi juga tidak mempengaruhi
pengembalian modal yang digunakan untuk membangun pabrik. Untuk menghasilkan energi
yang lebih besar dari yang dikonsumsi oleh pompa, pembangkit listrik memerlukan bidang
yang relatif panas dan siklus panas khusus. Karena listrik tenaga panas bumi tidak bergantung
pada variabel sumber energi, tidak seperti, misalnya, angin, atau matahari, faktor kapasitas
bisa sangat besar, hingga menunjukkan 96%. International Geothermal Association (IGA)
telah melaporkan bahwa 10.715 megawatt (MW) dari tenaga panas bumi di 24 negara sedang
online, yang diharapkan dapat menghasilkan 67.246 GWh listrik pada tahun 2010. [1] ini
merupakan peningkatan 20% kapasitas online sejak 2005 . IGA proyek pertumbuhan 18.500
MW pada tahun 2015, karena proyek-proyek saat ini sedang dipertimbangkan, sering di
daerah yang sebelumnya dianggap memiliki sumber daya exploitasi kecil. [1]
International Geothermal Association (IGA) melaporkan bahwa 10.715 megawatt
(MW) dari tenaga panas bumi dari 24 negara sedang online, yang diharapkan dapat
menghasilkan 67.246 GWh listrik pada tahun 2010. ini merupakan peningkatan 20%
kapasitas online sejak 2005. IGA proyek pertumbuhan 18.500 MW pada tahun 2015, karena
proyek-proyek saat ini sedang dipertimbangkan, sering di daerah yang sebelumnya dianggap
memiliki sumber daya exploitasi kecil.
Pemanasan langsung jauh lebih efisien daripada pembangkit listrik dan tempat-tempat
kurang menuntut persyaratan suhu pada sumber daya panas. Panas dapat berasal dari co-
generasi melalui pembangkit listrik tenaga panas bumi atau dari sumur yang lebih kecil atau
penukaran panas. Dikubur di tanah dangkal. Akibatnya, panas adalah pemanasan ekonomi di
situs lebih banyak dari pembangkit listrik panas bumi.
Jika tanah panas tetap kering bumi tabung atau downhole penukar panas dapat
mengumpulkan panas. Tetapi bahkan di daerah dimana tanah lebih dingin dari suhu ruangan,
panas masih dapat diekstraksi dengan pompa panas bumi lebih efektif dan rapi daripada
tungku konvensional. Perangkat ini menarik sumber daya yang sangat dangkal dan lebih
dingin dari panas bumi teknik tradisional, dan mereka sering menggabungkan berbagai
fungsi, termasuk AC, penyimpangan energi, koleksi energi matahari, dan pemanasan listrik.
Pompa panas Panas Bumi dapat digunakan untuk ruang pemanasan dasarnya.
Dari segi ekonomi, daya panas bumi tidak memerlukan bahan baker (kecuali untuk
pompa), oleh karena itu kebal terhadap bahan baker fluktuasi biaya, tetapi biaya modal
adalah signifikan. Bor Account menghabiskan lebih dari setengah biaya, dan eksplorasi
sumber daya melibatkan risiko yang signifikan. Sebuah tipikal baik doublet (ekstraksi dan
sumur injeksi) di Nevada dapat mendukung 4,5 megawatt (MW) dan biaya sekitar $ 10 juta
untuk latihan dengan tingkat kegagalan sekitar 20%.
Secara total, pembangunan pabrik listrik dan pengeboran sumur menghabiskan biaya
sekitar 2-5.000.000 € per MW kapasitas listrik, sedangkan harga impas adalah 0,04-0,10 €
per kW. Dengan biaya modal di atas $ 4 juta per MW dan impas di atas $ 0,054 per jam kW.
2. Efektivitas Geothermal
Panas bumi mendukung banyak aplikasi, aplikasi pemanasan menggunakan jaringan
pipa air panas untuk memanaskan banyak bangunan di seluruh masyarakat. Di Reykjavik,
Islandia, menghabiskan air dari distrik system pemanas disalurkan di bawah perkerasan dan
trotoar untuk mencairkan salju.
Cairan yang diambil dari bumi membawa campuran gas, terutama karbon dioksida
(CO2), hydrogen sulfide (H2S), metana (CH4) dan ammonia (NH3). Polutan tersebut
berkontribusi terhadap pemanasan global, hujan asam, dan bau berbahaya jika dirilis.
Pembangkit listrik panas bumi yang ada memancarkan rata-rata 122 kg (269 lb) CO2 per
MW/jam listrik, sebagian kecil dari intensitas emisi dari bahan baker fosil konvensional.
Selain gas terlarut, air panas dari sumber panas bumi mengandung bahan kimia
beracun seperti merkuri, arsenic, boron, antimo, dan garam, ini sebagai bahan kimia endapan
air dingin. Bahan campuran tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika dirilis.
Praktek modern suntik cairan didinginkan panas bumi kembali ke bumi untuk merangsang
produksi kembali, juga untuk mengurangi risiko kerusakan lingkungan ini.
System Panas Bumi langsung berisi pompa dan kompresor, yang dapat mengkonsumsi
energi dari sumber polusi. Beban parasit ini biasanya sebagian kecil dari output panas,
sehingga selalu kurang polusi dari pemanasan listrik. Namun, jika listrik dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar fosil, maka emisi bersih pemanasan panas bumi dapat langsung
dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar untuk panas. Sebagai contoh, sebuah pompa
panas bumi dengan menggunakan tenaga listrik dari pembangkit combined cycle gas alam
akan menghasilkan sekitar seperti polusi lebih sebagai gas alam kondensasi tungku dengan
ukuran yang sama. Oleh karena itu nilai lingkungan dari pemanasan langsung aplikasi panas
bumi sangat tergantung pada intensitas emisi dari grid listrik tetangga.
Tanaman konstruksi dapat mempengaruhi stabilitas tanah. Subsidence telah terjadi di
bidang Waireki di Selandika Baru dan dalam Staufen im Breisgau, Jerman. System panas
bumi dapatmemicu gempa yang diakibatkan sebagai bagian dari rekah hidrolik. Proyek di
Basel, Swiss dihentikan karena lebih dari 10.000 peristiwa gempa yang terukur hingga 3,4
Skala Richter terjadi salami 6 hari pertama injeksi air.
Panas Bumi memiliki tanah minimal dan persyaratan air tawar. Panas bumi tanaman
menggunakan 3,5 kilometer persegi (1,4 sq mi) per gigawatt produksi listrik (bukan
kapasitas) versus 32 dan 12 kilometer persegi (4,6 sq mi) untuk fasilitas batubara dan angin
masing-masing. Mereka menggunakan 20 liter (5.3 US gal) air tawar per h-MW versus lebih
dari 1.000 liter (260 US gal) per jam-MW untuk nuklir, batubara, atau minyak.
Perkiraan potensi pembangkit listrik energi panas bumi bervariasi enam kali lipat,
0,035-2 TW tergantung pada skala investasi. Upper estimasi sumber daya panas bumi
mengasumsi sumur panas bumi sedalam 10 km (6 mil), sedangkan sumur panas bumi yang
ada jarang lebih dari 3 km (2 mil). Penelitian yang paling baik di dunia adalah bor superdeep
Kola dengan kedalaman 12 km (7 mil). Catatan ini baru ditiru oleh sumur minyak komersial,
seperti Exxon Z-12 di lapangan the Chayvo, Sakhalin.
Meskipun listrik tenaga panas bumi secara global yang berkelanjutan, ekstraksi masih
harus dipantau untuk mnghindari penurunan local. Selama puluhan tahun, sumur-sumur
individu mengalami perubahan sampai keseimbangan baru tercapai dengan arus alam. Tiga
situs tertua berada di Larderello, Wairakei, dan geysers mengalami penurunan output karena
deplesi local. Panas dan air, dalam proporsi yang tidak pasti, diekstraksi lebih cepat daripada
mereka diisi ulang. Jika produksi dikurangi dan air reinjected, sumur ini secara teoritis dapat
kembali ke potensi mereka sepenuhnya. Strategi mitigasi tersebut telah dilaksanakan di
beberapa situs. Keberlanjutan jangka panjang dari energi panas bumi telah ditunjukkan di
lapangan Lardarello di Italia sejak tahun 1913, di lapangan Waireki di Selandia Baru sejak
tahun 1958, dan pada bidang Geyser di California sejak tahun 1960.
D. Kekurangan Geothermal
Meskipun energi panas bumi mempunyai banyak kelebihan tetapi energi ini juga
mempunyai beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan diantaranya:
Air/cairan yang bersumber dari energi geothermal bersifat korosif.
Pada suhu relative rendah, sesuai hokum termodinamika, efisiensi system menurun.
Pembangunan pembangkit listrik geothermal juga mempengaruhi kestabilan tanah di area
sekitarnya
Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi geothermal dengan tipe dry steam dan flash
steam melepaskan emisi karbon dioksida, nitrit oksida, dan sulfur meski dalam jumlah yang
sangat kecil.
Air yang bersumber dari geothermal juga berbahaya bagi makhluk hidup jika dibuang ke
sungai karena mengandung bahan-bahan berbahaya seperti merkuri, arsenic, antimony, dan
sebagainya.
BAB III
GEOTHERMAL di INDONESIA
A. Potensi Energi Geothermal di Indonesia
Dalam rangka memasuki era industrialisasi maka kebutuhan energi terus meningkat
dan untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi
alternative yangramah terhadap lingkungan. Salah satu energi alternative tersebut adalah
pemanfaatan energi panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia.
Keberhasilan pembangunan pada PELITA V telah meletakkan dasar-dasar
pembangunan industri yang akan dilaksanakan pada PELITA VI dan tahun-tahun berikutnya,
ternyata mempunyai konsekuensi dalam hal penyediaan energi listrik untuk dapat
menggerakkan kegiatan industri yang dimaksud. Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik
yang terus meningkat ini, usaha diversifikasi energi mutlak harus dilaksanakan. Salah satu
usaha diversifikasi energi ini adalah dengan memikirkan pemanfaatan energi panas bumi
sebagai penyedia kebutuhan energi listrik tersebut. Dasar pemikiran ini adalah mengingat
cukup tersedianya cadangan energi panas bumi di Indonesia, namun pemanfaatannya masih
sangat sedikit. Indonesia sebagai Negara vulkanik mempunyai sekitar 217 tempat yang
dianggap potensial untuk eksplorasi energy panas bumi.
Bila energi panas bumi yang cukup tersedia dimanfaatkan seoptimal mungkin, maka
sekiranya kebutuhan energi listrik yang terus meningkat akan dapat dipenuhi bersama-sama
sumber energi lainnya. Pengalaman dalam pemanfaatan energi panas bumi sebagai penyedia
energi listrik seperti yang telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat akan sanagat
membantu dalam pengembangan energi panas bumi lebih lanjut.
Energi panas bumi adalah termasuk energi primer, yaitu energi yang diberikan oleh
alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara, dan tenaga air. Energi primer ini di Indonesia
tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia.
Sebagai gambaran sedikitnya atau terbatasnya energi tersebut adalah berdasarkan data pada
Tabel I.
Tabel I..
Cadangan Energi Primer Dunia
Cadangan Minyak Bumi Indonesia 1,1 % Timur Tengah 70 %
Cadnagan Gas Bumi Indonesia 1-2 % Rusia 25 %
Cadangan Batubara Indonesia 3,1 % Amerika Utara 25 %
Pemakaian energi panas bumi yang selama ini sering terabaikan, ternyata sudah mulai
diperhatikan sebagai usaha mencukupi kebutuhan energi di Indonesia. Hal ini tampak dari
kenyataan bahwa pada tahun 1994/95 ( akhir Pelita V ) pangsa energi panas bumi hampir tak
berarti hanya sekitar 0,6 % saja dari seluruh pemenuhan kebutuhan energi, akan tetapi pada
tahun 1998/99 pangsa energi panas bumi telah naik hampir 3 kali lipat menjadi 1,7 %.
Keadaan ini sudah barang tentu sangat memberikan harapan bagi pengembangan energi
panas bumi pada masa mendatang.
Berikut adalah data tabel pemanfaatan energi panas bumi di beberapa Negara sebagai
perbandingan dengan indonesia.
Tabel II.
Pemanfaatan dan Perkembangan Panas Bumi di berbagai Negara
Negara 1976 (MW) 1980 (MW) 1985 (MW) 2000 (MW)
Amerika Serikat
Italia
Filipina
Jepang
Selandia Baru
Meksiko
Islandia
Rusia
Turki
China
Indonesia
Argentina
Kanada
Spanyol
522
421
-
68
192
78,5
2,5
3
0,5
1
-
-
-
-
908
455
443
218
203
218
64
5,7
0,5
3
2,3
-
-
-
3.500
800
1.726
6.900
282
1.000
150
-
400
50
32,3
20
10
25
30.000
-
4.000
48.000
352
10.000
500
-
1.000
200
3.500
-
-
200
Jumlah 1.288,5 2.520,5 14.895,3 97.752
Dilihat dari data tabel diatas tampak bahwa pemenuhan kebutuhan energi listrik pada
beberapa Negara melalui pemanfaatan energi panas bumiterus meningkat. Angka-angka
untuk berbagai Negara pada tahun 2000 masih merupakan perkiraan yang masih terus dikaji
ulang.
Indonesia sebagai negeri vulkanik memiliki 217 tempat yang diperkirakan potensial
sebagai sumber energi panas bumi. Berdasarkan perkiraan data tahun 1997 potensi energi
panas bumi di Indonesia adalah sebagai yang tertera dalam Tabel III .
Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia
Daerah Sumber Energi Panas Bumi Potensi Energi Panas Bumi (MW)
Sumatera
Jawa
9.562
5.331
Sulawesi
Nusa Tenggara
Maluku
Irian Jaya
1.300
200
100
165
Jumlah Keseluruhan 16.658
Dilihat dari tabel II, tampak bahwa pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia pada
tahun 1985 baru 32,3 MW, sedangkan menurut data terakhir sampai dengan tahun 1997
energi panas bumi yang sudah dimanfaatkan mencapai 305 MW. Dalam kurun waktu sekitar
10 tahun telah terjadi kenaikan kurang lebih 10 kali, suatu kenaikan yang cukup signifikan
dalam hal pemanfaatan energi panas bumi. Padahal pemanfaatan yang mencapai 305 MW
pada tahun 1997 tersebut baru 1,83 % dari potensi energi panas bumi yang ada.
Pemanfaatan energi panas bumi 1,83 % dari total potensi yang tersedia sudah barang
tentu masih sangat kecil. Oleh karena itu, kemungkinan untuk menaikkan pangsa
pemanfaatan energi panas bumi masih sangat terbuka lebar, dengan kata lain bahwa prospek
pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih sangat menguntungkan bagi para
penanam modal yang akan bergerak dalam bidang energi panas bumi. Hal ini terbukti dengan
akan dibangunnya lagi 4 unit berkekuatan 55 MW di Gunung Salak Jawa Barat, suatu proyek
patungan antara pertamina dan PT. Unocoal Geothermal Indonesia. Proyek-proyek
berikutnya sudah barang tentu akan segera disusul oleh penanam modal lainnya, mengingat
bahwa kebutuhan energi di Indonesia yang terus meningkat.
B. Pemanfaatan Energi Geothermal di Indonesia
1. Energi Geothermal di Indonesia.
i. Energi panas bumi “uap basah”.
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalh bila panas bumi yang keluar dari
perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan
turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di
Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah
air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin.
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan
tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80
% air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan
separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan
ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke
dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.
ii. Energi panas bumi “air panas”.
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang
disebut “brine” dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini,
maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada
pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi
jenis ini, digunakan sistem biner ( dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai
sistem primernya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang
akan menghasilakn uap untuk menggerakan turbin.
iii. Energi panas bumi “batuan panas”.
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat
berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri
dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas,
kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan
turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga
untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup
tinggi.
2. Prospek panas bumi di Indonesia
Indonesia mempunyai potensi pembangkit energi tenaga panas bumi yang bisa
mencukupi kebutuhan energi di Indonesia yang semakin meningkat. Berikut ini beberapa
lapangan panas bumi yang memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi PLTP.
Lapangan Panas Bumi Margabayur di Lampung dengan potensi lapangannya sekitar 250
MW dan layak untuk dikembangkan pada tahap awal dengan kapasitas 2 x 55 MW. Pada
lapangan panas bumi ini perlu melaksanakan pemboran sumur-sumur untuk memperoleh uap.
Lapangan Panas Bumi Lahendong yang memiliki potensi lapangan uapnya sebesar 250 MW
dan layak untuk dikembangkan 2 x 20 MW.
Lapangan Panas Bumi Ulubelu-Lampung yang mempunyai potensi lapangannya sekitar 550
MW. Pada lapangan ini potensi panas bumi yang sudah dikembangkan swasta sekitar 110 –
300 MW dan sisanya masih ada sekitar 250 MW belum dikembangkan.
Lapangan Panas Bumi lainnya adalah kerinci. Lapangan-lapangan tersebut sekarang ini
sedang dieksplorasi oleh Pertamina.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diadakan study pustaka maka penulis mengambil kesimpulan
1. Geothermal berprospek baik sebagai pengganti bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik di
dunia yang ramah lingkungan.
2. Geothermal adalah energi yang terbarukan sehingga tidak mungkin habis dan dapat
diperbaharui.
3. prospek penggunaan energi geothermal di Indonesia cukup bagus namun masih kurang
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
B. Saran
Pemanfaatan energi geothermal sebagai pengganti bahan bakar fosil seharusnya
dilakukan semaksimal mungkin. Indonesia yang memiliki sumber energi geothermal yang
berpotensi diharapkan dapat memanfaatkannya guna mngatasi krisis energi yang semakin
mendesak.
Diposkan oleh bagoes arifo di 10.06.00 AM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Reaksi:
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim
logo pondok
Follow Now Brother and Sister
You will get new knowledge :D
Calendar
Followers
Follow by Email
Cari Blog Ini