BAB. IPENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul dengan judul “Memperbaiki/Reparasi Radio” dengan kode
ELKA- R.AM.004.A berisi materi dan informasi tentang sistem
pesawat penerima dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan
Frekuensi Modulasi (FM), Mengamati gejala kerusakan, Mengalokasi
kerusakan, Melakukan analisa hasil pengukuran, Melakukan
perbaikan/reparasi, Menguji hasil perbaikan/reparasi, Membuat laporan
perbaikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai
dengan ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi
yang disampaikan.
Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari
materi dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan
test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test
kemudian diklarifikasikan dengan kunci jawaban. Guna melatih
keterampilan dan sikap kerja yang benar, setiap siswa dapat
berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji
kompetensi dilakukan secara teoritik dan praktik. Uji teoritis
dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan yang ada pada soal
evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa
mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan
guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada.
Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai
kompetensi memperbaiki/ reparasi radio dengan sub kompetensi:
1. Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/reparasi
2. Mengamati gejala kerusakan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 1
3. Mengalokasi kerusakan
4. Melakukan analisa hasil pengukuran
5. Melakukan perbaikan/reparasi
6. Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. Membuat laporan perbaikan.
B. PRASARAT
Untuk menguasai kompetensi memperbaiki/reparasi radio dengan
kode: ELKA-MR-AM.004.A peserta didik dipersyaratkan
menyelesaikan modul dengan kompetensi menggunakan
alat/instrumen bantu keperluan pengukuran kode: ELKA-MR. UM.
005. A
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk bagi peserta diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi
yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada
materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada
guru atau instruktur yang mengacu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap
materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik,
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1)Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang
berlaku.
2)Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan
baik.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 2
3)Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4)Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5)Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,
harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6)Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat
semula.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan,
ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau
bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengacu
kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan
untuk:
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik
baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai
proses belajar peserta diklat.
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat
kerja untuk membantu jika diperlukan.
D. TUJUAN AKHIR
Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan
imajinasi psikomotorik seperti unit kompetensi maka peserta diklat
diharapkan:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 3
1. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Penerima Radio
a. Pesawat Penerima sistem AM/Band MW
b. Pesawat Penerima sistem FM
c. Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
2. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan
a. Pada Tombol power
b. Tombol Pengatur Volume
c. Tombol Pencari Gelombang
3. Trampil Mengalokasi kerusakan
a. Kerusakan pada komponen
b. Masalah koneksitas pada PCB atau kabel
c. Masalah pada bagian mekanik.
4. Melakukan analisa hasil pengukuran
a. Mengacu pada skema rangkaian
b. Berdasarkan diagnosa jenis kerusakan.
5. Trampil Melakukan Perbaikan /reparasi
6. Trampil Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. Membuat laporan perbaikan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 4
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 5
E. KOMPETENSI:
Modul ELKA-MR-AM.004.A membentuk kompetensi “Memperbaiki/Reparasi Radio”. Uraian kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
PROGRAM DIKLAT : Memperbaiki/Reparasi Radio KODE : ELKA-MR.AM.004.AALOKASI WAKTU : 100 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCIA B C D E F G2 3 3 2 2 3 3
KONDISI KINERJA
1. Unit kompetensi ini berlaku untuk perbaikan radio AM-FM baik yang dilakukan di pusat perbaikan (service center) televisi maupun di bengkel-bengkel service radio.
2. Shcematic diagram/buku service manual yang berlaku sesuai dengan merek tipe masing-masing radio.
3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan: Peralatan umum perbaikan elektronika radio meliputi: Toolkit, Multitester dan Osiloskop dll. Bahan: kabel, timah solder, komponen elektronik dan bagian mekanik.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 6
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1.
Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/ reparasi
1.1.Spesifikasi dan cara kerja radio dikuasai lebih dulu.
1.2.Kebutuhan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi dipersiapkan dan diidentifikasi apakah sesuai dengan SOP (Standard Operation Procedure).
1.3.Tempat kerja dipersiapkan dan dibebaskan dari kemungkinan bahaya kecelakaan.
1.4.Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja digunakan secara benar serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberlaku-kan
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi sesuai dengan SOP
Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerjaMenggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan
Sistim Radio AM, FM
Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi sesuai dengan SOP
Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerja
Menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 7
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2.
Mengamati gejala kerusakan
2.1. Radio tape recorder dioperasikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada bagian-bagian:
Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari gelombang AM/FM.
2.2. Dilakukan identifikasi terhadap gejala yang timbul sesuai dengan fungsinya.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Mengamati gejala kerusakan melalui :Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari gelombang AM/FM
Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul
Sistim Radio AM, FM
Mengamati gejala kerusakan melalui :Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari gelombang AM/FM
Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 8
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.
Mengalokasi kerusakan
3.1.Berdasar pada gejala kerusakan yang timbul lalu diklasifikasikan jenis kerusakannya yang dapat berupa :
Kerusakan pada komponen
Masalah koneksitas pada PCB atau kabel
Masalah pada bagian mekanik.
3.2.Dilakukan pengalokasian kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya
3.3.Urutan pemeriksaan ditetapkan sesuai prosedur buku petunjuk servis (service manual) pada titik-titik pengukuran ditentukan untuk mencari kerusakannya.
3.4.Dilakukan pengukuran dengan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik-titik pengukuran yang sudah ditetapkan dengan alat ukur misalnya Multitester dan Osiloskop.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik
Mengalokasikan kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya
Melakukan pemeriksaan titik-titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan sesuai urutan pada prosedur buku manual.Melakukan pengukuran dan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik pengukuran yang sudah ditentukan.
Sistim Radio AM, FM
Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik
Mengalokasikan kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya
Melakukan pemeriksaan titik-titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan sesuai urutan pada prosedur buku manual.
Melakukan pengukuran dan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik pengukuran yang sudah ditentukan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 9
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4
Melakukan analisa hasil pengukuran
4.1.Dengan mengacu pada skema rangkaian serta buku service manual hasil-hasil pengukuran dianalisa.
4.2.Dari hasil analisa lalu didiagnosa jenis kerusakan secara benar.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Cermat dan teliti dalam
Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manualMenetapkan jenis kerusakan secara benar
Analisa hasil pengukuran kerusakan
Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manual
Menetapkan jenis ksecara benar
5.
Melakukan perbaikan/ Reparasi
5.1.Sesuai hasil diagnosa perbaikan dapat dikerjakan dengan pergantian komponen, repair/penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang.
5.2.Perbaikan dapat pula dikerjakan dengan hanya pembersihan pada jalur-jalur rangkaian, konektro-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang.Membersihkan jalur-jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.
Teknik Reparasi Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang.
Membersihkan jalur-jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 10
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
6.
Menguji hasil perbaikan/ reparasi
6.1. Hasil perbaikan atau pergantian komponen diuji dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya.
6.2. Dilakukan tindakan korektif jika pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal.
6.3. Untuk memastikan kerusakan yang ditemukan bukan diakibatkan oleh bagian atau komponen lain sehingga dapat dihindari kerusakan yang sama berulang, maka perlu dilakukan analisa lanjutan.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dan cermat dalam
Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya.Melakukan tindakan korektif pada saat pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal
Pengujian hasil perbaikan
Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya.
Melakukan tindakan korektif pada saat pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal
7.
Membuat laporan perbaikan
7.1. Setiap selesai dilakukan perbaikan atau penggantian komponen, perlu dibuatkan laporan berupa service check list.
7.2. Pada laporan supaya dituliskan komponen, bagian mekanik yang telah dilakukan perbaikan/ penggantian.
7.3. Setiap selesai kegiatan perbaikan dibuatkan riwayat perbaikan pada history card.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dan rapi dalam Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check listMembuat riwayat perbaikan pada history card
Laporan hasil perbaikan
Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check list
Membuat riwayat perbaikan pada history card
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 11
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 12
F. CEK KEMAMPUAN SISWA
Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta
diklat miliki, maka berilah tanda cek list () dengan sikap jujur dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Kompetensi Pernyataan
Saya dapat
melakukan
pekerjaan ini
dengan kompeten
Tida
k Ya Jika, Ya
1. Dapat
menjelaskan
prinsip kerja
Pesawat Radio
AM/Band MW
Saya dapat menjelaskan dia
gram blok pesawat penerima
AM/band MW
Saya dapat memahami
prinsip kerja pesawat radio
AM/Band MW
Saya dapat menjelaskan cara
kerja setiap bagian.
√
Kerjakan tes formatif 1
2. Dapat
menjelaskan
prinsip kerja
Pesawat Radio FM
Saya dapat menjelaskan
digram blok pesawat
penerima FM
Saya dapat memahami
prinsip kerja pesawat radio FM
Saya dapat menjelaskan
cara kerja setiap bagian.
√
Kerjakan tes formatif 2
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 11
11
3. Dapat melakukan
teknik mencari
gejala kerusakan
Saya dapat menjelaskan
gejala kerusakan pada
tombol power.
Saya dapat menjelaskan
gejala kerusakan pada tombol
pengatur volume.
Saya dapat menjelaskan
tombol pencari gelombang.
√
Kerjakan tes formatif 3
4. Trampil
mengalokasi
kerusakan
Saya dapat menentukan
kerusakan pada komponen.
Saya dapat menentukan
kerusakan koneksitas pada
PCB atau kabel.
√
Kerjakan tes formatif 4
5. Melakukan analisa
hasil pengukuran
Saya dapat menganalisa hasil
pengukuran berdasarkan
gambar rangkaian.
Saya dapat menganalisa
kerusakan berdasarkan jenis
kerusakan.
√
Kerjakan tes formatif 5
6. Trampil
melakukan
Perbaikan
/reparasi
Saya dapat melakukan
perbaikan berdasarkan
analisa pengukuran.
Saya dapat melakukan
perbaikan berdasarkan
pengamatan gejala
kerusakan.
√
Kerjakan tes formatif 6
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 12
12
7. Trampil menguji
hasil perbaikan /
reparasi
Saya dapat menguji hasil
perbaikan berdasarkan
analisa pengukuran.
Saya dapat menguji hasil
perbaikan berdasarkan
pengamatan gejala
kerusakan.
√
Kerjakan tes formatif 7
Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas,
maka pelajarilah pada sub kompetensi modul ini yang tidak anda kuasai
sampai anda kompeten.
BAB. IIPEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru.
Rencana belajar tersebut adalah sebagai berikut:
NAMA SISWA : ……………………………………….
TINGKAT/KELAS : ……………………………………….
No
.Jenis Kegiatan
Tangga
l
Wakt
u
Tempat
Belajar
Paraf
Guru
1. - Memahami prinsip kerja Pesawat Radio AM/Band MW
- Memahami prinsip kerja Pesawat Radio FM
- Menyiapkan alat ukur untuk
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 13
13
perbaikan/reparasi.
2. - Memahami teknik mencari gejala kerusakan.
3. - Mengalokasi kerusakan
4. - Melakukan analisa hasil pengukuran
5. - Melakukan Perbaikan /reparasi
6. - Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. - Membuat Laporan
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1: Persiapan Pekerjaan
Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta
diklat dipersiapkan untuk memahami dan mengerti prinrip-prinsip
dasar pesawat penerima AM/band MW, pesawat penerima FM dan
menyiapkan alat ukur keperluan perbaikan/reparasi.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, peserta diklat
diharapkan:
1) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat
penerima AM/band MW.
2) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat
penerima FM
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 14
14
3) Menjelaskan diagram blok pesawat penerima AM/band MW
dan FM
4) Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
b. Uraian Materi
1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW
Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun
yang lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar
dan pesawat penerima. Pesawat pemancar berfungsi
membangkitkan dan meradiasikan suatu informasi melalui
suatu gelombang elektromagnetik.Kecepatan gelombang
elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya yaitu sebesar
300.000 km/detik dan dinamakan gelombang pembawa (carrier
wave) informasi. Pesawat penerima menangkap salah satu
gelombang radio yang spesifik dari sejumlah gelombang yang
ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi suatu
informasi yang dapat dimengerti.
Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal
dengan sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu
menerima satu stasiun pemancar dan dayanya pun sangat
lemah. Pesawat penerima radio, mulai berkembang setelah
diketemukan tabung hampa (vacum tube) yang selanjutnya
dibuat pesawat penerima yang disebut radio langsung (straight
receiver). Straight Receiver ini mempunyai keuntungan dapat
ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih
mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa
rangkaian penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun
yang ditala, demikian pula sistem pendeteksiannya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 15
15
Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu
pesawat penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik
dalam sistem penerima radio maupun televisi.
Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya
sebagai berikut:
a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang
datang pada antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai
didapat suatu sinyal RF tertentu yang kemudian dicampur
(dikonversikan) dengan satu sinyal RF yang berasal dari
osilator yang ada pada pesawat penerima sendiri.
b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan
suatu sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang
biasanya disebut sinyal frekuensi menengah (IF).
c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah
(IF) umumnya 455 kHz.
d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu
rangkaian penala divariasikan, maka selisih frekuensinya
akan konstan sebesar frekuensi menengah tersebut.
Pencampuran ini mempunyai keuntungan sebagai berikut:
(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih
tinggi karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah
dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang
spesifik, misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio
AM.
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan
osilator local. Sistem super heterodyne mempunyai
kelemahan, yaitu adanya efek frekuensi bayangan.
Walaupun IF sudah merupakan frekuensi selisih
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 16
16
dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi
pun muncul pula.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan
blok diagram sebagai berikut:
Antena
Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM
Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu
penerima dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang
mempunyai daerah frekuensi 520 kHz – 1630 kHz (577 – 184
meter) yang disebut daerah gelombang menengah (medium
wave band = MW).
Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW
dilaksanakan oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator
lokal. Hasil dari penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada
alat praktik merupakan bagian terpisah dari penala. Untuk
lebih memahami prinsip kerja radio super heterodyne, coba
perhatikan diagram blok radio super heterodyne pada gambar
blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian setelah
memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi
setiap bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 17
17
RF AMPMIX
IF AMP DETEKTOR
AUDIOAMP
loudspeker
8
AVC
OSCLOKAL
0ut
0
+V
12V
1uF
L3
1uF
+5pFL2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
AVC(automaticvolume contro)
+V
12V
.1
IN60
.1
001
1S
1S1P
1P1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+ 220/16002
+
10/16
C829
C829
100
39k5k6
470
15k
390
390
47k
Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok
mixer+oscilator. Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal
dengan frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi
sinyal yang masuk melalui antena.
Gambar 2. Rangkaian Penala
Pencampur (mixer) pada gambar rangkaian
disamping menjadi satu dengan sinyal
oscilator. Karena
sinyal-sinyal itu
berbeda 455 kHz,
maka akan
membentuk suatu
sinyal 455 kHz
sebagai hasil selisih
dari dua sinyal
tersebut. Sinyal
yang telah diubah
menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh
penguat IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua
(IF2). Dengan demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan
sinyal yang berfungsi 455 kHz.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 18
18
RANGK.DETEKTOR
TR3
ke basis TR2
+V
12V
005
.101
5k
IN60
1S1P
5K6
470
Gambar 3. Rangkaian Penguat IF
Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic
Gain Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan
tegangan (gain) dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga
penguatan ditambah pada sinyal-sinyal masuk yang lemah
dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang kuat. Dengan
demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan
untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.
Gambar 4. Rangkaian Detektor
Rangkaian detektor, digambarkan
seperti gambar 4 rangkaian
disamping
dengan detektor dioda. Gulungan
primer transformator IF (T3)
menerima sinyal IF termodulir dari
penguat IF terakhir, dan gulungan
ini merupakan beban impedansi
untuk transistor penguat.
Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan
sekunder yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda,
karena prinsip kerja diode sebagai komponen perata.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 19
19
AGC
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
1n
0
TP12
TP15
1314
TP16
TP11
+V
12v
8
+
220/16
+
1uF
+220/16
.1uf
1uF
.1uF 220pf
IN4148
5k
C1684
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
2k2
1k
470
150k
1k
470k
33k
Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector
juga dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05
mfd.
Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat
buah penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan
berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian
detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah
kedudukan VR 5k yang berfungsi sebagai volume control.
TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier
dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan
melalui R33k mendapat umpan balik negatif dari output power
amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memperlebar band
switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik. TR C1684
merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat
disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi yang
sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif melalui
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 20
20
R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan
output yang dapat mengemudikan rangkaian power amplifier.
Out-put rangkaian penguat audio amplifier ini diteruskan ke
loudspeaker yang merupakan beban dari rangkaian. Sinyal
informasi melalui pengatur volume maka sinyal informasi ini
dapat diatur besar kecilnya suara.
2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM
BLOK DIAGRAM Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.
Antena
AGC
Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM
PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup
baik sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk
sistem FM bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui
sistem FM ada yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan
adanya penguat RF ini maka sistem FM dapat bekerja pada
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 21
21
RF AMP
Mixer IF AMP Limitter Discriminator
LokalOscilator
DhemmphasisNetwork
AF dan PowerAmplifiers
loudspeker
8
input sinyal yang lebih rendah dari sistem AM atau SSB, sebab
istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang menggunakan
penguat RF karena mereka dapat menekan inherent noise.
Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas
yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM
dapat menerima sinyal 1 µV atau kurang jika dibandingkan
dengan sistem AM dan SSB dengan minimum sinyal input 30
uV. Tetapi bila ingin sinyal 1 uV diumpankan langsung ke
mixer, inherent noise yang tinggi yang dihasilkan oleh
komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1 uV
tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1
µV itu sehingga menjadi 10-20 µV sebelum diberikan ke mixer.
Itu sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk
diperhatikan untuk sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada
frekuensi tersebut, noise internal dari transistor naik ketika
gain diturunkan. Noise ini jauh lebih rendah bila digunakan
dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor yang aktif.
Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan
pengaruh frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek
radiasi lokal osilator ke antena yang mengakibatkan di
transmitnya interfrensi.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 22
22
OutputInput
0
0
+V12V
1 1cv
1np
1C
1C 1C
1C
2N4393
R1
R2
R3
Gambar 7 disamping
salah satu contoh
gambar rangkaian RF
Amplifier dengan
komponen aktif FET.
FET RF AMPLIFIER:
Impedansi input yang
tinggi dari FET
bukanlah dasar
digunakannya FET
sebagai komponen
aktif pada penguat
RF sistem FM.
Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn FET
Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan
jauh menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah
suatu kenyataan bahwa tidak selalu impedansi input
merupakan pertimbangan bagi RF amplifier karena untuk
frekuensi tinggi impedansi antena hanya beberapa ratus ohm
atau cukup rendah.
Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi
input dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat
sementara tabung hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan
BJT mempunyai faktor eksponensial. Untuk komponen yang
bekerja dengan hukum kuadrat memiliki sinyal output dengan
frekuensi yang sama dengan input dengan distorsi komponen 2
kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara komponen
lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan
FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 23
23
output
input
optional AGC.1C4
15V
0
0
.1C4 91k
33k
00
1CV1
1000pf
1CV21CV2
1RFC
1L3
1L2
2N3796
0
.1C4
PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate
ganda) common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti
diperlihatkan pada gambar 8 dibawah:
Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET
Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF
memberikan keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh
tegangan AGC. Juga dengan MOSFET diperoleh keunggulan
berupa naiknya daerah dinamis dibandingkan dengan JFET.
Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja pada hukum kuadrat
pada lebar band yang lebih besar dibandingkan dengan JFET.
LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai
amplitudo output yang konstant untuk semua input yang
melebihi level tertentu. Dalam sistem penerima FM ini
dibutuhkan untuk menolak ampiltudo modulasi dan variasi
amplitodo yang tidak diingini, yang merupakan noise. Kedua hal
itu menyebabkan pengaruh yang tidak diingini pada
loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup AGC
untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari
yang ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 24
24
Rangk.LIMITER
output
input
15V
.1C4
00
00
.1C4
.1C4.1C4
R1
R2 R3
R4
1CV11CV1
NPN
1CV1
.1
.1
.1.1
diskriminator. Secara ideal dapat dinyatakan bahwa
diskriminator harus idealnya tidak menanggapi perubahan
amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi.
Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter
dengan transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu
DC ke kolektor. Secepat input menaik, terjadilah pemotongan
puncak sinyal akibat terbatasnya tegangan kolektor karena
seperti diketahui, output transistor tidak akan dapat melampaui
tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki pada bagian output
ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk meningkatkan
selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus akibat
pemotongan menjadi sinus.
Gambar. 9: Rangkaian Limitter
Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari
frekuensi tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut
detektor pada sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai
rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa
menjadi variasi amplitudo.
Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah
detektor yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari
intelejen frekuensi (informasi) kembali pada level amplitudo
yang setara dengan frekuensi rendahnya. Seperti diketahui,
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 25
25
untuk menekan noise, pada pemancar dilakukan preemphasis
dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi
dinaikkan.
AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa
pada Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian
pada FM Receiver yang menggunakan rangkaian limitter
dibutuhkan juga rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model
lama juga dilengkapi dengan AFC (Automatic Frequency
Control). Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan
frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan
frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan
penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu
belum ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang
bekerja pada daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang
cukup stabil dan ekonomis. Mixer, osilator lokal dan penguat IF
pada dasarnya sama dengan yang telah didiskusikan pada AM.
Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM, frekuensi IF nya
adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88 Mhz -
108 Mhz.
3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN
PERBAIKAN/REPARASI
Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan
dalam pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis
pesawat elektronika adalah AVO meter, atau sering juga
disebut multimeter/multitester.
Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam
pekerjaan perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat
elektronika antara lain: obeng, tang, solder, signal
generator/signal injektror, oskiloskop dan alat Bantu lainnya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 26
26
Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang diperlukan
dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik:
A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik.
Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan
secara rinci didalam penggunaan alat ukur, karena peserta
diklat sudah memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A.
1. Obeng
Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa
mereparasi alat-alat elektronika atau radio dan lain
sebagainya, obeng ini mempunyai peranan yang sangat
penting didalam pekerjaan perbaikan/reparasi pesawat
radio ataupun pesawat elektronik lainnya. Fungsinya
ialah untuk membuka sekerup atau memasang sekerup
(pekerjaan mekanik).
Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi
sebaiknya persiapkan obeng yang berbagai jenis
ukuran dan macam-macamnya. Yaitu dengan membeli
satu set obeng. Jenis obeng ada yang berujung pipih
(-)dan berujung (+) disebut kembang. Gunanya juga
disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka atau
memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng
(+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-)
hendaknya dipakai obeng yang berujung pipih saja.
Dalam membuka sekerup usahakan jangan sampai
sekerup cacat atau rusak. Oleh sebab itu gunakan
obeng yang sesuai dan yang masih baik keadaannya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 27
27
Gambar. 10: Macam-Macam Obeng
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 28
28
Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng
untuk keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani
pekerjaan mekanik.
2. Obeng pengetrim
Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang
khusus untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari
plastik dan ujungnya dari pelat. Gambar 11 di bawah
adalah salah satu contoh obeng yang dapat digunakan
sebagai pengetrim.
Gambar 11. Obeng Trim
3. Tang
Gambar 12a dan
12b adalah yang
lajim dipergunakan.
Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang.
Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-
macam jenis tang. Tang diperlukan dalampekerjaan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 29
29
perbaikan/reparasi pesawat elektronika. Tang ini
bentuknya moncong panjang pada pangkalnya.
Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang
kaki komponen seperti Resisitor, Transistor dan
komponen lainnya.
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang
tak berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk
memotong melipat/membengkokan dan lain
sebagainya.
Gambar 12b. Tang kombinasi
4. Solder
Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk
melepas dan memasang komponen dari PCB (printed
circuit board). Pekerjaan ini diperlukan solder yang
sesuai dengan daya panas pemasangan maupun
melepas komponen. Solder sangat penting dan harus
anda punyai. Dibawah ini salah satu model Solder
listrik yang dilengkapi kedudukan:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 30
30
Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan
Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan
dengan komponen yang akan disolder. Panas yang
terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada
komponen, dan sebaliknya solder yang kurang panas
dapat mempengaruhi hasil penyolderan yang
sempurna.
B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran.
1. Multimeter
Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang
terdapat pada sebuah multimeter diperlihatkan pada
gambar 14.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 31
31
Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog
Gambar 15. Penyidik (probes)
Gambar 16. Papan Skala Multimeter
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 32
32
KABEL
PENYIDIK (PROBES)
JEPITANMONCONG
BUAYA(ALIGATOR CLIP)
COMMON (-)
PAPAN SKALA
JARUM PENUNJUK
SEKRUP PENGATUR
POSISI JARUM (PRESET)
BATAS UKUR(RANGE)
SAKLAR JANGKAUAN
UKUR
TOMBOLPENGATUR
POSISIJARUM
OUT
(+)
SKALA OHM
SKALA VOLT(ACV-DCV)
SKALA ARUS (DCmA)
a) Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil
pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala;
tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm
(Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA),
dan skala-skala lainnya. Lihat gambar 16.
b) Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk
menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur
(range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan
tahanan (dalam ), saklar ditempatkan pada posisi
, demikian juga jika digunakan untuk mengukur
tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-A). Satu
hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan
listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar
harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV.
Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
c) Sekrup pengatur posisi jarum (preset):
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada
angka nol (sebelah kiri papan skala)
d) Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero
Adjustment): digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol sebelum multimeter
digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistansi.
Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes)
dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan
jarum pada angka nol.
e) Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk
menghubungkan kabel penyidik dengan multimeter.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 33
33
Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau
common. Pada multimeter yang lebih lengkap
terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor
(penguatan arus searah/DCmA oleh transistor
berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk
mengukur kapasitas kapasitor.
f) Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari
angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur
(range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar
dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat
arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA.
Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat
diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri
dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV.
Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal
yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur
(range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1,
x10 dan kilo Ohm (k). Untuk batas ukur (range) x1,
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan ). Untuk batas
ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca
pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada
satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k),
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan k), Untuk batas
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 34
34
ukur (range) x10k (10k), semua hasil pengukuran
dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10k.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 35
35
2. Oskiloskop
Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan
dalam melakukan prosedur reparasi, terutama untuk
jenis–jenis pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit
dalam bentuk yang kompleks, oskiloskop merupakan
suatu alat yang mampu melihat dan menganalisa gejala
– gejala listrik. Oskiloskop mempunyai kemampuan
dalam hal – hal sebagai berikut:
a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non
perodik.
b) Mengukur tegangan dan arus.
c) Mengukur frekuensi.
d) Mengukur beda fasa.
e) Sebagai penggambar x – y.
Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan
ataupun arus yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud
dari tegangan maupun arus itu dapat dengan jelas. Jadi
secara ringkasnya, bentuk gelombang yang keluar dari
hasil pengukuran pada suatu titik akan mudah dilihat
dengan jelas. Salah satu contoh adalah sebagaimana
pada gambar berikut:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 36
36Gambar 17a. Sebuah
Osciloskop
Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini
digunakan sebagai sinyal input didalam penelusuran
terminal input untuk menuju ke output maka pada layar
oskiloskop akan terlihat dengan jelas karakteristik respon
frekuensi rangkaian yang tengah diamati. Misalnya pada
rangkaian frekuensi menengah (IF), rangkaian Audio
pada pesawat penerima radio.
3. Signal Injector
Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap
rangkaian–rangkaian transistor (bahkan pada komponen
transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen
tersebut.
Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan
pada gambar 18 di bawah ini;
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 37
37
Gambar 17b. Panel Oskiloskop
Gambar 18. Signal injektor
Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio
yang sangat dominan untuk melacak rangkaian –
rangkaian transistor
yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila
diinjeksi dengan alat ini akan memberikan reaksi suara.
Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari
gangguan pada rangkaian–rangkaian audio seperti
pesawat radio transistor, tape recorder ataupun pada
pesawat televisi pada rangkaian sesudah penguat video.
c. Rangkuman.
1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima
radio dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band
MW pada sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-
1630kHz dengan panjang gelombang 577 meter–184 meter.
Pesawat penerima radio sistem AM atau band MW ini menerima
frekuensi sebesar 455 Khz frekuensi ini disebut Intermediate
frekuensi (IF).
2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima
radio dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima
AM. Pesawat penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi
menengah (IF) sebesar 10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM
dengan Sistem FM antara lain:
a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limiter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.
3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan
perbaikan/reparasi ada dua bagian yaitu:
1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 38
38
2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran
(elektrik).
d. Tugas
1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW
dengan dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.
2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan
dilengkapi bentuk sinyal setiap bagian.
3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik,
dan alat ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan
yang Anda anggap benar.
1. Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.
d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.
2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator
merupakan frekuensi menengah disebut:
a. frekuensi Intermediate frekuensi
b. frekuensi hasil pengurangan
c. frekuensi penala
d. frekuensi modulasi.
3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM
adalah:
a. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz -
1630 Khz
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 39
39
b. 488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz -
1640 kHz
c. 588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz -
1620 Khz
d. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640 Khz.
4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar
sebesar 1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari
frekuensi RF, bila frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator
lokal:
a. 1455 Khz
b. 1460 Khz
c. 1475 Khz
d. 1555 Khz
5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah;
a. Fo = IF - RF
b. Fo = IF + RF
c. Ro = Fo + RF
d. Ro = IF – Fo
6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat
turun naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut.
a. Amplifier c. Filter
b. Dektektor d. AGC ( Automatic Gain Control )
7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan
sinyal:
a. Sinyal AC dengan sumber tegangan DC
b. Sinyall AC dengan sumber tegangan AC
c. Sinyal DC dengan sumber tegangan DC
d. Sinyal DC dengan sumber tegangan AC
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 40
40
8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri
dari tiga bagian yaitu:
a. Oscilator, Mixer dan Tuner
b. Oscilator, IF dan MIxer
c. Oscilator, Mixer dan RF
d. RF, mixer dan IF
9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal
pembawa dengan sinyal:
a. Sinyal informasi
b. Sinyal Oscilator
c. Sinyal Intermediate frekuensi
d. Sinyal RF
10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:
a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker
b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF
c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer
d. Sinyal sinus mengandung audio
11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah:
a. Frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limitter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. a,b dan c benar
12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar:
a. 77 Mhz s/d 107 Mhz
b. 87 Mhz s/d 107 Mhz
c. 88 Mhz s/d 108 Mhz
d. 89 Mhz s/d 108 Mhz
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 41
41
13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah;
a. 88 Mhz
b. 10,7 Mhz
c. 88,7 Mhz
d. 108 Mhz
14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini
diperlukan untuk;
a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b. Sebagai pelengkap sistem FM
c. Mencegah terjadinya distorsi
d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF
15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk:
a. Menghasilkan ouput yang konstan
b. Memotong sinyal yang tinggi
c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF
d. Mengurangi terjadinya distorsi
16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan
pesawat elektronika/penerima Radio sebagai;
a. Pekerjaan mekanik
b. Membengkokan komponen
c. Memotong kaki komponen
d. Pemegang komponen sedang disolder
17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika,
dapat digunakan sebagai:
a. Pemotong kaki komponen
b. Penjepit bok pesawat
c. Membuka baut
d. Membengkokan mata solder
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 42
42
18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan
kerusakan komponen dalam;
a. Rangkaian dengan sumber tegangan
b. Rangkaian tanpa tegangan
c. Jalur PCB (printed circuit board)
d. a, b dan c benar
19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan
pengukuran;
A. Tegangan dan sinyal
B. Frekuensi dan tegangan
C. Arus yang besar
D. a, b benar
20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak
dengan ouput signal adalah:
a. Sinyal audio
b. Sinyal Sinus AC
c. Sinyal Sinus DC
d. Sinyal Sinus RF
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g.Lembar kerja
Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
memahami dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun
sistem FM serta peralatan yang akan digunakan untuk
pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda dapat melakukan
langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda sudah
memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 43
43
untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape
recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Macam-macam alat ukur dan alat tools.
2. Buku – buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 44
44
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami
cara kerja radio Tape Reocrder).
2. Catatlah Alat-alat yang diperlukan untuk keperluan
pekerjaan perbaikan/reparasi.
3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari
pesawat penerima radio AM/FM.
4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan
peralatan baik untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan
elektrik.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 45
45
Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan
Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati
gejala kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio
diopersikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan
melakukan pengamatan pada bagian-bagian tombol power, tombol
pengatur volume, tombol pengatur pencari gelombang AM/FM.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, peserta diklat
diharapkan:
1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power.
2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur
volume.
3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur
pencari gelombang AM/FM.
b. Uraian materi
Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat
Radio sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu.
Pada pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat
memahami gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power,
tombol pengatur volume, dan tombol pengatur pencarian
gelombang. Tentu saja dalam perkembangan elektronika pesawat
radio sistem AM maupun sistem FM diperoleh dalam satu
kemasan yang kita temukan yaitu “Pesawat Radio Tape
Recorder”. Untuk memahami dan mengatahui kerusakan, maka
ada bebrapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat;
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 46
46
Mengamati kerusakan pada tombol power
Gambar 19. Tombol Power
1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan
menekan tombol power on/off maka pesawat radio.
4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik, jika
lampu indikator tidak menyala maka tombol power tidak
berpungsi sebagaimana mestinya.
5. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian
diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang
tombol power pada pesawat radio tape recorder.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta
diklat, bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk
pesawat radio mendapatkan sumber tegangan. Karena pada
tombol power ini adalah salah satu komponen yang bekerja
sebagi penghubung dan pemutus arus yang masuk ke bagian catu
daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini maka peswat radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 47
47
dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran yang
dipancarkan oleh pemancar radio.
Mengamati kerusakan pada pengatur volume
Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume
1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan
tombol power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5. Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio
akan menerima siaran radio yang dipancarkan dari
pemancar radio.
6. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian
diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang
tombol pengatur volume.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat
kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan
komponen yang dapat mengatur besar kecilnya sinyal yang akan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 48
48
diproses menjadi suara. Karena pada tombol pengatur volume ini
adalah salah satu komponen yang bekerja sebagai pengatur sinyal
yang akan diteruskan kebagian penguat audio seperti yang
dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur volume
maka pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya
suara yang kita inginkan.
Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombang
Gambar 21. Tombol pencari gelombang
1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan
tombol power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5. Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan
menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar
radio.
6. Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat
radio akan menyeleksi siaran yang akan diterima dengan
indikator pada jarum penunjuk pencarian gelombang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 49
49
7. Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan
kerusakan pada pengaturan tali gelombang.
8. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian
diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang
tombol pengatur pencari gelombang.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan
didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari
gelombang merupakan bagian yang dapat merubah nilai
komponen penala umumnya komponen ini adalah condenstor
variabel. Karena pada tombol pengatur pencari gelombang ini
adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi oscilator lokal
dari pesawat radio tape recorder.
c. Rangkuman
Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol
power, tombol pengatur volume dan pengatur pencarian
gelombang diperlukan pesawat Radio Tape Recorder yang dapat
bekerja dengan baik.
Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat
mengembangkan pengamatannya yang didapat, agar lebih
meningkatkan kompetensi yang diperoleh dari hasil belajarnya.
1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima
siaran akibat tombol power yang rusak atau tidak bekerja
sebagaimana mestinya.
2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat
kerusakan tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai
pengatur sinyal yang masuk.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 50
50
3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih
siaran dari pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur
tombol pencari gelombang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 51
51
d. Tugas
1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda,
mintakan infomasi kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada
radio tape recorder.
2. Buatlah tabel jenis-jenis kerusakan serta hubungannya
terhadap rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan
yang Anda anggap benar!
1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika;
a. Tombol power baik
b. Tombol power sebagai penghubung
c. Tombol power sebagai pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off
2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan
tombol power adalah:
a. Pesawat radio bunyi
b. Pesawat radio tidak baik
c. Pesawat radio tidak menerima siaran
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan
kerusakan tombol power ?
a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus
b. Karena tombol power sebagai saklar
c. Karena tombol power pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off suber arus
4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape
recorder adalah:
a. Sumber tegangan dc rusak
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 52
52
b. Trafo rusak
c. Diada penyearah terbakar
d. a,b dan c benar
5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh:
a. Tombol volume rusak
b. Tombol volume maksimum
c. Potensio Volume minimum
d. a,c benar
6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan
bunyi jika;
a. Tombol volume dapat dioperasikan
b. Tombol volume tidak rusak
c. Tombol volume maksimum
d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio
7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder
berakibat;
a. Pesawat radio tidak bunyi
b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar
c. Pesawat radio suaranya kecil
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan
kerusakan tombol volume?
a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke
penguat audio
b. Karena tombol volume sebuah potensio
c. Karena tombol volume sebagai saklar
d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus
9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas:
a. Potensio volume sudah haus arangnya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 53
53
b. Penguat audio rusak
c. Speaker rusak
d. a,b dan c benar
10. Pesawat RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu
gelombang AM/FM kerusakan pada:
a. Tombol pencari gelombang
b. Tombol Volume
c. Tombol Power
d. Detektor
f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Mengamati Gejala Kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
mengetahui gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol
kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat
melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta
mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki
kemampuan untuk menyimpulkan jenis-jenis kerusakan
dengan bantuan mengopersikan tombol kontrol dari tape
recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo)
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 54
54
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami
tombol kontrol volume, tombol power, dan tombol pengatur
pencari gelombang).
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari
setiap tombol kontrol.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan
berdasar lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 55
55
Kegiatan Belajar 3: Mengalokasi Kerusakan
Berdasarkan pengamatan gejala kerusakan Pada kegiatan belajar 2,
maka materi pembelajaran 3 membahas tentang mengalokasikan
kerusakan mengacu pada skema rangkaian yaitui; kerusakan pada
komponen, kerusakan pada koneksitas PCB (printed ciruit board)
atau kabel, dan masalah bagian mekanik.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, peserta diklat
diharapkan mampu menentukan gangguan/kerusakan yang
terdapat pada radio tape recorder antara lain:
1. Mengerti secara persis
keadaan gangguan.
2. Menyimpulkan bagian-bagian
yang rusak dengan metode pengukuran
3. Membatasi daerah yang rusak
dengan metoda mengusik rangkaian jalur PCB
4. Menemukan bagian yang
rusak pada bagian mekanik.
b. Uraian materi
Pesawat Radio Tape Recorder pada dasarnya komponen-
komponen elektronika yang di rangkai menjadi satu di atas
papan yang di sebut papan rangkaian tercetak/PRT atau printed
circuit board (PCB).
Dalam perjalanan waktu komponen-komponen ini mengalami
gangguan atau kerusakan.
Rangkaian elektronika adalah suatu sistem yang terbagi-bagi,
misal: pada penerima radio ada bagian Penala, IF, Detektor,dan
penguat audio karenanya dalam melacak gangguan perlu
penetapan alokasi pada bagian mana gangguan atau kerusakan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 56
56
terjadi.Biasanya, prosedur pencarian kerusakan yang umum
dilakukan dan juga merupakan cara yang efisien adalah sebagai
berikut:
1. Mengerti secara persis keadaan gangguan
Dalam banyak hal, anda harus mendengarkan secara rinci
penjelasan dari orang yang meminta tolong untuk mereparasi
pesawatnya. Jadi anda harus mendengarkan dengan seksama
gangguan–gangguan macam apa saja yang tengah terjadi
pada pesawat bersangkutan. Kemudian untuk meyakinkan
kaeadaan gangguan tersebut, putarlah tombol–tombol
pengatur yang ada pada pesawat.
2. Penyimpulan blok–blok yang rusak
Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah
suatu kesimpulan sementara bahwa gangguan tersebut terjadi
karena adanya kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan
sebagainya. Sebab seperti yang diketahui bahwa sebuah
pesawat terdiri dari beberapa blok sirkuit yang terangkum
dalam satu sirkuit lengkap. Sebuah pesawat radio transistor,
ini pada konstruksinya terdiri dari bagian penala, mixer dan
detektor serta penguat akhir. Kalau gangguannya telah
diketahui maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan mungkin
terjadi pada bagian penala, atau mixer atau penguatnya, dan
lain sebagainya.
3. Membatasi daerah yang rusak
Meskipun daerah yang dicurigai telah ditemukan berdasarkan
keadaan gangguan, tetapi umumnya daerah tersebut memiliki
konstruksi yang rumit, sehingga yang harus diperiksa bukan
hanya satu titik tertentu saja, tetapi dapat dikatakan cukup
luas. Misalnya, walaupun telah diperkirakan bahwa kerusakan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 57
57
A B
terjadi pada sirkuit bagian penguat, tapi pada sirkuit bagian
penguat itupun terdiri dari penguat awal dan penguat akhir.
Karena itu bagian yang rusak akan lebih mudah ditemukan
dan diperiksa apabila daerah tersebut semakin dipersempit
pada waktu melakukan pemeriksaan. Banyak cara untuk
dapat melakukan hal tersebut salah satu contoh dapat
melakukan seperti diagram dibawah:
Daerah circuit yang dicurigai
Apakah A normal? Tidak
ya
Ini merupakan cara pembagian satu blok menjadi dua bagian
dan selidiki bagian mana yang rusak. Misalnya pada blok
penguat dari sebuah radio transistor. Periksa dulu pada
bagian penguat depannya, kalau berfungsi normal berarti
kerusakan terjadi pada penguat akhir. Begitu juga dengan
yang lain.
4. Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran
Pengetesan tegangan ini dimaksudkan untuk mencari bagian
komponen yang rusak, terutama pada transistor–transistor
dan IC berdasarkan tegangan yang keluar dari elektroda–
elektrodanya. Umumnya pengetesan tersebut
mempergunakan AVO meter (multimeter atau multitester)
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 58
58
B. Rusak
A. Rusak
+V5V
1uF
1k 1k
1k
DC VN
1uF
1k
NPN
+V5V
1uF
1k 1k
1k
DC~VNO DATA
1uF
1k
NPN
pada daerah pengukuran DC. Normal atau tidaknya tegangan
yang keluar dapat dimengerti dengan membuat
perbandingan antara besaran yang diukur dengan AVO meter
dengan diagram rangkaian yang ada. Dalam hal ini juga perlu
diperhatikan bahwa pada beberapa bagian menunjukan harga
yang berbeda sampai pada batas tertentu yang disebabkan
oleh adanya resistansi dalam AVO meter bersangkutan.
Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan;
1. Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancar-
pemancar yang ada dilokasi daerah anda untuk mand MW!
2. Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena
dengan ground pesawat menggunakan kabel penghubung
yang tersedia untuk menghindari adanya sinyal yang
masuk kedalam pesawat anda.
3. Hidupkan kembali pesawat penerima.
4. Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur
tegangan kaki-kaki semua komponen aktip seperti
transistor, catat hasil pengulkuran dan buat tabel hasil
pengukuran.
Dibawah ini contoh mencari kerusakan dengan cara pengukuran.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 59
59
Gambar 22. Pengukuran tegangan pada komponen
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 60
60
Mengukur tahanan:
1. Matikan sumber dari pesawat penerima!
2. Gunakan multimeter untuk mengukur tahanan dari elemen
(kaki) semua penguat dan catat hasilnya pada lembar kerja!
3. Lepaskan jumper (penghubuing) antena dan ground,
kemudian simpan peralatan pada tempat semula, buat
kesimpulan dari hasil pengamatan.
5. Mengalokasi kerusakan dengan melacak jalur
rangkaian
Dalam menganalisis gangguan pesawat penerima radio,
setelah diyakini bahwa pesawat bekerja normal, maka dapat
dilakukan metode mengusik rangkaian sebagai langkah lanjut
untuk melokalisasi gangguan pesawat tersebut. Metode ini
menggunakan alat test yang sangat sederhana, yaitu obeng
logam yang diisolasi pada sebagian batangnya. Metoda ini
berlaku bagi pesawat yang bekerja pada tegangan rendah
dan arus rendah saja. Perlu diingat, janganlah metode ini
digunakan untuk pesawat yang dapat menimbulkan kejutan
listrik.
Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan
telunjuk pada satu titik tertentu, akan diketahui lokasi
gangguan yang terjadi pada pesawat penerima radio.
Prosedur percobaan ini dapat dilakukan secara berurutan,
mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu terminal
antena. Bila obeng disentu pada titik input rangkaian
loudspeaker, akan didengar suatu bunyi tertentu yang
menyatakan bahwa loudspeaker bekerja secara normal.
Bila saat pengetesan loudspeaker tidakl mengeluarkan suara
maka rangkaian dibelakang test poin tersebut mendapat
gangguan.makin kedepan titik pengetesan maka suara harus
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61
61
semakin kuat.khusus pengetesan loudspeaker, kalau tidak
berhasil dengan obeng maka gantilah pengetesan dengan
multimeter.
Selanjutnya gambar 23 dapat diperhatikan contoh
pengetesan jalur. Pengetesan kondusi dilakukan untuk
menguji atau untuk mengetahui bahwa mungkin terjadi
hubungan kawat yang terputus atau terjadinya hubungan
singkat dalam rangkaian dari komponen – komponen
bersangkutan. Pengetesan ini juga dilakukan dengan
menggunakan multimeter pada posisi pengukuran resistansi.
Tentu saja pada waktu melakukan pengetesan resistansi
/hubungan antar jalur pada papan rangkaian tercetak, perlu
diingat pesawat dalam keadaan mati.
Gambar 23. Pengukuran jalur dengan AVO meter
c. Rangkuman
Didalam menentukan kerusakan dengan cara pengukuran
tegangan maupun pengukuran hambatan jalur rangkaian peserta
diklat dapat lebih cepat menemukan bagian/komponen yang
dianggap rusak.
Jika sudah ditemukan bagian atau komponen yang rusak maka
kita dapat mengganti komponen yang baru.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62
62
OHMSNO DATA
Oleh karenanya penguasaan metoda pengukuran didalam
menentukan bagian yang rusak adalah merupakan kompetensi
yang penting dikuasai oleh peserta diklat.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63
63
d. Tugas
1. Buatlah kemungkinan kerusakan yang terjadi dari setiap
bagian/komponen pada pesawat tape recorder.
2. Buatlah diagram pengalokasian kerusakan, serta kembangkan
pemahaman dengan mencari sumber lain diluar modul ini.
e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas
teratur dan jelas.
Dengan menggunakan multimeter analog:
1. Uraikan langkah-langkah untuk pengukuran komponen
didalam rangkaian.
2. Uraikan langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada
rangkaian.
3. Uraikan langkah kerja dalam mengukur transistor di luar
rangkaian.
4. Uraikan langkah kerja dalam mengukur tahanan.
5. Apakah ada kaitan yang erat antara kemampuan (kompetensi)
mengukur komponen di luar rangkaian dengan kemampuan
memperbaiki sebuah pesawat radio? Jika ada jelaskan, jika
tidak ada sebutkan alasannya.
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Mengalokasi kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
untuk menentukan kerusakan dengan mengoperasikan tombol
kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat
melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64
64
menentukan dengan teliti kerusakan maka Anda akan
memiliki kemampuan untuk melokalisai
bagian-bagian/komponen yang terdapat pada pesawat radio
tape recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
c. Gambar rangkaian Radio AM/FM
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan
gejala kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari
setiap bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan.
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan
berdasar lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65
65
petunjuk dari lembar kerja
Kegiatan Belajar 4: Menganalisa hasil pengukuran
Berdasarkan skema rangkaian yang telah dijelaskan pada
pembelajaran 1, maka dianalisa setiap bagian/rangkaian untuk dapat
diitentukan jenis
kerusakan.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4, peserta diklat
diharapkan Trampil menentukan kerusakan:
Mengacu pada skema rangkaian
Berdasarkan hasil pengukuran untuk menentukan kerusakan
dengan benar.
b. Uraian materi
Perhatikan Gambar 24, ditunjukan gambar rangkaian pesawat
radio AM/MW secara lengkap. Titik yang diberi test poin
menunjukan bagian/ komponen untuk dapat dilakukan
pengukuran sehingga data hasil pengukuran dapat dipergunakan
analisa kerusakan. Pada pembelajaran ini dijelaskan ada dua
contoh jenis kerusakan untuk dianalisa dan diindentifikasi
kerusakannya.
Jenis kerusakan yang dimaksud adalah:
1) Suara radio lemah.
2) Pesawat Radio tidak ada sinyal.
1) SUARA RADIO LEMAH
No.
Bagian Yang Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66
66
1. Detektor
(transistor)
Tegangan bias yg
salah pada transistor
- Betulkan
tegangan bias
- Ganti dengan
transistor yg
baru
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 67
67
0ut
0
+V
12V
TP17
TP4
TP3
TP1
1uF
L3
1uF
+5pFL2
TP2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
+V
12V
TP6
TP5TP10TP9
TP8
TP7
.1
IN60
.1
001
1S
1S1P
1P1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+ 220/16002
+
10/16
C829
C829
100
39k5k6
470
15k
390
390
47k
RANGK.DETEKTOR
TR3
ke basis TR2
+V
12V
TP10
TP8
005
.101
5k
IN60
1S1P
5K6
470
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
00
0
0
TP12
TP15
1314
TP11
+V
12v
8
+
1uF
+220/16
.1uF 220pf
IN4148
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
470
150k
33k
Gambar 24 Rangkaian Pesawat Radio AM/MW
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 68
No.
Bagian Yang Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
2. Detektro (dioda) Tegangan bias yg
salah
Pada dioda
- Betulkan tegangan
bias
- Ganti dengan dioda
yg baru
3. Filter AGC Kondensator filter AGC
putus
1. Periksa sirkuit
/komponen sekitar
rangkaian detektor
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:
Tingkat detektor dan AGC radio penerima dapat mengakibatkan
suara radio menjadi lemah, apabila pada tingkat-tingkat itu
terdapat kerusakan-kerusakan antara lain seperti dibawah.
1. Jika detektornya dari transistor, dari hasil pengukuran terjadi
kesalahan tegangan bias pada transistornya.
2. Jika detektornya dari diode, mungkin diode itu diberi tegangan
bias yang salah.
a. Periksalah tegangan bias laju detektor (diode atau
transistor). Kesalahan tegangan ini jangan sampai melebihi
10-20 %. Jika ada kesalahan tegangan bias ini maka suara
radio dapat lemah dan mungkin disertai dengan distorsi.
b. Coba gantilah dengan detektor yang baru dan
perhatikanlah perobahannya.
c. Periksalah sirkuit detektor (komponen-komponen detektor
lainnya) seperti tahanan dari kondensator filter. Lepaslah
detektor itu dari sirkuitnya pada waktu pengukuran
komponen-komponen sirkuit tersebut.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61 61
3. Filter AGC rusak.
a. Jika kondensator filter AGC diduga putus (habis nilainya)
periksalah dengan menghubungkan paralel kondensator
yang baru.
b. Kondensator filter AGC yang putus dapat mengakibatkan
radio kurang sensitive, dan sering kali disertai dengan
regeneration. Dalam menghubungkan kondensator filter ini
jangan sampai terbalik polaritasnya. Kondesnsator filter
AGC radio transistor biasanya dari elektrolit, jadi berbeda
dengan kondensator filter AVC untuk radio tabung.
4. Ada kerusakan pada diode-overload atau diode pembantu, jika
radio yang bersangkutan menggunakannya.
a. Coba periksalah diode-overload itu jika mungkin hubungan–
pendek. Telitilah hubungan diode itu kalau terbalik
pemasangannya dalam sirkuit.
b. Diode-overload yang terbalik memasangnya atau hubungan
pendek dapat mengakibatkan radio kurang peka (kurang
sensitive).
Selain hubungan yang telah diterangkan, kadang-kadang
diode-overload dipasang antara sisi bawah gulungan
transformator I-F kedua bagian primernya dengan gulungan
primer sisi atas transformator I-F pertama. Jika hubungan yang
sedemikian itu diode-overload.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62 62
2) TiDAK ADA SINYALNo.
Bagian Yang Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
1. Gulungan
transformator IF
Hambatan kumparan
sekunder trafo putus
- Ganti trafo IF
2. Detektor
(dioda)/
(transistor)
Tegangan bias yg
salah
Pada dioda
- Betulkan
tegangan bias
- Ganti dengan
dioda yg baru
3. Oscilator lokal
pada rangkaian
penala
Transistor penguat RF
tegangan bias yg salah
- Priksa sirkuit
/komponen
- Sekitar rangkaian
penala
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:
1. Gulungan Transformator putus.
Trafo yang rusak dapat mengakibatkan tidak dapat
diteruskan sinyal dari tingkat ketingkat lainnya.
Setelah dilakukan pengukuran pada gulungan primer dan
sekunder transformator IF dengan ohm meter, dan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63 63
menunjukan nilai yang tidak sesuai dengan data teknis,
maka dapat disimpulkan sinyal berhenti disatu titik yang
pada akhirnya radio tidak bunyi.
2. Transistor detektornya rusak.
Hal ini jika detektor menggunakan transistor, coba lepaslah
transistor itu dan periksalah dengan ohm-meter, atau
gantilah dengan transistor yang baru. Jika transistornya
dalam keadaan baik, coba ukurlah komponen-komponen
detektor transistor itu.
3. Diode germanium rusak (jika menggunakan detektor diode
germanium).
a. Ukurlah tahanan balik dan tahanan laju diode. Jika
tahanan baliknya dibawah 20 k-ohm (20.000 ohm),
sebaiknya gantilah kristal germanium itu. Kristal diode
germanium yang masih baik mempunyai tahanan balik
antara 100.000-500.000 ohm dan tahanan lajunya
kurang dari 100 ohm. Makin besar ketetapan arus diode
kristal itu makin rendah pula tahanan lajunya.
b. Mengukur tahanan laju dan tahanan balik diode cukup
hanya dengan membalik kabel pengukur ohm-meter.
c. Gantilah diode yang sudah rusak, dan perhatikanlah
polaritasnya ketika memasang, jangan sampai keliru.
Pada waktu memasang kristal diode, gunakanlah
penyalur panas dengan hati-hati dan secepat mungkin
mengerjakannya, agar supaya diode itu tidak rusak
karena panas yang berlebihan. (Panas ketika menyolder).
4. Tegangan elektrode-elektrode detektor.
a. Jika detektornya dari diode-germanium (kristal diode),
ukurlah tegangan bias laju antara anode dan katodenya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64 64
Tegangan bias laju ini kecil sekali, antara 0,025 volt-0,1
volt.
b. Jika detektornya dari transistor, ukurlah bias laju antara
basis dan emittor, dan tegangan bias ini juga kecil seperti
tegangan bias pada diode germanium.
c. Dalam pengukuran ini gunakanlah voltmeter d-c dengan
batas ukur yang cukup rendah, sehingga penunjukan
jarum voltmeter mudah dibaca.
5. Osilator lokal pada rangkaian penala dapat menyebakan
pesawat radio tidak ada sinyali, sinyal dari osilator dan sinyal
RF yang datang dari luar (antena) agar menghasilkan sinyal
IF dengan frekuensi 455 kHz. Jika bagian ini tidak bekerja
maka pada pesawat tidak akan ada sinyal.
c.Rangkuman
Didalam menentukan/menganalisa hasil pengukuran pesawat
penerima radio, setelah diyakini bahwa pesawat radio bekerja
dengan normal, maka dapat dilakukan beberapa cara yaitu
dengan cara menyocokan data hasil pengukuran dengan data
besaran tegangan dengan kondisi pesawat bekerja dengan
normal.
Tujuan akhir dari anlisa hasil pengukuran adalah ditemukannya
bagian/komponen yang rusak. Oleh karenanya setiap peserta
diklat harus mampu menganalisa suatu data untuk mendapatkan
informasi baru yang akan digunakan sebagai penyelesaian
langkah-langkah perbaikan/reparasi.
d.Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 4 pada
modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65 65
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok
maksimum 4 orang.
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar
tempat tinggal anda.
3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah tipe dan jenis
kerusakan pesawat radio yang diperoleh dari bengkel yang
anda kunjungi.
4. Setelah memperoleh jenis-jenis kerusakan dapat digunakan
sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar
anda atau dengan guru.
e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas
teratur dan jelas.
Dengan mengacu pada sekema rangkaian:
1. Uraikan langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran!
2. Dengan cara bagaimanakah anda, memperoleh data
pengukuran dengan kondisi radio tidak normal?
3. Mungkinkah data pengukuran dijadikan bahan untuk
menentukan jenis-jenis kerusakan?
4. Bagaimanakah dapat diketahui oscilator lokal dikatakan tidak
bekerja?
5. Kesalahan Tegangan bias setiap transistor akan
mengakibatkan radio menjadi tidak bekerja, jelaskan?
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Menganalisa hasil pengukuran
A. Pengantar
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66 66
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
untuk melakukan analisa data hasil pengukuran untuk
memperoleh informasi jenis-jenis kerusakan. Jika Anda dapat
melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta
menganalisa dengan teliti maka Anda akan memiliki
kemampuan untuk menganalisa kerusakan bagian maupun
komponen yang terdapat pada pesawat radio.
Satu hal yang perlu diingat, perbanyak data pengukuran untuk
mendapatkan hasil analisa yang benar. Baca kembali
persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu
dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
3. Gambar rangkaian Radio AM/FM
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 67 67
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan
gejala kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari
setiap bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yang menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 68 68
Kegiatan Belajar 5: Melaksanakan
Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 4 telah diindentifikasi jenis-jenis kerusakan dan
sebabkan dari komponen yang rusak. Pembelajaran selanjutnya
peserta dikalat melaksanakan perbaikan/reparasi.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat trampil melakukan perbaikan/reparasi dari segala
jenis kerusakan pada pesawat penerima radio.
b. Uraian Materi
Langkah-langkah perbaikan/reparasi pesawat tape recorder.
Dalam pekerjaan perbaikan/reparasi dianjurkan mengikuti
langkah-langkah perbaikan /reparasi sebagai berikut:
1. PEMERIKSAAN FISIK (sebelum pesawat-radio dihidupkan):
a) Apakah stelan untuk tegangan jaringan (main voltage)
betul?
b) Apakah polaritas baterai betul? (tidak saling tukar terminal
positif/negatifnya).
c) Apakah kontak–kontak baterai baik? (kontak–kontak harus
bersih;tidak berkarat,dan tidak hijau oleh reaksi kimia).
Bersihkan dengan kain basah air panas,kemudian
dikeringkan betul.
d) Apakah tak ada perkawatan putus? (ada pelawan
hangus,dlsb).
2. PADA SAAT, DAN SEBENTAR SESUDAH, PESAWAT
DIHIDUPKAN:
a) Adakah ada bau asap? (trafo atau dioda, pelawan,terbakar).
b) Apakah ada kenaikan daya yang menyolok pada jaringan
umum? (diukur dengan alat ukur watt atau alat ukur ma)
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 69 69
c) Sampai berapakah tegangan baterainya jatuh?
d) Apakah kawat pijar berpijar semuanya?
e) Berapakah tegangan yang ada pada kondensator tapis
pencatu daya?
3. SELAMA PESAWAT HIDUP
a) Pengeras suara berdengung? Dengung 100Hz ditimbulkan
oleh C tapis kering (habis kapasitasnya).
Dengung 50 Hz ditimbulkan oleh satu sel (dioda) perata
yang rusak. (Dengung 100 Hz lebih tinggi nadanya
ketimbang dengung 50 Hz).
b) Pengeras suara berdesah? Ada desah, berarti penerima
menangkap.
c) Putarlah pengatur volume sampai maksimum, kemudian
jamahlah (dengan jari) basis (atatu kisi) penguat audio.
Jangkit dengung,berarti bahwa bagian ini baik.
d) Putar-putarlah saklar jalur (bandswitch) (berpindah-pindah
jalur frekwensi). Ada ”krak” dari pengeras suara? Ada,
berarti: penyampur dan penguat frekwensi antara baik.
e) Sentuh-sentuh terminal antena dengan kawat (atau obeng).
Ada “krak-krak” dari pengeras suara? Ada,berarti sirkit
antena baik.
f) Menguji transistor/IC: kalau mencurigai transistor atau
IC, ujilah alat-alat itu, atau ganti saja dengan yang baru.
Untuk menguji transistor, tidak perlu melepaskanya dari
sirkit; cukup mengukur-ukur tegangan kolektor dan
tegangan emitornya saja.
Dengan alat uji transistor khusus,transistor-transistor akan
dapat di uji dengan mudah, tanpa menanggalkanya dari
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 70 70
rangkaian. alat uji yang di maksud adalah plug in circuit
transistor tester. Alat uji ini akan dapat di bangun sendiri
dengan mudah.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 71 71
4. TIDAK ADA SUARA
a) Jamahlah sirkit masukan penguat audio. Timbul
dengung? Kalau timbul dengung, berarti kesalahan berada
di salah satu tingkat depannya detector.
b) Jamahlah dengan obeng pada kisi tabung, atau basis
transistor.
c) Ujilah osilator. Cara menguji osilator, Osilator supaya
di uji pada berbagai frekwensi, dengan memutar-mutar
kondensator tala dari posisi minimum hingga maksimum
(bersesuaian dengan frekwensi tertinggi hingga frekwensi
terendah, di dalam satu jalur). Mungkin osilator hanya mau
berguncang pada salah satu jalur saja, atau mungkin mau
berguncang pada separuh belah jalur saja.
d) Apakah penguat frekwensi antara berguncang? Ini
dapat di tilik dengan jalan mengukur tegangan yang di
hasilkan detector. Kalu penguat frekwensi antara
berguncang akan ada tegangan rata di keluaran detector.
Meskipun penerima sedang tidak menangkap apapun.
5. BUNYI LEMAH
a) Apakah tegangan pencatu daya (baterai) terlampau rendah?
b) Titik bagian audio. (berilah sinyal lewat terminal masukan
untuk “pick up”. Kalau bunyi ternyata normal, berarti
kesalahan berada di salah satu tingkat didepannya penguat
audio.
c) Titik tegangan-tegangan di penguat frekwensi antara dan di
konvertor.
d) Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh salah satu
transformator kopling yang tergeser talaanya (tidak tepat
455 KHz). Kalau bunyi lemah terjadi hanya ada pada
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 72 72
sesuatu bagian dari jalur frekwensi, maka penilikan
dilakukan terbatas pada bagian jalur itu saja!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 73 73
6. BUNYI GEMERTAKANa) Potensiometer pengatur volume kotor atau aus. Gantilah
dengan yang baru. Tidak cukup dengan hanya
membersihkannya saja, karena toh akan segera gemertekan
lagi!
b) Periksa kondensator tala, kalau-kalau kotor. Dapat di
bersihkan dengan menyemprotkan udara, atau menggesek -
gesekkan kertas tipis di celah-celah kepingnya.
c) Ujilah (periksa) saklar-saklar.
7. SUMBER TEGANGAN DC
Baterai supaya di ukur sementara pesawat sedang hidup.
(mengukur tegangan beban; bukan G.E.M baterai!) Tegangan
beban yang merosot akan membangkitkan bunyi cacat, sebab:
a) Terjadi kopling lewat perlawanan dalam baterai;
b) Kondisi kerja transistor tergeser kebawah.
Jikalau baterai di jajari kondensator-kondensator yang cukup
besar, lagi pula di dalam pesawat terdapat sirkit-sirkit de
kopling yang baik,maka tegangan baterai yang merosot akan
tidak menimbulkan cacat yang sangat. Tetapi oleh
kemerosotan tegangan itu,kepekaan penerima merosot juga.
Gejala-gejala yang di timbulkan oleh kemerosotan tegangan
baterai adalah a.l.:
1) Kepekaan penerima berkurang (bunyi dari pneras suara
menjadi lemah). Bunyi cacat.
2) Netralisasi dalam penguat frekwensi antara menjadi kurang
efektif,sehingga penerima cenderung berosilasi (bercuit-
cuit).
3) Bunyi dut-dut-dut. (Motorboating).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 74 74
8. KONDENSATOR
Kondensator elektrolit dengan kapasitas besar–besar di pakai
dalam rangkaian transistor-transistor, mengingat bahwa
transistor mempunyai impedansi masukan rendah-rendah.
Dalam sirkit kopling, maka kondensator yang bocor akan
menimbulkan cacat. kondensator yang kering merosotkan
penguatan, pula frekwensi rendah-rendah audio jadi hilang.
Dalam sirkit-sirkit jajaran (by pass) dan dalam tapis-tapis,
maka C yang bocor menurunkan tegangan kerja dan arus
kerja, hingga menimbulkan cacat. C yang kering akan
menimbulkan gejala motorboat.
Kondensator kertas harus mempunyai perlawanan isolasi lebih
dari 50 M Ohm untuk kapasitas setiap mikro farad. (Contoh:
kapasitas 0,5 mfd harus mempunyai perlawanan isolasi lebih
dari 0,5 x 50 Mohm=25 Mohm,dst.).
Perlawan kondensator mika dan keramik harus melebihi 100
Mohm per mfd nya.
Kondensator elektrolit yang baik dengan tegangan kerja 400
Volt DC harus mempunyai perlawanan lebih dari 500 K ohm.
Kondensator-kondensator elektrolit untuk tegangan-tegangan
kerja kecil mempunyai perlawanan serendah-rendahnya 100 K
ohm.
Jikalau sedang menguji kondensator elektrolit, perlulah
polaritas-polaritas alat ukur Ohm di perhatikan, sebab menguji
dengan polaritas-polaritas tertukar akan menimbulkan salah
ukur.
PERHATIAN:
Kondensator–kondensator dalam penerima bertransistor
lazimnya bertegangan tembus rendah–rendah (1,5.......15 Volt).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 75 75
Kalau mengiji alat-alat ini dengan alat ukur Ohm (ataupun alat-
alat ukur lain) ingat-ingatlah, bahwa alat-alat ukur yang
bersangkutan mungkin menggunakan tegangan baterai yang
lebih tinggi dari tegangan tembus kondensator!
c. Rangkuman
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan perbaikan/reparasi
diperlukan pengetahuan yang cukup, pemahaman secara
teori/prinsip kerja pesawat radio, juga diperlukan kompetensi
pengoperasian alat ukur.
Selain dari pada itu trampil didalam menggunakan alat mekanik;
seperti Obeng, Tang, Solder.
Sedangkan alat ukur terdiri; multimeter, oskiloskop, signal injektor
dan alat pendukung lainnya.
Tujuan akhir dari pekerjaan perbaikan/reparasi adalah dapat
memperbaiki dari bermacam-macam jenis kerusakan.
d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 5 pada
modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut :
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok
maksimum 4 orang.
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar
tempat tinggal anda.
3. Dapatkan langkah-langkah penyelesaian praktis dalam
pekerjaan perbaikan/reparasi.
4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada
guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada
kelompok belajar anda.
e. Test formatif
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 76 76
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan
yang Anda anggap benar.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 77 77
1. Dalam perbaikan pesawat elektronik, apakah langkah pertama
dalam pemeriksaan fisik sebelum pesawat-radio dihidupkan?
a. Memeriksa polaritas baterai
b. Memeriksa kontak – kontak baterai
c. Memeriksa perkawatan
d. Memeriksa stelan untuk tegangan jaringan (main voltage)
2. Berapa besar tegangan kerja kondensator elektrolit yang baik?
a. 300 volt DC c. 300 volt AC
b. 400 volt DC d. 400 volt AC
3. Dan kondensator elektrolit tersebut harus mempunyai
perlawanan lebih dari:
a. 500 K Ohm c. 300 K Ohm
b. 400 K Ohm d. 700 K Ohm
4. Apa yang dimaksud dengan plug in circuit transistor tester?
a. Alat pengukur transistor
b. Alat pemberi tegangan pada transistor
c. Alat uji transistor
d. Alat untuk memperbaiki transistor
5. Apa yang dimaksud dengan Bandswitch ?
a. Saklar Jalur c. Saklar Togle
b. Saklar Geser d. Saklar Push On
6. Ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 100
Hz ?
a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak
b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya)
c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor
d. Adanya kerusakan pada speaker
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 78 78
7. Dan ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar
50 Hz?
a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak
b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya)
c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor
d. Adanya kerusakan pada speaker
8. Apa yang dimaksud dengan By Pass ?
a. Papan sirkuit tercetak c. Sirkuit-sirkuit searah
b. Sirkui-sirkuit jajaran d. Sirkuit-sirkuit setara
9. Disebabkan oleh apakah terjadinya gejala Motorboating ?
a. Transistor yang bocor c. Resistor yang terbakar
b. Dioda yang bocor d. Condensator yang kering
10. Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh .......
a. Transistor Kopling c. Thyristor Kopling
b. Thermistor Kopling d. Transformator Kopling
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 79 79
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Melaksanakan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana kita
dapat melaksanakan perbaikan. Jika Anda dapat melakukan
langkah-langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan
teliti maka Anda akan memiliki kemampuan dan tranpil
memperbaiki jenis-jenis kerusakan dengan mengganti
komponen–komponen yang rusak.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
3. Multimeter, Toolkit, solder
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat
orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat
diskusi untuk melaksanakan perbaikan).
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala
kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap
jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat tentang
langkah-langkah perbaikan.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 80 80
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 81 81
D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 82 82
Kegiatan Belajar 6: Menguji hasil Perbaikan/Reparasi
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta diklat
diharapkan:
1. Mampu menggunakan alat ukur elektronik untuk menguji
langkah perbaikan yang telah dilakukan.
2. Dapat memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan sudah
sesuai dengan standar prosedur operasi yang dipersyaratkan.
3. Dapat memastikan bahwa semua komponen pengganti sudah
terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur
perbaikan dan sesuai dengan buku petunjuk manual yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat perangkat elektronik yang
diperbaiki.
b. Uraian Materi
Sebuah langkah perbaikan terhadap gangguan yang didapat pada
suatu perangkat elektronik pada dasarnya adalah sebuah langkah
yang sistematis yang menuntut ketelitian tinggi dari mekanik
elektronik yang melakukan perbaikan.
Dalam konteks ini adalah suatu keharusan jika kemudian seorang
mekanik melakukan pengujian ulang terhadap perbaikan yang
telah dilakukan. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai
dengan langkah awal perbaikan. Perbaikan sebuah penerima
misalnya dilakukan mulai dari rangkaian depan (loudspeaker),
kemudian dilanjutkan dengan rangkaian penguat daya, rangkaian
penguat tegangan dan seterusnya. Dengan demikian pengujian
hasil perbaikan juga dimulai dari depan, dimana pengujian
dilakukan dengan menggunakan multimeter, megukur tegangan
pada titik-titik uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari diagram
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 83 83
rangkaian (schematic diagram) yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat perangkat elektronik tersebut.
Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan RF Generator, Frequency Counter dan Oscilloscope,
sehingga diketahui sinyal input dan output dari setiap bagian
serta frekuensi yang dihasilkan oleh perangkat elektronik yang
telah diperbaiki sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan
oelh pabrik pembuatnya.
Pada modul ini peserta diklat dapat melakukan
pengujian/percobaan dari setiap bagian pada pesawat radio yang
diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diuji adalah: 1) RF Amplifier,
2) Osilator, 3) Mixer, 4) IF Amplifier, 5) Bandwidth Amplifier, 6)
Karakteristi Dioda Detektor, 7) Detektor dengan AVC (Automatic
Volume Control), 8) Audio Amplifier, 9) Power Amplifier
10) Power Supply (catu daya).
c. Rangkuman
1. Langkah perbaikan pada pesawat elektronik pada dasarnya
adalah sebuah langkah yang sisitematis.
2. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan
langkah awal perbaikan.
3. Perbaikan sebuah penerima radio misalnya dilakukan mulai
dari rangkain depan (loudspeaker).
4. Pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan.
5. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan Multimeter,
mengukur tegangan pada Titik-titik Uji (Test Point/TP) yang
dapat dilihat dari diagram rangkain (Schematik Diagram).
6. Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan Frequency Counter dan Osilloscope.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 84 84
d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai pengujian hasil
perbaikan pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas
berikut:
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing
kelompok maksimum 4 orang.
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi
sekitar tempat tinggal anda.
3. Dapatkan langkah-langkah pengujian secara
singkat dan praktis.
4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan
kepada guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi
kepada kelompok belajar anda.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 85 85
e. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
f. Lembar kerja
RF Amplifier
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta
diklat dapat:
1. Membuat kurva respon frekuensi penguat RF berdasarkan
hasil pengamatan praktikum.
2. Menguji/Mengukur besar penguatan penguat tingkat RF.
B. Pengantar
RF amplifier adalah suatu rangkaian yg berfungsi memprkuat
sinyal RF yang datang pada antena yg biasanya sangat kecil
harganya. RF amplifier dasarnya ada dua jenis, yaitu RF
amplifier yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan yg
berfungsi sebagai penguat daya.
Tujuan utama penguat daya adalah untuk menaikkan daya
outputnya dengan mengingat besarnya tegangan, sedangkan
tujuan utama rangkaian penguat tegangan adalah untuk
menaikkan besarnya tegangan tanpa mengingat besar
dayanya.
RF amplifier biasanya dapat memperkuat sinyal dengan
frekuensi 30 kHz sampai 300MHz. Sirkuit penguat RF
bermacam-macam variasinya, tergantung pada rangkaian
daerah frekuensinya. Pada rangkaian RF, pesawat ini hanya
akan memperkuat sinyal pembawa beserta kedua jalur sisinya
yang berisi informasi dari suatu pemancar. RF amplifier pada
pesawat ini berfungsi sebagai rangkaian konverter yang terdiri
atas komponen L2,CA, dan TR1.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 86 86
Rangkaian tangki L dan C di sini berfungsi sebagai rangkaian
penala yg akan meneruskan sinyal frekuensi resonansi yg
sesuai dengan selektivitas rangkaian penala tersebut.
Penguat RF (TR1) mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai penguat sinyal RF yg bervariasi tergantung pada
perubahan CA.
2. Dikombinasikan dengan L3 dan CB berfunsi sebagai
oksilator lokal.
3. Sebagai mixer yg mencampur sinyal RF dari pemancar
dengan sinyal dari silator lokal dan menghasilkan frekuensi
menengah (IF) tertentu, yaitu 455 kHz. Bila dalam kerja
rangkaian pesawat ini CA dan CB diubah bersama-sama
maka selish frekuensi yg dicampur akan selalu sama.
Secara fisik dilakukan dengan cara memasang CA dan CB
menjadi satu poros (ganged capasitor).
Contoh penjelasan hal diatas sebagai berikut:
Bila oscilator menghasilkan frekuensi sebesar 1455 kHz dan
sinyal datang sebesar 1000 kHz, maka frekuensi menengah
adalah 455 kHz.
Bila CB dirubah maka sinyal oscilator akan berubah, misalnya
menjadi 1555 kHz. Demikian pula karena CA berubah maka
frekuensi sinyal yang ditala menjadi 1100 kHz berubah.
Dengan demikian sinyal selisih IF akan tetap besarnya, yaitu
455 kHz. Karena perubahan CA dan CB terjadi bersama-sama
maka rangkaian berikutnya, yaitu IF amplifier, dapat dirancang
untuk bekerja frekuensi tertentu (IF = 455kHz untuk sistem
AM) yang disalurkan melalui IFT-A ke TR2.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 87 87
Eout AV = E in
+V
12VTP17
TP4
TP3
2L
TP1
1uF
L3
1uF
TP2
D1-D2 4148
+
01
005
C829
1k
4K7
47
390
39K
Besarnya penguatan tingkat RF ini dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
Dengan : Av = Besarnya penguatan tegangan rangkaian
Eo = Tegangan output (Volt)
Ein = Tegangan input (Volt)
Kurva respon frekuensi dapat dianalisis dengan cara
memvariasikan kedudukan L2 dan CA untuk daerah frekuensi
yang sesuai dengan gelombang pembawa beserta kedua jalur
sisinya yang mengandung informasi.
C. Alat dan Bahan
1. Pesawat radio super heterodyne
2. RF generator
3. Multimeter
4. Osciloscope
5. Frekuensi counter
Gambar 24. Rangkaian RFconverter
D. Langkah Kerja
1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan praktek
pengukuran.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 88 88
2. Atur kedudukan frekuensi RF generator pada posisi 1000 kHz.
3. Hubungkan kabel output generator pada antena dan grond.
4. atur posisi osciloscope untuk daerah pengukuran sekitar 1000
kHz.
5. Sambungkan kabel vertikal input pada test point dengan
grond pesawat penerima.
PENGUKURAN FREKUENSI RESPON
1. Hidupkan RF generator, pesawat penerma AM dan
osciloscope.
2. Atur output RF generator sampai didapat output TR1 (TP2
sebesar 2 Volt/p-p) dengan terlebih dulu megatur
kedudukan dial penala untuk output maksimum.
3. Atur frekuensi RF generator menjadi 1010 kHz dan catat
hasil penunjukan pada osciloscope.
4. Naikan frekuensi RF generator dan catat penunjukan di
osciloscope.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk frekuensi RF generator
sebesar 990 kHz dan 980 kHz.
6. Buatlah kurva respon rangkaian RF amplifier berdasarkan
hasil langkah 3-4 dan 5.
PENGUKURAN PENGUATAN RF AMPLIFIER
1. Atur kembali frekuensi RF generator pada 1000 kHz dan atur
posisi output pada posisi mendekati minimum!
2. Buatlah modulasi pada RF generator sebesar 30 %!
3. Pindahkan proses osiloskop pada test point 1 (TP1) dengan
ground!
4. Putar piringan pemilih gelombang sampai didapat output
maksimum pada osiloskop dan catat hasilnya pada lembar
kerja!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 89 89
5. Pindahkan posisi osiloskop pada TP 2 dengan ground!
6. Amati besarnya tegangan pada osiloskop dan catat pada
lembaran kerja!
7. Hitung besarnya penguatan RF amplifier!
8. Matikan semua peralatan!
9. Buat kesimpulan hasil pengamatan!
E. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan jalur sisi!
2. Bagaimana cara menentukan selektivitas suatu rangkaian RF?
Jelaskan!
3. Apa yang dimaksud dengan respons frekuensi?
Rangkaian Oscilator
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta
diklat dapat:
1. Menguji/mengukur tegangan output osilator lokal.
2. Menguji/mengukur besarnya osilator lokal pada suatu posisi
dari posisi penalaan tersebut.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima radio AM
2. Osiloskop
3. RF generator
C. Pengantar
Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan
sebuah sinyal AC dari sumber DC. Pada pesawat ini, sinyal dari
osilator diheterodynekan dengan sinyal RF yang datang dari
luar (antena) agar menghasilkan sinyal IF dengan frekuensi 455
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 90 90
0ut
0
+V
12V
TP17
TP4
TP3
TP1
1uF
L3
1uF
+5pFL2
TP2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
kHz. Pada pesawat, yang berfungsi sebagai osilator lokal yaitu
pasangan TR1, L3 dan CB untuk band MW (lihat gambar).
Condenser trimmer CT2 digunakan untuk memperluas
(menambah) frekuensi osilator lokal.
Kerja osilator dapat dilihat pada rangkaian di atas. Dalam hal ini
TR1 merupakan penguat dari osilator yg mempunyai beberapa
fungsi pada pesawat penerima.
Sakelar pemilih pada saat pertama bekerja (nois relative
sangat kecil) diperkuat oleh TR1 dan dikembalikan (feed-
back)melalui gulungan sekunder L3 ke bagian primernya. Akibat
umpan balik ini, terjadilah osilasi dari rangkaian ini dengan
frekuensi yang sesuai dengan frekuensi resonansi L3 yang
terhubung dengan CB.
Tegangan output yg dihasilkan melaui emitter TR1 akan
dicampur dengan sinyal RF yang datang melalui base transistor
tersebut. Primer L3 tersebut dengan CB, CT2, dan C5
merupakan kondensator trimmer untuk mendapatkan frekuensi
resonansi. R3 berfungsi untuk menetapkan factor kualitas
rangkaian resonator dengan harga positif. Dengan adanya D1
dan D2 maka rangkaian osilator dari convetor beroperasi dalam
konfigurasi terbumi (common base).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 91 91
Gambar 24. Rangkaian Penala
D. LANGKAH KERJA
1. Ambillah trainer radio AM!
2. Masukkan penghubung AC pada sumber lisktrik!
3. Atur dial pemilih gelombang pada frekuensi 600 kHz!
4. Ambillah osiloskop dan atur sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan untuk pengukuran pada daerah 1000 kHz!
5. Hubungkan output osiloskop pada emitter TR1 (test point3)
dengan ground dari pesawat!
Operasi Osilator
1. Hidupkan pesawat penerima beserta osiloskop!
2. Perhatikan gelombang yg dipergunakan osiloskop dan catat
besar tegangan beserta bentuk gelombang pada lembaran
kerja yg tersedia!
3. Atur dial pemilih gelombang searah jarum jam perlahan-lahan
dan amati pola yg terjadi pada osiloskop!
4. Berilah komentar untuk kejadian pada langkah 8!
5. Kembalikan posisi pemilih gelombang pada kedudukan
600kHz!
6. Ambil RF generator dan atur frekuensinya 600 kHZ dengan
modulasi 30%!
7. Hubungkan output RF Generator pada antenna dan ground
kemudian hidupkan RF generator!
8. Tatalah L3 (trafo osilator ME + merah) sampai didapat
amplitude paling maksimum pada osiloskop!
9. Matikan semua peralatan dan lepaskan RF generator dari
pesawat penerima!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 92 92
PENGUKURAN FREKUENSI
Pada langkah ini kita akan menggunakan metode pola
Lissoyous untuk pengukuran frekuensi osilator.
1. Letakkan posisi gelombang sapu osiloskop pada posisi
eksternal!
2. Hubungkan horizontall output RF osiloskop pada TP3 dengan
ground pesawat penerima!
3. Hubungkan pula output RF Generator pada vertical input
osiloskop dengan ground!
4. Hidupkan kembali semua peralatan!
5. Atur dial frekuensi RF Generator dan catat pada lembaran
kerja sebagai frekuensi osilator!
6. Ulangi hasil langkah 19 dengan 600 kHz dan catat frekuensi
selisihnya!
7. Matikan semua peralatan!
8. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. PERTANYAAN
1. Apa sebabnya gulungan osilator MW terdiri atas L3 (primer
dan sekunder)?
2. Benarkah umpan balik pada rangkaian osilator MW adalah
positif? Jelaskan!
3. Disebut apakah selisih frekuensi pada langkah 20?
Rangkaian Mixer
A.Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta diklat
dapat:
1. Menguji/mengukur bias rangkaian mixer.
2. Menguji/mengukur penguatan rangkaian mixer.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 93 93
Eout AV = E in
3. Menentukan frekuensi output rangkaian mixer melalui
pengukuran.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima Radio AM
2. Osiloskop
3. RF Generator
4. Multimeter
C. Pengantar
Rangkaian mixer pesawat penerima ini dapat dilihat pada
gambar, ternyata juga merupakan rangkaian osilator local dan
karena hal demikian, rangkaian ini disebut Coverter Authodyn.
Pada TR1 ini terjadi pencampuran (mixer) antara sinyal RF yg
dating melalui base dan sinyal dari osilator local melalui
emiternya. Hasil pencampuran kedua sinyal tersebut akan
berupa frekuensi menengah (IF) yg dilanjutkan dari kolektor TR1
melalui R5 ke rangkaian IF am[lifier pertama (IFT-A).
Rangkaian mixer sebenarnya juga merupakan suatu rangkaian
penguat RF dan besar penguatannya dapat dihitung dengan
rumus:
Gabungan primer dari IFT-A merupakan beban dari rangkaian
mixer dan ditala pada frekuensi 455 kHz. Karena input dipasang
antara base dan bumi, sedangkan outputnya diambil antara
kolektor dengan ground, maka rangkaian mixer pada
hakikatnya merupakan rangkaian konfigurasi emitter terbumi
(common emitter).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 94 94
0ut
0
+V
12V
TP17
TP4
TP3
TP1
1uF
L3
1uF
+5pFL2
TP2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
Gambar 26. Rangkaian Penala
D. Langkah Kerja
1. Hubungkan penghubung AC Trainer radio AM pada sumber
listrik!
2. Atur dial pemilih gelombang pada posisi 1000 kHz!
3. Tentukan lokasi osilator lokal!
4. Sambungkan kawat penghubung emitter dengan ground
untuk menghentikan kerja osilator!
Pengukuran Bias
1. Hidupkan pesawat penerima radio!
2. Ukur dengan multimeter bias kolektor pada TP2 dengan
ground dan catat hasilnya pada lembar kerja!
3. Ukur pula bias base pada TP2 dan ground !
4. Ukur bias base emitter melalui TP1 dan TP3 dan catat
hasilnya pada lembaran kerja!
5. Lepaskan penghubung antara emitter dengan ground dan
atur dial pemilih gelombang untuk mendapatkan siaran dari
pemancar terkuat!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 95 95
6. Lihat kedudukan dial pemilih gelombang dan catat frekuensi
pemancar tersebut!
7. Bila osilator lokalnya lebih tinggi 455 kHz daripada
pemancar yg diterima, berapakah frekuensi osilatornya?
8. Matikan pesawat dan lepaskan antena.
OPERASI MIXER
1. Sambungkan kembali penghubung antara emitter dengan
ground !
2. Atur posisi dial pemilih gelombang pada 1000 kHz!
3. Ambillah RF Generator dan atur frekuensinya pada 1000 kHz
dengan output mendekati minimum 50 milli volt/p-p
(termodulasi 30%)!
4. Hubungkan output RF generator pada TP1 dengan ground !
5. Sambungkan vertikal output osiloskop pada TP2 dengan
ground !
6. Hidupkan pesawat penerima dengan osiloskop!
7. Catat besarnya tegangan pada TP2 pada lembaran kerja!
8. Hitung penguatan rangkaian mixer!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 96 96
9. Tentuka frekuensi osilator mixer dengan metode Lissoyous!
10. Matikan semua peralatan!
11. Buat kesimpulan hasil pengamatan!
E. Pertanyaan
1. Apa sebabnya untuk mengamati kerja rangkaian mixer,
osilator harus dimatikan?
2. Berapakah seharusnya frekuensi output mixer?
3. Bila terjadi frekuensi output mixer tidak sesuai dengan
seharusnya, kira-kira apa penyebabnya? Jelaskan!
Penguatan If Amplifier
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat :
1. Menguji/mengukur input dan output setiap tingkat IF
amplifier.
2. Menguji/mengukur besarnya penguatan setiap tingkat IF
amplifier berdasarkan hasil pengukuran.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima
2. radio AM
3. Osiloskop
C. Pengantar
Penguat pada IF amplifier bekerja memperkuat sinyal dan
mixer dengan penguatan tertentu dan menyalurkan
outputnya pada rangkaian berikutnya. Besarnya penguatan
rangkaian IF amplifier dapat ditentukan dengan cara
membagi tegangan output dengan tegangan inputnya.
Penguatan rangkaian ini dirancang sedemikian rupa
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 97 97
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
+V
12V
TP6
TP5TP10TP9
TP8
TP7
.1
IN60
.1
001
1S
1S1P
1P1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+ 220/16002
+
10/16
C829
C829
100
39k5k6
470
15k
390
390
47k
sehingga mempunyai band width sesuai dengan yang
diharapkan, demikian pula selektivitasnya. Frekuensi kerja IF
amplifier pada sistem AM adalah 455 kHz.
Gambar 27. Rangkaian IF (Frek. Menengah)
D. Langkah Kerja
1. Ambillah trainer penerima radio AM dan hubungan kabel
penghubung AC pada sumber listrik yang tersedia!
2. Dengan menggunakan kabel penghubung, sambungkan
stator dari CB dengan ground pesawat dan ini berarti
mematikan kerja osilator local!
3. Hidupkan RF generator dan atur dial frekuensi pada posisi
455 kHz!
4. Gunakan osiloskop untuk mengukur tegangan output RF
generator dan atur sampai didapat tegangan sebesar 0,1
V/p-p!
5. Lepaskan osiloskop dari RF generator dan hubungkan pada
test point 6 (TP6) dengan ground !
6. Hubungkan output RF generator pada TP5 dengan ground
!
7. Amati bentuk gelombang yang terdapat pada osiloskop
dan catat pada lembar kerja besarnya tegangan!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 98 98
8. Hitung penguatan dari TR2 dan catat pada lembaran kerja!
9. Pindahkan osiloskop pada test point 7 yang merupakan
input TR3!
10. Catat pada lembaran kerja besar tegangan pada TP7!
11. Pindakan osiloskop pada TP8 dengan ground dan catat
besarnya tegangan yang merupakan output TR3!
12. Hitung penguatan TR3 dan catat hasilnya pada
lembaran kerja!
13. Berilah komentar tentang penguatan TR2 dan TR3!
14. Matikan semua peralatan dan simpan pada
tempatsemula, jangan lupa melepaskan penghubung
pesawat!
15. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
F. PERTANYAAN
1. Berapa tingkatan penguat IF amplifier?
2. Apa pengaruh penambahan tingkat pada selektivitas?
3. Bila penerimanya terdiri atas 2 band, bagaimana frekuensi
kerja IF amplifier?
Band Width Amplifier
A.Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan pesrta
diklat dapat:
1. Menentukan besarnya band width RF Amplifier
berdasarkan hasil pengukuran.
2. Menentukan faktor kualitas (selektivitas) rangkaian IF
amplifier dari hasil pengukuran.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima radio AM
2. RF generator
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 99 99
3. Osiloskop
C. Pengantar
Rangkaian IF amplifier dirancang untuk bekerja pada
frekuensi resonansi sebesar 455 kHz, fungsinya memperkuat
sinyal yang dihasilkan rangkaian mixer yg mempunyai
frekuensi center sebesar 455 kHz.
IF amplifier pada pesawat ini menggunakan 2 buah penguat
yaitu TR2 dan TR3 (lihat gambar), masing-masing pnguat
mempunyai dua buah penala untuk base dan collector.
Kegunaan rangkaian penala tersebut di samping
menstabilkan frekuensi juga memperkecil daya kemudi
(power driver) rangkaian. Jumlah rangkaian penala
seluruhnya ada 3 buah yaitu IFT-A,IFT-B, dan IFT-C.
Lebar jalur seluruh penguat tergantung pada faktor kualitas
ketiga penala tersebut dan masing-masing mempunyai faktor
kualitas yg berlainan. Itulah sebabnya ketiganya diberi warnw
yang berbeda: kuning, putih, dan hitam.
Lebar jalur rangkaian IF tergangtung pada penguatannya. Bila
penguatannya semakin tinggi maka lebar jalur semakin
sempit (lihat gambar). Istilah lain mengatakan bahwa lebar
jalur semakin sempit berarti pesawat makin selektif.
Dengan demikian, selektifitas pesawat sangat tergantung
pada lebar jalur (band width) rangkaian tersebut. Yang
dimaksud dengan selektifitas adalah kemampuan rangkaian
untuk melakukan suatu daerah frekuensi dan menahan
frekuensi lain.
Kurva lebar jalur akan naik semakin curam bila banyaknya
penguat bertambah. Lebar jalur (band width) harus sama
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 100 100
dengan dua kali nilai frekuensi audio tertinggi yg dipancarkan
suatu stasiun pemancar.
Untuk transmisi sistem AM umumnya frekuensi audio
tertinggi kira-kira 5 kHz, sehigga lebar jalur IF amplifier cukup
besar yaitu 10 kHz.
Pada sistem AM yang berkualitas tinggi (high fidelity)
mempunyai frekuensi audio tertinggi kira-kira 10 kHz,
sehingga lebar jalur menjadi 20 kHz. Untuk menentukan
faktor kualitas (selektivitas) suatu rangkaian secara praktis
dapat ditentukan sebagai berikut:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 101 101
Keterangan :
Q =Faktor kualitas
Fr =Frekuensi resonansi
BW =Band width
FU =Frekuensi upper
FL =Frekuensi lower
D. Langkah Kerja
1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan
percobaan!
2. Hubungkan pesawat radio AM pada sumber tegangan
yang sesuai dan atur dial pemilih gelombang pada
kedudukan 1000 kHz!
3. Ambillah RF generator dan atur Frekuensinya pada
kedudukan 455 kHz dengan modulasi 30%!
4. Hubungkan dengan kabel penghubung emitter dengan
ground untuk mematikan osialtor lokal!
5. Ambillah RF generator dan ukur outputnya dengan
osiloskope!
6. Hubungkan output RF generator pada TP 4 dengan
ground!
7. Letakkan kabel penghubung dari vertikal input pada TP 2
dengan round!
8. Atur osiloskope dengan daerah pengukuran sekitar 100
kHz!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 102 102
Fr Fr Q = = BW FU - FL
9. Hubungkan vertikal input osiloskop pada TP 6 dengan
ground!
10. Dengan menggunakan obeng plastik, putarlah IFT-A
sampai didapat tegangan maksimum pada osiloskop!
11. Catat besar tegangan yang terukur pada lembar kerja!
12. Pindahkan probe osciloscope pada TP8 dengan grond!
13. Amati gelombang yang terjadi pada layar osciloscope!
14. Atur kembali IF T-B sampai amplitudo yang
diperagakan dilayar osciloscope mencapai harga yang
paling maksimum!
15. Pindahkan osciloscope pada TP10 dan atur IFT-C
seperti yang lainnya!
16. Catat tegangan maksimum yang dihasilkan TP10!
17. Naikan Frekuensi RF Generator perlahan-lahan sampai
didapat tegangan kira-kira 0,70 x tegangan langkah 14
dan baca besarnya frekuensi yang ditunjukan RF
generator!
18. Catat hasil langkah 15 pada lembaran kerja!
19. Ulangi langkah 15-16 untuk frekuensi dibawah
455kHz!
20. Gambar kurva resonansi IF amplifier berdasarkan hasil
pengukuran langkah sebelumnya!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 103 103
Karakteristik Dioda Detektor
A.Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa dapat
:
1. Membuat kurva karakteristik dioda detektor
berdasarkan hasil pengukuran praktikum.
2. Menganalisis karakteristik dioda detektor yang
menyebabkan dioda tersebut efektif sebagai pendeteksi
sinyal IF termodulasi.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima radio AM
2. RF generator
3. Osiloskop
4. Multimeter elektronik
5. Kondensator 200 pF
C. Pengantar
Rangkaian detektor bertugas mendeteksi sinyal RF
termodulasi yang dihasilkan rangkaian IF. Sistem deteksi
menggunakan dioda untuk frekuensi ini (dioda point contact)
ternyata lebih efektif dibanding dengan sistem lain, karena
menghasilkan distorsi yang lebnih kecil. Hal ini didapat
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 104 104
RANGK.DETEKTOR
TR3
ke basis TR2
+V
12V
TP10
TP8
005
.101
5k
IN60
1S1P
5K6
470
karena karakteristik dinamis detektor lebih konduktif
terhadap prestasi linier jenis detektor lain.
Bila suatu sinyal RF diberikan kepada anoda dioda detektor
maka pada katoda dioda tersebut dihasilkan sinyal DC
berpulsa yang sesuai dengan besar sinyal AC yang diberikan,
dan hal ini menyebabkan mengalir arus DC pasa resistor
beban.
Pada percobaan ini, akan kita amati besarnya tegangan input
serta output dioda yang diumpani sinyal RF. Dengan
tegangan input yang divariasikan maka otomatis outputnya
pun demikian, dan dari hasil inilah karakteristik dioda
detektor dapat dibentuk.
Gambar 28. Rangkaian Direktor
D. Langkah Kerja
1. Ambillah trainer penerima AM dan siapkan untuk
dipergunakan dalam percobaan ini!
2. Hidupkan RF generator dan atur kedudukan frekuensinya
pada 455 kHz dengan output minimum!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 105 105
3. Pasang kondensator 200 pF pada output positif untuk
mencegah masuknya tegangan DC ke RF generator
tersebut!
4. Hubungan ujung positif RF pada katoda detector dan
ground pada rangkaian penerima radio AM, demikian pula
osiloskopnya!
5. Hubungkan multimeter pada anoda detektor dengan
terlebih dahulu sakelar pemilih diletakkan pada batas ukur
kira-kira 1,5 volt/DC!
6. Naikkan perlahan-lahan output RF generator sampai
osiloskop menunjukkan harga 5 V/p-p!
7. Catat pada l;embar kerja output detektor yang ditunjukkan
oleh multimeter!
8. Turunkan secara bertahap input detektor dengan jarak0,5
V/p-p sampai harga minimum (0,5 V/p-p)!
9. Padasetiap penurunan, catat padalembaran kerja output
detektor tersebut!
10. Matikan semua peralatan!
11. Dari hasil pengukuran-pengukuran di atas, buatlah
kurva E yang merupakan fungsi Eout dioda detektor!
Catatan:
Plot kurva karakteristik ini, dengan Ein merupakan ordinat
bebas (sumbu horizontal) sedangkan Eout merupakan ordinat
bebas (sumbu vertical).
12. Amati kurva karakteristik tersebut dan berilah
komentar hasil pengamatan!
13. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. Pertanyaan
1. Dapatkan dioda yang digunakan sebagai penyearah power
suplly digunakan sebagai detektor? Jelaskan!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 106 106
2. Apakah penting kita mengetahui karakteristik dioda
detektor? Jelaskan!
3. Mengapa arah dioda detektor seperti tergambar pada
rangkaian? Jelaskan bagaimana kalau dioda posisinya
dibalikkan!
Detektor Dengan Avc (Automatic Volume Control)
A. Tujuan
Setelah mneyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat:
1. Membandingkan ouput pesawat penerima menggunakan
AVC dan tanpa AVC bila terjadi variasi sinyal input.
2. Menyimpulkan kerja AVC dari hasil pengukuran dalam
pratikum.
B. Alat dan Bahan
1. Pesawat penerima radio AM
2. Osiloskop
3. RF generator
C. Pengantar
Automatic Volume Control adalah suatu rangkaian yang
bekerja secara otomatis dalam menaggulangi variasi sinyal
input pada antenna. Pada transmisi sinyal RF termodulasi ke
pesawat penerima, ternyata dipengaruhi oleh keadaan cuaca
progasi beserta hambatan-hambatan lainnya selama
perjalanan menuju pesawat penerima.
Akibat hal di atas, ada yang disebut efek alunan (fading)
yaitu berubah - ubahnya kekerasan sinyal input yang datang
pada antena penerima terutama pada sistem SW. Untuk
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 107 107
mengatasi hal ini maka pada pesawat penerima sistem AM
selalu dilengkapi dengan rangkaian AVC yang bekerja
mengkompensasi efek alunan tersebut.
Ranglaian AVC pada pesawat ini terdiri atas komponen-
komponen R12 dan C11. Kerja AVC sebenarnya merupakan
umpan balik negatif dari output detektor ke input penguat
pertama IF amplifier.
Umpan balik ini bekerja menurunkan bias TP2 bila output
pesawat terlalu besar ketika input pada antena bertambah
dan akan bekerja bila input berubah menjadi lebih kecil.
Perubahan bias TP2 dapat diatur secara otomatis karena
sebagai output detektor akan difilter menjadi tegangan DC
negatif oleh kerja R12 dan C11. Tegangan negatif inilah yang
akan bekerja menurunkan atau menaikkan bias R12 dan
hasilnya akan mengkompensasi output pesawat penerima.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 108 108
D. Langkah Kerja
1. Hidupkan pesawat penerima AM dan atur posisi dial panala
gelombang pada frekuensi 1600 kHz !
2. Hidupkan RF generator dan AF generator untuk frekuensi
1600 kHz termodulasi dengan frekuensi 100 Hz!
3. Atur output AF generator sampai meter menunjukkan
modulasi menyatakan 30%!
4. Hubungkan output RF generator pada terminal antena
dengan ground pesawat!
5. Letakkan vertical input osiloskop antara katoda D4 dengan
ground
6. Atur output RF generator sampai osiloskop memperagakan
gelombang dengan amplitudo 0,04 V/p-p!
7. Atur volume suara (VR) sampai didapat suara yang enak
didengar!
8. Pindahkan osiloskop pada anoda D4 dan catat besarnya
tegangan beserta bentuk gelombangnya pada lembaran
kerja yang tersedia!
9. Ukur tegangan pada titik sambung antara R12 dan C11
(TP5) dan catat besarnya tegangan serta bentuk
gelombangnya!
10. Turunkan tegangan RF generator menjadi 0,3 V/p-p
dan ulangi langkah 7 sampai 9!
11. Lakukan hal di atas untuk output RF generator 0,02
V/p-p, 0,05 V.p-p!
12. Berilah komentar tentang kekerasan suara pada
loudspeaker pada setiap posisi output RF generator yang
bervariasi sebagai gambaran efek alunan pada pesawat!
13. Ulangi langkah 1 sampai dengan 12 untuk posisi di
atas!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 109 109
14. Matikan semua peralatan!
15. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 110 110
E. Pertanyaan
1. Mengapa pengaruh AVC sangat terasa pada band SW
dibandingkan pada band MW?
2. Rangkaian AVC sebenarnya merupakan rangkaian apa?
3. Mengapa tegangan yang dihasilkan rangkaian AVC
berbentuk tegangan DC?
Rangkaian Audio Amplifier
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat :
1. Mengukur bias rangkaian preamplifier dan rangkaian
driver.
2. Mengukur penguatan rangkaian preamplifier dengan
rangkaian driver.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer pesawat penerima radio AM
2. AF generator
3. Osiloskop
4. Multimeter eletronik
C. Pengantar
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas
empat buah penguat (TR4 sampai dengan TR7) dan
berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian
detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah
kedudukan VR yang berfungsi sebagai volume control.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 111 111
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
1n
0
TP12
TP15
1314
TP16
TP11
+V
12v
8
+
220/16
+
1uF
+220/16
.1uf
1uF
.1uF 220pf
IN4148
5k
C1684
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
2k2
1k
470
150k
1k
470k
33k
TR4 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier
dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan
melalui R20 mendapat umpan balik negatif dari output
power amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memperlebar
band switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik.
TR5 merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat
disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi
sama dengan TR4. Transistor inipun mendapat umpan balik
negatif melalui R21 (lihat gambar). Penguatan kedua
transistor inipun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga
mampu mengeluarkan output yang dapat mengemudikan
rangkaian power amplifier.
Pada percobaan ini, akan diukur besarnya penguatan TR4
dan TR5. Dalam hal ini AF generator digunakan sebagai
pengganti informasi siaran suatu pemancar.
Gambar 29. Rangkaian Audio Amplifier
D. Langkah Kerja
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 112 112
1. Hidupkan pesawat penerima radio dan atur dial pemilih
gelombang pada posisi pemancar yang kosong!
2. Ukurlah tegangan sumber TR4 menggunakan multimeter pada
TP16 dengan ground pesawat dan catatlah hasilnya pada
lembaran kerja!
3. Lakukan pula pengukuran-pengukuran bias TR4, yaitu
collector, emitter, base denagan ground pesawat
menggunakan multimeter dan catat hasilnya pada lembaran
kerja!
4. Ukur dan catat tegangan bias antara base dengan emitter
TR4!
5. Ulangai langkah 3 dan 4 TR5!
6. Hidupakn AF generator dan atur frekuensi pada posisi11000
Hz dengan amplitudo 0,1 V/p-p (ukur menggunakan osiloskop)
untuk sinyalberbentuk sinus!
7. Hubungan output generator pada TP10 dengan ground
penerima pesawat!
8. Hubungkan vertikal input osiloskop pada TP10 dan catat
besarnya tegangan lengkap dengan bentuk gelombangnya!
9. Pindahkan osiloskop pada TP11 dan cata pula besarnya
tegangan beserta bentuk gelombangnya!
10. Hitung penguatan tegangan TR4!
11. Ulangi langkah 9 dan 10 untuk TP12 dan TR5!
12. Matikan pesawat dan peralatan lainnya!
13. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi apabila umpan balik TR4 dan TR5 positif ?
2. Apa tujuan setiap tingkat penguat menggunakan umpan balik?
3. Bila pernah mengamati penerima 2 band, adakah perbedaan
amplifiernya untuk setiap band? Jelaskan!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 113 113
Rangkaian Power Amplifier
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan siswa
dapat:
1. Mengukur tegangan input dan output rangkaian power
amlifier.
2. Menentukan penguatan power berdasarkan hasil
pengukuran.
B. Alat dan Bahan
1. Trainer penerima radio AM
2. AF generator
3. Osiloskop
4. Multimeter
C. Pengantar
Rangkaian power amplifier pesawat penerima ini terdiri ats
dua transistor yaitu TR6 dan TR7. Konfigurasi kedua transistor
adalah simetry complementry dan tipe transistor adalah NPN
(TR6) dan PNP (TR7) yang keduanya mempunyai karakteristik
yang sama.
Kedua transistor bekerja bergantiam sesuai dengan input
yang masuk pada rangkaian ini. Tegangan bias sumber
pesawat TR6 sama dengan bias TR7 atau setengah dari bias
sumber pesawat penerima, hal ini dapat diatur oleh resistor
R22 sampai dengan R25.
Untuk memperlebar band width rangkaian kedua pesawat
penguat menggunakan umpan balik melalui R21 dan R26.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 114 114
dalam percobaan ini, akan dilakukan penganalisisan kerja
rangkaian power amplifier dengan menggunakan input dari
audio signal generator dan akan dilakukan pengukuran bias
TR6 dan TR7.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 115 115
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
00
0
0
TP12
TP15
1314
TP11
+V
12v
8
+
1uF
+220/16
.1uF 220pf
IN4148
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
470
150k
33k
Gambar 30. Rangkaian Audio Amplifier
D. Langkah Kerja
1. Hidupkan pesawat penerima untuk band width MW dan
atur dial pemilih gelombang pada posisi 1000 kHz!
2. Atur volume control untuk pendengaran yang enak!
3. Gunakan multimeter untuk pengukuran tegangan sumber
pesawat pada TP10 dengan ground pesawat dan catat
hasil pengukuran pada lembaran kerja!
4. Pindahkan multimeter pada titik tengah antara R24 dan
R23 dengan ground pesawat dan catat hasil pengukuran
bias TR6/TR7 pada lembaran kerja!
5. Lepaskan multimeter pada rangkaian!
6. Hidupkan AF generator untuk frekuensi 1000 Hz dengan
amplitudo 0,1 V/p-p (pola gelombang sinus).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 116 116
7. Hubungkan output AF generator pada base dengan ground
pesawat!
8. Ukur tegangan input TR6 dengan osiloskop pada base
dengan ground pesawat dan catat pada lembaran kerja!
9. Gunakan pula osiloskop untuk pengukuran tegangan
output TR6 dan catat pada lembaran kerja!
10. Hitung penguatan TR6!
11. Ulangi langkah 1 sampai dengan 10 untuk TR7!
12. Matikan semua peralatan dan simpan pada tempat
semula!
13. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan!
E. Pertanyaan
1. Apa bedanya power amplifier konfigurasi simetry
complementry dengan push pull amplifier?
2. Apa fungsi D5 dan D6 ? Jelaskan!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 117 117
Kegiatan Belajar 7: Membuat laporan perbaikan
a. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diklat dapat
membuat laporan perbaikan pesawat penerima radio.
b.Uraian materi
Dalam industri elektronika diberlakukan apa yang disebut Final
Assembly. Pada bagian ini diadakan pemeriksaan menyeluruh atau
produk yang telah dihasilkan oleh rangkaian ban berjalan.
Rangkaian ban berjalan adalah sebuah sistem dimana seorang
karyawan bekerja memasang komponen pada bagian tertentu
kemudian dilanjutkan oleh karyawan berikutnya. Dalam konteks ini
pola pelaporan dari Final Assembly dapat “Diadopsi” oleh sistim
ketika membuat pelaporan perbaikan pesawat radio tape recorder.
Bentuk laporan perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
No.Bagian yang
DiperiksaKerusakan/Gangguan
Komponen yang diganti
1. Power Amplifier 1.Tidak ada suara
2.Suara tidak jelas
3.Suara kecil
-Kabel ke
speaker putus
-Potensio volume
-Transistor
penguat akhir
rusak satu.
2. Catu daya 1.Suara dengung 50Hz
2.Tidak ada sinyal
-salah satu dioda
penyearah
rusak satu.
-Trafo power
putus kumparan
primer.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 118 118
No.Bagian yang
DiperiksaKerusakan/Gangguan
Komponen yang diganti
3. Penala 1.Gelombang hanya
sa
tu yang diterima
2.Suara hanya desis
-Komponen
Capasitor
tanki osilator
-Trafo Osilator
rusak
4. IF 1 1.Suara sangat lemah
2.Suara mencuit
-Trafo IF tingkat
1
-Trafo IF perlu
trim
5. Detektor 1.Suara sangat lemah
2.Suara berdesis
-Condensatro
filter pada
detektor rusak
-Dioda detektor
rusak
6. Osilator 1.Tidak dapat siaran -Transistor rusak
-Transistor
kesalahan teg
bias
c. Rangkuman
1. Final Assembly dikerjakan pada industri elektronika
2. Industri Elektronika menggunakan sistim ban berjalan
3. Dalam sistim ban berjalan seorang karyawan bertugas
memasang komponen pada bagian tertentu saja.
d. Tugas
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 119 119
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai didalam membuat
laporan pekerjaan perbaikan/reparasi, Anda sebaiknya melakukan
tugas berikut:
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok
maksimum 2 orang.
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi
sekitar tempat tinggal anda.
3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah macam-
macam kerusakan pesawat radio dan cara perbaikannya.
4. Setelah memperoleh macam-macam kerusakan dapat
digunakan sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada
kelompok belajar anda, dengan bimbingan guru.
e. Test formatif
1. Ketika memperbaiki penerima radio yang mengalami gangguan,
anda memeriksa kerusakan/gangguan pada bagian penguat
daya dimana transistor/resistor rusak.
Pertanyaan:
a. Mengapa Transistor atau resistor itu bisa rusak, buat
penjelasan singkat?
b. Bagaimana kalau tidak diganti!Jelaskan!
c. Alat apa yang digunakan untuk penggantian komponen?
Sebutkan!
2. Didalam pemeriksaan kerusakan/gangguan pada catu daya,
terdapat dioda zener yang rusak.
Pertanyaan:
a. Apa fungsi dioda zener pada power suplly?Jelaskan!
b. Berapa besar daya dioda zener yang harus terpasang untuk
catu daya tegangan 12volt dengan arus 1 amp.?
c. Dapatkah dioda zener dijadikan dioda penyearah?
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 120 120
3. Kerusakan pesawat radio ditandai oleh suara yang kecil dan
tidak jelas, didalam pemeriksaan ternyata dioda detektornya
rusak.
Pertanyaan:
a. Dapatkah dioda detektor digantikan dengan transistor?
b. Bagaimana dioda detektor jika digantikan dengan dioda
penyearah!
c. Apa penyebabnya dioda detektor menjadi rusak?
4. Pesawat radio mengalami gangguan tidak mendapat
gelombang pemancar, didalam pemeriksaan frekuensi 455khz
tidak ada.
Pertanyaan:
a. Bagian manakah yang tidak bekerja? jelaskan
b. Frekuensi 455 diperoleh dari frekuensi selisih denga
ketentuan rumus.
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Membuat Laporan Perbaikan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
kita dapat membuat laporan perbaikan. Jika Anda dapat
melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta
mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki
kemampuan untuk membuat laporan perbaikan.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda pahami dengan benar.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 121 121
B. Alat dan bahan
a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
c. Multimeter, Toolkit, solder.
Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari
setiap tombol kontrol!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 122 122
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat
orang atau lebih dalam satu kelompok, kemudian buat diskusi
untuk membuat laporan)!
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala
kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol!
3. Buat ringkasan pemahaman setiap
melaporakan perbaikan!
4. Buat penjelasan singkat terhadap
pelaporan dan sistim perbaikan1
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja!
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari
lembar kerja
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 123 123
BAB. III EVALUASI
A. Instrumen Penilaian
Evaluasi Pemelajaran 1
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul
ini. Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = -------------------------------------------- x 100
%
20
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%
3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%
4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%
Evaluasi pembelajaran 2
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul
ini. Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = -------------------------------------------- x 100
%
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 124 124
10
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 125 125
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%
3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%
4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%
Evaluasi pembelajaran 3
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul
ini. Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = -------------------------------------------- x 100
%
5
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%
3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%
4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%
Evaluasi pembelajaran 4
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul ini.
Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = -------------------------------------------- x 100
%
5
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 126 126
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%
3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%
4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%
Evaluasi pembelajaran 5
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul ini.
Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = -------------------------------------------- x 100
%
10
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%
3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%
4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%
Evaluasi pembelajaran 7
Setelah anda selesai menjawab pertanyaan test formatif diatas,
cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada modul ini.
Gunakan rumus tingkat penguasaan materi untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi yang telah diuraikan.
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan materi = -------------------------------------------- x 100
%
10
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 127 127
Arti tingkat penguasaan yang anda peroleh adalah:
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%
3. Cukup,dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%
4. Kurang,tidak dapat melanjutkan materi berikutnya = 05 - 69%
B. Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Test Formatif 1
1. b 2. a 3. a 4. a 5. b
6. d 7. a 8. c 9. a 10. a11. d 12. c 13. b 14. a 15. a 16. a 17. a 18. d 10. c 20. a
Kunci Jawaban Test Formatif 2
1. a 2. c 3. d 4. d 5. d 6. d 7. c 8. a 9. d 10. a
Kunci Jawaban Test Formatif 3
1) Langkah-langkah pengukuran komponen:
1. Siapkan alat ukur dan fungsikan tombol slektor sesuai
denganbagian yang akan diukur.
2. Pastikan rangkaian tidak dalam mengalir arus.
3. Perhatikan perbandingan nilai hambatan terhadap beberapa
kondisi pengukuran.
2) Langkah-langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada rangkaian:
a. Siapkan AVO meter, kondisikan slektor pada pengukuran
hambatan.
b. Perhatikan jarum AVO meter selwaktu melakukan pengukuran.
3) Langkah-langkah dalam mengukur transistor du liar rangkaian:
a. Siapkan AVO meter, kondisikan slektor pada pengukuran
hambatan.
b. Perhatikan jarum AVO meter selwaktu melakukan pengukuran
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 128 128
c. Pengukuran diperoleh dua kondisi nilai yaitu nilai maju dan nalai
mundur,karena transistor sesungguhnya komponen dioda.
4) Langkah kerja dalam mengukur tahanan:
a. Siapkan AVO meter, kondisikan slektor pada pengukuran
hambatan.
b. Perhatikan jarum AVO meter selwaktu melakukan pengukuran
c. Cocokan hasil pengukuran dengan nilai terdapat pada pisik
tahanan.
5) Ada, dengan kemampuan mengukur komponen maka kita cepat
cepat menyimpulkan bagian/komponen yang rusak.
Kunci Jawaban Test Formatif 4
1) Langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran
a. Siapkan data hasil pengukuran kondisi pesawat radio dalam
keadaan baik.
b. Siapkan data hasil pengukuran radio tidak dalam keadaan
normal, dengan memutus melepas bagian/komponen sehingga
radio tidak bekerja dengan baik.
c. Lakukan perbandingan nilai, kemudian analisis kemungkinan
kerusakan.
2) Radio di opersikan dengan melepas salah satu komponen/melepas
jalur output dari satu bagian kebagian lainnya.
3) Dapat, sebab dari data-data pengukuran diperoleh besar
tegangan/nilai hambatan yang tidak standar.
Kunci Jawaban Test Formatif 5
1. d 2. b 3. a 4.c 5. a 6. b 7. a 8. b 9. d 10. d
Kunci Jawaban pertanyaan Tugas pembelajaran 6
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 129 129
Uji Coba RF Amplifier
a. Jalur sisi adalah jalur
yang di lewati oleh sinyal informasi dari suatu pemancar.
b. Dengan cara rangkaian
tangki L dan C yang berfungsi sebagai rangkaian penala yang akan
meneruskan sinyal frekuensi resonansi yang sesuai dengan
selektivitas rangkaian penala tersebut.
c. Daerah frekuensi yang
sesuai dengan gelombang pembawa beserta kedua jalur sisi nya
yang mengandung informasi.
Uji Coba Rangkaian oscilator
a. Sebab gulungan sekunder L3 untuk sakelar pemilih pada saat
pertama berkerja (noise relatif sangat kecil) diperkuat oleh TR1 &
dikembalikan melalui gulungan sekunder L3. Primer L3 tersebut
dengan CB, CT2 & C5 merupakan kondensator trimmer untuk
mendapatkan frekuensi resonansi
b. Karena R3 yang berfungsi untuk menetapkan faktor kualitas
rangkaian resonator dengan harga positif.
Uji Coba Rangkaian Mixer
a. Agar frekuensi RF tidak
masuk, sehingga kerja mixer dapat diamati.
b. lebih besar dari oscilator
c. Penyebabnya frekuensi
informasi tidak dapat diterima.
Uji Coba Penguat IF Amplifier
a. 2 (dua) tingkat
b. Penerima semakin positif
c. Frekuensi informasi di pisahkan pada output mixer
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 130 130
Karakteristik Dioda Detektor
a. Dapat, karena bekerja
lebih efektif
b. Penting, sehingga kerja
penyeleksian lebih efektif.
c. Tidak dapat dikuatkan
oleh penguat
Uji Coba Detektor dengan AVC (automatic volume control)
a. Karena AVC sebagai
pengatur tegangan ( Amplitudo sinyal)
b. Dalam menanggulangi
variasi sinyal input pada antena secara automatis
c. Karena oleh kerja R12
dan C11 tegangan negatif ini yang akan bekerja menurunkan atau
menaikan bias R12 & hasilnya akan mengkompensasikan output
pesawat penerima.
Uji Coba Rangkaian Audio Amplifier
a. Output yang di
keluarkan tidak dapat mengemudikan power amplifier
b. Sehingga mampu
mengeluarkan output yang dapat mengemudikan rangkaian power
amplifier
c. Tidak ada, karena
amplifiernya sama
Uji Coba Rangkaian Pwer Amplifier
a. Power amplifier
konfigurasi simetri complementry menggunakan transistor NPN dan
PNP secara deret push pull amplifier menggunakan trafo OT dan IT
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 131 131
b. Bias DC pada Transistor
Driver
Kunci test formatif 7
1. Jawaban:
a. Karena komponen Transistor mempunyai batas umur,sehingga
sewaktu-waktu dapat rusak.
b. Jika tidak diganti maka kondisi radio tidak dapat bekerja secara
optimal.
c. Alat yang diperlukan, yaitu solder timah dan atractor.
2. Jawaban:
a. Fungsi dioda zene adalah sebagai penstabil tegangan, juga dapat
dipakai sebagai proteksi tegangan.
b. Sedikitnya 1 watt untukarus 1 amper.
c. tidak, karena lain karakteristiknya.
3. Jawaban:
a. Dapat kemungkinan sedikit merubah sitim rangkaian
detektornya.
b.Tentu tidak bisa sebab, karakteristiknya tidak sama.
c. Bisa karena batas usia, atau kesalahan tegangan bias.
4. Jawaban
a. Bagian osilator lokal dari rangkaian penala.
b. IF = Frekuensi RF – Frekuensi oscilator lokal
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 132 132
BAB IVPENUTUP
Modul adalah suatu perangkat bahan ajar yang dirancang agar peserta
diklat dapat belajar secara mandiri. Dalam konteks kurikulum berbasis
kompetensi modul memegang peranan penting dimana peserta diklat
berada pada posisi aktif dalam belajar (active learning) dan guru lebih
berfungsi sebagai fasilitator.
Modul Memperbaiki/Reparasi Radio dirancang agar setelah
menyelesaikan modul ini peserta diklat memiliki kompetensi dalam
perbaikan/reparasi radio sesuai dengan standar kompetensi nasional.
Materi yang terdapat dalam modul ini mengacu pada kurikulum edisi
2004 untuk bidang keahlian elektronika audio video.
Tak ada gading yang tak retak, sumbang saran rekan-rekan guru sangat
diharapkan agar modul ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan oleh
peserta untuk meningkatkan dan menciptakan kualitas sumber daya
manusia mendatang di bidang elektronika audio video semakin
meningkat.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 133 133
DAFTAR PUSTAKA
Adimas Ari Irawan Th.1993 Bengkel Elektronika, CV Aneka Solo
Wasito.s Th.1986 Teknik Frekwensi Tinggi, Penerbiot Karya Utama
Ichwan Haryadi Th.1988 Radio Transistor dan Tekni
Reparasi,Yayasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Ir.Ourba Tambunan Th.1984 Teknik Audio, Bandung
Ir.Suyatno BSc.E Th.1978 Pesawat Elektronika,Jakarta Depdikbud
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 134 134
Recommended