NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH SELF AWARENESS TERHADAP PERILAKU DISIPLIN
PESERTA DIDIK DI MA AL-BADRI KALISAT
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Strata 1 (S-1) Sarjana Psikologi Pada Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Jember
Oleh :
Resi Nurbuwat
NIM 1510811033
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
ii
PENGARUH SELF AWARENESS TERHADAP PERILAKU DISIPLIN
PADA PESERTA DIDIK DI MA AL-BADRI KALISAT
Resi Nurbuwat1
Erna Ipak Rahmawati 2
Danan Satriyo Wibowo3
INTISARI
Self awareness merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh peserta didik
pada masa remaja awal terutama untuk pembentukan perilaku disiplin karena
dengan adanya self awareness yang kuat maka peserta didik cenderung lebih jujur
dengan diri sendiri dan kepada orang lain. Perilaku disiplin memiliki peranan
penting dalam merencanakan kesuksesan, membentuk diri menjadi pribadi yang
unggul di dalam lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa
masih ditemukan peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah karena peserta
didik hanya memahami tata tertib tapi belum memiliki kesungguhan untuk
berperilaku disiplin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self awareness terhadap
perilaku disiplin pada peserta didik di MA Al-Badri Kalisat. Metode penelitian
yang digunakan adalah kuantitatif asosiatif. Peneliti menggunakan skala simple
random sampling untuk mendapatkan sampel sebanyak 111 peserta didik.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala self awareness dan skala
perilaku disiplin dengan menggunakan skala Guttman dengan rentang skor 1
sebagai jawaban “ya” dan skor 0 sebagai jawaban “tidak”.
Hasil uji hipotesa menggunakan analisis regresi linier sederhana menunjukkan
bahwa bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang ditunjukkan dari hasil uji hipotesa dengan taraf sig 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05 maka dapat diartikan bahwa self
awareness mempengaruhi perilaku disiplin pada peserta didik di MA Al-Badri
Kalisat yang dapat dilihat dari taraf sig 0,000 yang ditunjukkan dari hasil nilai R
hitung 0,434 atau 43% dengan kontribusi variabel R Square 0,188 atau 19% atau
self awareness mempengaruhi perilaku disiplin sebesar 19%. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif sebesar 1,214 artinya jika self
awareness mengalami peningkatan 1% maka perilaku disiplin mengalami
kenaikan perilaku disiplin sebesar 1,209, maka dikatakan bahwa apabila self
awareness semakin meningkat maka tingkat perilaku disiplin semakin naik.
Kata Kunci : Self Awareness, Perilaku Disiplin, MA Al-Badri Kalisat
1. Peneliti 2. Dosen Pembimbing1 3. DosenPembimbing 2
iii
INFLUENCE OF SELF AWARENESS TO BEHAVIOR DISCIPLINE
STUDENTS MA AL-BADRI KALISAT
Resi Nurbuwat1
Erna Ipak Rahmawati 2
Danan Satriyo Wibowo3
ABSTRACT
Self awareness is an important thing for students to have in early
adolescence, especially for the formation of disciplinary behavior because with a
strong self awareness students tend to be more honest with themselves and to
others. Discipline has an important role in planning success, forming yourself
into a superior person in the environment. Based on the results of interviews and
observations that students are still found to violate school rules because students
only understand the rules but do not yet have the seriousness to behave in
discipline.
This study aims to determine the effect of self awareness on disciplinary
behavior in students at MA Al-Badri Kalisat. The research method used is
associative quantitative. Researchers used a simple random sampling scale to get
a sample of 111 students. The research instrument used was a scale of self
awareness and scale of disciplinary behavior by using the Guttman scale with a
range of scores as an answer "yes" and a score of 0 as an answer "no".
Hypothesis test results using simple linear regression analysis show that
H1 is accepted and H0 is rejected, which is shown from the results of hypothesis
testing with a level of sig 0,000 which means 0,000 <0.05, it can be interpreted
that self awareness affects the behavior of discipline in students at MA Al-Badri
Kalisat can be seen from the level of sig 0,000 shown from the results of the
calculated R value of 0.434 or 43% with the contribution of the R Square variable
of 0.188 or 19% or self awareness influencing discipline behavior by 19%. This
research shows that there is a positive influence of 1,214 meaning that if self
awareness has increased 1% then the discipline behavior has increased discipline
behavior by 1,209, then it is said that if self awareness is increasing then the level
of discipline behavior is increasing.
Key word: Self awareness, discipline behavior, MA Al-Badri
1. Researcher
2. First Supervisor
3. Second Supervisor
1
PENDAHULUAN
Menurut Samana (Hapsari, Hariyadi, & Prihastuty, 2014) dalam
meningkatkan mutu pendidikan, banyak hal yang harus diperbaiki salah satunya
kondisi mental spiritual peserta didik yang termasuk di dalamnya yaitu masalah
kedisiplinan peserta didik. Masih menurut Samana kedisplinan merupakan
perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik
yang muncul dari kesadaran dirinya dan karena adanya sanksi.
Berdasarkan hasil observasi peserta didik masih menggunakan seragam
yang belum sesuai dengan peraturan sekolah yaitu masih terdapat beberpa peserta
didik yang menggunakan seragam batik di hari rabu dan kamis, baju dikeluarkan,
tidak menggunakan kopyah saat jam pelajaran, menggunakan jaket saat jam
pelajaran, membawa PS portable, menggunakan dan memakai make up dan
aksesoris berlebihan. Berdasarkan data demografi guru BK MA Al-Badri
peraturan yang sering kali dilanggar yaitu pada poin lain-lain, masih ditemukan
peserta didik yang merokok, membawa dan mengonsumsi miras di lingkungan
sekolah.
Menurut Hamalik (Indrianti, Djaja, & Suryadi, 2017) perilaku tidak
disiplin peserta didik pada akhirnya akan menimbulkan akibat-akibat yang tidak
menguntungkan baik bagi peserta didik maupun pihak sekolah. Kerugian bagi
peserta didik adalah tidak bertanggung jawab. Kerugian bagi pihak sekolah
menyebabkan suasana lingkungan belajar menjadi kurang menarik, kurang
kondusif dan menumbuhkan gangguan belajar yang pada gilirannya akan
mempengaruhi keberhasilan dan kemajuan belajar peserta didik.
2
Menurut Hurlock (1978) proses pembentukan perilaku disiplin dibentuk
oleh beberapa unsur yaitu proses pertama peraturan sebagai pedoman perilaku
yang dimulai dari sejak lahir dan diajarkan oleh kedua orang tua. Proses
selanjutnya yaitu konsistensi dalam menerapkan peraturan dan cara yang
digunakan oleh keluarga maupun pihak sekolah. Proses ketiga yaitu harus ada
konsistensi dalam menegakkan peraturan yang digunakan sehingga peraturan
diajarkan dan atau dipaksakan. Proses selanjutnya yaitu pemberian penghargaan
ataupun hukuman. Penghargaan diberikan apabila peserta didik melakukan hal
yang baik. Hukuman berarti menjatuhkan hukuman pada peserta didik karena
suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.
Goleman mendefinisikan self awareness (Kalaiyarasan & Solomon,
2016), kesadaran diri adalah mengetahui ketakutan, kelemahan, dorongan, nilai
dan dampak seseorang pada orang lain namun istilah kesadaran diri memainkan
peranan penting dalam diri sehingga peserta didik harus menyadari dirinya sendiri
dengan cara berbeda.
Berangkat dari latar belakang yang sudah peneliti kemukakan, maka
peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai “pengaruh self awareness
terhadap perilaku disiplin”. Bahwasanya fenomena perilaku disiplin masih
menjadi salah satu masalah di setiap sekolah khususnya di MA Al-Badri. Menurut
Kazmi (2016) berperilaku disiplin akan membuat peserta didik memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan suatu proses ke arah
pembentukan watak yang baik dan untuk belajar secara efektif dan efisien
diperlukan kesadaran diri (self awareness) dan disiplin tinggi karena ketika para
3
peserta didik belajar berperilaku disiplin atas kemauan sendiri maka peserta didik
mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan dan merefleksikan. Bekerja
dan belajar atas kemauan sendiri juga memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanggung jawab secara pribadi.
Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh self awareness terhadap perilaku disiplin pada
peserta didik MA Al-Badri Kalisat?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahuipengaruh self awareness
terhadap perilaku disiplin pada peserta didik MA Al-Badri Kalisat?
Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan penelitian kuantitaif dalam bentuk asosiatif.
Variabel bebas (X) self awareness dan variabel terikat (Y) perilaku
disiplin.Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X dan XI MA Al-
Badri Kalisat yang berjumlah 150. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 111
peserta didik dengan menggunakan rumus Slovin taraf kesalahan 5%. Metode
penelitian ini menggunakan skala self awareness sebanyak 11 pernyataan dan
perilaku disiplin sebanyak 15 pernyataan.
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil uji analisa yang telah dilakukan antara variabel self
awareness dan perilaku disiplin didapatkan nilai Sig.0,000 < p0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti terdapat pengaruh antara self awareness dengan perilaku disiplin pada
4
siswa di MA Al-Badri Kalisat dengan kontribusi variabel sebesar 0,188 atau 19%
sedangkan 81% dipengaruhi variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini. yang dapat dilihat dari taraf sig 0,000 yang ditunjukkan dari hasil nilai R
hitung 0,434 atau 43% dengan kontribusi variabel R Square 0,188 atau 19% atau
self awareness mempengaruhi perilaku disiplin sebesar 19%. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif sebesar 1,214 artinya jika self
awareness mengalami peningkatan 1% maka perilaku disiplin mengalami
kenaikan perilaku disiplin sebesar 1,209, maka dikatakan bahwa apabila self
awareness semakin meningkat maka tingkat perilaku disiplin semakin naik.
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada penelitian ini bahwa adanya
pengaruh antara self awareness terhadap perilaku disiplin diperkuat dengan
pendapat Abdurrohman dalam buku psikologi pendidikan (Maharani & Mustika,
2016) bahwa sikap disiplin peserta didik berhubungan dengan kesadaran diri
dalam peserta didik (self awareness), peserta didik dinilai baik dalam belajar
apabila melaksanakan secara sadar dan terus menerus hal-hal yang telah
ditetapkan atau telah diprogramkan oleh pihak sekolah.
Berdasarkan hasil perhitungan aspek self awareness didapatkan bahwa aspek
self awareness tertinggi yaitu kesadaran psikologis dengan persentase 97%
berjumlah 108 peserta didik, pada penelitian ini peserta didik lebih sering sadar
secara psikologis. Artinya peserta didik di MA Al-Badri Kalisat sadar secara
psikologis karena peserta didik hanya mampu sadar pada sisi perkembangan dari
perubahan tubuh dan status mental pikirannya sendiri termasuk persepsi, pikiran,
5
perilaku, perasaan, tindakan dan interaksi dengan orang lain namun belum mampu
sadar secara sosiologis dan kognitif (Kalaiyarasan & Solomon, 2016).
Peserta didik yang memiliki kesadaran pada kategori tinggi akan mengetahui
mengenai perasaan akan mempengaruhi diri, orang lain dan kinerja. Peserta didik
yang memiliki kesadaran diri yang kuat lebih cenderung jujur dengan diri sendiri
dan kepada orang lain (Hasjarjo, 2005). Sejalan dengan hasil wawancara dengan
lingkungan sekolah bahwa peserta didik memang cenderung jujur pada diri sendiri
tetapi tidak kepada orang lain terkait perilaku disiplin belum mampu
berkolaborasi, berinteraksi, berkomunikasi dengan baik dengan lingkungan di
sekitar sekolah karena warga di sekitar sekolah melabel bahwa peserta didik yang
bersekolah di MA Al-Badri adalah peserta didik yang nakal dan tidak disiplin.
Pada variabel self awareness didapatkan hasil bahwa self awareness tertinggi
pada usia 16 tahun – 18 tahun atau remaja tengah dengan persentase 93%
berjumlah 88 peserta didik. Menurut Gunarsa (Putro, 2017) bahwa peserta didik
yang berada di masa remaja tengah sudah mampu menentukan dan menilai
tindakannya sendiri atas norma atau peraturan yang dipilih dan dianutnya sesuai
dengan hati nuraninya, sudah dapat memisahkan antara sistem nilai–nilai atau
normatif yang mungkin dapat berbuat kesalahan, dan secara emosional tampak
mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya sehingga peserta didik mulai
memiliki self awareness yang tinggi.
Menurut Tu’u (Gunawan, 2017) disiplin merupakan upaya mengembangkan
kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan berdasarkan dorongan dan kesadaran
yang muncul dari dalam hatinya. Kesadaran yang muncul harusnya mampu
6
membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk membawa dirinya pada
perilaku disiplin. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran akan
perilaku disiplin peserta didik, salah satunya yaitu kontrol diri, karena pada usia
remaja peserta didik sudah mampu mencapai kepastian akan kebebasan dan
kemampuan berdiri sendiri yaitu dengan mempertimbangkan setiap konsekuensi
dari perbuatan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji deskriptif pada aspek perilaku disiplin
didapatkan bahwa aspek tertinggi adalah aspek pemahaman tentang peraturan
yang berlaku dengan persentase 91% berjumlah 101 peserta didik. Menurut Nada,
Widodo, & Kristiana (2013) peserta didik yang berada pada kategori tinggi
disebabkan beberapa alasan, salah satunya karena adanya proses pemahaman
peserta didik yang baik mengenai sistem aturan dan norma yang berlaku di
sekolah dan kesediaannya untuk menerapkan norma dan peraturan dengan
kemampuan kognitif. Menurut Ericsson dan Colleagus (Nada, Widodo, &
Kristiana, 2013) peserta didik yang mempunyai kemampuan kognitif yang baik
akan mempunyai pemahaman yang baik mengenai tata tertib. Sejalan dengan hasil
wawancara dan observasi dengan pserta didik, bahwa peserta didik hanya mampu
memahami peraturan sekolah tetapi tidak mampu menerapkan peraturan dengan
baik.
Disiplin berdasarkan rentangan usia bahwa peserta didik yang cenderung tidak
berperilaku disiplin berdasarkan usia yaitu 15 tahun atau remaja awal dengan
persentase 56% berjumlah 9 peserta didik . Menurut Gunarsa (Putro, 2017) masa
remaja awal biasanya memiliki ciri-ciri yaitu tidak stabil keadaannya, lebih
7
emosional dan mempunyai banyak masalah. Hal ini disebabkan masa peralihan
dari masa kanak-kanak ke masa remaja yang memiliki banyak tuntutan dan
tekanan yang ditunjukan pada usia remaja, misalnya diharapkan untuk tidak lagi
bertingkah laku seperti anak-anak, harus mandiri dan bertanggung jawab sehingga
timbul perilaku negatif, seperti kurang disiplin.
Hasil yang didapatkan pada variabel perilaku disiplin pada tinggal bersama
orang tua dengan persentase 89% berjumlah 64 yang artinya peserta didik lebih
disiplin ketika tinggal bersama orang tua. Menurut Prasetya (Guntur, Kasmawati,
& Sudirman, 2011) setiap anggota keluarga memiliki peranan penting terutama
Ayah dan Ibu. Ayah berperan penting dalam keberlangsungan kehidupan keluarga
karena anak memandang orang yang tertinggi gengsinya. Kegiatan seorang ayah
dalam pekerjaan sehari-hari sungguh besar kepada anak yang paling besar (anak
sulung). Ibu berperan sangat penting terhadap pendidikan peserta didik karena ibu
yang mengandung, mengurus, memberi makan dan minum. Pendidikan seorang
ibu kepada anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan.
Hasil yang didapatkan pada variabel perilaku disiplin, pada dikenai sanksi
diperoleh hasil peserta didik yang pernah dikenai sanksi lebih tinggi dengan
persentase 80% berjumlah 33 peserta didik sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indrawati dan Maksum (2013) bahwa siswa yang mendapatkan
reward dan punishment mampumeningkatkan perilaku disiplin karena perilaku
setiap siswa perlu penguat seperti reward (hadiah) dan punishment (hukuman).
Peserta didik yang berperilaku disiplin laki-laki dengan persentase 92%
berjumlah 47 peserta didik. Sejalan dengan hasil wawancara dengan guru BK
8
bahwa peserta didik laki-laki cenderung lebih disiplin karena lebih takut dikenai
sanksi. Terdapat perbedaan pemberian sanksi antara peserta didik perempuan
dengan laki-laki, misalnya diberi sanksi berjemur untuk peserta didik laki 15
hingga 30 menit namun untuk peserta didik perempuan hanya setengah waktu
yaitu 10 hingga 15 menit, sanksi membersihkan sekolah untuk peserta didik laki-
laki membersihkan selokan namun untuk peserta didik perempuan hanya menyapu
kelas atau diberi tugas tambahan. Guru BK memberikan sanksi yang berbeda
karena laki-laki memiliki fisik yang kuat berbeda dengan perempuan dan sanksi
diberikan tidak hanya berguna agar peserta didik merasa jera tetapi juga diberikan
untuk mengedukasi sehingga peserta didik laki-laki cenderung lebih takut akan
melanggar peraturan sekolah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada peneltian yang telah dilakukan antara
variabel self awareness dengan perilaku disiplin terdapat pengaruh positif antara
self awareness dengan perilaku disiplin pada siswa di MA Al-Badri Kalisat yang
artinya apabila self awarenees tinggi maka perilaku disiplin tinggi dengan
kontribusi variabel sebesar (19%) sedangkan 81% dipengaruhi faktor lain seperti,
pola asuh keluarga, konsistensi pemberian sanksi dan berlatih disiplin.
Berdasarkan hasil analisa deskriptif pada variabel self awareness
menunjukkan bahwa peserta didik pada kategori rendah dengan persentase
bahwasanya self awareness berada pada kategori tinggi dengan persentase 94%
(104 peserta didik) yang artinya bahwa peserta didik memiliki self awareness
tinggi atau peserta didik mampu sadar secara psikologis, sadar secara sosiologis
9
dan sadar secara kognitif untuk berperilaku disiplin (Kalaiyarasan & Solomon,
2016) sedangkan berdasarkan hasil analisa deskriptif pada variabel perilaku
disiplin menunjukkan bahwasanya perilaku disiplin diperoleh hasil 86% (96
peserta didik) pada kategori artinya peserta didik mampu memahami peraturan
sekolah, memiliki sikap mental yang baik dan memiliki kecenderungan perilaku
yang wajar (Pujawati & Zulfa, 2016).
Saran
Bagi Sekolah
Diharapkan kepada guru dan orang tua saling bekerja sama untuk
meningkatkan perilaku disiplin dengan cara latihan disiplin atau pelatihan,
konsistensi pemberian sanksi dan hendaknya sekolah memberi sanksi yang sama
antara peserta didik laki-laki dan perempuan.
Bagi Peserta Didik
Meningkatkan kedisiplinan dengan cara berlatih disipin sehingga memiliki
kesadaran diri yang tinggi, kreatif dan bertanggung jawab.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar memperbaiki instrument alat ukur yang
sudah peneliti buat karena skala self awareness tidak reliabel, dan melengkapi
teori yang belum ada dari beberapa refrensi lain dan meneliti faktor-faktor lainnya
seperti pada faktor yang memperngaruhi perilaku disiplin yaitu konsistensi
pemberian hukuman, latihan berdisiplin dan pola asuh orang tua.
10
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, L. N. (2017). Hubungan Antara Kontrol Diri Dan Penyesuaian Diri
Dengan Kedisiplinan Siswa MTS Sulaiman Yasin Samarinda.
ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id, 104-117.
Hapsari, O., Hariyadi, S., & Prihastuty, R. (2014). Pengaruh Iklim Sekolah
Terhadap Kedisi[linan Belajar Siswa Kelas VII SD Teuku Umar
Semarang. Jurnal Ilmiah Semarang.
Hasjarjo, D. (2005). Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness). Buletin
Psikologi, volume 13 No 2.
Hurlock, E. B. (1978). Psikologi Perkembangan ed. 5. Jakarta: Penerbit Erlangga
Indrianti, R., Djaja, S., & Suryadi, B. (2017). Pengaruh Motivasi dan Disiplin
Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan. Pendidikan Ekonomi, Vol 11 No.2.
Kalaiyarasan, M., & Solomon, D. (2016). Importance of Self Awareness In
Adolescence - A Thematic Research Paper. Journal Of Humanities And
Social Science, Vol.21 19-22.
Kazmi, & Rahma. (2016). Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia. SAP, Vol.1 No.1 ISSN:
2527967X.
Kurniasari, N. D. (2013). Perbedaan Sikap Disiplin Berlalu Lintas Ditinjau Dari
Jenis Kelamin. Skripsi Fakultas Psikologi Surakarta
Laila, M., & Meri , M. (2016). Hubungan Self Awarenes Dengan Kedisiplinan
Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Wiyatama Bandar Lampung. Jurnal
Bimbingan dan Konseling.
Latipah, E. (2014). Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: DEEPUBLISH
(Grup Penerbit CV Budi Utama).
Nada, F., Widodo, P. B., & Kristiana, I. F. (2014). Hubungan Antara Kualitas
Kehidupan Sekolah Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas Berpindah Pada
Kelas XII SMAN 3 Semarang. Jurnal Psikologi Undip, vol 12, No.2.
Pujawati, & Zulfa. (2016). Hubungan Kontrol Diri Dan Dukungan Orang Tua Dan
Perilaku Disiplin Pada Santri Di Pondok Pesantren Darussa’adah
Samarinda. eJournal Psikologi, 227-236.
11
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 25-32