ASKEP. NEONATUS
DENGAN HYPOGLIKEMI SIMPTOMATIS
A. PengertianHipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang
dari 50 mg/%.
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi adalah:- Diabetes melitus- Parenteral nutrition- Sepsis- Enteral feeding- Corticosteroid therapi- Bayi dengan ibu dengan diabetik- Bayi dengan kecil masa kehamilan- Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika- Luka bakar- Kanker pankreas- Penyakit Addison’s- Hiperfungsi kelenjar adrenal- Penyakit hati
Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:- Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi
yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
- Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
- Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
- Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.
B. Patofiologi
Sepsis
Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
Pemakaian parenteral nutrition
Enteral feeding
Pemakaian Corticosteroid therapi
Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
Kanker pada keluarga
C. Fokus PengkajianData dasar yang perlu dikaji adalah :1. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan
lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
2. Riwayat :- ANC- Perinatal- Post natal- Imunisasi- Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga- Pemakaian parenteral nutrition- Sepsis- Enteral feeding
Disfungsi pan
Kadar
glukaos
a darah
Intra uterin
malnutrisi
HipermetabolismeHIPOGLIKEMI
Ggn metabolisme muskuler
Keterbatasan gerak dan aktivitas
GGn saraf otonom
Banyak keringat
Potensial Ggn Keseibangan cairan dan elektrolit
Potensial komplikasi s.e kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
Daya tahan turun
Potensial infeksi
Potensial terjadi hipotermi
- Pemakaian Corticosteroid therapi- Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika- Kanker
3. Data fokus Data Subyektif:
- Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas- Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin- Rasa lapar (bayi sering nangis)- Nyeri kepala- Sering menguap- Irritabel
Data obyektif:- Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang,
kaku, - Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea,
nafas cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
- Plasma glukosa < 50 gr/%
D. Diagnose dan Rencana Keperawatan
1. Potensial komplikasi s.e kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
Rencana tindakan:- Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan- Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab- Monitor vital sign- Monitor kesadaran- Monitor tanda gugup, irritabilitas- Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12- Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.- Cek BB setiap hari
- Cek tanda-tanda infeksi- Hindari terjadinya hipotermi- Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV- Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit
2. Potensial terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuhRencana tindakan:
- Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan- Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam
keadaan bersih atau steril- Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita
infeksi saluran nafas.- Perhatikan kondisi feces bayi- Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.- Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.- Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.3. Potensial Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit s.e peningkatan
pengeluaran keringat - Cek intake dan output- Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam- Cek turgor kulit bayi- Kaji intoleransi minum bayi- Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI
4. Keterbatasan gerak dan aktivitas s.e hipoglikemi pada otot- Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari- Lakukan fisiotherapi- Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor dan basah.
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIANA. Identitas
KlienNama Klien : By It Reg. 10035078Jenis kelamin : Laki-laki
Penanggungjawab:Identitas Ayah IbuNama : Sd. ItUmur : 30 th 25 thAgama : Islam IslamSuku : Jawa JawaPendidikan : SLTA SLTPPekerjaan : Swasta Tidak bekerjaAlamat : Kalibutuh RW 4/RT 2 Surabaya
B. Keluhan utama:Bayi lemah .
C. Riwayat Penyakit:By St anak pertama pasangan S.D dan IT yang lahir pada umur kehamilan 42 minggu, yakni tanggal 17/4 2001 lewat operasi SC, setelah sebelumnya gagal dilakukan Oxitocin Drip dan Forcep. BB lahir 3700 gr, PB : 51 cm, LK: 33 cm LD : 34 cm. Selama kehamilan ibu kontrol teratur ke bidan sesuai anjuran. Tinggi badan Ibu 147 cm. Status imunisasi TT pada ibu lengkap. Ibu tidak pernah sakit selama hamil. Ibu tidak pernah meminum jamu atau obat bebas lainnya selama hamil. Sebelum persalinan, ibu mengeluh keluar ketuban sejak seminggu yang lalu dan pada saat persalinan ketuban tampak keruh kehijauan tetapi tidak bau. Kondisi bayi sesaat setelah persalinan sebagai berikut:- Keadaan umum : gerak tangis cukup- Kulit : Pink pale pada seluruh bagian tubuh
- Pada kepala : ditemukan caput sucsedanium tetapi tidak ditemukan chepal hematum.
- THT : normal- Dada : Normal- Paru : Wh -/- Ronchi : -/- RR = 48 X/mnt- Jantung : S1 dan S2 Normal, HR : 140 X/mnt, Denyut
femoralis +/+- Jitteres : -- Kejang : -- Cyanosis : -- Keringat dingin : -- Bab : + lembek warna kuning kehitaman- Bak : + jernihApgar skor : 5 – 7Bayi didiagnose : Asfiksia sedang dan selanjutnya dirawat di ruang Neonatus
Riwayat pemeriksaan lab :Pada tanggal 18/4 2001 :- Kadar GDA : 48 dl/% ( 70 – 130 mg/%)- CPR : - ( cut off < 0,6 )
Pada tanggal : 19 April 2001:DL :
- HB : 11,9 dl/% (13-17 - Leuko : 17900 dl/%- GDA : 47 mg/% (70-130 mg %)
UL :- Leuko : + ( Normal -)- Segmen : + 3 (Normal -)- Silinder : + 2 (Normal -)- Kristal : - (Normal -)
Pada tanggal 22 April 2001GDA : 20 gr/%Glukostik : 20 gr/%
Karena terjadi hipoglikemi simptomatis, maka selanjutnya dilakukan penelusuran terhadap berbagai faktor kemungkinan yang menyebabkan timbulnya hipoglikemi baik pada keluarga maupun bayi.Dari penelusuran terhadap faktor-faktor yang kemungkinan menimbulkan kondisi hipoglikemi ditemukan sebagai berikut:- Riwayat orang tua maupun keluarga dari kedua orang tua yang
menderita DM disangkal.- Riwayat penggunaan Narkotika oleh ibu disangkal.- Riwayat penggunaan alkohol oleh ibu disangkal.- Riwayat minum jamu selama masa kehamilan disangkal.- Riwayat menderita penyakit pada saat hamil oleh ibu disangkal.- Riwayat menggunakan obat kortikosteroid selama kehamilan
disangkal.- Riwayat keluarga yang menderita kanker disangkal.- Riwayat penyakit ginjal pada keluarga disangkal.- Riwayat menderita infeksi berat setelah persalinan disangkal.- Anak hingga saat ini belum diimunisasi
Therapi yang telah didapatkan dari tanggal 18 s.d 22 April 2001sebagai berikut:- Dex 15 % 287 cc/24 jam IV- ASI 12 X 20 cc/speen- Solucortef : 3 X 5 mg IV- Pembritin : 2 X 15 mg Im- O2 : 1-2 lt / mnt- Termoregulasi
D.Data Biopsikososialspiritual:
1. Keadaan Umum : Kesadaran baik, bayi tampak lemah, kulit pucat, tangis lemah,
tanda-tanda infeksi tidak ada. BB : 3750 gr.2. Sistem respirasi:
Hidung normal, gerakan dada simetris, hidung terpasang kanul 02 2 1 liter/menit, respirasi 72 X/menit reguler, Whezing -/-, Rochi -/-, sekret pada jalan nafas (-).
4. Sistem Sirkulasi:Akral hangat, kulit pink pale, kapillari refill normal, Ukuran dan posisi anatomi jantung normal, S1 dan S2 normal reguler, Frekwensi nadi 136 X/menit reguler, denyut nadi arteri femoralis +, bendungan vena jugularis (-), suhu 36,8 o C.
5. Neurologis:Tidak tampak adanya paralise baik pada ektremitas maupun wajah. Ovula simetris, lidah simetris. Tremor (-), Jeterry (-), kejang (-). Reflek moro (+), reflek menggenggam (+), reflek menghisap (+). Babinski (-), kaku kuduk (-), keringat dingin (-).
6. Gastrointestinal:Rongga mulut tidak tampak kelainan anatomi, moniliasis (+), reflek menghisap (+), kemampuan menelan baik, Peristaltik (+), minum kuat, muntah (-), hepar (N), bab 10 X/hari warna kehijauan dan berlendir, anus tampak kemerahan dan terlihat kandida.
7. Perkemihan:Tanda hernia (-), paricocel (-), bak normal warna kuning jernih, frekwensi 12 X/24 jam. Tanda-tanda ISK (-).
8. Reproduksi:Bayi laki-laki, ginekomasti (+),penis normal, skrotum agak padat dan kemerahan.
9. Muskulo skeletalPada kepala terpasang wing nidle Dex 15 % 10 tetes/menit. Lingkar kepala 33 cm, hidrocephalus tidak ada, tulang-tulang kepala intak, tidak ditemukan bulging pada ubun-ubun. Tulang ektremitas normal, tulang belakang normal, spina bifida (-), kekuatan ektremitas normal.
10.Endokrine:Suhu tubuh 36,8 o C, Gula darah acak hasil lab 48 mg/% dan hasil glukostik 20 mg/%, keringat dingin (-).
11.IntegumenKulit pink pale, cyanosis (-), ikterus (-), turgor baik, erytema (-), petechie (-) kulit pada ektremitas bawah tampak kering dan terkelupas, tampak lecet dan kemerahan pada kulit sekitas anus dan skrotum, tampak nodul kemerahan didaerah sakrum dan femur. Leher bersih dan tidak ditemukan kelainan. Kulit tangan
dan kaki normal. Bentuk dan ukuran serta posisi telinga tidak tampak kelainan. Kebersihan kulit cukup.
12.SosialKedua orang tua sering menanyakan keadaan anaknya dan meminta agar segera bisa diajak pulang. Ibu ingin menyusui anaknya. Keluarga sangat mengharapkan bayinya. Keluarga bertanya bagimana kemungkinan anaknya. Orang tua takut karena anaknya banyak memakai selang.
E. Data penunjang:Laboratorium :
- GDA : 48 mg/%- CRP : (-)- HB : 11,9 g/%- Leuko : 17.900 - Pada pemeriksaan UL ditemukan:
- Silinder (+)- Segmen (+)- Leuko (+)- Kristal (-)
- Pada pemeriksaan USG kepala : tidak tampak ada kelainan
Therapi:
- Dex 15 % 287 cc/24 jam IV - ASI 12 X 27 cc/speen- Solucortef : 3 X 5 mg IV - Pembritin : 2 X 15 mg Im- O2 : 1-2 lt / mnt -Termoregulasi-
II. ANALISA DATA
NO
DATA PENYEBAB MASALAH
Subyektif:- Bayi lahir
tanggal 17/4 2001 dengan SC dan mengalami asfeksia sedang.
Data obyektif
Daya tahan dan fungsi imun masih
lemah
Sudah terjadi infeksi
Banyaknya port the entry kuman eksogen
Potensial terjadi infeksi sekunder
Bayi tampak lemah, terpasang infus pada kepala, Leuko : 17.900 CRP (-), menyusu kuat, S : 36,8 o C, N : 136 X/mnt, R : 74 X/mnt. UL : segmen (+), silinder (+), leuko (+), ada lesi pada sakrum dan femur
-
Hipoglikemi
Penerapan teknik sepsis dan Asepsis tidak baik
Perhatian terhadap personal Higiene kurang
DAPAT TERJADI INFEKSI
SEKUNDER
2. Data subyektif:- Kejang (-)- Gemetar (-)
Data obyektif- GDA : 48
mg/%- Jetere : (-)- Kejang (-)- Keringat
dingin (-)- Gemetar (-)- Infus Dex 15
% 10 tts/mnt, ASI/susu : 12 X 27 cc.
- Minum kuat- Bayi tampak
lemah- BB : 3750 gr.- Silocotef 3 X
12 iu
Faktor genetik (hiperinsulinisme)
Pemakaian gkulosa darah Meningkat.
Adanya proses infeksi
Metabilisme naik
Kebutuhan glukosa naik
Mekanisme termoregulasiBelum optimal
Kecendrungan hipotermi
Kebutuhan glukosa naik
Silokortef(kortikosteroid)
Fungsi meningkatkan uptake glukosa tetapi dipihak lain
Potensial terjadi komplikas
meningkatkan kadar kortisol. Kortisol yang tinggi dapat
meningkatkan produksi insulin serta menghambat penyerapan
glukosa di GI tract
Hipoglikemi
3 Data subyektif:
-Data obyektif:- Moniliasis- Kandidiasis
pada bokong dan punggung
- Bak 12 X/24 jam
- Bab 10 X/24 jam
Sisa/Endapan susu yang tidak
dibersihkan di mulut
Oral higiene buruk
Media pertumbuhan jamur pd mulut bayi (Moniliasis)
Rendaman dari air kencing dan sisa feces (zat iritan bagi kulit
dan media pertumbuhan jamur)
Personal higiene kurang
Kandidiasis/lesi pada kulit
Personal higiene kurang
4. Subyektif:- Orang tua
sering bertanya kapan anaknya akan pulang.
- Orang tua sering bertanya bagaimana nantinya anaknya. Orang tua merasa takut anaknya memakai
Bayi merupakan anak yang sangat
diharapkan
Keluarga belum dapat informasi tentang penyakit, tindakan dan
prognose penyakit anaknya
Kecemasan
Kecemasan
banyak selang.III. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Potensial terjadi infeksi sekunder s.e rendahnya imunitas tubuh bayi
2. Potensial terjadi komplikasi s.e penurunan kadar gula darah3. Kandidiasis s.d kurangnya personal higiene pada mulut dan anus
ditandai dengan adanya moniliasis dan kandidiasis.4. Kecemasan keluarga s.d kurangnya informasi tentang perawatan
anaknya.
IV. RENCANA KEPERAWATAN
DX Tujuan Rencana Tindakan RasionalPotensial terjadi infeksi sekunder s.e rendahnya imunitas tubuh bayi
Setelah dirawat selama 3 hari tidak terjadi infeksi skunder dengan kriteria:
- Suhu 36,5-37,5
- CRP (-)- Minum
kuat- Bengka
k(-)- Kemer
ahan(-)
- Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
- Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril
- Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
- Perhatikan kondisi feces bayi
- Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.
- Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.Pembritin 3 X 15 mg.
- Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL
- Untuk mencegah cross infeksi dari dan ke tubuh klien.
- Menghindari invasi dan cross infeksi dari linen yang dipakai
- Infeksi saluran nafas dapat menular dengan cepat kepada neonatus karena imunitas bayi belum matur.
- Perubahan feces baik warna yang menjadi kehijauan, konsistensi yang cair dan berlendir merupakan pertanda infeksi GI tract yang harus diwaspadai, terutama akibat kuman Salmonela.
- Menghindari infeksi dari keluarga ke bayi
- Pembritin merupakan antibiotik spektrum luas yang mengandung Ampisislin Trihidrat sebagai propilaksis utama. Efek samping yang diperhatikan adalah: dapat timbul diare, reaksi anafilaksis, serta
, CRP, serta kultur resistensi.- Sebagai indikator
utama jika terjadi infeksi, terutama adanya peningkatan kadar CRP dan leuko pada pemeriksaan darah
Potensial terjadi komplikasi s.e penurunan kadar gula darah
Setelah dirawat selama 3 hari tidak terjadi komplikasi akibat hipoglikemi:
- GDA : 70-130
- Tremor (-)
- K. Dingin (-)
- Kejang (-)
- Koma (-)
-
- Cek GDA setiap 24 jam.
- Monitor : glukosa sesaat, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
- Monitor vital sign- Monitor kesadaran
- Lakukan pemberian susu manis peroral 27 cc X 12
- Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
- Cek BB setiap hari
- Hindari terjadinya hipotermi
- Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV 10
- Mengetahui kadar glukosa sebagai bahan pertimbangan pemberian tindakan selanjutnya.
- Hipoglikemi merangsang saraf otonom bekerja lebih aktif sehingga merangsang pembentukan efinefrin yang dimanifestasikan dengan gugup, keringat dingin, kejang, nadi meningkat, suhu turun, tachipnoe dan penurunan kesadaran. Dengan demikian monitoring tanda-tanda tersebut dapat mencegah kondisi komplikasi yang lebih dalam berupa kerusakan otak yang irreversibel.
- Untuk memenuhi asupan glukosa dan gizi untuk perkembagan tubuh bayi.
- Hipotermi, stress, infeksi dapat meningkatkan kebutuhan glukosa sehingga makin memperparah kondisi hipoglikemi.
- Untuk mengetahui jika terjadi kekurangan intake yang berpotensi menimbulkan kondisi kurang gizi.
- Hipotermi, meningkatkan kebutuhan glukosa sehingga makin
tts/menit memperparah kondisi hipoglikemi.
- Untuk memenuhi suplai glukosa.
Kandidiasis s.d kurangnya personal higiene pada mulut dan anus ditandai dengan adanya moniliasis dan kandidiasis.
Setelah dirawat selama 3 hari :Personal higiene bayi baik dengan kriteria:- Monilia
sis (-)- Kandidi
asis –- Kulit
bersih- Pakaia
n kering
- Bersihkan mulut dengan defers basah setelah minum susu/asi.
- Berikan mycostatin pada oral
- Ganti pakaian bayi setiap Bak/Bab
- Berikan Zink Zalf pada kulit yang iritasi.
- Berikan Mico-Z pada bagian tubuh yang mengalami kandidiasis
- Mandikan bayi 1 kali sehari
- Bersihnya endapan susu/asi akan mencegah timbulnya moniliasis.
- Mycostatin akan membunuh jamur dan spora pada mulut bayi.
- Kulit yang kering akan terhindar dari iritasi dan pertumbuhan jamur/kandida.
- Zink zalf sebagai baktericide yang dapat membunuh dan menghambat perkembangan bakteri patogen sehingga infeksi sekunder bisa dicegah.
- Mico-Z sebagai antifungi dapat membunuh jamur serta spora.
- Mengurangi perkembangan kuman indogen maupun eksogen di kulit yang bersifat patogen.
Kecemasan keluarga s.d kurangnya informasi tentang perawatan anaknya.
Setelah dirawat selama 3 X 15 menit keluarga tenang
- tidak gelisah
- kooperatif
- Ikut merawat bayi.
-
- Berikan penjelasan tentang penyakit, penanganan dan prognose dari penyakit anak.
- Ikutsertakan keluarga dalam perawatan bayi.
- Berikan penjelasan tentang teknik menyusui dan perawatan payudara.
-
- Penjelasan yang benar akan menyebabkan tingkat kecemasan keluarga kurang.
- Keluarga akan dapat ikut merasakan dan mengetahui perkembangan bayi, sehingga kecemasan orang tua bisa berkurang
- Untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan kebutuhan kasih sayang pada bayi. Asi mengandung imunoglobulin untuk
menambah daya tahan bayi.
V. TINDAKAN KEPERAWATAN
DX HARI/TANGGAL
/JAM
TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
Potensial terjadi infeksi sekunder s.e rendahnya imunitas tubuh bayi
Selasa 24 April 2001
07.00
07.30
10.00
12.00
12.15
12.30
Rabu, 25/4 2001
07.00
07.30
12.00
- Observasi kebersihan dan pakaian bayi tetap kering.
- Perhatikan kondisi feces bayi
- HE agar ibu memeprhatikan kebersihan tangan dan pakaian sebelum kontak dengan bayi.
- Observasi kebersihan dan pakaian bayi tetap kering.
- Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.Pembritin 3 X 15 mg.
Lakukan pemeriksaan DL,
- Observasi kebersihan dan pakaian bayi tetap kering.
- Observasi kebersihan dan pakaian bayi tetap kering.
- Perhatikan kondisi feces bayi
- Observasi kebersihan dan pakaian bayi tetap kering.
- Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.Pembritin 3 X 15 mg.
- Popok dan alas kering.
- Feces warna hijau konsistensi lembek
- Ibu mengerti
- Popok dan alas kering.
- Reaksi alergi (-)
- Bahan lab sudah diambil
- Popok dan alas kering.
- Popok dan alas kering.
- Feces warna hijau konsistensi encer berlendir.
- Popok dan alas kering.
12.15
13.30
14.00
07.00
Kamis, 26/4 2001
07.30
10.00
12.00
13.30
14.00
- Ganti pakaian bayi
- Observasi KU Bayi-
- Kompres dinginKolaborasi pemberian Chloramfenicol 3 X 15 mg
- Observasi kebersihan dan pakaian bayi tetap kering.
- Perhatikan kondisi feces bayi
- Observasi kebersihan dan pakaian bayi tetap kering.
- Observasi KU
Kolaborasi pemberian antibiotik untuk mengatasi selulitis: berupa Meronem 3 X 38 mg IV
- Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.Pembritin 3 X 15 mg.Cloramfenikol 3 X 15 mg
- Ganti pakaian bayi
- Observasi KU Bayi
- Reaksi alergi (-)
Popok dan alas kering.
S : 38,9 o C, Nadi 148 X/mnt, Bab encer dan berlendir, bayi rewel, minum kuat.- Kompres
terpasangPemberian Chloramfenicol 15 mg oral.
- Popok dan alas kering.
- Feces warna hijau konsistensi encer berlendir.
-
- Popok dan alas kering.
- Bab berlendir, S : 38 o
C, tampak selulitis pada lipatan paha
- Reaksi alergi (-)
Popok dan alas kering.
S : 38,9 o C, Nadi
- Kompres dingin 148 X/mnt, Bab encer dan berlendir, bayi rewel, , selulitis (+) minum kuat, dilakukan pemasangan NGT . Segera pindahkan ke Ruang Isolasi I
- Kompres terpasang
Potensial terjadi komplikasi s.e penurunan kadar gula darah
Selasa 24 April 2001
07.0007.30
08.00
10.00
12.00
Rabu, 25/4 2001
07.00
- Menimbang BB- Mengambil bahan GDA- Memonitor : glukosa sesaat,
pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
- Memonitor vital sign- Memonitor kesadaran- Memonitor tetesan infus Dex
15 %
- Pemberian ASI/Formula manis peroral 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis peroral 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis peroral 27 cc
Menimbang BB- Mengambil bahan GDA- Memonitor : glukosa sesaat,
pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
- Memonitor vital sign- Memonitor kesadaran- Memonitor tetesan infus Dex
- BB 3800 gr.- Bahan
terambil- Glukostik
20 gr/% tanda-tanda fisik hipoglikemi (-)
- RR : 60 X/mnt
- Kesadaran kompos mentis.
- Infus lancar.
- Minum kuat
- Minum kuat
- Minum kuat
- BB 3800 gr.- Bahan
terambil- Glukostik
20 gr/% tanda-tanda fisik
07.30
10.00
12.00
14.00
Kamis 26/4/2001
07.0007.30
10.00
12.00
14.00
15 %
- Pemberian ASI/Formula manis pesonde 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis personde 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis personde 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis personde 27 cc
Menimbang BB- Mengambil hasil lab GDA- Memonitor : glukosa sesaat,
pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
- Memonitor vital sign- Memonitor kesadaran- Memonitor tetesan infus Dex
5 %
- Pemberian ASI/Formula manis peroral 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis peroral 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis peroral 27 cc
- Pemberian ASI/Formula manis peroral 27 cc
hipoglikemi (-)- RR : 78
X/mnt- Kesadaran
kompos mentis.- Infus
lancar.- Retensi 6
cc
- Retensi 5 cc
- Retensi 3 cc
- Retensi (-)
- BB 3800 gr.- GDA 70-110 gr/% tanda-tanda fisik hipoglikemi (-)- RR : 70
X/mnt- Kesadaran
kompos mentis.- Infus
lancar.
- Minum kuat
- Minum kuat[
- Minum kuat
- Minum kuat
DX HARI/TANGGAL
JAMTINDAKAN PERAWATAN EVALUASI
Kandidiasis s.d kurangnya personal higiene pada mulut dan anus ditandai dengan adanya moniliasis dan kandidiasis.
Selasa 24/4/200108.00
10.0012.0014.00
Rabu,25/4/200108.00
10.0012.0014.00
Kamis, 26/4/200108.00
- Merawat mulut dengan defers basah setelah minum susu/asi.
- Memberikan Zink Zalf pada pantat
- Memberikan mycostatin pada oral
- Memberikan Mico-Z pada bokong dan pantat.
- Mengganti pakaian bayi Mengganti pakaian bayiMengganti pakaian bayiMerawat mulut dengan defersMengganti pakaian bayi.
- Merawat mulut dengan defers basah setelah minum susu/asi.
- Memberikan Zink Zalf pada pantat
- Memberikan mycostatin pada oral
- Memberikan Mico-Z pada bokong dan pantat.
- Mengganti pakaian bayi Mengganti pakaian bayiMengganti pakaian bayiMerawat mulut dengan defersMengganti pakaian bayi.- Mandikan bayi 1 kali sehari
- Merawat mulut dengan defers basah setelah minum susu/asi.
- Memberikan Zink Zalf pada
- Mulut bersih
- Reaksi alergi (-)
- Reaksi alergi (-)
- Reaksi alergi (-)
- Pakaian kering
- Pakaian kering
- Pakaian kering.
- Mulut bersih
- Pakaian bersih
- Mulut bersih
- Reaksi alergi (-)
- Reaksi alergi (-)
- Reaksi alergi (-)
- Pakaian kering
- Pakaian kering
10.0012.0014.00
pantat- Memberikan mycostatin pada oral
- Memberikan Mico-Z pada bokong dan pantat.
- Mengganti pakaian bayi Mengganti pakaian bayiMengganti pakaian bayiMerawat mulut dengan defersMengganti pakaian bayi.- Mandikan bayi 1 kali sehari
- Pakaian kering.
- Mulut bersih
- Pakaian bersih
- Mulut bersih
- Reaksi alergi (-)
- Reaksi alergi (-)
- Reaksi alergi (-)
- Pakaian kering
- Pakaian kering
- Pakaian kering.
- Mulut bersih
- Pakaian bersih
DX HARI/TGL/JAM
TINDAKAN PERAWATAN EVALUASI
Kecemasan keluarga s.d kurangnya informasi tentang perawatan anaknya.
Selasa, 24/4/2001
11.00
Rabu, 25/4
- Memberikan penjelasan tentang penyakit, penanganan dan prognose dari penyakit anak kepeda ibu dan bapak dari bayi.
- Ikutsertakan keluarga dalam perawatan bayi.
-Orang tua mengerti
200111.00
- Memberikan penjelasan tentang teknik menyusui dan perawatan payudara.
- Ibu mengerti dan mulai merawat payudara
VI. CATATAN PERKEMBANGAN
DX HARI/TGLJAM
SOAP
1. Potensial terjadi infeksi sekunder s.e rendahnya imunitas tubuh bayi
Jumat, 27 April 2001 Pk. 08.00
S : -O : Tampak tanda radang pada lipatan
paha (selulitis), S : 37,5 o C, Nadi : 88 X mnt, RR : 30 X/mnt, tampak lesi pada punggung dan anus, CRP : 17,9
A : Terjadi infeksi skunderP : - Pindahkan bayi ke ruang Isolasi I - Lanjutkan rencana seperti renpra
ditambah kolaborasi: - Meronem Injeksi : 3 X 38 mg IV
- Observasi tanda – tanda perluasan selulitis
- Kolaborasi pemeriksaan Kultur Feces, Urine dan darah serta pemeriksaan DL dan CRP.
2. Potensial terjadi komplikasi s.e penurunan kadar gula darah
Jumat, 27 April 2001 Pk. 08.00
S : -O : GDA 73 mg/% Glukostik : 70- 110 ( 80 – 130 mg/%) Tremor (-), Keringat dingin (-),
Penurunan keasadaran (-), Kadar insulin 36 ( N : 10-20)
Kortisol : 171,6 ( N : 90 – 120 iu)A : Masalah teratasi sebagianP : Observasi tanda-tanda hipoglikemi
- Lakukan pemeriksaan GDA- Hentikan pemberian salukortef- Berikan minum Asi/ susu 28
cc/2jamKandidiasis s.d kurangnya personal higiene pada mulut dan anus ditandai dengan adanya moniliasis dan kandidiasis.
Jumat, 27 April 2001 Pk. 08.00
S : -O : Rewel (-), kulit bersih, kandida (+),
pakaian kering, moniliasis (-).A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan rencana
4.Kecemasan keluarga s.d kurangnya informasi tentang perawatan anaknya.
Jumat, 27 April 2001 Pk. 08.00
S : Keluarga dapat mengerti sepenuhnya keadaan bayi, Keluarga senantiasa akan membantu dalam perawatan bayi, Ibu bersedia memberikan bayinya ASI, Ibu sudah bisa merawat payudaranya, terutama putingnya sehingga mudah diisap oleh bayi
O : Bayi disusui langsung oleh ibu, Keluarga bersedia agar anaknya terus dirawat hingga benar-benar sembuh. Bapak memberi dukungan ibu.
A : Masalah teratasiP : -
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New York
Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.
Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, Philadelpia