Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada beberapa tahun terakhir ini
sangat mempengaruhi iklim bisnis di seluruh belahan dunia. Saat ini teknologi
merupakan pendukung utama bagi setiap bisnis untuk meningkatkan kualitasnya
atau sekedar untuk bertahan di era globalisasi. Setiap lini di dunia bisnis selalu erat
kaitanya dengan teknologi. Mulai dari proses produksi hingga proses
pendistribusian tidak akan lepas dari teknologi.
Perkembangan teknologi ini merupakan tantangan bagi para pelaku bisnis.
Mereka mempunyai dua pilihan, yaitu apakah akan menerapkan teknologi dalam
dunia bisnis mereka atau tetap bertahan dengan sistem bisnis yang konvensional.
Secara tidak langsung hal ini mengakibatkan pergeseran dari seorang entrepreneur
menjadi seorang technopreneur. Orang yang siap dan mampu menggabungkan
teknologi dengan bisnis yang mereka jalankan inilah yang disebut dengan
technopreneur. Banyak sekali keuntungan yang didapatkan jika kita bisa
memasukan unsur-unusur teknologi ke dalam sistem bisnis yang ada. Mulai dari
kemudahan produksi, efesiensi dan efektifitas sumber daya, hingga kemudahan
akses dalam proses pendistribusian.
Seorang technopreneur juga merupakan orang yang bisa memanfaatkan
berbagai peluang dari pesatnya perkembangan di dunia teknologi. Bagi sebagian
orang mungkin peluang-peluang tersebut tidak nampak sama sekali, tapi bagi
technopreneur peluang itu seolah-olah justru datang menghampiri mereka. Salah
satunya adalah dengan memanfaatkan internet sebagai sarana untuk melakukan
proses penjualan barang atau yang biasa disebut dengan toko online. Dengan
banyaknya kemudahan yang didapat melalui toko online, maka tidak heran jika
sekarang banyak sekali ditemukan toko online di dunia maya.
Pembahasan mengenai technopreneurship dan toko online inilah yang
menjadi fokus utama dalam paper ini.
1
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
2. Tujuan dan Manfaat
2.1 Tujuan
Tujuan dari paper ini adalah :
- Membahas secara umum istilah RFID.
- Menjelaskan berbagai penerapan RFID dalam kehidupan sehari-
hari.
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dengan adanya paper ini adalah :
- Menjelaskan secara umum kepada pembaca tentang
perkembangan RFID.
- Memberikan pembaca pengetahuan tentang berbagai penerapan
RFID.
- Memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk berani
melakukan eksperimen dalam bidang RFID.
3. Permasalahan
Setiap kita belanja di Supermarket pasti saat akan melakukan pembayaran,
orang yang bertugas di cashier melakukan scanning terhadap barang-barang yang
kita beli. Scanning itu lebih tepatnya dilakukan pada sekumpulan garis yang berada
dalam kemasan barang yang kita beli atau sering disebut dengan barcode. Sampai
saat ini teknologi barcode ini memag masih banyak sekali digunkan, tidak hanya
dalam supermarket tapi tiket pun menggunakan teknologi tersebut. Tetapi setelah
dikaji lebih dalam penggunaan teknologi barcode ini sebenarnya masih terdapat
beberapa kelemahan. Salah satunya adalah barcode yang tertera di kemasan barang
atau pada selembar tiket akan gampang sekali rusak dan jika barcode tersebut rusak
maka saat dilakukan scanning, barcode tersebut tidak akan terbaca oleh komputer.
Sebagai solusi nya sekarang telah hadir teknologi yang dapat menutupi
kekurangan teknologi barcode, yaitu RFID (Radio Frequency Identification).
2
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Sebenarnya tidak hanya menutupi kekurangan, tetapi RFID bahkan memberikun
banyak fitur baru yang memberikan kemudahan tetapi dengan kualitas tetap terjaga.
Teknologi RFID ini sekarang sedang dikembangkan untuk diterapkan diberbagai
bidang. Hal ini tidak lain adalah untuk memberikan kemudahan dalam setiap
transaksi yang dilakukan oleh manusia.
4. Pembahasan
4.1 Sejarah RFID
Di tahun 1946, Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk
pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio
dengan informasi suara. Gelombang suara menggetarkan sebuah diafrakma
(diaphragm) yang merubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian
memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Walaupun alat ini adalah sebuah
alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas,
alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi
RFID. Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan
RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber
lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-
an.
Sebuah teknologi yang lebih mirip, IFF Transponder, ditemukan oleh
Inggris di tahun 1939, dan secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di
Perang Dunia II untuk mengidentifikasikan pesawat tempur kawan atau
lawan. Transponder semacam itu masih digunakan oleh pihak militer dan
maskapai penerbangan hingga hari ini. Karya awal lainnya yang
mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting Harry Stockman pada
tahun 1948 yang berjudul Communication by Means of Reflected Power
(Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman
1196?1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa riset dan
3
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem
mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan
sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh.
Paten Amerika Serikat nomor 3,713,148 atas nama Mario Cardullo di
tahun 1973 adalah nenek moyang pertama dari RFID modern; sebuah
transponder radio pasif dengan memori ingatan. Alat pantulan tenaga pasif
pertama didemonstrasikan di tahun 1971 kepada Perusahaan Pelabuhan New
York (New York Port Authority) dan pengguna potensial lainnya. Alat ini
terdiri dari sebuah transponder dengan memori 16 bit untuk digunakan sebagai
alat pembayaran bea. Pada dasarnya, paten Cardullo meliputi penggunaan
frekuensi radio, suara dan cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis
pertama yang diajukan kepada para investor di tahun 1969 menampilkan
penggunaan teknologi ini di bidang transportasi (identifikasi kendaraan
otomotif, sistem pembayaran tol otomatis, plat nomor elektronik, manifest
[daftar barang] elektronik, pendata rute kendaraan, pengawas kelaikan
kendaraan), bidang perbankan (buku cek elektronik, kartu kredit elektronik),
bidang keamanan (tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas
akses) dan bidang kesehatan (identifikasi dan sejarah medis pasien).
Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif
maupun yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos di tahun
1973. Alat ini diperasikan pada gelombang 915 MHz dan menggunakan label
yang berkapasitas 12 bit. Paten pertama yang menggunakan kata RFID
diberikan kepada Charles Walton di tahun 1983 (Paten Amerika Serikat
nomor 4,384,288).
4.2 Pengertian RFID
RFID adalah kepanjangan dari Radio Frequency Identification.
Biasanya RFID dikenal sebagai smart tags dan spy chips. RFID adalah bentuk
4
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
umum untuk teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk
mengidentifikasi manusia atau objek secara otomatis. Metode yang paling
sering digunakan adalah untuk menyimpan serial number yang menunjukkan
identitas seseorang atau benda, pada sebuah microchip yang disertakan pada
antena (chip dan antena adalah RFID transponder atau sebuah tag RFID).
Antena memampukan chip untuk mentransmisikan informasi identifikasi
kepada reader. Kemudian reader mengubah pantulan gelombang radio dari
tag RFID kedalam informasi digital yang dapat dilewati pada komputer yang
akan menggunakannya.
Teknologi aktif chip, dimana chip tersebut diberi tenaga dengan
menggunakan battery dan daya yang dibutuhkan sangat kecil, sehingga dari
chip yang menggunakan battery tersebut dapat bertahan cukup lama (sampai
battery habis). Kelebihan daripada aktif chip adalah jarak jangkauan untuk
alat pembacaan data dapat membaca data yang terdapat didalam chip dari
jarak yang cukup jauh, namun kelemahannya adalah ukuran akan menjadi
besar karena terdapat battery tambahan.
Teknologi pasif chip, dimana chip ini tidak menggunakan tenaga
battery (sumber energi diambil dari frekuensi yang dipancarkan oleh alat
pemancar, dimana sistem kerjanya sama dengan lampu pada handphone yang
menyala jika terdapat panggilan masuk), sehingga chip tersebut dapat
dipergunakan selama-lamanya. Namun, kelemahan dari chip tipe ini adalah
jarak jangkauan untuk alat pembaca data dapat membaca data yang terdapat
didalam chip hanya berjarak beberapa sentimeter. Untuk meningkatkan jarak
baca pada chip tipe ini adalah dengan menambahkan antena eksternal pada
chip RFID tersebut.
Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari
piranti portable, yang dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader
dan kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data
5
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
yang dipancarkan dan dikirimkan bisa berisi beragam informasi, seperti ID,
informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal
pembelian dan lain sebagainya. Penggunaan RFID untuk maksud tracking
pertama kali digunakan sekitar tahun 1980 an. RFID dengan cepat mendapat
perhatian karena kemampuannya dalam men-tracking atau melacak objek
yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka teknologi
RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan RFID bisa
digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dalam suatu sistem RFID sederhana,
suatu objek dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag 3 tersebut berisi
transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah
kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang
berisi transceiver dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan
RFID tag sehingga dia dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika
suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan
mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader. Reader akan men-
decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh
komputer. Contoh misalnya buku-buku yang ada pada perpustakaan. Pintu
security bisa mendeteksi buku-buku yang sudah dipinjam atau belum. Ketika
seorang user mengembalikan buku, security bit yang ada pada RFID tag buku
tersebut akan di-reset dan record-nya di ILS secara otomatis akan di-update.
Pada beberapa solusi yang berbasis RFID maka slip pengembaliannya bisa di-
generate secara otomatis pula. RFID juga mempermudah orang untuk
menyortir barang.
4.3 Barcode vs RFID
Perubahan demi perubahan yang terjadi dari suatu zaman ke zaman
Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) merupakan inti dari sebuah
Contactless Smart Card (CSC). Oleh karenanya diperlukan pengetahuan
6
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
mengenai teknologi RFID untuk mendalami teknologi CSC. Pembahasan
mengenai teknologi RFID pada bab ini akan ditinjau secara meluas dan tidak
dibatasi pada aplikasi Smart Card.Teknologi RFID pada dasarnya merupakan
teknologi identifikasi secara mandiri (baca: automatis). Pembahasan mengenai
teknologi ini tak lepas dari teknologi identifikasi automatis lainnya yang
sudah ada khususnya Barcode. Barcode merupakan teknologi Identifikasi
yang cukup luas digunakan dan kini mulai tergeser fungsinya oleh teknologi
RFID. Sehingga, pembahasan RFID tidak akan lepas dari keberadaan Barcode
khususnya pada bidang manajemen barang dan produk.
Barcode merupakan produk Auto-ID yang pertama kali digunakan
secara meluas terutama untuk identifikasi barang dan produk. Teknologi ini
dimanfaatkan dengan menempelkan barang atau produk dengan suatu kode
digital berbentuk label Barcode. Kode tersebut terhubung dengan basis data
yang kemudian merepresentasikan keberadaan barang atau produk.
Barcode sebagai teknologi identifikasi pada implementasinya telah
terbukti memberikan kontribusi efisiensi dan efektifitas cukup tinggi. Tetapi,
hal ini tak terlepas dari kelemahannya yaitu kendala optis yang cukup
mengganggu. Kelemahan ini disebabkan oleh kharakteristik cahaya yang
memerlukan kondisi tertentu untuk dapat digunakan. Setidaknya diperlukan
kondisi tatap muka (Line of Sight –LOS), posisi pembacaan yang benar dan
label kode yang bersih untuk pembacaan barcode yang sempurna. Bila salah
satu kondisi tidak terpenuhi maka identifikasi akan gagal.
Perbandingan kemampuan RFID dengan Barcode
Barcode RFID pasif
Kondisi Baca Line of Sight (LOS) Non-Los
Posisi bacaVertikal atau horisontal
dengan toleransi tertentu
Bebas, segala kondisi
memenuhi
7
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Kecepatan Baca Relative (2-5 detik)< 100 milidetik
per item
Jarak baca
maksimum± 7 cm (pendek)
± 30 cm (pendek)
± 3 m (menengah)
± 10 m (jauh)
Kemampuan Baca saja Baca dan/atau tulis
Kapasitas memori kecil hingga 64kB atau lebih
Proses pembacaanPer item, proses satu per
satu
Multi item (100 unit) per
proses
Kondisi buruk
(debu, air )
Merusak label barcode,
pembacaan errorTidak berpengaruh
Kemudahan duplikasi Mudah hampir mustahil
4.4 Jenis-jenis RFID
Macam-macam RFID dapat berdasarkan atas :
a) Frekuensi
Berdasarkan frekuensi yang dipakai menggunakan label RFID.
Setiap laberl RFID dibuat agar beroperasi pada frekuensi tertentu.
Terdapat pengelompokan menjadi 4 katergori yaitu :
8
© Arif Budiarto
Kode Frekuensi Range RFID use
LF Low Frequency 30 kHz to 300 kHz 125kHz
HF High Frequency 3 MHz to 30 MHz 13,56 MHz
VHF Very High
Frequency
30 MHz to 300
MHz
Not used for RFID
UHF Ultra High
Frequency
300 MHz to 3 GHz 868 MHz, 915
MHz
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
b) Sumber Energi
Berdasarkan sumber energi terdapat 3 jenis label RFID dengan
penggunaan yang berbeda. Berikut ringkasan tabel sumber energi RFID :
Tipe Karakteristik
Aktif Semi Pasif Pasif
Sumber energi Baterai pada label Baterai untuk menjalankan chip. Energi gelombang radio dari reader untuk komunikasi hanya di dalam jangkauan reader
Energi gelombang radio dari reader untuk menjalankan chip dan komunikasi
Ketersediaan sinyal gelombang radio
Selalu ada 100 feet Rendah Hanya di dalam jangkauan reader, kurang dari 10 feet
Kekuatan sinyal Tinggi Rendah Sangat rendah
Kebutuhan sinyal yang kuat
Sangat rendah Sangat tinggi
Bidang penerapan
Berguna untuk label barang yang bernilai tinggi untuk di-scan dalam jarak, misal mobil
Berguna untuk barang yang bervolume tinggi, dan bisa di-scan dalam arak dekat, misal perdagangan ritel
c) Kemampuan dibaca dan ditulis
Berdasarkan kemampuan dibaca dan ditulisnya RFID
dikelompokkan sebagai berikut :
Read Only label berisi nomor unik yang tidak dapat diubah
WORM Write Once Read Many – dimungkinkan untuk
mengkodekan mengisi untuk pertama kali, dan kemudian
data/kode tersebut terkunci dan tidak dapat diubah
9
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Read/Write dimungkinkan untuk mengisi dan memperbaharui
informasi di dalamnya
Terdapat juga kategorisasi lain :
Read-only : data yang disimpan dapat dibaca, tidak dapat
diubah
Read / Write : dapat dibaca, ditulis atau ditulis ulang
Kombinasi keduanya : sebagian data tersimpan secara
permanent, sebagian sisanya dapat diakses, ditulis, dan
diperbaharui datanya
d) Fungsi
Label RFID folio terdiri dari 3 bagian :
Bagian yang dapat dikunci untuk identifikasi barang
Bagian yang dapat ditulis ulang untuk penggunaan khusus oleh
perpustakaan
Bagia yang berfungsi sekuriti untuk anti pencurian barang
4.5 Komponen Dasar Sistem RFID
Ada tiga komponen dasar sistem RFID yaitu tag, reader, dan
controller. Tag dan reader berkomunikasi menggunakan gelombang radio.
Saat suatu objek yang telah ditempeli tag memasuki zona baca dari suatu
reader, maka gelombang radio yang dipancarkan oleh reader tersebut akan
membangkitkan/ mengaktifkan suatu sirkuit pada tag yang lalu akan
memancarkan/mentransmisikan informasi apa yang disimpan di tag tersebut.
10
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Tag dapat berisi berbagai macam informasi seperti nomor seri, timestamp,
instruksi konfigurasi, dan lain-lain. Setelah reader mendapatkan informasi
yang dimiliki suatu tag, informasi tersebut akan dikirim ke controller melalui
berbagai koneksi yang mungkin (bisa melalui kabel, wireless LAN, internet,
atau bluetooth). Controller kemudian akan menggunakan informasi yang
didapat untuk berbagai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya
controller dapat saja hanya menyimpan data tersebut di database inventorisnya
atau bisa juga mengatur agar barang yang ditempeli tag tersebut dikirim ke
tempat tertentu. Suatu sistem RFID dapat terdiri dari banyak reader yang
dapat dihubungkan ke suatu controller yang berdiri sendiri ataupun bekerja
sama dengan controller lainnya.
Gambar Komponen Dasar Sistem RFID
a) Tag
Fungsi utama suatu tag adalah untuk menyimpan data dan juga
menransmisikannya ke reader. Tag bisa dikelompokkan menjadi :
- Tag aktif, adalah tag yang memiliki sumber tenaga(baterai) sendiri,
sehingga mampu mentransmisikan sinyal radio berisi data/informasi
yang dikandungnya
- Tag pasif, adalah tag yang tidak memiliki baterai, tag pasif
mendapatkan tenaga dari sinyal radio yang dipancarkan oleh reader
sehingga ia hanya bisa mentransmisikan sinyal saat dia telah terbaca
oleh sinyal yang dikirim oleh reader.
11
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
- Battery-assist-tag, adalah tag yang memiliki baterai yang digunakan
bukan untuk mentransmisikan sinyal tetapi hanya untuk memberi
tenaga pada rangkaian elektroniknya
- Read only tag, adalah tag yang memiliki memory yang hanya bisa
dibaca. Tag ini sama dengan barcode yang hanya diprogram sekali
dan tak bisa diubah.
- Read-write tag, adalah tag yang memiliki memory yang dapat dibaca
dan ditulisi nsehingga informasi didalamnya dapat diubah. Tag ini
sering juga disebut "smart tag ".
-
Tiap-tiap jenis tag yang akan digunakan tentunya harus sesuai
dengan keperluan sistem yang akan dikembangkan. Juga bentuk fisik tag
yang dipilih. Misalnya, tag pasif, kaena murah, dapat digunakan /
ditempel pada hewan ternak yang jumlahnya banyak, untuk mengetahui
jumlah total dan mencegah kehilangan. Sementara tag aktif dapat
digunakan di benda-benda inventoris berharga seperti laptop dll, juga
pada ID card yang dapat berisi berbagai macam informasi seperti nomor
ID, jabatan, alamat email, kontak, dll.
b) Reader
Reader / interrogator bertindak sebagai jembatan antara tag dan
controller, beberapa fungsi reader antara lain :
- membaca data yang terdapat pada tag
- menulis/mengisi data ke tag (aktif tag)
- mengalirkan data dari dan ke controller
- memberi tenaga pada tag (pasif tag)
12
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
RFID reader sejatinya adalah komputer kecil, yang terdiri atas tiga
komponen utama : antena, modul elektronik radio untuk dapat
berkomunikasi dengan tag, dan modul elektronik control yang berfungsi
untuk berkomunikasi dengan controller. Selain keempat fungsi standar
diatas, suatu reader yang lebih canggih dapat juga berfungsi :
mengimplementasikan mekanisme anti-collision diantara banyak tag
yang saling mengirim sinyal.
meng-autentifikasi tag untuk mencegah adanya pemalsuan atau akses
yang tidak sah terhadap sistem.
mengenkripsi data untuk menjaga integritas
Reader terdiri dari berbagai bentuk, standar, frekuensi kerja,
tergantung keperluan dari sistem.
c) Controller
Controller adalah "otak" dari semua sistem RFID. Controller
digunakan untuk sinkronisasi semua reader yang berada di sistem dan
sebagai pusat kontrol dan informasi. Controller dapat menggunakan
informasi yang dikirim oleh reader untuk :
- Menjaga inventaris dan menginformasikan ke suplier jika suatu jenis
inventaris tertentu diperlukan, seperti pada sistem aplikasi retail
- Melacak pergerakan suatu objek pada sistem, dan mungkin juga
mengarahkannya, misalnya pada conveyor dan sistem manufaktur
- Memverifikasi identitas dan memberi otoritas, misalnya pada sistem
pintu masuk tanpa kunci
- Mengurangi nilai suatu akun tertentu yang telah diisi sejumlah nilai
uang atau token sebelumnya, misalnya pada aplikasi POS (point of
sale), atau pada sistem taman hiburan.
13
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
4.6 Aplikasi RFID di Indonesia
Bermacam aplikasi yang bisa dikembangkan lewat perkawinan dua
teknologi yaitu RFID (Radio Frequency Identification) dengan teknologi
selular tentu menyisakan pertanyaan. Kapan aplikasi seperti di Jepang dan
Eropa bisa dinikmati publik di tanah air. Sebagai contoh transaksi melalui
perbankan, hingga kini pengguna ponsel di tanah air baru bisa menikmati
layanan mobile banking. Layanan ini sifatnya juga masih pasif, yakni
pengguna hanya bisa melakukan transaksi sebatas seperti memakai ATM
(Anjungan Tunai Mandiri). Jangankan untuk membayar belanjaan seperti di
hypermarket, untuk membeli karcis bioskop atau pertunjukan pun belum bisa.
Memang situasi ini banyak terkendala oleh banyak hal. Secara teknis,
pemakaian teknologi kawinan RFID dan selular membutuhkan perhitungan
bisnis yang matang. Tak bisa asal menerapkan teknologi ini, karena layanan
gabungan tersebut melibatkan banyak pihak, ujar Sarinanto. Perbankan,
vendor, operator, konten provider, lembaga keuangan non-perbankan, dan
kesiapan konsumen menjadi kunci berhasilnya layanan seperti ini.
Seperti Jepang yang kultur terhadap penggunaan ponsel begitu kuat,
layanan semacam FeliCa disambut hangat, ujar Sarinanto yang lulus doktor
dari Tokyo Institute of Technology ini. Meski situasi ini ibarat lingkaran yang
tak ketahuan ujung pangkalnya, tak berarti vendor penyedia solusi di tanah air
berdiam diri.
Ada dua skenario yang mungkin dikembangkan yakni membenamkan
modul RFID ke dalam ponsel atau menggunakan layanan yang disediakan
operator dengan me- generate barcode ke dalam ponsel. Dengan cara kedua,
14
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
pengguna ponsel yang ingin membeli sesuatu misalnya tinggal pesan ke
operator untuk kemudian memperoleh barcode. Barcode inilah yang kemudian
melalui teknologi RFID dipindai ke alat pembaca yang terhubung ke server
perusahaan yang bersangkutan.
Solusi terakhir ini beberapa waktu lalu disimulasikan HP (Hawlett
Packard) Indonesia dengan menawarkan solusi sistem 2D Barcode. Berbeda
dengan barcode satu dimensi yang ada pada barang-barang yang dijual di
swalayan, 2D barcode memungkinkan pengguna memperoleh keamanan lebih
tinggi. Hanya sayang karena menggunakan layar ponsel, citra yang didapatkan
bervariasi tergantung dari resolusi layar ponsel yang dipakai.
Kemudahan sistem ini adalah mobilitas karena dengan melakukan
permintaan dimana saja selama masih dalam daerah layanan operator maka
barcode 2D ini bisa dimunculkan. Bisa dibayangkan kemudahan sistem ini,
karena pengguna ponsel tak perlu lagi antre untuk sekadar membeli tiket
kereta api, karena tinggal menunjukkan 2D Barcode ini ke mesin pembaca
yang dipunyai perusahaan kereta api.
Praktis bukan? Solusi dari HP ini memang bukan sesuatu yang benar-
benar baru. Perusahaan penyedia solusi Lavasphere misalnya membuat
aplikasi untuk smartphone dengan cara memfoto barcode satu atau dua
dimensi. Dengan sekali klik perusahaan pemenang Best Enterprise
Application versi Ericsson Mobile Application Awards 2004 ini bisa
membaca barcode tersebut.
Dengan teknik seperti ini berbagai aplikasi bisa dikembangkan seperti
M-Commerce, mobile marketing and advertising, akses ke situs berbasis
HTML, XHTML, WAP, serta e-ticketing. Namun demikian, Sarinanto
15
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
mencatat bahwa perkembangan teknologi kakak-adik ini mutlak
membutuhkan kesiapan terutama di sisi implementasi RFID.
Meski harganya kini kian murah, namun sampai sekarang belum
banyak digunakan. Apalagi soal transaksi ini membutuhkan tingkat keamanan
tinggi, ujar Sarinanto. Pengguna ponsel di tanah air yangdidominasi prabayar
tentu sangat menyulitkan bila transaksi membutuhkan verifikasi yang nyata.
Tidak seperti di Jepang yang mayoritas pemakai ponsel adalah pengguna
paska bayar yang lebih jelas verifikasinya.
Dengan segala kemungkinan yang bisa dihasilkan dari perkawinan dua
teknologi ini, pengguna ponsel di tanah air tentu boleh berharap bisa
memanfaatkan kesaktian dua teknologi berbasis radio ini. Bila ini terjadi,
berjubel di depan loket kereta atau gedung pertunjukan yang seringkali
menjengkelkan tak bakal terjadi lagi.
4.7 Pemanfaatan RFID
Jika dulu untuk pelacakan kita menggunakan barcode, kini teknologi
RFID menjadi pilihan untuk tracking produk, hewan peliharaan, kendaraan
bahkan manusia. Salah satu alasannya adalah kemampuan baca tulis yang
dimiliki RFID yang memungkinkan penggunaan aplikasi secara interaktif.
Lalu sejauh mana RFID dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk membantu
sebuah proses, disini akan dibahas beberapa penerapan RFID yaitu :
Pelacakan Produk
Teknologi ini telah diterapkan di Wal-mart sebagai
supermarket kelas dunia. Setiap produk diberi chip RFID sehingga
Wal-mart dapat mengetahui secara realtime keadaan tokonya, baik
16
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
stok barang yang dimiliki, tanggal expired produknya dan informasi
lainnya secara cepat dan akurat.
Pelacakan uang
Bank Sentral Eropa melaju dengan rencananya untuk
menanamkan tag RFID setipis rambut manusia di dalam serat uang
kertas Euro pada tahun 2005. Tag-tag tersebut memungkinkan
untuk mencatat informasi tentang setiap transaksi. Dengan
teknologi ini dapat digunakan sebagai cara untuk mencegah
pencucian uang, transaksi pasar gelap dan bahkan permintaan
kuitansi kosong dari koruptor.
Penerapan dalam jasa pengiriman barang
Perusahaan jasa pengiriman barang seperti FedEx dan
DHL dapat menerapkan teknologi RFID untuk mengetahui secara
realtime barang yang sedang dikirim, teknologi ini akan melakukan
tracking dengan cepat akan keberadaan barang sehingga pelanggan
yang mengirimkan barang dapat mengetahui sekarang barangnya
sudah sampai mana
Sebagai kartu cerdas
Jika sebuah kartu misalkan kartu pegawai dilengkapi dengan
chip RFID maka akan dengan mudah mendeteksi setiap kegiatan
karyawan, misalkan si A sedang dimana atau kehadiran karyawan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi RFID ini, maka menjadi
tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk mengembangkan dan
memanfaatkan teknologi ini agar tidak tertinggal dari negara lain
yang telah terlebih dahulu menggunakan teknologi ini.
17
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Penerapan di Perpustakaan
Teknologi ini dapat digunakan untuk menggantikan
barcode yang ada ditiap buku di perpustakaan sehingga pihak
perpustakaan dapat mengetahui keberadaan buku dan jumlah buku
atau stok buku dengan cepat dan akan mempercepat waktu
peminjaman dan pengembalian buku.
4.8 Contoh Penerapan Teknologi RFID
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan teknologi RFID dalam
berbagai bidang.
a) Pemasangan Tag RFID di Gigi Untuk Pasien Beresiko Tinggi
I-Denti-fied Inc telah mengembangkan suatu sistem RFID yang
sedang menunggu untuk dipatenkan. Sistem ini adalah pemasangan
tag/chip RFID di gigi, atau gigi palsu pasien. Saat pasien melakukan
kunjungan medis, rumah sakit, ambulans atau kantor dokter dilengkapi
dengan reader RFID khusus yang dapat mengenali ID pada chip yang
dipasang di gigi pasien dan menampilkan profil darurat medis pasien
tersebut melalui jalur Internet yang aman.
Setelah terdaftar dalam sistem I-Denti-fied, pasien melengkapi
catatan kesehatan online pribadi dengan informasi dari dokter dan dapat
memperbarui catatan medis jika terjadi perubahan terhadap obat, alergi
dan perubahan kondisi.
Perusahaan menyatakan bahwa sistem I-Denti-fied tidak bisa
hilang atau dicuri, dan merupakan alternatif jangka panjang daripada
sistem yang banyak digunakan sekarang yaitu mengunakan kalung, 18
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
gelang, atau kartu untuk identifikasi pasien. Kartu , kalung dan gelang
tentunya dapat hilang atau terlupakan.
Sistem ini dirancang untuk populasi individu yang berisiko
tinggi yaitu individu dengan penyakit kronis, termasuk demensia,
diabetes, penyakit jantung, kolesterol tinggi dan kebutuhan khusus
seperti autisme atau down syndrome.
b) Penggunaan RFID di Supply-Chain Industri Hortikultur
Sebuah pilot project ambisius di Belanda, yang dikenal sebagai "
van Plant tot Klant" , sedang menguji seberapa baik teknologi RFID dapat
digunakan untuk mengurangi tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi dan
keakuratan pengiriman tanaman pot di seluruh Eropa. Yayasan
Florilog(yang bertujuan untuk meningkatkan rantai pasokan hortikultura
dengan mengembangkan proyek-proyek yang berfokus pada peningkatan
efisiensi ), yang terletak di Honselersdijk, mendanai proyek atas
nama Productschap Tuinbouw, sebuah asosiasi Belanda yang terdiri dari
anggota industri hortikultura. Sistem, yang disediakan oleh Interaxi ,
menggunakan tag RFID EPC Gen 2 UHF untuk melacak tanaman-
tanaman mulai dari dua growerdi Belanda, kemudian ke penyedia logistik
dan eksportir, ke pusat distribusi perusahaan transportasi, sebelum
akhirnya tanaman-tanaman tersebut dikirim ke pengecer.
Proyek, yang dimulai pada kuartal pertama tahun 2009, diikuti
oleh dua grower (perkebunan): Oriental Group , yang menghasilkan
tanaman bonsai, bambu dan tanaman-tanaman Asia lainnya,
19
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
dan Zuydgeest de Lier, yang menghasilkan Calandiva (a Kalanchoe
cultivar ) dan jenis tanaman yang berbunga lainnya. Tanaman-tanaman
dari kedua grower tersebut biasa dibeli oleh pembeli di seluruh Eropa.
Zuydgeest dan Oriental Group mengirimkan tanaman dari rumah kaca
mereka ke pusat distribusi yang dioperasikan oleh perusahaan
manajemen-logistik ,Sierteelt Direct, yang berbasis di kota tetangga
Naaldwijk. Di pusat distribusi milik Sierteelt's , tanaman diurutkan sesuai
dengan pesanan, dan kemudian diangkut ke eksportir
seperti Hamiplant (masing-masing pengekspor mengirimkan produk ke
berbagai bagian Eropa, seperti Perancis atau Jerman). Para pekerja dari
Eksportir 'kemudian menyusun kembali troli berdasarkan pesanan
spesifik , dan perusahaan transportasi, seperti Breewel Transport (yang
juga berpartisipasi dalam proyek pilot RFID ini), mengambil tanaman
melalui truk dan mengangkutnya ke pengecer di seluruh Eropa.
Eksportir atau perusahaan transportasi seringkali memiliki
pengetahuan yang sedikit tentang apa yang terjadi dengan mitra supply-
chain dan perusahaan logistik, dan sering tidak siap ketika banyak
pesanan datang secara bersamaan , atau ada pesanan yang tidak tiba pada
saat yang diharapkan. Tanaman harus bergerak cepat di jalur supply-chain,
dan kurangnya informasi yang dikomunikasikan antar mitra supply-chain
dapat menyebabkan keterlambatan, serta biaya tambahan demi untuk
memenuhi kebutuhan yang tak terduga.
Untuk proyek ini , para peserta menggunakan RFID untuk
membantu mereka melacak lokasi tanaman , dan untuk berbagi informasi
mengenai penerimaan dan pengiriman selanjutnya ke penerima
berikutnya. Informasi yang terus berubah ini disimpan di server milik
20
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Interaxi. Mulai dari grower(perkebunan), tag pasif UPM Raflatac EPC
Gen 2 dipasang di tiap baki yang berisi beberapa tanaman. Baki tersebut
kemudian disimpan di troli yang dapat memuat beberapa baki. Troli juga
dilengkapi dengan tag EPC Gen2 dari Omni-ID. Saat menyimpan tanaman
di baki, para pekerja grower secara manual mengisi deskripsi pesanan ke
sistem, dan menghubungkan deskripsi tersebut dengan nomor ID tag
pada baki dan troli, setelah itu baru tag (dalam hal ini label) dicetak
dengan printer dan ditempelkan pada baki.
Troli yang dipasangi tag EPC Gen 2 dari Omni-ID
Saat troli dimuat ke truk dengan tujuan Sierteelt Direct (pusat
distribusi), troli-troli tersebut akan melewati sebuah portal
RFID Motorola (portal masing-masing terdiri dari satu reader dan delapan
antena - empat pada setiap sisi dari pintu dock), yang membaca ID pada
21
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
tag di troli dan baki , kemudian mentransmisikan data melalui koneksi
kabel ke perangkat lunak Interaxi's, yang menghubungkan setiap nomor
ID dengan tanggal dan waktu. Platform software Interaxi menggunakan
Microsoft Silverlight untuk antarmuka pengguna, dan Microsoft BizTalk
RFID Server 2009 untuk penyimpanan dan akses informasi pada server.
Software Interaxi membandingkan produk di troli dengan pesanan
dengan tujuan Sierteelt dan menampilkan sebuah daftar, bersama dengan
perbedaan (jika ada), pada layar yang dipasang di atas pintu dock. Pada
saat yang sama, software mengupdate status pesanan , menunjukkan apa
yang telah dikirim, dan waktu pengirimannya. Dengan cara itu, Sierteelt
kemudian dapat mengakses server dan mengetahui kapan troli dikirimkan
dan menentukan kapan kemungkinan sampai di tujuan.
Ketika kiriman tiba di Sierteelt Direct, troli akan melewati lagi
portal Motorola (ada dua portal disini, satu untuk troli masuk, dan satu
lagi untuk troli yang keluar), pembacaan pada portal secara otomatis akan
mengupdate sistem bahwa troli telah diterima. Troli-troli tersebut
kemudian digabungkan bersama-sama dan dipindahkan melalui portal
kedua (portal keluar) menggunakan traktor traktor, portal kedua akan
mengupdate sistem memperbarui sistem bahwa troli-troli tersebut akan
dikirim ke Hamiplant (eksportir) . Meskipun dalam kasus pilot project ini
semua produk dikirim ke Hamiplant, nantinya jika sistem RFID telah
diperluas untuk mencakup eksportir lain, maka layar di atas portal bisa
memperingatkan seorang sopir traktor jika ada kesalahan penempatan
troli, misalnya troli yang dimuat ke truk menuju eksportir yang salah.
22
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Di Hamiplant, troli biasanya dibongkar dan dikemas ulang agar
sesuai dengan pesanan pengecer tertentu . Oleh karena itu, disini
dipasang tiga portal: satu di pintu masuk , satu di tempat pengemasan dan
satu lagi di pintu keluar. Saat tag melewati portal, status troli dan nampan
di-update ke sistem sehingga dapat diakses oleh pihak yang
berkepentingan. Ketika tanaman-tanaman dibongkar dan dikemas ulang,
maka tag akan diisi informasi baru, dan software kemudian akan
membandingkan item apa saja yang harus dimuat ke troli, sehingga
memastikan pesanan diisi sesuai tujuannya. Baki tersebut kemudian
dihubungkan dengan tag RFID di troli yang baru.
Portal di tempat "repackage" di Hamiplant
23
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Di pintu keluar Hamiplant, troli-troli dimuat ke truk yang
dioperasikan oleh Breewel Transport, yang juga memasang portal RFID di
dua fasilitasnya. Satu portal terletak di pusat distribusi Breewel di
Hazeldonk, Belanda, dimana pesanan dikirim langsung ke pengecer. Yang
lain terletak di Paris Breewel DC, di mana baki dibongkar dan kemudian
dimuat ke truk yang lebih kecil untuk pengiriman ke toko-toko di daerah
sekitar. Setelah baki dan troli meninggalkan Hazeldonk dan Paris DC,
maka berakhirlah proses pelacakan berbasis RFID , karena di tingkat
pengecer , pelacakan tidak digunakan.
c) RFID Sebagai Peranti Pengenal Identitas
Era biometrik memang kini mulai jadi trend. Pilihannya kian
beragam, mulai dari sidik jari, pola wajah, pola suara hingga lapisan iris
dari mata. Pemakaiannya sudah meluas ke berbagai hal, khususnya
wilayah-wilayah yang sangat sensitif terhadap faktor keamanan. Bahkan,
kini sudah mulai dicoba penerapan biometrik dengan cara memasukkan
peranti chip elektronika berukuran mikro ke dalam tubuh sebagai
pengenal identitas pribadi.
Ini memang bukan mimpi. Sudah ada beberapa orang yang
mencoba menanam (implantasi) peranti tersebut ke dalam tubuhnya.
Salah satunya adalah Amal Graafstra, seorang teknopreneuryang tinggal
di Washington, Amerika Serikat. Kisah implantasinya dimuat dalam
majalah IEEE Spectrum edisi Maret 2007. Sebagai implan, digunakanlah
peranti berbasiskan radio frequency identification atau lebih dikenal
dengan RFID.
24
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Peranti ini terdiri dari dua bagian. Peranti pertama adalah RFID
reader yang berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label )
dan membandingkan dengan yang ada di memorireader. Sedangkan
bagian kedua adalah RFID tag yang berfungsi menyimpan kode-kode
sebagai pengganti identitas diri. Yang umum digunakan pada proses
implantasi ini adalah RFID pasif.
Karena RFID tag dimasukkan ke dalam tubuh, tag tidak mungkin
memiliki catu daya sendiri. Sehingga harus ada suplai daya dari luar
tubuh. Satu-satunya yang memungkinkan adalah dariRFID reader.
Ukuran RFID tag yang ditanamkan ke tubuh manusia umumnya sebesar
bulir padi. Salah satu produk RFID tag yang ada saat ini memiliki
dimensi panjang 11 milimeter dan diameter 1 milimeter.
RFID tag terdiri dari tiga bagian. Pertama, lapisan pelindung dari
benturan maupun proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh. Kedua,
berupa lilitan antena dan sebuah kapasitor membentuk rangkaian yang
beresonansi pada frekuensi tertentu. Antena ini akan menangkap induksi
medan elektromagnet dari RFID reader dan mengubahnya menjadi arus
sebagai sumber tenaga bagichip. Ketiga, ID chip yang akan memodulasi
arus yang merepresentasikan bit-bit sinyal. Bit-bit sinyal ini berisi kode
yang tersimpan di dalam ID chip. Panjang bit sinyal berbeda-beda untuk
setiap produsen RFID tag.
RFID reader, yang bisa ditempatkan sebagai pengganti kunci di
pintu rumah atau kendaraan, mengeluarkan gelombang radio dan
menginduksi RFID tag. Gelombang induksi tersebut berisipassword (kata
kunci ) dan jika dikenali oleh RFID tag, memori RFID tag (ID chip) akan
terbuka. Kemudian RFID tag akan mengirimkan kode yang terdapat di
memori ID chip melalui antena yang terpasang di tag. RFID reader akan
membandingkan kode yang diterima dengan kode kunci yang tersimpan
25
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
di RFID reader. Jika sesuai, RFID reader akan membuka kunci pintu.
Untuk menghindari usaha penggandaan dan pencurian kode kunci, RFID
reader akan membuat kode kunci yang baru. Kode baru ini akan disimpan
ke memori RFID reader dan dikirimkan ke RFID tagyang akan disimpan
di memori ID chip.
Mengurangi privasi
Terkait dengan pemasangan RFID tag ke dalam tubuh manusia,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, mengenai tingkat
keamanan RFID tag dalam tubuh manusia. RFID tagmemiliki lapisan
pelindung yang terdiri dari kombinasi plastik dan kaca jenis khusus.
Umumnya, lapisan pelindung RFID tag ini memiliki tingkat kekuatan
yang tinggi. Sebelum memasang ke dalam telapak tangannya, Amal
menguji coba kekuatan pelindung RFID tag tersebut. Ternyata, kekuatan
yang dibutuhkan merusak lapisan pelindung RFID tag sebanding dengan
kekuatan untuk mematahkan telapak tangannya.
Kedua, terkait dengan keamanan transfer data antara RFID
tag dan RFID reader. Masalah yang lazim dihadapi oleh peralatan
elektronik sejenis adalah usaha-usaha pencurian kode atau identitas dari
peralatan tersebut. Beberapa penelitian menyatakan, mereka telah berhasil
menyadap kode-kode yang ditransmisikan antara RFID tag dan RFID
reader melalui gelombang radio. Kekurangan ini dapat diatasi dengan
membuat enkripsi untuk transmisi data antara keduanya yang cukup sulit
untuk dipecahkan oleh orang lain. Sebenarnya, penyadapan bukan sesuatu
yang perlu dikhawatirkan. Untuk menyadap kode-kode yang ada di RFID
tag maupunRFID reader, si penyadap harus berada sedekat mungkin
dengan RFID tag. Karena transmisi data harus dilakukan dalam jarak
antara 5 - 10 cm.
26
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Ketiga, terkait dengan efek bagi sosial. Penggunaan peralatan
elektronik yang baru selalu membawa pro-kontra di masyarakat. Sama
halnya dengan Amal, yang mendapat beragam tanggapan. Dari pujian dan
kekaguman sampai cemoohan. Karena ada kekhawatiran,
penggunaan RFID tag dalam tubuh akan mengurangi privasi
pengguna. RFID tag akan memudahkan seseorang mengetahui posisi
pengguna RFID tag tersebut.
d) RFID untuk traffic monitoring system
Sistem RFID ini telah diuji coba di Jordan Road, New York City
USA. Sementara Korea Selatan telah mengaplikasikan sistem ini di jalan-
jalan utama kota besarnya.
Suatu tag RFID berisi informasi VIN (Vehicle Identification
Number) / Nomor Identifikasi Kendaraan ditanam di tag RFID pada
mobil seseorang melalui badan registrasi yang berwenang. VIN
merupakan suatu sistem penomoran standar industri sehingga nantinya
setiap kendaraan akan memiliki VIN yang unik.
Reader-reader memiliki identifikasi tersendiri dan dipasang di
sekitar lampu lalu-lintas atau di titik-titik kontrol lainnya, sehingga reader
dapat mengidentifikasi dan memperkirakan jumlah mobil yang melewati
jalan tertentu. Data ini lalu dikirim ke jaringan utama untuk dapat
diproses lebih lanjut. Sementara pemakai umum ataupun pengendara
dapat mengakses sistem melalui peralatan nirkabelnya ataupun melalui
siaran TV / radio lalu-lintas. Reader yang digunakan untuk sistem ini
adalah reader yang menggunakan energi matahari, sehingga lebih cost-
effective untuk pemakaian di tempat terbuka
27
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Reader yang menggunakan energi matahari
Ide utama sistem ini adalah seberapa lama lalu-lintas bergerak
dari satu reader ke reader lainnya sehingga dapat digunakan untuk
informasi juga kepada para pengendara tentang lalu-lintas di sekitarnya.
Diharapkan sistem ini nantinya dapat memudahkan pengendara untuk
membuat keputusan jalan yang diambil dan juga memudahkan pekerjaan
polisi lalu-lintas.
e) RFID di Pusat Logistik
Kerry Logistics, sebuah perusahaan pengirim barang yang
berbasis di Hong Kong, telah memulai uji coba sistem RFID di salah satu
fasilitas milik mereka, untuk melacak perakitan dan pengiriman
kamera Canon dan komponen mereka sebelum kamera-kamera tersebut
dikirim ke pengecer. Jika sistem RFID beroperasi sebagaimana yang
diharapkan, maka akan memberikan perusahaan tingkat visibilitas yang
lebih tinggi dalam hal perakitan setiap produk (perakitan melibatkan
penambahan aksesori tambahan dan kartu garansi untuk setiap item),
serta jaminan bahwa hanya produk yang benar yang dikemas dan dikirim.
28
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Di masa mendatang, sistem juga akan memberikan suatu metode untuk
pencocokan kartu garansi dengan produk-produk bersangkutan.
Kerry Logistics menyediakan layanan pengiriman-forwarding
untuk pelanggan di seluruh dunia, dan dalam beberapa kasus, perusahaan
juga menawarkan layanan tambahan (Value Added Service) yang
mungkin melibatkan beberapa tingkat pengemasan atau perakitan
produk sebelum pengiriman. Perusahaan ini mengoperasikan 12 gudang
di Hong Kong, dengan luas total gudang enam juta kaki persegi.
Sistem RFID ditempatkan di fasilitas Kerry Logistc dimana
produk kamera Canon dikirimkan ke pengecer. Ketika pengecer
mengirimkan sebuah pesanan, staf Kerry Logistics akan mengumpulkan
pesanan kamera dan lensa yang belum dikemas dan menambahkan
aksesoris yang diperlukan dan kartu garansi ke kotak kamera dan
kemudian mengemas tiap kotak kedalam dus karton untuk dikirimkan.
29
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
"Akurasi pengiriman", kata Wilson Lee, direktur IT Kerry Logistics,
"sangat, sangatlah penting."
Sebelum sistem RFID diluncurkan , untuk memverifikasi bahwa
suatu pesanan telah dipenuhi, para karyawan harus melihat nomor seri
masing-masing produk dan SKU (Stock-Keeping Unit) untuk
mengkonfirmasi bahwa barang yang dikemas telah sesuai pesanan,
kemudian memindai barcode yang tercetak pada kemasan yang sesuai
dengan nomor seri produk. Lee mengatakan, walaupun pekerja jarang
melakukan kesalahan, tetapi proses tersebut cukup memakan banyak
waktu sehingga kurang efisien.
Dengan sistem RFID yang baru, setelah pesanan ditempatkan,
produk yang diperlukan dikumpulkan dan dipindah ke jalur perakitan ,
dimana aksesoris dan kartu garansi akan dimasukkan ke dalam kemasan
kotak masing-masing kamera. Nomor pesanan dan detail untuk pesanan,
termasuk SKU produk yang dipesan , disimpan di sistem manajemen
Kerry Logistics , dan ditampilkan pada layar di jalur perakitan. Sebuah
printer RFID di awal jalur perakitan menyandikan sebuah nomor ID ke
label EPC Gen 2 dari Avery Dennison,yang kemudian dipasang pada
kemasan karton dari setiap kamera atau lensa, saat itu para staf juga
memindai barcode pada kotak dan mengaitkannya dengan nomor seri
item tersebut. Nomor ID kemudian diteruskan dari reader ke sistem back-
end, melalui koneksi kabel. Middleware RFID disediakan oleh PCCW
Solutions yang kemudian menerjemahkan data dan mengirimkannya ke
sistem manajemen Kerry Logistic. Sistem manajemen kemudian
mengaitkan ID barcode dan ID RFID dari tiap produk. Pada saat yang
sama, staf juga mencetak kartu garansi tiap produk yang berisi nomor seri
produk dan informasi lainnya.
30
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
Saat kamera dan lensa telah dikemas dalam karton yang sesuai
dengan pesanan pengecer, sebuah fixed-reader CS461 dari CSL membaca
nomor RFID setiap item dan mengaitkannya dengan nomor pesanan,
dengan demikian menciptakan sebuah catatan permanen dari apa yang
telah dikemas . Biasanya terdapat enam sampai delapan kotak kamera
atau lensa yang dikemas dalam masing-masing karton .
Saat dus karton ditempatkan di palet, sistem secara otomatis
membaca tag RFID produk sekali lagi, dan nomor ID dibandingkan
terhadap pesanan, untuk memastikan ketepatan dan juga update database
tentang apa yang sedang dikirim. Jika ada perbedaan, seperti barang yang
salah atau hilang, peringatan dapat ditampilkan pada monitor di daerah
pengemasan. Dus-dus karton tersebut kemudian dikirim ke retailer di
seluruh Hong Kong.
Dengan menggunakan sistem RFID, Kerry Logistics memelihara
catatan apa saja yang diakses oleh staff, menunjukkan apa yang dikemas
dan dikirim, dan dikirim kemana. Pada tahap awal, perusahaan
menggunakan sebanyak 25.000 tag. Ketika tag tersebut telah habis
digunakan (diperkirakan menjelang akhir kuartal pertama tahun 2011)
Kerry Logistik dan Canon akan meninjau keberhasilan sistem dalam
menangkap dan menyimpan data penting mengenai pengiriman, dan
kemudian merencanakan tahap berikutnya implementasi RFID.
JIka tahap pertama ini dianggap sukses, kedua perusahaan
berharap untuk memulai Tahap 2 pada pertengahan 2011. Untuk tahap
kedua, kemasan item atau dus karton akan dipasangi tag juga, dan
pengemudi truk yang mengirim barang pesanan ke retailer akan
menggunakan hand-held reader untuk menentukan barang-barang apa
saja yang telah dikirim dan ke toko / retailer mana saja. Pada tahap ke 3,
kedua perusahaan akan mencoba penggunaan tag RFID pada kartu
31
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
garansi sehingga akan memastikan keaslian kartu garansi dan produk
yang bersangkutan.
4.9 Kelemahan Teknologi RFID
Ternyata teknologi sekuriti terbaru seperti RFID masih juga tidak
aman, beberapa tahun yang lalu, RFID dapat dikatakan sebagai teknologi
terbaru yang sangat modern dan aman. RFID menjadi ide yang sangat menarik
untuk mendigitalisasi proses pengiriman data dan membuatnya semakin
efisien dan banyak digunakan untuk tracking tag. Lalu bagaimana jika kita
memasukanya kedalam credit card, passport, ataupun tubuh kita? Para ahli
telah hadir dengan ide ini pada tahun yang lalu dan saat ini telah banyak
digunakan di berbagai kartu kredit, passport U.S, sebagai alternatif dari
passport kertas, yang menggunakan RFID chip.
Pada tahun yang lalu proof-of-concept mengenai serangan RFID ini
mulai ter ekspos saat RFID akan digunakan sebagai personal identification.
Namun saat ini para hacker dapat dengan mudah mengambil data yang
tersimpan dalam RFID untuk mengambil informasi kartu kredit dimanapun
mereka berada, hanya undang undang dan ganjaran bahaya yang mampu
menangani ini.
Saat ini RFID chips sedang melakukan peningkatan security, Passive
chips yang dibuat saat ini ditemukan sangat dan ternyata tidak aman. Chris
Paget, yang merupakan director dari research and development di Seattle-
based IOActive, memerkan hack ini. Dengan menggunakan Motorola RFID
reader dengan harga $250 USD dan sebuah antenna dia dapat mengekplorasi
jalanan di San Francisco selama 20 minutes, dari situ dia mendapatkan 2
informasi U.S. passport cards. Informasi yang berhasil di kopi ini mampu di
clone kedalam card lain dan akhinya dapat membuat passport palsu. Dari
32
© Arif Budiarto
Paper Kapita Selekta
Perkembangan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
demontrasi itu, menunjukan betapa berbahayanya menggunakan RFID dengan
membawa informasi rahasia didalamnya.
Daftar Pustaka
33
© Arif Budiarto
Recommended