eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (2): 95-109 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA
PUSKESMAS DI LONG AMPUNG KECAMATAN
KAYAN SELATAN KABUPATEN MALINAU
Dinda Putri Sepriani1
Abstrak
Untuk mengetahui pelaksanaan program kesehatan masyarakat di
puskesmas Long Ampung Kecamatan Kayan Hulu Selatan Kabupaten Malinau
dan Untuk mengetahui faktor penghambat pelayanan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas LongAmpung Kecamatan Kayan Hulu Selatan Kabupaten Malinau.
Kemudian jenis penelitian di dalam penulis skripsi ini menggunakan jenis
penelitian deskritif dengan menggunakan metode analisis kualititif. Pada
pelaksanaan program kesehatan masyarakat pertama yaitu Promosi kesehatan
kepada masyarakat sudah aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Namun, belum memenuhi standar pelayanan dengan optimal karena
kekurangan dokter dan sarana obat-obatan sehingga belum bisa memenuhi
kebutuhan masyarakat seperti menangani pasien yang sedang sakit/ gangguan kesehatan. Kedua, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti pelayanan
posyandu sudah aktif dalam melaksanakan tugas posyandu kepada masyarakat,
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat namun, masyarakat yang ingin
dilayani jarang berada di tempat/lingkungan kampung, terkadang ada
masyarakat yang lebih mementingkan aktivitasnya di luar kampung. Ketiga,
perbaikan Gizi Masyarakat, dalam pelayanan gizi masyarakat sudah memenuhi
kebutuhan masyarakat seperti pemberian vitamin kepada balita dan
penambahan gizi bagi ibu hamil serta pemberian makanan sehat seperti bubur
kacang hijo. Sehingga dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah berjalan
dengan baik. Keempat, kompetensi petugas pemberi pelayanan baik, namun
masih adanya petugas yang kurang di siplin dalam melaksanakan tugasnya.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yaitu sarana dan
prasarana pelayanan publik, penggunaan teknologi informasi yang memdai,
memanfaatkan tempat yang tersedia dengan sebaik mungkin. Untuk memenuhi
kebutuhan masyakat di sekitar puskesmas long ampung maupun masyarakat
yang datang berobat ke puskesmas tersebut. Selanjutnya sesuai dengan analisis
dan pembahasan hasil penelitian yang telah di paparkan dapat di simpulkan
bahwa pelayanan kesehatan masyarakat dalam proses penyelenggaraan nya
meskipun penerapannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan
permintaan masyarakat belum mencapai 100% namun dalam tahap pelayanan
masyarakat yang ada di Puskesmas Long Ampun telah berjalan sesuai dengan
prosedur yang ada di Puskesmas Long Apung.
Kata Kunci: Pelayanan, kesehatan, masyarakat, puskesmas.
1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 95-109
96
Pendahuluan
“Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai
tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar. Saat ini distribusi puskesmas dan puskesmas pembantu sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap puskesmas
melayani 30.000 - 50.000 penduduk atau sekurang-kurangnya satu kecamatan
mempunyai satu puskesmas”.
Desa Long Ampung Merupakan salah satu dari 4 desa di Kecamatan Kayan
Selatan Kabupaten Malinau yang memiliki Puskesmas sejak 1974 Tahun lalu,
keberadaan puskesmas di harapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat untuk berobat, karena dengan keberadaan puskesmas masyarakat tidak
perlu lagi terlalu jauh ke kabupaten/kota untuk memeriksa kesehatannya, namun
kualitas pelayanan Kesemasatan Masayarakat di Puskesmas Long Ampung yang
berada di Kecamatan Kayan Selatan, masih belum mampu memberikan pelayanan
yang maksimal kepada masyarakat dikarenakan kondisi fisik puskesmas sehingga
membuat masyarakat tidak nyaman untuk mendapatkan pelayanan yang baik.
salah satunya keterbatasan jumlah ruangan di Puskesmas Long Ampung
mengakibatkan tidak semua pegawai puskesmas mendapatkan ruangan, sehingga
harus bergabung dengan peawai bidang lainnya, salah satu nya ruang gizi
bergabung dengan promkes.
Di Puskesmas Desa Long Ampung hanya memiliki (2) dokter, 6 bidan dan 7
keperawatan serta satu (1) farmasi, (1) kesehatan masyarakat (SKM).
Kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
masayarakat ketika berobat di puskesmas adalah pelayanan oleh seorang dokter,
tersedianya obat-obatan yang lebih berkualitas dan obat paten, jadwal pelayan.
berdasarkan observasi peneliti di puskesmas Desa long Ampung, pelayanan
kesehatan belum memenuhi standar pelayanan publik. Serta kenyamanan saat
berobat
Hal ini membuat kendala dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, padahal pelayanan kesehatan salah satu dari pelayanan publik (Publik
Service) yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik
dan profesional kepada masyarakat. Selanjutnya perawat dan bidan yang
melayani/ meningkatkan kesehatan masyarakat di puskesmas tidak bisa berkerja
dengan maksimal karena puskesmasnya kekurangan obat-obatan kekurangan alat
medis, dan obat paten.
Adapun indikasi-indikasi yang ditemukan adalah “kekurangan dokter seperti
dokter gigi, dokter kandungan dan dokter ahli teknologi laborterium medik,
adapun salah satu dari pelayanan publik yang bertugas di Puskesmas Desa Long
Ampung yang jarang ditempat karena masih sistem kontrak dan berganti- ganti
dokter dan bidannya, kondisi fisik puskesmas yang kurang baik seperti sebagian
atap bocor dan berjamur, beberapa lantai rusak, kursi kurang layak di pakai dan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas di Long Ampung (Dinda)
97
sebagian dinding kropos, serta keterbatasan jumlah ruangan di puskesams Long
Ampung, serta beberapa kendala seperti program-program Puskemas yang belum
berjalan dengan lancer”.
“Ada beberapa Pelayanan kesehatan di Long Ampung mengadakan
beberapa program yang ada dipuskesmas Long Ampung memiliki masalah di
masyarakat tersebut yaitu (1). Program Promosi kesehatan masayarakat yaitu
pengamatan yang peneliti liat yang terjadi kurangnya partisipasi masyarakat dalam
kegiatan promosi kesehatan yang diadakan oleh pihak puskesmas, (2). Program
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yaitu yang terjadi dipuskesmas Long Ampung
Ibu dan anak kurang aktif dalam pemeriksaan rutin dipuskesmas, (3).
Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular yaitu masyarakat Long
Ampung belum banyak tau tentang perbedaan penyakit menular dan tidak
menular, (4). Pembinaan gizi masyarakat yaitu masih adanya masyarakat yang
kekurangan gizi di kecamatan Kayan selatan”. Hal ini membuat kendala dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, karenal pelayanan
kesehatan salah satu dari pelayanan publik (Publik Service) yang memiliki
tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik dan profesional kepada
masyarakat. Selanjutnya perawat dan bidan yang melayani/ meningkatkan
kesehatan masyarakat di puskesmas tidak bisa berkerja dengan maksimal karena
puskesmasnya kekurangan obat-obatan kekurangan alat medis, dan obat paten.
Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan
dalam bidang pelayanan kepada masyarakat sehingga belum dapat memenuhi
kualitas masyarakat yang diharapkan oleh masyarakat di Desa Long Ampung.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tertarik utuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Puskesmas Di Long
Ampung Kecamatan Kayan Selatan Kabupaten Malinau”
Kerangka Dasar Teori
Pelayanan
Konsep pelayanan dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai
memberikan sesuatu kepada seseorang dalam bentuk jasa. Menurut W. J. S.
Poerwadarminto (1976: 573), “pelayanan berasal dari kata layan atau melayani
yang berarti menolong, menyediakan segala sesuatu yang diperlukan orang lain”.
Menurut A.S Moenir (1995: 17), “pada dasarnya manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya membutuhkan orang lain. Proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktifitas orang lain secara langsung ini yang disebut sebagai pelayanan.
Jadi pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan membantu menyiapkan atau
mengurus apa yang diperlukan orang lain”.
Menurut R.A Supriyono pelayanan adalah “kegiatan yang diselenggarakan
organisasi menyangkut kebutuhan pihak konsumen dan akan menimbulkan kesan
tersendiri, dengan adanya pelayanan yang baik makan konsumen akan merasa
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 95-109
98
puas, dengan demikian pelayanan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya
menarik konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang di tawarkan”.
Definisi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan (heal~th care service,“merupakan hak setiap orang
yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945 untuk melakukan peningkatkan
derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau masyarakat atau
keseluruhan”. Definisi pelayanan kesehatan menurut Dapartemen kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2009 (Dpks RI) “yang tertuang dalam Undang-Undang
kesehatan tentang kesehatan ialah setiap upaya diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan,
perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat”.
Pengertian Kesehatan Masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow
(Leavel & Clark,1958) adalah “ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang
hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol
infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnose dini,
pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar
setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk
menjaga kesehatannya”.
Sasaran Kegiatan Kesehatan Masyarakat
Undang-Undang Republik Indonesia 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal
1 (ayat 11) “pengertian upaya atau pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesimbangan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat”.
Upaya Kesehatan Masyarakat
Menurut Notoatmodjo, (2003: 106) “masalah kesehatan masyarakat adalah
multikausal, maka pemecahnya harus secara multidisplin. Oleh karena itu,
kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang
luas. Semua kegitatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotive), terapi, (terapi fisik, mental, dan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas di Long Ampung (Dinda)
99
social) atau kuratif, maupun pemuliahan (rehablitatif) kesehatan (fisik, mental,
social) adalah upaya kesehatan masyarakat”.
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah “salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja”. (Depkes,
2011).
Pengertian puskesmas adalah “suatu unit pelaksana fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu
wilayah tertentu”. (Azrul Azwar, 1996).
Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan
kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistim pelayanan kcsehatan di
Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka
Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayartan kesehatan
masyarakat, juga bertanggung jawab dalatn menyelenggarakan pelayanan
kedokteran.
Metode Penelitian
Menurut Nawawi (1998:9) metode deskritif dapat diartikan sebagai
“prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian seseorang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau sebagaimana adanya”. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam
penelitian tersebut akan di analisis secara kualitatif. Dengan demikian, jenis
penelitian didalam penulis skripsi ini adalah termaksud jenis penelitian deskritif
dengan menggunakan metode analisis kualititif.
Hasil Penelitian
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Promosi Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sebagai mana diketahui bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik dari
suatu usaha harus memiliki promosi pelayanan yang baik pula. Menurut Ottawa
Charter (1996) Promosi kesehatan adalah “suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memeWlihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan derajat kesehatan yang sempurna,
baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 95-109
100
mewu judkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungan nya (fisik, sosial budaya dan sebagainya)”.
Sebagaimana keterangan Kepala UPTD Puskesmas Long Ampung dalam
hasil wawancara pada tangga 20 Juni 2020 menjelsakan bahwa :
“promosi pelayanan kesehatan masyarakat yang di lakukan oleh Puskesmas
Long Amung bertujuan agar tersosialisasinya program- program kesehatan
demi terwujudnya masyarakat yang berbudaya dengan hidup bersih dan juga
sehat serta berpatisipasi secara langsung dalam gerakan kesehatan. Dan
untuk mencapai tujuan dalam promosi kesehatan di pelukan strategi yang
baik”.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat pegaawai puskesmas Long Ampung
pada hasil wawancara tangal 19 juni 2020, menjelaskan bahwa :
“Promosi yang di lakukan dalam proses pelayanan kesehatan masyarakat
adalah: Promosi kesehatan masyarakat, KIA, kesehatan lansia, dan gizi. Dari
promosi-promosi tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang pada
tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai
program atau gerakan yang telah di canangkan oleh pemerintah”.
Selain mejadi corong pemerintah dalam hal promosi di bidang kesehatan,
promosi-promosi kesehatan juga memiliki fungsi sebagai penyaring informasi
langsung dari tingkat masyarakat, seperti penjelasan yang di tambahkan oleh
pegawai puskesmas Long Ampung:
“Bahwa dalam hal ini promosi kesehatan masyarakat yang ada di long
Ampug adalah untuk melakukan kegiatan promasi kesehatan seperti
pembagian pamflet untuk di bagikan ke masyarakat, pemasang spanduk dan
lain sebagainya hal ini beartujuan untuk mengetahui pentingnya peran
kesehatan dalam kehidupean sehari- hari”.
Hal ini mengacu pada ketersediaan biaya untuk program promosi kesehatan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan puskesams. Seperti keterangan Kepala
UPTD Puskesmas Long Ampung dalam hasil wawancara pada tangga 20 Juni
2020 menjesakan bahwa
“Sejauh ini dalam ketersediaan biaya untuk promosi kesehatan belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan puskesmas yang di karenakan minimnya
anggaran yang masuk sehingga dalam proses promosi kesehatan masih
belum cukup memenuhi kegiatan promosi kesehatan”.
Promosi kesehatan adalah “upaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat sendiri melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan di
dukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.
Penelitian ini juga mewawancarai salah satu masyarakat puskesmas Long
Ampung, pada hasil wawancara tangal 17 juni 2020, menjelaskan bahwa:
Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas di Long Ampung (Dinda)
101
“Untuk pelaksanaan dari program-program kesehatan yang ada di
puskesmas Long Ampung sebagian program terlaksana dan sebagian tidak
terlaksana yang di karenakan kendala cuaca, kondisi jalan dan jarak tempuh
ke desa terlalu jauh. Selain dari pelaksanaan program-program ada bentuk-
bentuk upaya kesehatan dari pelaksanaan program-program kesehatan
tersebut. Sebagai lembaga/istitusi kemasayarakatan yang melaksanakan
programprogram kesehatan masyarakat yang membutuhkan di Puskesmas
Long Ampung, maka pemerintah harus benar-benar jeli dan mampu
memberikan program kesehatan yang baik untuk masysrakat terutama pada
Puskesmas Long Ampung yang masih terdapat beberapa kendala dari
program-program tersebut”.
Dengan kejelasan informasi yang diberikan petugas dapat lebih
mempermudah pasien mendapatkan pelayanan sehingga dapat memperlancar
kegiatan pelayanan di Puskesmas Karangdowo, dengan begitu pasien yang dapat
ditangani bisa lebih banyak dengan informasi yang jelas.
Kemudian menurut salah satu warga juga:
“Standar pelayanan di long ampung sendiri yaitu pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat terkait dengan pelayanan bagi ibu yang ingin bersalin.
Hal itu di karenakan belum tersedianya ruang untuk bersalin sehingga
selama ini hanya menggunakan ruang rawat inap sebagai tempat bersalin
maupun langsung mendatangi rumah pasien dan memberikan pelayanan di
tempat itu juga, namun apabila langung kerumah pasien pasti peralatan
medis yand di bawa seadanya, sehingga apabila penanganan nya
memerlukan perlatan medis yang lainnya akan menjadi suatu terkendala
sendiri dalam memberikan pelayanan kepada pasien”.
Terkait dengan belum adanya gedung bersalin tersebut adapun upaya dari
puskesmas untuk mengusulkan pembangunan gedung bersalin melalui
Musrembang terlah dilakukan dan akhirnya pada tahun 2016 sudah di bangun
gedung bersalin dan pembangunan juga telah diselesaikan pada akhir Desember
2016.
“Selain itu sarana dan prasarana yang merupakan pendukung utama dalam
pelayanan kesehatan masih kurang dan belum sesuai dengan standar
puskesmas,di tambah lagi fasilitas pendukung utama untuk mengoprasikan
alat-alat tersebut juga tidak mampu seperti listrik yang menjadi suatu
penghambat pengguna peralatan tersebut, sehingga walaupun tersedianya
alat-alat medis tidak akan berguna juga”.
Kemdudian, “terkait dengan hal tersebut pula puskesmas long ampung
berupaya untuk memenuhi kelengkapan puskesmas dengan mengususlkan
penyediaan peratan medis yang memang sangat di butuhkan dengan secara
bertahap di sesuaikan lagi dengan kebutuhan utama puskesmas”. Hasil penelitian
juga menunjukan bahawa peralatan medis di Pustu Long Uro berbeda dengan
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 95-109
102
Pustu Lindung Payau dimana peralatan medis nya sudah hampir mencapai standar
walaupun masih ada 4 item peralatan yang belum tersedia seperti Intubation Kit,
Dillatation & Curretage Set, Hemoglobin Meta Setdan Ratator dimana rata-rata
peralatan tersebut juga belum dimilikioleh puskesmas induk karena sebenarnya
lebih bayak kegunaan nya di rumah sakit.
Kemudian menurut salah satu warga lainnya:
“Masalah untuk peralatan medis pada pustu-pustu kurang sama dengan yang
dialami puskesmas Long Ampung, dimana sebaiknya peralatan medis
jangan terlalu berlebihan karena selain mahalnya harga peralatan medis
tersebut, tidak bisa akan digunakan karena tidak adanya listrik untuk
menjalankan peralatan tersebut, sehingga dalam penjelasan yang terdapat
diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan peralatan medis untuk Pustu-
pustu dikecamatan Kayan Selatan dapat dikatana pemborosan anggaran,
karena hal yang paling penting pertama sebenarnya adalah harus tersedianya
dulu tenaga listrik yang sanggup untuk mengoprasikan peralatan medis
tersebut,kemudian tersedianya tenaga kesehatan yang mempunyai dan bisa
menjalankan atau mengoprasikan peralatan medis tersebut,sehingga dengan
demikian sedikit demi sedikit peralatan medis baru dapat dipenuhi sesuai
dengan kebutuhan”.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan dengan lancar, aspek
peningkatan mutu pelayanan program KIA tetap di harapkan menjadi kegiatan
prioritas di tingkat Kabupaten/Kota. Peningkatan mutu Program KIA juga di nilai
dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja. Untuk memantau
cakupan pelayanan KIA tersebut di kembangkan sistem Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) KI. Dengan di ketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu dan anak,
maka wilayah kerja tersebut dapat di perhatikan dan di carikan pemecahan
masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut. Sebagaimana di
jelaskan oleh Kepala UPTD Puskesmas Long Ampung sebagai berikut :
“Sebelum membuat perencanaan, kita identifikasi dulu permasalahan yang
ada dengan melihat kejadaian dari tahun sebelunya, kemudian kita membuat
perencanaan untuk tahun selanjutnya. Jadi mengumpulkan seluruh data
kegiatan dan hasil- hasilnya terus di identifikasikan mana yang mencapai
target dan mana yang tidak mencapai target”.
Selanjutnya pedapat pegawai puskesmas Long Ampung pada hasil
wawancara 19 juli 2020. Menjelaskan bahwa :
“Terkait dengan adanya program atau upaya untuk meningkatkat derajat
kesehatan masyarakat di puskesmas Long Ampung terutama pada program
kesehatan ibu dan anak dilakukan kegiatan luar gedung untuk menunjang
program atau kegiatanyang ada di puskesmas Long Ampung”.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas di Long Ampung (Dinda)
103
Selanjutnya dari program pelayanan kesehatan ibu dan anaktersebut masih
ada beberapa pelayanan yang belum tereaisasi dengan maksimal. Mernurut
Perawat selaku staf pegawai puskesmas Long Ampung menjelaskan bahwa:
“Dalam hal pelayanan kesehatan ibu dan anak belum terealisasikan dengan
maksimal di karenakan kurangn nya tenaga medis, jumlah sumber daya
tenga kesehatan masih terbatas baik dari sisi kualitas maupun kuantita,
ketersediaan nya farmasi atau obat-obatan merupakan unsur paling penting
dalam pelayanan kesehatan terutama bagi kesehatan ibu dan anak”.
Selanjutnya sama halnya dengan masyarakat setempat Long Ampung
menjelaskan bahwa:
“Program pelayanan kesehatan ibu dan anak dari segi fasilitas belum cukup
memadai yaitu dari segi alat-alat medis yang sangat kurang/ terbatas, serta
askes menuju ke puskesmas Long Ampung yang masih terbilang jauh”.
Selanjutnya pendapat dari bapak Stevanus yang juga masyarakat Long
Ampung menjelaskan bahwa :
“Terkait dengan program kesehatan ibu dan anak Puskesmas Long Ampung
juga mengadakan program posyandu yang pemeriksaan nya berupa:
penimbangan berat badan, BGC untuk menegah penyakit TBC, DPT untuk
mencegah penyakit difteri, pertusisi (batuk rej an), tetanus, Polio untuk
mencegah penyakit kelumpuhan,Hepatitis B untuk mencegah penyakit
hepatitis B (penyakit kuning). Dari program pos yandu tersebut masih juga
kami merasakan kurangnya perbikan pelaksaan posyandu mulai dari fasilitas
gedung yang kurang mendukung serta sampai alat-alat kesehatan yang
kurang memadai”.
Dalam keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh
pada keadaan status gizi anak balitanya. karena salah satu tujuan posyandu adalah
memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil.
Wawancara dengan salah satu staf puskesmas Long Ampung, tentang sasaran
prmosi pelayanan kesehatan melalui posyandu mengatakan :
“Posyandu sudah berjalan dengan baik sesuai target sasaran promosi
pelayanan kesehatan masyarakat, akan tetapi terkendala masyarakat yang
ingin dilayani jarang berada di tempat/ lingkungan kampung, terkadang ada
masyarakat yang lebih mementingkan aktivitasnya, tidak lain dari berladang
atau pun berkebun sehingga ini menjadi suatu kesulitan atau kendala bagi
para pelayanan kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat”. (wawancara 19 juli 2020)
Hal ini membuktikan ketika penulis wawancara Ketua Puskesmas Long
Ampung mengatakan bahawa:
“Memang pelayanan Posyandu dan kader ini sudah di jalankan dengan baik
dimasyarakat tetapi saya lihat kesadaran masyarakat dengan promosi
kesehatan ini tidak terlalu fokus dengan promosi kesehatan dan posyandu
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 95-109
104
anak balita dan ibu hamil, dikarnakan masyarakat lebih mementingkan hal
yang menghasilkan seperti berladang dan sebagainya, ketika ada masyarakat
yang sedang mengalami gangguan keseatan atau sakit baru ada kemauan
atau kesadaran untuk datang ke posyandu, maka hal ini yang menjadi
kesulitan bagi pelayanan posyandu yang meningkatkan kesehatan
masyarakat”. (wawancara 19 Juli 2020)
“Dari pihak pengguna jasa pelayanan imunisasi yaitu ibu dengan bayi atau
anak yang termasuk dalam golongan wajib mendapat imunisasi dasar
lengkap juga terdapat kendala. Peran keluarga sebagai orang terdekat
dengan bayi, khususnya ibu, menjadi sangat penting dalam menentukan
status imunisasi dasar lengkap bayi. Sehingga keluarga, terutama ibu,
seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai imunisasi dasar
lengkap. Namun ternyata masih ada keluarga yang kurang memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang imunisasi".
Berikut penjelasan dari Informan selaku bidan Puskesmas Long Ampung
dari hasil wawancara 19 Juni 2020 :
“Saat menemukan ada beberapa ibu tidak membawa anaknya untuk
diimunisasi. Ternyata ibu tersebut tidak mengerti kalau imunisasi itu sangat
penting untuk bayinya. Padahal penyuluhan berisi pengetahuan untuk
masyarakat sudah dilaksanakan dari dulu, bahkan sampai sekarang juga
masih dilakukan, harapannya tidak ada lagi ibu yang bingung saat ditanya
apa itu imunisasi, dan tidak paham apa manfaatnya. Dengan memiliki
pengetahuan, mereka tentunya akan menyadari pentingnya imunisasi untuk
anaknya. Dengan kesadaran yang dimiliki ibu, kami berharap semua bayi
terutama di wilayah tanggung jawab kami, mendapatkan imunisasi dasar
lengkapKemudian Informan satu, sebagai perwakilan dari Kepala
Puskesmas Long Ampung juga menyampaikan hal yang kurang lebih sama,
yaitu”Himbauan kepada ibu-ibu untuk ikut menyukseskan imunisasi sudah
disampaikan lewat berbagai media tapi kenyataannya masih ada ibu yang
tidak memberikan imunisasi lengkap untuk bayinya. Mereka yang kurang
memiliki kesadaran itu karena mereka tidak tahu manfaatnya imunisasi,
tidak tahu akibatnya kalau tidak memberi imunisasi lengkap. Maka kami
dari pihak puskesmas akan terus melakukan upayaupaya agar semua bayi di
wilayah kerja kami mendapat imunisasi lengkap”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa di wilayah kerja
Puskesmas Long Ampung ternyata masih ada ibu yang kurang menyadari
pentingnya imunisasi dasar lengkap. Penyebabnya adalah mereka kurang memiliki
pengetahuan tentang imunisasi sehingga bayinya tidak mendapatkan imunisasi
dasar lengkap sesuai jadwal. Tinggi dan rendahnya kesadaran seorang ibu
berhubungan erat dengan tingkat pengetahuan ibu tersebut tentang imunisasi dasar
lengkap.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas di Long Ampung (Dinda)
105
“Mengingat peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting,
maka suatu pemahaman tentang imunisasi dasar lengkap sangat diperlukan
untuk kalangan tersebut agar tercipta kesadaran yang tinggi. Hal ini
dikarenakan seorang ibu yang memiliki kesadaran tinggi tentang betapa
pentingnya imunisasi tentunya akan memberikan imunisasi dasar lengkap
untuk bayinya secara tepat waktu. Masalah pengertian, pemahaman dan
kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi
halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai
tentang hal itu diberikan. Selama ini pihak Puskesmas Long Ampung telah
memberi penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada para ibu, terkait
imunisasi dan berkomitmen untuk terus-menerus menyampaikan informasi
dan pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap”.
Pembinaan Gizi Masyarakat
Pembinaan Gizi Masyarakat adalah “salah satu program pokok puskesmas
yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, gangguan Akibat
kekurangan Yodium (GAKY), kurang vitamin A, Keadaan Zat Gizi Lebih,
Peningkatan survailans gizi, dan perberdayaan usaha perbaikan gizi kelarga
/masyarakat. program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, smesteran (6 bulan
sekali) dan tahun (setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan
intervensi yang di lakukan setiap saat jika di temukan masalah gizi misalnya di
temukan adanya khasusu gizi buruk”. Kegiatan program perbaikan masyarakat
dapat di lakukan di dalam maupun di luar gedung. Sebagaimana keterangan kepala
UPTD Puskesmas Long Ampung dalam hasil wawancara pada tanggal 20 juli
2020 menjelaskan bahwa.
“Jika ada warga yang mungkin belum melakukan penimbangan anak nya
secara teratur dari pihak kami hanya memberikan penyuluhan kepada
kepada kader posyandu untuk mengadakan pendekatan kepada ibu-ibu yang
mempunyai balita, misal pada saat para ibu-ibu berkumpul di situ di berikan
informasi pentingnya penimbangan secara teratur sehingga dapat
mengetahui pertumbuhan balita serta gizi pada anak dan masyarakat”.
Gizi masyarakat “adalah ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan
terutama gizi di masyarakat, dikaitkan dengan permasalahan gizi yang muncul
dalam kelompok masyarakat yang menitik beratkan pada preventif dan promoif”.
Gizi masyarakat tidak hanya menyangkut seputar masalah kesehatan khusus gizi
namun juga menyangkut mengenai masalah ekonomi sosial dan budaya,
pendidikan kependudukan dan sebagai nya.
Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya yang di lakukan
masyarakat untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan di bantu oleh
tenaga gizi puskesmas dan tenaga kesehatan lain nya. Seperti hasil wawancara
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 95-109
106
oleh kepala UPTD puskesmas Long Ampung menjelaskan bahwa :
“Melaksanakan pembinan gizi masyarakat di mana selain kami memberikan
penyuluhan tentang penting nya gizi bagi masyarakat kami juga
memberikan atau pengadaan vitamin A, Serta makann ringan padat gizi
unuk anak balita dan ibu hamil dan memberikan suplemen tambah darah
(TTD) sehingga dapat mencegah dan meminimalkan terjadi nya anemia gizi
besi pada kelompok rawan yaitu ibu hamil dan ibu nifas”.
“Dalam suatu kebijakan atau program tidak akan dapat mencapai tujuan atau
sasaran tanpa di dukungnya anggaran yang memadai”, Wildavsky (1979) dalam
Purwanto dan Sulistyastuti (2012: 86)3. Sedangkan menurut Suharno (2013 : 174)
“Sumber daya keuangan adalah faktor krusial untuk setiap program. Karena
bagaimanapun dalam tahapan kebijakan membutuhkan biaya operasional”. Definsi
para ahli tersebut di atas menyatakan bahwa pentingnya ketersediaan nya sumber
daya keuangan dalam pelaksanaan suatu program. Seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh staf pegawai Puskesmas Long Ampung adalah sebagai berikut:
“Jumlah sarana pelayanan gizi dan prasarana yang ada di Pusesmas Long
Ampung Sangat terbatas seperti untuk kegiatan peyuluhan dan sedangkan
untuk kegiatan pemeriksaan masih sangat kurang terutama laborium karena
masih laboratorium klinis, serta ketersediaan biaya untuk program
pembinaan gizi masyarakat belum cukup utuk memenuhi kebutuhan
uskesmas Long Ampung”.
Kegiatan pembinaan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
cakupan atau kualitas pelayanan gizi keluarga untuk meningkatkan status gizi ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Sedangkan pendapat dari masyarakat di
Puskesmas Long Ampung dari hasil wancara adalah :
“Untuk sarana dan prasarana ditenpat pembinaan gizi masyarakat masih
sangat kurang, karena ketersediaan nya perawat serta alat- alat medis yang
sangat terbatas sehingga dalam proses pembinaan gizi masih banyak
kendala. Selain itu jarak tempuh juga menjadi faktor utama selain jauh
menuju puskesmas jalan yang di tempuh menuju puskesmas jika turun hujan
jalan licin dan becek sehingga askes menuju pusesmas sangat terkendala”.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Pelaksanaan program kesehatan masyarakat
a. Promosi kesehatan kepada masyarakat sudah aktif dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat.
b. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat namun, masyarakat yang ingin
dilayani jarang berada di tempat/lingkungan kampung, terkadang ada
masyarakat yang lebih mementingkan aktivitasnya di luar kampung.
c. Dalam pelayanan gizi masyarakat sudah memenuhi kebutuhan masyarakat
Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas di Long Ampung (Dinda)
107
seperti pemberian vitamin kepada balita dan penambahan gizi bagi ibu hamil
serta pemberian makanan sehat seperti bubur kacang hijo.
d. Kompetensi petugas pemberi pelayanan baik,namun masih adanya petugas
yang kurang di siplin dalam melaksanakan tugasnya
e. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan antara lain:
mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia yang sudah ada,
meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan publik, penggunaan teknologi
informasi yang memdai, memanfaatkan tempat yang tersedia dengan sebaik
mungkin.
f. Beberapa program untuk memenuhi kebutuhan masyakat di sekitar
puskesmas long ampung maupun masyarakat yang datang berobat ke
puskesmas tersebut.
2. Faktor Pendukung dan penghambat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Faktor pendukung pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kesimpulan menurut hasil wawancara yaitu:
“Adanya upaya pemerintah melalui Program-program pelayanan kesehatan
masayarakat sudah berjalan seperti promosi kesehatan masyarakat seperti
pemasangan spanduk, penyebaran pamflet di mana semua itu untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di bidang kesehatan,
Lingkungan yang sejuk dan jauh dari kebisingan, sehingga hal ini tidak
menggangu proses pelayanan kesehatan, Adanya program pengadaan obat-
obatan baik di puskesmas maupum di Posyandu, adanya Pemberian
Sosialisasi tentang penyuluhan pentingnya hidup sehat dalam kehidupan
sehari -hari serta penyuluhan gizi buruk di masyarakat Long Ampung untuk
terpenuhi gizi terutama untuk ibu hamil dan anak balita serta lanjut usia”.
b. Faktor Penghambat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kesimpulan menurut hasil wawancara yaitu:
“Keterbatasan Sarana dan Prasarana pelayanan kesehatan belum sesuai
dengan perkembangan jaman, seperti laboratorium gizi yang masih minim
nya peralatan medis, kurang nya fasilitas kesehatan untuk USG 3G pada ibu
hamil, Jarak tempuh menuju ke Puskesmas Long Ampung sangat jauh dan
jalan yang licin jika turun hujan membuat susah masyarakat. Selain itu
kurangnya tenaga medis di puskesmas seperti perawat,dan dokter serta
keterbatasan jumlah ruang serta ketersediaan nya jumlah pasokan listrik
yang terbatas, keterbatasan nya Anggaran kesehatan sehingga berimplikasi
pada rendahnya akses pelayanan serta belum maksimalnya programprogram
pelayanan kesehatan masyarakat. Serta danya sebagian kecil petugas atau
para medis yang tidak disiplin dalam menjalani tugasnya terutama dalam
jam kerja, sehingga Puskesmas Long Ampung tidak bisa maksimal dalam
menjalankan tugasnya melayani masyarakat”.
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 95-109
108
Saran
1. Puskesmas Long Ampung hendaknya perlu adanya prosedur pelayanan kepada
pasien denagan menambah jumalah petugas agar tidak terjadi keterlambatan
pelayanan serta memberikan pelatihan-pelatihan yang menunjang tugas
pelayanan kepada pasien, misalnya pelatihan pelayanan prima.
2. Sarana dan Prasarana pelayanan yang ada di Puskesmas Long Ampung untuk
perkembangan fasilitas puskesmas lebih di tingkatkat serta tenaga medis seperti
dokter, perawat harus di tambah jumlahnya untuk mengurai keterbatasan
pelayanan di Puskesmas Long Ampung.
3. Partisipasi masyarakat dalam hal pembinaan gizi agar lebih di tingkatkan,
sehingga kebutuhan gizi masyarakat long ampung bisa terpenuhi dengan baik
dari segi makanan sehat serta pemberian vitamin gratis, dan vaksin
4. Pihak Pemerintah setempat seharus nya memperbaiki askes jalan menuju
puskesmas long ampung agar masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan
kesehatan masyarakat tanpa ada kendala di perjalanan.
Daftar Pustaka
Kamsir. 2010. ManajemenPerbanka. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tim Penuyusun. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
1995. KamusBesarBahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hasibuan, Malayau. 2015. Dasar-DasarPerbanka. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ratminto. (2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
The Liang Gie. (2007). Administrasi Perkantoran Moderen, Edisi Keempat.
Yogyakarta: Liberty
Muni. 2016. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Bumi Aksara
Triwibowo, Cecep. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika. Natoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta Siswati, Sri. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang
Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mertokusumo, Sudikno. 1986. Mengenal Hukum. , Yogyakarta: Liberty
Dewi, Alexandra Indriyanti. 2008. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher
Ryadi, Slamet . 1982. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dasar Dasar dan Syarat
Perkembangannya. Surabaya: Usaha Nasional
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta :
Binarupa. Aksara.
Departmen Kesehatan. 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik Standar
Minimal Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas di Long Ampung (Dinda)
109
Dokumen-Dokumen :
Undang-undansg Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Standar Pelayanan. Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 11
Tentang Upaya Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/sk/X/2003. Tentang
Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan Di Kabupaten/Kota.Yang
Kemudian Direvisi Dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
741/MENKES/PER/VII/ 2008. Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Di Kabupaten/Kota
Penyelenggara Pelayanan Publik Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014
Tentang Puskesmas Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas,Undangundang No. 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik.