Transcript
Page 1: PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT DAN SOLID · PDF fileuntuk kawasan perkebunan lainnya dapat ... lingkungan dengan cara pemanfaatan limbah pabrik secara optimal ... Makalah Lokakarya

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

143

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT DAN SOLID UNTUK PAKAN SAPI POTONG

(Utilization of Oil Palm Waste for Beef Cattle Feed)

AZMI dan GUNAWAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

ABSTRACT

Integrity of animal husbandry development in oil palm plantation area give the very big positive impact, especially in repair of oil palm plantation management and effective to cattle management for make-up of both productivity. Integrated system of cattle and palm oil (SISKA) conducted in PT Agricinal Bengkulu, can become the alternative effort of cow-calf operation. If oil palm plantation in Indonesia instructed to become the crosscut sentra of cattle seed, hence in certain range of time this matter can lessen the state depending of cattle and flesh import. Result of former research indicate that the conducted by SISKA admit of optimal in applying of technological of cattle livestock. Mostly cow shed in nucleus of oil palm plantation PT.Agricinal with floor cement while in plasma with floor land;ground. Either in nucleus and also plasma have been done by vaccination SE and in second of the location cattle still often swell wormy. This study represent the second phase activity from repair model the development SISKA. Aim to improve the model of development SISKA in technological aspect of cattle livestock so that model the SISKA earn broader is application and developed. This study executed at people livestock in Countryside of Sumber Arum of Subdistrict of Sukaraja of Regency Seluma. Consist by two treatment, each consisted by 10 restating. Data analysis use the test t (t-test). Treatment farmer technology by feed livestock 100% grass of technological packet and field repair dance the cage, livestock health and also feed livestock using the oil palm frond 55%, field grass 30% and palm oil sludge (solid) 15% to Bali heifers of 1,5−2 year-old. Results of study indicated that the average daily gain of the technological improve 226,66 gram and not differ from the technology applied by farmer. Average daily feed intake 8,85 kg per herd with the average feed conversion ratio was 22,88

Key Words: SISKA, Bali Cattle, Oil Palm Waste, Average Daily Gain

ABSTRAK

Keterpaduan usaha peternakan di kawasan perkebunan kelapa sawit memberikan dampak positif yang sangat besar, terutama dalam perbaikan manajemen pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan pengelolaan sapi yang efektif bagi peningkatan produktivitas keduanya. Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (SISKA) yang dilakukan di PT Agricinal Bengkulu, dapat menjadi alternatif usaha cow-calf operation. Bila perkebunan-perkebunan kelapa sawit di Indonesia diarahkan menjadi sentra bibit sapi potong, maka dalam kurun waktu tertentu hal ini dapat mengurangi ketergantungan negara pada sapi dan daging import. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa SISKA yang sudah dilakukan masih dapat dioptimalkan dalam penerapan budidaya ternak sapi. Sebagian besar kandang sapi di kebun inti berlantai semen sedangkan di kebun plasna berlantai tanah. Baik di kebun inti maupun di kebun plasma telah dilakukan vaksinasi SE dan di kedua lokasi tersebut sapi masih sering kembung serta cacingan. Disimpulkan bahwa produktivitas ternak di kebun inti lebih tinggi dibandingkan dengan kebun plasma. Pengkajian ini merupakan kegiatan tahap kedua dari perbaikan model pengembangan SISKA. Bertujuan untuk memperbaiki model pengembangan SISKA dalam aspek teknologi budidaya ternak sapi sehingga model SISKA dapat lebih luas diaplikasikan dan dikembangkan. Dilaksanakan pada ternak rakyat di Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Terdiri dari dua perlakuan, masing-masing terdiri dari 10 ulangan. Analisa data menggunakan uji t (t-test). Perlakuan adalah teknologi petani dengan pakan ternak 100% rumput lapangan dan paket teknologi perbaikan lantai kandang, kesehatan ternak serta pakan ternak menggunakan pelepah sawit 55%, rumput lapangan 30% dan lumpur sawit (solid) 15% terhadap sapi bali jantan penggemukan berumur 1,5–2 tahun. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan berat badan sapi teknologi perbaikan 226,66 g/ekor/hari tidak berbeda nyata dengan teknologi petani. Konsumsi pakan 8,85 kg/ekor/hari dengan konversi pakan rata-rata 22,88. Kata Kunci: SISKA, Sapi Bali, Limbah Kelapa Sawit, Pertambahan Bobot Hidup

Page 2: PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT DAN SOLID · PDF fileuntuk kawasan perkebunan lainnya dapat ... lingkungan dengan cara pemanfaatan limbah pabrik secara optimal ... Makalah Lokakarya

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

144

PENDAHULUAN

Usaha peternakan sapi sebagaimana dikembangkan oleh PT Agricinal di Bengkulu merupakan alternatif usaha cow-calf operation dan dapat dijadikan model karena secara teknis, ekonomis, sosial dan lingkungan layak untuk dikembangkan (BADAN LITBANG dan PT AGRICINAL, 2003). Pengembangan Sistem integrasi sapi dengan kelapa sawit (SISKA) untuk kawasan perkebunan lainnya dapat dimodifikasi, disesuaikan dengan kondisi agroekologi, sosial ekonomi masyarakat serta peluang pengembangan dan pemasaran sapi. Integrasi usaha peternakan dengan tanaman perkebunan kelapa sawit memberikan dampak yang sangat besar, terutama dalam memperbaiki manajemen pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan pengelolaan sapi yang efektif bagi peningkatan produktivitas.

Telah diketahui bahwa SISKA yang dikembangkan oleh PT.Agricinal memberi manfaat dan nilai tambah bagi karyawan maupun petani plasma yang dibinanya. Melalui SISKA suplai tandan buah segar (TBS) untuk pabrik kelapa sawit dan pakan ternak sapi dapat berkelanjutan, pendapatan pemanen meningkat serta terjadi efisiensi biaya perusahaan (BPTP BENGKULU, 2003). Disisi lain dengan adanya SISKA terbuka peluang pengembangan agribisnis ternak sapi. Perkebunan kelapa sawit dapat menjadi sentra bibit sapi dan industri daging. Dalam jangka panjang hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap import daging dan sapi bakalan terutama dari negara Australia (NYAK ILHAM, 2001).

Pengembangan SISKA juga akan memberikan peluang untuk terciptanya lapangan kerja, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) serta menjaga pelestarian lingkungan dengan cara pemanfaatan limbah pabrik secara optimal (SOENTORO dan AZMI, 2003). Sejauh ini usaha integrasi penerapannya masih terbatas di perusahaan besar swasta, padahal SISKA juga memiliki prospek untuk dikembangkan pada lahan perkebunan rakyat.

Dari hasil survei yang dilakukan oleh GUNAWAN et al. tahun 2004 diperoleh kesimpulan bahwa para petani di perkebunan kelapa sawit rakyat di kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma telah menerapkan SISKA. SISKA dilaksanakan dalam berbagai tingkatan,

yaitu ada yang hanya memanfaatkan pupuk dari kotoran ternak sapi untuk tanaman sawit, namun ada yang telah menggunakan tenaga ternak untuk mengangkut tandan buah segar (TBS) dan rumput di sekitar kebun maupun daun/pelepah sawit digunakan untuk pakan ternak. Limbah pabrik seperti solid belum dimanfaatkan, padahal di kecamatan tersebut terdapat pabrik pengolah kelapa sawit, solid yang dihasilkan terbuang percuma. Pengkajian ini bertujuan untuk memperbaiki teknologi pada model pengembangan SISKA meliputi aspek pakan dan manajemen.

MATERI DAN METODE

Kegiatan dilaksanakan pada tahun 2004 di desa Sumber Arum, kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma melibatkan 5 kooperator teknologi petani dan 5 kooperator teknologi perbaikan. Masing-masing memelihara 2 ekor sapi Bali jantan penggemukan berumur 1,5–2 tahun. Terdiri dari dua, yaitu teknologi existing dan perbaikan teknologi, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komponen perbaikan teknologi budidaya sapi potong

Komponen Teknologi existing

Perbaikan teknologi

Pakan Sapi belum menggunakan pakan dari pelepah, daun dan lumpur sawit dengan baik

Pemberian pakan berupa pelepah 55%, rumput 30% dan lumpur sawit 15%

Jumlah pemberian pakan kurang dari 10% berat badan

Pemberian pakan 10% dari berat badan

Tanpa pemberian air minum

Pemberian air minum ad libitum

Tanpa mineral supplement

Penambahan supplement (mineral)

Manajemen Lantai kandang tidak beraturan dan datar

Lantai kandang beraturan dan memiliki kemiringan

Page 3: PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT DAN SOLID · PDF fileuntuk kawasan perkebunan lainnya dapat ... lingkungan dengan cara pemanfaatan limbah pabrik secara optimal ... Makalah Lokakarya

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

145

Analisis data menggunakan uji t (t-test) menurut TORRIE dan STEEL, 1984, parameter yang diukur disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbaikan teknologi budidaya sapi potong

Komponen Parameter yang diukur/ diamati

Pakan Konsumsi pakan Perubahan bobot badan Konversi pakan

Kesehatan ternak

Tingkat serangan penyakit: kembung, cacingan dan diarhe

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ternak sapi yang dipergunakan pada kegiatan ini merupakan ternak yang baru didatangkan dari daerah Lampung. Bahan baku pakan daerah asal ternak berupa rumput lapangan. Ternak sapi mengalami kesulitan untuk dapat mengkonsumsi pakan pengkajian berbasis produk samping tanaman dan pabrik kelapa sawit. Imbuhan garam dapur pada pelepah sawit menyebabkan konsumsi bahan kering meningkat secara bertahap. Sebagai konsekuensinya fase adaptasi yang diperlukan oleh ternak sapi cukup lama.

Pakan teknologi petani selalu habis dikonsumsi setiap hari, dikarenakan seluruh bahan terdiri dari rumput lapangan yang telah biasa dikonsumsi oleh ternak sapi. Jumlah konsumsi pakan selama 8 minggu pengkajian 728 kg dengan tingkat konsumsi rata-rata 91 kg setiap minggu. Sedangkan pakan perlakuan 311,13 kg dengan tingkat konsumsi rata-rata 50,42% (6,55 kg) dari total pakan yang diberikan pada bulan pertama. Pada minggu ke lima hingga akhir pengkajian (minggu ke-8), ternak sapi sudah mampu menghabiskan pakan

yang diberikan yaitu 13 kg. Jumlah konsumsi pakan teknologi petani dan teknologi perbaikan setiap minggu selama pengkajian (8 minggu) disajikan pada Tabel 3.

Selama kegiatan berlangsung seluruh ternak sapi tidak mengalami gangguan pencernaan yang diakibatkan pemberian pakan perlakuan seperti misanya diare. Begitu juga gangguan penyakit lain yang diakibatkan oleh ekto maupun endo parasit seperti cacingan maupun kembung.

Rata-rata pertambahan bobot hidup sapi perlakuan perbaikan 226,66 g/ekor/hari lebih tinggi dari perlakuan petani sebesar 215 g/ekor/hari. Keragaan bobot awal, bobot akhir dan pertambahan bobot hidup sapi perlakuan petani serta perlakuan perbaikan setelah pengkajian selama 2 bulan (8 minggu) disajikan pada Tabel 4.

Dari perhitungan jumlah konsumsi pakan dan tingkat pertumbuhan, dapat diketahui bahwa tingkat konversi pakan rata-rata teknologi petani 56,43 sedangkan teknologi perbaikan 22,88. Berarti dengan teknologi petani untuk memperoleh peningkatan bobot hidup sapi sebesar 1 kg dibutuhkan pakan sebanyak 56,43 kg, sedangkan dengan teknologi perbaikan hanya 22,88 kg.

Tabel 4. Rerata bobot awal, bobot akhir dan PBH sapi, teknologi petani dan teknologi perbaikan di desa Sumber Arum, Kec. Sukaraja, Kabupaten Seluma selama 8 minggu

Rerata Teknologi petani

Teknologi Perbaikan

Bobot awal (kg) 125,4 126,8 Bobot akhir (kg) 138,3 140,4

PBB: g/ekor/hari 215 226,66

Tidak ada perbedaan

Tabel 3. Rerata jumlah konsumsi pakan sapi teknologi petani dan perbaikan setiap minggu selama pengkajian

Minggu Pakan 1 2 3 4 5 6 7 8

Total

Teknologi petani

91 kg 91 kg 91 kg 91 kg 91 kg 91 kg 91 kg 91 kg 728 kg

Teknologi perbaikan

4,33 kg 4,33 kg 7,58 kg 9,97 kg 79,08 kg 91 kg 91 kg 91 kg 311,13 kg

Page 4: PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT DAN SOLID · PDF fileuntuk kawasan perkebunan lainnya dapat ... lingkungan dengan cara pemanfaatan limbah pabrik secara optimal ... Makalah Lokakarya

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

146

Rendahnya konsumsi pakan dan pertambahan bobot hidup sapi kemungkinan disebabkan oleh karena ternak sapi baru 4 minggu mengadaptasi pakan perlakuan. Setelah mengadaptasi pakan perlakuan, jika dihitung antara penimbangan pertama dan kedua, pada Tabel 5 tersaji bahwa pertambahan bobot hidup sapi perlakuan sebesar 353,33 gram lebih tinggi dari pertambahan berat badan sapi perlakuan petani yaitu 233,33 g/ekor/hari.

Tabel 5. Rerata pertambahan bobot hidup sapi selama 4 minggu ke dua pada masing-masing perlakuan

Rerata Teknologi petani

Teknologi perbaikan

Bobot awal (kg) 131,3 129,8 Bobot akhir (kg) 138,3 140,4 PBB: g/ekor/hari 233,33a 353,33b

Berbeda nyata (P<0,05)

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengkajian dengan jangka waktu hanya 8 minggu belum menggambarkan secara sempurna respon pakan perbaikan terhadap sapi Bali yang dipelihara rakyat. Komposisi pakan pelepah sawit 55%, rumput lapangan 30% dan lumpur sawit/solid 15%, merupakan pakan alternatif cukup baik untuk sapi potong penggemukan. Pertambahan bobot hidup harian rata-rata (average daily gain/ADG) 226,66 gram per ekor dan jumlah konsumsi pakan sebesar 8,85 kg per ekor. Tingkat konversi pakan yang merupakan perbandingan jumlah

konsumsi pakan dan pertambahan bobot hidup sapi selama pengkajian 8 minggu sebesar 22,88.

DAFTAR PUSTAKA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU. 2003. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Sapi melalui Sistem Integrasi dengan Perkebuan Kelapa Sawit. Laporan Akhir Proyek PAATP (unpublish).

BADAN LITBANG PERTANIAN dan PT AGRICINAL. 2003. Pengkajian Pengembangan Usaha Sistem Integrasi Kelapa Sawit–Sapi. Makalah Lokakarya Nasional Sistem Integrasi Kelapa Sawit–Sapi. Bengkulu September 2003.

GUNAWAN, HERMAWAN BANDI, SUMARDI dan PUDIPRAPTANTI ENDANG 2004. Buku SISKA di Perkebunan Rakyat Bengkulu. Penerbit Badan Litbang Propinsi bengkulu 2004.

NYAK ILHAM. 2001. Analisis Penawaran dan Permintaan daging Sapi di Indonesia. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 17–18 September 2001. Puslitbang Peternakan, Bogor 2001. hlm. 385–403.

SOENTORO dan AZMI. 2003. Pengkajian Model Pengembangan Agribisnis Sapi melalui Sistem Integrasi dengan Perkebunan Kelapa Sawit. Laporan Kegiatan (unpublish).

STEEL, R.G.D. and G.H. TORRIE. 1984. Principle and Procedures of Statistic. A Biometrical Approach, 5th Ed. Mc Graw–Hill Book Co.

ZAINUDIN, A.T. and M.W. ZAHARI. 1992. Research on Nutrition and Feed Resources to Enhance Livestock Production in Malaysia. Proc. Utilization of Feed Resources in Relation Nutrition and Physiology of Ruminants in the Tropics. Trop. Agric. Res. Series.

DISKUSI

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan limbah kelapa sawit pada kegiatan saudara?

2. Berapa pertambahan bobot hidup harian dari teknologi petani?

Jawaban:

1. Yang dimaksud dengan limbah kelapa sawit adalah pelepah dan solid.

2. Teknologi petani memberikan pertambahan bobot hidup harian 215 g sedangkan teknologi perbaikan mendapatkan 226,7 g/ekor/hari.


Recommended