Tabel 2.4 Klasifikasi Embry & Klovan (Reijers & Hsü, 1986)
Kelebihan yang lain dari klasifikasi Dunham (1962) adalah dapat
dipakai untuk menentukan tingkat diagenesis karena apabila sparit
dideskripsi maka hal ini bertujuan untuk menentukan tingkat diagenesis.
Tabel 2.5 Klasifikasi Dunham (1962)
a. Klasifikasi Folk (1959)
Dasar klasifikasi Folk (1959) yang dipakai dalam membuat
klasifikasi ini adalah bahwa proses pengendapan pada batuan karbonat
sebanding dengan batupasir, begitu juga dengan komponen-komponen
penyusun batuannya, yaitu :
a. Allochem
Analog dengan pasir atau gravel pada batupasir. Ada empat macam
allochem yang umum dijumpai yaitu intraklas, oolit, fosil dan pellet
b. Microcrystalline calcite ooze
Analog dengan matrik pada batupasir. Disebut juga micrite (mikrit)
yang tersusun oleh butiran berukuran 1- 4 μm.
c. Sparry calcite (sparit)
Analog sebagai semen. Pada umumnya dibedakan dengan mikrit karena
kenampakannya yang sangat jernih. Merupakan pengisi rongga antar
pori.
Tabel 2.5 Klasifikasi Folk (1959)
Tabel 2.6 Klasifikasi Folk (1959)
Keterangan :
Intaclast : suatu endapan yang berupa gel lumpur karbonat,
belum memadat, semi plastis, lalu ada erosi dan membentuk tubuh
yang membeku (discret body).
Pellet : suatu butiran yang strukurnya microcrystalinne
(warnanya gelap), kalo mengandung kotoran binatang maka
disebut “facal pellet”, sedangkan jika mempunyai ukuran yang
agak besar disebut “lump”.
Oolite : suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur
karbonat, dimana intinya berfosil dan apabila disayat maka
mempunyai bentuk konsentris
Fossil : termasuk kedalam alochemical, karena mengalami
transportasi karena suatu erosi ia akan terlepas dari induknya lalu
mengendap di tempat tersebut, misalnya Globigerina yang hidup
secara plangton.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Batuan Peraga Nomor 170
Batuan dengan nomor peraga 170 adalah batuan yang termasuk ke dalam
batuan sedimen karbonat, berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara
megaskopis batuan ini berwarna abu-abu, tekstur yang dimiliki batuan ini
klastika, ukuran butir yang dimiliki oleh batuan ini adalah ukuran pasir yang
lebih dari 2mm.
Batuan tersebut memiliki Allochem yang berupa non skeletal grain yatu
pelloid dengan ikuran juga lebih dari 2 mm. Pelloid terbentuk karena adanya alga
yang mati sehingga terendap dan terakumulasi didaerah laut dangkal
(karbonatan). Diketahui keterdapatan pelloid dari bentuk grain yang memiliki
cirri khusus, yaitu seperti cangkang namun terdapat lingkaran-lingkaran yang
mengelilingi inti grain tersebut. Sehingga mudah diketahui bahwa itu adalah
pelloid.
Mengenai orthochem batuan tersebut terdapat orthochem dengan tipe
mikrit sebanyak 30%. Micrit tersebut berwarna gelap dan belum mengalami
kristalisasi karena pelarutan unsure karbonat menjadi Kristal kalsit karena
terendapkan dengan selang waktu yang sebentar.
Petrogenesa batuan ini berasal dari beberapa alga yang mati dan
mengakumulasi pada dasar laut dangkal dan membentuk pelloid, saat sedah
terbentuk pelloid terdapat butiran butiran lain yang terendapakan disamping
pelloid sehingga lama kelamaan akan menempel terbentuk semen dan
terbentuklah batuan tersebut didaerah backreef dengan waktu yang lama namun
energy pengendapan kecil..
Menurut klasifikasi dari Embry & Klovan tahun 1904 batuan tersebut
bernama Floatstone, berdasarkan komponen penyusunnya yaitu Pelmicrite
(Folk, 1959) dan berdasarkan sortasinya batuan tersebut bernama Wackstone
(Dunham, 1962)
2.2 Batuan Peraga Nomor 144
Batuan dengan nomor peraga 144 adalah batuan yang termasuk ke dalam
batuan sedimen karbonat, berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara
megaskopis batuan ini berwarna abuabu kecoklatan, tekstur yang dimiliki batuan
ini klastika, ukuran butir yang dimiliki oleh batuan ini adalah ukuran pasir.
Komposisi yang dimiliki oleh batuan ini adalah allochem yaitu cangkang
bivalve, dan non skeletal grain yang berupa pasir yang pada batuan peraga ini
ditunjukkan dengan yang berwarna coklat dan butir-butir berukuran kasar,
selanjutnya komposisi batuan ini berupa orthochem yang penggolongannya pada
batuan ini yaitu, micrite, micrite adalah massa dasar batuan ini atau tempat
melekatnya material allochem ini.
Dilihat dari komposisi penyusun batuan ini, seperti allochem yang berupa
skeletal grain (cangkang bivalve), namun telah mengalami penghancuran maka
dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk awalnya didaerah Forereef karena
allochemnya juga berupa pasir karbonatan, batuan ini juga terdiri dari mikrit,
maka dapat diketahui, diendapkan didaerah dengan energi yang sedang dan
energi pengendapan yang sedang, lalu batuan ini mengalami perubahan energi
dari tinggi kerendah batuan ini kemudian terendapkan didaerah forereef.
Jika melihat dari sisi terbentuknya batuan, batuan tersebut berasal dari
cangkang organism yang telah mati lalu mengendap dipermukaan. Namun
karena adanya gaya yang besar sehingga cangkang cangkang tersebut terbawa
arus dan saling bertumbukan sehingga membuat cangkang tersebut banyak yang
pecah menjadi fragmen. Ditambah endapan endapan butiran cangkang yang
sudah berukuran pasir membuat batuan ini sebagai karbonat dengan jumlah
karbonat dalam tubuh batuan lebihdari 50%.
Penamaan batuan ini berdasarkan tiga klasifikasi yang berbeda adalah
berdasarkan Embry & Klovan tahun 1904 bernama Floatstone, berdasarkan
komponen penyusunnya yang dominan yaitu micrite dan fosil bernama Biomikrit
(menurut Folk, 1959), berdasarkan sortasinya yang buruk bernama Wackstone
(menurut Dunham, 1962).
2.3 Batuan Peraga Nomor 164
Batuan dengan nomor peraga 164 adalah batuan yang termasuk ke dalam
batuan sedimen karbonat, berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara
megaskopis batuan ini berwarna coklat, tekstur yang dimiliki batuan ini klastika,
ukuran butir yang dimiliki oleh batuan ini adalah ukuran pasir.
Komposisi yang dimiliki oleh batuan ini adalah allochem yaitu cangkang
bivalve, dan non skeletal grain yang berupa pasir yang pada batuan peraga ini
ditunjukkan dengan yang berwarna coklat dan butir-butir berukuran kasar,
selanjutnya komposisi batuan ini berupa orthochem yang penggolongannya pada
batuan ini yaitu, micrite, micrite adalah massa dasar batuan ini atau tempat
melekatnya material allochem ini.
Dilihat dari komposisi penyusun batuan ini, seperti allochem yang berupa
skeletal grain (cangkang bivalve), namun telah mengalami penghancuran maka
dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk awalnya didaerah Forereef karena
allochemnya juga berupa pasir karbonatan, batuan ini juga terdiri dari mikrit,
maka dapat diketahui, diendapkan didaerah dengan energi yang sedang dan
energi pengendapan yang sedang, lalu batuan ini mengalami perubahan energi
dari tinggi kerendah batuan ini kemudian terendapkan didaerah forereef.
Penamaan batuan ini berdasarkan tiga klasifikasi yang berbeda adalah
berdasarkan Embry & Klovan tahun 1904 bernama Floatstone, berdasarkan
komponen penyusunnya yang dominan yaitu micrite dan fosil bernama Biomikrit
(menurut Folk, 1959), berdasarkan sortasinya yang buruk bernama Wackstone
(menurut Dunham, 1962).
2.4 Batuan Peraga Nomor 110
Batuan dengan nomor peraga 110 adalah batuan yang termasuk ke dalam
batuan sedimen karbonat, berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara
megaskopis batuan ini berwarna abu-abu cerah, tekstur yang dimiliki batuan ini
klastika, ukuran butir yang dimiliki oleh batuan ini adalah lebih dari ukuran pasir
(> 2mm).
Komposisi yang dimiliki oleh batuan ini adalah allochem yaitu cangkang
bivalve, dan non skeletal grain yang berupa pasir silikaan yang pada batuan
peraga ini ditunjukkan dengan yang berwarna putih dan butir-butir berukuran
kasar, selanjutnya komposisi batuan ini berupa orthochem yang
penggolongannya pada batuan ini yaitu, micrite, micrite adalah massa dasar
batuan ini atau tempat melekatnya material allochem ini.
Dilihat dari komposisi penyusun batuan ini, seperti allochem yang berupa
skeletal grain (cangkang bivalve), namun sedikit mengalami penghancuran maka
dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk awalnya didaerah Backreef karena
allochemnya juga berupa pasir karbonatan, batuan ini juga terdiri dari mikrit,
maka dapat diketahui, diendapkan didaerah dengan energi yang kecil dan energi
pengendapan yang kecil, lalu batuan ini mengalami perubahan energi dari tinggi
kerendah batuan ini kemudian terendapkan didaerah backreef.
Penamaan batuan ini berdasarkan tiga klasifikasi yang berbeda adalah
berdasarkan Embry & Klovan tahun 1904 bernama Bindstone, berdasarkan
komponen penyusunnya yang dominan yaitu micrite dan fosil bernama Biomikrit
(menurut Folk, 1959), berdasarkan sortasinya yang buruk bernama Packstone
(menurut Dunham, 1962).
2.5 Batuan Peraga Nomor 199
Batuan dengan nomor peraga 199 adalah batuan yang termasuk ke dalam
batuan sedimen karbonat, berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara
megaskopis batuan ini berwarna coklat, tekstur yang dimiliki batuan ini klastika,
ukuran butir yang dimiliki oleh batuan ini adalah ukuran pasir yang lebih dari
2mm.
Batuan tersebut memiliki Allochem yang berupa non skeletal grain yatu
pelloid dengan ikuran juga lebih dari 2 mm sebanyak 40%. Pelloid terbentuk
karena adanya alga yang mati sehingga terendap dan terakumulasi didaerah laut
dangkal (karbonatan). Diketahui keterdapatan pelloid dari bentuk grain yang
memiliki cirri khusus, yaitu seperti cangkang namun terdapat lingkaran-lingkaran
yang mengelilingi inti grain tersebut. Sehingga mudah diketahui bahwa itu
adalah pelloid.
Mengenai orthochem batuan tersebut terdapat orthochem dengan tipe
sparit sebanyak 60%. Sparit tersebut berwarna cerah dan sudah mengalami
kristalisasi karena pelarutan unsur karbonat menjadi Kristal kalsit karena
terendapkan dengan selang waktu yang lama dengan lingkungan memungkinkan
pelarutan CaCO3.
Petrogenesa batuan ini berasal dari beberapa alga yang mati dan
mengakumulasi pada dasar laut dangkal dan membentuk pelloid, saat sedah
terbentuk pelloid terdapat butiran butiran lain yang terendapakan disamping
pelloid sehingga lama kelamaan akan menempel terbentuk semen dan
terbentuklah batuan tersebut didaerah backreef dengan waktu yang lama namun
energy pengendapan kecil..
Menurut klasifikasi dari Embry & Klovan tahun 1904 batuan tersebut
bernama Floatstone, berdasarkan komponen penyusunnya yaitu Pelsparite
(Folk, 1959) dan berdasarkan sortasinya batuan tersebut bernama Packstone
(Dunham, 1962)
2.6 Batuan Peraga Nomor 155
Batuan dengan nomor peraga 155 adalah batuan yang termasuk ke dalam
batuan sedimen karbonat, berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara
megaskopis batuan ini berwarna coklat, tekstur yang dimiliki batuan ini klastika,
ukuran butir yang dimiliki oleh batuan ini adalah lebih dari ukuran pasir (>
2mm).
Komposisi yang dimiliki oleh batuan ini adalah allochem yaitu cangkang
bivalve, dan non skeletal grain yang berupa pasir silikaan yang pada batuan
peraga ini ditunjukkan dengan yang berwarna putih dan butir-butir berukuran
kasar, selanjutnya komposisi batuan ini berupa orthochem yang
penggolongannya pada batuan ini yaitu, micrite, micrite adalah massa dasar
batuan ini atau tempat melekatnya material allochem ini.
Dilihat dari komposisi penyusun batuan ini, seperti allochem yang berupa
skeletal grain (cangkang bivalve), namun sedikit mengalami penghancuran maka
dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk awalnya didaerah forereef karena
allochemnya juga berupa pasir karbonatan, batuan ini juga terdiri dari mikrit
(30%), maka dapat diketahui, diendapkan didaerah dengan energi yang kecil dan
energi pengendapan yang kecil, lalu batuan ini mengalami perubahan energi dari
tinggi kerendah batuan ini kemudian terendapkan didaerah forereef.
Jika melihat dari sisi terbentuknya batuan, batuan tersebut berasal dari
cangkang organisme yang telah mati lalu mengendap dipermukaan. Namun
karena adanya gaya yang besar sehingga cangkang cangkang tersebut terbawa
arus dan saling bertumbukan sehingga membuat cangkang tersebut banyak yang
pecah menjadi fragmen. Ditambah endapan endapan butiran cangkang yang
sudah berukuran pasir membuat batuan ini sebagai karbonat dengan jumlah
karbonat dalam tubuh batuan lebihdari 50%.
Penamaan batuan ini berdasarkan tiga klasifikasi yang berbeda adalah
berdasarkan Embry & Klovan tahun 1904 bernama Rudstone, berdasarkan
komponen penyusunnya yang dominan yaitu micrite dan fosil bernama
Biomikrit (menurut Folk, 1959), berdasarkan sortasinya yang buruk bernama
Packstone (menurut Dunham, 1962).
2.7 Batuan Peraga Nomor 141
Batuan dengan nomor peraga 141 adalah batuan yang termasuk ke dalam
batuan sedimen karbonat, berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara
megaskopis batuan ini berwarna coklat, tekstur yang dimiliki batuan ini klastika,
ukuran butir yang dimiliki oleh batuan ini adalah lebih dari ukuran pasir (>
2mm).
Komposisi yang dimiliki oleh batuan ini adalah allochem yaitu cangkang
bivalve (60%), dan non skeletal grain yang berupa pasir silikaan yang pada
batuan peraga ini ditunjukkan dengan yang berwarna putih dan butir-butir
berukuran kasar, selanjutnya komposisi batuan ini berupa orthochem yang
penggolongannya pada batuan ini yaitu, micrite, micrite adalah massa dasar
batuan ini atau tempat melekatnya material allochem ini.
Dilihat dari komposisi penyusun batuan ini, seperti allochem yang berupa
skeletal grain (cangkang bivalve), namun sedikit mengalami penghancuran maka
dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk awalnya didaerah forereef karena
allochemnya juga berupa pasir karbonatan, batuan ini juga terdiri dari mikrit
(30%), maka dapat diketahui, diendapkan didaerah dengan energi yang kecil dan
energi pengendapan yang kecil, lalu batuan ini mengalami perubahan energi dari
tinggi kerendah batuan ini kemudian terendapkan didaerah forereef.
Jika melihat dari sisi terbentuknya batuan, batuan tersebut berasal dari
cangkang organisme yang telah mati lalu mengendap dipermukaan. Namun
karena adanya gaya yang besar sehingga cangkang cangkang tersebut terbawa
arus dan saling bertumbukan sehingga membuat cangkang tersebut banyak yang
pecah menjadi fragmen. Ditambah endapan endapan butiran cangkang yang
sudah berukuran pasir membuat batuan ini sebagai karbonat dengan jumlah
karbonat dalam tubuh batuan lebihdari 50%.
Penamaan batuan ini berdasarkan tiga klasifikasi yang berbeda adalah
berdasarkan Embry & Klovan tahun 1904 bernama Rudstone, berdasarkan
komponen penyusunnya yang dominan yaitu micrite dan fosil bernama
Biomikrit (menurut Folk, 1959), berdasarkan sortasinya yang buruk bernama
Packstone (menurut Dunham, 1962).
2.8 Batuan Peraga Nomor BR-01
Batuan peraga nomor BR-01 memiliki karakteristik yaitu berwarna putih
berstruktur kristalin. Struktur kristalin yang dimaksud yaitu memiliki Kristal dari
proses petrogenesanya. Kemungkinan allochem nya adalah ootid namun telah
mengalami proses diagenesis atau pelarutan Kristal. Dilihat dari orthochemnya
yaitu memiliki sparit 100% diketahui dari ootid atai matriks yang sudah
mengalami pelarutan sehingga memiliki struktur kristalin.
Petrogenesa dari batuan tersebut adalah sparit yang tersusun oleh Kristal
Kristal kalsit karena proses pelarutan karbotan yang terjadi dan berlangsung
lama. Terbentuknya kalsit merupakan proses diagenesis yang akhirnya
mengkristal.
Batuan tersebut hanya bisa di klasifikasikan dari Dunham tahun 1962
yaitu bernama Crystalin.