PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI STRUKTUR TANAH
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO SALATIGA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DESITA EKA KURNIASARI
(115-14-076)
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI STRUKTUR TANAH
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO SALATIGA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DESITA EKA KURNIASARI
(115-14-076)
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil,
kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan
baik”
(Evelyn Underhill)
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT, beserta sholawat
dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rosulullah SAW, ku
persembahkan skripsi untuk:
1. Orang tuaku tersayang Bapak Ngatijo dan Ibu Surtiwanti yang telah
membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan tanpa
letih maupun pamrih baik secara lahir maupun batin dengan iringan doa restu
demi kesuksesan putrinya. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang telah
diberikan selama ini, juga setiap dukungan moral maupun spiritual yang telah
diberikan, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia dan
akhirat.
2. Adikku yang aku sayangi dan aku banggakan Galih Wahyu Kurniawan. Aku
berdoa semoga cita-citamu tercapai dan menjadi anak yang sholeh.
3. Kelurga besarku terimakasih atas doa dan motivasi yang telah diberikan.
4. Ibu Dr.Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku pembimbing yanag selalu sabar
membimbing terselesaikannya skripsi ini.
5. Teruntuk seseorang yang spesial dan nantinya akan menjadi pendamping
hidupku kelak.
6. Sahabatku Painem Squad dan Pejuang S.Pd (Fita Taranisa,Yulia Dwi
Rahmawati, Indah Setiyowati, Novie Purnia Putri, Nurul Fatimah, Mariza
Kurnia Ulfa, dan Hana Layinatussyifa ) yang selalu memberikan semangat.
7. Teman-teman seperjuangan PGMI angakatan 2014 yang selalu memberikan
semangat dan motivasi.
8. Teman-teman PPL di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo (Tri Novitasari,
Arina Maftuhah, Ana Nurohmah, Nur Fatmawati,Umi Maftukah, Indri Astuti
R, Devi Rizkiana)
9. Teman-teman KKN di posko 27 dusun Marangan, Podosoko, Candimulyo.
10. Para pembaca yang budiman
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa‟atnya di yaumil qiyaamah Amiin Allahumma nanti Amiin.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), maka penulis membuat karya ilmiah dalam bentuk
skripsi dengan judul “Penerapan metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Tanah pada Siswa Kelas V MI
Ma’arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018”. Terselesainya skripsi ini tidak semata-mata hasil dari jerih payah
penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik
moril maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd Selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN)
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si.Selaku Ketua Jurusan PGMI
viii
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si ,selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya
dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi
yang telah membantu proses penyusunan skripsi.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah
memberikan bantuan dan dorongan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do‟a kepada Allah
SWT, semoga amal sholeh Bapak, Ibu, teman-teman dan semua pihak yang
membantu dalam penyusunan skripsi ini diterima disisi Allah SWT dan
mendapatkan balasan yang mulia disisi-Nya Amin.
Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala
respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya hanya kepada
Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam Skripsi
ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada
umumnya. Amin ya robbal „Alamin.
Salatiga,7 Mei 2018
Penulis
ix
ABSTRAK
Eka Kurniasari, Desita . 2018.Penerapan Metode Mind Maping untuk
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Tanah
pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,
Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa MI
Ma‟arif Tarbiyaul Islamiyah Noborejo pada pembelajaran IPA. Salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi metode yang
digunakan saat pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam dalam
penelitian ini adalah: apakah penerapan metode mind mapping dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi Struktur Taanah pada siswa
kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018?
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak
dua siklus yang masing-masing terdiri empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan metode mind
mapping. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 24 anak. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I yang mencapai KKM
sebanyak 14 anak dari 24 anak atau 58,3% % dari 100%, dengan nilai rata-rata
69,79. Selanjutnya pada siklus II yang mencapai KKM sebanyak 21 anak dari 24
anak atau 87,5% dari 100%, dengan nilai rata-rata 83,33. Peningkatan minat juga
terlihat dari keaktifan siswa dalam pembelajaran yang tampak pada aspek
semangat belajar, kreativitas dan kerjasama kelompok. Melalui kerjasama
kelompok siswa dapat belajar lebih mendalam dan juga dapat meningkatkan rasa
saling menghargai dan saling toleransi,tenggang rasa dan
bekerjasama.Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan
metode mind mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi
Struktur Tanah pada kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
tahun pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Minat dan Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Mind Mapping
x
ABSTRAK
Eka Kurniasari, Desita . 2018. The application of Mind Mapping method to
increase interest and learning outcomes of IPA on the material of soil
structure of fifth grade students in MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Salatiga in the academic year 2017/2018. Graduating paper.
Teacher Training and Education Faculty State Institute for Islamic
Studies (IAIN Salatiga). Counselor: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si
The research was motivation by the low students achievement in learning
natura sciences. One of the causes of low students learning outcomes is the lack of
variation in the method used when learning. The formulation of the problem
examined in this study was whether the application of mind mappin method can
increase the interest and learning outcomes of the material of soil structure on
fifth grade students in MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga in the
year 2017/2018?
This study uses classroom action research in two cycles, each of which
consists of four stage, namely planning, implementing, observing, and reflecting
using the mind mapping method. The subject of this study was fifth grade students
in MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga with a total of 24 students.
Data collection techniques using observation, test, documentation.
The result of classroom action research in cycle I reached KKM as many
as 14 students from 24 students or 58,3% from 100% with an average score of
69,79. Furthermore, in cycles II, the KKM reached 21 students from 24 students
or 87,5% from 100% with an average score of 83,33. Increased interest can also
be seen from the students activeness in learnig that looks at aspects of learning
spirit, creativity, and group collaboration. The conclusion of this study is that
learning by applying the mind mappin method can increase the interest and
learning outcomes of the material of soil structure in fifth grade students in MI
Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga in the academic year 2017/2018.
Key words : Interest, Learning outcomes, and mind mapping learning method.
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i
PERSETUJUAN ................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………...7
D. Hipotesis Penelitian……………………………………………………...8
E. Indikator Keberhasil……………………………………………………..9
F. Manfaat Penelitian……………………………………………………….9
G. Definisi Operasional…………………………………………………... 11
xii
H. Metodologi Penelitian…………………………………………………12
I. Sistematika Penelitian…………………………………………………26
BAB II LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI……………………………………………………….28
1. Kajian Teori………………………………………………………..28
a. Mind Mapping………………………………………………….28
1) Pengertian Mind Mapping…………………………………28
2) Langkah-langkah Mind Mapping………………………….30
3) Kelebihan dan Keurangan Mind Mapping………………..33
b. Minat…………………………………………………………...33
1) Pengertian Minat…………………………………………..34
2) Ciri-ciri Minat……………………………………………..34
3) Jenis-jenis Minat…………………………………………..36
c. Hasil Belajar……………………………………………………37
1) Pengertian Belajar…………………………………………40
2) Pengertian Hasil Belajar…………………………………..41
3) Macam-macam Hasil Belajar……………………………..43
4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar………...47
2. IPA………………………………………………………………....48
a. Pengertian IPA…………………………………………………48
3. Kajian Materi Struktur Tanah dalam Penelitian…………………….50
a. Proses Terbentuknya Tanah……………………………………50
b. Jenis-jenis Batuan……………………………………………...54
c. Pelapukan Batuan menjadi Tanah……………………………..55
d. Bagian-bagian Tanah………………………………………….59
xiii
e. Jenis-jenis Tanah…………………………………………….59
B. KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………63
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………73
1. Deskripsi Kegiatan Siklus I……………………………………...73
2. Deskripsi Kegiatan Siklus II…………………………………….77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus……………………………………………82
1. Siklus I………………………………………………………….83
2. Siklus II………………………………………………………...88
B. Pembahasan…………………………………………………………92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….98
B. Saran-saran………………………………………………………….99
Daftar Pustaka………………………………………………………………101
Lampiran-lampiran…………………………………………………………102
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Pedoman Observasi Siswa ....................................................18
Tabel 1.2:Pedoman Observasi Guru .......................................................19
Tabel 3.1: Data guru di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ..................67
Tabel 3.2: Data Siswa di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo .................68
Tabel 3.3: Daftar sarana dan Prasarana ...................................................69
Tabel 3.4: Daftar fasilitas pendukung .....................................................71
Tabel 4.1: Hasil Belajar Siklus 1.............................................................83
Tabel 4.2: Data Perolehan nilai KKM siklus 1 ......................................85
Tabel 4.3: Hasil Belajar Siklus II ............................................................88
Tabel 4.4: Data Perolehan nilai KKM siklus II.......................................90
Tabel 4.5: Data rata-rata nilai siklus .......................................................92
Tabel 4.6: Data Ketuntasan siswa antar siklus .......................................93
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK .........................15
Gambar 4: Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I .......................................66
Gambar 5: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I ...............67
Gambar 6: Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ......................................72
Gambar 7: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II .............73
Gambar 8: Diagram Data Nilai Rata-Rata Antar Siklus .........................74
Gambar 9: Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ....................75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I…………99
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II………..110
Lampiran 3: Lembar Observasi Siswa Siklus I……………………………120
Lampiran 4: Lembar Observasi Siswa Siklus II…………………………..122
Lampiran 5: Lembar Observasi Guru Siklus I…………………………….124
Lampiran 6: Lembar Observasi Guru Siklus II……………………………126
Lampiran 7: Materi Pembelajaran…………………………………………135
Lampiran 8: Soal Tes Siklus I……………………………………………..137
Lampiran 9: Soal Tes Siklus II…………………………………………….139
Lampiran 10: Hasil Nilai Siklus I………………………………………….141
Lampiran 11: Hasil Nilai Siklus II…………………………………………143
Lampiran 12: Hasil Diskusi Siswa Siklus 1………………………………..144
Lampiran 13: Hasil Diskusi Siswa Siklus II……………………………….145
Lampiran 14: Kisi-kisi dan Angket Penelitian……………………………..147
Lampiran 15: Dokumentasi Foto Penelitian………………………………..148
Lampiran 16: Daftar Riwayat Hidup……………………………………….153
Lampiran 17: Surat Keterangan Penelitian………………………………....154
Lampiran 19: Daftar Nilai SKK…………………………………………….155
Lampiran 20: Lembar Konsultasi…………………………………………...156
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat perlu dikembangkan dari berbagai ilmu
pengetahuan karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan mutu pembangunan manusia di Indonesia agar
tercipta pendidikan yang berkualitas sehingga dapat mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia. Melalui penyelenggaraan pendidikan
diharapkan dapat mencetak manusia-manusia yang berkualitas yang akan
mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional. Hal ini sesuai
dengan ayat dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
وإذا قيل انشزوا فانشزوا ي رفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا ال علم درجات والله با
-ت عملون خبري -١١
Dan apabila dikatakan, ”Berdirilah kamu,” maka berdirilah,
niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S.al-Mujadilah:11).
2
Sesuai dengan Undang-Undang no 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan pendidikan adalah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, kenyataannya
pendidikan yang diselenggarakan belum mencapai tujuan seperti halnya
dalam undang-undang.
Berkaitan dengan masalah diatas, pembelajaran IPA memiliki
peranan yang cukup besar dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Muslichach Asy‟ari (2006: 7) menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan
manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol, selain
sebagai produk yaitu pengetahuan manusia sains atau IPA juga sebagai
proses yaitu bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut. Ahmad
Susanto (2013: 167 ) mengatakan IPA adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunkan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. Dan menurut Hendro Darmojo IPA
adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan gejala seisinya (Samatowa 2010:2).
3
Namun dalam kenyataannya pembelajaran IPA yang berlangsung
di sekolah umumnya masih bersifat tekstual atau hafalan. Banyak guru
yang dalam pembelajarannya masih kurang variatif dalam menyampaikan
materi. Pada umumnya, metode yang digunakan guru dalam mengajar
adalah metode ceramah. Hal ini mengakibatkan siswa kurang bersemangat
dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa mudah merasa bosan. Sardiman
(2007: 77) mengatakan minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri.Sedangkan
menurut Dalyono (2009 : 235) mengemukakan cara mengetahui ada
tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak
mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan atau tidak
dalam mengikuti pelajaran tersebut.
Menurut Melvin L. Silberman (2005: 177) menyatakan bahwa
mind mapping adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual
untuk menghasikan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan
penelitian baru. Sedangkan Tony Buzan (2009 : 4) menyatakan bahwa
Mind Mapping adalah suatu cara mencatat kreatif, efektif dan secara
harifah akan memetakan pikiran-pikiran. Catatan dibuat dengan gagasan
yang saling berkaitan, dengan topik utama yang dihubungkan dengan
subtopik dan cabang-cabang sebagai perincinya.
Melalui metode mind mapping siswa menguraikan suatu topik
menjadi sub-sub topik yang lebih terperinci dalam bentuk pemetaan
4
sederhana. Dengan menggunakan metode mind mapping siswa dapat lebih
tertarik dalam mengikuti pelajaran dikelas karena guru menggunakan
metode yang tidak biasa jadi siswa menjadi lebih bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Metode mind mapping ini sangat
menarik karena melibatkan gambar, warna dan simbol-simbol.
Penggunaan gambar dan warna dalam mencatat menjadikan siswa lebih
memusatkan perhatian terhadap apa yang disampaikan guru sehingga
siswa tidak mudah merasa bosan dan siswa lebih mudah berkonsentrsi
dalam mencatat pelajaran. Menurut Caroline Edward (2009: 64) Mind
mapping adalah cara paling efekstif dan efisien untuk memasukkan,
menyimpan dan mengeluarkan data dari otak ke otak. Sistem ini bekerja
sesuai cara kerja alami otak kita, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh
potensi dan kapasitas otak manusia. Pemetaan pemikiran (mind mapping)
merupakan suatu metode yang mengupayakan seorang peserta didik agar
dapat menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Sehingga dengan metode mind mapping ini siswa dapat memecahkan
masalah dengan menggunakan daya pikir dan kreativitasnya. Dengan
begitu tujuan pendidikan yang diinginkan akan dapat tercapai.
Penerapan metode mind mapping diharapkan dapat memperbaiki
susana belajar yang kondusif agar hasil belajar siswa meningkat. Seperti
yang telah diutarakan diatas bahwa fungsi metode mengajar dalam
pengajaran adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Peta
konsep dapat menjadi sebuah media yang menarik. Dengan menggunkan
5
peta konsep bergambar untuk materi struktur tanah diharapkan siswa dapat
melihat gambaran secara umum materi terkait dengan struktur tanah dan
masing-masing istilah dalam materi. Untuk dapat melaksanakan
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode mind mapping maka
diperlukan kerjasama antara guru dengan peneliti yaitu melalui penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti.
Proses dari PTK ini dapat memberikan kesempatan kepada peneliti
dan juga guru agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada
saat pembelajaran IPA terjadi di MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo dapat dikaji dan dapat dituntaskan permasalahannya. Dengan
demikian proses pembelajaran IPA di MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo yang menerapkan pembelajaran dengan metode mind mapping
diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar khususnya dalam
mempelajari IPA.
Hasil observasi yang dilakukan di MI Ma‟arif Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga pada saat proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dikelas masih terlihat banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan dari guru. Sebagian siswa lebih memilih untuk
berbicara dengan temannya, mencoret-coret buku, ada juga sedang
melamun dan tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Pada saat
melakukan diskusi kelompok banyak siswa yang tidak mendengarkan
intruksi dari guru, sehingga guru mengulang-ulang penjelasan tugas
6
diskusi. Selain itu masih banyak siswa yang tidak mau mengemukakan
pendapatnya atau mengajukan pertanyaan seputar diskusi tersebut.
Kondisi ini berdampak terhadap hasil belajar siswa kelas V MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo masih banyak siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM 70 . Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM hanya
30% dari jumlah keseluruhan siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pemahaman siswa terhadap pelajaran masih sangat rendah, sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa cenderung rendah. Hal tersebut dikarenakan
kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan sehingga pengaruh
siswa dalam kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan tidak ada
penggalian kemampuan peserta didik atas apa yang telah diperolehnya
setelah pembelajaran selesai, penerapan model-model pembelajaran
ataupun pendekatan pembelajaran yang efektif jarang diterapkan sehingga
berpengaruh pada hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dinyatakan bahwa dalam proses
belajar guru berperan dominan dan informasi hanya berjalan satu arah saja
yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa sangat pasif dan kurang
memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu dalam proses
pembelajaran diperlukan metode yang sesuai dengan perkembangan siswa.
Dengan demikian pemilihan metode yang tepat dan efektiff sangat
diperlukan. Salah satu metode yang ingin peneliti lakukan adalah metode
Mind Mapping ( Pemetaan Pikiran ) diharapkan dapat membantu guru
melakukan pembelajaran yang mudah dipahami siswa, sehingga
7
pembelajaran berlangsung dengan situasi yang menyenangkan dan
meningkatakan minat dan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA serta
dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode Mind
Mapping untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA pada materi
Struktur Tanah Siswa Kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Salatiga”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu:
1. Apakah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan minat
belajar IPA materi struktur tanah pada siswa kelas V di MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Apakah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi struktur tanah pada siswa kelas V di MI Tabiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?
8
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Apakah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan
minat belajar IPA materi struktur tanah pada siswa kelas V di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018?
2. Apakah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi struktur tanah pada siswa kelas V di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis tindakan
Hipotesis menurut Arikunto (2014: 110) adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Sedangkan, menurut Suryabrata (2003: 21)
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenerannya.
Dari kedua pendapat tokoh diatas bdapat disimpulkan bahwa
pengertian hipotesis adalah suatu dugaan yang bersifat sementara tentang
jawaban atas rumusan masalah yang kebenerannya masih harus dibuktikan
melalui sebuah penelitian.
9
Dari penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah Penerapan
metode Mind Mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA
materi struktur tanah pada siswa kelas V di MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar jika hasil belajar yang diharapkan tercapai. Adapun
indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara individu
Siswa mendapat nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu ≥ 70 pada mata pelajaran IPA materi struktur tanah.
b. Secara klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥
70 pada mata pelajaran IPA materi struktur tanah dengan
presentase ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini disusun diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat secara Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
dalam dunia pendidikan bahwa peningkatan hasil belajar IPA
diantaranya dapat melalui penerapan metode mind mapping.
10
2. Manfaat secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat menghasilkan suatu
desain pembelajaran yang menarik dan mendorong keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dan memotivasi guru dalam
melaksnankan pembelajaran di kelas.
b. Bagi Siswa
1) Penelitian ini dapat meningkatkan minat belajar siswa.
2) Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Pembelajaran ini menjadi menyenangkan.
c. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif guru dalam
memilih metode pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa
sehingga siwa menjadi lebih aktif dan dapat mengembangkan
kreativiatasnya.
d. Bagi Sekolah
Metode mind mapping digunakan sebagai contoh bentuk
peningkatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran IPA.
11
F. Definsi Operasional
Sub-sub yang didefinisikan dalam operasional adalah:
1. Minat
Bloom 1956 (dalam Daryanto dan Rahardjo, 2012: 59)
menyatakan bahwa minat adalah apa yang disebutnya subject-related
affect, yang di dalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi
pelajaran. Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-
moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada
sesuatu objek yang dianggap paling efektif (perasaan emosional) yang
didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
juga berkaitan dengan kepribadian yang bersangkutan dengan aspek
kognitif, afektif, dan konatif (kemampuan) yang bersangkutan dengan
diri pribadi.
2. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses tindakan yang menghasilkan
penyesuaian tingkah laku. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja
(Suprijono, 2011:7).
Dalam hal ini Bloom (dalam Suprijono 2013: 6) menyatakan
bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, kognitif, dan
psikomotorik.
Menurut Jihad dan Haris (2012 :14) mendefinisikan hasil belajar
merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung
12
menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar ditandai dengan perubahan perilaku
secara keseluruhan baik dari aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang merupakan timbal balik dari proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Tetapi dalam penelitian ini yang
diteliti hanya meliputi hasil belajar saja.
3. Mind Mapping
Porter Hernacki: 2013: 153) menyatakan Mind Mapping adalah
suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif dan
efektif serta memadukan dan menggembangkan potensi kerja otak baik
belahan otak kanan atau belahan otak kiri yang terdapat didalam diri
seseorang.
Jadi metode mind mapping memudahkan kinerja otak untuk
menyimpan ingatan. Metode mind mapping ini jika diterapkan dalam
proses pembelajaran sangatlah bermanfaat karena mind mapping
menggunakan sistem kerja otak kanan dan kiri dan memudahkan siswa
untuk mengingat dalam jangka waktu yang panjang.
13
4. Struktur Tanah
Strukutur tanah adalah susunan dari fraksi-fraksi pasir, liat, debu
yang terbentuk secara alami. Juga dibatasi oleh bidang-bidang yang
berbeda pada setiap ukuran bentuknya.
Jadi Struktur tanah merupakan salah satu materi yang ada pada
mata pelajaran IPA.
G. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian akan menjelaskan tentang: rancangan
penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan masing-
masing komponen adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Secara harafiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa
Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research
(penelitian dengan tindakan ) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010:17).
Sedangkan menurut Arikunto (2006) menjelaskan pengertian PTK
secara lebih sistematis yaitu:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan
mutu objek yang diamati.
14
b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan segaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal
dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik
yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang
sama.
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksufd
dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam
bentuk tindakan terhadap kegitan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18).
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas karena
mempertimbangkan masalah yang terjadi di kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga yaitu rendahnya minat dan hasil belajar IPA
dalam materi struktur tanah. Hal ini diketahui peneliti dari hasil
wawancara dengan guru kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo. Jadi, dengan penelitian tindakan kelas ini penulis berharap
mampu mengatasi permasalah yang terjadi dalam pelaksanaan proses
pembelajaran guna meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada
materi struktur tanah kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Salatiga, Tahun ajaran 2017/2018.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma‟arif Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga yang berjumlah 24 siswa perempuan 10 dan
15
laki-laki 14. Lokasi penelitian adalah MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Salatiga. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret
2018. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus yaitu siklus I dilanjutkan
siklus II yang disesuaikan dengan situasi pembelajaran yang alamiah,
yang artinya tidak mengubah jadwal pembelajaran.
3. Langkah-langkah Penelitian
Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suyadi,
2010:49).
a. Perencanaan
Kegiatan yang akan dilaksankan dalam tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode mind mapping.
2. Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
3. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan yang
akan digunakan pada setiap pembelajaran.
4. Mempersiapkan LKS, pre-test dan post-test yang akan diberikan
pada setiap siklus oleh peneliti.
5. Membentuk kelompok belajar
6. Melaksanakan diskusi dengan menerapkan metode mind
mapping
16
Pada setiap siklus siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
Pembagian kelompok dilakukan pada awal pembelajaran yaitu
pada siklus I kemudian pada siklus berikutnya masih menggunakan
kelompok yang sama. Pembentukan kelompok dengan
menggunkan data nilai IPA siswa kelas V pada pra-siklus yaitu
sebelum dilaksanakannya siklus I dan siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menggunakan metode pembelajaran
Mind Mapping dengan tiga tahap kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan pendahuluan, kegitan inti dan kegiatan penutup. Pada
kegitan pendahuluan akan dilakukan apresiasi atau motivsi serta
dilaksanakannya pre-test. Kegiatan inti meliputi pembentukan
kelompok, diskusi kelompok membuat gambar mind mapping
dengan materi struktur tanah, dan tes akhir (post-test). Dan
kegiatan penutup yang berisi tentang kesimpulan dari materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Observasi
Pada tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan
(observing). Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang
dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata
lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran (Suyadi , 2010: 63). Observasi
dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunkan lembar
17
observasi kemudian menggunakan pre-test dan hasil akhir
menggunakan post-test.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan
mengidentifiksikan data yang telah diperoleh. Peneliti melakukan
evaluasi dari tahap satu sampai dengan tahap ketiga. Kemudaian
dari hasil yang diperoleh dibandingkan dengan target yang akan
diterapkan. Setelah melakukan evaluasi terhadap minat dan hasil
belajar siswa, peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul yang
berkaitan dengan hal-hal yang telah dilakukan selama proses
penelitian. Setelah melakukan refleksi peneliti merencanakan suatu
perbaikan dalam siklus kedua.
18
Arikunto (2006: 16) dalam buku Suyadi (2010:50)
Gambar 1.1 Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan untuk
mengambil data penelitian. Instrumen yang digunakan oleh peneliti
adalah :
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat
proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan Refleksi
?
19
perkembangan yang telah dicapai dari proses pembelajaran yang
telah dilakukan oleh guru dan siswa.
1. Pedoman observasi untuk siswa
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa
No Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Keaktifan Kreativitas Kerjasama
K C B K C B K C B
1.
2.
3.
4.
Keterangan:
K= Kurang
C= Cukup
B= Baik
2. Pedoman observasi untuk guru
Instrumen observasi untuk guru dalam penelitian ini menurut
Rusman (2011:-100) mencakup beberapa aspek diantaranya:
Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru
20
No Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka
Pelajaran
A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi siswa
3. Memberikan apersepsi
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan
ajar nyang akan dipelajari
Sikap Saat Proses
Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak
menganggu perhatian siswa
8. Kerapian dalam penampilan
9. Posisi mengajar
Penguasaan Bahan Ajar
(Materi Pelajaran)
10. Bahan ajar yang disampaikan
sesuai dengan langkah-
langkah yang dibuat dalam
RPP
11. Kejelasam saat
menyampaikan bahan ajar
12. Memiliki wawasan yang luas
saat menyampaikan bahan
ajar
Kegiatan Belajar Mengajar
(Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai
dengan tujuan yang telah
21
ditetapkan
14. Memiliki ketrampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa
15. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu
Kemampuan Menerapakan
Mind Mapping
16. Menerapakan metode mind
mapping dengan baik dan
benar
17. Melibatkan siswa dalam
penerapan mind mapping
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan
19. Penilaian sesuai RPP
Kemampuan Menutup
Kegiatan Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi
yang telah diajarkan
21. Memberikan kesempatan
untuk bertanya hal-hal yang
belum dipahami
22. Menyampaikan kesimpulan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Tindak Lanjut/Follow Up
23. Memberikan tugas pada
siswa
24. Menginformasikan materi
pelajaran yang akan
dipelajari sebelumnya
25. Memberikan motivasi kepada
siswa
22
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan
Skor nilai:
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
b. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa
nilai yang biasa menggambarkan pencapaian target kompetensi
dalam materi struktur tanah.
c. RPP
RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan sebagai pegangan guru pada saat mengajar agar
pembelajaran sesuai dengan target yang ingin dicapai.
23
d. Silabus
Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan
kegiatan pembelajaran pada suatu mata pelajaran, pengelolaan
kelas, dan penilaian hasil belajar.
e. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang harus dikuasai oleh siswa pada saat proses
pembelajaran.
5. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data guna memperoleh keterangan secara
lengkap. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah:
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua hal-
hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung
untuk memperoleh data yang kongkret. Pengumpulan data ini
menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Peneliti juga
melakukan mpengamatan secara cermat terhadap pelaksanaan
skenario pembelajaran dari waktu ke waktu serta dampaknya
terhdap proses dan hasil belajar siswa.
24
b. Angket
Menurut Sugiyono (2008: 199), angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Jadi angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran. Dilakukan pada akhir pembelajaran
setiap siklus untuk mengetahui kelebihan, kelemahan, dan kendala
yang ada dalam setiap proses pembelajaran.
c. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi yang lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara memiliki sifat yaitu
berupa metode penunjang dalam terlaksannya suatu penelitian.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
Instrumen yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan metode
mind mapping serta foto selama proses belajar mengajar
berlangsung sebagai bukti kongkret dalam pelaksanaan penelitian.
25
6. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metodedalam kegiatan
pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindaakan
kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataaan atau fakta yang
sesuaia dengan data yang diperoleh dengana tujuan untuk mengetahui
hasil belajar yanag dicapai siswa juga untuk mengetahui responden
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa Selama
proses pembelajaran berlangsung.
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan
belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap
siklusnya, dilakukan dengan cara memberi evaluasi berupa soal tes
tertulis setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan
stastistik sederhana sebagai berikut:
a. Penilaian tugas dan tes
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa,
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga
memperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata didapat dengan rumus:
∑
∑
Keterangan x: nilai rata-rata
ΣX : Jumlah semua nilai siswa
26
ΣN: Jumlah siswa
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Untuk menghitung ketuntasan belajar, digunakan rumus
sebagai berikut:
∑
∑
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan
perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. (Aqib,dkk,2014:39-
41).
H. Sistematika Penelitian
Bagian skripsi ini penulis membagi lima baby an saling berkaitan,
sistematik yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN berisi Latar belakang masalah, Rumusan
masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis penelitian, Manfaat penelitian,
Definisi operasional, Metodologi penelitian (Rancangan penelitian, Subjek
penelitian, Langkah-langkah penelitian, Instrumen penelitian, Teknik
pengumpulan data, Analisis data), dan Sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI berisi Kajian Teori, Kajian materi yang
diteliti, dan Kajian pustaka.
27
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN berisi Deskripsi pelaksanaan
siklus I (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan refleksi), Deskripsi
pelaksanaan siklus II, Deskripsi pelaksanaan siklus III
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi Deskripsi
per siklus (data hasil penelitian, releksi), dan Pembahasan.
BAB V PENUTUP berisi Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akhir meliputi Daftar Pustaka dan Lampiran
28
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Metode Mind Mapping
a. Pengertian Mind Mapping
Banyak anggapan yang menyatakan bahwa belajar merupakan
aktiviatas yang tidak menyenangkan dan sangat membosankan
bagi sebagian besar siswa. Pada umumnya, dalam proses belajar
siswa tidak suka membaca, menulis catatan atau mengulang
pelajaran. Untuk itu, diperlukan revolusi belajar yang dapat
membuat dunia pendidikan menjadi lebih bermakna. Dari berbagi
macam konsep pembelajaran yang telah dikembangkan Tony
Buzan menawarkan metode pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk dapat membuat catatan dengan menggunkan gambar,
simbol, dan warna yang dipercaya akan sangat disukai dalam
proses belajar.Metode tersebut adalah mind mapping.
Menurut Tony Buzan (2005: 12) menyatakan mind
mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, cara
mencatat yang kreatif, efektif dengan memetakan pikiran-pikiran
kita.
29
Berikut ini merupakan pengertian mind mapping Tony
Buzan (2005: 12):
1) Mind Mapp adalah cara mengembangkan kegiatan
berpikir kesegala arah, menangkap berbagai pikiran
dalam berbagai sudut.
2) Mnd Mapp adalah mengembangkan cara piker
divergen, berpikir kreatif, efektif dan secara harafiah
“memetakan” pikiran-pikiran kita.
3) Mind Mapp adalah cara termudah untuk menempatkan
informai ke dalam otak dan mengambil informasi itu
ketika dibutuhkan.
4) Mind Mapp adalah alat berpikir organisasional yang
sangat hebat.
5) Mind Mapp adalah hasil dari metode mind mapping
yang berupa hasil visualisasi yang berupa simbol atau
gambar yang dapat digunakan sebagai pengganti catatan
tertulis dan hasilnya lebih cepat untuk diingat.
Mind Mapping merupakan kegitan mencatat materi
pelajaran berbentuk peta pikiran dengan
memberdayakan otak kiri dan otak kanan, bedanya
dalam mind mapping gaya mencatatnya lebih kreatif
dari mencacat biasa, dikatakan kreatif karena
pembuatan Mind Mapping ini membutuhkan
pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya, seperti
30
membuat gambar, simbol, bagan, penggunaan warna,
dan kemampuan menuangkan daya asosiasinya serta
daya kreasinya yang menjadi satu kesatuan dengan
teknik pohon. Peserta didik lebih kratif akan lebih
mudah membuat Mind Mapping ini. Semakin sering
peserta didik membuat Mind Mapping, maka dia akan
semakin kreatif.
b. Langkah-langkah Mind Mapping
Sebelum membuat Mind Map, terlebih dahulu harus
dipersiapkan bahan-bahannya , diantaramya (Buzan, 2006: 10) :
1) Kertas kosong tak bergaris
2) Pena dan pensil warna
3) Otak
4) Imajinasi
Setelah semua bahan siap makan berikut ini 7 langkah dalam
membuat Mind Map menurut Buzan dalam bukunya How to Mind
Map (2006: 21-13):
a) Mulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong yang
diletakkan dalam posisi memanjang. Kenapa begitu? Karena
memulai dari bagian-bagian tengah-tengah permukaan kertas akan
memberikan kelulusan bagi cara kerja otak untuk memancar ke
luar ke segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas dan
alami.
31
b) Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral anda. Kenapa
begitu? Karena suatu gambar bernilai seribu kata dan membantu
anda menggunakan imajinasi. Gambar yang letaknya di tengah-
tengah akan tampak lebih menarik, membuat anda tetap terfokus,
membantu anda memusatkan pikiran, dan membuat otak semakin
aktif dan sibuk.
c) Gunakan warna pada seluruh Mind Map. Kenapa begitu? Karena
bagi otak, warna-warna tidak kalah menariknya dari gambar.
Warna membuat Mind Map tampak lebih cerah dan hidup,
meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir kreatif, dan ini
juga adalah hal yang menyenagkan.
d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan
hubungkan cabang-cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat
pertama dan kedua, dan seterunya. Kenpa begitu? Karena, seperti
yang telah kita ketahui, otak bekerja dengan menggunakan
asosiasi. Jika kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan jauh
lebih mudah dalam memahami dan mengingat.
e) Buatlah cabang-cabang Mind Map berbentuk melengkung
bukannya garis lusus. Kenapa begitu? Karena jika semua garis
lusrus, ini akan membosankan otak anada. Cabang-cabang yang
melengkung dan hidup seperti cabang-cabang pohon jauh lebih
menarik dan indah bagi mata anda.
f) Gunakan satu kunci per baris. Kenapa begitu? Karena kata kunci
tunggal akan menjadikan Mind Map lebih kuat dan fleksibel.
32
Setiap kata tunggal atau gambar tunggal seperti pengganda, yang
melahirkan sendiri rangkaian asosiasi dan hubungan yang khusus.
Bila anda menggunakan kata-kata tunggal setiap kata lebih bebas
dan oleh karena itu lebih mudah tercetus atau terpicu gagasan-
gagasan dan pikiran-pikiran baru. Ungkapan-ungkapan atau
kalimat-kalimat cenderung akan mengurangi efek pemicuan
tersebut. Mind Map yang mempunyai banyak kata-kata kunci di
dalamnya adalah seperti tangan yang memilki jemari yang
semuanya bebas bergerak dengan lincah. Mind Map yang berisi
ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat adalah seperti tangan
yang semua jemarinya diikat.
g) Gunakan gambar di seluruh Mind Map. Kenapa begitu? Karena
setiap gambar, seperti gambar sentarl, juga bernilai seribu kata.
Jadi, apabila kita hanya memilki 10 gambar aja pada mind map, ini
sudah sama dengan 10.000 kata yang terdapat dalam suatu catatan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping
Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan Mind
Mapping
(https://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-
berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/):
a) Kelebihan
1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas
2) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya
3) Catatan lebih padat dan jelas
33
4) Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan
5) Catatan lebih focus pada inti materi
Selain kelebihan yang telah dipaparkan di atas, berikut ini
juga merupakan kelebihan Mind Mapping (http://model-
pembelajaranku.blogspot.co.id/2014/12/manfaat-dan-kelebihan-
pembelajaran-mind.html):
1) Mudah melihat gambaran keseluruhan
2) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan
dan membuat hubungan
3) Memudahkan penambahan informasi baru
4) Pengkajian ulang bias lebih cepat
b) Kelemahan
1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat
2) Tidak sepenuhnya murid belajar
3) Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan
memeriksa Mind Mapping siswa
4) Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak memiliki
hubungan dengan ingatan
5) Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak
perlu
6) Waktu terbuang untuk mencari kata kunci pengingat
7) Hubungan kata kunci pengingat terputus oleh kata-kata yang
memisahkan
8) Kata kunci pengingat terpisah oleh jarak
34
2. Minat
a. Pengertian Minat
Menurut Slameto (2010: 180), minat merupakan rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh. Dengan sendirinya minat timbul tanpa ada siapa
yang menyuruhnya. Muhubbin Syah (2010: 133), minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Disis lain, minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu
di luar diri (Djaali, 2006: 121). Crow & Crow (dalam Djaali, 2006
:121) mendefinisikan minat berhubungan dengan gaya gerak yang
mendorog seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan
orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan
itu sendiri. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal
untuk mencapai tujuan yang diminati itu (Dalyono, 2009:56) .
Dalam proses kegitan belajar-mengajar minat sangatlah diperlukan.
Kondisi belajar-mengajar efektif apabila adanya minat dalam diri
seorang siswa sehingga siswa mudah dalam memahami apa yang
disampaikan guru karena adanya daya tarik terhadap suatu hal
yang diinginkan.
Berdasarkan penertian minat yang telah dipaparkan diatas,
maka minat dapat diartikan sebagai suatu perasaan manusia yang
tertarik terhadap sesuatu atau kegitan tertentu yang disertai dengan
35
perasaan senang, adanya perhatian dan merasakan kepuasan setelah
melaksankan hal yang diinginkannya.
b. Ciri-ciri Minat
Minat yang terjadi dalam diri individu dipengaruhi dua factor
yang menemukan yaitu faktor keinginan dari luar individu. Minat
dari dalam individu berupa keinginan atau senang pada perbuatan.
Orang itu senang melkukan perbuatan demi perbuatan itu sendiri.
Minat dari luar berupa dorongan atau paksaan dari luar individu
untuk melakukan suatu perbuatan.
Menurut Siti Siti Rahayu Hadinoto (1998: 189), ada dua faktor
yang mempengaruhi minat seseorang, yaitu :
1) Faktor dari dalam (intrinsik), yaitu berarti bahwa sesuatu
perbuatan memang
diinginkan karena seseorang senang melakukannya. Di sisi
minat dating dari orang itu sendiri. Orang tersebut senang
melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri.
2) Faktor dari luar (ekstrinsik), yaitu berarti bahwa sesuatu
perbuatan dilakukan
atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. Orang
melakukan kegiatan ini karena ia didorong atau dipaksa dari
luar.
c. Jenis-jenis Minat
36
Menurut Purwaningrum (1996:14) dalam (Ahmad susanto
2010: 61) mengelompokkan jenis-jenis minat menjadi sepuluh
macam, yaitu:
1) Minat terhadap alam sekiar, yaitu minat terhadap pekerjaan-
pekerjaan yang
berhubungan dengan alam, bintang, dan tumbuhan.
2) Minat mekanis, yaitu minat terhadap suatu pekerjaan bertalian
dengan mesin-
mesin atau alat mekanik.
3) Minat hitung menghitung, yaitu miant terhadap pekerjaan yang
membutuhkan
perhitungan.
4) Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk
menemukan fakta-fakta
baru dalam pemecahan promblm.
5) Minat Persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang
berhubungan untuk
mempengaruhi orang lain.
6) Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan
dengan kesenian, kerajianan, dan kreasi tangan.
7) Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-
masalah membaca dan menulis berbagai karangan.
8) Minat musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah musik,
seperti menonton
37
konser dan memainkan alat-alat musik.
9) Minat layanan social, yaitu minat yang berhubungan dengan
pekerjaan untuk membantu orang lain oleh kondisi masyarakat
ketimbang oleh keluarga dan sekolah.
10) Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan
pekerjaan administrtif.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal yang erat kaitannya dengan
pendidikan, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Kata atau
istilah belajar sudah sering kita dengar, bahkan sudah merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari semua ketgiatan mereka
dalam menuntut ilmu. Menurut Djamaarah 2011: 12) James O.
Whittaker mendefinisikan belajar sebagai proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latiahan atau pengalaman. Ia
menyimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang
menyagkut afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Dalam kegiatan belajar, pasti ada hal yang harus dipelajari.
Seperti yang dikatakan oleh Santoso, Gagne dalam teorinya yang
The Domains of Learning bahwa segala sesuatu yang dipelajari
oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu:
1) Ketrampilan motoris (motor skill)
38
Dalam hal ini perlu koordinassi dari berbagai gerakan
badan, mislanya melempar bola, main tenis, mengemudikan
mobil, mengetik huruf R.M dan sebagainya.
2) Informas verbal
Orang dapat emenjelaskan sesuatu dengan berbicara,
menulis, menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa
untuk mengatakan sesuatu itu perlu intelegensi.
3) Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan
menggunakan simbol-simbol. Kemampuan belajar dengan
dengan inilah yang disebut dengan “Kemampuan Intelektual”.
Misalnya membedakan huruf m dan n, menyebutkan
tanamanan yang sejenis.
4) Strategi kognitif
Ini merupakan organisasi ketrampilan yang internal
(internal organized skill) Yang perlu untuk belajar mengingat
dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemmpuan
intelektual, karena ditujuakan ke dunia luar, dan tidak dapat
dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan
perbaikan-perbaikan terus-menerus.
5) Sikap
Kemampuan ini dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan,
tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti
halnya domain yang lain. Sikap ini penting dalam proses
39
belajar tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan
baik.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi
perubahan dalam perilakunya yang relative tetap baik dalam
berpikir, merasa maupun dalam bertindak (Susanto, 2013: 4).
Jadi belajar adalah suatu proses yang dilakukan dari segi
afektif, kognitif, dan psikomotorik untuk menggali, memahami
pengetahuan sehingga memungkinkan terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang tersebut.
Keberhasilan seseorang individu dalam proses
pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa unsur-unsur yang
mendukungnya. Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Tujuan
Proses belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang
ingin dicapai. Proses belajar akan lebih efektif apabila
diarahkan pada tujuan yang jelas dan berarti bagi setiap
individu.
40
b) Kesiapan
Untuk memulai pelajaran dengan baik, anak perlu memiliki
kesiapan yang baik, baik kesiapan fisik, psikis dan
kecakapan untuk mealakukan sesuatub maupun penguasaan
ilmu pengetahuan.
c) Situasi
Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Dalam
situasi belajar ini mencakup tempat, lingkungan sekitar,
bahan yang dipelajari, serta konsidi siswa yang belajar.
d) Interpretasi
Intepretasi yaitu melihat hubungan antara komponen-
kompoen situasi belajar dan menghubungkan kemungkinan
pencapain tujuan.
e) Respon
Yaitu usaha yang penuh dengan perhitungan dan
perencanaan sehingga individu mampu mencapai tujuan
yang ingin dicapainya.
f) Konsekuensi
Setiap usaha akan membawa hasil, akibat, atau konsekuensi
baik keberhsilan atau kegagalan.
g) Reaksi terhadap kegagalan
Selaian keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh
siswa adalah kegagalan. Kegagalan bias menurunkan
semangat siswa usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi
41
sebaliknya kegagalan bias juga membangkitkan semangat
yang kuat untuk menutupi kegagalan tersebut.
b. Pengertian hasil belajar
Berdasakan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat
dipahami tentang makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad
susanto, 2013: 5). Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana
diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim
(2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai
kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses
belajar. Gagne dan Briggs mengemukakan adanya lima
kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai hasil belajar yaitu
keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik dan sikap (Gagne dan Briggs, 1974:49-50).
Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Bloom membagi ke
dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor
(Benjamin S. Bloom, 1979: 7). Ranah kognitif berkaitan dnegan
tujuan pembelajaran dalam kaitannya dengan kemampuan berpikir,
mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif berkenaan
42
dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Ranah psikomotor
berkenaan dengan keterampilan motorik dan manipulasi bahan atau
objek.
Dari beberapa definisi di atas hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses
pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis dan sintesis, yang diraih siswa merupakan tingkat
penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Rosma Hartiny
Sam‟s, 2010:37).
c. Macam-macam hasil belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi
pemahaman komsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor, dan sikap siswa (aspek afektif). Dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Pemahaman konsep (aspek kognitif)
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajaripemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca,
yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang dilakukan.
43
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja
(2005: 2-3) konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi,
konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Jadi dalam mengukur hasil belajar yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan tes.
2) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati (1993) dalam Ahmad Susanto
(2013: 9) mengemukakan bahwa keterampilan proses
merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik dan social yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab dan berdisiplin
dalam pembelajaran.
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998:3), sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula
aspek respon fisik. Jadi, sikap ini harus ada dalam kekompakan
antara mental dan fisik secara serempak. Menurut Sardiman
(1996: 275), sikap merupakan kecenderungan untu melakukan
sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap
44
dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-
objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini lebih
diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam
pemahaman konsep maka domain yang sangat berperan adalah
domain kognitif (Ahmad Susanto, 2013: 11).
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut teori Gestalt dalam Ahmad Susanto (2013: 12),
belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa
secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan.
Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik dari diri sendiri
maupun pengaruh dari lingkungan. Berdasarkan teori ini, hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa sendiri dan
lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman
(2007:158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Uraian
mengenai faktor internal dan eksternal adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
45
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Sependapat dengan Wasliman, Sudjana (1989:
39) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh
siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri
peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik
atau lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik
terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan
peserta didik besar pengaruhnya terhadapa hasil belajar.
a) Kecerdasan anak: Kemampuan intelegensi seseorang sangat
mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan
informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu
permasalahan.
b) Kesiapan dan kematangan: kesiapan dan kematangan adalah
tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ
sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
c) Bakat anak: menurut Chaplin yang dimaksud bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
d) Kemampuan belajar: kemauan belajar yang tinggi disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya
berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya.
46
Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam
mencapai keberhasilan belajar.
e) Minat: minat berarti kecenderungan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
f) Model penyajian materi pelajaran: model penyajian materi
yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik dan
mudah dimengerti oleh para peserta didik tentunya
berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.
g) Pribadi dan sikap guru: kepribadian dan sikap guru yang
kreatif dan inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan
meniru gurunya yang aktif dan kreatif.
h) Suasana pengajaran: suasana pengajaran yang tenang,
terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan
menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya
akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.
i) Kompetensi guru: guru yang professional adalah guru yang
memiliki kompeten dalam bidangnya serta mampu memilih
metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu
bisa berjalan dengan semestinya. Masyarakat: kehidupan
modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk.
47
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan rumpuan ilmu yang, memiliki karakteristik
khusus yaitu mempelajari fenomena alam faktual (factual), baik
berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan
sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA
saat ini anatara lain Biologii, Fisika, Kimia, Astronomi/Astrofisika,
dan Geologi.
Menurut Kemendiknas IPA merupakan ilmu yang pada
awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan
(induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua
hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA , yaitu IPA
sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan
faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai
proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi
semakian luas, meliputi konsep IPA , proses , nilai, dan sikap
ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas
(dalam Wisudawati & Sulistyowati: 2014). Berikut ini beberapa
defnisi IPA menurut Subiyanto (dalam Wisudawati & Sulistyowati,
2014):
1) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta
yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan
berlakunya hokum-hukum umum.
48
2) Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan
praktik.
3) Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi
dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunya
hokum umum dengan induksi dan hipotensi.
Menurut Carin dan Sund (dalam Wisudawati &
Sulistyowati, 2014: 24) mengatakan IPA memiliki empat
unsure yang utama yaitu:
a) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentangbenda,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab
akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan
menggunakan prosedur yang bersifat open ended.
b) Proses: proses pemecahan masalah pada IPA
memungkinkan adanya prosedur runtut dan sistematis
melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi
penyusuanan hipotesis, perancanagan eksperimen atau
percobaan, evasluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
c) Produk: IPA menghaislkan produk berupa fakta, prinsip,
teori dan hukum.
d) Aplikasi: IPA menghasilkan produk ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupn sehari-hari.
49
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah rumpun ilmu yang mempelajari fenomena alam yang
memiliki empat unsure yaitu sikap, proses,produk dan aplikasi.
5. Materi Proses Terbentuknya Tanah dan Jenis-jenis Tanah
a. Proses terbentuknya tanah
Proses terbentuknya tanah karena pelapukan, Tanah berasal
dari bebatuan. Batuan-batuan tersebut mengalami proses pelapukan
yang kemudian menjadi butiran-butiran halus. Terus butiran-
butiran tersebut mengumpul menjadi tanah. Jenis batu-batuan di
bumi sangat banyak. Untuk masing-masing jenis batu memiliki
tingkat pelapukan.
b. Jenis-jenis Batuan
Batuan adalah merupakan salah satu dari komponen penyusun
tanah. Terdapat berbagai jenis batuan mempunyai sifat dan cirri
khusus. Perbedaan-perbedaan pada bebatuan tersebut sangat
tergantung pada kandungan dari batuan yang bersangkutan. Berikut
ini contoh kandungan dalam bebatuan misalnya zat besi, nikel,
tembaga, emas, dan bahan-bahan yang lainnya. Bahan-bahan
tersebut disebut sebagai mineral.
Terbentuknya bebatuan terdapat 3 jenis batuan antara lain : 1).
Batuan beku (batuan magma), 2). Batuan endapan (batuan
sedimen), 3). Batuan Malian (batuan metamorf).
1) Batuan Beku
50
Jenis batuan beku ini terbentuk dari pembekuan lava atau
magma. Lava dalam bentuk cair yang keluar dari gunung
berapi. Kemudian lava cair tersebut akan mengalami
pembekuan sehingga membentuk batuan beku. Terdapat 2
macam batuan beku yaitu batuan beku dalam (intrusi) adalah
batuan beku yang mengendap dibawah di bawah permukaan
bumi. Sebagai contoh batuan beku dalam adalah batuan apung
dan batu granit. Sedangkan pengertian batuan beku luar
(ekstrusi) adalah batuan yang mengendap di atas permukaan
bumi. Sebagai contoh batuan beku luar adalah aspal dan batu
obsidian.
2) Batuan endapan atau sedimen
Jenis batuan endapan/ sedimen ini terbentuk oleh karena
adanya proses pengendapan. Adapun bentuk batuan ini adalah
berlapis-lapis. Sebagai contoh batuan endapan atau sedimen
adalah batu kapur, batu konglomerat, dan juga batu pasir.
3) Batuan malihan/metamorf
Pengertian batuan malihan adalah batuan yang berasal dari
perubahan batuan beku dan juga batuan endapan. Perubahan ini
terjadi disebabkan karena adanya tekanan dan adanya panas.
Sebagai contoh batuan malihan adalah batu marmer (baerasal
dari batu gamping) contoh lainnya adalah batu tulis (berasal
dari batu serpihan).
c. Pelapukan batuan menjadi tanah
51
Tanah adalah merupakan hal yang sangat penting bagi
makhluk hidup baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Tanah terdiri dari bagian-bagaian tertentu yang merupakan hasil
dari pelapukan bahan dan jga sisa-sisa dari makhluk hidup.
Pelapuka bias terjadi disebabkan oleh karena adanya perbedaan
suhu dan hujan. Pelapukan ini dikenal sebagai pelapukan fisika.
Selain itu, pelapukan juga dikarenakan oleh makhluk hidup yang
disebut dengan pelapukan biologis. Batuan akan hancur dan lapuk
bagi batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan tersebut selama
berjuta-juta tahun.
1) Pelapukam fisika
Faktor alam adalah merupakan penyebab terjadinya
pelapukan fisika. Sebagai contohnya adanya faktor panas (suhu),
angin dan juga air. Misalnya saja pada waktu terik matahari, batuan
akan mengembang, sedangkan pada saat suhu dingin bebatuan
akan menyusut. Kalau hal ini terjadi secara terus-menerus maka
batuan akan menjadi retak dan lama-kelamaan batuan tersebut akan
pecah. Begitu pula untuk batu yang sering terkena angin kencang
akan mengakibatkan terjadinya pengkikisan sehingga batu
mengakibatkan erosi dan batu menjadi padang pasir yang
terbentang luas. Sedangkan untuk pelapukan karena air misalnya
air hujan yang terus menerus akan mengakibatkan pengikisan pada
52
bebatuan. Contoh lainnya ombak di laut membentur batu di pantai
sehingga batu menjadi terkikis.
2) Pelapukan biologi
Pelapukan yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup
dinamakan pelapukan biologi. Sebagai contoh pelapukan karena
adanya tumbuhan lumut dan bakteri. Tumbuhan yang hidup di
bebatuan dapat menyebabkan batu menjadi pecah.
3) Pelapukan kimia
Zat kimia adalah faktor terjadinya pelapukan kimia,
contohnya adalah oksigen, karbondioksida, dan uap air. Besi dapat
berkarat disebabkan karena bereaksi dengan oksigen dan uap air.
Batuan bias terkiskis dan lapuk disebabkan oleh air hujan
yang secara alami mengandung asam dari karbondioksida.
Keasaman dari air hujan bias meningkat oleh gas-gas buangan dari
industri contohnya belerag dioksida bias berekasi dengan uap air
dan gas-gas lain yang ada di udara. Kondisi tersebut bias
menyeabakan terjadinya hujan asam yang tetntunya dengan adanya
hujan asam tersebut semakin mempercepat terjadinya pelapukan
kimia terhadap batuan.
d. Bagian-bagian tanah
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi. Kerak bumi
terdiri atas lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan
batuan induk.
53
1) Lapisan atas merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil
pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati.
Lapisan ini merupakan tanah yang paling subur.
2) Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan
batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk karena sebagian
bahan lapisan atas terbawa oleh airdan mengendap. Lapisan ini
biasa disebut tanah liat.
3) Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas
bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongakahan terdapat
hasil pelapukan batuan. Jadi masih ada batu yang belum
melapuk secara sepurna
4) Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat.
e. Jenis-jenis tanah
Tentunya setiap tanah memiliki kemampuan menyerap dan
menyimpan air yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tumbuhan
yang ditanam di tanah, yang mampu menyerap dan menyimpan
air, akan tumbuh dengan baik. Penyerapan air ke dalam tanah
bergantung pada jenis tanah. Berikut, akan dijelaskan jenis-jenis
tanah yang dapat kamu temukan disekitarmu.
1) Tanah humas
Tanah humas merupakan tanah yang
a) Berasal dari pelapuakan sisa hewan dan tumbuhan yang
membusuk.
b) Berwarna kehitaman.
54
c) Sangat baik untuk laha pertanian.
d) Kemampuan menyerap air sangat tinggi.
e) Dapat menggeburkan tanah.
2) Tanah liat atau tanah lempung
Tanah liat atau lempung merupakan tanah yang
a) Butiran-butiran tanahnya halus.
b) Satiap butiran saling melekat satu sama lain, sehingga
jika basah lengket.
c) Sukar menyerap air
d) Sring dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan,
seperti pot bunga, mangkuk, dan cerek. Dalam
penggunannya, tanh liat yang telah dibetuk dipanaskan
supaya kering dan kuat.
e) Tumbuhan sulit tumbuh di tanah liat.
3) Tanah berpasir
Tanah berpasir bisanya digunakan untuk lahan membangun
rumah. Tanah ini dicampur dengan semen untuk memasang
batu-bata. Tanah yang berpasir merupakan tanah yang
a) Butiran pasirnya sangat banyak
b) Mudah menyerap air
c) Tumbuhan sulit tumbuh di tanah yang berpasir.
4) Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik biasanya terdapat di sekitar gunug berapi,
seperti Gunung Merapi di Jawa Tengah da Gunung
55
Galunggung di Jawa Barat.Tanah Vulkanisk merupakan tanah
yang
a) Banyak mengandung unsure hara
b) Warnanya lebih gelap
c) Berasal dari gunung berapi atau gunung meletus
d) Sangat mudah menyerap air
e) Sangat subur untuk lahaan pertanian
5) Tanah Gambut
Tanah gambut merupakan hasil dari tamanan yang
pembusukannya tidak sempurna, sehingga memiliki kandungan
bahan organic yang sangat tinggi. Kita bias menjumpai tanah
yang gambut inin pada tempat contohnya rawa, danau, pantai
dan sebagainya. Hampir separuh lahan basah adalah tanah
gambut. Tanah gambut ini mampu menyimpan karbon dan air
dalam jumlah besar, karena kemampuannya itu kita bias
mendapatkan cadangan iir saat musim kemarau tiba.
Ciri-ciri tanah gambut:
a) Memilki kandungan bahan organic yang sangat tinggi
b) Rang subur karena sifat tanahnya lembek, basah, dan
lunak
c) Kadar keasamnya tinggi
d) Warnanya gelap
56
6) Tanah Aluvial
Tanah ini bias juga disebut tanah endapan. Awalnya adalah
lumpur dan pasir halus yang terbawa sungain kemudian
mengendap di dataran rendah, lembah dan cekungan di
sepanjang daerah sungai.
Ciri-ciri tanah Aluvial:
a) PH lebih dari 6,5
b) Trdapat dipersawahan dan luar persawahan
c) Tektur tanahnya liat atau liat berpasir
d) Keras jika waktu kering dan kuat pada waktu lembab
e) Kaya akan fosfot
f) Subur, bias untuk persawahan dan perkebunan
7) Tanah Kapur
Tanah kapur atau tanah mediteran erupakan tanah hasil dari
pelpukan bebatuan kapur yang sudah hancur.
Ciri-ciri tanah kapur:
a) Tanah ini tidak subur karena tidak memiliki unsure
hara.
b) Sangat mudah dilalui air.
c) Berkontribusi sedikit dalam bidang pertanian.
d) Meskipun tidak subur tanah ini ternyata cocok
digunakan untuk penanaman pohon jati.
e) Memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang
tinggi.
57
8) Tanah Pedzoilik
Tanah ini sering kita jumpai di daerah yang memiliki curah
hujan yang tinggi serta suhu udara yang rendah. Tanah ini juga
hisa kita jumpai di daerah pegunungan yang memilki iklim
basah. Derah yang paling banyak tanah pedzoik adalah
Sumatera utara dan Papua Barat.
Ciri-ciri tanah Pedzolik:
a) Unsur haranya rendah
b) Kadar bahan organiknya rendah.
c) Sangat mudah kering karena rendahnya daya simpan
air.
d) Tidak subur
e) Waranya merah atau bias juga kuning.
f) Memiliki Ph rendah.
9) Tanah Laterit
Tanah ini terbetuk kareana lingkungan lembam dingin dan
adanya genangan air. Tanah ini memiliki warna merah dan
lainnya juga ada yang berwarna coklat. Biasanya tanah ini
sering digunakan untuk lahan penanaman tanamanan palawija,
jagung, kelapa sawit, karet, cengkeh, dan kopi.
Ciri-ciri Tanah Laterit:
a) Berwarna merah atau coklat.
b) Mdah menyerap air.
c) Emiliki kandungan bahan organic yang sedang.
58
d) Kandungan Ph netral.
e) Mudah menyerap air.
f) Tektur tanah relatif padat dan kokoh.
g) Merupakan tanah yang sudah berumur tua.
6. PTK
a. Hakikat PTK
Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu
Classroom Action Researchh yang artinya action research
(penelitian dengan tindakan kelas) yang dilakukan didalam kelas.
Menurut Arikunto 2006 (dalam Suyadi 2014: 18) menjelaskan
PTK secara sistematis.
1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat
meningkatkan mutu objek yang diamati.
2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini
dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.
3) Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok perserta
didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari
guru yang sama.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian,
tindakan, dan kelas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam
59
bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah selas secara bersamaan.
Sedangkan menurut Carr dan Kemmis (McNiff, 991) dalam Suyadi
2014: 21 mendefinisikan bhawa PTK adalah sebagai berikut:
“Action research is a form of self-refective enquiry undertaken by
participants (teachers, students or principal, for example) in social
(including educational) situation in order to improve the
rationality and justice of their own social or educational practices,
their understanding of these practices, and the situation (and
institution) in which the practices are carried out”
Berdasarkan pengertian di atas, kita dapat mengetahui beberapa
point penting dari PTK , yakni:
a) PTK adalah suatu bentukn inquiri atau penyelidikan yang
dilakukan melalui refleksi diri.
b) PTK dilakukan oleh peseta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti, seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah.
c) PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk dalam situasi
pendidikan.
d) Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaki
pemahaman dari praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki
situasi atau lembag a tempat praktik tersebut dilakukan.
Dari pendapat di atas dapat dismpulkan bahwa PTK adalah
pencermatan yan dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
60
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik
terus meningkat.
b. Prinsip-prinsip PTK
Prinsip adalah pegangan, dan slah stu fungsi prinsip atau
pengangan adalah ntuk pedoman. Dalam PTK terdapat sejumlah
prinsip atau pedoman yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai
hasil yang maksimum. Prinsip-prinsip PTK adalah sebagai berikut:
1) PTK Dilakukan dalam Lingkungan Pembelajaran yang Alamiah
Artinya PTK harus dilakuakan tanpa mengubah situasi dan
jadwal pelajaran. Dengan kata lain PTK tidak perlu dilakuakan
dalam situasi yang khusus, apalagi sampai mengubah kebiasaan
pebelajaran yang normal karena tujuan dari PTK itu adalah
memperbaiki proses pembelajaran.
2) Adanya Inisatif Guru untuk Memperbaiaki Proses Pembelajaran.
Guru harus peka terhadap personal-persoalan yang muncul
dalam proses pembelajaran dan dituntut lebih peka terhadap
prestasi belajar siswa-siswanya. Kepekaan dan sensitivitas inilah
yang akn mendorong naluri guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
3) Menggunakan Anaisis SWOT sebagai Dasar Tindakan.
Menurut Arikunto (2006:7), Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yaitu
strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity
61
(kesempatan), dan threat (ancaman). Keempat unsur tersebut
hendaknya digunakan dalam analisis terhadap guru yang
melakukan tindakan maupun siswa yang dikenai tindakan.
4) Adanya Upaya secara Konkret.
Inisiatif untuk memperbaiki pembelajaran yang didasarkan
pada analisis SWOT, yaitu berupa tindakan secara konkret, tidak
cukup dengan sekedar harapan apalagi angan-angan. Tindakan
tersebut harus benar-benar konkret dan dapat diterapkan. Inilah
salah satu cirri khas PTK, yaitu adanya “tindakan” secara praktis
dan konkret. Tindakan dan analisis SWOT tersebut dapat
menyatu kedalam system pembelajaran yang lebih baik.
5) Merencanakan dengan SMART
S : Spesifik, khusus tidak terlalu umum/luas.
M : Manageable, dapat dikelola, dilakasanakan. Artinya, lokasi
mudah dijangkau, data dapat dikumpulkan dengan mudah,
hasilnya dapat dikoreksi, dan tidak menyulitkan.
A : Acceptable, dapat diterima lingkungan. Rtinya mudah
dilakukan, tidak berbelit dan hal-hal lain yang membuat
siswa berkeluh kesah atas tindakan yang dilakukan oleh
guru dalam penelitian.
R : Realistic, operasional, tidak diluar jangkauan. Artinya
tidak menyimpang dari tujuan, serta hasilnya bermanfaat
baik bagi guru maupun siswa.
62
T : Time-bound, diikat oleh waktu, terencana. Ada jadwal dan
target yang jelas kapan dilaksanakan, kapan diselesaikan,
dan kapan dapat dilihat hasilnya.
B. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti harus memiliki
keterkaitan dengan penelitian lain yang dilakukan sebelumnya. Penelitian
yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Shnthia Wulan Sari (2017) dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar
IPA Materi Lingkungan Melalui Teknik Mind Mapping pada Siswa
Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten
Smarang Tahun Ajaran 2016/2017” . Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa menggunakan metode mind mapping dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini prestasi
belajar siswa dapat meningkat. Dilihat dari teknik mind mapping
hanya ada 25% (4 siswa) yang tuntas, sedangkan 75% (12 siswa)
masih belum mencapai standarb KKM. Setelah menggunakan metode
mind mapping dalam pembelajaran IPA padasiklus 1 diperoleh data
56,25% (9 siswa) tuntas dan 43,75% (7 siswa tidak tuntas). Setelah
dilakukan refleksi siiklus 1, terjadi peningkatan hasil belajar padaa
siklus II yaitu 87,65% (14 siswa) tuntas, sedangkan 12,5% (2 siswa)
tidak tuntas.
2. Nur Hidayati, Nofita (2016) dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar
Bahasa Inodnesia Materi Menulis Pengumunman dengan Metode
Mind Mapping di kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
63
Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan metode mind mapping pada mata pelajaran bahasa
Indonesia materi menulis pengumuman dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan dari
pra siklus ke siklus I dan siklus II. Pada pra siklus nilai yang tuntas
sebanyak 9 siswa atau 42,85% dan yang tidak tuntas sebanyak 12
siswa 57,15% dengan rata-rata 58,80. Pada siklus I ini nilai yang tuntas
sesuai dengan KKM sebanyak 14 siswa atau 66,66% dan yang tidak
tuntas sebanyak 7 siswa atau 33,34% dengan rata-rata 66,0. Sedangkan
pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak 18 siswa atau 85,71% dan
yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa atau 14,29% dan nilai rata-rata
yang diperoleh 7,28.
Dapat disimpulkan dari kedua data diatas penelitian yang
dilakukan oleh peneliti ini memiiki kesamaan dengan peneliti yaitu
penggunaan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar,
sedangkan perbedaannya terletak pada subjek, materi pelajaran,
tempat, waktu pelaksanaan penelitian.
64
65
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambaran Umum MI Tarbiyatul Isalmiyah Noborejo Salatiga
1. Identitas Sekolah
Nama Madrasah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
NSM : 111233730006
NPSN : 60713829
Tahun Berdiri : 1964
Tgl Sk. Berdiri : 01-05-1964
Nomor SK ijin Operasional :Lk/3.c/135/pgm.MI/1978
Tgl SK ijin Operasional : 01-01-1970
Status Akreditasi : B
Tahun Akreditasi : 2012
NPWP : 00.382.434. 9-505.000
Alamat Madrasah : Jl. Merbabu 83 A RT/RW: 03/07
Desa/Kel : Noborejo
Kecamatan : Argomulyo
Kabupaten/Kota : Salatiga
No Telepon/HP : 085325537508
Alamat Email : [email protected]
Kode Pos : 50736
Letak Geografis : Daerah Pegunungan
66
2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi dari MI Tarbiyatul Islamiyah adalah “terbentuknya generasi
muslim yang beriman, beramal saleh, berakhlaqqul karimah,
trampil, kreatif, mandiri, dan bertanggungjawab dalam beragama,
berbangsa, dan bernegara”.
b. Misi
Misi MI Tarbiyatul Islamiyah adalah:
1) Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang
mengedepankan peningkatan kualitas guru dan siswa dalam
bidang IPTEK dan IMTAQ.
2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlaqul
karimah yang sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Membina dan mengembangkan potensi siswa sehingga mampu,
terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman,
inovatif dan mandiri dalam bidang sosial keagamaan,
berbudaya, berbangsa dan bernegara.
4) Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan
bertanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam
lingkungan keluarga, madrasah dan masyarakat.
5) Menerapkan manajemen berbasis sekolah.
3. Data Personalia
67
a. Data Guru
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga memilki 10 orang
pengajar dan 1 orang karyawan. Seluruh tenaga pengajar di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo telah mendapatkan gelar S1. Hal ini
sesuai dengan harapan pemerintah yang menyebutkan bahwa
tenaga pengajar di sekolah tingkat dasar minimal lulusan S1.
Tabel 3.1
Data Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
No Nama Jenis
Kelamin
Pendidikan
Terakhir
1. Drs. Marno L S1
2. Yuli Inayati Amin, S.PdI P S1
3. Pranti Lestari, S.Pd P S1
4. Agus Gufroni, S.Pd L S1
5. Indah Sri Riyanti, S.PdI P S1
6. Ratna Puspitasari, S.PdI P S1
7. Muzayinah, S.Ag P S1
8. Abdul Wahab, S.Ag L S1
9. Muntaha, S.PdI L S1
10. Devinda Neng Tyas, S.PdI P S1
11. Sholikan L SMA
68
b. Data Siswa
MI Tarbiyatul Islamiyah Salatiga jumlah siswa yang semakin tahun
semakin meningkat, itu terbukti dengan jumlah siswa yang
meningkat pada tiap kelas dan tiap tahunnya.
Tabel 3.2
Data Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
No Kelas Tahun Pelajaran
2016/2017 2017/2018
Jumlah Jumlah
L P L P
1. I 18 9 20 15
2. II 10 11 18 9
3. III 15 9 10 11
4. IV 14 11 15 9
5. V 9 12 14 11
6. VI 5 6 9 12
Jumlah 71 58 86 67
Jumlah Keseluruhan 129 153
4. Sarana Prasarana dan Fasilitas
69
Luas lahan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo memang tidak
terlalu luas yaitu hanya 685 m2, dengan luas bangunan 655 m
2.
Keterbatasan ini tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas belajar
sekaligus bermain. Sarana prasarana dan fasilitas yang menunjang
pendisikan sudah cukup lengkap. Sarana prasarana itu didapatkan dari
pemerintahan yaitu Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan Nasional.
Adapun sarana prasarana dan fasilitas tersebut adalah:
Tabel 3.3
Daftar Sarana Prasrana
No Jenis bangunan dan
barang
Jumlah Unit
Baik Rusak
1. Ruang Kelas 7
2. Ruang kepala madrasah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang tata usaha 1
5. Laboratorium komputer 1
6. Laboratorium bahasa 1
7. Perpustakaan 1
8. UKS 1
9. Toilet guru 1
70
10. Toilet siswa 1
11. Masjid/mushola 1
12. Kursi Siswa 115
13. Meja Siswa 115
14. Kursi guru di ruang kelas 7
15. Meja guru di ruang kelas 7
16. Papan tulis 7
17. Lemari di ruang kelas 7
18. Bola sepak 3 1
19. Bola Voli 2 1
20. Bola basket 1 1
21. Lapangan bulu tangkis 1
22. Lapangan basket 1
Selain sarana prasarana yang ada di atas, terdapat juga
fasilitas lain yang dapat mendukung pembelajaran di sekolah
antara lain:
71
Tabel 3.4
Daftar Fasilitas Pendukung
No Nama Barang Jumlah Unit
Baik Rusak
1. Laptop 2
2. Personal Komputer 6
3. Printer 2
4. Televisi 1
5. Mesin scanner 1
6. LCD Proyektor 1
7. Layar screen 1
8. Meja guru 8 1
9. Kursi guru 8 1
10. Lemari arsip 3
11. Kotak obat PTK 1
12. Pengeras suara 2 1
13. Tempat cuci tangan 1
14. Kendaraan opersional
mobil
2
72
Sarana prasarana dan fasilitas pendukung yang dimiliki oleh
Madrasah tersebut dapat digunakan untuk menunjang proses dan
kegiatan belajar mengajar, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
5. Kegiatan pengembangan diri
Di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga, juga ada beberapa
kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksankan untuk mengembangkan diri
peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler tersebut adalah kepramukaa,
tari, drumband, hadroh.
Sumber: Drs. Marno sebagai kepala sekolah MI Noborejo
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kegiatan Siklus 1
Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga, peneliti melakukan penelitian sebanyak 2
siklus. Siklus pertama dilakukan pada tanggal 28 maret 2018 yang diikuti
oleh 24 siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat
tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Adapun rincian pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (planning)
73
1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di
kelas serta hasil belajar siswa.
2) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode
Mind Mapping.
3) Membagi kelompok siswa sesuai dengan yang sudah ditentukan.
4) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
5) Membuat kunci jawaban dari soal evaluasi yang telah dibuat.
6) Membuat lembar pengamatan kertampilan guru dalam
melakasanakan pembelajaran IPA.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada
skenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui
pembelajaran dengan metode mind mapping dengan langkah-langkah
berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam pembuka.
b) Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan peserta
didik.
74
c) Guru bersama dengan siswa berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
d) Guru memeriksa kehadiran siswa.
e) Guru memberikan apresiasi.
f) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dipelajari.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru mengenai
materi yang akan dipelajari.
b) Siswa mengamati gambar yang telah disediakan guru
mengenai struktur tanah.
c) Siswa bersama dengan guru melakukan Tanya jawab
mengenai pengertian tanah, asal mula terjadinya tanah, dan
jenis-jenis batuan.
Elaborasi
a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil dengan masing-masing
anggota 3-4 siswa dan duduk bersama dengan kelompoknya.
b) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai tata cara dan
aturan diskusi untuk membuat mind mapping.
75
c) Siswa mendapatkan kertas kosong dari guru yang akan dibuat
mind mapping untuk menyelasaikan tugas yang diberikan.
d) Setiap kelompok diberikan sumber belajar seperti materi
tentang strukutur tanah.
e) Siswa melakukan diskusi dengan teman satu kelompoknya
untuk meyelesaikan tugas tersebut dan menyajikan dalam
bentuk mind mapping sederhana.
f) Guru memantau pelaksanaan diskusi dan membantu siswa
yang mengalami kesulitan serta memotivasi siswa dalam
kegiatan diskusi.
Konfirmasi
a) Guru memberikan penilaian dan apresiasi kepada siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup
a) Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang apa saja yang
telah dipelajari hari ini.
b) Siswa dengan bantuan guru membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran.
76
c) Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi dalam
belajar.
d) Guru bersama siswa berdoa menurut agama masing-masing.
e) Guru mengucapkan salam penutup.
c. Tahap Observasi
Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti
mengamati minat belajar siswa, hasil belajar siswa baik secara afektif,
kognitif maupun psikomotorik dengan cara memberikan skor pada
lembar observasi berdasarkan instrument yang telah dibuat, serta
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan untuk memperbaiki proses
pembelajarann pada siklus berikutnya.
d. Tahap Refleksi
Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisi
kelebihan dan kekurangan selama prosses pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang dianalisis adalah kinerja guru, minat belajar siswa, dan
hasil belajar afekti, kognitif, serta psikomotorik siswa selama proses
pembelajaran. Analisis tersebut digunakan sebagai acuan untuk
menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam rangka mencapai
tujuan PTK. Hasil analisis juga digunakan sebagai bahan perencanaan
pada siklus berikutnya yaitu siklus II dengan membuat rencana
tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi.
77
2. Deskripsi kegiatan siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada 29 Maret 2018, dengan waktu
2x35 menit (1 pertemuan). Dan diikuti oleh 23 siswa kelas V MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari
empat tahapan yang dimulai dari perencanaan,, pelaksanaan, observsi dan
refleksi. Adapun rincian pembelajaran yang dilakukan pada siklus II
adalah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan (planning)
1) Studi pendaluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas
serta hasil belajar siswa.
2) Membuat desain pembelajaran RPP dengan penerapan metode mind
mapping.
3) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan.
4) Membagi kelompok siswa sesuai dengan kelompoknya.
5) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
6) Membuat kunci jawaban dari soal evaluasi yang telah dibuat.
7) Membuat lembar pengamatan kertampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
78
8) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
9) Menyusun angket yang akan digunakan untuk mengukur minat
belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
10) Melakukan dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan (action)
Pada siklus II membahas tentang jenis-jenis tanah, pertemuan
dilakukan 2x35 menit (1 pertemuan). Langkah-langkah yang dilakukan
dalam tahapan pelaksanaan tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru menguapakan salam
b) Guru mengondisikan kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa.
c) Guru bersama dengan siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua
kelas.
d) Guru memeriksa kehadiran siswa
e) Guru memberikan apresiasi
f) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari.
79
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru mengenahi
materi yang akan dipelajari.
b) Siswa mengamati gambar yang telah disediakan guru mengenai
jenis-jenis tanah.
c) Siswa bersama dengan guru melakukan Tanya jawab mengenai
jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia.
Elaborasi
a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil dengan masing-masing
anggota 3-4 siswa dan duduk bersama dengan kelompoknya.
b) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai tata cara aturan
diskusi untuk membuat mind mapping.
c) Siswa mendapatkan kertas kosong dari guru yang akan dibuat mind
mapping oleh guru untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
d) Setiap kelompok dibekali sumber belajar berupa materi yang
dipelajari dan juga LKS.
80
e) Siswa melakukan diskusi dengan teman satu kelompoknya untuk
menyelaesaiakan tugas tersebut dan menyajikan dalam bentuk mind
mapping yan sederhana.
f) Guru memantau pelaksanaan diskusi.
Konfirmasi
a) Guru memberikan penilaian dan apresiaisi kepada siswa yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar.
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup
a) Siswa memberikan respon dengan menjawab pertanyaan guru
tentang apan yang mereka pelajari pada hari tersebut.
b) Siswa dengan bantuan guru membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran.
c) Guru memberikan motivasi agar siswa lebih minat dalam kegiatan
pemelajaran.
d) Guru bersama siswa berdoa dengan dipimpin ketua kelas.
e) Guru mengucapkan salam.
81
Peneliti memberikan soal evalusi sebanyak 10 soal pilihan ganda
dan 5 uraian. Hasil tes evalusi pada siklus II ini ada 4 siswa yang
tidak mencapai KKM (70) dan ada 21 siswa yang dapat mencapai
KKM (70).
c. Tahap Pengamatan (observation)
Pengamatan yang dilakukan dalam siklus ini adalah pengamatan
terhadpap kertampilan guru dalam proses belajar mengajar serta
pengamtan terhadap aktivitasb siswa pada saat pembelajaran dengan
menggunakan metode Mind Mapping.
Dari pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar observasi,
terjadi peningkatan hasil belajar dan minat belajr siswa yang cukup baik.
d. Tahap Refleksi
Tahap akhir siklus II ini adalah refleksi, berdasarkan hasil
pengamatan terdapat keberhasilan pada proses pembelajaran yaitu siswa
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dibandingkan dengan
siklus I, hampir semua siswa aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu
hampir semua siswa dapat menjawab pertanyaan soal evaluasi.
Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode Mind Mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar materi
struktur tanah dan telah menemukan target pencapaian KKM yang telah
diterapkan pada sekolah tersebut.
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahuai bahwa metode mind
mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa Ilmu
Pengetahuan Alam pada materi struktur tanah kelas V di MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga tahuan pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus. Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis yang berbentuk
lembar essay dan pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
1. Siklus 1
Hasil tes evaluasi pada siklus I ini terdapat 14 siswa yang tuntas dan
10 siswa yang tidak tuntas. Dengan demikian baru 58,3% yang sudah
mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus I belum sesuai dengan yang peneliti harapakan yaitu memenuhi
target 85% dari jumlah siswa yang mencapai KKM.
83
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus 1
No Nama Nilai Keterangan
1. AMN 75 Tuntas
2. ARR 95 Tuntas
3. ADS 80 Tuntas
4. DES 95 Tuntas
5. ERA 90 Tuntas
6. EA 95 Tuntas
7. EAp 65 Tidak Tuntas
8. FKA 80 Tuntas
9. IA 90 Tuntas
10. J 55 Tidak Tuntas
11. MDW 70 Tuntas
12. MR 60 Tidak Tuntas
13. MF 30 Tidak Tuntas
14. MRA 30 Tidak Tuntas
15. MZH 70 Tuntas
16. NDI 40 Tidak Tuntas
17. NF 75 Tuntas
18. NRS 80 Tuntas
19. RW 100 Tuntas
20. RAO 80 Tuntas
21. SM 60 Tidak Tuntas
22. STP 50 Tidak Tuntas
23. SKN 50 Tidak Tuntas
24. ZAV 60 Tidak Tuntas
84
Jumlah 1.675
Rata-rata Kelas 69,79
Presentase Siswa Tuntas 58,3% (14 siswa)
Presentase Siswa Tidak Tuntas 41,6% (10 siswa)
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) materi struktur tanah pada kelas V MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga tahun pelajaran 2017/2018
adalah ≥ 70.
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus 1
∑
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus 1
∑
P = 58,3%
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus 1
∑
P = 41,6%
Tabel 4.2 Data perolehan nilai KKM Siklus 1
85
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Presentase
Angka Ketuntasan
1. ≥70 Tuntas 14 58,3%
2. ≤70 Tidak Tuntas 10 41,6%
Jumlah 24 100%
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus 1
58,30%
41,60%
Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
86
Pengamatan Diskusi Siklus I
No Nama
Siswa
Hasil
Diskusi
Kerjasa
ma
Keseriusan Keaktifan Nilai
Rata-
rata
Ket.
1. AMN 75 70 70 65 70 Baik/Tuntas
2. ARR 75 65 60 60 65 Baik/Tuntas
3. ADS 75 60 65 60 65 Baik/Tuntas
4. DES 75 60 60 60 63 Baik/Tuntas
5. ERA 80 75 75 75 76 Baik/Tuntas
6. EA 80 75 75 80 77 Baik/Tuntas
7. EAp 75 76 60 70 70 Baik/Tuntas
8. FKA 75 70 70 70 71 Baik/Tuntas
9. IA 75 70 75 75 73 Baik/Tuntas
10. J 75 55 50 50 57 Cukup/BelumTuntas
11. MDW 75 78 65 75 73 Baik/Tuntas
12. MR 75 70 70 75 72 Baik/Tuntas
13. MF 75 55 50 50 57 Cukup/BelumTuntas
14. MRA 75 50 50 50 56 Cukup/BelumTuntas
15. MZH 75 70 60 60 66 Baik/Tuntas
16. NDI 75 70 70 60 68 Baik/Tuntas
17. NF 75 70 70 75 72 Baik/Tuntas
18. NRS 80 70 75 75 75 Baik/Tuntas
19. RW 80 80 78 88 81 Amat baik/Tuntas
20. RAO 80 87 75 75 79 Baik/Tuntas
21. SM 75 78 75 80 77 Baik/Tuntas
22. STP 75 80 80 70 76 Baik/Tuntas
23. SKN 75 70 70 70 71 Baik/Tuntas
24. ZAV 75 60 60 60 63 Baik/Tuntas
Rentang Nilai dan Kategori
81-100 = Amat Baik
61-80 = Baik
41-60 = Cukup
21-40 = Kurang
0-21 = Kurang Sekali
87
Dalam pembelajaran siklus 1 ini keaktifan siswa semakin
meningkat dari pada pertemuan yang sebelumnya. Sebagian siswa sudah
bersemangat namun belum mempunyai keberanian untuk bertanya, dan
keaktifan selama mengikuti pembelajaran sudah mulai aktif. Oleh karena
itu, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara dilaksanakan
sikus yang kedua.
Refleksi :
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa dlam siklus I ini belum terjadi
perubahan pada siswa. Selain itu terdapat kekurangan dlam pelaksanaan
siklus I, untuk mengatasi kekurang tersebut maka peneliti harus membuat
perbaikan dalam siklus yang kedua yang akan dilaksanakan pada
pertemuan yang selanjutnya. Hal ini dilakukan agar dalam siklus II nanti
tidak mengulang kesalahan yang sama.
Dalam siklus I ini terdapat beberapa kekurangan yaitu:
a. Ketika guru mengajar dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai
dengan RPP yang di rancang sebelumnya, sehingga alokasi waktunya
kurang sesuai dengan yang sudah direncanakan.
b. Sebagaian siswa belum aktif semua dalam pembelajaran, karena masih
ada yang kurang paham dengan jalannya pembelajaran metode Mind
Mapping.
88
c. Ketika diberi waktu untuk bertanya belum semua aktif bertanya tentang
pelajaran yang kurang paham, hal ini terlihat ketika hasil observasi
dikoreksi masih banyak yang belum tuntas nilainya.
Adapun tindakan perbaikan untuk siklus I ini yaitu:
a. Peneliti mengondisikan terlebih dahulu alur dari metode pembelajaran
Mind Mapping supaya semua siswa paham terhadap materi yang
diajarkan.
b. Memberi arahan kepada siswa supaya memperhatikan materi yang
diajarkan.
c. Membuat kelompok dalam mempelajari materi yang diajarkan, agar
kondisi kelas menjadi kondusif.
Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi terhadap
hasil belajar yang telah diajarkan. Evaluasi atau penilaian ini bertujuan
untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi siswa setelah diberi
pelajaran.
2. Siklus II
Hasil tes evaluasi siklus II mengalami peningkatan yang sangat
singifikan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini sebanyak 87,5%
siswa telah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.
Terdapat 21 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang tidak tuntas. Hasil belajar
89
sudah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti yaitu 85% dari
seluruh siswa yang telah mencapai nilai KKM.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1. AMN 85 Tuntas
2. ARR 95 Tuntas
3. ADS 85 Tuntas
4. DES 90 Tuntas
5. ERA 100 Tuntas
6. EA 95 Tuntas
7. EA 80 Tuntas
8. FKA 85 Tuntas
9. IA 95 Tuntas
10. J 55 Tidak Tuntas
11. MDW 95 Tuntas
12. MR 90 Tuntas
13. M F 75 Tuntas
14. MRA 50 Tidak Tuntas
15. MZH 70 Tuntas
16. NDI 80 Tuntas
17. NF 90 Tuntas
18. NRS 90 Tuntas
19. RW 90 Tuntas
20. RAO 85 Tuntas
90
21. SM 95 Tuntas
22. STP 65 Tidak Tuntas
23. SKN 85 Tuntas
24. ZAV 75 Tuntas
Jumlah 2.000
Rata-rata Kelas 83,33
Presentase Siswa Tuntas 87,5% (21 siswa)
Presentase Siswa Tidak Tuntas 12,5% (3 siswa)
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) materi struktur tanah pada kelas V MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga tahun pelajaran 2017/2018
adalah ≥ 70.
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus II
∑
= 83,33
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus II
∑
P = 87,5%
91
c. Nilai persenatase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus II
∑
P = 12,5%
Tabel 4.4 Data perolehan nilai KKM siklus II
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Presentase
Angka Ketuntasan
1. ≥70 Tuntas 21 87,5%
2. ≤70 Tidak Tuntas 3 12,5%
Jumlah 24 100%
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
87,50%
12,50%
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
92
Pengamatan Diskusi Siklus II
No Nama
Siswa
Hasil
Diskusi
Kerjasama Keseriusan Keaktifan Nilai
Rata-
rata
Ket.
1. AMN 80 78 80 80 79 Baik
2. ARR 80 75 78 80 78 Baik
3. ADS 80 75 75 75 76 Baik
4. DES 80 78 80 80 79 Baik
5. ERA 85 88 90 95 89 Amat
Baik
6. EA 85 90 96 95 91 Amat
Baik
7. EAp 80 80 75 78 78 Baik
8. FKA 80 75 75 75 76 Baik
9. IA 80 78 78 78 78 Baik
10. J 80 70 70 70 72 Baik
11. MDW 80 80 70 78 77 Baik
12. MR 80 75 75 75 76 Baik
13. MF 80 75 70 70 73 Baik
14. MRA 80 70 70 70 72 Baik
15. MZH 80 75 70 70 73 Baik
16. NDI 80 76 77 73 76 Baik
17. NF 80 72 78 78 77 Baik
18. NRS 85 78 78 78 79 Baik
19. RW 85 85 95 95 90 Amat
baik
20. RAO 85 90 80 85 85 Amat
Baik
21. SM 80 79 80 82 80 Baik
22. STP 80 85 85 76 81 Amat
Baik
23. SKN 80 75 75 75 76 Baik
24. ZAV 80 70 70 70 72 Baik
Rentang Nilai dan Kategori
81-100 = Amat Baik
61-80 = Baik
41-60 = Cukup
21-40 = Kurang
93
0-21 = Kurang Sekali
Ketuntasan nilai pada siklus II sudah banyak yang tuntas, rata-rata
nilai kelaspun juga sudah melebihi KKM yang ditetapkan. Dengan
menggunakan metode Mind Mapping yang diterapkan oleh peneliti
mampu meningkatkan hasil belajar IPA kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Salatiga. Selain itu siswa lebih bersemangat dan sudah
mempunyai keberanian dalam bertanya maupun menjawab.
Refleksi:
Tahap akhir dari siklus ini sudah banyak siswa yang sudah tuntas
dalam pembelajaran. Sudah lebih dari setengah siswa yang tuntas, namun
masih ada 3 siswa yang belum tuntas. Alasan siswa belum tuntas dalam
siklus ini yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari
pelajaran IPA, selain itu mempunyai kelemahan dalam beberapa bidang
pelajaran termasuk dalam mata pelajaran IPA.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus ini
dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode mind mapping
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar pada siswa kelas V di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga. Adapun peningakatan minat dan
hasil belajar dapat dilihat pada peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah
sebagai berikut:
94
Dalam bagian ini disajikan data rata-rata antar siklus yang
dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.59 Data nilai rata-rata siklus
No Ketuntasan Pelaksanaan Nilai rata-rata
1. Siklus I 69,79
2. Siklus II 83,33
Gambar 4.7 Data nilai rata-rata antar siklus
Selanjutnya dalam bagian ini disajikan data ketuntasan KKM
siswa antar siklus yang dipaparkan sebagai berikut :
60
65
70
75
80
85
siklus 1 siklus 2
Diagram Data nilai rata-rata antar siklus
95
Tabel 4.6 Data ketuntasan KKM siswa antar siklus
No Pelaksanaan Kategori Jumlah
Siswa
Persentase
1. Siklus I Tuntas 14 58,3%
Tidak
Tuntas
10 41,6%
2. Siklus II Tuntas 21 87,5%
Tidak
Tuntas
3 12,5%
Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan KKM siswa antar Siklus
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
prestasi belajar. Banyaknya siswa yang mulanya prestasi belajar relative
rendah, kemudian meningkat naik diatas rata-rata dari siklus I yaitu 58%
0
20
40
60
80
100
siklus 1 siklus 2
Diagram ketuntasan KKM siswa antar siklus
96
meningkat pada siklus II yaitu 87% . Hasil yang terdapat pada tabel dan
diagram diatas menunjukkan adanya peningkatan minat dan hasil belajar
pada siswa kelas V di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga. Hal ini
terbukti sesuai dengan teori metode mind mapping yang dikemukakan oleh
Tony Buzan (2005: 12) menyatakan bahwa mind mapping adalah cara
termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil
informasi ke luar dari otak, cara mencatat yang kreatif, memetakan
pikiran-pikiran kita. Meningkatnya minat dan hasil belajar belajar siswa
dengan metode mind mapping juga didukung oleh peneliti terdahulu yaitu
Shnthia Wulan Sari (2017) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA
Materi Lingkungan Melalui Teknik Mind Mapping pada siswa kelas III MI
Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017. Jadi metode mind mapping ini dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V materi struktur tanah di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga. Hasil penelitian ini terbukti
bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
IPA pada siswa kelas V dalam materi struktur tanah di MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Salatiga.
97
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
dengan dua siklus dan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran Mind
Mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi Struktur
Tanah pada siswa kelas V semester II MI Ma‟arif Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Salatiga tahun pelajran 2017/2018. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I yang mencapai
KKM sebanyak 14 siswa dari 24 siswa atau 58,3% dari 100% dengan rata-
rata 69,79. Siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 siswa dari 24
atau 87,5% dari 100%, nilai rata-rata yang dihasilkan pada siklus II ini
sebanyak 83,33 menunjukkan bahwa telah mencapai KKM yaitu 70.
Peningkatan minat juga terlihat dari keaktifan siswa dalam
pembelajaran yang tampak pada aspek semangat belajar, kreativitas dan
kerjasama kelompok. Melalui kerjasama kelompok siswa dapat belajar
lebih mendalam dan juga dapat meningkatkan rasa saling menghargai dan
saling toleransi,tenggang rasa dan bekerjasama. Pengalaman dan
ketrampilan yang mereka dapatkan kelak dikemudian hari akan mewarnai
hidup mereka. Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan:
98
1. Meningkatnya minat belajar siswa ditandai dengan meningkatnya hasil
belajar yang dapat mencapai batas KKM.
2. Meningkatnya semangat belajar IPA terlihat dari siswa dapat
mengembangkan ide kreatifnya dalam mencatat materi pembelajaran
yaitu dengan menggunakan mind mapping.
3. Meningkatkan rasa percaya diri, ditandai dengan siswa berani
mempresentasikan hasil belajarnya.
4. Adanya rasa toleransi dan saling bekerjasama diantara siswa dalam
proses pembelajaran berlangsung.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan
saran sebagai berikut
1. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai pemimpin hendaknya selalu meninjau, memantau dan
mengatur proses belajar, terutama penggunaan metode pembelajaran.
Mengingat pentingnya penggunaan sebuah metode dalam pembelajaran.
Hal ini dikarenakan memang tidak semua metode sesuai dan dapat
digunakan untuk setiap bidang studi yang akan diajarkan oleh guru
kepada siswa.
2. Bagi Guru
Sebaiknya guru lebih meningkatkan profesionalisme dalam
pemilihan dan penggunaan metode yang cocok untuk menyampaikan
99
semua pembelajaran, menguasai dan mampu melaksanakan ketrampilan
mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran,
tujuan dan pokok bahasan yang diajarkan, sehingga dalam kegiatan
pembelajaran siswa tidak pasif, melainkan terlibat secara aktif.
3. Bagi Peneliti
Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dalam
bidang yang sama, agar dapat menindak lanjuti penelitian ini dalam ranah
yang lebih luas, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik, yang nantinya
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
100
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharjono dan Supardi.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Buzan, Tony. 2005. Pintar Mind Mapping. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Buzan, Tony. 2006. How to Mind Map: Mind Map untuk Meningkatkan
Kreativitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Djaali.2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasra
Sayudi.2010. Paduan Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: DIVA Press
Djamarah, Syaful Bahri dan Azwan. 2005. Strategi belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
----------------------------------------------.2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Kompri.2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA
Mujiono, Dimyati.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Purwati, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta:
PT.Galaxy Puspa Mega
Rositawaty.S dan Muharam, Aris.2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depatermen Pendidikan Nasional
Samatowa. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Sujana.2011. Hasil Belajar. Diakses dari halaman web tanggal 15 Februari 2018
dari http:/kumpulanartikel.blogspot.com/2014/12/makalah-pengertian-
hasil-belajar.html?m=1
Wisudawati dan Sulistyowati,Eka.2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
Bumi Aksara.
(https://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-
pikiran-mind-mapping/)
(http://model-pembelajaranku.blogspot.co.id/2014/12/manfaat-dan-kelebihan-
pembelajaran-mind.html)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V/2
Materi Pokok : Susunan Tanah
Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
7.2 Mengidentiikasi susunan tanah
C. Indikator
7.2.1 Mengetahui proses pembentukan tanah
7.2.2 Mengetahui jenis-jenis batuan
7.2.3 Menyebutkan pelapukan batuan menjadi tanah
7.2.4 Mengetahui susunan Tanah
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat:
1. Mengetahui proses pembentukan tanah.
2. Mengetahui Mengetahui jenis-jenis batuan
3. Menyebutkan pelapukan batuan menjadi tanah
4. Mengetahui susunan Tanah
E. Materi Pelajaran
1. Proses terbentuknya tanah
Proses terbentuknya tanah karena pelapukan, Tanah berasal dari
bebatuan. Batuan-batuan tersebut mengalami proses pelapukan yang
kemudian menjadi butiran-butiran halus. Terus butiran-butiran tersebut
mengumpul menjadi tanah. Jenis batu-batuan di bumi sangat banyak.
Untuk masing-masing jenis batu memiliki tingkat pelapukan.
2. Jenis-jenis Batuan
Batuan adalah merupakan salah satu dari komponen penyusun
tanah. Terdapat berbagai jenis batuan mempunyai sifat dan cirri khusus.
Perbedaan-perbedaan pada bebatuan tersebut sangat tergantung pada
kandungan dari batuan yang bersangkutan. Berikut ini contoh kandungan
dalam bebatuan misalnya zat besi, nikel, tembaga, emas, dan bahan-bahan
yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut sebagai mineral.
Terbentuknya bebatuan terdapat 3 jenis batuan antara lain : 1).
Batuan beku (batuan magma), 2). Batuan endapan (batuan sedimen), 3).
Batuan Malian (batuan metamorf).
a. Batuan Beku
Jenis batuan beku ini terbentuk dari pembekuan lava atau
magma. Lava dalam bentuk cair yang keluar dari gunung
berapi. Kemudian lava cair tersebut akan mengalami
pembekuan sehingga membentuk batuan beku. Terdapat 2
macam batuan beku yaitu batuan beku dalam (intrusi) adalah
batuan beku yang mengendap dibawah di bawah permukaan
bumi. Sebagai contoh batuan beku dalam adalah batuan apung
dan batu granit. Sedangkan pengertian batuan beku luar
(ekstrusi) adalah batuan yang mengendap di atas permukaan
bumi. Sebagai contoh batuan beku luar adalah aspal dan batu
obsidian.
b. Batuan endapan atau sedimen
Jenis batuan endapan/ sedimen ini terbentuk oleh karena
adanya proses pengendapan. Adapun bentuk batuan ini adalah
berlapis-lapis. Sebagai contoh batuan endapan atau sedimen
adalah batu kapur, batu konglomerat, dan juga batu pasir.
c. Batuan malihan/metamorf
Pengertian batuan malihan adalah batuan yang berasal dari
perubahan batuan beku dan juga batuan endapan. Perubahan ini
terjadi disebabkan karena adanya tekanan dan adanya panas.
Sebagai contoh batuan malihan adalah batu marmer (baerasal
dari batu gamping) contoh lainnya adalah batu tulis (berasal
dari batu serpihan).
3. Pelapukan batuan menjadi tanah
Tanah adalah merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk
hidup baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Tanah terdiri
dari bagian-bagaian tertentu yang merupakan hasil dari pelapukan bahan
dan jga sisa-sisa dari makhluk hidup. Pelapuka bias terjadi disebabkan
oleh karena adanya perbedaan suhu dan hujan. Pelapukan ini dikenal
sebagai pelapukan fisika. Selain itu, pelapukan juga dikarenakan oleh
makhluk hidup yang disebut dengan pelapukan biologis. Batuan akan
hancur dan lapuk bagi batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan
tersebut selama berjuta-juta tahun.
a. Pelapukam fisika
Faktor alam adalah merupakan penyebab terjadinya pelapukan
fisika. Sebagai contohnya adanya faktor panas (suhu), angin
dan juga air. Misalnya saja pada waktu terik matahari, batuan
akan mengembang, sedangkan pada saat suhu dingin bebatuan
akan menyusut. Kalau hal ini terjadi secara terus-menerus
maka batuan akan menjadi retak dan lama-kelamaan batuan
tersebut akan pecah. Begitu pula untuk batu yang sering
terkena angin kencang akan mengakibatkan terjadinya
pengkikisan sehingga batu mengakibatkan erosi dan batu
menjadi padang pasir yang terbentang luas. Sedangkan untuk
pelapukan karena air misalnya air hujan yang terus menerus
akan mengakibatkan pengikisan pada bebatuan. Contoh lainnya
ombak di laut membentur batu di pantai sehingga batu menjadi
terkikis.
b. Pelapukan biologi
Pelapukan yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup
dinamakan pelapukan biologi. Sebagai contoh pelapukan
karena adanya tumbuhan lumut dan bakteri. Tumbuhan yang
hidup di bebatuan dapat menyebabkan batu menjadi pecah.
c. Pelapukan kimia
Zat kimia adalah faktor terjadinya pelapukan kimia, contohnya
adalah oksigen, karbondioksida, dan uap air. Besi dapat
berkarat disebabkan karena bereaksi dengan oksigen dan uap
air.
Batuan bias terkiskis dan lapuk disebabkan oleh air hujan yang
secara alami mengandung asam dari karbondioksida.
Keasaman dari air hujan bias meningkat oleh gas-gas buangan
dari industri contohnya belerag dioksida bias berekasi dengan
uap air dan gas-gas lain yang ada di udara. Kondisi tersebut
bias menyeabakan terjadinya hujan asam yang tetntunya
dengan adanya hujan asam tersebut semakin mempercepat
terjadinya pelapukan kimia terhadap batuan.
4. Susunan Tanah
Pada umumnya, susunan tanah terdiri atas humus, butir tanah liat,
pasir, kerikil. Seluruh bagian hasil dari tanah tersebut adalah
berasal dari hasil pelapukan batuan. Berikut ini adalah lapisan
penyusun tanah.
1). Lapisan atas
Lapisan atas adalah merupakan lapisan yang palig giat dalam
melakukan proses pelapukan. Jenis bahan organic bias lapuk.
Sebagai contoh adalah sampah, daun, ranting, dan lain-lainnya. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh dari sinar matahari,
angin, air hujan dengan intensitas yang tinggi. Lapisan atas ini
dikenal sebagai lapisan humus yang merupakan lapisan yang
sangat subur. Warna pada lapisan atas adalah gelap hal ini karena
pengaruh humus.
2). Lapisan tengah
Lapisan tengah ini letaknya dibawah lapisan atas. Warnanya lebih
cerah jika dibandingkan dengan lapisan atas. Hal ini karena sedikit
mengandung humus. Sususnan dari tanah pada lapisan tengah
adalah sangat padat.
3). Lapisan bawah
Letak lapisan tengah adalah batuan bawah adalah sangat kerass
terdiri dari campuran batu, pasir, dan juga tanah keras. Lapisan ini
dikenal juga sebagai lapisan anorganik karena tidak subur. Pada
lapisan ini terdapat adanya berbagai jenis bahan tambang.
F. Media Belajar
Buku BSE
Buku Sains SD Kelas V
Gambar
G. Metode Pembelajaran
Metode Mind Mapping
Metode ceramah
Pemberian Tugas Kelompok
H. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan awal
N
o
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokas
i waktu Kegiatan siswa Kegiatan guru
1. Pendahulua
n
Menjawab salam dan
berdoa bersama-sama
Memperhatiakan
panggilan guru
Memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
motivasi guru untuk
memulai pelajaran
Memperhatikan dan
menanggapi
pertanyaan guru
Memberi salam
dan memandu doa
Mengabsen siswa
Menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran dan
kompetensi yang
ingin dicapai
Memberikan
stimulasi agar
siswa semangat
memulai pelajaran
Mengobservasi
pengetahuan siswa
tentang susuanan
tanah dan jenis-
jenisnya
10
Menit
2. Inti Eksplorasi
Mendengarkan
Menjelaskan
50
menit
penjelasan dari
guru
Bertanya tentang
materi ajar pada
guru
Membentuk
dalam kelompok-
kelompok
Elaborasi
Mendiskusikan
dengana
kelompok masing-
masing
mengenahi
permasalah yang
diberikan oleh
guru
materi secara
umum tentang
susunan tanah
dan jenis-jenis
tanah
Memberi
kesempatan
siswa untuk
bertanya tentang
materi yang
akan diajarkan
Memfasilitasi
siswa dalam
pembagian
kelompok yang
terdiri dari 4-5
siswa
Memberikan
permasalahan
kepadasiswa
untuk
didiskusikan
-Menjelaskan
proses
terbentuknya
tanah
-Menjelaskan
jenis-jenis
batuan
Menyelesaikan
hasil diskusi
mengenahi
permasalahan
Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi di
depan kelas
Kelompok
menanggapi
petanyaan dari
peserta diskusi
Konfirmasi
Menyimpulkan
konsep
yanngdiberikan
oleh guru
-Menjelasakan
pelapuakan
batuan menjadi
tanah
-Menjelaaskan
susunan tanah
Setiap kelompok
mendapatkan satu
permasalahan,
Memfasilitasi
peserta didik
dalam
menyelesaikan
tugas diskusi
dengan metode
mind mapping
Memberikan
kesempatan
beberapa
kelompok untuk
mempresentasik
an hasil
diskusinya, dan
guru
melihathasil
mind mapping
dari kelompok-
kelompok
Dari konsep
yang telah
dibuat oleh guru
siswa diminta
memberikan
kesimpulan
3. Penutup Memperhatikan
penguatan
penjelasan dari
guru
Siswa
memperhatikan
guru
Memperhatikan
pesan guru,
berdoa bersama,
dan menjawab
salam guru.
Memberi
penguatan
penjelasan
kepada siswa
tentang
mencatat
dengan mind
mapping
Memberikan
pekerjaan rumah
secara individu
tentang materi
jenis-jenis tanah
dibuat mind
mpping yang
dicontohkan
guru
Menutup
pelajaran
dengan
memberikan
pesan-pesan,
memandu
berdoa, dan
mengucapkan
salam
10
menit
I. Sumber Belajar
a. Buku BSE
b. Buku LKS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5
J. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan prosedur;
-Penilaian proses: Kehadiran siswa, Pengamatan selama proses pembelajaran dan
diskusi kelompok
-Penilaian hasil: Tugas Individu
- Tes tertulis = isian, uraian
Format Pengamatan diskusi
No Nama Siswa Hasil
Diskusi
Kerjasama Keseriusan Keaktifan Nilai rata-
rata
Ket.
Pada kolom hasil diskusi, kerjasama, keseriusan, keaktifan, dan nilai rata-rata
dituliskan pada angka nilai siswa.
Nilai rata-rata=
Hasil Diskusi+Kerjasama+Keseriusan+Keaktifan
4
Pada kolom keterangan dituliskan predikat nilai dengan rentang nilai dari nilai
rata-rata.
Rentang Nilai
81-100= A = Amat Baik
61=80= B = Baik
41-60= C = Cukup
21-40= D = Kurang
0-21= E = Kurang Sekali
Tes tertulis
Pilihan ganda
Isian
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Lapisan bumi yang sering kita pijak adalah….
a. Tanah
b. Rumput
c. Batu
d. Kebun
2. Berikut ini tang tidak termasuk lapisan tanah adalah…..
a. Lapisan atas
b. Lapisan tengah
c. Lapisan bawah
d. Tebing
3. Peristiwa pembentukan tanah dari batuan disebut….
a. Pelapukan
b. Pembakaran
c. Pendinginan
d. Pengikisan
4. Tanah merupakan hasil pelapuakan dari…..
a. Tanah liat
b. Pasir
c. Batuan
d. Kapur
5. Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh….
a. Zat kimia
b. Perubahan suhu
c. Hujan asam
d. Aktivitas makhluk hidup
6. Pelapukan biologis disebabkan oleh….
a. Zat kimia
b. Perubahan suhu
c. Hujan asam
d. Aktivitas makhluk hidup
7. Oksigen dan uap air, karbondioksida dan gas-gas industry dapat
menyebabkan….
a. Hujan asam
b. Perkartan
c. Aktivitas manusia
d. Pembentukan batuan
8. Berikut ini yang bukan termasuk jenis batuan adalah…
a. Batu aki
b. Batu sedimen
c. Batu metamorf
d. Batu beku
9. Berikut ini adalah contoh batu metamorf adalah…..
a. Batu gamping
b. Batu konglomerat
c. Batu kapur
d. Batu pasir
10. Cirri-ciri lapisan tanah bawah….
a. Subur
b. Tidak ssubur
c. Sangat keras
d. Tanah bercampur pasir
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan….
2. Sebutkan macam-macam pelapukan….
3. Apa yang dimaksud dengan pelapukan biologis?
4. Pelapukan yang disebabkan oleh tumbuhan disebut….
5. Berdasarka komposisinya tanah dibedaka menjadi….. jenis,
yaitu…..,…….,……
6. Sebutkan 3 macam batuan !
7. Berikan 3 contoh batuan sedimen!
8. Sebutkan struktur lapisan tanah!
9. Tanah terbentuk dari…… yang melapuk.
10. Tanah yang berasal dari sisa hewan tumbuhan yang membusuk
adalah….
Kunci jawaban
Pilihan ganda
1. A
2. D
3. A
4. C
5. B
6. D
7. B
8. A
9. A
10. A
Isai
1. Jenis tanah, suhu udara, aktiviatas makhluk hidup
2. Biologis, fisika, kimia
3. Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan
karena aktivitas makhluk hidup
4. Pelapukan biologis
5. 3 jenis, lapisan atas, tengah, bawah
6. Sedimen, beku dan metamorf
7. Konglomerat, kapur, batu pasir
8. Lapisan atas, tengah, dan bawah
9. Batuan
10. Pelapukan biologis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V/2
Materi Pokok : Jenis-jenis Tanah
Waktu : 2 x 35 Menit
B. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
7.2 Mengidentiikasi jenis-jenis tanah
C. Indikator
7.2.1 Mengetahui jenis-jenis tanah
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat
mengetahui proses pembentukan tanah.
E. Materi Pelajaran
Jenis-jenis Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan
organik. Tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena
tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan hara, air dan
unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang
akar. Tanah juga menjadi habitat hidup bagi makhluk mikroorganisme. Bagi
sebagaian hewan darat, tanah menjadi tempat untuk hidup dan bergerak. Dari segi
klimatologi, tanah memrgang peranan penting sebagai penyimpan air dan
menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah
berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan
bagian dari tanah.
Indonesia adalah Negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis
tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam/jenis-jenis tanah yang
ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan
daun dan batang pohon di hutan tropis yang lebat.
2. Tanah Berpasir
Tanah berpasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian
yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki
butiran kasar dan berkerikil.
3. Tanah Aluvial
Tanah Aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang
mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur
dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah Podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di
pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu
rendah/dingin.
5. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi
letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi.
Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah Laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya
akan unsur hara, namun unsure hara tersebut hilang karena larut
dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh: Kalimantan Baratdan
Lampung.
7. Tanah Kapur
Tanah kapur adalah tanah yang sifatnya tidak subur yang terbentuk
dari pelapukan batuan kapur. Contoh: Nusa Tenggara, Maluku, Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut
Tanah Gambut adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok
tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.
Contoh: rawa Kalimantan, Papua, dan Sumatera.
F. Media Belajar
Buku BSE
Buku Sains SD Kelas V
Gambar
G. Metode Pembelajaran
Metode Mind Mapping
Metode ceramah
Pemberian Tugas Kelompok
H. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan awal
N
o
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokas
i waktu Kegiatan siswa Kegiatan guru
4. Pendahulua
n
Menjawab salam dan
berdoa bersama-sama
Memperhatiakan
panggilan guru
Memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
motivasi guru untuk
memulai pelajaran
Memperhatikan dan
menanggapi
pertanyaan guru
Memberi salam
dan memandu doa
Mengabsen siswa
Menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran dan
kompetensi yang
ingin dicapai
Memberikan
stimulasi agar
siswa semangat
memulai pelajaran
Mengobservasi
pengetahuan siswa
tentang susuanan
tanah dan jenis-
jenisnya
10
Menit
5. Inti Eksplorasi
Mendengarkan
penjelasan dari
guru
Menjelaskan
materi secara
umum tentang
50
menit
Bertanya tentang
materi ajar pada
guru
Membentuk
dalam kelompok-
kelompok
Elaborasi
Mendiskusikan
dengana
kelompok masing-
masing
mengenahi
permasalah yang
diberikan oleh
guru
susunan tanah
dan jenis-jenis
tanah
Memberi
kesempatan
siswa untuk
bertanya tentang
materi yang
akan diajarkan
Memfasilitasi
siswa dalam
pembagian
kelompok yang
terdiri dari 4-5
siswa
Memberikan
permasalahan
kepadasiswa
untuk
didiskusikan
-Menjelaskan
jenis-jenis tanah
Setiap kelompok
mendapatkan satu
permasalahan,
Memfasilitasi
peserta didik
Menyelesaikan
hasil diskusi
mengenahi
permasalahan
Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi di
depan kelas
Kelompok
menanggapi
petanyaan dari
peserta diskusi
Konfirmasi
Menyimpulkan
konsep
yanngdiberikan
oleh guru
dalam
menyelesaikan
tugas diskusi
dengan metode
mind mapping
Memberikan
kesempatan
beberapa
kelompok untuk
mempresentasik
an hasil
diskusinya, dan
guru
melihathasil
mind mapping
dari kelompok-
kelompok
Dari konsep
yang telah
dibuat oleh guru
siswa diminta
memberikan
kesimpulan
6. Penutup Memperhatikan
penguatan
Memberi
penguatan
10
menit
penjelasan dari
guru
Siswa
memperhatikan
guru
Memperhatikan
pesan guru,
berdoa bersama,
dan menjawab
salam guru.
penjelasan
kepada siswa
tentang
mencatat
dengan mind
mapping
Memberikan
pekerjaan rumah
secara individu
tentang materi
jenis-jenis tanah
dibuat mind
mpping yang
dicontohkan
guru
Menutup
pelajaran
dengan
memberikan
pesan-pesan,
memandu
berdoa, dan
mengucapkan
salam
I. Sumber Belajar
a. Buku BSE
b. Buku LKS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5
J. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan prosedur;
-Penilaian proses: Kehadiran siswa, Pengamatan selama proses pembelajaran dan
diskusi kelompok
-Penilaian hasil: Tugas Individu
- Tes tertulis = isian, uraian
Format Pengamatan diskusi
No Nama Siswa Hasil
Diskusi
Kerjasama Keseriusan Keaktifan Nilai rata-
rata
Ket.
Pada kolom hasil diskusi, kerjasama, keseriusan, keaktifan, dan nilai rata-rata
dituliskan pada angka nilai siswa.
Nilai rata-rata=
Hasil Diskusi+Kerjasama+Keseriusan+Keaktifan
4
Pada kolom keterangan dituliskan predikat nilai dengan rentang nilai dari nilai
rata-rata.
Rentang Nilai
81-100= A = Amat Baik
61=80= B = Baik
41-60= C = Cukup
21-40= D = Kurang
0-21= E = Kurang Sekali
Tes tertulis
Pilihan ganda
Isian
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar!
1. Jenis tanah yang banyak menyusun daerah-daerah pantai adalah…..
a. Tanah gersang
b. Tanah Liat
c. Tanah humus
d. Tanah pasir
2. Jenis tanah yang paling subur adalah….
a. Tanah Liat
b. Tanah Pasir
c. Tanah Kapur
d. Tanah Humus
3. Tanah yang paling sukar dilalui air adalah….
a. Tanah berpasir
b. Tanah liat
c. Tanah berkapur
d. Tanah humus
4. Batu-bata merupakan hasil dari pengolahan tanah….
a. Humus
b. Pasir
c. Liat
d. Kapur
5. Tanah yang paling banyak digunakan untuk lahan pertaanian adalah….
a. Tanah berpasir
b. Tanah liat
c. Tanah humus
d. Tanah kapur
6. Tanah vulkanik terletak di….
a. Daerah pantai
b. Dataran tinggi
c. Dataran rendah
d. Danau
7. Jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan
hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa disebut….
a. Tanah gambut
b. Tanah liat
c. Tanah pasir
d. Tanah vulkanik
8. Tanah kapur terletak di daerah….
a. Papua
b. Sumatera
c. Lampung
d. Jawa tengah
9. Tanah Aluvial berasal dari….
a. Lumpur yang mengedap di sungai
b. Magma yang ada di gunung berapi
c. Dari pembusukan hewan
d. Dari pelapukan batua kapur
10. Tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan
yang tinggi dan bersuhu rendah/dingin, merupakan cirri-ciri dari tanah….
a. Tanah Pedzolit
b. Tanah pasir
c. Tanah liat
d. Tanah Aluvial
Uraian
Jawabalah soal dengan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan tanah?
2. Sebutkan macam-macam/jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia!
3. Sebutkan ciri-ciri tanah berkapur dan berikan contoh daerahnya !
4. Jelaskan asal mulai terebntuknya tanah vulkanik!
5. Sebutkan ciri-ciri tanah gambut dan sebutkan daerah-daerahnya!
Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. D
2. D
3. A
4. C
5. C
6. B
7. A
8. D
9. A
10. A
Uraian
1. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan
organik.
2. Tanah humus, tanah berpasir, tanah liat, tanah gambut, tanah aluvial, tanah
vulkanik, tanah berkapur, tanah laterit, tanah pedzolit.
3. Tanah yang sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan
kapur. Contoh: Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4. Tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang
subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
5. Jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan
hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh: rawa Kalimantan,
Papua, dan Sumatera.
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Keaktifan
K C B
1. AMN √
2. ARR √
3. ADS √
4. DES √
5. EAR √
6. EA √
7. EAp √
8. FKA √
9. IA √
10. J √
11. MDW √
12. MR √
13. MF √
14. MRA √
15. MZH √
16. NDI √
17. NF √
18. NRS √
19. RW √
20. RAO √
21. SM √
22. STP √
23. SKN √
24. ZAV √
Jumlah 8 13 3
Kategori Cukup
Keterangan:
K= Kurang
C= Cukup
B= Baik
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Keaktifan
K C B
5. AMN √
6. ARR √
7. ADS √
8. DES √
9. EAR √
10. EA √
11. EAp √
12. FKA √
13. IA √
14. J √
15. MDW √
16. MR √
17. MF √
18. MRA √
19. MZH √
20. NDI √
21. NF √
22. NRS √
23. RW √
24. RAO √
25. SM √
26. STP √
27. SKN √
28. ZAV √
Jumlah 1 9 14
Kategori Baik
Keterangan:
K= Kurang
C= Cukup
B= Baik
Lembar observasi Guru siklus I
Nama Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
Guru : Ratna Puspitasari, S.PdI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Struktur Tanah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda (√)
sesuai dengan kinerja guru saat proses
pembelajaran berlangsung.
No Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka
Pelajaran
A B C D
26. Memeriksa kesiapan siswa √
27. Memberikan motivasi siswa √
28. Memberikan apersepsi √
29. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
30. Memberikan acuan bahan ajar
nyang akan dipelajari
√
Sikap Saat Proses
Pembelajaran
31. Kejelasan artikulasi suara √
32. Variasi gerakan badan tidak
menganggu perhatian siswa
√
33. Kerapian dalam penampilan √
34. Posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Ajar
(Materi Pelajaran)
35. Bahan ajar yang disampaikan
sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
√
36. Kejelasam saat menyampaikan
bahan ajar
√
37. Memiliki wawasan yang luas
saat menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar
(Proses Pembelajaran)
38. Penyajian bahan ajar sesuai
dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
39. Memiliki ketrampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa
√
40. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu
√
Kemampuan Menerapakan
Mind Mapping
41. Menerapakan metode mind
mapping dengan baik dan
benar
√
42. Melibatkan siswa dalam
penerapan mind mapping
√
Evaluasi Pembelajaran
43. Penilaian sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
44. Penilaian sesuai RPP √
Kemampuan Menutup
Kegiatan Pembelajaran
45. Meninjau kembali materi yang
telah diajarkan
√
46. Memberikan kesempatan untuk
bertanya hal-hal yang belum
dipahami
√
47. Menyampaikan kesimpulan
pembelajaran yang telah
dilakukan
√
Tindak Lanjut/Follow Up
48. Memberikan tugas pada siswa √
49. Menginformasikan materi
pelajaran yang akan dipelajari
sebelumnya
√
50. Memberikan motivasi kepada
siswa
√
Jumlah 52 36
Total 88
Kategori Sangat Baik
Keterangan
Skor nilai:
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Kota Salatiga,
28 Maret 2018
Pengamat
Desita Eka Kurniasari
NIM. 11514076
Lembar observasi Guru siklus II
Nama Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga
Guru : Ratna Puspitasari, S.PdI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Struktur Tanah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda (√)
sesuai dengan kinerja guru saat proses
pembelajaran berlangsung.
No Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka
Pelajaran
A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi siswa √
3. Memberikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
5. Memberikan acuan bahan ajar
nyang akan dipelajari
√
Sikap Saat Proses
Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak
menganggu perhatian siswa
√
8. Kerapian dalam penampilan √
9. Posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Ajar
(Materi Pelajaran)
10. Bahan ajar yang disampaikan
sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasam saat menyampaikan
bahan ajar
√
12. Memiliki wawasan yang luas
saat menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar
(Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai
dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
14. Memiliki ketrampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu
√
Kemampuan Menerapakan
Mind Mapping
16. Menerapakan metode mind
mapping dengan baik dan
benar
√
17. Melibatkan siswa dalam
penerapan mind mapping
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
19. Penilaian sesuai RPP √
Kemampuan Menutup
Kegiatan Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang
telah diajarkan
√
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya hal-hal yang belum
dipahami
√
22. Menyampaikan kesimpulan
pembelajaran yang telah
dilakukan
√
Tindak Lanjut/Follow Up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi
pelajaran yang akan dipelajari
sebelumnya
√
25. Memberikan motivasi kepada
siswa
√
Jumlah 72 21
Total 93
Kategori Sangat Baik
Keterangan
Skor nilai:
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Kota Salatiga, 29 Maret 2018
Guru Kelas
Peneliti
Ratna Puspitasari, S.PdI Desita Eka Kurniasari
NIM. 11514076
7. Materi Proses Terbentuknya Tanah dan Jenis-jenis Tanah
f. Proses terbentuknya tanah
Proses terbentuknya tanah karena pelapukan, Tanah berasal
dari bebatuan. Batuan-batuan tersebut mengalami proses pelapukan
yang kemudian menjadi butiran-butiran halus. Terus butiran-butiran
tersebut mengumpul menjadi tanah. Jenis batu-batuan di bumi sangat
banyak. Untuk masing-masing jenis batu memiliki tingkat pelapukan.
g. Jenis-jenis Batuan
Batuan adalah merupakan salah satu dari komponen penyusun
tanah. Terdapat berbagai jenis batuan mempunyai sifat dan cirri
khusus. Perbedaan-perbedaan pada bebatuan tersebut sangat
tergantung pada kandungan dari batuan yang bersangkutan. Berikut ini
contoh kandungan dalam bebatuan misalnya zat besi, nikel, tembaga,
emas, dan bahan-bahan yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
sebagai mineral.
Terbentuknya bebatuan terdapat 3 jenis batuan antara lain : 1).
Batuan beku (batuan magma), 2). Batuan endapan (batuan sedimen),
3). Batuan Malian (batuan metamorf).
4) Batuan Beku
Jenis batuan beku ini terbentuk dari pembekuan lava atau
magma. Lava dalam bentuk cair yang keluar dari gunung
berapi. Kemudian lava cair tersebut akan mengalami
pembekuan sehingga membentuk batuan beku. Terdapat 2
macam batuan beku yaitu batuan beku dalam (intrusi) adalah
batuan beku yang mengendap dibawah di bawah permukaan
bumi. Sebagai contoh batuan beku dalam adalah batuan apung
dan batu granit. Sedangkan pengertian batuan beku luar
(ekstrusi) adalah batuan yang mengendap di atas permukaan
bumi. Sebagai contoh batuan beku luar adalah aspal dan batu
obsidian.
5) Batuan endapan atau sedimen
Jenis batuan endapan/ sedimen ini terbentuk oleh karena
adanya proses pengendapan. Adapun bentuk batuan ini adalah
berlapis-lapis. Sebagai contoh batuan endapan atau sedimen
adalah batu kapur, batu konglomerat, dan juga batu pasir.
6) Batuan malihan/metamorf
Pengertian batuan malihan adalah batuan yang berasal dari
perubahan batuan beku dan juga batuan endapan. Perubahan ini
terjadi disebabkan karena adanya tekanan dan adanya panas.
Sebagai contoh batuan malihan adalah batu marmer (baerasal
dari batu gamping) contoh lainnya adalah batu tulis (berasal
dari batu serpihan).
h. Pelapukan batuan menjadi tanah
Tanah adalah merupakan hal yang sangat penting bagi
makhluk hidup baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Tanah terdiri dari bagian-bagaian tertentu yang merupakan hasil
dari pelapukan bahan dan jga sisa-sisa dari makhluk hidup.
Pelapuka bias terjadi disebabkan oleh karena adanya perbedaan
suhu dan hujan. Pelapukan ini dikenal sebagai pelapukan fisika.
Selain itu, pelapukan juga dikarenakan oleh makhluk hidup yang
disebut dengan pelapukan biologis. Batuan akan hancur dan lapuk
bagi batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan tersebut selama
berjuta-juta tahun.
4) Pelapukam fisika
Faktor alam adalah merupakan penyebab terjadinya
pelapukan fisika. Sebagai contohnya adanya faktor panas (suhu),
angin dan juga air. Misalnya saja pada waktu terik matahari, batuan
akan mengembang, sedangkan pada saat suhu dingin bebatuan
akan menyusut. Kalau hal ini terjadi secara terus-menerus maka
batuan akan menjadi retak dan lama-kelamaan batuan tersebut akan
pecah. Begitu pula untuk batu yang sering terkena angin kencang
akan mengakibatkan terjadinya pengkikisan sehingga batu
mengakibatkan erosi dan batu menjadi padang pasir yang
terbentang luas. Sedangkan untuk pelapukan karena air misalnya
air hujan yang terus menerus akan mengakibatkan pengikisan pada
bebatuan. Contoh lainnya ombak di laut membentur batu di pantai
sehingga batu menjadi terkikis.
5) Pelapukan biologi
Pelapukan yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup
dinamakan pelapukan biologi. Sebagai contoh pelapukan karena
adanya tumbuhan lumut dan bakteri. Tumbuhan yang hidup di
bebatuan dapat menyebabkan batu menjadi pecah.
6) Pelapukan kimia
Zat kimia adalah faktor terjadinya pelapukan kimia,
contohnya adalah oksigen, karbondioksida, dan uap air. Besi dapat
berkarat disebabkan karena bereaksi dengan oksigen dan uap air.
Batuan bias terkiskis dan lapuk disebabkan oleh air hujan
yang secara alami mengandung asam dari karbondioksida.
Keasaman dari air hujan bias meningkat oleh gas-gas buangan dari
industri contohnya belerag dioksida bias berekasi dengan uap air
dan gas-gas lain yang ada di udara. Kondisi tersebut bias
menyeabakan terjadinya hujan asam yang tetntunya dengan adanya
hujan asam tersebut semakin mempercepat terjadinya pelapukan
kimia terhadap batuan.
i. Bagian-bagian tanah
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi. Kerak bumi
terdiri atas lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan
batuan induk.
5) Lapisan atas merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil
pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati.
Lapisan ini merupakan tanah yang paling subur.
6) Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan
batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk karena sebagian
bahan lapisan atas terbawa oleh airdan mengendap. Lapisan ini
biasa disebut tanah liat.
7) Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas
bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongakahan terdapat
hasil pelapukan batuan. Jadi masih ada batu yang belum
melapuk secara sepurna
8) Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat.
j. Jenis-jenis tanah
Tentunya setiap tanah memiliki kemampuan menyerap dan
menyimpan air yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tumbuhan
yang ditanam di tanah, yang mampu menyerap dan menyimpan
air, akan tumbuh dengan baik. Penyerapan air ke dalam tanah
bergantung pada jenis tanah. Berikut, akan dijelaskan jenis-jenis
tanah yang dapat kamu temukan disekitarmu.
10) Tanah humas
Tanah humas merupakan tanah yang
f) Berasal dari pelapuakan sisa hewan dan tumbuhan yang
membusuk.
g) Berwarna kehitaman.
h) Sangat baik untuk laha pertanian.
i) Kemampuan menyerap air sangat tinggi.
j) Dapat menggeburkan tanah.
11) Tanah liat atau tanah lempung
Tanah liat atau lempung merupakan tanah yang
f) Butiran-butiran tanahnya halus.
g) Satiap butiran saling melekat satu sama lain, sehingga
jika basah lengket.
h) Sukar menyerap air
i) Sring dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan,
seperti pot bunga, mangkuk, dan cerek. Dalam
penggunannya, tanh liat yang telah dibetuk dipanaskan
supaya kering dan kuat.
j) Tumbuhan sulit tumbuh di tanah liat.
12) Tanah berpasir
Tanah berpasir bisanya digunakan untuk lahan membangun
rumah. Tanah ini dicampur dengan semen untuk memasang
batu-bata. Tanah yang berpasir merupakan tanah yang
d) Butiran pasirnya sangat banyak
e) Mudah menyerap air
f) Tumbuhan sulit tumbuh di tanah yang berpasir.
13) Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik biasanya terdapat di sekitar gunug berapi,
seperti Gunung Merapi di Jawa Tengah da Gunung
Galunggung di Jawa Barat.Tanah Vulkanisk merupakan tanah
yang
f) Banyak mengandung unsure hara
g) Warnanya lebih gelap
h) Berasal dari gunung berapi atau gunung meletus
i) Sangat mudah menyerap air
j) Sangat subur untuk lahaan pertanian
14) Tanah Gambut
Tanah gambut merupakan hasil dari tamanan yang
pembusukannya tidak sempurna, sehingga memiliki kandungan
bahan organic yang sangat tinggi. Kita bias menjumpai tanah
yang gambut inin pada tempat contohnya rawa, danau, pantai
dan sebagainya. Hampir separuh lahan basah adalah tanah
gambut. Tanah gambut ini mampu menyimpan karbon dan air
dalam jumlah besar, karena kemampuannya itu kita bias
mendapatkan cadangan iir saat musim kemarau tiba.
Ciri-ciri tanah gambut:
e) Memilki kandungan bahan organic yang sangat tinggi
f) Rang subur karena sifat tanahnya lembek, basah, dan
lunak
g) Kadar keasamnya tinggi
h) Warnanya gelap
15) Tanah Aluvial
Tanah ini bias juga disebut tanah endapan. Awalnya adalah
lumpur dan pasir halus yang terbawa sungain kemudian
mengendap di dataran rendah, lembah dan cekungan di
sepanjang daerah sungai.
Ciri-ciri tanah Aluvial:
g) PH lebih dari 6,5
h) Trdapat dipersawahan dan luar persawahan
i) Tektur tanahnya liat atau liat berpasir
j) Keras jika waktu kering dan kuat pada waktu lembab
k) Kaya akan fosfot
l) Subur, bias untuk persawahan dan perkebunan
16) Tanah Kapur
Tanah kapur atau tanah mediteran erupakan tanah hasil dari
pelpukan bebatuan kapur yang sudah hancur.
Ciri-ciri tanah kapur:
f) Tanah ini tidak subur karena tidak memiliki unsure
hara.
g) Sangat mudah dilalui air.
h) Berkontribusi sedikit dalam bidang pertanian.
i) Meskipun tidak subur tanah ini ternyata cocok
digunakan untuk penanaman pohon jati.
j) Memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang
tinggi.
17) Tanah Pedzoilik
Tanah ini sering kita jumpai di daerah yang memiliki curah
hujan yang tinggi serta suhu udara yang rendah. Tanah ini juga
hisa kita jumpai di daerah pegunungan yang memilki iklim
basah. Derah yang paling banyak tanah pedzoik adalah
Sumatera utara dan Papua Barat.
Ciri-ciri tanah Pedzolik:
g) Unsur haranya rendah
h) Kadar bahan organiknya rendah.
i) Sangat mudah kering karena rendahnya daya simpan
air.
j) Tidak subur
k) Waranya merah atau bias juga kuning.
l) Memiliki Ph rendah.
18) Tanah Laterit
Tanah ini terbetuk kareana lingkungan lembam dingin dan
adanya genangan air. Tanah ini memiliki warna merah dan
lainnya juga ada yang berwarna coklat. Biasanya tanah ini
sering digunakan untuk lahan penanaman tanamanan palawija,
jagung, kelapa sawit, karet, cengkeh, dan kopi.
Ciri-ciri Tanah Laterit:
h) Berwarna merah atau coklat.
i) Mdah menyerap air.
j) Emiliki kandungan bahan organic yang sedang.
k) Kandungan Ph netral.
l) Mudah menyerap air.
m) Tektur tanah relatif padat dan kokoh.
n) Merupakan tanah yang sudah berumur tua.
Pilihlah jawaban yang benar!
11. Lapisan bumi yang sering kita pijak adalah….
e. Tanah
f. Rumput
g. Batu
h. Kebun
12. Berikut ini tang tidak termasuk lapisan tanah adalah…..
e. Lapisan atas
f. Lapisan tengah
g. Lapisan bawah
h. Tebing
13. Peristiwa pembentukan tanah dari batuan disebut….
e. Pelapukan
f. Pembakaran
g. Pendinginan
h. Pengikisan
14. Tanah merupakan hasil pelapuakan dari…..
e. Tanah liat
f. Pasir
g. Batuan
h. Kapur
15. Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh….
e. Zat kimia
f. Perubahan suhu
g. Hujan asam
h. Aktivitas makhluk hidup
16. Pelapukan biologis disebabkan oleh….
e. Zat kimia
f. Perubahan suhu
g. Hujan asam
h. Aktivitas makhluk hidup
17. Oksigen dan uap air, karbondioksida dan gas-gas industry dapat
menyebabkan….
e. Hujan asam
f. Perkartan
g. Aktivitas manusia
h. Pembentukan batuan
18. Berikut ini yang bukan termasuk jenis batuan adalah…
e. Batu aki
f. Batu sedimen
g. Batu metamorf
h. Batu beku
19. Berikut ini adalah contoh batu metamorf adalah…..
e. Batu gamping
f. Batu konglomerat
g. Batu kapur
h. Batu pasir
20. Cirri-ciri lapisan tanah bawah….
e. Subur
f. Tidak ssubur
g. Sangat keras
h. Tanah bercampur pasir
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
11. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan….
12. Sebutkan macam-macam pelapukan….
13. Apa yang dimaksud dengan pelapukan biologis?
14. Pelapukan yang disebabkan oleh tumbuhan disebut….
15. Berdasarka komposisinya tanah dibedaka menjadi….. jenis,
yaitu…..,…….,……
16. Sebutkan 3 macam batuan !
17. Berikan 3 contoh batuan sedimen!
18. Sebutkan struktur lapisan tanah!
19. Tanah terbentuk dari…… yang melapuk.
20. Tanah yang berasal dari sisa hewan tumbuhan yang membusuk
adalah….
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar!
11. Jenis tanah yang banyak menyusun daerah-daerah pantai adalah…..
e. Tanah gersang
f. Tanah Liat
g. Tanah humus
h. Tanah pasir
12. Jenis tanah yang paling subur adalah….
e. Tanah Liat
f. Tanah Pasir
g. Tanah Kapur
h. Tanah Humus
13. Tanah yang paling sukar dilalui air adalah….
e. Tanah berpasir
f. Tanah liat
g. Tanah berkapur
h. Tanah humus
14. Batu-bata merupakan hasil dari pengolahan tanah….
e. Humus
f. Pasir
g. Liat
h. Kapur
15. Tanah yang paling banyak digunakan untuk lahan pertaanian adalah….
e. Tanah berpasir
f. Tanah liat
g. Tanah humus
h. Tanah kapur
16. Tanah vulkanik terletak di….
e. Daerah pantai
f. Dataran tinggi
g. Dataran rendah
h. Danau
17. Jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan
hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa disebut….
e. Tanah gambut
f. Tanah liat
g. Tanah pasir
h. Tanah vulkanik
18. Tanah kapur terletak di daerah….
e. Papua
f. Sumatera
g. Lampung
h. Jawa tengah
19. Tanah Aluvial berasal dari….
e. Lumpur yang mengedap di sungai
f. Magma yang ada di gunung berapi
g. Dari pembusukan hewan
h. Dari pelapukan batua kapur
20. Tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan
yang tinggi dan bersuhu rendah/dingin, merupakan cirri-ciri dari tanah….
e. Tanah Pedzolit
f. Tanah pasir
g. Tanah liat
h. Tanah Aluvial
Uraian
Jawabalah soal dengan benar!
6. Apakah yang dimaksud dengan tanah?
7. Sebutkan macam-macam/jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia!
8. Sebutkan ciri-ciri tanah berkapur dan berikan contoh daerahnya !
9. Jelaskan asal mulai terebntuknya tanah vulkanik!
10. Sebutkan ciri-ciri tanah gambut dan sebutkan daerah-daerahnya!
Hasil Nilai Tes
Siklus I
Mata Pelajaran IPA
Kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
Nilai KKM
individual
1. AMN P 75 √
2. ARR L 95 √
3. ADS L 80 √
4. DES L 95 √
5. ERA P 90 √
6. EA P 95 √
7. EAp L 65 -
8. FKA P 80 √
9. IA L 90 √
10. J P 55 -
11. MDW L 70 √
12. MR L 60 -
13. MF L 30 -
14. MRA L 30 -
15. MZH L 70 √
16. NDI P 40 -
17. NF P 75 √
18. NRS P 80 √
19. RW P 100 √
20. RAO P 80 √
21. SM L 60 -
22. STP L 50 -
23. SKN P 50 -
24. ZAV P 60 -
Jumlah 1675 14
Rata-rata 69,79
Ketuntasan Klasikal 58,3%
Hasil Nilai Tes
Siklus II
Mata Pelajaran IPA
Kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No Nama Siswa Jenis
Kelamin
Nilai KKM
individual
1. AMN P 85 √
2. ARR L 95 √
3. ADS L 85 √
4. DES L 90 √
5. ERA P 100 √
6. EA P 95 √
7. EAp L 80 -
8. FKA P 85 √
9. IA L 95 √
10. J P 55 -
11. MDW L 95 √
12. MR L 90 -
13. MF L 75 -
14. MRA L 50 -
15. MZH L 70 √
16. NDI P 80 -
17. NF P 90 √
18. NRS P 90 √
19. RW P 90 √
20. RAO P 85 √
21. SM L 95 -
22. STP L 65 -
23. SKN P 85 -
24. ZAV P 75 -
Jumlah 2000 21
Rata-rata 83,33
Ketuntasan Klasikal 87,5%
Pengamatan Diskusi Siklus I
No Nama
Siswa
Hasil
Diskusi
Kerjasa
ma
Keseriusan Keaktifan Nilai
Rata-
rata
Ket.
25. AMN 75 70 70 65 70 Baik/Tuntas
26. ARR 75 65 60 60 65 Baik/Tuntas
27. ADS 75 60 65 60 65 Baik/Tuntas
28. DES 75 60 60 60 63 Baik/Tuntas
29. ERA 80 75 75 75 76 Baik/Tuntas
30. EA 80 75 75 80 77 Baik/Tuntas
31. EAp 75 76 60 70 70 Baik/Tuntas
32. FKA 75 70 70 70 71 Baik/Tuntas
33. IA 75 70 75 75 73 Baik/Tuntas
34. J 75 55 50 50 57 Cukup/BelumTuntas
35. MDW 75 78 65 75 73 Baik/Tuntas
36. MR 75 70 70 75 72 Baik/Tuntas
37. MF 75 55 50 50 57 Cukup/BelumTuntas
38. MRA 75 50 50 50 56 Cukup/BelumTuntas
39. MZH 75 70 60 60 66 Baik/Tuntas
40. NDI 75 70 70 60 68 Baik/Tuntas
41. NF 75 70 70 75 72 Baik/Tuntas
42. NRS 80 70 75 75 75 Baik/Tuntas
43. RW 80 80 78 88 81 Amat baik/Tuntas
44. RAO 80 87 75 75 79 Baik/Tuntas
45. SM 75 78 75 80 77 Baik/Tuntas
46. STP 75 80 80 70 76 Baik/Tuntas
47. SKN 75 70 70 70 71 Baik/Tuntas
48. ZAV 75 60 60 60 63 Baik/Tuntas
Rentang Nilai dan Kategori
81-100 = Amat Baik
61-80 = Baik
41-60 = Cukup
21-40 = Kurang
0-21 = Kurang Sekali
Pengamatan Diskusi Siklus II
No Nama
Siswa
Hasil
Diskusi
Kerjasama Keseriusan Keaktifan Nilai
Rata-
rata
Ket.
25. AMN 80 78 80 80 79 Baik
26. ARR 80 75 78 80 78 Baik
27. ADS 80 75 75 75 76 Baik
28. DES 80 78 80 80 79 Baik
29. ERA 85 88 90 95 89 Amat
Baik
30. EA 85 90 96 95 91 Amat
Baik
31. EAp 80 80 75 78 78 Baik
32. FKA 80 75 75 75 76 Baik
33. IA 80 78 78 78 78 Baik
34. J 80 70 70 70 72 Baik
35. MDW 80 80 70 78 77 Baik
36. MR 80 75 75 75 76 Baik
37. MF 80 75 70 70 73 Baik
38. MRA 80 70 70 70 72 Baik
39. MZH 80 75 70 70 73 Baik
40. NDI 80 76 77 73 76 Baik
41. NF 80 72 78 78 77 Baik
42. NRS 85 78 78 78 79 Baik
43. RW 85 85 95 95 90 Amat
baik
44. RAO 85 90 80 85 85 Amat
Baik
45. SM 80 79 80 82 80 Baik
46. STP 80 85 85 76 81 Amat
Baik
47. SKN 80 75 75 75 76 Baik
48. ZAV 80 70 70 70 72 Baik
Rentang Nilai dan Kategori
81-100 = Amat Baik
61-80 = Baik
41-60 = Cukup
21-40 = Kurang
0-21 = Kurang Sekali
Kisi-kisi angket penelitian
No Indikator Keterangan
1. Untuk mengetahui apakah siswa menyukai
pembelajaran dengan metode mind mapping.
No 1, 2 dan 3
2. Untuk mengeatahui apakah siswa paham apa
yang disampaikan guru.
No 4 dan 5
3. Untuk mengetahui keberanian siswa
mempresentasikan hasil diskusi dan kerjasama
No 6 dan 7
4. Untuk mengetahui kreativitas siswa dapat
meningkat dengan metode mind mapping.
No 8,9 dan 10
Angket Penelitian
Peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi struktur tanah di
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Salatiga.
I. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
II. Petunjuk Pengisian
a. Berilah tanda centang pada pilihan yang disetujui, pada kolom
pilihan
b. Berilah tanda sama dengan paada pilihan yang dibatalkan,
kemudian beri tanda centang pada pilihan yang dianggap benar.
c. Diharapkan kejujuran dalam mengisi angket.
No Daftar Pernyataan Pilihan
Ya Tidak
1. Saya sangat menyukai pembelajaran
hari ini
2. Saya lebih senang belajar IPA
dengan metode mind mapping
3. Saya menjadi lebih bersemangat dan
berantusias dalam mengikuti
pelajaran
4. Saya mengikuti pelajaran dengan
memperhatiakan materi yang
disampaikan guru
5. Saya dapat mengikuti intruksi guru
dalam pembuatan mind mapping
6. Saya berani maju mempresentasikan
hasil pembuatan mind mapping
7. Saya dapat bekerjasama dengan
teman dalam diskusi
8. Saya menjadi lebih kreatif dengan
penerapan metode mind mapping
9. Dengan belajar melalui metode mind
mapping saya menjadi lebih
berkreasi
10. Dengan mind mapping say menjadi
lebih tertarik dalam mengeluarkan
ide-ide dan kreativitas
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Guru membuka pelajaran siklus 1
Gambar 2. Siswa berantusias menjawab pertanyaan guru
Gambar 3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
Gambar 4. Gambar Mind Mapping yang dibuat guru
Gambar 5. Siswa berkelompok membuat mind mapping
Gambar 6. Siswa mempresentasikan hasil mind mapping
Gambar 7. Siswa memperlihatkan hasil mind mapping
Gambar 8. Siswa mengerjakan post tes
Siklus 2
Gambar 9. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru (Siklus 2)
Gambar 10. Siswa diskusi membuat mind mapping (Siklus 2)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:
Nama Lengkap : Desita Eka Kurniasari
TTL : Magelang, 21 Desember 1996
Agama : Islam
Alamat : Suko Ponco rt 1 rw 09, Bondowoso, Mertoyudan, Magelang
No.Telp : 085642311659
Email : [email protected]
Moto : Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita
baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik
Pendidikan :
1. TK NU Muslimat Magelang Tahun Ajaran 2000-2002
2. MI Bondowoso Magelang Tahun Ajaran 2002-2008
3. SMP Persatuan Mertoyudan Magelang Tahun Ajaran 2008-2011
4. SMA N 1 Salaman Magelang Tahun Ajaran 2011-2014
5. Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2014-2018
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebagaimana semestinya.
Salatiga, 3 Mei 2018
Penulis
Desita Eka Kurniasari
NIM: 115-14-076
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
Nama : Desita Eka Kurniasari
NIM : 115-14-076
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Dosen Pengampu : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si
No. Nama Kegiatan Tanggal Keterangan Skor
1. OPAK STAIN SALATIGA 2014
“Aktualisasi Gerakan Mahasiswa
yang Beretika, Disiplin dan
Berfikir Terbuka”
18-19
Agustus
2014
Peserta
2. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga 2014 “Aktualisasi
Pendidikan Karakter sebagai
Pembentuk Generasi yang
Religius, Educative, dan Humanis”
20-21
Agustus
2014
Peserta
3. Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
LDK Darul Amal & ITTAQO
STAIN Salatiga “Pemahaman
Islam Rahmatan Lil „Alamin
sebagai Langkah Awal menjadi
Mahasiswa Berkarakter”
21
Agustus
2014
Peserta
4. Achievement Motivation Training
(AMT) CEC dan JQH STAIN
SALATIGA “Dengan AMT
Semangat Menyongsong Prestasi”
23
Agustus
2014
5. Pengakraban Mahasiswa Baru
PGMI STAIN Salatiga “Harmoni
Keluarga PGMI yang Humanis dan
Berkarakter”
27
Agustus
2014
Peserta
6. UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
(Pendidikan Pemustaka)
28
Agustus
2014
Peserta
7. Seminar Regional Wawasan
Magelang oleh FK-WAMA
“Rekonstruksi Karakter Mahasiswa
dalam Upaya Pembangunan
menuju Magelang yang Beretika
dan Berpendidikan”
13-14
September
2014
Panitia
8. Training Pengembangan Diri dan
Komunikasi yang diselenggarakan
oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI)
18
September
2014
Peserta
9. Talk Show Al Khidmah Kampus
Kota Salatiga “Ciptakan Karakter
Mahasiswa Religius dan Berakhlaq
Mulia”
19
September
2014
Peserta
10. MASA TA‟ARUF (MASTA) 2014
oleh IMM “Membentuk Pribadi,
Kembangkan Diri, Lahirkan
Potensi”
26
September
2014
Peserta
11. Seminar Nasional oleh DEMA
STAIN Salatiga “Peran Mahasiswa
dalam Mengawal Masa Depan
Indonesia Pasca Pilpres 2014”
29
September
2014
Peserta
12. Sarasehan dan Donor Darah
Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) “Berkarya Sesuai Potensi”
27
Oktober
2014
Peserta
13. Seminar Nasional Entrepreneurship
Gerakan Pramuka Racana Kusuma
16
November
Peserta
Dilaga IAIN Salatiga 2014
14. Forum Mahasiswa Satu Aspirasi
(FORMASI) Pentas Seni dan
Diskusi “Potret Kebudayaan Papua
Bagian dari Kekayaan Indonesia”
11
Desember
2014
Peserta
15. Seminar Regional oleh Forum
Komunikasi Mahasiswa Magelang
(FK-WAMA) “Menggali Ilmu
Pendidikan Islam dalam Kesenian
Tradisional Kobro Siswo”
20 Maret
2015
Panitia
16. Seminar Pendidikan oleh HMJ PAI
“Menciptakan Metode Pendidikan
Agama Islam yang Ideal dalam
Proses Membebaskan dan
Memerdekakan Manusia”
12
November
2015
Peserta
17. Seminar “STAY POSITIVE”
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
26 Mei
2016
Peserta
19. Seminar Nasional “Reinventing
Kebudayaan Indonesia untuk
Kebangkitan HMI di Era Modern”
28 Mei
2016
Peserta
20. Seminar Internasional “Petani
untuk Negeri” dalam rangkaian
kegiatan Festival Solidaritas untuk
Petani Indonesia
24
September
2016
Peserta
21. Dialog Interaktif Senat Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga “Peran Politik dalam
Perekonomian di Indonesia”
4 Oktober
2016
Peserta
22. Seminar Nasional Pasar Modal
Syari‟ah Dewan Mahasiswa
Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga
8
November
2017
peserta
“Peluang Mahasiswa dalam
Berinvestasi menuju Kemandirian
Ekonomi”
23. Festival Budaya PGMI Jalan Sehat
Semarak Festival Hari jadi PGMI
ke 10 “Bersama Kita Bisa”
15
November
2017
Peserta
24. Seminar Nasional oleh LDK IAIN
Salatiga “Reaktualisasi Cantik
Dhohir dan Batin dalam Kacamata
Islam”
18
November
2017
Peserta