i
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII
DI MTs MARDHOTILLAH KEC. PESISIR SELATAN KAB.
PESISIR BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh :
PERA LESDIA NPM : 1311010366
Jurusan: Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2017 M
i
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII
DI MTs MARDHOTILLAH KEC. PESISIR SELATAN KAB.
PESISIR BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh :
PERA LESDIA NPM : 1311010366
Jurusan: Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Dr. H. Achmad Asrori, MA.
Pembimbing II : Dr. Yetri Hasan, M. Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2017
ii
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII
DI MTs MARDHOTILLAH KEC. PESISIR SELATAN KAB.
PESISIR BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh
PERA LESDIA
Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan pengetahuan seorang guru,
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru
sangat diperlukan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, guru yang
berkompetensi tinggi diharapkan akan dapat memberi motivasi belajar yang tinggi
pada peserta didik. Untuk dapat mempunyai kompetensi yang tinggi seorang guru
harus mempunyai pendidikan yang tinggi, betapapun tinggi kompetensi guru jika
siswa tidak termotivasi untuk belajar maka akan tiada artinya. Adapun rumusan
masalah adalah “adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak
terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah” tujuan dalam
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik Guru aqidah akhlak
terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah”.
Jenis penelitian yang digunakan adalah (field research). Penelitian ini
dilakukan di MTs Mardhotillah yaitu mengenai kompetensi pedagogik guru dengan
motivasi belajar peserta didik. Dilihat dari sifatnya penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif eksploratif riset yang mengklarifikasikan data yang bersifat kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, observasi, interview, dan
dokumentasi. Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII
MTs Mardhotillah yang berjumlah 170. Sedangkan yang menjadi sampel adalah 55
peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui bahwa rxy = 0,737, bila
dikonsultasikan kedalam “r” tabel berada pada taraf korelasi 0,70-0,90 yang
menunjukkan taraf korelasi yang baik atau tinggi. Dengan istilah lain terdapat
pengaruh yang tinggi diantara kedua variabel tesebut. Sedangkan untuk mengetahui
taraf nyatanya diuji dengan uji “t” maka diperoleh t = 7,936 dengan taraf signifikan
5% dan 1 % menunjukkan angka sebesar 2,01 < 7,936 > 2,68. Yang berarti bahwa
adanya pengaruh yang nyata antara kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi
belajar peserta didik. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat nilai sebesar
54,3%. Hal ini menunjukkan pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi
peserta didik sebesar 54,3% dan 45,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
iii
iv
v
MOTTO
Artinya: Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,
Sesungguhnya akupun berbuat pula kelak kamu akan mengetahui,
siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia
ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan
keberuntungan. (Q.S. Al-AN‟am : 135).1
1Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Surakarta : Fitrah Rabbani, 2009),
h. 145.
vi
P E R S E M B A H A N
1. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Superi dan ibunda Darwati tempatku
berteduh melabuhkan segala suka dan duka disetiap malam di dalam sujudku
yang dalam dan panjang, yang telah memberiku segalanya untukku kasih
sayang serta do‟a yang selalu menyertaiku. Dari bapak aku belajar untuk
dapat bekerja keras dan dari ibu aku belajar bersabar.
2. Kakak tercinta (Sundari yanti dan Denta safitri ) yang selalu memberikan
motivasi dan inspirasi kepadaku untuk mencapai keberhasilan pendidikanku.
3. Seseorang yang telah menjadi pandang pendamai hati (my heart) yang telah
banyak memberikan motivasi yang sangat berharga.
4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI,
dan kelas D khususnya, semoga kita semua menjadi generasi yang dapat
mengamalkan ilmunya dengan penuh pengabdian untuk masyarakat.
5. Terimakasih sahabatku Wiwin Sumiati, Sulastri, Yuli, Putri, Selvi, Yusup,
Mira yang selalu ada disaat senang dan dikala susah.
6. Terkhusus almamaterku (IAIN Raden Intan Lampung) yang telah
memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk membuka pintu dunia
kehidupan.
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di bumi Allah SWT, tepatnya di desa Biha, Kecamatan.
Pesisir Selatan, Kabupaten pesisir Barat pada tanggal 01 Juni 1995, anak ketiga dari
tiga bersaudari ini diberi nama Pera lesdia, ayah bernama Superi dan Ibu bernama
Darwati. Dan dua kakak saya bernama Sundari yanti dan Denta safitri.
Pendidikan penulis pada Sekolah Dasar di SDN 04 Biha pesisir selatan lulus
pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan sekolah ke Sekolah menengah
pertama (SMP), lulus pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah menengah atas (SMA) di SMAN 1 Pesisir selatan lulus tahun 2013.
Setelah selesai dari pendidikan SMA Selanjutnya tahun 2013 penulis diterima
sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung Program Strata I
(satu) Jurusan Pendidikan Agama Islam dan telah menyelesaikan skripsi dengan
judul: “Pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi
belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir selatan.
Kabupaten Pesisir barat.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur selalu terucap atas segala nikmat yang di
berikan Allah SWT kepada kita, yaitu berupa nikmat iman, islam dan ihsan, sehingga
kami (pemakalah) dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik walau di dalamnya
masih terdapat banyak kesalahan, dan kekurangan.
Semoga sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, sebagai pimpinan ummat, dan juga sebagai Nabi terakhir yang di utus untuk
menyempurnakan akhlak manusia di dunia dan menunjukkan jalan yang terang
benderang yakni Ad-din Al-islam.
Skripsi ini penulis susun sebagai tulisan ilmiah dan diajukan untuk melengkapi
syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Penulis
menyadari pula bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang
telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
ix
1. Bapak Prof. Dr. Chairul Anwar, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden
Intan Lampung beserta stafnya yang telah banyak membantu dalam proses
menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah.
2. Bapak Dr, Imam Syafei, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung.
3. Bapak Dr. Achmad Asrori selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Yetri Hasan, M.Pd
selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu serta mencurahkan
fikirannya dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah beserta para karyawan yang telah membantu
dan membina penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan
Lampung
5. Pimpinan perpustakaan baik pusat maupun Fakultas yang telah memberikan
fasilitas buku-buku yang penulis gunakan selama penyusunan skripsi.
Semoga usaha dan jasa baik dari Bapak, Ibu, dan saudara/i sekalian menjadi
amal ibadah dan diridhoi Allah SWT, dan mudah-mudahan Allah SWT akan
membalasnya, Amin Ya Robbal „Alamiin...
Bandar Lampung, februari 2017
Penulis,
PERA LESDIA
NPM : 1311010366
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
HALAMAM PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ........................................................................................ 1
B. Alasan Memilih Judul ............................................................................... 4
C. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 22
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 23
F. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 24
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .............................................................................................. 27
1. Motivasi Belajar ................................................................................. 27
a. Pengertian motivasi belajar ........................................................... 27
b. Macam-macam motivasi belajar .................................................... 29
c. Fungsi motivasi dalam belajar ....................................................... 33
d. Teori motivasi ................................................................................ 36
xi
e. Cara membangkitkan motivasi belajar .......................................... 38
f. Unsur-unsur yang mempengaruhi motuivasi belajar ..................... 40
g. Indikator dalam motivasi belajar ................................................... 44
2. Kompetensi pedagogik Guru .............................................................. 47
a. Pengertian kompetensi pedagogik ................................................. 47
b. Indikator kompetensi pedagogik ................................................... 50
c. Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru ........................................... 57
3. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak .......................................................... 60
a. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak .................................. 60
b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ......................................... 62
c. Pentingnya Mata Pelajaran Aqidah Akhlak .................................. 63
B. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Menumbuhkan Motivasi
Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ..................... 63
C. Kerangka berfikir ...................................................................................... 66
D. Hipotesis .................................................................................................... 68
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan sifat penelitian ........................................................................... 70
B. Variabel dan Indikator Penelitian .............................................................. 71
C. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 72
D. Populasi dan sampel .................................................................................. 73
E. Metode pengumpulan data ........................................................................ 76
F. Metode analisis data .................................................................................. 80
BAB IV ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 83
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ..................................................... 85
1. Menentukan bentuk instrumen ............................................................. 86
2. Uji coba instrumen ............................................................................... 67
xii
3. Uji validitas dan reliabilitas instrumen kuisioner ................................. 87
4. Pengujian hipotesis ............................................................................... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 103
B. Saran .......................................................................................................... 104
C. Penutup ...................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan Peserta Didik Di MTs Mardhotillah .................................... 75
Tabel 2 Data Sampel Peserta Didik di madrasah Tsanawiyah Kecamatan
Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat ............................................ 77
Tabel 3 Data Sarana Dan Prasarana MTs Mardhotillah ................................. 84
Tabel 4 Data Keadaan Guru di MTs Mardhotillah.......................................... 85
Tabel 5 Kedaan Peserta Didik MTs Mardhotillah .......................................... 85
Tabel 6 Analisis Uji Coba Angket Validitas Soal (Variabel X)...................... 89
Tabel 7 Analisis Uji Coba Angket Validitas Soal (Variabel Y)...................... 91
Tabel 8 Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Kompetensi Pedagogik)
Untuk Kuisioner Variabel X .............................................................. 92
Tabel 9 Skor Total Untuk Item Genap Instrumen (Kompetensi Pedagogik)
Untuk Kuisioner Variabel Y .............................................................. 93
Tabel 10 Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ........................... 93
Tabel 11 Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen
(Motivasi Belajar Peserta Didik) Untuk Kuisioner Variabel X ......... 95
Tabel 12 Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen
(Motivasi Belajar Peserta Didik) Untuk Kuisioner Variabel Y ......... 96
Tabel 13 Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Peserta Didik ........................ 96
Tabel 16 Tabel interpretasi Nilai R ................................................................... 105
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Nama Populasi Peserta Didik Kelas VIII
Lampiran 2 Data Nama Sampel Peserta Didik Kelas VIII
Lampiran 3 Data Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket
Lampiran 5 Angket Kompetensi Pedagogik Guru
Lampiran 6 Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 7 Jawaban Responden Variabel X (Kompetensi Pedagogik Guru) Untuk
Menguji Validitas Butir Soal
Lampiran 8 Jawaban Responden Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik)
Untuk Menguji Validitas Butir Soal
Lampiran 9 Uji Validitas Soal Uji Coba (Kompetensi Pedagogik Guru)
Lampiran 10 Uji Validitas Soal Uji Coba (Motivasi Belajar Peserta Didik)
Lampiran 11 Perhitungan Manual Validitas Item
Lampiran 12 Jawaban Angket Tentang Kompetensi Pedagogik Guru
Lampiran 13 Jawaban Angket Tentang Motivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 14 Kinerja Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Motivasi
Belajar Peserta Didik Di MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan,
Kabupaten Pesisir Barat.
Lampiran 15 Perhitungan Analisis Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai “ r ” Product Moment”
Lampiran 17 Pedoman Observasi
Lampiran 18 Pedoman Wawancara
Lampiran 19 Lampiran Dokumentasi
Lampiran 20 Lembar Pengesahan Proposal
Lampiran 21 Kartu Konsultasi
xv
Lampiran 22 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian Dari Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung
Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian Dari MTs
Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Judul skripsi ini yaitu “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak
Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah, Kecamatan
Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat”. Untuk menghindari kesalah pahaman
terhadap skripsi ini maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang digunakan
dalam judul skripsi ini. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah:
1. Pengaruh
Pengaruh merupakan daya timbul dari orang, benda dan sebagainya yang
berkuasa terhadap yang lain.2 Sedangkan menurut sulchan yasin pengaruh adalah
daya yang ada atau timbul dari seseorang yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang.3
Berdasarkan paparan istilah tersebut, maka dalam skripsi ini istilah
pengaruh diartikan sebagai dampak yang timbul dari kompetensi pedagogik guru
aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII MTs
mardhotillah kabupaten pesisir barat.
2W.J.S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka 1994), h.
965. 3Sulchan Yasin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya : Amanah, 1997), h. 375.
2
2. Kompetensi pedagogik
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.4
Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Kompetensi
Pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran aqidah akhlak
dikelas khususnya di MTs Mardhotillah.
3. Guru Aqidah akhlak
Guru aqidah akhlak adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.5
Dalam penelitian ini yang dimaksud guru adalah yang mengajar aqidah
akhlak di MTs Mardhotillah.
4. Motivasi belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu, motif juga dapat diartikan sebagai
daya penggerak dari dalam dan subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
demi mencapai tujuan.6
4Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Guru dan Dosen (RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta :
Sinar Grafika, 2011), h. 4. 5Ibid, h. 4.
6Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 73.
3
Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi adalah
suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
5. Peserta didik
Peserta didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.7
Peserta didik dalam arti luas adalah siapa saja yang belajar dari TK, SD, SMP,
sampai SMA, Mahasiswa, peserta pelatihan dilembaga pemerintahan maupun
swasta, dengan kata lain peserta didik adalah pelajar (learner).8
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan formal maupun non formal, pada jenjang dan
pendidikan tertentu.
6. Mata pelajaran aqidah akhlak
Mata pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu pelajaran yang
diberikan kepada sekolah madrasah tsanawiyah dengan tujuan utama
meningkatkan pengetahuan agama dan prilaku peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Mata pelajaran ini merupakan gabungan dua sub mata pelajaran
aqidah dan akhlak.
7Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka
Cipta, 2008), h. 78. 8Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2008), h. 12.
4
7. MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat
MTs Mardhotillah ialah salah satu Madrasah Tsanawiyah yang terletak
diwilayah kabupaten pesisir barat, kecamatan pesisir selatan dimana penulis
mengadakan penelitian.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, telah tergambar maksud dari
penulis mengemukakan judul skripsi ini, adapun yang menjadi maksud penulisan
skripsi ini Ialah “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir
Barat”.
B. Alasan memilih judul
Adapun yang menjadi dasar pijakan penulis memilih judul Skripsi “Pengaruh
Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Terhadap Motivasi Belajar Peserta
Didik Kelas VIII MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat” ialah sebagai berikut:
1. Mengingat pentingnya kompestensi guru sebagai motivasi terhadap peserta
didik untuk mencapai proses pembelajaran yang baik untuk mencapai tujuan
pendidikan terutama untuk guru aqidah akhlak.
2. Mengingat kompetensi guru mempunyai peran penting dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik, melalui penelitian ini diaharapkan agar guru
yang mengajar dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan sebaik-
baiknya.
5
3. Kompetensi guru di MTs Mardhotillah, perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai
tujuan pembelajaran sehingga menjadi manusia cerdas, beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis.
C. Latar Belakang Masalah
Setiap pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, guru
merupakan sentral pelaksanaan kurikulum, guru yang harus lebih mengenal,
memahami, dan, melaksanakan hal-hal yang tertuang dalam kurikulum, tanpa guru
kurikulum hanyalah benda mati yang tiada arti, guru merupakan profesi mulia dan
terpuji, berkat pengabdian guru dalam mendidik peserta didik mencuatlah sederet
tokoh yang piawai dalam menggelindingkan roda pemerintahan, atau pakar ilmu
pengetahuan, berkat sentuhan tangan seorang guru, lahir pula sederet tenaga
profesional yang benar-benar dibutuhkan,9 dalam upaya meningkatkan mutu sumber
daya manusia dalam ketertinggalannya dari segala aspek kehidupan dan
menyesuaikan dengan perubahan zaman atau global serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan
secara terarah dan terencana.
Maka Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) yang menjelaskan bahwa :
9Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan (Yogyakarta : Teras, 2009), Cet. 2. h. 51.
6
“Sistem pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan pembaharuan
kehidupan, lokasi, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.10
Sementara yang dimaksud dengan pendidikan sendiri adalah suatu proses
dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan
masyarakat.11
Melalui proses pendidikan seseorang dapat mengetahui apa yang tidak
diketahuinya, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Al-Alaq ayat 5:
Artinya: “ Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.12
Sebagaimana yang tertera dalam UU SISDIKNAS BAB I (ketentuan umum)
pasal 1 ayat 1, yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, dan negara”13
10
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 2008), h. 10. 11
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajarannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 3. 12
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya (Bandung : Diponegoro, 2006), h.
479. 13
UU SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2010), h. 2.
7
Sedangkan Pendidikan Agama Islam yaitu Upaya mendidikkan agama islam
atau ajaran islam dan nilai-nilainya, agar menjadi Way of life (pandangan dan sikap
hidup) seseorang. Dalam pengertian yang kedua dapat berwujud : 1) setiap kegiatan
yang dilaksanakan seseorang untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta
didik dalam menanamkan dan menumbuh kembangkan ajaran islam dan nilai-
nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidup, yang diwujudkan dalam sikap
hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari, atau tumbuh
kembangnya; 2) segenap fenomena atau peristiwa penjumpaan antara dua orang atau
lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan tumbuh kembangnya ajaran islam dan
nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.14
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan khususnya
pendidikan Islam merupakan suatu wadah atau lembaga untuk mencetak manusia
yang menguasai ilmu dan dapat mengembangkan potensi dirinya sebagai manusia
yang memiliki akhlak yang luhur dan mulia serta dapat mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam undang-undang SISDIKNAS BAB II (Dasar, Fungsi dan Tujuan) pasal 3
bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah “berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Adapun tujuan pendidikan menurut Arifin Sebagaimana dikutip Abdullah Idi
ialah: “merealisasikan manusia yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan
14
Muhaimin, Pengembangan Pendidikan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Raja
Grafindo, 2012), h. 7.
8
yang mampu mengabdikan dirinya kepada sang khalik dengan sikap dan kepribadian
bulat menyerahkan diri kepadaNya daam segala aspek kehidupan dalam rangka
mencari keridoanNya”.15
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
khususnya pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan kepribadian manusia baik
jasmaniah, spiritual, intelektual, ilmiah, agar menjadi anak yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, dan berilmu, oleh
karena pentingnya pendidikan khususnya pendidikan Islam maka perlu ditingkatkan
pula kemampuan akademik dan professional serta meningkatkan jaminan kesehatan
tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal.
Dalam proses pendidikan, belajar merupakan pendidikan yang paling sentral.
Hal ini mengandung arti bahwa, keberhasilan dalam proses pendidikan ditentukan
oleh berhasil tidaknya suatu proses belajar itu sendiri, arah pendidikan pada dasarnya
berusaha untuk mengembangkan potensi individu, dimana individu tersebut dapat
dibekali berbagai kemampuan dan pengembangan berbagai hal seperti: prinsip
konsep, kreativitas, tanggung jawab, serta keterampilan, dengan kata lain arah
pendidikan ini adalah peserta didik yang mengalami perkembangan dan perubahan
dalam tiga aspek pendidikan yaitu: afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
satusama lain, belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
15
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,
2011), h. 61.
9
subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan padaapa yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar untuk menyampaikan bahan pelajaran
kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, dan menguasai bahan pelajaran itu,
dimana kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena saling
mendukung.
Dengan demikian salah satu faktor yang menentukan berhasilnya proses belajar
mengajar dikelas adalah pendidik, oleh karena itu guru merupakan ujung tombak
demi tercapainya usaha pendidikan. Sebagaimana fungsinya sebagai pengajar,
pendidik dan pembimbing murid dan pada realisasinya apabila sebuah lembaga
pendidikan tidak menghasilkan out put sepertiapa yang diharapkan orang tua dan
masyarakat maka mereka lebih menyoroti guru sebagai penyebab kegagalan itu dari
pada faktor lain.
Guru adalah sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
peserta didik, menjadikan peserta didik tumbuh berkembang, terdidik, pintar dan
berkepribadian baik. Dalam Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1
tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa :
“Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”.16
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan
secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama.
16
DPR RI”Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen”, h. 3.
10
Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara
masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam
sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,
khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, guru juga menentukan
keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar
mengajar.17
Dengan demikian tugas seorang guru tidaklah mudah, dituntut keseriusan,
keikhlasan, dilakukan secara sadar benar dan tepat dalam menjalankannya serta
dibutuhkan adanya kompetensi dalam dirinya, hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT:
Artinya: “Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,
Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di
antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.18
(QS. Al-
An‟am : 135)
Berdasarkan firman Allah diatas dapat dipahami bahwa pendidik adalah tugas
yang membutuhkan suatu keseriusan karena profesi guru bukanlah hal yang mudah,
disini dibutuhkan kemampuan khusus atau kompetensi dalam menjalankan tugasnya,
17
E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2009), h. 5. 18
Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 115.
11
jika seorang guru tidak memiliki kompetensi yang harus dimiliki maka tujuan yang
diharapkan tidak akan tercapai dengan optimal.
Guru yang baik adalah guru yang bertanggung jawab, guru akan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang diperlukan
Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kompetensi.
Dalam Undang- Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1
ayat 10 disebutkan ”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.19
Menurut Syaiful Sagala, kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan
(daya pikir), sikap (daya kalbu), dan ketrampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan, dengan kata lain kompetensi merupakan perpaduan dari
penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, dapat
juga dikatakan bahwa kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan,
pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi, dan harapan yang
mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjelaskan tugas atau
pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata.
19
DPR RI ”Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen”, h. 72.
12
Jadi kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru untuk dapat melaksanakan
tugas-tugas profesionalannya.20
Selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh kepala Madrasah
Tsanawiyah Mardhotilah. Kabupaten Pesisir Barat juga menerangkan bahwasanya:
“Komponen pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlak yang terdiri dari guru,
peserta didik dan bahan pelajaran sudah mulai membaik walaupun masih ada
kekurangan. Hal ini dapat dilihat sebagaimana, Guru/pendidik, yaitu guru
aqidah akhlak sebelum melakukan proses pembelajaran mempersiapkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan menerapkannya dengan
memberikan bahan pelajaran semaksimal mungkin. Bahan pelajaran/materi,
yang akan disampaikan oleh pendidik bersumber pada buku paket dan buku-
buku penunjang lainnya, hanya saja sebagian peserta didik, dalam pelaksanaan
proses pembelajaran, walaupun demikian dalam menerima materi yang
disampaikan oleh pendidik memang belum sepenuhnya aktif dan bersemangat
semua.21
Berdasarkan hasil Pra Survey tersebut, terlihat bahwa guru mata pelajaran
aqidah akhlak sudah memiliki salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
guru yaitu dapat membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran, akan tetapi guru
tersebut masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran, hal ini selaras
dengan pernyataan yang diutarakannya yakni:
“Dalam proses pembelajaran, untuk mentransfer ilmu saya sudah berusaha
dengan sebaik mungkin agar apa yang saya sampaikan dapat diterima dengan
baik oleh peserta didik, hanya saja karena media yang sangat terbatas yang
tersedia, saya mengalami kesulitan untuk menyampaikannya secara maksimal.
Dan motivasi peserta didikpun cukup baik akan tetapi pedagogik, kompetensi
20
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi (Jakarta : Bumi
Aksara, 2009), h. 39. 21
Syairullah Syam, S. Pd. Kepala Madrasah tsanawiyah Mardhotillah, Kab. Pesisir Barat,
wawancara, 20 maret 2016.
13
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh
dari pendidikan profesi”.22
Dalam penelitian ini, penulis hanya menjelaskan satu dari empat kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang pendidik sebagaimana tertera dalam Undang-undang
No 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, yaitu kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi pedagogik dapat dilihat dari
indikator sebagai berikut yaitu:23
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
2. Pemahaman terhadap peserta didik;
3. Pengembangan kurikulum/silabus
4. Perencanaan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. Evaluasi hasil belajar;
7. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Dari beberapa indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru
diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik yang profesional apabila ia
melaksanakan tugasnya dengan penuh kesiapan dan penguasaan materi, pengelolaan
pembelajaran, dan pemahaman terhadap karakter peserta didik dan mengembangkan
potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dalam proses belajar pendidik dapat
22
Redaksi Sinar Grafika, Op. Cit., h. 9. 23
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), h. 279.
14
mentransfer ilmu pengetahuan secara baik dan seorang peserta didik dapat
memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan terletak pada komponen dalam proses
pendidikan yaitu guru, salah satunya adalah komponen kurikulum pendidikan guru
harus disusun atas dasar kompetensi yang diperlukan oleh setiap guru, yaitu tujuan,
program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi dan hendaknya direncanakan
sedemikianrupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum, dengan
demikian seorang guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik
mungkin.
Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi, mengelola
program belajar mengajar, kepribadian baik dan bersosialisasi dengan masyarakat,
guru pada umumnya dan khusus guru mata pelajaran aqidah akhlak juga dituntut
dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
Motivasi belajar adalah “keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.24
Motivasi belajar sangat penting dalam proses belajar siswa, “karena fungsinya yang
mendorong, menggerakkan, mengarahkan kegiatan belajar.25
Pendapat lain dikemukakan oleh Thomas M. Risk yang dikutif oleh Daradjat,
motivasi adalah we may now define motivation, in a pegagogical sense, as the
conscious effort on the part of the teacher to establish in studens motives leading to
24
Djali, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 101. 25
Oemar Hamalik, Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem (Jakarta : Bumi
Aksara, 2008), h. 156.
15
sustained actifity toward the leaning goals. “Motivasi adalah usaha yang disadari
oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang
kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.”26
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan motivasi adalah daya
penggerak yang menjadikan manusia melakukan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhannya. demikian pula halnya peserta didik yang sedang menjalani aktivitas
belajar disekolah, karena didorong oleh motivasi dalam diri masing-masing, dan
seorang guru harus dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Motivasi belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku secara relativ permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif
dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
26
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),
h. 140.
16
Motivasi belajar merupakan landasan mental untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar, peserta didik yang memiliki motivasi tinggi pasti akan rajin dan giat
dan lebih cepat menguasai materi pelajaran dibanding dengan peserta didik yang
tidak memiliki motivasi yang tinggi, karena tidak ada yang merubah kecuali peserta
didik itu sendiri. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT yakni:
Artinya: “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.27
(Q.S. Ar-Rad : 11)
Oleh karena itu motivasi belajar peserta didik harus ditumbuhkan dengan
baik, agar peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan dapat
ditingkatkan keberhasilannya.
Menurut Hamzah B. Uno dalam buku teori motivasi dan pengukuran
menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil
27
Departemen Agama RI, Op. Cit.,h.199.
17
dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperoleh
kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan prilaku
manusia, sesuatu yang berasal dari „‟dalam‟‟ diri manusia yang bersangkutan.
Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat
diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai
motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara
tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas semacam ini
bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh motif
berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu
menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi
tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada
ketakutan akan kegagalan itu. Seorang anak didik mungkin tampak bekerja
dengan tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka
dia akan mendapat malu dari gurunnya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan
dihukum oleh orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa
„‟keberhasilan‟‟anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan
dari luar dirinya.
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan
mereka tantang gambaran hasil tindakan mereka contohnya orang yang
18
menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau
mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan
pangkat.
4. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang
sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar
menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan
dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian
masyarakat dan sebagainya.
5. Adanya penghargaan dalam belajar;
Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap
prilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling
mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil
belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti „‟bagus‟‟, „‟hebat‟‟ dan lain-lain
disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga
mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa
dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan
pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang
banyak.
19
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik.28
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan
individu setelah dibentuk oleh lingkungan, oleh karena itu motif individu untuk
melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan,
diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui
pengaruh lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar
anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat
dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.
Adapun menurut Sardiman, peserta didik yang memiliki motivasi belajar
yang baik dapat dilihat dari indikasi sebagai berikut yaitu:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah bagi orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, dan
lain sebagainya)
4. Lebih sering bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (yang bersifat mekanis,
berulang-ulang, sehingga kurang kreatif)
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak mudah melepas hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah sosial.29
Dari pendapat diatas dapat disimpukan bahwa tinggi rendahnya motivasi
belajar peserta didik dapat dilihat juga pada perbuatan atau perilakunya pada saat
28
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. Ke
VIII, h. 23. 29
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),
h. 83.
20
melaksanakan proses pembelajaran. Jika motivasi belajar peserta didik tinggi maka
dalam berlansungnya proses belajar peserta didik akan mengikuti proses
pembelajaran dengan tertib dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu
jalannya proses belajar. Sebaliknya jika motivasi belajar peserta didik tersebut rendah
maka ia akan menunjukkan perilaku atau perbuatan yang buruk pula.
Tujuan pendidikan bukan hanya ditentukan oleh sekolah, struktur, isi,
kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang
mengajar dan membimbing peserta didik, jika guru dianalogikan dengan sebuah
tombak, maka dialah tombak bermata dua. Satu mata harus memiliki ketajaman
dalam penguasaan materi dan hakikat ilmu yang akan diajarkannya, sedangkan satu
mata tajam lainnya adalah karena memiliki kemampuan atau keterampilan dalam
meramu dan menyajikan materi sehingga peserta didik dapat belajar dengan
bermakna, serta memberikan kegunaan yang dapat dirasakan dari proses
pembelajaran yang diikutinya.30
30
Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 2. h.
13.
21
0
5
10
15
20
25
Motivasi Tinggi
Motivasi Sedang
Motivasi Rendah
Diagram 1.1
Data awal Motivasi Belajar Peserta Didik
Di MTs Mardotillah tahun ajaran 2015/2016
Sumber data: hasil Observasi di MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan
Dari hasil diatas peneliti berencana untuk melakukan penelitian kuantitatif
yaitu mengetahui adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak
terhadap motivasi belajar peserta didik. Dengan menggunakan observasi hal ini
terbukti bahwa hasil observasi dari 36 peserta didik yang memiliki motivasi belajar
tinggi 5 orang atau 14%, yang memiliki motivasi sedang sebanyak 8 orang atau 22%,
sedangkan yang memiliki motivasi rendah 23 orang atau 64%. Dengan demikian
dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik di MTs Mardhotillah
sangat rendah.
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik akan mampu menciptakan
lingkungan belajar efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelas.
Kemampuan guru mengelola kelas meliputi:
1. Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan
2. Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat
didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta
didik
22
3. Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk
dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar,
4. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar,
5. Mampu melaksanakan pembelajaran-pembelajaran yang mendidik dengan
interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan,
6. Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan
standar yang dipersyaratkan
7. Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan
ekstra kurikuler dan intrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.31
Dari beberapa indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru
diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik yang profesional apabila ia
melaksanakan tugasnya dengan penuh kesiapan dan penguasaan materi, pengelolaan
pembelajaran, dan pemahaman terhadap karakter peserta didik dan mengembangkan
potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dalam proses belajar pendidik dapat
mentransfer ilmu pengetahuan secara baik dan seorang peserta didik dapat
memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik akan dapat meningkatkan
motivasi peserta didik, realita sekarang banyak guru yang pintar tetapi belum dapat
mentransfer ilmunya kepada peserta didik, belum mampu mengkondisikannya di saat
pembelajaran serta cara penyampaian kurang tepat, hal inilah yang mengakibatkan
motivasi belajar peseta didik kurang maksimal, guru di MTs Mardhotillah kec. pesisir
selatan, kab. pesisir barat, memiliki kompetensi pedagogik yang berbeda beda.
31
Sagala Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2009), h. 32.
23
Sebagian besar dari mereka dalam melaksanakan pengajaran nampak lebih mekanis
dan kurang akan aspek pedagogis sehingga peserta didik cenderung kerdil tidak
mempunyai dunianya sendiri.
Hal ini berdampak pada motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti
pelajaran kurang maksimal, apabila peserta didik tidak bersemangat dalam mengikuti
pelajaran maka tujuan dari pendidikan tidak akan tercapai, terlebih lagi peserta didik
tidak akan mengaktualisasikan nilai dari pelajaran yang disampaikan guru, khususnya
nilai moral yang terkandung di dalam suatu pelajaran yaitu akidah akhlak.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui pra survey sebagaimana penulis
paparkan diatas, tentu saja membutuhkan penjelasan lanjut adakah pengaruh
kompetensi pedagogik guru mata pelajaran aqidah akhlak terhadap motivasi belajar
peserta didik di MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kab. Pesisir Barat. Maka
penulis mencoba meneliti permasalahan tersebut sehingga diperoleh gambaran yang
jelas.
D. Rumusan Masalah
Telah disebutkan dalam latar belakang masalah diatas, bahwa untuk menjadi
seorang guru yang berkompetensi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya
dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran tidaklah mudah. Seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam
mengelola pembelajaran untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik,
adanya lingkungan belajar yang kondusif, dan dapat menciptakan pemahaman
24
pengetahuan kepada peserta didik yang bermakna utuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Berdasarkan pernyataan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah pada penelitian ini yaitu: “adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru
akidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII Di MTs Mardhotillah
kec. Pesisir selatan, kab. Pesisir Barat tahun ajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi
pedagogik guru akidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII
Di MTs Mardhotillah kecamatan. Pesisir selatan, kabupaten. Pesisir Barat tahun
ajaran 2015/2016?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat praktis
a. Guru Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi guru akan arti
penting kompetensi pedagogik dalam meningkatkan motivasi peserta
didik MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kab. Pesisir Barat.
b. MTs Mardotillah Sebagai kontribusi pemikiran bagi lembaga
pendidikan, khususnya di MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kab.
Pesisir Barat khususnya dalam pembelajaran yang efektif dan efisien.
25
c. Penulis (Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya
wawasan dalam rangka meningkatkan kualitas sebagai tenaga
professional dibidang pendidikan).
2. Manfaat teoritis
a. Menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pendidikan tentang
kompetensi pedagogik.
b. Pengembangan ilmu pendidikan dan wawasan sekaligus kontribusi
pemikiran arti penting kompetensi pedagogik dalam meningkatkan
mutu pembelajaran.
3. Bagi Kelembagaan Bagi IAIN Bandar Lampung khususnya Fakultas
Tarbiyah, penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan kajian bagi
pengembangan ilmu pengetahuan secara luas.
G. Penelitian Yang Relevan
Kajian pustaka pada dasarnya digunakan untuk memperoleh suatu informasi
tentang teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian dan digunakan untuk
memperoleh landasan teori ilmiah. Dalam kajian pustaka ini peneliti menelaah
beberapa karya ilmiah antara lain:
1. Skripsi Siti Amiroh, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan lampung tahun
2010 judul “Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan KTSP di MI Guppi
Kabupaten way kanan di dalam Menerapkan KTSP. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi guru PAI di MI Guppi di dalam menerapkan
26
KTSP yang digunakan di Madrasah tersebut didasarkan pada kompetensi yang
dimilikinya. Adapun kompetensi yang dimilikinya itu mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial kemasyarakatan, dan
kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagogik dalam penelitian tersebut
berindikator antara lain; mampu membuat silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran dan mengevaluasi proses pembelajaran. Selaku tenaga pendidik
itu sangat diharapkan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran yang
yang dikelolanya.32
2. Skripsi Ida Farida Septiana, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan lampung
tahun 2009 judul “Studi Tentang Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan
KTSP di SMP Negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
keseluruhan kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru PAI di SMP
Negeri 2 bisa dinyatakan cukup baik. Kriteria cukup tersebut diperoleh dari
pengolahan skor nilai pada masing-masing indikator yang menghasilkan nilai
akhir 3, 72%. Adapun indikatornya antara lain: pengembangan peserta didik
untuk mengevaluasikan berbagai potensi yang dimilikinya, keahlian
mengelola kegiatan pembelajaran yang mendidik, mampu bervariasi dalam
metode pembelajaran dan mampu merancang program pembelajaran.33
32
Siti Amiroh,“Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan KTSP di MI GUPPI di dalam
Menerapkan KTSP, Skripsi Fakultas Tarbiyah, (Bandar lampung: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah
IAIN, 2010), h. 7. 33
Ida Farida Septiana, “Studi Tentang Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan KTSP di
SMP Negeri 2”, skripsi, (Bandar lampung: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN, 2011), h. 9.
27
3. Skripsi, Zaim Fida, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan lampung tahun 2011
judul “Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus
Sertifikasi Guru (guru bersertifikat) Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada peningkatan kompetensi pedagogik guru pasca lulus
sertifikasi (guru bersertifikat) studi pada guru rumpun mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah dibuktikan dalam tujuh
komponen kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru professional.
Komponen tersebut dipraktekkan oleh guru baik saat pembelajaran di dalam
kelas maupun saat peserta didik di luar kelas dengan memahami karakter
masing-masing. Selain itu juga ada pemantauan dari stakeholder (kepala
sekolah, pengawas, guru sejawat) yang bersinggungan langsung dengan objek
penelitian yang dapat memberikan informasi terkait dengan kompetensi
pedagogik guru pasca lulus sertifikat.34
Dari beberapa penelitian di atas
peneliti menemukan beberapa indikator dari kompetensi pedagogik guru. Dari
indikator-indikator tersebut peneliti akan mencari apakah kompetensi
pedagogik guru akidah akhlak ada pengaruhnya dengan motivasi peserta didik
di MTs Mardhotillah.
34
Zaim Fida,”Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus Sertifikasi Guru
(guru bersertifikat) Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah”, skripsi, (Bandar lampung: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN, 2011), h. 8.
28
BAB II
29
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Pada diri setiap peserta didik terdapat kekuatan mental yang menjadi
penggerak belajar, kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber,
Peserta didik belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita, kekuatan mental tersebut
dapat tergolong rendah dan tinggi, motivasi dipandang sebagai dorongan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku
belajar.35
Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, motif dapat dikatakan sebagai
penggerak dari dalam dan subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan.36
Menurut WoodWorth Marques motif adalah suatu tujuan jiwa yang
mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan tujuan-tujuan tertentu
terhadap situasi disekitarnya.37
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal Organisme baik manusia
maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu, dalam arti ini
35
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 80. 36
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2011), cet. 9. h. 71. 37
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 72.
30
motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah
(Glietman, 1986, Reber, 1988).38
Teori motivasi menurut Sumardi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
guna pencapaian suatu tujuan, sementara itu Gates dan kawan-kawannya
mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis
yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara
tetentu. Adapun Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses
membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.39
Sementara Menurut Mc. Donald sebagaimana yang dikutif Syaiful Bahri
Djmarah, bahwa motivation is energy change within the person characterized by
affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu
perubahan energi didalam pribadi sesorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.40
Perumusan Mc. Donald sebagaiman dikutif oleh Oemar Hamalik bahwa
motivasi mengandung tiga unsur yang berkaitan, 1) motivasi dimulai dari adanya
perubahan energi dalam diri pribadi, perubahan-perubahan dalam motivasi timbul
dari perubahan-perubahan tertentu didalam sistem neurofisiologis dalam
organisme manusia. 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective
arousal). Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana
38
Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : Grafindo Persada, 2010), h. 153. 39
Djali, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet. 3. h. 101. 40
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar dan Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h.
148.
31
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. 3) motivasi
ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan, pribadi yang bermotivasi
mengadakan respon-respon yang tertuju kearah tujuan.41
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan, alasan, kehendak, atau kemauan, suatu daya penggerak dalam diri
pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan tindakan tertentu dan
memberikan arah dalam pencapaian suatu tujuan.
b. Macam-macam Motivasi Belajar
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi dapat dapat dilihat dari sudut
pandang, dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif sangat berfariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar pembawaan
Menurut Arden N. Fransen yang dikutif oleh Sardiman, motivasi
dilihat dari bawaan adalah sebagai berikut:
a) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motif ini tanpa dipelajari. Contohnya yaitu seperti dorongan
untuk makan, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk istirahat,
dorongan seksual dan lain-lain.
b) Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif yang timbul karena dipelajari, sebagai contohnya
yaitu dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan untuk
mengajar sesuatu didalam masyarakat.42
41
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2000), h.
174.
32
2. Motivasi dilihat dari sifatnya
Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yakni “motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.43
a) Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang
muncul dari dalam, seperti minat atau keinginan sehingga seorang tidak lagi
termotivasi oleh bentuk-bentuk intensif hukuman.44
Motivasi intrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri yang dapat
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi instrinsik bila
tujuannya inheren dengan situasi belajar bertemu dengan kebutuhan dan
tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam
pelajaran itu. Peserta didik belajar semata-mata untuk menguasai nilai yang
terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin
mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah, dan sebagainya. Yang
termasuk kedalam motivasi intrinsik siswa adalah “perasaan menyenangi
materi, dan kebutuhan terhadap materi tersebut”.45
Hal inipun dapat dilihat
dari tingkah laku peserta didik seperti “peserta didik yang gemar membaca
tidak ada yang perlu mendorongnya, dia telah mencari sendiri buku-buku
42
Sardiman, Interaksi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 86. 43
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit.,h. 149. 44
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 84-
87. 45
Muhibin Syah, Loc. Cit. h. 153.
33
untuk dibacanya., orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah mencari
komando, ia sudah belajar sebaik-baiknya.46
b) Motivasi Ekstrinsik
Adapun motivasi ekstinsik adalah dorongan terhadap prilaku seorang
yang ada diluar perbutatan yang diakukannya.47
Yang dimaksud dengan
motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
peransang dari luar.48
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila peserta didik
menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Peserta
didik belajar karena hendak mencapai tujuan belajar yang terletak diluar hal
yang dipelajari. Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar,
kehormatan dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik diperlukan agar peserta didik mau maju. Berbagai
macam cara pendidik bisa dilakukan agar peserta didik termotivasi untuk
belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai
membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar, dan memanfaatkan
motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuk.
Tanpa membedakan antara usaha mengembangkan motivasi ekstrinsik
dan mengembangkan motivasi intrinsik disarankan kepada guru untuk
berusaha:49
46
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Grafindo Persada, 2011), h. 73. 47
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h. 91. 48
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 151. 49
Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), cet. Ke-6. h. 100.
34
a) Menjelaskan kepada peserta didik, mengapa suatu bidang studi
dimasukkan kedalam kurikulum sekolah dan apa gunanya untuk
kehidupan kelak.
b) Mendorong peserta didik untuk memandang belajar disekolah suatu
tugas yang tidak harus menekan, sehingga siwa mempunyai intensitas
untuk belajar dan menyelesaikan tugasnya dengan sebaik mungkin.
c) Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antara peserta
didik dengan peserta didik lainnya atau kelompok-kelompok peserta
didik, dengan menjaga jangan sampai kompetisi menjadi alasan utuk
saling bermusuhan.
d) Menggunakan insentif, seperti pujian dan hadiah berupa materi, secara
wajar dan tidak berlebih-lebihan.
Perhatian dan motivasi merupakan persyaratan utama dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar yang dicapai siswa
tidak akan optimal. Stimulus yang diberikan guru tidak akan berarti tanpa adanya
motivasi dan perhatian siswa, antara lain dengan cara mengajar yang bervariasi,
mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya
melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajranya, menggunakan alat
bantu yang menarik perhatian siswa, seperti gambar, foto, diagram dan lain-lain.
35
Secara umum siswa akan terangsang utuk belajar apabila ia melihat situasi belajar
yang memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.50
c. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar perlu adanya motivasi, baik motivasi intrinsik
maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari
peserta didik. Dan dalam kegiatan belajar mengajar juga pasti terdapat peserta
didik yang tidak memperhatikan keterangan dari guru. Bahkan sedikit pun tidak
tergerak hatinya untuk mengikuti penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru.
Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab
kenapa anak didik tidak mengikuti pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Hal tersebut merupakan tanda bahwa peserta didik tidak mempunyai motivasi
untuk belajar. Kemiskinan intrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan
bantuan yang tidak bisa ditunda-tunda, guru harus memberikan suntikan dalam
motivasi ekstrinsik. Sehingga dengan bantuan guru motivasi peserta didik akan
muncul.
Peranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi
motivasi merupakan langkah yang akurat untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif bagi peserta didik.
50
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 203.
36
Baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik mempunyai fungsi yang sama
yaitu sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya
menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena
psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi
perbauatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan maupun penyeleksi
merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi tersebut, akan diuraikan dalam
pembahasan sebagai berikut.51
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya peserta didik tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar, sesuatu yang akan
dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu
yang yang ingin dipelajari, sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya
mendorong peserta didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu, peserta
didik mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu obyek. Peserta
mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang harus dilakukan untuk
mencari tahu tentang sesuatu, sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke
arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai
pendorong ini memengaruhi sikap apa yang seharusnya peserta didik diambil
dalam rangka belajar.
51
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 157-158.
37
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap peserta didik
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung yang kemudian terjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik, disini peserta didik sudah melakukan
aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga, akal pikiran berproses dengan
segenap jiwa dan raga, akal pikiran berproses dengan sikap dan raga yang
cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar, sikap berada dalam
kepastian dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam
wacana, prinsip, dalil dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang
dikandungnya.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Peserta didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi perbuatan mana
yang harus dilakukan dan perbuatan mana yang diabaikan, peserta didik yang
ingin mendapatkan suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan
untuk mempelajari pelajaran yang lain, pasti peserta didik akan mempelajari
pelajaran di mana tersimpan sesuatu yang dicari itu, sesuatu yang dicari itu.
Sesuatu yang akan dicari peserta didik merupakan tujuan belajar yang akan
dicapainya, tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi
kepada peserta didik dalam belajar, dengan tekun anak didik belajar dengan
penuh konsentrasi peserta didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang
ingin diketahui atau dimengerti itu cepat tercapai, segala sesuatu yang
mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan
38
disingkirkan jauh-jauh, itulah fungsi motivasi yang dapat mengarahkan
perbuatan peserta didik dalam belajar.
Selain ketiga fungsi motivasi diatas menurut Dimyati dan mudjiono,
motivasi belajar mempunyai lima fungsi, diantaranya.
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3) Mengarahkan kegiatan belajar
4) Meningkatkan semangat belajar
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.52
Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi yang harus
dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan belajar.
Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi, seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi, adanya
motivasi yang baik dalam belajar menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain
denhan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat membuahkan hasil yang baik, intensitas
motivasi seseorang peserta didik sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
d. Teori Motivasi
Ada beberapa macam tentang teori motivasi, salah satu teori yang terkenal
penggunaannya untuk menerangkan motivasi peserta didik adalah yang
dikembangkan oleh Maslow (1943, 1970), sebagai berikut:
52
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 85.
39
1. Fisiologis;
Ini merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, meliputi
kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang penting
untuk mempertahankan hidup.
2. Rasa aman;
Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat
diramalkan,ketidakpastian,ketidakadilan,keterancaman akanmenimbulkan
kecemasan dan ketakutan pada diri individu.
3. Rasa cinta;
Ini merupakan kebutuhan afeksi dan penelitian dengan orang lain.
4. Penghargaan;
Ini merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi,
dihormati oleh orang-orang lain. Secara tidak lansung ini merupakan
kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat dan lain sebagainya.
5. Akulturasi diri;
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri
sepenuhnya, merealisasikan potensi potensi yang dimilikinya.
6. Mengetahui dan mengerti;
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya,
dan untuk mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterangan-
keterangan, dan untuk mengerti sesuatu.
7. Estetik;
Kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan, keteraturan,
keseimbangan, dan kelengkapan dari suatu tindakan.53
Dari penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan jika seorang
peserta didik memiliki kebutuhan seperti dijelaskan diatas, berarti peserta didik
53
Maslow Motivation and personality (New York: Haper & Row, 1954), h. 57-67.
40
memiliki motivasi yang cukup kuat. Kebutuhan tersebut akan sangat penting
dalam kegiatan pembelajaran. Dan jika seorang siswa memiliki motivasi dengan
ciri-ciri tekun mengahadapi tugas, ulet menghadapi masalah kesulitan,
menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, dan lebih senang bekerja
mandiri maka tujuan pembelajaran akan dicapai.
Lebih lanjut Sardiman pun menjelaskan teori motivasi sebagai berikut:
1. Teori insting;
Tindakan setiap manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang.
Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkitan dengan insting atau
pembawaan. Dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan
seolah-olah tanpa dipelajari.
2. Teori fisiologis;
Teori ini disebutnya “Behaviour theories”, semua tindakan manusia itu
berakar pada usaha manusia memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik
atau kebutuhan untuk kepentingan fisik (kebutuhan primer).
3. Teori psikoanalitik;
Teori ini lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiawan yang ada pada diri
manusia. Karena pada setiap diri manusia mempunyai ego. Motivasi yang
ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri yaitu: tekun mengerjakan
tugas, ulet menghadapi kesulitan, cepat bosan dapat mempertahankan
pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, senang
mencari dan memecahkan masalah.54
e. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar
Menurut De. Decce dan Grawford (1974) yang dikutip oleh syaiful bahri
djamarah, bahwa ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan
dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu :
1. Menggairahkan anak didik;
54
Sardiman, Op.Cit., h. 5
41
Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru berusaha menghindari hal-
hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu memberikan kepada
anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu dilakukan. Guru harus
memelihara minat anak didik dalam belajar yaitu dengan memberikan
kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek pelajaran dalam
situasi belajar.
2. Memberikan harapan realistis;
Guru memberikan harapan-harapan realistis dan memodifikasi harapan-
harapan yang realistis untuk anak didiknya.
3. Memberikan insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan guru diharapkan memberikan
reward atau hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang
baik, dan lain-lainnya).
4. Mengarahkan perilaku anak didik
Disini guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang
tak terlibat lansung dalam kegiatan belajar dikelas.55
Seperti dikutip oleh Gege dan Berliner (1979) Frenc dan Raven (1959),
menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus
melakukan organisasi kelas secara besar-besaran.
1. Menggunakan pujian verbal
2. Menggunakan nilai tes dan secara bijaksana
3. Membangkitkan rasa ingin tahu
4. Melakukan hal yang luar biasa
5. Meransang hasrat anak didik
6. Memanfaatkan apresiasi anak didik
7. Terapkan konsep-konsep unik agar dapat membuat siswa terlibat dalam
belajar.
8. Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari
sebelumnya.
9. Pergunakan simulasi dan permainan
10. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan
11. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap
peserta didik dari keterlibatan dalam belajar.56
55
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 151. 56
Ibid, h. 170.
42
Menurut Oemar Hamalik, guru dapat menggunakan berbagai cara untuk
menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, adalah sebagai
berikut:
1. Memberi angka
Umumnya setiap siswi ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa
angka yang diberikan oleh guru.
2. Pujian
Memberikan pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan
besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.
3. Reward
Cara ini juga dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya
pemberian hadiah pada ahir tahun kepada siswa yang mendapat atau
menunjukkan hasil belajar yang baik.
4. Kerja kelompok
Kadang-kadang untuk perasaan mempertahankan nama baik kelompok
menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
5. Persaingan
Baik kerja kekompok maupun persaingan memberikan motif-motif sosial
kepada murid.
6. Tujuan dan level of aspiration
Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa
7. Sarkasme
Adalah dengan cara mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar yang
kurang.
8. Penilaian
Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar.
9. Karya wisata dan ekskursi
Cara ini dapat membagikan motivasi belajar oleh karena dalam kegiatan ini
akan mendapat pengalaman lansung dan bermakna baginya.
10. Film pendidikan
Setiap siswa merasa senang menonton film
11. Belajar melalui radio
Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah.57
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali cara yang
dapat digunakan dan dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan atau
57
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta : bumi aksara, 2011), h. 166.
43
membangkitkan motivasi peserta didik yaitu dengan berbagai macam cara seperti
memberikan pujian, hadiah, mengguanakan permainan, memanfaatkan media dan
lain sebagainya.
f. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi yang intrinsik artinya dapat
dibentuk dalam diri individu, adanya suatu kebutuhn ini dapat berkembang
menjadi suatu perhatian atau suatu dorongan. Guru dapat meransang perhatian
dan perhatian itu dengan banyak cara, yaitu:
1) kemasakan anak
untuk dapat mempegaruhi motivasi anak harus diperhatikan kemasakan
anak, tidak bijaksana untuk merancang aktifitas-aktifitas sebelum individu
yang matang secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak
memperhatikan kematangan ini dapat mengakibatkan frustasi dan dapat
mengurangi kapasitas belajar.
2) Usaha yang bertujuan, goal dan ideal.
Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan kebijaksanaan pada
kapasitas anak dan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak,
usaha yang bertujuan dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak.
Semakin jelas tujuannya maka makin kuat perbuatan itu didorong.
44
3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut harus segera
diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan membawa pengaruh yang
besar bagi orang yang mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan
harus diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang.
Pekerjaan yang tidak diketahui hasilnya merupakan pekerjaan yang sia-
sia dan akibatnya kan melemahkan usaha selanjutnya.
4) Penghargaan dan hukuman
Untuk meningkatkan motivasi belajar, Guru dapat memberikan
penghargaan dan hukuman, penghargaan adalah motif yang bersifat
positif, penghargaan ini dapat berupa material dan spiritual, sedangkan
hukuman ialah motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut.
Orang yang patuh karena takut akan lekas tidak patuh apabila takutnya
hilang dan telah berani menghadapi konsekuensinya.
5) Partisipasi
Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar karena salah satu
dinamika anak adalah keinginan berstatus, keinginan untuk ikut andil
dalam aktifitas-aktifitas untuk berfartisipasi, Oleh karena itu seorang guru
harus memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi pada
setiap kegiatan.58
58
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 75-77.
45
Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut
Dimyati dan Mudjiono, yakni:59
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Maksudnya. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang
terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar, dari segi
pembelajaran, penguatan dan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah
keinginan menjadi kemauan dan kemauan menjadi cita-cita, cita-cita dapat
berlansung dalam waktu sangat lama bahkan sepanjang hayat, cita-cita
seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku
belajar.
2. Kemampuan siswa
Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan
untuk mencapainya, kemampuan akan memperkuat motivasi peserta didik
untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya, karena tidak dapat
dipungkiri bahwa kemampuan akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar.
3. Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani, seorang peserta
didik yang sedang sakit, lapar, lelah, atau marah akan menganggu perhtiannya
59
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2011 ), h. 97-
102.
46
dalam belajar, kondisi jasmani dan rohani peserta didik berpengaruh pada
motivasi belajar.
4. Kondisi lingkungan peserta didik
Lingkungan merupakan bagaian dari kehidupan anak didik, dalam
lingkungannyalah anak didik hidup berinteraksi dalam mata rantai kehidupan.
Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan seolah yang didalamnya
dihiasi dengan tanaman yang dipelihara dengan baik, pengalaman telah
banyak membuktikan bagaimana panasnya lingkungan kelas yang miskin
akan tanaman, anak didik akan malas belajar karena tidak nyaman dengan
kondisi kelas yang seperti itu.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran
yang mengalami perubahan karena pengalaman hidup, lingkungan dimana
siswa itu tinggal dan apa yang menjadi pengalaman hidupnya akan
mendinamiskan motivasi belajarnya, misalnya, seorang anak melihat tayangan
televisi tentang pembangunan bidang perkebunan diindonesia yang semakin
maju, maka siswa tersebut akan berminat untuk belajar dan bekerja dibidang
perkebunan, seorang siswa yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan
yang semakin bertambah baik berkat dibangun merupakan kondisi dinamis
yang bagus bagi pembelajaran.
6. Upaya guru dalam membalajarkan siswa
47
Motivasi belajar peserta didik dapat dikatakan sebagai fungsi dari
faktor yang ada dalam dirinya sendiri (intrinsik) dan faktor yang ada dalam
lingkungan belajar atau diluar dirinya (ekstrinsik), faktor yang ada dalam
dirinya adalah minatnya terhadap bidang ilmu yang dipelajari serta
orientasinya dalam mengikuti pelajaran, sedangkan faktor yang ada dalam luar
belajarnya adalah kualitas guru, metode guru dalam menyampaikan pelajaran,
kondisi dan suasana kelas, guru berkompetensi pedagogik akan dapat
memunculkan motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
Guru merupakan pendidik yang berkembang, tugasnya sebagai guru
mengharuskannya belajar sepanjang hayat, karena hal tersebut sejalan dengan
tuntutan kemajuan zaman, sebagai seorang pendidik upaya guru dalam
membelajarkan siswa meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan tertib belajar disekolah
b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu
c) Membina belajar tertib pergaulan
d) Membina belajar tertib lingkungan sekolah.
g. Indikator Motivasi dalam Belajar
Menurut Hamzah B. Uno dalam buku teori motivasi dan pengukurannya
menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklarifikasikan sebagai
berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
4. Adanya penghargaan dalam belajar;
5. Adanya kegiatan dalam belajar
48
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
sesesorang peserta didik dapat belajar dengan baik.60
Adapun menurut Sardiman, peserta didik yang memiliki motivasi belajar
yang baik dapat dilihat dari indikasi sebagai berikut :
1. Tekun dan ulet
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah bagi orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama politik, ekonomi, dan lain-
lain)
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
yang berulang-ulang sehingga sehingga kurang kreatif)
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak mudah melepas hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.61
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri seperti yang telah disebutkan
diatas maka sudah dapat diketahui bahwa seorang siswa itu telah memiliki
motivasi yang cukup kuat, ciri-ciri tersebut sangat penting dalam proses belajar
mengajar dikelas. Tentu dalam kegiatan belajar mengajar akan mengalami
keberhasilan yang baik, jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar
dengan baik tidak akan mengalami suatu rutinitas yang mekanis, seseorang siswa
harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalau dia sudah yakin dan
dipandangnya cukup rasional, bahkan lebih lanjut siswa juga harus peka dan
respon terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana pemecahan
60
Hamzah B. Uno, Op,. cit, h. 23. 61
Sardiman , Op,.Cit, h. 83.
49
masalahnya, hal-hal yang seperti itu harus bisa dipahami oleh seorang guru, agar
dalam berinteraksi dengan siswanya dapat meberikan motivasi yang tepat dan
optimal.
Dari indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dan Sardiman
diatas, maka penyusun dapat menentukan indikator motivasi belajar yang akan
digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
2. Adanya dorongan dan keinginan dalam belajar;
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
4. Tekun menghadapi tugas;
5. Ulet menghadapi kesulitan;
6. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah bagi orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, dan
lainnya);
7. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
8. Senang mencari dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan soal-
soal.
2. Kompetensi Pedagogik Guru
a. Pengertian kompetensi guru
Sebelum menguraikan tentang pengertian kompetensi pedagogik guru
secara utuh, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian dari kompetensi.
50
Kompetensi berasal dari bahasa inggris (Competence) yang artinya kemampuan
atau kecakapan,62
sedangkan secara terminologi berarti pengetahuan,
keterampilan, dan dilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak yang konsisten dan terus-menerus memungkinkan sesorang menjadi
kompeten dalam arti memliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
untuk melakukan sesuatu.
Definisi yang lain diemukakan Carles yang dikutif oleh muhibin syah
kompetensi adalah “competency as rational performance which satisfactorily
meets the objective for a desired condition (prilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.63
Sedangkan menurut Undang-undang tentang Guru Dan Dosen N0 14 tahun
2005 guru diartikan sebagai “Pendidik profesioanal dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.64
Adapun pendapat lain menyatakan bahwa guru “adalah salah satu
komponen manusiawi yang dalam proses belajar-mengajar ikut berperan dalam
62
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan Guru, (Bandung : Remaja Rosda
karya, 2008), h. 229. 63
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : Remaja Rosda karya,
2008), h. 25. 64
Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : Sinar Grafika,
2006), h. 2.
51
usaha membentuk sumberdaya manusia (SDM) yang potensial dalam
pembangunan.”65
Undang-undang no 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10, Guru dan Dosen yaitu
tentang kompetensi Guru, dimana kompetensi guru adalah “seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dikuasai, dihayati,
dan diaktualisasikan oleh guru dalam melakukan tugas profesionalnya.66
Adapun kompetensi guru menurut Barlow (1985) adalah kompetensi guru
itu merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.67
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru
adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya
sebagai guru, kompetensi yang dimilki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru dalam mengajar.
Seperti halnya dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
10 ayat 1 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.68
Roestiyah N. K, Secara umum merumuskan kompetensi guru terdapat
sebelas indikator sebagai berikut:
65
Sardiman AM,. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2012), h. 1. 66
Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Op. Cit., hal. 4. 67
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 2008), h. 229. 68
Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Op, Cit., hal. 6.
52
1. Menguasai bahan bidang studi kurikulum sekolah.
2. Menguasai bahan pendalaman aplikasi bidang studi
3. Mengelola kelas
4. Mengelola program belajar mengajar
5. Menggunakan media
6. Menguasai landasan kependidikan
7. Mengelola interaksi belajar mengajar
8. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
9. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan
10. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
11. Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil penilalian kependidikan
guna keperluan pengajaran.
Selanjutnya dalam peneltian ini hanya membahas salah satu dari empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik.
Prof Lavengeveld seorang ahli pedagogik dari Belanda mengemukakan bahwa
pedagogik atau pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai suatu tujuan, yaitu
kedewasaan,69
Sementara menurut Prof. Dr. J. Hoogvel sebagaimana dikutif oleh
Uyoh Sadulloh, pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing
anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya dia kelak “mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya,”70
kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan
pengetahuan seseorang guru, meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
69
Baharudin Salam, Pengantar Pedagogik Dasar-dasar Ilmu Mendidik (Jakarta : Rineka
Cipta, 2011), h. 4. 70
Uyoh Sadulloh, Pedagogik Ilmu Mendidik (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 4.
53
b. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru
Dalam UU No. 4 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, istilah kompetensi
pedagogik disebut dengan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.71
Menurut Mahmudin bahwa kompetensi pedagogik Guru merupakan kemampuan
Guru dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi sebagai berikut:
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Dalam pasal 2 ayat 1 dan 2, (1) dinyatakan bahwa Guru mempunyai
kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan anak usia dini, pada jalur kependidikan
formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundangan. (2) pengakuan
kedudukan Guru sebagai tenaga professional sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 bahwa dengan sertifikat pendidik.72
Sedangkan menurut Baharudin Salam, dalam buku pengantar pedagogik,
landasan kependidikan meliputi yaitu:
a) Landasan Filosfis Dalam Pendidikan
Yang dimaksud dengan filsafat adalah berfikir radikal yaitu berfikir
sampai keakar-akarnya, sampai kepada konsekuensinya, sistematis (secara
logis, berfikir selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran),
universal (secara menyeluruh tidak terbatas), hubungannya dengan
pendidikan, pendidikan berhubungan lansung dengan tujuan hidup dan
kehidupan individu maupun kehidupan masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan.
71
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2011), h. 391 72
Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Op,.Cit., hal. 6.
54
b) Landasan Psikologis Dalam Pendidikan
Keadaan seorang anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi
dewasa berarti mengalami sebuah perkembangan, perubahan, karena
adanya bimbingan, dan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan
interaksi antar pendidik, anak didik, dan lingkungan, karena itu pendidik
yaitu proses proses perubahan, yaikni perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari belajar, perubahan tersebut merupakan gejala yang timbul secara
psikologis, dalam hal ini seorang pendidik harus mampu memahami
perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun
pertumbuhannya.
c) Landasan Sosial Budaya dalam pendidikan
Pendidikan berlansung dalam pergaulan atau interaksi antara pendidik
dan dengan peserta didik, peserta didik dapat bergaul dengan pendidik
karena baiknya pendidik maupun anak didik, anak didik adalah mahluk
sosial, yaitu mahluk yang selalu saling berintegrasi, saling menolong,
ingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, dan hidup bersama
dalam kebersamaan dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa seorang guru pendidikan Agama
Islam khususnya mata pelajaran aqidah akhlak untuk menjamin pahamnya
mengenai wawasan atau landasan kependidikan maka seorang guru harus melalui
jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai peraturan perundang-undangan, jadi
seorang guru harus memiliki ijazah pendidikan guru, sebagai jaminan akan
55
pemahamannya terhadap landasan kependidikan. Selain itu juga seorang guru mata
pelajaran aqidah akhlak harus mengusai teknik dan cara mengajar, memahami
perubahan tingkah laku peserta didik, terampil dalam mendesain program
pengajaran serta memilki motivasi dan cita-cita memajukan pengajaran mata
pelajaran aqidah akhlak.
2. Pemahaman terhadap peserta didik
Kemampuan seorang guru berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta
didik dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam peserta didik
dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam peserta didik guna
mempermudah guru dalam mengatasi masalah tersebut, dalam pembelajaran,
karakteristik peserta didik sangatlah berbeda-beda seperti perbedaan budaya, suku,
agama, gender, dan latar belakang status sosial, gaya belajar, keserdasan, termasuk
lingkungan belajar membawa dampak tersendiri dalam proses pembelajaran.73
Jadi seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak harus mampu memahami
psikologi anak tersebut baik dari latar belakang pribadi anak dan karakteristik
peserta didik sehingga guru dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak
dan menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
3. Pengembagan Kurikulum/Silabus
73
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
119.
56
Pengembangan kurikulum adalah kemampuan seorang guru dalam
pengelolaan kurikulum atau silabus, yaitu kurikulum yang mencakup maksud, isi,
proses, sumberdaya dan sarana-sarana evaluasi bagi semua pengalaman belajar
yang direncanakan bagi para pembelajar baik didalam maupun diluar sekolah dan
masyarakat melaui pengajaran kelas dan program-program terkait.74
Didalam UU
SISDIKNAS BAB X (KURIKULUM) pasal 36 ayat 3, menjelaskan bahwa,
kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatiakan:
a) Peningkatan iman dan takwa
b) Peningkatan akhlak mulia
c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan
e) Tuntutan dunia kerja
f) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
h) Agama
i) Dinamika perkembangan global dan
j) Persatuan nasioal dan nilai-nilai kebangsaan.75
4. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran atau sering disebut dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), yaitu program perencanaan yang telah disusun sebagai suatu
pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, jadi seorang guru pendidikan agama islam
khusnya guru mata pelajaran aqidah akhlak harus yang professional dapat
74
Hari Guntur Tarigan, Dasar-Dasar Kurikulum Bahasa (Bandung: Angkasa, 2009), h. 4. 75
E Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008),
h. 148.
57
membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran, yang mana seorang guru harus
memahami materi yang akan disampaikan dan seharusnya dapat menggunakan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan
harus disesuaikan dengan karakter peserta didik.
5. Pelaksanaan pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Suatu proses pembelajaran pada hakikatnya ialah interaksi antara peserta
didik denga lingkungannya, sehingga dapat terjadi perubahan prilaku kearah yang
lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang dapat
mempengaruhinya, baik faktor yang bersal dari dalam diri peserta didik maupun
faktor yang berasal dari luar diri individu peserta didik yang datang dari
lingkungan, kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang dialogis dan
mendidik adalah kemampuan seorang guru dalam mengkondisikan lingkungan
agar dapat menunjang terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik, jadi
dapat disimpulkan bahwa seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak tentunya
harus mampu menciptakan situasi dan suasana belajar yang kreatif, aktif dan
menyenangkan, dan memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat
mengekspor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan
dikembangkan.
6. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar, yaitu proses untuk mengambil suatu keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil terbaik
yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
58
Dari penjelasan diatas seorang guru pendidikan agama islam harus dapat
mengukur kemampuan peserta didik mengenai pemahamannya terhadap materi
yang disampaikan guna sebagai bahan evaluasi guru untuk meningkatkan
kemampuannya dalam kegiatan belajar mengajar.
7. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi
yang dimilikinya.
Guru harus memiliki kemampuan untuk membimbing peserta didik agar
dapat menemukan berbagai potensi yang ada pada diri peserta didik sebagai bekal
hidup mereka, membimbing peserta didik agar dapat mencapai dan melaksanakan
tugas-tugas perkembangan mereka sehingga dengan ketercapaiannya itu ia dapat
tumbuhdan berkembang sebagai manusia yang ideal yang dapat menjadi harapan
setiap orang tua dan masyarakat.76
Dalam mengaktualisasikan potensi peserta
didik, maka dalam proses pembelajaran peserta didik tidak hanya didorong untuk
menerima informasi yang dsajikan melalui proses pembelajaran tetapi harus
diarahkan pada bagaimana memberi tanggapan, melalkukan penilaian, mengelola
dalam berbagai bentuk fariasi, melainkan diarahkan juga untuk membentuk
pribadi yang mandiri sehingga memiliki karakter untuk berbicara dan
menyampaikan pendapat, bersikap, dan berperilaku, berdasarkan penjelasan
tersebut mka seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak selain tugasnya untuk
mentranfer ilmu, tapi seorang pendidik harus dapat mengembangkan berbagai
76
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : kencana, 2013), h. 285.
59
potensi yang ada pada diri siswa agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai
manusia ideal yang menjadi harapan orang tua dan masyarakat.
Dari beberapa indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru
diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik yang professional apabila ia
melaksanakan tugasnya dengan penuh kesiapan dan penguasaan materi,
pengelolaan pembelajaran, dan pemahaman terhadap karakter peserta didik dan
mengemmbang potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dalam proses belajar
pendidik dapat mentransfer ilmu pengetahuan secara baik dan seorang peserta
didik dapat memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-harinya.
Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan terletak pada komponen dalam
proses pendidikan yaitu guru, salah satunya adalah komponen kurikulum
pendidikan guru harus disusun atas dasar kompetensi yang diperlukan oleh setiap
guru, yaitu tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi dan
hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan
kompetensi guru secara umum, dengan demikian seorang guru dapa menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin.
c. Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses dimana didalamnya
mengandung hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didik yang
berlansung dalam situasi eduaktif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses
60
pembelajaran, seorang guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam
dalam mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan, oleh
karena itu, seorang guru harus mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawabnya, dengan kompetensi tersebut, maka akan
menjadikan guru professional, baik secara akademis maupun non akademis.
Kompetensi guru merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki
oleh setiap guru dalam dalam jenjang pendidikan apapun, seorang guru yang
terampil dalamm engajar tetunya harus pula memiliki pribadi yang baik dan
mampu melakukan sosial adjustment dalam masyarakat, kompetensi guru sangat
penting dalam rangka penyusunan kurikulum, tujuan, program pendidikan sistem
penyampaian, evaluasi, dan sebagainya hendaknya disusun sesuai dengan
kompetensi yang dimilki guru, dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin.
Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar
yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan
kompetensinya, diantara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki
yaitu:
1) Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan intelektual.
2) Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap,
menghargai pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal-hal yang berkenaan
dengan tugas dan profesinya.
3) Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai
keterampilan atau berprilaku.77
77
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru, 1989), h. 18.
61
Berdasarkan sudut pandang sistematik, guru adalah teladan yang hidup,
maknanya adalah guru disamping mengajarkan ilmu, juga perlumemberikan
teladan kepada para peserta didiknya, dalam proses pembelajaran disekolah
seorang guru memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting, sebagai orang tua
yang mampu memahami, mengayomi, dan memberikan perasaan aman kepada
peserta didik dalam proses nilai keislaman tidak hanya oleh guru bidang studi
khusus, namun semua guru harus mampu memahami dan memasukkan nilai-nilai
islami dalam semua mata pelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap guru dalam perspektif islam
hendaknya memiliki kualifikasi:78
1) Amanah, yaitu bertanggung jawab dalam keberhasilan proses pendidikan. Ia
betul-betul memiliki komitmen yang tinggi untuk membentuk kepribadian
Islam pada diri peserta didik. Bila tidak, pendidikan yang diharapkan unggul
hanya menjadi sebuah impian saja.
2) Kafa‟ah atau memiliki skil (keahlian) dibidangnya. Seorang pengajar yang
tidak menguasai bidang yang diajarkan baik dalam aspek iptek dan kekhlian
maupun tsaqafah Islam tidak akan mampu memberikan hasil optimal pada
peserta didik. Dengan demikian, penguasaan materi yang akan diajarkan
penting dan harus dipahami oleh pengajar yang bersangkutan. Dalam
keseharian, seorang guru didorong mengembangkan wawasan, baik terkait
78
Muhammad Ismail Yusanto, Dkk, Mengagas Pendidikan Islami (Bogor : Al-Azhar, 2004),
h. 92.
62
dengan dunia pendidikan secara umum maupun bidang ilmu yang
menjadispesialisasinya. Selain itu seorang guru dituntut pula memahami
dengan seksama aspek paradigma pendidikan sesuai jenjangnya.
3) Himmah atau memiliki etos kerja yang baik, displin, tanggung jawab,
kreatif, inovatif, dan taat pada akad kerja dan tugas merupakan salah satu
karakter orang yang etos kerjanya tinggi.
4) Berkepribadian Islami, guru harus menjadi teladan bagi siswanya agar tidak
hanya sekedar menjalankan fungsi mengajar melainkan juga fungsi
mendidik.
Berdasarkan pembahasan diatas jelas bahwa guru dalam perspektif
pendidikan Islam hendaknya memiliki kompetensi kepribadian sebagai teladan,
harus memiliki barbagai kemampuan termasuk iptek, dan terpenting dalam
pendidikan Islam adalah adanya nilai ikhlas ibadah kepada Allah, komponen
kemampuan diri dan ilmu pengetahuan serta iptek yang terus dinamis dibarengi
dengan niat tulus karena Allah maka tujuan pendidikan Islam dalam menciptakan
generasi muslim yang kualifikasi dunia akherat dapat terwujud.
Didalam kompetensi dasar pada proses pembelajaran ini, terdapat beberapa
konsekuensi/resiko, diantara resiko tersebut yaitu:
1) Pemusatan untuk evaluasi dugaan adalah pemusatan pada pencapaian secara
individual dari seperangkat tujuan.
2) Penekanan kegiatan belajar berubah dari guru dan proses mengajar kepada
pelajar
63
3) Teknologi adalah langkah permulaan proses individualisasi karena hanya
melaui teknologi dapat mengadakan kesempatan belajar yang lebih luas.
4) Penguasaan sistem pendekatan yang tepat.
3. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
a. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Aqidah secara etimologis, akidah bersal dari kata “aqada” yang
mengandung ikatan atau keterkaitan, atau dua utas tali dalam satu buhul yang
tesambung,79
disebut ikatan karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau
gantungan sesuatu, dalam pengertian teknis artinya adalah iman atau keyakinan,
selain itu aqidah juga diartikan janji, karena janji merupakan ikatan kesepakatan
antara dua orang yang mengdakan perjanjian.
Secara terminologis aqidah dalam islam merupakan keimanan seseorang
terhadap Allah yang menciptakan alam semesta beserta isinya dengan segala sifat
dan segala perbuatan-Nya, definisi tersebut menggambarkan bahwa seseorang
yang menjadikan Islam sebagai aqidahnya berarti ia sudah terikat dengan segala
peraturan atau hukum yang terdapat dalam Islam.
Sementara itu Muhammad alim juga mendefinisikan bahwa aqidah berarti
credo, creed, keyakinan hidup iman dalam arti khas, yakni pengingkaran yang
bertolak dari hati, dengan demikian aqidah adalah urusan yang wajib diyakini
79
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam (Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 110-111.
64
kebenarannya oleh hati,menentramkan jiwa dan menjadikan keyakinan yang tidak
bercampur dengan keraguan.80
Secara bahasa pengertian akhlak diambil dari bahasa arab yang berarti
perangai, tabi‟at, tingkah laku, adat kejadian, dan ciptaan. Kata akhlak merupakan
jamak dari kata “khilqun” atau khuluqun” yang artinya sama dengan arti akhlak
sebagaimana disebutkan diatas. Kata akhlak dan khuluq” keduanya dijimpai
pemakaiannya dalam Al-Qur‟an, firman Allah SWT:
Artinya: “dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
(Qs. Al-Qalam: 4)
Ayat diatas mengambarkan bahwa tugas Rasulullah saw sebagai yang
berakhlak mulia. Beliau diberi tugas menyampaikan tugas agama Allah kepada
manusia agar mereka itu mempunyai akhlak mulia pula.
Atinya: “(agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu”
(QS. As-Syuara : 137).
Ayat pertama menggunakan kata khuluq untuk arti budi pekerti,
sedangkan ayat kedua mengguanakan kata khuluq untuk arti kebiasaan, dengan
demikian kata akhlak dan khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat
kebiasaan, perangai atau segala sesuatu yang menjadi tabiat.
80
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), h. 124.
65
Pengertian akhlak secara istilah akhlak berbeda dengan moral
mengandung beberapa pengertian antara lain adat istiadat, kebiasaan, sopan
santun, perilaku. Secara etimologis etika dekat dengan moral, etika berasal dari
bahasa yunani ethos jamak yang berarti adat kebiasaan, maka dapat disimpulkan
bahwa salah satu mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk
meningkatkatkan pengetahuan agama dan prilaku peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari, mata pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu pelajaran wajib
dalam kurikulum pendidikan formal yang berbasis islami hal ini yang dimaksud
pada sekolah Madrasah Tsanawiyah.
b. Tujuan dan Fungsi Mempelajari Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
1. Tujuan mempelajari mata pelajaran aqidah akhlak
Dasar kehidupan adalah pandangan hidup, pendidikan yang amat penting
itu tujuannya harus diambil dari pandangan hidup, jika pandangan hidup adalah
Islam maka tujuan pendidikan harus diambil dari kajian-kajian Ilmu Islam.81
Salah satu kajian Ilmu Islam adalah aqidah akhlak, tujuan adalah pedoman
sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Kesiapan dari penjalanan proses belajar menagajar berpangkal tolak dari jelas
tidaknya perumusan tujuan pelajaran, tercapainya tujuan pembelajarn sama
halnya dengan keberhasilan dalam pengajaran, sebagai bahan yang diberikan
pada siswa dalam proses belajar mengajar, pelajaran aqidah akhlak memiliki
sasaran yang hendak dicapai sebagai tujuan, tujuan mata pelajaran aqidah akhlak
81
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dan Sistem Pendidikan Nasional diIndonesia
(Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2012) cet. Ke-10, h. 46.
66
yaitu: 1) Meningkatkan pengetahuan agama dan perilaku peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari, 2) penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman
mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akherat, 3) pengembangan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal
mungkin yang sebelumnya telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
c. Pentingnya Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mempelajari ilmu aqidah akhlak sangat penting bagi umat islam pada
umumnya, karena didalam ilmu tersebut berbagai masalah dibahas sehingga
orang yang memahami aqidah akhlak dengan benar dan baik akan dapat
melaaksanakan ibadahnya dengan baik.
Ilmu aqidah akhlak merupakan pelajaran yang membahas perilaku
manusia menentukan antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan
atau perbuatan manusia lahir dan batin, mata pelajaran aqidah sangat penting,
terlebih hal itu disajikan kepada siswa, karena setelah siswa mempelajari ilmu
aqidah akhlak siswa dapat memilki prilaku yang baik dalam kesehariannya.
B. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Peserta Didik
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, dalam undang-undang no
14 tahun 2005 pasal 1 ayat 10, guru dan dosen yaitu tentang kompetensi guru, dimana
kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus
dimilki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan dalam melakukan tugas
67
profesionalnya,82
selain itu juga Moh Uzer Usman menyatakan bahwa kompetensi
adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya.83
Jadi didalam proses pembelajaran, seorang pendidik harus mampu
mengembangkan, menciptakan, serta mengatur situasi yang memungkinkan peserta
didik yang melakukan proses pembelajaran sehingga merubah tingkah lakunya.
Kompetensi pedagogik secara teoritis meningkatkan kemampuan kualitas
pembelajaran hal ini sebagaimana disebutkan oleh Dunkin Bidle (dalam saiful sagala)
mengatakan “peroses pembelajaran akan berlansung dengan baik jika pendidik
mempunyai dua kompetensi utama yaitu (1) kompetensi subtansi materi pembelajaran
atau penguasaan materi dan (2) kompetensi metodelogi pebelajaran,84
Seorang guru dalam menentukan metodelogi pembelajaran harus memahami
karakter peserta didik, karena dalam diri peserta didik terdapat kekuatan mental yang
menjadi penggerak belajar, kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,
kemauan, cita-cita, ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental
yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar, dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan prilaku individu.85
Jika seorang guru penting untuk mengetahui motivasi belajar seorang peserta
didik karena: (1) guru dapat membangkitkan, meningkatkan, memelihara semangat
82
Undang-Undang Guru dan Dosen RI No 14 tahun 2005, Loc. Cit. h. 4. 83
Moh Uze Usman Menjadi Guru Prfesional (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004), h. 14. 84
Syaiful Sagala Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2005), h. 63. 85
Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit.. h. 80.
68
belajar siswa untuk belajar sampai berhasil. (2) mengetahui dan memahami motivasi
belajar siswa dikelas bermacam-macam, jadi seorang gurudapat menggunakan
bermacam-macam strategi belajar mengajar. (3) mengubah peserta didik yang tidak
semangat menjadi semangat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam suatu
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran. Proses
pembelajaran berlansung dengan baik apabila didukung oleh guru yang memiliki
kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merpakan ujung tombak dan sebagai
fasilitator pendidikan anak-anak disekolah sebagai pengembang kurikulum. Guru
mempunyai kompetensi yang baik menumbuhkan semangat atau motivasi peserta
didik yang lebih baik pada akhirnya akan mapu meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
satusama lain. Belajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan seorang sebagai
subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan pada apa yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar untuk menyampaikan bahan pelajaran
kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, dan menguasai bahan pelajaran
itu.86
Dalam proses belajar mengajar perhatian dan motivasi merupakan persyaratan
utama dalam proses pembelajaran, tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar
86
Ramayulis, Ilmu Pendiikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2012), h. 337.
69
yang dicapai siswa tidak akan optimal, stimulus yang diberikan guru tidak akan
berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi daam diri siswa, ada beberapa cara untuk
menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa, adalah sebagai berikut: antara lain
dengan cara mengajar yang bervariasi dan mengadakan pengulngan informasi,
memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada siswa,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya,
menggunakan alat bantu yang menarik perhatian siswa, seperti, gambar, video, foto,
dan lain-lain. Secara umum siswa teransang untuk belajar apabila ia melihat bahwa
situasi belajar sangat memuaskan dirinya dan sesuai kebutuhannya.87
Berdasarkan penjelasan diatas maka jelas bahwa seorang guru sangatlah
berperan secara aktif untuk memberikan ransangan dalam menumbuhkan motivasi
peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal, hal ini berhubungan
dengan kompetensi yang harus dimilki oleh seorang guru khususnya kompetensi
pedagogik, yang mana indikator dari kompetensi pedagogik adalah sebagai berikut:88
1. Pemahaman wawasan/landasan kependidikan.
2. Pemahaman terhadap peserta didik
3. Pengembangan kurikulum/silabus
4. Perancangan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajarn yang mendidik dan diaogis
6. Evaluasi hasil belajar.
7. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwasanya seorang guru sangat
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik karena dengan kompetensi yang
87
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 203. 88
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2008), h. 279.
70
dimiliki yaitu dengan memahami kondisi peserta didik, maka dalam pembuatan
perencanaan pembelajaran dapat ditentukan strategi yang akan digunakan dalam
pembelajaran yang akan menumbuhkan motivasi siswa, dapat menentukan media
yang semenarik mungkin, dan seorang guru dapat mengembangkan potensi yang
dimiki oleh peserta didik dengan cara memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk menyampaikan pendapatnya, atau bertanya kepada teman dan gurunya hal ini
akan lebih menumbuhkan motivasi belajar peserta didik apabila aktivitas belajar
peserta didik diberikan apresiasi seperti nilai atau pujian verbal.
Dari penjelasan diatas dapat disimpukan bahwa kompetensi guru sebagai
pendidik khususnya kompetensi pedagogik dapat mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya harus diuji secara empiris.89
Berdasarkan pengertian tersebut, maka
yang dimaksud deengan hipotesis adalah sebuah jawaban sementara dari
permasalahan, dimana kebenarannya harus dibuktikan dari penelitian lapangan.
Sebagaimana yang ditelah dikemukakan diatas, bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji
dinamakan hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nol (Ho).
89
Abdurahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), cet ke.-1. h. 20.
71
Sementara yang dimaksud dengan hipotesis alternative (Ha) adalah
menyatakan saling berhubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan
adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang dibedakan, Dan
yang dimaksud dengan hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menunjukkan tidak
adanya saling hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Adapun rumusan Hipotesisnya adalah:
Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru akidah akhlak terhadap motivasi
belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah kec. Pesisir Selatan kab. Pesisir
Barat tahun ajaran 2015/2016.
72
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara variabel X terhadap
variabel Y, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi deskriptif kuantitatif.
Penelitian lapangan adalah penelitian yang lansung dilakukan dilapangan
atau lansung pada responden.90
Penelitian ini bertempat di MTs Mardhotillah
Kec. Pesisir selatan. Kabupaten Pesisir Barat. Penelitian ini dilakukan untuk
mencari data yang berkenaan dengan pengaruh kompetensi pedagogik guru
aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah
akhlak.
2. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriftif yang berarti penelitian bersifat
memberikan gambaran objektif dari objek penelitian.91
Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa penelitian ini bersifat eksploratif riset yang mengklarifikasikan
data yang bersifat kuantitatif.
90
Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Dan Aplikasinya (Bogor : Ghalia Indonesia,
2002), h. 11. 91
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung : Mandar Maju, 1996), cet.
Ke VII, h. 29.
73
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pola filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara non random, pengumpulan
data digunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
untuk menjadi hipotesis yang telah ditetapkan.92
Penelitian ini, penulis bermaksud menerangkan dan menggambarkan
suatu keadaan obyektif pada kondisi yang alamiah, faktual, mengenai kompetensi
pedagogik guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam menunumbuhkan motivasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak.
B. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.93
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variable independen (bebas)
dan variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen (terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.94
Adapun
spesifikasinya adalah:
92
Sugiono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2009), h.
7. 93
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka Cipta,
2006), h. 118. 94
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2007), h. 4.
74
1. Variabel bebas, yang menjadi variabel bebas adalah kompetensi pedagogik
guru dengan indikator:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum/silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Evaluasi hasil belajar
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2. Variabel terikat, motivasi belajar dengan indikator:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik.
C. Devinisi Operasional Variabel
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut yang kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan permasalahan
kompetensi guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII
MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat. Terdiri dari dua variabel, yakni:
75
1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini, kompetensi pedagogik guru merupakan variabel bebas.
Sementara motivasi belajar peserta didik merupakan variabel terikat. Jadi korelasi
antara dua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar . Variabel X dengan Y
Keterangan :
X = Kompetensi pedagogik guru
Y = Motivasi belajar peserta didik
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, kata populasi dalam
statistik merujuk pada “sekumpulan individu dengan karakteristik yang khas yang
menjadi perhatian dalam suatu penelitian.”95
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas
VIII MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan. Kabupaten Pesisir Barat.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti di Madrasah Tsanawiyah
95
Anting Somantri dan Sambas Ali Muhiddin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian (Bandung
: Pustaka Setia, 2011), h. 61.
Motivasi belajar peserta didik
kelas VIII MTs Mardhotillah.
Y
Kompetensi pedagogik guru mata
pelajaran aqidah akhlak kelas VIII
x
76
Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat tentang keadaan peserta didik
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Keadaan Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah Kecamatan
Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat.
NO Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VIII A 13 21 34
2 VIII B 17 16 33
3 VIII C 16 19 35
4 VIII D 20 14 34
5 VIII E 17 17 34
Jumlah 83 87 170
Sumber : Data Dokumentasi Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah
Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran
2015/2016, 20 maret 2016.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.96
Segala
sesuatu yang oleh peneliti dijadikan kesatuan (unit) yang nantinya akan menjadi
pemilihan yang disebut satuan sampling.97
Jadi yang dimaksud sampel adalah sebagian subjek dari populasi yang
diambil oleh penulis dalam penelitian.
Teknik pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :
96
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), h. 174. 97
Anting Somantri dan Sambas Ali Muhidin, Op. Cit..h. 65.
77
1. Probaliti sampling, adalah teknik pengambilan sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2. Nonprobolity sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas penulis menggunakan
teknik nonprobility sampling, yaitu tidak semua peserta didik kelas VIII MTs
Mardhotillah Pesisir Selatan, Kabupaten. Pesisir Barat diberikan kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Adapun teknik yang digunakan
dalam nonprobolity adalah teknik sampling otomatis, yaitu teknik sampel
diambil berdasarkan urutan dari populasi yang telah diberi no urut atau
ditentukan sesuai dengan no urut absen. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tententu.
Berdasarkan penjelasan diatas dalam pengambilan sampel penulis
menggunakan no urut kelipatan 3, sesuai dengan nomor urut absen. Maka dapat
dilihat pada tabel berikut.
78
Tabel 2
Data sampel peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Pesisir Selatan. Kabupaten
Pesisir Barat
NO Kelas Jumlah
siswa
No Absen Kelipatan Jumlah
Sampel
1 VIII A 34 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11
2 VIII B 33 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11
3 VIII C 35 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11
4 VIII D 34 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11
5 VIII E 34 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11
Jumlah 170 - 55
Bedasarkan tabel diatas, jumlah siswa yang akan diambil dari lima kelas dan
berjumlah 170 peserta didik adalah sebanyak 55 peserta didik
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data yang di butuhkan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan instrumen sebagai berikut:
1. Metode Kuisioner
Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk
pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya dan harus diisi oleh responden.98
Angket digunakan
untuk mengumpulkan data tentang bagaimana kompetensi pedagogik guru
dan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak.
Kuisioner atau Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
98
Sambas Ali Muhidin, dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, dan Jalur dalam
Penelitian (Bandung : Pustaka Setia, 2007), h. 25.
79
untuk dijawabnya.99
Pendapat lain menyatakan bahwa kuisioner adalah
“sejumlah pertanyaan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan
dengan responden dalam bentuk tertulis.100
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa kuisioner
merupakan suatu daftar pertanyaan tertulis untuk mendapatkan suatu jawaban
dari suatu permasalahan tertentu serta untuk mendapat fakta-fakta dan
informasi tentang diri responden serta untuk mendapatkan data tentang
keberadaan suatu obyek yan diteliti.
Apabila ditinjau dari segi pemakaiannya, kuisioner dibagi menjadi dua bagian
yaitu :
1) Kuisioner langsung adalah “jika daftar pertanyaan dikirim lansung kepada
orang yang diminta pendapat, keyakinan atau diminta untuk menceritakan
tentang diri sendiri.
2) Kuisioner tak langsung adalah jika daftar pertanyaan dikirim kepada
seseorang (responden) yang menceritakan apa adanya tentang keadaan orang.
Adapun kuisioner yang digunakan penulis adalah kuisioner langsung dan tak
langsung yang ditujukan kepada peserta didik sesuai dengan jumlah sampel.
Kuisioner langsung digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak, sedangkan kuisioner
tak langsung untuk mendapatkan data tentang kompetensi pedagogik guru
99
Sugiono, Ibid,. h. 142. 100
Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu (Observasi, checklist, interview, kuisioner,
sosiometri) (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), h. 189.
80
mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan,
kabupaten Pesisir Barat.
Adapun jenis kuisioner yang penulis gunakan adalah kuisioner tipe pilihan
dimana setiap item terdapat empat alternativ jawaban yaitu a, b, c, dan d.
2. Metode observasi
Menurut Kartini Kartono metode observasi adalah pengamatan
pencatatan dengan sistematika atas fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dalam arti luas observasi sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan
baik secara lansung maupun tidak lansung.
Adapun jenis metode observasi yang berdasarkan peranan yang
diamati yaitu dikelompokkan menjadi dua bentuk :
1) Observasi partisipan, yaitu peneliti adalah bagian dari keadaan alamiah
tempat diadakannya observasi.
2) Observasi non partisipan, yaitu dalam observasi ini peranan tingkah laku
peneliti dalam kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan kelompok yang
diamati kurang dituntut.
Jenis observasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah observasi non partisipan, dimana peneliti tidak turut ambil bagian
dalam kehidupan orang yang diobservasi.
3. Metode wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan proses Tanya
jawab secara lisan antara dua orang atau lebih dengan berhadap-hadapan
81
secara fisik, yang satu melihat muka yang lain dan mendengar dengan
telinganya.
Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaannya, maka wawancara
dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Wawancara terpimpin, adalah wawancara yang menggunakan
pokok-pokok masalah yang diteliti.
2. Wawancara tidak terpimpin (bebas) adalah wawancara dimana
interviewer tidak sengaja mengarahkan Tanya jawab pada poko-
pokok dari fokus penelitian interviewer.
3. Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi dari keduanya.
Pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan
diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlnsung mengikuti
situasi.
Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah
wawancara bebas terpimpin guna memperoleh data yang valid .
4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, notulen, rapat,
dan sebagainya.101
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data daftar
nama guru, peserta didik, serta karyawan di MTs Mardhotillah.
101
Irawan Sarlito, Metode Penelitian Sosial (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000), cet
IV. h. 71.
82
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak lansung
ditujukan kepada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang
digunakan dapat berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda,
dan lain sebagainya.102
Dengan demikian metode dokumentasi adalah data yang tersimpan
dalam sebuah arsip dan lengkap serta mudah untuk memberikan keterangan
jika sewaktu-waktu diperlukan, yaitu dokumen terkait dengan kompetensi
pedagodik guru aqidah akhlak dan motivasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran aqidah akhlak kelas VIII Mts Mardhotollah Kecamatan Pesisir
Selatan, Kabupaten Pesisir Barat. Metode ini penulis gunakan untuk
mendapatkan data secara obyektif.
F. Metode Analisis Data
Karena penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif riset yang
mengklarifikasikan data yang bersfat kuantitatif, yang berarti penelitian bersifat
memberikan gambaran objektif dan objek penelitian. Jadi setelah semua data
terkumpul sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan, maka langkah berikutnya
adalah menghimpun dan mengelola data yang sudah terkumpul tersebut dengan cara
mengklarifikasikan semua jawaban untuk dianalisa.
Sebelum penulis mencari seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik
guru terhadap motivasi belajar, maka akan dilakukan uji coba angket untuk mengukur
validitas maupun reliabilitas item soal yang digunakan,
102
Iqbal Hasan, Op,. Cit, h. 231.
83
a) Uji validitas instrumen
Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
disebut valid jika teknik evaluasi tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya
akan diukur.103
Uji validitas digunakan untuk menguji validitas angket, untuk
keperluan ini diuji teknik korelasi jawaban pada setiap item dikorelasikan
dengan total skor.
b) Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang telah diuji validitasnya kemudian diuji reliabilitasnya.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik.104
Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis pengaruh kompetensi
pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik (studi kelas
VIII MTs Mardotillah kecamatan pesisir selatan. Kabupaten Pesisir Barat) dengan
menggunakan rumus Product Moment Korelation. Setelah dihitung dengan rumus
Product Moment Korelation dan kemudian di uji- t untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y) dengan rumus :
103
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung : Remaja
rosda karya, 2002), h. 138. 104
Ibid, h. 178.
84
T hitung =
Dimana :
t = taraf nyata
r = besarnya korelasi
n = jumlah sampel
1 = konstanta
r2 =
kuadrat besarnya korelasi hitung105
Sementara koefisien determinasi dilakukan berdasarkan pendapat Sugiono
dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Sedangkan untuk
mengetahui presentasenya hasil koefisien yang dikuadratkan dikalikan 100%.
Berdasarkan paparan sugiono tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Cd = r2
Keterangan:
Cd: koefisien Determinasi
r2 =
koefisien korelasi.
105
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 230.
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Mardotillah kematan Pesisir Selatan
Kabupaten Pesisir Barat
Madrasah Tsanawiyah (MTs) kecamatan Pesisir Selatan Kab. Pesisir Barat
terletak di jalan Pelita Sari Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.
Dilihat dari sudut geografis, MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan terletak
sangat strategis.
Madrsah Tsanawiyah Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan beralamat di
jalan Pelita Sari Kecamatan Pesisir Selatan Kab. Pesisir Barat. MTs Mardhotillah
kecamatan Pesisir Selatan Didirikan tahun 1983, status pemilik tanah adalah 1200
m.106
2. Keadaan sarana dan prasarana MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir
Barat
Table 3
Data Ruang Kelas Lain
No Jenis
Ruangan
Jumlah
Ruangan
Ukuran
(m)
No Jenis
Ruangan
Jumlah
(buah)
Ukuran
(m )
1 Ruang Kelas 14 7 x 9 4 Lab. Bahasa 1 7 X 9
2 Perpustakaan 1 7 x 15 5 Asrama guru - X
3 Keterampilan - x 6 Asrama UKS - X
106
Dokumentasi, MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat
86
3. Keadaan Peserta didik MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan.
Tabel 4
No Kelas Peserta didik
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. VII A 15 16 31
2. VII B 15 16 31
3. VII C 15 17 32
4. VII D 15 17 32
5. VII E 15 17 32
6. VIII A 16 17 33
7. VIII B 16 17 33
8. VIII C 16 18 34
9. VIII D 16 18 34
10. VIII E 17 18 35
11. IX A 15 15 30
12. IX B 15 15 30
13. IX C 15 15 30
14. IX D 15 15 30
15. IX E 15 15 30
Jumlah 231 246 477
Sumber data dokumentasi peserta didik MTs Mardhotillah kecamatan pesisir
selatan.
4. Keadaan Guru Mts Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan
Tabel 5
Daftar keadaan guru dan tenaga administrasi MTs Mardhotillah kec.
pesisir selatan
Jumlah Guru Staf Jumlah Jumlah Guru/ staf Keterangan
Guru tetap/ PNS 15 Orang Guru tetap/ PNS PNS
Guru Honor Sekolah 13 Orang Guru Honor Sekolah Honorer
Staf Tata Usaha PNS 4 Orang Staf Tata Usaha PNS PNS
Honor TU 4 Orang Honor TU Honorer
Perpustakaan 2 Orang Perpustakaan Honorer
Penjaga Sekolah 1 Orang Penjaga Sekolah Honorer
87
5. Visi, Misi dan Tujuan MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan
kabupaten Pesisir Barat
a. Visi MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan
Visi MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan adalah “Mewujudkan
siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berbudi Luhur,
Cerdas, terampil dan mandiri. Oleh karena itu perlu adanya sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah pada
khususnya dan meningkatkan pendidikan umum.”
b. Misi MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan
Untuk mencapai visi, MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan memiliki
misi sebagai berikut:
1) Mengembangkan kemampuan propesional guru
2) Melakukan proses belajar mengajar dengan baik
3) Melaksanakan manajemen sekolah dengan penyusunan program yang
terarah.
4) Melaksanakan prosedur dan mekanisme kerja yang terarah dan
berkesinambungan.
c. Tujuan MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan
Berdasarkan visi dan misi yang tersebut diatas, maka tujuan Mts
Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan adalah “agar Menjadikan insan yang
berbudi luhur dan dapat meraih prestasi yang maksimal, juga menjadikan
sekolah yang diminati oleh masyarakat.
88
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Dalam proses analisis data dan pengujian hipotesis penulis menggunakan data
angket, tetapi sebelum itu melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menentukan bentuk instrumen
Instrumen merupakan alat bantu pengumpulan data yang diperoleh dari
lapangan karena kemantapan kualitas instrumen merupakan hal yang tidak bisa
diabaikan, yang harus diperhatikan adalah kisi-kisi instrumen untuk memperoleh
data mengetahui ada tidaknya indikator yang dimaksudkan.
Dari indikator kisi-kisi kuisioner, dapat dilihat pada lampiran 4, kemudian
disusun angket untuk variabel pertama kompetensi pedagogik guru dan variabel
kedua motivasi belajar peserta didik, untuk keperluan analisis data, data yang
diperoleh dari angket perlu ditranformasikan didalam skala interval dengan
menggunakan likert, yaitu sekala yang berisi 4 tingkat jawaban mengenai
kesetujuan responden atas pertanyaan yang disediakan peneliti, tingkat kesetujuan
responden terhadap statemen dalam angket diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor sebagai berikut:
a. Selalu = 4
b. Sering = 3
89
c. Kadang-kadang = 2
d. Tidak pernah = 1
Didalam penelitian ini, sampel yang digunakan ialah peserta didik kelas
VIII MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat yang berjumlah 55 orang yang
dijadikan sampel. Lalu 10 peserta didik yang dijadikan instrumen uji validitas dan
reliabilitas instrumen.
2. Uji coba instrumen
Uji coba instrument ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan tersebut itu benar, sementara reliabel dalam arti bahwa suatu alat
tersebut mampu membarukan hasil pengetahuan yang konsisten dalam waktu dan
tempat yang berbeda. Kemudian langkah selanjutnya adalah menetapkan jumlah
item pertanyaan untuk masing-masing variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian
ini, penyusun menetapkan 30 pertanyaan untuk variabel kompetensi pedagogik
guru dan 30 pertanyaan untuk variabel motivasi belajar peserta didik.
Setelah angket disebar dan diuji cobakan. Kemudian dilakukan uji validitas
dan reliabilitas pada masing-masing item. Hal ini dilakukan untuk menyeleksi atau
memilih item-item yang layak untuk dijadikan sebagai alat ukur yang diharapkan
dapat memberikan penjelasan terhadap masalah yang ingin diketahui.
90
3. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuisioner
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen digunakan untuk menguji validitas angket.
Dalam keperluan ini, diuji teknik korelasi jawaban pada setiap item
dikorelasikan dengan total skor, dengan menggunakan korelasi Product
Moment.
Setelah diketahui 10 jawaban dari responden, maka hal yang harus
dilakukan adalah menganalisis dengan menggunakan alat bantu komputer
program SPSS for Window Release 17. Berikut ini hasil analisis uji coba
angket yang diberikan kepada 10 responden dengan jumlam item pertanyaan
untuk variabel kompetensi pedagogik dan 30 pertanyaan untuk variabel
motivasi belajar peserta didik yang dianalisa dengan menggunakan SPSS for
Windows Release 17.
Tabel 6
Analisis uji coba angket validitas soal variabel Kompetensi Pedagogik Guru
No Butir
Item
Corrected Item-total
Correlatin
(r hitung)
R tabel Keterangan
1 ,446 >0,30 Valid
2 ,644 >0,30 Valid
3 ,408 >0,30 Valid
4 ,586 >0,30 Valid
5 ,343 >0,30 Valid
6 ,734 >0,30 Valid
7 ,611 >0,30 Valid
8 ,546 >0,30 Valid
9 ,522 >0,30 Valid
10 ,610 >0,30 Valid
11 ,789 >0,30 Valid
91
12 ,654 >0,30 Valid
13 ,562 >0,30 Valid
14 ,713 >0,30 Valid
15 ,311 >0,30 Valid
16 ,444 >0,30 Valid
17 ,323 >0,30 Valid
18 ,770 >0,30 Valid
19 ,495 >0,30 Valid
20 ,687 >0,30 Valid
21 ,803 >0,30 Valid
22 ,525 >0,30 Valid
23 ,606 >0,30 Valid
24 ,629 >0,30 Valid
25 ,523 >0,30 Valid
26 ,571 >0,30 Valid
27 ,341 >0,30 Valid
28 ,384 >0,30 Valid
29 ,404 >0,30 Valid
30 396 >0,30 Valid
Sumber Tabel : Uji Validitas 10 Orang Sampel (Perhitungan Terlampir)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, secara keseluruhan item
yang diujicobakan tentang kompetensi pedagogik guru mengandung validitas
butir yang tinggi. Menurut Sugiono, jika hasil uji lebih dari 0,30 maka butir
tersebut valid.107
Dengan demikian dapat dipergunakan untuk menggali data
penelitian. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa semua item
pertanyaan dinyatakan sahih/valid.
107
Ibid., h.126.
92
Tabel 7
Analisis uji coba angket validitas soal variabel Motivasi Belajar Peserta Didik
No Butir
Item
Corrected Item-total
Correlatin
(r hitung)
R tabel Keterangan
1 ,697 >0,30 Valid
2 ,703 >0,30 Valid
3 ,401 >0,30 Valid
4 ,833 >0,30 Valid
5 ,692 >0,30 Valid
6 ,483 >0,30 Valid
7 ,570 >0,30 Valid
8 ,473 >0,30 Valid
9 ,706 >0,30 Valid
10 ,604 >0,30 Valid
11 ,540 >0,30 Valid
12 ,643 >0,30 Valid
13 ,424 >0,30 Valid
14 ,553 >0,30 Valid
15 ,417 >0,30 Valid
16 ,808 >0,30 Valid
17 ,385 >0,30 Valid
18 ,765 >0,30 Valid
19 ,448 >0,30 Valid
20 ,629 >0,30 Valid
21 ,549 >0,30 Valid
22 ,679 >0,30 Valid
23 ,797 >0,30 Valid
24 ,889 >0,30 Valid
25 ,455 >0,30 Valid
26 ,567 >0,30 Valid
27 ,636 >0,30 Valid
28 ,449 >0,30 Valid
29 ,322 >0,30 Valid
30 ,469 >0,30 Valid
Sumber Tabel : Uji Validitas 10 Orang Sampel (Perhitungan Terlampir)
Berdasarkan analisis pada tabel diatas, secara keseluruhan item yang
diujicobakan tentang kompetensi pedagogik guru mengandung validitas butir
93
yang tinggi. Menurut Sugiono, jika hasil uji lebih dari 0,30 maka butir
tersebut valid.108
Dengan demikian dapat dipergunakan untuk menggali data
penelitian. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa semua item
pertanyaan dinyatakan sahih/valid.
b. Uji Reliabilitas instrumen
Pengujian reliabilitas item instrumen dilakukan dengan cara
mengkorelasikan instrumen ganjil dengan instrumen genap. Hal tersebut dapat
dilihat pada Tabel Uji validitas sebagai berikut :
1) Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
Tabel 8
Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Kompetensi Pedagogik)
Untuk Kuisioner Variabel X
Responden No Urut Ke
JMLH 1 3 5 7 9 10 11 13 15 17 19 21 23 25 29
1 4 2 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 50
2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 52
3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 52
4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 51
5 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 41
6 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 51
7 3 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 37
8 2 2 2 2 1 1 2 3 2 3 2 3 3 4 4 36
9 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 40
10 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 52
N=10 Jumlah Nilai ∑Y=
462
108
Ibid., h.126.
94
Tabel 9
Skor Total Untuk Item Genap Instrumen (Kompetensi Pedagogik)
Untuk Kuisioner Variabel Y
Responden
No Urut Ke JMLH
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3 50
2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 54
3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 53
4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 2 4 49
5 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 2 3 4 43
6 3 2 4 2 2 3 4 4 4 2 2 4 2 3 3 44
7 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 4 39
8 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 33
9 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 39
10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 57
N=10 Jumlah Nilai ∑Y=
461
Didalam menghitung reliabilitas dapat dilakukan dengan cara
memasukkan total ganjil sebagai variabel kompetensi pedagogik dan nilai
total item genap sebagai variabel motivasi belajar dalam tabel kerja sebagai
berikut yaitu :
Tabel 10
Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
Responden X Y X2 Y
2 XY
1 50 50 2500 2500 2500
2 52 54 2704 2916 2808
3 52 53 2704 2809 2756
4 51 49 2601 2401 2499
5 41 43 1681 1849 1763
6 51 44 2601 1936 2244
7 37 39 1369 1521 1443
8 36 33 1296 1089 1188
9 40 39 1600 1521 1560
10 52 57 2704 3249 2964
N = 10 ∑X = 462 ∑Y = 461 ∑X2 = 21760 ∑Y
2 = 21791 ∑XY = 21752
95
Diketahui :
N = 10
∑X = 462
∑Y = 461
∑X2
= 21760
∑Y2
= 21791
∑XY = 21725
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy = 0,99
diketahui rxy = 0,99
rumus mencari realibilitasnya adalah :
R1 =
R1 =
R1 = = 0, 99
96
Jadi : reliabilitas instrumen kompetensi pedagogik guru yaitu 0, 99,
artinya, angket ini lebih besar dari angka dari harga kritik tabel, nilai r tabel
untuk N = 10 dengan Interval (cara membaca r tabel adalah N-2 sehingga
angka pembacanya 8) pada taraf kepercayaan 5% sebesar 0,707 berarti 0,99 >
0,707. Artinya, instrumen ini memiliki nilai reliabilitas untuk dijadikan alat
pengumpulan data. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan
reliabel seluruh butirnya, maka instrumen ini dapat dipergunakan untuk
pengukuran dalam rangka pengumpulan data kompetensi pedagogik guru.
2) Uji Reliabilitas Variabel Motivasi belajar peserta didik
Tabel 11
Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Motivasi Belajar Peserta didik)
Untuk Kuisioner Variabel X
Responden No Urut Ke
JMLH 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
1 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 51
2 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 49
3 4 4 2 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 2 4 48
4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 50
5 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 48
6 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 35
7 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 49
8 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 2 3 44
9 4 3 4 4 3 2 2 2 3 2 3 4 4 4 4 48
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31
N=10 Jumlah Nilai ∑Y=
453
97
Tabel 12
Skor Total Untuk Item Genap Instrumen (Motivasi Belajar Peserta didik)
Untuk Kuisioner Variabel Y
Responden No Urut Ke
JMLH 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
1 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 51
2 3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 46
3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 49
4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 51
5 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 51
6 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 37
7 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 54
8 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 46
9 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 54
10 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 30
N=10 Jumlah Nilai ∑Y=
469
Dalam menghitung reliabilitas dapat dilakukan dengan cara
memasukkan total ganjil sebagai variabel X dan nilai total item genap sebagai
variabel Y dalam tabel kerja dibawah ini yaitu :
Tabel 13
Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Peserta Didik
Responden X Y X2 Y
2 XY
1 51 51 2601 2601 2601
2 49 46 2401 2116 2254
3 48 49 2304 2401 2352
4 50 51 2500 2601 2550
5 48 51 2304 2601 2448
6 35 37 1225 1369 1295
7 49 54 2401 2916 2646
8 44 46 1936 2116 2024
9 48 54 2304 2916 2592
10 31 30 961 900 930
N = 10 ∑X = 453 ∑Y = 469 ∑X
2
=20937
∑Y2 =
22537
∑XY =
21692
98
Diketahui :
N = 10
∑X = 453
∑Y = 469
∑X2
= 20937
∑Y2
= 22537
∑XY = 21692
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy = 0,998
diketahui rxy = 0,998
rumus mencari realibilitasnya adalah :
R1 =
R1 =
R1 = = 0,998
99
Jadi : reliabilitas instrumen motivasi belajar peserta didik yaitu 0, 998,
artinya, angket ini lebih besar dari angka dari harga kritik tabel, nilai r tabel
untuk N = 10 dengan Interval (cara membaca r tabel adalah N-2 sehingga
angka pembacanya 8) pada taraf kepercayaan 5% sebesar 0,707 berarti 0,998
> 0,707. Artinya, instrumen ini memiliki nilai reliabilitas untuk dijadikan alat
pengumpulan data. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan
reliable seluruh butirnya, maka instrumen ini dapat dipergunakan untuk
pengukuran dalam rangka pengumpulan data motivasi belajar peserta didik.
4. Pengujian Hipotesis
Setelah angket dirumuskan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan
adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar
peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat. Untuk
mengetahui seberapa besar kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru, maka
dapat dilihat melalui hasil jawaban angket peserta didik. Sebagaimana dapat
dilihat pada lampiran 11.
Berdasarkan hasil jawaban angket dari 55 responden, diketahui bahwa
jumlah terbesar 101 dan jumlah terendah yaitu 84, maka 101-84 = 17 dibagi 3
adalah 6 Dengan demikian, maka kategori nilainya adalah :
Nilai 84-89 komptensi pedagogik rendah
Nilai 90-95 komptensi pedagogik sedang
Nilai 96-101 komptensi pedagogik tinggi
100
0
5
10
15
20
25
30
Diagram Kompetensi
Pedagogik Guru
Rendah
Cukup
Tinggi
Berdasarkan jumlah skor total yang diperoleh dari responden pada variabel
kompetensi pedagogik guru, maka selanjutnya dikumpulkan guna menentukan
perolehan masing-masing skor. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dirumuskan
pada diagram dibawah ini :
Berdasarkan diagram diatas, maka dapat diketetahui bahwa 4 peserta didik
(7,27%) menilai bahwa kompetensi pedagogik guru rendah, 24 peserta didik
(43,63%) menilai kompetensi pedagogik guru cukup, sementara 27 peserta didik
(49,09%) menilai bahwa memiliki kompetensi pedagogik yang tinggi. Maka
berdasarkan paparan tesebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru
aqidah akhlak di MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat adalah tinggi.
Selanjutnya, motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah
akhlak dapat dilihat pada lampiran 12. Dimana motivasi belajar peserta didik
tersebut dibuat dalam predikat nilai. Dengan penentuan kriteria tingkat motivasi
belajar peserta didik ini dengan cara nilai tertinggi 87-101 = 14 kemudian dibagi 3
101
0
5
10
15
20
25
30
35
Diagram Motivasi Belajar
Rendah
Cukup
Tinggi
= 5. Maka berdasarkan skor total dari responden pada variabel motivasi belajar
peserta didik, selanjutnya dimasukkan pada diagram dibawah ini :
Pada diagram diatas menunjukkan bahwa pada umumnya motivasi belajar
yang diperoleh peserta didik pada rentan 87-91 yang mencapai (18,18%) termasuk
kategori motivasi belajar rendah. Kemudian nilai 92-96 yang mencapai (27,27%)
termasuk kategori motivasi belajar cukup, sedangkan untuk rentan nilai 97-101
mencapai (54,54%) yang merupakan kategori motivasi belajar yang baik.
Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa antara kompetensi
pedagogik guru dengan motivasi belajar memiliki pengaruh yang positif. Dimana
semakin baik kompetensi pedagogik yang dimiliki guru tersebut maka motivasi
belajarpun semakin baik.
Berdasarkan pemaparan analisis diatas, maka timbullah pertanyaan
“adakah pengaruh variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi
belajar peserta didik? Untuk mengetahui jawabannnya, maka dilakukan dengan uji
102
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Maka dapat dilihat pada lampiran
13 dan lampiran 14.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product
moment, maka diperoleh rxy telah diketahui yaitu 0,737. Maka untuk menghitung
tingkat signifikasi pengaruh antara kedua variabel tersebut adalah dengan hasil
perhitungan korelasi yang dikonsultasikan dengan R tabel. Maka jika nilai hitung
> nilai tabel maka terdapat pengaruh antara kedua variabel tersebut (Ho ditolak).
Akan tetapi jika nilai hitung < nilai tabel maka tidak terdapat pengaruh antara dua
variabel tersebut (Ho diterima). Maka nilai R Tabel untuk jumlah 55 responden
adalah N-2= 55-2= 53 dengan interval kepercayaan 5% 0,279, berarti 0,737 >
0,279, pada taraf kepercayaan 1% sebesar 0,361 berarti 0,737 > 0,361.
Maka dengan ini dapat diputuskan bahwa hipotesis kerja (Ha) Diterima dan
menolak hipotesis nol (Ho). Dengan demikian kedua variabel tersebut memiliki
pengaruh yang sangat signifikan. Derajat pengaruh hasil uji hipotesis memilki
pengaruh sebesar 0,737 adalah kedua variabel (kompetensi pedagogik duru dan
motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak terdapat
pengaruh yang sangat kuat atau tinggi. Kemudian langkah selanjutnya adalah
mengkonsultasikan nilai “r” tabel dengan interpretasi sebagai berikut :
103
Tabel 14
Tabel interpretasi nilai “r”
Besarnya r Product
Moment (r xy) Interpretasi
0,00 - 0,20 Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan
variabel motivasi belajar peserta didik memang
terdapat korelasi akan tetapi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau
dianggap tidak ada korelasi antara variabel kompetensi
pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta
didik.
0,20 - 0,40 Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan
variabel motivasi belajar peserta didik terdapat
korelasi yang lemah atau rendah.
0,40 - 0,70 Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan
variabel motivasi belajar peserta didik terdapat
korelasi yang sedang atau cukup.
0,70 - 0,90 Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan
variabel motivasi belajar peserta didik terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90 – 100 Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan
variabel motivasi belajar peserta didik terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.109
Berdasarkan tabel diatas, maka angka korelasi hitung 0,737 ternyata
termasuk kedalam kelompok yang menunjukkan taraf korelasi 0,7-0,90 yang
menunjukkan taraf korelasi yang kuat atau tinggi yang memandang bahwa
hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta didik
memiliki pengaruh yang kuat atau tinggi.
109
Anas sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta : Raja Wali pers, 2011) h. 193
104
a. Menguji signifikasi koefisien korelasi
Sebagai upaya dalam mengetahui apakah hasil r hitung tesebut mempunyai
taraf nyata atau tidak, maka uji t (taraf nyata) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
T hitung =
Maka berdasarkan data diatas, maka diketahui :
r = 0, 737
n = 55
T hitung =
T hitung =
T hitung =
T hitung =
T hitung = =7,936
Hasil uji taraf nyata yang menunjukkan angka sebesar t = 7,936 tersebut
dikonsultasikan dengan tabel nilai dk (derajat kebebasan) = N–2 yaitu 55-2 = 53
dalam tabel nilai pada taraf signifikan 5% dan 1 % menunjukkan angka sebesar
2,01 dan 2,68 yang berarti 2,01< 7,93 > 2,68 yang berarti bahwa ada pengaruh
yang nyata antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta
didik. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis diterima.
105
b. Menguji koefisien determinan
Untuk menguji besarnya pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap
motivasi belajar peserta didik, maka digunakan rumus koefisien determinasi, ialah:
Cd = r2 x 100%
Dengan demikian rumus diatas, maka dapat dicari koefisien korelasi
determinasi yang mana telah diketahui bahwa r = 0, 7372, maka koefisien
determinasinya adalah :
Cd = 0, 7372 x 100%
Cd = 0, 543 x 100%
Cd = 54,3%
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa antara
kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII
mempunyai pengaruh 54,3% ditentukan oleh kompetensi pedagogik guru dan
45,7% ditentukan oleh faktor lain yang belum diketahui.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan pengaruh kompetensi pedagogik
guru terhadap motivasi belajar peserta didik mata pelajaran aqidah akhlak kelas
VIII di MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat adalah baik dengan koefisien
korelasi (r) = 0,737
106
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis sebagaimana yang telah, maka dapat ditarik
kesimpulan pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar peserta didik kelas
VIII di MTs Mardotillah kecamatan pesisir selatan kabupaten pesisir barat sebagai
berikut :
1. Berdasarkan pengelolaan dan analisis data yang penulis lakukan, terdapat
pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak
terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah
kabupaten pesisir barat, karena rxy= 0,737 bila dimasukkan kedalam
interpretasi “r” berada pada 0,70-0,90 yang menunjukkan taraf yang kuat atau
tinggi.
2. Dari taraf uji nyata yang penulis lakukan untuk mengetahui adakah pengaruh
antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta didik atau
kebetulan. Maka hasil yang diperoleh dari uji t = 7,936.
3. Dari perhitungan koefisien determinasi penelitian ini yaitu sebesar 54,3 %
terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta
didik.
4. Dari hasil penelitian ini, hipotesis yang penulis ajukan “terdapat
pengaruhyang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik guru
107
terhadap motivasi belajar peserta didik” diterima. Dengan kata lain semakin
tinggi kompetensi pedagogik guru semakin baik motivasi belajar peserta didik
begitu pula sebaliknya.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian ini, maka penulis dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Kepala sekolah madrasah tsanawiyah mardhotillah kecamatan pesisir selatan
kabupaten pesisir barat hendaknya terus berupaya meningkatkan kompetensi
pedagogik salah satunya dengan cara mengikut sertakan guru dalam pelatihan
kependidikan.
2. Guru hendaknya meningkatkan kompetensi pedagogik, terutama pada
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang relevan dengan penelitian ini
diharapkan dapat dilakukan pengembangan terhadap penelitian ini.
Mengembangkan terhadap variabel penelitian serta melakukan perbandingan
dengan sekolah lain untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik lagi.
108
C. Penutup
Alhamdulilahhirrobil„alamin penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang
senatiasa memberikan rahmat, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikan skripsi ini. Penulis berharap,
semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi penulis sendiri. Tidak
lupa penulis mohon maaf, apabila dalam penyususnan kalimat maupun penyampaian
bahasanya dijumpai banyak kekeliruan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang konstruksif guna dimasa mendatang.
Mudah–mudahan apa yang penulis buat ini mendapat ridha dari Allah.
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung diakhirat nanti.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan manfaat bagi pembaca
pada umumnya. Amiin Yaa Robbal‟alamiin.
109
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011.
Abdurahman Fatoni. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:
Rineka Cipta, 2011.
Ali Anwar Yusuf. Studi Agama Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Ali Rohmad. Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta : Teras, 2009.
Anting Somantri dan Sambas Ali Muhiddin. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.
Bandung : Pustaka Setia, 2011.
Anwar Sutoyo. Pemahaman Individu (Observasi, checklist, interview, kuisioner,
sosiometri). Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012.
Baharudin Salam. Pengantar Pedagogik Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2011.
Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Daradjat. Zakiah. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Dewi Salma Prawidilaga. Prinsif Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana, 2008.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Djali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2008.
. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda
karya, 2008.
Hamzah B. Uno. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Hari Guntur Tarigan. Dasar-Dasar Kurikulum Bahasa. Bandung: Angkasa, 2009).
110
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2002.
Irawan Sarlito. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Isjoni. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Kartini Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju, 1996.
Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan terjemahannya. Bandung: Diponegoro, 2006.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001.
Maslow. Motivation and personality. New York: Haper & Row, 1954.
Moh Uze Usman. Menjadi Guru Prfesional. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.
Muhaimin. Pengembangan Pendidikan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jakarta:
Raja Grafindo, 2012.
Muhammad Alim. Pendidikan AgamaIslam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Muhammad Ismail Yusanto, Dkk. Mengagas Pendidikan Islami. Bogor: Al-Azhar,
2004.
Muhammad Yaumi, Prinsif-Prinsif Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2013.
Muhibin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada, 2010.
. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2008.
Mustaqim dan Abdul Wahib. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 1989.
Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi. Pengajaran. Bandung:
Remaja rosda karya, 2002.
Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
111
. Psikologi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Oemar Hamalik. perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta :
Bumi Aksara, 2008.
. Kurikulum dan Pembelajarannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000.
Ramayulis. Ilmu Pendiikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2012.
Redaksi Sinar Grafika. Undang-undang Guru dan Dosen (RI No. 14 Th. 2005),
Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Syaiful Sagala. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan Bandung:
Alfabeta, 2009.
. Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta, 2005.
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman. Analisis Korelasi dan Jalur dalam
Penelitian. Bandung : Pustaka Setia, 2007.
Sardiman AM. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012.
Sugiono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011.
. Metode Penelitian Kuantatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa
Beta, 2009.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Sulchan Yasin. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah, 1997.
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada, 2011.
Sutrisno Hadi. Metode Research jilid II. Yogyakarta: Andi, 2004.
112
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar
Grafika, 2006.
UU SISDIKNAS. Bandung: Fokus Media, 2010.
Uyoh Sadulloh. Pedagogik Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta, 2011.
W.J.S. Poerwodarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka
1994.
Wina Sanjaya. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008.
Winkel. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
113
Lampiran 1
DATA SISWA KELAS VIII MTs MARDHOTILLAH KECAMATAN PESISIR
SELATAN, KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Nomor statistik sekolah : 12121188080021
Nama Madrasah : MTs Mardhotillah
Kabupaten kota : Pesisir Barat
Status : Swasta
Akreditasi : C
1. Data Siswa Kelas A
NO NAMA SISWA L/P KELAS
1 Bintang Nur Anggraini P VIII A
2 Camelia M. P VIII A
3 Dian Safitri P VIII A
4 Dina Novelia P VIII A
5 Dinanti Damaswari P VIII A
6 Eka Maryani P VIII A
7 Epriyadi L VIII A
8 Febi Gicesa P VIII A
9 Febriana Maya sari P VIII A
10 Fikra Nisa P VIII A
11 Hernando Kesuma L VIII A
12 Intan Saputri P VIII A
13 Irpan L VIII A
14 Istikomah P VIII A
15 Julfan Saputra L VIII A
16 M. Abdullah L VIII A
17 M. Irfansah L VIII A
18 Mega Linda P VIII A
19 Mega Oktavia P VIII A
20 Meichel Aji Pangestu L VIII A
21 Meilinda Sari P VIII A
22 Meliza Ega Krisyanti P VIII A
23 Mita Tri Anggara P VIII A
24 Muhammad Syaifuddin L VIII A
25 Nico Cholid Tahlib L VIII A
26 Octavia Tri Lestari P VIII A
27 Okta Dwi Nurjanah P VIII A
28 Retno Setianingsih P VIII A
29 Ria Nanda Ningsih P VIII A
30 Rini Rezeki P VIII A
114
31 Riska Aprilia P VIII A
32 Safitri Wulandari P VIII A
33 Sandy Firdaus L VIII A
34 Sekar Larassaty P VIII A
2. Data Siswa Kelas B
No NAMA L/P KELAS
1 Aldi Setiawan L VIII B
2 Baga Zidan L VIII B
3 Deni Malik L VIII B
4 Fitri Handayani P VIII B
5 Gilang Yuniar Saputra L VIII B
6 Listianti P VIII B
7 M. Ichsan L VIII B
8 M. Sofian Dasril L VIII B
9 M. Ardy Johan Dani L VIII B
10 M. Bynthar Prayogo L VIII B
11 M. Rizky Mulyadi L VIII B
12 Melania Aprilianti P VIII B
13 Melisa P VIII B
14 Meydi Ikhfari L VIII B
15 Muhammad Andreansyah L VIII B
16 Muhammad Muslim L VIII B
17 Nadia Ropila P VIII B
18 Nadila Syintia P VIII B
19 Niky Rosita P VIII B
20 Nirmalasari P VIII B
21 Pandu Wibakti L VIII B
22 Rangga Wijaya L VIII B
23 Rehian Ayu Wardani P VIII B
24 Riski Setiawan L VIII B
25 Safri Novriansyah L VIII B
26 Sri Anum Indah Lestari P VIII B
27 Sri Lestari Agustina P VIII B
28 Tantia Oktavianti P VIII B
29 Taufik Hidayatullah L VIII B
30 Tri Juliyanto L VIII B
31 Ugi Ismanto L VIII B
32 PEBRIYANA P VIII B
33 RENA THALIA HESTIANA P VIII B
115
3. Data Kelas C
NO NAMA SISWA L/P KELAS
1 A. Ichwan Setiabudi L VIII C
2 Abid Farhan Gusmedy L VIII C
3 Aldi Pangestu L VIII C
4 Alifa Ravianti P VIII C
5 Alpin Maulana Aji L VIII C
6 Cendi Herawati P VIII C
7 Cindy Atika P VIII C
8 Dhea Amanda Zulia P VIII C
9 Dhea Sulistiarini Andika P VIII C
10 Dini Uswatun Hasanah P VIII C
11 Egga Wulandari P VIII C
12 Febi Wulan Antika P VIII C
13 Fenny Rachma Sari P VIII C
14 Fitri Alfina P VIII C
15 Giana Inda Sari P VIII C
16 Hisyam Hibatullah L VIII C
17 Iis Kurnia Santi P VIII C
18 Joana Rosie Shabatiny Degely P VIII C
19 Julia Andre Via P VIII C
20 Kenia Khairunnisa P VIII C
21 Maharani Permata Kardianto P. P VIII C
22 Nadia Ayu Iranda P VIII C
23 Nehla Nur Dila Yani P VIII C
24 Novika Lia Syafitri P VIII C
25 Riska Maryani P VIII C
26 Rizky Fadjar Pakaya L VIII C
27 Roy Prayoga L VIII C
28 Salsabila Hersati P VIII C
29 Suhesti Maryana P VIII C
30 Tania Regina Pingkan P VIII C
31 Tantina P VIII C
32 Vicka Marina Nadya P VIII C
33 Vivi Delia Nanda Valentina P VIII C
34 Wini Aryanti P VIII C
35 Wiwi Widyas Hasti P VIII C
116
4. Data Siswa Kelas D
NO NAMA SISWA L/P KELAS
1 Aftaf Brilian Martkuardo L VIII D
2 Agriza Putra L VIII D
3 Agung Prendi Setiawan L VIII D
4 Allyfia Anggraini P VIII D
5 Amirah Fatin Yasin P VIII D
6 Ammar Dhiya'Ulhaq Ardika L VIII D
7 Bisma Aji Pratomo L VIII D
8 Carolia Tijeania Da Loga P VIII D
9 Destiana Putri P VIII D
10 Dino Pratama L VIII D
11 Eliz Meidina Azaria P VIII D
12 Fadiar Fatur Rahman L VIII D
13 Frista Santalia P VIII D
14 Hammam Aiman Dzaky L VIII D
15 Ilham Rama Gandi L VIII D
16 Indri Tri Wulandari P VIII D
17 Inez Destina P VIII D
18 Intan Febi Yolanda P VIII D
19 M.Genta Cesa Novendra L VIII D
20 Meydita Auliyah P VIII D
21 M. Husein L VIII D
22 Muhammad Firnanda L VIII D
23 Nova Putriyana P VIII D
24 Okky Pratama Setiadi L VIII D
25 Pendra Andesta L VIII D
26 Puspita Primarini P VIII D
27 Rachell Fajar Pratama Indra L VIII D
28 Ratika Rahmawati P VIII D
29 Realita Salsabila P VIII D
30 Rina Apriliani P VIII D
31 Riska Tri Lestari P VIII D
32 Roby Sujatmiko L VIII D
33 Wahyuni Natalia P VIII D
34 Annisa Anggraini P VIII D
117
5. Data Siswa Kelas E
NO NAMA SISWA L/P KELAS
1 Aden Saputra L VIII E
2 Ahmad Ridho Raynaldi L VIII E
3 Ahmad Yusuf L VIII E
4 Darsela P VIII E
5 Desi Wulan Dari P VIII E
6 Dhimas Adhani Darmawan L VIII E
7 Fitri Meliana Akbar P VIII E
8 Hermaria Syaputri P VIII E
9 Iqbal Wahyudin L VIII E
10 M.Yusuf Ramdan L VIII E
11 Maharani P VIII E
12 Nadia Kinanti P VIII E
13 Natasya Abelia Andiani P VIII E
14 Novita Harnita P VIII E
15 Rahmawati P VIII E
16 Ranny Angela P VIII E
17 Rina Jumesti Sari P VIII E
18 Risca Mulyani P VIII E
19 Riyan Saffiyansyah L VIII E
20 Silvia Wulandari P VIII E
21 Sindy Febriyanti P VIII E
22 Siti Adawiah P VIII E
23 Sopiyanto Irawan L VIII E
24 Suci Dwi Winduwati P VIII E
25 Suci Rahma Wulan P VIII E
26 Sulis Tia ayu Ningsi P VIII E
27 Tara Damayanti P VIII E
28 Tiara Hairunnisa P VIII E
29 Tiara Maulid dina P VIII E
30 Tiara Rahmatika P VIII E
31 Venny Oktaviyani P VIII E
32 Zaintan Myhandi L VIII E
118
Lampiran 2
Daftar nama sampel peserta didik kelas VIII
NO NAMA SISWA L/P KELAS
1 Bintang Nur Anggraini P VIII A
2 Camelia M. P VIII A
3 Dian Safitri P VIII A
4 Dina Novelia P VIII A
5 Dinanti Damaswari P VIII A
6 Eka Maryani P VIII A
7 Epriyadi L VIII A
8 Febi Gicesa P VIII A
9 Febriana Maya sari P VIII A
10 Fikra Nisa P VIII A
11 Hernando Kesuma L VIII A
12 Aldi Setiawan L VIII B
13 Baga Zidan L VIII B
14 Deni Malik L VIII B
15 Fitri Handayani P VIII B
16 Gilang Yuniar Saputra L VIII B
17 Listianti P VIII B
18 M. Ichsan L VIII B
19 M. Sofian Dasril L VIII B
20 M. Ardy Johan Dani L VIII B
21 M. Bynthar Prayogo L VIII B
22 M. Rizky Mulyadi L VIII B
23 Cendi Herawati P VIII C
24 Cindy Atika P VIII C
25 Dhea Amanda Zulia P VIII C
26 Dhea Sulistiarini Andika P VIII C
27 Dini Uswatun Hasanah P VIII C
28 Egga Wulandari P VIII C
29 Febi Wulan Antika P VIII C
119
30 Fenny Rachma Sari P VIII C
31 Fitri Alfina P VIII C
32 Giana Inda Sari P VIII C
33 Hisyam Hibatullah L VIII C
34 Bisma Aji Pratomo L VIII D
35 Carolia Tijeania Da Loga P VIII D
36 Destiana Putri P VIII D
37 Dino Pratama L VIII D
38 Eliz Meidina Azaria P VIII D
39 Fadiar Fatur Rahman L VIII D
40 Frista Santalia P VIII D
41 Hammam Aiman Dzaky L VIII D
42 Ilham Rama Gandi L VIII D
43 Indri Tri Wulandari P VIII D
44 Inez Destina P VIII D
45 Ahmad Ridho Raynaldi L VIII E
46 Ahmad Yusuf L VIII E
47 Darsela P VIII E
48 Desi Wulan Dari P VIII E
49 Dhimas Adhani Darmawan L VIII E
50 Fitri Meliana Akbar P VIII E
51 Hermaria Syaputri P VIII E
52 Iqbal Wahyudin L VIII E
53 M.Yusuf Ramdan L VIII E
54 Maharani P VIII E
55 Nadia Kinanti P VIII E
120
Lampiran 3
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA
No NAMA L/P KELAS
1 Aldi Setiawan L VIII B
2 Baga Zidan L VIII B
3 Deni Malik L VIII B
4 Fitri Handayani P VIII B
5 Gilang Yuniar Saputra L VIII B
6 Listianti P VIII B
7 M. Ichsan L VIII B
8 M. Sofian Dasril L VIII B
9 M. Ardy Johan Dani L VIII B
10 M. Bynthar Prayogo L VIII B
121
Lampiran 4
Kisi-Kisi Kuisioner Variabel X (Kompetensi Pedagogik)
Variabel Indikator Item
Kompetensi
Pedagogik
a. Pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan
1, 2, 3, 4
b. Menguasai karakter peserta didik 5, 6 , 7, 8
c. Mengembangkan kurikulum yang
terkait dengan mata pelajaran
9, 10, 11, 12
d. Membuat perancangan pembelajaran 13, 14, 15, 16
e. Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik
17, 18, 19, 20
f. Melakukan evaluasi 21, 22, 23, 24,
25
g. Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik
26, 27, 28. 29,
30
Kisi-Kisi Kuisioner Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik)
Variabel Indikator Item
Motivasi
Belajar
a. Bertanya kepada guru atau peserta didik
lain
a. Mengajukan pendapat atau komentar
kepada guru atau peserta didik
1, 2, 3, 4
5, 6, 7
b. Diskusi atau memecahkan masalah 8, 9, 10
c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru
11, 12, 13, 14
d. Membuat kesimpulan sendiri tentang
pelajaran yang diterimanya
15, 16, 17
e. Dapat memecahkan masalah dengan
tepat
18, 19, 20
f. Ada usaha untuk mempelajari bahan
pelajaran yang diberikan guru,
21, 22, 23, 24
g. Bisa bekerjasama dan berhubungan
dengan peserta didik lain
25, 26, 27
h. Dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan guru pada akhir pelajaran
28, 29, 30
122
Lampiran 5
ANGKET (KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU)
NAMA:
PETUNJUK PENGISIAN
a. Bacalah terlebih dahulu pertanyan dibawah ini sebelum dijawab
b. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, dengan memberikan tanda silang (x)
c. Bila ada pertanyaan yang kurang jelas minta penjelasan dari peneliti
d. Apapun jawaban yang adik berikan tidak ada hubungannya dengan nilai adik,
peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan kejujurannya.
1. Apakah guru dalam menyampaikan materi aqidah akhlak sesuai dengan
pembahasan materi yang disampaikan?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
2. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu memberikan gambaran
umum pokok masalah atau materi yang akan dibahas?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
3. Apakah guru aqidah akhlak berinteraksi dengan baik ketika proses belajar
mengajar?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
4. Apakah guru dalam kegiatan belajar-mengajar memberikan respon atau
tanggapan yang baik seperti senyuman, pujian bahkan tepuk tangan ketika
siswa dapat menjawab pertanyaan dan berprilaku baik,?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
5. Apakah guru dapat memahami masing-masing karakter peserta didik?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
123
6. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak membagi peserta didik dalam
kelompok berkemampuan tinggi, sedang, rendah, dalam proses belajar
mengajar?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
7. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu mengatur posisi duduk para
siswa dikelas untuk memberikan kesempatan belajar?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
8. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak tidak pernah membeda-bedakan
antara siswa yang satu dengan yang lain?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
9. Apakah guru dalam menyampaikan materi aqidah akhlak menghubungkan
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
10. Apakah guru dalam menyampaikan materi disertai dengan dasar-dasar
kurikulum pembelajaran?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
11. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam menjelaskan materi
pelajaran tidak hanya menggunakan buku paket tapi dengan menggunakan
buku tambahan yang lainnya yang berhubungan dengan materi yang
dipelajari?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
12. Apakah guru menggunakan RPP ketika hendak mengajar?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak menjelaskan materi dengan
menggunakan media (visual/audio visual)?
124
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14. Apakah sebelum menjelaskan materi pelajaran aqidah akhlak guru
menyampaikan tujuan pembelajaran?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
15. Apakah guru aqidah akhlak ketika melakukan proses belajar mengajar
menggunakan metode mengajar yang berfariasi yang sesuai dengan
pembelajaran disekolah?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
16. Apakah guru membentuk kelompok belajar sebelum memulai proses belajar
mengajar?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
17. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu menghubungkan materi
pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari untuk mengambil
hikmah atau nilai kebaikan yang dapat diterapkan oleh siswa?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
18. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu menerapkan kedisiplinan
kepada siswa, untuk tidak pernah datang terlambat kesekolah, tidak terlambat
mengerjakan tugas dan melaksanakan piket sesuai jadwal?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
19. Apakah guru mengajar dengan cara yang menyenangkan sehingga materi
yang dipelajari mudah difahami?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
20. Apakah guru mengajar dengan etika yang baik dan berwibawa ketika proses
belajar mengajar berlansung?
125
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
21. Apakah guru aqidah akhlak sebelum melanjutkan pelajaran berikutnya,
terlebih dahulu memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yamg
sudah disampaikan?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
22. Apakah guru mengadakan remedial untuk memperbaiki nilai siswa?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
23. Apakah guru memberikan latihan setiap selesai menjelaskan materi pelajaran?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
24. Apakah guru melakukan tes (ulangan harian) setiap BAB materi yang
dipelajari selesai?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
25. Apakah guru aqidah akhlak menilai kehadiran dengan melihat daftar absensi
kelas?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
26. Apakah guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan tugas yang telah diberikan?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
27. Apakah guru memberikan kesempatan untuk menuliskan firman Allah atau
hadits di papan tulis yang berkaitan dengan materi yang dipelajari?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
28. Apakah guru memberikan kesempatan belajar kepada siswa sesuai dengan
cara belajarnya masing-masing?
126
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
29. Apakah guru memberikan kesempatan pada siswa yang memiliki bakat seperti
tulisan Al-Qur‟an (kaligrafi), membaca Al-Qur‟an (qiro‟ah), nasyid (lagu
islami) dan lainnya untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
30. Apakah guru mendukung siswa untuk belajar aktif sesuai dengan kecakapan
dan pola belajar masing-masing?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
127
Lampiran 6
ANGKET (MOTIVASI BELAJAR)
NAMA:
PETUNJUK PENGISIAN
e. Bacalah terlebih dahulu pertanyan dibawah ini sebelum dijawab
f. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, dengan memberikan tanda silang (x)
g. Bila ada pertanyaan yang kurang jelas minta penjelasan dari peneliti
h. Apapun jawaban yang adik berikan tidak ada hubungannya dengan nilai adik,
peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan kejujurannya.
1. Apakah siswa selalu bertanya kepada guru atau teman yang lain jika ada
materi yang belum difahami?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah siswa bertanya kepada guru jika ada pristiwa atau masalah yang
terjadi dilingkungan dan ternyata berhubungan dengan materi yang dipelajari
saat itu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah siswa bertanya kepada guru atau teman ketika belum mengetahui
jawaban yang benar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah siswa bertanya kepada guru setiap diberi waktu untuk bertanya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah siswa dapat mengomentari pendapat teman ketika menyampaikan
pendapatnya saat proses pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
128
6. Apakah siswa dapat mengajukan pendapat atau komentar kepada guru dan
teman jika menurut siswa tersebut kurang sesuai dengan pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah siswa dapat mengomentari teman yang bersikap kurang sopan ketika
dalam proses belajar mengajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah siswa mendiskusikan bersama teman-teman satu kelas, ketika kurang
faham terhadap materi yang diajarkan guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah siswa aktif ketika sedang berdiskusi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah siswa dapat berdiskusi secara baik dengan teman yang lain ketika
sedang belajar dikelas?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Apakah siswa mengerjakan tugas (PR) yang diberikan oleh guru mata
pelajaran aqidah akhlak?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Apakah siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan
memanfaatkan waktu kosong atau waktu istirahat disekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah siswa selalu mengumpul tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah siswa selalu mengerjakan tugas tambahan yang diberikan oleh guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
129
15. Apakah siswa dapat mengambil hikmah dari materi yang disampaikan oleh
guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Apakah siswa dapat merangkum tentang materi yang disampaikan oleh guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Apakah siswa dapat memahami dan menyimpulkan materi yang dipelajari
secara jelas serta dapat menjelaskan kembali secara singkat?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Apakah siswa bisa menemukan solusi ketika menghadapi masalah dalam
belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Jika ada tugas yang sulit untuk dikerjakan apakah siswa meminta bantuan
orang lain untuk mencari solusinnya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Apakah siswa menemukan permasalahan mengenai materi yang sedang
dipelajari dan dapat menemukan solusinya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21. Apakah siswa ketika dirumah selalu membaca buku-buku pelajaran yang
diberikan oleh guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22. Apakah sebelum jam pelajaran dimulai siswa membaca buku pelajaran
terlebih dahulu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
23. Apakah siswa selalu berusaha belajar sendiri dirumah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
130
24. Apakah siswa disekolah membaca buku yang ada hubungannya dengan
pelajaran aqidah akhlak?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25. Apakah siswa mengerjakan tugas dengan teman (kerja kelompok)?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
26. Apakah siswa berhubungan secara baik dengan teman lain ketika sedang
belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27. Apakah siswa dapat melakukan diskusi dengan teman membahas materi yang
sudah disampaikan guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
28. Apakah siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29. Apakah siswa dapat menjawab pertanyaan berupa soal yang diberikan oleh
guru diahir pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
30. Apakah siswa dapat menjawab dengan tepat sesuai pertanyaan yang diajukan
oleh guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
131
Lampiran 7
Jawaban Responden Untuk Menguji Validitas Butir Soal Variabel X
Responden
No urut ke :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3
2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4
3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4
4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4
5 1 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4
6 3 3 4 2 4 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3
7 3 4 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4
8 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3
9 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
10 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
132
Lampiran 8
Jawaban Responden Untuk Menguji Validitas Butir Soal Variabel Y
Responden
No urut ke :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3
2 4 3 2 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4
3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2
4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 2
5 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3
6 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3
7 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3
8 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2
9 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
133
Lampiran 9
Uji Validitas Soal Uji Coba Variabel X (Kompetensi Pedagogik Guru)
RELIABILITY /VARIABLES=Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8
Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 It em19
Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created 14-Feb-2017 16:35:59
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File
10
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all
cases with valid data for all
variables in the procedure.
134
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=Item1 Item2
Item3 Item4 Item5 Item6
Item7 Item8 Item9 Item10
Item11 Item12 Item13 Item14
Item15 Item16 Item17 Item18
Item19 Item20 Item21 Item22
Item23 Item24 Item25 Item26
Item27 Item28 Item29 Item30
/SCALE('ALL
VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 0:00:00.015
Elapsed Time 0:00:00.031
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.933 30
135
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 89.40 189.378 .446 .932
Item2 89.00 185.778 .644 .930
Item3 89.60 190.933 .408 .933
Item4 89.40 188.489 .586 .930
Item5 89.10 192.767 .343 .933
Item6 89.10 184.544 .734 .929
Item7 89.00 189.111 .611 .930
Item8 89.20 187.067 .546 .931
Item9 89.50 185.167 .522 .931
Item10 89.40 181.600 .610 .930
Item11 89.40 178.933 .789 .927
Item12 88.90 187.878 .654 .930
Item13 89.00 187.556 .562 .931
Item14 89.10 184.989 .713 .929
Item15 89.20 193.956 .311 .933
Item16 89.30 190.233 .444 .932
Item17 89.30 194.456 .323 .933
Item18 89.20 181.956 .770 .928
Item19 89.30 189.122 .495 .931
Item20 89.70 184.456 .687 .929
Item21 89.40 184.267 .803 .928
Item22 89.00 190.667 .525 .931
Item23 89.30 189.344 .606 .930
Item24 89.40 185.156 .629 .930
Item25 88.90 188.100 .523 .931
Item26 89.60 189.822 .571 .931
Item27 89.00 192.444 .341 .933
Item28 89.30 193.344 .384 .933
Item29 88.90 190.767 .404 .933
Item30 88.80 192.622 .396 .932
136
Lampiran 10
Uji Validitas Soal Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar)
RELIABILITY /VARIABLES=Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8
Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 It em19
Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created 14-Feb-2017 16:42:11
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File
10
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all
cases with valid data for all
variables in the procedure.
137
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=Item1
Item2 Item3 Item4 Item5
Item6 Item7 Item8 Item9
Item10 Item11 Item12
Item13 Item14 Item15
Item16 Item17 Item18
Item19 Item20 Item21
Item22 Item23 Item24
Item25 Item26 Item27
Item28 Item29 Item30
/SCALE('ALL
VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 0:00:00.000
Elapsed Time 0:00:00.014
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.942 30
138
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 89.10 190.767 .697 .939
Item2 89.10 187.878 .703 .938
Item3 89.30 196.678 .401 .941
Item4 89.10 188.100 .833 .937
Item5 89.20 189.289 .692 .938
Item6 89.10 192.989 .483 .941
Item7 88.70 193.789 .570 .940
Item8 89.10 195.211 .473 .941
Item9 89.00 189.556 .706 .938
Item10 88.80 193.289 .604 .940
Item11 89.10 191.656 .540 .940
Item12 88.90 192.989 .643 .939
Item13 89.20 193.511 .424 .942
Item14 89.00 195.333 .553 .940
Item15 89.10 192.989 .417 .942
Item16 89.30 192.456 .808 .938
Item17 89.10 196.989 .385 .942
Item18 89.10 189.433 .765 .938
Item19 89.40 197.156 .448 .941
Item20 88.90 190.544 .629 .939
Item21 89.30 196.456 .549 .940
Item22 88.90 186.989 .679 .939
Item23 89.20 190.400 .797 .938
Item24 88.70 187.789 .889 .937
Item25 89.30 195.567 .455 .941
Item26 89.40 192.489 .567 .940
Item27 89.20 188.178 .636 .939
Item28 89.20 194.622 .449 .941
Item29 89.50 197.389 .322 .942
Item30 89.50 192.278 .469 .941
139
Lampiran 11
Perhitungan Manual Validitas Item Variabel Kompetensi Pedagogik Item soal No 1
No X Y X2 Y
2 XY
1 4 100 16 10000 400
2 3 106 9 11236 318
3 3 105 9 11025 315
4 4 100 16 10000 400
5 1 84 1 7056 84
6 3 95 9 9025 285
7 3 76 9 5776 228
8 2 69 4 4761 138
9 3 79 9 6241 237
10 3 109 9 11881 327
Jumlah 29 923 91 87001 2732
Rumus validitas item : rxy =–
Rxy = Koefisien validitas
N = Jumlah Peserta Tes
X = Skor Masing-Masing Butir Soal
Y = Skor Total110
rxy =
=
=
= = 0, 49 (valid)
110
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2013),
h.89.
140
Lampiran 12
Hasil Jawaban Responden Variabel X Kompetensi Pedagogik Guru
Responden Jawaban Angket No Ke : JLM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 94
2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 97
3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 98
4 2 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 99
5 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 97
6 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 94
7 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 97
8 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 96
9 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 96
10 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 97
11 4 4 3 4 3 3 3 3 5 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 98
12 3 2 3 3 3 3 2 3 5 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 89
13 3 3 3 3 3 4 3 4 5 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 96
14 2 3 3 4 3 2 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 87
15 4 4 3 2 3 2 3 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 90
16 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 3 84
17 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 97
18 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 94
19 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 95
20 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 95
21 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 97
22 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 95
23 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 95
24 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 95
25 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 97
26 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 96
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 101
28 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 100
29 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 96
30 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 94
31 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 93
32 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 97
33 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 91
34 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 95
35 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 98
36 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 86
141
37 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 99
38 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 92
39 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 94
40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 95
41 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 92
42 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 94
43 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 91
44 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 94
45 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 99
46 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 92
47 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 99
48 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 97
49 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 96
50 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 92
51 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 92
52 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 93
53 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 95
54 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 93
55 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 93
142
Lampiran 13
Jawaban Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik)
Responden Jawaban Angket No Ke : JLM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 93
2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 95
3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 98
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 98
5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 97
6 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93
7 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 101
8 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 95
9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 97
10 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 95
11 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 98
12 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 93
13 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 97
14 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 95
15 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 93
16 4 2 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 87
17 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 98
18 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 97
19 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 95
20 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 93
21 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 97
22 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 91
23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 97
24 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 93
25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 95
26 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 101
27 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 98
28 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 101
29 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 95
30 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 93
31 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 97
32 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 101
33 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 91
34 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 97
35 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 98
36 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 87
37 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 98
143
38 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 91
39 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 97
40 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 101
41 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 91
42 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 97
43 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 88
44 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 95
45 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 101
46 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 88
47 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 101
48 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 97
49 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 101
50 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 88
51 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 91
52 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 97
53 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 95
54 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 97
55 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 91
144
Lampiran 14
Kinerja Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Terhadap
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di MTs Mardhotillah Kecamatan
Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat
Responden X Y X² Y² XY
1 94 93 8836 8649 8742
2 97 95 9409 9025 9215
3 98 98 9604 9604 9604
4 99 98 9801 9604 9702
5 97 97 9409 9409 9409
6 94 93 8836 8649 8742
7 97 101 9409 10201 9797
8 96 95 9216 9025 9120
9 96 97 9216 9409 9312
10 97 95 9409 9025 9215
11 98 98 9604 9604 9604
12 89 93 7921 8649 8277
13 96 97 9216 9409 9312
14 87 95 7569 9025 8265
15 90 93 8100 8649 8370
16 84 87 7056 7569 7308
17 97 98 9409 9604 9506
18 94 97 8836 9409 9118
19 95 95 9025 9025 9025
20 95 93 9025 8649 8835
21 97 97 9409 9409 9409
22 95 91 9025 8281 8645
23 95 97 9025 9409 9215
24 95 93 9025 8649 8835
25 97 95 9409 9025 9215
26 96 101 9216 10201 9696
27 101 98 10201 9604 9898
28 100 101 10000 10201 10100
29 96 95 9216 9025 9120
30 94 93 8836 8649 8742
31 93 97 8649 9409 9021
32 97 101 9409 10201 9797
33 91 91 8281 8281 8281
145
34 95 97 9025 9409 9215
35 98 98 9604 9604 9604
36 86 87 7396 7569 7482
37 99 98 9801 9604 9702
38 92 91 8464 8281 8372
39 94 97 8836 9409 9118
40 95 101 9025 10201 9595
41 92 91 8464 8281 8372
42 94 97 9216 9409 9312
43 91 88 8281 7744 8008
44 94 95 8836 9025 8930
45 99 101 9801 10201 9999
46 92 88 8464 7744 8096
47 99 101 9801 10201 9999
48 97 97 9409 9409 9409
49 96 101 9216 10201 9696
50 92 88 8464 7744 8096
51 92 91 8649 8281 8463
52 93 97 9025 9409 9215
53 95 95 9025 9025 9025
54 93 97 8649 9409 9021
55 93 91 8649 8281 8463
N = 55 ∑X = 5315 ∑Y= 5425 ∑X²= 494707 ∑Y²= 500977 ∑XY= 497644
146
Lampiran 15
PERHITUNGAN ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU AQIDAH AHKLAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
PESERTA DIDIK
rxy =–
keterangan :
rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Number Of Cases
∑XY = Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
Dengan harga kritik (Product Moment) dapat dikatakan signifikan jika r
hitung lebih besar daripada harga r tabel, maka diketahui :
N = 55
∑X = 5313
∑Y = 5245
∑X² = 494707
∑Y² = 500977
∑XY = 497644
147
Diketahui :
rxy =–
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy = 0,737
148
Lampiran 16
Tabel nilai-nilai r Product Moment
NO
Inteval
Kepercayaan N
Interval
Kepercayaan N
Interval
Kepercayaan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,0997 0, 999 27 0, 381 0, 487 55 0, 266 0, 345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,874 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,396 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,276 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
149
Lampiran 17
PEDOMAN OBSERVASI
A. Umum
1. Letak geografis Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah kecamatan pesisir
selatan
2. Situasi dan kondisi Madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan
3. Sarana dan prasana MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan
4. Situasi dan kondisi siswi Madrasah Tsanawiyah MTs Mardhotillah
kecamatan pesisir selatan
B. Proses belajar mengajar
1. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran?
2. Sikap guru dalam proses pemblajaran?
3. Bagaimana persiapan pelaksanaan proses pembelajaran?
150
Lampiran 18
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepala Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah kecamatan pesisir selatan
1. Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah kecamatan
Pesisir selatan?
2. Apakah tujuan berdirinya Madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir
selatan?
3. Bagaimana keadaan guru madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir
selatan?
4. Bagaimana keadaan siswa Madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir
selatan?
5. Bagaimana kompetensi mengajar guru aqidah akhlak dimadrasah
tsanawiyah kecamatan pesisir selatan?
6. Apakah kompetensi mengajar yang dimiliki oleh guru aqidah akhlak
dimadrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan?
B. Guru mata pelajaran aqidah akhlak
1. Bagaimana motivasi peserta didik ketika dalam kegiatan belajar
mengajar?
2. Faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
pengajaran aqidah akhlak?
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut?
151
Lampiran 19
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Sejarah Berdirinya MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan
2. Kedaan guru dan karyawan madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan
3. Keadaan sarana dan prasarana madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan
4. Visi dan misi tujuan dan rencana strategi madrasah tsanawiyah kecamatan
pesisir selatan