89
Jurnal Akuntansi dan Governance Andalas 2 (2): 89-104
Pengaruh Kualitas Laba dan Rasio Keuangan
Terhadap Kualitas Audit
Darwin Marasi Purbaa STIE Binaniaga, Bogor
Email: [email protected]
INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK
Sejarah artikel:
Diterima: 13 Agustus 2019
Diterima revisian: 28 Januari
2020
Diterima publikasi: 1 Februari
2020
This research aims to examine the effect of the earnings
quality and financial ratio's consists of return on asset and
leverage on the audit quality. Measurement of audit quality in
this research using formulas of addition and non-weighted
approach from the audit quality index obiter of accountant's
office size, auditor fees, audit opinion, audit tenure, and
auditor specialization. This study is causal research with a
quantitative approach. The population in this research is
manufacturing sector companies listed on the Indonesian
Stock Exchange in 2017. The sampling technique used
purposive sampling and counting in an amount of 72
companies. Data collected using literature study and
documentation. Data obtained through www.idx.co.idand
company official website. Methods of data analysis using
multiple regression analysis models. These results of this
study indicate that earnings quality and the financial ratio
have significant effects simultaneously test on the audit
quality. However, partial test results showed that earnings
quality, return on assets, and leverage have a significat effect
on the audit qualit.
Kata Kunci:
Earnings quality,
Return on assets,
Leverage,
Audit quality.
1. PENDAHULUAN
Berbagai skandal keuangan yang melibatkan perusahaan (auditee) dan Kantor Akuntan Publik (KAP)
baik berskala besar hingga kecil maupun dalam dan luar negeri telah menimbulkan perhatian yang
besar terhadap kualitas audit. Salah satu skandal keuangan terbaru yang menyita perhatian masyarakat
dalam negeri adalah kasus gagal bayar kewajiban dari PTSunprima Nusantara Pembiayaan (SNP
Finance), sebuah perusahaan pembiayaandengan salah satuKantor Akuntan Publik besar (“the big
JURNAL
AKUNTANSI DAN GOVERNANCE
ANDALAS Laman Jurnal :www.jaga.unand.ac.id
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas
ISSN (Print) 2442-2363 | ISSN (Online)
90
four”) di Indonesia yaitu Kantor Akuntan Publik Satrio, Bing, Eny dan Rekan (Deloitte Indonesia)
telah mengaudit Laporan Keuangan Tahunan SNP Finance untuk periode tahun buku 2012-2016
denganopini Wajar Tanpa Pengecualian berdasarkan siaran pers Otoritas Jasa keuangan (OJK) Nomor
62 tanggal 01 Oktober 2018 dan berita Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan
(PPPK Kemenkeu)(OJK, 2018). Kondisi ini jelas sangat merugikan banyak pihak yang
berdampakpada kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan sebagai buruknya kualitas
laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
Kualitas audit dapat diukur dengan menggunakan proksi dikeluarkannya opini audit going-
concern oleh auditor kepada kliennya sehingga dapat dijadikan penilaian kualitas audit yang
dilakukan oleh auditor dan menjadi suatu proksi tertentu karena sifatnya yang lebih independen maka
secara teoritis auditor akan cenderung mngeluarkan opini audit going-concern(Darwin, dalam (Husain
& Alang, 2019).Suatu audit dipandang sebagai proses untuk mengurangi asimetri informasi yang
terdapat antara pihak manajemen dan pemilik entitas usaha sebagaimana tertuang dalam teori agensi
(agency theory). Akuntan publik sebagai pihak eksternal yang independen dan dipercaya untuk
memberikan pendapat atas penyajian laporan keuangan manajemen yang akan digunakan oleh para
pemangku kepentingan (stakeholders’) dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Kualitas audit tercermin dalam efisiensi dan kinerja praktik audit yang baik. Identifikasi terkait
dengan perencanaan dan penilaian resiko dalam pelaksanaan audit menjadi salah satu aktivitas utama
yang harus dilakukan auditor untuk mencapai efisiensi dan kinerja praktik audit yang baik. Kualitas
laba memainkan peran penting dalam menjelaskan kualitas audit dalam perusahaan. Beberapa
penelitian telah menunjukkan hasil yang konsisten yang pada akhirnya berdampak pada kualitas audit.
Perusahaan yang memiliki kualitas laba yang rendah akan cenderung memilikibook-tax
difference(BTD) yang besar(Fontanella & Martani, 2014). Menurut Francis (2004), kualitas laba dapat
diukur melalui 7 (tujuh) ukuran kualitas antara lain atribut laba akuntansi berbasis akrual yaitu
kualitas, persistensi, prediktabilitas, dan smoothness kemudian atribut berbasis pasar adalah nilai
relevansi, timeliness, dan konservatisme (Rusydi & Djakman, 2016).Kualitas laba akuntansi berbasis
akrualdengan proksi total akrual dijadikanmapping laba akuntansi ke dalam arus kas sehingga kualitas
laba yang rendah akan meningkatkan risiko informasi yang pada akhirnya digunakan sebagai
pengambilan keputusan manajemen.
Kualitas laba dan juga rasio keuangan inti seperti rasio profitabilitas dan rasio rentabilitasjuga
menjadi faktor pendukung untuk melihat kualitas audit.Rasio keuangan merupakan alat ukur dalam
menganalisis informasi keuangan yang paling banyak digunakan. Rasio keuangan dapat dikatakan
pernyataan kembali data akuntansi dalam hubungan waktu(Keown, Martin, & Petty, 2016).
Industri manufaktur juga dapat dikatakan memiliki proses bisnis yang sangat
kompleks.Penelitian ini menggunakan objek pada industri manufaktur karena sangat diminati oleh
investor dalam menanamkan dalam bentuk saham dan obligasi serta dilatarbelakangi
91
olehpertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang tahun 2017 naik sebesar 4,74 persen terhadap
tahun 2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri makanan, naik 9,93
persen sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan
lainnya, turun 4,51 persen.Pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil tahun 2017 naik sebesar
4,74 persen terhadap tahun 2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi komputer,
barang elektronik dan optik, naik 35,25 persen sedangkan industri yang mengalami penurunan
produksi terbesar adalah industri pengolahan tembakau, turun 20,45 persen(BPS, 2018).
Kualitas laba dan rasio keuangan dalam kaitannya dengan kualitas audit secara bersamaan
belum dilakukan oleh peneliti-peneliti di Indonesia.Biaya auditor memiliki pengaruh signifikan yang
paling penting terhadap kualitas labaatas hubungan linear antara kualitas audit eksternal dan kualitas
laba yang dilaporkan(Hanlon, Krishnan, & Mill, 2012). Di sisi lain, rendahnya tingkat manajemen
laba menunjukkan kualitas laba yang meningkat atas hubungan negatif yang signifikan antara kualitas
audit dengan manajemen laba(Alzoubi, 2016).Beberapa penelitian di atas tidak menunjukkan hasil
yang konsisten, dimana memiliki hubungan yang positif dan negatif (berlawanan) antara kualitas laba
dan kualitas audit. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini tetap
menggunakan faktor kualitas laba untuk melihat dampaknya terhadap kualitas auditdengan
menambahkanproksi return on assets (ROA) dan rasio hutang (leverage) dalam rasio
keuangan.Pengembangan dari pengukuran kualitas audit menggunakan pendekatan non-weighting
dari beberapa proksi audit melalui audit quality index(Koubaa & Jarboui, 2017)seperti ukuran KAP,
opini audit, spesialisasi auditor, tenur audit dan biaya audituntuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh kualitas
labaserta rasio keuangan yang terdiri dari return on assets dan leverage terhadap kualitas audit pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2017 yang telah
mengimplementasikan Standar Pelaporan Keuangan berbasis IFRS.
2. TINJAUAN LITERATUR
Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan teori yang mendasari hubungan antara pemilik (principal) dengan pihak
manajemen (agent) yang diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori agensi
dikutip dalam buku Financial Accounting Theory yaitu: “Agency theory is a branch of game theory
that studies the design of contract to motivate a rational agent to act on behalf of a principal when the
agent’s interest would otherwise conflict with those of the principal”. Perbedaan kepentingan di atas
dapat menimbulkan konflik keagenan. Konflik ini terjadi karena kemungkinan agent tidak bertindak
sesuai dengan kepentingan principal.(Scott, 2015, hal. 340). Pihak principal mengadakan kontrak
untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat sedangkan
92
agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara
lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.Penguasaan informasi
yang lebih banyak oleh agent sering disalahgunakan untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai
dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitasnya dengan menyajikan informasi
yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan
pengukuran kinerja agent.Penggunaan auditor eksternal sebagai "wali terpercaya" akan menjadi
penting khususnya dalam mengurangi biaya agensi dan memastikan keandalan informasi keuangan.
Audit eksternal adalah mekanisme tata kelola yang membatasi biaya pengawasandengan
mengidentifikasi anomali yang disengaja dan mengungkapkannya kepada para pemangku kepentingan
yang berbeda.
Kualitas Laba
Kualitas laba merupakan subjek yang mendapatkan perhatian lebih beberapa tahun terakhir dan
menjadi hal yang diperdebatkan oleh regulator dan para investor serta para peneliti akuntansi. Kondisi
ini disebabkan oleh tidak adanya kesepakatan atas definisi kualitas laba dalam literatur akuntansi.
Beberapa proksi yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas labamenurut S. P. Kothari, Andrew
Leone, Charles E. Wasleyantara lain kualitas akrual (accruals quality), persistensi (persistence),
prediktabilitas (predictability), smoothness, value relevance, timeliness dan conservatism.Kualitas
laba dapat menggunakan pendekatanPerfomance Matched Modelyang menyempurnakan model
Modified Jones(Dechow, Patricia M.; Ge, Weili; Schrand, Catherine M, 2010). ModelModified Jones
secara implisit mengasumsikan bahwa semua perubahan dalam penjualan kredit pada periode kejadian
berasal dari manajemen laba,hal ini didasarkan pada penalaran bahwa lebih mudah mengelola
pendapatan dengan menerapkan diskresi atas pengakuan pendapatan dari penjualan kredit daripada
mengelola pendapatan dengan menerapkan diskresi atas pengakuan pendapatan atas penjualan
tunai(Dechow, Sloan, & Sween, 1995).Model Perfomance Matched Model dengan menambahkan
variabel return on assets (ROA) memiliki kelebihan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
model akrual yang ada, dimana model modified jones memiliki kelemahan ketika menggunakan
sampel degan kinerja keuangan yang ekstrim dan juga penetapan sampel yang tidak dipilih secara
acak (Kothari, Leone, & Wasley, 2005). Kualitas laba pada model Modified Jones dengan
penambahan perubahanReturn on Assets (ROA) dalam penghitungan akrual diskresioner dapat
digunakan untuk meminimalkan kesalahan spesifikasi, sehingga akan mampu mengukur kualitas laba
secara lebih akurat melalui rumus berikut ini:
(Kothari, Leone, & Wasley, 2005)
93
Keterangan:
TACCit : Total akrual perusahaan i dalam periode tahun t. (NIit – CFOit)
NIit : Laba bersih perusahaan i dalam periode tahun t
CFOit :Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i dalam periode tahun t
ASSETit-1 : Total aset perusahaan i dalam periode tahun t-1
ΔRevit :Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi dengan pendapatanperusahaan i pada
tahun t-1
PPEit : Aset tetap perusahaan i dalam periode tahun t
ΔAR :Perubahan piutang perusahaan i dalam periode tahun t
Kualitas Audit
Menurut ISO 8402 dalam Quality Vocabulary, kualitas didefinisikan sebagaikualitas produk dan jasa
dapat ditinjau dari sudut pandang perfomance, features, reliability, conformance, durability,
serviceability, aesthetis, dan perceived quality.Kualitas audit merupakan reputasi auditor yang diukur
dengan tingkat independensi dan kompetensi cerapan (perceived) seorang auditor. Seorang auditor
dituntut untuk memiliki kompetensi, independensi, dan pertimbangan profesional dalam menilai
keadaan entitas dan penilaian risiko perusahaan berdasarkan Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP) dalam wujud opini audit. Banyak peneliti yang sepakat bahwa penggunaan audit
yang berkualitas harus dilakukan oleh auditor yang kompeten dan independen dan menjadi kekuatan
pemonitoran (monitoring strength) (Watkins et al., dalam(Tandiontong, 2016).
Banyak penelitian yang mengukur kualitas audit dengan pengkategorian kantor akuntan publik
(KAP) berdasarkan pendekatan KAP Big 4 dan non-Big 4. Kualitas audit merujuk pada segala
kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor KAP mengaudit laporan keuangan klien yang berdampak
adanya implikasi dari perilaku pajak yang agresif(Damayanti & Susanto, 2015). Kualitas audit yang
berasal dari KAP Big Four maupun non Big Four akan selalu menjalankan prosedur audit yang sama
dalam Standar Auditing (SA No.01 Seksi 150) yang telah di-update sesuai dengan konvergensi IFRS
terhadap PSAK sehingga akan cenderung lebih konservatif dalam menyelesaikan pekerjaan audit
untuk tetap menjaga reputasi dan kualitas auditnya(Purba, 2018).Kualitas auditdapat diukur dengan
menggunakan pendekatan lainnya, sepertiAudit Quality Index (AQI) dengan membandingkan jumlah
atribut pada perusahaan saat ini dengan total atribut yang digunakan antara lain auditor size, Co-
statutory, audit opinion, audit lag, audit specialization, auditor size and Co-statutory, audit tenure
dan experience(Koubaa & Jarboui, 2017).
94
Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat analisis pendukung untuk membantu stakeholders’
dalam melihat trend yang sulit dideteksi dan digunakan sebagai pembanding atas komponen-
komponen dari rasio keuangan tersebut yang mencakup likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan
coverage.Kegunaan analisis rasio keuangan ini sangat bergantung pada kemampuan analis laporan
keuangan dalam mengaplikasikan dan menginterpretasikannya(Subramanyam, 2014).
Rasio return on assets merupakan salah satu ukuran profitabilitas yang sangat populer atau
dapat didefinisikan sebagai ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana
perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka profitabilitas
dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per
saham, dan laba penjualan. Rasio hutang menggunakan proksi debtberfungsi dalam mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya.Dalam rasio utang ini,
pendaaan yang bersumber dari struktur modal perusahaan disebut leverage perusahaan(Subramanyam,
K.R.; Wild, John J., 2014).Tingkat utang yang tinggi dari perusahaan akan meningkatkan
kemungkinan permintaan untuk kualitas audit yang lebih baik dalam rangka mengurangi biaya agensi.
Kerangka Berpikir
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 1 Model Penelitian
Berdasarkan penjelasan, temuan empiris dan model penelitian, hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1= Kualitas Laba berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit
H2= Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit
H3= Leverage berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit
3. METODE PENELITIAN
Populasi dan Prosedur Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI (Bursa Efek
Indonesia) tahun 2017. Prosedur sampling menggunakan metodepurposive, yaitu dengan
pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan ataumasalah penelitian(Sugiyono, 2015, hal.
126). Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel adalahsebagai berikut:
RASIO KEUANGAN:
- Return On Assets
- Leverage
KUALITAS AUDIT KUALITAS LABA
95
a. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017.
b. Perusahaan tidak mengalami delisting atau penghapusan pencatatan.
c. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun berjalan.
d. Laporan keuangan disajikan dalam satuan mata uang rupiah (IDR).
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen
Variabel Independen yaitu Kualitas Laba (X) pada penelitian menggunakanpendekatan model
Modified Jones 1994 dengan menambahkan proksi perubahan return on assets (ROA) dalam
penghitungan akrual diskresioner(Kothari, Leone, & Wasley, 2005).
Variabel Dependen
Variabel Dependen yaitu Kualitas Audit (Y) pada penelitian ini diukur oleh audit quality index (AQI)
yang hanya menggunakan5 (lima) atribut yaitu auditor size, audit opinion, audit specialization dan
audit tenure serta menambahkan faktor audit fee yangdiukur dengan honorarium audit yang tercantum
dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI(Pratistha & Widhiyani, 2014).
Tabel.1
Operasionalisasi Variabel Dependen dan Pengukurannya
Dimensi/
Atribut
Definisi Pengukuran
auditor size
Komposisi jumlah rekan dalam kantor
akuntan publik (KAP) sebagai ukuran kantor
auditor mengikuti Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan Kementerian Keuangan Republik
Indonesia (2015):
KAP Kecil berjumlah 1 (satu) orang akuntan
publik
KAP Menengah berjumlah 2-5 orang rekan
akuntan publik
KAP Besar berjumlah 6-10 orang rekan
akuntan publik
KAP Sangat Besar berjumlah lebih dari (>)
10 orang rekan akuntan publik, namun tidak
termasuk KAP Big Four.
KAP Big Fourbekerjasama dengan
Organisasi Audit Asing(OAA) yang
merupakan kategori Big Four di dunia.
Menggunakan 5
(lima) skala, yaitu:
skala kecil skor 1;
skala menengah
skor 2;
skala besar skor 3;
skala sangat besar non
Big Four skor 4;
dan
Big Four skor 5
audit opinion
Laporan yang diberikan seorang akuntan
publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya
atas kewajaran laporan keuangan yang
disajikan perusahaan
Menggunakan dummy
variable yaitu:
skor 1 jika perusahaan
diberikan opini
dengan modifikasi;
96
Dimensi/
Atribut
Definisi Pengukuran
dan
skor0 jika perusahaan
diberikan opini
dengan tanpa
modifikasi
audit
specialization
Auditor dengan spesialisasi yang menguasai
industri tertentu memiliki keahlian, sumber
daya, dan insentif berbasis pasar yang lebih
besar yang memungkinkan mereka untuk
mendeteksi penyimpangan dan kesalahan
representasi dengan lebih mudah
Menggunakan dummy
variable yaitu:
skor 1 jika perusahaan
yang diaudit oleh
auditor spesialis
(menguasai 30%
pangsa pasar sebuah
industri tertentu); dan
skor0 jika perusahaan
yang tidak diaudit
oleh auditor spesialis
audit tenure
Lamanya masa perikatan auditor dengan klien Menggunakan dummy
variable yaitu:
skor 1 jikaterdapat
rotasi auditor setelah 3
tahun; dan
skor0 jika tidak
dilakukan rotasi
auditor setelah3 tahun
audit fee
Imbalan yang diterima auditorsetelah
memberikan jasanya dan berasal dari
manajemen atau klien
Menggunakan
logaritma natural atas
honorarium audit
yang tercantum dalam
laporan tahunan
perusahaan yang
terdaftar di BEI
audit quality
index (AQI)
Indeks kualitas audit dihitung berdasarkan
penambahan dan pendekatan tidak tertimbang
(non-weighted) dari proksi kualitas audit yang
digunakan
AQI = Jumlah skor
dari proksi kualitas
audit pada
perusahaan / total
proksi (lima proksi)
Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini (2019)
Metode Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression
analysis). Adapun model persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Y : Kualitas Audit
X1 : Kualitas Laba
X2 ̀ : ROA
X3 : Leverage
ß0 : Konstansa
ß1 ... ß3 : Koefisien Regresi
ɛ : Error
Y= β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ ɛ
97
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memprediksi bahwa sampel yang diteliti terbebas dari
gangguan normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang merupakan syarat
BLUE (best linier unbias estimator). Pengujian ini mensyaratkan setelah model regresi yang diajukan
lolos dari uji asumsi klasik yang kemudian menghasilkan hasil persamaan regresi berganda, uji
koefisien determinasi (R Square), uji simultan (Uji-F), dan uji parsial (Uji-t).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel. 2
Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kualitas Laba 72 -,181016 4,734083 ,20456621 ,561785730
Kualitas Audit 72 5,2349 8,6869 6,768690 ,9779393
Return On Assets 72 -,0915 ,3734 ,063940 ,0833402
Leverage 72 ,0831 2,7118 ,425396 ,3336274
Valid N (listwise) 72
Sumber: Output SPSS 24.00(2019)
Variabel Kualitas Audit (Y) yang diukur berdasarkan penambahan dan pendekatan tidak
tertimbang (non-weighted) dari proksi kualitas audit yang digunakan memiliki indeks dengan nilai
minimum dan maksimum masing-masing sebesar 5,2349dan 8,6869. Adapun indeks rata-rata kualitas
audit sebesar 6,768690 berarti distribusi indeks ini dapat digambarkan bahwa skor kualitas audit pada
72 (tujuh puluh dua) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun2017cukup baik. Nilai standar
deviasi sebesar 0,3336274, berarti variasi data sampel perusahaan manufakturselama periode tersebut
sangatlah kecil (perbandingan nilai rata-rata dengan standar deviasi adalah < 30%).
Variabel Kualitas Laba (X1) yang diukur menggunakan model pengukuran dengan pendekatan
akrual diskresionermemiliki indeks nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar -0,181016
dan 4,734083. Adapun nilai rata-rata piutang akrual sebesar 0,20456621 berarti distribusi nilai indeks
ini dapat digambarkan bahwa nilai piutang akrual pada 72 (tujuh puluh dua) perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun2017 terindikasi adanya praktik manajemen laba. Nilai standar deviasi
sebesar 0,561785730, berarti variasi data sampel perusahaan manufakturselama periode tersebut
relatif kecil (perbandingan nilai rata-rata dengan standar deviasi adalah > 30%).
Variabel Return On Asset (X2) yang diukur menggunakan perbandingan antaralaba setelah
pajakdengan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, dimana nilai minimum dan maksimum
berkisar antara -0,0915 hingga 0,3734 atas tingkat rentang pengembalian aset yang cukup besar.
Adapun nilai rata-rata return on assets adalah sebesar 0,063940, hal ini dapat dipahami bahwa nilai
return on asset perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017 cukup rendah. Nilai standar
deviasi sebesar 0,0833402 yang berarti variasi data return on asset pada sampel penelitian selama
periode tersebut cukup besar (perbandingan nilai rata-rata dengan standar deviasi adalah > 30%).
Variabel Leverage (X3) yang diproksikan dengan debt-to equity ratio memiliki nilai minimum
dan maksimum yang berkisar antara 0,0831 hingga 2,7118, hal ini dapat diketahui bahwa leverage
98
memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Adapun nilai rata-rata leverage adalah sebesar 0,425396
dengan standar deviasi sebesar 0,3336274 yang berarti variasi data sampel perusahaan
manufakturselama periode tersebut cukup besar (> 30% dari nilai mean).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel. 3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Nilai Unstandardized
Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 1,107
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,252
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 24.00(2019)
Hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K/S) di atas pada 72 data sampel penelitian.
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 1,107 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,252.
Hasil pengujian ini memiliki probabilitas yang lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan) sehingga H0
diterima. Dengan demikian, nilai residual dapat disimpulkan mengikuti fungsi distribusi normal data.
Selain itu, pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melihat sebaran unstandardized residual
yang dapat dilihat pada Gambar 5.2 berikut ini:
Gambar2. Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plots
Sumber: Output SPSS 24.00(2019)
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran unstandardized residual berada di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga nilai residu dari model persamaan regresi
terdistribusi secara normal atau telah memenuhi asumsi normalitas data.
99
Heteroskedastisitas
Tabel.4
Hasil Uji Glejser
Variabel Penelitian Nilai Sig. Kualitas Laba
ROA
Leverage
0,340
0,438
0,054
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 24.00 (2019)
Hasil uji heteroskedastisitas dengan teknik ujiglejseryang diperoleh dari analisis regresi nilai
koefisien kualitas laba, ROA, leverage dan kualitas auditterhadap absolute residual (AbsUi). Seluruh
variabel independen memiliki nilai signifikansi level lebih dari (>) 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Multikolinearitas
Tabel5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Independen Tolerance VIF Kualitas Laba
ROA
Leverage
0,930
0,858
0,895
1,075
1,165
1,118
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 24.00 (2019)
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai tolerance pada masing-masing variabel
lebih besar (>) daripada 0,1 dan nilai VIF lebih kecil (<) daripada 10. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari multikolinearitas antar variabel independen.
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi(R²)
Table 6.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,477a 0,228 0,194 0,8781306
a. Predictors: Leverage, Kualitas Laba, Return On Assets
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Output SPSS 24.00(2019)
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R adalah 0,477 yang menyatakan
bahwa korelasi berganda variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 47,7 persen. Nilai R
Square = 0,228 menyatakan bahwa 22,8 persen perubahan pada variabel kualitas audit dapat
dijelaskan oleh variabel kualitas laba dan variabel rasio keuangan (ROA dan leverage) sedangkan
sisanya sebesar 77,2 persendijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model ini.
Nilai standard error of the estimate sebesar 0,8781306 merupakan pendugaan kesalahan baku
berganda, hal ini menunjukkan bahwa model regresi akan semakin baik dalam memprediksi kualitas
100
audit karena memiliki nilai kurang dari (<) standar deviasi variabel dependen (Y) yaitu sebesar
0,3336274.
Uji-F
Table 7
Hasil Uji-F
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15,466 3 5,155 6,686 ,001b
Residual 52,436 68 ,771
Total 67,902 71
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. Predictors: (Constant),
Sumber: Output SPSS 24.00(2019)
Hasil uji-F atau ANOVA menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,001 dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari alpha 5%, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas laba
dan rasio keuangan yang terdiri dari return on assets dan leverage terhadap kualitas audit.
Uji-t
Table 8
Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,185 ,209 29,595 ,000
Kualitas Laba -,424 ,192 -,244 -2,204 ,031
Return On Assets 5,744 1,350 ,490 4,255 ,000
Leverage ,712 ,330 ,243 2,156 ,035
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Output SPSS 24.00(2019)
Berdasarkan hasil Output SPSS 24.00 yang dihasilkan, maka dapat dibuat hasil persamaan
regresi berikut ini:
Y=6,185-0,424X1+ 5,744 X2+ 0,712X3
Dari hasil persamaan regresi di atas, dapat diuraikan sebagai berikut. Constant= 6,815. Artinya
jika variabel kualitas audit dan variabel rasio keuangan (ROA dan leverage) berpengaruh terhadap
variabel kualitas audit maka diperoleh rata-rata nilai 6,815 satuan untuk 72 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2017.
(X1) memiliki nilai koefisien β sebesar -0,424, artinya jika setiap peningkatan diskresioner akrual 1
satuan maka berdampak secara signifikan pada penurunan kualitas audit sebesar 0,424 satuan dengan
asumsi variabel lain diabaikan dan konstan.
101
(X2) memiliki nilai koefisien β sebesar 5,744, artinya jika setiap peningkatan 1 persen maka
berdampak secara signifikan pada peningkatan kualitas audit sebesar 5,744 persen dengan asumsi
variabel lain diabaikan dan konstan.
(X3) memiliki nilai koefisien β sebesar 0,712, artinya jika setiap peningkatan 1 kali maka
berdampak secara signifikan pada peningkatan kualitas audit sebesar 0,712 kali dengan asumsi
variabel lain diabaikan dan konstan.
Berdasarkan hasil Uji-t pada Tabel 8, maka diketahui bahwa
Nilai t-hitung variabel kualitas laba adalah sebesar -2,204, hal ini berarti bahwa nilai p-value
lebih kecil dibandingkan nilai probabilitas (0,031 < 0,05), sehingga H1 dapat diterima yang berarti
bahwa variabel kualitas laba berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Nilai t-hitung variabel return on asset adalah sebesar 4,255, hal ini berarti bahwa nilai p-value
lebih kecil dibandingkan nilai probabilitas (0,000 < 0,05), sehingga H2 dapat diterima yang berarti
bahwa return on asset terbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Nilai t-hitung variabel leverage adalah sebesar 2,156, hal ini berarti bahwa nilai p-value lebih
kecil dibandingkan nilai probabilitas (0,0035 < 0,05), sehingga H3 dapat diterima yang berarti bahwa
leverage terbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji hipotesis uji-t pada Tabel 9, maka pembahasan hasil penelitian yang
dimaksud dikaitkan dengan teori maupun hasil dari penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut:Hipotesis alternatif ke-1menyatakan bahwa kualitas lababerpengaruh negatif terhadap kualitas
audit. Berdasarkan perhitungan analisis regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar -0,424 dengan probabilitas sebesar 0,031. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa kualitas
laba yang diukur berdasarkan akrual diskresionerterbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit. Hasil penelitian ini mendukung teori agensi (agency theory), dimana penggunaan auditor
eksternal sebagai "wali terpercaya" dapat membatasi biaya pengawasan dengan mengidentifikasi
anomali yang disengaja dan mengungkapkannya kepada para pemangku kepentingan yang berbeda
melalui kualitas laba. Temuan penelitian inibertolak belakang dengan hubungan linear atas kualitas
laba yang dilaporkan dengan kualitas audit eksternal yang diukur berdasarkan biaya auditor(Hanlon,
Krishnan, & Mill, 2012).Biaya auditor memiliki pengaruh signifikan yang paling penting terhadap
kualitas laba yang menggunakan kontinuitas laba sebagai proksi untuk menyatakan kualitas laba.
Pendeteksian kejanggalan mencerminkan kualitas proses audit tinggi, hal ini dikarenakan kualitas
proses audit merupakan pelaksanaan audit dengan penerapan standar akuntansi dan standar audit yang
benar oleh auditor(Pratistha & Widhiyani, 2014).Temuan ini mengkonfirmasi bahwa manajemen laba
yang rendah akan berdampak pada peningkatan kualitas audit(Alzoubi, 2016). Kemampuan auditor
untuk mendeteksi kesalahan dan salah saji signifikan serta mengurangi tingkat asimetri informasi
102
akuntansi sehinggalaporan keuangan yang diaudit dengan kualitas audit tinggi memiliki kemungkinan
lebih sedikit untuk mengandung kesalahan dan kecurangan.Dengan demikian, semakin tinggi kualitas
laba yang dilaporkan dengan pendekatanperfomance matched model maka akan mengurangi kualitas
audit perusahaan.
Hipotesis alternatif ke-2 yang menyatakan bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.Berdasarkan perhitungan analisis regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 5,744 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
rasio keuangan berdasarkan return on assetsterbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini mendukung teori agensi (agency theory) dimana manajemen perusahaan sebagai
agent yang mengadakan kontrak kerja dengan pihak principal akan berusaha memaksimalkan
profitabilitas yang dalam penelitian ini menggunakan tingkat pengembalian aset melalui hasil audit
yang baik. Keuntunganperusahaan dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang pada penelitian
ini menggunakan rasio profitabilitas yaitu return on assets, dimana perusahaanyangmemiliki nilai
book-tax differences(BTD) yang besar sebagai hasil akhir keputusan investasi untuk menghasilkan
kinerja atau profitabilitas perusahaan yang positif (Fontanella & Martani, 2014).Perusahaan dengan
laba yang tinggicenderung akan meningkatkan kompleksitas audit yang menuntut auditor KAP untuk
lebih hati-hatimelakukan pemeriksaan guna menghasilkan Audit Quality Index (AQI) yang baik
berdasarkan auditor size, Co-statutory, audit opinion, audit lag, audit specialization, auditor size and
Co-statutory, audit tenure dan experience(Koubaa & Jarboui, 2017). Dengan demikian, semakin
tinggi nilai return on assets yang dihasilkan melalui pengukuran rasio keuangan maka akan
meningkatkan kualitas audit perusahaan.
Hipotesis alternatif ke-3 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.Berdasarkan perhitungan analisis regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,712 dengan probabilitas sebesar 0,035. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
rasio keuangan berdasarkan leverageterbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Perusahaan menggunakan utang dalam memenuhi pendanaan untuk kebutuhan operasional dan
investasi perusahaan yang berdampak pada laba kena pajak akan menjadi lebih kecil sehingga
berimplikasi penggunaan utang oleh perusahaan yang semakin besar (Fontanella & Martani,
2014).Besar kecilnya leverage perusahaan menjadi faktor penentu kualitas audit perusahaan dalam
tertuang melalui perikatan audit serta penentuan scope (lingkup) pada tahap survei pendahuluan serta
penunjukan auditor independen yang memiliki rekanan tertentu, hal ini digunakan oleh auditor KAP
untuk prosedur, perencanaan dan program audit yang dirumuskan yang didukung oleh auditor yang
kompeten dan independen dan menjadi kekuatan pemonitoran (monitoring strength) untuk
menghasilkan kualitas audit yang baik(Watkins et al., dalam(Tandiontong, 2016).Perusahaan
manufaktur yang memiliki sebagian besar aset yang bersumber dari pihak ketiga atau hutang
akansecara ketat diawasi oleh para stakeholders’, khususnya pihak yang sangat berkepentingan
sebagai sumber pendanaan (kreditur) yang mensyaratkan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan
103
pinjaman perusahaan sehingga auditor akan sangat berhati-hati untuk menentukan standar auditnya.
Dengan demikian, semakin tinggi nilai leverage yang dihasilkan melalui pengukuran rasio keuangan
maka akan meningkatkan kualitas audit perusahaan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:Kualitas audit terbukti berpengaruh negatif terhadapkualitas audit.Rasio keuangan return on
assets dan leverage terbukti berpengaruh signifikan terhadapkualitas audit.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model pengukuran kualitas laba
lainnya seperti ketiadaan manajemen laba dengan pendekatan conditional revenue model (Stubben,
2010) atau pendekatan kualitas laba lainnya sehingga dapat lebih baik dalam mengukur kualitas
audit.Penambahan jumlah sampel dalam rentang periode yang lebih panjang dapat dilakukanuntuk
mendapatkan hasil yang lebih representatif dan menggambarkan kualitas audit perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Momani, M. (2015). Gap Analysis between Perception and Expectation of Medical-Surgical
Patient in a Public Hospital in Saudi Arabia. Journal Medical Principle and Practice, 25, 79-
84.
Alzoubi, E. S. (2016). Audit Quality and Earnings Management : Evidence from Jordan. International
Journal of Accounting and Information Management, 17(2), 170-189.
BPS. (2018). Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan IV tahun 2017
Naik sebesar 5,15 persen dan pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil
Triwulan IV-2017 Naik sebesar 4,59 persen. Jakarta: BPS - Statistics Indonesia.
Damayanti, F., & Susanto, T. (2015, Oktober). Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan
Institusional, Risiko Perusahaan dan Return on Assets terhadap Tax Avoidance. ESENSI:
Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(2), 187-206.
Dechow, P. M., Sloan, R. G., & Sween, A. P. (1995, April). Detecting Earnings Management. The
Accounting Review, 70(2), 193-225.
Dechow, Patricia M.; Ge, Weili; Schrand, Catherine M. (2010, December). Understanding Earnings
Quality: A Review of Proxies, Their Determinants and Their Consequence. Journal of
Accounting and Economic, 50(2-3), 344-401.
Fontanella, A., & Martani, D. (2014). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Book Tax
Difference (BTD) pada Perusahaan Listed di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XVII
(hal. 1-12). Mataram: IAI KAPd.
Hanlon, M., Krishnan, G. V., & Mill, L. F. (2012, Spring). Audit fees and book-tax differences.
Journal of the American Taxation Association, 34(1), 55-86.
Husain, T., & Alang, S. (2019, Maret). Pengaruh Komite Dan Kualitas Audit Terhadap Tax
Avoidance. Forbiswira, 8(2), 94-106.
Keown, A. J., Martin, J. D., & Petty, J. W. (2016). Foundation of Finance (9th / Global ed.). (A. D.
Ambrosio, Penyunt.) England: Pearson Education Ltd.
Kothari, S., Leone, A., & Wasley, C. E. (2005, February). Performance matched discretionary accrual
measures. Journal of Accounting and Economics, 39(1), 163-197.
Koubaa, R. R., & Jarboui, A. (2017). Direct and mediated associations among earnings quality, book-
tax differences and the audit quality. Journal of Financial Reporting and Accounting, 15(3),
293-316.
OJK. (2018). OJK Kenakan Sanksi terhadap Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik Auditor PT
104
Sunprima Nusantara Pembiayaan. Siaran Pers, Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta.
Pratistha, K. D., & Widhiyani, N. L. (2014, Maret 10). Pengaruh Independensi Auditor dan Besaran
Fee Audit Terhadap Kualitas Proses Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6(3),
419-428.
Purba, D. M. (2018, Juli 26). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Good Corporate Governance dan
Kualitas Audit terhadap Audit Delay. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 6(1), 009-022.
Rusydi, M. K., & Djakman, C. D. (2016, April). Pengaruh Books-Tax Differences Terhadap Investor
Trading. Jurnal Akuntansi Multiparadigma (Jamal), 7(1), 101-109.
Scott, W. R. (2015, February). Financial Accounting Theory (7 ed.). New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc.
Subramanyam, K. R. (2014). Financial Statement Analysis (11th / International ed.). New York:
McGraw-Hill.
Subramanyam, K.R.; Wild, John J. (2014). Financial Statement Analysis (10th ed. ed.). (T. S. Empat,
Penyunt., & D. Yanti, Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Cetakan ke-5 ed.). (M. Sutopo,
Penyunt.) Bandung: CV. Alfabeta.
Tandiontong, M. (2016). Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung: Lafabeta.