BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya. Belajar bagi peserta didik
merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan belajar peserta didik mampu
menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Belajar akan berhasil secara optimal jika
didukung dengan media pembelajaran sebagai usaha untuk meningkatkan keefektifitasan
proses belajar. Seperti yang dikemukakan Rowntree dalam bukunya “Educational
Tehcnology in Curriculum Development”, ada enam fungsi media, yaitu1:
1. Membangkitkan motivasi belajar
2. Mengulang apa yang telah dipelajari
3. Menyediakan stimulus belajar
4. Membangkitkan respons murid
5. Memberikan umpan balik dengan segera, dan
6. Menggalakkan latihan yang serasi
Media pembelajaran mempunyai manfaat yang utama yaitu membantu siswa untuk
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Menurut Dale manfaat media
pembelajaran adalah2:
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas
2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa
3. Menunjukkan hubungan mata pelajaran dan kebutuhan serta minat siswa dengan
meningkatnya motivasi belajar siswa
1 Asnawir, M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Perss, 2002.hlm:192 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Cet. III, Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.2002,hlm:24
1
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan
imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar siswa
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan
seberapa banyak yang telah mereka pelajari
8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan konsep-konsep yang bermakna dan dapat
dikembangkan
9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran
nonverbalistik dan membuat generalisasi.
10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan fikiran yang siswa butuhkan jika mereka
membangun struktur konsep dan sistem dan gagasan yang bermakna.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat mendukung
suatu proses belajar untuk menimbulkan perubahan tingkah laku peserta didik ke arah yang
lebih baik. Dalam suatu proses pembelajaran pun dibutuhkan suatu motivasi untuk
meningkatkan semangat belajar. Motivasi belajar dikelas dapat dibantu oleh media
pembelajaran yang menarik sehingga motivasi belajar peserta didik dapat terpacu. Dari latar
belakang pemikiran di atas, maka Peneliti bermaksud mengangkat permasalahan tersebut
dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa di
SMAN 1 Cibinong”
B. Identifikasi Masalah
Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa karena media
pembelajaran dapat menyita perhatian siswa belajar ke arah yang lebih baik dan efektif.
Menurut Asnawir dan Basyiruddin dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran,
media adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan
kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya3.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran yaitu
penerima pesan tersebut. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan
pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.
3 Asnawir, M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Perss, 2002.hlm:11
2
Apabila dalam satu dan hal lain media tidak dapat menjalankan sebagaimana fungsinya
sebagai pesan yang diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam arti tidak mampu
mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh sumber kepada sasaran
yang ingin dicapai.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, pembatasan masalah dibatasi pada sebab-sebab mengenai media
pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa di SMAN 1 Cibinong. Media
pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa di
SMAN 1 Cibinong. Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Rifa’i adalah4:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkannnya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran
3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak mengalami kebosanan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain lain.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran dapat mempengaruhi kegiatan
belajar peserta didik. Media pembelajaran mendukung proses belajar mengajar peserta didik
di dalam kelas dalam hal meningkatkan motivasi belajar sehingga penerimaan informasi
materi pembelajaran yang guru berikan lewat media pembelajaran sebagai perantaranya dapat
diterima siswa dengan baik secara menarik.
D. Perumusan Masalah
4 Ibid
3
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dimuat adalah:
Adakah pengaruh media pembelajaran dalam proses pembelajaran terhadap motivasi
belajar siswa di SMAN 1 Cibinong ?
E. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Bagi Guru
Untuk menjadi bahan masukan bagi guru sebagai tenaga pengelola pendidikan dalam
menerapkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis mengenai pengaruh media pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa sekaligus pengalaman dalam menyusun karya ilmiah.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Kajian Teori Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Dalam kata latin, kata motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu
bergerak. Kata bahasa inggris motivation berasal dari kata motivum. Istilah “motivasi”
mempunyai intensitas dan arah (direction). Gage dan Berliner (1984) menyamakan motivasi
seperti mesin (intensitas) dan kemudi (direction) sebuah mobil5.
Motivasi akan sangat membantu seorang peserta didik untuk konsentrasi dalam
belajar, karena dengan motivasi peserta didik akan lebih bersungguh-sungguh dalam
menekuni studinya6.
Motivasi adalah menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk mengerakkan
dalam menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta
bertahan untuk menghadapi kegagalan dan frustasi. Motivasi merupakan dorongan dari dalam
yang menimbulkan kekuatan individu untuk bertindak atau bertingkah laku guna memenuhi
kebutuhannya7.
Motivasi yang merupakan bagian dari emosi erat hubungannya dengan keberhasilan,
bisa membuat kita merasakan kepuasan sejati yang bahkan lebih besar daripada keberhasilan
itu sendiri. Motivasi memiliki kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan seseorang. Motivasi
melengkapi semua penggerak dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
individu berbuat sesuatu. Orang yang termotivasi mempunyai keinginan dan kemampuan
untuk menghadapi dan mengatasi rintangan-rintangan. Sejarah telah membuktikan bahwa
orang yang memiliki motivasi diri dapat mengatasi kesulitan-kesulitan luar biasa dalam
meraih tingkat keberhasilan yang istimewa. Karakter orang yang memiliki motivasi
5 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Ed. Revisi, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta,2006.hlm: 3296 Lobby Loekmono, Belajar Bagaimana Belajar, (Jakarta: Gunung Mulia, 1994), hlm. 627 Ibid., hlm. 42
5
berprestasi meningkatkan kedudukan sosialnya, serta sangat tinggi akan bercirikan: bersuka
cita tinggi dan ingin maju, bersaing, tekun dalam menghargai produktivitas dan kreativitas8.
Kajian Teori Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah tengah,
pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim pesan dari pengirim pesan9.
Menurut NEA ( National Educational Assosiation). Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan di baca10.
Menurut P. Ely dan Vernon S. Gerlach. Media memiliki dua pengertian yaitu arti luas
dan sempit. Menurut arti luas yaitu kegiatan yang dapat menciptakan kondisi sehingga
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
baru. Dan menurut arti sempit media berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang
digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi11.
Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and Technology).
Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian
informasi12.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Mc Kown dalam bukunya “ Audio Visual Aids To Instruction”
mengemukakan empat fungsi media, yaitu13:
8 Basic Education Project (BEP), Inservice Training, (Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama, 2000), hlm. 339 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 165-16710 Arif Sadiman, dkk, Media Pengajaran: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Ed. I.Cet. III, PT Raja Garfindo Persada, Jakarta,2003.hlm :0611 Ahmad Rohani, Media Intuksional Edukatif, Cet. I, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1997. hlm :2-312 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Cet. IV, Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.2003,hlm:0313 Asnawir, M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Perss, 2002.hlm; 19
6
1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media
pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi konkret, pembelajaran yang
tadinya teoritis menjadi fungsional praktis
2. Membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi
ekstrinsik bagi pebelajara (siswa), sebab pengguna media pembelajaran
menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian pebelajar (siswa)
3. Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat
lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu
4. Memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pebelajar. Daya ingin
tahu perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan yang harus
dipenuhi melalui penyediaan media
Levie dan Lentz (1982) mengatakan bahwa ada empat fungsi media pengajaran,
khususnya media visual, yaitu :
1. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pengajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau yang
menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkata kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
menyangkut masalah sosial atau ras.
3. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan uantuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali14.
14 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Cet. III, Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.2002,hlm:16-17
7
3.Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Oemar Malik manfaat media pembelajaran menurut Oemar Malik adalah15:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi
verbalisme
2. Memperbesar perhatian siswa
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu
membuat pelajaran lebih mantap
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
dikalalangan siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan
berbahasa
Menurut Kemp dan Dayton, manfaat media pembelajaran menurut mereka adalah16:
1. Penyampaian materi pambelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
Dari uraian teori dan pendapat para ahli tersebut, media pembelajaran mempunyai fungsi
serta manfaat dalam proses pembelajaran. Dari berbagai fungsi serta manfaatnya terdapat
motivasi sebagai hasil dari pemakaian media pembelajaran. Media pembelajaran dapat
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik menjadi lebih baik sehingga hasil-hasil yang
diharapkan oleh guru, orangtua maupun peserta didik itu sendiri dapat tercapai melalui
pemanfaatan media dalam proses pembelajaran.
15 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Cet VII, PT Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1994.hlm :15-16
16 Suwarna,dkk.”Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan Pendidikan Profesional”,Tiara Wacana, Yogyakarta.2005.hlm:128-129
8
Definisi konseptual
Berdasarkan teori Mc Kown dalam bukunya “ Audio Visual Aids To Instruction”
mengemukakan empat fungsi media. Peneliti menganggap teori tersebut dianggap tepat
bahwa media pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Disebutkan bahwa
media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi
motivasi ekstrinsik bagi pebelajara (siswa), sebab pengguna media pembelajaran menjadi
lebih menarik dan memusatkan perhatian pebelajar (siswa).
B. Kerangka Berpikir
Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Cibinong
sehingga media pembelajaran dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa di
SMAN 1 Cibinong.
C. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Cibinong.
9
BAB III
METODOLOGI
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ntuk mengetahui pengaruh media pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Cibinong
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian akan dilaksanakan di SMAN 1 Cibinong. Waktu penelitian akan
dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013 semester 1 pada siswa jurusan IPS di SMAN 1
Cibinong.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan17.
Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi
dengan teknik analisis korelasional. Metode korelasi ini berkaitan dengan pengumpulan data
untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel atau lebih dan seberapakah
tingkat kuat pengaruh (tingkat hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi)18.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian19. Populasi dalam penelitian adalah seluruh
17 Sugiyon, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2008), hlm. 818 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm.9719 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hlm.118
10
siswa jurusan IPS di SMAN 1 Cibinong pada tahun ajaran 2012 / 2013 yang terdiri dari dua
kelas dengan jumlah keseluruhan ada 85 peserta didik, dan dalam penelitian ini siswa diambil
semua untuk menjadi subyek penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti20.Menurut Suharsimi
Arikunto bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Namun jika
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih21.Dengan demikian
peneliti mengambil sampel sebanyak 100% dari jumlah siswa jurusan IPS di SMAN 1
Cibinong yaitu sebanyak 85 dengan menggunakan sampel random, atau sampel acak. Teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya.
Dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar memperoleh sampel yang
representatif22. Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian objek penelitian yang
diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara random atau sampel acak. Teknik
ini memiliki kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sampel yang representatif. Dalam
teknik ini semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel23. Teknik ini pada dasarnya merupakan teknik pengambilan sampel yang
dilakukan dengan cara undian atau lotere, yakni dengan cara mengundi setiap anggota
populasi, dan yang masuk pada undian itulah yang dijadikan anggota sampel24. Sehingga
prosedur ini sebagai prosedur yang terbaik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa teknik metode lapangan antara lain sebagai berikut:
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,2002), cet. Ke-12. hlm. 11721 Ibid., hlm. 12022 S. Margono, op. cit., hlm. 12523 Ibid., hlm. 12524 Anggota IKAPI, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 53
11
1. Angket
Angket atau kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa
jawaban dari responden secara tertulis25. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa. Angket ini berikan
kepada Siswa Jurusan IPS di SMAN 1 Cibinong.
2. Dokumentasi
Dokumentasi ialah pengumpulan data yang dilakukan untuk menyelidiki benda-benda
tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya26. Metode ini digunakan untuk memperoleh data melalui keterangan
dari Siswa Jurusan IPS SMAN 1 Cibinong maupun pihak lain atau data-data lain yang dapat
melengkapi hasil penelitian ini.
F. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk mengumpulakan data primer yaitu data yang berasal
langsung dari obyek penelitian dengan mengunakan angket yang diberikan kepada responden
untuk memperoleh informan setuju atau tidaknya terhadap pengaruh media pembelajaran dan
motivasi belajar siswa di SMAN 1 Cibinong.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka analisis langkah selanjutnya adalah menganalisis data
tersebut. Dalam analisis ini menggunakan teknik analisis data statistik. Adapun tahapan
analisisnya serta rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisi Pendahuluan
Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil angket dimasukkan ke dalam
tabel dan diberi skor pada setiap alternatif jawaban responden. Yaitu dengan
mengubah data tersebut ke dalam bentuk angka-angka kuantitatif. Dengan
menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban SS (sangat setuju) dengan nilai 5
25 Yatim Riyanto, Metodologi Pendidikan; Suatu Tujuan Dasar,(Surabaya: Sic, 1996), hlm. 7026 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,2002), cet. Ke-12,hlm. 148
12
b. Alternatif jawaban S (setuju) dengan nilai 4
c. Alternatif jawaban KS (kurang setuju) dengan nilai 3
d. Alternatif jawaban TS (tidak setuju) dengan nilai 2
e. Alternatif jawaban STS (sangat tidak setuju) dengan nilai 1
2. Analisa Uji Hipotesa
Analisa uji hipotesa yaitu tahapan untuk menguji distribusi frekuensi yang
telah disusun dengan menggunakan statistik, yaitu analisa regresi satu preditor dengan
skor mentah.
Adapun rumus analisis regresi tersebut sebagai berikut:
JK reg = aXY+K- (EY )2
N
JK res = Y2 - aXY - KY
RK reg =JK reg
dbreg
RK res =JK res
dbres
F reg =JK reg
dbres
Total = Y - (EY )2
N
Keterangan:
a : Koefisien predictor
k : Bilangan konstanta
N : Jumlah sampel yang diteliti
X : Nilai dari media pembelajaran
Y : Nilai dari motivasi belajar
X2 : Nilai kuadrat media pembelajaran
Y2 : Nilai kuadrat motivasi belajar
XY : Hasil kali dari media pembelajaran dan motivasi belajar
13
Jkreg : Jumlah kuadrat regresi
Jkres : Jumlah kuadrat residu
RK reg : Rata-rata kuadrat regresi
RKres : Rata-rata kuadrat residu
DBreg : Derajat kebebasan regresi (1)
dbres : Derajat kebebasan residu (N-2)27
3. Analisis Lanjut
Analisis ini merupakan pengolahan data lebih lanjut dari analisis uji hipotesis
yaitu dengan mengkonsultasikan Freg dengan Ft jika ternyata Freg sama atau lebih
besar dar Ft baik pada taraf signifikansi 1% - 5%, maka hipotesis yang diajukan
peneliti dalam penelitian ini adalah diterima. Sebaliknya jika nilai Freg lebih rendah
dari Ft maka hipotesis yang diajukan ditolak.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan yang dibuat mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan. Hipotesis bisa benar atau tidak benar, untuk itu perlu diuji28. Berdasarkan
latar belakang dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
HO : Ada pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMAN
1 Cibinong
H a : Tidak ada pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di
SMAN 1 Cibinong
27 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi (Yogyakarta: Andi Offset), Cet. VII, hlm. 628 Moh Nazir,Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2003, hlm. 151
14
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Hadi, Sutrisno. Analisis Regresi (Yogyakarta: Andi Offset)
Riyanto, Yatim. (1996). Metodologi Pendidikan; Suatu Tujuan Dasar. Surabaya: Sic
Sugiyon. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset
Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Suwarna, dkk.(2005). Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan
Pendidikan Profesional”. Yogyakarta. Tiara Wacana
Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran, Cet. III,. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo
Persada
Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan, Cet VII. Bandung: PT Citra Aditya Bhakti
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sadiman, Arif, dkk. (2003). Media Pengajaran: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, Ed. I. Cet. III. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada
Ahmad Rohani, Media Intuksional Edukatif, Cet. I. Jakarta. PT Rineka Cipta
Asnawir, M Basyirudin Usman. (2002). Media Pembelajaran. Ciputat Perss
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. (2006). Psikologi Pendidikan, Ed. Revisi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Loekmono, Lobby. (1994). Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: Gunung Mulia
Basic Education Project (BEP). (2000). Inservice Training. Yogyakarta: Forum Kajian
Budaya dan Agama
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
15