PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING TERHADAP
KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN
IPS
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Nama : Putri Ayu Kardani
NIM : 2014820006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Skripsi Juli 2018
Putri Ayu Kardani (2014820006)
PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING TERHADAP
KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
xix +158 Halaman + 18 Tabel + 6 Gambar + 29 Lampiran
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode snowball
throwing terhadap kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS di
SDN Ciputat 01 khususnya di kelas V A dan V D. Metode yang digunakan
model quasi eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan rubrik penilaian, tes uraian, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh dalam penggunaan metode snowball throwing terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS di kelas V A dan V D
SDN Ciputat 01. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan menunjukkan hasil
uji thitung sebesar 1,597 dan uji ttabel sebesar 1,997 sehingga thitung t tabel
(1,597 1,997). Perbedaan kemampuan kognitif di kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdasarkan skor gain sebesar 0,135. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS di kelas eksperimen dan kelas kontrol namun tidak
signifikan.
Kata kunci : Metode Snowball Throwing, Kemampuan Kognitif, IPS
Daftar Pustaka : 27 Buku (2009 - 2018)
v
PAKTA INTEGRITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
a. Nama : Putri Ayu Kardani
b. Tempat/Tanggal Lahir : Tegal, 07 September 1993
c. Fakultas/Prodi : Ilmu Pendidikan/PGSD
d. Nomor Pokok : 2014820006
e. Alamat Rumah : Griya Pamulang Lestari, Jalan Beringin
Blok B No 9 RT 04/07 Kel. Pamulang
Barat, Kec. Pamulang, Kota Tangerang
Selatan
f. No. Tlp/Hp : 083804046237
g. Judul Skripsi : Pengaruh Metode Snowball Throwing
Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa
Pada Pembelajaran IPS
Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya bahwa seluruh dokumen
atau data yang saya sampaikan dalam skripsi ini adalah benar sesuai
dengan ketentuan berlaku.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dokumen atau
data terindikasi penyimpanan atau pemalsuan pada bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian fakta integritas ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 30 Juli 2018
Putri Ayu Kardani
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK PENINGKATAN AKADEMIK
vi
Sebagai sivitas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakarta saya bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Putri Ayu Kardani
Nomor Induk Mahasiswa : 2014820006
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan
kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak
Bebas Royalty Non Eksklusif (Non Exclussive Royalty Free Right) atas
karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING TERHADAP
KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas
royalty Fakultas Ilmu Pendidikan berhak menyimpan, menggali media,
mengelola dalam bentuk perangkat data (data base) merawat dan
mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai hak milik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 30 Juli 2018
Putri Ayu Kardani
vii
PERSEMBAHAN
Kulantunkan doa mengucap syukur dan kuucapkan
terimakasih padamu ya Allah. Ku persembahkan sebuah karya
kecil ini untuk orang tercinta Bapak, Ibunda Alm. Putikha dan
Mama, serta Kakek dan Nenek yang tiada henti memberiku
semangat, doa, dorongan, dan nasihat, serta perngorbanan yang
takkan tergantikan hingga aku menyelesaikan pendidikan ini.
Untukmu Bapak, Ibu, Mama, dan Kakek Nenek
Terimakasih ☺
viii
Motto
“Sesungguhanya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”
“Tak perlu malu karena pernah berbuat kesalahan, sebab kesalahan akan membuatmu
lebih bijak dari sebelumnya”
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala limpahan dan hidayahnya kepada kita semua.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kepada ummatnya
yang selalu melaksanakan ajarannya.
Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi
ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis
ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :
1. Prof. Dr. H. Syaiful Bakhri, S.H, M.H, Rektor Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iswan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Bapak Azmi Al-Bahij, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Bapak Muhammad Hayyun, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing
yang disela kesibukannya telah memberikan bimbingan yang
maksimal dan selalu memberikan semangat kepada peneliti
untuk menyusun kalimat.
x
5. Bapak Maman Hilman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri
Ciputat 01 yang sudah mengizinkan peneliti melakukan
penelitian di SD Negeri Ciputat 01.
6. Teristimewa untuk orang tuaku tercinta, Bapak Carsono, Ibunda
Alm. Putikha dan Mama Malikhatun, yang tiada hentinya
mencurahkan kasih sayang, memotivasi penulis untuk selalu
semangat, senantiasa memberikan dukungan baik secara moril
maupun materil, dan do’a yang tak pernah putus untuk anaknya
dalam menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
7. Kedua adikku Dimas Prabangkoro dan Dafif Atsal, yang telah
memberikan dukungan, bantuan, dan do’a untuk kelancaran
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang saya sayangi yaitu Raudia,
Yola, Rara, Rini, Rina, Dian Octa, dan ASD 2014. Serta yang
selalu support Nirmala Novian, Ka Nia, Ulfa, Tiara (Yaya), dan
Shela.
9. Tidak lupa untuk segenap Bapak, Ibu dosen dan staf pengajar di
lingkungan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakarta yang telah menjadi jalan ilmu bagi peneliti selama masa
perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasa dan
ilmunya yang diberikan.
10. Mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta dan seluruh narasumber yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan, dukungan, dan doa kepada penulis dalam rangka
penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis
berdoa semoga amal baik yang telah mereka berikan mendapat pahala
xi
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin. Akhir kata, peneliti
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta dalam pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir. Selanjutnya
peneliti berharap skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat terutama
bagi yang membutuhkannya. Semoga senantiasa Allah menyertai kita
sekalian.
Jakarta, Juli 2018
Penulis
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. iv
FAKTA INTEGRITAS ..................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................ vii
MOTTO ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3
C. Batasan Masalah .................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................... 7
1. Kemampuan Kognitif ......................................................... 7
2. Metode Snowball Throwing .............................................. 15
3. Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................. 21
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 31
C. Hipotesis Penelitian .............................................................. 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 33
xiii
1. Tempat Penelitian ............................................................ 33
2. Waktu Penelitian .............................................................. 33
B. Metode Penelitian ................................................................. 34
C. Variabel Penelitian ................................................................ 35
D. Populasi dan Sampel ............................................................ 37
E. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................ 38
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 41
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ...................................................................... 51
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................... 5
2. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................. 53
B. Analisis Data ........................................................................ 61
1. Validitas ........................................................................... 61
2. Reliabilitas ........................................................................ 62
2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................ 62
3. Interpretasi Hasil Penelitian .............................................. 72
4. Interpretasi Hasil Lapangan ............................................... 76
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 81
B. Saran .................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 88
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................... 33
Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................... 34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ............................................................. 38
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian ................................................................. 42
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kelas Eksperimen ...................................... 54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ......... 55
Tabel 4.3 Data Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ............... 56
Tabel 4.4 Deskripsi Data Kelas Kontrol ............................................. 57
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ................. ... 58
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol .............. 59
Tabel 4.7 Deskripsi Data Kelas Eksperimen dan Kontol ................... 60
Tabel 4.8 Uji Validitas Aiken ............................................................. 62
Tabel 4.9 Uji Normalitas Kolmogrov .................................................. 63
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Lavene ................................................. 65
Tabel 4.11 Uji t-independent (Polled Varian) .................................... 67
Tabel 4.12 Uji t-paired (Sampel Related) Kelas Eksperimen ............ 69
Tabel 4.13 Uji t-paired (Sampel Related) Kelas Kontrol .................... 70
Tabel 4.14 Uji t-related ...................................................................... 74
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Snowball Throwing .......................................... 20
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen ................. 56
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Kontrol ........................ 59
Gambar 4.3 Rata-rata Nilai Kelas Eksperimen dan Kontrol .............. 60
Gambar 4.4 Foto Kondisi Pembelajaran Kelas Eksperimen ............. 79
Gambar 4.5 Foto Kondisi Pembelajaran Kelas Kontrol ..................... 79
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................ 88
Lampiran 2. Rubrik Penilaian ............................................................ 89
Lampiran 3. Intrumen Penelitian ....................................................... 90
Lampiran 4. Data Nilai Kontrol dan Eksperimen ............................... 91
Lampiran 5. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ............... 103
Lampiran 6. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ........ 105
Lampiran 7. Konversi Perhitungan Nilai Kelas Kontrol ....................... 107
Lampiran 8. Konversi Perhitungan Nilai Kelas Eksperimen .............. 111
Lampiran 9. RPP Kelas Kontrol ........................................................ 115
Lampiran 10. RPP Kelas Eksperimen ............................................... 124
Lampiran 11. Hasil Uji Validasi Aiken ............................................... 134
Lampiran 12. Uji Reliabilitas Anova hoyt ........................................... 135
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas ..................................................... 137
Lampiran 14. Uji Homogenitas Lavene ............................................. 138
Lampiran 15. Uji t-independent (polled varian) ................................. 139
Lampiran 16. Uji t-paired (related varian) Kelas Kontrol .................. 140
Lampiran 17. Uji t-paired (related varian) Kelas Eksperimen ............ 141
Lampiran 18. Data n-gain ................................................................. 142
Lampiran 19. Daftar Nama Responden ............................................ 143
Lampiran 20. Surat Bimbingan Skripsi .............................................. 144
Lampiran 21. Surat Pernyataan Ahli Materi ...................................... 145
Lampiran 22. Surat Permohonan Penelitian ..................................... 146
Lampiran 23. Kartu Menonton Sidang .............................................. 147
Lampiran 24. Berita Acara ................................................................ 148
Lampiran 25. Kartu Konsultasi Bimbingan ........................................ 149
Lampiran 26. Surat Balasan Penelitian ............................................. 151
Lampiran 27. Kartu Konsultasi Bimbingan ........................................ 152
Lampiran 28. Dokumentasi ............................................................... 153
Lampiran 29. Riwayat Hidup peneliti ................................................. 158
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran IPS masih ditemui kendala, yaitu rendahnya
pemahaman siswa. Dilihat dari materi IPS yang berisi fakta, konsep,
dan generalisasi. Materi pada bahan ajar IPS terutama sejarah,
disajikan di buku dengan kalimat yang panjang dan banyak. Hal ini
menjadikan salah satu aspek kelemahan belajar siswa pada mata
pelajaran IPS. Didukung dengan beberapa materi yang mengharuskan
menghafal nama-nama, tanggal, tahun, dan tempat juga menjadi faktor
kendala dalam belajar IPS. Penyajian materi pada kegiatan
pembelajaran IPS harusnya diberi variasi agar menarik.
Seringkali terlihat siswa kurang bersemangat pada saat
pembelajaran IPS dikarenakan guru menyampaikan dengan cara yang
cepat dan monoton. Hal ini dapat dilihat dengan cara guru
menyampaikan materi. Salah satu siswa diminta membaca teks di
buku, dan siswa lainnya mendengarkan. Kemudian guru menjelaskan,
begitu seterusnya. Sehingga itu yang membuat siswa merasa bosan,
siswa cenderung ramai sendiri di kelas bahkan adapula yang
mengobrol dengan teman sebangkunya dan siswa kurang
memperhatikan pelajaran.
Situasi dan kondisi ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan tidak
terwujudnya suasana belajar yang menyenangkan. Kondisi ini pun
menjadi tantangan bagi seorang guru agar dapat mengemas
pembelajaran menjadi menarik. Maka perlu dipikirkan bagaimana cara
membuat suasana pembelajaran IPS dengan tepat sehingga siswa
dapat lebih semangat dalam proses pembelajaran. Pemilihan model
atau metode yang tepat akan membuat tercapainya hasil belajar yang
diharapkan.
Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal dari dalam siswa diantaranya adalah
2
kemampuan kognitif. Siswa dengan latar belakang yang berbeda
tentunya juga mempunyai kemampuan kognitif yang berbeda.
Kemampuan kognitif dapat dialami sebagai kemampuan anak untuk
berpikir lebih kompleks dalam melakukan penalaran dan pemecahan
masalah. Kemampuan kognitif ini memudahkan anak menguasai
pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu
menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan
masyarakat dan lingkungan sehari-hari. Kemampuan bkognitif dalam
hal ini menggunakan berpikir konkret dan abstrak yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Faktor eksternal dalam proses pembelajaran diantaranya
penggunaan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran dan teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu model pembelajaran
yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Pembelajaran kooperatif membuat siswa memiliki sifat tolong menolong
dalam berperilaku sosial. Siswa dapat belajar berkelompok dengan
teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan
memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk
mengemukakan gagasannya, dengan menyampaikan pendapat mereka
secara berkelompok. Salah satu metode pembelajaran kooperatif
adalah metode snowball throwing.
Metode snowball throwing ini akan membuat siswa menjadi aktif,
karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya atau
hanya berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik
yaitu menggulung kertas dan melemparkannya kepada siswa lain.
Dengan demikian suasana pembelajaran akan menjadi aktif, menarik,
dan menyenangkan sehingga akan muncul semangat untuk belajar.
Latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Snowball Throwing
Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa pada Pembelajaran IPS”
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Pola pembelajaran yang dikembangkan oleh guru cenderung
bersifat text book.
2. Guru kurang kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran.
3. Guru menyampaikan materi secara monoton.
4. Siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi.
5. Belum diterapkannya metode snowball throwing pada pembelajaran
IPS.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini
dibatasi pada masalah sebagai berikut :
Pengaruh Metode Snowball Throwing terhadap Kemampuan Kognitif
Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas 5 SDN Ciputat 01.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara penggunaan metode snowball throwing dalam
pembelajaran IPS siswa SDN Ciputat 01?
2. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPS di SDN Ciputat 01?
3. Bagaimana pengaruh metode snowball throwing terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara penggunaan metode snowball throwing
dalam pembelajaran IPS siswa SDN Ciputat 01.
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan kognitif siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPS di SDN Ciputat 01.
4
3. Untuk mengetahui pengaruh metode snowball throwing terhadap
berpikir kognitif siswa pada pembelajaran IPS.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan agar dapat
memberikan informasi terutama pada pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode snowball throwing dan hubungannya dengan
kemampuan kognitif siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penggunaan metode snowball throwing diharapkan mampu
mengurangi kejenuhan siswa terhadap penyampaian materi
melalui metode yang kurang bervariasi.
b. Bagi guru
Metode snowball throwing sebagai bahan referensi guru
dalam memilih metode pembelajaran yang lebih tepat sehingga
siswa tidak merasa jenuh.
c. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar yang
nantinya akan meningkatkan mutu sekolah.
d. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan
mengenai metode snowball throwing dalam meningkatkan
kemampuan kognitif siswa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Kognitif
Menurut Hasan (Darsih : Vol 3, No. 1 2018) perkembangan
kognitif merupakan perubahan kemampuan berfikir atau intelektual.
Menurut Fadlilah (Darsih : Vol 3, No. 1 2018) kognitif adalah tindakan
mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu
kejadian atau peristiwa.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif
adalah tahap-tahap perkembangan manusia mulai dari usia anak-
anak sampai dewasa, mulai dari proses berfikir secara konkret
sampai dengan yang lebih tinggi.
a. Tujuan Pembelajaran Kognitif
Menurut Benyamin S.Bloom, dkk. (Arifin, 2016 : 21) hasil
belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif,
afektif, psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa
jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai
dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai
dengan hal yang abstrak. Domain kognitif (cognitive domain) (Dio
Roka Pratama R, dkk Vol 5 No 2 : 2014) adalah suatu kawasan
yang membahas tentang tujuan pembelajaran yang berkenaan
dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Domain kognitif
ini terdiri atas 6 tingkatan yang secara hirarkis berurut dari yang
paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi
(evaluasi). Enam jenjang kemampuan kognitif, yaitu : (Arifin, 2016
: 21)
6
1) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui
adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti
atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional yang
dapat digunakan, di antaranya mendefinisikan, memberikan,
mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar,
mencocokkan, menyebutkan, membuat garis besar,
menyatakan kembali, memilih, menyatakan.
2) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang
materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan
hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yakni
menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi. Kata
kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya
mengubah, mempertahankan, membedakan, memprakirakan,
menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan,
memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan,
menuliskan kembali, meningkatkan.
3) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata
cara atau metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru
dan konkret. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di
antaranya mengubah, menghitung, mendemonstrasikan,
mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan,
memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan,
memecahkan, menggunakan.
4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan
tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis
7
unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di
antaranya mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan,
menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar,
menghubungkan, memerinci.
5) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan
cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh
dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan, di antaranya
menggolongkan, menggabungkan, memodifikasi, menghimpun,
menciptakan, merencanakan, merekonstruksikan, menyusun,
membangkitkan, mengorganisasi, merevisi, menyimpulkan,
menceritakan.
6) Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,
pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal
penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu
mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi
sesuatu. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di
antaranya menilai, membandingkan, mempertentangkan
mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan
kebenaran, menyokong, menafsirkan, menduga.
b. Tahap Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir
logis dari masa bayi hingga dewasa, menurut Piaget
perkembangan yang berlangsung melalui empat tahap, yaitu :
(Ibda, 2015 : Vol 3. No 1)
1) Tahap sensori-motorik : 0-2 tahun
8
2) Tahap pra-operasional : 2-6 tahun
3) Tahap operasional konkrit : 6-12 tahun
4) Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas
Piaget percaya, bahwa kita semua melalui empat tahap
tersebut, meskipun mungkin setiap tahap dilalui dalam usia
berbeda. Setiap tahap dimasuki ketika otak kita sudah cukup
matang untuk memungkinkan logika jenis baru atau operasi.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak
berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir dengan cara-
cara yang unik. Semua anak memiliki pola perkembangan kognitif
yang sama, meliputi empat tahap yaitu : (Hijriati : 2016, Vol 1 No
2)
1) Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun)
Disebut sensori motorik karena pembelajaran anak hanya
melibatkan panca indra. Anak belajar untuk mengetahui
dunianya hanya mengandalkan indera yaitu melalui mengisap,
menangis, menelan, meraba, membau, melihat, mendengar,
dan merasakan. Dalam teori piaget, dua proses, adaptasi
(adaptation) adalah melibatkan pengembangan skema melalui
interaksi langsung dengan lingkungan. Dan organisasi
(organization) adalah sebuah proses yang terjadi secara
internal, terpisah dari kontak langsung dengan lingkungan.
Setelah anak-anak membentuk skema baru, mereka mengatur
nya kembali, menghubungkannya dengan skema lain untuk
menciptakan sebuah sistem kognitif yang saling berhubungan
erat yang berperan dalam perubahan skema.
2) Tahap Pra-Operasional (2-6 tahun)
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif
dalam menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas
berfikirnya belum mempunyai sistem yang terorganisasikan.
Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan
9
menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada
pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak
logis. Hal ini ditandai dengan ciri-ciri : (Ibda, 2015 : Vol 3. No 1)
a) Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan
induktif atau deduktif tetapi tidak logis.
b) Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak
mengenal hubungan sebab-akibat secara tidak logis.
c) Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup
seperti dirinya.
d) Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di
lingkungan itu mempunyai jiwa seperti manusia.
e) Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan
apa yang dilihat atau di dengar.
f) Mental experiment, yaitu anak mencoba melakukan sesuatu
untuk menemukan jawaban dari persoalan yang
dihadapinya.
g) Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada
sesuatu ciri yang paling menarik dan mengabaikan ciri yang
lainnya.
h) Egosentrisme, yaitu anak melihat dunia lingkungannya
menurut kehendak dirinya.
3) Tahap Operasional Konkrit (6-12 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk
menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya
untuk objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini, anak telah
hilang kecenderungan terhadap animism dan articialisme.
Egosentrisnya berkurang dan kemampuannya dalam tugas-
tugas konservasi menjadi lebih baik. Namun, tanpa objek fisik
di hadapan mereka, anak-anak pada tahap operasional konkrit
masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-
tugas logika. Sebagai contoh anak-anak yang diberi tiga
10
boneka dengan warna rambut yang berlainan (edith, susan,
dan lily), tidak mengalami kesulitan untuk mengidentifikasikan
boneka yang berambut paling gelap. Namun ketika diberi
pertanyaan, “rambut Edith lebih terang dari rambut Susan.
Rambut Edith lebih gelap daripada rambut Liliy. Rambut
siapakah yang paling gelap?”, anak-anak pada tahap
operasional konkrit mengalami kesulitan karena mereka belum
mempu berpikir hanya dengan menggunakan lambang-
lambang.
4) Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)
Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode baru. Periode
ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk
membentuk operasi yang lebih kompleks. Kemajuan pada anak
selama periode ini ialah ia tidak perlu berpikir dengan
pertolongan benda atau peristiwa konkrit, ia mempunyai
kemampuan untuk berpikir abstrak. Anak-anak sudah mampu
memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh sisi
argumen dan karena itu disebut operasional formal.
c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif, namun sedikitnya faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Faktor hereditas/keturunan, teori hereditasatau nativisme yang
dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer,
berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-
potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
2) Faktor lingkungan, teori lingkungan atau empirisme dipelopori
oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa, manusia
dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih
bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun.
11
3) Faktor kematangan, tiap organ (fisik maupun psikis) dapat
dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.
4) Faktor pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan di
luar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan
intelegensi.
5) Faktor minat dan bakat, minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat
dan lebih baik lagi.
6) Faktor kebebasan, kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk
berpikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa manusia
dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan
masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai
kebutuhannya.
2. Metode Snowball Throwing
a. Pengertian Metode Snowball Throwing
Menurut J.R. David dalam Abdul Majid (2016 : 193) Teaching
Strategies for Collage Class Room (1976) menyebutkan bahwa
method is a way in achieving something (cara untuk mencapai
sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi
yang telah diterapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian
sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.
Menurut Bayor dalam Jumanta (2014 : 158), snowball
throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active
learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa.
Peran guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai
topik pembelajaran dan selanjutnya, penertiban terhadap jalannya
pembelajaran.
Snowball throwing adalah paradigma pembelajaran efektif
yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni : belajar
12
mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do),
belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar
menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001 : 5). Menurut
Arahman dalam Jumanta, (2014 : 158) Snowball throwing adalah
suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan
kelompok yang diwakili ketuakelompok untuk mendapat tugas dari
guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang
dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) dari bola yang diperoleh.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
snowball throwingadalah suatu model pembelajaran yang
membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya
masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan
pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian
bola tersebut dilempar ke teman yang lain selama durasi yang
ditentukan, yang selanjutnya masing-masing siswa menjawab
pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
Kegiatan melempar bola pertanyaan ini akan membuat
kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya
berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi, mereka
juga melakukan aktivitas fisik, yaitu menggulung kertas dan
melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota
kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya
mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat
dalam bola kertas.
b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing:
Adapun langkah-langkah Metode Snowball Throwing sebagai
berikut : (Jumanta, 2016 : 110)
1) Guru menyampaikan materi yang disajikan, dan KD yang ingin
dicapai.
13
2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya.
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas
kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti
bola dan dilempar secara acak dari satu siswa ke siswa yang
lain selama ± 5 menit.
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
c. Kelebihan dan Kekurangan Snowball Throwing
Metode snowball throwing mempunyai beberapa kelebihan
yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam
pembelajaran. Kelebihan dari metode snowball throwing adalah :
(Jumanta 2014 : 161)
1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa
seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa
lain.
2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat
soal dan diberikan pada siswa lain.
3) Membuat siswa siap dalam berbagai kemungkinan karena
siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
14
5) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun
langsung dalam praktik.
6) Pembelajaran menjadi lebih efektif.
7) Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.
Disamping terdapat kelebihan tentu saja metode snowball
throwing juga mempunyai kelemahan. Kelemahan dari metode ini
adalah sebagai berikut : (Jumanta 2014 : 161)
1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami
materi sehingga apayang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini
dapat dilihatdari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar
materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang
telah yang diberikan.
2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik
tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami
materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk
siswa mendiskusikan materi pelajaran.
3) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok
sehingga saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja
sama tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk
menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan
kelompok.
4) Memerlukan waktu yang panjang.
5) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
6) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
Akan tetapi, kelemahan dalam penggunaan metode ini dapat
tertutupi dengan cara berikut : (Jumanta 2014 :162)
1) Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan
didemonstrasikan secara singkat dan jelas disertai dengan
aplikasinya.
2) Mengoptimalisasi waktu dengan cara memberi batasan dalam
pembuatan dan pembuatan pertanyaan.
15
3) Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga
kegaduhan bisa diatasi.
4) Memisahkan grup anak yang dianggap sering membuat gaduh
dalam kelompok yang berbeda.
5) Namun, juga tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk
menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan
kelompok.
Gambar 2.1
Snowball Throwing
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Sosial
Bidang studi yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari
Amerika Serikat,yang di negara asalnya disebut Social Studies.
Pertama kali Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah
oleh Rugby di Inggris pada tahun 1827 yang diparkarsai oleh
direktur sekolah Rugby sendiri, Dr. Thomas Arnold, yang ditandai
dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga
mesin di sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad
18). (Hidayati, Vol 1 No. 1 : 2014)
Latar belakang dimasukkan Social Studies dalam kurikulum
sekolah di Amerika Serikat berbeda dengan di Inggris karena
16
situasi dan kondisi yang menyebabkan juga berbeda. Penduduk
Amerika Serikat terdiri dari berbagai macam ras diantaranya ras
Indian yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih yang datang
dari Eropa dan ras Negro yang didatangkan dari Afrika untuk
dipekerjakan di perkebunan-perkebunan negara tersebut.
(Hidayati, Vol 1 No. 1 : 2014).
Pada awalnya penduduk Amerika Serikat yang multi ras itu
tidak menimbulkan masalah. Baru setelah berlangsung perang
saudara antara utara dan selatan atau yang dikenal dengan
Perang Budak yang berlangsung tahun 1861-1865 dimana pada
saat itu Amerika Serikat siap untuk menjadi kekuatan dunia, mulai
terasa adanya kesulitan, karena penduduk yang multi ras tersebut
merasa sulit untuk menjadi satu bangsa. (Heri Maria Zulfiati dan
Chairiyah. Vol. 1 : 2014).
Selain itu juga adanya perbedaan sosial ekonomi yang
sangat tajam. Para pakar kemasyarakatan dan pendidikan
berusaha keras untuk menjadikan penduduk yang multi ras
tersebut menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa Amerika.
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memasukkan
social studies kedalam kurikulum sekolah di negara bagian
Wisconsin pada tahun 1892. Setelah dilakukan penelitian, maka
pada awal abad 20, sebuah Komisi Nasional dari The National
Education Association memberikan rekomendasi tentang perlunya
socialstudies dimasukkan ke dalam kurikulum semua sekolah
dasar dan sekolah menengah di Amerika Serikat. Adapun wujud
socialstudies ketika lahir merupakan semacam tuntutan dari mata
pelajaran sejarah, geografi, dan civics. (Hidayati, Vol 1 No. 1 :
2014).
Disamping sebagai reaksi para pakar Ilmu Sosial terhadap
situasi sosial di Inggris dan Amerika Serikat, pemasukkan Social
Studies ke dalam kurikulum sekolah juga dilatarbelakangi oleh
17
keinginan para pakar pendidikan. Hal ini disebabkan mereka ingin
agar setelah meninggalkan sekolah dasar dan menengah, para
siswa : (1) menjadi warga negara yang baik, dalam arti
mengetahui dan menjalankan hak-hak dan kewajibannya; (2)
dapat hidup bermasyarakat secara seimbang, dalam arti
memperhatikan kepentingan pribadi dan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan tersebut, para siswa tidak perlu harus menunggu
belajar Ilmu-ilmu Sosial di perguruan tinggi, tetapi sebenarnya
mereka sudah mendapat bekal pelajaran IPS di sekolah dasar dan
menengah. Pengembangan Pendidikan IPS SD 1-9. (Hidayati, Vol
1 No. 1 : 2014).
Pertimbangan lain dimasukkannya socialstudies ke dalam
kurikulum sekolah adalah kemampuan siswa sangat menentukan
dalam pemilihan dan pengorganisasian materi IPS. Agar materi
pelajaran IPS lebih menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa
sekolah dasar dan menengah, bahan-bahannya diambil dari
kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi
yang diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta
lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan lebih
mudah dipahami karena mempunyai makna lebih besar bagi para
siswa dari pada dari pada bahan pengajaran yang abstrak dan
rumit dari Ilmu-ilmu Sosial. (Heri Maria Zulfiati dan Chairiyah. Vol.
1 : 2014).
Latar belakang dimasukkan bidang studi IPS ke dalam
kurikulum sekolah di Indonesia sangat berbeda dengan di Inggris
dan Amerika Serikat. Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas
dari situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai
akibat pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas
oleh Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan tenang
pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti
18
Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional
dalam bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain :
(Hidayati, Vol 1 No. 1 : 2014)
1) Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan
kesempatan belajar.
2) Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan.
3) Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan
dengan kebutuhan pembangunan.
4) Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan
sumber daya dan dana.
5) Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga
produktif bagi kepentingan pembangunan nasional.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah
melakukan pembaharuan kurikulum sekolah. Pada awal masa
Repelita I, pemerintah membentuk Proyek Pembaharuan
Kurikulum dan Metode Mengajar (PPKM), yang memberi
kesempatan kepada masyarakat untuk menciptakan kurikulum
sekolah secara lokal. Pembaharuan kurikulum tersebut
dilaksanakan di Sekolah Laboratorium di IKIP Malang yang
dikenal dengan Sekolah Ibu Pakasi. Di sekolah ini diberlakukan
kurikulum lokal yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (Heri Maria
Zulfiati dan Chairiyah. Vol. 1 : 2014).
1) Penggabungan sekolah dasar dengan sekolah menengah
pertama menjadi sekolah dasar 8 tahun.
2) Penggabungan mata pelajaran sejenis, salah satunya adalah
menjadi bidang studi IPS.
3) Pelaksanaan sistem kredit yang memungkinkan siswa
menyelesaikan program pendidikan tidak secara klasikal
melainkan secara individu.
Langkah pemerintah selanjutnya adalah melakukan
pembaharuan sistem pendidikan melalui Proyek Perintis Sekolah
19
Pembangunan (PPSP). Proyek ini menyelenggarakan sekolah
percobaan di delapan IKIP, yaitu : Padang, Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Malang, Ujungpadang, dan Manado.
Dalam kurikulum sekolah tersebut tercantum bidang studi IPS,
yang merupakan perpaduan dari sejarah, geografi, dan ekonomi,
mulai dari sekolah dasar sampai menengah. (Heri Maria Zulfiati
dan Chairiyah. Vol. 1 : 2014).
Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan
kurikulum kembali yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Dalam kurikulum SD, IPS berganti nama
menjadi Pengetahuan Sosial. Pengembangan kurikulum
Pengetahuan Sosial merespon secara positif berbagai
perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran
Pengetahuan Sosial dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
Kompetensi Pengetahuan Sosial menjamin pertumbuhan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip sosial,
ekonomi, budaya, dan kewarganegaraan sehingga tumbuh
generasi yang kuat dan berakhlak mulia. (Heri Maria Zulfiati dan
Chairiyah. Vol. 1 : 2014).
Dari uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk pertama kalinya mata pelajaran IPS muncul dalam
Kurikulum Lokal yang dikembangkan oleh sekolah Ibu Pakasi di
Malang, kemudian diuji cobaan di delapan IKIP di Indonesia dan
Indonesia dan diimplementasikan secara nasional. Pemerintah
selalu melakukan penyempurnaan kurikulum, dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. (Heri Maria Zulfiati
dan Chairiyah. Vol. 1 : 2014).
20
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat IPS adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan
yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi,
psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semua dipelajari dalam
ilmu sosial ini.
Menurut Zuraik dalam Susanto (2013 : 137), hakikat IPS
adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang
baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai
insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga
oleh karenanya diciptakan nilai-nilai. Hakikat IPS di sekolah dasar
memberitahukan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai
media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin.
Karena pendidikan tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan
semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan
keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan
dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial
kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi
kehidupan sosial siswa di masyarakat.
Jadi, hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep
pemikiran berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di
lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS
diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan
bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.
IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah, yang
mempunyai peranan penting untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap yang
21
diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik
di tingkat lokal, nasional, maupun global. Pendidikan IPS
merupakan alat penting dalam menghadapi masalah sosial yang
terjadi pada setiap manusia dan masyarakat dalam kehidupan.
Hal ini sejalan dengan tujuan kurikulum IPS tahun 2004 yaitu
mengkaji seperangkat fakta, peristiwa konsep dan generalisasi
yang berkaitan dengan perilaku manusia untuk membangun
dirinya, masyarakat, bangsa, dan lingkungannya. Berdasarkan
pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini
dan di antisipasi untuk masa yang akan datang.
Menurut Trianto (2010 : 171) IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Menurut Zubaedi
(2011 : 288) IPS adalah mata pelajaran disekolah yang didesain
atas fenomena, masalah dan realita sosial dengan pendekatan
interdisipliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
dan humanoira seperti kewarganegaraan, sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, pendidikan. Menurut Susanto
(2013 : 137) IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
berbagai ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia
yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan
pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di
tingkat dasar dan menengah.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari, menelaah,
menganalisis tentang fenomena atau masalah yang berkaitan
dengan isu sosial dengan pendekatan interdisipliner dari berbagai
cabang ilmu-ilmu (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya).
22
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (Susanto 2014
: 31) tentang Standar Isi disebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS,
yaitu :
1) Mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan.
2) Memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inquiry, pemecahan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan
kompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal,
nasional, dan global.
Sementara itu, Muttaqin (Susanto, 2014 : 31) mengatakan
bahwa tujuan utama mengajarkan IPS pada peserta didik adalah
menjadikan warga baik, melatih kemampuan berpikir matang
untuk menghadapi permasalahan sosial dan agar mewarisi dan
melanjutkan budaya bangsanya.
Tujuan IPS dalam kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pendidikan IPS bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
23
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan IPS adalah membantu tumbuhnya warga
negara yang baik serta memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial kemanusiaan. Akan tetapi pada tujuan yang tertera pada
KTSP, bahwa mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan.
B. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran IPS guru memiliki peran yang sangat
penting. Guru harus bisa memilih metode yang tepat untuk digunakan
dalam pembelajaran IPS. Penerapan model yang tepat dapat
menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa menjadi lebih
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu metode yang
cocok digunakan adalah metode Snowball Throwing. Pembelajaran
menggunakan metode Snowball Throwing dapat membantu siswa
memahami materi yang disampaikan oleh guru, memberikan keaktifan,
perhatian, belajar untuk dapat bekerja sama dengan kelompoknya dan
belajar mengasah kemampuan kognitif yang dimiliki oleh masing-
masing siswa.
Dalam proses pembelajaran pada penelitian ini, dimulai dengan
menyampaikan materi, kemudian berikan materi yang sama pada kelas
yang menggunakan metode Snowball Throwing dan kelas kontrol yang
tanpa menggunakan metode Snowball Throwing. Setelah itu diberikan
tes akhir (post test) pada kelas yang menggunakan metode Snowball
Throwing dan kelas yang tidak menggunakan metode Snowball
Throwing.
24
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode Snowball
Throwing terhadap kemampuan kognitif siswa akan dilihat dari hasil
post test kelas yang menggunakan metode Snowball Throwing dan
kelas yang tidak menggunakan metode Snowball Throwing. Jika dalam
pelaksanaan metode Snowball Throwing pada pembelajaran IPS baik
maka kemungkinan berpikir kognitif siswa juga baik, sebaliknya jika
pelaksanaan metode Snowball Throwing tidak berjalan dengan baik
maka kemungkinan kemampuan kognitif siswa pun tidak maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian
ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah
dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa
terdapat “Pengaruh Penggunaan Metode Snowball Throwing Terhadap
Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas 5 SDN
Ciputat 01”
Metode Snowball
Throwing (X)
Kemampuan Kognitif
Siswa (Y)
Ada pengaruh metode Snowball Throwing terhadap kemampuan kognitif
siswa pada pembelajaran IPS kelas V SDN Ciputat01
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Peneltian
Penelitian dilaksanakan di SDN Ciputat 01 yang beralamat
Jl. Ki hajar Dewantoro No.6, Ciputat, Kec. Ciputat Kota
Tangerang Selatan Prov. Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap tahun
ajaran 2017/2018 yang dilaksanakan mulai tanggal 22 Januari
sampai 4 Maret 2018. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut
:
26
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Apr
’17
Mei
’17
Okt
’17
Nov
’17
Des
’17
Jan
’18
Feb
’18
Mar
’18
Apr
’18
Juli
’18
1.
Pembekalan
Praktikum
Penelitian
2. Konsultasi Judul
Penelitian
3.
Bimbingan
Proposal Penelitian
4. Seminar Proposal
Penelitian
5. Bimbingan Skripsi
6. Observasi
7. Penyusunan
Instrumen
8. Penyebaran
Angket
9. Pengumpulan Data
10. Tabulasi Data
11. Analisis Data
12. Penyusunan
Laporan Penelitian
13. Sidang Skripsi
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen
tipe quasy eksperimen (eksperimen semu). Quasy Eksperimen
berarti penelti tidak membentuk kelas baru tetapi menerima kelas
yang sudah ada di Sekolah Dasar tersebut.
27
Penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode Snowball Throwing, sedangkan pada
kelas kontrol dilakukan pembelajaran konvensional, yaitu dengan
metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Bentuk desain
eksperimen yang dipilih adalah pretest-posttest control group design.
Adapun rancangan yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.2
berikut :
Tabel 3.2
Desain Penelitian
R O X O
R O O
Sumber :
“Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)”
Sugiyono tahun 2016 hal. 114
R : Kelas yang menjadi sampel penelitian.
X : Treatment dengan menggunakan metode snowball throwing.
O : Pretest dan Posttest yang diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
C. Variabel dan Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
Variabel
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2015 : 60) variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
Treatment dan variabel Kriteria.
a. Variabel Treatment (bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
28
timbulnya variabel Kriteria. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel X adalah metode Snowball Throwing
b. Variabel Kriteria adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel treatment. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel Y adalah kemampuan
kognitif siswa.
2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
a. Definisi Konseptual Variabel
1) Definisi Konseptual Variabel Kriteria Kemampuan
Kognitif
Kemampuan kognitif atau ranah kognitif adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) .
2) Definisi Konseptual Metode Snowball Throwing
Metode Snowball Throwing adalah suatu model
pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa
kelompok, yang nantinya masing-masing anggota
kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar
kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola
tersebut dilempar ke teman yang lain selama durasi yang
ditentukan, yang selanjutnya masing-masing siswa
menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
b. Definisi Operasional Variabel
1) Definisi Operasional Variabel Kriteria Kemampuan
Kognitif
Kemampuan kognitif atau domain kognitif
merupakan tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual.
2) Definisi Operasional Metode Snowball Throwing
29
Snowball Throwing adalah metode pembelajaran
dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar
beranggotaan 4 atau 5 orang dengan kemampuan
akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap
kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2015 : 117) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V yang berjumlah 211 siswa.
2. Sampel
Menurut Sugiono (2012 : 118) mengemukakan bahwa
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik Sampling Purposive.
Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Peneliti menetapkan sampel pada
penelitian ini diambil 2 kelas dari kelas yang ada pada kelas V di
SDN Ciputat 01, yaitu 34 siswa dari kelas VA dan 33 dari kelas
VD. Kelas VA sebagai kelas kontrol dan kelas VD sebagai kelas
ekserimen.
E. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Kognitif Siswa pada
Pembelajaran IPS
Menurut Sugiyono (2015: 150) instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Untuk mempermudah penyusunan instrumen
30
maka peneliti membuat kisi-kisi instrumen terlebih dahulu. Adapun
kisi-kisi instrumen pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan kognitif Siswa pada
Pembelajaran IPS
Materi Indikator
Pembelajaran Nomor Butir Soal
Jumlah
Soal
Tokoh
Pejuang
Bangsa
Pada Masa
Penjajahan
Mendeskripsikan
masa
penjajahan
Belanda
1. Siswa dapat mengetahui
tujuan awal bangsa Belanda
datang ke Indonesia
1
2. Siswa mengetahui tentang
VOC 2,3,4,5
3. Siswa dapat mengetahui salah
satu contoh kerja paksa
pembuatan jalan yang
dilakukan bangsa Indonesia
6
4. Siswa dapat mengetahui
istilah kerja paksa pada
zaman Belanda
7
Menyebutkan
tokoh pejuang
yang melakukan
perlawanan
pada masa
penjajahan
Belanda
1. Siswa dapat mengetahui tokoh
pejuang pada masa
penjajahan
9,10,11,
14
2. Siswa dapat mengetahui
nama politik yang biasa
dipakai untuk memecah
persatuan bangsa
15
Mendeskripsikan
masa
pendudukan
Jepang
1. Siswa dapat mengetahui
istilah kerja paksa pada
zaman Jepang
8
2. Siswa dapat mengetahui 12
31
tujuan utama Jepang
membentuk suatu organisasi
3. Siswa dapat mengetahui
singkatan dari PUTERA 18
4. Siswa dapat mengetahui
akibat dari sistem tanam
paksa bagi Indonesia
13
Menyebutkan
tokoh-tokoh
penting dalam
pergerakan
nasional
1. Siswa dapat mengetahui
Bapak Pendidikan Indonesia
16
2. Siswa dapat mengetahui judul
buku RA Kartini 18
3. Siswa dapat mengetahui tokoh
wanita yang memperjuangkan
hak-hak wanita
19
4. Siswa dapat mengetahui judul
buku yang ditulis oleh Edward
Douwes Dekker
20
2. Uji Validitas Instrumen
Anderso et. Al dalam (Arikunto, 2012 : 80) mengemukakan
bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur
apa yang hendak diukur. Pada variabel kriteria uji validitas dan
reliabilitas dilakukan melalui uji panelis (judgement expert) yang
terdiri dari 5 orang ahli yang sesuai dengan bidangnya.
Rekomendasi para panelis bertujuan untuk mengetahui
ketepatan atau relevansi butir dengan sasaran ukur.
Penilaian validitas konstruk dilakukan dengan
menggunakan skala lima, yaitu (1) sangat kurang baik, (2)
kurang baik, (3) cukup baik, (4) baik, dan (5) sangat baik.
32
Sedangkan validitas isi suatu butir ditentukan berdasarkan
rekomendasi panelis dengan menggunakan uji Aiken dengan
rumus sebagai berikut (Azwar, 2012 : 113) :
( ) −
=1cn
sV dengan Lors −=
V = Indeks Validity dari Aiken Nilai V terletak di antara 0
dan 1 dengan kategori sebagai berikut :
Status Nilai V
0,00 – 0,33 = DROP
0,34 – 0,67 = REVISI
0,68 – 1,00 = VALID
Uji validitas yang digunakan adalah uji pakar dengan dosen
dan guru bidang studi IPS berupa pengisian angket yang
bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang
digunakan sebagai alat untuk melakukan penelitian. Setelah
instrumen sudah diujikan dan sudah disetujui oleh 5 ahli/pakar,
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan valid untuk dijadikan
bahan penelitian oleh peneliti.
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2015 : 183) reliabilitas berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Untuk uji reliabilitas maka
penelitian ini peneliti menggunakan rumus uji anova hoyt
(Arikunto, 2013 : 117) :
Vr
Vsr −=111
Keterangan :
r11 = reliabilitas seluruh soal
33
Vs = varians responden
Vr = varians sisa
Menurut Sofian Siregar (2017 : 90) suatu instrumen
dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6. Jadi
suatu instrumen tes dapat dikatakan reliabel apabila memiliki
koefisien reliabilitas lebih dari 0,6 artinya instrumen tes tersebut
dapat memberikan hasil ketetapan tinggi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan tahapan yang sangat
penting dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2015 : 193) teknik
pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data yang valid, reliable, dan objektif. Untuk
mendapatkan data yang tepat, relevan, dan sesuai dengan penelitian
ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara :
1. Rubrik Penilaian Kemampuan kognitif
Pada penelitian ini, penulis menyusun sendiri rubrik penilaian
yang akan digunakan dalam penilaian tes uraian yang diberikan
untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran
IPS. Secara ringkas, rubrik digunakan untuk penilaian atau
mengkomunikasikan kualitas yang diharapkan (Warsono dan
Hariyanto, 2014 : 279). Rubrik penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel 3.4 berikut ini.
34
Tabel 3.4
Rubrik Penilaian Kemampuan Kognitif
Aspek Kriteria Skor
Kemampuan
Berpikir Kritis
Siswa sama sekali tidak dapat menjawab soal 0
Siswa sama sekali tidak dapat menjelaskan akibat
dari sistem tanam paksa 1
Siswa mampu menjelaskan akibat dari sistem tanam
paksa namun kurang tepat 2
Siswa mampu menjelaskan akibat dari sistem tanam
paksa namun terdapat sedikit kesalahan 3
Siswa mampu menjelaskan akibat dari sistem tanam
paksa dengan benar seluruhnya 4
Kemampuan
Menganalisis
Siswa sama sekali tidak dapat menjawab soal 0
Siswa sama sekali tidak dapat menyebutkan nama
politik yang biasa dipakai penjajah 1
Siswa mampu menyebutkan nama politik yang biasa
dipakai penjajah namun kurang tepat 2
Siswa mampu menyebutkan nama politik yang biasa
dipakai penjajah namun terdapat sedikit kesalahan 3
Siswa mampu menyebutkan nama politik yang biasa
dipakai penjajah dengan seluruhnya 4
2. Instrumen Tes
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pretest dan
posttest berbentuk uraian untuk mengumpulkan data penelitian
yang dapat memberikan gambaran tentang kemampuan kognitif
siswa pada pembelajaran IPS.
Pretest merupakan uji kemampuan siswa sebelum
dilakukannya treatment, sedangkan posttest merupakan uji akhir
eksperimen atau tes akhir, yaitu test setelah dilakukan
eksperimen. Dalam penelitian ini, pretest dan posttest diberikan
35
kepada kelas kontrol dan eksperimen. Tujuan diberikannya pretest
dan posttest ini adalah untuk mendapatkan bukti pengaruh
metode snowball throwing terhadap kemampuan kognitif siswa
pada pembelajaran IPS kelas V SDN Ciputat 01 Kota Tangerang
Selatan.
3. Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah
menggunakan teknik dokumentasi (Hamid Darmadi, 2013 : 307).
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang dipakai, laporan
kegiatan, foto-foto, dan data yang relevan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Setelah instrumen telah disusun, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis data. Analisis data yang diperoleh dapat
dilakukan dengan beberapa teknik. Adapun teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah :
1. Deskripsi Data
Data yang terdapat dalam penelitian ini dapat dideskripsikan
dengan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2015 : 207) statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Selanjutnya, data yang telah diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan bantuan software Ms. Excel 2007 dan SPSS
19 melalui tahapan sebagai berikut :
a. Memberikan skor mentah jawaban siswa sesuai dengan kunci
jawaban dan pedoman penskoran yang digunakan untuk tes
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS kemudian
diubah ke dalam bentuk nilai.
36
b. Membuat tabel nilai pretest dan posttest untuk tes daya nalar
siswa pada pembelajaran IPS.
c. Melakukan perhitungan terhadap mean, nilai terbesar (Xmax)
dan nilai terendah (Xmin) dalam kelas yang menjadi sampel
penelitian, serta menentukan besarnya sebaran data range,
standar deviasi dan varians pada masing-masing kelompok.
d. Membuat tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam diagram
batang untuk memberikan gambaran tentang hasil penelitian
yang diperoleh mengenai kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS.
e. Menentukan skor peningkatan kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPS dengan menggunakan rumus gain
ternormalisasi (normalized gain) yang dikembangkan Hake
(1991 : 1) sebagai berikut :
skorpretesalskormaksim
skorpretesskorpostesgainn
−
−=−
)(
f. Melakukan uji prasyarat penelitian uji normalitas dan uji
homogenitas.
g. Melakukan uji hipotesis berupa uji beda (uji t-independent)
2. Uji Prasyarat
Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis untuk dapat
menjawab masalah hipotesis penelitian hal yang harus dilakukan
terlebih dahulu adalah melakukan uji prasyarat. Uji prasyarat
analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas data dan uji
homogenitas data. Adapun uraian mengenai uji prasyarat analisis
adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak (Siregar, 2017 :
153). Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogrov-
Smirnov dengan hipotesis pengujian sebagai berikut :
37
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdisribusi normal
Dengan kriteria pengujian yaitu :
1) Jika Sig < α maka Ho ditolak (tidak normal); α = 0,05
2) Jika Sig ≥ α maka Ho diterima (normal); α = 0,05
b. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas peneliti melakukan uji homogenitas.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah objek
yang diteliti antara dua kelompok tersebut memiliki kesamaan
atau tidak (Siregar, 2017 : 167). Uji homogenitas yang
digunakan adalah uji Lavene, dan hipotesis yang diuji adalah
sebagai berikut :
Ho : Kedua kelas memiliki varians yang sama (homogen)
H1 : Kedua kelas memiliki varians yang tidak sama (tidak
homogen)
Dengan kriteria pengujian yaitu :
1) Jika Sig < α maka Ho ditolak (tidak homogen); α = 0,05
2) Jika Sig ≥ α maka Ho diterima (homogen); α = 0,05
3. Uji Hipotesis
Apabila data populasi berdistribusi normal dan homogen maka
dilakukan uji hipotesis dengan uji t. Untuk menguji hipotesis pada
penelitian ini, maka peneliti menggunakan uji beda yaitu uji t-paired
dan uji t-independent. Uji t-paired digunakan untuk menguji nilai
rata-rata pretest dan posttest dari masing-masing kelas. Sedangkan
uji t-independent digunakan untuk menguji nilai rata-rata pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rumus uji t yang digunakan :
38
( )
+
−+
−+−
−=
2121
2
12
2
11
21
11
2
1)1(
nnnn
snsn
XXt
Uji t-independent (Polled Varian) (Sugiyono, 2015 : 273)
−+
−=
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
21
2n
s
n
sr
n
s
n
s
XXt
Uji t-paired (Related Varian) (Sugiyono, 2015 : 274)
Keterangan :
1X = Rata-rata kemampuan kognitif siswa menggunakan metode
snowball throwing;
2X = Rata-rata kemampuan kognitif siswa yang tidak
menggunakan metode snowball throwing;
2
1S = Varian Total Kelas 1
2
1S = Varian Total Kelas 2;
1n = Banyaknya sampel kelas 1;
2n = Banyaknya sampel kelas 2.
Hipotesis dan Kriteria Pengujian :
1) Uji t-independent
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
0H : Tidak terdapat perbedaan yang positif antara kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang diberikan
metode snowball throwing (eskperimen) dengan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
tidak diberikan metode snowball throwing (kontrol).
1H : Terdapat perbedaan yang positif antara kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang diberikan
metode snowball throwing (eskperimen) dengan
39
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
tidak diberikan metode snowball throwing (kontrol).
Adapun kriteria pengujian untuk t-independent adalah sebagai
berikut:
a) Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak yang
artinya terdapat perbedaan yang positif antara kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang diberikan
metode snowball throwing (eskperimen) dengan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
tidak diberikan metode snowball throwing (kontrol).
b) Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang
artinya tidak terdapat perbedaan yang positif antara
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
diberikan metode snowball throwing (eksperimen) dengan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
tidak diberikan metode snowball throwing (kontrol).
2) Uji t-paired
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
0H : Tidak terdapat perbedaan yang positif terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS pada
saat sebelum dan sesudah dilakukan treatment.
1H : Terdapat perbedaan yang positif terhadap kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS pada saat sebelum
dan sesudah dilakukan treatment.
Adapun kriteria pengujian untuk t-paired adalah sebagai
berikut:
a) Jika thitung > ttabel, maka maka H1 diterima dan H0 ditolak yang
artinya terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS pada saat sebelum dan sesudah
dilakukan treatment. Dalam hal ini, kelas eksperimen
40
diberikan perlakuan berupa metode snowball throwing
sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan apapun
(pembelajaran biasa).
b) Jika thitung ≤ ttabel, maka maka H0 diterima dan H1 ditolak yang
artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa
pada pembelajaran IPS pada saat sebelum dan sesudah
dilakukan treatment. Dalam hal ini, kelas eksperimen
diberikan perlakuan berupa metode snowball throwing
sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan apapun
(pembelajaran biasa).
Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini ada dua, yaitu hipotesis untuk uji t
independent dan hipotesis untuk uji t paired. Adapun hipotesisnya
adalah sebagai berikut:
Hipotesis Uji t independent (Polled Varian)
21
210
:
:
=
H
H
Hipotesis Uji t paired (Related Varian)
21
210
:
:
H
H
Keterangan:
µ1 = Rata-rata kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS
yang menggunakan metode snowball throwing (eksperimen).
µ2 = Rata-rata kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS
yang menggunakan pembelajaran biasa (kontrol).
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN Ciputat 01 yang
beralamat Jl. Kihajar Dewantoro No.6, Ciputat, Kec. Ciputat Kota
Tangerang Selatan Prov. Banten. Di sekolah ini terdapat 45 guru
dan 1152 siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas V dengan jumlah
siswa keseluruhan 211 siswa. Dari 211 siswa kelas V, peneliti
hanya mengambil dua kelas untuk diteliti yaitu kelas VA dengan
jumlah siswa 34 sebagai kelas kontrol dan kelas VD dengan
jumlah siswa 33 sebagai kelas eksperimen. Sekolah ini juga
memiliki visi dan misi sebagai berikut :
a. Visi
Visi Sekolah Dasar Negeri Ciputat 01 adalah :
“Tercapainya lulusan yang berkualitas, berakhlak mulia, serta
unggul dalam bidang IPA di Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2017 berlandaskan pengembangan IPTEK dan IMTAQ”.
b. Misi
Misi Sekolah Dasar Negeri Ciputat 01 adalah :
1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif.
2) Mengembangkan strategi dan kondisi proses belajar
mengajar melalui pendekatan PAIKEM.
3) Mengembangkan sikap dan perilaku sopan, tanggung
jawab, jujur, dan dapat dipercaya.
4) Menumbuhkan kemampuan dasar berfikir kritis, kreatif,
logis dalam memecahkan masalah kehidupan dirinya dan
lingkungan masyarakat.
5) Menghasilkan lulusan terbaik yang berakhlak mulia serta
berwawasan IPTEK dan IMTAQ.
42
6) Menyediakan fasilitas laboratorium IPA sesuai dengan
kebutuhan.
7) Menyediakan fasilitas laboratorium komputer sesuai
dengan kebutuhan.
8) Menyediakan media pembelajaran sesuai dengan
kemajuan IPTEK.
9) Mengintensifkan pembelajaran di sekolah melalui program
membaca, percobaan, dan penelitian.
10) Menitikberatkan prestasi siswa pada bidang IPA.
11) Membina hubungan yang harmonis antar siswa, guru,
masyarakat, dan lembaga terkait.
12) Membangun citra SDN Ciputat 01 sebagai lembaga
pendidikan yang menjadi kebanggaan masyarakat Ciputat
dan sekitarnya.
Meningkatkan mutu siswa dalam Baca Tulis Al-Qur’an
(BTQ).
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Data dalam penelitian ini yaitu berupa nilai yang diperoleh
dari dua kelas berdasarkan hasil pengisian soal uraian sebanyak
10 soal yang dilakukan oleh 67 siswa yang terdiri dari 33 siswa
kelas eksperimen dan 34 siswa kelas kontrol di Sekolah Dasar
Negeri Ciputat 01. Instrumen tersebut diberikan pada dua kelas
yang berbeda, yaitu kelas eksperimen yang diberikan
treatment/perlakuan sedangkan kelas kontrol yang diberikan
pembelajaran biasa. Sebelum soal tersebut diberikan kepada
sampel penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi
instrumen dengan menggunakan uji validasi dan reabilitas kepada
1 orang ahli dan 2 guru.
Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil pengukuran
dengan menggunakan soal berbentuk uraian pada pada mata
43
pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) materi Tokoh Pejuang
pada Masa Penjajah yang diberikan kepada siswa kelas VA
sebagai kelas kontrol dan VD sebagai kelas eksperimen di SD
Negeri Ciputat 01. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol
ini dipilih berdasarkan kesepakatan dari Kepala Sekolah dengan
guru yang bersangkutan.
a. Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen
Skor kemampuan kognitif pada pembelajaran IPS di
kelas eksperimen diperoleh berdasarkan hasil pengukuran
dengan menggunakan pengisian hasil pengukuran dengan
menggunakan pengisian soal uraian yang diberikan pada saat
sebelum dan sesudah diberikan metode snowball throwing.
Berdasarkan hasil analisis data pada saat pretest kelas
eksperimen memperoleh nilai maksimum 70; nilai minimum
27,5; rentang 42,5; rata-rata 50,60; standar deviasi 12,11;
varians 146,88; dan responden 33. Sedangkan pada posttest
kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 92,5; nilai
minimum 32,5; rentang 60; rata-rata 65,83; standar deviasi
15,06; varians 226,82; dan responden 33. Hasil perhitungan
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
44
Tabel 4.1
Deskripsi Data Kemampuan Kognitif
Kelas Eksperimen
Ukuran Pretest Posttest
Mean 50,60 65,83
Standard Deviation 12,11 15,06
Sample Varience 146,88 226,82
Range 42,5 60
Minimum 27,5 32,5
Maximum 70 92,5
Responden 33 33
Sumber : Pengolahan Data menggunakan Ms.Excel 2007
Proses penilaian dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan konversi nilai. Konversi nilai yang digunakan
pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala 1-4.
Dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah seluruh skor
Hasilx 100
Dari data hasil kemampuan kognitif pada pembelajaran
IPS diketahui pada tabel 4.2 diperoleh distribusi frekuensi nilai
kemampuan kognitif di kelas eksperimen yaitu :
45
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif IPS pada
Pretest Kelas Eksperimen
No Kelas Frekuensi Kategori
1. 81 – 100 0 Sangat Tinggi
2. 66 – 80 5 Tinggi
3. 56 – 65 4 Sedang
4. 40 – 55 16 Rendah
5. 20 – 39 8 Sangat Rendah
Jumlah 33
(Modifikasi dari Arikunto 2013 hal 281)
Dari hasil pretest pada tabel 4.2 dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada saat sebelum diberikan perlakuan, kategori nilai
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS di kelas
eksperimen yaitu 0 orang memperoleh nilai sangat tinggi,
5orang memperoleh nilai tinggi, 4 orang memperoleh nilai
sedang, 16 orang memperoleh nilai rendah, dan 8 orang
memperoleh nilai sangat rendah. Sedangkan untuk posttest,
kelas eksperimen memperoleh distribusi frekuensi kategori
nilai sebagai berikut :
46
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif
IPS pada Posttest Kelas Eksperimen
No Kelas Frekuensi Kategori
1. 81 – 100 4 Sangat Tinggi
2. 66 – 80 14 Tinggi
3. 56 – 65 6 Sedang
4. 40 – 55 7 Rendah
5. 20 – 39 2 Sangat Rendah
Jumlah 33
(Modifikasi dari Arikunto 2013 hal 281)
Dari hasil posttest pad tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada saat setelah diberikan perlakuan berupa metode
Snowball Throwing, kategori nilai kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPS di kelas eksperimen yaitu 4 siswa
memperoleh nilai sangat tinggi, 14 siswa memperoleh nilai
tinggi, 6siswa memperoleh nilai sedang, 7 siswa memperoleh
nilai rendah, dan 2 siswa memperoleh nilai sangat rendah.
Distribusi frekuensi nilai kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPS kelas eksperimen dapat dilihat di gambar
4.1
Gambar 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif pada
Pembelajaran IPS Kelas Eksperimen
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
sangattinggi
tinggi sedang rendah sangatrendah
47
b. Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol
Skor kemampuan kognitif pembelajaran IPS di kelas
kontrol diperoleh berdasarkan hasil pengukuran dengan
menggunakan pengisian soal uraian yang diberikan pada saat
sebelum dan sesudah dilakukan proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis data pada pretest kelas kontrol
memperoleh nilai maksimum 62,5; nilai minimum 27,5;
rentang 35; rata-rata 41,17; standar deviasi 8,93; varians
82,28; dan responden 34. Sedangkan pada saat posttest
kelas kontrol memperoleh nilai maksimum 87,5; nilai minimum
32,5; rentang 55; rata-rata 52,64; standar deviasi 15,51;
varians 248,08; dan responden 34. Hasil perhitungan tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :
Tabel 4.4
Deskripsi Data Kemampuan Kognitif pada
Pembelajaran IPS Kelas Kontrol
Ukuran Pretest Posttest
Mean 41,17 52,64
Standard Deviation 8,93 15,51
Sample Varience 82,28 248,08
Range 35 55
Minimum 27,5 32,5
Maximum 62,5 87,5
Responden 34 34
Sumber : Pengolahan Data Menggunakan Ms.Excel 2007
Proses penilaian dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan konversi nilai. Konversi nilai yang digunakan
pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala 1-4.
Dengan rumus sebagai berikut :
48
Jumlah seluruh skor
Hasilx 100
Dari data hasil kemampuan kognitif di pembelajaran IPS
pada tabel 4.5 diperoleh data distribusi frekuensi nilai
kemampuan kognitif pembelajaran IPS di kelas kontrol yaitu :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif
IPS pada Pretest Kelas Kontrol
No. Kelas Frekuensi Kategori
1 81 – 100 0 Sangat Tinggi
2 66 – 80 0 Tinggi
3 56 – 65 3 Sedang
4 40 – 55 16 Rendah
5 0 – 39 15 Sangat Rendah
Jumlah 34
(Modifikasi dari Arikunto 2013 hal 281)
Dari hasil pretest pada tabel 4.5 dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada saat sebelum dilakukan proses pembelajaran,
kategori nilai kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran
IPS di kelas kontrol yaitu 0 siswa memperoleh nilai sangat
tinggi, 0 siswa memperoleh nilai tinggi, 3 siswa memperoleh
nilai sedang, 16 orang memiliki nilai rendah, dan 15 siswa
memperoleh nilai sangat rendah. Sedangkan untuk posttest,
kelas kontrol memperoleh distribusi frekuensi kategori nilai
yaitu sebagai berikut :
49
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif
IPS pada Posttest Kelas Kontrol
No. Kelas Frekuensi Kategori
1 81 – 100 3 Sangat Tinggi
2 66 – 80 5 Tinggi
3 56 – 65 4 Sedang
4 40 – 55 15 Rendah
5 20 – 39 7 Sangat Rendah
Jumlah 34
(Modifikasi dari Arikunto 2013 hal 281)
Dari hasil posttest pada tabel 4.6 dapat ditarik
kesimpulan pada saat sebelum dilakukan proses
pembelajaran, kategori nilai kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPS di kelas kontrol yaitu 3 siswa memperoleh
nilai sangat tinggi, 5 siswa memperoleh nilai tinggi, 4 siswa
memperoleh nilai sedang, 15 siswa memperoleh nilai rendah,
dan 7 siswa memperoleh nilai sangat rendah. Distribusi
frekuensi nilai kemampuan kognitif pada pembelajaran IPS
kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif pada
PembelajaranIPS Kelas Kontrol
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
Pretest
Posttest
50
Dari uraian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan
deskripsi data secara keseluruhan baik pada kelas
eksperimen maupun pada kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.7 di bawah ini :
Tabel 4.7
Deskripsi Data Kemampuan Kognitif pada Pembelajaran
IPS Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Ukuran
Kelas
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
1. Mean 50,60 65,83 41,17 52,64
2. Standard Deviation 12,11 15,06 8,93 15,51
3. Sample Variance 146,88 226,82 82,28 248,08
4. Range 42,5 60 35 55
5. Minimum 27,5 32,5 27,5 32,5
6. Maximum 70 92,5 62,5 87,5
7. Responden 33 33 34 34
Perbedaan rata-rata nilai kemampuan kognitif siswa
pada pembelajaran IPS (secara keseluruhan) baik di kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada
histogram di bawah ini :
Gambar 4.3
Rata-Rata Nilai Kelas Eksperimen dan Kontrol
0
10
20
30
40
50
60
70
Ekperimen Kontrol
Pretest
Posttest
51
Berdasarkan histogram pada gambar 4.3 dapat dilihat
bahwa rata-rata skor untuk kelas eksperimen adalah 50,60 pada
saat pretest dan 65,83 pada saat posttest. Sedangkan rata-rata
skor untuk kelas kontrol yaitu 41,17 pada saat pretest dan 52,64
pada saat posttest. Dalam hal ini, kelas eksperimen mendapat
perlakuan dengan menggunakan metode snowball throwing dan
kelas kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Dari
perbandingan rata-rata skor baik sebelum dan sesudah
mendapat perlakuan, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen
memiliki skor lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol.
B. Hasil Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah uji pakar dengan
dosen dan guru, yang berupa pengisian angket bertujuan
untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan
sebagai bahan penelitian. Setelah instrumen sudah diujikan
dan sudah disetujui oleh 5 ahli/pakar, maka instrumen
tersebut sudah dinyatakan valid untuk dijadikan bahan
penelitian untuk peneliti.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen
menggunakan Uji Aiken, dari 20 soal instrumen terdapat 10
aspek revisi dan 10 aspek yang valid dengan standar nilai V
yaitu (0,68 – 1,00). Untuk melihat hasil uji valid dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Sedangkan perhitungan uji validitas
aiken dapat dilihat pada lampiran 12.
52
T
t
abel 4.8
Uji Validitas Aiken
b. Uji Reabilitas
Langkah yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas
instrumen pada penelitian ini dilakukan melalui pemberian
skor oleh para ahli. Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas
dengan menggunakan Analisis Of Variance Hoyt. Dari hasil
perhitungan diperoleh koefisien tes tersebut adalah 0,70
(data selengkapnya ada di lampiran 13). Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut merupakan instrumen yang reliabel.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti ini berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan α = 0,05 baik
Butir
Soal
R
hitung Keterangan
Butir
Soal
R
hitung Keterangan
1 0.7 Valid 11 0,5 Revisi
2 0,55 Revisi 12 0,85 Valid
3 0,85 Valid 13 0,95 Valid
4 0,6 Revisi 14 0,85 Valid
5 0,5 Revisi 15 0,4 Revisi
6 0,75 Valid 16 0,95 Valid
7 0,75 Valid 17 0,55 Revisi
8 0,85 Valid 18 0,6 Revisi
9 0,55 Revisi 19 0,6 Revisi
10 0,55 Revisi 20 0,90 Valid
53
untuk kelas eksperimen yang berjumlah 33 responden
maupun untuk kelas kontrol yang berjumlah 34 responden.
Hipotesis dalam uji normalitas data pada penelitian ini
sebagai berikut :
0H : Data berdistribusi normal.
1H : Data tidak berdistribusi normal.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya yaitu
sebagai berikut :
1) Jika Sig <α maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya
data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal; α = 0,05
2) Jika Sig ≥ α Ho diterima dan H1 ditolak yang artinya data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal; α = 0,05
Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan
bantuan Windows SPSS 19. Berdasarkan hasil perhitungan
maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9
Tabel Ringkasan Uji Normalitas Kolmogrov
Kelas Kolmogrov-Smirnov
Α Hipotesis Keputusan Resp K-S Sig
Eksperimen 33 0,559 0,913 0,05
Ho diterima Normal
Kontrol 34 0,696 0,718 Ho diterima Normal
Berdasarkan hasil output di atas, Uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, diperoleh nilai
signifikansi kemampuan kognitif pada pembelajaran IPS
kelas eksperimen sebesar 0,913 dan kelas kontrol sebesar
0,718 dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kriteria
pengambilan keputusan, nilai signifikansi baik di kelas
eksperimen maupun di kelas kontrol memperoleh nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga Ho diterima. Hal
54
ini berarti bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah mengetahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas dengan
menggunakan uji Lavene dengan bantuan Windows SPSS
19. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
berasal dari varians yang sama atau tidak. Hipotesis dalam
uji homogenitas data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
0H : Kedua kelas mempunyai varians yang sama.
1H : Kedua kelas mempunyai varians yang tidak sama.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut :
1) Jika Sig <α maka Ho ditolak dan H1 diterima yang sama
artinya data berasal dari populasi yang tidak homogen; α
= 0,05
2) Jika Sig > α maka Ho diterima dan H1 ditolak yang artinya
data berasal dari populasi yang homogen; α = 0,05
Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan
bantuan Windows SPSS 19.
Tabel 4.10
Uji Homogenitas menggunakan Lavene-test
Levene
Statistic
df
1
df
2
Sig. Hipotesis Keputusan
0,722 1 67 0,399 Ho diterima Homogen
Berdasarkan hasil ouput di atas, uji homogenitas
menggunakan Lavene-test, diperoleh nilai signifikansi
kemampuan kognitif pada pembelajaran IPS sebesar 0,399
55
dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Berdasarkan kriteria
pengambilan keputusan, nilai siginifikansi lebih besar dari α
(0,05), sehingga Ho diterima. Hal ini berarti bahwa sampel
berasal dari populasi yang homogen.
Oleh karena itu, untuk melanjutkan analisis data ke
tahap selanjutnya berupa uji hipotesis maka peneliti
menggunakan uji t-independen (polled varian) dan t-paired
(related varian).
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, peneli menggunakan uji
t independent (polled varian) dan uji tpaired (related sampel)
dengan bantuan program Ms. Excel 2007. Setelah pengolahan
data maka diperoleh tampilan output sebagai berikut :
a. Uji t-Independent (poiled Varian) Eksperimen vs Kontrol
Uji t-Independent ini digunakan untuk melihat apakah
terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan
bantuan software Ms. Excel 2007 sehingga diperoleh
perhitungan seperti di bawah ini, dengan hipotesis pengujian
sebagai berikut (data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran)
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Jika thitung> ttabel maka H1 diterima dan Ho ditolak yang
artinya terdapat perbedaan yang positif antara
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
diberikan metode snowball throwing (eksperimen) dengan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
tidak diberikan metode snowball throwing (kontrol).
56
2) Jika thitung≤ ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak yang
artinya tidak terdapat perbedaan yang positif antara
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
diberikan metode snowball throwing (eksperimen) dengan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
tidak diberikan metode snowball throwing (kontrol).
Tabel 4.11
Perhitungan Uji t-Independent (Polled Varian)
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
n-gain Eksp n-gain Kontrol
Mean 0,400681212 0,266505294
Variance 0,082590594 0,152559891
Observations 33 34
Pooled Variance 0,118113468
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 65
t Stat 1,597658271
P(T<=t) one-tail 0,057484753
t Critical one-tail 1,668635976
P(T<=t) two-tail 0,114969507
t Critical two-tail 1,997137887
Berdasarkan hasil uji t menggunakan uji t-independent
(polled varian) diperoleh nilai thitungsebesar 1,597 dan ttabel;
1,997. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian
thitung ttabel yaitu (1,597 1,997), maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan
positif antara siswa yang pembelajarannya menggunakan
metode snowball throwing dengan siswa yang
pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa. Artinya
57
metode snowball throwing dalam pembelajaran ini tidak
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS kelas V di SDN Ciputat 01.
b. Uji t-paired (Sampel Related) Eksperimen vs Excel
Uji hipotesis selanjutnya yaitu uji t-paired yang
digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS saat
sebelum dan sesudah dilakukan treatment. Dalam
perhitungannya, peneliti menggunakan Ms. Excel 2007
sehingga diperoleh tampilan output seperti dibawah ini
dengan hipotesis pengujian sebagai berikut :
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Jika thitung> ttabel, maka H1 diterima dan Ho ditolak yang
artinya terdapat perbedaan yang positif antara
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
diberikan metode snowball throwing (eksperimen)
dengan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran
IPS yang tidak diberikan metode snowball throwing
(kontrol).
2) Jika thitung ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak yang
artinya tidak terdapat perbedaan yang positif antara
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
diberikan metode snowball throwing (eksperimen)
dengan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran
IPS yang tidak diberikan metode snowball throwing
(kontrol).
58
Tabel 4.12
Perhitungan t-paired pada Kelas Eksperimen
t-Test: Paired Two Sample for Means (Ekperimen)
Pretest Posttest
Mean 50,60606060 65,83333333
Variance 146,8868371 226,8229166
Observations 33 33
Pearson Correlation 0,652003715
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 32
t Stat
--
7,509428776
P(T<=t) one-tail 7,505614611
t Critical one-tail 1,693888702
P(T<=t) two-tail 1,501122922
t Critical two-tail 2,036933334
Berdasarkan hasil output di atas diperoleh data thitung
sebesar 7,50dan ttabel1,69 sebesar. Dengan demikian,
berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat
disimpulkan bahwa thitung> ttabel yaitu (3,44 > 1,69) yang
artinya pada kelas eksperimen terdapat perbedaan yang
signifikansi antara kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS saat sebelum dan sesudah dilakukan
treatment, dalam hal ini treatment yang dimaksud ialah
berupa metode snowball throwing. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS lebih baik setelah dilakukan treatment
berupa metode snowball throwing dalam pembelajaran.
59
Tabel 4.13
Perhitungan t-paired pada Kelas Kontrol
t-Test: Paired Two Sample for Means
Pretest Posttest
Mean 41,17647059 52,64706
Variance 82,28609626 248,0838
Observations 34 34
Pearson Correlation 0,354005977
Hypothesized Mean Difference 0
Df 33
t Stat -4,417811717
P(T<=t) one-tail 5,06788E-05
t Critical one-tail 1,692360258
P(T<=t) two-tail 0,000101358
t Critical two-tail 2,034515287
Berdasarkan hasil output di atas diperoleh data thitung
sebesar 4,41 dan ttabel sebesar 1,69. Dengan demikian,
berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat
disimpulkan bahwa thitung> ttabel yaitu (4,41> 1,69) yang
artinya pada kelas kontrol terdapat perbedaan antara
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS saat
sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran, dalam hal ini
kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan apapun
(pembelajaran biasa). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS lebih baik
setelah melakukan proses pembelajaran.
Selanjutnya untuk mengukur seberapa besar
perbedaan antara kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS yang diberi perlakuan (treatment) berupa
metode snowball throwing dengan kelas yang tidak diberi
perlakuan (treatment). Berdasarkan hasil perhitungan
60
diperoleh bahwa setelah diberikan treatment berupa metode
snowball throwing, kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS kelas eksperimen mengalami peningkatan
sebesar 0,401. Sedangkan untuk kelas kontrol yang tidak
diberikan treatment berupa metode snowball throwing,
berpikir kognitif siswa pada pembelajaran IPS mengalami
peningkatan sebesar 0,266. Dari data tersebut dapat
diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan kemampuan kognitif
siswa pada pembelajaran IPS yang diberikan treatment
berupa metode snowball throwing (eksperimen) dengan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang
tidak diberikan treatment berupa metode snowball throwing
(kontrol) hanya sebesar 0,135. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan pada kemampuan kognitif siswa di
pembelajaran IPS yang pembelajarannya menggunakan
metode snowball throwing (eksperimen) dengan kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang dalam
pembelajarannya tidak menggunakan metode snowball
throwing (kontrol).
C. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Interpretasi Hasil Analisis Data
Pada analisis data, peneliti memakai kemampuan kognitif
siswa pada mata pelajaran IPS materi tokoh pejuang bangsa
Indonesia. Peneliti mengambil data untuk dianalisis dari nilai
peserta didik kelas VA dan VD di SDN Ciputat 01. Berdasarkan
hasil analisis data, diperoleh hasil pehitungan pada saat pretest
kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 70; nilai minimum
27,5; rentang 42,5; rata-rata 50,60; standar deviasi 12,11;
varians 146,88; dan responden 33. Sedangkan pada posttest
61
kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 92,5; nilai
minimum 32,5; rentang 60; rata-rata 65,83; standar deviasi
15,06; varians 226,82; dan responden 33. Berbeda dengan kelas
eksperimen, pada saat pretest kelas kontrol memperoleh nilai
maksimum 62,5; nilai minimum 27,5; rentang 35; rata-rata 41,17;
standar deviasi 8,93; varians 82,28; dan responden 34.
Sedangkan pada saat posttest kelas kontrol memperoleh nilai
maksimum 87,5; nilai minimum 32,5; rentang 55; rata-rata 52,64;
standar deviasi 15,51; varians 248,08; dan responden 34.
Berdasarkan histogram pada gambar 4.3 dapat dilihat
bahwa rata-rata skor untuk kelas eksperimen adalah 50,60 pada
saat pretest dan 65,83 pada saat posttest. Sedangkan rata-rata
skor untuk kelas kontrol yaitu 41,17 pada saat pretest dan 52,64
pada saat posttest. Dalam hal ini, kelas eksperimen mendapat
perlakuan dengan menggunakan metode snowball throwing dan
kelas kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Dari
perbandingan rata-rata skor baik sebelum dan sesudah
mendapat perlakuan, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen
memiliki skor lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dideskripsikan
sebelumnya, untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti
menggunakan uji tindependent (polled varian) dan uji t paired
(related sampel) dengan bantuan Ms. Excel 2007 dengan taraf
signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji t menggunakan uji t
independent (polled varian) diperoleh nilai thitung sebesar
1,597dan ttabel 1,997. Dengan demikian berdasarkan kriteria
pengujian thitung ttabel yaitu (1,597 1,997), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang positif antara
siswa yang pembelajarannya menggunakan metode snowball
throwing dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan
pembelajaran biasa. Artinya metode snowball throwing dalam
62
pembelajaran ini tidak berpengaruh terhadap kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS kelas V di SDN Ciputat 01.
Sedangkan untuk uji t-related sampel, diperoleh hasil
output seperti tabel dibawah ini :
Tabel 4.14
Uji t-related
thitung ttabel
Eksperimen 7,50 1,69
Kontrol 4,41 1,69
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data thitung lebih besar
dari ttabel baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengambilan keputusan
dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabel yaitu (7,50>1,69) dan
(4,41> 1,69) yang artinya baik pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol terdapat perbedaan yang positif dan signifikansi
antara kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS saat
sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran, dalam hal ini
kelas eksperimen mendapatkan perlakuan (treatment) berupa
metode snowball throwing dan kelas kontrol tidak mendapatkan
perlakuan (treatment) apapun (pembelajaran biasa). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS baik di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol lebih baik setelah melakukan proses pembelajaran ini. Ini
berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena kedua kelas sama-
sama mengalami peningkatan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS setelah melakukan proses pembelajaran di
kelas.
Selanjutnya untuk mengukur seberapa besar perbedaan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS antara kelas
yang diberikan perlakuan berupa metode snowball throwing
63
dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan, peneliti
menggunakan rumus Gain Ternormalisasi. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh bahwa setelah diberikan perlakuan
(treatment) berupa metode snowball throwing, kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS kelas eksperimen
mengalami peningkatan 0,401. Sedangkan untuk kelas kontrol
yang tidak diberikan metode snowball throwing, kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS mengalami peningkatan
sebesar 0,266. Dari data tersebut dapat diperoleh kesimpulan
bahwa perbedaan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran
IPS yang diberikan treatment berupa metode snowball throwing
(eksperimen) dengan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS yang tidak diberikan metode snwoball
throwing (kontrol) hanya sebesar 0,135. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tidak terdapat
perbedaan positif dan signifikan pada kemampuan kognitif siswa
di pembelajaran IPS yang pembelajarannya menggunakan
metode snowball throwing (eksperimen) dengan kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS yang tidak menggunakan
metode snowball throwing (kontrol).
2. Interpretasi Hasil Lapangan
IPS merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan masyarakat yang berisi fakta, konsep
dan generalisasi. Materi pada bahan ajar IPS terutama sejarah
disajikan di buku dengan kalimat yang panjang dan banyak. Hal
ini menjadikan salah satu aspek kelemahan belajar siswa pada
mata pelajaran IPS. Didukung dengan beberapa materi yang
mengharuskan menghafal nama-nama, tanggal, tahun, dan
tempat juga menjadi faktor kendala dalam belajar IPS. Penyajian
64
materi pada kegiatan pembelajaran IPS harusnya diberi variasi
agar menarik.
Pembelajaran IPS diarahkan agar menjadi pembelajaran
yang menyenangkan juga membuat siswa memiliki kemampuan
kognitif dalam memecahkan sebuah masalah berpikir logis dan
kritis. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan metode yang
sesuai dengan konsep berpikir kritis sehingga perlu dicarikan
alternatif pemecahannya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru
juga harus memiliki kemampuan dalam menguasai metode
pembelajaran dan materi yang akan diajarkan. Diharapkan guru
dapat meningkatkan kemampuan bernalar siswa khususnya
pada pembelajaran IPS dengan berkreasi dan berinovasi
menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang
berkembang saat ini. Pemilihan metode atau model
pembelajaran yang tepatakan membuat tercapainya hasil belajar
yang diharapkan.
Pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu metode
atau model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan. Pembelajaran kooperatif membuat
siswa memiliki sifat tolong menolong dalam berperilaku. Siswa
dapat belajar berkelompok dengan teman-temannya dengan
cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada teman yang lain untuk mengemukakan gagasannya,
dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Salah satu metode pembelajaran kooperatif adalah metode
snowball throwing.
Tetapi setelah diterapkannya metode snowball throwing ini
belum mampu untuk membangkitkan kesadaran diri siswa ketika
melaksanakan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
IPS. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya motivasi siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Membahas mengenai
65
motivasi dalam belajar, terdapat dua jenis motivasi dalam belajar
yaitu internal dan eksternal. Dalam penelitian ini peneliti memiliki
asumsi bahwa siswa yang diberikan metode snowball throwing
ini kurang memberikan motivasi dirinya ketika belajar sehingga
mengakibatkan kemampuan kognitif pada pembelajaran IPS ini
tidak meningkat.
Setiap individu yang melaksanakan proses pembelajaran,
harus mendapatkan motivasi untuk dirinya sendiri, baik motivasi
yang berasal dari diri individu tersebut (internal) maupun motivasi
yang berasal dari luar individu (eksternal). Akan tetapi, pada
umumnya siswa usia SD masih membutuhkan bantuan atau
dorongan dari luar untuk mengerjakan segala sesuatunya.
Dorongan atau motivasi dari luar tersebut salah satunya dapat
diberikan oleh guru. Sehingga dalam hal ini guru berperan
penting sebagai pengelola kelas, termasuk dalam memberikan
motivasi penuh pada siswa khususnya untuk siswa usia SD.
Setelah penelitian selesai dan mendapatkan hasil yang
menyatakan bahwa metode snowball throwing ini tidak memiliki
pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS khususnya, maka peneliti kemudian
mempelajari mengapa hal tersebut bisa terjadi. Peneliti
menemukan asumsi bahwa terdapat kesalahan yang peneliti
lakukan sehingga menyebabkan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS tidak meningkat, yaitu materi yang digunakan
kurang begitu luas dan sangat bergantung pada kemampuan
siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai
siswa hanya sedikit. Adapun kondisi kelas kontrol dan
eksperimen sebagai berikut :
66
Gambar 4.4
Foto Kondisi Pembelajaran di kelas Eksperimen
Gambar 4.5
Foto Kondisi Pembelajaran di kelas Kontrol
Kondisi lapangan dan kesalahan penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya merupakan beberapa penyebab tidak terdapatnya perbedaan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS di kelas eksperimen
dengan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS di kelas
67
kontrol. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis
data yang diperoleh tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan kognitif siswa yang pembelajarannya menggunakan metode
snowball throwing (eksperimen) dengan kemampuan kognitif siswa yang
pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa. Berdasarkan uraian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode snowball throwing yang
dilakukan guru dalam pembelajaran tidak berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS kelas V di SDN Ciputat
01.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dan diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu :
1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS yang diberikan metode snowball throwinng
(eksperimen), dengan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS yang tidak diberikan metode snowball
throwing (kontrol). Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan
hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan uji t-independent
diperoleh thitung sebesar 1,597 dan ttabel sebesar 1,997 sehingga
thitung ttabel (1,597 1,997). Ini berarti bahwa metode snowball
throwing tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa
pada pembelajaran IPS kelas V di SDN Ciputat 01.
2. Berdasarkan analisis pengolahan data dan pembahasan,
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
Pada kelas VD yang diberikan metode snowball throwing (kelas
eksperimen) diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 50,60 dan
nilai rata-rata posstest sebesar 65,83. Sedangkan untuk kelas VA
yang tidak diberikan metode snowball throwing (kelas kontrol)
diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 41,17 dan nilai rata-rata
posttest sebesar 52,64. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS di SDN Ciputat 01 hanya mengalami sedikit
peningkatan.
3. Berdasarkan analisis pengolahan data dan pembahasan,
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
Pada kelas VD yang diberikan metode snowball throwing (kelas
eksperimen) diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 50,60 dan
69
nilai rata-rata posstest sebesar 65,83 dengan rata-rata skor gain
sebesar 0,401. Sedangkan untuk kelas VA yang tidak diberikan
metode snowball throwing (kelas kontrol) diperoleh nilai rata-rata
pretest sebesar 41,17 dan nilai rata-rata posttest sebesar 52,64
dengan rata-rata skor gain 0,266. Sehingga selisih gain dari
kedua kelompok adalah sebesar 0,135. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa perbedaan kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPS di kelas eksperimen dengan berpikir kognitif
pada pembelajaran IPS di kelas kontrol berdasarkan perolehan
skor gain sebesar 0,135. Ini berarti bahwa tidak terdapat
pengaruh metode snowball throwing terhadap kemampuan
kognitif siswa pada pembelajaran IPS di SDN Ciputat 01.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat
disimpulkan beberapa saran yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru dapat mengemas pembelajaran menjadi
menarik. Salah satunya dengan menggunakan metode baru
yang dinilai cocok dikombinasikan pada pelajaran khususnya
IPS. Pelajaran IPS merupakan salah satu pelajaran
membosankan bagi anak, dikarenakan cara guru dalam
menyampaikan materi terlalu cepat dan monoton.
b. Sebelum guru menerapkan suatu metode, hendaknya guru
dapat memahami terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan
menggunakan metode tersebut. Sehingga nantinya guru
dapat mengantisipasi jikalau ditengah pembelajaran ada
siswa yang membuat ulah saat pembelajaran.
70
2. Bagi Siswa
Sebagai subyek dalam proses belajar, sebaiknya siswa sudah
bisa melaksanakan pembelajaran dengan mandiri. Terlebih
siswa V yang dianggap sudah dapat mengerti setiap guru
menjelaskan. Berbeda dengan kelas I yang masih harus
dibimbing.
3. Bagi Peneliti Lanjutan
a. Diharapkan kepada calon peneliti nantinya tidak hanya
mengikuti setiap bahasa dan kalimat yang sulit dimengerti
dan tidak sistematis. Sehingga dapat membuat tulisan yang
lebih baik dari yang saya buat.
b. Peneliti berharap tulisan ini dapat dijadikan landasan dalam
mengembangkan penelitian selanjutnya. Sebaiknya untuk
calon peneliti harus memahami metode atau teknik analisis
data terlebih dahulu sebelum dilaksanakannya penelitian.
Sehingga saat melakukan penelitian dan menyusun laporan,
calon peneliti tidak kebingungan dalam mencari teori-teori
yang berkaitan dengan variabel dan metode penelitian.
71
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Arikunto, Suharmisi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Aryani, Sekar Ayu. Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas V
dengan menggunakan Metode Snowball Throwing. 19 April 2012
Ashari, dkk. 2014. Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Type Firing
Line untuk Peningkatan Kemampuan Analisis pada Pembelajaran
Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Purworejo Tahun Ajaran
2013/2014. Vol. 5. No. 2.
Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Darsih, dkk. 2018. Penggunaan Media Kartu Angka Bergambar untuk
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak.Vol. 3. No. 1
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.
Bandung : Alfabeta
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif
dan Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia
Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bumi
Aksara
Heri Maria Zulfiati dan Chairiyah. 2014. Bahan Ajar Pendidikan IPS SD.
Vol 1.
Hidayanti. 2014. Kajian IPS SD. Vol 1. No 1.
Hijriati. 2016. TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA MASA
EARLY CHILDHOOD. Vol 1. No. 2.
Ibda, Fatima, 2015. PERKEMBANGAN KOGNITIF : TEORI JEAN
PIAGET. Vol. 3. No.1
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung. PT REMAJA
ROSDAKARYA
72
Puspa Dewi, Adnyana Putra, Oka Negara. 2013. Upaya Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kritis IPS Melalui Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 02
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun
Ajaran 2012/2013. Vol 1.
Puspasari, Lucia. 2016. Pengaruh Penggunaan Model Cooperative
Learning Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran IPS
Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas III SD Immanuel Kota
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Vol 1.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS Edisi Pertama.
Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Siregar, Syofian. 2017. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif :
Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi
17. Cetakan Keempat. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiarto, dkk. 2018. Pembelajaran IPA Menggunakan Concept
Attainment Model Dengan Media Riil dan Media Gambar Ditinjau
dari Kemampuan Berpikir Kognitif dan Persepsi Kreativitas Siswa.
Vol. 7. No. 1.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung : Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung :
Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP
Warsono dan Hariyanto. 2014. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen.
Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
73
Yuli Alfian Hadi, N. Dantes, A.A.I.N. Marhaeni. 2013. Pengaruh Strategi
PAIKEM Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS
siswa kelas V SDN 6 KORLEKO Kecamatan Labuhan Haji
Kabupaten Lombok Timur Tahun Ajaran 2012/2013. Vol 3. No 1.
Zevtiawan, Rikki. 2015. Penerapan Metode Snowball Throwing Pada
Mata Pelajaran Qur’an Hadits Materi Menjaga Kelestarian
Lingkungan Hidup Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Vol 1. No 2.
74
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Materi Indikator
Pembelajaran Nomor Butir Soal
Jumlah Soal
Tokoh Pejuang Bangsa
Pada Masa Penjajahan
Mendeskripsikan masa
penjajahan Belanda
5. Siswa dapat mengetahui tujuan awal bangsa Belanda datang ke Indonesia
1
6. Siswa mengetahui tentang VOC
2,3,4,5
7. Siswa dapat mengetahui salah satu contoh kerja paksa pembuatan jalan yang dilakukan bangsa Indonesia
6
8. Siswa dapat mengetahui istilah kerja paksa pada zaman Belanda
7
Menyebutkan tokoh pejuang yang melakukan perlawanan pada masa penjajahan Belanda
3. Siswa dapat mengetahui tokoh pejuang pada masa penjajahan
9,10,11,14
4. Siswa dapat mengetahui nama politik yang biasa dipakai untuk memecah persatuan bangsa
15
Mendeskripsikan masa
pendudukan Jepang
5. Siswa dapat mengetahui istilah kerja paksa pada zaman Jepang
8
6. Siswa dapat mengetahui tujuan utama Jepang membentuk suatu organisasi
12
7. Siswa dapat mengetahui singkatan dari PUTERA
18
8. Siswa dapat mengetahui akibat dari sistem tanam paksa bagi Indonesia
13
Menyebutkan tokoh-tokoh
penting dalam pergerakan
nasional
5. Siswa dapat mengetahui Bapak Pendidikan Indonesia
16
6. Siswa dapat mengetahui judul buku RA Kartini
18
7. Siswa dapat mengetahui tokoh wanita yang memperjuangkan hak-hak wanita
19
8. Siswa dapat mengetahui judul buku yang ditulis oleh Edward Douwes Dekker
20
75
Lampiran 2
Rubrik Penilaian Kemampuan Kognitif
Aspek Kriteria Skor
Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa sama sekali tidak dapat menjawab soal 0
Siswa sama sekali tidak dapat menjelaskan akibat dari sistem tanam paksa
1
Siswa mampu menjelaskan akibat dari sistem tanam paksa namun kurang tepat
2
Siswa mampu menjelaskan akibat dari sistem tanam paksa namun terdapat sedikit kesalahan
3
Siswa mampu menjelaskan akibat dari sistem tanam paksa dengan benar seluruhnya
4
Berdasarkan Fakta dan Sumber Yang Relevan
Siswa sama sekali tidak dapat menjawab soal 0
Siswa sama sekali tidak dapat menyebutkan kapan VOC dibentuk dan dibubarkan
1
Siswa mampu menyebutkan kapan VOC dibentuk dan dibubarkan namun kurang tepat
2
Siswa mampu menyebutkan kapan VOC dibentuk dan dibubarkan namun terdapat sedikit kesalahan
3
Siswa mampu menyebutkan kapan VOC dibentuk dan dibubarkan dengan seluruhnya
4
Kemampuan Menganalisis
Siswa sama sekali tidak dapat menjawab soal 0
Siswa sama sekali tidak dapat menyebutkan nama politik yang biasa dipakai penjajah
1
Siswa mampu menyebutkan nama politik yang biasa dipakai penjajah namun kurang tepat
2
Siswa mampu menyebutkan nama politik yang biasa dipakai penjajah namun terdapat sedikit kesalahan
3
Siswa mampu menyebutkan nama politik yang biasa dipakai penjajah dengan seluruhnya
4
76
Lampiran 3
Instrumen Penelitian
Isilah titik-titik dibawah ini dengan tepat!
1. Tujuan awal Bangsa Belanda datang ke Indonesia adalah untuk . . . .
2. Kongsi dagang Belanda adalah . . . .
3. Istilah tanam paksa pada zaman penjajahan Belanda disebut . . . .
4. Kerja paksa zaman Jepang disebut . . . .
5. Contoh kerja adalah jalan raya pos dari . . . . sampai . . . .
6. Tujuan utama Jepang membentuk organisasi sosial dan militer di
Indonesia adalah . . . .
7. Akibat sistem tanam paksa bagi rakyat Indonesia adalah . . . .
8. Pahlawan dari Sumatera Utara penentang penjajah Belanda adalah . .
. .
9. Tokoh besar dalam bidang pendidikan sebagai pendiri Taman Siswa
dan dikenal sebagai “Bapak Pendidikan Indonesia” adalah . . . .
10. Kekejaman pemerintah Hindia Belanda diceritakan melalui tulisan
yang berjudul Max Havelaar. Karya tersebut ditulis oleh . . . . .
Lampiran 4
89
Lampiran 5
Data Nilai Kelas Kontrol
Data Nilai Pretest Kelas Kontrol
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai
1. AA 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 15 37,5 2. FABP 2 1 1 4 1 1 4 1 1 1 17 42,5 3. ASA 4 0 4 4 0 1 4 4 4 0 25 55 4. SRH 1 0 4 4 0 1 4 4 4 0 22 62,5 5. AS 1 1 4 1 1 1 4 1 0 0 13 32,5 6. MR 1 1 4 1 1 1 4 4 0 0 17 42,5 7. FRK 0 4 3 0 0 0 3 0 4 0 14 35 8. RF 1 1 4 1 1 0 4 4 1 1 18 45 9. IMDP 1 4 3 4 0 1 2 1 0 0 16 50
10. WAL 1 4 4 1 1 1 4 1 1 1 19 47,5 11. RBR 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 15 37,5 12. DA 2 4 4 1 1 0 4 0 0 0 16 40 13. JSN 2 4 4 1 1 0 2 0 0 0 14 35 14. CFA 1 4 4 4 0 0 2 0 0 0 12 30 15. AK 3 1 3 4 0 0 1 0 0 0 12 30 16. HMRP 3 1 3 4 0 0 1 1 0 0 13 32,5 17. IR 2 4 4 0 0 0 2 0 0 0 12 30 18. AAP 2 4 4 1 1 0 4 0 0 0 16 40 19. POA 2 4 4 4 0 0 4 0 0 0 18 45 20. AUH 2 4 4 1 1 0 4 0 0 0 16 40 21. ROS 2 4 4 1 1 0 4 1 0 0 17 42,5 22. SDA 2 4 4 1 1 1 4 0 1 0 18 47,5 23. ANS 3 1 4 1 1 1 4 4 0 0 19 47,5 24. SS 3 4 4 1 1 0 1 1 1 0 16 40 25. MD 3 1 1 4 1 1 1 1 1 1 15 37,5 26. JSS 1 4 0 4 0 1 0 0 1 0 11 27,5 27. KN 1 4 4 1 1 0 1 1 0 1 14 35 28. FES 1 1 3 1 1 4 4 4 4 1 24 60 29. MDMP 4 1 3 1 1 4 4 4 0 0 22 55 30. ASR 3 1 3 1 1 3 4 4 0 0 20 50 31. MR 3 1 3 1 1 0 3 4 0 0 20 50 32. FRR 2 1 3 4 1 1 1 4 0 0 14 35 33. ZF 1 4 0 4 0 1 0 0 1 0 11 27,5 34. FH 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 13 35
90
Data Nilai Posttest Kelas Kontrol
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai
1. AA 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 14 35 2. FABP 1 1 1 1 4 1 3 1 1 4 18 40 3. ASA 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 36 87,5 4. SRH 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 33 82,5 5. AS 4 1 1 1 4 1 4 4 1 1 22 55 6. MR 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 19 47,5 7. FRK 1 4 4 4 2 3 3 4 1 2 28 70 8. RF 4 1 1 1 4 1 4 4 1 1 22 55 9. IMDP 1 1 4 1 1 1 3 1 1 4 18 45
10. WAL 1 1 4 1 1 1 3 1 1 4 18 45 11. RBR 2 1 4 1 1 1 4 1 1 1 17 42,5 12. DA 2 1 4 1 4 1 4 1 1 1 20 50 13. JSN 4 1 4 1 4 1 2 1 1 4 23 57,5 14. CFA 1 1 4 1 4 1 4 4 4 4 28 70 15. AK 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 14 35 16. HMRP 3 4 4 4 3 2 2 4 1 4 31 77,5 17. IR 1 1 4 1 4 1 4 1 4 4 25 62,5 18. AAP 2 4 1 1 4 1 4 4 1 4 26 65 19. POA 1 1 1 1 4 1 2 1 1 4 17 40 20. AUH 4 4 1 1 4 1 4 1 1 4 25 62,5 21. ROS 2 4 1 1 4 1 4 1 1 4 23 57,5 22. SDA 2 1 4 1 1 1 3 1 1 1 16 40 23. ANS 4 1 1 1 4 1 4 4 1 1 22 55 24. SS 2 1 4 1 3 1 4 1 1 2 20 50 25. MD 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 13 32,5 26. JSS 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 13 32,5 27. KN 2 1 4 1 3 1 4 1 1 4 22 55 28. FES 2 4 1 1 4 1 2 4 4 4 27 67,5 29. MDMP 2 1 1 1 4 1 3 4 1 1 19 42,5 30. ASR 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 33 82,5 31. MR 1 1 1 1 4 1 1 4 4 1 19 47,5 32. FRR 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 14 35 33. ZF 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 13 32,5 34. FH 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 14 35
91
Lampiran 6
Data Nilai Kelas Eksperimen
Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai
1. ZK 2 4 4 4 4 1 1 1 4 1 26 65 2. SF 3 4 4 1 1 1 1 1 4 1 21 52,5 3. HZR 3 4 4 4 4 1 1 1 4 1 27 67,5 4. WAS 1 4 4 1 1 1 4 1 4 1 22 55 5. AM 4 1 1 4 4 1 3 1 2 1 22 55 6. VAS 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 28 70 7. SZ 2 1 3 4 4 1 1 1 4 1 22 55 8. ZMP 4 1 4 1 1 1 2 1 3 1 19 47,5 9. NPW 1 4 3 4 4 1 1 1 4 1 25 60
10. FM 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 14 35 11. ABR 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 15 37,5 12. MHZ 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 15 37,5 13. KDSA 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 13 32,5 14. AZW 4 1 3 1 1 1 1 1 0 1 14 35 15. NAMF 4 4 4 4 4 1 2 1 3 1 28 70 16. AAF 2 4 3 4 4 1 1 1 4 1 25 62,5 17. SH 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 14 35 18. KM 2 4 1 1 3 1 1 1 4 1 19 47,5 19. AQ 4 4 4 1 1 1 1 1 3 1 21 52,5 20. NA 3 4 4 1 1 1 1 1 4 1 21 52,5 21. RF 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 14 35 22. KA 4 4 4 1 1 1 1 1 4 1 22 55 23. AZ 4 1 4 4 1 1 1 1 4 1 22 55 24. MFRH 4 1 1 3 4 1 1 1 2 1 19 47,5 25. ANRD 4 4 3 4 4 1 1 1 4 1 27 67,5 26. KDA 1 3 3 4 1 1 1 1 4 1 20 50 27. HC 1 3 4 4 1 1 1 1 4 1 21 52,5 28. NPM 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 27,5 29. AN 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 16 40 30. RAH 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 17 42,5 31. PDTRD 1 4 3 1 1 1 1 1 4 1 18 45 32. KLZ 3 4 4 4 4 1 1 1 4 1 27 67,5 33. DAP 1 4 4 4 4 1 1 1 4 1 25 62,5
92
Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Nilai
1. ZK 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 36 90 2. SF 2 4 1 4 4 1 2 4 4 4 30 75 3. HZR 2 4 4 1 3 1 2 4 2 4 27 77,5 4. WAS 2 4 1 1 4 1 3 4 4 4 28 70 5. AM 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 28 70 6. VAS 4 4 1 4 4 1 2 4 4 4 32 80 7. SZ 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 34 85 8. ZMP 4 4 1 4 4 1 2 1 2 1 24 60 9. NPW 1 4 1 4 4 1 2 4 1 4 26 65
10. FM 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 14 35 11. ABR 4 4 4 1 3 1 1 1 2 1 22 55 12. MHZ 4 4 1 4 4 1 2 4 4 4 32 80 13. KDSA 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 15 37,5 14. AZW 4 4 4 1 4 1 2 4 1 4 29 72,5 15. NAMF 4 4 4 4 3 3 2 4 3 1 35 87,5 16. AAF 1 4 1 4 4 1 2 4 1 4 26 65 17. SH 4 4 3 4 4 1 1 1 4 1 27 67,5 18. KM 3 4 3 4 4 1 1 1 3 1 25 62,5 19. AQ 2 4 1 4 4 1 1 4 4 1 26 65 20. NA 2 4 4 1 3 1 1 4 4 4 28 70 21. RF 3 4 1 4 1 1 1 1 1 1 18 45 22. KA 1 4 1 4 4 1 2 1 2 1 21 52,5 23. AZ 4 4 1 4 4 1 2 3 2 4 29 72,5 24. MFRH 1 1 3 4 4 1 1 1 4 1 21 52,5 25. ANRD 2 4 4 1 3 1 4 4 2 4 29 72,5 26. KDA 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 32 80 27. HC 2 1 4 1 3 1 1 4 2 4 23 57,5 28. NPM 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 16 40 29. AN 2 4 1 1 4 4 1 4 4 4 16 72,5 30. RAH 3 1 1 4 4 1 1 1 1 1 18 45 31. PDTRD 2 4 1 1 3 1 2 4 1 1 20 50 32. KLZ 2 4 1 4 4 1 1 4 2 4 27 67,5 33. DAP 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 37 92,5
93
Lampiran 7
Konversi Perhitungan Nilai
a. Pretest Kelas Kontrol
Resp Skor Skor Ideal Transformasi Hasil
1. 15 40 15
40 x 100 37,5
2. 17 40 17
40 x 100 42,5
3. 25 40 25
40 x 100 55
4. 22 40 22
40 x 100 62,5
5. 13 40 13
40 x 100 32,5
6. 17 40 17
40 x 100 42,5
7. 14 40 14
40 x 100 35
8. 18 40 18
40 x 100 45
9. 16 40 16
40 x 100 50
10. 19 40 19
40 x 100 47,5
11. 15 40 15
40 x 100 37,5
12. 16 40 16
40 x 100 40
13. 14 40 14
40 x 100 35
14. 12 40 12
40 x 100 30
15. 12 40 12
40 x 100 30
16. 13 40 13
40 x 100 32,5
17. 12 40 12
40 x 100 30
18. 16 40 16
40 x 100 40
19. 18 40 18
40 x 100 45
94
20. 16 40 16
40 x 100 40
21. 17 40 17
40 x 100 42,5
22. 18 40 18
40 x 100 47,5
23. 19 40 19
40 x 100 47,5
24. 16 40 16
40 x 100 40
25. 15 40 15
40 x 100 37,5
26. 11 40 11
40 x 100 27,5
27. 14 40 14
40 x 100 35
28. 24 40 24
40 x 100 60
29. 22 40 22
40 x 100 55
30. 20 40 20
40 x 100 50
31. 20 40 20
40 x 100 50
32. 14 40 14
40 x 100 35
33. 11 40 11
40 x 100 27,5
34. 13 40 13
40 x 100 35
b. Posttest Kelas Kontrol
Resp Skor Skor Ideal Transformasi Hasil
1. 14 40 14
40 x 100 35
2. 18 40 18
40 x 100 40
3. 36 40 36
40 x 100 87,5
4. 33 40 33
40 x 100 82,5
5. 22 40 22
40 x 100 55
95
6. 19 40 19
40 x 100 47,5
7. 28 40 28
40 x 100 70
8. 22 40 22
40 x 100 55
9. 18 40 18
40 x 100 45
10. 18 40 18
40 x 100 45
11. 17 40 17
40 x 100 42,5
12. 20 40 20
40 x 100 50
13. 23 40 23
40 x 100 57,5
14. 28 40 28
40 x 100 70
15. 14 40 14
40 x 100 35
16. 31 40 31
40 x 100 77,5
17. 25 40 25
40 x 100 62,5
18. 26 40 26
40 x 100 65
19. 17 40 17
40 x 100 40
20. 25 40 25
40 x 100 62,5
21. 23 40 23
40 x 100 57,5
22. 16 40 16
40 x 100 40
23. 22 40 22
40 x 100 55
24. 20 40 20
40 x 100 50
25. 13 40 13
40 x 100 32,5
26. 13 40 13
40 x 100 32,5
27. 22 40 22
40 x 100 55
96
28. 27 40 27
40 x 100 67,5
29. 19 40 19
40 x 100 42,5
30. 33 40 33
40 x 100 82,5
31. 19 40 19
40 x 100 47,5
32. 14 40 14
40 x 100 35
33. 13 40 13
40 x 100 32,5
34. 14 40 14
40 x 100 35
97
Lampiran 8
Konversi Perhitungan Nilai
a. Pretest Kelas Eksperimen
Resp Skor Skor Ideal Transformasi Hasil
1. 26 40 26
40 x 100 65
2. 21 40 21
40 x 100 52,5
3. 27 40 27
40 x 100 67,5
4. 22 40 22
40 x 100 55
5. 22 40 22
40 x 100 55
6. 28 40 28
40 x 100 70
7. 22 40 22
40 x 100 55
8. 19 40 19
40 x 100 47,5
9. 25 40 25
40 x 100 60
10. 14 40 14
40 x 100 35
11. 15 40 15
40 x 100 37,5
12. 15 40 15
40 x 100 37,5
13. 13 40 13
40 x 100 32,5
14. 14 40 14
40 x 100 35
15. 28 40 28
40 x 100 70
16. 25 40 25
40 x 100 62,5
17. 14 40 14
40 x 100 35
18. 19 40 19
40 x 100 47,5
98
19. 21 40 21
40 x 100 52,5
20. 21 40 21
40 x 100 52,5
21. 14 40 14
40 x 100 35
22. 22 40 22
40 x 100 55
23. 22 40 22
40 x 100 55
24. 19 40 19
40 x 100 47,5
25. 27 40 27
40 x 100 67,5
26. 20 40 20
40 x 100 50
27. 21 40 21
40 x 100 52,5
28. 11 40 11
40 x 100 27,5
29. 16 40 16
40 x 100 40
30. 17 40 17
40 x 100 42,5
31. 18 40 18
40 x 100 45
32. 27 40 27
40 x 100 67,5
33. 25 40 25
40 x 100 62,5
b. Posttest Kelas Eksperimen
Resp Skor Skor Ideal Transformasi Hasil
1. 36 40 36
40 x 100 90
2. 30 40 30
40 x 100 75
3. 27 40 27
40 x 100 77,5
4. 28 40 28
40 x 100 70
5. 28 40 28
40 x 100 55
99
6. 32 40 32
40 x 100 80
7. 34 40 34
40 x 100 85
8. 24 40 24
40 x 100 60
9. 26 40 26
40 x 100 65
10. 14 40 14
40 x 100 35
11. 22 40 22
40 x 100 55
12. 32 40 32
40 x 100 80
13. 15 40 15
40 x 100 37,5
14. 29 40 29
40 x 100 72,5
15. 35 40 35
40 x 100 87,5
16. 26 40 26
40 x 100 65
17. 27 40 27
40 x 100 67,5
18. 25 40 25
40 x 100 62,5
19. 26 40 26
40 x 100 65
20. 28 40 28
40 x 100 70
21. 18 40 18
40 x 100 45
22. 21 40 21
40 x 100 52,5
23. 29 40 29
40 x 100 72,5
24. 21 40 21
40 x 100 52,5
25. 29 40 29
40 x 100 72,5
26. 32 40 32
40 x 100 80
27. 23 40 23
40 x 100 57,5
100
28. 16 40 16
40 x 100 40
29. 16 40 16
40 x 100 72,5
30. 18 40 18
40 x 100 45
31. 20 40 20
40 x 100 50
32. 27 40 27
40 x 100 67,5
33. 37 40 37
40 x 100 92,5
101
Lampiran 9 RPP Kelas Kontrol
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah : SDN Serua 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi : Tokoh Pejuang Bangsa pada Masa Penjajahan
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran (4 x pertemuan)
Hari/ Tanggal : Senin dan Rabu/ 29, 31 Januari & 12, 21 Februari
2018
A. Standar Kompetensi : Menghargai peranan para tokoh
pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang di Indonesia.
C. Indikator :
1. Mendeskripsikan masa penjajahan Belanda.
2. Menyebutkan tokoh pejuang yang melakukan perlawanan pada
masa penjajahan Belanda beserta daerah asalnya.
3. Mendeskripsikan masa pendudukan Jepang.
4. Menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam pergerakan nasional.
102
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengetahui dan memahami apa saja yang terjadi
pada masa penjajahan Belanda.
2. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh pejuang yang melakukan
perlawanan pada masa penjajahan Belanda beserta daerah
asalnya.
3. Siswa dapat mengetahui dan memahami apa saja yang terjadi
pada masa pendudukan Jepang.
4. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam
pergerakan nasional.
E. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang.
F. Stategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran Inquiri
2. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 dan Ke-2
1. Kegiatan Awal
• Siswa diberikan ucapan salam pembuka oleh guru.
• Siswa diajak berdo’a bersama dan dipimpin teman yang
mendapat giliran memimpin do’a.
• Guru mengabsen siswa.
103
• Siswa diajak oleh guru untuk membuat kesepakatan di kelas
agar pembelajaran menjadi kondusif.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Siswa diberikan stimulus oleh guru untuk mengingat
kembali pelajaran yang lalu mengenai sejarah perjuangan
para tokoh-tokoh pejuang yaitu penjajahan pada masa
Belanda dan perjuangan tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda.
• Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang akan dipelajari yaitu
perjuangan tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
Elaborasi
• Guru menjelaskan kepada siswa materi tentang
kedatangan bangsa Belanda
• Bersama siswa, guru membahas kongsi dagang yang
didirikan Belanda, yaitu VOC.
• Guru meminta siswa untuk membaca kisah perlawanan
tokoh-tokoh daerah dalam menghadapi VOC dalam buku
materi.
• Guru meminta siswa merangkum materi yang menceritakan
perlawanan tokoh daerah menghadapi VOC, misalnya
Tuanku Imam Bonjol.
104
• Guru meminta siswa maju ke depan membacakan sedikit
hasil rangkuman yang telah ditulis.
Konfirmasi
• Siswa diajak kembali untuk bersama-sama menyebutkan
tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
• Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahaminya.
3. Kegiatan Akhir
• Siswa diajak bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
• Siswa diberikan pertanyaan mengenai pendapatnya tentang
pembelajaran, apakah menyenangkan atau tidak.
• Siswa diingatkan untuk kembali belajar di rumah dan
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
• Siswa mendapat giliran untuk memimpin do’a, diajak untuk
maju ke depan dan memimpin do’a sebelum pulang.
• Siswa diberikan ucapan salam penutup oleh guru.
Pertemuan Ke-3 dan Ke-4
1. Kegiatan Awal
• Siswa diberikan ucapan salam pembuka oleh guru.
• Siswa diajak berdo’a bersama dan dipimpin teman yang
mendapat giliran memimpin do’a.
• Guru mengabsen siswa.
105
• Siswa diajak oleh guru untuk membuat kesepakatan di kelas
agar pembelajaran menjadi kondusif.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Siswa diberikan stimulus oleh guru untuk mengingat
kembali pelajaran yang lalu mengenai sejarah perjuangan
para tokoh-tokoh pejuang yang dibahas, yaitu penjajahan
pada masa Jepang dan tokoh-tokoh penting pergerakan
nasional.
Elaborasi
• Guru menjelaskan kepada siswa materi tentang
kedatangan bangsa Jepang
• Bersama siswa, guru membahas organisasi-organisasi
yang didirikan Jepang misalnya PUTERA.
• Guru meminta siswa untuk membaca kisah tokoh-tokoh
penting pergerakan nasional dalam buku materi.
• Guru meminta siswa merangkum materi penjajahan Jepang
di Indonesia dan tokoh-tokoh penting pergerakan nasional,
misalnya Ki Hajar Dewantara.
• Guru meminta siswa maju ke depan membacakan sedikit
hasil rangkuman yang telah ditulis.
106
Konfirmasi
• Siswa diajak kembali untuk bersama-sama menyebutkan
tokoh-tokoh pergerakan nasional.
• Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahaminya.
3. Kegiatan Akhir
• Siswa diajak bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
• Siswa diberikan pertanyaan mengenai pendapatnya tentang
pembelajaran, apakah menyenangkan atau tidak.
• Siswa diingatkan untuk kembali belajar di rumah dan
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
• Siswa mendapat giliran untuk memimpin do’a, diajak untuk
maju ke depan dan memimpin do’a sebelum pulang.
• Siswa diberikan ucapan salam penutup oleh guru.
H. Sumber, dan Media
• Sumber belajar : Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V,
buku LKS kelas V,
• Media : Media yang digunakan pada pembelajaran ini
yaitu berupa benda-benda yang ada di sekitar misalnya gambar-
gambar tokoh-tokoh pahlawan yang dipasang didinding.
107
I. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Proses
No Nama Siswa
Aspek yang Diamati Skor
Keaktifan Keberanian Kesungguhan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keterangan :
Skor 1 : Kurang baik Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup baik Skor 4 : Sangat Baik
Kriteria penilaian proses :
0-4 : D (Kurang) 9-12 : B (Baik)
5-8 : C (Cukup) 13-16 : A (Baik sekali)
2. Penilaian Hasil
Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas :
Latihan Soal!
1. Awalnya bangsa Belanda datang ke Indonesia untuk . . . .
2. Kerja paksa zaman Jepang disebut . . . .
3. Istilah tanam paksa pada zaman penjajahan Belanda disebut . . . .
4. Tujuan Jepang membentuk organisasi sosial dan militer di
Indonesia adalah . . . .
108
5. Akibat sistem tanam paksa bagi rakyat Indonesia adalah . . . .
6. Perlawanan Imam Bonjol di Sumatera dikenal sebagai perang . . .
7. Perang Paderi tahun 1825 timbul akibat . . . .
8. Nama Benteng Belanda yang berhasil direbut oleh Pattimura di
Saparua adalah . . . .
9. Tokoh besar dalam bidang pendidikan sebagai pendiri Taman
Siswa dan dikenal sebagai “Bapak Pendidikan Indonesia” adalah
. . . .
10. Kekejaman pemerintah Hindia Belanda diceritakan melalui tulisan
yang berjudul “Max Havelaar”. Karya tersebut ditulis oleh . . . .
Kunci Jawaban
No Jawaban Skor
1. Untuk mencari rempah-rempah 4
2. Romusha 4
3. Cultuur Stelsel 4
4. Menarik simpati rakyat 4
5. Rakyat menjadi menderita 4
6. Perang paderi 4
7.
• Kaum paderi menentang berbagai kebiasaan yang dilakukan kaum adat
• Kaum adat tidak terima terhadap pertentangan kaum paderi
4
8. Duurstede 4
9. Ki Hajar Dewantara 4
10. Edward Douwes Dekker 4
Total 40
109
Rumus :
10 (Jumlah soal) x 4 (skor tertinggi rubrik) = 4 0 (Hasil)
Jumlah seluruh skor
Hasil x 100
110
Lampiran 10 RPP Eksperimen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah : SDN Serua 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi : Tokoh Pejuang Bangsa pada Masa Penjajahan
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran (4 x pertemuan)
Hari/ Tanggal : Selasa dan Kamis/ 23 Januari & 8, 15, 27 Februari
2018
J. Standar Kompetensi : Menghargai peranan para tokoh pejuang
dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
K. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang di Indonesia.
L. Indikator :
5. Mendeskripsikan masa penjajahan Belanda.
6. Menyebutkan tokoh pejuang yang melakukan perlawanan pada
masa penjajahan Belanda beserta daerah asalnya.
7. Mendeskripsikan masa pendudukan Jepang.
8. Menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam pergerakan nasional.
111
M. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa dapat mengetahui dan memahami apa saja yang terjadi
pada masa penjajahan Belanda.
6. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh pejuang yang melakukan
perlawanan pada masa penjajahan Belanda beserta daerah
asalnya.
7. Siswa dapat mengetahui dan memahami apa saja yang terjadi
pada masa pendudukan Jepang.
8. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam
pergerakan nasional.
N. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang.
O. Stategi dan Metode Pembelajaran
1. Model : Cooperative Learning
2. Metode : Snowball Throwing
P. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 dan Ke-2
4. Kegiatan Awal
• Siswa diberikan ucapan salam pembuka oleh guru.
• Siswa diajak berdo’a bersama dan dipimpin teman yang
mendapat giliran memimpin do’a.
• Guru mengabsen siswa.
• Siswa diajak oleh guru untuk membuat kesepakatan di kelas
agar pembelajaran menjadi kondusif.
112
5. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Siswa diberikan stimulus oleh guru untuk mengingat
kembali pelajaran yang lalu mengenai sejarah perjuangan
para tokoh-tokoh pejuang yaitu penjajahan pada masa
Belanda dan perjuangan tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda.
• Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang akan dipelajari yaitu
perjuangan tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
Elaborasi
Langkah-langkah Metode Snowball Throwing :
• Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 7 orang.
• Guru memanggil masing-masing ketua kelompok maju ke
depan.
• Guru menjelaskan materi pelajaran yaitu tentang
penjajahan pada masa Belanda dan tokoh-tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda kepada masing-masing
kelompok.
• Ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing
untuk menjelaskan materi yang diberikan oleh guru kepada
anggota kelompoknya.
113
• Siswa ditugaskan membuat pertanyaan berdasarkan materi
yang telah dijelaskan, kemudian pertanyaan tersebut
dituliskan pada kertas yang disediakan. Lalu kertas tersebut
dibentuk menjadi sebuah bola.
• Bola yang sudah dibuat tadi dilempar dari satu siswa ke
siswa lain selama 5 menit.
• Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada
ditangannya secara bergantian dan membacakan
jawabannya di depan kelas.
• Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum dimengerti oleh siswa.
Konfirmasi
• Siswa diajak kembali untuk bersama-sama menyebutkan
tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
• Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahaminya.
6. Kegiatan Akhir
• Siswa diajak bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
• Siswa diberikan pertanyaan mengenai pendapatnya tentang
pembelajaran, apakah menyenangkan atau tidak.
• Siswa diingatkan untuk kembali belajar di rumah dan
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
114
• Siswa mendapat giliran untuk memimpin do’a, diajak untuk
maju ke depan dan memimpin do’a sebelum pulang.
Siswa diberikan ucapan salam penutup oleh guru.
Pertemuan Ke-3 dan Ke-4
3. Kegiatan Awal
• Siswa diberikan ucapan salam pembuka oleh guru.
• Siswa diajak berdo’a bersama dan dipimpin teman yang
mendapat giliran memimpin do’a.
• Guru mengabsen siswa.
• Siswa diajak oleh guru untuk membuat kesepakatan di kelas
agar pembelajaran menjadi kondusif.
4. Kegiatan Inti
Eksplorasi
• Siswa diberikan stimulus oleh guru untuk mengingat
kembali pelajaran yang lalu mengenai sejarah perjuangan
para tokoh-tokoh pejuang yang dibahas, yaitu penjajahan
pada masa Jepang dan tokoh-tokoh penting pergerakan
nasional.
Elaborasi
Langkah-langkah Metode Snowball Throwing :
• Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 7 orang.
115
• Guru memanggil masing-masing ketua kelompok maju ke
depan.
• Guru menjelaskan materi pelajaran yaitu tentang
penjajahan pada masa Jepang dan tokoh-tokoh pergerakan
nasional kepada masing-masing kelompok.
• Ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing
untuk menjelaskan materi yang diberikan oleh guru kepada
anggota kelompoknya.
• Siswa ditugaskan membuat pertanyaan berdasarkan materi
yang telah dijelaskan, kemudian pertanyaan tersebut
dituliskan pada kertas yang disediakan. Lalu kertas tersebut
dibentuk menjadi sebuah bola.
• Bola yang sudah dibuat tadi dilempar dari satu siswa ke
siswa lain selama 5 menit.
• Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada
ditangannya secara bergantian dan membacakan
jawabannya di depan kelas.
• Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum dimengerti oleh siswa.
Konfirmasi
• Siswa diajak kembali untuk bersama-sama menyebutkan
tokoh-tokoh pergerakan nasional.
116
• Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahaminya.
4. Kegiatan Akhir
• Siswa diajak bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
• Siswa diberikan pertanyaan mengenai pendapatnya tentang
pembelajaran, apakah menyenangkan atau tidak.
• Siswa diingatkan untuk kembali belajar di rumah dan
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
• Siswa mendapat giliran untuk memimpin do’a, diajak untuk
maju ke depan dan memimpin do’a sebelum pulang.
• Siswa diberikan ucapan salam penutup oleh guru.
Q. Sumber, dan Media
• Sumber belajar : Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V,
buku LKS kelas V,
• Media : Media yang digunakan pada pembelajaran ini
yaitu berupa benda-benda yang ada di sekitar misalnya gambar-
gambar tokoh-tokoh pahlawan yang dipasang di dinding.
117
R. Instrumen Penilaian
3. Penilaian Proses
Kel No Nama Siswa
Aspek yang Diamati Skor
Keaktifan Keberanian Kesungguhan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keterangan :
Skor 1 : Kurang baik Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup baik Skor 4 : Sangat Baik
Kriteria penilaian proses :
0-4 : D (Kurang) 9-12 : B (Baik)
5-8 : C (Cukup) 13-16 : A (Baik sekali)
4. Penilaian Hasil
Nama : Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan
Sosial
Kelas :
Latihan Soal!
11. Awalnya bangsa Belanda datang ke Indonesia untuk . . . .
12. Kerja paksa zaman Jepang disebut . . . .
13. Istilah tanam paksa pada zaman penjajahan Belanda disebut
. . . .
118
14. Tujuan Jepang membentuk organisasi sosial dan militer di
Indonesia adalah . . . .
15. Akibat sistem tanam paksa bagi rakyat Indonesia adalah . . .
.
16. Perlawanan Imam Bonjol di Sumatera dikenal sebagai
perang . . .
17. Perang Paderi tahun 1825 timbul akibat . . . .
18. Nama Benteng Belanda yang berhasil direbut oleh Pattimura
di Saparua adalah . . . .
19. Tokoh besar dalam bidang pendidikan sebagai pendiri
Taman Siswa dan dikenal sebagai “Bapak Pendidikan Indonesia”
adalah . . . .
20. Kekejaman pemerintah Hindia Belanda diceritakan melalui tulisan
yang berjudul “Max Havelaar”. Karya tersebut ditulis oleh . . .
Kunci Jawaban
No Jawaban Skor
1. Untuk mencari rempah-rempah 4
2. Romusha 4
3. Cultuur Stelsel 4
4. Menarik simpati rakyat 4
5. Rakyat menjadi menderita 4
6. Perang paderi 4
7.
• Kaum paderi menentang berbagai kebiasaan yang dilakukan kaum adat
• Kaum adat tidak terima terhadap pertentangan kaum paderi
4
8. Duurstede 4
9. Ki Hajar Dewantara 4
10. Edward Douwes Dekker 4
Total 40
119
Rumus :
10 (Jumlah soal) x 4 (skor tertinggi rubrik) = 4 0 (Hasil)
Jumlah seluruh skor
Hasil x 100
120
Lampiran 11
Hasil Uji Validasi Aiken
Butir
Soal
Skor Ahli s (skor - 1)
V
Keputusan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 14 0.7 Valid
2 1 4 4 3 4 0 3 3 2 3 11 0,55 Revisi
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 17 0,85 Valid
4 4 3 3 5 2 3 2 2 4 1 12 0,6 Revisi
5 3 2 2 5 3 2 1 1 4 2 10 0,5 Revisi
6 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 15 0,75 Valid
7 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 15 0,75 Valid
8 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 17 0,85 Valid
9 3 3 3 5 2 2 2 2 4 1 11 0,55 Revisi
10 5 4 1 3 3 4 3 0 2 2 11 0,55 Revisi
11 2 5 4 1 3 1 4 3 0 2 10 0,5 Revisi
12 4 5 4 5 4 3 4 3 4 3 17 0,85 Valid
13 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 19 0,95 Valid
14 4 5 4 5 4 3 4 3 4 3 17 0,85 Valid
15 3 2 2 4 2 2 1 1 3 1 8 0,4 Revisi
16 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 19 0,95 Valid
17 2 4 3 4 3 1 3 2 3 2 11 0,55 Revisi
18 5 1 3 4 4 4 0 2 3 3 12 0,6 Revisi
19 4 5 4 3 1 3 4 3 2 0 12 0,6 Revisi
20 5 4 5 4 5 4 3 4 3 4 18 0,90 Valid
Keterangan :
Rumus Validitas Aiken : ( ) −
=1cn
sV dengan Lors −=
s
121
r = angka yang diberikan penilai
Lo = angka penilaian validitas terendah
C = angka penilaian validitas tertinggi
Status Nilai V
0,00 – 0,33 = DROP
0,34 – 0,67 = REVISI
0,68 – 1,00 = VALID
122
Lampiran 12
Uji Reliabilitas Anova Hoyt
No. Butir
Skor Penilaian Panelis ∑Xi. ∑Xi.2
Skor Penilaian Panelis Kuadrat ∑Xi.2
1 2 3 4 5 1^2 2^2 3^2 4^2 5^2
1 4 4 4 4 3 19 361 16 16 16 16 9 73
2 4 4 4 4 4 20 400 16 16 16 16 16 80
3 4 4 4 4 4 20 400 16 16 16 16 16 80
4 4 4 4 4 4 20 400 16 16 16 16 16 80
5 5 4 5 4 4 22 484 25 16 25 16 16 98
6 4 5 4 5 4 22 484 16 25 16 25 16 98
7 5 4 5 5 5 24 576 25 16 25 25 25 116
8 4 5 4 5 4 22 484 16 25 16 25 16 98
9 5 4 5 5 5 24 576 25 16 25 25 25 116
10 5 4 5 4 5 23 529 25 16 25 16 25 107
∑X.j 44 42 44 44 42 ∑X..
4694 196 178 196 196 180 ∑Xij
2
216 946
∑X.j2 1936 1764 1936 1936 1764 9336
Xij, I = 1, 2, 3, ..., 5
J = 1, 2, 3, ..., 10
Nbaris = 10
Nkolom = 5
N = Nbaris x Nkolom = 50
xij.2 = 946
xi.2 = 4694
x.j2 = 9336
X.. = 216
(X..)2 = 46656
123
RJKbaris = JKbaris
= 5,68
= 0,63 dbbaris 9
RJKeror = JKeror
= 6,72
= 0,19 dberor 36
r = RJKbaris - RJKeror
RJKbaris
= 0,63 - 0,19
0,63
= 0,70
JKbaris = 1
xi.2 -
X..2
Nk N
= 1
4694 - 46656
5 50 = 5,68
JKkolom = 1
x.j2 -
X..2
Nb N
=
1 9336 -
46656 10 50
= 0,48
JKeror = JKTotal - JKbaris - JKkolom
= 12,88 - 5,68 - 0,48
= 6,72
dbbaris = baris - 1
= 10 - 1
= 9
dbkolom = kolom - 1
= 5 - 1
= 4
dberor = dbbaris x dbkolom
= 9 x 4
= 36
r = 0,70 : Reliabel
JKTotal = xij.2 -
X..2
N
= 946 - 46656
50 = 12,88
dbTotal = N - 1
= 50 - 1
= 49
124
Lampiran 13
Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eks
N 33
Normal Parametersa,b Mean ,3997
Std. Deviation ,04700
Most Extreme Differences Absolute ,096
Positive ,096
Negative -,090
Kolmogorov-Smirnov Z ,559
Asymp. Sig. (2-tailed) ,913
a. Test distibution is Normal
0,913 > 0,05 b. Calculated from data
Data Berdistribusi Normal
Uji Normalitas Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kontrol
N 34
Normal Parametersa,b Mean ,2745
Std. Deviation ,06492
Most Extreme Differences Absolute ,121
Positive ,121
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,696
Asymp. Sig. (2-tailed) ,718
a. Test distibution is Normal
0,718 > 0,05 b. Calculated from data
Data Berdistribusi Normal
125
Lampiran 14
Uji Homogenitas menggunakan Lavene-test
Levene Statistic
df1 df2 Sig. Hipotesis Keputusan
0,722 1 67 0,399 Ho diterima Homogen
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Between Groups ,007 1 ,007 ,037 ,849
Within Groups 12,960 65 ,199
Total 12,967 66
126
Lampiran15
Ujit-independent (Polled Varian)
Resp n-gain Eksp
n-gain Kontrol
1 0,909 -0,05 2 0,562 -0,555 3 0,4 1 4 0,4 0,8 PerhitunganPolled Varian
5 0,4 0,409 t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
6 0,444 0,111 7 0,8 0,666 n-gain Eksp n-gain Kontrol
8 0,27 0,235 Mean 0,400681212 0,266505294
9 0,153 -0,133 Variance 0,08259059 0,152559891
10 0 -0,0625 Observations 33 34
11 0,318 0,1 Pooled Variance 0,118113467 12 0,772 0,21 Hypothesized Mean Difference 0 13 0,083 0,428 df 65
14 0,652 0,6956 t Stat 1,597658270
15 0,777 0,0869 P(T<=t) one-tail 0,057484753 16 0,833 0,818 t Critical one-tail 1,668635976
17 0,56 0,565 P(T<=t) two-tail 0,114969506 18 0,33 0,526 t Critical two-tail 1,997137887 19 0,3125 -0,1176 20 0,4375 0,47368
21 0,174 0,333 22 0,0625 -0,1875 23 0,466 0,1875 24 0,111 0,21
25 0,2 -0,1 26 0,70588 0,0833
27 0,125 0,809 28 0,192 0,272 29 0,6155 -0,3846 30 0,0526 0,866 31 0,105 -0,0666 32 0 0 33 1 0,833 34 0
127
Lampiran 16
Uji t-paired (Related Varian)
Kelas Kontrol
t-Test: Paired Two Sample for Means
Pretest Posttest
Mean 41,17647059 52,64706
Variance 82,28609626 248,0838
Observations 34 34
Pearson Correlation 0,354005977 Hypothesized Mean Difference 0 Df 33 t Stat -4,417811717 P(T<=t) one-tail 5,06788E-05 t Critical one-tail 1,692360258 P(T<=t) two-tail 0,000101358 t Critical two-tail 2,034515287
128
Lampiran 17
Uji t-paired (Related Varian)
Kelas Eksperimen
t-Test: Paired Two Sample for Means (Ekperimen)
Pretest Posttest
Mean 50,60606060 65,83333333
Variance 146,8868371 226,8229166
Observations 33 33
Pearson Correlation 0,652003715 Hypothesized Mean Difference 0 Df 32
t Stat --
7,509428776 P(T<=t) one-tail 7,505614611 t Critical one-tail 1,693888702 P(T<=t) two-tail 1,501122922 t Critical two-tail 2,036933334
129
Lampiran 18
Data n-gain
Eksperimen Kontrol
Resp Pre Post n-Gain Resp Pre Post n-Gain
1 65 90 0.909090 1 37.5 35 -0.05
2 52.5 75 0.5625 2 42.5 40 -0.055556
3 67.5 77.5 0.4 3 55 87.5 1
4 55 70 0.4 4 62.5 82.5 0.8
5 55 70 0.4 5 32.5 55 0.409090
6 70 80 0.444444 6 42.5 47.5 0.111111
7 55 85 0.8 7 35 70 0.666667
8 47.5 60 0.277778 8 45 55 0.235294
9 60 65 0.153846 9 50 45 -0.133333
10 35 35 0 10 47.5 45 -0.0625
11 37.5 55 0.318181 11 37.5 42.5 0.1
12 37.5 80 0.772727 12 40 50 0.210526
13 32.5 37.5 0.083 13 35 57.5 0.428571
14 35 72.5 0.652173 14 30 70 0.695652
15 70 87.5 0.777778 15 30 35 0.086956
16 62.5 65 0.083333 16 32.5 77.5 0.818181
17 35 67.5 0.56 17 30 62.5 0.565217
18 47.5 62.5 0.33 18 40 65 0.526315
19 52.5 65 0.3125 19 45 40 -0.117647
20 52.5 70 0.4375 20 40 62.5 0.473684
21 35 45 0.174 21 42.5 57.5 0.333333
22 52,5 55 0.0625 22 47.5 40 -0.1875
23 55 72.5 0.466667 23 47.5 55 0.1875
24 52.5 47.5 0.111 24 40 50 0.210526
25 67.5 72.5 0.2 25 37.5 32.5 -0.1
26 50 80 0.705882 26 27.5 32.5 0.083333
27 52.5 57.5 0.125 27 35 55 0.80952
28 27.5 40 0.1923 28 60 67.5 0.272727
29 40 72.5 0.6155 29 55 42.5 -0.384615
30 42,5 45 0.0526 30 50 82.5 0.866667
31 45 50 0.105263 31 50 47.5 -0.066667
32 67.5 67.5 0 32 35 35 0
33 62.5 92.5 1 33 27.5 32.5 0.083333
JML 1.670 2.172,5 13.22248 34 35 35 0
rata2 50.606 65.83 0.40068 JML 1.400 1.790 9.06118
Rata2 41.17647 52.64705 0.26650
130
Lampiran 19
Daftar Nama Responden
Daftar Nama Siswa SDN Ciputat 01
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
No Nama No Nama
1. Alvin Adimas 1. Zulfa Khodijah
2. Fahryzie Auliya Bima. P 2. Saffina Febyant
3. Alifia Syafina Adril 3. Haviza Zakianah Rizky
4. Syifa Revani Husnunnida 4. Wafi Ahmad Sya’fi
5. Anzar Subekti 5. Arbiyanto Musoleh
6. Muhammad Rafly 6. Varel Aldi Saputra
7. Falisha Ramadhanti Kampi 7. Safina Zahra
8. Radza Fitriandra 8. Zaka Maulana
9. Inggrid Maharani Dwi. P 9. Natasya Putri W
10. Widia Anggun Lestari 10. Faisal Mughini
11. Rayyan Baadilla Rahmat 11. Atila Baadilah Rosid
12. Dzakiran Azalia 12. Muh. Hasbi Zidan
13. Jihan Shifa Nabila 13. Kayla Dwi Shira A
14. Chelsea Firyal Azahra 14. Az-Zahra Wangsaputra
15. Alya Kartika 15. Nur Arinta Mailani Fajrial
16. Hendri Marshalia Ramadani. P 16. Azka Azkia Fathya
17. Indi Rahmawati 17. Sofi Hidayat
18. Afina Amelya Putri 18. Kayla Mardhatillah
19. Putri Octa Aulia 19. Anom Qurohizin
20. Azzahra Ummahatul. H 20. Nadilla Azahra
21. Reva Olivia Sembada 21. Riska Fauziah
22. Sinta Dewi Agustin 22. Khoirul Anam
23. Amna Nur Sendy 23. Arsya Zulkarnaen
24. Sabrina Setyaningrum 24. Muh. Fairul Ramadhan H
25. Muhammad Davin Al-Bukhori 25. Anin Nayarama D
26. Jebby Sisela Sinuhaji 26. Kezia Dwi Amalia
27. Keisya Nadilla 27. Husnul Chotimah
28. Farel Eka Saputra 28. Najwa Putri Maharani
29. Muhammad Darryl Meyza. P 29. Ailsya Nabilah
30. Ayu Senja Rahmawati 30. Rasyid Al Haq
31. Muhamad Rasya 31. Putri Dwi Triesa Reiyn Dn
32. Fadel Rizky Ramadhani 32. Kyo Luthfi Zanardi
33. Zahra Fitriyani 33. Davina Azzalia P
34. Farel Hardiansyah
145
Lampiran 27
Riwayat Hidup Penulis
Nama : Putri Ayu Kardani
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 07 September 1993
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Griya Pamulang Lestari Blok
9 RT. 04 RW. 07 Kel. Pamulang Barat Kec.
Pamulang 15415
Riwayat Keluarga
Orang tua : a. Ayah : Carsono
b. Ibu : Malikhatun
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Kp Bulak II 2000-2006
2. SMP PGRI 1 Ciputat 2006-2009
3. SMA Negeri 9 Tangerang Selatan 2009 - 2012
4. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakarta tahun 2014-2018