perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI MEDIA
PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII
SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
RIDA BAKTI PRATIWI
K4308113
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Rida Bakti Pratiwi
NIM : K4308113
Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENGARUH PENERAPAN
METODE EKSPERIMEN DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN ULAR
TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI
AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN
AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain
itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Rida Bakti Pratiwi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI MEDIA
PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII
SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
RIDA BAKTI PRATIWI
K4308113
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Rida Bakti Pratiwi. PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN
DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA
KELAS VIII SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012.
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh penerapan
metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012; (2)
pengaruh aktivitas siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 1
Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012; dan (3) interaksi antara penerapan metode
eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga dan aktivitas siswa terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran
2011/2012. Penerapan metode eksperimen dan pengembangan suatu media
pembelajaran berbasis permainan akan memunculkan aktivitas siswa di dalam
kelas. Ular tangga merupakan salah satu permainan yang dapat dikombinasikan
dalam proses pembelajaran. Adanya permainan dalam proses pembelajaran akan
memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa dan suatu alternatif baru untuk
melibatkan peran siswa secara aktif.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII SMPN 1
Kebakkramat tahun ajaran 2011/2012. Sampel pada penelitian ini adalah siswa
kelas VIII B sebagai kelompok eksperimen dengan penerapan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga dan siswa kelas VIII D sebagai kelompok
kontrol dengan penerapan metode konvensional. Teknik pengambilan sampel
dengan “Cluster Random Sampling”. Teknik pengumpulan data hasil belajar
biologi menggunakan angket, teknik tes dan lembar observasi. Teknik analisis
data dengan menggunakan Analisis varians (ANAVA) dua jalan dan uji lanjut
Bunfferoni.
Hasil penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: 1) metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga berpengaruh terhadap hasil belajar
biologi ranah kognitif dan psikomotor tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah
afektif; 2) aktivitas siswa berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah
kognitif dan psikomotor tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah afektif; dan 3)
tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat.
Kata Kunci: Hasil Belajar Biologi, Metode Eksperimen, Ular Tangga, Aktivitas
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Rida Bakti Pratiwi. THE INFLUENCE OF EXPERIMENTAL METHODS
APPLICATION ESPOUSED SNAKE AND LADDER MEDIA TOWARD
THE ACHIEVEMENT OF BIOLOGY’S RESULT LEARNING
OBSERVED FROM THE STUDENTS’ ACTIVITIES AT THE 8th
GRADE
STUDENTS OF SMP N 1 KEBAKKRAMAT IN THE ACADEMIC YEAR
2011/2012 Thesis, Surakarta: Biology Education Department of Teacher Training
and Education Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta, July 2012.
This research was aimed to find out : (1) the influence of application
experiment methods espoused snake and ladder media toward students’
achievement in biology learning at the 8th
grade students of SMP N 1
Kebakkramat ; (2) the influence of the students’ activities toward the
achievement of biology’s result learning at the 8th
grade student of SMP N 1
Kebakkramat; and (3) the interaction between learning methods and the student’s
activities toward the achievement in Biology learning at the 8th
grade students of
SMP N 1 Kebakkramat. The application of experimental methods and the
development of a media-based learning game will bring up the activity of the
students in the classroom. Snake and ladder is one game that can be combined in
the learning process. The existence of the game in the learning process will
provide the main attraction for students and a new alternative methods involved
students actively.
This research was quasi experimental studies. The population of this
research is the 8th
grade students of SMP N 1 Kebakkramat in Academic Year
2011/2012. The sample of this research are the students of class VIII B as the
experiment group with the application of experimental methods in snake and
ladder media and the students of class VIII D as the control group with
conventional methods. The sampling technique is "Cluster Random Sampling".
The data of the students’ achievement are completed by questionnaires, test and
observation techniques. The analysis technique of this research use two ways
anava in different cell while the advance analysis is Bunfferoni test.
Results showed that: : 1) the application of experimental methods
espoused snake and ladder media has significant effect toward the students’
biology learning in the cognitive and psychomotor domain, but has no effect
toward the affective of Class VIII SMP N 1 Kebakkramat; 2) the students’
activities have significant effect toward the achievement of biology’s result
learning in the cognitive and psychomotor domain, but has no effect on affective
of Class VIII SMP N 1 Kebakkramat; 3) There is not an interaction between
learning methods and the students’ activities toward the achievement of biology’s
result learning of the student (cognitive, affective, and psychomotor) of Class VIII
SMP N 1 Kebakkramat.
Key Word: Student Achievement In Biology, Experiment Methods, Snake and
Ladder, Student’s activities
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Kesuksesan harus dibayar mahal dengan perjuangan yang keras dan tak mudah
menyerah hanya karena tersandung kerikil tajam.
(penulis)
Perjuangan bukan sekedar berusaha tanpa henti, tetapi ada doa yang terselip di
setiap langkah.
(penulis)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q. S. Al Insyiroh: 5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Dengan Rahmat dan Ridho Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk:
Almarhum ayahku tercinta, sumber inspirasi terbesarku. Semoga engkau
bangga melihat perjuanganku dari tempat yang tak terjangkau.
Ibuku tercinta, terimakasih atas kepercayaan yang diberikan, limpahan
kasih sayang yang tulus tiada henti, dan doa yang selalu kau panjatkan
untukku.
Kakakku Mas Imam, yang selalu menyayangiku, memberiku dukungan dan
motivasi.
Pak Maridi dan Pak Joko, terimakasih atas bimbingan, pengarahan dan
waktu yang diberikan.
Bu Yayuk, Bu Yuni, dan Pak Suparlan, terimakasih atas bimbingan selama
penelitian.
Murid-muridku SMPN 1 Kebakkramat yang tak akan pernah aku lupakan.
Kalianlah murid pertamaku yang tak akan pernah hilang dari ingatan.
Joko’s Family Ria, Pinkan, Whelly, Iva, Arti, Diana, Ita, kalian sahabat
sekaligus keluarga terbaik yang pernah aku miliki. Lanjutkan mimpi kita.
Special to Whelly Yuliana, perjuangan kita tak akan sia-sia.
Wawan Sutrisno, terimakasih atas waktu, pelajaran, dan saran yang kamu
berikan.
Sahabatku Suparmi, terimakasih telah menjagaku seperti keluarga,
mendengarkan keluh kesahku, dan menemaniku dalam kesepian.
Teman-teman Pendidikan Biologi 2008, terimakasih atas perjuangan, cinta
dan kasih sayang selama kebersamaan kita selama ini.
Aris Prasetyo Nugroho, terimakasih atas kehadiranmu dalam hidupku,
memberi tawa disela lelah dan penatku. Kita masih punya mimpi besar lain
yang harus terwujud.
Wisma Duta Jalan Kabut, terimakasih telah memberikan tempat berteduh
untukku.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENGARUH PENERAPAN METODE
EKSPERIMEN DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS
SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN
2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.
2. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Maridi, M.Pd selaku pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.
5. Bapak Joko Ariyanto, S.Si, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penelitian hingga penyusunan
skripsi.
6. Bapak Kepala sekolah SMP N 1 Kebakkramat, yang telah memberi ijin guna
pengambilan data dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Ibu Yayuk guru mata pelajaran biologi SMP N 1 Kebakkramat, yang telah
memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.
8. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Tidak ada yang dapat penulis berikan selain doa semoga amal kebaikan
Bapak/Ibu/Saudara mendapat balasan yang sempurna dari Allah. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena penulis yakin
bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah. Oleh karena itu saran dan kritik
sangat kami harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 8
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................................. 8
1. Metode Eksperimen ...................................................................... 8
2. Media Pembelajaran ...................................................................... 9
3. Ular Tangga .................................................................................... 13
4. Aktivitas Belajar............................................................................. 20
5. Hasil Belajar ................................................................................... 22
6. Penelitian yang Relevan ................................................................. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 30
C. Hipotesis ............................................................................................... 35
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 36
1. Tempat Penelitian........................................................................... 36
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 36
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 36
1. Populasi ......................................................................................... 36
2. Sampel ........................................................................................... 36
3. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 37
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 37
2. Metode Pengumpuan Data ............................................................ 38
3. Teknik Penyusunan Instrumen ....................................................... 38
D. Analisis Instrumen ...... ........................................................................ 41
1. Uji Validitas ................................................................................... 41
2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 43
3. Analisis Butir Soal ......................................................................... 45
E. Rancangan Penelitian ........................................................................... 48
F. Teknik Analisis Data . .......................................................................... 49
1. Uji Keseimbangan .......................................................................... 49
2. Uji Prasyarat Analisis . ................................................................... 51
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 53
4. Uji Lanjut Anava . .......................................................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 55
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 55
1. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Metode Pembelajaran ............ 55
2. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa .......... 58
3. Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Interaksi Antara Metode
Pembelajaran dan Aktivitas Belajar ............................................... 66
B. Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
1. Uji Normalitas ................................................................................ 73
2. Uji Homogenitas ........ ................................................................... 74
C. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 74
1. Uji Hipotesis Pertama .................................................................... 75
2. Uji Hipotesis Kedua ... ................................................................... 76
3. Uji Hipotesis Ketiga ....................................................................... 77
D. Analisis Uji Lanjut ............................................................................... 81
1. Analisis Uji Lanjut Hipotesis Pertama ........................................... 81
2. Analisis Uji Lanjut Hipotesis Kedua.............................................. 83
3. Analisis Uji Lanjut Hipotesis Ketiga ............................................. 86
E. Pembahasan Hasil Analisis Data .......................................................... 87
1. Hipotesis Pertama........................................................................... 87
2. Hipotesis Kedua ............................................................................. 90
3. Hipotesis Ketiga ............................................................................. 94
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 98
A. Simpulan .............................................................................................. 98
B. Implikasi ............................................................................................... 98
C. Saran ..................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100
LAMPIRAN ..................................................................................................... 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Taksonomi Tujuan Kognitif ….. .............................................. 25
Tabel 3.1 Skala Likert .............................................................................. 39
Tabel 3.2 Skala Likert .............................................................................. 41
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Tryout 1 .......................... 42
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Tryout 2 .......................... 42
Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Tryout Uraian ................. 43
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Tryout 1 ...................... 44
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Tryout 2 ...................... 45
Tabel 3.8 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Tryout Uraian ............. 45
Tabel 3.9 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Tryout 1 .................... 46
Tabel 3.10 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Tryout 2 .................... 46
Tabel 3.11 Rangkuman Uji Daya Beda Tryout 1 ....................................... 47
Tabel 3.12 Rangkuman Uji Daya Beda Tryout 2 ....................................... 48
Tabel 3.13 Desain Penelitian “Randomized Control Only Design” ........... 48
Tabel 3.14 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ............................................ 50
Tabel 3.15 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ........................................ 50
Tabel 3.16 Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan ...................................... 51
Tabel 3.17 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen .............. 51
Tabel 3.18 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol .................... 52
Tabel 3.19 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ........................................ 53
Tabel 3.20 Notasi dan Tata Letak .............................................................. 53
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Kognitif Ditinjau dari Metode
Pembelajaran ........................................................................... 55
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Ditinjau dari
Metode Pembelajaran .............................................................. 56
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Afektif Ditinjau dari Metode
Pembelajaran ........................................................................... 57
Tabel 4.4 Deskripsi Nilai Aktivitas Belajar Siswa Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel 4.5 Penyebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Kelompok
Eksperimen ............................................................................. 60
Tabel 4.6 Penyebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Kelompok
Kontrol ................................................................................... 61
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Kognitif Ditinjau dari Aktivitas
Belajar Siswa ............................................................................ 62
Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Ditinjau dari
Aktivitas Belajar Siswa ........................................................... 63
Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Afektif Ditinjau dari Aktivitas
Belajar Siswa ........................................................................... 64
Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan
Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas
Belajar ...................................................................................... 66
Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Berdasarkan
Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas
Belajar ...................................................................................... 68
Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Afektif Berdasarkan Interaksi
antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar ................ 70
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok
Eksprimen dan Kelompok Kontrol ......................................... 73
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari
Aktivitas Belajar Siswa ........................................................... 73
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........................................ 74
Tabel 4.16 Hasil Analisis Pengaruh Metode Eksperimen disertai Media
Pembelajaran Ular Tangga terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa ....................................................................................... 75
Tabel 4.17 Hasil Analisis Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa .................................................... 76
Tabel 4.18 Hasil Analisis Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan
Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa ......... 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Tabel 4.19 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Penerapan
Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular
Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ......... 81
Tabel 4.20 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Penerapan
Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular
Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor .... 82
Tabel 4.21 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Penerapan
Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular
Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif ........... 83
Tabel 4.22 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Aktivitas
Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ........... 83
Tabel 4.23 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Aktivitas
Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor ...... 84
Tabel 4.24 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Aktivitas
Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif ............. 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Ular Tangga ................................................................ 17
Gambar 2.2 Stiker Senyum ........................................................................ 20
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................. 32
Gambar 2.4 Skema Paradigma Penelitian .................................................. 33
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Eksperimen
dengan Kelompok Kontrol ..................................................... 58
Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ........................................................... 60
Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Aktivitas
Belajar Siswa .......................................................................... 65
Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Interaksi
Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar .......................... 72
Gambar 4.5 Grafik Interaksi Metode Pembelajaran dengan Aktivitas
Belajar Terhadap Hasil Belajar biologi Ranah Kognitif ........ 78
Gambar 4.6 Grafik Interaksi Metode Pembelajaran dengan Aktivitas
Belajar Terhadap Hasil Belajar biologi Ranah Psikomotor .... 79
Gambar 4.7 Grafik Interaksi Metode Pembelajaran dengan Aktivitas
Belajar Terhadap Hasil Belajar biologi Ranah Afektif .......... 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ............................................................... 105
Lampiran 2 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Butir Soal ................ 215
Lampiran 3 Data Awal ............................................................................... 250
Lampiran 4 Hasil Belajar ........................................................................... 256
Lampiran 5 Uji Keseimbangan .................................................................. 265
Lampiran 6 Uji Hipotesis ........................................................................... 272
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 309
Lampiran 8 Surat-Surat .............................................................................. 314
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergeseran paradigma pembelajaran konvensional ke arah pembelajaran
konstruktivisme mulai terjadi dewasa ini. Menurut pandangan ini, pengetahuan
tidak begitu saja ditransfer oleh guru ke pikiran siswa. Pengetahuan tersebut
dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya
sumber belajar bagi siswa. Pembelajaran diharapkan berpusat pada siswa (student
centered). Guru berfungsi sebagai fasilitator dan siswa secara aktif berinteraksi
dengan sumber belajar.
Berdasarkan pengamatan kelas VIII di SMP N 1 Kebakkramat, guru lebih
banyak berperan sebagai informan bagi siswa. Metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru adalah ceramah di depan kelas. Materi-materi yang dirasa
penting dicatatkan oleh guru di papan tulis. Siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran. Interaksi antara guru dengan siswa hampir tidak ada. Keadaan
seperti ini membuat siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran yang hanya
didominasi oleh guru. Selain itu, guru kurang mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi. Hal ini terlihat dari minimnya media pembelajaran yang digunakan
guru ketika proses pembelajaran.
Aktivitas siswa yang kurang terhadap pelajaran dapat dimunculkan oleh
guru dengan penyajian pelajaran yang menarik. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan media yang merangsang proses berfikir siswa. Media dapat
menghubungkan pelajaran dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan
memasukkan unsur lingkungan sekitar siswa dalam pelajaran. Selain itu,
pembelajaran yang menarik dapat dilakukan melalui penerapan suatu metode
pembelajaran.
Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dapat diterapkan oleh guru. Penerapan metode eksperimen menuntut siswa terlibat
secara aktif dalam mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan
melalui percobaan. Keaktifan siswa dalam melakukan percobaan inilah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dapat memunculkan aktivitas siswa. Siswa yang aktif berarti siswa tersebut
banyak melakukan aktivitas belajar. Aktivitas belajar meliputi visual activities,
oral activities, listening activities, writing activities, mental activities, dan
emotional activities. Metode eksperimen dapat memperkaya pengalaman dengan
hal-hal yang bersifat objektif, realistis dan menghilangkan verbalisme.
Salah satu kelebihan dalam penerapan metode eksperimen adalah siswa
dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan
teknologi. Siswa akan lebih mempercayai suatu kebenaran dari teori berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukannya. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tri Noor Jannah dengan judul Pengaruh penerapan metode
eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III materi bumi dan alam
semesta SDN Penanggungan Malang hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kelompok eksperimen
yang menerapkan metode eksperimen dengan kelompok kontrol. Rata-rata hasil
belajar siswa pada kelompok eksperimen 79,10 lebih tinggi daripada rata-rata
hasil belajar kelompok kontrol sebesar 72,76. Peneliti mencoba menerapkan
metode eksperimen di tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP kelas VIII.
Penggunaan media yang tepat dalam penyajian pelajaran akan mampu
memunculkan aktivitas siswa selama pelajaran berlangsung. Guru diharapkan
dapat menggunakan maupun mengembangkan media pembelajaran. Sehingga
guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai media pembelajaran.
Media merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, terutama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret kepada siswa.
Salah satu media pembelajaran yang dapat dikembangkan guru adalah ular
tangga. Permainan ular tangga sangat popular di kalangan anak-anak. Berdasarkan
hasil wawancara dengan siswa, hampir semua siswa sudah pernah memainkan
ular tangga. Aturan permainan ular tangga sudah sangat dipahami oleh siswa.
Permainan ular tangga ini menuntut semua peserta bermain secara aktif.
Proses pembelajaran akan terasa sangat menyenangkan jika di dalamnya
terdapat suatu permainan. Permainan ular tangga dapat dijadikan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Siswa akan cenderung tertarik
mengikuti proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru hanya berperan sebagai
fasilitator bagi siswa. Siswa yang aktif dalam permainan ular tangga dapat
menemukan sendiri konsep materi yang sedang dipelajari sebab metode dalam
permainan ular tangga dipadukan dengan diskusi kelompok.
Peneliti menggunakan permainan ular tangga sebagai media pembelajaran
didasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahina Nugrahani pada tahun 2007
dengan judul Media Pembelajaran berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular
Tangga untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar di Sekolah Dasar dapat
diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan nilai IPA sebanyak 18,8% setelah
menggunakan media pembelajaran ular tangga ini. Peneliti menginginkan ujicoba
media ini pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu SMP. Peneliti berkonsultasi dengan
guru bidang studi mengenai apakah media permainan ular tangga cocok untuk
diterapkan di dalam kelas. Penerapan media ini disesuaikan dengan kondisi siswa
di dalam kelas. Setelah guru bidang studi menyatakan bahwa permainan ular
tangga dapat digunakan di dalam kelas, peneliti berkonsultasi dengan dosen
pembimbing. Peneliti memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah, kondisi
kelas serta kondisi peserta didik jika diterapkan media pembelajaran ular tangga.
Penerapan media ular tangga dapat dilakukan oleh peneliti setelah mendapat
persetujuan dari dosen pembimbing.
Siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika dia melakukan
berbagai aktivitas di dalam kelas. Aktivitas tersebut meliputi mendengar, melihat,
bertanya, menulis, mengeluarkan pendapat, dan masih banyak lagi. Siswa dituntut
untuk selalu aktif dalam memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Siswa
diharapkan aktif secara fisik, intelektual dan emosional untuk dapat mengolah
perolehan belajarnya secara efektif. Implikasi keakifan bagi siswa berwujud
perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil
percobaan, membuat karya tulis dan perilaku sejenis lainnya.
Aktivitas siswa di dalam kelas merupakan suatu respon yang ditunjukkan
siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang tertarik pada suatu proses
pembelajaran akan lebih banyak melakukan aktivitas. Siswa yang merasa bosan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pada suatu proses pembelajaran akan cenderung diam dan enggan mengikuti
pembelajaran.
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Bloom proses belajar baik di sekolah
maupun di luar sekolah, menghasilkan menghasilkan tiga pembentukan
kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2001: 23). Inti utama dari pembelajaran
adalah siswa yang belajar. Belajar dalam arti perubahan dan peningkatan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh prestasi belajar
yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan judul penelitian
sebagai berikut Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media
Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari
Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah
1. Guru biologi masih berperan sebagai informan bagi siswa dan belum
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
2. Metode pembelajaran yang monoton, sehingga belum dapat memunculkan
aktivitas siswa di dalam kelas.
3. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan guru tentang pengembangan dan
penggunaan media pembelajaran.
4. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran
mengakibatkan hasil belajar biologi yang dicapai kurang optimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka terdapat berbagai macam
masalah sehingga perlu dibatasi guna memperoleh kedalaman kajian untuk
menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dibatasi pada semua siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kebakkramat semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dibatasi pada:
a. Penerapan metode eksperimen
b. Penggunaan media pembelajaran ular tangga
c. Aktivitas siswa meliputi : kegiatan visual (visual activities), kegiatan
lisan (oral activities), kegiatan mendengarkan (listening activities),
kegiatan menulis (writing activities), kegiatan mental (mental
activities), dan kegiatan emosional (emotional activities).
d. Hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu ranah afektif, ranah kognitif,
ranah psikomotorik
e. Materi pembelajaran yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan
fotosintesis.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh penggunaan media pembelajaran ular tangga terhadap aktivitas siswa
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Permasalahan umum tersebut
dapat dirinci sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII
SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012?
3. Apakah ada interaksi antara penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dan aktivitas siswa terhadap dari hasil belajar
biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh
penggunaan media pembelajaran ular tangga terhadap aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa. Secara khusus tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular
tangga terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 1
Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012
2. Pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII
SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012
3. Interaksi antara penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dan aktivitas siswa terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Siswa dapat mengetahui pengaruh penerapan meode eksperimen disertai media
pembelajaran dan aktivitas belajar terhadap hasil belajarnya.
b. Memberikan masukan bagi siswa dalam menentukan langkah-langkah belajar
yang tepat sehingga dapat tercapai hasil belajar yang optimal.
2. Bagi guru
a. Memberikan masukan bagi guru mengenai pemilihan metode yang tepat yang
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Memberikan masukan kepada guru mengenai peran media pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa.
c. Memberikan masukan kepada guru mengenai pentingnya aktivitas belajar
dalam proses pembelajaran.
3. Bagi instansi
a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan
metode pembelajaran di SMP N 1 Kebakkramat.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan
suatu media pembelajaran di SMP N 1 Kebakkramat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Bagi peneliti
Dapat dijadikan bahan kajian penelitian sejenis tentang hasil belajar
biologi dengan menggunakan media yang berbeda dan ditinjau dari variabel yang
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen atau praktikum diartikan sebagai cara belajar
mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan
sendiri proses dan hasil praktikum itu.
Roestiyah (2008: 80) menyatakan bahwa metode eksperimen merupakan
salah satu cara mengajar di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu
hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Kelebihan metode eksperimen adalah membuat peserta didik percaya pada
kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru
atau buku; peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data
yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya; hasil belajar menjadi
kepemilikan peserta didik yang bertalian lama.
Keterbatasan metode eksperimen adalah memerlukan peralatan percobaan
yang komplit; menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang
berpengalaman dalam penelitian; kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen
akan berakibat pada kesalahan penyimpulan.
Keuntungan penerapan metode eksperimen bagi siswa menurut Wenno
(2008: 96) adalah siswa dapat lebih efektif mengambil bagian dalam berbuat
untuk dirinya sendiri. Secara langsung melihat dan mengalami sendiri sebagai
jawaban atas persoalan yang dihadapinya, sehingga dapat dibuktikan kebenaran
dari teori-teori yang sudah dipelajari. Selain itu siswa mendapat kesempatan yang
sebagian besarnya untuk melaksanakan langkah-langkah dalam berpikir ilmiah
atau hipotesa data diuji kebenarannya.
Metode ekperimen dapat digunakan secara efektif dan efisien jika
memperhatikan hal-hal sebagai berikut jumlah alat dan bahan atau materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
percobaan harus cukup bagi tiap siswa; kondisi alat dan mutu bahan praktikum
yang digunakan harus baik dan bersih; diberikan petunjuk yang jelas dalam
praktikum (Roestiyah, 2008: 81).
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang digunakan sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar
ke penerima pesan belajar (siswa), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan belajar.
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua
pihak atau kutub) atau suatu alat (Sri Anitah, 2009: 123). Pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Apabila media itu membawa pesan-
pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran (Azhar
Arsyad, 2007: 3-4). Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2002: 3)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media. Secara khusus, media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Berbeda dengan pendapat Briggs (1985) (dalam Sri Anitah, 2009: 123)
yang mengatakan secara implisit bahwa media pembelajaran pada hakekatnya
adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi
pembelajaran. Termasuk di dalamnya buku, videotape, slide suara, suara guru,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tape recorder, modul atau salah satu komponen dari suatu sistem
penyampaian.
Menurut Nurchaili (2010: 650) media pembelajaran adalah suatu alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Semakin banyak
tujuan pembelajaran yang bisa dicapai dengan bantuan media pembelajaran
maka semakin baiklah media itu.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Azhar Arsyad (2007: 15) menyatakan bahwa fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi
iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode
adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah
informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Fungsi media pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2007: 16-17)
adalah sebagai sumber belajar yakni siswa mendapat kemudahan dalam proses
belajar; berfungsi semantik, yakni dapat menambah perbendaharaan kata yang
maknanya mudah dipahami siswa; berfungsi manipulatif, yakni media dapat
mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan indera;
berfungsi sosio-kultural, yakni media dapat mengatasi hambatan sosio-kultural
antarsiswa dalam proses pembelajaran; berfungsi psikologis, yakni media
dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi
pelajaran (atensi), meningkatkan respon siswa dalam pembelajaran (afektif),
membantu siswa untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung (kognitif), meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa
(imajinatif) dan menggerakkan siswa secara sadar untuk dilibatkan dalam
proses pembelajaran (motivasi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum, manfaat media pembelajaran adalah untuk
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar
mengajar lebih optimal, efektif, dan efisien. Sedangkan secara lebih spesifik
manfaat media pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2007: 21-23) antara lain:
penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan; proses pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik; proses pembelajaran menjadi lebih interaktif;
efisiensi dalam waktu dan tenaga; meningkatkan kualitas hasil belajar siswa;
media dapat memungkinkan suatu proses belajar dapat dilakukan di mana saja
dan kapan saja; media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
materi dan proses belajar; mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif.
d. Macam-macam Media Pembelajaran
Menurut Robertus dan Kosasih (2007) ada beberapa jenis media
pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain
:
1) Media Grafis
Termasuk di dalamnya media visual, yakni pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komuikasi visual
(menyangkut indera penglihatan). Media grafis ini meliputi : gambar/foto
dapat menunjukkan suatu tempat, orang, dan segala sesuatu dari daerah
yang jauh dari jangkauan pengalaman pebelajar sendiri (Sri Anitah, 2009);
sketsa merupakan gambar sederhana atau draft kasar yang dapat
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail; diagram
menggambarkan struktur dari objek secara garis besar (Arief, 2009: 33);
bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis,
gambar, dan kata-kata (Sri Anitah, 2009 : 135); grafik adalah gambar
sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar; kartun
merupakan suatu gambar interpretatif yang manggunakan simbol-simbol
untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas kepada seseorang;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
poster berfungsi untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang
yang melihatnya; peta/globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi;
papan flannel adalah media grafis yang menggunakan papan berlapis kain
flannel yang dapat dilipat yang sangat efektif untuk menyajikan pesan
kepada seseorang; dan papan bulletin yaitu papan yang langsung ditempel
gambar atau tulisan yang berfungsi meneragkan sesuatu kepada orang lain
(Arief, 2009: 40-49).
Menurut Suzanne (2006: 17) media visual yang diterapkan oleh
guru akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Guru harus
memiliki kemampuan untuk mengembangkan media agar penyampaian
materi dengan media dapat lebih maksimal. Dalam hal ini lebih
dikhususkan pada media visual. Penggunaan media yang optimal akan
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
2) Media Audio
Robertus dan Kosasih (2007) menyatakan bahwa media audio
berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau
bahasa lisan) maupun non verbal. Media audio meliputi radio, alat
perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa.
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyek-obyek,
mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari
suatu obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.
3) Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai
persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-
rangsangan visual. Perbedaan yang jelas di antara keduanya adalah pada
media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan. Sedangkan pada media proyeksi pesan tersebut harus
diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran (Robertus
& Kosasih, 2007). Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio,
tetapi ada pula yang hanya visual saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut Arief (2009: 55) beberapa jenis media proyeksi diam
antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip), overhead
proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan
microfilm, film, film gelang, televisi, dan video.
e. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat
kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Menurut Ely (1982) (dalam Arief, 2009: 85) pemilihan media tidak
terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui,
faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar,
organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur
penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Dick dan Carey (1978) (dalam Arief, 2009: 86) menyatakan bahwa ada
empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu
ketersediaan sumber setempat; dana, tenaga dan fasilitas untuk membeli dan
memproduksi media sendiri; keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media
yang bersangkutan; dan efektivitas biaya dalam jangka panjang.
Hakikat dari pemilihan media adalah keputusan untuk memakai, tidak
memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.
3. Ular Tangga
a. Sejarah Ular Tangga
Permainan ular tangga di India populer dengan nama moksha patamu
yang ditemukan oleh Guru spiritual Hindu. Permainan ini disebut Leela dan
mencerminkan kesadaran Hindu di kehidupan sehari-hari. Nama lainnya
adalah "Tangga Keselamatan". Kemudan dibawa ke Victoria-Inggris yang
versi barunya telah dibuat dan diperkenalkan oleh John Jacques di tahun 1892.
Selanjutnya dibawa oleh seorang pembuat mainan bernama Milton Bradley
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
masuk ke Amerika tahun 1943 dan diberi nama "Snakes n Ladder" yang
artinya "Ular Tangga".
Moksha Patamu dikaitkan dengan filsafat tradisional Hindu yakni
"Karma dan Kama" atau yang diartikan dengan "Takdir dan Keinginan".
Permainan ini ditafsirkan dengan pembelajaran dari akibat perbuatan baik
melawan perbuatan buruk. Tangga mewakili kebaikan seperti kemurahan hati,
iman, dan kerendahan hati. Ular mewakili keburukan dan kejahatan seperti
nafsu, kemarahan, pembunuhan, dan pencurian.
Pelajaran moral dari permainan itu adalah Moksha, yaitu seseorang
yang dapat mencapai keselamatan melalui berbuat baik. Sementara dengan
melakukan kejahatan akan mewarisi kelahiran kembali ke bentuk kehidupan
yang rendah. Jumlah tangga kurang dari jumlah ular sebagai pengingat bahwa
jalan yang baik jauh lebih sulit daripada jalan menuju dosa. Agaknya angka
"100" diwakili Moksha / keselamatan (Alpus, 2011).
Kotak-kotak yang bersifat kebaikan antara lain adalah Faith /
Keyakinan (kotak 12), Reliability / Kepercayaan (kotak 51), Generosity /
Dermawan (kotak 57), Knowledge / Pengetahuan (kotak 76), Asceticism /
Pertapaan (kotak 78). Sedangkan kotak-kotak yang bersifat kejahatan antara
lain Discobedience / Ketidaktaatan (kotak 41), Vanity / Kesombongan (kotak
44), Vulgarity / Ketidaksopanan (kotak 49), Theft / Pencurian (kotak 52),
Lying / Kebohongan (kotak 58), Drunkenness / Mabuk (kotak 62), Debt /
Hutang (kotak 69), Rage / Kemarahan (kotak 84), Greed / Ketamakan (kotak
92), Pride / Kebanggaan (kotak 95), Murder / Pembunuhan (kotak 73) dan
Lust / Nafsu (kotak 99) (James, 1997).
b. Permainan Ular Tangga
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan
oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan
di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang
menghubungkannya dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun
1870. Tidak ada papan permainan standar dalam ular tangga. Setiap orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dapat menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah kotak, ular dan
tangga yang berlainan.
Setiap pemain mulai dengan pionnya di kotak pertama (biasanya kotak
di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Pion dijalankan
sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain mendarat di ujung
bawah sebuah tangga, maka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain.
Bila mendarat di kotak dengan ular, maka harus turun ke kotak di ujung
bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir.
Menurut Margono (2004) permainan ular tangga adalah permainan
yang sangat sederhana, semua anak dapat memainkannya asalkan setiap
pemain mampu memahami peraturannya. Permainan ular tangga akan terasa
menarik dalam proses pembelajaran jika dipersiapkan dengan baik. Penerapan
permainan ular tangga juga harus disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Termasuk fasilitas yang ada pada sekolah tersebut. Kreativitas guru dalam
mengadakan permainan ular tangga dalam proses pembelajaran tidak akan
membuat suasana kelas monoton atau membosankan.
Permainan merupakan kontes antara para pemain yang berinteraksi
satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu pula (Arief, 2009 :75). Permainan memungkinkan adanya partisipasi
aktif dari siswa untuk belajar. Peranan guru tidak terlalu kelihatan, tetapi
interaksi antarsiswa menjadi lebih menonjol. Siswa akan berusaha
memecahkan permasalahan yang ada dalam permainan. Jika siswa merasa
kesulitan, siswa baru akan bertanya pada guru.
Salah satu sifat permainan yang menonjol adalah keluwesannya.
Permainan dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan dengan mengubah
sedikit alat, aturan maupun permasalahannya. Penerapan ular tangga dalam
proses pembelajaran ini juga sedikit mengubah perangkat alat yang digunakan.
Mata dadu yang digunakan hanya ada 4. Hal ini disesuaikan dengan
banyaknya materi yang dapat dituangkan ke dalam masing-masing kotak
papan ular tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya merupakan kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Pedagogik merupakan suatu teori
dan kajian yang secara teliti, kritis, dan obyektif mengembangkan konsep-
konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan
pendidikan serta hakikat proses pendidikan (Uyoh Sadullah, 2010 : 2).
Kemampuan pedagogik guru sangat diperlukan ketika menerapkan
permainan dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengelola kelas dengan
baik dengan memahami bagaimana karakter dari peserta didik akan sangat
mempengaruhi keterlaksanaan permainan dalam proses pembelajaran.
Permainan dalam pembelajaran membutuhkan kesiapan guru dalam
menghubungkan materi pelajaran dengan bentuk permainan yang sesuai. Guru
perlu merancang pelaksaan proses pembelajaran yang benar-benar menarik
bagi siswa.
Permainan ular tangga membutuhkan rancangan desain yang menarik
bagi siswa. Papan ular tangga perlu dirancang dengan penuh warna-warna dan
gambar-gambar yang menarik sehingga perhatian siswa benar-benar tertuju
pada permainan yang sedang dilakukan di dalam kelas. Perangkat permainan
ular tangga membutuhkan nilai estetika atau keindahan yang tinggi untuk
menarik perhatian siswa. Objek estetika merupakan objek pengalaman yang
berciri keterpukauan siswa sehingga akan tercipta suasana sejenak untuk
menikmati dan pengulangan saat yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c. Desain Papan Ular Tangga
Gambar 2.1 Desain Ular Tangga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Metode Pengoperasian Media Pembelajaran Ular Tangga
Kelengkapan peralatan yang harus disiapkan dalam pengoperasian
media pembelajaran ular tangga adalah papan ular tangga, pion untuk pemain,
dadu, dan kartu pesan. Papan permainan ular tangga dapat dibuat secara
sederhana. Masing-masing kotak pada papan ular tangga berfungsi sebagai
tempat kartu pesan. Sedangkan kartu pesan berisi materi pelajaran yang ingin
disampaikan kepada siswa, diformulasikan dalam bentuk pertanyaan dan
pemahaman gambar. Kartu pesan merupakan komponen yang paling penting
dalam permainan ini karena arah kegiatan belajar mengajar tertuang di
dalamnya.
Langkah-langkah penerapan media pembelajaran ular tangga sebagai
berikut :
1. Sebelum melakukan permainan siswa sudah mendapatkan materi yang
akan dipelajari.
2. Jumlah kotak permainan sebanyak 25 buah.
3. Jumlah pion dalam permainan ular tangga ada 4 buah.
4. Jumlah mata dadu yang digunakan dalam permainan ini adalah 4 buah
(Karena dalam permainan ular tangga jumlah mata dadu tidak
ditentukan, sehingga peneliti membuat suatu variasi yang berbeda).
5. Setiap kotak permainan berisi 4 kartu pesan (kartu pesan berisi soal).
6. Keempat pemain melempar dadu secara bergantian sebanyak satu kali.
7. Apabila pemain mendapat kotak yang sama maka pemain tersebut
akan mendapatkan kartu pesan yang berbeda pada kotak tersebut.
8. Setelah setiap kelompok mendapatkan kartu pesan yang berbeda, maka
selanjutnya soal yang ada dalam kartu pesan tersebut didiskusikan
dengan teman sekelompok.
9. Setelah berdiskusi, kelompok yang mendapat giliran melempar dadu
pertama mendapatkan kesempatan pertama untuk menjawab soal yang
ada pada kartu soal tersebut yang diwakili oleh salah satu anggota
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
10. Orang yang telah mewakili kelompoknya untuk menjawab soal tidak
boleh mewakili kelompoknya untuk menjawab soal lagi, maka semua
anggota kelompok dituntut untuk selalu siap menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya masing-masing.
11. Jika kelompok dapat menjawab soal dengan benar maka guru
memberikan apresiasi berupa stiker senyum.
12. Jika jawaban dari kelompok belum sempurna maka guru berperan
untuk memberi penegasan tentang materi.
13. Kelompok yang mendapatkan kotak yang terdapat gambar tangga
(tangga bawah) akan naik (tangga atas) jika dapat menyelesaikan soal
yang ada pada kotak tersebut. Namun apabila kelompok tersebut tidak
dapat menyelesaikan soal yang ada pada kotak maka kelompok
tersebut tetap pada kotak tersebut.
14. Kelompok yang mendapatkan kotak yang terdapat gambar ekor ular
akan tetap pada kotak tersebut jika dapat menyelesaikan soal yang ada
pada kotak tersebut. Namun apabila kelompok tersebut tidak dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada pada kotak maka kelompok
tersebut harus turun ke kepala ular.
15. Kelompok yang mencapai finish pertama akan mendapatkan bonus
stiker senyum sebanyak 10 buah, kelompok yang berada di posisi
kedua akan mendapatkan bonus stiker senyum sebanyak 7 buah,
kelompok yang berada di urutan ketiga akan mendapatkan stiker
senyum sebanyak 4 buah, dan kelompok yang paling akhir hanya
mendapat satu buah stiker senyum.
16. Kelompok yang mendapatkan jumlah stiker senyum paling banyak
maka kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang dalam
permainan ular tangga dan mendapat reward dari guru.
17. Kelompok yang mendapatkan stiker senyum paling sedikit akan
mendapatkan sanksi dari guru berupa pendalaman materi dalam
bentuk tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
e. Desain Stiker Senyum
Gambar 2.1 Stiker Senyum
Stiker senyum digunakan sebagai reward (penghargaan) bagi
kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan yang ada di kartu pesan.
f. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Ular Tangga
Menurut Rahina (2007: 43) kelebihan penggunaan media pembelajaran
ular tangga adalah media ular tangga merupakan media yang efektif untuk
meningkatkan daya serap dan pemahaman siswa terhadap pelajaran,
khususnya pembahasan yang sulit diterima tanpa perantara media. Selain itu
minat siswa terhadap media pembelajaran berbasis visual sangat baik, hal ini
dapat dilihat dari antusiasme siswa pada saat menggunakan media
pembelajaran ular tangga.
Sedangkan kekurangannya adalah dalam perspektif guru, media
pembelajaran ini kurang menguntungkan apabila tidak terdapat guru
pendamping tambahan untuk mengawasi dan membimbing siswa pada saat
menggunakan media pembelajaran. Tanpa pengawasan siswa bisa terjebak
dalam permainan ular tangganya saja tanpa bisa menyerap nilai-nilai penting
yang disampaikan media pembelajaran.
4. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 23), aktivitas berarti
keaktifan, kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha. Jadi aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
belajar siswa adalah setiap kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut Sardiman (2001: 93)
“Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Jadi orang yang belajar harus
aktif, karena tanpa aktivitas kegiatan pembelajaran tidak mungkin dapat
terjadi.
Peran serta siswa dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan
berpikir terhadap objek belajarnya. Sardiman (2001: 94) mengemukakan
bahwa pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan, pengalaman, dan
penyelidikan yang dilakukan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.
Hubungan antara aktivitas fisik dan mental dikemukakan oleh Sardiman
(2001: 98) bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun
mental, yang dalam pelaksanaanya harus saling berkaitan.
Aktivitas belajar siswa merupakan seluruh kegiatan belajar siswa yang
ditampilkan pada proses pembelajaran baik diminta ataupun dengan inisiatif
sendiri dan membantunya melakukan perubahan (Nurbaity, Sondang &
Wahyu, 2010: 630).
Seorang ahli biologi, Berson menemukan suatu konsep atau teori yang
disebut Elan Vital pada manusia. Elan vital adalah suatu daya hidup dalam diri
manusia yang menyebabkan manusia berbuat segala sesuatu. Seorang yang
memiliki elan vital yang besar/kuat memiliki kemampuan berbuat lebih
banyak dan luas. Sebaliknya, seseorang yang memiliki elan vital yang
kecil/lemah maka daya geraknya dan ruang geraknya juga kecil dan sempit
(Oemar Hamalik, 2003: 171).
b. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
Jenis aktivitas belajar menurut Sardiman (2001: 99) antara lain visual
activities merupakan aktivitas yang melibatkan organ indera mata, terdiri dari
aktivitas membaca, memperhatikan gambar maupun pekerjaan orang lain; oral
activities terdiri dari aktivitas bertanya, menyatakan, merumuskan, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
interupsi; listening activities merupakan aktivitas untuk memperoleh arti dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
suatu objek yang didengarkan; writing activities dapat berupa kegiatan
menulis cerita, karangan, mengerjakan laporan, angket, dan menyalin;
drawing activities dapat berupa kegiatan menggambar, membuat grafik,
maupun menggambar peta; motor activities berupa kegiatan melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model reparasi, dan bermain; mental
activities berupa kegiatan menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan; emotional
activities berupa kegiatan menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Dari klasifikasi di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
belajar cukup kompleks dan bervariasi. Berbagai macam kegiatan tersebut
harus berusaha diciptakan di dalam kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam
belajar. Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan visual
(visual activities), kegiatan lisan (oral activities), kegiatan mendengarkan
(listening activities), kegiatan menulis (writing activities), kegiatan mental
(mental activities), dan kegiatan emosional (emotional activities).
5. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Definisi hasil belajar menurut Nana Sudjana (2008: 22) adalah
“Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”. Sardiman (2001: 19) mengemukakan bahwa “Proses
belajar mengajar akan diperoleh hasil, yang pada umumnya disebut hasil
pengajaran atau hasil belajar”.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan (Agus
Suprijono, 2011: 5).
Menurut Marylin Lombardi (2007: 4) hasil belajar akan sangat terlihat
ketika seorang peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang diterima
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini belajar tidak hanya dibatasi di
dalam ruangan tetapi belajar juga dapat dari lingkungan sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Nana Sudjana (2008: 56) hasil belajar yang dicapai siswa
melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil
yang berciri sebagai berikut : Kepuasan dan kebanggaan yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa; Menambah
keyakinan akan kemampuan dirinya; Hasil belajar yang dicapainya bermakna
bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya,
bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk
memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan
untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya; Hasil belajar
diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah
kognitif, pengetahuan, atau wawasan; ranah afektif atau sikap atau apresisasi;
serta ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku; Kemampuan siswa
untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam
menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan
usaha belajarnya.
b. Ranah Hasil Belajar
1) Hasil Belajar Ranah Kognitif
Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir”,
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau
prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dan
tingkat “mengingat” sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu “mencipta”
(Martinis Yamin, 2008: 33).
Kawasan kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar
yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut adalah : C1 (mengingat)
merupakan kemampuan siswa untuk mengingat (recall) informasi yang
telah diterima sebelumnya; C2 (mengerti) merupakan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
memahami dengan menjelaskan pengetahuan dengan kata-kata sendiri; C3
(memakai) merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan
informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi baru dan memecahkan
masalah; C4 (menganalisis) merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi komponen suatu konsep dan melihat kontradiksinya; C5
(menilai) merupakan kemampuan siswa untuk membuat penilaian dan
keputusan tentang suatu gagasan; C6 (mencipta) merupakan kemampuan
siswa dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru.
Formulasi perbandingan soal untuk setiap tingkat disarankan
menurut Martinis Yamin (2008: 37) sebagai berikut : soal yang menguji
tingkat pengetahuan siswa 40%; soal yang menguji tingkat pemahaman
siswa 20%; soal yang menguji kemampuan dalam penerapan pengetahuan
20%; soal yang menguji tingkat kemampuan analisis siswa 10%; soal yang
menguji tingkat kemampuan sintesis siswa 5%; dan soal yang menguji
kemampuan petatar dalam mengevaluasi 5%
Dimensi pengetahuan menurut Anderson dan Krathwohl (2001)
(dalam Eveline & Hartini, 2010) ada empat kategori, yaitu fakta (factual
knowledge), berisi unsur-unsur dasar yang harus diketahui siswa jika
mereka akan diperkenalkan dengan satu mata pelajaran tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu; konsep (conceptual knowledge),
meliputi skema, model mental atau teori dalam berbagai model psikologi
kognitif; prosedur (procedural knowledge), pengetahauan tentang
bagaimana melakukan sesuatu, biasanya berupa seperangkat urutan atau
langkah-langkah yang harus diikuti; metakognitif (metacognitive
knowledge), pengetahuan tentang pemahaman umum, seperti keasadaran
tentang sesuatu dan pengetahuan tentang pemahaman pribadi seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tabel 2.1 Taksonomi Tujuan Kognitif
Dimensi
Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif
Mengingat Memahami Memakai Menganalisa Menilai Mencipta
Fakta
Konsep
Prosedur
Metakognitif
Eveline dan Hartini (2010)
2) Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Domain Psikomotor menurut Hamzah (2008: 10-13) adalah
persepsi berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan;
kesiapan, merupakan perilaku persiapan atau kesiapan untuk kegiatan
pengalaman tertentu; gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada
tingkat mengikuti suatu model dan meniru model tersebut dengan cara
mencoba sampai menguasainya; gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan
penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan,
sehingga menampilakan suatu kemahiran; gerakan yang komplek adalah
suatu gerakan yang ada pada tingkat keterampilan yang tinggi.
Menurut Ella (2004: 63-64) taksonomi ranah psikomotor dapat
dijabarkan sebagai berikut : P1 (gerakan refleks) merupakan tindakan yang
ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus; P2 (gerakan dasar)
merupakan gerakan yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks
dan gerakan yang lebih kompleks; P3 (gerakan tanggap) merupakan
penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan; P4 (kegiatan fisik) merupakan
kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, kecerdasan,
kegesitan, dan kekuatan suara; P5 (komunikasi tidak berwacana)
merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3) Hasil Belajar Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai
guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
Kategori ranah afektif menurut Nana Sudjana (2008: 30) : A1
(Reciving/attending) yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dan lain-lain; A2 (Responding atau jawaban)
yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang
dari luar; A3 (Valuing atau penilaian) berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi; A4 (Organisasi) yakni
pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk
hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang
telah dimilikinya; A5 (Karakteristik nilai atau internalisasi nilai) yakni
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c. Laporan Hasil Belajar
Laporan hasil belajar disusun untuk memberikan informasi yang
bermanfaat mengenai kemampuan peserta didik kepada pihak-pihak tertentu
yang berkepentingan agar mereka turut meningkatkan kemampuan peserta
didik. Departemen Pendidikan Nasional (2004) menentukan sejumlah kriteria
penyusunan laporan hasil belajar yang harus diikuti agar tujuan dari pelaporan
itu sendiri bisa tercapai dengan baik, yaitu: menggunakan format dan bahasa
yang komunikatif dan mudah dipahami; berkaitan erat dengan hasil belajar
yang ingin dicapai siswa; memuat hasil pengolahan data yang konsisten
(ajeg); menitikberatkan pada hasil yang dicapai siswa; berisi informasi tingkat
pencapaian hasil belajar dalam kaitannya dengan standar kemampuan yang
ditetapkan; memberikan informasi kemampuan akademik (penguasaan standar
kemampuan mata pelajaran), sosial, emosional dan fisik yang dicapai siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
konsisten dengan pelaksanaan penilaian; dapat memberikan informasi untuk
melakukan diagnostik hasil belajar; memberikan informasi yang dapat
membantu orang tua untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan siswa; dapat memberikan informasi kemampuan siswa secara
individu maupun kelas dalam mencapai kompetensi dasar; menarik dan
memuat aspek-aspek yang berguna bagi peningkatan kemampuan siswa (Estu
Widodo).
Pelaporan (reporting) hasil asesmen sendiri juga merupakan salah satu
bagian penting dari proses asesmen terkait dengan upaya proses
menginformasikan kepada pihak lain yang berkepentingan mengenai
pembelajaran yang telah terjadi atau dilakukan. Pelaporan itu bisa formatif,
yakni ketika pelaporan memberikan informasi mengenai pembelajaran yang
dapat dikembangkan melalui proses belajar mengajar yang akan dilakukan,
atau bisa juga sumatif, ketika pelaporan memberikan informasi mengenai
belajar siswa pada saat tertentu. Pelaporan hasil belajar siswa bisa dilakukan
setiap akhir semester, tiap tengah semester, bulanan, mingguan atau harian.
Sementara itu pelaporan bisa dilakukan oleh guru bidang studi, guru wali
kelas, dan kepala sekolah.
Laporan hasil belajar peserta didik berbentuk profil yang mencakup
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Informasi mengenai aspek-aspek
tersebut diperoleh berdasarkan sistem tagihan yang digunakan untuk mata
pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Bentuk laporan hasil
belajar disesuaikan dengan tingkat kepentingan guru atau sekolah, peserta
didik, dan orang tua. Hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor tidak
dijumlahkan karena dimensi yang diukur berbeda. Aspek kognitif dan
psikomotor tercantum kolom nama mata pelajaran, pencapaian belajar dan
kolom keterangan. Kolom keterangan diisi dengan lulus tidaknya serta perlu
remidi atau tidak. Aspek afektif hanya tercantum kolom nama mata pelajaran
serta minat terhadap mata pelajaran. Tidak ada batas lulus terhadap minat
namun keterangan ini dapat digunakan guru untuk berupaya meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
minat peserta didik terhadap mata pelajaran (Alim Sumarmo, 2011). Metode
penyampaian laporan hasil belajar yaitu :
1) Menggunakan Kartu Laporan (Report Card)
Kartu atau lembar laporan telah menjadi media utama untuk
mensosialisasikan informasi hasil asesmen dan evaluasi oleh pihak sekolah
kepada murid dan orang tua untuk jangka waktu yang cukup lama. Kartu
laporan yang telah lama dipakai mendapat banyak kritik, salah satunya
adalah sulitnya membuat laporan dan kecenderungan komunikasi antara
orang tua dan guru yang hanya satu arah, sehingga membuat banyak pihak
berpikir tentang cara lain mengkomunikasikan hasil asesmen dan evaluasi
terhadap peserta didik.
2) Konferensi Guru-Orang Tua
Kegiatan yang berupaya mempertemukan orang tua peserta didik
dengan guru ini merupakan salah satu cara terbaik membangun hubungan
yang kuat dengan orang tua, dalam rangka memberikan pemahaman
mengenai putra-putri mereka dalam mengembangkan kelebihan yang
dimiliki dan memenuhi apa yang mereka butuhkan. Metode ini juga
membantu orang tua terlibat di dalam proses belajar anak.
6. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat dipaparkan
hasilnya sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Rahina Nugrahani pada
tahun 2007 dengan judul Media Pembelajaran berbasis Visual Berbentuk
Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar di
Sekolah Dasar diketahui hasilnya sebagai berikut rata-rata nilai pretest untuk
bidang studi IPA adalah 65.5, setelah siswa menggunakan media pembelajaran
ular tangga untuk bidang studi IPA, nilai rata-rata posttest siwa naik menjadi 78.3.
Pada bidang studi IPS rata-rata nilai pretest siswa adalah 60.2, sedangkan nilai
rata-rata post test adalah 76.4. Nilai rata-rata preteset siswa untuk bidang studi
bahasa Inggris adalah 75.1, dan nilai rata-rata posttest siswa setelah menggunakan
media pembelajaran ular tangga naik menjadi 83.3. Berdasarkan data tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami peningkatan nilai sebanyak 18.8%
setelah menggunakan media pembelajaran ular tangga ini.
Pengembangan media yang dilakukan oleh Nino Indrianto (2009) dengan
judul Pengembangan Media Permainan Ular Tangga dalam Pembelajaran
Bahasa Arab untuk Meningkatkan Pemerolehan Kosakata Siswa Kelas V yang
menunjukkan hasil uji kevalidan media permainan ular tangga oleh ahli media
sebesar 85% dengan keterangan valid. Data hasil uji kevalidan media permainan
ular tangga oleh ahli materi sebesar 81,11% keterangan valid. Sedangkan data
hasil uji coba kevalidan media permainan ular tangga pada audiens atau responden
sebesar 89,15% keterangan valid.
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Suganda, Arif Hidayat, Indri
Widyastuti, Euis Rini dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara
Siswa dalam Bahasa Inggris Melalui Permainan Snake And Ladder Di Kelas Vii-
A SMP Negeri 1 Cimahi menunjukkan hasil peningkatan motivasi siswa untuk
berbicara Bahasa Inggris lebih aktif dan mereka berusaha untuk memperpanjang
lebih memperjelas objek yang dideskripsikan. Hal ini dimungkinkan karena media
permainan snake and ladder yang dimodifikasi sudah semakin dikenal para siswa,
jadi sangat menarik utuk dimainkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Lia Suryaningtyas (2010) dengan judul
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Inquiri Terbimbing Melalui Metode
Eksperimen Serta Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Aktivitas
Belajar Siswa menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran eksperimen
akan menghasilkan motivasi diri siswa yang lebih tinggi dalam memecahkan soal
kimia koloid daripada metode demonstrasi, sebab kondisi psikis siswa langsung
terlibat pada metode eksperimen. Metode eksperimen berhasil mengantarkan
siswa memperoleh prestasi di atas hasil belajar yang diperoleh melalui metode
demonstrasi. Metode eksperimen berdampak lebih baik terhadap siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Noor Jannah (2011) dengan judul
Pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas
III materi bumi dan alam semesta SDN Penanggungan Malang hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kelompok eksperimen yang menerapkan metode eksperimen dengan kelompok
kontrol. Dari analisis data diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen 79,10 lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelompok
kontrol sebesar 72,76. Sesuai tabel analisis uji-t, hasil belajar diperoleh nilai p
adalah 0,002.
Penelitian yang dilakukan oleh Astri Novita Simalango dan Zainuddin
Muchtar dengan judul Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi berdasarkan nilai rata-rata hasil
belajar siswa diperoleh pada kelas eksperimen 6,38 dan pada kelas kontrol 5,78.
Hal ini menjelaskan bahwa pemakaian metode praktikum dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil perhitungan uji hipotesis pada taraf signifikasi 5%
diperoleh t hitung > t tabel yaitu 2,608 > 1,667, sehingga H0 ditolak dan besarnya
pengaruh pemakaian metode praktikum sebesar 35,37%. Ini berarti hasil belajar
siswa yang diajar memakai metode praktikum lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang tidak memakai metode praktikum.
B. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran akan menjadi lancar dan mudah diterima oleh siswa,
jika diterapkan suatu media pembelajaran untuk menyampaikan materi
pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan tidak terbatas hanya pada
papan tulis dan buku-buku pelajaran saja, namun karena kemajuan teknologi yang
begitu pesat maka berkembanglah media pembelajaran yang berbasis multimedia.
Akan tetapi, media pembelajaran yang berwujud cetak tidak akan ditinggalkan
begitu saja karena media cetak masih memegang peranan yang cukup penting
dalam dunia pendidikan.
Ular tangga merupakan salah satu media pembelajaran yang berwujud
cetak. Permainan ular tangga dapat dipadukan dengan proses pembelajaran di
kelas. Perpaduan ini akan dapat memunculkan berbagai aktivitas siswa. Sebab
permainan ular tangga ini menuntut penuh peran serta seluruh siswa di kelas.
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru. Penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
metode pengajaran yang tepat dan sesuai akan sangat membantu tercapainya
tujuan pembelajaran. Metode mengajar mempunyai peranan penting dalam
membangkitkan memunculkan aktivitas siswa di dalam kelas. Siswa akan lebih
tertarik terhadap materi apabila dalam penyampaiannya disajikan dalam bentuk
yang menarik.
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang menerapkan
kegiatan praktikum di dalamnya. Melalui kegiatan praktikum siswa akan
menemukan sendiri kebenaran dari suatu teori. Siswa terlibat secara langsung
dalam pembelajaran, sehingga memberikan pengalaman yang nyata bagi siswa.
Pengalaman ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa sebab siswa akan lebih
mudah mengingat dan memahami materi pelajaran jika siswa dilibatkan secara
langsung.
Media pembelajaran ular tangga sebagai alat evaluasi dari metode
eksperimen akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Pengetahuan siswa yang
dikonstruksi secara konkret oleh guru melalui kegiatan praktikum masih ditambah
dengan penerapan permainan dalam pembelajaran akan sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Media pembelajaran yang berbasis permainan akan menambah
semangat siswa dalam belajar. Hal ini yang berujung pada hasil belajar yang akan
diperoleh oleh siswa.
Aktivitas belajar adalah wujud interaksi siswa dalam proses pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa dapat diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan di
dalam kelas maupun di luar kelas. Intensitas aktivitas belajar siswa menunjukkan
tinggi rendahnya kegiatan yang dilakukan siswa sebagai upaya untuk memperoleh
perubahan perilaku. Aktivitas belajar tinggi dapat diartikan bahwa kegiatan yang
dilakukan siswa dalam proses proses perubahan tingkah laku cukup tinggi.
Aktivitas belajar rendah mempunyai maksud bahwa siswa mempunyai kegiatan
yang rendah dalam proses perubahan tingkah laku. Berdasarkan uraian tersebut
dapat dijelaskan bahwa aktivitas belajar berperan terhadap proses perubahan
perilaku siswa.
Pengukuran sukses tidaknya suatu pembelajaran dapat dilihat dari
hasilnya. Salah satu ciri hasil pembelajaran yang baik adalah bila hasil tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran merupakan
upaya terencana dalam membina pengetahuan. Sikap keterampilan pada
hakikatnya adalah mempelajari lambang-lambang verbal dan visual agar diperoleh
makna yang terkandung di dalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna dan
disimak oleh siswa yang disampaikan oleh guru.
Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran yang telah ditempuh dalam waktu tertentu. Cakupan hasil
belajar dalam penelitian ini adalah ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari uraian di atas maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai
berikut ini:
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan skema kerangka berpikir di atas, maka dapat dibuat paradigm
penelitian sebagai berikut :
Latar Belakang
Proses pembelajaran
teachered centered.
Aktivitas siswa
rendah.
Hasil belajar kurang
maksimal
Metode Eksperimen + media
pembelajaran ular tangga
Aktivitas belajar siswa
Hasil belajar Biologi
ranah kognitif, afektif, psikomotor
Pengaruh
Pengaruh
Interaksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 2.4 Skema Paradigma Penelitian
Keterangan :
A = metode pembelajaran
A1 = metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga
A2 = metode konvensional
B = Aktivitas belajar siswa
B1 = Aktivitas belajar siswa tinggi
B2 = Aktivitas belajar siswa sedang
B3 = Aktivitas belajar siswa rendah
X1 = Ranah kognitif
X2 = Ranah afektif
X3 = Ranah psikomotor
A
A1
B1
X1 A1B1X1
X2 A1B1X2
X3 A1B1X3
B2
X1 A1B2X1
X2 A1B2X2
X3 A1B2X3
B3
X1 A1B3X1
X2 A1B3X2
X3 A1B3X3
A2
B1
X1 A2B1X1
X2 A2B1X2
X3 A2B1X3
B2
X1 A2B2X1
X2 A2B2X2
X3 A2B2X3
B3
X1 A2B3X1
X2 A2B3X2
X3 A2B3X3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
A1B1X1 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah
kognitif.
A1B1X2 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah
afektif.
A1B1X3 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar tinggi pada ranah
psikomotor.
A1B2X1 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar sedang pada ranah
kognitif.
A1B2X2 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar sedang pada ranah
afektif.
A1B2X3 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar sedang pada ranah
psikomotor.
A1B3X1 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar rendah pada ranah
kognitif.
A1B3X2 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar rendah pada ranah
afektif.
A1B3X3 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar rendah pada ranah
psikomotor.
A2B1X1 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar tinggi pada ranah kognitif.
A2B1X2 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar tinggi pada ranah afektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
A2B1X3 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar tinggi pada ranah psikomotor.
A2B2X1 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar sedang pada ranah kognitif.
A2B2X2 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar sedang pada ranah afektif.
A2B2X3 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar sedang pada ranah psikomotor.
A2B3X1 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar rendah pada ranah kognitif.
A2B3X2 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar rendah pada ranah afektif.
A2B3X3 = Hasil belajar siswa pada penerapan metode konvensional dengan
aktivitas belajar rendah pada ranah psikomotor.
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan dihubungkan dengan permasalahan yang
ada, maka peneliti mengajukan hipotesis berikut :
1. Terdapat pengaruh penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII
SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Terdapat pengaruh aktivitas siswa terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Terdapat interaksi antara penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dan aktivitas siswa di kelas terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Kebakkramat kelas VIII semester II
tahun ajaran 2011/2012.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan Januari sampai Juli
tahun ajaran 2011/2012 dan dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Meliputi pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal,
permohonan ijin survey dan konsultasi angket penelitian dilaksanakan
pada bulan Januari sampai Februari.
b. Tahap penelitian
Meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu
pengambilan data dan penyebaran angket dilaksanakan pada bulan Maret
sampai April.
c. Tahap penyelesaian
Meliputi analisis data dan penyusunan laporan dan
perbanyakannya dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII semester
II SMP N 1 Kebakkramat tahun ajaran 2011/2012.
2. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebayak 2 kelas. Kelas yang
diajar dengan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga sebagai
kelas experimen dan kelas yang diajar dengan metode konvensional sebagai
kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cluster random sampling. Sesuai dengan pendapat Setyosari (2010 : 171) teknik
kelompok (cluster) digunakan apabila populasi atau sampel yang tersedia adalah
berupa unit-unit rumpun dalam populasi. Pengambilan sampel 2 kelas yang
memiliki kemampuan sama dari jumlah total 6 kelas dipilih secara acak oleh
peneliti dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas.
C. Teknik pengumpulan data
1. Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber obyek pengamatan sebagai
faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Terdapat dua macam variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Variabel bebas, meliputi :
1) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran konvensional yaitu metode yang biasa dipakai oleh guru
berupa metode belajar dengan menggunakan ceramah dan demonstrasi
sebagai metode pembelajaran di kelompok kontrol dan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga sebagai metode pembelajaran di
kelompok eksperimen.
2) Aktivitas belajar
Aktivitas belajar meliputi kegiatan visual (visual activities), kegiatan
lisan (oral activities), kegiatan mendengarkan (listening activities), kegiatan
menulis (writing activities), kegiatan mental (mental activities), dan kegiatan
emosional (emotional activities).
b. Variabel terikat, meliputi:
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar Biologi. Hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan (Suprijono, 2011: 5). Hasil belajar yang
diukur meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
empat macam cara, yaitu :
a. Metode angket
Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data berupa hasil belajar siswa ditinjau dari ranah afektif.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar biologi ranah kognitif. Data ini
berupa daftar nilai atau legger semester 1 tahun ajaran 2011/2012 yang
digunakan untuk uji keseimbangan. Data yang digunakan berupa rata-rata
nilai ulangan harian semester I.
c. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengambil data penguasaan konsep
biologi pada ranah kognitif. Pada penelitian ini teknik tes yang digunakan
adalah evaluasi yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil
belajar ranah kognitif individu setelah kegiatan belajar mengajar pada
materi pokok fotosintesis. Tes ini berbentuk pilihan ganda, menjodohkan,
dan uraian.
d. Metode observasi
Metode observasi dimanfaatkan untuk mengukur keterlaksanaan
metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga. Subjek
penelitian dinilai oleh 3 orang observer dengan menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi digunakan sebagai instrument penilaian
aktivitas siswa dan aspek psikomotor siswa yang berisi beberapa indikator
yang keterlaksanaannya dinilai oleh 3 orang observer.
3. Teknik Penyusunan Instrument Penelitian
a. Pengukuran aktivitas siswa
Pengukuran aktivitas siswa menggunakan lembar observasi dalam
bentuk checklist (√). Cara pemberian skor lembar observasi dengan Ya dan
Tidak (1 dan 0). Pengukuran aktivitas siswa dengan observasi dilakukan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
saat kegiatan belajar mengajar, sebagai acuan untuk pengukuran dengan
metode angket.
b. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Kognitif
Pengukuran ranah kognitif menggunakan test dengan langkah-langkah
penyusunan sebagai berikut:
1) Pemilihan materi berdasarkan kurikulum.
2) Pembuatan alat ukur sesuai indikator.
3) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan
4) Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup 6 jenjang
kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4
(analisis), C5 (menilai), C6 (mencipta) menurut Martinis Yamin.
5) Penyusunan item soal ranah kognitif.
6) Pengujian kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas
menurut Arikunto ( 2002: 64-82).
7) Item diuji lagi dengan uji tingkat kesukaran item dan uji daya pembeda
item soal.
8) Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan, soal digunakan untuk
posttes.
c. Pengukuran hasil belajar ranah afektif
Pengukuran hasil belajar ranah afektif menggunakan angket dalam
bentuk cheklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert
dalam Sudjana (2008: 81) sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
Skor untuk Aspek yang
Dinilai
Skor
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Berpendapat (TB) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Menurut Sudjana (2008:30) ada lima tingkatan bidang afektif yaitu:
penerimaan (receiving), tanggapan (responding), penilaian (valuing),
organisasi (organizing), karakterisasi (characterizing). Uji kesahihan angket
ranah afektif diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas (Arikunto, 2009:
64-113).
d. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan lembar
observasi. Cara pemberian skor lembar observasi dengan Ya dan Tidak (1 dan
0). Pengukuran ranah psikomotorik dengan observasi dilakukan pada saat
kegiatan belajar mengajar, sebagai acuan untuk pengukuran dengan metode
angket.
Ranah psikomotorik menurut Ella (2004: 59-63) meliputi 5 jenjang
kemampuan yaitu P1 (peniruan), P2 (manipulasi), P3 (kecermatan), P4
(artikulasi) dan P5 (naturalisasi). Uji kesahihan diukur dengan uji validitas dan
reliabilitas menurut Arikunto (2009: 64-113).
Tahap-tahap penyusunan angket adalah sebagai berikut :
1) Spesifikasi item
Spesifikasi item disesuaikan dengan lingkup masalah dan tujuan
penelitian yang dilakukan. Sebelum dibuat dalam bentuk pernyataan,
terlebih dahulu ditentukan konsep permasalahan. Ketepatan dalam
mendefinisikan konsep akan menentukan kebenaran informasi yang
diperoleh. Konsep tersebut dijabarkan menjadi aspek-aspek yang akan
diukur, kemudian ditentukan indikator-indikatornya, dan dilakukan
penyusunan kisi-kisi angket berdasarkan aspek dan indikator yang telah
dirumuskan tersebut.
2) Penyusunan kisi-kisi angket
Kisi-kisi berupa aspek dan indikator yang dijabarkan dalam item angket.
3) Penyusunan item angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Penyusunan angket berdasarkan pada kisi-kisi angket yang telah
dibuat dengan indikator-indikator yang ditentukan. Angket dalam
penelitian ini berbentuk pernyataan, di mana responden hanya diminta
untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia.
4) Penentuan skor angket
Penentuan skor angket dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk
dinilai oleh responden. Pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua
kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Penskoran untuk
butir angket menurut Skala Likert, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skala Likert
Skor untuk Aspek yang
Dinilai
Skor
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Berpendapat (TB) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sudjana (2008 : 81)
5) Uji coba angket
Uji coba angket dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan alat ukur yang benar-benar sesuai dan relatif stabil. Untuk itu
perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Dalam penelitian ini, uji coba angket dikenakan pada siswa kelas
VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Analisis Instrumen
1. Uji validitas
Validitas berhubungan dengan kesesuaian dalam pengukuran antara alat
ukur yang digunakan dengan variabel yang akan diukur. Suatu alat ukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dinyatakan valid apabila benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang
variabel yang diukur.
Validitas butir soal maupun angket (Arikunto, 2002: 75) dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
2222xy
Y)(- YNX)(- XN
Y)X)(( - XYN r
Keterangan :
rxy : koefisien Validitas
X : hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya
Y : kriteria yang dipakai
Jika harga rxy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item
pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika rxy > r tabel maka item
pertanyaan dinyatakan valid. Uji validitas tes try out kognitif dan afektif, secara
lengkap disajikan pada Tabel 3.1, 3.2 dan 3.3.
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out I
Penilaian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
Valid Invalid
Kognitif 30 12 18
Afektif 32 25 7
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji validitas tes kognitif
menunjukkan item yang valid sebanyak 12 soal sedang untuk item yang tidak
valid (invalid) sebanyak 18 soal. Hasil uji validitas angket afektif menunjukkan
item yang valid sebanyak 25 soal dan item yang tidak valid (invalid) sebanyak 7
soal.
Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out II
Penilaian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Valid Invalid
Kognitif 30 14 16
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji validitas tes kognitif
kedua menunjukkan item yang valid sebanyak 14 soal sedang untuk item yang
tidak valid (invalid) sebanyak 16 soal.
Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Uraian
Penilaian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
Valid Invalid
Kognitif 5 3 2
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji validitas tes kognitif
soal uraian menunjukkan item yang valid sebanyak 3 soal sedang untuk item yang
tidak valid (invalid) sebanyak 2 soal.
2. Uji reliabilitas
Tes dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil yang tetap
apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil tes
tersebut menunjukkan ketetapan. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar diukur
menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut
r11= 1n
n
2
2
S
pqS
Dengan :
r11 = reliabelitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ( q = 1 - p )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians )
Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket ranah afektif
digunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:
r11 = 1n
n
2
2
1St
si
Dengan :
= indeks reliabilitas instrumen
n = cacah butir instrumen
= variansi total 2
is = variansi butir ke-i
Acuan penilaian reliabilitas menurut Riduwan (2004: 98) adalah:
0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,6 – 0,799 : Tinggi (T)
0,4 – 0,599 : Cukup (C)
0,2 – 0,399 : Rendah (R)
0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)
Hasil uji reliabilitas tes try out kognitif dan afektif disajikan pada Tabel
3.4, 3.5, dan 3.6.
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Reliabilitas Try Out I
Penilaian Jumlah Item Indeks Reliabilitas Keputusan Uji
Kognitif 30 0.645867991 Reliabilitas Tinggi
Afektif 32 0.849889695 Reliabilitas Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif
diperoleh r11 = 0.645867991 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes
kognitif tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif diperoleh r11 = 0.849889695 hal
ini berarti koefisien reliabilitas angket afektif sangat tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Reliabilitas Try Out II
Penilaian Jumlah Item Indeks Reliabilitas Keputusan Uji
Kognitif 30 0.602892014 Reliabilitas Tinggi
Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif
diperoleh r11 = 0.602892014 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes
kognitif tinggi.
Tabel 3.8 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out Uraian
Penilaian Jumlah Item Indeks Reliabilitas Keputusan Uji
Kognitif 5 0,400 Reliabilitas Cukup
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif
diperoleh r11 = 0,400 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif
cukup.
3. Analisis Butir Soal
a. Derajat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran yang
memadai dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Besarnya
derajat kesukaran (P) dapat ditentukan dengan rumus :
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta tes yang menjawab soal benar
Jx = Jumlah seluruh peserta tes
Penggolongan derajat kesukaran suatu soal tes adalah sebagai berikut :
Soal dengan P = 0,1 sampai 0,3 (item sukar)
Soal dengan P = 0,3 sampai 0,7 (item sedang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Soal dengan P = 0,7 sampai 1,0 (item mudah)
(Arikunto, 2002: 208)
Soal yang baik menurut Arikunto (2002: 210) adalah soal yang
mempunyai indeks kesukaran pada interval 0.30 ≤ P < 0.70.
Tabel 3.9 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Try Out I
Ranah
Penilaian
Jumlah
Soal
Taraf Kesukaran
Sukar Sedang Mudah
Kognitif 30 7 16 7
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal
yang mempunyai indeks kesukaran sukar sebanyak 7 soal, soal yang mempunyai
indeks kesukaran sedang sebanyak 16 soal, dan soal yang mempunyai indeks
kesukaran mudah sebanyak 7 soal.
Tabel 3.10 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Try Out II
Ranah
Penilaian
Jumlah
Soal
Taraf Kesukaran
Sukar Sedang Mudah
Kognitif 30 3 8 19
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal
yang mempunyai indeks kesukaran sukar sebanyak 3 soal, soal yang mempunyai
indeks kesukaran sedang sebanyak 8 soal, dan soal yang mempunyai indeks
kesukaran mudah sebanyak 19 soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Daya beda
Perhitungan daya beda adalah sejauh mana suatu butir soal mampu
membedakan anak yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Untuk
menentukan daya beda tiap item soal digunakan rumus :
D =
Keterangan :
D = daya beda (indeks deskriminasi)
BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai indeks
deskriminasi 0,4 sampai 0,7.
Klasifikasi daya beda adalah sebagai berikut :
D = 0,00 – 0,20 adalah jelek
D = 0,20 – 0, 40 adalah cukup
D = 0,40 – 0,70 adalah baik
D = 0,70 – 1,00 adalah baik sekali
Tabel 3.11 Rangkuman Uji Daya Beda Try Out I
Ranah Penilaian Jumlah
Soal
Kriteria
Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Kognitif 30 16 7 4 3
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh soal yang
jelek 16 item, cukup 7 item, baik 4 item, dan baik sekali 3 item. Soal yang
memiliki kriteria ID jelek tidak dapat digunakan sehingga 16 item harus dibuang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 3.12 Rangkuman Uji Daya Beda Try Out II
Ranah Penilaian Jumlah
Soal
Kriteria
Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Kognitif 30 17 7 6 0
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh soal yang
jelek 17 item, cukup 7 item, baik 6 item, dan baik sekali 0 item. Soal yang
memiliki kriteria ID jelek tidak dapat digunakan sehingga 17 item harus dibuang.
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Desain penelitian
yang digunakan pada penelitian eksperimen semu ini Randomized Control Only
Design.
Tabel 3.13 Desain Penelitian “Randomized Control Only Design”
Group Treatment Post Test
Eksperimen Group (R) X T2
Control Group (R) - T2
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan
penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga
T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
control
R : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini diuji dengan analisis variansi dua
jalan (anava dua jalan) dengan program Minitab 16. Teknis analisi data ini untuk
menguji ketiga hipotesis yaitu untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas
terhadap satu variabel terikat dan interaksi kedua variabel bebas terhadap variabel
terikat (Budiyono, 2004:195). Analisis variansi dua jalan adalah analisis varian
yang digunakan untuk menguji hipotesis perbandingan lebih dari dua sampel dan
setiap sampel terdiri atas dua jenis atau lebih secara bersama-sama yang
memerlukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas (uji Anderson-Darling), dan
uji homogenitas (uji Levene’s). Kedua uji tersebut menggunakan program Minitab
16. Selain analisis tersebut juga dilakukan analisis dengan uji-t dengan program
Minitab 16 untuk menguji keseimbangan hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kolompok kontrol sebelum diberi perlakuan.
1. Uji Keseimbangan
a. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Anderson-Darling.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi
α = 0,05, H0 diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 3.14 Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Kelas p-value Α Kriteria Keputusan uji H0
Eksperimen 0,127 0,05 p-value > α Diterima
Kontrol 0,345 0,05 p-value > α Diterima
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
menjelaskan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen)
H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi
α = 0,05, H0 diterima.
Tabel 3.15 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Kemampuan Awal p-value α Kriteria Keputusan uji H0
Kognitif 0,120 0,05 p-value > α Diterima
Tabel 3.15 menunjukkan bahwa keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
menjelaskan bahwa variasi kedua sampel homogen.
c. Uji Keseimbangan
Perhitungan uji keseimbangan sampel menggunakan uji-t.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi
α = 0,05, H0 diterima.
Tabel 3.16 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Kemampuan Awal p-value Kriteria Keputusan
Kognitif 0,215 p-value > 0,05 H0 diterima
Tabel 3.16 menunjukkan bahwa keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
menjelaskan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini
berasal dari populasi atau distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas
pada penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling dengan Minitab 16.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05 yang berarti H0 diterima.
Tabel 3.17 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Hasil Belajar p-value Α Kriteria Keputusan uji H0
Kognitif 0,336 0,05 p-value > α Diterima
Afektif 0,808 0,05 p-value > α Diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Psikomotor 0,710 0,05 p-value > α Diterima
Tabel 3.17 menunjukkan bahwa keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
menjelaskan bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
Tabel 3.18 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
Hasil Belajar p-value Α Kriteria Keputusan uji H0
Kognitif 0,104 0,05 p-value > α Diterima
Afektif 0,894 0,05 p-value > α Diterima
Psikomotor 0,208 0,05 p-value > α Diterima
Tabel 3.18 menunjukkan bahwa keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
menjelaskan bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi
dari sejumlah populasi sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan uji Levene’s dengan Minitab 16.
Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (semua variasi homogen)
H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi
α = 0,05, H0 diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 3.19 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Hasil Belajar p-value Α Kriteria Keputusan uji H0
Kognitif 0,170 0,05 p-value > α Diterima
Afektif 0,141 0,05 p-value > α Diterima
Psikomotor 0,747 0,05 p-value > α Diterima
Tabel 3.19 menunjukkan bahwa keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
menjelaskan bahwa variasi dari sejumlah populasi homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji anava dua jalan. Perhitungan uji hipotesis
dilakukan menggunakan General Linear Model dengan Minitab 16 untuk anava
dua jalan pada sel yang tidak sama.
a. Asumsi Dasar
1) Populasi berdistribusi normal dan variansinya homogen.
2) Sampel dipilih secara acak.
b. Notasi dan Tata Letak Data
Tabel 3.20 Notasi dan Tata Letak Data
A
B
A1 A2
B1 A1B1 A2B1
B2 A1B2 A2B2
B3 A1B3 A2B3
Keterangan :
A : Metode pembelajaran
A1 : Penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga
A2 : Pembelajaran konvensional
B : Aktivitas belajar
B1 : Aktivitas belajar kategori tinggi
B2 : Aktivitas belajar kategori sedang
B3 : Aktivitas belajar kategori rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4. Uji Lanjut Anava
Uji lanjut dari analisis variansi digunakan apabila hasil analisis variansi
tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan signifikan
antar variabel. Tingkat perbedaan dapat diketahui dengan perhitungan
menggunakan uji Bonferroni. Perhitungan uji lanjut digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel yang lebih baik dan lebih efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Metode Pembelajaran
Data hasil belajar biologi siswa pada materi fotosintesis meliputi 3 ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Data-data tersebut
diambil dari dua kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
dengan jumlah 34 siswa dari kelas VIII B dan 33 siswa dari kelas VIII D SMP N 1
Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012. Kelas VIII D sebagai kelompok kontrol
dengan pembelajaran konvensional yaitu belajar dengan menggunakan ceramah
dan demonstrasi. Kelas VIII B sebagai kelompok eksperimen dengan
pembelajaran menggunakan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular
tangga.
Hasil belajar siswa pada materi pokok fotosintesis kelompok eksperimen
dengan sampel 34 siswa dan kelompok kontrol dengan sampel sebanyak 33 siswa,
dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Kognitif Ditinjau dari Metode
Pembelajaran
Hasil Statistik Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Mean 76,818 86,294
Standart Deviasi 9,866 8,329
Variance 97,341 69,365
Minimum 61 73
Maximum 91 100
Median 76 86
N 33 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.1 menunjukkan perbandingan hasil belajar ranah kognitif
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol ditinjau dari metode
pembelajaran. Nilai standar deviasi kelompok kontrol 9,866. Nilai standar deviasi
ini menunjukkan bahwa persebaran nilai pada kelompok kontrol tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 76,818. Hal ini ditunjukkan dengan
median 76, nilai maximum 91, dan nilai minimum 61. Jumlah siswa pada
kelompok ini adalah 33 siswa.
Nilai standar deviasi kelompok eksperimen 8,329. Nilai standar deviasi ini
menunjukkan bahwa persebaran nilai pada kelompok eksperimen tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 86,294. Hal ini ditunjukkan dengan
median 86, nilai maximum 100, dan nilai minimum 73. Jumlah siswa pada
kelompok ini adalah 34 siswa.
Nilai variansi menunjukkan tingkat keragaman atau ukuran persebaran
suatu data. Nilai variansi yang tinggi berarti data kurang homogen.
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Ditinjau dari Metode
Pembelajaran
Hasil Statistik Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Mean 71,445 81,307
Standart Deviasi 7,694 8,260
Variance 59,200 68,236
Minimum 57,692 63,725
Maximum 84,615 98,078
Median 73,077 82,003
N 33 34
Tabel 4.2 menunjukkan perbandingan hasil belajar ranah psikomotor
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol ditinjau dari metode
pembelajaran. Nilai standar deviasi kelompok kontrol 7,694. Nilai standar deviasi
ini menunjukkan bahwa persebaran nilai psikomotor pada kelompok kontrol tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 71,445. Hal ini ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
median 73,077, nilai maximum 84,615, dan nilai minimum 84,615. Jumlah siswa
pada kelompok ini adalah 33 siswa.
Nilai standar deviasi kelompok eksperimen 8,260. Nilai standar deviasi ini
menunjukkan bahwa persebaran nilai pada kelompok eksperimen tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 81,307. Hal ini ditunjukkan dengan
median 82,003, nilai maximum 98,078, dan nilai minimum 63,725. Jumlah siswa
pada kelompok ini adalah 34 siswa.
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Afektif Ditinjau dari Metode
Pembelajaran
Hasil Statistik Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Mean 79,952 84,094
Standart Deviasi 5,261 6,736
Variance 27,678 45,373
Minimum 69,6 70,4
Maximum 92 96
Median 80 84
N 33 34
Tabel 4.3 menunjukkan perbandingan hasil belajar ranah afektif kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol ditinjau dari metode pembelajaran. Nilai
standar deviasi kelompok kontrol 5,261. Nilai standar deviasi yang besar ini
menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada kelompok kontrol tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 79,952. Hal ini ditunjukkan dengan
median 80, nilai maximum 92, dan nilai minimum 69,6. Jumlah siswa pada
kelompok ini adalah 33 siswa.
Nilai standar deviasi kelompok eksperimen 6,736. Nilai standar deviasi ini
menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada kelompok eksperimen tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 84,094. Hal ini ditunjukkan dengan
median 84, nilai maximum 96, dan nilai minimum 70,4. Jumlah siswa pada
kelompok ini adalah 34 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan data di atas dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil
belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Eksperimen dengan
Kelompok Kontrol
Gambar 4.1 menunjukkan perbandingan nilai rata-rata kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol berdasarkan penerapan metode
pembelajaran. Kelompok eksperimen menerapkan metode eksperimen disertai
media pembelajaran ular tangga sedangkan kelompok kontrol menerapkan metode
konvensional. Data diambil dari kelompok eksperimen dengan jumlah sampel 34
siswa dan kelompok kontrol dengan jumlah sampel 33, dengan nilai berturut-turut
86,294 dan 76,818. Rata-rata hasil belajar ranah psikomotor kelompok
eksperimen 81,307 sedangkan kelompok kontrol 71,445. Rata-rata hasil belajar
ranah afektif kelompok eksperimen 84,094 sedangkan kelompok kontrol 79,952.
86.294
76.818 81.307
71.445 84.094
79.952
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Kognitif
Psikomotor
Afektif
Rata
-rata
Hasi
l B
elaja
r B
iolo
gi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi berupa nilai
aktivitas belajar siswa pada materi fotosintesis. Data-data tersebut diambil dari
dua kelas sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 34 siswa dari kelas VIII B
dan kelompok kontrol dengan jumlah 33 siswa dari kelas VIII D SMP N 1
Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012. Data nilai aktivitas belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Deskripsi Nilai Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol
Kelompok Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Sd
Eksperimen 96,6667 43,3333 83,4803 13,3608
Kontrol 97,5 17,5 57,8788 25,6487
Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan nilai aktivitas belajar siswa
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Nilai standar deviasi kelompok
eksperimen 13,3608. Nilai standar deviasi menunjukkan bahwa persebaran nilai
pada kelompok eksperimen tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu
83,4803. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tertinggi 96,6667 dan nilai terendah
43,3333.
Nilai standar deviasi kelompok kontrol 25,6487. Nilai standar deviasi yang
sangat besar ini menunjukkan bahwa persebaran nilai pada kelompok eksperimen
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 57,8788. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai tertinggi 97,5 dan nilai terendah 17,5.
Berdasarkan data di atas dapat disajikan diagram batang perbandingan
nilai aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Gambar 4.2 menunjukkan perbandingan nilai aktivitas belajar kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Rata-rata nilai aktivitas belajar kelompok
eksperimen adalah 83,48039 sedangkan rata-rata nilai aktivitas belajar kelompok
kontrol adalah 57,87878.
Data aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol selanjutnya di katagorikan menjadi tiga yaitu, aktivitas belajar tinggi,
sedang, dan rendah. Data sebaran aktivitas belajar siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol secara singkat disajikan dalam Tabel 4.5 dan
Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Penyebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Eksperimen
No Aktivitas Belajar Skor Frekuensi
1 Tinggi X > 94,83990 7
2 Sedang 94,83990 > X > 46,90139 25
3 Rendah X < 46,90139 2
83.48039
57.87878
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Nilai
Aktivitas
Ra
ta-r
ata
Nil
ai
Ak
tiv
ita
s B
ela
jar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai aktivitas belajar tinggi lebih besar dari
94,83990. Nilai aktivitas belajar sedang berada di antara 94,83990 dan 46,90139.
nilai aktivitas belajar rendah lebih kecil dari 46,90139.
Jumlah siswa pada kelompok eksperimen yang mempunyai aktivitas
belajar tinggi sebanyak 7 orang. Jumlah siswa yang mempunyai aktivitas belajar
sedang sebanyak 25 orang, sedangkan jumlah siswa yang mempunyai aktivitas
belajar rendah sebanyak 2 orang.
Tabel 4.6 Penyebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Kontrol
No Aktivitas Belajar Skor Frekuensi
1 Tinggi X > 94.83990 2
2 Sedang 94.83990 > X > 46.90139 17
3 Rendah X < 46.90139 14
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai aktivitas belajar tinggi lebih besar dari
94,83990. Nilai aktivitas belajar sedang berada di antara 94,83990 dan 46,90139.
Nilai aktivitas belajar rendah lebih kecil dari 46,90139.
Jumlah siswa pada kelompok kontrol yang mempunyai aktivitas belajar
tinggi sebanyak 2 orang. Jumlah siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang
sebanyak 17 orang, sedangkan jumlah siswa yang mempunyai aktivitas belajar
rendah sebanyak 14 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berikut ini merupakan data hasil belajar biologi siswa ditinjau dari
aktivitas belajar siswa.
a. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah kognitif pada aktivitas belajar
siswa kategori aktivitas tinggi, aktivitas sedang, dan aktivitas rendah dapat
dilihat Tabel 4.7 dan diagram batang pada Gambar 4.3.
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ditinjau dari Aktivitas
Belajar Hasil Statistik Aktivitas Tinggi Aktivitas Sedang Aktivitas Rendah
Mean 89,333 84,690 69,250 Standart Deviasi 7,810 7,630 6,598 Variance 61 58,219 43,533 Minimum 74 70 61 Maximum 100 100 82 Median 91 83,5 69,5 N 9 42 16
Tabel 4.7 menunjukkan perbandingan hasil belajar ranah kognitif ditinjau
dari aktivitas belajar siswa. Kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi nilai
standar deviasinya 7,810. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran
nilai kognitif pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 89,333. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai tengah (median) 91, nilai maximum 100, dan nilai minimum 74. Jumlah
siswa pada kelompok ini adalah 9 siswa.
Kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya
7,630. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai kognitif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 84,690. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 83,5,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
nilai maximum 100, dan nilai minimum 70. Jumlah siswa pada kelompok ini
adalah 42 siswa.
Kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya
6,598. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai kognitif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 69,250. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 69,5,
nilai maximum 82, dan nilai minimum 61. Jumlah siswa pada kelompok ini
adalah 16 siswa.
b. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor
Data penelitian hasil belajar biologi ranah psikomotor pada aktivitas
belajar siswa kategori aktivitas tinggi, aktivitas sedang, dan aktivitas rendah
dapat dilihat Tabel 4.8 dan diagram batang pada Gambar 4.3.
Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor ditinjau dari
Aktivitas Belajar Hasil Statistik Aktivitas Tinggi Aktivitas Sedang Aktivitas Rendah
Mean 88,660 77,534 66,735 Standart Deviasi 4,473 7,274 6,021 Variance 20,004 52,916 36,251 Minimum 84,594 63,725 57,692 Maximum 96,078 94,118 76,923 Median 86,975 77,661 65,385 N 9 42 16
Tabel 4.8 menunjukkan perbandingan hasil belajar ranah psikomotor
ditinjau dari aktivitas belajar siswa. Kelompok siswa dengan aktivitas belajar
tinggi nilai standar deviasinya 4,473. Nilai standar deviasi ini menunjukkan
bahwa persebaran nilai psikomotor pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
tinggi tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 88,660. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 86,975, nilai maximum 96,078, dan nilai
minimum 84,594. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 9 siswa.
Kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya
7,274. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai psikomotor
pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 77,534. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 77,661,
nilai maximum 94,118, dan nilai minimum 63,725. Jumlah siswa pada kelompok
ini adalah 42 siswa.
Kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya
6,021. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai psikomotor
pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari
nilai rata-rata, yaitu 66,735. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median)
65,385, nilai maximum 76,923, dan nilai minimum 57,692. Jumlah siswa pada
kelompok ini adalah 16 siswa.
c. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah afektif pada aktivitas belajar
siswa kategori aktivitas tinggi, aktivitas sedang, dan aktivitas rendah dapat
dilihat Tabel 4.9 dan diagram batang pada Gambar 4.3.
Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif ditinjau dari Aktivitas
Belajar Hasil Statistik Aktivitas Tinggi Aktivitas Sedang Aktivitas Rendah
Mean 82,044 83,657 77,85 Standart Deviasi 4,438 6,526 5,006 Variance 19,698 42,588 25,064 Minimum 75,2 70,4 69,6 Maximum 88 96 87,2 Median 83,2 82,8 78,8 N 9 42 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan hasil belajar ranah afektif ditinjau
dari aktivitas belajar siswa. Kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi nilai
standar deviasinya 4,438. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran
nilai afektif pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 82,044. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai tengah (median) 83,2, nilai maximum 88, dan nilai minimum 88. Jumlah
siswa pada kelompok ini adalah 9 siswa.
Kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya
6,526. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 83,657. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 82,8,
nilai maximum 96, dan nilai minimum 70,4. Jumlah siswa pada kelompok ini
adalah 42 siswa.
Kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya
5,006. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 77,85. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 78,8, nilai
maximum 87,2, dan nilai minimum 69,6. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah
16 siswa.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.7, Tabel 4.8, dan Tabel 4.9
dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil belajar biologi siswa dengan
aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa
Gambar 4.3 menunjukkan perbandingan nilai rata-rata hasil belajar biologi
ditinjau dari aktivitas belajar siswa. Rata-rata nilai kognitif siswa dengan aktivitas
belajar tinggi 89,933 , siswa dengan aktivitas belajar sedang 84,69 , siswa dengan
aktivitas belajar rendah 69,25. Rata-rata nilai psikomotor siswa dengan aktivitas
belajar tinggi 88,66 , siswa dengan aktivitas belajar sedang 77,534 , siswa dengan
aktivitas belajar rendah 66,735. Rata-rata nilai afektif siswa dengan aktivitas
belajar tinggi 82,044 , siswa dengan aktivitas belajar sedang 83,657 , siswa
dengan aktivitas belajar rendah 77,85.
3. Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Interaksi antara Metode
Pembelajaran dan Aktivitas Belajar
Berikut ini merupakan data hasil belajar biologi siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan interaksi antara metode
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.
89.933 84.69
69.25
88.66 77.534
66.735
82.044
83.657
77.85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Aktivitas Tinggi Aktivitas Sedang Aktivitas Rendah
Kognitif
Psikomotor
Afektif
Rata
-Rata
Hasi
l B
ela
jar
Aktivitas Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah kognitif kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan interaksi antara metode
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan
diagram batang pada Gambar 4.4.
Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Berdasarkan
Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Hasil
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Aktivitas
Tinggi Aktivitas
Sedang Aktivitas
Rendah Aktivitas
Tinggi Aktivitas
Rendah Aktivitas
Rendah Mean 91,286 85,280 81,5 82,5 67,5 83,824
StDev 6,102 8,706 0,707 12,021 4,879 5,844
Variance 37,238 75,793 0,5 144,5 23,808 34,154
Minimum 83 73 81 74 61 70
Maximum 100 100 82 91 74 91
Median 91 84 81,5 82,5 66,5 83
N 7 25 2 2 14 17
Tabel 4.10 menyajikan hasil belajar biologi ranah kognitif berdasarkan
interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar. Kelompok
eksperimen menunjukkan siswa dengan aktivitas belajar tinggi nilai standar
deviasinya 6,102. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai
kognitif pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi tidak menyimpang
jauh dari nilai rata-rata, yaitu 91,286. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah
(median) 91, nilai maximum 100, dan nilai minimum 83. Jumlah siswa pada
kelompok ini adalah 7 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya 8,706. Nilai
standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai kognitif pada kelompok
siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
yaitu 85,280. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 84, nilai maximum
100, dan nilai minimum 73. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 25 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya 0,707. Nilai
standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai kognitif pada kelompok
siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata,
yaitu 81,5. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 81,5, nilai maximum
82, dan nilai minimum 81. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 2 siswa.
Kelompok kontrol menunjukkan siswa dengan aktivitas belajar tinggi
nilai standar deviasinya 12,021. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa
persebaran nilai kognitif pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi
tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 82,5. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai tengah (median) 82,5, nilai maximum 91, dan nilai minimum 74. Jumlah
siswa pada kelompok ini adalah 2 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya 5,844.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai kognitif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 83,824. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 83, nilai
maximum 91, dan nilai minimum 70. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 17
siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya 4,879.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai kognitif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 67,5. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 66,5. nilai
maximum 74, dan nilai minimum 61. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 14
siswa.
b. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor
Data penelitian hasil belajar biologi ranah psikomotor kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan interaksi antara metode
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa secara ringkas disajikan pada Tabel
4.11 dan diagram batang pada Gambar 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Berdasarkan
Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Hasil
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Aktivitas
Tinggi Aktivitas
Sedang Aktivitas
Rendah Aktivitas
Tinggi Aktivitas
Sedang Aktivitas
Rendah Mean 89,816 79,641 72,338 84,615 74,434 65,934
StDev 4,434 7,621 1,683 0 5,597 6,007
Variance 19,660 58,082 2,834 0 31,326 36,088
Minimum 84,594 63,725 71,148 84,615 65,385 57.692
Maximum 96,078 94,118 73,529 84,615 84,615 76,923
Median 89,356 79,412 72,338 84,615 73,077 65,385
N 7 25 2 2 17 14
Tabel 4.11 menyajikan hasil belajar biologi ranah psikomotor berdasarkan
interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar. Kelompok
eksperimen menunjukkan siswa dengan aktivitas belajar tinggi nilai standar
deviasinya 4,434. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai
psikomotor pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 89,816. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai tengah (median) 89,356, nilai maximum 96,078, dan nilai minimum 84,594.
Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 7 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya 7,621.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai psikomotor pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 79,641. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 79,412,
nilai maximum 94,118, dan nilai minimum 63,725. Jumlah siswa pada kelompok
ini adalah 25 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya 1,683.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai psikomotor pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
rata-rata, yaitu 72,338. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 72,338,
nilai maximum 73,529, dan nilai minimum 71,148. Jumlah siswa pada kelompok
ini adalah 2 siswa.
Kelompok kontrol menunjukkan siswa dengan aktivitas belajar sedang
nilai standar deviasinya 0. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa nilai pada
kelompok ini sama, yaitu 84,615. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 2 orang
siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya 5,597.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai psikomotor pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 74,434. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 73,077,
nilai maximum 84,615, dan nilai minimum 65,385. Jumlah siswa pada kelompok
ini adalah 17 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya 6,007.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai psikomotor pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 65,934. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 65,385.
nilai maximum 76,923, dan nilai minimum 57,692. Jumlah siswa pada kelompok
ini adalah 14 siswa.
c. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
Data penelitian hasil belajar biologi ranah afektif kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berdasarkan interaksi antara metode pembelajaran dan
aktivitas belajar dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan diagram batang pada
Gambar 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Berdasarkan
Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Hasil
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Aktivitas
Tinggi Aktivitas
Sedang Aktivitas
Rendah Aktivitas
Tinggi Aktivitas
Sedang Aktivitas
Rendah Mean 81,486 85,376 77,2 84 81,129 77,943
StDev 4,941 6,926 3,959 1,131 5,076 5,257
Variance 24,411 47,974 15,68 1,28 25,765 27,64
Minimum 75,2 70,4 74,4 83,2 72,8 69,6
Maximum 88 96 80 84,8 92 87,2
Median 79,2 85,6 77,2 84 81,6 78,8
N 7 25 2 2 17 14
Tabel 4.12 menyajikan hasil belajar biologi ranah afektif berdasarkan
interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar. Kelompok
eksperimen menunjukkan siswa dengan aktivitas belajar tinggi nilai standar
deviasinya 4,941. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai
afektif pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi tidak menyimpang
jauh dari nilai rata-rata, yaitu 81,486. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah
(median) 79,2, nilai maximum 88, dan nilai minimum 75,2. Jumlah siswa pada
kelompok ini adalah 7 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya 6,926.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 85,376. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 85,6,
nilai maximum 96, dan nilai minimum 70,4. Jumlah siswa pada kelompok ini
adalah 25 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya 3,959.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 77,2. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 77,2, nilai
maximum 80, dan nilai minimum 74,4. Jumlah siswa pada kelompok ini adalah 2
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Kelompok kontrol menunjukkan siswa dengan aktivitas belajar tinggi
nilai standar deviasinya 1,131. Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa
persebaran nilai afektif pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi tidak
menyimpang jauh dari nilai rata-rata, yaitu 84. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
tengah (median) 84, nilai maximum 84,8, dan nilai minimum 83,2. Jumlah siswa
pada kelompok ini adalah 2 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar sedang nilai standar deviasinya 5,076.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 81,129. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 81,6,
nilai maximum 92, dan nilai minimum 72,8. Jumlah siswa pada kelompok ini
adalah 17 siswa.
Siswa dengan aktivitas belajar rendah nilai standar deviasinya 5,257.
Nilai standar deviasi ini menunjukkan bahwa persebaran nilai afektif pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata, yaitu 77,943. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tengah (median) 78,8.
nilai maximum 87,2, dan nilai minimum 69,6. Jumlah siswa pada kelompok ini
adalah 14 siswa.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.10, 4.11, dan 4.12 dapat
dibuat diagram batang perbandingan hasil belajar biologi kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berdasarkan interaksi antara metode pembelajaran dan
aktivitas siswa sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Interaksi antara
Metode Pembelajaran dan Aktivitas Belajar
Gambar 4.4 menunjukkan perbandingan hasil belajar biologi berdasarkan
interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar. Berdasarkan grafik
diketahui pada kelompok eksperimen siswa dengan aktivitas belajar tinggi rata-
rata hasil belajar kognitif 91,286, psikomotor 89,816 dan afektif 81,485. Siswa
dengan aktivitas belajar sedang rata-rata hasil belajar kognitif 85,28, psikomotor
79,641 dan afektif 85,376. Siswa dengan aktivitas belajar rendah rata-rata hasil
belajar kognitif 81,5, psikomotor 72,338, dan afektif 77,2. Kelompok kontrol
siswa dengan aktivitas belajar tinggi rata-rata hasil belajar kognitif 82,5,
psikomotor 84,616 dan afektif 84. Siswa dengan aktivitas belajar sedang rata-rata
hasil belajar kognitif 83,824, psikomotor 74,434 dan afektif 81,129. Siswa dengan
aktivitas belajar rendah rata-rata hasil belajar kognitif 67,5, psikomotor 65,934
dan afektif 77,943.
91.286
85.28 81.5 82.5
83.824 67.5
89.816 79.641
72.338 84.616
74.434 65.934 81.486
85.376 77.2 84
81.129 77.943
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Aktivitas
Tinggi
Aktivitas
Sedang
Aktivitas
Rendah
Aktivitas
Tinggi
Aktivitas
Sedang
Aktivitas
Rendah
Kognitif
Psikomotor
Afektif
Kelompok
Eksperimen Kelompok
Kontrol
Ra
ta-r
ata
Ha
sil
Bel
aja
r B
iolo
gi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
B. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal
dari populasi yang terdistribusi normal. Populasi yang terdistribusi normal
merupakan prasyarat dari uji hipotesis anava dua jalan. Perhitungan uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling. Kriteria
pengujiannya: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai
probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai α = 0,05. Hasil uji normalitas
hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor dapat dilihat pada Tabel
4.13 dan 4.14.
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen Hasil
Belajar p-value Kriteria Keputusan Uji H0
Kelompok
Kontrol Kelompok
Eksperimen Kognitif 0,104 0,336 p-value >0,05 Diterima, Normal Psikomotor 0,208 0,710 p-value >0,05 Diterima, Normal Afektif 0,894 0,808 p-value >0,05 Diterima, Normal
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas
Belajar Siswa Hasil
Belajar p-value Kriteria Keputusan Uji H0
Tinggi Sedang Rendah
Kognitif 0,854 0,681 0,148 p-value >0,05 Diterima, Normal
Psikomotor 0,117 0,743 0,253 p-value >0,05 Diterima, Normal
Afektif 0,631 0,625 0,804 p-value >0,05 Diterima, Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berdasarkan Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hasil uji
Anderson-Darling nilai probabilitas (p-value) lebih dari nilai signifikasi 0,05
sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua
sampel pada penelitian ini terdistribusi normal. Artinya data masing-masing
sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variansi-variansi
pada populasi sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan uji Levene’s. Kriteria pengujiannya adalah varians
populasi baik metode pembelajaran maupun aktivitas belajar dinyatakan
homogen jika nilai probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai signifikan α
= 0,05. Sebaliknya, apabila p-value lebih kecil dari α maka dinyatakan tidak
homogen. Hasil uji homogenitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan
psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil Belajar p-value Kriteria Keputusan Uji Ho
Kognitif 0,170 p-value > 0,05 Diterima, Homogen
Psikomotor 0,747 p-value > 0,05 Diterima, Homogen
Afektif 0,141 p-value > 0,05 Diterima, Homogen
Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value)
untuk semua variasi berdasarkan metode pembelajaran dan aktivitas belajar lebih
dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
menunjukkan bahwa kedua sampel mempunyai variansi metode pembelajaran dan
aktivitas belajar yang homogen. Artinya kedua sampel berasal dari populasi yang
memiliki variansi sama.
C. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis varian dua jalan
untuk sel yang tidak sama melalui uji General Linear Model. Prasyarat uji anava
dua jalan yaitu uji normalitas dan homogenitas telah terpenuhi. Sampel populasi
harus terdistribusi normal dan memiliki variasi yang sama.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah
tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu H0 ditolak jika
signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi
probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan sebaliknya jika
signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima.
1. Uji Hipotesis Pertama
Hasil analisis pengaruh penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga terhadap hasil belajar biologi berdasarkan hasil
perhitungan disajikan pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Pengaruh Metode Eksperimen Disertai Media
Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Sumber Ranah
Hasil
Belajar
Fhitung
p-
value
Kriteria Keputusan Uji H0
A Kognitif 8,97 0,004 p-value < 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
A Psikomotor 5,28 0,025 p-value < 0,05 Ditolak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Berbeda Nyata
A Afektif 0,02 0,883 p-value > 0,05
Diterima,
Tidak Berbeda Nyata
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa pada hasil belajar ranah kognitif p-value =
0,004 < α = 0,05. Hasil tersebut menjelaskan bahwa H0A ditolak, artinya hasil
belajar ranah kognitif berbeda nyata antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar pada ranah kognitif.
Hasil belajar ranah psikomotor diketahui p-value = 0,025 < α = 0,05. Hasil
tersebut menjelaskan bahwa H0A ditolak, artinya hasil belajar ranah psikomotor
berbeda nyata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sehingga
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada ranah
psikomotor.
Hasil belajar ranah afektif p-value = 0,883 > α = 0,05. Hasil tersebut
menjelaskan bahwa H0A diterima, artinya hasil belajar ranah afektif tidak berbeda
nyata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran
ular tangga tidak memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada ranah afektif.
2. Uji Hipotesis Kedua
Hasil analisis pengaruh aktivitas belajar biologi siswa terhadap hasil
belajar biologi siswa disajikan pada Tabel 4.17.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.17 Hasil Analisis Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil
Belajar Biologi
Sumber
Ranah
Hasil
Belajar
Fhitung p-value Kriteria Keputusan Uji H0
B Kognitif 6,85 0,002 p-value > 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
B Psikomotor 13,26 0,000 p-value > 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
B Afektif 2,82 0,067 p-value < 0,05
Diterima,
Tidak Berbeda Nyata
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa pada hasil belajar ranah kognitif p-value =
0,002 < α = 0,05. Hasil tersebut menjelaskan bahwa H0B ditolak, artinya hasil
belajar ranah kognitif berbeda nyata antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada ranah kognitif.
Hasil belajar ranah psikomotor diketahui p-value = 0,000 < α = 0,05. Hasil
tersebut menjelaskan bahwa H0B ditolak, artinya hasil belajar ranah psikomotor
berbeda nyata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sehingga
dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar pada ranah psikomotor.
Hasil belajar ranah afektif p-value = 0,883 > α = 0,05. Hasil tersebut
menjelaskan bahwa H0B diterima, artinya hasil belajar ranah afektif tidak berbeda
nyata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
disimpulkan bahwa aktivitas belajar tidak memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar pada ranah afektif.
3. Uji Hipotesis Ketiga
Hasil analisis interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar
terhadap hasil belajar biologi siswa disajikan pada Tabel 4.18 sebagai berikut.
Tabel 4.18 Hasil Analisis Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Aktivitas
Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi
Sumber Ranah
Hasil
Belajar
Fhitung p-value Kriteria Keputusan Uji H0
AB Kognitif 2,77 0,071 p-value > 0,05 Diterima,
Tidak Ada Interaksi
AB Psikomotor 0,03 0,974 p-value > 0,05 Diterima,
Tidak Ada Interaksi
AB Afektif 1,27 0,287 p-value > 0,05
Diterima
Tidak Ada Interaksi
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa HOAB diterima HaAB
ditolak artinya tidak terdapat interaksi antara penerapan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar siswa terhadap
hasil belajar biologi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa pada
hasil belajar ranah kognitif dapat disajikan pada gambar 4.5.
TINGGISEDANGRENDAH
90
85
80
75
70
KONTROLEKSPERIMEN
90
85
80
75
70
KELAS
AKTIVITAS
EKSPERIMEN
KONTROL
KELAS
RENDAH
SEDANG
TINGGI
AKTIVITAS
Interaction Plot for NILAIData Means
Gambar 4.5 Grafik Interaksi Metode Pembelajaran dengan Aktivitas Belajar
Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Gambar 4.5 menunjukkan terdapat perpotongan grafik antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol pada aktivitas belajar tinggi dan sedang.
Sedangkan aktivitas belajar rendah tidak menunjukkan perpotongan. Tidak ada
perpotongan di antara ketiga kategori aktivitas menunjukkan bahwa tidak ada
interaksi antara penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular
tangga dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Ditinjau dari aktivitas belajar diketahui hasil belajar kognitif dengan aktivitas
belajar tingi, sedang, dan rendah pada kelompok eksperimen selalu lebih besar
dari kelompok kontrol.
Interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa pada
hasil belajar ranah psikomotor dapat disajikan pada gambar 4.6.
TINGGISEDANGRENDAH
90
80
70
KONTROLEKSPERIMEN
90
80
70
KELAS
AKTIVITAS
EKSPERIMEN
KONTROL
KELAS
RENDAH
SEDANG
TINGGI
AKTIVITAS
Interaction Plot for NILAIData Means
Gambar 4.6 Grafik Interaksi Metode Pembelajaran dengan Aktivitas Belajar
Terhadap Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa tidak terdapat perpotongan grafik antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada aktivitas belajar tinggi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
sedang dan rendah. Tidak ada perpotongan antara ketiga kategori aktivitas
menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara penerapan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar terhadap hasil
belajar biologi ranah psikomotor. Ditinjau dari aktivitas belajar diketahui hasil
belajar psikomotor dengan aktivitas belajar tinggi, sedang, dan rendah pada
kelompok eksperimen selalu lebih besar dari kelompok kontrol.
Interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa pada
hasil belajar ranah afektif dapat disajikan pada gambar 4.7.
TINGGISEDANGRENDAH
86
84
82
80
78
KONTROLEKSPERIMEN
86
84
82
80
78
KELAS
AKTIVITAS
EKSPERIMEN
KONTROL
KELAS
RENDAH
SEDANG
TINGGI
AKTIVITAS
Interaction Plot for NILAIData Means
Gambar 4.6 Grafik Interaksi Metode Pembelajaran dengan Aktivitas Belajar
Terhadap Hasil Belajar Ranah Afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa terdapat perpotongan grafik antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada aktivitas belajar tinggi dan
sedang. Sedangkan pada aktivitas belajar rendah tidak terdapat perpotongan.
Tidak ada perpotongan di antara ketiga kategori aktivitas menunjukkan bahwa
tidak ada interaksi antara penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi
ranah afektif.
Ditinjau dari aktivitas belajar diketahui hasil belajar psikomotor dengan
aktivitas belajar tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen tidak selalu
lebih besar dari kelas kontrol. Hanya pada aktivitas belajar sedang hasil belajar
kelas eksperimen lebih tinggi. Sedangkan pada aktivitas belajar tinggi dan rendah
kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol.
D. Analisis Uji Lanjut
Analisis uji lanjut dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh dari
masing-masing perlakuan saat uji anava dua jalan memberi keputusan H0 ditolak
(ada perbedaan nyata). Perhitungan uji lanjut untuk sel yang tidak sama pada
penelitian ini menggunakan uji Bunfferoni. Kriteria yang digunakan dalam
pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5%
dengan daerah kritisnya yaitu H0 ditolak jika sig < α (0,05). Hal ini berarti jika sig
< 0,05 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan sebaliknya jika sig > 0,05 maka
hipotesis nihil diterima. Tingkat pengaruh yang lebih baik dilihat dari perbedaan
rataan.
1. Analisis Uji Lanjut Hipotesis Pertama
a. Ranah Kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Hasil uji lanjut untuk pengaruh penerapan metode eksperimen disertai
media pembelajaran ular tangga dapat dilihat pada Tabel 4.19 sebagai berikut.
Tabel 4.19 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh penerapan
metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga
terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif. Kelompok Difference of
Mean SE of
Difference p-value Kriteria Keputusan
Uji H0
Eksperimen –
Kontrol -8,081 2,698 0,0040 p-value
< 0,05 Ditolak, Berbeda
Nyata
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value = 0,004 < 0,05 maka
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang nyata
antara pembelajaran konvensional dengan penerapan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga pada hasil belajar biologi ranah
kognitif. Diketahui dari rerata hasil belajar kognitif kelompok eksperimen
dengan penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga
lebih tinggi dibanding rerata hasil belajar afektif kelompok kontrol dengan
konvensional sehingga dapat disimpulkan penerapan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga lebih baik dibanding konvensional.
b. Ranah Psikomotor
Hasil uji lanjut untuk pengaruh penerapan metode eksperimen disertai
media pembelajaran ular tangga dapat dilihat pada Tabel 4.20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 4.20 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Penerapan
Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga
Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor. Kelompok Difference
of Mean SE of
Difference p-value Kriteria Keputusan Uji
H0
Eksperimen –
Kontrol -5,604 2,438 0,0250 p-value
< 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value pada pengaruh
penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga dan
pembelajaran konvensional = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini berarti
terdapat perbedaan rataan yang nyata antara pembelajaran konvensional dengan
penerapan penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular
tangga pada hasil belajar biologi ranah psikomotor. Diketahui dari rataan hasil
belajar ranah psikomotor kelompok eksperimen dengan penerapan metode
eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga lebih tinggi dibanding
kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional sehingga dapat
disimpulkan penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular
tangga lebih baik dibanding pembelajaran konvensional.
c. Ranah Afektif
Hasil uji lanjut untuk pengaruh penerapan metode eksperimen disertai
media pembelajaran ular tangga dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Penerapan
Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga
Terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif. Kelompok Difference
of Mean SE of
Difference p-value Kriteria Keputusan Uji H0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Eksperimen –
Kontrol - 0,3298 2,234
0,8831
p-value
> 0,05 Diterima,
Tidak berbeda Nyata
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value pada pengaruh
penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga dan
pembelajaran konvensional = 0,8831 > 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini berarti
tidak terdapat perbedaan rataan yang nyata antara pembelajaran konvensional
dengan penerapan penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran
ular tangga pada hasil belajar biologi ranah afektif.
2. Analisis Uji Lanjut Hipotesis Kedua
a. Ranah Kognitif
Hasil uji lanjut untuk pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar
ranah kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.22 sebagai berikut.
Tabel 4.22 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Aktivitas Belajar
terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif. Aktivitas Difference
of Mean SE of
Difference p-
value Kriteria Keputusan Uji
H0
Rendah – Tinggi 12,39 3,892 0,0069 p-value
< 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Rendah – Sedang 10,05 2,891 0,0028 p-value
< 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value pada pengaruh
aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar rendah = 0,0069 < 0,05 maka
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar
ranah kognitif yang signifikan, antara aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
belajar rendah. Rataan nilai kognitif pada siswa dengan aktivitas belajar tinggi
lebih tinggi dibandingkan rataan nilai kognitif pada siswa dengan aktivitas
belajar rendah, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar tinggi lebih baik
daripada aktivitas belajar rendah.
Perhitungan nilai probabilitas aktivitas belajar sedang dengan aktivitas
belajar rendah menunjukan p-value = 0,0028 < 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah kognitif yang
signifikan, antara aktivitas belajar sedang dengan aktivitas belajar rendah.
Rataan nilai kognitif pada siswa dengan aktivitas belajar sedang lebih tinggi
dibandingkan rataan nilai kognitif pada siswa dengan aktivitas belajar rendah,
sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar sedang lebih baik daripada
aktivitas belajar rendah.
b. Ranah Psikomotor
Hasil uji lanjut untuk pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar
ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 4.23 sebagai berikut.
Tabel 4.23 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Aktivitas Belajar
terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor. Aktivitas Difference
of Mean SE of
Difference p-value Kriteria Keputusan Uji
H0
Rendah – Tinggi 18,079 3,517 0,0000 p-value
< 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Rendah – Sedang 7,901 2,613 0,0109 p-value
< 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
Sedang - Tinggi 10,18 2,748 0,0014 p-value
< 0,05 Ditolak,
Berbeda Nyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value pada pengaruh
aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar rendah = 0,0000 < 0,05 maka
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar
ranah psikomotor yang signifikan, antara aktivitas belajar tinggi dengan
aktivitas belajar rendah. Rataan nilai psikomotor pada siswa dengan aktivitas
belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan rataan nilai psikomotor pada siswa
dengan aktivitas belajar rendah, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar
tinggi lebih baik daripada aktivitas belajar rendah.
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value pada pengaruh
aktivitas belajar sedang dengan aktivitas belajar rendah = 0,0109 < 0,05 maka
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar
ranah psikomotor yang signifikan, antara aktivitas belajar sedang dengan
aktivitas belajar rendah. Rataan nilai psikomotor pada siswa dengan aktivitas
belajar sedang lebih tinggi dibandingkan rataan nilai psikomotor pada siswa
dengan aktivitas belajar rendah, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar
sedang lebih baik daripada aktivitas belajar rendah.
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value pada pengaruh
aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar sedang = 0,0014 < 0,05 maka
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar
ranah psikomotor yang signifikan, antara aktivitas belajar tinggi dengan
aktivitas belajar sedang. Rataan nilai psikomotor pada siswa dengan aktivitas
belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan rataan nilai psikomotor pada siswa
dengan aktivitas belajar sedang, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar
tinggi lebih baik daripada aktivitas belajar sedang.
c. Ranah Afektif
Hasil uji lanjut untuk pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar ranah
afektif dapat dilihat pada Tabel 4.24 sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Tabel 4.24 Hasil Uji Lanjut Anava (Uji Bunfferoni) Pengaruh Aktivitas Belajar
terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Aktivitas Difference
of Mean SE of
Difference p-value Kriteria Keputusan Uji H0
Rendah –
Sedang 5,681
2,394 0,0624
p-value >
0,05 Diterima,
Tidak Berbeda Nyata
Rendah –
Tinggi 5,171
3,222
0,3410
p-value >
0,05 Diterima,
Tidak Berbeda Nyata
Sedang –
Tinggi -0,5098
2,518
1,000
p-value >
0,05 Diterima,
Tidak Berbeda Nyata
Perhitungan nilai probabilitas menunjukan p-value pada pengaruh
aktivitas belajar rendah dengan aktivitas belajar sedang = 0,0624 < 0,05 maka
H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata hasil
belajar ranah afektif yang signifikan, antara aktivitas belajar rendah dengan
aktivitas belajar sedang.
Perhitungan nilai probabilitas aktivitas belajar rendah dengan aktivitas
belajar tinggi menunjukan p-value = 0,3410 < 0,05 maka H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah afektif
yang signifikan, antara aktivitas belajar rendah dengan aktivitas belajar tinggi.
Perhitungan nilai probabilitas aktivitas belajar sedang dengan aktivitas
belajar tinggi menunjukan p-value = 1,000 < 0,05 maka H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata hasil belajar ranah afektif
yang signifikan, antara aktivitas belajar sedang dengan aktivitas belajar tinggi.
3. Analisis Uji Lanjut Hipotesis Ketiga
Hasil perhitungan menunjukkan H0AB diterima sehingga tidak ada
interaksi antara variabel metode pembelajaran dengan aktivitas belajar terhadap
hasil belajar biologi siswa ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
Hasil uji anava menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga pada kelas eksperimen berpengaruh nyata
terhadap hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor. Tetapi tidak berpengaruh
pada hasil belajar ranah afektif. Tabel 4.16 menunjukkan p-value hasil belajar
ranah kognitif lebih kecil daripada taraf signifikan (α), yaitu 0,004 < 0,05.
Sehingga Ho ditolak, artinya ada beda nyata hasil belajar kognitif antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Perhitungan uji lanjut dengan uji
Bunfferoni menunjukkan kelompok eksperimen dengan menerapkan metode
eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga lebih baik dibanding
kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan
p-value 0,0040 < 0,05, artinya terdapat perbedaan rerata yang nyata antara
penerapan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga dengan
penerapan metode konvensional.
Hasil observasi proses pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Hal ini disebabkan dalam kegiatan praktikum, siswa cenderung bersemangat
mengikuti praktikum yang belum pernah mereka ikuti sebelumnya. Rasa ingin tau
siswa yang besar inilah yang menyebabkan siswa ingin benar-benar terlibat dalam
setiap prosedur praktikum. Selain itu penerapan media pembelajaran ular tangga
sebagai alat evaluasi hasil praktikum dapat meningkatkan daya ingat siswa
terhadap materi pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil belajar ranah kognitif.
Rata-rata nilai kognitif pada kelas eksperimen adalah 86,294 sedangkan rata-rata
nilai kognitif kelompok kontrol adalah 76,818.
Hasil uji hipotesis pada tabel menunjukkan bahwa p-value hasil belajar
ranah psikomotor = 0,025. P-value ini lebih kecil jika dibandingkan dengan taraf
signifikan (α) 5 % = 0,05. Sehingga Ho ditolak, artinya ada beda nyata antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol jika dilihat dari hasil belajar
ranah psikomotor. Dari perhitungan uji lanjut dengan uji Bunfferoni diketahui
kelompok eksperimen dengan menerapkan metode eksperimen disertai media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
pembelajaran ular tangga lebih baik dibanding kelompok kontrol dengan
pembelajaran konvensional.
Hasil belajar pada ranah psikomotor siswa didapat dari hasil pengukuran
menggunakan lembar observasi ranah psikomotor. Hasil belajar ranah psikomotor
pada dasarnya adalah kemampuan menangkap rangsangan dan menerima suatu
isyarat kemudian mewujudkannya dalam suatu perbuatan nyata. Berdasarkan hasil
uji hipotesis dapat dijelaskan bahwa penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga mempunyai peran yang berarti terhadap pencapaian
hasil belajar ranah psikomotor.
Rataan nilai psikomotor siswa yang menggunakan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga lebih tinggi jika dibandingkan dengan
rataan nilai psikomotor pada siswa yang menggunakan metode konvensional.
Siswa pada kelompok eksperimen melakukan praktikum, diskusi, pengamatan,
presentasi, dan bertukar pikiran. Sedangkan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional mempunyai minat yang rendah dalam mengikuti
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran cenderung pasif, sehingga dapat mempengaruhi
psikomotor siswa.
Dalam kegiatan praktikum siswa akan banyak dilibatkan dalam proses
berpikir karena dalam kegiatan praktikum seseorang diberi kesempatan untuk
menguji konstruksi pengetahuan serta mengembangkannya berdasarkan
pengalaman yang diperolehnya. Aspek psikomotor siswa mulai terlihat pada saat
siswa menyiapkan alat dan bahan. Aspek psikomotor siswa paling dominan
muncul pada tahap melakukan praktikum dan pengumpulan data. Pada saat
melakukan praktikum, siswa merangkai dan menggunakan alat, mencatat dan
mengumpulkan data, serta melakukan diskusi kelompok sesuai dengan hasil
percobaan yang dilakukan.
Berdasarkan tabel diketahui nilai probabilitas (p-value) hasil belajar ranah
afektif = 0,883. Nilai probabilitas ini lebih besar daripada taraf signifikan α = 0,05
(p-value > α) sehingga H0 diterima, artinya tidak ada beda signifikan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol jika dilihat dari hasil belajar ranah afektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Hasil belajar pada ranah afektif siswa didapat dari hasil pengukuran
melalui angket yang diberikan kepada siswa. Hasil belajar ranah afektif pada
dasarnya mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau
nilai yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan hasil uji
hipotesis dapat dijelaskan bahwa penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga tidak mempunyai peran yang berarti terhadap
pencapaian hasil belajar ranah afektif. Meskipun rataan nilai afektif siswa yang
menggunakan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga lebih
tinggi jika dibandingkan dengan rataan nilai afektif pada siswa yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai afektif
kelompok eksperimen adalah 84,094 sedangkan rata-rata nilai afektif kelompok
control adalah 79,952.
Pada tingkat dasar ranah afektif yaitu receiving, siswa pada kelompok
eksperimen belum terbiasa menerima kegiatan praktikum dalam proses
pembelajaran apalagi jika diterapkan media pembelajaran ular tangga. Siswa
terbiasa menerima kebiasaan belajar di kelas yang hanya duduk, mendengarkan
guru dan mencatat. Siswa belum mampu merespon suatu metode pembelajaran
yang diterapkan di kelas. Sedangkan di kelompok kontrol siswa terbiasa dengan
kondisi yang telah lama membentuk sikap mereka di dalam kelas. Jadi faktor
inilah yang menyebabkan tidak adanya beda nyata hasil belajar ranah afektif pada
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ken Utami (2009) dapat
diketahui bahwa tidak ada pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar
ranah afektif jika dilihat pada analisis menggunakan anakova yang menghasilkan
F hitung < F Tabel yaitu 0,990 < 4,00.
Proses belajar yang menggunakan penerapan metode eksperimen terlihat
adanya kerjasama antarkelompok karena setiap kelompok yang telah berhasil
membantu kelompok yang belum menyelesaikan praktikum. Selain itu terlihat
antusias siswa dengan idenya dapat menganalisa, membuat kesimpulan dan
mengevaluasi masalah yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Penerapan metode praktikum akan membuat siswa terbiasa menyelesaikan
masalah dengan cara menganalisa, mengidentifikasi, menarik data,dan membuat
kesimpulan. Hal ini dimaksudkan untuk membimbing siswa menemukan konsep
secara mandiri melalui pengamatan dan kegiatan percobaan. Penemuan konsep
tersebut diawali dengan fakta-fakta konkrit yang dijumpai siswa secara langsung
saat melakukan kegiatan percobaan. Fakta-fakta konkrit yang dijumpai siswa
diolah lagi sehingga membentuk gagasan, dan dari gagasan tersebut akan
menemukan suatu konsep. Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih
mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena
siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta konkrit
yang dijumpai saat melakukan percobaan. Hal ini juga akan membawa
kemampuan kognitif siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan
melalui pengamatan langsung. Bukan hanya sekedar mendengar dan menerima
pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru saja.
Proses belajar dengan menerapkan praktikum akan memberikan
pengajaran yang efektif bagi siswa. Siswa yang belajar hanya dengan mendengar
teori dari guru, jangka waktu daya ingat siswa tidak akan lama. Berbeda jika siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran untuk membuktikan kebenaran
suatu teori (Henrik Egbert).
Metode eksperimen dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi
kimia koloid karena mengedepankan urutan proses yang jelas baik pada metode
eksperimen (Lia Suryaningtyas, 2010). Dengan metode ini siswa akan merasa
bahwa mereka mampu menyelesaikan permasalahan. Pada dasarnya penggunaan
metode eksperimen akan menghasilkan motivasi diri siswa yang tinggi dalam
memecahkan permasalahan, sebab kondisi psikis siswa langsung terlibat pada
metode eksperimen.
2. Hipotesis Kedua
Uji hipotesis kedua dengan menggunakan anava dua jalan menunjukkan
bahwa aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar ranah kognitif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
psikomotor, tetapi tidak berpengaruh pada hasil belajar ranah afektif. Hasil ini
dapat dilihat pada Tabel.
Nilai probabilitas (p-value) hasil belajar ranah kognitif ditinjau dari
aktivitas belajar siswa = 0,002 lebih kecil daripada taraf signifikan 5% atau 0,05.
Hal ini berarti terdapat beda nyata antara hasil belajar ranah kognitif pada
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol jika ditinjau dari aktivitas belajar
siswa. Hasil ini kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji Bunfferoni maka
dapat diketahui rataan nilai kognitif siswa dengan aktivitas belajar tinggi lebih
tinggi daripada rataan nilai kognitif siswa dengan aktivitas rendah. Artinya,
aktivitas belajar tinggi lebih efektif daripada aktivitas belajar rendah.
Uji lanjut anava dengan uji Bunfferoni juga memperlihatkan bahwa rataan
nilai kognitif siswa dengan aktivitas belajar sedang lebih tinggi daripada rataan
nilai kognitif siswa dengan aktivitas belajar rendah. Simpulan dari keadaan ini
adalah aktivitas belajar sedang lebih efektif daripada aktivitas belajar rendah.
Hasil uji hipotesis pada Tabel 4.17 diperoleh p-value = 0,000 < taraf
signifikan (α) = 0,05 sehingga keputusan uji ditolak. Hal ini berarti ada beda nyata
yang diberikan aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi pada ranah
psikomotor. Uji Bunfferoni menunjukkan ada beda rerata antara aktivitas belajar
terhadap ranah psikomotor. Rataan nilai psikomotor untuk aktivitas belajar tinggi
lebih tinggi dibandingkan dengan rataan nilai psikomotor pada aktivitas belajar
sedang dan rendah, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar tinggi lebih
efektif daripada aktivitas belajar sedang dan rendah. Selain itu, dari hasil uji
Bunfferoni juga dapat diketahui bahwa rataan nilai psikomotor untuk aktivitas
belajar sedang lebih tinggi dibandingkan dengan rataan nilai psikomotor pada
aktivitas belajar rendah.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhari (2009) hasil belajar
aspek psikomotorik siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik
daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang maupun rendah,
sedangkan hasil belajar aspek psikomotorik siswa yang mempunyai aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
belajar sedang lebih baik daripada hasil belajar aspek psikomotorik siswa yang
mempunyai aktivitas belajar rendah.
Aktivitas belajar siswa akan dapat meningkatkan nilai aspek psikomotorik
fisika (Suhari, 2009). Maksudnya dengan aktivitas belajar, siswa akan memiliki
keterampilan sains yang lebih baik, karena siswa melakukan kegiatan belajar
secara aktif dengan pemikirannya sendiri. Dengan demikian siswa yang
mempunyai aktivitas belajar tinggi akan lebih baik prestasinya dari siswa yang
mempunyai aktivitas belajar sedang maupun rendah, begitu pula siswa yang
mempunyai aktivitas belajar sedang akan lebih baik prestasinya dari siswa yang
mempunyai aktivitas belajar rendah.
Hasil uji hipotesis pada Tabel 4.17 diperoleh p-value = 0,067 > taraf
signifikan (α) = 0,05 sehingga keputusan uji diterima. Hal ini berarti tidak ada
beda nyata yang diberikan aktivitas belajar terhadap hasil belajar biologi pada
ranah afektif. Hal ini berarti aktivitas belajar tidak memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar biologi ranah afektif.
Ranah afektif (sikap/nilai) merupakan sekelompok perubahan tingkah laku
yang dipengaruhi oleh perasaan, sikap dan nilai yang terdiri dari sikap mau
menerima atau mengikuti (receiving/attending), sikap mau menanggapi
(responding), sikap menilai (valuing), sikap mengorganisasi (organization), dan
sikap mau menyatakan (characterization). Kegiatan praktikum yang diterapkan
pada kelompok eksperimen belum mampu membentuk sikap siswa untuk selalu
menerima apa yang diberikan guru dan kemudian meresponnya. Sikap siswa yang
seperti ini membutuhkan waktu untuk dibentuk oleh guru. Jika penerapan ini baru
pertama kali bagi siswa, maka sikap siswa yang diharapkan belum mampu
terbentuk. Berbagai aktivitas siswa yang muncul pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak memberikan perbedaan yang nyata pada hasil belajar
ranah afektif.
Kelompok eksperimen yang menerapkan kegiatan praktikum di dalam
pembelajaran menuntut siswa untuk aktif mengikuti kegiatan praktikum.
Keaktifan siswa ini ditunjukkan dengan tingginya aktivitas siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
melaksanakan langkah-langkah dalam praktikum. Siswa secara aktif merangkai
alat-alat praktikum, mengamati berbagai macam reaksi yang terjadi ketika
praktikum, dan berdiskusi dalam mengerjakan permasalahan.
Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang
memberi pengalaman belajar langsung dan melibatkan aktivitas pada siswa.
Pembelajaran melalui kegiatan eksperimen berupa penemuan, menuntut siswa
bersentuhan langsung dengan objek yang akan dipelajari. Kegiatan ini juga
mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan aktivitas dan
kemampuan berpikir siswa secara optimal.
Penerapan media pembelajaran ular tangga sebagai alat evaluasi hasil
praktikum dapat mempengaruhi tingginya aktivitas siswa di dalam kelas. Aspek
mental dari aktivitas siswa dapat diamati dengan jelas bahwa siswa sangat
bersemangat mengikuti media permainan ini. Beberapa siswa berani menjawab
pertanyaan yang ada pada setiap kotak dalam papan permainan. Kesenangan siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini ditunjukkan dengan antusiasme siswa untuk
mengikuti setiap tahap dalam permainan.
Aktivitas belajar siswa terdiri dari visual activities, oral activities, listening
activities, writing activities, mental activities, emotional activities. Jenis aktivitas
tersebut sangat diperlukan dalam pembelajaran dengan kegiatan praktikum
maupun media permainan. Aktivitas belajar yang tinggi dapat membantu siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran di kelompok eksperimen, kerena siswa
dapat melatih kemampuan mereka melalui aktivitas belajar yang dilakukan.
Aktivitas belajar akan membantu siswa untuk lebih dapat menguasai materi
dengan baik, karena siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dengan
pemikirannya sendiri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bismi (2010) menyatakan
bahwa ada pengaruh aktivitas siswa terhadap hasil belajar siswa. Data penelitian
menunjukkan bahwa rataan hasil belajar siswa yang aktivitas belajarnya tinggi
adalah 73 sedangkan rataan hasil belajar siswa yang aktivitasnya rendah adalah
60,38. Dapat dinyatakan bahwa siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
cenderung memiliki hasil belajar yang tinggi atau lebih baik. Sebaliknya siswa
yang memiliki aktivitas belajar rendah cenderung hasil belajarnya juga rendah.
Pembelajaran menggunakan metode eksperimen atau praktikum dapat
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan siswa dapat membuktikan
sendiri kebenaran suatu teori dengan mendapat bimbingan penuh dari guru,
sehingga dalam diri siswa timbul aktivitas yang tinggi.
Penggunaan metode eksperimen tepat dijadikan sebagai pilihan utama jika
pembelajaran memperhatikan kemampuan awal dan aktivitas belajar siswa. Siswa
dengan aktivitas belajar tinggi dan rendah juga akan memberikan respon yang
berbeda (Wagijartini, 2010).
3. Hipotesis Ketiga
Hasil uji hipotesis menunjukkan tidak adanya interaksi antara penerapan
metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga dengan aktivitas
belajar tinggi, sedang dan rendah pada hasil belajar ranah kognitif, psikomotor
dan afektif. Berdasarkan grafik interaksi diketahui bahwa metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga lebih baik daripada pembelajaran
konvensional untuk aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah dalam pencapaian
hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotor.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lia
Suryaningtyas (2010) bahwa tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan
aktivitas belajar terhadap prestasi belajar.
Gambar 4.6 menunjukkan dalam pencapaian hasil belajar pada ranah
afektif, metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga untuk
aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelompok eksperimen tidak selalu
lebih tinggi dari kelompok kontrol. Pada aktivitas belajar tinggi dan rendah
kelompok eksperimen berada di bawah kelompok kontrol. Hanya pada aktivitas
belajar sedang, hasil belajar ranah afektif kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan rerata nilai afektif siswa dengan
aktivitas tinggi dan aktivitas rendah pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
kelompok eksperimen. Sedangkan siswa dengan aktivitas belajar sedang pada
kelompok eksperimen memiliki rerata nilai afektif lebih tinggi daripada kelompok
kontrol.
Tidak adanya interaksi antara penerapan metode eksperimen disertai
media pembelajaran ular tangga dengan aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah
pada hasil belajar ranah kognitif, psikomotor dan afektif menunjukkan bahwa
siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah tidak ada perbedaan hasil
belajar antara penggunaan metode eksperimen disertai media pembelajaran ular
tangga dengan penggunaan metode konvensional.
Rerata hasil belajar kognitif siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada
kelompok eksperimen adalah 91,286. Sedangkan rerata hasil belajar kognitif
siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada kelompok kontrol adalah 82,5. Nilai
rerata ini cukup jauh meskipun tidak memberikan interaksi. Namun hal ini berarti
bahwa siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada kelompok eksperimen lebih baik
daripada siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada kelompok kontrol.
Rerata hasil belajar kognitif siswa dengan aktivitas belajar sedang pada
kelompok eksperimen adalah 85,280. Sedangkan rerata hasil belajar kognitif
siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok kontrol adalah 83,824. Nilai
rerata kelompok kontrol hampir mendekati nilai rerata kelompok eksperimen
sehingga tidak memberikan interaksi antara penerapan metode dengan aktivitas
belajar. Tetapi siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok eksperimen
tetap lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok
kontrol.
Rerata hasil belajar kognitif siswa dengan aktivitas belajar rendah pada
kelompok eksperimen adalah 81,5. Sedangkan rerata hasil belajar kognitif siswa
dengan aktivitas belajar rendah pada kelompok kontrol adalah 67,5. Nilai rerata
kelompok eksperimen jauh lebih tinggi daripada kelompok kontrol tetapi tidak
memberikan interaksi antara penerapan metode dengan aktivitas belajar. Namun
demikian siswa dengan aktivitas belajar rendah pada kelompok eksperimen lebih
baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah pada kelompok kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Rerata hasil belajar psikomotor siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada
kelompok eksperimen adalah 89,816. Sedangkan rerata hasil belajar psikomotor
siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada kelompok kontrol adalah 84,6. Nilai
rerata kelompok kontrol hampir mendekati rerata nilai kelompok eksperimen
sehingga tidak memberikan interaksi. Namun hal ini berarti bahwa siswa dengan
aktivitas belajar tinggi pada kelompok eksperimen lebih baik daripada siswa
dengan aktivitas belajar tinggi pada kelompok kontrol.
Rerata hasil belajar psikomotor siswa dengan aktivitas belajar sedang pada
kelompok eksperimen adalah 79,641. Sedangkan rerata hasil belajar psikomotor
siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok kontrol adalah 74,434. Nilai
rerata kelompok kontrol hampir mendekati nilai rerata kelompok eksperimen
sehingga tidak memberikan interaksi antara penerapan metode dengan aktivitas
belajar. Tetapi siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok eksperimen
tetap lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok
kontrol.
Rerata hasil belajar psikomotor siswa dengan aktivitas belajar rendah pada
kelompok eksperimen adalah 72,33. Sedangkan rerata hasil belajar psikomotor
siswa dengan aktivitas belajar rendah pada kelompok kontrol adalah 65,934. Nilai
rerata kelompok eksperimen jauh lebih tinggi daripada kelompok kontrol tetapi
tidak memberikan interaksi antara penerapan metode dengan aktivitas belajar.
Namun demikian siswa dengan aktivitas belajar rendah pada kelompok
eksperimen lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah pada
kelompok kontrol.
Rerata hasil belajar afektif siswa dengan aktivitas belajar tinggi pada
kelompok eksperimen adalah 81,486. Sedangkan rerata hasil belajar afektif siswa
dengan aktivitas belajar tinggi pada kelompok kontrol adalah 81,6. Nilai rerata
kelompok kontrol lebih tinggi daripada rerata nilai kelompok eksperimen
sehingga tidak memberikan interaksi. Hal ini berarti bahwa siswa dengan aktivitas
belajar tinggi pada kelompok kontrol lebih baik daripada siswa dengan aktivitas
belajar tinggi pada kelompok eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Rerata hasil belajar afektif siswa dengan aktivitas belajar sedang pada
kelompok eksperimen adalah 85,376. Sedangkan rerata hasil belajar afektif siswa
dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok kontrol adalah 81,129. Nilai rerata
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol tetapi tidak
memberikan interaksi antara penerapan metode dengan aktivitas belajar. Tetapi
siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok eksperimen tetap lebih baik
daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang pada kelompok kontrol.
Rerata hasil belajar afektif siswa dengan aktivitas belajar rendah pada
kelompok eksperimen adalah 77,2. Sedangkan rerata hasil belajar afektif siswa
dengan aktivitas belajar rendah pada kelompok kontrol adalah 77,943. Nilai rerata
kelompok kontrol lebih tinggi daripada rerata nilai kelompok eksperimen
sehingga tidak memberikan interaksi. Hal ini berarti bahwa siswa dengan aktivitas
belajar rendah pada kelompok kontrol lebih baik daripada siswa dengan aktivitas
belajar rendah pada kelompok eksperimen.
Metode eksperimen bertujuan agar siswa dengan percobaan di
laboratorium mampu menemukan sendiri jawaban atas permasalahan-
permasalahan yang dihadapi. Siswa dapat terlatih dengan cara kerja ilmiah. Siswa
menemukan bukti kebenaran suatu teori yang dipelajarinya melalui kegiatan
eksperimen. Tujuan eksperimen hendaknya tidak hanya membuktikan kebenaran
suatu prinsip atau hukum yang diajarkan, melainkan juga melihat apa yang terjadi
dan kemudian membandingkan dengan teori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapam metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh secara signifikan penerapan metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif dan
psikomotor, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
pada ranah afektif.
2. Ada pengaruh secara signifikan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar
biologi pada ranah kognitif dan psikomotor, tetapi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar ranah afektif.
3. Tidak ada interaksi antara metode eksperimen disertai media pembelajaran ular
tangga dengan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi pada penelitian sejenis.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru dalam
memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran
yang mengaktifkan siswa sehingga mampu memunculkan aktivitas siswa di dalam
kelas, sehingga dapat mengoptimalkan pencapaian hasil belajar ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
C. SARAN
1. Kepada Siswa
Siswa hendaknya meningkatkan aktivitas belajarnya untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.
2. Kepada Guru
a. Guru perlu mengetahui karakteristik siswa dalam belajar sehingga dapat
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa
b. Guru perlu memperhatikan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan
praktikum sehingga dapat memunculkan aktivitas siswa yang sangat
diperlukan agar ketercapaian hasil belajar biologi baik ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor optimal;
c. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik ketika menerapkan ular
tangga sebagai media pembelajaran, sebab keaktifan siswa cenderung
meningkat.
d. Guru mampu mengatur waktu pelaksanaan dengan baik sehingga semua aspek
pembelajaran dapat disampaikan.
3. Kepada Peneliti Lain
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu
diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan metode eksperimen
disertai media pembelajaran ular tangga dalam ruang lingkup yang lebih luas serta
faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap pembelajaran.