PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAP TERHADAP
HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
PADA SISWA KELAS VIII
(Quasi Eksperimen di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta)
Skripsi
Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)
Disusun Oleh :
YULLY KHUSNIAH
1110011000040
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
PENGESAIIAN SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAP TERHADAP HASIL
BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) PADA SISWA
KELAS VIII(Quasi Eksperimen di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta)
Skripsi
Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.D
Oleh:
YULLY KHUSNIAH
NIM: 1110011000040
Di bawah bimbingan
AHMAD IRFAN MUFID. MA
NIP. 197403 1 82003 t2t002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA.
2015
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap IrasilBelajar sejarah Kebudayaan Islam (sKr) pada Siswa Kelas vrlr (euasiEksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta) disusun oleh yullyKhusniah, NIM. 1110011000040, Jurusan pendidikan Agama Islam. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.
Jakarta, Januari 2015
Yang mengesahkan,
Pembimbing
AHMAD IRFAN MUFID. MA
NIP. 197403 I 82003 t21002
PENGESAHANPANITIA UJIAN MUNAQASAH
Skripsi be{udul Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap HasilBelajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada Siswa Kelas VIII (QuasiEksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta) disusun olehYULLY KHUSNIAH, Nomor Induk Mahasiswa 1110011000040, diajukankepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan Lulus dalam Ujian Munaqasah pada 2Maret 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperolehgelar Sarjana S1 (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 2 Maret 2015
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Kepala Jurusar/Prodi Studi),Dr. H. Abdul Majid Khon. M.AgNIP : 19580101 t98703 1 005
S ekretaris (S ekretaris JurusarVProdi)Marhamah Saleh. Lc. MANIP : 19720313 2008012 010
Penguji IProf. Dr. Ahmad Syaf ie NoorNIP : 19470902 196712 1 001
Penguji IIMuhammad Zuhdi. S.Ae.. M.Ed.. PhDNIP : 19720704 199703 I 002
'? [t:??'{
iii
Mengetahui
NIP : 195504
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di
Nama
NIM
Jurusan/prodi
Fakultas
Nama Pembimbing
NIP
bawah ini:
Yully Khusniah
I 1 1001 1000040
Pendidikan Agama Islam (PAD
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
: Ahmad Irfan Mufid, MA.
: 197403182003 121002
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang be{udul Pengaruh Penerapan Metode Mind Mop
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada Siswa Kelas
VIII (Quasi Eksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta) adalah
benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen :
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta,23 Januai2015
Mahasiswa ybs
YULLY KHUSNIAH
NrM. 1110011000040
IV
v
ABSTRAK
Yully Khusniah (1110011000040) Pengaruh Penerapan Metode Mind Map
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada Siswa Kelas
VIII. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui apakah terdapat pengaruh
penerapan metode mind map terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
SKI. Penelitian ini telah dilaksanakan di MTs Negeri 3 Jakarta. Metode penelitian
yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian non-
equivalent control group design. Sedangkan teknik pengambilan sampel
menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu dengan cara
mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tapi
berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dalam rancangan ini melibatkan dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok
eksperimen penulis menerapakan pembelajaran dengan metode mind map,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan metode mind map.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar dengan bentuk
pilihan ganda.
Berdasarkan pengujian dua sampel mennggunakan uji-t diperoleh thitung
(3,91) > ttabel (1,99) pada taraf signifikasi 0,05 (5%). Hal ini menunujukan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperiman dan kelas kontrol.
Jadi, hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penerapan metode mind map terhadap hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI).
Kata Kunci : Mind Map, Hasil Belajar
vi
ABSTRACT
Yully Khusniah (1110011000040). Influence of Applying the Method of Mind
Map on Learning Outcomes of the Islamic Cultural History in Eighth Grade
Students. Skripsi, Department of Islamic Education at Faculty of Tarbiyah and
Teacher’s Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The research aims to prove whether there is the influence of applying the
method of mind mapping on learning outcomes of students in the subjects of
Islamic cultural history. This research has been done in MTs 3 Jakarta. The
method used is a quasi-experimental research design to the design of non-
equivalent control group. While the sampling technique used purposive sampling
(purposive sampling), namely by taking the subject is not based on strata, random
or area but based on their specific goals. In this design involves two groups: the
experimental group and the control group. In the experimental group the authors
apply learning with mind mapping method, whereas the control group did not use
mind mapping method. The research instrument used was a multiple-choice
achievement tests.
Based on testing using the two-sample t-test was obtained t.arithmetic
(3.91)> t.table (1.99) at the 0.05 level (5%). This shows that there are significant
differences between the experimental class and the control class. Therefore, the
results of hypothesis testing can be concluded that there is a significant influence
of the method of mind mapping on learning outcomes Islamic Cultural History.
Keywords: Mind Map, Learning Outcomes
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam
selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW.
Terimakasih teramat banyak penulis haturkan kepada kedua orang tua
tercinta Ayahanda Sarpin.S dan Ibunda Siti Nurhayati, atas segala doa dan
pengorbanannya telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, you are my
everything.
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan
dorongan semua pihak. Penulis menyadari selama pembuatan skripsi ini banyak
terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik yang bersifat materil maupun
moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Marhamah Saleh, Lc. MA, selaku Ketua
dan Seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Ahmad Irfan Mufid, MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.
4. Prof. Dr. Armai Arif M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam
6. Dra. Hj. Faizah, selaku Kepala MTs Negeri 3 Jakarta, yang telah memberikan
izin penelitian di madrasah tersebut.
7. Yayah Sulayah, S.Ag selaku guru SKI di MTs Negeri 3 Jakarta.
8. Kakak-kakak tersayang Mas Yogi Saputra beserta istri, mba Dwi Syarifah,
mas Arif Setiawan, kedua adek tercinta De Nurul dan de Fadil, Serta Alula
ponakan pertamaku.
9. Keluarga besar DPC GMNI Tangerang Selatan, bung Angga, bung Mahbub,
bung Rahman, bung Didik, bung Irul, bung Ridwan, bung Zaki, bung Dimyati.
viii
Kawan-kawan Komisariat UIN dan UNPAM, kawan-kawan GMNI se-Banten.
Juga para Abang senior, bang Yusri, ka Tenjo, bang Blek, ka Gunawan, ka
Dziki, ka Dewa, ka Kori, ka Nino, bang Uceng dan yang lainnya yang selama
ini berjuang dalam barisan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.
10. Sahabat-sahabat: Endang, Alis, Tia, Mae, May, Isma, mba Uni, Upik, Parti,
dan semua sahabat-sahabat Jurusan PAI angkatan 2010 yang telah berjuang
bersama dalam menggapai ilmu di bangku perkuliahan.
11. Kawan-kawan Piramida Circle UIN Jakarta, mas Nurhidayat, Dede Afrizal
(bedel), Agung Saputra, dan yang lainnya.
12. Kawan-kawan Lembaga LAW-Institute: bang Supriyanto S.Sos; bang Idarul
Haq SH. MH; bang M. Saleh, SE; Fahri; Syaiful Wahid; bang Roem Jibran,
SH. MH; dan yang lainnya.
13. Rekan-rekan alumni Kursus Pengelolaan Keberagaman (KPK) Aliansi
Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) Jabodetabek.
14. Dan untuk semua pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari ataupun
tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dengan baik
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.
Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama
bagi para pengembang produk pendidikan.
Jakarta, 23 Januari 2015
Yully Khusniah
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................... i
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI......................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH.......................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH...................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................... 6
D. Perumusan Masalah........................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................... 6
F. Kegunaan Hasil Penelitian .............................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik............................................................. 8
1. Hakekat Active Learning............................................. 8
a. Pengertian Active Learning............................... 8
b. Indikator Pendekatan Active Learning................ 9
c. Prinsip-Prinsip Active Learning.......................... 10
d. Tehnik Pembelajaran Aktif.............................. 11
2. Pembelajaran Aktif Metode Mind Map....................... 12
a. Pengertian Metode Mind Map............................. 12
x
b. Langkah-Langkah Membuat Mind Map.............. 15
c. Tujuan dan Manfaat Mind Map........................... 16
d. Faktor Penghambat Pembuatan Mind Map.......... 17
e. Contoh Mind Map................................................ 18
3. Belajar dan Hasil Belajar............................................ 18
a. Pengertian Belajar............................................... 18
b. Prinsip-Prinsip Belajar........................................... 19
c. Pengertian Hasil Belajar....................................... 21
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 22
4. Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Mata Pelajaran... 23
a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam............... 23
b. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di MTs......... 24
c. Ruang Lingkup................................................ 25
d. Kendala Pembelajaran SKI............................... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan........................................... 26
C. Kerangka Berpikir............................................................. 28
D. Hipotesis Penelitian........................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 32
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................... 33
C. Populasi dan Sampel....................................................... 34
D. Teknik Pengumpukan Data ........................................... 35
E. Instrumen Penelitian....................................................... 37
F. Uji Coba Instrumen......................................................... 37
1. Pengujian Validitas................................................... 37
2. Reliabilitas.................................................................. 38
3. Taraf Kesukaran....................................................... 39
4. Daya Pembeda........................................................... 39
G. Teknik Analisis Data ........................................................ 40
1. Pengujian Prasyarat Analisis....................................... 40
xi
a. Uji Normalitas.................................................... 40
b. Uji Homogenitas.................................................... 41
2. Uji Hipotesis ............................................................... 42
H. Perumusan Hipotesis Statistik........................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MTs Negeri 3 Jakarta.............................................. 44
1. Sejarah Singkat...................................................... 44
2. Visi, Misi, dan Tujuan................................................. 45
3. Program-Program Madrasah....................................... 48
4. Guru dan Tenaga Kependidikan.................................. 49
5. Siswa MTs Negeri 3 Jakarta........................................ 50
6. Sarana dan Prasarana................................................... 50
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................ 52
1. Hasil Uji Coba Instrumen Test.................................... 52
a. Uji Validitas.......................................................... 52
b. Reliabilitas............................................................. 53
c. Taraf Kesukaran.................................................... 53
d. Daya Pembeda....................................................... 53
2. Data Hasil Belajar....................................................... 54
a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol................................................. 55
b. Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol................................................. 57
c. Perkembangan Nilai Rata-Rata Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen.............................. 60
3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis....................... 60
a. Pengajuan Prasyarat Analisis................................. 60
1) Uji Normalitas Data.......................................... 60
2) Uji Homogenitas............................................... 62
b. Pengujian Hipotesis................................................ 64
xii
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 64
D. Keterbatasan Penelitian .................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 68
B. Implikasi............................................................................ 68
C. Saran ................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 77
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pembagian Waktu dalam Penelitian ................................. 32
Tabel 3.2 Desain Penelitian .............................................................. 33
Tabel 3.3 Klasifikasi Guilford .......................................................... 38
Tabel 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran ............................................. 39
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................ 40
Tabel 4.1 Kondisi Guru ..................................................................... 49
Tabel 4.2 Kondisi Tenaga Kependidikan........................................... 50
Tabel 4.3 Kondisi Siswa.............................................................. 50
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana..................................................... 51
Tabel 4.5 Hasil Validitas Butir Soal............................................. 52
Tabel 4.6 Hasil Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal............... 53
Tabel 4.7 Hasil Klasifikasi Daya Pembeda....................................... 54
Tabel 4.8 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol.... 55
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen........ 55
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol.............. 56
Tabel 4.11 Data Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol.. 57
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen...... 58
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol............. 59
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................ 61
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas postest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................ 62
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................ 63
Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas postest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................ 63
Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Nilai Postest................................... 64
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Mind Map tentang Prestasi Khulafaur Rasyidin..... 19
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir................................................... 32
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok
Eksperimen...................................................................... 56
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol... 57
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok
Eksperimen....................................................................... 58
Gambar 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol... 59
Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-Rata Kelompok Kontrol dan
Eksperimen......................................................................... 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ............................................. 75
Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol .................................................... 82
Lampiran 3. Kisi-Kisi Uji Coba Soal ............................................ 89
Lampiran 4. Soal Uji Coba............................................................. 90
Lampiran 4.a. Tabel Hasil Uji Coba Tiap Butir Soal........................ 96
Lampiran 5. Soal untuk Pretest dan Postest................................... 98
Lampiran 6. Perhitungan Manual Validitas Tes Pilihan Ganda .... 103
Lampiran 7. Uji Reliabilitas .......................................................... 106
Lampiran 8. Taraf Kesukaran ........................................................ 108
Lampiran 9. Daya Pembeda .......................................................... 110
Lampiran 10. Hasil Pretest Dan Postest Kelas Kontrol Dan
Kelas Eksperimen .................................................... 112
Lampiran 11. Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol ................. 114
Lampiran 12. Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen .......... 116
Lampiran 13. Uji Homogenitas Dua Varian Pretes......................... 118
Lampiran 14. Uji Normalitas Postes Kelompok Kontrol ................ 119
Lampiran 15. Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen ......... 121
Lampiran 16. Uji Homogenitas Dua Variansi Postest..................... 123
Lampiran 17. Analisis Uji T ............................................................ 124
Lampiran 18. Lembar Observasi Lingkungan/Latar Kelas Dalam
xvi
Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran SKI............ 126
Lampiran 19. Lembar Observasi Pengamatan Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI)............................................ 127
Lampiran 20. Lembar Observasi Instrumen Penelitian Responden
Siswa MTs Negeri 3 Jakarta ...................................... 129
Lampiran 21. Lembar Uji Referensi ................................................ 130
Lampiran 22. Surat permohonan Izin Penelitian ............................. 134
Lampiran 23. Surat Keterangan Penelitian ...................................... 135
Lampiran 24. Foto-Foto Penelitian................................................. 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fadil SJ dalam bukunya yang berjudul Pasang Surut Peradaban Islam
dalam Lintasan Sejarah berkata, “mempelajari sejarah menurut ajaran Islam
adalah perbuatan/usaha yang diperintahkan untuk mengambil pelajaran dan
hikmah dari kejadian-kejadian yang terjadi di muka bumi ini untuk membina
kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang”.1
Perhatikan Surat Ar-Ruum ayat 9 berikut :
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang
sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri)
dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak
dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka
rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah
sekali-kali tidak berlaku lalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang
berlaku lalim kepada diri sendiri”.
Sementara itu, menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Dedi Supriyadi,
“sejarah tidak hanya dipahami sebagai suatu rekaman peristiwa masa lampau,
tetapi juga penalaran kritis untuk menemukan kebenaran suatu peristiwa pada
masa lampau. Dengan demikian unsur penting dalam sejarah adalah adanya
peristiwa, batas waktu / masa lampau, adanya pelaku, dan daya kritis dari
peneliti sejarah”.2
Dari beberapa pandangan di atas, dapat dipelajari bahwa generasi muslim
perlu mengetahui perkembangan sejarah, terutama pada sejarah kebudayaan
Islam. Kebudayaan Islam merupakan kebudayaan masyarakat yang menganut
agama Islam. Kebudayaan Islam adalah suatu budaya yang cara
1Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah, (Malang: UIN Malang
Press, 2008), h.6 2 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h.14
2
berkembangnya tidak terlepas dari unsur politik dan kekuasaan. Oleh karena
itu, sejarah kebudayaan Islam di Jazirah Arab mulai muncul setelah Nabi
Muhammad SAW diangkat menjadi rasul.
Sebagaimana dikatakan oleh Abuddin Nata bahwa sejarah kebudayaan
Islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-
sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan agama Islam. Selanjutnya,
karena agama Islam itu luas cakupannya, sejarah Islam pun menjadi luas
cakupannya. Di antar cakupan itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses
pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran, tokoh-tokoh yang melakukan
pengembangan dan penyebaran agama islam tersebut, sejarah kemajuan dan
kemunduran yang dicapai umat islam dalam berbagai bidang, seperti dalam
bidang ilmu pengetahuan agama dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik
pemerintah, peperangan, pendidikan, dan ekonomi.3
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya kebudayaan Islam
seperti yang dijelaskan oleh H.Darsono dan T.Ibrahim, dapat dibagi dalam
empat faktor:
1. bahasa, bahasa Arab menjadi bahasa resmi pemerintahan pada masa
Dinasti Umayyah, dengan khalifah Abdul Malik bin Marwan, Dengan
adanya kebijakan itu bahasa Arab tersebar keseluruh wilayah Islam,
2. perpindahan agama secara besar-besaran tidak hanya disebabkan oleh
peperangan akan tetapi daerah taklukan yang sudah berbudaya tinggi
itu memang sudah menunggu datangnya agama baru,
3. adanya golongan non-Arab, pada masa Dinasti Bani Umaiyah
masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok yang dinamakan
dengan kelompok non Arab, kelompok ini dianggap sebagai warga
kelas dua, hal ini bertentangan dengan ajaran Islam. Akhirnya pada
masa kekhalifahan Umar bin Abdul azis perbedaan kedua kelompok
itu dihilangkan,
4. perpecahan kesatuan islam, setelah Umar bin Abdul Aziz wafat,
lahirlah tiga kekhalifahan yaitu, Dinasti Abbasiyah, Dinasti
Fatimaiyah, dan Dinasti Ummayyah, masing-masing Dinasti tersebut
menampilkan kebudayaan yang berbeda.4
3 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet.17. h.363
4 H.Darsono dan T.Ibrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan Islam 1 untuk Kelas VII MTs,
(Solo, PT.Tiga Serangkai, 2009), h. 4-5
3
Pada dasarnya, mempelajari sejarah kebudayaan Islam bertujuan untuk
mengetahui berbagai masalah kehidupan umat manusia yang berkaitan dengan
hukum islam. Selain itu, dengan mempelajari sejarah kebudayaan islam kita
juga dapat memahami berbagai masalah kehidupan umat Islam, yang disertai
dengan maju mundurnya kebudayan Islam itu sendiri.
Di Madrasah, sejarah kebudayaan Islam dijadikan sebagai mata pelajaran
penting untuk dipelajari oleh peserta didik karena sejarah kebudayaan Islam
merupakan salah satu cabang dari bidang studi Pendidikan Agama Islam yang
bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan juga
sebagai pengembangan potensi spiritual pada diri peserta didik.
Mata pelajaran sejarah kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan
serta dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak,
dan kepribadian peserta didik.
Untuk mencapai tujuan dari mata pelajaran sejarah kebudayaan di
madrasah dibutuhkan berbagai aspek pendidikan yang berkualitas. Kualitas
pendidikan khususnya pada pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh
banyak aspek di dalamnya, terutama masalah kualitas pembelajaran dan
keprofesionalan para pengajarnya, dalam hal ini guru yang mengajar pada
bidang studi.
Pada pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005,
tentang guru dan dosen point (a) dan (b), dijelaskan bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesionalanya, guru berkewajiban:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.5
5Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Asa Mandiri,
2009), cetakan ke 9, hal.61
4
Guru professional adalah guru yang senantiasa mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensinya secara terus-menerus, sehingga ahli
dalam menyampaikan materi ajar serta cermat dalam memilih metode yang
tepat dalam mengajar sehingga peserta didik mudah mengerti dan memahami
pelajaran yang diberikan.
Seorang guru yang profesional akan mampu memilih metode, strategi, dan
media pembelajaran dengan baik. Pemilihan media, metode dan strategi
pembelajaran disesuaikan dengan materi yang diajarkan, kondisi sekolah,
kondisi peserta didik yang akan diajar, dan penyesuaian-penyesuaian lainnya.
karena sebagus apapun pemilihan metodenya jika tidak disesuaikan dengan
sarana dan prasarana yang ada disekolah maka hasilnya akan kurang
maksimal, begitu juga sebaliknya selengkap apapun sarana dan prasarana
yang dimiliki sekolah hal itu akan sia-sia jika guru tidak mampu
memanfaatkannya dengan baik.
Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki inovasi-inovasi yang kreatif
dan imajinatif dalam merancang suatu metode dan strategi pembelajaran
sesuai materi yang akan disampaikan, terutama mata pelajaran sejarah
kebudayaan Islam yang memerlukan suatu kreatifitas yang tinggi dari
pengajarnya.
Namun pada realitasnya, saat melakukan observasi di salah satu madrasah
peneliti menemukan beberapa problematika dalam proses pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam di kelas, diantaranya ialah apresiasi siswa terhadap
mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam masih rendah, bahkan beberapa guru
sejarah kebudayaan Islam juga menunjukkan apresiasi yang rendah terhadap
mata pelajaran ini. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perhatian mereka
terhadap pengajaran sejarah.
Masalah lainnya ialah siswa sering merasa bosan karena untuk
mempelajari dan mendalami sebuah sejarah dibutuhkan hafalan yang kuat.
Rasa bosan mereka biasanya disebabkan oleh 2 faktor, yang pertama tuntutan
menghafal peristiwa, aktor dan waktu; yang kedua metode pengajaran yang
kurang cocok sehingga mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam kurang
5
diminati dan mengakibatkan makna sejarah yang begitu penting menjadi
terbelenggu dalam suasana monoton, dan kaku.
Sistem pembelajaran sejarah yang dikembangkan sebenarnya tidak lepas
dari pengaruh budaya yang telah mengakar. Model pembelajaran yang bersifat
satu arah, guru menjadi sumber pengetahuan utama dalam kegiatan
pembelajaran menjadi sangat sulit untuk diubah. Pembelajaran sejarah saat ini
mengakibatkan siswa kurang berperan di dalamnya sehingga menempatkan
siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah yang pasif. Kekurangcermatan
pemilihan strategi mengajar akan berakibat fatal bagi pencapaian tujuan
pengajaran itu sendiri. Padahal strategi dalam pembelajaran mempunyai
kedudukan yang sangat strategis untuk mencapai tujuan pendidikan dan
keberhasilan dalam pembelajaran.
Seiring dengan bergulirnya perkembangan dalam dunia pendidikan,
sekarang ini banyak ditemui adanya strategi/pendekatan pembelajaran yang
lebih menuntut peserta didik untuk lebih aktif, kreatif dan lebih siap untuk
menerima pelajaran. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat
dilaksanakan ialah Active learning (Pembelajaran aktif).
Guna mencapai maksud dan tujuan pembelajaran pada bidang studi SKI,
maka pemilihan strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode
Mind map dirasa sesuai untuk membantu peserta didik belajar, menyusun, dan
menyimpan sebanyak mungkin informasi yang peserta didik inginkan, serta
mengelompokkannya dengan cara yang alami. Karena pada bidang studi
sejarah kebudayaan Islam siswa dituntut untuk memahami mengenai struktur
dan kronologi sebuah peristiwa sejarah.
Sebagai apresiasi permasalahan di atas maka peneliti perlu melakukan
penelitian terhadap strategi atau metode yang dilakukan guru dalam mengajara
bidang studi SKI dengan judul: “Pengaruh Penerapan Metode Mind Map
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Siswa Kelas
VIII (Studi Eksperimen di MTs Negeri 3 Jakarta)”.
6
B. Identifikasi Masalah
Pada latar belakang masalah di atas, penulis menarik beberapa masalah
dengan berdasarkan kepada :
1. Siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di madrasah.
2. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas masih cenderung
berpusat pada guru (teacher centris)
3. Hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII
masih belum mencapai harapan
4. Metode yang digunakan dalam pengajaran masih monoton, kurang
bervariatif, dan kurang disesuaikan dengan materi yang ada
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk menjaga agar penelitian
lebih terfokus, maka masalah yang diteliti dibatasi pada :
1. Penerapan metode mind map pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam kelas VIII semester I.
2. Hasil belajar siswa kelas VIII semester I pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris
mengenai pengaruh penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan melihat ada
7
tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
metode mind map dan yang diajarkan tanpa menggunakan metode mind map.
F. Kegunaan Penelitian
1. Hasil penelitian ini secara teoritis diharap mampu memperkaya keilmuan
dan sebagai bahan acuan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar
Sejarah Kebudayaan Islam para peserta didik.
2. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan positif kepada semua pihak yang terkait dalam
dunia pendidikan, terutama bagi:
a. Kepala Sekolah dan Supervisor, sebagai sarana informasi dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.
b. Pendidik, sebagai alternatif untuk menentukan strategi pembelajaran
yang sesuai dalam pelajaran di kelas dan sebagai usaha menumbuhkan
kreatifitas dan gagasan siswa.
c. Siswa, diharapkan mampu berkreasi dalam melakukan proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak membosankan dan
dapat mencapai hasil yang optimal.
d. Peneliti, sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilan yang tertuang secara teori dan praktek khususnya
dalam mengembangkan masalah-masalah pembelajaran mengenai
hasil belajar siswa serta meningkatkan kualitas mengajar peneliti
sebagai calon pendidik mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
Metode Mind Map merupakan bagian dari strategi pembelajaran aktif
(Active Learning). Oleh karena itu, sebelum mengacu pada penjabaran tentang
kajian teori metode mind map, penulis memaparkan terkait pengertian active
learning dan komponen-komponennya.
1. Active Learning
a. Pengertian Active Learning
Pembelajaran aktif (Active learning) bukanlah disiplin ilmu (teori)
melainkan sebuah strategi dalam pembelajaran yang berpusat kepada
siswa. Menurut M. Dalyono, “active learning merupakan salah satu
cara atau strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan dan
partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu
mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.”6
Kathleen McKinney dalam skripsi Andi Fadlan yang berjudul
Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga
mengungkapkan bahwa Active Learning (pemblajaran aktif) adalah
pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, tidak hanya
secara fisik, tetapi juga secara mental, perasaan (emosi), dan sosial.
Active learning berkaitan dengan teknik di mana peserta didik
melakukan lebih dari sekedar mendengarkan ceramah guru atau dosen,
termasuk di dalamnya menemukan, memproses, dan menerapkan
informasi yang diterimanya.7
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa active learning
menempatkan siswa sebagai sentral dari kegiatan belajar dan
pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan dapat
mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam
6 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-3, h.195.
7Andi Fadlan, Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga,
(Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2010), h. 10
9
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran itu
sendiri. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang
dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kreatif, kritis,
dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut lagi, M. Dalyono menjelaskan bahwa pemusatan
pembelajaran pada diri siswa sudah lama dicetuskan oleh tokoh-tokoh
pendidikan diantaranya adalah John Dewey dengan semboyan
“learning by doing”. Ada empat perangkat dasar perlunya active
learning dalam proses pembelajaran. Keempat perangkat tersebut
yaitu mengenai pendidikan, anak didik, guru, dan proses pengajaran.8
b. Indikator Pendekatan Active Learning
Untuk melihat terwujudnya active learning dalam proses
pembelajaran pembelajaran, ada beberapa indikator active learning.
Dari indikator ini dapat diketahui tingkah laku mana yang muncul
dalam suatu proses pembelajaran. Menurut M. Dalyono indikator
tersebut dapat dilihat dari lima segi, yaitu:
1) Dari Sudut Siswa
a) Keinginan, kekeberanian menampilkan minat, kebutuhan
dan permasalahannya.
b) Keinginan, keberanian dan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pembelajaran.
c) Penampilan berbagai usaha atau keaktifan belajar dalam
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai
keberhasilan.
d) Kebebasan untuk melakukan hal tersebut di atas tanpa ada
tekanan dari pihak manapun.
2) Dari Sudut Guru
a) Adanya usaha mendorong, membina gairah belajar dan
partisipasi siswa secara aktif.
b) Guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran.
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
menurut cara dan keadaan masing-masing.
d) Guru menggunakan berbagai jenis metode pembelajaran
serta menggunakan berbagai media.
8 Dalyono, op.cit., h. 197
10
3) Dari Sudut Program
a) Tujuan instruksional serta konsep maupun isi pelajaran
sesuai dengan kebutuhan, minat serta kemampuan peserta
didik.
b) Program yang cukup jelas sehingga dapat dimengerti oleh
siswa.
c) Bahan pembelajaran mengandung fakta atau informasi,
konsep, prinsip dan keterampilan.
4) Dari Sudut Situasi Belajar
a) Adanya hubungan yang erat antara guru dengan siswa, guru
dengan guru dan siswa dengan siswa.
b) Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan
memiliki kebebasan untuk mengembangkan cara belajar
masing-masing.
5) Dari Sudut Sarana Belajar
a) Sumber belajar bagi siswa.
b) Fleksibilitas waktu untuk melakukan kegiatan belajar.
c) Dukungan dari berbagai media pembelajaran.
d) Kegiatan siswa tidak terbatas di dalam kelas tetapi juga di
luar kelas9.
Dengan adanya indikator tersebut, maka akan lebih memudahkan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
setidaknya memberi rambu-rambu bagi guru dalam melaksanakan
active learning.
c. Prinsip-Prinsip Active Learning
Pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning
memerlukan adanya prinsip-prinsip. Hal ini hendaknya diperhatikan
agar pada saat proses pembelajaran siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara optimal. Dalam hal ini M. Dalyono memberikan
beberapa prinsip belajar active learning, antara lain :
1) Stimulus Belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya
dalam bentuk stimulus. Stimulus dapat berbentuk verbal atau
bahasa, visual dan lain-lain. Stimulus ini hendaknya dapat benar-
benar mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan guru
kepada siswa. Ada dua cara yang mungkin dapat membantu siswa
agar pesan tersebut mudah diterima, yaitu pengulangan yang
9 Ibid., h. 196-197
11
dilakukan oleh guru dan siswa mengulang kembali pesan yang
telah disampaikan guru kepadanya.
2) Perhatian dan Motivasi
Guru bertindak sebagai motivator, pendorong, pemberi semangat
sehingga akan tercipta motif-motif yang positif pada siswa yang
dapat ditingkatkan atau dikembangkan.
3) Respon yang Dipelajari
Keterlibatan siswa atau respon siswa terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru harus menunjang tercapainya tujuan
instruksional, sehingga siswa mampu mengubah perilakunya
seperti yang tersirat dalam rumusan tujuan instruksional.
4) Penguatan
Apabila respon yang diterima siswa yang diberikan oleh guru
memuaskan kebutuhannya, maka siswa cenderung untuk
mempelajari tingkah laku tersebut. Penguat tersebut dapat berupa
nilai, ganjaran, hadiah dan lain-lain.
5) Pemakaian dan Pemindahan
Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan informasi
yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam proses belajar mengajar,
siswa dihadapkan pada situasi baru yang menuntut pemecahan
masalah melalui informasi yang telah dimiliki sebelumnya10
.
d. Tehnik Pembelajaran Aktif
Bagian ini berisi keterampilan tehnik-tehnik pengajaran yang bisa
digunakan ketika guru sedang mengajarkan inti dari pelajaran. Hal ini
dirancang untuk menghindari atau justru menguatkan cara pengajaran
yang didominasi guru. Alternatif-alternatif tersebut menurut Melvin L
Siberman antara lain :
1) Proses belajar satu kelas penuh: pengajaran yang dipimpin oleh
guru yang menstimulus seluruh siswa
2) Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalan-persoalan
utama
3) Pengajuan pertanyaan: siswa meminta penjelasan
4) Kegiatan belajar kolaboratif: tugas dikerjakan secara bersama
dalam kelompok kecil
5) Pengajaran oleh teman sekelas: pengajaran yang dilakukan oleh
siswa sendiri
6) Kegiatan belajar mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan
secara perseorangan
7) Kegiatan belajar aktif: kegiatan yang membantu siswa
memahami perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka
10
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-3, h.203
12
8) Pengembangan ketrampilan: mempelajari dan mempraktikan
ketrampilan, baik teknis maupun non-teknis.11
Kegiatan belajar mandiri merupakan salah satu dari tehnik di atas
yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Belajar bersama dan belajar
dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan aktivitas belajar
mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka
mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung.
Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi siswa kesempatan
untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari.
Salah satu dari strategi belajar mandiri yang akan peneliti lakukan
dalam penelitian adalah metode Mind Map.
2. Pembelajaran Aktif Metode Mind Map
a. Pengertian Metode Mind Map
Menurut Muhibbin Syah, “metode secara harfiah berarti cara,
dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan
suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan
fakta dan konsep-konsep secara sistematis”.12
Masih berkaitan dengan pengertian metode, dalam hal ini Abuddin
Nata mengungkapkan bahwa,
metode dan berpikir yang benar tak ubahnya seperti orang yang
berjalan. Seorang yang lumpuh sebelah kakinya dan tidak dapat
berjalan dengan cepat, tetapi memilih jalan yang benar akan
mencapai tujuannya lebih cepat daripada jago lari yang mengambil
jalan yang terjal lagi berbelok-belok. Betapapun tepatnya jago lari
itu, ia akan datang terlambat pada tempat yang dituju, sedangkan
orang yang lumpuh sebelah kakinya yang memilih jalan yang
benar akan sampai kepada tujuan dengan segera. Dari contoh ini
semakin terlihat tentang pentingnya metode dalam melaksanakan
11
Melvin L.Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012), cetakan ke-7. h. 13-14 12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, (Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya, 2011), cetakan ke-17, hlm. 198.
13
suatu kegiatan. Metode yang tepat adalah masalah pertama yang
harus diusahakan dalam pelbagai cabang ilmu pengetahuan.13
Jika dikaitkan dengan pendidikan, menurut Munif Chatib, “metode
(pembelajaran) dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis agar tujuan pembelajaran tercapai”.14
Sedangkan menurut Michael Michalko dalam bukunya Tony
Buzan yang berjudul Buku Pintar Mind Map mendefinisikan, “Mind
Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran
linear. [Mind Map] menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai
pikiran dari segala sudut.”15
Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map
adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran kita. Sebagaimana dikatakan oleh Tony
Buzan, Mind map juga sangat sederhana. Sama seperti peta jalan, mind
map akan:
1) Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area
yang luas.
2) Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-
pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan di mana
kita berada
3) Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat
4) Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita
melihat jalan-jalan trobosan kreatif baru
5) Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.16
Tony Buzan juga menjelaskan bahwa semua bentuk mind map
mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya
13
Abuddin Nata, Metodologi studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cetakan ke-17,
hlm.148 14
Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak
Juara, (Bandung: Kaifa, 2013), Cetakan ke-12, hlm.131 15
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),
cetakan ke-XI, h. 2 16
Ibid. h. 4-5
14
memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya
menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai
dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan
sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi
yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna warni, sangat
teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja
alami otak dalam melakukan berbagai hal.17
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk
menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau
merencanakan tugas baru. Menurut Melvin L Siberman, “meminta
siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk
mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka
pelajari atau apa yang mereka tengah rencanakan”.18
Dari penjelasan di atas, maka dapat diartikan bahwa metode mind
map adalah salah satu metode pembelajaran aktif (active learning)
yang bekerja sebagai alat pikir organisasional, metode mind map
merupakan metode atau cara kreatif tiap siswa untuk menghasilkan
gagasan, mencatat apa yang dipelajari, menjadikannya peta rute yang
hebat bagi ingatan, serta memungkinkan siswa menyusun fakta dan
pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan
sejak awal.
Salah satu cara yang mudah untuk membangkitkan imajinasi dan
membantu siswa mengingat adalah dengan mind map, ini karena mind
map melibatkan sisi kanan otak secara alami melalui penggunaan
warna dan gambar.
17
Ibid., h. 5 18
Melvin L.Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012), cetakan ke-7, hlm.200
15
b. Langkah-Langkah Membuat Mind Map
Sebelum mengacu pada langkah pembuatan mind map, yang perlu
disiapkan awal adalah bahan-bahan membuat mind map. Menurut
Tony Buzan, bahan-bahan tersebut antara lain :
1) Selembar kertas kosong tak bergaris
2) Pena dan pensil warna
3) Otak
4) Imajinasi.19
Adapun langkah-langkah dalam membuat mind map seperti yang
dijelaskan pula oleh Tony Buzan adalah sebagai berikut:
a) Mulailah dari bagian tengah kertas yang kosong yang sisi
panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah
memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah
dan mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
b) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebab sebuah
gambar bermakna seribu kata dan membantu seseorang
menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan menarik,
membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi, dan
mengaktifkan otak.
c) Gunakan warna. Bagi otak warna sama menariknya dengan
gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambahkan
energi kepada pemikiran yang kreatif, dan menyenangkan.
d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan cabang-
cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan
seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang
mengaitkan dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Bila
menghubungkan cabang-cabang, akan lebih mudah mengerti
dan mengingat.
e) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang
yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon,
jauh lebih menarik bagi mata.
f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci
tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas karena
mind map. Setiap kata tunggal atau gambar adalah pengganda,
menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Jika
menggunakan kata tunggal, setiap kata akan lebih bebas dan
karenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran baru.
19
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),
cetakan ke-XI, h.14
16
g) Gunakan gambar seperti gambar sentral, karena setiap gambar
bermakna seribu kata. Jadi jika mempunyai gambar di dalam
mind map sebanyak 10, maka sudah setara dengan 10.000 kata
catatan.20
c. Tujuan dan Manfaat Mind Map
Tujuan membuat mind map adalah untuk mengingat segala sesuatu
yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagasan sentral.
Karena pikiran akan mengeluarkan gagasan lebih cepat dari yang akan
ditulis. Menurut Maurizal Alamsyah, “Mind map sangat membantu
menyederhanakan materi pelajaran menjadi hanya kata-kata kunci,
sekaligus menjaga keutuhan dari seluruh bagian materi yang
dikupas”.21
Tony Buzan mengatakan bahwa, “Mind Map dapat membantu pada
banyak hal, seperti: merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih
kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan
perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat
dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien”.22
Michael Michalko berpendapat bahwa mind map akan membantu
untuk :
a) Mengaktifkan seluruh otak
b) Memungkinkan fokus pada pokok bahasan
c) Membantu menunjukkan hubungan antar bagian informasi
yang saling terpisah
d) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian
e) Mengelompokkan konsep dan membandingkannya
f) Menyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan
yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka
pendek ke ingatan jangka panjang.23
20
Ibid., h. 15-16 21
Maurizal Alamsyah, Kiat jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping,
(Yogyakarta: Mitra Pelajar, 2009), h. 104. 22
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),
cetakan ke-XI, h. 6 23
Michael Michalko, “Cracking Creativity”, dalam Tony Buzan (ed), Buku Pintar Mind
Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), cet-XI, h. 6-7
17
d. Faktor Penghambat Pembuatan Mind Map
Ada beberapa hambatan yang dialami peserta didik dalam
pembuatan mind map, baik dari peserta didik sendiri maupun proses
dalam pembuatan mind map. Faktor penghambat dari peserta didik
dapat dilihat dari karakteristik peserta didik yang berbeda serta
pemahaman masing-masing peserta didik juga berbeda. Selain itu,
tingkat kreatifitas peserta didik yang berbeda-beda pula.
Selanjutnya, Sutanto Windura menjelaskan faktor penghambat
dalam pembuatan mind map adalah sebagai berikut :
1) Kesulitan mencari cabang utama jika struktur materi tidak
terlalu sistematis.
2) Kesulitan dalam mencari kata kunci suatu kalimat untuk
dituliskan di atas cabang mind map, kata kunci umumnya kata
benda.
3) Cabang-cabang, siswa kadang membuat cabang-cabang dalam
pembuatan mind map ini tidak menyebar ke segala arah.
4) Warna, siswa kadang-kadang malas menggunakan beberapa
warna karena merasa repot dan terkesan kekanak-kanakan.
Warna pada mind map tidak hanya melibatkan otak kanan
secara aktif, namun juga untuk membantu pengelompokan
informasi.
5) Gambar, siswa kadang malas menggunakan atau menambahkan
gambar dalam mind map-nya. Alasannya; tidak tahu apa yang
harus digambar, membuang-buang waktu, atau merasa kekanak-
kanakan.
6) Tata ruang, ketidakrapian siswa dalam hal tata ruang dalam
membuat mind map-nya. Di mana dapat membuat siswa putus
asa atau jengkel karena tidak ada ruang di kertas tempat mereka
membuat mind map.
7) Tingkat kedetailan mind map, tingkat kedetailan pembuatan
mind map sifatnya subjektif, tergantung kebutuhan anak
masing-masing Semakin jauh dari pusat mind map berarti
semakin kurang penting.24
Pada dasarnya pembuatan mind map sangat mudah. Namun ada
aturan-aturan pembuatan mind map yang harus diketahui dan dipatuhi.
Aturan mind map ini tidak lain adalah kinerja otak kita sendiri.
24
Sutanto Windura, Mind Map Langkah Demi Langkah, (Jakarta: gramedia, 2009), h. 77
18
e. Contoh Mind Map
Berikut ini adalah salah satu contoh gambar bentuk mind map
tentang “Prestasi Khulafaur Rasyidin”.
Gambar 2.1
Contoh Mind Map tentang Prestasi Khulafaur Rasyidin
3. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada
itu, yakni mengalami. Hal ini senada dengan Syaiful Bahri Djamarah
yang menjelaskan belajar sebagai “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
19
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.20
Sedangkan menurut Hilgard yang dikutip oleh Alisuf Sabri,
mendefinisikan belajar sebagai, “Learning is the procces by wich an
activity originated or is changed through trainig procedures (wether in
the laboratory or in the natural environment) is distinguished from
change by factor not atributable to training.”21
Dari beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau
latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar dapat berupa perolehan
perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang
sudah ada.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar merupakan salah satu komponen terpenting
yang perlu diketahui oleh pengajar/guru, karena prinsip-prinsip belajar
dapat mengungkapkan batas-batas kemampuan dalam pembelajaran
sehingga guru bisa membuat acuan yang tepat dalam pembelajaran
yang akan diberikan oleh siswa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Dimyati dan Mudjiono, prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya.
20
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cetakan ke-2,
hal.13 21
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cetakan ke-4, hal.54
20
2) Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan
mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk
aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Siswa dituntut untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan
menyebabkan mereka memperoleh pengalaman.
4) Pengulangan
Pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Karena pengulangan dapat melatih daya-daya jiwa dan dapat
membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-
kebiasaan.
5) Tantangan
Dengan adanya tantangan siswa dituntut untuk memiliki kesadaran
pada diri sendiri akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus
memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan
yang dihadapinya.
6) Balikan dan Penguatan
siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge
of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi
dirinya sendiri.22
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya prinsip-prinsip belajar, seorang guru dapat
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan
belajar siswa. Guru juga dituntut untuk memusatkan perhatian,
22
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet, 4,
h.4
21
mengelola, menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip belajar tersebut. 23
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata
“hasil” dan “belajar”, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
“hasil” adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh
usaha (pikiran, tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dsb)24
.
Sedangkan kata “belajar” adalah berlatih atau berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.25
Menurut Muhibbin Syah, perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca,
mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru,
melatih, dan mencoba sendiri atau dengan pengalaman dan latihan.
Sebuah kegiatan belajar dapat dikatakan efesien apabila dengan
usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.26
Hasil belajar pada hakekatnya merupakan kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Jadi hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah melakukan proses pembelajaran dalam mencapai suatu
tujuan pembelajaran. Hasil belajar atau achievement merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh
seseorang dapat dilihat dari perilakunya dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
23
Ibid., h.53 24
Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) cet.3, h.300 25
Ibid. h. 13 26
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 2001). Cet ke-3 hal.121
22
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut M. Alisuf Sabri, ada berbagai faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara
garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar siswa terdiri dua faktor, yaitu :
a) Faktor-Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu: faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan alam ialah seperti keadaan
suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat
letak gedung sekolah, dan sebagainya. Sedangkan faktor
lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya
(masyarakat) maupun budayanya akan mempengaruhi proses
dan hasil belajar.
b) Faktor-Faktor Instrumental
Terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi
pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2) Faktor-Faktor Kondisi Internal Siswa
Faktor kondisi siswa terdiri dari dua macam, yaitu kondisi
fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa. Faktor fisiologis
siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta
kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa adalah faktor minta, bakat, inteligensi, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,
23
ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan
appersepsi) yang dimiliki siswa27
.
4. Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Mata Pelajaran
a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “sejarah adalah kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau”.28
Sedangkan kebudayaan adalah “hasil akal budi dari alam sekelilingnya
dan dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya”, definisi lainnya dari
kebudayaan adalah “keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta
pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya”.29
Kebudayaan Islam itu sendiri menurut darsono dan T.Ibrahim,
dapat diartikan sebagai “kondisi-kondisi kehidupan yang terjadi pada
masa perkembangan Islam hingga runtuhnya daulah islamiah.
Kebudayaan Islam berdasarkan pada hukum agama Islam dengan
sumber hukum Al-Qur’an dan hadis”.30
Dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah mata pelajaran sejarah
kebudayaan Islam adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
kebisaaan.
Peraturan Kementrian Agama RI pada Lampiran 3b – BabVII – SK
KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs tahun 2008 menjelaskan :
27
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cetakan ke-4, hal 59-60 28
Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) cet.3, h.794 29
Ibid. h. 131 30
Darsono dan T.Ibrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan Islam 1 untuk Kelas VII MTs,
(Solo, PT.Tiga Serangkai, 2009), h.10
24
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata
pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi
dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan
masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan
Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai
perkembangan Islam di Indonesia.31
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sejarah
Kebudayaan Islam yaitu salah satu bagian dari cabang ilmu Pendidikan
Agama Islam di madrasah yang di dalamnya membahas tentang
peristiwa-peristwa penting, peradaban Islam serta tokoh-tokoh
populernya dalam Sejarah Kebudayaan Islam agar tertanamnya nilai-
nilai kepahlawanan dan keilmuan dalam diri peserta didik.
Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam,
yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk
melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta
didik.
b. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di MTs
Di dalam PERMENAG RI pada Lampiran 3b – BabVII – SK KD
PAI dan Bhs Arab tingkat MTs tahun 2008 juga menjelaskan bahwa
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam
yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW. dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu
dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,
masa kini, dan masa depan.
31
PERMENAG, Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs,
(PERMENAG: Jakarta, 2008), h. 51
25
3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam
di masa lampau.
5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa – peristiwa bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain
untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.32
c. Ruang Lingkup
Pada PERMENAG Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs
Arab tingkat MTs tahun 2008 dijelaskan mengenai ruang lingkup
Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Tsanawiyah yang meliputi:
1) Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam
2) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah
3) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah
4) Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin
5) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani
Umaiyah
6) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani
Abbasiyah
7) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al-
Ayyubiyah
8) Memahami perkembangan Islam di Indonesia33
d. Kendala Pembelajaran SKI
Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-
hari.
Namun menurut Nurhidayati, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain:
1) Waktu yang disediakan terbatas sedangkan materi begitu padat
dan memang penting, yakni menuntu pemantapan pengetahuan
32
Ibid., h. 51-52 33
Ibid., h. 54
26
hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh
dengan tuntunan terhadap mata pelajaran lainnya.
2) Materi Sejarah Kebudayaan Islam, lebih terfokus pada
pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam
pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih
didominasi pencapaian kemampuan kognitif, kurang
mengakomodasikan kebutuhan afektif.
3) Lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam
pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta
dalam mengusahakan media yang digunakan untuk
mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM)
4) Minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi
guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan tenaga kependidikan dan salah
satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan
pembelajaran di sekolah.34
Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan
efisien, jika guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk
memulai proses belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki
konsentrasi atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah
menerima pelajaran yang diberikan kepadanya. Siswa yang memilik
konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain
itu, mereka mengingat informasi lebih lama.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah hasil kajian (review) dari laporan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang sesuai dengan masalah atau tema pokok yang peneliti
ajukan.
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Mind
Maps Terhadap Pemahaman, Sikap Dan Keterampilan Belajar Biologi
Siswa Kelas XI IPA” oleh Danik Wahyuningsih.
Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh strategi
pembelajaran aktif Mind Maps terhadap pemahaman, sikap dan
34
Nurhidayati, Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang
Studi Sejarah Kebudayaan Islam,(Skripsi: Jakarta, 2009), h.35-36
27
keterampilan belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran
aktif Mind Maps tidak berpengaruh nyata terhadap pemahaman belajar
siswa tetapi berpengaruh nyata terhadap sikap dan keterampilan siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 2 Karanganyar.35
2. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII SMP Islam
Subhanah Subah Batang Materi Sistem Gerak Pada Manusia”, Oleh Titin
Wahyuningsih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pembelajaran
cooperative learning tipe mind mapping terhadap hasil belajar Biologi
materi sistem gerak pada manusia di SMP Islam Subhanah Subah Batang.
Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara pembelajaran cooperative learning tipe mind
mapping terhadap hasil belajar biologi materi sistem gerak pada manusia.
Berdasarkan hasil perhitungan, menyimpulkan bahwa pembelajaran
cooperative learning tipe mind mapping berpengaruh terhadap hasil
belajar Biologi materi sistem gerak pada manusia.36
3. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Peta Pikiran (Mind
Mapping) terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA Negeri 1 Tambun
Utara”. oleh Putri Arum Sekaridanto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan peta
pikiran terhadap hasil belajar kimia siswa. Metode yang digunakan yaitu
Quasi Eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
peta pikiran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
kimia siswa. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji hipotesis melalui uji-
t pada tingkat kepercayaan 95% dengan hasil t.tabel ≤ t.hitung atau 2,01 ≤
35
Sumber data diambil dari Perpustakaan Digital FKIP Universitas Sebelas Maret
Semarang, berbentuk PDF pada tanggal 11 September 2014 36
Sumber data diambil dari Perpustakaan Digital IAIN Walisongo Semarang, berbentuk
PDF pada tanggal 11 September 2014
28
6,278 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima.37
Persamaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian peneliti
terletak pada penelitian mind map sebagai metode pembelajaran.
Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
yaitu penelitian ini memfokuskan pada metode mind map yang digunakan
untuk pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dan ditekankan untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran mind map terhadap hasil belajar
sejarah kebudayaan Islam.
C. Kerangka Berpikir
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran
yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/
peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa
lampau, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam di madrasah memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilai-
nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk
sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang diharapkan pada mata pelajaran
SKI maka perlu adanya pendekatan pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif,
dan efisien. Ada berbagai macam pendekatan pembelajaran, namun salah satu
pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif, kreatif,
efektif, dan efisien adalah pendekatan active learning.
Active learning menempatkan siswa sebagai sentral dari kegiatan belajar
dan pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan dapat
mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran itu sendiri. Keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat
37
Sumber data diambil dari Perpustakaan Digital UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
berbentuk pada tanggal 13 September 2014
29
yang dimilikinya, berpikir kreatif, kritis, dan dapat memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dari strategi belajar mandiri yang
akan peneliti lakukan dalam penelitian adalah metode Mind Map.
Metode peta pikiran (mind map) adalah alat pikir organisasional yang
merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat
apa yang dipelajari, menjadikannya peta rute yang hebat bagi ingatan, serta
memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga
cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
Maka dari pemaparan di atas, kesuksesan mata pelajaran sejarah
kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map dapat dilihat dari
hasil belajar siswa.
Setelah melihat konsep-konsep tentang metode mind map, hasil belajar
sejarah kebudayaan Islam, serta pengaruh dari keduanya, maka kesimpulan
dari kerangka berfikir ini adalah “Jika menggunakan metode mind map maka
akan memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan hasil belajar
Sejarah Kebudayaan Islam siswa”.
30
Untuk memudahkan memahami kerangka berpikir yang telah disusun,
dibuatlah kerangka berpikir dalam bentuk bagan pada lembar berikut :
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono, “Hipotesis adalah jawaban sementara pada rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
KBM mata pelajaran SKI
Peserta didik/Siswa Guru
Tujuan Pembelajaran
Proses Pembelajaran
solusi
Metode Konvensional
teacher centered, Siswa kurang antusias, bosan,
hasil pembelajaran kurang maksimal
Strategi Active Learning
Metode Mind map
Siswa Aktif Hasil belajar meningkat
31
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.38
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa
“Ada pengaruh hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII
dengan menerapkan metode mind map”, rinciannya sebagai berikut:
Ha : Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode
mind map
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2011), cetakan ke-1, hlm.99
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 3 Pondok Pinang, Jl. Ciputat Raya,
Pondok Pinang, Jakarta. Tempat ini dipilih karena peneliti pernah melakukan
Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) selama 4 bulan, jadi sedikitnya
peneliti akan cukup mengenal keadaan sekolah tersebut. Selain itu, di sekolah
tersebut belum pernah dilakukan penelitian pada pembelajaran sejarah
kebudayaan Islam dengan menggunakan metode pembelajaran mind map
Waktu penelitian berlangsung pada semester ganjil, yaitu pada tanggal 29
September sampai dengan 27 November 2014
Tabel 3.1
Pembagian Waktu dalam Penelitian
No Kegiatan Tanggal
1. Penyerahan surat izin penelitian kepada pihak
madrasah 02 Oktober 2014
2. Observasi awal (pengamatan keadaan kelas,
madrasah, dan analisis data temuan) 13-15 Oktober 2014
3. Uji coba soal (Validitas soal tes) di Kelas IX 23 Oktober 2014
4.
Mengenalkan diri dan menjelaskan dengan
singkat maksud dan tujuan penelitian yang
akan dilakukan dan melakukan Pretes di kelas
VIII.3 dan VIII.4
05 November 2014
5. Mulai mengajar dengan menerapkan metode
mind map
12-19 November
2014
6. Revew pelajaran diakhiri dengan melakukan
Postes 26 November 2014
7. Mengolah hasil dan penyusunan laporan
penelitian 27 Nov s.d Selesai
33
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode quasi experiment (eksperimen
semu) dengan desain non-equivalent control group design. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Sugiyono, metode quasi experiment dilakukan dengan
memberikan perlakuan kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes
pada subjek penelitan. Dalam rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok kontrol tidak
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.44
Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan, pengaruh dari
perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran
akhir. Di dalam penelitian ini penulis membagi kelas menjadi kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, dua kelompok tersebut diberikan pelajaran
sama-sama menggunakan metode, tetapi jenis metodenya yang berbeda antara
kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok eksperimen penulis
menerapakan pembelajaran dengan metode mind map, sedangkan pada
kelompok kontrol penulis tidak menggunakan metode mind map.
Siswa terbagi ke dalam dua kelompok, kedua kelompok tersebut diberikan
perlakuan yang berbeda, dengan tujuan untuk menyelidiki kemungkinan
saling berhubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel
teriakat. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, sedang variabel bebasnya adalah
metode mind map.
Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posstest
E T1 X1 T1
C T2 X2 T2
44
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), cet.ke-4, h. 114
34
Keterangan:
E : Kelas eksperimen yang menggunakan metode mind map
C : Kelas kontrol yang tidak menggunakan metode mind map
T1 : Pretest kelompok eksperimen
T2 : Pretest kelompok kontrol
X1 : Pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map
X2 : Pelaksanaan pembelajaran tidak menggunakan metode mind map
T1 : Posstest kelompok eksperimen
T2 : Posstest kelompok kontrol
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.45
Dalam pengertian lain, menurut Nurul Zuriah, “populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan,
tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.46
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Negeri 3 Pondok
Pinang. Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII semester II MTs Negeri 3 Pondok Pinang.
Nurul Zuriah mendefinisikan Sampel sebagai “sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”.47
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII-4 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII-3
sebagai kelompok kontrol.
Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan sampel bertujuan
(purposive sampling), yaitu dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan
45
Sugiyono, op.cit., h. 80 46
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2007), cet II, h. 116 47
Ibid, h. 131.
35
didasarkan atas strata, random atau daerah akan tetapi berdasarkan atas adanya
tujuan tertentu48
.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk
memperoleh data.:
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan alat ukur berupa
instrument, yaitu: Observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar.
1. Observasi.
Dalam Burhan, “observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat
bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman,
mulut, dan kulit”.49
Observasi awal dilakukan untuk :
a. mengumpulkan informasi mengenai latar/lingkungan kelas dalam
proses belajar mengajar
b. mengamati guru dalam melakukan proses pembelajaran Sejarah
kebudayaan Islam di kelas
c. mengamati respon siswa ketika proses pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
d. mengumpulkan informasi mengenai banyaknya populasi dan sampel
yang akan menjadi objek penelitian
e. mencari informasi apa saja sumber belajar yang dapat dimanfaatkan di
madrasah tersebut guna memperlancar penelitian penulis tentang
metode mind map.
2. Dokumentasi
Sukardi dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi
dan Praktiknya menjelaskan bahwa “dokumentasi asal kata dari dokumen,
yang artinya barang-barang tertulis”.50
Dalam pelaksanaan teknik ini,
48
Ibid, h. 139. 49
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana. 2009) Cet. 4, h. 133 50
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 158
36
peneliti menyelidiki untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam
sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat
penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data
tentang materi pelajaran sejarah kebudayaan Islam, daftar nama peserta
didik, sarana dan prasarana belajar, serta profil madrasah yang terdapat di
MTs Negeri 3 Jakarta.
3. Test Hasil Belajar
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang
atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajarnya. Tes adalah suatu
teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Pretest
adalah tes yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
pada materi tertentu sedangkan posttest adalah tes yang dilakukan setelah
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Dalam buku Mudjijo ”postes bertujuan untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan pada
suatu periode waktu tertentu”.51
Data diambil dari hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas
eksperimen dan kontrol yang diperoleh dari skor tes formatif. Tes ini
berbentuk soal pilihan ganda yang mengacu pada Standar Kompetensi
“Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah” dengan
Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan
perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani
Abbasiyah”. Soal tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut sama.
51
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 30
37
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes
hasil belajar. Menurut Nana Sudjana, “Tes hasil belajar dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan”.52
(Kisi-Kisi Terlampir)
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu
diujicobakan ke kelas yang tingkatanya lebih tinggi dari kelas yang akan
diteliti, karena kelas yang akan diteliti adalah kelas VIII maka pengujian soal
dilakukan di kelas IX. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar Sejarah Kebudayaan Islam adalah tes objektif sebanyak 30 soal dengan
empat pilihan jawaban. Skor untuk setiap jawaban yang benar diberi skor satu
dan nol untuk jawaban yang salah. Nilai akhir yang diperoleh siawa adalah:
Nilai akhir =
Untuk mengetahui apakah 30 soal tersebut memenihi syarat soal yang
baik, maka dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan
daya pembeda soal.
1. Pengujian Validitas
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa “validitas adalah konsep
yang berkaitan dengan sejauh mana tes dapat mengukur apa yang
seharusnyaa diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang akan diukur”.53
Adapun pengukuran validitas tiap butir soal, peneliti menggunakan
rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu sebagai
berikut:
52
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), cet. Ke-11, h. 80. 53
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Cet. Ke-9, hal. 65
38
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ (∑ }
Keterangan:
: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n : jumlah subjek
x : skor item butir soal
y : jumlah skor total tiap soal54
.
2. Reliabilitas
Menurut Rostina Sundayana, “reliabilitas instrumen penelitian
adalah suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten,
ajeg). Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang
reliabel”.55
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu soal, dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha :
(
) (
∑
)
Keterangan
:Reliabilitas instrumen
Banyaknya butir pertanyaan
∑ Jumlah varians butir/item
Varians total
56
Dengan klasifikasi tingkat reliabitas sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Guilford57
Koefesien Reliabilitas (r) Interpretasi
-1,00 ≤ < 0,20 Reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)
0,20 ≤ < 0,40 Reliabilitas rendah
0,80 ≤ ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,40 ≤ < 0,60 Reliabilitas sedang
0,60 ≤ < 0,80 Reliabilitas tinggi
54
Ibid. Hlm.72 55
Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2014). h. 69 56
Ibid. h.69 57
Ibid. h.70
39
3. Taraf Kesukaran
Menurut Ahmad Sofyan, “tingkat kesukaran merupakan proporsi
atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan
siswa yang mengikuti tes”.58
Untuk menentukan taraf kesukaran (TK)
digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta uji coba
Dengan interprestasi tingkat kesukaran sebagai berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK
TK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah
4. Daya Pembeda
Menurut Ahmad Sofyan, “daya pembeda soal digunakan untuk
mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antar
kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang
pandai”.59
Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok
menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok
peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu
kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.
58
Ahmad sofyan, dkk. Evaluasai Pembelajaran Ipa Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 103. 59
Ibid., h.104
40
Menurut Rostina Sundayana, untuk mencari daya pembeda maka
digunakan rumus dibawah ini :
Keterangan :
D : indeks daya pembeda
: Jumlah siswa kelompok atas
: Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
: Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar60
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda61
Harga Daya Pembeda Keterangan
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,01 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat Baik
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke
dalam suatu pola katagori dan satuan uraian dasar. Dalam teknik analisi data
dilakukan beberapa pengujian dengan urutan sebagai berikut :
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
yaitu uji Chi-Kuadrat, uji ini biasanya digunakan pada data interval
yaitu data yang berbentuk kelompok.
Adapun langkah-langkah uji chi-kuadrat sebagaimana yang
dijelaskan oleh Rostina Sundayana adalah sebagai berikut :
60
Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2014).
Hlm.76-77 61
Ibid, hal.77
41
1) Tentukan nilai rata-rata dan simpangan bakunya.
2) Urutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
3) Ubahlah data diskrit (data mentah) menjadi data interval
dengan cara membuat tabel normalitas data dengan kelompok
sebagai berikut :
Kelas
interval
Batas
Kelas
Z batas
kelas
Luas Z
tabel Ei fi
4) Menentukan Chi-Kuadrat hitung :
∑
5) Menentukan Chi-Kuadrat tabel :
dengan k = banyaknya kelas interval
6) Kriteria pengujian : jika maka data
berdistribusi normal62
.
b. Uji Homogenitas
Russ Efendi menjelaskan bahwa “uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui apakah data sampel tersebut homogen (sama) atau
tidak”.63
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini adalah pengujian
mengenai sama atau tidaknya variasi-variasi dari dua buah distribusi.
Uji homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas
terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal.
Menurut Sudjana, uji homogenitas dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Fisher dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Hipotesis
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya.
4) Tentukan Fhitung dengan rumus:
F =
=
Dimana :
S2 =
∑ ∑
5) Tentukan kriteria pengujian:
a) Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima yang berarti varians
kedua populasi homogen.
62
Op.cit, hal.88 63
Rus Effendi, Statistika Dasar : Untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung
Press 1998), Cet. 1, hal.294
42
b) Jika Fhitung >Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti varians
kedua populasi tidak homogen64
.
2. Uji Hipotesis
Setelah di lakukan pengujian normalitas dan homogenitas, maka
dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Uji dilakukan untuk
mengetahui hipotesis yang telah diajukan.
Menurut Sudjana, rumus yang digunakan pada uji-t adalah:
t =
√
dengan :
√
Keterangan : t : Uji-t : Rata-rata nilai kelas eksperimen : Rata-rata nilai kelas kontrol S : Standar deviasi n1 : Jumlah siswa kelas kontrol n2 : Jumlah siswa kelas eksperimen
65
Untuk pengujian hipotesis, ada beberapa tahap yang harus ditempuh yaitu:
a) Mengajukan hipotesis
b) Menilai thitung dengan rumus uji-t
c) Menentukan derajat keabsahan
d) Menentukan ttabel dengan taraf kepercayaan 95%
e) hipotesis:
Jika thitung > ttabel, H0 ditolak pada taraf kepercayaan 95% (
Jika thitung < ttabel, H0 diterima pada taraf kepercayaan 95% (
66
64
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. Ke-3, hal.249 65
Ibid, hal.239 66
Ibid, hal.240
43
H. Perumusan Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah:
Keterangan :
Ha : Hipotesis alternatif
H0 : Hipotesis nol
μ1 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan metode
pembelajaran mind map (posttest) pada kelas eksperimen.
μ2 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan metode
pembelajaran selain mind map (posttest) pada kelas kontrol.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta
1. Sejarah Singkat
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 adalah sekolah setingkat SMP
dengan kurikulum Pengetahuan umum yang sama dari Departemen
Pendidikan Nasional, ditambah dengan kurikulum agama dari
Kementerian Agama.
bapak Drs. H. Ikhsan Ismail adalah Pendiri Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Jakarta. Madrasah ini berdiri sejak 1979 berdasakan Surat
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1978.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 merupakan pemisahan dari
Pendidikan Guru Agama Negari (PGAN) 6 (enam) tahun Pondok Pinang.
Pada tahun 2004 Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta yang semula
lokasinya dekat dengan Jalan TOL Pondok Pinang menempati gedung
baru yang terletak di Jalan Pupan Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan
Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI - Jakarta.
Gedung MTs Negeri 3 Jakarta terdiri dari 3 lantai dengan jumlah
ruang sebanyak 40 ruang dengan rombongan belajar 24 Kelas.
Dari hasil publikasi tanggal 20 November 2013, MTs Negeri 3 telah
terakreditasi dengan peringkat A (Amat Baik/Skor 99). Mulai tahun 1979
hingga sekarang MTs Negeri 3 telah mengalami pergantian Kepala
Madrasah sebanyak 8 kali.
Nama-nama kepala sekolah yang pernah menjabat di MTs Negeri 3
Jakarta antara lain : Drs. E. Komarudin; Drs. H. Lukman Hakim; Drs. H.
Nur Ali; Drs. Faqih Rusli; Drs. M. A. Saefudin; Drs. A. M. Rachmat Syah;
Drs. H. Budi Haerawan, M.Si; Drs. H. Musaddik Noor; sedangkan yang
menjabat sebagai Kepala Madrasah periode 2011-sekarang adalah Dra. Hj.
Faizah.
45
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi Madrasah
“Berkualitas, Berkarakter, Sehat, dan Kompetitif”
b. Misi Madrasah
1) Standar Isi
a) Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
b) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
minat dan bakat peserta didik untuk mencapai kejuaraan dan
kebanggaan sekolah.
2) Standar Proses
a) Menggunakan pendekatan, metodologi dan strategi
pembelajaran yang bervariasi, yaitu Pembelajaran Parsitipatif,
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM).
b) Melaksanakan Pembelajaran dengan sistem mastery learning
(pembelajaran tuntas)
c) Mengaitkan nilai-nilai Islam pada setiap mata pelajaran dan
mengaplikasikan nya dalam sikap serta perilaku sehari-hari.
d) Melaksanakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi.
e) Menerapkan keterampilan bahasa Inggris/Arab di lingkungan
Madrasah
3) Standar Kelulusan
a) Mengusahakan tercapainya kelulusan seratus persen yang
berkualitas
b) Menanamkan kesadaran peserta didik akan pola hidup sehat
4) Tenaga pendidik dan kependidikan
a) Melaksanakan pelatihan bagi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan secara berkala
b) Melaksanakan supervisi, bimbingan dan kontrol terhadap
kinerja tenaga pendidik dan kependidikan.
46
5) Standar Sarana Prasarana
a) Melengkapi dan memperbaharui sarana dan prasarana sesuai
dengan kebutuhan
b) Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan
nyaman
6) Standar Pengelolaan
a) Melaksanakan manajemen madrasah yang akuntabel,
profesional dan demokratis.
b) Menjalin kerjasama dengan madrasah yang berkualitas
c) Menciptakan suasana yang harmonis sesama warga madrasah.
7) Standar Pembiayaan
Menjalin kerjasama dengan komite madrasah untuk mendukung
program madrasah
8) Standar Penilaian
Melaksanakan evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif
dan efisien serta mandiri
c. Tujuan Mts Negeri 3 Jakarta
Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta berdasarkan
Standar Pendidikan Nasional sebagai berikut:
1) Standar Isi
Tercapainya tujuan pendidikan nasional yang releven dengan
kebutuhan masyarakat serta menggambarkan tingkat kualitas
madrasah.
2) Standar Proses
a) Melaksanakan kegiatan Pembelajaran Parsitipatif, Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, dengan sistem
mastery learning agar peserta didik memiliki dasar-dasar
pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi atau terjun ke masyarakat.
47
b) Terlaksananya pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT serta terbentuk pribadi peserta didik yang
berakhlak mulia.
c) Tercapai kompetensi peserta didik dalam Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
d) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk terampil
berbahasa internasional.
3) Standar Kompetensi Lulusan
a) Melaksanakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT serta berakhlaq mulia.
b) Membentuk peserta didik yang kreatif dan terampil dalam
bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus.
c) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaan.
d) Memberikan bekal pengetahuan Agama Islam yang bermanfaat
bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
e) Membentuk warga madrasah yang sehat.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terbentuknya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional.
5) Standar Sarana dan Prasarana
a) Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan.
b) Terciptanya lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan
nyaman
6) Standar Pengelolaan
a) Terlaksananya majemen madrasah yang akuntabel, profesional
dan demokratis.
b) Terjalinnya kerjasama dengan madrasah yang berkualitas.
c) Terciptakan suasana yang harmonis sesama warga madrasah.
7) Standar Pembiayaan
Terbentuknya kerjasama dengan komite madrasah untuk
mendukung program madrasah.
48
8) Standar Penilaian
Terlaksananya evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif
dan efisien serta mandiri.
3. Program-Program Madrasah
a. Program Unggulan
Adapun program unggulan yang berada di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Jakarta antara lain :
1) Sister School dengan Macarthur Anglican School, Sydney-
Australia
2) Bahasa, untuk penyelenggaraan Program Unggulan Bahasa
(Bahasa Inggris)
3) IT, untuk mendukung program informasi dan teknologi computer
4) Kesehatan, untuk mendukung program Sekolah Sehat dan
pelayanan kesehatan seluruh warga madrasah
5) Psikotes, untuk seleksi peserta didik baru
b. Program Kerjasama Pendidikan dan Internasional
Program kerjasama pendidikan dan internasional Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta adalah sebagai berikut :
1) Macarthur Anglican School (MAS) Sydney – New South Wales,
Australia
2) Lembaga Bimbingan Belajar “Boston” dalam Program Unggulan
Bahasa (PUB).
3) Lembaga Kesehatan GESIT
4) Lembaga Bimbingan Belajar Indonesia-Turki “OCEAN”
5) Native Speaker Bahasa Inggris
6) Lembaga Tahsinul Qur’an
49
c. Inovasi Standar Plus
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta memilki inovasi standar
plus dalam rangka meningkatkan mutu sekolah yang terdiri dari :
1) Kolaborasi pembelajaran siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 3
Jakarta dengan Macarthur Anglican School (sister school)
Australia.
2) MOU dengan Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Mutu
Sekolah (LP2MS) pada Program Unggulan Bahasa Inggris (PUB).
3) MOU dengan Lembaga IT, untuk mendukung program informasi
dan teknologi komputer
4) MOU dengan Lembaga Kesehatan, untuk mendukung program
Sekolah Sehat dan pelayanan kesehatan seluruh warga madrasah
5) MOU dengan Lembaga Psikotes, untuk seleksi peserta didik baru
6) Sarana Wi-fy dan Intercom tiap lantai (17 line)
7) Penyediaan ruang komite
4. Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dan tenaga kependidikan di MTs Negeri 3 Jakarta terdiri dari
PNS Kementrian Agama, PNS Non Kementrian Agama, dan Non PNS,
dengan jumlah total 78 guru.
a. Guru di Mts Negeri 3 Jakarta secara singkat dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1
Kondisi Guru
Pendidik/Guru Laki – Laki Perempuan Jumlah
PNS KEMENAG 16 30 47
PNS NON KEMENAG 1 0 1
NON PNS 5 1 6
Jumlah 22 31 53
50
b. Tenaga kependidikan/pegawai administrasi di Mts Negeri 3 Jakarta
secara singkat juga dipaparkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Kondisi Tenaga Kependidikan
Pegawai Administratif Laki – Laki Perempuan Jumlah
PNS KEMENAG 6 6 12
PNS NON KEMENAG 0 0 0
NON PNS 10 3 13
Jumlah 16 9 25
5. Siswa Mts Negeri 3 Jakarta
Siswa MTs Negeri 3 Jakarta berasal dari berbagai latar belakang
pendidikan sekolah dasar yang berbeda-beda. Ada yang dari Sekolah
umum, ada juga berasal dari Sekolah yang berbasis islam. Untuk
mengetahui jumlah siswa tiap masing-masing kelas di madrasah ini dapat
dlihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Kondisi Siswa
Kelas Rombongan Belajar Laki-laki Perempuan Jumlah
VII 8 114 171 285
VIII 8 113 153 266
IX 8 119 150 269
Jumlah 24 346 474 820
6. Sarana dan Prasarana
Untuk mengetahui sarana fisik MTs Negeri 3 Jakarta peneliti
melakukan penggalian data observasi secara langsung di lokasi penelitian
dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis peroleh dan disajikan
pada tabel 4.4 berikut :
51
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana
No Ruang Jumlah
1 Kepala Madrasah 1
2 Tata Usaha 1
3 Guru 1
4 Bimbingan Konseling (BK) 1
5 Unit Kesehatan Siswa (UKS) 1
6 OSIS 1
7 Perpustakaan 1
8 Ruang Rapat 1
9 Kelas Belajar 24
10 Laboratorium :
a. IPA 1
b. Komputer 1
c. IT 1
d. Matematika 1
e. Bahasa 1
11 Ruang Komite 1
12 Ruang Mekanik 1
13 Ruang Makan 1
14 Dapur 1
15 Masjid 1
16 Toilet 10
17 Koperasi 1
18 Lapangan Olahraga 1
19 Satpam 1
20 Kantin 6
21 Multimedia 1
(Sumber : Mts Negeri 3 Jakarta Thn Ajaran 2013-2014)
Adapun fasilitas ruang belajar yang dimiliki oleh Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta adalah sebagai berikut :
a. Ruang AC
b. LCD Proyektor
c. TV LCD 32 Inchi
d. CCTV
52
e. Whiteboard
f. Lemari serbaguna
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Coba Instrumen Test
a. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud63
.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus yang telah
ditentukan, hasil validitas tiap butir soal yang diujikan pada kelas
sembilan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Validitas Butir Soal
Kategori Nomor Soal Jumlah
Valid 3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 28, 29
21
Tidak Valid 1, 2, 4, 5, 9, 24, 26, 27, 30 9
Jumlah 30
Pada tabel 4.5, terlihat bahwa dari 30 butir soal yang diberikan
pada kelas IX terdapat 21 butir soal yang valid, Sedangkan soal yang
tidak valid sebanyak 9 butir soal.
Dari 21 butir soal yang valid, peneliti menggunakan 20 butir soal
yang nantinya akan digunakan pada tes hasil belajar kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
(Proses perhitungan validitas terlampir)
63
Arikunto dalam Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung:
Alfabeta, 2014). Hlm 59
53
b. Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha, diperoleh nilai reliabilitas instrument tes sebesar
0,68. Nilai ini termasuk dalam kategori tinggi sehingga instrument ini
layak digunakan dalam penelitian. (Proses perhitungan terlampir)
c. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus yang telah
ditentukan, hasil tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kategori Nomor Soal Jumlah
Sukar 3, 10, 16, 18, 22, 23, 24, 26, 29 9
Sedang 4, 5, 8, 11, 15, 21, 25 7
Mudah 1, 2, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 17, 19 , 20, 27, 28, 30 14
Jumlah Item 30 soal
Pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa soal yang masuk dalam
kategori sukar sebanyak 9 soal, sedangkan soal berkategori sedang
terdapat 7 soal, dan soal yang berkategori mudah sebanyak 14 soal.
(Proses perhitungan terlampir)
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda soal ini bermaksud untuk mengkaji butir-
butir tiap soal dengan tujuan mengetahui kesanggupan soal dalam
membedakan siswa yang tergolong pandai dan kurang pandai. Artinya
bila soal tersebut diberikan kepada siswa yang pandai maka akan
menunjukkan prestasi yang baik, dan apabila diberikan kepada siswa
yang kurang pandai maka akan menghasilkan prestasi yang kurang baik
pula64
.
64
Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2014). H.76
54
Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal dengan menggunakan
rumus yang telah ditentukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
(Proses perhitungan terlampir)
Tabel 4.7
Hasil Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Keterangan Butir No Soal Jumlah
0.71 – 1.00 Sangat Baik - -
0.41 – 0.70 Baik 5, 8, 15, 3
0.21 – 0.40 Cukup 3, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 18,
19, 21, 22, 23, 25, 28, 29. 15
0.01 – 0.20 Jelek 2, 10, 16, 17, 20, 27, 30 7
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek 1, 4, 9, 24, 26 5
Tabel di atas menunjukkan bahwa daya pembeda soal yang
berkategori cukup sebanyak 15 soal, yang berkategori baik hanya 3
soal, yang berkategori jelek terdapat 7 soal, dan berkategori sangat jelek
sebanyak 5 soal, namun tidak ada butir soal yang berdaya pembeda
dengan kategori sangat baik. Sehingga mayoritas soal berkategori
cukup dalam mengukur kesanggupan soal untuk membedakan siswa
yang tergolong pandai dan kurang pandai.
2. Data Hasil Belajar
Setelah melakukan uji coba instrument tes, peneliti melakukan
pengolahan data hasil penelitian tersebut. Data yang terkumpul dalam
penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu data hasil pretest dan data
hasil postest baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok
eksperimen. berikut adalah rincian dari pengolahan kedua data hasil
pretest dan data hasil postest dari kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol :
55
a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Dari perhitungan yang telah dilakukan pada pretest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu sebelum diberikan perlakuan
metode pembelajaran yang berbeda, maka diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Data Pretest
Eksperimen Kontrol
Nilai terendah 35 40
Nilai tertinggi 65 70
Rata-rata 49,57 55,86
Simpangan baku 8,61 9,03
Jumlah Siswa 35 35
Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata hasil pretes kelompok
eksperimen lebih rendah daripada pretes kelompok kontrol dengan
jumlah siswa yang sama, artinya ada kemampuan yang berbeda pada
siswa di tiap kelas sebelum proses pembelajaran. Adapun distribusi
frekuensi pretes pada masing masing kelas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen
No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif
1 35 - 39 3 8.57%
2 40 - 44 5 14.3%
3 45 - 49 7 20%
4 50 - 54 7 20%
5 55 - 59 5 14.3%
6 60 - 64 6 17.1%
7 65 - 69 2 5.71%
Jumlah 35 100%
56
Dari tabel 4.9, dapat diketahui bahwa frekuensi paling tinggi
terletak pada rentang nilai 45-49 dan 50-54 dengan frekuensi relatif
sebesar 20 %, sedangkan frekuensi paling rendah terletak pada rentang
nilai 65-69 dengan frekuensi relatif sebesar 5,71 %. Gambaran umumnya
dapat dilihat pada gambar diagram 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1
Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen
Selanjutnya berikut ini adalah tabel hasil distribusi frekuensi pretes
kelompok kontrol
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol
No Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif
1 40 - 44 2 5.71%
2 45 - 49 6 17.1%
3 50 - 54 5 14.3%
4 55 - 59 6 17.1%
5 60 - 64 8 22.9%
6 65 - 69 3 8.57%
7 70 - 79 5 14.3%
Jumlah 35 100%
0
2
4
6
8
35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69
3
5
7 7
5
6
2
frekuensi
57
Tabel 4.10, terlihat bahwa distribusi frekuensi pretes kelompok
kontrol frekuensi tertingginya terletak pada rentang nilai 60-64 dengan
frekuensi relatif sebesar 22.9 % dan frekuensi terrendah terletak pada
rentang nilai 40-44 dengan frekuensi relatif sebesar 5,71 %. Untuk melihat
gambaran umumnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 4.2
Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol
b. Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan nilai postest antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol yang telah diberikan perlakuan
yang berbeda terhadap dua kelompok tersebut, maka diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Data Hasil Postest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Data
Postest
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 65 50
Nilai Tertinggi 95 90
Rata-Rata 78,29 69,86
Simpangan Baku 8.04 9,89
Jumlah Siswa 35 35
0
1
2
3
4
5
6
7
8
40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-79
2
6
5
6
8
3
5
frekuensi
58
Dari tabel 4.11. terlihat bahwa rata-rata postes kelompok
eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata postes kelompok kontrol, ini
berarti ada perubahan pada kemampuan siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, khususnya pada kelompok eksperimen.
Adapun distribusi frekuensi postes pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Postes Kelompok Eksperimen
No Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif
1 65 - 69 4 11.43%
2 70 - 74 5 14.29%
3 75 - 79 6 17.14%
4 80 - 84 9 25.71%
5 85 - 89 8 22.86%
6 90 - 94 1 2.86%
7 95 - 99 2 5.71%
Jumlah 35 100%
Dari tabel di atas, diketahui bahwa frekuensi paling tinggi terletak
pada rentang nilai 80-84 dengan frekuensi relatif sebesar 25 %, frekuensi
paling rendah terletak pada rentang nilai 95-99 dengan frekuensi relatif
5,71 %. Gambaran umumnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 4.3
Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen
0
2
4
6
8
10
65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99
4 5
6
9 8
1 2
frekuensi
59
Selanjutnya berikut ini adalah tabel hasil distribusi frekuensi postes
kelompok kontrol
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Postes Kelompok Kontrol
No Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif
1 50 - 56 3 8.57 %
2 57 - 63 6 17.14 %
3 64 - 70 11 31.43 %
4 71 - 77 8 22.86 %
5 78 - 84 2 5.71 %
6 85 - 91 5 14.29 %
Jumlah 35 100%
Dari tabel 4.13, diketahui bahwa frekuensi paling tinggi terletak pada
rentang nilai 64-70 dengan frekuensi relatif sebesar 31 %, frekuensi paling
rendah terletak pada rentang nilai 78-84 dengan frekuensi relatif 5,71 %.
Gambaran umumnya dapat dilihat pada diagram berikut ini
Gambar 4.4
Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol
0
2
4
6
8
10
12
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91
3
6
11
8
2
5
frekuensi
60
c. Perkembangan Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Perkembangan rata-rata nilai pretest-postest kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.5
Diagram Nilai Rata-Rata Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Pada grafik di atas, hasil pretest di kelas kontrol lebih tinggi
daripada pretest di kelas eksperimen. Namun setelah diberlakukan
penerapan metode mind map di kelas eksperimen terjadi peningkatan
yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol ini terbukti rata-rata siswa
memperoleh nilai postest kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
nilai postest kelas kontrol.
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Pengajuan Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas
menggunakan rumus Chi-kuadrat dengan taraf signifikansi α = 0.05.
Pretest Postest
55.86
69.86
49.57
78.29
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
61
Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal
atau tidak adalah dengan rumus sebagai berikut :
Ho diterima jika , artinya data berdistribusi
normal.
Ha diterima jika , artinya data berdistribusi tidak
normal.
1) Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Hasil perhitungan dari uji normalitas pretest untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Pretest
Eksperimen Kontrol
Sampel 35 35
4,29 5,82
7,81
Kesimpulan Normal Normal
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh hitung pretes kelas
eksperimen sebesar 4,29 dan kelas kontrol sebesar 5,82. Jika
dikonsultasikan dengan tabel Chi-kuadrat pada taraf signifikansi α =
0.05 dan k = 6 diperoleh tabel 7,81. Dengan demikian kedua
kelompok tersebut lebih kecil dari
maka
Ho diterima ini berarti data berdistribusi normal
62
2) Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Hasil perhitungan dari uji normalitas postest untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Postest
Eksperimen Kontrol
Sampel 35 35
7,08 7,49
7,81
Kesimpulan Normal Normal
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh hitung postes kelas
eksperimen sebesar 7,08 dan kelas kontrol sebesar 7,49 Jika
dikonsultasikan dengan tabel Chi-kuadrat pada taraf signifikansi α =
0.05 dan k = 6 diperoleh 7,81. Dengan demikian
kedua kelompok tersebut lebih kecil dari
maka Ho diterima ini berarti data berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah data hasil yang diperoleh
berdistribusi normal. Uji homogenitas yang dilakukan yakni
menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Adapun
kriterianya sebagai berikut:
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan kedua sampel homogen
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan kedua sampel tidak homogen
63
1) Uji homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Hasil perhitungan uji homogenitas dua varian data pretest
diperoleh sebesar 1,1. Jika dikonsultasikan dengan pada
taraf signifikansi 0,05 dengan dk penyebut 35 – 1 = 34, dk pembilang
35 – 1 = 34 didapat sebesar 1,77. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berasal dari populasi yang homogen, karena (
).
Hasil perhitungan dari uji homogenitas ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.16
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Α Fhitung Ftabel N
(Jumlah responden) Kesimpulan
0,05 1,1 1,77 35 Ho Diterima
2) Uji homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Hasil perhitungan uji homogenitas dua varian data postest
diperoleh sebesar 1,15. Jika dikonsultasikan dengan pada
taraf signifikansi 0,05 dengan dk penyebut 35 – 1 = 34, dk pembilang
35 – 1 = 34 didapat sebesar 1,77. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berasal dari populasi yang homogen, karena (
). Hasil perhitungan dari uji homogenitas ini dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.17
Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Α Fhitung Ftabel N
(Jumlah responden) Kesimpulan
0,05 1,15 1,77 35 Ho Diterima
64
2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis data dapat
diperoleh dan disimpulkan bahwa kedua sampel pada penelitian ini
berdistribusi normal dan homogen. Pengujian yang selanjutnya dilakukan
adalah dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Dari data hasil
penelitian diperoleh nilai rata-rata postest kelas eksperimen ̅ = 78,29
dengan varians S1 = 9,89 sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh
nilai rata-rata ̅ = 69,86 dengan varians S2 = 8,04.
Dengan kriteria H0 berbunyi “Tidak ada pengaruh yang signifikan
pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII
dengan menerapkan metode mind map”.
Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar SKI dengan
menggunakan uji-t, maka diperoleh nilai berikut :
Tabel 4.18
Hasil Uji Hipotesis Nilai Postest
Nilai Db Thitung Ttabel Kesimpulan
Posttest 68 3,91 1,99 Ho ditolak
Tabel 4.18. menunjukkan thitung (3,91) > ttabel (1,99), sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak, ini artinya “Ada pengaruh yang signifikan
pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII
dengan menerapkan metode mind map.”
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dapat dibuktikan
bahwa metode pembelajaran mind map berpengaruh terhadap hasil belajar SKI
siswa. Menurut Melvin L. Silberman, Pemetaan pikiran/mind map merupakan
cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang
dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta
pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif
65
apa yang telah mereka pelajari atau apa yang mereka tengah rencanakan.65
Hal ini dimungkinkan karena metode pembelajaran mind map lebih
menekankan kepada cara belajar siswa aktif dengan memerhatikan proses
pencapaian hasil belajar secara kreatif dan menyenangkan. Secara harfiah
siswa dibimbing untuk “memetakan” pikiran-pikiran mereka sehingga
menempatkan informasi ke dalam otak mereka kemudian mengambil informasi
ke luar dari otak dengan mudah.
Peneliti melakukan beberapa tahapan dalam penelitian untuk menguji
hipotesis yang telah ditentukan. Peneliti bertindak sebagai guru dalam
pembelajaran di kelas eksperimen maupaun di kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran mind map. Langkah awal yang perlu
dijalankan adalah dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi
yang dipelajari untuk mendapatkan informasi pengetahuan awal mereka,
setelah itu merumuskan tujuan pembelajaran.
Langkah kedua adalah guru membangun pengetahuan awal siswa melalui
pemberian materi secara ringkas sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran serta menciptakan suasana yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid dengan murid, maupun
murid dengan lingkungan dan sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab.
Langkah ketiga guru membentuk siswa ke dalam kelompok dan
menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan mind map agar
siswa dapat memahami dengan mudah ketika proses dengan pembelajaran
menggunakan metode mind map.
Peneliti memfasilitasi siswa pada setiap kelompok untuk mendiskusikan
hasil pembuatan mind map dan membuat kesimpulan. Setelah itu
mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menyanggah
atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi.
65
Melvin L.Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012), cetakan ke-7, hlm.200
66
Langkah terakhir adalah guru bersama siswa melakukan tanya jawab,
menyimpulkan materi, dan memberikan informasi untuk bereksplorasi.
Kemudian melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan
penyajian hasil belajar mereka.
Adapun proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa diberi perlakuan
dengan menggunakan metode information search untuk pembanding yang
setara dengan metode mind map supaya dapat dijadikan tolak ukur yang sesuai
Setelah kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, maka berdasarkan
analisis data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat perubahan hasil
belajar siswa antara pretest dan postest baik pada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol.
Nilai rata-rata kemampuaan awal (pretest) siswa kelas eksperimen justru
cenderung lebih rendah daripada kelas kontrol, populasi berdistribusi normal,
dan homogen. Hal ini menunjukan kedua kelas tersebut memiliki
kemamampuan yang berbeda. Namun setelah melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode yang telah ditentukan pada kelas eksperimen
maupun kontrol, diperoleh temuan bahwa nilai rata-rata hasil postest kelas
eksperimen (78,29) lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol (69,88). Ini
artinya ada perubahan pada kemampuan siswa setelah diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan metode mind map.
Selanjutnya pada uji hipotesis diperoleh thitung (3,91) > ttabel (1,99) pada
taraf signifikan 5% sehingga Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh
metode mind map terhadap hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
siswa. Dengan demikian hasil belajar SKI siswa mengalami peningkatan
dengan menggunakan metode pembelajaran mind map.
Hasil belajar tersebut tentu tidak terlepas dari pengaruh penggunan metode
pembelajaran mind map yang memudahkan siswa untuk mengingat materi-
materi yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Maurizal Alamsyah
mengenai tujuan membuat mind map yaitu untuk mengingat segala sesuatu
67
yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagasan sentral. Karena
pikiran akan mengeluarkan gagasan lebih cepat dari yang akan ditulis.66
Penerapan metode pembelajaran mind map telah memberikan kemudahan
dalam memahami materi pembelajaran SKI sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa karena pembelajaran dengan metode mind map merupakan
alat pikir organisasional yang menggunakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk
menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, menjadikannya peta rute
yang hebat bagi ingatan, serta memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
Berdasarkan data yang telah diolah, dianalisis, dan diintepretasikan maka
dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan menerapkan metode mind map.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna karena penelitian ini
mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya :
1. Penelitian ini hanya ditunjuk pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dengan pokok bahasan Perkembangan Ilmu pengetahuan umum dan ilmu
pengetahuan Islam pada Masa Bani Abbasiyah saja, sehingga belum bisa
digeneralisir pada pokok bahasan lain.
2. Kondisi siswa sempat merasa bingung dengan proses pembelajaran
menggunakan metode mind map, karena siswa belum terbiasa dengan
pembelajaran seperti itu.
3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan kesiapan dan pengaturan
kelas yang baik
4. Kontrol terhadap subjek penelitian hanya meliputi variabel metode
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
66
Maurizal Alamsyah, Kiat jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping,
(Yogyakarta: Mitra Pelajar, 2009), h. 104.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian tentang pengaruh penerapan
metode mind map terhadap hasil belajar SKI pada siswa kelas VIII dengan
menggunakan uji-t, diperoleh harga thitung = 3,91 dengan menggunakan
interpolasi, untuk taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan db = 68,
diperoleh nilai ttabel 1,99. Sehingga thitung berada di luar daerah penerimaan
Ho atau dengan kata lain Ho tolak. Selain itu pula, setelah melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode yang telah ditentukan pada
kelompok eksperimen maupun kontrol diperoleh temuan bahwa nilai rata-rata
hasil postest kelompok eksperimen (78,29) lebih tinggi dari nilai rata-rata
pada kelompok kontrol (69,88).
Dari pengamatan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar SKI siswa yang
diajarkan dengan menggunakan metode mind map dengan rata-rata nilai hasil
belajar yang menggunakan metode information Search pada Standar
Kompetensi “Perkembangan Islam pada Masa Bani Abbasiyah”. Hal ini
artinya terdapat pengaruh terhadap hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) pada siswa kelas VIII setelah menerapkan metode mind map.
B. Implikasi
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dengan
menggunakan metode mind map berpengaruh dalam meningkatkan hasil
pembelajaran siswa MTs Negeri 3 Jakarta khususnya pada mata pelajaran
SKI. Dengan demikian penggunakan metode pembelajaran yang relevan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi salah satu
komponen utama untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan metode mind map pada proses pembelajaran dapat dijadikan
salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan siswa dalam memahami dan
69
mengingat mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang selama ini mereka
anggap sulit untuk diingat dan membosankan, hal ini juga dapat
dimungkinkan untuk diterapkan dalam mata pelajaran lain di MTs Negeri 3
Jakarta dan sekolah lainnya.
Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (a)
Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran, dengan metode hasil
belajar bisa baik atau bahkan sebaliknya, sering kita jumpai seorang guru
menguasai materi tetapi gagal dalam memberikan pembelajaran kepada siswa
karena ia tidak menggunakan metode yang tepat untuk memberikan
pemahaman kepada siswa; (b) Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam akan
lebih menyenangkan jika siswa melibatkan diri sepenuhnya untuk menggali
kreatifitas mereka ketika belajar dengan menggunakan metode mind map.
Karena hal ini merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan
gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru; (c)
dibutuhkan pelatihan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam
menerapkan metode pembelajaran agar memudahkan dan memotivasi guru-
guru guna mengimplementasikan metode pembelajaran yang sesuai di kelas.
C. Saran
Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini maka penulis memberikan
beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi para pendidik untuk
dapat menemukan, menerapkan model, strategi, maupun metode
pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan di kelas.
2. Guru yang akan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan
menerapkan metode mind map sebaiknya memberi pemahaman mengenai
cara kerja mind map terlebih dahulu kepada siswa supaya mereka dapat
menciptakan kreatifitas belajar dan memperoleh penguasaan materi secara
mudah serta menyenangkan.
70
3. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, maka disarankan ada
penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran dengan menggunakan
metode mind map pada pokok bahasan lain atau bahkan subjek yang
berbeda.
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi). Jakarta:
Bumi Aksara, cetakan ke-9. 2009.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, cetakan ke-
4, 2009.
Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
cetakan ke-XI, 2012.
Chatib, Munif. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua
Anak Juara, Bandung: Kaifa, Cetakan ke-12, 2013.
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cetakan ke-3,
2005.
Darsono dan T.Ibrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan Islam 1 untuk Kelas VII
MTs. Solo: PT.Tiga Serangkai. 2009
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, cetakan
ke-4, 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, cetakan ke-II,
2008.
Effendi, Rus. Statistika Dasar : Untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP
Bandung Press, cetakan ke-1, 1998.
Fadlan, Andi. Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisanga. Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2010
Maurizal Alamsyah. Kiat jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping,
Yogyakarta: Mitra Pelajar. 2009
Michalko, Michael. “Cracking Creativity”, dalam Tony Buzan (ed). Buku Pintar
Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, cetakan ke-XI, 2012.
Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Nata, Abuddin. Metodologi studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, cetakan ke-17,
2010.
Nurhidayati. Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam
Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam. Skripsi: Jakarta. 2009
72
PERMENAG. Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs.
PERMENAG: Jakarta, 2008
Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, cetakan ke-4, 2010.
Siberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa, cetakan ke-7, 2012.
SJ, Fadil. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah. Malang: UIN
Malang Press, 2008.
Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasai Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press, cetakan ke-1, 2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, cetakan ke-11, 2006.
Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, Cetakan ke-3, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: Alfabeta. Cetakan ke-1. 2011
----------. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta, cetakan Ke-4, 2009.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara. 2009
Sundayana, Rostina. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2014
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2008
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. cetakan ke-17, 2011.
----------. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Cetakan ke-3. 2001.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cetakan ke-3, 1990.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, landasan,
dan Implementasi pada KTSP, Jakarta: Kencana, cetakan ke-4, 2010.
Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Asa
Mandiri, Cetakan ke-9, 2009.
Usairy, Ahmad. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media, 2011
73
Windura, Sutanto. Mind Map Langkah Demi Langkah, Jakarta: Gramedia. 2009
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara, cetakan ke-II, 2007.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
75
Lampiran 1
( RPP KELAS EKSPERIMEN )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Madrasah : MTs Negeri 3 Jakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII / 4
Waktu : 4 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
A. Standar Kompetensi
Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
1) Mengklasifikasi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah
2) Menunjukkan peran tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah
3) Mengklasifikasi kemajuan ilmuwan muslim masa Bani Abbasiyah
4) Mengidentifikasi kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode,
langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi
yang dipaparkan, Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh
ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban
Islam pada masa Bani Abbasiyah
E. Materi Ajar
Materi Pokok : Perkembangan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan
agama pada masa Dinasti Abbasiyah.
(Uraian Materi terlampir)
76
F. Metode Pembelajaran :
1. Mind Map
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
4. Diskusi
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU
1. PENDAHULUAN 10 menit
a) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdoa (nilai: religius)
b) Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai: disiplin)
c) Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai:
peduli, semangat)
d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. (nilai: cinta ilmu)
e) Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam
secara umum. (nilai: cinta ilmu, ingin tahu)
2. KEGIATAN INTI 60 menit
Eksplorasi
Guru membangun pengetahuan awal murid melalui
pemberian materi secara ringkas sehingga murid
termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
(nilai: cinta ilmu, inovatif)
Guru menciptakan suasana yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid
dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan
sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai: ingin
tahu, demokratif)
Elaborasi
Guru membentuk kelompok masing-masing
beranggotakan 3-4 murid dan membagikan lembar kerja
kelompok kepada masing-masing kelompok (nilai:
kerjasama, komunikatif)
Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah
pembuatan mind map
10 menit
77
Murid pada kelompok masing-masing membuat mind
map sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan
oleh guru. (nilai : kreatif, kerjasama, inovatif)
Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil
pembuatan mind map dan membuat kesimpulan. (nilai:
cinta ilmu, kerjasama)
Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi (nilai : percaya diri,
menghargai orang lain, bertanggung jawab, cinta
ilmu)
Kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah
atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi
(nilai : demokratis, menghargai orang lain, inovatif,
percaya diri)
Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik
dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai:
cinta ilmu, menghargai karya orang lain)
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan
menyimpulkan materi. (nilai : ingin tahu, menghargai
keberagaman)
Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai :
inovatif, cinta ilmu)
40 menit
10 menit
3. PENUTUP 10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai : saling
menghargai dan peduli)
Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan
pembelajaran (nilai : cinta ilmu)
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya. (nilai : cinta ilmu, disiplin)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam. (nilai religius)
Pertemuan ke-2
No Kegiatan Waktu
1 Revew pelajaran yang sudah diajarkan 2x40
Menit 2 Postest
78
H. Bahan/Sumber/Media Belajar
1. Buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk MTs kelas VIII
2. Buku penunjang yang relevan
3. Projektor
4. Laptop
5. White board
6. Spidol
I. Penilaian
Tes tertulis (Pretest dan Postest)
Tes lisan
Jakarta, November 2014
Guru Mata pelajaran SKI Mahasiswa Peneliti
Yayah Sulasiyah S.Ag Yully Khusniah
NIP : 197111101993032002 NIM : 1110011000040
79
RANGKUMAN MATERI KELAS EKSPERIMEN
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum dan Ilmu Pengetahuan Agama
pada Masa Dinasti Abbasiyah
A. Ilmu Pengetahuan Umum
Bahasan tentang ilmu pengetahuan umum berikut ini meliputi ilmu
filsafat, kedokteran, astronomi, tokoh-tokoh ilmuan, dan Baitul Hikmah.
Masa kekuasaan dinasi Abbasiyah merupakan masa keemasan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran filsafat masuk ke dalam Islam
melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaum Muslimin pada abad ke-8 di
Suriah, Mesopotamia, Mesir, dan Persia.
Penerjemahan buku pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid dan Khalifah al-
Mak’mun menjadi pendorong utama perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu
kedokteran adalah cabang ilmu yang menangani keadaan kesehatan dan
penyakit pada tubuh manusia dengan penggunaan cara-cara tertentu. Ilmu
kedokteran Islam merupakan hasil pembaharuan ilmu kedokteran Yunani,
Persia, dan India.
Pada kekuasaan Dinasti Abbasiyah, rumah sakit menjadi pusat pengajaran
ilmu kedokteran serta mempunyai perpustakaan. Kemajuan ilmu kedokteran
ditunjukkan dengan adanya 800 orang dokter pada masa pemerintahan Harun
ar-Rasyid yang merupakan masa keemasan kedokteran Islam.
Ilmu astronomi atau ilmu falaq adalah ilmu yang mempelajari benda-
benda langit. Ilmu astronomi dikembangkan oleh ilmuwan muslim karena
berkaitan erat dengan pelaksanaan arah kiblat dan penentuan awal bulan.
Tokoh-tokoh ilmuan muslim yang muncul pada masa dinasti Abbasiyah
adalah al-Kindi, al-Farabi, ar-Razi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, al-Ghazali,
dan Jabir bin Hayyan.
Baitul Hikmah adalah lembaga ilmu pengetahuan yang didirikan di bagdad
oleh khalifah al-Ma’mun, tetapi dirintis sejak masa khalifah Harun ar-Rasyid.
Keberadaan Baitul Hikmah membuat kota Bagdad menjadi pusat dunia ilmu
pengetahuan, filsafat, dan kesustraan diseluruh wilayah kekuasaan Islam.
80
B. Ilmu Pengetahuan Agama
Di samping dalam bidang ilmu pengetahuan umum, pada masa Dinasti
Abbasiyah ilmu agama Islam juga mengalami perkembangan yang penting.
Ulama-ulama besar pun muncul. Perkembangan pada periode ini juga menjadi
landasan pokok bagi perkembangan ilmu agama Islam pada periode
berikutnya
Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyah termasuk dalam
perkembangan ilmu hadis pada periode kelima dan keenam. Pada periode
kelima, ulama menghimpun dan membukukan hadis-hadis Nabi Muhammad
saw. Dengan cara :
a. Melawat ke daerah-daerah yang jauh untuk menemui para rawi;
b. Membuat klasifikasi hadis, yaitu hadis marfu’, mauquf, dan maqtu’.
c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang di arahkan kepada rawi dan matan
hadis.
Pada periode kelima muncullah enam ulama hadis yang menulis enam
hadis yang disebut kutubus-sittah, mereka adalah :
a. Imam al-Bukhari, menulis Sahih al-Bukhari
b. Imam Muslim, menulis Sahih Muslim
c. Imam Abu Dawud, menulis Sunan Abi Daud
d. Imam an-Nasa’i, menulis Sunan Nasa’i
e. Imam Ibnu Majah, menulis Sunan Ibnu Majah
Periode keenam merupakan periode pemeliharaan hadis. Usaha-usaha
yang dilakukan oleh para ulama dalam memelihara hadis adalah:
a. Menghafal hadis-hadis
b. Memperbaiki susunan kitab-kitab hadis
c. Mengumpulkan hadis-hadis yang belum tersusun secara sistematis
d. Membuat kitab syarah
Beberapa kitab yang dihasilkan pada periode keenam adalah :
a. Al-Mu’jam al-Kabir karya Imam Sulaiman bin Ahmad at-Tabrani
81
b. Sunan ad-Daruqutni karya Imam Abdul Hasan Ali bin Ahmad
Daruqutni
c. As-Sunan al-Kubra karya Abu Bakar Ahmad bin Husain Ali al-
Baihaqi
Ilmu tafsir pada masa Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya dengan
lahirnya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Tabari. Ia menulis buku tafsir
yang berjudul Jami’ al-bayan fi tafsir Al-Qur’an dan dikenal dengan Tafsir
Tabari. Tokoh yang lain adalah Fakhruddin ar-Razi yang menulis kitab al-
Kasyaf’an Haqa’iq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil.
Perkembangan ilmu fiqih pada periode keempat ditandai dengan
munculnya imam mazhab, yaitu :
a. Imam Hanafi dengan Mazhab Hanafi
b. Imam Maliki dengan Mazhab Maliki
c. Imam Syafi’i dengan Mazhab Syafi’i
d. Imam Hanbali dengan Mazhab Hanbali.
Perkembangan ilmu fiqih pada periode kelima gerakan ijtihad melemah.
Para fuqaha memfokuskan perhatiannya pada pengkajian pendapat yang ada
dalam tiap mazhab. Kajian tersebut berupa syarah (keterangan atau
penjelasan). Tanjih (penerapan), dan tahqiq (penetapan).
Perkembangan ilmu tasawuf pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah
ditandai dengan peralihan dari tasawuf dan zuhud. Dalam perkembangan
selanjutnya muncul dua aliran, yaitu tasawuf akhlak dan tasawuf filsafat.
82
Lampiran 2
( RPP KELAS KONTROL )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama Madrasah : MTs Negeri 3 Jakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII / 3
Waktu : 4 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
J. Standar Kompetensi
Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah
K. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
L. Indikator Pencapaian Kompetensi :
1) Mengklasifikasi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah
2) Menunjukkan peran tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah
3) Mengklasifikasi kemajuan ilmuwan muslim masa Bani Abbasiyah
4) Mengidentifikasi kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
M. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode,
langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi
yang dipaparkan, Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh
ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban
Islam pada masa Bani Abbasiyah
N. Materi Ajar
Materi Pokok : Perkembangan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan
agama pada masa Dinasti Abbasiyah.
(Uraian Materi terlampir)
83
O. Metode Pembelajaran :
5. Ceramah
6. Tanya Jawab
7. Diskusi
8. Information Search
P. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU
2. PENDAHULUAN 10 menit
f) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdoa (nilai: religius)
g) Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai: disiplin)
h) Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai:
peduli, semangat)
i) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. (nilai: cinta ilmu)
j) Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam
secara umum. (nilai: cinta ilmu, ingin tahu)
2. KEGIATAN INTI 60 menit
Eksplorasi
Guru membangun pengetahuan awal murid melalui
pemberian materi secara ringkas sehingga murid
termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
(nilai: cinta ilmu, inovatif)
Guru menciptakan suasana yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid
dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan
sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai: ingin
tahu, demokratif)
Elaborasi
Guru membentuk kelompok masing-masing
beranggotakan 3-4 murid dan membagikan lembar kerja
kepada masing-masing kelompok (nilai: kerjasama,
komunikatif)
Siswa bersama kelompoknya mengerjakan tugas
kelompok dengan mencari informasi melalui modul,
10 menit
84
buku, dan handout serta sumber lainnya (nilai :
kerjasama, kritis, ingin tahu)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berfikir dan menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan
tugas materi.(nilai: cinta ilmu, demokratis)
Dalam mengerjakan tugas, siswa berpedoman pada
bahan bacaan yang difasilitaskan tadi.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi (nilai : percaya diri, tanggung jawab, cinta
ilmu)
Kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah
atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi
(nilai : demokratis, inovatif, percaya diri)
Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik
dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai:
cinta ilmu, menghargai karya orang lain)
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan
menyimpulkan materi. (nilai : ingin tahu, menghargai
keberagaman)
Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai :
inovatif, cinta ilmu)
40 menit
10 menit
3. PENUTUP 10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai : saling
menghargai dan peduli)
Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan
pembelajaran (nilai : cinta ilmu)
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya. (nilai : cinta ilmu, disiplin)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam. (nilai religius)
Pertemuan ke-2
No Kegiatan Waktu
1 Revew pelajaran yang sudah diajarkan 2x40
Menit 2 Postest
85
Q. Bahan/Sumber/Media Belajar
7. Buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk MTs kelas VIII
8. Buku penunjang yang relevan
9. Projektor
10. Laptop
11. White board
12. Spidol
R. Penilaian
Pretest dan Postest (terlampir)
Jakarta, November 2014
Guru Mata pelajaran SKI Mahasiswa Peneliti
Yayah Sulasiyah S.Ag Yully Khusniah
NIP : 197111101993032002 NIM : 1110011000040
86
RANGKUMAN MATERI KELAS KONTROL
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum dan Ilmu Pengetahuan Agama
pada Masa Dinasti Abbasiyah
C. Ilmu Pengetahuan Umum
Bahasan tentang ilmu pengetahuan umum berikut ini meliputi ilmu
filsafat, kedokteran, astronomi, tokoh-tokoh ilmuan, dan Baitul Hikmah.
Masa kekuasaan dinasi Abbasiyah merupakan masa keemasan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran filsafat masuk ke dalam Islam
melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaum Muslimin pada abad ke-8 di
Suriah, Mesopotamia, Mesir, dan Persia.
Penerjemahan buku pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid dan Khalifah al-
Mak’mun menjadi pendorong utama perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu
kedokteran adalah cabang ilmu yang menangani keadaan kesehatan dan
penyakit pada tubuh manusia dengan penggunaan cara-cara tertentu. Ilmu
kedokteran Islam merupakan hasil pembaharuan ilmu kedokteran Yunani,
Persia, dan India.
Pada kekuasaan Dinasti Abbasiyah, rumah sakit menjadi pusat pengajaran
ilmu kedokteran serta mempunyai perpustakaan. Kemajuan ilmu kedokteran
ditunjukkan dengan adanya 800 orang dokter pada masa pemerintahan Harun
ar-Rasyid yang merupakan masa keemasan kedokteran Islam.
Ilmu astronomi atau ilmu falaq adalah ilmu yang mempelajari benda-
benda langit. Ilmu astronomi dikembangkan oleh ilmuwan muslim karena
berkaitan erat dengan pelaksanaan arah kiblat dan penentuan awal bulan.
Tokoh-tokoh ilmuan muslim yang muncul pada masa dinasti Abbasiyah
adalah al-Kindi, al-Farabi, ar-Razi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, al-Ghazali,
dan Jabir bin Hayyan.
Baitul Hikmah adalah lembaga ilmu pengetahuan yang didirikan di bagdad
oleh khalifah al-Ma’mun, tetapi dirintis sejak masa khalifah Harun ar-Rasyid.
Keberadaan Baitul Hikmah membuat kota Bagdad menjadi pusat dunia ilmu
pengetahuan, filsafat, dan kesustraan diseluruh wilayah kekuasaan Islam.
87
D. Ilmu Pengetahuan Agama
Di samping dalam bidang ilmu pengetahuan umum, pada masa Dinasti
Abbasiyah ilmu agama Islam juga mengalami perkembangan yang penting.
Ulama-ulama besar pun muncul. Perkembangan pada periode ini juga menjadi
landasan pokok bagi perkembangan ilmu agama Islam pada periode
berikutnya
Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyah termasuk dalam
perkembangan ilmu hadis pada periode kelima dan keenam. Pada periode
kelima, ulama menghimpun dan membukukan hadis-hadis Nabi Muhammad
saw. Dengan cara :
a. Melawat ke daerah-daerah yang jauh untuk menemui para rawi;
b. Membuat klasifikasi hadis, yaitu hadis marfu’, mauquf, dan maqtu’.
c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang di arahkan kepada rawi dan matan
hadis.
Pada periode kelima muncullah enam ulama hadis yang menulis enam
hadis yang disebut kutubus-sittah, mereka adalah :
f. Imam al-Bukhari, menulis Sahih al-Bukhari
g. Imam Muslim, menulis Sahih Muslim
h. Imam Abu Dawud, menulis Sunan Abi Daud
i. Imam an-Nasa’i, menulis Sunan Nasa’i
j. Imam Ibnu Majah, menulis Sunan Ibnu Majah
Periode keenam merupakan periode pemeliharaan hadis. Usaha-usaha
yang dilakukan oleh para ulama dalam memelihara hadis adalah:
e. Menghafal hadis-hadis
f. Memperbaiki susunan kitab-kitab hadis
g. Mengumpulkan hadis-hadis yang belum tersusun secara sistematis
h. Membuat kitab syarah
Beberapa kitab yang dihasilkan pada periode keenam adalah :
d. Al-Mu’jam al-Kabir karya Imam Sulaiman bin Ahmad at-Tabrani
88
e. Sunan ad-Daruqutni karya Imam Abdul Hasan Ali bin Ahmad
Daruqutni
f. As-Sunan al-Kubra karya Abu Bakar Ahmad bin Husain Ali al-
Baihaqi
Ilmu tafsir pada masa Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya dengan
lahirnya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Tabari. Ia menulis buku tafsir
yang berjudul Jami’ al-bayan fi tafsir Al-Qur’an dan dikenal dengan Tafsir
Tabari. Tokoh yang lain adalah Fakhruddin ar-Razi yang menulis kitab al-
Kasyaf’an Haqa’iq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil.
Perkembangan ilmu fiqih pada periode keempat ditandai dengan
munculnya imam mazhab, yaitu :
e. Imam Hanafi dengan Mazhab Hanafi
f. Imam Maliki dengan Mazhab Maliki
g. Imam Syafi’i dengan Mazhab Syafi’i
h. Imam Hanbali dengan Mazhab Hanbali.
Perkembangan ilmu fiqih pada periode kelima gerakan ijtihad melemah.
Para fuqaha memfokuskan perhatiannya pada pengkajian pendapat yang ada
dalam tiap mazhab. Kajian tersebut berupa syarah (keterangan atau
penjelasan). Tanjih (penerapan), dan tahqiq (penetapan).
Perkembangan ilmu tasawuf pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah
ditandai dengan peralihan dari tasawuf dan zuhud. Dalam perkembangan
selanjutnya muncul dua aliran, yaitu tasawuf akhlak dan tasawuf filsafat.
89
Lampiran 3
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Materi Indikator
Nomor
Soal
Bentuk
Soal
Memahami
perkembang
an Islam
pada masa
Bani
Abbasiyah
Mengidentifi
kasi tokoh
ilmuwan
muslim dan
perannya
dalam
kemajuan
kebudayaan/
peradaban
Islam pada
masa Bani
Abbasiyah
1) Tokoh
ilmuwan
muslim
masa Bani
Abbasiyah
2) Peran tokoh
ilmuwan
muslim
pada pada
masa Bani
Abbasiyah
3) Kemajuan
ilmuwan
muslim
masa Bani
Abbasiyah
4) Kebudayaa
n/perada-
ban Islam
pada masa
Bani
Abbasiyah
a. Mengklasifikasi
Tokoh ilmuwan
muslim masa
Bani Abbasiyah
b. Menunjukkan
peran tokoh
ilmuwan muslim
pada masa Bani
Abbasiyah
c. Mengklasifikasi
kemajuan
ilmuwan muslim
masa Bani
Abbasiyah
d. Mengidentifikasi
kebudayaan/pera
daban Islam
pada masa Bani
Abbasiyah
8*, 9,
14*,17*,
24, 26,
29*
4, 6*,
10*,11*,
12*,13*,
18*,20*,
28*
1, 5,15*,
19*,21*,
22*,25*
2, 3*,
7*, 16*,
23*, 27,
30
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
KETERANGAN :
(*) VALID
90
Lampiran 4
SOAL UJI COBA
PADA MATERI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN
ILMU PENGTAHUAN AGAMA PADA MASA DINASTI ABBASIYAH
NAMA :
KELAS IX (SEMBILAN)
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!.
1. Golongan yang banyak tertarik pada filsafat Yunani adalah....
a. Mu’tazilah
b. Jabariyah
c. Murjiah
d. Qodariah
2. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat dari segala yang ada
adalah....
a. Ilmu kedokteran
b. Ilmu filsafat
c. Ilmu teologi
d. Ilmu astronomi
3. Wilayah yang menjadi pusat penghubung antara tradisi kedokteran India-
Yunani dengan tradisi kedokteran Islam adalah .....
a. Madinah
b. Jundisabur
c. Delhi
d. Bagdad
4. Pengarang kedokteran islam pertama yang menulis buku Firdaus al-Hikmah
pada tahun 850 M adalah.......
a. Abu Ja’far al-Mansur
b. Ibnu Sina
c. Ar-Razi
d. Ali bin Rabban at-Tabari
5. Ilmu yang mempelajari benda-benda langit, seperti matahari, bulan, dan
planet-planet disebut....
a. Ilmu falak
b. Ilmu alam semesta
c. Ilmu filsafat
d. Ilmu fisika
6. Pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, ilmuwan astronomi muslim
yang terkenal dengan bukunya yang berjudul mukhtasar fi hisab al-Jabr al-
Muqabbalah adalah....
a. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
91
b. Jabir bin Hayyan
c. Ibrahim an-Nazzam
d. Al-Farabi
7. Ilmu astronomi dikembangkan oleh para ilmuwan muslim karena ilmu
tersebut berkaitan erat dengan beberapa ketentuan agama Islam, contohnya
adalah sebagai berikut, kecuali....
a. Penentuan arah kiblat
b. Penentuan waktu sholat
c. Penentuan hukum fiqih
d. Penentuan awal bulan
8. Filsuf muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama adalah....
a. Al-Farabi
b. Al-Kindi
c. Ar-Razi
d. Ibnu Sina
9. Ilmuwan muslim yang dalam pemikirannya membagi negara dalam 5 bentuk
(negara utama, negara orang-orang bodoh, negara orang-orang fasik, negara
yang berubah-ubah, dan negara sesat) adalah....
a. Ar-Razi
b. Al-Kindi
c. Al-Farabi
d. Ibnu Miskawaih
10. Karya tulis terbesar ar-Razi yang berisi ensiklopedia kedokteran dengan
jumlah 20 jilid berjudul.....
a. Asy-syifa’
b. Fi al-Judari wa al-Hasbat
c. At-Tajmi’
d. Al-Hawi
11. Ilmuwan muslim pada masa Dinasti Abbasiyah yang mendapat gelar asy-
Syaikh ar-Ra’is (Guru para Raja) adalah....
a. Ibnu Miskawaih
b. Al-Kindi
c. Ibnu Sina
d. Ar-Razi
12. Menurut Ibnu Sina jiwa manusia hanya memiliki satu daya, yaitu..
a. Daya tumbuh
b. Daya berpikir (akal)
c. Daya daya bergerak
d. Daya berkembang biak
13. Dibawah ini yang termasuk karya tulis Ibnu Miskawaih, kecuali...
a. Al-Fauz al-Akbar
b. Tartib as-Sa’adah
c. Tajarib al-Umam
d. Asy-Syifa’
92
14. Ia lahir di kota Gazalah tahun 1058 M, ia seorang pemikir teologi, filsuf, dan
sufi termasyhur sepanjang sejarah Islam, Ihya’ ‘Ulumuddin merupakan salah
satu buku karangngannya yang terkenal. Ia adalah....
a. Jabir bin Hayyan
b. Az-Zamakhsary
c. Al-Ghazali
d. At-Tusi
15. Contoh pengaruh Islam dalam ilmu astronomi adalah nama-nama gugusan
bintang yang berasal dari bahasa Arab, yaitu....
a. Bait al-Jauza’
b. Aldebaran
c. Betelgeuse
d. Fomalhaut
16. Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah yang merupakan
masa pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan terjadi pada periode ke.....
a. Ketiga
b. Keempat
c. Kelima
d. Ketujuh
17. Berikut ini termasuk ulama hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah, kecuali...
a. Imam al-Bukhari
b. Imam Muslim
c. At-Tirmizi
d. Imam Hanbali
18. Pada periode keenam, Salah satu cara yang dilakukan oleh para ulama hadis
dalam memelihara hadis adalah....
a. Menghafal dan memperbaiki susunan kitab-kitab hadis
b. Menemui para rawi
c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang diarahkan kepada rawi dan matan
hadis
d. Membuat klasifikasi hadis yaitu marfu’, mauquf, dan maqtu’
19. Berikut ini yang termasuk dalam kutubus-sittah, kecuali...
a. Sahih al-Bukhari
b. Sunan Abi Dawud
c. Sunan at-Tirmizi
d. Sunan ad-Daruqutni
20. Karya terbesar at-Tabari pada bidang tafsir adalah sebuah kitab yang
berjudul....
a. Jami’ al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an
b. Tafsir Surah al-Baqarah
c. Tafsir Surah al-Fatihah
93
d. Tarikh ar-Rijal
21. Cara penyelesaian masalah aljabar yang disebut algorisme ditemukan oleh
seorang ilmuwan muslim yang bernama....
a. Ibnu Khaldun
b. Ar-Razi
c. Al-Khawarizmi
d. Ibnu Tulun
22. Ilmuwan yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan ilmu balagah adalah..
a. At-Tabari
b. Fakhruddin ar-Razi
c. Az-Zamakhsary
d. Waki’ al-Jarrah
23. Perkembangan ilmu fikih pada periode kelima ditandai dengan hal-hal berikut,
kecuali...
a. Gerakan ijtihad mulai melemah
b. Para fukaha fokus pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap maszhab
c. Munculnya ta’assub al-mazhab (fanatik buta pada satu mahzhab)
d. Munculnya empat Imam mahzhab
24. Imam Syafi’i sudah mampu menghafal Al-Qur’an pada usia...
a. Lima tahun
b. Sembilan tahun
c. Enam tahun
d. Sebelas tahun
25. Salah satu karya Imam Hanafi yang membahas tentang masalah waris
berjudul...
a. Al-Fiqh al-Akbar
b. Asy-Syurut
c. Al-Fara’id
d. Ar-Risalah
26. Ulama fikih yang menggunakan dasar hukumnya dengan al-Qur’an, sunah
rasul, Sunah Sahabat, tradisi masyarakat Madani, Qias, dan maslahah
mursalah adalah...
a. Imam Malik
b. Imam Hanafi
c. Imam Syafi’i
d. Imam Hanbali
27. Dua dasar yang disepakati oleh semua ulama fikih sebagai dasar pengambilan
hukum adalah....
a. Qias dan tradisi
b. Maslahah mursalah dan fatwa
c. Al-Qur’an dan sunah
d. Tradisi dan hadis mursal
94
28. Salah satu karya al-Haris bin Asad al-Muhasibi yang mengulas tentang hak-
hak Allah SWT adalah...
a. Al-Wasayah
b. At-Tawahum
c. Al-Luma’
d. Ar-Ri’ayat li Huququllah
29. Tasawuf filsafat merupakan tasawuf yang sudah tercampur dengan metafisika,
salah satu tokoh dari tasawuf filsafat adalah...
a. Zunnun al-Misri
b. Abu Hamid al-Ghazali
c. Zunaid al-bagdadi
d. At-Tusi
30. Aliran tasawuf yang mendasarkan kajiannya pada Al-Qur’an dan hadis
disebut...
a. Tasawuf filsafat
b. Tasawuf Suni
c. Tasawuf salafi
d. Tasawuf modern
95
KUNCI JAWABAN
UJI COBA SOAL
1. A
2. B
3. B
4. D
5. A
6. A
7. C
8. B
9. C
10. D
11. C
12. B
13. D
14. C
15. A
16. C
17. D
18. A
19. D
20. A
21. C
22. C
23. D
24. B
25. C
26. A
27. C
28. D
29. A
30. B
96
Lampiran 4.a
Tabel Hasil Uji Coba Tiap Butir Soal
No Nama Item Soal Skor
(Y) Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Adela Elga Faradina 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 20 400
2 Afifah Nareswari 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 21 441
3 Ahmd Amanatunnawfal 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 18 324
4 Bella Salsabila 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 23 529
5 Choirinnur Asahi Batul 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 19 361
6 Dafi Mu'ammar Zulfikar 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 17 289
7 Denisa Tri Rahmadhani 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 21 441
8 Difa Abdussalam 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 14 196
9 Dinda Azzahra Maulida 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 19 361
10 Fadli Amin Tri Ashar 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 20 400
11 Farhah Adhha Auliya 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 19 361
12 Ghifary M. Farhan 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 14 196
13 Hanifa Nurdiniyah 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 14 196
14 Kaffi 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 18 324
15 Khairunnisa Azzahra 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 20 400
16 M. Ramdhano Ianovsky 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 16 256
17 Melati Raihana Putri I.E 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 17 289
18 Mohammad IrfanTaufik 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 15 225
19 Muhamad Faiz Hadianto 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 18 324
20 Muhammad Al Jabbar 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 16 256
21 Muhammad Fata Sidqi 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 16 256
22 M. Ihsan Zulkarnain 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 18 324
97
23 Nadia Vicky Assyifa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 19 361
24 Nasyita Alvina R.D 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 12 144
25 Rahmi Nurlaila 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 23 529
26 Raihani Nurjann. 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 18 324
27 Rizqa Deandra Putri 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 13 169
28 Saarah Qatrunadha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 22 484
29 Salma Nabilla Putri 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 9 81
30 Sang Nawang Ayu P. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 25 625
31 Sayed Alief R. Al Idroes 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 13 169
32 Shanaya Adinda Saputri 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 21 441
33 Tania Zeta Natasha 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 15 225
JUMLAH 583 10701
98
Lampiran 5
SOAL PRETEST DAN POSTEST
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Wilayah yang menjadi pusat penghubung antara tradisi kedokteran India-Yunani
dengan tradisi kedokteran Islam adalah .....
a. Madinah
b. Jundisabur
c. Delhi
d. Bagdad
2. Pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, ilmuwan astronomi muslim yang
terkenal dengan bukunya yang berjudul mukhtasar fi hisab al-Jabr al-Muqabbalah
adalah....
a. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
b. Jabir bin Hayyan
c. Ibrahim an-Nazzam
d. Al-Farab
3. Ilmu astronomi dikembangkan oleh para ilmuwan muslim karena ilmu tersebut
berkaitan erat dengan beberapa ketentuan agama Islam, contohnya adalah sebagai
berikut, kecuali....
a. Penentuan arah kiblat
b. Penentuan waktu sholat
c. Penentuan hukum fiqih
d. Penentuan awal bulan
4. Filsuf muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama adalah....
a. Al-Farabi
b. Al-Kindi
c. Ar-Razi
d. Ibnu Sina
5. Karya tulis terbesar ar-Razi yang berisi ensiklopedia kedokteran dengan jumlah 20
jilid berjudul.....
a. Asy-syifa’
99
b. Fi al-Judari wa al-Hasbat
c. At-Tajmi’
d. Al-Hawi
6. Ilmuwan muslim pada masa Dinasti Abbasiyah yang mendapat gelar asy-Syaikh ar-
Ra’is (Guru para Raja) adalah....
a. Ibnu Miskawaih
b. Al-Kindi
c. Ibnu Sina
d. Ar-Razi
7. Menurut Ibnu Sina jiwa manusia hanya memiliki satu daya, yaitu..
a. Daya tumbuh
b. Daya berpikir (akal)
c. Daya daya bergerak
d. Daya berkembang biak
8. Ia lahir di kota Gazalah tahun 1058 M, ia seorang pemikir teologi, filsuf, dan sufi
termasyhur sepanjang sejarah Islam, Ihya’ ‘Ulumuddin merupakan salah satu buku
karangngannya yang terkenal. Ia adalah....
a. Jabir bin Hayyan
b. Az-Zamakhsary
c. Al-Ghazali
d. At-Tusi
9. Contoh pengaruh Islam dalam ilmu astronomi adalah nama-nama gugusan bintang
yang berasal dari bahasa Arab, yaitu....
a. Bait al-Jauza’
b. Aldebaran
c. Betelgeuse
d. Fomalhaut
10. Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah yang merupakan masa
pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan terjadi pada periode ke.....
a. Ketiga
b. Keempat
c. Kelima
100
d. Ketujuh
11. Berikut ini termasuk ulama hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah, kecuali...
a. Imam al-Bukhari
b. Imam Muslim
c. At-Tirmizi
d. Imam Hanbali
12. Pada periode keenam, Salah satu cara yang dilakukan oleh para ulama hadis dalam
memelihara hadis adalah....
a. Menghafal dan memperbaiki susunan kitab-kitab hadis
b. Menemui para rawi
c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang diarahkan kepada rawi dan matan hadis
d. Membuat klasifikasi hadis yaitu marfu’, mauquf, dan maqtu’
13. Berikut ini yang termasuk dalam kutubus-sittah, kecuali...
a. Sahih al-Bukhari
b. Sunan Abi Dawud
c. Sunan at-Tirmizi
d. Sunan ad-Daruqutni
14. Karya terbesar at-Tabari pada bidang tafsir adalah sebuah kitab yang berjudul....
a. Jami’ al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an
b. Tafsir Surah al-Baqarah
c. Tafsir Surah al-Fatihah
d. Tarikh ar-Rijal
15. Cara penyelesaian masalah aljabar yang disebut algorisme ditemukan oleh seorang
ilmuwan muslim yang bernama....
a. Ibnu Khaldun
b. Ar-Razi
c. Al-Khawarizmi
d. Ibnu Tulun
16. Ilmuwan yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan ilmu balagah adalah..
a. At-Tabari
b. Fakhruddin ar-Razi
c. Az-Zamakhsary
101
d. Waki’ al-Jarrah
17. Perkembangan ilmu fikih pada periode kelima ditandai dengan hal-hal berikut,
kecuali...
a. Gerakan ijtihad mulai melemah
b. Para fukaha fokus pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap maszhab
c. Munculnya ta’assub al-mazhab (fanatik buta pada satu mahzhab)
d. Munculnya empat Imam mahzhab
18. Salah satu karya Imam Hanafi yang membahas tentang masalah waris berjudul...
a. Al-Fiqh al-Akbar
b. Asy-Syurut
c. Al-Fara’id
d. Ar-Risalah
19. Salah satu karya al-Haris bin Asad al-Muhasibi yang mengulas tentang hak-hak
Allah SWT adalah...
a. Al-Wasayah
b. At-Tawahum
c. Al-Luma’
d. Ar-Ri’ayat li Huququllah
20. Tasawuf filsafat merupakan tasawuf yang sudah tercampur dengan metafisika, salah
satu tokoh dari tasawuf filsafat adalah...
a. Zunnun al-Misri
b. Abu Hamid al-Ghazali
c. Zunaid al-bagdadi
d. At-Tusi
102
KUNCI JAWABAN
SOAL POSTES DAN PRETEST
1. B
2. A
3. C
4. B
5. D
6. C
7. B
8. C
9. A
10. C
11. D
12. A
13. D
14. A
15. C
16. C
17. D
18. C
19. D
20. A
103
Lampiran 6
Perhitungan Manual Validitas Tes Pilihan Ganda
A. Menguji Validitas Soal
1. Membuat tabel pembantu hasil uji coba butir tes soal nomor 1
No
1 1 20 1 400 20
2 1 21 1 441 21
3 1 18 1 324 18
4 1 23 1 529 23
5 1 19 1 361 19
6 1 17 1 289 17
7 1 21 1 441 21
8 1 14 1 196 14
9 1 19 1 361 19
10 1 20 1 400 20
11 1 19 1 361 19
12 1 14 1 196 14
13 1 14 1 196 14
14 0 18 0 324 0
15 1 20 1 400 20
16 1 16 1 256 16
17 1 17 1 289 17
18 1 15 1 225 15
19 1 18 1 324 18
20 1 16 1 256 16
21 1 16 1 256 16
22 1 18 1 324 18
23 1 19 1 361 19
24 1 12 1 144 12
25 1 23 1 529 23
26 1 18 1 324 18
27 1 13 1 169 13
28 1 22 1 484 22
29 1 9 1 81 9
30 1 25 1 625 25
31 1 13 1 169 13
32 1 21 1 441 21
33 1 15 1 225 15
Total 32 583 32 10701 565
104
2. Rumus :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√[ ][ ]
√
√
3. Interpretasi Output
Suatu soal dikatakan valid jika > , Pada uji validitas ini
jumlah responden sebanyak 33 orang dengan taraf signifikasi 5%, maka
= 0,334. Soal nomor 1, -0,0169 < 0,334 maka Soal nomor 1
dinyatakan Tidak Valid.
B. Hasil dari Perhitungan Validitas Seluruh Soal
Nomor
Soal Pernyataan
Nomor
Soal Pernyataan
1 -0.0169 Tidak Valid 16 0.3582 Valid
2 0.1214 Tidak Valid 17 0.4491 Valid
3 0.5204 Valid 18 0.4596 Valid
4 -0.1264 Tidak Valid 19 0.5138 Valid
5 0.3151 Tidak Valid 20 0.4127 Valid
6 0.3968 Valid 21 0.3748 Valid
7 0.3639 Valid 22 0.3707 Valid
8 0.4102 Valid 23 0.4393 Valid
9 -0.1183 Tidak Valid 24 -0.0081 Tidak Valid
10 0.4613 Valid 25 0.3793 Valid
11 0.4223 Valid 26 -0.1775 Tidak Valid
12 0.3905 Valid 27 0.3399 Valid
13 0.3605 Valid 28 0.5743 Valid
14 0.3958 Valid 29 0.4881 Valid
15 0.3665 Valid 30 0.0901 Tidak Valid
105
C. Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan uji validitas 30 soal yang di ujikan pada kelas IX.7
dengan jumlah 33 siswa diperoleh soal valid sebanyak 21 soal yang kemudian
dijadikan sebagai instrumen penelitian sebanyak 20 soal.
106
Lampiran 7
Uji Reliabilitas
Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha Cronbach
(
) (
∑
)
Keterangan
Reliabilitas instrumen
Banyaknya butir pertanyaan
∑ Jumlah varian butir/item
Varian total
Langkah I.
Mencari nilai jumlah varians butir ( ∑ dengan terlebih dahulu mencari varian
setiap butir, kemudian di jumlahkan.
Contoh mencari varian butir soal nomor tiga :
Tabel hasil dari perhitungan varian semua butir soal sebagai berikut :
No Varians No Varians No Varians
1 0.0303
11 0.2178
21 0.2292
2 0.0587
12 0.1098
22 0.2045
3 0.1894
13 0.1534
23 0.1894
4 0.2386
14 0.1326
24 0.1326
5 0.2178
15 0.2557
25 0.2386
6 0.1723
16 0.1894
26 0.1098
7 0.1098
17 0.0587
27 0.0587
107
8 0.2519
18 0.1894
28 0.0852
9 0.0303
19 0.0852
29 0.1098
10 0.0587
20 0.0587
30 0.1534
Dari hasil perhitungan varian tiap butir soal maka didapat ∑ 4,3201
Langkah II.
Mencari nilai varian total
Langkah III
Masukkan ke dalam rumus Alpha Cronbach
(
) (
∑
)
(
) (
)
(
)
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan
teknik ini, bila koefisien reliabilitas ( ) > 0,6
Kesimpulan :
Hasil dari perhitungan adalah 0,678 > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa soal
yang diujicobakan memiliki reliabilitas berkategori tinggi untuk dijadikan
instrumen dalam penelitian
108
Lampiran 8
Taraf Kesukaran
Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta uji coba
Dengan interprestasi tingkat kesukaran sebagaimana terdapat dalam tabel berikut:
Tabel Interpretasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK
TK < 0,30 Sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah
Tabel Hasil Perhitungan Tingkat kesukaran
No. Soal B Js P Intepretasi Tingkat Kesukaran
1 32 33 0.9697 Mudah
2 31 33 0.9394 Mudah
3 8 33 0.2424 Sukar
4 12 33 0.3636 Sedang
5 23 33 0.697 Sedang
6 26 33 0.7879 Mudah
7 29 33 0.8788 Mudah
8 19 33 0.5758 Sedang
9 32 33 0.9697 Mudah
10 2 33 0.0606 Sukar
11 10 33 0.303 Sedang
12 29 33 0.8788 Mudah
13 27 33 0.8182 Mudah
14 28 33 0.8485 Mudah
15 15 33 0.4545 Sedang
16 8 33 0.2424 Sukar
17 31 33 0.9394 Mudah
109
18 8 33 0.2424 Sukar
19 30 33 0.9091 Mudah
20 31 33 0.9394 Mudah
21 22 33 0.6667 Sedang
22 9 33 0.2727 Sukar
23 8 33 0.2424 Sukar
24 5 33 0.1515 Sukar
25 12 33 0.3636 Sedang
26 4 33 0.1212 Sukar
27 31 33 0.9394 Mudah
28 30 33 0.9091 Mudah
29 4 33 0.1212 Sukar
30 27 33 0.8182 Mudah
110
Lampiran 9
DAYA PEMBEDA
a. Rumus
Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus :
A
BA
JS
JBJBDP
Keterangan :
JSA= Banyaknya peserta kelompok atas
JBA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JBB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Tabel
Interpretasi Daya Pembeda (DP)
Daya Pembeda (DP) Interpretasi atau penafsiran DP
DP > 0,70 Sangat Baik (digunakan)
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (digunakan)
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
b. Menentukan daya pembeda soal nomor satu
A
BA
JS
JBJB
Penafsiran :
Hasil perhitungan daya pembeda nomer satu adalah 0, itu berarti DP < 0,20
sehingga soal nomor 1 berkategori jelek.
111
Tabel
Hasil Perhitungan Soal Nomor 1 Sampai 30
Nomor
Soal
Daya
Pembeda
Intepretasi /
Kategori
Nomor
Soal
Daya
Pembeda
Intepretasi /
Kategori
1 0 Sangat Jelek 16 0.1212 Jelek
2 0.1818 Jelek 17 0.1818 Jelek
3 0.3636 Cukup 18 0.2424 Cukup
4 0 Sangat Jelek 19 0.2424 Cukup
5 0.4242 Baik 20 0.1818 Jelek
6 0.2424 Cukup 21 0.2424 Cukup
7 0.303 Cukup 22 0.303 Cukup
8 0.5455 Baik 23 0.3636 Cukup
9 0 Sangat Jelek 24 -0.182 Sangat Jelek
10 0.1212 Jelek 25 0.2424 Cukup
11 0.3636 Cukup 26 0 Sangat Jelek
12 0.303 Cukup 27 0.1818 Jelek
13 0.303 Cukup 28 0.2424 Cukup
14 0.3636 Cukup 29 0.2424 Cukup
15 0.4242 Baik 30 0.0606 Jelek
112
Lampiran 10
Hasil Pretest-Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
No Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Nama Pre Pos Nama Pre Pos
1 Abdi Zil Ikram 60 75 Alwi Yulianto 50 65
2 Achmad Muflihuddin 55 80 Annisa Indah Lestari 35 80
3 Adinda Aulia Rahmadiana 55 70 Annisa Nuraini 60 75
4 Ahmad Syauqi Fadillah 65 80 Arhamni Hasbiya Afafa 55 70
5 Aksyarialdi Bayhaki Alli 45 65 Asma Amanina 45 85
6 Alviarel Syahren 50 75 Athaya Salsabila Harmen 35 80
7 Alya Adzkia Al-Banna 50 65 Azna Salsabila Izza M. 50 80
8 Ayestha Wilga Claryan 45 70 Denisha Ravelin 50 75
9 Azura Trias Muharani 70 75 Espatniyatna R. 45 65
10 Dafa Maulana Abimanyu S 40 55 Fahreiza Mahrani 55 65
11 Dinda Annisa Qodriana 60 65 Fahri Fahrurozi Ishag 60 85
12 Eslim Suyangsu R. 60 60 Fathiyah Azzahra Ahmad 50 80
13 Fakhira Amelia 55 60 Fawwaz Wirahaidar L. 50 75
14 Gamal Muhamad Nasser 70 75 Firyal Syafa Zahra 65 85
15 Harits Rizkal Aliamdy 50 65 Gandhi Khairan F. 60 85
16 Hilmy Rizki Pradana 45 75 Hady Syahulmi 50 80
17 Intania Precelia Malik 65 50 Hanifah Putri Alamsyah 60 80
18 Iqbal Karim Muhammad 40 65 Khonsa Naurotul Wahdah 50 85
19 Izza Nizhomi 45 85 Kinanti Kharisma Putri 55 75
20 Krisna Bimantara 70 85 Luthvanisa Mahira 45 85
21 Lasya Savina Salam 60 75 Maela Alfa Fauza 45 85
22 Lathifah Fitri Luqyana 60 85 Maharra Ulfa Kristamara 45 75
23 Muhamad Hanif 65 75 M. Hafizh Al-Mauludi 60 80
24 Muhammad Azriel Reva 60 75 Muhammad Alif Fauzan 45 70
25 M. Ridho Kamaluddin 60 70 M. Idzhar Abisina 50 85
113
No Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Nama Pre Pos Nama Pre Pos
26 M. Zayyan Abhinaya 55 65 M. Rakha Rahmansyah 60 70
27 Nafisha Taqiyya D. 45 55 Putri Ayu Andira S. 40 80
28 Naufal Lathif 70 85 Raudhatul Jannah Yugi U. 45 80
29 Raden Alya Lutfiyyah M. 70 90 Salwa Salsabila 35 70
30 Raihan Hilmi 55 60 Septiani Tri Astuti 60 90
31 Raja Reinda Cayari 60 75 Siti Zulaika 40 65
32 Rizqi Akbari Syakur 45 60 Syarifuddin Alawy C. 45 75
33 Salvira Nuryunda Setiadi 55 70 Willy Apriza 40 85
34 Satriyo Wildan Ramanto 50 60 Zahra Izatil Isma 50 85
35 Sulthan Muhammad Rafi 50 65 Zulfani Tri Setyabudi 40 70
114
Lampiran 11
UJI NORMALITAS PRETES KELOMPOK KONTROL
A. Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol
1. Menghitung rentang
R = Skor terbesar – Skor terkecil
= 70 – 40 = 30
2. Menentukan banyaknya kelas
K = 1 + 3,3 log 35
= 6,095 6
3. Menghitung panjang kelas (P)
P =
=
= 5
4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi
a) Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE
pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 55,8571
b) Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi
STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 9,0331
5. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung
Kelas
Interval Fi
Batas
Kelas (xi) Nilai Z Luas Z Ei
39.5 -1.8108
40-44 2 0.069 2.4234 0.074
44.5 -1.2573
45-49 6 0.1365 4.7763 0.3135
49.5 -0.7038
50-54 5 0.1995 6.9824 0.5628
54.5 -0.1502
55-59 6 0.2163 7.5719 0.3263
59.5 0.4033
60-64 8 0.174 6.0913 0.5981
115
64.5 0.9568
65-69 3 0.1038 3.6349 0.1109
69.5 1.5103
70-79 5 0.0611 2.1368 3.8367
79.5 2.6174
Jumlah 35 5.8224
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Chi-
Kuadrat hitung = 5,8224.
6. Menentukan Chi-kuadrat tabel
9,448 (lihat
tabel Chi-kuadrat)
7. Kriteria Pengujian
Jika <
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai 5,8224 <
maka menghasilkan data
berdistribusi normal
116
Lampiran 12
UJI NORMALITAS PRETES KELOMPOK EKSPERIMEN
A. Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen
1. Menghitung rentang
R = Skor terbesar – Skor terkecil
= 65 – 35 = 30
2. Menentukan banyaknya kelas
K = 1 + 3,3 log 35
= 6,095 6
3. Menghitung panjang kelas (P)
P =
=
= 5
4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi
a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE
pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 49,5714
b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi
STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,6067
5. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung
Kelas
Interval Fi
Batas
Kelas (xi) Nilai Z Luas Z Ei
34.5 -1.75112
35-39 3 0.081 2.83505 0.0096
39.5 -1.17018
40-44 5 0.15689 5.49101 0.0439
44.5 -0.58924
45-49 7 0.21884 7.65937 0.0568
49.5 -0.0083
50-54 7 0.21987 7.69536 0.0628
117
54.5 0.57264
55-59 5 0.15911 5.56878 0.0581
59.5 1.15358
60-64 6 0.08292 2.9023 3.3062
64.5 1.7345
65-69 2 0.03112 1.0892 0.7617
69.5 2.3155
jumlah 35 4.2992
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Chi-
Kuadrat hitung = 4,2992
6. Menentukan Chi-kuadrat tabel
9,448 (lihat
tabel Chi-kuadrat)
7. Kriteria Pengujian
Jika <
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai 4,2992 <
maka menghasilkan data
berdistribusi normal
118
Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS DUA VARIAN KELOMPOK PRETEST
Karena data nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dua varians dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : kedua varians homogen
Ha : kedua varian tidak homogen
2. Menentukan nilai
Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui :
Kelompok Banyak data Rata-rata Standar Deviasi
Eksperimen 35 49,5714 8,6067
Kontrol 35 55,8571 9,0331
Rumus
3. Menentukan nilai dengan rumus :
(34/34) = 1,8
4. Kriteria Uji :
Jika < maka varian homogen
Karena (1,1015) < (1,8) maka kedua varian homogen
119
Lampiran 14
UJI NORMALITAS POSTES KELOMPOK KONTROL
Langkah-Langkah Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok kontrol
1) Menghitung rentang
R = Skor terbesar – Skor terkecil
= 90 – 50 = 40
2) Menentukan banyaknya kelas
K = 1 + 3,3 log 35
= 6,095 6
3) Menghitung panjang kelas (P)
P =
=
= 6,67 ≈ 7
4) Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi
a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada
Ms.Excel menghasilkan nilai = 69,857
b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV
pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 9,888
c. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung
Kelas
Interval Fi
Batas
Kelas (xi) Nilai Z Luas Z Ei
49.5 -2.059
50-56 3
0.0686 2.4015 0.1491
56.5 -1.351
57-63 6
0.1718 6.012 0,000024
63.5 -0.643
64-70 11
0.2658 9.302 0.3099
70.5 0.065
71-77 8
0.2543 8.901 0.0911
77.5 0.7729
120
78-84 2
0.1505 5.266 2.0256
84.5 1.4809
85-91 5
0.055 1.9255 4.909
91.5 2.1888
Jumlah 35
7.4847
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Chi-Kuadrat
hitung = 7,4847
5) Menentukan Chi-kuadrat tabel
7,81 (lihat tabel
Chi-kuadrat)
6) Kriteria Pengujian
Jika <
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai 7,485 <
maka menghasilkan data
berdistribusi normal
121
Lampiran 15
UJI NORMALITAS POSTES KELOMPOK EKSPERIMEN
Langkah-Langkah Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok kontrol
1) Menghitung rentang
R = Skor terbesar – Skor terkecil
= 95 – 65 = 30
2) Menentukan banyaknya kelas
K = 1 + 3,3 log 35
= 6,095 6
3) Menghitung panjang kelas (P)
P =
=
= 5
4) Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi
d. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada
Ms.Excel menghasilkan nilai = 78,2857
e. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV
pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,0388
f. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung
Kelas
Interval Fi
Batas
Kelas (xi) Nilai Z Luas Z Ei
64.5 -1.7149
65-69 4
0.094 3.2912 0.1527
69.5 -1.093
70-74 5
0.1816 6.357 0.2897
74.5 -0.471
75-79 6
0.2412 8.4416 0.7062
79.5 0.151
80-84 9
0.2202 7.7076 0.2167
84.5 0.773
122
85-89 8
0.1382 4.8386 2.0656
89.5 1.395
90-94 1
0.0597 2.088 0.5669
94.5 2.017
95-99 2 0.0177 0.619 3.0797
99.5 2.639
Jumlah 35
7.0775
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Chi-Kuadrat
hitung = 7,0775
5) Menentukan Chi-kuadrat tabel
9,4877 (lihat
tabel Chi-kuadrat)
6) Kriteria Pengujian
Jika <
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai 7,0775 <
maka menghasilkan data
berdistribusi normal
123
Lampiran 16
UJI HOMOGENITAS DUA VARIAN POSTEST
Karena data nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dua varians dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
5. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : kedua varians homogen
Ha : kedua varian tidak homogen
6. Menentukan nilai
Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui :
Kelompok Banyak data Rata-rata Standar Deviasi
Eksperimen 35 78,286 8,0388
Kontrol 35 49,857 9,888
Rumus
7. Menentukan nilai dengan rumus :
(34/34) = 1,8
8. Kriteria Uji :
Jika < maka varian homogen
Karena (1,513) < (1,8) maka kedua varian homogen
124
Lampiran 17
ANALISIS UJI T
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
a. Ha : Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map
b. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode
mind map
2. Menentukan simpangan baku (satndar deviasi) gabungan :
Dsg = √( – )
= √
=√
=√
=√ 1
3. Menentukan nilai thitung dengan rumus :
= ̅ ̅
√
=
√
=
= 3,9186
125
4. Menentukan nilai ttabel :
= = n1 + n2 – 2 = 1,9955 (menggunakan rumus Ms.Excel
TINV (0,05.68))
5. Menentukan Kretiria Pengujian
Karena hipotesisnya berbentuk hipotesis satu ekor, maka kreteria pengujianya:
Trima jika < .
Karena nilai = 3,9186 berada pada daerah penolakan Ho yaitu
maka Ho ditolak
6. Kesimpulan
Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map
126
Lampiran 18
Lembar Observasi
Lingkungan/Latar Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Hari / Tanggal : Senin, 13 Oktober 2014
Kelas / Sekolah : VIII.3 / MTs Negeri 3 Jakarta
Waktu : 09.15 s/d Selesai
Nama Guru : Yayah Sulasiyah, S.Ag
NO URAIAN YA TIDAK
1. Pengaturan meja dan kursi dapat diubah sesuai
kebutuhan yang diperlukan
2. Pencahayaan ruangan kelas sesuai
3. Ventilasi cukup
4. Kegaduhan di luar kelas
5. Pengaturan meja dan kursi memudahkan siswa untuk
berinteraksi dengan siswa lain
6. Siswa hanya berada dikursinya selama proses belajar
mengajar
7. Posisi guru saat memberi materi dapat berubah
8. Penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan
ketertarikan dalam belajar
9. Letak papan tulis dapat dilihat semua siswa
10. Proyektor dapat digunakan dengan baik
11. Siswa memiliki loker untuk menyimpan perlengkapan
sekolah
12. Meja siswa memiliki tempat untuk menyimpan buku
dan alat tulis
Observer
Yully Khusniah
127
Lampiran 19
Lembar Observasi
Pengamatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
MTs Negeri 3 Jakarta
Hari / Tanggal : Senin, 13 Oktober 2014
Kelas / Sekolah : VIII.3 / MTs Negeri 3 Jakarta
Waktu : 09.15 s/d Selesai
Nama Guru : Yayah Sulasiyah, S.Ag
NO URAIAN YA TIDAK
Persiapan
1. Guru menyiapkan RPP
2. Guru menerangkan tujuan pembelajaran
3. Guru mengadakan pretest
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran
4. Guru membahas PR
5. Guru mengadakan apersepsi
6. Guru menerangkan manfaat materi SKI dalam
kehidupan sehari-hari
7. Guru menerangkan materi SKI dengan sistematis sesuai
dengan RPP
8. Guru menguasai bahan ajar
9. Guru menjelaskan materi dengan LCD
10. Guru memerhatikan siswa secara menyeluruh
11. Guru mengadakan diskusi
12. Guru menerangkan dengan suara jelas
13. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya
14. Guru memberikan latihan individu
15. Guru membahas latihan yang telah diberikan
16. Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan
128
17. Guru menilai dan mengembalikan hasil latihan siswa
yang telah dikumpulkan
18. Guru memberikan tugas PR individu
Penutup
19. Guru memberikan kesimpulan
20. Guru memberikan gambaran tentang materi berikutnya
21. Guru memberikan tugas hal-hal yang berkaitan dengan
materi yang akan datang
22. Guru memberikan game kepada siswa
Observer
Yully Khusniah
129
Lampiran 20
Lembar Observasi
Instrumen Penelitian Responden Siswa MTs Negeri 3 Jakarta
Hari / Tanggal : Senin, 13 Oktober 2014
Kelas / Sekolah : VIII.3 / MTs Negeri 3 Jakarta
Waktu : 09.15 s/d Selesai
Nama Guru : Yayah Sulasiyah, S.Ag
NO. URAIAN A B C D E KET
1. Siswa memerhatikan penjelasan guru
2. Siswa mencatat penjelasan guru
3. Siswa antusias dan tertarik dengan penjelasan guru
4. Siswa aktif bertanya
5. Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun
6. Siswa tidak memahami penjelasan guru
7. Siswa senang mengerjakan tugas
8. Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru
9. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi
10. Siswa bermalas-malasan mengerjakan latihan
11. Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam
berkelompok
Keterangan:
A = Semua
B = Sebagian Besar
C = Sebagian Kecil
D = Ada Beberapa
E = Tidak Ada
Observer
Yully Khusniah
130
Lampiran 21
UJI REFERENSI
Nama : Yully Khusniah
NIM : 1110011000040
Jurusan : Pendidikan Agama Islarn (PAD
Judul Skripsi : "Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Irasil
Belajar sejarah Kebudayaan rslam (sKr) Pada Siswa Kelas vIIr (euasi
Eksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta),,
NO REFERENSI
PARAF
Pembimbing
A.Irfan
Mufid, MA.
1
Abuddin Nata. Metodologi studi Islam. Jakarta: Rajawali
Pers, cetakan ke-l7, 201 0. -/
2
Afni Guza. Undang-Undang Sisdiknas dan (Jndang-
Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Asa Mandiri, Cetakan
ke-9,2009.)
-)
Ahmad al-'Usairy. Sejarah Islom. Jakarta: Akbar Media,
2011 a4
Ahmad Sofyan. dl<k. Evaluasai Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi. Jakarta UIN Jakarta Press, cetakan
ke-1, 2006.I
5Maurizal Alamsyah. Kiat jitu Meningkatkan Prestctsi
dengan Mind Mapping, Yogyakarta: Mitra Pelajar. 2009 ,fr
6
Andi Fadlan. Pengembangan Aktive LecLrning di Fah.Lltas
Tarbiyah IAIN Walisanga. Semarang: Pusat Penelitian
IAIN Walisongo, 2010
)
l Burhan Bungin. M e t o d o I o gi P en eli ti an Kuanti t atif, J akarla :
131
Kencana, cetakan ke-3, 2008.
8
Darsono dan T.lbrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan
Islam I untuk Kelas VII MTs. Solo: PT.Tiga Serangkai.
2009
I9
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung:
Pustaka Setia. 2008 )
10Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta, cetakan ke-4, 2010. -/
llM. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan Berdasarkan
Katrikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cetakan
ke-4,2010-l
t2M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, lakarta: pT. Rineka
Cipta, Cetakan ke-3, 2005. )
13Melvin L Siberman . Active Learning: I0l Cara Belajar
Siswa Aktif. Bandung: Nuansa, cetakan ke-7,2072. +t4
Michael Michalko. "Cracking Creativity", dalam Tony
Buzan (ed). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: pT Gramedia
Pustaka lJtama, cetakan ke-XI, 2012.+
15 Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. -L
16
Muhibbin Syah. Psikologi Penclidikan dengan pendekatan
Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. cetakan ke-l7,
20t1. ry
t7Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana
Ilmu. Cetakan ke-3. 2001. /
18
Munif Chatib. Gurunya Manusia; Menjadikan Semtn Anak
Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa, Cetakan
ke-12,2013.n
19Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajcrr.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan ke-11, 2006. )20 Nurhidayatr. Hubungan Antara Minat Dengan prestcrsi 4
t32
Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan
Is lam. Skripsi: J akarta. 2009
21
Nurul Zuiah. Metodologi Penelitian Sosial Dan
Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara,
cetakan ke-II, 2007. -/
22PERMENAG. Lampiran 3b - BabVII - SK KD PAI dan
Bhs Arab tingkat MZs. PERMENAG: Jakarta, 2008 +23
Rostina Sundayana . Statistika P enelitian P endi dikan.
Bandung: Alfabeta. 201 4 4
24
Rus Effendi. Statistika Dasar : Untuk Penelitian
Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, cetakan ke-1,
1998.)
25Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, Cetakan ke-
3,2005. 4
26
Sugiyono, Met o de P eneliti an Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta. Cetakan
ke-1. 201 1)
27
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit
Alfabeta, cetakan Ke-4, 2009.)
28Suharsimi Arikunto. D as ar-D as ar Ev aluas i P endidikan
(Edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara, cetakan ke-9. 2009. \
29Sukardi. Meto dolo gi P eneliti an P endidikan Kompet ensi
dan Praktilcnya. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 J30
Sutanto Windura. Mind Map Langkah Demi Langkah,
Jakarta: Gramedia. 2009
31Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta, cetakan ke-II, 2008.4
)/.Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarla: Balai 4
133
Pustaka, cetakan ke-3, 1990.
-) -,
Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, cetakan ke-XI, 2012.)
34
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif -Progresif: Konsep, landasan, dan Implementasi pada
KTSP, Jakarta: Kencana, cetakan ke-4, 2010
KEMENTERTAN AGAMAUIN JAKARTAFITK,t. ,r, H. Juon& tlo g Ctpi.i6/l 1 Xl 2 lnbnesb
FORM (FR)
No. Dokumen
No. Revisi:
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .3t........t2014Lamp. : Outline/proposalHal : Permohonan lzin penelitian
Kepada Yth.
Kepala SekolahMTs Negeri3 JakartadiTempat
Ass al a mu' al a iku m wr, wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Jakarta, 29 September 2O14
:Yully Khusniah
: 1 110011000040
Jurusan :Pendidikan Agama lslam (pAl)
Semester : lXJudul Skripsi : Pengaruh penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil BetajarSejarah Kebudayaan lslam (SKl) Pada Siswa Keias Vill (Studi euasi Eksperimr..ndi Madrsah Tsanawiyah Negeri S Jakarta)
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta ya,lgsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah ya n g Sa udara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa/i tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kamiucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaiku m wr.wb,
Nama
NIM
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
an Agama Islam
Majid Khon, M9580707 19870-3 I 005
lLIJl.VlIJr \ I -Lyt\lrll \ rr\r-cLLYt.r].
MADRASAH TSANAWIYAH NEGBRI 3
KOTA JAKARTA SELATANJL. PUPAN NO 38 PONDOK PINANG KEBAYORAN LAMA 1.2310TELB : (021) 7695337 FAX ; (021) 75877029, Website : http://www.mtsn3jkt.sch.id
SU RAT KETERANGANNomor : Mts,O9:01 .3/TL,00l 997 12074
Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang Kota Jakarta $elatan menerangkan :
Nama
Tempat, dan tanggal lahir
NIM
Fa ku ltas
Jurusan
Tahun Akademik
Jenjang Program Studi
Universitas
Yully Khusniah
Kalirejo, 20 Juli r99r
111OO11OOOO4O
llmu Tarbiyah dan l(eguruan (FITK)
Pendidikan Agama lslam (PAl)
2oto/2ott
Strata satu (S1)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Adalah benartelah melaksanakan Penelitian pada l"4adrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang
Kota Jakarta Selatan dalam rangka penyelesaian dan penyusunan Skripsi yang berjudul
,,pengaruh penerapan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan lslam (SKl) pada Siswa
Kelas Vlll (Quasi Eksperimen di MTs Negeri 3 Jakarta)"
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 8 Desember 2014ala
/l, Hj.
196Fa iza h
A70s021e97032001t
I
136
Lampiran 24
FOTO-FOTO PENELITIAN
Uji Coba Soal di kelas IX
Siswa kelas IX Sedang Mengerjakan Soal Uji Coba
Siswa kelas eksperimen sedang mendengarkan arahan peneliti sebelum pretest
137
Siswa kelas Kontrol sedang mengerjakan soal Pretest
Siswa Kelas Eksperimen Sedang Membuat Mind Map
Materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum Dan Ilmu Pengetahuan Agama
Pada Masa Bani Abbasiyah
Pembelajaran SKI dengan menggunakan metode mind map
138
Siswa sedang membuat mind map
Hasil pembuatan Mind map kelas Eksperimen
Peneliti sedang memberikan arahan sebelum memulai
pembelajaran dengan metode mind map
139
Suasana Siswa di kelas
Peneliti sedang menjelaskan contoh pembuatan mind map