i
PENGARUH PROFESI PEKERJAAN TERHADAP KEKUATAN
DAN DAYA TAHAN OTOT TANGAN DI KECAMATAN
SIDOREJO, SALATIGA
Oleh :
Johans Kristofel Awang
NIM : 192012015
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
v
MOTTO
Bahkan yang tumpul bisa diasah jadi tajam, maka tidak ada
yang tak berpotensi sukses, kecuali mereka yang senang
bermalas-malasan.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat
(Ibrani 11:1)
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus karena kasih dan anugrah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Profesi Pekerjaan Terhadap
Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Tangan Di Kecamatan Sidorejo, Salatiga.
Laporan penelitian ini disusun untuk tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Program Sarjana Pendidikan di bidang pendidikan fisika
Universitas Kristen Satya Wacana serta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini terdapat kekurangan
dikarenakan keterbatasan penulis. Penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang
bersifat membangun ke arah penyempurnaan.
Berbagai bantuan telah penulis terima dalam proses pembuatan tugas akhir ini, baik secara
langsung dan tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu, terkhusus :
1. Tuhan Yesus yang sungguh baik, karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik.
2. Bapak dan Ibu tercinta (Marthen Awang dan Mariana Tanggela) yang senantiasa
mendukung baik secara moril dan materiil, mendoakan dan membimbing saya hingga
saat ini dan juga kekasih saya Safetya Kristy yang selalu memberi semangat serta setia
mendampingi saya.
3. Saudara-saudaraku (Stenly,Nice,Ritski dan Sintya) yang membantu, mendoakan dan
mendorong saya selama ini.
4. Bapak Nur Aji Wibowo, S.Si., M.Si selaku walistudi angkatan 2012.
5. Bapak Nur Aji Wibowo, S.Si., M.Si selaku pembimbing utama, dan bapak Alvama
Pattiserlihun, S.Si., M.Ed selaku pembimbing pendamping.
6. Laboran-laboran progdi fisika (mas Tri, mas Sigit, pak Tafip) yang senantiasa membantu
menyediakan peralatan selama penelitian. Terlebih laboran mas Tri dan mas Sigit yang
dengan senang hati selalu siap membantu menyiapkan peralatan penelitian.
7. Kepada responden penelitian tukang bangunan dan pegawai kantoran di Kecamatan
Sidorejo yang bersedia menjadi sampel pengambilan data.
8. Teman-teman Fisika dan Pendidikan Fisika 2012 yang menjadi teman seperjuangan
kuliah, teman main, dan teman belajar.
9. Teman terbaik saya Zaenal, Gian, Dede, dan Miger yang selalu mendoakan dan
mendukung saya.
10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Salatiga, 04 September 2017
Penulis,
Johans Kristofel Awang
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PELAGIAT ii
LEMBAR PERSETUJUAN AKSES iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
MOTTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
JURNAL 1
LAMPIRAN 9
SERTIFIKAT SEMINAR SEBAGAI PEMAKALAH
DOKUMENTASI SEMINAR
1
Pengaruh Profesi Pekerjaan Terhadap Kekuatan dan Daya
Tahan Otot Tangan di Kecamatan Sidorejo, Salatiga
Johans Kristofel Awang1, Alvama Pattiserlihun1, Nur Aji Wibowo2*
1 Program studi Pendidikan Fisika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No. 52-
60, Salatiga 50711 2Program Studi Fisika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga
50711 *E-mail : [email protected]
1. Pendahuluan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), otot diartikan sebagai jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi menggerakkan organ tubuh, dan berperan dalam menggerakkan
tulang manusia. Ketika manusia beraktivitas, otot berkontraksi dan berelaksasi, karena memiliki
elastisitas. Elastisitas otot merupakan kemampuan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi setelah melakukan aktivitas [1].
Dalam penelitian Faizal Chan (2012) yang menggunakan metode strength training menjelaskan bahwa
kekuatan tenaga dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk suatu benda. Harsono (1988: 47)
dalam Faizal Chan (2012) mengartikan kekuatan sebagai energi untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan atau tension, dalam hal ini ialah gaya. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa kekuatan otot merupakan suatu kemampuan yang memiliki hubungan yang erat
dengan kemampuan kontraksi otot [2].
Syahmirza Indra Lesmana (2012) mendeskripsikan bahwa kekuatan otot salah satunya dipengaruhi oleh
tipe kontraksi otot. Jenis kontraksi yang berbeda akan mempengaruhi kekuatan otot orang yang mengalami kontraksi. Otot mengeluarkan tenaga paling besar ketika terjadi kontraksi eksentrik
(memanjang) dan yang paling sedikit ketika kontraksi konsentrik (memendek) [3]. Hal ini berarti
aktvitas serta beban kerja yang berbeda dapat menyebabkan terjadinya jenis kontraksi otot yang berbeda
sehingga mempengaruhi kekuatan otot setiap orang. Selain kekuatan otot, dalam melakukan pekerjaan diperlukan juga daya tahan otot. Daya tahan otot dikenal sebagai kapasitas untuk dapat terus melakukan
pengulangan aktifitas otot, seperti ketika melakukan push up dan sit up secara terus menerus [4].
Kekuatan dan daya tahan otot berkorelasi positif terhadap kekuatan genggaman tangan. Kekuatan genggaman tangan dapat memprediksi kemampuan otot atau kemampuan fisik dalam beraktivitas [5].
Disisi lain, menurut Abzar T (2011) pengukuran kekuatan dan daya tahan otot juga bermanfaat sebagai
prediktor kuat dan konsisten dari semua penyebab kematian [6] dan digunakan untuk mendiagnosa
cacat terutama yang berkaitan dengan otot tangan sehingga dapat merencanakan pencegahan [7]. Dalam melakukan pengukuran kekuatan genggaman tangan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
pengukuran yakni posisi tangan, jenis kelamin, tangan dominan, usia, aktivitas fisik, tinggi dan berat
badan dengan menggunakan hand dynamometer [8].
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yakni seperti Toga Ari Harmawan (2016). Peneliti ini menggunakan hand dynamometer untuk menunjukan efek penuaan terhadap ketahanan otot
tangan pada masyarakat laki-laki dewasa di Sragen [9]. Hasil yang diperoleh memaparkan bahwa semakin bertambah usia, kekuatan dan daya tahan otot akan semakin menurun. Hal ini mendeskripsikan
2
adanya korelasi antara faktor usia dengan kekuatan dan daya tahan otot. Di samping itu, peneliti lain
yakni Virgil M juga telah mengidentifikasi pengaruh kekuatan genggaman tangan dan cubitan pada seseorang untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan menggunakan jamar hand dynamometer
[10]. Hasil observasinya menunjukan bahwa ada perbedaan kekuatan dan daya tahan otot antara laki-
laki dan perempuan. Berdasarkan hasil temuan diatas, pada makalah ini akan dibahas sebuah pendekatan yang berbeda yakni
mengidentifikasi pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot khususnya bagi
warga Sidorejo, Salatiga. Disamping itu, tujuan penelitian ini juga agar hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar informasi data klinis tentang pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan
dan daya tahan otot tangan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada pengujian terhadap 240 sampel warga Kecamatan Sidorejo yang
berprofesi sebagai tukang bangunan dan pegawai kantoran (masing-masing profesi berjumlah 120
sampel warga) berjenis kelamin laki-laki, sehat, bebas cidera otot, dengan rentang usia 30 - 50 tahun
yang mengikuti teknik non-probability sampling dengan metode quota sampling [11]. Teknik
penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Slovin.
𝑛 =𝑁
𝑁(𝑑)2 + 1
Pendekatan Slovin bertujuan dalam menentukan jumlah sampel dengan cara menetapkan margin of
error yang diinginkan peneliti agar jumlah sampel dapat mewakili sebuah populasi yang sangat luas. Margin of error (d) yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 9% agar jumlah sampel dapat
mendekati jumlah sampel profesi pegawai kantoran dan tukang bangunan sesungguhnya [12].
Kekuatan dan daya tahan otot tangan diukur menggunakan hand-dynamometer. Subjek diposisikan dalam keadaan duduk sambil menekuk lengan membentuk sudut siku-siku 90° (kepalan tangan dalam posisi netral dan menghadap ke dalam) seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Posisi sampel saat pengambilan data [13].
3
Subjek diminta untuk memberikan usaha sekuat-kuatnya dalam menggenggam gagang hand-
dynamometer selama 30 detik. Nilai kekuatan dan daya tahan otot tangan dinyatakan dalam satuan Newton dan Newton detik. Besarnya kekuatan otot dapat dilihat dari titik puncak kurva gaya terhadap
waktu sedangkan besarnya daya tahan otot dilihat dari luasan daerah yang terarsir pada kurva gaya
terhadap waktu seperti ditunjukan pada Gambar 2.
Gambar 2. Cara pengukuran kekuatan dan daya tahan otot.
Pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot tangan ditentukan menurut uji One
Way Anova dengan alur pengujian seperti ditampilkan pada Gambar 3. Perbedaan kekuatan dan daya
tahan otot tangan dari dua profesi pekerjaan dapat dilihat dari besarnya nilai signifikan. Kemudian data dianalisa menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). Tingkat kebermaknaan 5 %
digunakan untuk mengindikasikan signifikansi data statistik.
Gambar 3. Alur metode uji One Way Anova SPSS
Sampel Data
Uji Normalitas Data
Uji One Way
Anova
Uji Homogenitas
Varian
Regresi Linier
Berganda
4
Setelah pengambilan data, dilakukan analisa data menggunakan metode One Way Anova yang terdapat
pada program SPPS. Metode One Way Anova digunakan untuk menentukan pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot. Untuk Uji One Way Anova seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2 dibutuhkan syarat yaitu data harus terdistribusi normal dan harus berasal dari kelompok
sejenis. Setelah Uji One way Anova, dilakukan Uji Regresi Linier Berganda untuk menentukan sifat
dan tingkat pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot.
3. Hasil dan Pembahasan
Data pengujian dalam One Way Anova harus mengikuti distribusi normal dan berasal dari kelompok
sejenis. Oleh karena itu, diperlukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Uji normalitas data
Profesi pekerjaan Kolmogorov-smirnov
Statistic df Sig.
Impuls kanan
Tukang
bangunan .052 120 .200*
Pegawai
kantoran .060 120 .200*
Impuls kiri
Tukang
bangunan .057 120 .200*
Pegawai
kantoran .071 120 .200*
Gaya topang kanan
Tukang
bangunan .073 120 .180
Pegawai
kantoran .078 120 .072
Gaya topang kiri
Tukang
bangunan .053 120 .200*
Pegawai
kantoran .070 120 .200*
Tabel 2. Uji homenegitas varian
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Impuls kanan .896 1 238 .345
Impuls kiri 2.792 1 238 .096
Gaya topang kanan .011 1 238 .918
Gaya topang kiri .176 1 238 .675
Pengambilan keputusan uji normalitas dan homogenitas varian mengikuti kaidah: Asymp. Sig > taraf nyata maka H0 ditolak; Asymp. Sig < taraf nyata maka H0 diterima. Nilai signifikansi uji normalitas dan
homogenitas profesi pekerjaan terhadap variabel uji (impuls kanan-kiri dan gaya topang kanan-kiri) >
taraf nyata (p > 0,05), menunjukkan data mengikuti distribusi normal dan berasal dari kelompok sejenis sehingga uji analisis One Way Anova dapat dilanjutkan [14].
Daya tahan otot diukur dari penghitungan impuls yang dilakukan selama menggenggam hand
dynamometer sedangkan kekuatan otot diukur dari perhitungan gaya topang atau gaya maksimum saat menggenggam hand dynamometer.
5
Tabel 3. Uji One Way Anova
Sum of
Squares Df Mean Square F (N) Sig.
Impuls kanan
Between
Groups 1,85E+11 1 1,85E+11 106.867 .000
Within
Groups 4,12E+11 238 1.731.454.720
Total 5,97E+11 239
Impuls kiri
Between
Groups 1,53E+11 1 1,53E+11 87.878 .000
Within
Groups 4,14E+11 238 1.738.668.065
Total 5,67E+11 239
Gaya topang
kanan
Between Groups
4,38E+11 1 4,38E+11 311.291 .000
Within
Groups 3,35E+11 238 1.408.194
Total 7,73E+11 239
Gaya topang
kiri
Between
Groups 3,25E+11 1 3,25E+11 153.489 .000
Within Groups
5,05E+11 238 2.123.291
Total 8,31E+11 239
Tabel 3 menyajikan data hasil Uji One Way Anova dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada rata - rata nilai impuls dan gaya maksimum pada
masing-masing profesi pekerjaan. Dimana, nilai impuls dan gaya maksimum berkorelasi positif
terhadap profesi pekerjaan dan sesuai dengan Uji Regresi Linier Berganda seperti yang ditunjukan pada (Tabel 4) dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig. = 0,000). Hal ini menunjukan adanya
pengaruh yang signifikan antara profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot.
Table 4. Pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot tangan
Model F (N) Sig.
Impuls kanan 106.867 .000a
Impuls kiri 87.878 .000a
Gaya topang kanan 311.291 .000a
Gaya topang kiri 153.489 .000a
Analisis uji varian menunjukkan perbedaan rata-rata nilai impuls dan gaya topang pada setiap profesi pekerjaan. Secara detail, pada Tabel 5 terlihat bahwa daya tahan otot tangan (kanan dan kiri) subjek
tukang bangunan lebih besar dari pada subjek pegawai kantoran yaitu pada subjek profesi tukang
bangunan sebesar 6791,6 Newton detik (kanan) dan 6145,3 Newton detik (kiri) dan subjek pegawai
kantoran sebesar 5035,5 Newton detik (kanan) dan 4549,5 (kiri). Kekuatan otot antar subjek profesi pekerjaan ditampilkan secara detail dalam Tabel 6. Kekuatan subjek tukang bangunan sebesar 311,8
Newton dan 281,1 Newton (kiri). Sedangkan pada subjek pegawai kantoran sebesar 226,4 Newton
(kanan) dan 207,4 Newton (kiri).
6
Tabel 5. Nilai rata-rata impuls pada tangan kanan dan kiri.
Profesi pekerjaan N Impuls (Newton detik)
Kanan Std Kiri Std
Tukang bangunan 120 6791,6 1245,9 6145,3 1183,1
Pegawai kantoran 120 5035,5 1382,2 4549,5 1441,4
N = Jumlah orang, std = standar deviasi
Tabel 6. N ilai rata-rata gaya topang pada tangan kanan dan kiri.
Profesi pekerjaan N Gaya Topang (Newton)
Kanan Std Kiri Std
Tukang bangunan 120 311,8 36,7 281,1 44,8
Pegawai kantoran 120 226,4 38,3 207,4 47,3
N = Jumlah orang, std = standar deviasi
Gambar 4 dan Gambar 5 memperlihatkan kecenderungan daya tahan otot dan gaya maksimum pada
tangan kanan baik subjek tukang bangunan maupun pegawai kantoran lebih besar dari pada tangan kiri.
Tangan kanan diasumsikan sebagai tangan dominan. Profesi tukang bangunan memiliki daya tahan dan kekuatan otot tangan paling tinggi sedangkan terendah pada profesi pegawai kantoran. Hal ini
disebabkan oleh berkurangnya massa otot, kinerja otot, latihan beban serta aktivitas kerja dalam
kehidupan sehari-hari [15-16]. Olahraga yang diikuti dengan program latihan kekuatan otot dan daya tahan otot dapat meningkatkan kondisi fisik seseorang. Prestasi maksimal yang dicapai seseorang
tergantung dari kondisi fisik tubuh yang baik [17]. Jika pegawai kantoran memiliki kondisi fisik yang
baik tentunya dapat beraktivitas dengan baik.
Gambar 4. Keterkaitan profesi pekerjaan dengan daya tahan otot tangan.
7
4. Kesimpulan
Telah dilakukannya penelitian mengenai pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot. Berdasarkan hasil yang diperoleh, tukang bangunan memiliki kekuatan dan daya tahan otot lebih
besar dibandingkan pegawai kantoran. Daya tahan otot tangan kanan dan kiri dari subjek tukang
bangunan lebih besar dari pada subjek pegawai kantoran yaitu pada subjek profesi tukang bangunan sebesar 6791,6 Ns dan 6145,3 Ns dan subjek pegawai kantoran sebesar 5035,5 Ns dan 4549,5 Ns.
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri subjek tukang bangunan lebih besar dibandingkan dengan pegawai
kantoran yaitu sebesar 311,8 N dan 281,1 N dan subjek pegawai kantoran sebesar 226,4 N dan 207,4 N. Penurunan kekuatan dan daya tahan otot tangan pada profesi pegawai kantoran di Kecamatan
Sidorejo disebabkan oleh kurangnya aktivitas dan beban kerja. Hal ini menunjukan bahwa adanya
pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot tangan.
Ucapan terima kasih
Terima kasih kepada warga Kecamatan Sidorejo Salatiga, yang bersedia menjadi responden.
Gambar 5. Keterkaitan profesi pekerjaan dengan gaya maksimum yang sanggup diberikan oleh otot tangan.
8
Daftar Pustaka
[1] Yuliana Ratmawati, Setiawan, Heru Purbo Kuntono. 2015. Pengaruh Latihan Swiss Ball Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Trunk Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan, Vol. 4, No. 1, hlm. 19–22.
[2] Faizal Chan. 2012. Strength Training. Jurnal Cerdas Sifa, Vol. 4 No. 1, hlm. 1-8.
[3] M. Irfan, I Putu Sutha Nurmawan. 2005. Pengaruh Penurunan Nilai Chronaxie Pada Arus Strength Duration Curve Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot. Jurnal Fisioterapi Indonusa,
Vol. 5, No. 1, hlm. 1-14.
[4] Syahmirza Indra Lesmana. 2012. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Beban Terhadap Kekuatan dan Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau Dari Perbedaan Gender (Studi
Komparasi Pemberian Latihan Beban Metode Delorme dan Metode Oxford Pada Mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fisioterapi. Diakses pada 7 juli 2017 http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/kalins-pdf/singles/perbedaan-pengaruh-
metode-latihan-beban-terhadap-kekuatan-dan-daya-tahan-otot-biceps-brachialis-ditinjau-dari-
perbedaan-gender-studi-komparasi-pemberian-latihan-beban-metode-delorme-dan-metode-
oxford.pdf?gwzfkufkufuvqepe. [5] Abzar T, Nasiri M, Khodamoradi A, Ebrahimi K. 2011. The Effect of Aging on Hand Grip
Strenght in The Adults Iranian Popultion. Australian Journal of Basic and Applied Science, Vol.
5, No. 12, hlm. 970-973. [6] Sasaki H, Kasagi F, Yamada M, Fujita S. 2007. Grip Strength Predicts Cause-Spesific Mortality
in Middle-Aged and Erderly Persons. The American Journal of Medicine, vol. 120, No. 3, hlm.
337-342. [7] Shymal K, Sing A. P. 2010. Effect of Hand Dominance in Grip Strength in Collegiate Population
of Amritsar, Punjab, India. Antropholigist, Vol. 12, No. 1, hlm. 13-16.
[8] IB Putu Putrawan, RA Tuty Kuswardhani. 2011. Faktor-faktor yang Menentukan Kekuatan
Genggaman Tangan pada Pasien Lanjut Usia di Panti Wredha Tangtudan Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah. Journal Of Internal Medicine, Vol. 12, No. 2, hlm. 87-91.
[9] Toga Ari Harmawan, Alvama Pattiserlihun, Nur Aji Wibowo. 2016. Efek penuaan terhadap
Ketahanan Otot tangan Pada Masyarakat Laki-Laki dewasa Di Sragen. Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya. hlm. 281-287. Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran,
Jatinangor.
[10] Virgil M, Nancy K, Gloria V, Karen W, Mary D, Sandra R, : Grip and Pinch Strength : Normative
Data for Adults. Occupational Therapy, University Of Wisconsin – Milwaukee. Milwaukee. WI 53201.
[11] Hatane Semuel. 2009. Service Quality, Perceive Value, Satisfaction, Trust, Dan Loyalty pada Pt.
Kereta Api Indonesia menurut Penilaian Pelanggan Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 4, No. 1, hlm. 23-37.
[12] Yuli Suwati. 2013. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Pt. Tunas Hijau Samarinda. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol. 1 No. 1, hlm. 41-55. [13] Vernier Grip Strength and Muscle Fatigue. © 2017, Vernier Software & Technology, LLC.
https://www.vernier.com/experiments/hp-a/17/grip_strength_and_muscle_fatigue.
[14] Eka Cania B, Endah Setyanimgrum. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi
(Vitex Trifolia) Terhadap Larva Aedes Aegypti. Medical Journal of Lampung University, Vol. 2, No. 4, hlm. 52-60.
[15] Meryl Pulcheria, I Made Muliarta. 2016. Fleksibilitas Mahasiswa Universitas Udayana Yang
Berlatih Tai Chi Lebih Baik daripada Yang Tidak Berlatih Tai Chi. Jurnal Medika, Vol. 5 No. 6, hlm. 1-6.
[16] Suriah Hanafi. 2010. Efektifitas Latihan Beban dan Latihan Pliometrik dalam Meningkatkan
Kekuatan Otot Tungkai dan Kecepatan Reaksi. Jurnal ILARA, Vol. I, No. 2, hlm.1-9. [17] Irwansyah Siregar. 2015. Hubungan Power Otot Lengan dan Flexibility Otot Punggung
Terhadap Kemampuan Service dalam Permainan Bola Voli. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, Vol. 21, No.79, hlm. 45-49.