Tanaman -Tanaman Anti Polusi
Walau tanaman hijau diklaim dapat memperbaiki lingkungan dan udara dalam ruangan yang
kotor tidak menyehatkan sehingga dapat menyebabkan pusing, asma pada anak-anak dan alergi.
Namun ada beberapa tanaman yang memiliki nilai lebih. Misalnya dapat menghambat polusi,
mendatangkan burung-burung, atau menunjukkan tingkat polusi udara. Berikut ini beberapa
tanaman anti polusi :
1. Pohon Bungur dan Mahoni
Bungur dan Mahoni
Dikenal mampu menyerap polutan udara seperti timbal. Maka kedua pohon ini sebaiknya
ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya.
Bukan rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi penyumbang timbal terbesar di udara.
Sebaliknya, pohon seperti akasia sebaiknya jangan dijadikan pohon jalur hijau. Mengapa?
karena akasia menjadi salah satu pencetus asma. Begitu juga pohon palem yang indah
bentuknya, tak begitu besar manfaatnya.
2. Lumut
Lumut yang menempel di batang pohon mampu mendeteksi tingkat polusi udara suatu
daerah. Semakin banyak lumut menempel di sebuah pohon berarti semakin baik kualitas udara
di tempat itu. Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Beberapa spesies dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan
lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
3. Tanaman Sirih Belanda (Devil’s Ivy)
Tanaman perdu yang bisa
tumbuh dimana saja, termasuk di
dalam pot di halaman rumah ini
mampu menyerap formaldehida
dan benzena. Tanaman ini sudah
diriset oleh NASA dan tanaman ini
termasuk tanaman “bandel” yang
dapat hidup di lingkungan apapun.
Bisa di tanah, di gabus, hanya
dengan air pun hidup. Tanaman
ini dapat diletakkan didalam rumah
atau diluar rumah yang bersuhu
panas dan dapat dengan efektif
menyerap 54% dari total benzena
0.156 ppm. Untuk formaldehida,
dari 18 ppm dapat dihilangkan
sebesar 67%. Selain itu,
karbonmonoksida sebesar 113 ppm
dapat dihilangkan hingga 75%. (ppm = parts per million) Anda dapat letakkan sirih belanda ini
di pot dalam rumah atau di gantung saja. Intinya adalah dengan adanya tanaman di dalam
rumah anda, maka udara pun akan terasa lebih segar dan juga lebih bersih. Hasilnya rumah pun
lebih segar dan lega untuk bernafas.
4. Kembang Sepatu
Mampu menyerap nitrogen sehingga membuat paru-paru kita jadi lega. Namun jangan
sekali-sekali menanam bunga kembang sepatu di dekat ruang Radiografi. Tanaman ini
berfungsi meneruskan radiasi sehingga berbahaya bagi orang di sekitar tempat radiografi
tersebut. manfaat lain kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang
cantik. Bunga digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di
Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di
Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu
yang dikeringkan juga diminum sebagai the
5. Sansevieria
Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam.
Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan
rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan
sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan
rumah di ruangan. Kalau kembang sepatu berfungsi melanjutkan radiasi, tidak demikian
dengan tanaman sansevieria ini. Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk
polusi udara, asap rokok (nikotin), hingga radisi nuklir, sehingga cocok dijadikan penyegar.
Kaktus juga bisa menghambat radiasi. Keistimewaan tanaman yang disebut lidah mertua ini
juga adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian NASA bekerja
sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu
mengurangi polusi tersebut.
]
6. Pohon Trembesi
Mampu menyerap
karbondioksida dalam jumlah
yang besar, sehingga sangat
disarankan untuk ditanam
sebagai pohon penghijauan.
Namun trambesi
membutuhkan lahan yang
cukup luas.
Tajuknya yang lebar dan
daunnya yang lebat ditambah
dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal, pohon ini
dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi pencemaran udara dan
ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N.
Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi
mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahunnya.
Batang Trembesi dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Bijinya yang biasa disebut
“Mindhik” (Siter atau Godril) selain dapat dibuat makanan ringan (semacam kwaci) juga
berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh dengan air panas. Daunnyapun
ternyata mempunyai khasiat untuk mengobati penyakit kulit.
Sayangnya pohon ini mempunyai jaringan akar yang besar dan luas sehingga sering kali
merusak bangunan di sekitarnya. Selain itu tajuknya yang lebar dan daunnya yang rimbun
sering kali menghambat pertumbuhan pepohonan lain yang berada di bawahnya.
7. Pohon Dadap Merah
Pohon ini baik ditanam di halaman terbuka, karena
bisa mengundang datangnya para burung. Soalnya
berbagai jenis burung suka sekali menyantap buah si
dadap merah ini.
8. Pohon Kelengkeng
Siapapun tahu
betapa enaknya rasa
buah kelengkeng. Namun
tahukah Anda kalau
pohon kelengkeng
mampu meredam polusi
suara. Itu sebabnya pada
pabrik-pabrik yang
menggunakan genset, ada
baiknya menanam pohon
ini di dekat genset
tersebut.
9. Bunga Warna-Warni
Tanaman yang menyegarkan mata seperti bunga berwarna-warni mampu menjernihkan
pikiran kita, sehingga baik ditanam di rumah sakit agar bisa mempecepat kesembuhan pasien.
Tanaman ini jelas melawan polusi jiwa.