BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian Kecukupan Nutrisi
Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%)
orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi
kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis
kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
Standart kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan
makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein. Di
Indonesia belum diterapkan standart kecukupan gizi secara mikro,
seperti kecukupan vitamin dan mineral.
2.2 Standar Kecukupan Nutrisi
Standar kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua
bagian yaitu:
a. Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan
protein.
b. Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
Kecukupan kalori (energi)
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
pekerjaan, tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan
energi dalam makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat
diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan
dengan proses-proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis,
senergi panas dan energi listrik.
3
Energi dalam tubuh digunakan untuk:
Melakukan pekerjaan eksternal
Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih
tumbuh
Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk senyawa-senyawa baru.
Macam-macam makanan tidak sama banyaknya dalam
menghasilkan energi, padahal manusia harus mendapatkan sejumlah
makanan tertentu setiap harinya yang menghasilkan energi, terutama
untuk mempertahankan proses kerja tubuhnya dan menjalankan
kegiatan-kegiatan fisik. Untuk mengukur atau menentukan banyaknya
energi yang dihasilkan makanan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1) Langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan
oleh makanan dengan menggunakan alat yang disebut bomb
calorimeter. Dengan menggunakan alat tersebut akan dapat ditentukan
atau diukur sejumlah kalori (untuk energi) yang dihasilkan zat makanan.
Satu kalori adalah merupakan banyaknya panas yang digunakan untuk
menaikan suhu 1 liter air sebanyak 1oC
2) Secara tidak langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan
oleh makanan atau bahan makanan melalui penguraian kimiawi
(analisa), dengan pertama-tama ditentukan terlebih dahulu
karbohidratya, lemak , dan protein.
Kecukupan protein
Tubuh manusia memerlukan berbagai zat gizi yang satu sama
yang lain saling mempengaruhi. Bayaknya protein dalam tubuh
didasarkan oleh dua hal pokok berikut:
1) Untuk memenuhi kebutuhan basal (minimal ) di mana apabila
jumlah kebutuhan ini tidak dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan
terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan tercapai.
4
2) Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan infeksi ,
stress dan sebagainya.
Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein
terutama yang terjadi melalui air seni, kotoran (feses) dan kulit.
Kecukupan Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan
yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia
dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari
bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin
D. Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang
relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda,
diantaranya ada yang berbetuk provitamin atau calon vitamin
(Precussor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif.
Kecukupan Mineral
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh,
protein dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun
merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, pada bahan
pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam,
unggas, kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan
merupakan sumber vitamin dan mineral.
Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama
adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan
Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral
tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut
adalah bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang
terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur runut (trace
elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan yang
mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink,
kromium, setenium, iodium dan fluor.
5
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam
jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat
penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat
berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi
yodium yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat
konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya. Frevalensi pembeseran
kelenjar gondok di indonesia temasuk sangat tingi. Karenanya
defesiensi yudium atau gondok andemik merupakan salah satu
masalah gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan.
Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk
anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang dewasa.
Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g
dan 50 g per hari.
2.3 Metode Penilaian Status Nutrisi
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada
kelompok masyarakat, yaitu penilaian secara langsung dan penilaian
secara tidak langsung.
a. Penilaian secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat
penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Adapun
penilaian dari masing-masing adalah sebagai berikut :
1) Antropometri
Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri
gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Tujuan dari metode ini adalah untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh. Antopometri sebagai indicator status gizi dapat
dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah
6
ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain umur, berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul dan tebal lemak dibawah kulit.
a) Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi,
kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi
yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan
yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul
adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah
seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan
umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1
tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan
umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004)
b) Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan
gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan
sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena
penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.
Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat
Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini.
Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan
satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur,
tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan
situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
Hal yang harus diperhatikan dalam menimbang berat badan anak :
1. Pemeriksaan alat timbang
Sebelum digunakan, dacin harus diperiksa secara seksama
apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin yang baik
7
adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0
kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang.
Disamping itu keadaan bandul geser tidak longgar terhadap
tangkai dacin.
2. Anak balita yang ditimbang
Pengalaman di lapangan cukup banyak anak balita yang
takut ditimbang, oleh karena itu dilakukan terlebih dahulu
pada balita yang tidak merasa takut. Balita yang akan
ditimbang sebaiknya memakai pakaian seringan mungkin.
Sepatu, baju yang tebal dan topi sebaiknya dilepaskan.
3. Keamanan
Selain dari keamanan dacin yang diperhatikan, keamanan
lantai dimana dilakukan penimbangan juga harus dilakukan.
Lantai tidak boleh terlalu licin, berkerikil, atau bertangga. Hal
itu dapat mempengaruhi keamanan, baik yang ditimbang
maupun petugas.
4. Pengetahuann dasar petugas
Untuk memperlancar proses penimbangan, petugas
dianjurkan untuk mengetahui berat badan anak secara
umum pada umur-umur tertentu. Hal ini sangat penting
diketahui untuk dapat memperkirakan posisi bandul geser
yang mendekati skala berat pada dacin sesuai dengan umur
anak yang ditimbang.
Indeks Berat Badan Relatif :
Berat badan ( kg ) __ x
100% =......%
[Tinggi badan(cm)-100]
Nilai standar < 90% = underweight90-110% = berat normal
>110% = overweight >120% = obese/gemuk
8
c) Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang
dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan
sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang
berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang
gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk
Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks
BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya
dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI,
2004). Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter
penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya
yang berhubungan dengan status gizi.
Persiapan alat :
o untuk mengukur tinggi badan balita adalah mikrotoa
( mikrotoise).
o untuk mengukur tinggi anak baru sekolah adalah pita
meteran dan segi tiga siku-siku yang tersedia.
Cara mengukur tinggi badan balita :
1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding
yang lurus datar setinggi tepat 2 meter. Angka 0 pada
lantai yang datar rata.
2. Lepaskan sepatu atau sandal.
3. Anak harus berdiri tegak dengan sikap siap sempurna.
Kepala bagian belakang harus menempel pada dinding
dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke
depan.
4. Turunkan mikrotoa dengan rapat pada kepala bagian
atas, siku-siku harus menempel lurus pada dinding.
9
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam
gulungan mikrotoa. Angka tersebut menunjukan tinggi
anak yang diukur.
Cara mengukur tinggi badan anak baru masuk sekolah :
1. Anak tidak boleh memakai alas kaki.
2. Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran
berada di tengah bagian kepala.
3. Posisi anak tegak bebas.
4. Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel di badan.
5. Tumit rapat, tetapi ibu jari kaki tidak rapat.
6. Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.
7. Untuk menentukan tinggi anak pada pita meteran,
digunakan alat bantu berupa segi tiga siku-siku.
d ) Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas ( LLA ) merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak
memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih
murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk
indeks status gizi.
Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada wanita usia subur (20-
45 th)
LLA (cm) Kriteria
25,7 - 28,5 Normal
28,5 - 34,2 Obesitas
28,5 - 39,7 Obesitas Berat
>39,7 Obesitas Sangat Berat
10
Persiapan alat :
Pita pengukur
Cara pengukuran :
o Gunakan pita pengukur yang tidak mulur.
o Lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas
yang non-dominan diantara puncak prosesus
akromialis scapula dan prosesus olekranon os ulna
sementara lengan bawah difleksikan 90o.
o Dengan lengan dalam posisi bergantung bebas.
o Kencangkan pita pengukur yang telah dipasang
melingkari titik tengah lengan atas tanpa
menimbulkan penekanan pada jaringan lunak.
o Lakukan pembacaan pada sentimeter terdekat.
o Nilai normal standar : laki-laki = 26,3 cm
Wanita = 25,7 cm
e. ) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan
patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.
Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar
( Hidrosefalus ) dan kepala kecil ( Mikrosefalus ). Dalam
antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup
berarti dan menentukan kecukapan energy protein ( KEP ) pada
anak. Lingkar kepala juga bisa digunakan sebagai informasi
tambahan dalam pengukuran umur.
Persiapan alat :
Pita pengukur yang terbuat dari fiberglass dengan lebar
kurang dari 1 cm, fleksibel, tidak mudah patah.
11
Cara Pengukuran :
Lingkarkan pita pada kepala.Lingkarkan pita pengukur pada
daerah glabella ( frontalis ) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Pengukuran
sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal.
f.) Lingkar Dada
Lingkar dada biasanya dilakukan pada anak berusia 2-3 tahun,
karena rasio lingkar dada dan lingkar kepala sama pada umur 6
bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat
dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5
tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal
ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan
pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada.
Ini dapat digunakan sebagai indicator dalam menentukan KEP
pada anak balita.
Persiapan alat :
Pita kecil, tidak mudah patah.Biasanya terbuat dari
fiberglass.
Pengukuran dilakukan pada garis puting susu. Pengukuran
sebaiknya dilihat mendekati 1 desimal.
2) Klinis
Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal
tersebut dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,
rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Tujuan dari
metode ini adalah dapat mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Pemeriksaan klinis secara umum terdiri dari 2 bagian, yaitu :
Medical history ( riwayat medis ), terdiri dari :
12
o Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, suku, dsb)
o Lingkungan fisik dan social budaya
o Sejarah timbulnya gejala penyakit
o Data-data tambahan lainnya.
Data-data tersebut dapat dilakukan dengan cara wawancara
dengan penderita dan keluarganya atau dengan observasi
langsung pada rumah dan lingkungan penderita.
Pemeriksaaan fisik ( head to toe )
Pemeriksaan fisik head to toe merupakan peninjauan dari
ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang
memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan
perawat untuk membuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan
fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan
penetuan respon terhadap terapi tersebut.
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu,
untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan atau membuktikan hasil anamnesa, menentukan
masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat
bagi klien.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip
yang harus di perhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Kontrol infeksi
Meliputi mencuci tangan, memasang sarung tangan steril,
memasang masker, dan membantu klien mengenakan baju
periksa jika ada.
2. Kontrol lingkungan
Yaitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan
cukup penerangan untuk melakukan pemeriksaan fisik baik bagi
klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri. Misalnya menutup pintu
atau jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien.
13
Tujuan Pemeriksaan Fisik
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data
yang diperoleh dalam riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa
keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klien dan penatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
.
Manfaat Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat
sendiri, maupun bagi profesi kesehatan lain, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan
diagnosa
keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang
tepat.
4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan
keperawatan.
Indikasi
Mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada:
1. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan
untuk di rawat.
2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
Prosedur pemeriksaan fisik
Persiapannnya adalah sebagai berikut :
14
1. Alat
a. Meteran
b. Timbangan BB
c. Penlight
d. Steteskop
e. Spighnomanometer
f. Thermometer
g. Arloji atau stopwatch
h. Refleks Hammer
i. Tongue spatel
j. Tissue, buku catatan perawat.
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di
periksa.
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan
cukup penerangan. Misalnya menutup pintu atau jendala atau
skerem untuk menjaga privacy klien
3. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan
klien untuk rileks.
Cara Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien
dan pasang
handschoen bila di perlukan.
4. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status
mental dan nutrisi.
Posisi klien : duduk atau berbaring
Cara : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
15
o Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal :
Kesadaran penuh, Ekspresi sesuai, tidak ada menahan nyeri
/ atau sulit bernafas)
o Tanda-tanda stress atau kecemasan (Normal) : Relaks,
tidak ada tanda-tanda cemas atau takut)
o TB, BB ( Normal : BMI dalam batas normal)
o Kebersihan Personal (Normal : Bersih dan tidak bau)
o Cara berpakaian (Normal : Benar / tidak terbalik)
o Postur dan cara berjalan
o Bentuk dan ukuran tubuh
o Cara bicara (Relaks, lancar, tidak gugup)
5. Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal.
6. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
3) Biokimia
Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris
yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain: urine, tinja, darah, beberapa jaringan
tubuh lain seperti hati dan otot.
4) Biofisik
Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan,
dan melihat perubahan struktur jaringan. Penilaian secara biofisik
dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu uji radiologi, tes fungsi fisik dan
sitologi.
16
b. Penilaian secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu:
survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Adapun
uraian dari ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
1) Survey konsumsi makanan
Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Tujuan umum :
Secara umum survey konsumsi makanan dimaksudkan untuk
mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan
makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan
perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi
makanan tersebut.
Tujuan khusus :
a. Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional
dan kelompok masyarakat.
b. Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan
individu.
c. Menetukan pedoman kecukupan makanan dan program
pengadaan pangan.
d. Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan
gizi.
e. Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat, khususnya
golongan yang berisiko tinggi kekurangan gizi.
f. Menentukan perundang-undangan yang berkenaan
dengan makanan, kesehatan dan gizi masyarakat.
2) Statistik vital
Adalah dengan cara menganalisis data beberapa statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan
dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.
17
Data statistik layanan kesehatan dapat dilihat dari tempat layanan
kesehatan itu berada. Ada dua tempat yang penting, yaitu puskesmas
dan rumah sakit. Meningkatnya status kesehatan gizi yang berkunjung
ke puskesmas merupakan indikasi tentang insiden keadaan
kekurangan gizi di suatu wilayah. Begitu pula dengan kondisi yang ada
di rumah sakit.
Ada beberapa kelemahan statistik vital untuk menggambarkan
keadaan gizi di suatu masyarakat. Kelemahan-kelemahan tersebut
antara lain data yang tidak akurat, kesulitan dalam pengumpulan data,
dan kemampuan untuk melakukan interpretasi secara tepat karena
ada faktor lain yang turut mempengaruhi keadaan gizi.
3) Ekologi
Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
Jelliffe ( 1966 ) menyatakan bahwa ada 6 faktor ekologi yang perlu
dipertimbangkan sebagai penyebab malnutrisi, yaitu keadaan infeksi,
sosial ekonomi, produksi pangan, konsumsi makanan, pengaruh
budaya serta pelayanan kesehatan dan pendidkan.
Hubungan infeksi dan malnutrisi merupakan hubungan sinergia,
yaitu infeksi dapat mempengaruhi terjadinya malnutrisi dan sebaliknya
malnutrisi akan mempengaruhi seseorang mudah terkena penyakit
infeksi. Mekanisme terjadinya infeksi dan malnutrisi dapat bermacam-
macam, baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan seperti
penururnan asupan zat gizi dan akibat kurangnya nafsu makan pada
saat sakit. Disampig itu, dapat terjadi akibat dari kehilangan cairan,
kebutuhan zat gizi meningkat, dan parasit yang terdapat dalam tubuh.
Tujuan
Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair mengeluarkan
cairan/isi lambung dan gas yang terdapat di dalam lambung.
Mengirigasi karena perdarahan atau keracunan dalam lambung
18
Mencegah atau mengurangi vomiting setelah pembedahan atau
trauma
Mengmbil specimen pada lambung untuk pemeriksaan
diagnostic
Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi :
Adapun indikasi pada pemasangan NGT antara lain:
Fraktur rahang
Kesadaran menu
Gangguan menelan
Muntah terus-menerus
Kontra indikasi
Adapun kontra indikasi pada pemasangan NGT antara lain:
Rahang amandel.
Gangguan pada saluran pencernaan yang dapat menghambat
pemasangan selang sehinggan menimbulkan komplikasi
Persiapan alat :
Selang NGT 1 buah kom
Jelly 10. Perlak
Tongue spatel 11. Pen light
Sarung tangan 12. Cottom bud
Spuit ukuran 50-100 cc 13. BengkoK
Stetoskop 14. Gunting
Handuk 15. Air minum
Tisu 16. Makanan cair sesuai kebutuhan
pasien
Langkah kerja
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
Dekatkan alat-alat ke klien
Cuci tangan
Atur posisi klien pada posisi high fowler
19
Pasang handuk pada dada klien dan tisu
Cek kondisi lubang hidung klien,perhatikan adanya sumbatan
Kenakan sarung tangan
Untuk menentukan insersi NGT,instrusikan klien untuk rileks dan
bernafas secara normal dengan menutup salah satu hidung,
kemudian ulangi pada lubang hidung lainnya.
Ukur panjang tube yang akan dimasukan dengan menggunakan
metode
Metode tradisional
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dank e prosessus
xipoideus di sternum
Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran
dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukan pertengahan
antara 50 cm dengan tanda tradisional.
Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan plester
Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm.
Informasikan kepada klien bahwa selang akan dimasukkan dan
instrusikan klien untuk mengatur posisi kepala ekstensi.Lalu
masukan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
Bila selang sudah melewati nasofaring(kira-kira 3-4 cm),instrusikan
klien untuk menekuk leher dan menelan.
Jika sudah selesai memasang NGT, periksa letak selang dengan
cara:
Pasang spuit,yang telah ditarik pendorong nya pada angka 10-2- ml
udara, pada ujung NGT. Letakkan stetoskop pada daerah gaster,
kemudian suntikan spuit tersebut. jika pada auskultasi terdengar suara
hentakan udara, berarti selang NGT masuk ke dalam lambung.
Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung dengan
menggunakan spuit.
Masukan ujung bagian luar selang NGt ke dalam mangkok yang
berisi air.Jika ada gelembung air,berarti masuk ke dalam lambung.
20
Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada
hidung
Tutup ujung luar NGT.Bila tidak ada,penutup dapat di klem
Evaluasi klien setelah terpasang NGT.
Rapihkan alat-alat
Cuci tangan
Dokumentasikan hasil tindakan ini pada catatan perawatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pamasangan NGT
antara lain:
Mempartahankan kenyamanan klien
Mengkaji adanya inflamasi dan ekskoriasi pada lubang hidung dan
mukosa
Mengganti plester yang digunakan untuk menempelkan slang setiap hari
untuk mengurangi iritasi
Melakukan perawatan mulut untuk meminimalkan dehidrasi
Mengubah posisi klien secara teratur yang membantu penutupan saluran
sekresi lambung dan mempercepat pengosongan isi lambung untuk
menghindari distensi
Mendokumentasikan prosedur
BAB III
PENUTUP
21
3.1 Kesimpulan
Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%)
orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi
kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis
kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada
kelompok masyarakat, yaitu penilaian secara langsung dan penilaian
secara tidak langsung.Penilaian secara langsungdibagi menjadi
empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
Sedangkan penilaian secara tidak langsung yaitu survei konsumsi
makanan dan ekologi.
3.2 Saran
Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan kekurangan
gizi maupun bisa menyebabkan obesitas, maka diharapkan untuk
mengatur kebutuhan gizi sesuai dengan yang dianjurkan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A. Aziz, Kebutuhan Dasar Manusia, 2006, Jakarta : salemba
medika
Potter, Perry, Fundamental Keperawatan, 2005, Jakarta : EGC
http://ionkkez.blogspot.com/2012/05/pemenuhan-nutrisi.html, diakses
pada hari Minggu, 23 September 2012 pukul 16 09 WIB
23