Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
PERENCANAAN FONDASI KSLL
(KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA) PADA GEDUNG
ASRAMA 5 ITERA LAMPUNG SELATAN
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi
Adyanto Turnip2
1Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan,
Institur Teknologi Sumatera 2Mahasiswa, Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan,
Institut Teknologi Sumatera
*Korespondensi: [email protected]
ABSTRACT
ITERA 5th
Dormitory is one of the buildings built by the Sumatra Institute of Technology to
provide adequate educational facilities. In this research, the foundation of KSLL is planned
as the foundation of the building. This study aims to design the foundation of the KSLL in the
ITERA 5th
dormitory building, how the implementation method is, and the amount of the
required budget.
The parameters used are the SPT test results. Broadly speaking, the analysis starts from
secondary data collection (soil and structure data), loading analysis using the Etabs
program, then calculating the bearing capacity of the foundation, maximum soil stress,
foundation reinforcement, rolling stability, potential settlement, implementation methods, and
budget planning (BoQ ). Based on the SPT test at the location, it was determined that the soil
was classified as silt soil at a depth of 0-1 m, siltstone at a depth of 2-3 m, sandstone at a
depth of 3-6.5 m, claystone at a depth of 6.5-11m.
From the results of the analysis that has been carried out, it is obtained that the value of the
soil bearing capacity on the foundation of the Spider's Nest Construction is 313.172 kN /
m 2. The Etabs analysis result is a maximum load of 1170.14 kN. The total reduction was 3.12
cm. Reinforcement in KSLL on construction rib and settlement rib 8D19 for field
reinforcement and support as well as reinforcement on plates using 19-120 mm on pedestals
and pitch. The calculation of the budget plan shows that the preparatory work requires a
budget of Rp. 341,556,692, Rp. 147,856,362.18 for earthworks and Rp. 1.605.799.342,98 for
foundation work of the KSLL.
Keywords: Foundation spider web construksiton, implementation method, budget plans
ABSTRAK
Asrama 5 ITERA adalah salah satu gedung yang dibangun oleh Institut Teknologi Sumatera
untuk memenuhi fasilitas pendidikan yang mencukupi. Pada penelitian ini direncanakan
fondasi KSLL sebagai fondasi bangunan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendesign
fondasi KSLL pada gedung asrama 5 ITERA, bagaimana metode pelaksanaannya, dan besar
anggaran biaya yang dibutuhkan.
Parameter-parameter yang digunakan adalah hasil uji SPT. Secara garis besar analisis dimulai
dari pengumpulan data sekunder (data tanah dan struktur), analisis pembebanan menggunakan
program Etabs, kemudian perhitungan daya dukung fondasi, tegangan tanah maksimum,
penulangan fondasi, stabilitas guling, penurunan potensial, metode pelaksanaan, dan rencana
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
anggaran biaya (RAB). Berdasarkan uji SPT dilokasi ditentukan bahwa tanah diklasifikasikan
sebagai tanah lanau kelempungan pada kedalaman 0-1 m, batu lanau pada kedalaman 2-3 m,
batu pasir pada kedalaman 3-6,5 m, batu lempung pada kedalaman 6,5-11 m.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai daya dukung tanah pada fondasi
Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah 313,172 kN/m2. Hasil analisa Etabs adalah beban
maksimum sebesar 1170,14 kN. Penurunan total yaitu 3,12 cm. Penulangan pada KSLL pada
rib konstruksi dan rib settlement 8D19 untuk tulangan lapangan dan tumpuan serta
penulangan pada pelat menggunakan 19-120 mm pada tumpuan dan lapangan. Perhitungan
rencana anggaran biaya menunjukkan bahwa untuk pekerjaan persiapan memerlukan
anggaran Rp. 341.556.692, Rp. 147.856.362,18 untuk pekerjaan tanah dan Rp.
1.605.799.342,98 untuk pekerjaan fondasi KSLL.
Kata Kunci: Fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba, metode pelaksanaan, rencana anggaran
biaya.
1. PENDAHULUAN
Tanah memiliki peranan penting
dalam konstruksi bangunan gedung dan
jaringan infrastruktur. Semua konstruksi
dan jaringan infrastruktur tersebut seperti
halnya gedung-gedung, jembatan, urugan
tanah, bendungan, jalan, jembatan dan lain
sebagainya ditopang oleh tanah.
Struktur adalah suatu bagian dari
konstruksi yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan. Suatu struktur
bangunan terdiri dari struktur atas dan
struktur bawah. Struktur bangunan
membutuhkan fondasi yang kuat dan
kokoh untuk menopang dan menyalurkan
beban dari konstruksi di atasnya. Hal yang
pertama dilaksanakan dalam pembangunan
struktur di lapangan adalah pekerjaan
struktur bawah atau dengan kata lain
adalah pekerjaan fondasi.
Fondasi adalah suatu bagian dari
konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan
beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasar fondasi yang cukup kuat
menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya.
Berdasarkan kedalaman tertanam fondasi
dibedakan menjadi fondasi dangkal dan
fondasi dalam, (Das, 1995). Fondasi
dangkal adalah fondasi yang tidak
membutuhkan galian tanah terlalu dalam
karena lapisan tanah dangkal sudah cukup
keras misalnya fondasi telapak dan fondasi
rakit. Fondasi dalam adalah fondasi yang
didirikan pada tanah keras atau batuan
yang relatif jauh dari permukaan dengan
daya dukung dasar fondasi dipengaruhi
oleh beban struktural dan kondisi
permukaan tanah, misalnya fondasi tiang
pancang dan tiang bor.
Pemilihan jenis fondasi merupakan
salah satu tahap yang penting dalam
perencanaan sebuah bangunan. Suatu
sistem fondasi harus mampu mendukung
beban bangunan di atasnya, termasuk
gaya-gaya luar seperti gaya angin, gempa
dan lain-lain. Maka dari itu fondasi
haruslah kuat, stabil dan aman agar
kegagalan konstruksi dapat terhindarkan,
karena akan sulit untuk memperbaiki suatu
sistem fondasi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pemilihan jenis fondasi
secara garis besar ditentukan berdasarkan
faktor teknis, ekonomis dan lingkungan.
Kompleksnya sifat, perilaku dan parameter
tanah membuat para ahli geoteknik terus
berusaha mencari solusi yang tepat untuk
membuat suatu sistem fondasi yang
memenuhi faktor teknis, ekonomis dan
lingkungan sehingga dapat digunakan pada
kondisi tanah yang sesuai.
Salah satu jenis fondasi yang dikenal
dalam dunia konstruksi adalah fondasi
konstruksi sarang Laba-Laba. Filosofi
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
konstruksi sarang Laba-Laba merupakan
konstruksi fondasi dangkal yang memiliki
kekakuan tinggi. Sarang Laba-Laba
dipakai menjadi nama fondasi karena
pembesian pelat fondasi di daerah kolom
membentuk seperti sarang Laba-Laba. Juga
bentuk jaringannya yang tarik menarik
bersifat monolit yang berada dalam satu
kesatuan.
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)
adalah struktur kombinasi yang dapat
menimbulkan kerjasama yang saling
menguntungkan antara sistem fondasi pelat
beton pipih menerus yang dibawahnya
yang dikakukan oleh rib-rib tegak pipih
tapi tinggi dengan menambah sistem
perbaikan tanah diantara rib-rib atau di
bawah pelat. Sejak tahun 1976 sampai
pada saat ini, Konstruksi Sarang Laba-
Laba telah banyak digunakan pada lebih
dari 1000 bangunan di Indonesia.
Gambar 1.1 Pondasi Konstruksi Sarang
Laba-Laba (Sumber : Brosur PT. Katama Suryabumi)
Di era globalisasi saat ini pendidikan
merupakan salah satu program pemerintah
dalam mengantaskan kebodohan dalam
bangsa ini, terutama daerah-daerah di
Sumatera khusunya Institut Teknologi
Sumatera. Institut Teknologi Sumatera
merupakan suatu perguruan tinggi negeri
yang masih cukup baru yang berdiri sejak
6 Oktober 2014 dan berlokasi di Lampung.
Karena tergolong masih baru dan jumlah
mahasiswa/i yang diterima tiap tahunnya
yang makin pesat pula, sehingga menuntut
pengadaan fasilitas pendidikan yang
mencukupi.
Untuk mengatasi persoalan sarana
pendidikan tersebut, Institut Teknologi
Sumatera mengadakan pembangunan
fasilitas pendidikan yang salah satunya
adalah pembangunan gedung asrama 5
ITERA. Melihat kondisi diatas, maka
penulis merasa tertarik untuk mengadakan
perencanaan fondasi gedung tersebut
dengan menggunakan fondasi Konstruksi
Sarang Laba-Laba (KSLL) sebagai studi
kasus dalam Tugas Akhir ini.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Korelasi Parameter Tanah
Korelasi Berat isi Tanah ( )
Salah satu parameter fisik yang penting
untuk diketahui adalah berat volume tanah.
Informasi mengenai nilai tipikal dari berat
volume tanah untuk berbagai jenis tanah
akan sangat berguna untuk memperkirakan
tekanan overburden pada kedalaman
tertentu. Berat volume tanah dapat
dikorelasikan dengan Nilai N-SPT yang
diperlihatkan pada tabel dibawah ini.
Korelasi Parameter (c dan Ø)
Kohesi dari tanah kohesif yang umumnya
berupa tanah lempung dapat diperoleh
secara langsung dari uji laboratorium
berupa uji triaksial, uji kuat tekan bebas
atau dari uji geser langsung. Kohesi
dibedakan menjadi kohesi tak terdrainase
(cu) yang digunakan untuk analisis jangka
pendek dan kohesi terdrainase (c’) yang
digunakan untuk analisis jangka panjang.
Kohesi efektif dapat diperoleh hanya
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
melalui uji khusus seperti uji triaksial cu.
Mengingat uji laboratorium sangat
tergantung oleh kondisi sampel yang
umumnya telah mengalami banyak
gangguan, maka nilai kohesi
jugaditentukan berdasarkan korelasinya
dengan hasil uji lapangan seperti sondir
atau SPT, nilai kohesi cu dapat
diperkirakan dari korelasinya dengan N-
SPT seperti pada Gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1 Korelasi antara Nilai N-SPT
dan cu pada Tanah Kohesif (Sumber : Terzaghi & Peck, 1967)
Gambar 2.2 Korelasi Nilai N-SPT dengan
Ø untuk Tanah Non Kohesif (Sumber : After Terzaghi)
Korelasi Parameter (E dan )
Modulus elastis tanah tak terdrainase (Eu)
dari tanah kohesif ditentukan dari uji
triaksial atau ditentukan secara empiris
berdasarkan nilai kohesi, indeks plastisitas
dan nilai OCR. Umumnya berkisar 200 –
400 dari nilai cu. Nilai parameter E’ dari
tanah lempung didekati dengan
menggunakan persamaan elastisitas dengan
mengambil parameter modulus geser Gu =
G’ dan υu = 0,5 yang menghasilkan
persamaan:
E’ = 2 3 (1 + ′) u
Sehingga dengan memperkirakan nilai υ’
yang umumnya berkisar 0,2 – 0,35 maka
nilai E’ dapat diperkirakan
Gambar 2.3 Korelasi Modulus Elastis
untuk Tanah Lempung Berdasarkan Nilai
PI dan OCR (Sumber : Corelations of Soil and Rock Properties
in Geotechnical Engineering hal.77)
Angka poisson ditentukan berdasarkan
tipikalnya, pada umumnya angka poisson
tidak terlalu lebar dan tidak terlalu sensitif
terhadap hasil yang diperoleh. Penentuan
parameter tanah dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode, apabila tidak
terdapat data laboratorium maka dapat
digunakan dengan pendekatan metode
empiris, angka poisson dapat ditentukan
berdasarkan jenis tanahnya seperti yang
ada pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Hubungan Jenis Tanah dengan
Angka Poisson (Das, 2002)
Jenis tanah Angka Poisson
Pasir lepas
Pasir sedang
Pasir padat
0.2 – 0.4
0.25 – 0.4
0.3 – 0.45
Pasir kelanauan
Lempung lunak
Lempung sedang
0.2 – 0.4
0.15 – 0.25
0.2 – 0.5
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
2.2 Konstruksi Sarang Laba-Laba
Fondasi KSLL merupakan salah satu jenis
fondasi dangkal dengan kombinasi
konstruksi bangunan bawah konvensional
yang didapat dari perpaduan fondasi pelat
beton pipih menerus yang dibawahnya
dilakukan oleh rib-rib tegak yang pipih
tinggi dan sistem perbaikan tanah di antara
rib-rib. Kombinasi tersebut menghasilkan
kerjasama yang saling menguntungkan
sehingga terbentuklah sebuah fondasi yang
memiliki kekakuan (rigidity) jauh lebih
tinggi dibandingkan sistem fondasi
dangkal lainnya. Nama sarang Laba-Laba
digunakan karena pembesian pelat fondasi
di daerah kolom membentuk sarang Laba-
Laba. Juga bentuk jaringannya yang tarik-
menarik bersifat monolit yaitu berada
dalam satu kesatuan. Ini disebabkan pelat
konstruksi didesain untuk multi fungsi,
untuk septictank, bak reservoir, lantai,
fondasi tangga, kolom praktis dan dinding.
Rib-rib pada KSLL berfungsi sebagai
penyebar gaya-gaya yang bekerja atau
tegangan yang bekerja pada kolom. Pasir
atau pengisi tanah dipadatkan yang
berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi
terhadap lipatan puntir.
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)
ditemukan pada 1976 oleh Ir. Ryantori dan
Sutjipto yang meraih hak paten nomor
7191 dan lisensi maupun pengembangan
dipegang PT. Katama Suryabumi.
Gambar 2.4 Fondasi Sarang Laba-Laba
(Sumber :
https://jowonews.com/2020/04/05/24920/)
2.3 DayaDukung Tanah
1. Daya dukung fondasi dangkal menurut
Terzaghi
Terzaghi(1943), memberikan beberapa
rumus sesuai dengan bentuk geometri
fondasi tersebut. Rumus-rumus yang
dimaksud antara lain:
a. Untuk tanah dengan keruntuhan
geser umum (general shear failure) :
Fondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + q Nq + 0.5 B Ny
Fondasi bujur sangkar dengan sisi
B
qu = 1.3 c Nc + q Nq + 0.4 B Ny
Fondasi lingkaran dengan jari-jari
B
qu = 1.3 c Nc + q Nq + 0.3 B Ny
Fondasi segi empat (B x L)
qu = c Nc (1 + 0.3 B/L) + q Nq + 0.5
B Ny (1 – 0.2 B/L)
b. Untuk tanah dengan keruntuhan
geser setempat (local shear failure) :
Fondasi menerus dengan lebar B
qu = c’ Nc + q Nq + 0.5 B Ny
Fondasi bujur sangkar dengan sisi
B
qu = 1.3 c’ Nc + q Nq + 0.4 B Ny
Fondasi lingkaran dengan jari-jari
R
qu = 1.3 c’ Nc + q Nq + 0.3 B Ny
Fondasi segi empat (B x L)
qu = c Nc (1 + 0.3 B/L) + q Nq + 0.5
B Ny (1 – 0.2 B/L)
2. Daya dukung fondasi dangkal menurut
Meyerhof’s
Persamaan daya dukung yang sudah
dijelaskan di atas hanya untuk fondasi
menerus, bujur sangkar, dan lingkaran
saja. Persamaan-persamaan tersebut
tidak mengakomodasi fondasi persegi
panjang (0<B/L<1). Persamaan-
persamaan tersebut juga tidak
memperhitungkan tahanan geser
sepanjang bidang keruntuhan pada
tanah di atas dasar fondasi. Posisi
beban fondasi dapat pula miring.
Untuk mengakomodasi berbagai
kekurangan-kekurangan ini, Meyerhof
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
(1963) merekomendasikan persamaan
sebagai berikut:
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + q.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + 1/2.γ.B.Nγ.Fγs.Fγd.Fγi
dengan :
qu = Kapasitas dukung maksimum
(kN/m2)
c = Kohesi tanah (kN/m2)
q = Tegangan efektif pada level
dasar fondasi (kN/m2)
= Berat volume tanah (kN/m3)
B = Lebar fondasi/diameter pada
fondasi lingkaran (m)
Fcs, Fqs, Fγs = Faktor bentuk
Fcd, Fqd, Fγd = Faktor kedalaman
Fci, Fqi, Fγi = Faktor kemiringan
Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung
Nc = (Nq + 1) cot
Nq = tan2 (45 +
2 ) e
.tan
Nγ = 2(Nq + 1) tan
2.4 Penurunan
Penurunan Fondasi akibat beban yang
bekerja dapat diklasifikasikan dalam dua
jenis penurunan, yaitu :
Penurunan Segera
Rumus penurunan seketika/Immediately
Settlement dikembangkan berdasarkan
teori elastis dari Timoshenko dan Goodier
( 1951 ), sebagai berikut :
Si = q.B 1 - 2
Es Iw
dengan :
q = Besarnya tegangan kontak
B = Lebar fondasi
Iw = Faktor pengaruh yang tergantung
dari bentuk fondasi dan kekakuan
fondasi
= Angka poisson ratio
Es = Sifat elastisitas tanah
Penurunan Konsolidasi
Yaitu penurunan yang diakibatkan
keluarnya air dalam pori tanah akibat
beban yang bekerja pada fondasi, besarnya
ditentukan oleh waktu pembebanan dan
terjadi pada tanah jenuh (Sr = 100%),
mendekati jenuh (Sr = 90%-100%) atau
pada tanah berbutir halus (K 10-6 m/s).
2.5 Analisis Tegangan Tanah
Tegangan Tanah Maksimum dihitung
dengan rumus :
qo = R 1
e
eyy
dengan :
R = ∑P = Resultante dari gaya-gaya
vertical dari beban-beban
kolom dan beban-beban
dinding diatas KSLL.
A = Luasan KSLL
Ix,Iy = Momen inersia dari luasan KSLL
terhadap sumbu x dan y
Ix = B3
12 Iy =
B 3
12
ex,ey = Eksentrisitas dari gaya-gaya
vertical terhadap titik pusat luasan
fondasi
x,y = Koordinat dari titik, dengan
tegangan tanah ditinjau
3. METODE PENELITIAN
3.1 Bagan Alir
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
1. Gambar Struktur
2. Hasil Uji Tanah
Analisa Data Tanah
Analisa Pembebanan
Analisa Statik :
Gaya Lateral Ekivalen Analisa Dinamik :
Spektrum Respons Ragam
Hasil Analisa :
Joint Reaction (F dan M)
Hasil Analisa :
Joint Reaction (F dan M)
Perbandingan Hasil Output Kedua Metode
Premilinary Design
1. Penentuan Dimensi Rib
2. Penentuan Dimensi Pelat
Perencanaan KSLL
1. Perhitungan Daya Dukung Tanah
2. Perhitungan Tegangan
3. Perhitungan Tinggi Rib
4. Perhitungan Pelat dan Rib
Kontrol
A
1. DDT
2. Guling
3. Tegangan
4. Mr > Mu Aman
Tidak aman
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
3.2 Lokasi Penelitian
Gambar 3.2 Lokasi Bangunan Asrama 5
ITERA (Sumber : Google Map)
3.3 Data Bangunan
Gambar 3.3 Tampak Depan Asrama 5
ITERA (Sumber : Dokumen ITERA)
Gambar 3.4 Tampak Samping Kanan dan
Kiri Bangunan (Sumber : Dokumen ITERA)
Gambar 3.5 Denah Kolom Lantai Dasar
(Sumber : Dokumen ITERA)
Tinggi tiap lantai dasar adalah 3,4 m dan
tinggi lantai 2,3,4 dan 5 tipikal yaitu 3,2 m.
Kontur tanah dilokasi relatif datar. Sistem
struktur penahan beban lateral gedung
asrama 5 ITERA adalah menggunakan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK).
3.4 Data Tanah
Hasil Pengujian N-SPT
Gambar 3.6 Bore Log (BH-07) ITERA
(Sumber : Dokumen ITERA)
A
Penurunan Pondasi
Gambar rencana
1. Gambar Rencana Pelat
2. Gambar Rencana rib
Metode Pelaksanaan
Rencana Anggaran Biaya
Perbandingan Hasil dengan Pondasi Bor
Tugas Akhir Norman Rizki Nicholas
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Tanah
Data tanah yang digunakan adalah data
yang diperoleh dari ITERA. Data ini
digunakan karena keterbatasan untuk
mendapatkan data tanah dilokasi.
4.2 Analisis Pembebanan
Beban yang Digunakan
Beban yang digunakan dalam analisis
pembebanan pada struktur antara lain :
1. Beban mati (dead load)
Beton bertulang fc’ 25 Mpa sebesar
2400 kg/m3
Tulangan baja sebesar 7850 kg/m3
2. Beban SIDL (Super Dead Impose Load)
Beban dinding sebesar 250 kg/m2
Beban plafond dan penggantung
sebesar 18 kg/m2
Beban ME sebesar 25 kg/m2
Beban finishing (keramik) sebesar
24 kg/m2
3. Beban hidup (live load)
Beban Lantai sebesar 250 kg/m2
Beban bordes dan tangga sebesar
300 kg/m2.
4. Beban angin (wind load)
Beban angin yang diambil untuk
perencanaan struktural gedung Asrama
5 ITERA ini adalah sebesar 40 kg/m2.
5. Beban gempa
Untuk mengetahui kinerja struktural
gedung Asrama 5 ITERA akibat beban
gempa pada Tugas Akhir ini
menggunakan analisa dinamik
(spektrum respon ragam) dan metode
analisa statik (gaya lateral ekivalen).
Untuk analisa dinamik, respons
spektrum didapatkan dari puskim.
Respons spektrum yang didapat dapat
dilihat pada Gambar 4.1. Sedangkan
analisa statik dilakukan dengan
menghitung gaya disetiap lantai gedung
berdasarkan SNI 1726 2012. Untuk
distribusi gaya gempa statik dapat
dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.
Gambar 4.1 Respons Spektrum
Permodelan pada Etabs
Analisis pembebanan yaitu memodelkan
struktur dengan batuan program komputer
Etabs sangat penting untuk mengetahui
beban-beban apa saja yang berpengaruh
terhadap terjadinya suatu penurunan /
settlement. Dan untuk mengetahui berapa
besar beban terpusat yang terjadi pada
masing-masing kolom.
Gambar 4.1 Pemodelan Struktut pada
Etabs
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
4.3 Analisis Daya Dukung Fondasi
Pada perencanaan ini analisa daya dukung
tanah pada fondasi Konstruksi Sarang
Laba-Laba ditentukan berdasarkan
perumusan sebagai berikut :
Terzaghi :
cu = 138
= 17,4 kN/m3
ɸ = 0o
Nc = 5,14
Nq =1
N = 0
q = x H = 17,4 kN/m2
qu = 1,3cuNc + qNq + 0,5 BN
= (1,3 x 138 x 5,14) + (17,4 x 1)
= 939,516 kN/m2
qall = u
Dengan menggunakan nilai FS sebesar 3
maka didapat :
qall = 3 51
3
= 313,172 kN/m2
Meyerhof’s :
cu = 138
= 17,4 kN/m3
ɸ = 0o
Nc = 5,14
Nq =1
N = 0
q = x H = 17,4 kN/m2
Faktor-faktor bentuk, kedalaman, dan
kemiringan didapat dari rumus Meyerhof,s
sebagai berikut :
Kp = tan2 (45
o + Φ/2)
= tan2 (45
o + 0/2)
= 1
sc = 1 + 0,2 . Kp (B/L)
= 1 + 0,2 . 1 (1/1)
= 1,2
sq = 1 + 0,1 . Kp (B/L)
= 1 + 0,1 . 1 (1/1)
= 1,1
s = sq = 1,1
Nilai dc, dq, d didapat dari rumus sebagai
berikut :
dc = 1 + 0,2 . {Kp0,5
. (D/B)}
= 1 + 0,2 . {10,5
. (1/1)}
= 1,2
dq = 1 + 01 . {Kp0,5
. (D/B)}
= 1 + 01 . {10,5
. (1/1)}
= 1,1
dy = dq = 1,1
Beban pada perhitungan ini diangap beban
vertikal sehingga tidak membentuk sudut,
maka nilai dari ic = iq = iy = 1.
qu = cu . Nc . sc . ic . dc + q . Nq . sq . iq .
dq + ½ . B . . N . s . i . d
= (138 . 5,14 . 1,2 . 1. 1,2) + (17,4 . 1 .
1,1 . 1 . 1,1 ) + 0
= 1021,4208 + 21,054
= 1042,475 kN/m2
qall = u
Dengan menggunakan nilai FS sebesar 3
maka didapat :
qall = 1 2 5
3
= 347,491 kN/m2
Dari kedua persamaan diatas diambil nilai
yang terkecil :
qall = 313,172 kN/m2
4.4 Tegangan Tanah Maksimum
q =
My
M y
y
A = (64)(13,25) = 851,31 m2
Ix = 1
12 B L
3 =
1
12 (13,25)(64,25)
3 =
292855,93 m4
Iy = 1
12 B
3 L =
1
12 (13,25)(64,25)
3 =
12454,88 m4
Q = 65348,58 kN
’ = 1 1 2 2 3 3
= 6,52
ex = ’ - B
2 = 0,10
My = Q . ex = 6583,44 kNm
y’ = 1 2 3
= 32,03
ey = y’ -
2 = 0,10
Mx = Q . ey = 6534,86 kNm
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
q =
My
M y
y
=
My
M y
y
= 65,35 0,651x 0,019y
Jadi dari hasil perhitungan pada Tabel 4.5
diatas didapat tegangan tanah maksimum
sebesar 80,84 kN/m2.
4.5 Perhitungan Rib Konstruksi
Tebal Ekivalen Rib Konstrusi
Didalam perhitungan tebal ekivalen
fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba,
pengaruh daripada perbaikan tanah
diabaikan atau dianggap sama dengan nol.
Kolom, a x b = 50 cm x 30 cm
Asumsi : tebal pelat, t = 15 cm
tebal rib, b = 15 cm
hk = 100 cm
A = P
a R
2 =
P
a
R = 11 1
. 313 1 2 = 1,09 m = 109
cm
Check :
R > 0,5 . a
109 cm > 0,5 . 50 cm
109 cm > 25 cm
Maka, diambil nilai R = 109 cm
Statis momen terhadap sisi atas :
t (2 R).1
2t + 8b (hk - t).
hk - t
2 t =
(2 R.t + 8b (hk - t) y)
y = t2 b hk2 - t2
2 t b (hk - t)
= . 1 . 152 . 15 . 1 2 - 152
2 . . 1 . 15 . 15 1 - 15
= 32,41 cm
Ix = 1
2.2 Rt
3 + 2 Rt y-
1
2t
2
+
8.1
2.b (hk - t)
3 + 8b (hk -
t) hk -t
2 t-y
2
= 1
2 . 2 . . 109 . 15
3 + 2 . .
109 . 15 32 1 -1
2.15
2
+ 8 . 1
2
. 15 (100 - 15)3 + 8 . 15 (100 -
15) 1 - 15
2 15 – 32 1
2
= 19131088,90 cm4
te = 12.
2
1
3=
12.
2 . . 1
1
3 = 69,459 cm
70 cm
te (max) = 0,7 . hk = 0,7 . 100
= 70 cm
Bandingkan, ambil nilai yang
terkecil.
Diambil, te = 70 cm
Tinggi Rib Konstruksi
Gambar 4.2 Luas Penyebaran Beban
Sebelum Memikul Momen
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
a,b = Lebar kolom (m)
F = Luas daerah penyebaran beban
q0 = Tegangan tanah maksimum
Keseimbangan beban :
P = q0. F
P = q0 (a + 3,4 hk + 1) . (b + 3,4 hk + 1)
dengan :
a = 0,5 m
b = 0,3 m
q0 = 80,84 kN/m2
Pmax = q0 (a + 3,4 hk + 1) . (b + 3,4 hk
+ 1)
= 80,84 (0,5 + 3,4 . 1 + 1) . (0,3 +
3,4 . 1 + 1)
= 1861,745 kN
Untuk q0 = qa, maka :
Pmax = qa . F
Pmax = qa (a + 3,4 hk1 + 1) . (b + 3,4
hk1 + 1)
1861,745 = 313,172 . (0,5 + 3,4 hk1 + 1) .
(0,3 + 3,4 hk1 + 1)
1861,745 = 313,172 . (11,56 hk12 + 9,52
hk1 + 1,95)
0 = 11,56 hk12 + 9,52 hk1 – 3,995
Dari persamaan tersebut didapatkan nilai :
hk1 = 0,306 m
Untuk memperoleh desain yang ekonomis
(dengan memanfaatkan pembesian
minimum), maka ditentukan :
hk = 0,8 . hk1 = 0,8 . 0,306 =
0,245 m
Maka : q0 = Pma
(a 3 hk 1)(b 3 hk 1)
= 1 1 5
( 5 3 . 2 5 1)( 3 3 . 1)
= 290,778 kN/m2
P1 = qa (a + 3,4 hk + 1) . (b + 3,4 hk + 1)
= 313,172 . (0,5 + 3,4 . 0,245 + 1) . (0,3
+ 3,4 . 0,245 + 1)
= 2005,192 kN
Dimensi dan Penulangan Rib
Konstruksi
Luas penyebaran, F = P
a
Dengan, F = (a + 3,4 hk + 2c + 1)(b + 3,4
hk + 2c + 1)
1861,745 = 313,172 (0,5 + 3,4 . 0,245 +
2c + 1) (0,3 + 3,4 . 0,245 + 2c
+ 1)
Dari persamaan tersebut didapatkan nilai :
c = 0,1036 m
Luas penyebaran beban :
F = (0,5 + 3,4 . 0,245 + 2 .
0,1036 + 1) . (0,3 + 3,4 . 0,245
+ 2 . 0,1036 + 1)
= 5,944 m2
Check, q = Pyang beker a
qijin
11 1
5 313,172
kN/m2
196,952 kN/m2 313,172
kN/m2
Tulangan Rib Konstruksi
Mutu beton (fc’) = 24,9 Mpa = 300
kg/cm2- (K300)
Mutu baja (fy) = 240 Mpa = 2400 kg/cm2
- (U-24)
b = 15 cm
H = 100 cm
p = 4 cm
Tulangan utama = 19 mm = 1,9 cm
Tulangan sengkang = 10 mm = 1 cm
Gambar 4.3 Sketsa Penulangan Rib
Konstruksi
4.6 Penulangan Rib Settlement
Tebal Ekivalen Rib Settlement
Didalam perhitungan tebal ekivalen
fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba,
pengaruh daripada perbaikan tanah
diabaikan atau dianggap sama dengan nol.
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
Kolom, a x b = 50 cm x 30 cm
Asumsi : tebal pelat, t = 15 cm
tebal Rib, b = 15 cm
hk = 150 cm
A = P
a R
2 =
P
a
R = 11 1
. 313 1 2 = 1,09 m = 109
cm
Check :
R > 0,5 . a1
109 cm > 0,5 . 50 cm
109 cm > 25 cm
Maka, diambil nilai R = 109 cm
Statis momen terhadap sisi atas pada
Gambar 4.10 diatas :
t (2 R).1
2t + 8b (hk - t).
hk - t
2 t =
(2 R.t + 8b (hk - t) y)
y = t2 b hk2 - t2
2 t b (hk - t)
= . 1 . 152 . 15 . 15 2 - 152
2 . . 1 . 15 . 15 15 - 15
= 53,39 cm
Ix = 1
2.2 Rt
3 + 2 Rt y-
1
2t
2
+
8.1
2.b (hk - t)
3 + 8b (hk -
t) hk -t
2 t-y
2
= 1
2 . 2 . . 109 . 15
3 + 2 . . 109
. 15 53 3 -1
2.15
2
+ 8 . 1
2 . 15
(150 - 15)3 + 8 . 15 (150 -
15) 15 - 15
2 15 –
2
= 60163792,99 cm4
te = 12.
2
1
3=
12.
2 . . 1
1
3 = 100 cm
te (max) = 0,7 . hk = 0,7 . 150
= 100 cm
Bandingkan, ambil nilai yang
terkecil.
Diambil, te = 100 cm
Tinggi Rib Settlement
Gambar 4.4 Luas Penyebaran Beban
Sebelum Memikul Momen
a,b = Lebar kolom (m)
F = Luas daerah penyebaran beban
q0 = Tegangan tanah maksimum
Keseimbangan beban :
P = q0. F
P = q0 (a + 3,4 hk + 1) . (b + 3,4 hk + 1)
dengan :
a = 0,5 m
b = 0,3 m
q0 = 80,84 kN/m2
Pmax = q0 (a + 3,4 hk + 1) . (b + 3,4 hk
+ 1)
= 80,84 (0,5 + 3,4 . 1,5 + 1) . (0,3
+ 3,4 . 1,5 + 1)
= 3414,682 kN
Untuk q0 = qa, maka :
Pmax = qa . F
Pmax = qa (a + 3,4 hk1 + 1) . (b + 3,4
hk1 + 1)
3414,682 = 313,172 . (0,5 + 3,4 hk1 + 1) .
(0,3 + 3,4 hk1 + 1)
3414,682 = 313,172 . (11,56 hk12 + 9,52
hk1 + 1,95)
0 = 11,56 hk12 + 9,52 hk1 – 8,933
Dari persamaan tersebut didapatkan nilai :
hk1 = 0,559 m
Untuk memperoleh desain yang ekonomis
(dengan memanfaatkan pembesian
minimum), maka ditentukan :
hk = 0,8 . hk1 = 0,8 . 0,559 =
0,447 m
Maka : q0 = Pma
(a 3 hk 1)(b 3 hk 1)
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
=
( 5 3 . 1)( 3 3 . 1)
= 329,555 kN/m2
P1 = qa (a + 3,4 hk + 1) . (b + 3,4 hk + 1)
= 313,172 . (0,5 + 3,4 . 0,447 + 1) . (0,3
+ 3,4 . 0,447 + 1)
= 3244,929 kN
Dimensi dan Penulangan Rib Settlement
Luas penyebaran, F = P
a
Dengan, F = (a + 3,4 hk + 2c + 1)(b + 3,4
hk + 2c + 1)
3244,929 = 313,172 (0,5 + 3,4 .0,447 +
2c + 1 ) (0,3 + 3,4 . 0,447 + 2c
+ 1)
Dari persamaan tersebut didapatkan nilai :
c = 0,150 m
Luas penyebaran beban :
F = (0,5 + 3,4 . 0,44 + 2 . 0,15 +
1) . (0,3 + 3,4 . 0,447 + 2 . 0,15
+ 1)
= 12,08 m2
Check, q = Pyang beker a
qijin
313,172
kN/m2
96, 899 kN/m2 313,172 kN/m
2
Tulangan Rib Settlement
Mutu beton (fc’) = 24,9 Mpa = 300
kg/cm2- (K300)
Mutu baja (fy) = 240 Mpa = 2400 kg/cm2
- (U-24)
b = 15 cm
H = 150 cm
p = 4 cm
Tulangan utama = 19 mm = 1,9 cm
Tulangan sengkang = 10 mm = 1 cm
Gambar 4.5 Sketsa Penulangan Rib
Settlement
4.7 Kontrol Terhadap Guling
Analisis gaya guling pada fondasi
Konstruksi Sarang Laba-Laba : MG
ME 1,5
Wg = Wfondasi
=(24 x 356,714) kN
= 8561,133 kN
d = 6,52 m
MG = Wg x d
= 8561,133 kN x 6,52 m
= 55818,587 kNm
ME = 6583,44 (Momen maksimum yang
terjadi pada bangunan) MG
ME =
= 8,478 1,5
4.8 Penuruna Fondasi
Penurunan Segera
Adapun persamaan untuk mencari
besarnya penurunan langsung ialah :
Si = q . B . 1 - 2
Es . Iw
= 80,84 . 12,75 . 1 – 3 2
. 1,7
= 0,0458 m
= 4,58 cm
Jadi penurunan segera / langsung yang
terjadi ialah sebesar : 4,58 cm.
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
Penuruna Konsolidasi
Dalam penelitian ini penurunan
konsolidasi tidak dihitung karena
keterbatasan untuk memperoleh data tanah
hasil pengujian laboratorium. Dan asumsi
berdasarkan data yang ada bahwa
kemungkinan terjadi penurunan
konsolidasi sangat kecil.
Menurut SNI Geoteknik 8460:2017 pasal
9.2.4.3 jika penurunan fondasi sebesar <
15 cm + b/600, maka penurunan dikatakan
aman.
4.9 Metode Pelaksanaan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Excavator
2. Peralatan Gali Manual
3. Truck Mixer
4. Concrete Pump
5. Stamper
6. Bar Bender/Cutter
7. Theodolite
Material dan bahan bantu yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Beton Readymix
2. Besi Beton
3. Material Bekisting
4. Tanah Pengisi
5. Pasir
Metode pelaksanaan meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan pengukuran (Survey)
Gambar 4.14 Pekerjaan Pengukuran
(Survey) (Sumber : PT. Katama Suryabumi)
3. Pekerjaan galian tanah
Gambar 4.15 Pekerjaan Galian Tanah
(Sumber : PT. Katama Suryabumi)
4. Pekerjaan lantai kerja
Gambar 4.16 Lantai Kerja Rib
(Sumber : PT. Katama Suryabumi) 5. Pekerjaan bekisting untuk rib
Gambar 4.17 Pekerjaan Bekisting
(Sumber : PT. Katama Suryabumi) 6. Pekerjaan pembesian untuk rib
Gambar 4.18 Pekerjaan Pembesian
(Sumber : PT. Katama Suryabumi) 7. Pekerjaan pengecoran untuk rib
Gambar 4.19 Pengecoran Rib (Sumber : PT. Katama Suryabumi)
8. Pekerjaan urugan tanah dan pekerjaan
pemadatan
Gambar 4.20 Pemadatan Tanah
(Sumber : PT. Katama Suryabumi) 9. Pekerjaan urugan pasir dan pemadatan
Gambar 4.21 Pemadatan Pasir
(Sumber : PT. Katama Suryabumi)
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
Gambar 4.22 Test Kepadatan (Sumber : PT. Katama Suryabumi)
10. Pekerjaan lantai kerja untuk lantai
penutup
Gambar 4.23 Pekerjaan Lantai Kerja
(Sumber : PT. Katama Suryabumi) 11. Pekerjaan pembesian untuk pelat
penutup
Gambar 4.24 Tulangan Berbentuk Jaring
Laba-Laba (Sumber : PT. Katama Suryabumi)
Gambar 4.25 Tulangan Stek (Sumber : PT. Katama Suryabumi)
Gambar 4.26 Penulangan Pelat Lantai
(Sumber : PT. Katama Suryabumi) 12. Pekerjaan pengecoran beton pelat
penutup
Gambar 4.27 Pengecoran Pelat Lantai
(Sumber : PT. Katama Suryabumi)
Gambar 4.28 Finishing Pelat Lantai
(Sumber : PT. Katama Suryabumi)
4.10 Rencana Anggaran Biaya
5. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang didapatkan
dari hasil analisis di Bab IV adalah sebagai
berikut :
1. Analisis daya dukung pada fondasi
Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah
sebesar 313,172 kN/m2. Nilai ini lebih
besar daripada distribusi tegangan
akibat beban bangunan yang terjadi
yaitu sebesar 80,84 kN/m2. Dengan
demikian mampu menahan beban
konstruksi diatasnya.
2. Penurunan total pada fondasi
Konstruksi Sarang Laba-Laba yang
dikaji sampai dengan kedalaman 11 m
adalah sebesar 3,12 cm.
3. Penulangan fondasi pada rib
konstruksi dan rib settlement
dibutuhkan 4D19 untuk tulangan
tumpuan dan 4D19 untuk tulangan
lapangan. Untuk penulangan pelat
diperlukan 10-120 mm pada tulangan
tumpuan dan 10-120 mm pada
tulangan lapangan.
4. Dilihat dari segi peralatan,
pelaksanaan fondasi KSLL cukup
mudah karena hanya dengan
menggunakan peralatan manual
pekerjaan fondasi KSLL sudah dapat
Perencanaan Fondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) Pada Gedung Asrama 5
ITERA Lampung Selatan
Andius Dasa Putra*1, Syahidus Syuhada
1, Rahmat Kurniawan
1, Pebi Adyanto Turnip
2
Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00,Bulan Tahun
dilakukan tanpa menggunakan
peralatan yang besar atau alat berat.
5. Dari segi tenaga kerja, pelaksanaan
fondasi KSLL tidak perlu
membutuhkan keahlian yang tinggi,
namun perlu dipilih tenaga kerja yang
sudah sering melakukan pekerjaan
KSLL, dengan alasan untuk
mempermudah dalam mengontrol dan
mengawasi jalannya pekerjaan.
6. Hasil perhitungan total RAB (Rencana
Anggaran Biaya) pada proyek
pembangunan fondasi Konstruksi
Sarang Laba-Laba gedung asrama 5
ITERA adalah sebesar Rp.
2.304.733.637, dengan perincian
sebagai berikut :
a. Pekerjaan persiapan :
Rp. 341.556.692,00
b. Pekerjaan tanah :
Rp. 147.856.362,18
c. Pekerjaan beton :
Rp. 1.605.799.342,98
7. Berdasarkan perincian biaya jika
dibandingkan dengan fondasi bor pada
Tugas Akhir Norman Rizki Nicholas
(2020) rencana anggaran biaya untuk
fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba
lebih kecil daripada rencana anggaran
biaya fondasi bor. Sehingga dapat
dikatakan lebih ekonomis untuk
digunakan. Pemilihan pembanding ini
didasarkan pada studi kasus yang sama
yaitu gedung asrama 5 ITERA.
DAFTAR PUSTAKA
Bella, T., M., 2014. Analisis Settlement
Konstruksi Sarang Laba-Laba
Proyek Pembangunan Gedung BNI
46 Jl. Dr. Cipto Semarang dengan
Perkuatan Minipile Beton
Menggunakan Software Plaxis Versi
8.2. Tugas Akhir. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Bowles Joseph E. 1 2. “Analisa dan
Desain Fondasi Edisi Keempat Jilid
I” Erlangga. Jakarta.
Das, Braja, M. 1995. Mekanika Tanah
(Prinsip – Prinsip Rekayasa
Geoteknis). Surabaya : Erlangga.
Das Bra a M. 2 2. “Principles of
Foundation Engineering” th
Edition, Thompson Learning, Inc.
Haryono, R., S., C., dkk, 2007. Analisis
Penggunaan Struktur Fondasi
Sarang Laba-Laba pada Gedung
BNI’46 Wilayah 05 Semarang. Tugas
Akhir. Semarang. Universitas
Diponegoro.
Hilhami, S., 2011. Metode Pelaksanaan
dan Daya Dukung Fondasi
Konstruksi Sarang Laba-Laba
(KSLL) Dengan Fondasi Telapak
Pada Pembengunan Gedung D-III
Class Politeknik Unhalu. Tugas
Akhir. Universitas Negeri Padang.
Jay Ameratunga, Nagaratnam Sivakugan
and Braja M.Das. Correlations of
Soil and Rock Properties in
Geotechnical Engineering : Springer
Purwanto, S., S., 2012. Konstruksi Sarang
Laba-Laba Atas Tanah Daya
Dukung Rendah Bangunan
Bertingkat Tanggung. Skripsi.
Palembang. Universitas Palembang.
Ryantori, Ir., dan Sutjipto, Ir., Konstruksi
Sarang Laba-Laba, Penerbit PT.
Dasaguna, Surabaya, 1984.
SNI 2847–2013. Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung.
Jakarta : Bandan Standarisasi
Nasional.
SNI 1727-2013. Beban Minimum Untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
SNI 1726-2012. Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung
SNI 8460-2017. Persyaratan Perancangan
Geoteknik