PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
(STUDI KASUS PADA MAHASISWA AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata 1
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
ANIS SETYANINGRUM
B 200 140 158
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
persepsi terhadap etika penyusunan laporan keuangan.
Kata Kunci: Mahasiswa akuntansi, Etika penyusunan laporan keuangan
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat digunakan digunakan
oleh berbagai pengguna kepentingan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan
yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Informasi dalam laporan keuangan diharapkan akan digunakan oleh pihak-pihak
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
(STUDI KASUS PADA MAHASISWA AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan persepsi mahasiswa
terhadap etika penyusunan laporan keuangan dilihat dari manajemen laba, salah
saji, pengungkpapan informasi, biaya dan manfaat serta tanggung jawab.Populasi
dalam penelitian ini adalah sebesar 90 mahasiswa akuntansi. Kuisioner disebarkan
secara acak baik mahasiswa semester atas dan mahasiswa semester bawah, dengan
rincian 44 mahasiswa akuntansi semester atas dan 46 mahasiswa semester bawah.
Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis Uji Independent T-Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa
semester atas dan semester bawah terhadap etika penyusunan laporan keuangan
mengenai manajemen laba, sedangkan untuk salah saji, pengungkapan informasi,
biaya dan manfaat, serta tanggung jawab menunjukkan tidak terdapat perbedaan
This study aims to analyze the significant difference students' perceptions ofethical views on the preparation of financial statements profit management, misstate, disclosure, cost benefit, and accountability.The population in this study is of 90 accounting students. Questionnaires were randomly distributed both students upper the semester and students lower the semester, with details of 44 accounting students upper the semester and 74 semesters for students under the semester. The analysis technique used is the analysis of the U Independent T-Test. The results showed that there was difference between the perception of students upper semester and lower semester of ethical preparation of financial statements about earnings management, while the misstate, disclousure, cost and benefit, and responsibility to show the no difference of perception in the ethics compilation of financial statement.
Keyword :Students of accounting, preparation of financial statements Ethics
2
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
Namun tidak sedikit pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab menyalahgunakan
untuk kepentingan pribadi. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
menyatakan laporan keuangan dibuat untuk memberikan informasi-informasi
keuangan suatu perusahaan terhadap semua pihak, baik masyarakat maupun
para pengguna informasi tersebut. Di dalam penyusunan laporan keuangan,
akuntan selalu dituntut untuk bertindak sesuai dengan etika yang telah
ditetapkan.
Tujuan dari laporan keuangan itu sendiri adalah memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh penggunanya dalam membuat keputusan. Dalam
penyusunannya, laporan keuangan tidak terlepas dari perilaku akuntan dalam
perusahaan yaitu sehubungan dengan pemilihan kebijakan akuntansi. Salah satu
faktor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan di Indonesia adalah menyangkut etika dan sikap positif akuntan
Indonesia. Dengan berbagai alasan dan tujuan baik benar atau salah terkadang
penyajian laporan keuangan yang telah dibuat oleh akuntan menyimpang dari
etika dan sikap positif seorang akuntan. Tidak mengherankan jika sejak dahulu
etika selalu menyoroti akuntan dalam menyajikan laporan keuangan.
Pada dasarnya suatu etika akan lahir dan mampu diaplikasikan oleh
individu-individu karena individu mampu merefleksikan beberapa hal yang
terkait dengan prilaku dan ucapan yang spontanitas sesuai dengan keadaan
yang kita terima. Etika merupakan suatu batasan yang didalamnya terdapat
norma dan nilai mengenai prilaku individu terhadap individu lainnya. Sesuai
dengan dibentuknya etika sebagai suatu ilmu, individu-individu dituntut untuk
selalu berprilaku yang tidak merugikan orang lain dan diriny sendiri, serta
tidak melakukan prilaku yang menyimpang dari etika yang telah ditetapkan
sesuai dengan kondisi lingkungan dimana individu itu berada. Di era
globalisasi ini etika dituntut dimiliki oleh semua individu baik dalam
menjalankan profesi sebagai pekerja yang dituntut untuk selalu mampu beretika
yang baik sehinga tidak merugikan lingkungan dan tempat individu tersebut
bekerja sesuai dengan profesinya.
3
Wyatt (2004) menyatakan bahwa salah satu yang menyebabkan
kelemahan sebagai seorang akuntan adalah prasaan tidak pernah puas atas
apresiasi yang diberikan sebagai balas jasa atas kinerjanya yang pada
akhirnya melakukan tindakan yang tidak sesuai etika dan aturan yang telah
ditetapkan. Untuk menanggulangi perilaku yg tidak sesuai etika tersebut,
diperlukan adanya pengetahuan dan pemahaman secara mendasar mengenai
akibat-akibat yang akan didapat melakukan penyimpangan terhadap profesi
sebagai seorang akuntan.
Beberapa pelanggaran etika yang terjadi di Indonesia, baik yang dilakukan
oleh akuntan publik, akuntan internal, maupun akuntan pemerintah seharusnya
tidak akan pernah terjadi apabila setiap akuntan dan calon akuntan memiliki
pengetahuan, pemahaman, dan dapat menerapkan etika secara memadai dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan yang profesional. Dengan sikap
yang profesional, maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul dari diri
sendiri maupun dari pihak eksternal.
Kemampuan seorang akuntan untuk dapat mengerti dan peka terhadap
persoalan etika juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dia berada. Dunia
pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis
seorang akuntan maupun calon akuntan. Oleh sebab itu, pemahaman seorang
calon akuntan serta calon pekerja atau yang sudah bekerja di bidang keuangan
suatu entitas sangat diperlukan. Keberadaan pendidikan etika juga memiliki
peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Mata kuliah
yang mengandung muatan etika tidak terlepas dari misi yang telah dimiliki oleh
pendidikan tinggi akuntansi sebagai subsistem pendidikan tinggi, tetapi
pendidikan tinggi akuntansi juga bertanggung jawab pada pengajaran ilmu
pengetahuan yang menyangkut etika yang harus dimiliki mahasiswa agar
mahasiswa memiliki kepribadian yang utuh sebagai calon akuntan yang
profesional.
4
2. METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi angkatan 2014 dan
angkatan 2017 Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 869.
Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa jurusan akuntansi semester atas dan
semester bawah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Convenience Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
dengan pertimbangan kemudahan akses yang dapat dijangkau oleh peneliti.
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin sampel dalam penelitian ini
ditetapkan 90 responden. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik
independent sample T-test. Independent sample T-test adalah uji beda rata-rata
untuk dua sampel independent. Uji ini membandingkan rata-rata dari dua grup
yang tidak berhubungan satu sama lain. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan rata-rata diantara dua kelompok sampel independent.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1 Uji Validitas
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan dalam instrumen
salah saji, pengungkapan informasi, biaya dan manfaat, serta tanggung jawab
dinyatakan valid karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada setiap pertanyaan lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.
Setiap item pernyataan dinyatakan valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >0,2213. Dengan
demikian setiap item pertanyaan dalam variabel manajemen laba, salah saji,
pengungkapan informasi, biaya dan manfaat, serta tanggung jawab layak
digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.1.2 Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel dengan Cronbach’s
Alpha menunjukkan nilai Alpha lebih dari 0,60. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini reliabel.
3.1.3 Uji Asumsi
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah Central Limited
Theorem (CLT). Teori ini mengasumsikan apabila jumlah sampel penelitian lebih
5
besar dari 30 maka di asumsikan bahwa data dalam penelitian telah terdistribusi
dengan normal. Maka data dalam penelitian ini digolongkan data terdistribusi
normal.
3.1.4 Uji Homogenitas
Hasil pengujian homogenitas menunjukkan nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka kedua kelompok sampel tersebut mempunyai varians yang sama
atau homogen.
3.2. Pembahasan
3.2.1 Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian T-Test terhadap semua variabel terlihat pada tabel diatas
menunjukkan apabila varians data adalah sama (homogen) maka hasil uji t-test
menggunakan signifikansi berdasarkan asumsi varians data sama (equal variances
assumed). Sebaliknya, jika nilai signifikansi (tidak homogen) maka hasil uji t-test
berdasarkan asumsi varians data tidak sama (equal variances not assumed).
Ketentuan pengambilan keputusan untuk uji beda rata-rata yaitu jika signifikansi
>0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak, yang artinya dalam penelitian ini tidak
terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai etika penyusunan
laporan keuangan. Sebaliknya, jika signifikansinya <0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai etika
penyusunan laporan keuangan.
3.2.2 Persepsi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Dilihat dari
Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan berdasarkan angkatan pada
mahasiswa akuntansi atas kasus manajemen laba, diketahui nilai mean sebesar
2,3571 untuk mahasiswa semester atas dan 3,9459 untuk mahasiswa semester
bawah dengan nilai signifikansi 0,00< 0,05. Nilai tersebut memberikan makna
rata-rata persepsi antara mahasiswa semesteratas dan mahasiswa semesterbawah
adalah terdapat perbedaan persepsi antara kedua kelompok responden dalam
mempersepsikan manajemen laba. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh
Yulianti dan Fitriany (2005) yang menyatakan bahwa terjadi perbedaan sikap
atas manajemen laba.
6
3.2.3 Persepsi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Dilihat dari Salah
Saji
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ini juga tidak
menemukan adanya perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi semester atas dan
mahasiswa akuntansi semesterbawah. Respon ini berdasarkan perhitungan mean
pada mahasiswa semesteratas 15,0952 dan mahasiswa semester bawah 16,0541.
Tidak adanya perbedaan persepsi antara mahasiswa semester atas dan mahasiswa
semester bawah mengenai salah saji dapat diketahui dengan nilai signifikansi
yang diperoleh sebesar 0,113 > 0,05 yang artinya Ho diterima dan Ha
ditolak.Hasil ini sejalan dengan penelitian Bayusena, et al (2016) menyatakan
bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai salah saji laporan keuangan.
3.2.4 Persepsi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Dilihat dari
Pengungkapan Informasi
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa rata-rata respon mahasiswa
semester atas sebesar 27,8810. Sedangkan untuk mahasiswa semester bawah
sebesar 29,02. Walaupun secara rata-rata kedua kelompok responden memberikan
respon yang sama, namun respon yang lebih positif ditunjukkan oleh mahasiswa
semester bawah. Tetapi setelah diuji, ternyata perbedaan tersebut tidak signifikan
secara statistik. Hal ini diketahui dari nilai signifikansi sebesar 0,112 (>0,05).
Artinya perbedaan nilai tersebut tidak signifikan, sehingga jawaban dari hipotesis
ini yaitu tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa semester atas dengan
mahasiswa semester bawah mengenai pengungkapan informasi.Hasil ini sejalan
dengan hasil penelitian Yulianti dan Fitriany (2005) menyimpulkan bahwa tidak
terjadi perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi.
3.2.5 Persepsi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Dilihat dari Biaya
dan Manfaat
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa rata-rata persepsi mahasiswa
semester atas mengenai biaya dan manfaat sebesar 19,2857 dan mahasiswa
semester bawah sebesar 19,6757. Penelitian ini menemukan tidak terdapat
perbedaan persepsi mengenai biaya dan manfaat dalam etika penyusunan laporan
keuangan antara mahasiswa semester atas dengan mahasiswa semester bawah. Hal
7
ini terbukti dari perolehan nilai signifikansi sebesar 0,493 (>0,05) yang berarti Ho
diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan persepsi antara
mahasiswa semester atas dengan mahasiswa semester bawah mengenai biaya dan
manfaat. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Yulianti dan Fitriany (2005)
menyimpulkan bahwa tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai biaya dan
manfaat.
3.2.6 Persepsi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Dilihat dari
Tanggung Jawab
Dari hasil uji t diketahui bahwa rata-rata persepsi mahasiswa semester atas
mengenai tanggung jawab sebesar 26,4762 dan mahasiswa semester bawah
sebesar 27,7027. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan antar kelompok responden. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,097 (>0,05) maka Ha ditolak. Artinya tidak terdapat
perbedaan persepsi mengenai tanggung jawab terhadap etika penyusunan laporan
keuangan antara mahasiswa semester atas dengan mahasiswa semester
bawah.Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Yulianti dan Fitriany (2005)
menyatakan bahwa mahasiswa tingkat akhir cenderung memiliki sikap yang lebih
positif menyangkut pelaporan keuangan dimana mahasiswa tingkat akhir memiliki
tanggung jawab yang lebih rendah mengenai pelaporan keuangan dinbanding
mahasiwa baru.
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian
ini yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan
Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta)”, maka diperoleh kesimpulan:
1) Terdapat perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa
semester atas dan mahasiswa semester bawah.
2) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai salah saji antara mahasiswa
semester atas dan mahasiswa semester bawah.
8
3) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi antara
mahasiswa semester atas dan mahasiswa semester bawah.
4) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai biaya dan manfaat antara
mahasiswa semester atas dan mahasiswa semester bawah.
5) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai tanggung jawab antara mahasiswa
semester atas dan mahasiswa semester bawah.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teoritis, maka disarankan:
1. Penelitian selanjutnya dalam pengumpulan data disarankan dapat
menggunakan survey seperti wawancara atau survey lainnya.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah responden dari
mahasiswa akuntansi semester lainnya.
3. Untuk penelitian lanjutan disarankan dengan menambah sampel penelitian
dengan membandingkan persepsi mahasiswa dari berbagai universitas.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, A A. 2017. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Syariah Terhadap Etika
Penyusunan Laporan Keuangan. Skripsi Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
Bayusena, et al. 2016 . Moralitas Individu, Manajemen Laba, Salah Saji,
Pengungkapan, Biaya Manfaat, Serta Tanggung Jawab Dalam Etika
Penyusunan Laporan Keuangan. Jurnal ISSN 2337-3067.
Bertens, K. 2001. Etika. Hal 3-4.
Fitria M dan Sari VT. 2014. Pengaruh Orientasi Idealisme, Relativisme, Tingkat
Pengetahuan Akuntansi, Dan Gender Terhadap Persepsi Mahasiswa
Akuntansi Tentang Krisis Etika Akuntan Profesional. Jurnal WRA. Volume
2. Nomor 1.
Greysiana, R. 2013. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan
Laporan Keuangan. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
9
Kurniasari, D. 2014. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan
Laporan Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan.
Volume 5. Nomor 2.
Mahmud, A. 2008. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Penyusunan
Laporan Keuangan. Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 37. Nomor 2.
Nuraina, E. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang Dan Nilai Perusahaan. Jurnal e-ISSN: 2502-
6380.
Paath LRL dan Mardatillah. 2017. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika
Penyusunan Laporan Keuangan. Jurnal ISSN 2580-2631. Volume 1. Nomor
1.
Pohan H T. 2012. Persepsi Mahasiswa Tentang Nilai-Nilai Etika Dalam Penyajian
Pelaporan Keuangan Perusahaan Yang Bertanggung Jawab. Jurnal Riset
Akuntansi. Volume 12. Nomor 2.
Prabowo,P H. 2011. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Penyusunan
Laporan Keuangan. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Robbins,S P. dan Jugge, T A. 2008. Perilaku Organisasi. Organizational
Behavior. Hal 175-176.
Rudiarsik et al. 2015. Persepsi Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. E-Journal. Volume 3.
Nomor 1.