PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN PERPUSTAKAAN
SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 94 JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)
Oleh:
Nur Halimah
NIM: 1112025100034
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438 H/2016 M
i
ABSTRAK
Nur Halimah (NIM: 1112025100034). Persepsi Siswa terhadap Peran
Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013 di
SMA Negeri 94 Jakarta. Skripsi di bawah bimbingan Fahma Rianti, M.Hum.
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2016.
Penelitian ini membahas tentang persepsi siswa terhadap peran perpustakaan
sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 94 Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pustakawan dalam membantu
sekolah menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013, untuk mengetahui peran koleksi
perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 dan untuk
mengetahui peran layanan perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum
2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi SMA Negeri 94
Jakarta dengan total 645 orang, kemudian menentukan sampel dengan menghitung
645 orang x 20 % yaitu 129 responden. Sedangkan teknik pengambilan sampel
adalah teknik purposive sampling. Pengolahan data menggunakan rumus skala
interval. Diperoleh dari hasil tiga aspek dari peran perpustakaan sekolah dilihat dari
peran pustakawan sekolah didapatkan yakni dengan skor rata-rata 3,83 (tiga koma
delapan tiga) atau baik. Peran koleksi perpustakaan didapatkan yakni dengan skor
rata-rata 3,86 (tiga koma delapan enam) atau baik. Peran layanan perpustakaan
didapatkan yakni dengan skor rata-rata 4,09 (empat koma nol sembilan) atau baik.
Kesimpulan yang didapatkan bahwa persepsi siswa terhadap peran perpustakaan
sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 adalah memiliki skor 3,92
(tiga koma sembilan dua) atau berperan baik.
Kata Kunci: Persepsi, Kurikulum 2013, Perpustakaan Sekolah, Pustakawan
Sekolah, Koleksi Perpustakaan Sekolah, Layanan Perpustakaan Sekolah.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik guna melengkapi
persyaratan mencapai gelar sarjana. Shalawat penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, semoga syafaatnya dapat diperoleh diakhirat kelak.
Skripsi ini berjudul “PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 94 JAKARTA”. Penulis mengetahui
benar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena masih
banyak kekurangan, baik dalam proses penulisan maupun referensi yang
digunakan. Bantuan dan partisapasi telah diberikan oleh berbagai pihak dalam
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Nuryudi, MLIS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan ilmu selama
masa perkuliahan berlangsung.
6. Ibu Fahma Rianti, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan, masukan dan ilmu,
serta kesabaran selama proses penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu perpustakaan yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademis, sosial, dan
keagamaan untuk masa depan penulis.
8. Ibu Nengsih selaku Kepala Sekolah dan Bapak Endang selaku Kepala
Tata Usaha yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di
SMA Negeri 94 Jakarta.
9. Ibu Rumsinah selaku Kepala Perpustakaan beserta staf nya yaitu Bapak
Aliman dan Bapak Endang, ibu Jumenah dan ibu Endah yang telah
banyak membantu penulis selama melaksanakan penelitian di SMA
Negeri 94 Jakarta
10. Bapak, Mama dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis. Terimakasih bapak dan
mama karena selalu mencurahkan segala kasih sayang dan pengorbanan
untuk putri tercinta. Kesabaran, untaian do’a yang tak pernah putus,
iv
nasehat, perhatian, dan semangat yang mereka berikan mendorong
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
11. Terimakasih pula kepada kelompok belajar endorse sosialita Pupu
Ressy Lusita, Reza Nawafella A.P, Maria Tunggal, Putri Novia H,
Atikah F.M, Nurfitriani Arfah dan Rahmi Izzati atas do’a dan
dukungannya kepada penulis. Dan teman-teman Jurusan Ilmu
Perpustakaan angkatan 2012 khususnya IP A yang telah bersama-sama
penulis berjuang menyelesaikan kuliah S1.
12. Teman- Teman KKN PERAK yang memberikan banyak pengalaman
selama KKN bersama.
Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do’a dan ucapan
terimaksasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT membalas segala
amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi
ini, Aamiin.
Jakarta, 05 Oktober 2016
Nur Halimah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
D. Definisi Istilah ......................................................................................................... 7
E. Sistematika Penelitian ............................................................................................. 9
BAB II .................................................................................................................. 12
A. Persepsi ................................................................................................................. 12
1. Pengertian Persepsi ........................................................................................... 12
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................................................ 13
3. Pengukuran Persepsi ......................................................................................... 13
B. Kurikulum 2013 .................................................................................................... 15
1. Pengertian Kurikulum 2013 .............................................................................. 15
2. Tujuan Kurikulum 2013 .................................................................................... 16
3. Landasan atau Kerangka Dasar Kurikulum 2013 ............................................. 17
4. Karakteristik Kurikulum 2013 .......................................................................... 21
5. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP ....................................................... 22
C. Perpustakaan Sekolah ........................................................................................... 25
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ..................................................................... 25
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah......................................................... 27
3. Peran perpustakaan Sekolah.............................................................................. 32
vi
D. Perpustakaan Sekolah dan Kurikulum 2013 ......................................................... 35
1. Pustakawan Sekolah .......................................................................................... 36
2. Koleksi Perpustakaan Sekolah .......................................................................... 40
3. Layanan Perpustakaan Sekolah ......................................................................... 44
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 50
BAB III ................................................................................................................. 52
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................... 52
1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 52
2. Pendekatan Penelitian ....................................................................................... 52
B. Sumber Data .......................................................................................................... 53
1. Data Primer ....................................................................................................... 53
2. Data Sekunder ................................................................................................... 53
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 53
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 55
E. Teknik Pengolahan Data ....................................................................................... 56
F. Teknik Analisa Data ............................................................................................. 58
G. Tempat dan Jadwal Penelitian............................................................................... 61
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................................ 62
BAB IV ................................................................................................................. 65
A. Profil Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ........................................................ 65
1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ............................... 65
2. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ........................................ 66
3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ................................ 67
4. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta .............................. 68
5. Sumber Daya Manusia ...................................................................................... 68
6. Koleksi Perpustakaan ........................................................................................ 70
7. Layanan Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ................................................ 70
8. Sarana dan Prasarana Perpustakaan .................................................................. 73
9. Tata Tertib Perpustakaan .................................................................................. 74
B. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 74
1. Analisis Identitas Responden ............................................................................ 74
vii
2. Analisis Hasil Persepsi Responden mengenai Peran Perpustakaan Sekolah dalam
Menunjang Kurikulum 2013 ..................................................................................... 76
C. Rekapitulasi Skor Rata-rata Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang
Pelaksanaan Kurikulum 2013. .................................................................................... 101
D. Pembahasan ......................................................................................................... 102
1. Peran Pustakawan dalam Membantu Sekolah Menerapkan Kurikulum 2013 102
2. Peran Koleksi Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013
104
3. Peran Layanan Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013
105
BAB V ................................................................................................................. 107
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 107
B. Saran ................................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 111
LAMPIRAN ....................................................................................................... 111
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP ..................................... 23
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .......................................................................... 61
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas .......................................................................... 63
Tabel 3.3 Reliability Statistics ......................................................................... 64
Tabel 4.1 Kondisi Koleksi dari Tahun 2011-2015 ........................................... 70
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ................................................................ 75
Tabel 4.3 Perbedaan Kelas Responden ............................................................ 75
Tabel 4.4 Pustakawan menyediakan berbagai koleksi perpustakaan ............... 77
Tabel 4.5 Pustakawan membantu untuk mencarikan dan mendapatkan koleksi
perpustakaan yang diperlukan .......................................................................... 77
Tabel 4.6 Pustakawan membantu mendapatkan koleksi yang sulit ditemukan.. 79
Tabel 4.7 Pustakawan memberikan bimbingan perpustakaan ......................... 80
Tabel 4.8 Pustakawan menyediakan akses internet di perpustakaan ............... 80
Tabel 4.9 Pustakawan membantu menelusur informasi dengan internet ......... 81
Tabel 4.10 Pustakawan membantu mendapatkan informasi yang akurat dari internet
.......................................................................... 82
Tabel 4.11 Pustakawan menyarankan memanfaatkan berbagai sumber infromasi
baik tercetak maupun eletronik ........................................................................ 83
Tabel 4.12 Pustakawan menyarankan menggunakan buku pelajaran sesuai dengan
kurikulum 2013 .......................................................................... 84
Tabel 4.13 Rekapitulasi skor persepsi siswa-siswi terhadap peran perpustakaan
dalam membantu menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013 .......................... 85
Tabel 4.14 Pengetahuan responden mengenai koleksi perpustakaan............... 86
Tabel 4.15 Memanfaatkan koleksi perpustakaan ............................................. 87
Tabel 4.16 Keberagaman koleksi perpustakaan ............................................... 88
ix
Tabel 4.17 Koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar selain didapatkan dari guru
.......................................................................... 89
Tabel 4.18 Koleksi Perpustakaan sebagai sumber informasi yang akurat selain
didapatkan dari internet .......................................................................... 90
Tabel 4.19 Koleksi perpustakaan dapat membantu untuk menyelesaikan tugas
sekolah .......................................................................... 91
Tabel 4.20 Koleksi buku pelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 .............. 92
Tabel 4.21 Rekapitulasi skor persepsi siswa-siswi terhadap peran koleksi
perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 ........................ 93
Tabel 4.22 Pengetahuan responden terhadap layanan perpustakaan ............... 94
Tabel 4.23 Layanan perpustakaan digunakan dengan baik .............................. 95
Tabel 4.24 Layanan wajib kunjungan perpustakaan terbiasa dalam memanfaatkan
koleksi perpustakaan serta membiasakan gemar membaca ............................. 96
Tabel 4.25 Layanan internet dapat menemukan informasi selain didapatkan dari
koleksi perpustakaan .......................................................................... 97
Tabel 4.26 Layanan literasi informasi membantu untuk memilah dan menemukan
informasi yang relevan dengan koleksi perpustakaan ...................................... 98
Tabel 4.27 Layanan bimbingan perpustakaan membantu untuk mengetahui cara
menggunakan perpustakaan dengan baik ......................................................... 99
Tabel 4.28 Rekapitulasi skor persepsi siswa-siswi terhadap peran layanan
perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 ........................ 100
Tabel 4.29 Rekapitulasi skor rata-rata keseluruhan ......................................... 101
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta...... 68
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Kondisi Perpustakaan SMAN 94 Jakarta
Lampiran 2 Surat Tugas Menjadi Dosen Pembimbing
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian SMAN 94 Jakarta
Lampiran 4 Surat Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 Surat Penguji Skripsi
Lampiran 7 Surat Pergantian Judul Skripsi
Lampiran 8 Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah
Lampiran 9 Nilai Product Moment
Lampiran 10 Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 11 Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMAN 94 Jakarta
Lampiran 12 Tata Tertib Perpustakaan SMAN 94 Jakarta
Lampiran 13 Kuesioner Penelitian
Lampiran 14 Transkrip Wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menuntut ilmu merupakan suatu kemuliaan tersendiri yang telah
dimiliki seseorang untuk mendapatkan ketentraman, keridhoan serta
kebahagiaan dunia dan akhirat terhadap amal perbuatan yang telah dilakukan
selama di dunia. Menuntut ilmu juga merupakan suatu kewajiban bagi seluruh
umat Islam. Sebagaimana yang kita ketahui dalam hadits di bawah ini:
عن ابن عباس رصي الل عنه قال : قال رسول هللا عليه وسلم : اطلب العلم ولو ين فان طلب العلم فريضة ا على كل مسلم ومسلمة ان المللئكة تضع اخنح باالص ت
} لطالب رضاعا بما يطلب }رو اه ابن عبد البر
“Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata: Rasullullah SAW bersabda:
“Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu
itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesunggunnya
para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu
karena ridho terhadap amal perbuatannya.” (H.R Ibnu Abdul Barr).1
Dari hadist di atas, maka jelaslah dikatakan bahwa menuntut ilmu
sangat wajib dilakukan oleh setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan,
dewasa maupun muda, serta carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Perumpaan
Negeri Cina, karena negeri ini merupakan negeri yang mempunyai peradabaan
yang sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan. Sebagai seorang muslim,
haruslah mengejar ilmu sampai sejauh mungkin, setinggi-tinggi mungkin,
1 Asmaul Husna. Diakes pada laman www.asmaul-husna.com/2015/09/hadist-menuntut-ilmu-
hadis-tentang.html. Pada tanggal 23 Juli 2016 Pukul 20.00.
2
karena kedudukan orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh
allah beberapa derajat serta mendapatkan pahala.
Melihat bahwa menuntut ilmu sangatlah besar lingkupnya (tidak hanya
belajar di rumah, di luar rumah, di sekolah bahkan sampai ke Negeri Cina),
begitupun dengan pendidikan. Di lingkup sekolah, pendidikan merupakan
proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan siswa/i nya yang
dapat bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, dan bagi alam semesta.
Tercapainya suatu pendidikan, tergantung pada sistem pembelajaran yang
diungguli oleh empat komponen yaitu guru, siswa, kurikulum dan sarana serta
prasarana sekolah. Pada pendidikan ini juga sering terjadi berganti-gantinya
kurikulum, pergantian kurikulum terjadi karena adanya tuntutan perkembangan
zaman.
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan
yang dikehendaki. Kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang oleh sarana
dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar dan mengajar
yang memadai, kemampuan tenaga mengajar, metodologi yang sesuai, serta
kejernihan arah serta tujuan yang akan di capai. Sejak mengalami beberapa kali
perubahan, saat ini sekolah tingkat dasar, tingkat pertama maupun sampai
tingkat menengah telah menggunakan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 muncul sebagai respon dari berbagai persoalan yang
dihadapi di dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Kurikulum 2013 terjadi
karena perubahan pada kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum KTSP.
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar
dan teori kurikulum berbasis kompetensi”. Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan dan bertindak.2
Dengan memahami adanya kurikulum 2013, telah dijelaskan bahwa
para siswa dapat diharapkan mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh setelah
menerima materi pembelajaran, memiliki kemampuan sikap, dan pengetahuan
yang lebih baik. Dengan demikian, untuk mewujudkan harapan para siswa yang
lebih baik tersebut, maka satu-satunya tempat yang dapat menjadi sarana dan
prasarana penunjang kurikulum serta memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber peroleh ilmu pengetahuan bagi
para siswa adalah perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang dikelola dengan
tujuan membantu sekolah mencapai tujuannya. Selain itu, Perpustakaan sekolah
sebagai jantungnya sekolah memiliki peran yang cukup penting dalam upaya
pelaksanaan kurikulum di sekolah. Berdasarkan Perarturan Pemerintah No. 24
2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka dasar dan struktur kurikulum
sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013), h. 8.
Tahun 2014 dapat dijelaskan bahwa, “perpustakaan sekolah merupakan bagian
integral dari kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di
sekolah”. Dengan melihat beberapa pengertian di atas, sangatlah jelas bahwa
peran perpustakaan sekolah cukup penting sebagai sumber penunjang dalam
memenuhi kebutuhan informasi dan pembelajaran ilmu pengetahuan bagi
siswa, guru serta warga sekolah lainnya, sesuai yang tercantum dalam
kurikulum sekolah.
Dapat dilihat juga di dalam Undang-undang Pendidikan Nasional No.2
tahun 1989, mengisyaratkan pentingnya perpustakaan di dalam membantu
pelaksanaan kurikulum sekolah. Proses belajar mengajar akan sangat
dipermudah jika sekolah telah memiliki sumber belajar yang cukup mencakup
koleksi di perpustakaan yang lengkap dan fasilitas yang mendukung
berjalannya kurikulum 2013 di sekolah serta akan lebih dipermudahkan lagi jika
pustakawan memiliki pengetahuan yang berlangsung di sekolah.3
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dengan
mewawancarai Kepala Perpustakaan di Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta,
menyatakan bahwa, perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta merupakan salah satu
perpustakaan sekolah Negeri yang telah menggunakan Kurikulum 2013, pada
tahun 2013/2014 ditetapkan di kelas X serta perpustakaannya yang cukup baik
dalam mendukung pelaksanaan kurikulum sekolah, karena perpustakaan
3 Sulistia Hartoyo dan Edi Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1995), h. 6.
sekolah ini telah memiliki tenaga pustakawan walaupun bukan tenaga
profesional (guru yang menjadi pustakawan), namun tenaga pustakawan ini
mengetahui akan informasi yang berlangsung dan dapat memenuhi kebutuhan
para warga sekolah, koleksi perpustakaan yang tiap tahunnya selalu meningkat,
beberapa program layanan yang telah disediakan oleh perpustakaan dapat
mendukung suasana pembelajaran yang menarik, ruangan perpustakaan yang
lumayan besar untuk perpustakaan sekolah, serta adanya sarana dan prasarana
yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.
Selain itu Perpustakaan Sekolah ini tidak hanya dijadikan sebagai ruang
membaca tetapi juga sering digunakan untuk proses pembelajaran karena
perpustakaan telah menyediakan berbagai komputer sebagai penunjangnya.
Dengan demikian, perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ini dapat memegang
peran penting untuk sekolah, dapat merealisasikan misi serta kebijakan dalam
memajukan sekolah SMA NEGERI 94 Jakarta ini serta dapat mencapai tujuan
pendidikan yang telah tercantum pada kurikulum 2013.
Dengan demikian berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, dengan
melihat pentingnya perpustakaan serta terus memaksimalkan peran
perpustakaan sekolah demi tercapainya pelaksanaan kurikulum 2013, peneliti
tertarik untuk mengaji lebih dalam lagi, yang kemudian akan peneliti tuangkan
dalam sebuah skripsi dengan mengangkat tema yang berjudul “Persepsi Siswa
Terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka peneliti hanya
ingin membatasi penelitian ini mengenai pembahasan tentang “Persepsi Siswa
Terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan
Kurikulum 2013”, yang akan dilihat dari peran pustakawan, peran koleksi,
peran layanan perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum
2013.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka telah didapatkan bahwa
rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1. Sejauh mana peran pustakawan dalam membantu sekolah menerapkan
kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta?
2. Sejauh mana peran koleksi perpustakaan sekolah dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta?
3. Sejauh mana peran layanan perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan
kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui peran pustakawan dalam membantu sekolah
menerapkan kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta.
b) Untuk mengetahui peran koleksi perpustakaan sekolah dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta.
c) Untuk mengetahui peran layanan perpustakaan dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta.
2. Manfaat Penelitian ini adalah:
a) Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan koleksi
referensi atau sebagai perbandingan dalam mengembangkan keilmuan
sesuai dengan bidangnya, serta dapat menambah jumlah pembahasan
mengenai kelanjutan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.
b) Manfaat Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta pengalaman
baru perpustakaan mengenai peran perpustakaan sekolah dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 pada Perpustakaan sekolah
SMA NEGERI 94 Jakarta, serta dapat dijadikan sebagai acuan
perpustakaan sekolah SMA NEGERI 94 Jakarta dalam melaksanakan
kurikulum 2013 secara baik dan maksimal guna untuk meningkatkan
penggunaan perpustakaan oleh para siswa/i dan pemustaka lainnya.
D. Definisi Istilah
1. Persepsi merupakan kemampuan sesorang untuk memberikan pendapat atau
gagasan terhadap suatu masalah yang akan dibahas ke dalam suatu topik
tertentu.
2. Peran
Peran merupakan tindakan atau kegiatan yang telah diadakan oleh
perpustakaan yang diharapkan dapat memiliki dampak terhadap warga
sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013.
3. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan
sekolah, kemudian dikelola dan digunakan untuk menunjang pelaksanaan
kurikulum sekolah, serta membantu siswa dan guru dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
4. Menunjang
Menunjang merupakan kata kerja yang berasal dari kata imbuhan me- dan
tunjang yang artinya adalah menyokong, menyangga dan membantu. Dalam
judul penelitian ini, peran perpustakaan sekolah dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013 artinya adalah bahwa peran perpustakaan
sekolah sangat penting dalam membantu untuk menyukseskan pelaksanaan
kurikulum 2013 di sekolah SMA NEGERI 94 Jakarta.
5. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dimulai pada tahun 2013 yang
bertujuan untuk membangun rencana, perarturan dan pedoman sekolah
dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 merupakan program
lanjutan dari kurikulum kompetensi, di mana siswa diharapkan memiliki
kompetensi yang dilihat dari sikap, pengetahuan dan keterampilan mereka
dengan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
E. Sistematika Penelitian
Dalam melakukan penyusunan penelitian ini, peneliti membagi sistematika
penelitian ke dalam 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat seputar penelitian, yaitu mencakup
latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah,
dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini mencakup tentang penjelasan mengenai a.
Kurikulum 2013 terdiri dari pengertian kurikulum
2013, tujuan kurikulum 2013, landasan/ kerangka dasar
kurikulum 2013, karakteristik kurikulum 2013, dan
perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP. b.
Perpustakaan Sekolah terdiri dari pengertian
perpustakaan sekolah, tujuan dan fungsi perpustakaan
sekolah, dan peran perpustakaan sekolah, c.
Perpustakaan dan kurikulum 2013 yang membahas
mengenai peran pustakawan, peran koleksi dan peran
layanan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum
2013. d. Penelitian terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini mencakup tentang penjelasan mengenai a. Jenis
dan pendekatan penelitian. b. Sumber data. c. populasi
dan sampel. d. Teknik pengumpulan data. e. Teknik
pengolahan data. f. Uji validitas. g. Teknik analisis data
dan h. Jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdapat dua sub bab diantaranya adalah bab
mengenai a. Profil perpustakaan SMA NEGERI 94,
terdiri dari, sejarah berdirinya perpustakaan Sekolah
Jakarta, visi dan misi, tugas dan fungsi perpustakaan,
struktur organisasi, sumber daya manusia
perpustakaan, koleksi perpustakaan, layanan
perpustakaan, sarana dan prasarana perpustakaan, dan
tata tertib perpustakaan, Dan sub bab yang b. Hasil
penelitian dan pembahasannya yang berisi mengenai
hasil temuan penelitian dan pembahasan terkait dengan
peran perpustakaan sekolah dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013, yang terdiri dari peran
pustakawan dalam membantu menerapkan kurikulum
2013, peran koleksi perpustakaan sekolah, dan peran
layanan perpustakaan yang menunjang pelaksanaan
kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian ini, dimana
peneliti mengemukakan kesimpulan dari pembahasan
skripsi dan peneliti mencoba untuk memberikan saran
yang merupakan sumbangan pemikiran peneliti dan
dari sumbangan pemikiran informan (hasil
wawancara).
12
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.4 Menurut Sarlito, persepsi adalah kemampuan
seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan untuk
membedakan, kemampuan untuk menfokuskan.5
Sedangkan menurut Slameto, mengungkapkan bahwa persepsi
adalah proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkunganya. Hubungan ini dilakukan dengan indranya
yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium.6
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah kemampuan seseorang untuk memberikan suatu pendapat agar dapat
memberikan kesimpulan dan menafsirkan terhadap objek yang diamatinya.
4 Rahmat Jallaludin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Karya, 1990), h. 64. 5 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1983),
h. 89. 6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 102.
13
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu persepsi,
diantara faktor tersebut adalah:7
a) Faktor Fungsional
Faktor ini dihasilkan dari situasi, kegembiraan (suasana hati), pelayanan
dan pengalaman masa lalu seorang individu.
b) Faktor Struktural
Faktor ini merupakan faktor yang timbul atau dihasilkan dari bentuk
stimulasi dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf
individu.
c) Faktor Situasional
Faktor ini merupakan faktor yang berkaitan dengan bahasa nonverbal.
Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, dan petunjuk
paralingusitik.
d) Faktor Personal
Faktor ini merupakan faktor yang terdiri atas pengalaman, motivasi dan
kepribadian.
3. Pengukuran Persepsi
Untuk mengukur persepsi hampir sama dengan bagaimana
mengukur suatu sikap. Meskipun materi yang diukur bersifat abstrak,
namun secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, di mana sikap
terhadap suatu objek dapat diterjemahkan dalam sistem angka. Metode yang
7 Sobur Alex. Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), h. 15.
14
digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap dapat menggunakan metode
Self Report dan metode pengukuran Involuntary Belavior8, berikut adalah
pemaparannya:
a) Metode Self Report
Metode ini merupakan suatu metode di mana jawaban yang diberikan
dapat menjadi indikator sikap seseorang, tetapi apabila seseorang tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat diketahui
pendapat dan sikapnya.
b) Metode Involuntary Belavior
Metode ini merupakan metode yang memang diinginkan atau dapat
dilakukan oleh seseorang, dalam banyak situas pengukuran sikap dapat
dipengaruhi oleh kerelaan seseorang. Pendekatan ini merupakan
pendekatan observasi terhadap suatu reaksi-reaksi fisiologis tanpa
disadari oleh seseorang yang bersangkutan.
Jika merujuk pada penyataan di atas, bahwa mengukur persepsi
hampir sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap dapat dipakai atau
dimodifikasi untuk mengungkap persepsi. Skala sikap dapat disusun untuk
mengungkap sikap pro dan kontra, postif dan negaif, setuju dan tidak setuju
terhadap suatu hal atau objek. Penggunaan skala sikap dapat diukur dengan
8 Evie Santika, “Persepsi Pasangan Terhadap Peran Keluarga Setelah Kelahiran Anak Pertama
di Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Simpang Kanan Kab. Rokan Hilir Riau.” [Skripsi S1 Fakultas
Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Medan, 2012]. h. 8.
15
menggunakan skala Likert.9 Untuk mengetahui skala Likert lebih lanjut,
maka akan dibahas pada bab 3 mengenai teknik analisa data.
B. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan usaha-usaha yang mengarahkan pada tujuan
pendidikan atau sekolah. Menurut J.G Tallor dan Willian Alexander yang
dikutip oleh Syafrudin mendefinisikan bahwa “The Curriculum is the sum
total of school”s effort to playground or out of school”.Artinya adalah
“Kurikulum adalah segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk
mempengaruhi belajar anak, baik di dalam maupun di luar kelas.”10
Menurut E. Mulyasa, “kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai
kritikan terhadap kurikulum 2006, serta sesuai dengan perkembangan
kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam
penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan
negara.”11 Selain itu, Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari
kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada
tahun 2004, KBK dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan
9 Azwar Saifudin. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya (Jakarta: Pustaka Pelajar,
2002), h. 27. 10 Nurdin Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press,
2003), h. 33. 11 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 163.
16
pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur
pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.12
Menurut Warsono, “Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori
“pendidikan berdasarkan standar” (Standard-based education) dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketrampilan, dan
bertindak.”13
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum
yang dikembangkan berdasarkan standar yaitu sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dan berdasarkan kompetensi. Kurikulum 2013 ini,
juga menfokuskan agar para siswa (peserta didik) sekolah mampu menjadi
pribadi yang memiliki kemampuan pengetahuan, bersikap, dan
berketerampilan di masa depan.
2. Tujuan Kurikulum 2013
Seperti yang telah dikemukakan di berbagai media massa, bahwa
melalui pengembangan Kurikulum 2013 akan menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap,
12 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h. 66. 13 Warsono, Perpustakaan Sekolah Ideal dan Perannya dalam Implementasi Kurikulum
2013 (Jawa Tengah: SMP Negeri 5 Cilacap, 2014), h. 10. Di dalam Jurnal UNS. Di akses pada laman
http://www.google.co.id/url?q=http://pustaka.uns.ac.id/download/juara-H3.doc Pada 20 Juli 2016
Pukul 17:00.
17
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan
karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dapat di demostrasikan oleh peserta didik sebagai wujud pemahaman
terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. 14
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
“Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.”15
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan utama
dibuatnya Kurikulum 2013 adalah menjadi siswa/siswi sekolah menjadi
anak yang mandiri, aktif, inovatif, berguna untuk bangsa dan negara serta
memiliki kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Landasan atau Kerangka Dasar Kurikulum 2013
Menurut E. Mulyasa, untuk mengembangkan kurikulum 2013 perlu
diadakannya sebuah landasan. Untuk itu, pengembangan kurikulum 2013
dilandasi secara, sebagai berikut:16
a. Landasan Filosofis
14E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h 65. 15 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, (Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 7. 16E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h. 64.
18
1) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
2) Kurikulum akan berorientasi pada pengembangan kompetensi.
b. Landasan Yuridis
1) RPJMN 2010-2014 Sektor Pndidikan tentang perubahan metodologi
pembelajaran dan penataan kurikulum.
2) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3) INPRES No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
pembangunan Nasional: penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk
membentuk daya saing dan karakter bangsa.
c. Landasan Konseptual
1) Relevansi pendidikan
2) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.
3) Pembelajaran kontektual
4) Pembelajaran aktif
5) Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.
Sedangkan landasan atau Kerangka dasar kurikulum 2013 menurut
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 70
Tahun 2013, bahwa landasan Kurikulum 2013 meliputi tiga aspek yaitu
19
landasan filosofi, landasan teoritis dan landasan Yuridis.17 Berikut
penjelasannya:
a. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Selain itu, dengan landasan filosofi, menjadikan kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Filosofi ini juga menentukan bahwa isi kurikulum 2013 adalah disiplin
ilmu dan pembelajaran disiplin ilmu serta untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi
penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
b. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan
17 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, h. 9.
20
berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai
kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketrampilan dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: 1) pembelajaran yang dilakukan guru
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat, dan 2) pengalaman belajar langsung
peserta didik sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
c. Landasan Yuridis
Landasan yurudis Kurikulum 2013 adalah:
1) UU Dasar Negara RI Tahun 1945,
2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
3) UU No. 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional,
4) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah
21
No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
NO. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dari kedua paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
melakukan perubahan-perubahan terhadap kurikulum pendidikan, di mulai
dari adanya kurikulum 1994 kemudian berubah menjadi Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), berubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan sekarang ini berubah menjadi kurikulum
2013, tentunya pemerintah maupun para ahli pendidikan mempunyai
landasan yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
dengan mengacu kepada kebutuhan masyarakat, budaya bangsa, dan
perkembangan teknologi masyarakat pemakai.
4. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:18
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar.
18Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, h. 6.
22
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kempetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar Mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013
merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Karakteristik kurikulum 2013 lebih diprioritaskan oleh para
siswa agar menjadi pribadi yang baik dimasa depan dengan pengalaman
belajar yang telah diajarkan di sekolah.
5. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP
Telah dijelaskan diatas bahwa kurikulum 2013 merupakan langkah
lanjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun
2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Dengan demikian terjadi perbedaan pola pikir dalam penyususnan antara
23
ketiga kurikulum tersebut. Berikut perbedaanya dapat dilihat sebagai
berikut:
Pada KBK 2004 dan KTSP 2006 adalah:19
a. Standar Kompetensi lulusan diturunkan dari Standar Isi.
b. Standar isi dirumuskan berdasrkan tujuan Mata Pelajaran (Standar
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran.
c. Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk
keterampilan dan pembentuk pengetahuan.
d. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran.
e. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata
pelajaran terpisah.
Sedangkan pada Kurikulum 2013 adalah:
a. Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.
b. Standar Isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui
kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.
c. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
d. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
e. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti/ tiap kelasnya.
19 Paparan Wakil Menteri Pendidikan, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 28.
24
Secara rinci perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum
KTSP, diuraikan didalam tabel:20
Tabel 2.1
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum KTSP
No. Kurikulum 2013 Kurikulum KTSP
1. Standar Kompetensi Lulusan
ditentukan terlebih dahulu, melalui
Permendikbud No. 54 tahun 2013.
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi,
yang berbentuk kerangka dasar
kurikulum dalam Permendikbud No 67,
68, 69 dan 70 tahun 2013.
Standar isi ditentukan
terlebih dahulu melalui
permendikbud no. 22
tahun 2006. Setelah itu
ditentukan SKL melalui
permendikbud no. 23
tahun 2006.
2 Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan hard skill
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
Lebih menekankan pada
aspek pengetahuan.
3 Di jenjang SD tematik terpadu untuk
kelas I-VI
Di jenjang SD tematik
terpadu untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih
sedikit dibanding KTSP
Jumlah jam pelajaran
lebih sedikit dan jumlah
mata pelajaran lebih
banyak dibanding
kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di
jenjang SD dan semua mata pelajaran
di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach) yaitu standar proses dalam
pembelajran terdiri dari mengamati,
menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta.
Standar proses dalam
pembelajran terdiri dari
eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
6 TIK bukan sebagai mata pelajaran,
melainkan sebagai media pembelajaran
TIK sebagai mata
pelajaran
7 Standar penilaian menggunakan
penilaian otentik yaitu mengukur
semua kompetensi sikap, keterampilan
dan pengetahuan berdasarkan proses
dan hasil.
Penilaiannya lebih
dominan pada aspek
pengetahuan.
8 Pramuka menjadi ektrakulikuler wajib Pramuka bukan
ektrakulikuler wajib
20 Imas Kurniasih dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan.
(Surabaya: Kata Pena, 2014), h. 45.
25
9 Peminatan/penjurusan mulai kelas X
untuk jenjang SMA/MA
Penjurusan mulai kelas
XI
10 Bimbingan Konseling lebih
menekankan mengembangkan potensi
siswa
Bimbingan Konseling
lebih pada
menyelesaikan masalah
siswa
Dari uraian di atas kita dapat mengetahui, bahwa perbedaan antara
kurikulum 2013 dengan kurikulum KBK dan KTSP sangatlah signifikan.
Meskipun semua komponennya sama, namun penerapan untuk kurikulum 2013
lebih ditingkatkan dan dikembangkan kembali agar kurikulum 2013 terlihat
lebih baik daripada kurikulum sebelumnya.
C. Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Di Indonesia terdapat berbagai jenis perpustakaan yang tersebar luas
di masyarakat, salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Menurut Sulistyo
Basuki, “perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada
sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,
dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus
sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.”21
Menurut Darmono, “perpustakaan sekolah sebagai salah satu unit
kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola
dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh
21 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Utama, 1991), h.
50.
26
pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang
menyenangkan.”22
Sementara di dalam IFLA menyatakan bahwa, “A school library is
a school’s phsyical and digital learning space where reading, inquiry,
research, thingking, imagination, and creativity are central to students’
information-to-knowledge journey and to their personal, social, and
cultural growth. This physical and digital place is known by several terms
(e.g., school media centre, centre for documentation and information,
library resource centre, library learning commons) but school library is the
term most commonly used and applied to the facility and functions.”23
Perpustakaan sekolah adalah ruang belajar sekolah secara fisik dan digital
di mana membaca, menanya, meneliti, berfikir, berimajinasi dan
berkreatifitas pada pusat pengetahuan informasi siswa dan untuk pribadi
mereka, sosial dan pertumbuhan budaya.
Menurut Pawit M. Yusuf, “perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang berperan sebagai
media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar serta
22 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Gramedia Widia
Sarana Indonesia, 2001), h. 2. 23 International Federation of Library Associations and Institutions, IFLA School Library
Guidelines (Netherlands: IFLA Professional Committee, 2015), h. 16. Di akses di laman
http://www.ifla.org. Pada tanggal 27 Juli 2016, Pukul 19:00.
27
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di
lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid.”24
Sutarno mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan
salah satu sarana dan fasilitas penyelengaraan pendidikan sehingga setiap
sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai serta merupakan
komponen pendidikan yang penting.25
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah
adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, berperan
sebagai pusat sumber belajar serta bertujuan untuk memenuhi segala
informasi yang dibutuhkan oleh sekolah.
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Tujuan umum adanya perpustakaan sekolah adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar
melalui pengembangan sistem instruksional. Hal ini dilaksanakan dengan
menyediakan berbagai pilihan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
di kelas untuk mendorong penggunaan cara-cara baru yang paling sesuai
untuk mencapai tujuan program akademik dan kewajiban-kewajiban
instruksional yang direncanakan.26
24 Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Pranada
Media Group, 2007), h. 1. 25 Sutarno, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto,
2006), h. 39. 26 Mudhoffir, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (Bandung: Remaja
Karya, 1986), h. 12.
28
Menurut Darmono, “tujuan keberadaan perpustakaan sekolah ialah
untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah
pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan nenikmati
pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan
daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan
pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.”27
Yusuf menjelaskan bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah
sebagai berikut:28
a. Mendorong dan mempercepat proses penguasan teknik membaca para
siswa.
b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
c. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat
membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para
siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
27 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, h. 6. 28 Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah
(Jakarta: Kencana, 2007), h. 3.
29
g. Dan memberikan liburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lainnya
yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.
Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah, menurut Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0103/0/1981 tertanggal 11 Maret
1981 disebutkan bahwa perpustakaan sekolah berfungsi sebagai berikut:29
1. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum sekolah.
2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreatifitas dan imajinasinya.
3. Pusat untuk membaca guna menambah ilmu pengetahuannya.
4. Sebagai tempat rekreasi dengan membaca buku-buku yang bersifat
hiburan.
Adapun fungsi dari perpustakaan sekolah menurut Ibrahim Bafadal
adalah sebagai berikut:30
a. Fungsi Informatif
Fungsi ini berkaitan dengan upaya dalam penyediaan koleksi
perpustakaan, yang bersifat memberi tahu akan hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan para siswa dan guru, yaitu dengan cara membaca
berbagai bahan bacaan yang telah disediakan di perpustakaan sekolah,
29Titin Sinta Prihandini, “Peran Perpustakaan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.”
[Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005]. h. 25. 30Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 8
30
maka para guru dan siswa akan mengetahui banyak hal yang terjadi di
dunia ini.
b. Fungsi Edukatif
Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia, pembangunan
yang berkualitas dimasa yang akan datang. Di dalam perpustakaan
sekolah disediakan buku-buku baik buku fiksi ataupun non-fiksi, selain
itu juga tersedia buku-buku yang disesuaikan dengan kurikulum
sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah berfungsi untuk
mendidik muridnya menjadi pribadi yang mandiri atau edukatif.
c. Fungsi Rekreatif
Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai rekreasi.
Rekreasi disisni bukan berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi
tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologinya. Dimaksudkan
bahwa disedikannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar,
novel, komik, majalah umum dan sebagainya dapat menghibur
pembacanya.
d. Fungsi Riset
Perpustakaan telah menyediakan banyak bahan pustaka. Adanya bahan
pustaka yang lengkap ini, membuat para murid dan guru dapat
melakukan riset yaitu mengumpulkan data atau keterangan yang
diperlukan untuk penelitian/riset.
e. Fungsi Adminitratif
31
Fungsi ini terlihat pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah,
dimana setiap ada peminjaman atau pengembalian buku harus dicatat
oleh guru atau pustakawan. Jika dalam peminjaman buku ada murid
yang telat mengembalikan buku yang telah disesuaikan dengan jangka
waktu yang ditetapkan maka murid itu diberikan denda, dan apabila ada
murid yang menghilangkan buku maka murid tersebut harus
mengantinya. Semua ini di lakukan guna untuk mendidik murid-murid
kearah tanggung jawab serta membiasakan murid-murid bersikap dan
bertindak administratif.
Perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan di sekolah
merupakan bagian integral dalam sistem kurikulum sekolah berfungsi
sebagai:31
a. Pusat kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan sekolah menyediakan
koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.
b. Pusat penelitian sederhana. Perpustakaan sekolah menyediakan
koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk melaksanakan
penelitian sederhana bagi peserta didik.
c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi perpustakaan yang
bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu
31Ratmi Agustina, “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Kegiatan Belajar.”
[Skripsi S1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, 2012], h. 6.
32
pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan tenaga
kependidikan.
Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan
fungsi perpustakaan sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kecerdasaan
pemustaka, membantu dalam kecakapan bahasa, menikmati fungsi-fungsi
perpustakaan yang ada, terutama di lingkup perpustakaan sekolah. Tentunya
dapat membantu warga sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di
sekolah.
3. Peran perpustakaan Sekolah
Secara umum, “peran merupakan suatu tingkah yang diharapkan
dapat dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.”32 Sedangkan
dalam konteks perpustakaan sekolah, pengertian peran menjadi suatu
tindakan, tingkah atau kegiatan perpustakaan yang diharapkan dapat
dimiliki serta berpengaruh di lingkungan sekitar sekolah. Untuk itu, peran
perpustakaan yang utama adalah untuk memberikan informasi dari berbagai
ilmu sehingga ilmu yang telah didapat memenuhi kebutuhan informasi
pemustaka (seluruh warga sekolah).
32 KBBI, Peran. Di akses pada http://kbbi.web.id/peran Pada tanggal 23 Agustus 2016.
Pukul 19:00.
33
Rizal Saiful Haq mengemukakan bahwa perpustakaan sekolah harus
berperan dalam hal-hal sebagai berikut:33
a. Sarana yang menyediakan sumber-sumber dan media pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam proses belajar
mengajar.
b. Sarana yang dapat membimbing para siswa dalam memilih, dan
mengunakan sumber-sumber informasi yang sesuai untuk keperluan
proses pembelajaran secara mandiri.
c. Sarana pengembangan dan peningkatan kebiasaan membaca di
kalangan siswa.
d. Sarana pembinaan kemampuan dan sikap, baik yang bersifat fisik,
intektual, sosial dan moral keagamaan dalam rangka mempersiapkan
para siswa untuk hidup di masyarakat.
Sedangkan Noerhayati Soedibyo, menjelaskan bahwa peran
perpustakaan sekolah adalah:34
a. Peran perpustakaan sekolah sebagai penunjang pendidikan, dalam hal
ini perpustakaan jelas berperan sebagai pencatat, pelestarian
pengetahuan dan kebudayaan manusia. Di pihak lain, pendidikan pada
dasarnya merupakan proses pemindahan dan pewarisan kebudayaan
dan pengetahuan.
33 Rizal Saiful-Haq, dkk, Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan Peran serta
Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: FAH UIN Syarif Hidayatullah, 2007), h.13. 34 Soedibyo Noerhayati, Pengelolaan perpustakaan (Bandung: Alumni, 1987), h. 87-89.
34
b. Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum, perpustakaan
sekolah yang baik merupakan sumber memberikan bahan pelengkap
dalam penyusunan dan pembinaan kurikulum.
c. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pengembangan minat
baca, perpustakaan harus pula menyediakan buku-buku bacaan yang
menarik yang akan menggugah kesenangan membaca, dan mendorong
siswa untuk terus gemar membaca.
d. Perpustakaan sebagai sarana proses mengajar atau belajar, para siswa
yang ingin lebih mendalami suatu topik, mengerjakan tugas, membuat
laporan dan sebagainya bisa dibantu dengan fasilitas-fasilitas yang ada
di perpustakaan.
e. Perpustakaan dan peran disiplin.
f. Perpustakaan dan rekreasi, perpustakaan hanya menyediakan bahan-
bahan bacaan yang bersifat menghibur sehat seperti roman, puisi,
cerpen.
g. Untuk memenuhi kebutuhan penelitian para siswa, perpustakaan harus
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan seperti laporan, kamus,
ensiklopedi.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah
sangatlah memiliki peran yang sangat penting untuk pemustaka, karena
selain untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, perpustakaan juga
dapat membantu dalam meningkatkan pengetahuan serta memudahkan
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Agar dapat mencapai perannya
35
dengan baik, perpustakaan sekolah harus dikelola dengan baik sehingga
perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk
menunjang proses pendidikan yang berlangsung di sekolah.
D. Perpustakaan Sekolah dan Kurikulum 2013
Perpustakaan sekolah yang dikelola secara baik dan efektif akan
menjadi salah satu elemen penting yang dapat mendukung perencanaan
kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pengembangan kurikulum di sekolah dengan adanya
perpustakaan sekolah adalah sikap kepala sekolah serta metode mengajar guru.
Dikatakan demikian, karena sikap kepala sekolahlah yang menentukan apakah
sekolah akan menerapkan kurikulum yang memanfaatkan banyak sumber
belajar yang tersedia di perpustakaan atau tidak. Metode mengajar guru yang
bervariasi dapat memperngaruhi penggunaan perpustakaan, karena guru tidak
hanya menerapkan kegiatan belajar di kelas saja tetapi juga menggunakan
kegiatan belajar di luar kelas dengan menggunakan sumber belajar yang telah
tersedia di perpustakaan.35
Keberadaan perpustakaan sekolah sangatlah penting dengan
diberlakukannya kurikulum 2013, karena kurikulum ini menuntut adanya
peningkatan peran perpustakaan sekolah dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar dan minat baca para siswa dan guru. Kurikulum 2013 memungkinkan
para guru untuk menilai hasil belajar siswa dalam proses pencapaian sasaran
35 Sulistia, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas Terbuka,
2002), h. 17.
36
belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang
telah dipelajari. Selain itu, kurikulum 2013 merupakan suatu pembelajaran
yang dapat memfasilitasi siswa agar memiliki kompetensi baik dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang memadai serta pembelajaran lainnya yang
diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu dari berbagai sumber-sumber
informasi selain yang diberikan oleh guru, dengan melakukan observasi bukan
diberi tahu oleh guru.
Peran perpustakaan sekolah sangat penting dengan adanya kurikulum
2013. Peran tersebut tidak akan meningkat, jika tidak ada komponen-
komponen pendukung di dalamnya. Komponen-komponen yang dapat
meningatkan peran perpustakaan sekolah diantaranya adalah pustakawan
sekolah, koleksi perpustakaan sekolah serta layanan yang ada di perpustakaan
sekolah. Berikut adalah paparan dari ketiga komponen tersebut:
1. Pustakawan Sekolah
Menurut IFLA menyatakan bahwa, “Pustakawan sekolah adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi serta profesional, bertanggung
jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung
oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota
komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-
lainnya.”36
36 IFLA, Pedoman Perpustakaan Sekolah (Jakarta: PNRI, 2006), h. 14. Diakses di
http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm Pada tanggal 22 April 2016 pukul 07.30.
37
Sedangkan peran utama pustakawan sekolah adalah memberikan
sumbangan pada misi dan tujuan sekolah. Dalam kerjasama dengan semua
anggota komunitas sekolah, maka pustakawan sekolah ikut dalam
pengembangan rencana dan implementasi kurikulum sekolah.37
Sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 yang pertama bahwa,
mengembangkan keseimbangan antara sikap spritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreatifitas dan kerjasama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik. Dalam hal ini, dibutuhkan pustakawan yang mampu
mengembangkan keseimbangan tersebut. Pustakawan tidak hanya bekerja
sendiri dalam mengembangan keseimbangan ini, melainkan ada hubungan
kerjasama dengan guru dan siswa demi tercapainya keseimbangan tersebut.
Karena ini merupakan salah satu peran utama pustakawan yang harus
dimiliki untuk keikutsertasan dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah.
Karakteristik kedua kurikulum 2013 adalah menjadikan sekolah
sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana di mana siswa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat. Salah satu yang dapat memberikan pengalaman belajar di
sekolah adalah guru dan pustakawan sekolah. “Pustakawan sekolah
hendaknya menciptakan susasana yang sesuai untuk pembelajaran yang
menarik, menghibur, ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut
37 IFLA. Pedoman Perpustakaan Sekolah. h. 14.
38
dan curiga.”38 Dalam hal ini, pustakawan memiliki peran dalam
memberikan pengalaman belajar.
Pada karakteristik ketiga kurikulum 2013 adalah mengembangkan
sikap, pengetahauan dan keterampilan serta menerapkan dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat. Hal ini juga sepadan dengan peran
pustakawan bahwa pustakawan harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan
masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber,
baik tercetak maupun elektronik.39 Untuk itu keduanya dalam kaitannya
dengan perpustakaan dan kurikulum 2013 membutuhkan suatu
keterampilan dan ilmu pengetahuan untuk mengembangkannya.
Untuk mendukung adanya peran pustakawan sekolah, tentunya ada
kompetensi yang harus dimiliki oleh pustakawan sekolah. Karena peran
tidak akan berjalan dengan baik apabila kompetensi yang dimiliki tidak
sesuai dengan standar tenaga perpustakaan sekolah. Diantara kompetensi
yang harus dimiliki oleh pustakawan sekolah adalah kompetensi manajerial,
kompetensi kependidikan, kompetensi pengelolaan informasi, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi pengembangan profesi.
Untuk lebih jelas uraian mengenai kompentensi tenaga perpustakaan
sekolah dapar di lihat pada lampiran 8.
38 IFLA, Pedoman Perpustakaan Sekolah, h. 15. 39 IFLA, Pedoman Perpustakaan Sekolah, h. 15.
39
Dalam melaksanakan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk aktif
dalam memecahkan serta menyelesaikan suatu masalah secara mandiri.
Sehingga pustakawan harus membantu para peserta didik dalam mendukung
kemandirian belajarnya. Selain itu, dalam kurikulum 2013 ini guru juga
dituntut untuk aktif dalam mengembangkan pelajaran yang akan diberikan
kepada siswa. Sehingga, pustakawan dapat membantu guru dalam
mengembangkan pelajarannya dengan berbagai koleksi perpustakaan yang
tersedia yang berkaitan dengan kurikulum 2013. Oleh karena itu, siswa dan
guru membutuhkan pustakawan yang memiliki kompetensi, khususnya
dalam kompetensi kependidikan dan kompetensi pengelolaan informasi.
Kompetensi kependidikan adalah kemampuan pustakawan dalam hal
mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi dan memberikan
bimbingan literasi informasi dan kompetensi pengelolaan informasi adalah
kemampuan pustakawan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan,
memberikan jasa dan sumber informasi dan menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa peran pustakawan dalam
membantu menerapkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1) Pustakawan memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah.
2) Pustakawan mengikuti perkembangan kurikulum di sekolah.
3) Pustakawan bekerjasama dengan guru dalam mengembangkan
keseimbangan antara sikap, sosial, rasa ingin tahu serta kreatifitas para
siswa/siswi.
40
4) Pustakawan memiliki peran dalam memberikan pengalaman belajar.
5) Pustakawan membantu dalam mendukung kemandirian belajar siswa.
6) Pustakawan membantu guru dalam mengembangkan pelajarannya
dengan berbagai koleksi perpustakaan yang tersedia berkaitan dengan
kurikulum.
7) Pustakawan memiliki kompetensi kependidikan dalam:
a) Kemampuan dalam mengembangan keterampilan memanfaatkan
informasi,
b) Kemampuan dalam memberikan bimbingan literasi informasi.
8) Pustakawan memiliki kompetensi pengelolaan informasi, dalam:
a) Kemampuan pustakawan dalam mengembangkan koleksi
perpustakaan.
b) Kemampuan pustakawan dalam memberikan jasa dan sumber
informasi.
c) Kemampuan pustakawan dalam menerapkan teknologi informasi
dan komunikasi.
2. Koleksi Perpustakaan Sekolah
Di dalam buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah
yang di terbitkan oleh Perpustakaan Nasional menyatakan bahwa, “Koleksi
perpustakaan sekolah adalah semua jenis bahan perpustakaan yang
41
dikumpulkan/diadakan, diolah, disimpan dan dimanfaatkan oleh siswa atau
guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.”40
Koleksi perpustakaan sekolah juga harus mencerminkan isi dari
kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Secara fisik, jenis koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari bahan
buku dan bahan bukan buku.41 Pada bahan buku bermacam-macam jenisnya
diantaranya:42
a) Buku Pelajaran Pokok
Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun
secara teratur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh
siswa pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok
diterbitkan oleh pemerintah dan isinya sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
b) Buku Pelajaran Pelengkap
Buku pelajaran pelengkap adalah buku sifatnya membantu atau
merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh
siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
c) Buku Bacaan
40 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014). h. 25. 41 Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah,
h. 9 42 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 25.
42
Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan, yang
menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi bacaan nonfiksi, fiksi ilmiah
dan fiksi.
1) Buku Bacaan Non Fiksi adalah buku bacaan yang ditulis
berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan nonfiksi
dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau
pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum. Buku bacaan SD
dengan perbandinan 60% nonfiksi dan 40% fiksi, sedangkan SMP
dan SMA dengan perbandingan 70% nonfiksi dan 30% fiksi.
2) Buku Bacaan Fiksi Ilmiah adalah buku yang ditulis berdasarkan
khayalan dan rekaan pengarang dalam bentuk cerita yang dapat
mempengaruhi perkembangan daya pikir ilmiah.
3) Buku Bacaan Fiksi adalah buku yang ditulis berdarkan khayalan
pengarang dalam bentuk cerita. Buku bacaan fiksi yang baik dapat
memberikan pendidikan dan hiburan sehat.
d) Buku Rujukan
Buku rujukan adalah buku yang digunakan sebagai sumber informasi,
baik untuk memperoleh pengetahuan dasar suatu objek maupun
memperluas pengetahuan tentang suatu subjek tertentu. Buku yang
termasuk dalam buku rujukan adalah kamus, ensiklopedia, buku
tahunan, buku pegangan atau handbook, buku petunjuk, direktori,
sumber geografi seperti atlas, sumber biografi, bibliografi, buku indeks,
abstrak.
43
Sedangkan Untuk jenis bahan bukan buku ini banyak dijumpai di
perpustakaan sekolah adalah seperti: 1). Terbitan berkala seperti majalah
dan surat kabar, 2). Brosur 3). Pamflet 4). Guntingan surat kabar 5). Gambar
atau lukisan 6). Globe 7). Koleksi Audio Visual seperti DVD/CD audio
maupun video, 8) e-book atau buku elektronik.43
Sesuai dengan kurikulum 2013, bahwa kelas bukanlah satu-satunya
tempat belajar dan gurupun juga bukan satu-satunya tempat sumber belajar.
Untuk itu diperlukan sumber-sumber belajar lainnya. Jenis-jenis koleksi
perpustakaan sekolah yang telah disebutkan di atas, dapat dijadikan sebagai
sumber-sumber belajar siswa. Sehingga para siswa dan guru di dalam proses
belajar mengajar tidak terfokus hanya 1 buku saja yang berasal dari
Pemerintah tetapi dapat memperoleh koleksi buku lainnya baik tercetak
maupun elektronik di Perpustakaan sekolah yang telah disediakan.
Adapun jumlah pembaca dari segi pengguna perpustakaan adalah
sebagai berikut:44
a) Perpustakaan Sekolah SD, setiap siswanya memerlukan 10 judul bahan
pustaka.
b) Perpustakaan Sekolah SMP, setiap siswa nya memerlukan 15 judul
bahan pustaka.
c) Perpustakaan Sekolah SMA, setiap siswanya memerlukan 20 judul
bahan pustaka.
43 Pawit M yusuf dan yaya suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h.
21. 44 Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 26.
44
d) Seorang guru memerlukan 30 judul bahan pustaka.
Kurikulum 2013 tidak hanya berfokus kepada satu sumber belajar
saja, melainkan dengan mencari sumber lain. Ketentuan jumlah koleksi
perpustakaan ini bertujuan agar antara siswa satu dengan siswa lainnya tidak
dapat mencari sumber informasi yang sama, sehingga setiap siswa memiliki
variasi judul disetiap koleksinya.
Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa peran koleksi perpustakaan
dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1) Koleksi perpustakaan harus mencerminkan isi dari kurikulum sekolah
terutama untuk buku pelajaran pokok/ buku paket.
2) Seluruh jenis-jenis koleksi perpustakaan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar siswa.
3) Variasi antara jumlah pembaca dengan koleksi perpustakaan sangat
diperlukan karena bertujuan agar para pembaca tidak dapat memiliki
judul buku yang sama kecuali pada buku pelajaran/ buku paket.
3. Layanan Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan harus digunakan secara optimal untuk
mendukung proses belajar mengajar. Pendayagunaan koleksi perpustakaan
dapat dilakukan dengan melalui layanan perpustakaan kepada para
pengguna perpustakaan, di lingkup sekolah maka yang menggunakannya
adalah seluruh warga sekolah yaitu guru, siswa, dan staf lainnya.
45
Secara umum, terdapat dua jenis sistem layanan perpustakaan yang
dikenal, yaitu:45
a) Layanan Terbuka
Layanan terbuka merupakan layanan yang memberikan kebebasan
kepada pengguna perpustakaan untuk memilih dan mengambil sendiri
bahan pustaka yang diinginkan dari ruangan koleksi.
b) Layanan Tertutup
Layanan tertutup merupakan jenis sistem layanan yang pengguan
perpustakaan tidak diperbolehkan masuk ke ruang koleksi, sehingga
pengambilan bahan pustaka dilakukan oleh pustakawan.
Pada tujuan kurikulum 2013 bahwa menjadikan siswa sebagai insan
yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan dan pengetahuan teritegrasi. Untuk menghasilkan tujuan
kurikulum 2013 dengan baik, maka perpustakaan akan menggunakan
layanan dengan sistem layanan terbuka. Karena dengan sistem ini,
memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan terutama siswa
dalam mencari koleksi-koleksi perpustakaan yang ada selain koleksi dari
pemerintah.
45 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 39.
46
Ada berbagai macam jenis layanan perpustakaan, tetapi layanan
minimal yang harus diselenggarakan oleh perpustakaan sekolah adalah
layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan membaca.46
1) Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman dan pengembalian bahan
pustaka adalah satu kegiatan perpustakaan yang melayani peminjaman
dan pengembalian buku.47
2) Layanan Referensi
Layanan referensi adalah layanan yang diberikan kepada pengguna
perpustakaan. Layanan referensi meliputi semua kegiatan yang ada
kaitannya dengan usaha pemanfaatan dan pendayagunaan bahan bahan
referensi atau rujukan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab
pertanyaan pengguna berdasarkan sumber/koleksi rujukan.48
3) Layanan Membaca49
Layanan membaca adalah layanan perpustakaan kepada pengguna
perpustakaan dengan menyediakan ruang khusus untuk membaca/
belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca. Kegiatan ini bisa
juga dikenal dengan istilah study at library yang merupakan kerjasama
antara guru dan pustakawan yang memanfaatkan sumber-sumber
46 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 40 47 Darmono, Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah (Jakarta: Grasindo, 2014),
h. 143. 48 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 42. 49 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah, h. 43.
47
informasi yang tersedia di perpustakaan sesuai dengan bidang studi
masing-masing. Beberapa jenis layanan membaca diantaranya:
a) Layanan Bercerita atau Storytelling
Layanan ini merupakan layanan yang memperkenalkan bahan
perpustakaan yang ada di perpustakaan dengan menyajikan cerita.
Layanan bercerita diberikan oleh tenaga perpustakaan atau sekali
waktu mengundang tokoh mendongeng dari luar sekolah.
b) Layanan Pemutaran Film
Layanan ini berupa pemutaran film dan video dapat juga slide atau
filmstrip. Film yang diputar berupa film cerita, film ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan studi, umum, maupun film
dokumenter. Untuk melakukan pelayanan ini diperlukan ruangan
khusus serta penyediaan sarananya berupa film, video, VCD, DVD,
slide, filmstrip dan alat pemutarnya.
c) Layanan Wajib Kunjung Perpustakaan
Layanan wajib kunjung perpustakaan adalah waktu kegiatan
perpustakaan yang disediakan bagi murid untuk mengintensifkan
penggunaan perpustakaan (diluar jam istrihat sekolah). tujuan dari
kegiatan ini agar siswa dapat membaca untuk belajar, memperoleh
informasi, kesenangan, dan rekreasi.
Salah satu ciri pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah
pembelajaran yang diarahkan untuk melatih siswa berfikir analitis, tidak
hanya mekanistis. Berfikir analistis akan mudah terbentuk jika siswa
48
terbiasa dan gemar membaca buku dan menelaah pengetahuan atau
informasi yang diperolehnya. Berkaitan dengan layanan perpustakaan,
maka layanan perpustakaan yang baik dan cocok dengan hal ini adalah
diadakannya layanan membaca. Karena dengan layanan membaca ini, siswa
dapat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan yang baru.
Sedangkan di dalam program pengembangan kurikulum dan
pendidikan sekolah hendaknya dipandang sebagai bagian penting guna
memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut yaitu:50
a) Literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan diterima secara
bertahap melalui sistem sekolah.
b) Ketersedian sumber daya informasi bagi murid pada semua tingkat
pendidikan.
c) Membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua
kelompok murid sebagai pelaksanaan hak demokrasi dan asasi
manusia.
Adanya kurikulum 2013 mengharuskan siswa untuk selalu mandiri
mencari sumber informasi selain yang diberikan oleh guru. Dari sinilah
perpustakaan masuk untuk membantu para siswa nya dengan mengadakan
layanan internet. Dengan adanya internet tentunya para siswa akan
menghasilkan berbagai sumber-sumber informasi baik itu yang relevan
maupun yang tidak relevan. Untuk itu perpustakaan dengan adanya layanan
50 IFLA, Pedoman Perpustakaan Sekolah, h. 18.
49
internet ini, maka perpustakaan juga harus mengadakan kegiatan/ program
literasi informasi. Tujuan dari program ini adalah agar dapat memilah-milah
sumber-sumber informasi untuk mendapatkan hasil yang relevan serta
membantu siswa dalam menemukan sumber informasi yang sangat banyak
menjadi lebih difokuskan. Dengan demikian program pengembangan
kurikulum dan pendidikan sekolah dianggap penting oleh perpustakaan.
Untuk itu, peran layanan perpustakaan dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Memberikan sistem layanan terbuka untuk seluruh anggota
perpustakaan demi tercapainya tujuan kurikulum sekolah.
2) Semua jenis-jenis layanan perpustakaan harus melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan kurikulum sekolah.
3) Menjadikan layanan membaca sebagai layanan yang dapat membantu
siswa agar dapat berfikir analistis dengan terbiasa dan gemar membaca.
4) Semua layanan perpustakaan dapat membantu dalam melaksanakan
program pengembangan kurikulum sekolah.
5) Menjadikan layanan internet sebagai layanan untuk mencari sumber
informasi selain yang didapatkan dari guru.
6) Menjadikan layanan bimbingan literasi informasi sebagai layanan yang
memperoleh sumber informasi yang lebih akurat dan relevan.
Dari sekian banyaknya penjelasan di atas, peneliti dapat
menyimpulkan, bahwa perpustakaan sekolah sangatlah erat kaitannya
dengan kurikulum sekolah, khususnya kurikulum 2013. Dilihat dari ketiga
50
komponen tersebut yaitu pustakawan sekolah, koleksi perpustakaan sekolah
serta layanan perpustakaan yang sangat membantu serta menunjang dalam
memainkan peran untuk mengembangkan kurikulum 2013.
E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang ditulis oleh Fitriyani dalam skripsinya yang berjudul “Peran
Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi, studi kasus pada SDN Ciputat VI dan SDN cempaka Baru II”
yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Perpustakaan fakultas Adab dan
Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2010. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran perpustakaan kedua sekolah
itu dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan subjek
penelitian peran perpustakaan. Hasil menunjukan bahwa siswa dan guru
mengetahui akan peran Perpustakaan di dalam menunjang pelaksanaan
KBK yang benar-benar sangat berarti di dalam kegiatan belajar-mengajar.
2. Penelitian yang ditulis oleh Rafiqa Maulidia dalam skripsinya yang berjudul
“Peran Perpustakaan Sekolah dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, studi kasus di SMA Islam Terpadu
Nurul Fikri dan SMA plus PGRI cibinong. Yang diterbitkan oleh Jurusan
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
pada tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
perbandingan peran perpustakaan dalam implementasi KTSP pada kedua
perpustakaan sekolah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode
51
pendekatan deskiptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Perpustakaan di SMA plus PGRI Cibinong lebih berperan terhadap
implementasi pembelajaran berbasis KTSP.
Adapun perbedaan dari kedua peneliti di atas dengan penelitian yang
peneliti teliti adalah pertama, mengenai kurikulum. Penelitian yang ditulis
oleh Fitriyani dan Rafiqa Maulidia menggunakan Kurikulum Kompetensi
dan KTSP, sedangkan peneliti menggunakan Kurikulum 2013 serta melihat
seberapa jauh peran perpustakaan sekolah yang dilalui oleh tiga aspek yaitu
peran pustakawan, peran koleksi dan peran program layanan perpustakaan..
Kedua, lokasi penelitian. Penelitian yang ditulis oleh Fitriyani dan Rafiqa
Maulidia menggunakan lokasi pada beberapa sekolah dengan
membandingkan antara sekolah satu dengan sekolah lainnya, sedangkan
peneliti hanya berfokus menggunakan satu lokasi penelitian. mencakup
pelaksanaan pada kurikulum 2013.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode Penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa
adanya.51 “Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak untuk
digunakan dalam membuat kesimpulan yang lebih luas.”52 Dalam penelitian
ini, peneliti hendak mendapatkan gambaran mengenai peran perpustakaan
sekolah dalam menunjang pelaksanaan tercapainya suatu kurikulum 2013
pada perpustakaan sekolah SMAN 94 Jakarta.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian pada Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. “Metode penelitian kuantitatif merupakan metode yang
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
51 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60. 52 Taliziduhu Ndraha, Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Ilmiah (Jakarta: Bina
Aksara, 1987), h. 39
53
ditetapkan.”53 Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan mengukuran
serta analisa terhadap gejala yang terjadi mengenai peran perpustakaan
sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikuum 2013 di SMA Negeri 94
Jakarta, yang nantinya akan menghasilkan data berbentuk angka-angka.
B. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:54
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung, tanpa perantara, dan
berasal dari sumbernya. Pada penelitian ini peneliti memperoleh serta
mengumpulkan data langsung diperoleh dari hasil kuesioner dan
wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-
sumber yang telah ada. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data
bersumber pada data relevan dan studi kepustakaan mengenai perihal
pelaksanaan kurikulum 2013.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Prasetya Irawan mengungkapkan bahwa, “Populasi adalah
keseluruhan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
53 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 13. 54 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 87.
54
kesimpulannya.”55 Sedangkan menurut Sugiono, “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”56
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik ini merupakan metode penetapan responden untuk
dijadikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.57 Kriteria-kriteria
tertentu untuk menetapkan responden dalam penelitian ini yaitu dilihat dari
data kunjungan terbanyak pada bulan Agustus 2016 yang mewakili kelas X, XI
dan XII. Siswa-siswi yang terbanyak dalam berkunjung ke perpustakaan akan
dijadikan sebagai sampel penelitian.
Cara pengambilan sampel menggunakan rumus demikian yaitu
“apabila sampel subjeknya kurang dari 100 maka populasi diambil semua
sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, sedangkan jika tingkat
populasi melebihi dari 100 orang, maka sampel dapat diambil 10%-15% atau
20%-25% atau sesuai dengan kemampuan peneliti.”58
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa-siswi di SMA
Negeri 94 Jakarta. Jumlah populasi untuk seluruh siswa-siswi adalah 645
siswa. Pengambilan sampel pada siswa-siswi ini menggunakan ketentuan di
atas dan berdasarkan kemampuan peneliti, maka peneliti mengambil sampel
55 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 80. 56 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 81. 57 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2011), h. 148. 58 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1997), h. 120.
55
20% dari jumlah populasinya. Di mana jumlah populasinya adalah 645 siswa,
maka 645 x 20% = 129 orang responden siswa-siswi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bahan-bahan pustaka
yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu dengan
mengumpulkan beberapa sumber literatur atau dokumen yang ada, berupa
buku-buku, artikel-artikel jurnal ilmiah serta internet yang mendukung
berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
2. Penelitian Lapangan
Dalam penelitian lapangan ini, ada beberapa cara yang peneliti lakukan,
diantara adalah:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan untuk mengamati dan mencatat secara sistematik gejala gejala
yang diselidiki.59 Pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan
langsung terhadap objek Penelitian. Observasi yang dilakukan dalam
Penelitian ini yaitu dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan
mengenai situasi dalam perpustakaan sekolah SMAN 94 Jakarta baik
koleksi, fasilitas, sumber daya manusia dan pelayanannya.
59 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penulisan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 70.
56
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.60 Dalam penelitian ini, kuesioner
ditunjukan oleh para siswa-siswi di SMA Negeri 94 Jakarta yang
menjadi tempat penelitian.
c. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam Penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atas
keterangan-keterangan.61 Peneliti melakukan wawancara langsung
kepada informan yang dianggap dapat memberikan keterangan sesuai
dengan permasalahan Penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan wawancara dengan berbagai pertanyaan yang mendukung
kepada responden yaitu Kepala Sekolah, Wakil Bidang Kurikulum,
Kepala Perpustakaan beserta staf nya dan tiga orang guru sebagai
perwakilan kelas yaitu wali kelas pada kelas X, XI dan XII.
E. Teknik Pengolahan Data
Tahap kegiatan pengolahan data dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:62
60 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 142. 61 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 83 62 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
57
1. Editing. Editing dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengecekan
atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan pada saat pencatatan di lapangan.
2. Tabulasi. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang
telah diberikan kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Adapun untuk
memperoleh data angket yang telah ditabulasikan dan dipersentase
digunakan rumus teknik mode sebagai berikut:
P = F / N x 100 %
Keterangan :
P : Prensentase
f : frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
% : angka persentase.
Untuk penilaian hasil data yang didapat maka dipakai parameter dalam
penafsiran nilai persentase tersebut:
0% = tidak satupun
1-25% = sebagian kecil
26-49% = hampir setengahnya
50% = setengahnya
h. 43.
58
51-75% = sebagian besar
76-99% = hampir seluruhnya
100% = seluruhnya63
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini merupakan teknik bagaimana
mengukur suatu persepsi. Pengukuran penilaian atau persepsi dapat
menggunakan penggabungan, yaitu skala penilaian verbal dan angka. Skala
penilaian verbal adalah proses mengungkapkan yang baik dan yang buruk,
yang wajib dan yang tidak wajib terhadap suatu gagasan, perilaku baik atau
tidak baik, setuju atau tidak setuju sehingga terimplikasi pada pilihan diantara
berbagai jenis tindakan atau perilaku.64 Skala yang digunakan dalam penelitian
adalah menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang
suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki bentuk jawaban yang
terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
setuju.65
Untuk mengukur persepsi yang dinyatakan dalam kuesioner penelitian
ini, maka jawaban yang akan diberikan memiliki nilai, sebagai berikut:
63 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta:
Gramedia, 1992). h.10. 64 Nurul Kamalina, “Persepsi Siswa Terhadap Kegiatan Promosi Perpustakaan Sekolah SMA
Al-Muslim Tambun Bekasi.” [Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2012]. h. 9. 65 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, h. 138.
59
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Setelah jawaban responden memiliki nilai, kita dapat mengetahui
penilaian responden terhadap suatu objek dengan cara mencari skor-skor yang
akan dijumlahkan kemudian dicari skor rata-rata tersebut. Perhitungan skor
rata-rata tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut:66
X = [ (S5xF) + (S4xF) + (S3x F) + (S2xF) + (S1xF) ]
N
Keterangan:
X : skor rata-rata
(S5....S1) : Skor pada skala 5 sampai 1
F : Frekuensi Jawaban
N : Jumlah sampel yang diolah
66 Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 82.
60
Agar analisa menjadi lebih luas, maka skala likert dapat dibantu dengan
menggunakan skala interval. Skala interval adalah suatu skala di mana
objek/kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, di mana
jarak/interval antara tiap objek/kategori sama. Skala interval diperlukan untuk
menempatkan responden dalam suatu objek penelitian, apakah termasuk dalam
kriteria sangat baik, baik, kurang baik, tidak baik, sangat tidak baik. Dari
contoh di atas, skala interval tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:67
Skala Interval = {a(m-n)} : b
Keterangan:
a = Jumlah atribut
m = Skor Tertinggi
n = Skor terendah
b = Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan.
Pada penelitian ini, skala penilaian yang ingin dibentuk berjumlah 5, di
mana skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5, maka skala interval
skor dapat dihitung seperti : {1(5-1)} : 5 = 0, 8. Jadi jarak antara setiap titik
adalah 0, 8, sehingga diperoleh kriteria penilaian sebagai berikut:
67 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2004),
h. 202.
61
Sangat baik 4, 24 – 5, 00
baik 3, 43 – 4, 23
Kurang Baik 2, 62 – 3, 42
Tidak Baik 1, 81 – 2, 61
Sangat Baik 1, 00 – 1, 80
Penggunaan skala interval pada skor persepsi di atas dalam
penerapannya adalah sebagai berikut:
Misalnya untuk perhitungan skor rata-rata persepsi siswa terhadap peran
pustakawan dalam membantu sekolah dalam menerapkan pelaksanaan
kurikulum 2013 di SMA Negeri 94 Jakarta adalah 3,83. Maka dapat
disimpulkan skor 3,83 diartikan bahwa persepsi siswa terhadap peran
pustakawan dalam membantu sekolah menerapkan pelaksanaan kurikulum
2013 adalah baik, karena berada pada titik 3,43 - 4,23.
G. Tempat dan Jadwal Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 94 Jakarta. Tempat penelitian
beralamat di Jl. Semanan 94, Kalideres Jakarta Barat.
2. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan Tahun 2016
Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov
62
1. Penyerahan
Proposal Skripsi
dan
Mendapatkan
Dosen
Pembimbing
2. Pelaksanaan
Bimbingan
Skripsi
3. Pengumpulan
Literatur
mengenai
Skripsi
4. Menyebarkan
angket atau
kuesioner
kepada
responden dan
wawancara
5. Analisis Data
dan Pengolahan
Data
6. Uji Validitas
dan Realibilitas
7. Penyerahan
Laporan Skripsi
8. Sidang Skripsi
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Syofian Siregar mengemukakan bahwa, “Validitas adalah menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.”68 Pada
penelitian ini, instrumen akan diuji validitasnya dengan menghitung korelasi
antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan
teknik korelasi product moment, yang dilakukan dengan bantuan komputer
menggunakan program SPSS versi 20. Peneliti menguji 22 pernyataan dengan
sampel 129 responden.
68 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, h. 162.
63
Rumus yang digunakan untuk uji validitas menggunakan teknik
korelasi product moment adalah:69
r = (𝑛 (∈𝑋𝑌)−(∈𝑋)(∈𝑌)
√[𝑛 (∈𝑋2 )− (∈𝑋)2 I 𝑛 (∈𝑋𝑌2)− (∈𝑌)2]
di mana:
n = Jumlah Responden
x = skor variabel (jawaban responden)
y = skor total variabel untuk responden n.
Menurut Syofian Siregar pula, mengemukakan bahwa, “Reliabilitas
adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.”70 Pada penelitian ini uji
reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan
menggunakan program SPSS versi 20. Kriteria suatu instrumen penelitian
dikatakan reliabel, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.71
1. Uji Validitas
Penelitian ini menguji 22 pernyataan dengan sampel 129 responden.
Dengan demikian, nilai r di dalam standar tabel product moment adalah
0,176 (Terdapat pada lampiran 9). Berikut adalah tabel hasil uji validitas
instrumen persepsi siswa terhadap peran perpustakaan sekolah dalam
69 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, h. 164. 70 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, h. 173. 71 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, h. 175.
64
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 oleh siswa-siswi SMAN 94
Jakarta.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
No. Pernyataan Nilai
Korelasi
Nilai r Keterangan
1 0,517 0,176 Valid
2 0,618 0,176 Valid
3 0,598 0,176 Valid
4 0,669 0,176 Valid
5 0,546 0,176 Valid
6 0,708 0,176 Valid
7 0,718 0,176 Valid
8 0,695 0,176 Valid
9 0,718 0,176 Valid
10 0,501 0,176 Valid
11 0,474 0,176 Valid
12 0,693 0,176 Valid
13 0,742 0,176 Valid
14 0,772 0,176 Valid
15 0,729 0,176 Valid
16 0,550 0,176 Valid
17 0,465 0,176 Valid
18 0,441 0,176 Valid
19 0,680 0,176 Valid
20 0,474 0,176 Valid
21 0,688 0,176 Valid
22 0,689 0,176 Valid
2. Uji Realibilitas
Berikut adalah tabel dari hasil uji realibilitas dengan menggunakan program
SPSS versi 20.
Tabel 3.3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.754 23
65
Hasil uji reliabilitas instrumen persepsi siswa terhadap peran
perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 oleh
siswa-siswi SMAN 94 Jakarta adalah reliabel karena berada pada alpha
0,745.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
Sejarah berdirinya perpustakaan sekolah tentunya tidak jauh
berbeda dengan sejarah berdirinya sekolah. SMA Negrri 94 Jakarta ini
mengawali kegiatan pendidikannya pada bulan Juli tahun 1987, menempati
sebuah gedung dengan tiga lantai yang berlokasi di Jalan Al-Barkah 1
Rawabuaya, dengan nama SMA Negeri Rawabuaya, pejabat yang
memimpin pertama kali sebagai kepala sekolah adalah Bapak Mansyur
Lubis, BA. (Tahun 1987-1990). Tidak berselang lama setelah sekolah mulai
berjalan efektif, perpustakaanpun segera dibangun. Pada tahun 1990-1991
secara bertahap kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke gedung baru
Jalan Semanan Raya Kalideres, setelah gedung di Rawabuaya digunakan
untuk SMP Negeri 264 Jakarta. Dengan penempatan gedung baru, nama
sekolahpun diganti menjadi SMA Negeri 94 Jakarta.
Pada tanggal 27 Mei 2006, sekolah ini mengalami musibah yaitu
terjadinya kebakaran. Kebakaran yang menghabiskan hampir seluruh kelas
di lantai 2 termasuk perpustakaan juga ikut terbakar. Sehingga kegiatan
belajar mengajar untuk sementara dipindahkan dan menumpang ke gedung
MAN 12 Jakarta di daerah Duri Kosambi Cengkareng. Kurang lebih 2
66
tahun tepatnya pada tanggal 2 Februari 2008, kegiatan belajar mengajar
kembali ke gedung semula yang baru dibangun setinggi 4 lantai. Dengan
demikian perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta merintis kembali dari awal
dengan koleksi buku perpustakaaan yang seadanya dan sedikit semi sedikit
sumbangan dari Suku Dinas maupun Dinas berdatangan sampai saat ini.
2. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta memiliki visi dan misi,
sebagai berikut:
Visi
“Menjadikan Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta sebagai perpustakaan
yang unggul dengan fasilitas yang lengkap, modern, dan mampu
memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar
dan penelitian dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi”.
Misi
1) Memberikan informasi tentang keberadaan perpustakaan SMA Negeri
94 Jakarta.
2) Memberikan wujud nyata kepada warga SMA Negeri 94 Jakarta tentang
kegiatan yang diadakan di perpustakaan SMA Negeri 94.
3) Menyediakan fasilitas perpustakaan digital dan lingkungan belajar yang
menyenangkan bagi seluruh pemustaka.
4) Mengorganisasikan dan menyediakan akses terhadap sumber-sumber
informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
67
5) Memberikan informasi data-data tahunan perpustakaan SMA Negeri 94
Jakarta.
6) Memberikan pelayanan terbaik bagi para pemustaka.
3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
a. Tugas
Adapun tugas Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta adalah sebagai
berikut:
1) Mengikuti perkembangan kurikulum pendidikan dan menyediakan
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran.
2) Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-
tugas dalam rangka studi.
3) Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang
baru baik berupa cetak maupun non cetak.
4) Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengakses
peprustakaan lain maupun pangkalan data dalam rangka pemenuhan
kebutuhan informasi pengguna yang diperlukan.
b. Fungsi
Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Pusat Belajar
2) Pusat Pengajaran
3) Pusat Penelitian
4) Pusat Penyebaran Informasi
5) Fungsi Rekreasi
68
4. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
5. Sumber Daya Manusia
Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ini, memiliki sumber daya
manusia. SDM ini akan dibentuk sebagai kepengurusan perpustakaan.
Diantara nama-nama pengurus perpustakaan adalah:
1) Rumsinah sebagai Kepala Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta.
2) Aliman sebagai bagian dari petugas pelayanan.
3) Endang taryana sebagai bagian dari petugas teknis.
Pembagian tugas sesuai dengan strukur perpustakaan SMA Negeri
94 Jakarta, di mana perpustakaan harus dilengkapi dengan pengurus yang
SDM nya memadai. Di antara tugas-tugas pengurus perpustakaan adalah
sebagai berikut:
a. Kepala Perpustakaan, memiliki tugas dalam:
PENANGGUNG JAWAB
NENGSIH, S. Pd.
NIP 196609121990032006
KEPALA PERPUSTAKAAN
RUMSINAH, S. Pd.
NIP. 197208172000012023
PETUGAS PELAYANAN TEKNIS
ENDANG TARYANA
PETUGAS PELAYANAN
ALIMAN
KASUBAG TATA USAHA
ENDANG KAMALUDIN, S.Pd.
NIP. 196221071986021003
69
1) Mengordinir jalannyan pelayanan perpustakaan
2) Membuat laporan bulanan kepada kepala sekolah
3) Berkonsultasi dengan kepala sekolah
4) Merencanakan kegiatan yang berkelanjutan
5) Mengadakan koordinasi setiao akhir pekan bersama seluruh
pengguna perpustakaan
6) Bertanggung jawab atas kemajuan dan perkembangan perpustakaan
b. Petugas Pelayanan, memiliki tugas dalam:
1) Layanan sirkulasi
2) Layanan referensi
3) Layanan Pembaca
4) Layanan berkala
c. Petugas Teknis memiliki tugas dalam:
1) Pengadaan peralatan administrasi perpustakaan
2) Merapikan yang berhubungan dengan perpustakaan
3) Mengklasifikasi bahan pustaka
4) Mengatur katalog
5) Mengatur kelengkapan buku
6) Melayanni Operasional Digital Library
7) Mengadakan inventarisasi bahan pustaka bukan buku.
70
6. Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta memiliki koleksi yang
terdiri dari koleksi tercetak, antara lain buku teks pelajaran, buku umum
tambahan, novel, majalah dan jurnal ilmiah, surat kabar, skripsi, tesis, dan
koleksi elektronik (e-book), antara lain CD, DVD, dan kaset. Terkait dengan
adanya kurikulum 2013, maka koleksi yang dicantumkan di mulai dari
tahun 2013 sampai tahun 2016.
Tabel 4.1
Kondisi koleksi dari Tahun 2013-2016
Koleksi Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016
Fiksi 343 Jdl 421 Jdl 476 Jdl 526 Jdl
388 Exp 466 Exp 521 Exp 571 Exp
Non-fiksi 1356 Jdl 1610 Jdl 1616 Jdl 1625 Jdl
7014 Exp 9574 Exp 9696 Exp 9750 Exp
Buku
Teks
Pelajaran
K.13
32 Jdl 65 Jdl 93 Jdl 93 Jdl
7040 Exp 14030 Exp 20460 Exp 21425 Exp
Referensi 187 Jdl 218 Jdl 218 Jdl 218 Jdl
517 Exp 672 Exp 672 Exp 672 Exp
E-Book 200 Jdl 200 Jdl 200 Jdl 200 Jdl
200 Exp 200 Exp 200 Exp 200 Exp
Jumlah 2118 Jdl 2514 Jdl 2603 Jdl 2662 Jdl
15159 Exp 24942 Exp 31549 Exp 32588 Exp
7. Layanan Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
a. Sistem Layanan
Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ini menerapkan sistem
layanan terbuka (open access). Pemustaka diberikan keleluasaan untuk
menelusuri langsung ke rak koleksi dan mengambil buku yang akan
dipinjam sesuai keperluannya, kemudian membawa buku yang akan
71
dipinjam ke bagian peminjaman dan akan dilayani sesuai dengan
peraturan yang ada.
Untuk masuk ke perpustakaan diberlakukan sistem gateway yaitu
setiap pemustaka yang memasuki perpustakaan diharuskan memakai
kartu perpustakaan yang ber-kode dan mengaksesnya pada sistem
komputer yang ada di pintu masuk, selain itu untuk mengantisipasi mati
lampu atau data eror, maka disediakan juga abses secara manual.
b. Jenis Layanan
Berikut adalah jenis Layanan Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta:
1) Layanan Sirkulasi
Pada layanan sirkulasi, Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
menggunakan layanan ini sebagai bentuk pelayanan yang diberikan
oleh perpustakaan kepada pemustaka (seluruh sivitas sekolah)
dalam hal peminjaman, pengembalian, perpanjangan masa pinjam
koleksi perpustakaan dan administrasi. Koleksi perpustakaan yang
dapat dipinjamkan adalah buku teks atau buku pelajaran, koleksi
umum seperti buku-buku fiksi dan non-fiksi, majalah dan jurnal.
Sebagai alat temu kembali secara cepat dan efisien, Perpustakaan
SMA Negeri 94 Jakarta telah menggunakan katalog OPAC (Online
Process Access Catalogue).
2) Layanan Keanggotaan
Layanan yang hanya diberikan kepada anggota
perpustakaan. Anggota perpustakaan sekolah tersebut meliputi
72
seluruh siswa-siswi SMA Negeri 94 Jakarta, staf pengajar dan
karyawan.
3) Layanan Koleksi Referensi
Layanan referensi adalah layanan untuk menjawab informasi khusus
yang bisa dirujuk menggunakan koleksi referensi seperti kamus,
ensiklopedia, direktori, skrispi dan tesis dll. Koleksi ini tidak dapat
dipinjamkan, hanya dapat dimanfaatkan di perpustakaan saja.
4) Layanan Wajib Kunjungan Perpustakaan
Layanan ini merupakan layanan yang diberikan kepada siswa/siswi
untuk dapat memanfaatkan perpustakaan secara bergantian.
Layanan ini digunakan untuk dapat membantu para pemustaka
untuk gemar membaca di perpustakaan dan dapat menambah ilmu
pengetahuan.
5) Layanan Free Internet Access
Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta sebagai salah satu
lembaga yang selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi
yang menyediakan layanan internet secara gratis kepada pemustaka.
Secara bergantian mereka bisa melakukan browsing. Begitu pula
dengan siswa yang membawa laptop, tab dan sejenisnya dapat
mengakses layanan internet ini secara gratis. Dalam layanan internet
ini, perpustakaan juga menyediakan layanan literasi informasi,
tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dari internet yang
akurat serta sesuai dengan buku atau sumber yang relevan.
73
6) Layanan Bebas Pustaka
Layanan bebas pustaka adalah layanan untuk membuat surat
keterangan yang dikeluarkan oleh perpustakaan sebagai bukti tidak
memiliki pinjaman koleksi dan tanggungan administrasi keuangan
perpustakaan sebagai salah satu syarat untuk mutasi, pengambilan
raport, ijazah, dll.
7) Layanan Digital Library
Layanan ini merupakan layanan yang disediakan
perpustakaan untuk pemustaka yang hanya dapat membaca,
mendownload, dan mengkopi data e-book di dalamnya. Layanan
digital library biasanya dapat diakses di lingkungan perpustakaan
SMAN 94 Jakarta dengan alamat : http://localhost/digilib/
8. Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta menempati gedung lantai 4
dengan luas 168m2. Seperti perpustakaan sekolah pada umumnya
Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta hanya memiliki satu ruangan dengan
cakupan ruang administrasi, sirkulasi, referensi, pelayanan dan pengolahan.
Beberapa sarana dan prasarana yang perpustakaan miliki adalah adanya
banyak lemari yang digunakan untuk penitipan barang, koleksi referensi dan
katalog, adanya banyak komputer yang digunakan untuk pengolahan dan
pembelajaran, untuk lebih jelas mengenai sarana dan prasarana yang
tersedia di Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta dapat di lihat pada
lampiran 11.
74
9. Tata Tertib Perpustakaan
Untuk ketertiban dan kelancaran dalam penggunaan Perpustakaan,
maka perlu adanya sebuah tata tertib. Tata tertib pada Perpustakaan SMA
Negeri 94 Jakarta ini, dapat di lihat pada lampiran 12.
B. Hasil Penelitian
Pada bab hasil penelitian, peneliti akan membahas ke dalam 2 bagian
yaitu mengenai analisis keadaan umum para responden, dan analisis hasil
olahan data dari responden mengenai peran perpustakaan dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013. Analisis data dilakukan berdasarkan hasil
kuesioner yang dilakukan pada bulan September 2016. Responden yang
diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang terbanyak dalam
berkunjung ke perpustakaan dengan total 129 responden.
Dari penyebaran kuesioner yang disebar kepada siswa-siswi SMAN 94
Jakarta, peneliti mendapatkan data sebagai berikut:
1. Analisis Identitas Responden
Berikut ini akan disajikan analisis data mengenai responden berdasarkan
jenis kelamin dan kelas.
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel di bawah ini menunjukkan jenis kelamin responden yang
telah membantu peneliti dalam mengisi kuesioner.
75
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-laki 49 37,98%
Perempuan 80 62,01%
Jumlah 129 100%
Ditinjau dari jenis kelamin responden didapatkan bahwa
sebagian besar adalah perempuan sebanyak 80 orang responden
(62,01%), dan hampir setengahnya adalah laki-laki sebanyak 49 orang
responden (37,98%).
b. Kelas Responden
Tabel di bawah ini menunjukkan kelas responden yang telah
membantu peneliti dalam mengisi kuesioner.
Tabel 4.3
Perbedaan Kelas Responden
Kelas Frekuensi Presentase
X MIPA 3 22 17,05%
X IPS 1 21 16,27%
XI MIPA 2 21 16,27%
XI IPS 2 22 17,05%
XII MIPA 1 7 5,42%
XII IPS 1 32 24,8%
XII IPS 3 4 3,1%
Jumlah 129 100%
Responden yang dipilih tidak merata karena penelitian ini
hanya mengambil responden yang terbanyak dalam berkunjung ke
perpustakaan pada bulan Agustus 2016 dengan mewakili di setiap kelas
X, XI dan XII. Berdasarkan data di atas asal kelas responden berasal
76
dari kelas X MIPA 3 sebanyak 22 orang (17,05%), kelas X IPS 1
sebanyak 21 orang(16,27%), kelas XI MIPA 2 sebanyak 21 orang
(16,27%), kelas XI IPS 2 sebanyak 22 orang (17,05%), kelas XII MIPA
1 sebanyak 7 orang (5,42%), kelas XII IPS 1 sebanyak 32 orang
(24,8%) dan kelas XII IPS 3 sebanyak 4 orang (3,1%).
2. Analisis Hasil Persepsi Responden mengenai Peran Perpustakaan
Sekolah dalam Menunjang Kurikulum 2013
Berikut ini akan disajikan analisis data yang terdiri dari tiga pokok
pembahasan yaitu mengenai peran pustakawan dalam membantu sekolah
menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013, peran koleksi dan peran layanan
perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013.
a. Peran Pustakawan dalam Membantu Sekolah Menerapkan
Pelaksanaan Kurikulum 2013.
Untuk mengetahui sejauh mana peran pustakawan dalam membantu
menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013, akan dijabarkan secara
terperinci berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh sebagai
berikut:
1) Pustakawan Menyediakan Berbagai Koleksi Perpustakaan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam menyediakan berbagai koleksi perpustakaan:
77
Tabel 4.4
Pustakawan menyediakan berbagai koleksi perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 44 34,10% 220
Setuju 4 43 33,33% 172
Kurang Setuju 3 34 26,35% 102
Tidak Setuju 2 7 5,42% 14
Sangat Tidak Setuju 1 1 0,77% 1
Jumlah 129 100% 509
Skor Rata-rata X= 509/129= 3,94
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
respoden memilih jawaban sangat setuju sebesar 34,10% (44 orang),
responden memilih jawaban setuju sebesar 33,33% (43 orang) dan
responden memilih jawaban kurang setuju sebesar 26,35% (34
orang). Sedangkan sebagian kecil responden yang memilih jawaban
tidak setuju sebesar 5,42% (7 orang), dan sangat tidak setuju sebesar
0,77% (1 orang).
Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa peran
pustakawan dalam menyediakan koleksi yang ada di perpustakaan
adalah baik dengan skor 3,94 (tiga koma sembilan puluh empat).
2) Pustakawan Membantu Mencarikan dan Mendapatkan Koleksi
Perpustakaan yang Diperlukan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam membantu mencarikan dan mendapatkan koleksi
perpustakaan yang diperlukan:
78
Tabel 4.5
Pustakawan membantu untuk mencarikan dan mendapatkan
koleksi perpustakaan yang diperlukan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 40 31,00% 200
Setuju 4 50 38,75% 200
Kurang Setuju 3 29 22,48% 87
Tidak Setuju 2 7 5,42% 14
Sangat Tidak Setuju 1 3 2,32% 3
Jumlah 129 100% 504
Skor Rata-rata X= 504/129= 3,90
Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir
setengahnya responden memilih jawaban sangat setuju sebesar
31,00% (40 orang) dan memilih jawaban setuju sebesar 38,75% (50
orang). Sedangkan sebagian kecil responden memilih jawaban
kurang setuju sebesar 22,48% (29 orang), tidak setuju sebesar
5,42% (7 orang) dan sangat tidak setuju sebesar 2,32% (3 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam membantu mencarikan dan mendapatkan
koleksi perpustakaan yang diperlukan oleh responden adalah baik
dengan skor 3,90 (tiga koma sembilan puluh).
3) Pustakawan Membantu Mendapatkan Koleksi Perpustakaan
yang Sulit Ditemukan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam membantu mendapatkan koleksi perpustakaan
yang sulit ditemukan:
79
Tabel 4.6
Pustakawan membantu mendapatkan koleksi yang sulit ditemukan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 24 18,60% 120
Setuju 4 50 38,75% 200
Kurang Setuju 3 42 32,55% 126
Tidak Setuju 2 9 6,97% 18
Sangat Tidak Setuju 1 4 3,1% 4
Jumlah 129 100% 468
Skor Rata-rata X= 468/129=3,62
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban setuju sebesar 38,75% (50 orang) dan
memilih kurang setuju sebesar 32,55% (42 orang). Sedangkan
sebagian kecil responden memilih jawaban sangat setuju sebesar
18,60% (24 orang), memilih tidak setuju sebesar 6,97% (9 orang)
dan memilih sangat tidak setuju sebesar 3,1% (4 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam membantu mendapatkan koleksi
perpustakaan yang sulit ditemukan oleh responden adalah baik
dengan skor 3,62 (tiga koma enam puluh dua).
4) Pustakawan Memberikan Bimbingan Menggunakan Fasilitas
dan Sarana Prasarana Perpustakaan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam memberikan bimbingan menggunakan fasilitas
dan sarana prasarana perpustakaan:
80
Tabel 4.7
Pustakawan memberikan bimbingan dalam menggunakan fasilitas
dan sarana prasarana di perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 25 19,37% 125
Setuju 4 66 51,16% 264
Kurang Setuju 3 31 24,03% 93
Tidak Setuju 2 4 3,1% 8
Sangat Tidak Setuju 1 7 5,42 7
Jumlah 129 100% 497
Skor Rata-rata X= 497/129= 3,85
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memilih jawaban setuju sebesar 51,16% (66 orang).
Sedangkan sebagian responden yang memilih kurang setuju sebesar
24,03% (31 orang), memilih sangat setuju sebesar 19,37% (25
orang), memilih sangat tidak setuju sebesar 5,42% (7 orang) dan
memilih tidak setuju sebesar 3,1% (4 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam memberikan bimbingan menggunakan
fasilitas dan sarana prasarana perpustakaan adalah baik dengan skor
3,85 (tiga koma delapan puluh lima).
5) Pustakawan Menyediakan Akses Internet
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam menyediakan akses internet di perpustakaan:
Tabel 4.8
Pustakawan menyediakan akses internet di perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 59 45,73% 295
Setuju 4 46 35,65% 184
Kurang Setuju 3 18 13,95% 54
Tidak Setuju 2 3 2,32% 6
Sangat Tidak Setuju 1 3 2,32% 3
81
Jumlah 129 100% 542
Skor Rata-rata X= 542/129= 4,20
Pada tabel di atas dapat diketahu bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban sangat setuju sebesar 45,73% (59
orang) dan memilih jawaban setuju sebesar 35,65% (46 orang).
Sedangkan sebagian kecil responden memilih jawaban kurang setuju
sebesar 13,95% (18 orang), responden yang memilih jawaban tidak
setuju sama dengan responden yang memilih sangat tidak setuju
yaitu sebesar 2,32% (3 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam menyediakan akses internet di
perpustakaan adalah baik dengan skor 4,20 (empat koma dua puluh).
6) Pustakawan Membantu Menelusur Informasi dengan Internet
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam membantu menelusur informasi dengan internet:
Tabel 4.9
Pustakawan membantu untuk menelusur informasi dengan internet
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 26 20,15% 130
Setuju 4 47 36,43% 188
Kurang Setuju 3 41 31,78% 123
Tidak Setuju 2 10 7,75% 20
Sangat Tidak Setuju 1 5 3,87% 5
Jumlah 129 100% 466
Skor Rata-rata X= 466/129= 3,61
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban setuju sebesar 36,43% (47 orang), dan
memilih kurang setuju sebesar 31,78% (41 orang). Sedangkan
82
sebagian kecil responden memilih jawaban sangat setuju sebesar
20,15% (26 orang), tidak setuju sebesar 7,75% (10 orang), dan
sangat tidak setuju sebesar 3,87% (5 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam membantu menelusur informasi dengan
internet adalah baik dengan skor 3,61 (tiga koma enam puluh satu).
7) Pustakawan Membantu Mendapatkan Informasi Akurat dari
Internet
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam membantu mendapatkan informasi yang akurat
dari internet:
Tabel 4.10
Pustakawan membantu mendapatkan informasi yang akurat dari
internet
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 26 20,15% 130
Setuju 4 47 36,43% 188
Kurang Setuju 3 42 32,55% 126
Tidak Setuju 2 9 6,97% 18
Sangat Tidak Setuju 1 5 3,87% 5
Jumlah 129 100% 467
Skor Rata-rata X= 467/129= 3,60
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban setuju sebesar 36,43% (47 orang), dan
kurang setuju sebesar 32,55% (42 orang). Sedangkan sebagian kecil
responden memilih jawaban sangat setuju sebesar 20,15% (26
orang), memilih jawaban tidak setuju sebesar 6,97% (9 orang) dan
memilih jawaban sangat tidak setuju sebesar 3,87% (5 orang).
83
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam membantu mendapatkan informasi yang
akurat dari internet adalah baik dengan skor 3,60 (tiga koma enam
puluh).
8) Pustakawan Menyarankan Memanfaatkan Berbagai Sumber
Informasi baik Tercetak atau Eletronik
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam menyarankan rensponden untuk memanfaatkan
berbagai sumber informasi baik tercetak maupun eletronik:
Tabel 4.11
Pustakawan menyarankan untuk memanfaatkan berbagai sumber
informasi di perpustakaan baik tercetak atau eletronik
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 28 21,70% 140
Setuju 4 55 42,63% 220
Kurang Setuju 3 37 28,68% 111
Tidak Setuju 2 7 5,42% 14
Sangat Tidak Setuju 1 2 1,55% 2
Jumlah 129 100% 487
Skor Rata-rata X= 487/129= 3,77
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil
responden memilih jawaban sangat setuju sebesar 21,70% (28
orang), memilih jawaban tidak setuju sebesar 5,42% (7 orang) dan
memilih jawaban sangat tidak setuju sebesar 1,55% (2 orang).
Sedangkan hampir setengahnya responden memilih jawaban setuju
sebanyak 42,63% (55 orang) dan memilih jawaban kurang setuju
sebesar 28,68% (37 orang).
84
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam menyarankan rensponden untuk
memanfaatkan berbagai sumber informasi baik tercetak maupun
eletronik adalah baik dengan skor 3,77 (tiga koma tujuh puluh
tujuh).
9) Pustakawan Menyarankan Menggunakan Buku Pelajaran
Sesuai dengan Kurikulum 2013
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
pustakawan dalam menyarankan responden untuk menggunakan
buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013:
Tabel 4.12
Pustakawan menyarankan agar menggunakan buku-buku pelajaran
sesuai kurikulum 2013
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 46 35,65% 230
Setuju 4 54 41,86% 216
Kurang Setuju 3 24 18,60% 72
Tidak Setuju 2 2 1,55% 4
Sangat Tidak Setuju 1 3 2,32% 3
Jumlah 129 100% 525
Skor Rata-rata X= 525/129= 4,06
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban setuju sebesar 41,86% (54 orang) dan
memilih jawaban sangat setuju sebesar 35,65% (46 orang).
Sedangkan sebagian responden memilih jawaban kurang setuju
sebesar 18,60 (24 orang), memilih jawaban sangat tidak setuju
sebesar 2,32% (3 orang) dan memilih jawaban tidak setuju sebesar
1,55% (2 orang).
85
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran pustakawan dalam menyarankan responden untuk
menggunakan buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013
adalah baik dengan skor 4,06 (empat koma nol enam).
10) Skor Rata-rata Persepsi Siswa-siswi Terhadap Peran
Pustakawan dalam Membantu Sekolah Menerapkan
Kurikulum 2013
Berikut adalah rekapitulasi skor rata-rata dari 9 pernyataan:
Tabel 4.13
Rekapitulasi skor persepsi Siswa-siswi terhadap Peran Pustakawan
dalam membantu menerapkan Kurikulum 2013
No Unsur yang di nilai Pernyataan Skor
(Rata-
rata)
1 Pustakawan menyediakan berbagai
koleksi perpustakaan
Baik 3,94
2 Pustakawan membantu mencarikan
dan mendapatkan koleksi
perpustakaan yang diperlukan
Baik 3,90
3 Pustakawan membantu
mendapatkan koleksi perpustakaan
yang sulit ditemukan
Baik 3,62
4 Pustakawan memberikan
bimbingan menggunakan fasilitas
dan sarana prasarana perpustakaan
Baik 3,85
5 Pustakawan menyediakan akses
internet di perpustakaan
Baik 4,20
6 Pustakawan membantu menelusur
informasi dengan internet
Baik 3,61
7 Pustakawan membantu
mendapatkan informasi yang akurat
dari internet
Baik 3,60
8 Pustakawan menyarankan untuk
memanfaatkan sumber informasi
baik tercetak maupun elektonik
Baik 3,77
9 Pustakawan menyarankan
menggunakan koleksi perpustakan
Baik 4,06
86
yang sesuai dengan kurikulum
2013.
∑34,55/9= 3,83 (Baik)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil skor rata-rata
yaitu 3,83 (tiga koma delapan puluh tiga). Skor ini berada pada titik
3,43-4,23. Dengan demikian bahwa peran pustakawan dalam
membantu menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013 adalah baik.
b. Peran Koleksi Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan
Kurikulum 2013.
Untuk mengetahui sejauh mana peran koleksi perpustakaan dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013, akan dijabarkan secara
terperinci berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh sebagai
berikut:
1) Pengetahuan Responden mengenai Koleksi Perpustakaan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
koleksi perpustakaaan di lihat dari aspek pengetahuan responden:
Tabel 4.14
Pengetahuan Responden mengenai Koleksi Perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 14 10,85% 70
Setuju 4 45 34,88% 180
Kurang Setuju 3 55 42,63% 165
Tidak Setuju 2 10 7,75% 20
Sangat Tidak Setuju 1 5 3,87% 5
Jumlah 129 100% 440
Skor Rata-rata X= 440/129= 3,41
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban kurang setuju sebesar 42,63% (55
87
orang), dan memilih jawaban setuju sebesar 34,88% (45 orang).
Sedangkan sebagian kecil responden memilih jawaban sangat setuju
sebesar 10,85% (14 orang), tidak setuju sebesar 7,75% (10 orang)
dan sangat tidak setuju sebesar 3,87% (5 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran koleksi perpustakaaan di lihat dari aspek pengetahuan
responden adalah baik dengan skor 3,41 (tiga koma empat puluh
satu).
2) Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan oleh Responden
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
koleksi perpustakaaan di lihat dari aspek pemanfaatannya oleh
responden:
Tabel 4.15
Memanfaatkan koleksi perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 20 15,50% 100
Setuju 4 76 58,91% 304
Kurang Setuju 3 24 18,60% 72
Tidak Setuju 2 8 6,2% 16
Sangat Tidak Setuju 1 1 0,77% 1
Jumlah 129 100% 493
Skor Rata-rata X= 493/129= 3,82
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian responden
memilih jawaban kurang setuju sebesar 18,60% (24 orang), memilih
jawaban sangat setuju sebesar 15,50% (20 orang), tidak setuju
sebesar 6,2% (8 orang) dan sangat tidak setuju sebesar 0,77% (1
88
orang). Sedangkan sebagian besar dari responden memilih jawaban
setuju sebesar 58,91% (76 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran koleksi perpustakaaan di lihat dari aspek pemanfaatannya oleh
responden adalah baik dengan skor 3,82 (tiga koma delapan puluh
dua).
3) Keberagaman Koleksi Perpustakaan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
koleksi perpustakaaan di lihat dari aspek keberagaman jenis koleksi
perpustakaan yang tersedia di perpustakaan:
Tabel 4.16
Koleksi perpustakaan sangat beragam jenisnya
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 56 43,41% 280
Setuju 4 52 40,31% 208
Kurang Setuju 3 16 12,40% 48
Tidak Setuju 2 1 0,77% 2
Sangat Tidak Setuju 1 4 3,1% 4
Jumlah 129 100% 542
Skor Rata-rata X= 542/129= 4,20
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setngahnya
responden memilih jawaban sangat setuju sebesar 43,41% (56
orang), dan memilih jawaban setuju sebesar 40,31% (52 orang).
Sedangkan sebagian kecil responden menjawab kurang setuju
sebesar 12,40% (16 orang), sangat tidak setuju sebesar 3,1% (4
orang) dan menjawab tidak setuju sebesar 0,77% (1 orang).
89
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran koleksi perpustakaaan di lihat dari aspek keberagaman jenis
koleksi perpustakaan yang tersedia di perpustakaan adalah baik
dengan skor 4,20 (empat koma dua puluh).
4) Koleksi Perpustakaan Digunakan Sebagai Sumber Belajar
Selain Didapatkan dari Guru
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
koleksi perpustakaaan yang digunakan sebagai sumber belajar selain
didapatkan dari guru:
Tabel 4.17
Koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar selain didapatkan
dari guru
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 45 34,88% 225
Setuju 4 56 43,41% 224
Kurang Setuju 3 24 18,60% 72
Tidak Setuju 2 2 1,55% 4
Sangat Tidak Setuju 1 2 1,55% 2
Jumlah 129 100% 527
Skor Rata-rata X= 527/129= 4,08
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban setuju sebesar 43,41% (56 orang) dan
memilih jawaban sangat setuju sebesar 34,88% (45 orang).
Sedangkan sebagian kecil responden memilih jawaban kurang
setuju sebesar 18,60% (24 orang) dan responden yang memilih
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju memiliki jumlah yang
sama yaitu sebesar 1,55% (2 orang).
90
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran koleksi perpustakaaan yang digunakan sebagai sumber belajar
selain didapatkan dari guru adalah baik dengan skor 4,08 (empat
koma nol delapan).
5) Koleksi Perpustakaan Dimanfaatkan Sebagai Sumber
Informasi yang Akurat Selain dari Internet
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
koleksi perpustakaaan yang dimanfaatkan sebagai sumber informasi
yang akurat selain dari internet:
Tabel 4.18
Koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi yang akurat selain
didapatkan dari internet
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 35 27,13% 175
Setuju 4 65 50,38% 260
Kurang Setuju 3 24 18,60% 72
Tidak Setuju 2 2 1,55% 4
Sangat Tidak Setuju 1 3 2,32% 3
Jumlah 129 100% 514
Skor Rata-rata X= 514/129= 3,98
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah dari
responden memilih jawaban setuju sebesar 50,38% (65 orang).
Sedangkan sebagian kecil responden memilih jawaban sangat setuju
sebesar 27,13% (35 orang), memilih jawaban kurang setuju sebesar
18,60%(24 orang), sangat tidak setuju sebesar 2,32% (3 orang) dan
tidak setuju sebesar 1,55% (2 orang).
91
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran koleksi perpustakaaan yang yang dimanfaatkan sebagai
sumber informasi yang akurat selain dari internet adalah baik
dengan skor 3,98 (tiga koma sembilan puluh delapan).
6) Koleksi Perpustakaan Membantu Menyelesaikan Tugas
Sekolah
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
koleksi perpustakaaan dalam membantu untuk menyelesaikan tugas
sekolah yang diberikan oleh guru:
Tabel 4.19
Koleksi perpustakaan dapat membantu untuk menyelesaikan tugas
sekolah
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 35 27,13% 105
Setuju 4 66 51,16% 264
Kurang Setuju 3 21 16,27% 63
Tidak Setuju 2 5 3,87% 10
Sangat Tidak Setuju 1 2 1,55% 2
Jumlah 129 100% 444
Skor Rata-rata X= 444/129= 3,44
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memilih jawaban setuju sebesar 51,16% (66 orang).
Sedangkan hampir setengahnya responden memilih jawaban sangat
setuju sebesar 27,13% (35 orang). Dan sebagian kecil memilih
jawaban kurang setuju sebesar 16,27% (21 orang), tidak setuju
sebesar 3,87% (5 orang) dan sangat tidak setuju sebesar 1,55% (2
orang).
92
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran koleksi perpustakaaan dalam membantu untuk menyelesaikan
tugas sekolah yang diberikan oleh guru adalah baik dengan skor
3,44 (tiga koma empat puluh empat).
7) Koleksi Buku Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
koleksi buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013:
Tabel 4.20
Koleksi buku pelajaran di perpustakaan sesuai dengan kurikulum
2013
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 45 34,88% 225
Setuju 4 60 46,51% 240
Kurang Setuju 3 19 14,72% 57
Tidak Setuju 2 3 2,32% 6
Sangat Tidak Setuju 1 2 1,55% 2
Jumlah 129 100% 530
Skor Rata-rata X= 530/129 = 4,10
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih jawaban setuju sebesar 46,51% (60 orang) dan
jawaban sangat setuju sebesar 34,88% (45 orang). Sedangkan
sebagian kecil responden memilih jawaban kurang setuju sebesar
14,72% (19 orang), jawaban tidak setuju sebesar 2,32% (3 orang)
dan jawaban sangat tidak setuju sebesar 1,55% (2 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran koleksi buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013
adalah baik dengan skor 4,10 (empat koma sepuluh).
93
8) Skor Rata-rata Persepsi Siswa-siswi Terhadap Peran Koleksi
Perpustakaan dalam Menunjang Kurikulum 2013
Berikut adalah rekapitulasi skor rata-rata dari 7 pernyataan:
Tabel 4.21
Rekapitulasi skor persepsi Siswa-siswi terhadap Peran Koleksi
Perpustakaan dalam menunjang Kurikulum 2013
No
.
Unsur yang dinilai Pernyataan Skor
(Rata-
rata)
1 Pengetahuan responden tentang
koleksi perpustakaan.
Baik 3,41
2 Pemanfaatan koleksi perpustakaan
oleh responden.
Baik 3,82
3 Keberagaman jenis Koleksi
perpustakaan.
Baik 4,20
4 Koleksi perpustakaan digunakan
sebagai sumber belajar selain
didapatkan dari guru.
Baik 4,08
5 Koleksi perpustakaan dimanfaatkan
sebagai sumber informasi yang
akurat selain didapatkan dari
internet.
Baik 3,98
6 Koleksi perpustakaan dapat
membantu untuk menyelesaikan
tugas sekolah yang diberikan oleh
guru.
Baik 3,44
7 Koleksi buku pelajaran sesuai
dengan kurikulum 2013.
Baik 4,10
∑= 27,03/7 = 3,86 (Baik)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil skor rata-rata
yaitu 3,86 (tiga koma delapan puluh enam). Skor ini berada pada titik
3,43-4,23. Dengan demikian bahwa peran koleksi perpustakaan
dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 adalah baik.
94
c. Peran Layanan Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan
Kurikulum 2013.
Untuk mengetahui sejauh mana peran layanan perpustakaan dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013, akan dijabarkan secara
terperinci berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh sebagai
berikut:
1) Pengetahuan Responden terhadap Layanan Perpustakaan yang
tersedia
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
layanan perpustakaan dilihat dari aspek pengetahuan responden:
Tabel 4.22
Pengetahuan responden terhadap layanan yang telah disediakan di
perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 30 23,35% 150
Setuju 4 61 47,28% 244
Kurang Setuju 3 34 26,35% 72
Tidak Setuju 2 3 2,31% 6
Sangat Tidak Setuju 1 1 0,77% 1
Jumlah 129 100% 473
Skor Rata-rata X= 473/129= 3,66
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden menjawab setuju sebesar 47,28% (61 orang) dan memilih
jawaban kurang setuju sebesar 26,35% (34 orang). Sedangkan
sebagian kecil responden menjawab sangat setuju sebesar 23,35%
(30 orang), tidak setuju sebesar 2,31% (3 orang) dan sangat tidak
setuju sebesar 0,77% (1 orang).
95
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran layanan perpustakaan dilihat dari aspek pengetahuan
responden adalah baik dengan skor 3,66 (tiga koma enam puluh
enam).
2) Penggunaan Layanan Perpustakaan oleh Responden
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
layanan perpustakaan dilihat dari aspek penggunaan layanan
perpustakaan oleh responden:
Tabel 4.23
Layanan perpustakaan digunakan dengan baik
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 43 33,33% 215
Setuju 4 70 54,26% 280
Kurang Setuju 3 15 11,62% 30
Tidak Setuju 2 1 0,77% 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0% 0
Jumlah 129 100% 527
Skor Rata-rata X= 527/129= 4,08
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak satupun
responden yang menjawab sangat tidak setuju yaitu sebesar 0% (0
orang). Sebagian kecil responden menjawab kurang setuju sebesar
11,62% (15 orang) dan tidak setuju sebesar 0,77% (1 orang).
Sedangkan hampir setengahnya responden menjawab sangat setuju
sebesar 33,33% (43 orang). Dan sebagian besar responden
menjawab setuju sebesar 54,26% (70 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran layanan perpustakaan dilihat dari aspek penggunaan layanan
96
perpustakaan oleh responden adalah baik dengan skor 4,08 (empat
koma nol delapan).
3) Layanan Wajib Kunjungan Perpustakaan dapat Terbiasa
dalam Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan dan Terbiasa
dalam Membaca
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
layanan perpustakaan dilihat dari layanan wajib kunjungan
perpustakaan yang dapat terbiasa dalam memanfaatkan koleksi
perpustakaan dan terbiasa dalam membaca:
Tabel 4.24
Layanan wajib kunjungan perpustakaan terbiasa dalam
memanfaatkan koleksi perpustakaan serta membiasakan gemar
membaca
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 47 36,43% 235
Setuju 4 60 46,51% 240
Kurang Setuju 3 18 13,95% 54
Tidak Setuju 2 2 1,55% 4
Sangat Tidak Setuju 1 2 1,55% 2
Jumlah 129 100% 535
Skor Rata-rata X= 535/129= 4,14
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden menjawab setuju sebesar 46,51% (60 orang), dan sangat
setuju sebesar 36,43% (47 orang). Sedangkan sebagian kecil
responden menjawab kurang setuju sebesar 13,95% (18 orang) dan
responden yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju
memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 1,55% (2 orang).
97
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran layanan perpustakaan dilihat dari aspek layanan wajib
kunjungan perpustakaan adalah baik dengan skor 4,14 (empat koma
empat belas).
4) Layanan Internet Membantu Menemukan Informasi yang
Didapatkan selain dari Koleksi Perpustakaan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
layanan perpustakaan dilihat dari layanan internet yang membantu
untuk menemukan informasi yang didapatkan selain dari koleksi
perpustakaan:
Tabel 4.25
Layanan internet dapat menemukan informasi selain didapatkan
dari koleksi perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 61 47,28% 305
Setuju 4 54 41,86% 216
Kurang Setuju 3 12 9,30% 36
Tidak Setuju 2 2 1,55% 4
Sangat Tidak Setuju 1 0 0% 0
Jumlah 129 100% 561
Skor Rata-rata X= 561/129= 4,34
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden menjawab sangat setuju sebesar 47,28% (61 orang) dan
menjawab setuju sebesar 41,86% (54 orang). Sedangkan sebagian
kecil responden menjawab kurang setuju sebesar 9,30% (12 orang)
dan memilih tidak setuju sebesar 1,55% (2 orang ) dan tidak ada
satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 0%
(0 orang).
98
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran layanan perpustakaan dilihat dari layanan internet adalah
sangat baik dengan skor 4,34 (empat koma tiga puluh empat).
5) Layanan Literasi Informasi Membantu Memilah dan
Menemukan Informasi dari Internet yang Relevan dengan
Koleksi Perpustakaan
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
layanan perpustakaan dilihat dari layanan literasi informasi yang
membantu untuk memilah dan menemukan informasi dari internet
yang relevan dengan koleksi perpustakaan:
Tabel 4.26
Layanan literasi informasi membantu untuk memilah dan
menemukan informasi yang relevan dengan koleksi perpustakaan
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 51 39,53% 255
Setuju 4 54 41,86% 216
Kurang Setuju 3 18 13,95% 54
Tidak Setuju 2 4 3,10% 8
Sangat TidakSetuju 1 2 1,55% 2
Jumlah 129 100% 532
Skor Rata-rata X= 532/129= 4,12
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir sebagian
responden menjawab setuju sebesar 41,86% (54 orang), dan sangat
setuju sebesar 39,53% (51 orang). Sedangkan sebagian kecil
responden menjawab kurang setuju sebesar 13,95% (18 orang), tidak
setuju sebesar 3,10% (4 orang) dan sangat tidak setuju sebesar 1,55%
(2 orang).
99
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran layanan perpustakaan dilihat dari layanan literasi informasi
adalah baik dengan skor 4,12 (empat koma dua belas).
6) Layanan Bimbingan Perpustakaan Membantu Mengetahui
Cara Menggunakan Perpustakaan.
Berikut ini adalah jawaban responden berkaitan dengan peran
layanan perpustakaan dilihat dari layanan bimbingan perpustakaan
untuk membantu mengetahui cara menggunakan perpustakaan:
Tabel 4.27
Layanan bimbingan perpustakaan membantu untuk mengetahui
cara menggunakan perpustakaan sekolah dengan baik
Jawaban Bobot Nilai F P S
Sangat Setuju 5 51 39,53% 255
Setuju 4 59 45,73% 236
Kurang Setuju 3 11 8,52% 33
Tidak Setuju 2 6 4,65% 12
Sangat Tidak Setuju 1 2 1,55% 2
Jumlah 129 100% 538
Skor Rata-rata X= 538/129= 4,17
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah
dari responden menjawab setuju sebesar 45,73% (59 orang) dan
menjawab sangat setuju sebesar 39,53% (51 orang). Sedangkan
sebagian kecil responden menjawab kurang setuju sebesar 8,52%
(11 orang), kurang setuju sebesar 4,65% (6 orang) dan sangat tidak
setuju sebesar 1,55% (2 orang).
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
peran layanan perpustakaan dilihat dari bimbingan perpustakaan
adalah baik dengan skor 4,17 (empat koma tujuh belas).
100
7) Skor Rata-rata Persepsi Siswa-Siswi Terhadap Peran Layanan
Perpustakaan dalam Menunjang Kurikulum 2013
Berikut adalah rekapitulasi skor rata-rata dari 6 pernyataan:
Tabel 4.28
Rekapitulasi skor persepsi Siswa-siswi terhadap Peran Layanan
Perpustakaan dalam menunjang Kurikulum 2013
No
.
Unsur yang dinilai Pernyataan Skor
(Rata-
rata)
1 Pengetahuan Responden tentang
layanan perpustakaan.
Baik 3,66
2 Penggunaan layanan perpustakaan
oleh responden.
Baik 4,08
3 Layanan wajib kunjungan
perpustakaan membantu terbiasa
dalam memanfaatkan koleksi
perpustakaan dan terbiasa
membaca.
Baik 4,19
4 Layanan internet membantu
menemukan informasi selain
didapatkan dari koleksi
perpustakaan.
Sangat Baik 4,34
5 Layanan literasi informasi
membantu memilah dan
mendapatkan informasi yang
relevan dengan koleksi
perpustakaan.
Baik 4,12
6 Layanan bimbingan perpustakaan
membantu menggunakan
perpustakaan.
Baik 4,17
∑= 24,56/6= 4,09 (Baik)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil skor rata-rata
yaitu 4,09 (empat koma nol sembilan). Skor ini berada pada titik
3,43-4,23. Dengan demikian bahwa peran layanan perpustakaan
dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 adalah baik.
101
C. Rekapitulasi Skor Rata-rata Peran Perpustakaan Sekolah dalam
Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013.
Tabel 4.29
Rekapitulasi Skor Rata-rata Keseluruhan
No. Unsur yang dinilai Pernyataan Skor
(Rata-
rata)
1 Peran pustakawan dalam membantu
sekolah menerapkan pelaksanaan
kurikulum 2013.
Baik 3,83
2 Peran koleksi perpustakaan dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum
2013.
Baik 3,86
3 Peran layanan perpustakaan dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum
2013.
Baik 4,09
∑= 11,78/3 = 3,92
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor keseluruhan peran
perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN
94 Jakarta adalah 11,78 : 3 = 3,92 (tiga koma sembilan puluh dua) yang berada
pada skala interval 3,43 - 4,23. Maka dapat disimpulkan bahwa peran
perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN
94 Jakarta adalah Baik.
102
D. Pembahasan
1. Peran Pustakawan dalam Membantu Sekolah Menerapkan Kurikulum
2013
Kurikulum 2013 adalah Kurikulum yang dikembangkan atas teori
“pendidikan berdasarkan standar” (Standard-based education) dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketrampilan, dan
bertindak.72
Dengan demikian, berdasarkan teori di atas, untuk melaksanakan
adanya kurikulum 2013 dibutuhkan guru yang siap untuk mengembangkan
kurikulum 2013 ini, selain guru yang membantu siswa dalam belajar
disekolah, dibutuhkan juga pustakawan yang mampu membantu para siswa
di dalam mengembangkan kemampuan dalam bersikap, berpengetahuan,
berketrampilan dan bertindak tersebut dengan berbagai kompetensi yang
dimiliki oleh pustakawan itu sendiri. Peran pustakawan sangat dibutuhkan
untuk membantu menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013, salah satu
contoh peran pustakawan adalah membantu siswa dalam mendukung
kemandirian belajar, membantu dalam mengembangkan pelajaran dengan
72 Warsono, Perpustakaan Sekolah Ideal dan Perannya dalam Implementasi Kurikulum 2013
(Jawa Tengah: SMP Negeri 5 Cilacap, 2014), h. 10. Di dalam Jurnal UNS. Di akses pada laman
http://www.google.co.id/url?q=http://pustaka.uns.ac.id/download/juara-H3.doc Pada 20 Juli 2016
Pukul 17:00.
103
berbagai koleksi perpustakaan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah
serta memiliki kompetensi dalam bidang pendidikan dan pengelolaan
informasi.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 129 orang responden yang
menjadi sampel. Menurut responden (siswa-siswi) diperoleh mengenai
peran pustakawan dalam membantu menerapkan pelaksanaan kurikulum
2013 adalah baik, dibuktikan dengan skor 3,83 (tiga koma delapan tiga).
Skor tertinggi menurut responden adalah peran pustakawan dalam
menyediakan akses internet di perpustakaan, dengan skor 4,20 (empat koma
dua puluh) atau baik. Hal ini dibuktikan bahwa di SMAN 94 Jakarta ini,
pustakawan telah menyediakan wifi di perpustakaan. Sehingga
memudahkan siswa dalam mendapatkan berbagai informasi.
Sedangkan skor terendah menurut responden adalah peran
pustakawan dalam membantu mendapatkan informasi yang akurat dari
internet dengan skor 3,60 (tiga koma enam puluh) atau baik. Meskipun
pustakawan telah menyediakan akses internet di perpustakaan namun di
dalam membantu mendapatkan informasi yang akurat dari intenet sangat
sedikit sekali, karena tenaga pustakawan yang membagi tugasnya masing-
masing sehingga tidak ada waktu untuk membantu para siswa dan guru
untuk mendapatkan informasi yang akurat dari internet.
104
2. Peran Koleksi Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan
Kurikulum 2013
Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua jenis bahan
perpustakaan yang dikumpulkan/diadakan, diolah, disimpan dan
dimanfaatkan oleh siswa atau guru untuk menunjang kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah, selain itu koleksi perpustakaan juga harus
mencerminkan isi dari kurikulum yang bersangkutan yaitu kurikulum
2013.73
Dengan demikian, pustakawan harus menyediakan koleksi
perpustakaan selain yang dibutuhkan oleh para siswa dan guru, koleksi
perpustakaan juga harus mencerminkan isi dari kurikulum pembelajaran di
sekolah saat ini yaitu kurikulum 2013 berdasarkan teori di atas. Koleksi
perpustakaan yang telah tersedia di perpustakaan dapat digunakan dan
dimanfaatkan sebagai sumber informasi tambahan selain koleksi yang
diwajibkan oleh sekolah yaitu koleksi buku pelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 129 orang responden yang
menjadi sampel. Menurut responden (siswa-siswi) diperoleh bahwa peran
koleksi perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 adalah
baik, dibuktikan dengan skor 3,86 (tiga koma delapan enam). Skor tertinggi
menurut responden adalah keberagaman jenis koleksi perpustakaan dengan
skor 4,20 (empat koma dua puluh) atau baik. Hal ini dibuktikan bahwa
73 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014). h. 25.
105
koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan SMAN 94 Jakarta sangatlah
beragam dimulai dari adanya koleksi buku pelajaran, koleksi referensi,
terbitan berkala sampai adanya koleksi eletronik. Sedangkan skor terendah
menurut responden adalah pengetahuan responden tentang koleksi
perpustakaan dengan skor 3,41 (tiga koma empat satu) atau baik. Meskipun
koleksi yang tersedia di perpustakaan sangatlah beragam, namun
pengetahuan responden sangatlah minim, karena kurangnya sosialisasi
layanan bimbingan perpustakaan yang dapat mengenalkan seluruh isi yang
ada di perpustakaan.
3. Peran Layanan Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan
Kurikulum 2013
Layanan perpustakan melakukan kegiatan yang teritegrasi dengan
kurikulum sekolah, diantaranya kegiatan yang mendorong kegemaran
membaca, pengajaran program literasi informasi, menyelengarakan
kegiatan membaca buku eletronik, dan terlibat dalam merencanakan
perangkat pembelajaran.74
Dengan demikian, untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2013
dibutuhkan layanan perpustakaan yang memadai guna membantu siswa
dalam proses kemandirian belajarnya. Sesuai dengan teori di atas, bahwa
salah satu layanan yang menunjang pelaksanaan kurikulum adalah layanan
kunjungan perpustakaan, karena dengan layanan ini dapat membantu siswa
74 Perpustakaan Nasional RI, Standar Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah
Aliyah (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2014), h. 6.
106
untuk menambah literasi kosa kata dan dapat menumbuhkan siswa agar
terbiasa membaca. Selain itu adanya layanan internet memudahkan siswa
untuk mendapatkan berbagai informasi, dengan didukung adanya layanan
literasi informasi yang berguna untuk memilah dan mendapatkan informasi
yang relevan dengan koleksi perpustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 129 orang responden yang
menjadi sampel. Menurut responden (siswa-siswi) diperoleh bahwa peran
layanan perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013
adalah baik, dibuktikan dengan skor 4,09 (empat koma nol sembilan). Skor
tertinggi didapatkan dari layanan internet membantu menemukan informasi
selain yang didapatkan dari koleksi perpustakaan, dengan skor 4,34 (empat
koma tiga puluh empat) atau sangat baik. Hal ini dibuktikan karena
perpustakaan SMAN 94 Jakarta telah menyediakan layanan internet dengan
tersedianya wifi di perpustakaan, sehingga memudahkan siswa untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sedangkan skor terendah adalah
pengetahuan responden tentang layanan perpustakaan dengan skor 3,66
(tiga koma enam puluh enam) atau baik. Hal demikian dibuktikan karena
kurangnya sosialisasi pustakawan dalam memberikan layanan bimbingan
perpustakaan dengan baik, karena minimnya tenaga pustakawan dan
minimnya waktu, membuat layanan bimbingan perpustakaan tidak berjalan
dengan maksimal, sehingga para siswa tidak terlalu mengetahui berbagai
layanan yang telah disediakan oleh perpustakaan.
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu peran perpustakaan sekolah adalah sebagai penunjang
pendidikan dan sebagai sumber pembinaan kurikulum sekolah. Peran
perpustakaan sekolah sangat penting dengan adanya kurikulum 2013 ini,
karena perpustakaan sekolah dapat membantu para siswa dalam proses
pembelajarannya di sekolah. Untuk mengetahui berperan penting atau tidaknya
suatu perpustakaan sekolah, maka dapat dilihat dari persepsi siswa dan
siswinya.
Dari hasil penelitian yang membahas mengenai persepsi siswa terhadap
peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di
SMAN 94 Jakarta, peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut:
Kesimpulan menunjukkan bahwa peran perpustakaan sekolah dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum 2103 menurut siswa-siswi tergolong Baik,
hasil skor rata-rata keseluruhan variabel adalah 3,92, terdapat pada skala 3,43-
4,23. Dengan rincian sebagai berikut:
1. Persepsi siswa-siswi mengenai peran pustakawan dalam membantu
sekolah menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 94 Jakarta
yang mencakup: pustakawan menyediakan koleksi perpustakaan,
pustakawan membantu mencarikan dan mendapatkan koleksi yang
108
diperlukan dan yang sulit ditemukan, pustakawan dalam memberikan
bimbingan, pustakawan membantu menelusur serta mendapatkan
informasi dari internet, dan lain-lain mempunyai skor rata-rata 3,83
(Berperan Baik).
2. Persepsi siswa-siswi mengenai peran koleksi perpustakaan dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 94 Jakarta
mencakup: keberagaman koleksi perpustakaaan, pemanfaatnya terhadap
koleksi perpustakaan, kesesuaiannya dengan kurikulum 2013, dan lain-
lain mempunyai skor rata-rata 3,86 (Berperan Baik).
3. Persepsi siswa-siswi mengenai peran layanan perpustakaan dalam
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 mencakup: penggunaan
terhadap layanan perpustakaan, layanan wajib kunjungan perpustakaan,
layanan internet, layanan literasi informasi, dan layanan bimbingan
perpustakaan mempunyai skor rata-rata 4,09 (Berperan Baik).
B. Saran
1. Untuk Segi Pustakawan
a. Meskipun pustakawan bukanlah tenaga profesional tetapi ada baiknya
Perpustakaan SMAN 94 Jakarta memiliki tenga kerja profesional yang
memang memiliki kemampuan di bidang perpustakaan, agar dapat terus
memaksimalkan perpustakaan sekolah menjadi lebih baik.
b. Bukan hanya membantu siswa-siswi dalam memperoleh informasi,
namun hendaknya pustakawan juga perlu untuk meningkatkan kualitas
layanan dengan mengadakan sosialisasi layanan apa saja yang telah
109
disediakan oleh pustakawan untuk dapat dimanfaatkan oleh para siswa-
siswi.
c. Pustakawan juga harus menciptakan program pengembangan
perpustakaan terkait dengan adanya kurikulum 2013, agar perpustakaan
dapat terus dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekolah terutama
siswa dan siswi.
2. Untuk Segi Koleksi Perpustakaan
a. Untuk koleksi eletronik terutama e-book hendaknya segera diperbaharui
kurikulumnya, karena untuk saat ini kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013, sedangkan koleksi eletronik masih menggunakan
KTSP.
b. Bukan hanya koleksi eletronik saja yang harus diperbaharui, tetapi
untuk koleksi fiksi atau non fiksi selain koleksi buku pelajaran juga
harus di perbaharui masanya. Hal ini agar warga sekolah mendapatkan
informasi yang lebih terbaru.
c. Semua koleksi perpustakaan seharusnya ditempatkan dan disajikan
dengan mudah, agar para siswa-siswi dan guru dapat memanfaatkan
koleksi perpustakaan yang sedemikian rupa dengan efektif.
d. Adanya penumpukan koleksi buku pelajaran disatu tempat membuat
siswa-siswi sulit untuk menemukan koleksi fiksi (karena letak
penumpukkan di depan koleksi fiksi), hendaknya buku pelajaran yang
tidak digunakan lagi (mengalami perubahan) sebaiknya diletakkan
110
digudang atau ditempatkan disuatu tempat yang tidak berhalangan
dengan koleksi perpustakaaan yang lain.
3. Untuk Segi Layanan Perpustakaan
a. Layanan perpustakaan hendaknya berhubungan dengan adanya
pengembangan kurikulum sekolah, seperti adanya layanan literasi
informasi, sehingga siswa-siswi dapat memilah, memudahkan dan
menemukan informasi yang akurat dan relevan dari internet dibimbing
oleh pustakawan yang literet.
b. Layanan yang telah tersedia di perpustakaan SMAN 94 Jakarta
hendaknya disosialisasikan (dipromosikan) kembali kepada para siswa-
siswi baru atau lama oleh pustakawan, agar layanan perpustakaan
sekolah dapat terus dimanfaatkan secara maksimal.
c. Program-program pengembangan Perpustakaan yang dibuatkan dengan
kebijakan Kepala Sekolah, hendaknya dicantumkan ke dalam layanan
perpustakaan, sehingga jenis-jenis layanan perpustakaan yang
disediakan akan bertambah dan akan dimanfaatkan terus-menerus oleh
warga sekolah.
111
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ratmi. “Peran Perpustakaan sekolah dalam menunjang kegiatan belajar.”
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, 2012.
Alex, Sobur. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 1997.
Asmaul Husna. Diakes pada laman www.asmaul-husna.com/2015/09/hadist-
menuntut-ilmu-hadis-tentang.html. Pada tanggal 23 Juli 2016 Pukul 20.00.
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia
Widia Sarana Indonesia, 2001.
Hartoyo, Sulistia dan Edi Pranoto. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Universitas Terbuka, 1995.
IFLA. Pedoman Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PNRI, 2006.Diakses di
http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm Pada tanggal 22
April 2016 pukul 07.30.
International Federation of Library Associations and Institutions. IFLA School
Library Guidelines. Netherlands: IFLA Professional Committee, 2015. Di
akses di laman http://www.ifla.org. Pada tanggal 27 Juli 2016, Pukul 19:00.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Jallaludin, Rahmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya, 1990.
KBBI. Peran. Di akses pada http://kbbi.web.id/peran Pada tanggal 23 Agustus
2016. Pukul 19:00.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013: konsep dan
penerapan. Surabaya: Kata Pena, 2014.
Mudhoffir. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remaja
Karya, 1986.
Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013.
112
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penulisan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009
Ndraha, Taliziduhu. Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Ilmiah. Jakarta:
Bina Aksara, 1987.
Noerhayati, Soedibyo. Pengelolaan perpustakaan. Bandung: Alumni, 1987.
Paparan Wakil Menteri Pendidikan. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kerangka dasar dan struktur
kurikulum sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional, 2008.
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014.
Perpustakaan Nasional RI. Standar Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2014.
Prihandini, Titin Sinta. “Peran Perpustakaan dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2005.
Riduan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2010.
Rizal Saiful-Haq, dkk,. Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan peran serta
perpustakaan dalam proses belajar mengajar.Jakarta: FAH UIN Syarif
Hidayatullah, 2007.
Saifudin, Azwar. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka
Pelajar, 2002.
Santika, Evie. “Persepsi Pasangan Terhadap Peran Keluarga Setelah Kelahiran
Anak Pertama di Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Simpang Kanan Kab. Rokan
Hilir Riau.” Skripsi S1 Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Medan, 2012.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 1983.
Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka,
2004.
113
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2011.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2007.
Sulistia. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2002.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Utama, 1991.
Sutarno. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Sagung
Seto, 2006.
Syafrudin, Nurdin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat
Press, 2003.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2013. Jakarta: Biro Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2012.
Warsono. Perpustakaan Sekolah Ideal dan Perannya dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Jawa Tengah: SMP Negeri 5 Cilacap, 2014. Di dalam Jurnal
UNS. Di akses pada laman
http://www.google.co.id/url?q=http://pustaka.uns.ac.id/download/juara-
H3.doc Pada 20 Juli 2016 Pukul 17:00.
Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa.
Jakarta: Gramedia, 1992.
Yusuf, Pawit M dan Yaya Suhendar. Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Pranada Media Group, 2007.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kondisi Perpustakaan SMAN 94 Jakarta
Lampiran 2. Surat Tugas Menjadi Dosen Pembimbing
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian SMAN 94 Jakarta
Lampiran 4. Surat Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 5. Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 6. Surat Penguji Skripsi
Lampiran 7. Surat Pergantian Judul Skripsi
Lampiran 8. Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah75
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi Sub-Kompetensi
1. Kompetensi
Manajerial
1.1 Melaksanakan
kebijakan
1.1.1. Melaksanakan pengembangan
perpustakaan
1.1.2. Mengorganisasi sumber daya
perpustakaan
1.1.3. Melaksanakan fungsi, tugas dan
program perpustakaan
1.1.4. Mengevaluasi program dan
kinerja perpustakaan
1.2 Melakukan
perawatan koleksi
1.2.1 Melakukan perawatan
preventif
1.2.2 Melakukan perawatan kuratif
1.3 Melakukan
pengelolaan
anggaran dan
keuangan
1.3.1 Membantu menyusun
anggaran perpustakaan
1.3.2 Menggunakan anggaran
secara efisien, efektif dan
bertanggung jawab
1.3.3 Melaksanakan pelaporan
penggunaan keuangan dan
anggaran
2. Kompetensi
Kependidikan
2.1 Mengembangkan
keterampilan
memanfaatkan
informasi
2.1.1 Menganalis kebutuhan
informasi sekolah
2.1.2 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk memfasilitasi proses
pembelajaran
2.1.3 Membantu komunitas
sekolag menggunakan
sumber informasi yang
efektif
2.2 Memiliki
wawasan
kependidikan
2.2.1 Memahami tujuan dan fungsi
sekolah dalam konteks
pendidikan nasional
2.2.2 Memahami kebijakan
pengembangan kurikulum
yang berlaku
2.2.3 Memahami peran
perpustakaan sebagai sumber
belajar
2.2.4 Menfasilitasi peserta didik
untuk belajar mandiri
2.3 Melakukan
promosi
perpustakaan
2.3.1 Menginformasikan kepada
komunitas sekolah tentang
75 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI, Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah (Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional, 2008), h. 10 – 15.
materi perpustakaan yang
baru
2.3.2 Membimbing komunitas
sekolah untuk memanfaatkan
koleksi perpustakaan
2.3.3 Mengorganisasi pajangan dan
pameran materi perpustakaan
2.3.4 Membuat dan menyebarkan
media promosi jasa
perpustakaan
2.4 Memberikan
bimbingan literasi
informasi
2.4.1 Mengidentifikasi
kemampuan dasar literasi
informasi pengguna
2.4.2 Menyusun panduan dan
materi bimbingan literasi
informasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna
2.4.3 Membimbing pengguna
mencapai literasi informasi
2.4.4 Mengevaluasi pencapaian
bimbingan literasi informasi
2.4.5 Memotivasi dan
mengembangkan minat baca
komunitas sekolah
3. Kompetensi
Pengelolaan
Informasi
3.1 Mengembangkan
koleksi perpustakaan
3.1.1 Memiliki pengetahuan
mengenai penerbitan
3.1.2 Memiliki pengetahuan
tentang sumber biografi
tokoh nasional dan dunia
3.1.3 Memiliki pengetahuan
tentang karya sastra
Indonesia dan dunia
3.1.4 Menggunakan berebagai alat
bantu seleksi untuk pemilihan
materi perpustakaan
3.1.5 Berkoordinasi dengan tenaga
pendidik bidang studi terkait
dalam pemilihan materi
perpustakaan
3.1.6 Melakukan pemesanan,
penerimaan dan pencatatan
3.2 Melakukan
pengorganisasian
informasi
3.2.1 Membuat dekripsi
bibliografis sesuai dengan
standar nasional
3.2.2 Menentukan deskripsi subjek
dan menggunakan klasifikasi
sesuai dengan pedoman
perpustakaan
3.2.3 Menggunakan daftar tajuk
subjek dalam bahasa
Indonesia
3.2.4 Menjajarkan kartu katalog
3.2.5 Memanfaatkan teknologi
untuk pengorganisasian
informasi dan penelusuran
3.3 Memberikan jasa
dan sumber
informasi
3.3.1 Memberikan layanan baca di
tempat
3.3.2 Memberikan jasa informasi
dan referensi
3.3.3 Menyelenggarakan jasa
sirkulasi
3.3.4 Memberikan bimbingan
pengguaan perpustakaan bagi
komunitas sekolah
3.3.5 Melakukan kerja sama
dengan perpustakaan lain
3.4 Menerapkan
teknologi
informasi dan
komunikasi
3.4.1 Membimbing komunitas
sekolag dalam penggunaan
teknologi informasi dan
komunikasi
3.4.2 Menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi
sesuai dengan kebutuhan
4 Kompetensi
Kepribadian
4.1 Memiliki intergitas
yang tinggi
4.1.1 Disiplin, bersih, dan rapi
4.1.2 Jujur dan adil
4.1.3 Sopan, santun, sabar, dan
ramah
4.2 Memiliki etos
kerja yang tinggi
4.2.1 Mengikuti prosedur
4.2.2 Mengupayakan hasil
4.2.3 Bertindak secara tepat
4.2.4 Fokus pada tugas
4.2.5 Meningkatkan kinerja
4.2.6 Melakukan evaluasi diri
5 Kompetensi
Sosial
5.1 Membangun
hubungan sosial
5.1.1 Berinteraksi dengan
komunitas sekolah
5.1.2 Bekerja sama dengan
komunitas sekolah
5.2 Membangun
komunikasi
5.2.1 Memberikan jasa untuk
komunitas sekolah
5.2.2 Mengintensifkan komunikasi
internal dan ekternal
6 Kompetensi
Pengembangan
Profesi
6.1 Mengembangkan
ilmu
6.1.1 Membuat karya tulis di
bidang ilmu perpustakaan dan
informasi
6.1.2 Meresensi dan meresume
buku
6.1.3 Menyusun pedoman dan
petunjuk teknis ilmu
perpustakaan dan informasi
6.1.4 Membuat indeks
6.1.5 Membuat bibliografi
6.1.6 Membuat abstrak
6.2 Menghayati etika
profesi
6.2.1 Menerapkan kode etik profesi
6.2.2 Menghormati hak atas
kekayaan intelektual
6.2.3 Menghormati privasi
pengguna
6.3 Menunjukkan
kebiasaan
membaca
6.3.1 Menyediakan waktu untuk
membaca setiap hari
6.3.2 Gemar membaca
Lampiran 9. Nilai Product Moment
Nilai r Product Moment76
76 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 255.
N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 4 5
0.997 0.950 0.878
0.999 0.990 0.959
27 28 29
0.381 0.374 0.367
0.487 0.478 0.470
55 60 65
0.266 0.254 0.244
0.345 0.330 0.317
6 7 8 9
10 11 12 13 14 15
0,811 0.754 0.707 0.666 0.632 0.602 0.576 0.553 0.532 0.514
0.917 0.874 0.834 0.798 0.765 0.735 0.708 0.684 0.661 0.641
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
0.361 0.355 0.349 0.344 0.339 0.334 0.329 0.325 0.320 0.316
0.463 0.456 0.449 0.442 0.436 0.430 0.424 0.418 0.413 0.408
70 75 80 85 90 95
100 125 150 175
0.235 0.227 0.220 0.213 0.207 0.202 0.195 0.176 0.159 0.148
0.306 0.396 0.286 0.278 0.270 0.263 0.256 0.230 0.210 0.194
16 17 18 19 20
0.497 0.482 0.468 0.456 0.444
0.623 0.606 0.590 0.575 0.561
40 41 42 43 44
0.312 0.306 0.304 0.301 0.297
0.403 0.398 0.393 0.389 0.384
200 300 400 500 600
0.138 0.113 0.098 0.088 0.080
0.181 0.148 0.128 0.155 0.105
21 22 23 24 25 26
0.433 0.423 0.413 0.404 0.396 0.388
0.549 0.537 0.536 0.515 0.505 0.496
45 46 47 48 49 50
0.294 0.291 0.288 0.284 0.281 0.279
0.380 0.376 0.372 0.368 0.364 0.361
700 800 900
1000
0.074 0.070 0.065 0.062
0.097 0.091 0.086 0.081
Lampiran 11. Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMAN 94 Jakarta
No. Nama Barang Jumlah Barang
1. Lemari Penitipan Barang 1 Buah
2. Lemari Sepatu 1 Buah
3. Lemari Referensi 3 Buah
4. Meja Sirkulasi 1 Buah
5. Komputer untuk Sirkulasi 1 Buah
6. Meja Administrasi 2 Buah
7. Komputer untuk Pengolahan 2 Buah
8. Printer 1 Buah
9. Papan Pengumuman 1 Buah
10. Lemari Katalog 1 Buah
11. Rak Koran 1 Buah
12. Rak Majalah 1 Buah
13. Meja Belajar 2 Buah
14. Rak Buku 12 Buah
15. Lemari Khusus Koleksi yang berasal dari KPK 2 Buah
16. Komputer untuk Server 3 Buah
17. Komputer untuk Client 60 Buah
Lampiran 12. Tata Tertib Perpustakaan SMAN 94 Jakarta
PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN SMA
NEGERI 94 JAKARTA:
1) Setiap warga sekolah wajib menjadi anggota perpustakaan.
2) Setiap anggota perpustakaan yang akan meminjam buku wajib membawa kartu
anggota.
3) Masuk ke ruangan perpustakaan dilarang menggunakan alas kaki/ sepatu.
4) Tas, jaket, topi dititipkan kepada petugas perpustakaan/ atau disimpan diloker
kecuali barang berharga.
5) Tidak boleh membawa minuman dan makanan ke dalam perpustakaan.
6) Menulis daftar hadir/ masuk menggunakan kartu anggota perpustakaan.
7) Dilarang tidur-tiduran di ruang perpustakaan.
8) Menjaga ketertiban, kebersihan dan ketenangan.
9) Mengembalikan buku/ majalah/ koran pada tempatnya/ raknya.
10) Buku referensi/ kamus dapat dipinjamkan hanya di lingkungan sekolah dan
tidak boleh di fotokopi dan dibawa pulang.
11) Melapor kepada petugas perpustakaan apabila hendak meminjam buku.
12) Peminjaman koleksi buku maksimal 3 buah buku.
13) Buku yang rusak atau hilang harus diganti dengan judul yang sama.
14) Peminjaman buku perpustakaan maksimal satu minggu dan hari libur tidak
dihitung.
15) Setiap buku harus dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan oleh petugas
perpustakaan.
16) Menggunakan Audio Visual/ Digital Library, harus seizin guru atau petugas
perpustakaan.
17) Dilarang membawa buku keluar ruangan tanpa seizin petugas perpustakaan.
18) Dilarang merusak buku/ majalah dan bahan pustaka lainnya.
19) Dilarang meminjam kartu anggota kantong peminjam kepada orang lain.
20) Tidak meninggalkan barang berharga di perpustakaan.
21) Tidak menggunakan komputer untuk bermain game.
22) Aktifkan komputer digital library sesuai dengan prosedur, kalau belum bisa
tanyakan kepada petugas, rapikan kembali komputer dan kursi yang telah
dipakai, bertanggung jawab penuh terhadap komputer yang telah digunakan.
23) Peminjaman buku-buku paket dari pemerintah dengan ketentuan sebagai
berikut: setiap buku paket harus di sampul plastik, buku paket tidak boleh rusak
atau hilang, buku paket yang rusak atau hilang diganti dengan judul/ buku yang
sama, dan masa peminjaman maksimal 6 bulan buku paket harus dikembalikan.
24) Apabila melanggar peraturan tersebut maka akan mendapatkan sanksi berupa:
teguran atau panggilan terhadap orang tua, mengganti barang-barag yang rusak
atau hilang, terlambat mengembalikan buku di denda Rp. 500/hari, dan jika
kartu anggota hilang, akan dikenakan biaya Rp. 5.000 untuk pembuatan
duplikat.
25) Jam buka perpustakaan
Senin - Sabtu pada pukul 07.00 – 15.30.
Lampiran 13. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Diajukan kepada Siswa/siswi SMA Negeri 94 Jakarta
Dalam rangka untuk menyelesaikan penulisan skripsi, saya mahasiswa Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedang melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Peran Perpustaakaan
Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013, Studi Kasus di
SMA Negeri 94 Jakarta”. Di mana data yang terkumpul akan digunakan sebagai
sumber dalam penulisan skripsi saya. Saya mohon siswa dan siswi bersedia mengisi
pernyataan pada kuesioner ini, atas waktu dan kerjasamanya saya ucapkan terima
kasih.
A. Petunjuk Pengisian.
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan yang ada dalam kuesioner ini.
2. Kuesioner ini terbagi dalam tiga bagian, pertama mengenai peran
pustakawan, kedua mengenai peran koleksi perpustakaan, dan ketiga
mengenai layanan perpustakaan yang menunjang pelaksanaan kurikulum
2013.
3. Pada setiap pernyataan terdapat lima pilihan jawaban, diantaranya:
a. Sangat Setuju : SS = 5
b. Setuju : S = 4
c. Kurang Setuju : KS = 3
d. Tidak Setuju : TS = 2
e. Sangat Tidak Setuju : STS = 1
4. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang tersedia.
5. Selamat mengerjakan
B. Identitas Responden.
Jenis Kelamin : (Laki-laki/ Perempuan)
Kelas :
A. Peran Pustakawan Sekolah dalam membantu Pelaksanaan Kurikulum
2013
No. Pernyataan SS
5
S
4
KS
3
TS
2
STS
1
1. Pustakawan telah menyediakan berbagai koleksi
yang ada di perpustakaan.
2. Pustakawan membantu saya untuk mencarikan
dan mendapatkan koleksi perpustakaan yang
saya perlukan.
3. Pustakawan membantu saya untuk mendapatkan
koleksi perpustakaan yang sulit untuk
ditemukan.
4. Pustakawan memberikan bimbingan dalam
menggunakan fasilitas dan sarana prasarana di
perpustakaan.
5. Pustakawan menyediakan akses internet di
perpustakaan.
6. Pustakawan membantu saya untuk menelusur
informasi dengan internet.
7. Pustakawan membantu saya untuk mendapatkan
informasi yang akurat dari internet.
8. Pustakawan menyarankan saya untuk
memanfaatkan berbagai sumber informasi yang
ada di perpustakaan baik tercetak maupun
elektronik.
9. Pustakawan menyarankan saya agar
menggunakan buku-buku pelajaran yang sesuai
dengan kurikulum 2013.
B. Peran Koleksi Perpustakaan* dalam Menunjang Pelaksanaan
Kurikulum 2013
No. Pernyataan SS
5
S
4
KS
3
TS
2
STS
1
*Selamat Mengerjakan*
10. Saya mengetahui koleksi yang ada di
perpustakaan.
11 Saya telah memanfaatkan koleksi yang ada di
perpustakaan.
12. Koleksi perpustakaan sangat beragam jenisnya,
baik itu buku pelajaran, buku fiksi (novel), buku
referensi atau buku bacaan lainnya.
13. Saya menggunakan koleksi di perpustakaan
sebagai sumber belajar selain didapatkan dari
guru.
14. Saya memanfaatkan koleksi perpustakaan
sebagai sumber informasi yang akurat selain
didapatkan dari internet.
15. Koleksi perpustakaan dapat membantu saya
untuk menyelesaikan tugas sekolah yang
diberikan oleh guru.
16. Koleksi buku pelajaran yang ada di perpustakaan
sesuai dengan kurikulum 2013.
*koleksi perpustakaan adalah sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan sekolah,
seperti buku-buku pelajaran, buku referensi (ensiklopedia, kamus, peta, dll), audio visual, dsg.
C. Peran Layanan Perpustakaan* dalam menunjang pelaksanaan
kurikulum 2013
No. Pernyataan SS
5
S
4
KS
3
TS
2
STS
1
17. Saya mengetahui layanan yang tersedia di
Perpustakaan Sekolah
18. Saya menggunakan layanan yang di sediakan
oleh perpustakaan dengan baik.
19. Layanan wajib kunjungan perpustakaan dapat
membantu saya terbiasa dalam memanfaatkan
koleksi perpustakaan serta membiasakan saya
untuk terbiasa gemar membaca.
SEMOGA SUKSES
20. Layanan internet dapat membantu saya
menemukan informasi selain informasi yang
didapatkan dari koleksi perpustakaan.
21. Layanan literasi informasi dapat membantu saya
memilah dan menemukan informasi dari internet
yang relevan dengan koleksi perpustakaan.
22. Layanan bimbingan perpustakaan dapat
membantu saya untuk mengetahui cara
menggunakan perpustakaan sekolah dengan
baik.
*Layanan Perpustakaan adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk dapat
dimanfaatkan oleh semua anggota perpustakaan/ seluruh warga sekolah.
Lampiran 14. Transkrip Wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2016. Wawancara
diajukan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 94 Jakarta.
Nama Kepala Sekolah adalah Nengsih, S.Pd.
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya sedangkan KS
: untuk Kepala Sekolah)
P : Bagaimana sejarah berdirinya sekolah SMA Negeri 94 Jakarta ini?
KS : Sejarahnya ya.. emm..Dulu sekolah ini letaknya di Rawabuaya tahun 1987,
tetapi namanya bukan SMA Negeri 94 Jakarta, dulu namanya itu SMA Negeri
Rawabuaya. Terus bertahap pindah ke gedung baru yaitu di Kalideres, di sini
namanya sudah SMAN 94 Jakarta. Lalu di tahun 2006 terjadi kebakaran di lantai 2,
saya lupa penyebab apa. Sementara itu proses belajar mengajar menumpang di
MAN 12 Cengkareng. Setelah renovasi gedung sekolah selesai, proses belajar
mengajar kembali kesemula ke gedung baru ini sekitar tahun 2008.
P : Apa saja visi dan misi sekolah SMA Negeri 94 Jakarta ini?
KS : visi dan misi sekolah ini sudah terpampang jelas di dinding luar ya, jadi
kamu bisa liat di sana.
P : Di setiap sekolah tentunya memiliki perpustakaan. Apa latar belakang dan
tujuan didirikannya perpustakaan sekolah?
KS : sekarangkan di setiap sekolah diwajibkan untuk ada perpustakaannya,
kalau tidak nanti sekolah tersebut tidak mendapatkan akreditasi. Kan adanya
perpustakaan itu sebagai syarat akreditasi, jadi selain itu, perpustakaan bertujuan
sebagai sarana belajar siswa, lalu sebagai pusat berbagai sumber informasi baik
tercetak maupun elektronik, sekarang aja di sekolah ini perpustakaan sudah
menyediakan Digital Library.
P : Sejauh mana visi dan misi perpustakaan menunjang visi dan misi sekolah?
KS : tentunya sangat menunjang sekali.
P : Bagaimana upaya yang dilakukan untuk melibatkan para guru dan siswa
dalam memanfaatkan sumber informasi di perpustakaan?
KS : upayanya.. di setiap hari senin ketika upacara, saya mewajibkan
diutamakan untuk para siswa untuk keperpustakaan, bahkan sekarang ada jadwal
wajib kunjungan perpustakaan setiap kelasnya. Tetapi selain siswa, saya juga
memberitahu kepada guru untuk ke perpustakaan.
P : Adakah hambatan yang dialami oleh pihak sekolah dalam ikut membantu
mengembangkan perpustakaan sekolah? Apa saja usaha yang dilakukan dalam
mengatasinya?
KS : Ada, hambatan nya ada pada kesadaran masyarakat sekolah, apalagi pada
guru-guru yang tidak ikut mengembangkan perpustakaan. Padahal saya sudah
memberitahu di setiap upacara untuk memanfaatkan perpustakaan, tetapi begitulah
keadaanya, kurangnya kesadaran masyarakat mereka.
P : Saat ini sekolah menggunakan Kurikulum 2013, apakah perpustakaan
sangat berperan penting dibanding dengan menggunakan kurikulum sebelumnya
yaitu KTSP?
KS : Tentunya, apalagi kan sekarang siswa itu diharuskan untuk ke
perpustakaan, gunanya apa agar siswa mendapatkan informasi lebih banyak selain
didapatkan dari guru. Kalo KTSP itu hanya guru yang memberi informasi kepada
siswa.
P : Apakah pustakawan (termasuk Kepala Perpustakaan dan para stafnya) ikut
terlibat dalam kegiatan workshop atau pelatihan tentang kurikulum 2013?
KS : iya ikut terlibat, saya selalu mengajak guru, wakil kurikulum, staf lainnya
dan kepala perpustakaan beserta stafnya untuk ikut.
P : Bagaimana peran pustakawan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum
2013, apakah pustakawan semakin aktif membantu siswa dan guru untuk
mencarikan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan mereka?
KS : iya semakin aktif.
P : Bagaimana peran koleksi perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan
kurikulum 2013? Apakah buku-buku pelajaran sudah sesuai dengan kurikulum
2013? Lalu bagaimanakah dengan buku-buku pelajaran yang masih menggunakan
KTSP?
KS : koleksi untuk saat ini menunjang sekali untuk pembelajaran, buku-buku
pelajaran juga sudah sesuai, namun kami dari pihak sekolah sedang menunggu
buku-buku pelajaran revisian terbaru namun belum dikirim juga dari Sudinnya
(Sudin = Suku Dinas). Bukunya dibiarkan saja di perpustakaan, tidak disimpan
digudang tidak pula dikembalikan. Buku-buku tersebut digunakan sebagai buku
tambahan siswa, apabila di dalam buku-buku pelajaran dengan kurikulum 2013
tidak ada, bisa diliat pada buku KTSP, gitu sebagai referensi tambahan aja. Begitu
pun dengan guru-guru, mereka masih menggunakan buku-buku KTSP sebagai
referensi mengajar.
P : Bagaimana peran layanan perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan
kurikulum 2013?
KS : layanan perpustakaan sudah menunjang karena saat ini perpustakaan
menyediakan layanan untuk jadwal kunjungan ke perpustakaan setiap kelasnya
secara bergilir.
P : Bagaimana dengan sarana dan prasarana perpustakaan, menurut ibu
apakah sarana dan prasarana sudah menunjang pelaksanaan kurikulum 2013?
KS : sarana dan prasarananya sudah menunjang, adanya komputer di
perpustakaan membantu dalam proses belajar mengajar apalagi dulu ada eletronik
buku. Tetapi untuk saat ini eletronik buku tidak dapat digunakan karena belum
mendapatkan buku eletronik yang berbasis kurikulum 2013.
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2016. Wawancara
diajukan kepada petugas layanan perpustakaan.
Nama Petugas Layanan : Aliman
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya sedangkan PL
: Petugas Layanan)
P : Seberapa penting arti perpustakaan sebagai sarana belajar siswa?
PL : Sangat penting sekali sebagai sarana belajar siswa, karena siswa dapet
informasi selain dari guru, dari mana lagi selain itu, ya paling perpustakaan kalau
enggak di internet.
P : Apakah selama bapak menjadi pustakawan, bapak selalu aktif membantu
guru dan siswa untuk mencari informasi yang dibutuhkan mereka?
PL : iya, pasti aktif lah.
P : Sebagai petugas layanan, tugas apa saja yang bapak kerjakan? Kemudian
kendala apa saja yang bapak alami selama ini? Lalu apa saja usaha untuk mengatasi
masalah ini?
PL : tugasnya.. ya layanan sirkulasi, layanan referensi.
P : Apa saja program kerja yang bapak akan jalankan selama ini untuk
mengembangkan perpustakaan sekolah?
PL : programnya ya untuk tahun ini sih, diadain wajib kunjungan ke
perpustakaan, agar masyarakat sekolah tuh rajin ke perpustakaan buat nambah-
nambah pengetahuan.
P : Layanan apa saja yang telah disediakan oleh perpustakaan?
PL : banyak, ada layanan sirkulasi, referensi, bebas pustaka, layanan bebas
internet, dulu ada layanan anggota pake kartu sama digital library cuma untuk
layanan anggota sekarang pake manual, komputernya nya nyala cuma tidak tahu
deh dengan petugas teknisinya kenapa tidak di perbaharui. Layanan digital library
sudah tidak berjalan karena di dalam komputernya itu belum ada buku eletronik
berbasis kurikulum 2013 masih menggunakan KTSP. Kemudian ada satu layanan
tambahan lagi yaitu layanan wajib kunjungan perpustakaan, layanan ini baru
digunakan setelah adanya kurikulum 2013 ini, dengan adanya layanan ini, anak-
anak jadi suka ke perpustakaan mau gak mau, karena kan sudah dijadwal kelas
mana yang ke perpustakaan. Dulu ketika adanya ktsp blm ada layanan seperti ini.
P : Apakah bapak aktif dalam memberikan pelayanan kepada guru dan siswa?
PL : iya aktif.
P : Sejauh mana guru dan siswa memanfaatkan layanan perpustakaan?
PL : sangat memanfaatkan sekali, apa lagi adanya jadwal rutin kunjungan
perpustakaan itu, jadi banyak siswa yang memanfaatkan layanan perpustakaan,
kadang pas itu didampingi oleh guru juga.
P : Apakah bapak turut membantu guru dan siswa apabila mereka mengalami
kesulitan dalam memanfaatkan layanan perpustakaan?
PL : Iya tentunya membantu mereka.
P : Saat ini, sekolah menggunakan kurikulum 2013, layanan perpustakaan apa
saja yang identik untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2013?
PL : seperti apa itu?
P : seperti layanan literasi infomasi pak, itu merupakan layanan yang
menyediakan bimbingan untuk mendapatkan informasi akurat lewat internet pak,
apakah ada layanan seperti ini?
PL : Iya ada, tapi itu nama layanannya apa ya, saya lupa. Kalau itu guru yang
mengajari siswa untuk menelusur apakah akurat, kan biasanya di internet tuh suka
itu ya copy paste, makanya guru suka menyamakan dengan buku apakah akurat dari
buku. Saya juga suka bantuin mereka, kalau mereka sulit mendapatkan informasi
yang akurat di intenet. Anak-anak biasanya suka bawa laptop masing-masing kalau
ada layanan seperti ini.
P : Upaya apa saja yang bapak lakukan untuk meningkatkan layanan
perpustakaan agar menunjang pelaksanaan kurikulum 2013? Adakah kendala
dalam meningkatkannya?
PL : terus memaksimalkan layanan perpustakaan yang ada, kalau perlu layanan
yang dahulu ada sebelum saya ditugaskan di perpustakaan kembali diadakan dan
menambah layanan perpustakaan yang baru lagi, apalagi adanya kurikulum 2013.
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2016. Wawancara
diajukan kepada Petugas Teknis.
Nama Petugas Teknis : Endang Taryana.
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya sedangkan PT
: untuk Petugas Teknis)
P : Bagaimana sejarah berdirinya perpustakaan sekolah ini?
PT : sejarah berdirinya perpustakaan tidak jauh berbeda dengan sejarah sekolah
yaitu tahun 1987. Untuk selanjutnya ada di catetan saya, lihat saja nanti ya.
P : Seberapa penting arti perpustakaan sebagai sarana belajar siswa?
PT : sangat penting, karena dapat membantu siswa menambah pengetahuan di
perpustakaan.
P : Apakah selama menjadi pustakawan, bapak selalu aktif membantu guru
dan siswa untuk mencari informasi yang dibutuhkan mereka?
PT : iya aktif.
P : Bapak ditugaskan sebagai petugas teknis, tugas apa saja yang bapak
kerjakan selama menjadi petugas teknis?
PT : tugasnya seperti membuat katalog koleksi perpustakaan, membuat
klasifikasi, selebihnya ada di madding ya, kamu bisa baca di sana.
P : Sebagai petugas teknis, kendala apa saja yang bapak alami? Apa saja usaha
untuk mengatasinya?
PT : kendalanya sih paling di softwarenya pas nginput data, data nya suka eror,
makanya di buat secara manual. Kalo software gitu, harus konsultasi dengan pihak
pembuat softwarenya, di sini kan pake Slims ya, makanya harus konsultasi ke
pembuat Slims nya.
P : Apakah bapak terlibat dalam kegiatan workshop atau pelatihan kurikulum
2013?
PT : iya terlibat tetapi tidak secara langsung bertemu dengan Kepala Sekolah
beserta Wakil Kurikulum, kami hanya mendapatkan dari Kepala Perpustakaan,
karena beliau secara langsung bertemu dengan Kepala Sekolah serta Wakil
Kurikulum dalam pelatihan.
P : jenis koleksi perpustakaan apa saja yang telah disediakan oleh
perpustakaan? Berapakah jumlah koleksi peprustakaan hingga saat ini? Apakah
pada setiap tahunnya mengalami peningkatan?
PT : koleksinya ada, koleksi umum, koleksi buku pelajaran, koleksi referensi,
CD, kaset, jurnal, majalah, Koran dll. Untuk jumlah saya kurang tahu ya, mungkin
bisa ditanyakan ke Kepala Peprustakaanya, setahu saya meningkat tetapi hanya
sedikit, karena sekarang untuk denda kehilangan atau telat peminjaman ditiadakan
untuk itu kita tidak ada dana untuk menambah koleksi perpustakaan, paling kita
nunggu di kirim dari pemerintah sama nunggu buku-buku yang telah diajukan
perpustakaan untuk segera diproses oleh Kepala Sekolah.
P : Apakah buku-buku pelajaran sesuai dengan kurikulum 2013?
PT : iya sesuai, namun kami masih menunngu buku-buku kurikulum 2013 yang
terbaru. Untuk sementara menggunakan buku yang telah ada saja.
P : Bagaimana cara mendapatkan buku-buku pelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013?
PT : dari pemerintah dapetnya, dari Sudin.
P : Lalu bagaimana dengan buku-buku pelajaran yang menggunakan KTSP?
Apakah disimpan digudang atau tetap digunakan? Jikalau tetap digunakan, untuk
apa buku-buku pelajaran KTSP tersebut?
PT : Buku-buku pelajaran KTSP tetap diadakan dirak buku, tidak disimpan
digudang. Tetap digunakan untuk menambah referensi siswa aja. Kadang di buku
kurikulum 2013 suka tidak lengkap materi penjelasannya, anak-anak suka
menggunakan buku KTSP sebagai tambahan belajar mereka.
P : Apakah dengan adanya kurikulum 2013, bapak semakin aktif mencarikan
berbagai informasi mengenai kurikulum 2013?
PT : kalau itu guru yang lebih tahu, guru yang suka mencari informasi mengenai
kurikulum 2013, saya hanya membantunya sedikit saja.
P : Dalam pengadaan koleksi, bagaimana bapak melibatkan Kepala Sekolah,
guru dan siswa di sekolah ini?
PT : kalau ke kepala sekolahnya, kita dari perpustakaan mengajukan buku-buku
apa saja yang dibutuhkan siswa dan guru, kemudian diseahkan ke kepala sekolah
agar diproses, barulah buku-buku tersebut ada.
P : Apakah bapak aktif membantu guru dan siswa untuk mencarikan koleksi
peprustakaan yang mereka butuhkan?
PT : iya dong pastinya.
P : Jenis layanan perpustakaan apa saja yang telah disediakan peprustakaan?
Layanan apa saja yang identik dengan adanya pelaksanaan kurikulum 2013?
PT : layanan sirkulasi, keangotaan, referensi, layanan bebas pustaka, layanan
bebas intenet, layanan buku elektronik atau layanan digital library, layanan wajib
kunjungan perpustakaan, dll.
P : Adakah peningkatan layanan perpustakaan ketika menggunakan
kurikulum 2013? Adakah perbedaan layanan perpustakaan ketika menggunakan
KTSP?
PT : saya rasa sama saja, mau itu KTSP atau kurikulum 2013 layanan nya tidak
ada yang membedakan, Cuma itu kali ya mungkin petugas perpustakaan harus lebih
giat lagi untuk meningkatkan layanannya.
P : Sejauh mana guru dan siswa memanfaatkan layanan perpustakaan
sekolah?
PT : sejauh ini sih.. mereka sangat memanfaatkan.
P : Sarana dan prasarana apa saja yang telah disediakan perpustakaan?
PT : ada komputer untuk ngisi biodata, ada wifi, ada komputer buat belajar
bareng guru, ada alat print, apa lagi ya, coba nanti liat catetan aja.
P : apakah sarana dan prasarana membantu untuk meningkatkan pelayanan
perpustakaan sekolah?
PT : kalo dulu sih membantu banget, tapi skarang semenjak komputernya mati
jadi gak digunain lagi. Eh komputernya sih hidup tetapi software yang dijalankan
diperlukan pembaharuan terus computer buat belajar sebenarnya hidup juga tapi isi
didalamnya itu kurang diupgrade.
P : Sejauh mana guru dan siswa memanfaatkan sarana dan prasarana
perpustakaan sekolah?
PT : ya gitu, dulu mereka itu memanfaatkan sekali semenjak komputernya
masih idup, suka searching lewat computer, sekarang mah hanya bisa manfaatin
wifi, anak-anak pada bawa laptop masing-masing buat searching.
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 9 September 2016. Wawancara
diajukan kepada Kepala perpustakaan SMAN 94 Jakarta.
Nama Kepala Perpustakaan : Rumsinah, S.Pd.
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya sedangkan KP=
Kepala Perpustakaan)
P : Bagaimana sejarah berdirinya perpustakaan sekolah ini?
KP : sejarahnya saya kurang paham, coba tanya ke pak endang saja ya..
P : Seberapa besar arti pentingnya peran perpustakaan sebagai sarana belajar
siswa?
KP : Sangat penting sekali
P : Apakah visi dan misi perpustakaan sekolah ini?
KP : visi dan misi sudah terpampang di dinding informasi di dalam
perpustakaan.
P : Sejauh mana visi dan misi perpustakaan menunjang visi dan misi sekolah?
KP : tentunya sangat sesuai ya, karena untuk membuat visi dan misi
perpustakaan harus melihat atau berhubungan dengan visi dan misi sekolah
P : Apakah sebagai kepala perpustakaan, ibu didampingi oleh staf? Kalau iya,
berapa orang dan siapa saja?
KP : iya ada, ada 3 orang jumlahnya, yaitu bapak aliman dan bapak endang
P : Meskipun ibu bukan seorang pustakawan profesional, apakah ibu selalu
mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai manajeman perpustakan sekolah?
KP : tadinya saya ingin mengikuti pelatihan, namun dari sananya kuotanya
penuh, jadi saya selama ini belum mengikuti pelatihan deh. Mengenai masalah
perpustakaan saya lebih banyak bertanya kepada staf saya.
P : Apakah di setiap staf memiliki tugasnya masing-masing? Apa saja tugas
staf-staf tersebut?
KP : iya tentunya ada, masing-masing tugasnya sudah tertera di mading
perpustakaan.
P : Apakah pustakawan membantu siswa dan guru untuk menemukan
informasi yang mereka butuhkan?
KP : iya tentunya sangat membantu.
P : Kendala apa saja yang ibu alami selama menjadi pustakawan? Apa saja
usaha ibu dalam mengatasi masalah tersebut?
KP : selama ini saya tidak mempunyai kendala.
P : Dalam membuat peraturan perpustakaan, bagaimana ibu dan staf lainnya
bekerja sama dengan kepala sekolah, guru, dan siswa di sekolah ini?
KP : kalo peraturan perpustakaan saya tinggal copy paste saja dengan peraturan
sebelumnya.
P : Apa saja program kerja perpustakaan saat ini?
KP : untuk program kerja masih sama seperti yang tahun lalu.
P : Saat ini sekolah telah menggunakan kurikulum 2013, menurut ibu, apakah
perpustakaan sekolah lebih berperan penting dibanding ketika menggunakan
KTSP?
KP : sangat berperan sekali tentunya untuk siswa apalagi.
P : Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, kegiatan apa saja yang dilakukan oleh
perpustakaan?
KP : tidak ada kegiatan yang mengkhususkan, namun ada satu layanan yaitu
layanan wajib kunjungan perpustakaan. Itu menurut saya bisa membantu dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Karena di layanan ini siswa di wajibkan berkunjung
ke perpustakaan.
P : Kendala apa saja yang dihadapi perpustakaan dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum 2013?
KP : kendalanya ada di buku pelajaran mungkin, karena buku untuk saat ini
masih buku yang belum revisi dan kami menunggu buku revisi tersebut.
P : Menurut ibu, apakah ibu dan para staf nya ikut terlibat dalam kegiatan
workshop atau pelatihan kurikulum 2013?
KP : iya ikut terlibat.
P : Apakah dengan adanya kurikulum 2013 pustakawan semakin aktif
membantu guru dan siswa untuk mencari informasi-informasi mengenai kurikulum
2013 secara mendalam?
KP : itu lebih keguru sih untuk mengenai kurikulum 2013, mungkin pustakawan
hanya membantu sedikit saja, kayak menelusur tentang kuruikulum 2013.
P : Upaya apa saja yang dilakukan ibu dan para staf untuk membantu
mengembangkan pelaksanaan kurikulum 2013?
KP : selalu mengikuti pelatihan kurikulum agar apa yang guru dan siswa
butuhkan kita sudah siap tentunya.
P : Jenis koleksi apa saja yang disediakan oleh perpustakaan? Berapakah
jumlah koleksi perpustakaan saat ini?
KP : saya kurang tahu, mungkin mba bisa tanya ke pak aliman.
P : Dalam hal pengadaan koleksi, bagaimana anda bekerja sama dengan
kepala sekolah, guru dan siswa?
KP : kami bekerja sama dengan guru dan siswa terlebih dahulu, apa-apa yang
diinginkan oleh guru dan siswa misalnya buku-buku apa saja yang dibutuhkan guru
untuk mengajar dan siswa untuk menambah referensi. Dari hasil itu kemudian kami
buat proposal pengajuan buku, kemudian kami serahkan ke atasan yaitu ke kepala
sekolah. setelah di acc barulah kami menunggu.
P : Apakah buku-buku pelajaran sudah sesuai dengan kurikulum 2013? Lalu
bagaimana dengan buku-buku pelajaran yang menggunakan KTSP?
KP : sejauh ini sudah sesuai dengan kurikulum 2013. Tetap ada di perpustakaan
tidak kami simpan digudang.
P : Apakah pustakawan ikut membantu guru dan siswa untuk mencarikan
koleksi perpustakaan yang mereka butuhkan? Baik itu, koleksi yang berkaitan
dengan kurikulum 2013, koleksi referensi, buku bacaan, dll.
KP : iya pastinya membantu mereka.
P : Sejauh mana guru dan siswa memanfaatkan koleksi perpustakaan yang
telah ada di perpustakaan sekolah?
KP : sejauh ini sangat memanfaatlan sekali.
P : Jenis layanan apa saja yang disediakan oleh perpustakaan?
KP : ada layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan digital library, layanan
internet, layanan wajib kunjungan, ada banyak lagi, saya lupa mba.
P : Layanan perpustakaan apa saja yang identik atau menunjang pelaksanaan
kurikulum 2013?
KP : apa ya, mungkin seperti yang saya bilang, bahwa layanan wajib kunjungan
perpustakaan dapat membantu kurikulum 2013.
P : Adakah perbedaan layanan perpustakaan pada kurikulum 2013 dengan
kurikulum KTSP?
KP : tentunya ada.
P : Upaya apa saja yang ibu dengan staf lainnya untuk meningkatkan layanan
perpustakaan agar menunjang pelaksanaan kurikulum 2013?
KP : upayanya selalu menambah layanan perpustakaan dan tetap meningkatkan
layanan perpustakaan yang ada.
P : Sejauh mana guru dan siswa memanfaatkan layanan perpustakaan yang
telah ada?
KP : mereka sangat memanfaatkan sekali layanan perpustakaan yang kami
sediakan.
P : Apakah pustakawan aktif dalam memberikan layanan perpustakaan untuk
guru dan siswa?
KP : iya aktif.
P : Sarana dan prasarana apa saja yang disediakan oleh perpustakaan?
KP : ada komputer, ada printan, gitu mba bisa liat langsung ke perpustakaannya.
P : Sejauh mana sarana dan prasarana dapat memenuhi kebutuhan belajar
mengajar di sekolah?
KP : sejauh ini memenuhi, apalagi di sini banyak disediakan komputer untuk
belajar di perpustakaan sebagai penganti belajar di kelas.
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 9 September 2016. Wawancara
diajukan kepada Wakil Kurikulum SMAN 94 Jakarta.
Nama Wakil Kurikulum : Jumenah, S.Pd
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya sedangkan
Wakil Kurikulum : WK)
P : Sejak kapan sekolah ini menerapkan kurikulum 2013?
WK : sejak tiga periode yang lalu ya mba.. emm sekitar tahun 2012/2013.
P : Bagaimanakah proses kurikulum 2013 di sekolah ini?
WK : Prosesnya ketika diberitahukan bahwa adanya kurikulum yang baru yaitu
k.13 ini, sekolah ini ditunjuk langsung untuk menggunakan kurikulum 2013 oleh
pemerintah yaitu pada tahun 2012/2013, waktu itu masih kelas X yang
menggunakannya, namun bertahap dan bertahap di periode tahun berikutnya kelas
XI dan XII juga sudah dapat menggunakannya. Dan kami menghasilkan lulusan
pertama yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu di tahun 2014/2015.
P : Bagaimana karakteristik kurikulum 2013 di sekolah ini? Apakah sama
seperti peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan?
WK : iya sama.
P : Adakah hambatan dalam menerapkan kurikulum 2013? Dan program apa
sajakah yang dilakukan sekolah dalam mengatasinya?
WK : hambatannya ada pada guru-guru yang sudah terlalu tua mengajar dan
masih menggunakan metode mengajar dengan ceramah. Padahal kan pada
kuirkulum 2013 ini metode ceramah sangatlah tidak digunakan dengan banyak,
maksudnya boleh ada ceramah namun jangan terlalu lama. Waktu itu kita
menggunakan metode 5M secara berurutan yaitu Mengamati, Menanya, Menalar,
Mencoba, Menyajikan namun untuk sekarang kita menggunakan metode 5M ini
tidak berurutan juga gpp, yang penting 5M ini terpenuhi. Maka dari itu untuk guru-
guru yang sudah terbiasa menggunakan ceramah, kami adakan pelatihan-pelatihan
mengenai pembelajaran yang dikhususkan untuk menggunakan kurikulum 2013.
P : Adakah perbedaan proses belajar mengajar antara kurikulum 2013 dengan
kurikulum KTSP?
WK : ada, yang saya sebutkan tadi diatas yaitu metode cara mengajarnya.
P : Bagaimana peran perpustakaan sekolah terhadap pelaksanaan kurikulum
2013?
WK : Perannya sangat penting tentunya. Apalagi di kurikulum 2013 ini siswa
tidak hanya mendapatkan informasi dari guru saja, siswa harus mencari informasi
dengan sendiri, nah distulah perpustakaan masuk untuk membantu siswa dalam
mencari informasi yang mereka butuhkan.
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 9 September 2016. Wawancara
diajukan kepada Wali kelas X.
Nama Wali kelas X : ibu Dra. Leliati.
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya dan L : untuk
ibu Leliati)
P : Anda mengajar sebagai guru mata pelajaran apa?
L : saya mengajar sebagai guru bahasa Indonesia.
P : Apakah anda sudah menjadi anggota perpustakaan?
L : belum.
P : Apakah anda sering berkunjung ke perpustakaan?
L : iya sangat sering sekali berkunjung, kalau guru tidak diwajibkan
mempunyai kartu anggota, saya pinjam buku biasaya ditulis di dalam buku besar
gitu mba.
P : Terkait dengan kurikulum 2013, apakah pustakawan mengikuti kegiatan
workshop atau pelatihan?
L : iya mengikuti.
P : Menurut anda, dengan adanya kurikulum 2013 ini, pustakawan semakin
aktif membantu anda untuk mencarikan sumber-sumber informasi yang anda
butuhkan?
L : setau saya iya aktif.
P : Apakah pustakawan bekerjasama dengan anda dalam mengembangkan
sikap spritual, sikap sosial dan kreatifitas siswa?
L : iya sedikit mba, karena yang lebih mengembangkan itu kebanyakan adalah
guru.
P : Apakah pustakawan membantu anda dalam proses belajar mengajar?
L : iya sangat membantu.
P : Apakah pustakawan membantu anda dalam menyiapkan bahan ajar yang
anda butuhkan untuk mengajar?
L : iya membantu dalam menyiapkan bahan ajar.
P : Apakah koleksi perpustakaan sesuai dengan kurikulum 2013?
L : sejauh ini sudah sesuai.
P : Apakah anda sering memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan?
L : iya pastinya dong, karena saya suka baca mba.. jadi saya suka gunain
koleksi perpustakaan deh. hehe
P : Apakah koleksi yang ada perpustakaan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar siswa?
L : iya bisa dijadikan sebagai sumber belajar.
P : Apakah anda sering memanfaatkan layanan perpustakaan yang telah
tersedia di perpustakaan?
L : iya sering kalau saya lagi ngajar di atas saja. Karena lokasi nya kan di lantai
4 ya, kalau mengajar di lantai 2 suka males untuk ke atas.
P : Apakah layanan perpustakaan dapat membantu anda dalam pelaksanaan
kurikulum 2013?
L : sejauh ini membantu kok mba.
P : Apakah dengan layanan perpustakaan membantu anda dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas?
L : iya dapat membantu.
P : Bagaimana upaya anda, agar perpustakaan terus dapat dimanfaatkan oleh
para siswa dan guru?
L : saya menyuruh siswa agar sering-seringlah ke perpustakaan, karena di
perpustakaan dapat menambah ilmu pengetahuan yang baru dengan membaca.
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 9 September 2016. Wawancara
diajukan kepada Wali kelas XI.
Nama Wali kelas XI : Ibu Rumsinah.
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya dan R: untuk
ibu Rumsinah)
P : Anda mengajar sebagai guru mata pelajaran apa?
R : guru bahasa Indonesia.
P : Apakah anda sudah menjadi anggota perpustakaan?
R : Di sini seluruh guru dan siwa diwajibkan menjadi anggota perpustakaan
namun untuk membuktikannya guru tidak mendapatkan kartu anggota, dan mereka
boleh untuk meminjam koleksi perpustakaan dengan dicatat di dalam buku
peminjaman guru.
P : Apakah anda sering berkunjung ke perpustakaan?
R : Sering sekali.
P : Terkait dengan kurikulum 2013, apakah pustakawan mengikuti kegiatan
workshop atau pelatihan?
R : iya mereka mengikuti pelatihan.
P : Menurut anda, dengan adanya kurikulum 2013 ini, pustakawan semakin
aktif membantu anda untuk mencarikan sumber-sumber informasi yang anda
butuhkan?
R : iya semakin aktif.
P : Apakah pustakawan bekerjasama dengan anda dalam mengembangkan
sikap spritual, sikap sosial dan kreatifitas siswa?
R : iya bekerja sama.
P : Apakah pustakawan membantu anda dalam proses belajar mengajar?
R : iya sangat membantu.
P : Apakah pustakawan membantu anda dalam menyiapkan bahan ajar yang
anda butuhkan untuk mengajar?
R : iya membantu menyiapkan.
P : Apakah koleksi perpustakaan sesuai dengan kurikulum 2013?
R : untuk saat ini sesuai.
P : Apakah anda sering memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan?
R : iya sering untuk menambah referensi dalam mengajar.
P : Apakah koleksi yang ada perpustakaan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar siswa?
R : iya pastinya dong.
P : Apakah anda sering memanfaatkan layanan perpustakaan yang telah
tersedia di perpustakaan?
R : iya sering sekali.
P : Apakah layanan perpustakaan dapat membantu anda dalam pelaksanaan
kurikulum 2013?
R : iya dapat membantu, apalagi dengan diadakan nya layanan wajib
kunjungan perpustakaan.
P : Apakah dengan layanan perpustakaan membantu anda dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas?
R : iya tentunya sangat membantu.
P : Bagaimana upaya anda, agar perpustakaan terus dapat dimanfaatkan oleh
para siswa dan guru?
R : untuk tetap terus berkunjung ke perpustakaan walaupun hanya sekali
dalam seminggu.
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 9 September 2016. Wawancara
diajukan kepada Wali kelas XII.
Nama Wali kelas XII : bapak Mashud.
Berikut adalah hasil dari wawancaranya: (P : untuk penanya dan M : untuk
bapak Mashud)
P : Anda mengajar sebagai guru mata pelajaran apa?
M : guru Sejarah Indonesia peminatan.
P : Apakah anda sudah menjadi anggota perpustakaan?
M : belum, saya belum menjadi anggota.
P : Apakah anda sering berkunjung ke perpustakaan?
M : saya sangat jarang sekali ke perpustakaan.
P : Terkait dengan kurikulum 2013, apakah pustakawan mengikuti kegiatan
workshop atau pelatihan?
M : iya mereka mengikuti.
P : Menurut anda, dengan adanya kurikulum 2013 ini, pustakawan semakin
aktif membantu anda untuk mencarikan sumber-sumber informasi yang anda
butuhkan?
M : iya tentunya mereka mencari dan membantu sumber-sumber informasi
yang anak-anak dan kami butuhkan.
P : Apakah pustakawan bekerjasama dengan anda dalam mengembangkan
sikap spritual, sikap sosial dan kreatifitas siswa?
M : itu lebih ke guru ya yang tahu, pustakawan mungkin membantu sedikitlah.
P : Apakah pustakawan membantu anda dalam proses belajar mengajar?
M : emmm... iya.
P : Apakah pustakawan membantu anda dalam menyiapkan bahan ajar yang
anda butuhkan untuk mengajar?
M : iya kalau itu pustakawan sangat membantu, apa saja yang bahan ajar guru
butuhkan, pustakawan sangat menbantu itu.
P : Apakah koleksi perpustakaan sesuai dengan kurikulum 2013?
M : sejauh ini sesuai.
P : Apakah anda sering memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan?
M : tidak, saya jarang sekali memanfaatkan koleksi perpustakaan.
P : Apakah koleksi yang ada perpustakaan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar siswa?
M : iya bisa.
P : Apakah anda sering memanfaatkan layanan perpustakaan yang telah
tersedia di perpustakaan?
M : tidak, sangat jarang sekali.
P : Apakah layanan perpustakaan dapat membantu anda dalam pelaksanaan
kurikulum 2013?
M : saya rasa mungkin dapat membantu.
P : Apakah dengan layanan perpustakaan membantu anda dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas?
M : iya sangat membantu.
P : Bagaimana upaya anda, agar perpustakaan terus dapat dimanfaatkan oleh
para siswa dan guru?
M : upayanya ya.. guru dan siswa itu haruslah wajib berkunjung ke
perpustakaan, jangan kayak saya, saya jarang sekali ke perpustakaan, saya
menggunakan informasi yang saya punya saja saat ini. Untuk itu dengan selalu
berkunjung ke perpustakaan, guru-guru dan siswa dapat menambah ilmu
pengetahuan yang baru dengan koleksi yang sudah tersedia di perpustakaan
tentunya.
BIODATA PENULIS
Nur Halimah. Lahir di Jakarta, pada tanggal 2 Agustus
1994. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
Bapak Wulidi dan Ibu Samiyem. Penulis beralamat di
Jalan Rawa Kuning Rt 011/Rw02 Pulogebang Cakung
Jakarta Timur. Pendidikan yang penulis tempuh di mulai
dari SDN 17 Pulogebang Pagi (2000-2006). Setelah itu,
penulis melanjutkan pendidikan di Mts Negeri 20 Jakarta
(2006-2009). Kemudian, penulis melanjutkan
pendidikan di MAN 8 Jakarta (2009-2012). Pada tahun
2012, penulis kemudian melanjutkan kembali pendidikannya yaitu pendidikan S1
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil program studi Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), dan menulis skripsi berjudul
“Persepsi Siswa terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang
Pelaksanaan Kurikulum 2013, Studi Kasus SMA Negeri 94 Jakarta.” Selama masa
perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan Organisasi HMJ IP tahun 2012-
2013, dan pada tahun 2014 mengikuti organisasi IRMAFA (Ikatan Remaja Masjid
Fathullah). Pada tahun 2015, penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kemudian melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata di Desa Caringin, Bogor.