POPULASI DAN SAMPEL
PUTU DIAH SASTRI PITANATRI S.ST.PAR., M.PAR
1. Populasi 2. Sampel 3. Peneli<an menggunakan sampel dan populasi 4. Kriteria sampel yang baik dalam peneli<an 5. Per<mbangan dalam menentukan ukuran
sampel 6. Ukuran sampel 7. Sumber kesalahan sampel 8. Tahap-‐tahap dalam pemilihan sampel 9. Metode pengambilan sampel/teknik sampling
Menurut Sugiyono, Populasi merupakan generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteris<k tertentu yang ditetapkan oleh peneli< untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dapat dibedakan menjadi : 1. Populasi Sampling 2. Populasi Sasaran
Misalkan : Peneli< mengambil rumah tangga sebagai sampel,
sedangkan yang diteli< merupakan anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani.
Dalam hal ini, seluruh rumah tangga dalam
wilayah peneli<an adalah populasi sampling.
Sedangkan seluruh petani dalam wilayah peneli<an merupakan populasi
sasaran.
Populasi sasaran
Populasi sampling
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteris<k yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar, dan peneli< <dak mungkin memplajari semua yang ada pada populasi. Misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneli< dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi dan untuk hal tersebut, sampel yang diambil dari populasi harus benar-‐benar representa<ve ( mewakili). Pengambilan sampel berar< mengambil sebagian dari populasi untuk menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. (Sugiyono, 2007 : 73)
Sekaran, 2000, Davis dan Cosenza, 1993, Zikmud, 2000 menyebutkan beberapa alasan utama penggunaan sampel dalam peneli<an sebagai berikut :
1. Kendala Sumber Daya
2. Ketepatan 3. Pengukuran Destruk<f
Peneli<an yang bekerja dengan sampel, berar< bahwa hanya mengambil sebagian
saja dari anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya berdasarkan analisis sampel dibuat generalisasi.
Peneli<an yang bekerja dengan Sensus (populasi), <dak perlu menghadapi persoalan generalisasi. Peneli< akan terhindar dari
sampling karena jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah anggota populasi
Beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa peneliti melakukan penelitian sampel dibandingkan sensus (populasi) sebagai berikut :
Jika jumlah elemen populasinya terlalu banyak, peneliti tidak akan mungkin mengumpulkan seluruhnya karena butuh tenaga dan biaya yang relative mahal
Kualitas data yang dihasilkan oleh penelitian sampel seringkali lebih baik dibandingkan dengan hasil sensus.
Proses penelitian sampel relatif lebih cepat
PROF. DR. I KETUT
RAHYUDA, SE, MSI
1.
2. presisi cara menentukan
taksiran MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D
1. Sampel yang baik memungkinkan pDeanpealit< munetnugkhamsielknagnambgial mkbeapruatunsan
yDaanpgadtikehemndeankei ntukan
probabilitas dari se<ap unit analisis suinmtupkamngealinpu<bsaakmupeldari
3. Sampel yang baik memungkinkan
mseeblaaknuykaakn smenusnugskin dengan biaya serendah – rendahnya peneli< menghitung derajat kepercayaan yang diterapkan dalam es<masi populasi yang disusun dari sampel sta<s<ka.
Prof. Dr. Jogiyanto
Hartono, M.B.A., Ak
1. Akyyuaanrnaggtdbaeprahtudbiupnegracnayaddenagrai nselubreusharan Saspmaompppueelall syiauynnatngugkadkimtueerlmia<tpeardolaelhahjawaban
2s. aSmamppeell yyaanngg tbiadikakmbeinagsiden<fikasikan 2. Prdeesnigsain Saymanpgedlipyearnoglemh empunyai presisi 3(.pprSeeencdeielsirtiihoann)mayeannghghitituningngggagiaakudmraauslaidhahdan yadpneilgnagkmasrauenhmak(pamnuisnaylnayiakekessaallaahhaan)n dalam 4p. epDneamgpaailmithabnmileamnsabmseaprmieklapnedlakyreiaptaendrgaangahnarus
4r. eSnadmaphel yang baik memungkinkan
Menghindari bias hanya di perusahaan – perusahaan
yang bertahan
Menghind ari bias di seleksi sampel
Pemilihan sampel
berdasarkan proksi yang
tepat
Menurut Mantra (2003) dalam rahyuda (2004 : 43) ada 4 (empat) faktor yang harus diper<mbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu peneli<an :
1 Derajat keseragaman (degree of homogeneity
Makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi seragam sempurna, maka satu elementer saja dari seluruh
diteli<
2 Presisi yang dikehendaki dalam peneli<an
Secara kuan<ta<f presisi diukur dari standar error. Makin kecil kesalahan baku, makin besar <ngkat presisinya
3 pRoepnuclaansiaitaunsaulidsiash cukup representa<ve untuk
Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan besarnya sampel yang harus diambil. Teknik analisis dengan table silang dan analisis lanjutan dengan Chi – Square misalnya mensyaratkan pen<ngnya sampel minimal yang tersedia dalam se<ap sel dan table silang
4 Tergantung pada ketersediaan biaya, tenaga, dan waktu
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil peneli<an itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlh populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendeka< populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan (diberlakukan umum).
Rumus menghitung besaran sampel
KETERANGAN : n = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah populasi d = Nilai presisi (ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau α = 0,1)
KETERANGAN : dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10% P = Q = 0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel
Rumus menghitung ukuran dari populasi
Contoh Menentukan Besaran Sampel
Dengan demikian, maka dari jumlah populasi 4.540 diperoleh ukuran sampel sebesar 97,84
atau 98 sampel peneli<an
Misalnya populasi berjumlah 200. Bila dikehendaki
kepercayaan sampel terhadap populasi 95% atau <ngkat kesalahan 5%, maka jumlah
sampel yang diambil 0,58x200x1,195) = 19,12
orang. (Tarik dari angka 200 melewa< taraf kesalahan 5%, maka akan ditemukan <<k di atas angka 60. Ti<k itu kurang lebih 58, untuk kesalahan 5% berar< taraf kepercayaan 95%, sehingga faktor pengalinya =
1,195).
Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253) memberikan saran-‐ saran tentang ukuran sampel untuk peneli<an seper< berikut ini.
1
4
3
2
Ukuran sampel yang layak dalam peneli<an adalah antara 30 sampai dengan 500.
Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-‐wanita, pegawai negeri-‐ swasta dan lain-‐lain) maka jumlah anggota sampel se<ap kategori minimal 30.
Untuk peneli<an eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-‐masing antara 10 s/d 20.
Bila dalam peneli<an akan melakukan analisis dengan mul<variate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteli<.
Dalam prakteknya <dak semua sampel sama persis dengan perhitungan sensusnya. Kesalahan sampel yang sering terjadi adalah (Zikmund, 2000: 344) :
1 Sampling frame error 2 Random sampling error (sampling error)
sampel yang dipilih.
kesalahan yang terjadi bila elemen sampel Kesalahan akibat adanya perbedaan tertentu <dak diperhitu3ngkan, atNaounbrielasponse erroarntara hasil sampel dan hasil sensus seluruh populasi <dak diwakili secara tepat yang dilakukan dengan prosedur yang oleh kerangka sampeKle. salahan akibat perbedaan sstaam<sat.ikKeasnatlaarhaan juga dapat muncul
survei yang hanya memasukkaknarmeneraefkluakytaunagsi sta<s<k yang terjadi merespon dan juga mereka yaknagregangaavla(triiadsaikp) eluang dalam elemen
merespon.
Kesalahan atau penyimpangan juga dapat di<mbulkan oleh beberapa hal yaitu :
Penyimpangan karena kesalahan perencanaan, seper< <dak tepatnya pemakaian definisi, kriteria, satuan-‐satuan ukuran dan lainnya.
Penyimpangan karena penggan<an sampel. Penyimpangan karena salah tafsir responden.
Penyimpangan karena responden sengaja salah menjawab.
Penyimpangan karena kesalahan dalam pengelolaan data dan penerbitnya.
Kesalahan sampel dapat diperkecil dengan pemakaian metode pengambilan sampel yang tepat, sedangkan kesalahan yang bukan karena pemakaian sampel dapat diperkecil dengan perencanaan dan pelaksanaan yang diteli< dari peneli<an bersangkutan (Rahyuda et al 2004 : 46).
Kuncoro (2009 : 122) menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi peneli<an. Agar informasi yang diperoleh dari sampel benar-‐benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteris<k populasi,
diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat. Tahap-‐tahap pemilihan sampel melipu< (Davis & Cosenza, 1993: 220-‐223; Zikmund: 342 -‐347) :
Penentuan Populasi 1
Penentuan Unit Pemilihan Sampel 2
Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel
3
Penentuan Desain Sampel 4
Penentuan Jumlah Sampel 5
Pemilihan Sampel 6
Metode pengambilan sampling atau teknik sampling merupakan suatu teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel. Teknik ini terdiri dari beberapa cara untuk mengambil sampel dimana dibagi menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling adalah teknik sampling dimana se<ap anggota populasi memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Probability Sampling ini terdiri dari sample random, propor<onate stra<fied random, dispropor<onate stra<fied random, dan area random. Teknik non-‐probability sampling yaitu se<ap anggota populasi memiliki peluang nol. Ar<nya, pengambilan sampel didasarkan kriteria tertentu seper< judgment, status, kuan<tas, kesukarelaan dan sebagainya. Non-‐probability sampling melipu<, sampling sistema<s, sampling kuota, sampling incidental, purpose sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. (Sugiyono 2013 : 117)