LAPORAN KASUS
ULKUS KORNEA
Esandy Felicia
110170019
Identitas Pasien Nama : Tn. S Umur : 26 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Ds. Kedung bunder Pekerjaan : Buruh Pendidikan : SD Status : Menikah Agama : Islam Tanggal Pemeriksaan : 14 Juli 2015
ANAMNESIS
Keluhan utama : Mata sebelah kiri sakit Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang ke Poli Mata RSUD Waled dengan keluhan nyeri pada mata sebelah kiri. Kualitas nyeri sedang, tidak menjalar, tajam, dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan mata merah, bengkak, penglihatan silau, nyeri kepala, mata berair serta keluar cairan berwarna putih seperti susu, tidak berbau.
Sebelum keluhan muncul, penderita mengaku mata sebelah kirinya terkena serpihan gerinda. Tiga hari kemudian, pasien berobat ke Puskesmas karena mata terasa nyeri dan tampak merah. Pasien mendapatkan terapi berupa obat tetes mata yang diteteskan tiga kali sehari (nama obat tidak diketahui).
Pengobatan tidak memperbaiki keluhan, keluhan semakin berat dan pada
minggu kedua, mata menjadi sering berair dan terasa ada benda yang
mengganjal di permukaan mata. Selain itu, di daerah bulatan hitam pada
mata tampak bercak putih yang semakin hari semakin membesar
ukurannya, disertai pengeluaran cairan putih seperti susu yang tidak berbau.
Penglihatan pasien juga menjadi buram, dan dirasakan semakin hari
semakin berat sampai tidak bisa melihat walaupun dengan jarak yang
sangat dekat, dan akhirnya pasien berobat ke bagian Poliklinik Mata RSUD
Waled.
Keluhan semakin memberat bila beraktivitas, melihat cahaya terang dan
berkurang dengan istirahat. Selain terapi berupa obat tetes mata yang
didapatkan dari Puskesmas 1 minggu yang lalu, pasien sempat
menggunakan obat tetes mata berupa air mata sintetis dari apotik.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat diabetes mellitus disangkal Riwayat hipertensi disangkal Riwayat trauma pada daerah mata (+) Riwayat penyakit mata 1 tahun terakhir disangkal Riwayat penggunaan obat tetes mata di apotik tanpa
resep dokter (+), merek insto dan juga tetes mata dari Puskesmas, nama obat tidak diketahui.
Riwayat alergi (-) Riwayat operasi pada daerah mata sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal
Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi pada keluarga disangkal
Riwayat Pribadi dan Sosial :
Pasien bekerja sebagai buruh las, dan saat bekerja jarang
menggunakan alat pelindung
Riwayat penggunaan lensa kontak disangkal
Riwayat minum obat-obatan dan jamu-jamuan disangkal
Riwayat merokok (+), konsumsi alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Keadaan umum: Pasien tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis, E4V5M6
Tanda-tanda vital : TD = 130/80 mmHg N = 88 x/menit R = 24 x/menit S = 36,8 0 C
Status Lokalis (Pemeriksaan Oftalmologi)
OD Pemeriksaan OS
1,0 Visus 1/~
Tdk dilakukan Koreksi Tdk dilakukan
Normal Gerak bola mata
Normal
Normal TIO dg palpasi Normal
Hiperemi (-), edema (-), nyeri tekan (-), blefarospasme (-), ektropion (-), entropion (-)
Palpebra Hiperemi (+), edema (+), nyeri tekan (-+, blefarospasme (-), ektropion (-), entropion (-)
Hiperemis (-), sikatriks (-), sekret (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-)
Konjungtiva Hiperemis (+), sikatriks (-), sekret (-), injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+)
Tdk dilakukan Sistem lakrimalis
Tdk dilakukan
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
Jernih Kornea Ulkus (+) letak sentral, bentuk iregular warna putih,Lesi satelit (-)
OD Pemeriksaan OS
Kedalaman normal, hipopion (-)
Camera oculi anterior
Hipopion (+), eksudat warna putih kekuningan
Kripta (-), atrofi (-), coklat, edema (-)
Iris Kripta (-), atrofi (-), coklat, edema (-)
Sentral, refleks cahaya (+)
Pupil Sentral, refleks cahaya (+)
Normal, jernih Lensa Normal, jernih
Tidak dilakukan Fundus reflek Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Lapang pandang
Tidak dilakukan
RESUME
Pasien laki-laki usia 26 tahun datang ke Poli Mata RSUD Waled dengan keluhan nyeri pada mata sebelah kiri sejak 3 minggu yang lalu dan disertai bercak putih 2 minggu yang lalu. Penglihatan buram perlahan semakin lama semakin memburuk, mata merah (+), perih (+), mata berair (+), silau (+), kepala pusing (+), pengobatan puskesmas (+).Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, composmentis, tekanan darah 110/ 80, nadi 88x/ menit, respirasi 24x/ menit, suhu 36,8. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan, pada pemeriksaan OS visus 1/~, edema palpebra (+), palpebra hiperemis (+), konjungtiva hiperemis (+), injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+), kornea tidak jernih, ulkus (+), hipopion (+).
DIAGNOSIS BANDING
Ulkus kornea sentral OS hipopion e.c mixed Infection
Ulkus kornea sentral OS hipopion e.c bakterial infection
Ulkus kornea sentral OS hipopion e.c fungi infection
DIAGNOSIS KERJA
Ulkus kornea sentral OS hipopion e.c mixed infection
Tatalaksana yang Diberikan Mofifloxacin Natacyn eye drop Atropin Ketokonazole Cyclone eye drop
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad malam Quo ad sanationam : ad malam
Edukasi Jaga kebersihan mata Hindari paparan debu Hindari pemakaian obat steroid Menjelaskan bahwa penyakitnya perlu
control dan pengawasan dalam jangka lama
TINJAUAN PUSTAKA
ULKUS KORNEA
adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma
ETIOLOGI
Infeksi : bakteri, virus, jamur, acantamoeba Non infeksi : bahan kima, Sindrom Sjorgen,
defisiensi vit A, obat-obatan Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)
PATOFISIOLOGI
Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina pertahanan pada waktu peradangan tidak segera datangbadan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofagdilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikorneainfiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN)bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin, kerusakan epitel ulkus kornea
KLASIFIKASI
Ulkus Kornea Sentral disebabkan oleh
pseudomonas, streptokokus, pneumoni, virus, jamur dan alergi. P
Pengobatan tukak kornea secara umumnya adalah pemberian antibiotik yang sesuai dan sikloplegik, mata pada tukak kornea tidak perlu dibebat
Ulkus Kornea Marginal
umumnya menyertai konjungtivitis atau blefaritis.
akibat suatu reaksi hipersensitivitas Pengobatan secara umum tukak marginal
adalah kortikosteroid yang biasanya menyembuh dalam waktu yang pendek
Autoimun peripheral ulcer
TUKAK KORNEA SENTRAL BAKTERIAL
Tukak kornea akibat bakteri merupakan bentuk infeksi yang penting pada segmen anterior mata. Biasanya tukak ini didahului oleh trauma mata atau epitel kornea gejala yang menyatakan adanya infeksi bakteri adalah terdapatnya edema konjungtiva yang berat disertai dengan infiltrasi ke dalam stroma kornea
Pengobatan antibiotik sesuai dengan penyebab tukak. Antibiotik :turunan aminoglisid seperti gentamisin untuk kuman gram negatif, penisilin atau sefalosporin untuk gram positif.
TUKAK KORNEA SENTRAL VIRAL (ULKUS NEUROPARALITIK)
Ulkus ini terjadi akibat gangguan saraf ke V atau ganglion Gaseri ditemukan pada herpes zoster. Tukak kornea sentral akibat virus disebabkan oleh infeksi herpes simpleks dan herpes zoster. Infeksi herpes simpleks sering merupakan infeksi rekuren.
Biasanya gambaran khusus infeksi herpes simpleks pada kornea adalah dendritik, geografik dan indolen. Bentuk indolen adalah lonjong atau bulat dengan tepi melipat.
insidensinya meningkat, pemakaian steroid akan menambah kemungkinan berjangkitnya infeksi jamur pada mata.
Tukak kornea akibat infeksi jamur berwarna abu-abu kotor, berbentuk sirkuler dengan permukaan yang kasar dan meluas secara perlahan-lahan, disertai rasa sakit yang sangat.
Tukaknya sendiri sedikit menonjol,disertai sedikit gambaran infiltrat atau abses seperti satelit pada abses primer, sehingga terdapat gambaran yang disebut sebagai fenomena satelit.
•Tukak kornea sentral akibat jamur
ULKUS KORNEA ACANTHAMOEBA
Seringkali dihubungkan dengan penggunaan kontak lensa lunak terutama lensa hidrogel silicon atau kontak lensa rigid yang dipakai semalaman. Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.
ULKUS KORNEA AKIBAT DEVISIENSI VIT A Khas dari ulkus ini terletak di sentral dan bilateral,
berwarna kelabu dan indolen, disertai kehilangan kilau kornea disekitarnya. Kornea melunak, nekrotik dan sering timbul perforasi.
DIAGNOSA ULKUS KORNEA
Anamnesa (Gejala Subjektif ) Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva Sekret mukopurulen Merasa ada benda asing di mata Pandangan kabur Mata berair Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus fotofobia Nyeri penurunan lapang pandang,
PEMERIKSAAN FISIK (TANDA OBJEKTIF)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea (Khurana, 2007). Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion (Kanski, 2011). Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :
Ketajaman penglihatan Tes refraksi Tes air mata Pemeriksaan slit-lamp Respon reflek pupil Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi. Tyndall test positif
Pemeriksaan PenunjangGoresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH). Pada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula kimura dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop dilakukan pewarnaan KOH, gram atau Giemsa. Lebih baik lagi dengan biopsi jaringan kornea dan diwarnai dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltose
PENATALAKSANAAN ULKUS KORNEA
Medikamentosa Non medikamentosa
PENCEGAHAN ULKUS KORNEA
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat lensa tersebut.
KOMPLIKASI ULKUS KORNEA
neovaskularisasi dan endoftalmitis penipisan kornea yang akan menjadi
perforasi, uveitis, sinekia anterior, sinekia posterior, glaukoma dan katarak
PROGNOSIS
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul
Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
TERIMA KASIH