PRAKTIKUM II
KARBOHIDRAT
I. JUDUL
Karbohidrat
II. TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif karbohidrat.
Untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam suatu bahan.
III. DASAR TEORI
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, selulosa (C6H10O5)n. Rumus
umum karbohidrat Cn(H2On).
Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai hidrat
karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon. Nama lain
dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" artinya gula.
Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula.
Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu
polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid dan 5 gugus hidroksil
(OH).
Klasifikasi
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok;
1. Monosakarida, yaitu terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis
oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana.
2. Disakarida, yaitu senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis
atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga
terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
3. Polisakarida, yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul
monosakarida yg banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak
molekul monosakarida .
Fungsi
Bagi manusia, sebagai sumber energi. Bagi tumbuhan, amilum sebagai
cadangan makanan, sellulosa sebagai pembentuk kerangka bagi tumbuhan.
Tumbuhan mendapat amilum dan selulosa dari glukosa. Glukosa dihasilkan pada
fotosintesis
Beberapa monosakarida penting :
Glukosa
Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula
darah karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang
polarisasi kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting
yaitu amilum, selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik
terbanyak. terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Fruktosa
Fruktosa terdapat dalam buah-buahan, merupakan gula yang paling manis.
Bersama-sama dengan glukosa merupakan komponen utama dari madu.
Larutannya merupakan pemutar kiri sehingga fruktosa disebut juga levulosa.
Ribosa dan 2-deoksiribosa
Ribosa dan 2-deoksiribosa adalah gula pentosa yg membentuk RNA dan
DNA.
Sifat-sifat monosakarida
1. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
2. Larutannya bersifat optis aktif.
3. Larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran
disebut mutarrotasi.
4. Contoh larutan alfaglukosa yang baru dibuat mempunyai putaran jenis + 113`
akhirnya tetap pada + 52,7`.
5. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi.
Beberapa disakarida penting sebagai berikut.
1. Laktosa
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu
glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan,
laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa
usus.
Beberapa sifat laktosa:
1. Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa
2. Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia
3. Dapat dperoleh dari hasil samping pembuatan keju
4. Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens
2. Maltosa
Beberapa sifat maltosa:
1. Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa
2. Digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk)
3. Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens
3. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa
dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi.
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang
diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang
ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan
tollens.
Beberapa polisakarida penting:
1. Selulosa
o Merupakan komponen utama penyusun serat dinding sel tumbuhan
o Polimer dari glukosa
o Hirolisis lengkap dengan katalis asam dan enzim akan menghasilkan glukosa
2. Pati atau amilum
o Polimer dari glukosa
o Apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan
amilopektin
o Amilopektin merupakan polimer yang lebih besar dari amilosa
o Hirdolisis parsial akan menghasilkan amilosa
o Hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa
3. Glikogen
o Hidrolisis glikogen akan menghasilkan glukosa
o Dalam sistem hewan, glikogen digunakan sebagai cadangan makanan (glukosa)
4. Kitin
o Bangungan utama dari hewan beraki banyak seperti kepiting
o Merupakan polimer dari glukosamina
o Hidrolisis akan menghasilkan 2-amino-2-deoksi-glukosa
Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji umum yang biasa dipakai untuk mengidentifikasi
adanya suatu karbohidrat pada suatu sampel. Beberapa prinsip dasar dari uji Molisch
antara lain, proses dehidrasi heksosa atau pentosa oleh karena adanya pengaruh asam
sulfat pekat sehingga membentuk furfural dan beraksinya kondensasi aldehida dengan
alpha-naftol akan membentuk senyawa yang berwarna hanya pada golongan
polisakarida dan disakarida. Pengujian ini memiliki tiga tahapan proses yaitu,
hidrolisis polisakarida dan disakarida yang menghasilkan heksosa atau pentose,
kemudian dilanjutkan dengan proses dehidrasi dan diakhiri dengan proses kondensasi.
Pada pengujian Molisch pereaksi yang dipakai adalah pereaksi Molisch yang terdiri
dari 5% -naftol dalam 95% akohol yang diikuti dengan penambahan 3 ml asam sulfat
pekat yang berfungsi untuk mendehidrasi heksosa and pentose.
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
Reaksi yang terjadi adalah :
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini
kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu.
Uji Iodin
Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang
digunakan adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam potassium
iodide. Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.
Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat
berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida
dan monosakaraida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan
dengan iodin.
Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida
Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru
Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu
Sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat
IV. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Plate
2. Jarum steril
3. Tissu
4. Kapas
BAHAN :
1. Antigen A berwarna biru (reagen anti A)
2. Antigen B berwarna kuning (reagen anti B)
3. Antigen AB berwarna merah (reagen anti AB)
4. Alkohol
5. Sampel darah
V. CARA KERJA
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Tangan yang menjadi sampel (jari manis kiri) dibersihkan dengan alkohol
70%.
3. Jari ditusuk dengan jarum, darah diambil dan diteteskan pada ketiga lingkaran
plate.
4. Kemudian reagen Antigen diteteskan (1 tetes) sesuai dengan kode lingkaran
pada plate (Reagen antigen A pada lingkaran anti A, reagen antigen anti B,
pada lingkaran anti B dan reagen antigen AB pada lingkaran anti AB ).
5. Darah yang diteteskan dicampur dengan reagen Anti A, Anti B dan Anti AB.
6. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya.
7. Percobaan yang sama dilakukan beberapa kali pada beberapa sampel darah.
VI. HASIL PERCOBAAN
Dari percobaan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :
Keterangan : ( - ) Tidak Terjadi Gumpalan
( + ) Terjadi Gumpalan
No Sampel Antigen A Antigen B Antigen AB Jenis Gol. Darah
1 Sumerta - + + B
2 Maliza - - - O
3 Risa + - + A
4 Lucia - - - O
5 Niko - + + B
Terjadi penggumpalan di lingkaran B dan terjadi penggumpalan di lingkaran AB.
VII. PEMBAHASAN
Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas ada tidaknya
antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah merah (eritrosit).
Antigen yang dimaksud dinamakan aglutinogen. Antigen sel darah merah merupakan
suatu bagian berupa glikoprotein atau glikolipid yang bersifat genetis. Antigen yang
telah dikenali pada sel darah merah yaitu antigen A dan antigen B.
Di dalam plasma darah terdapat antibodi yang disebut aglutinin. Aglutinin merupakan
antibodi yang bereaksi dengan antigen dan terdapat pada permukaan sel darah merah.
Sesuai jenis aglutinogen, ada dua jenis aglutinin yaitu aglutinin α (anti-A) dan
aglutinin β (anti-B). Jika kedua aglutinin ini bereaksi dengan antigen, sel darah merah
akan menggumpal satu sama lain atau mengalami lisis. Proses yang demikian
dinamakan aglutinasi (penggumpalan darah).
Sel darah merah ada yang memiliki antigen A, antigen B, dan antigen A,B.
Tetapi ada juga sel darah merah yang tidak memiliki antigen A maupun B. Sel darah
ini hanya memiliki aglutinin pada plasma darahnya saja.
Seseorang akan memiliki golongan darah A, bila sel darah merahnya memiliki
antigen A dan plasma darahnya memiliki aglutinin β (anti-B). Seseorang akan
bergolongan darah B, bila sel darah merahnya memiliki antigen B dan plasma
darahnya memiliki aglutinin α (anti-A). Kemudian, orang akan bergolongan darah
AB, jika sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma
darahnya tidak memiliki aglutinin α dan β. Sementara, orang akan bergolongan darah
O atau 0, bila sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam
plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut :
Pada sampel darah Sumerta dan Niko, setelah ditetesi dengan Reagen anti A,
Reagen anti B dan Reagen anti AB pada plate-nya masing-masing terjadi
aglutinasi pada plate yang ditetesi Antigen B dan Antigen AB, hal ini terjadi
karena pada permukaan luar membran eritrosit dari sampel darah tersebut
mengandung Aglutinogen B dan pada plasma darahnya mengandung Aglutinin α
, sehingga yang mengalami penggumpalan adalah darah yang ada pada plate B
akibat reaksi dari aglutinogen B dengan Reagen anti B, begitu pula dengan darah
yang ada pada plate dengan Reagen anti AB terjadi penggumpalan akibat reaksi
aglutinogen B dengan Reagen anti B . Berdasarkan hasil tersebut, golongan darah
yang dimiliki oleh mereka adalah golongan darah B.
Pada sampel darah Maliza dan Lucia, setelah sampel darah mereka ditetesi
dengan Reagen anti A, Reagen anti B dan Reagen anti AB pada masing-masing
plate-nya tidak terjadi aglutinasi, hal ini disebabakan karena sampel darah
tersebut tidak mengandung antigen A dan antigen B, tetapi terdapat aglutininα
dan aglutinin β, sehingga pada ketiga plate tidak terjadi penggumpalan
(aglutinasi), berdasarkan data tersebut golongan darah mereka adalah golongan
darah O.
Pada sampel darah Risa, setelah ditetesi dengan ketiga Antigen pada plate-nya
masing-masing terjadi penggumpalan pada plate yang ditetesi Antigen A dan
plate yang ditetesi Antigen AB, hal ini disebabkan karena pada permukaan luar
membran eritrosit dari sampel darah tersebut mengandung Aglutinogen A serta
memiliki Aglutinin β , sehingga yang mengalami penggumpalan adalah darah
yang ada pada plate A akibat reaksi dari aglutinogen A dengan Reagen anti A,
begitu pula dengan darah yang ada pada plate dengan Reagen anti AB terjadi
penggumpalan akibat reaksi aglutinogen A dengan Reagen anti A . sehingga
golongan darah yang dimiliki oleh Risa adalah golongan darah A.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Plate golongan darah
VIII. KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Darah merupakan suatu cairan yang ada di dalam tubuh, yang berfungsi mengalirkan
oksigen ke seluruh jaringan tubuh,, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel dan
menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi.
Sel darah merah menjadi penentu golongan darah seseorang,
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu yang mencerminkan
suatu perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah.
Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas ada tidaknya
antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah merah (eritrosit)
dalam hal ini disebut sebagai penggolongan sistem ABO.
Di dalam plasma darah terdapat antibodi yang disebut aglutinin. Aglutinin
merupakan antibodi yang bereaksi dengan antigen dan terdapat pada permukaan sel
darah merah.
Seseorang memiliki golongan darah A, bila sel darah merahnya memiliki antigen A
dan plasma darahnya memiliki aglutinin β (anti-B), sehingga terjadi aglutinasi pada
darah yang ditetesi dengan antigen A dan darah yang ditetesi antigen AB.
Seseorang bergolongan darah B, bila sel darah merahnya memiliki antigen B dan
plasma darahnya memiliki aglutinin α (anti-A), sehingga terjadi aglutinasi pada
darah yang ditetesi dengan antigen B dan darah yang ditetesi antigen AB.
Seseorang bergolongan darah O, bila sel darah merahnya tidak memiliki antigen A
dan B, hanya dalam plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β, sehingga
tidak terjadi penggumpalan darah pada darah yang ditetesi antigen A, antigen B
maupun antigen AB.
IX. SARAN
Alat- alat yang digunakan dalam praktikum harus steril, misalnya jarum yang
dipakai dalam praktikum sebagai alat untuk menusuk jari tangan dalam proses
pengambilan sampel darah, sebaiknya dibuang atau diletakkan di tempat yang
terpisah untuk menutup kemungkinan digunakan kembali dalam pengambilan
sampel berikutnya.
Untuk satu sampel darah seharusnya menggunakan satu plate.
Ketertiban, kebersihan dan keamanan dalam praktikum lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2012.Komponen Darah dan Fungsinya
Available at : http://hirokotuna.wordpress.com/2012/05/09/komponen-darah-dan-fungsinya/
Opened : 1 November 2012
Anonim b. 2012.Penentuan Golongan Darah
Available at : http://biologi.blogsome.com/2012/08/15/penentuan-golongan-darah/Opened : 1 November 2012
Anonim c. 2012.Karakteristik Berbagai Golongan Darah
Available at : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/09/29/karakteristik-berbagai-golongan-darah/
Opened : 1 November 2012