PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Kelompok V Kelas 7C
Ahmad Sholihin (3)
Faisal (11)
Hadiyani Zahra (15)
Nicko Yogha Marenta Utama (22)
Vega Rosaria Dewi (31)
Program Diploma IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
TA 2014
Profit and Revenue
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
PROFIT AND REVENUE
CHAPTER 1: PROFIT
Masalah-masalah yang akan dibahas pada bab ini adalah terutama berhubungan dengan perspektif
yang diadopsi. Karena walaupun para ekonom dan akuntan memiliki pendapat yang sama mengenai
konsep profit, namun mereka berbeda pendapat mengenai pendekatan yang digunakan untuk
mengukur profit tersebut. Banyak perdebatan mengenai basis apa yang tepat digunakan untuk
pengukuran profit sehingga isu ini menjadi cukup penting.
Apakah yang dimaksud dengan Profit? Banyak orang sudah familiar dengan istilah profit (sebagian orang menyebutnya income).
Dari perspektif yang lebih luas, profit adalah seberapa banyak seseorang atau suatu entitas menjadi
lebih kaya dalam satu periode tertentu. Teori ekonomi berasumsi bahwa suatu individu memenuhi
keinginannya dengan cara mengkonsumsi barang dan jasa. Memperoleh barang dan jasa untuk
memenuhi keinginannya adalah alasan utama orang mengharapkan dapat memperoleh profit. John
Hicks mengartikan profit sebagai nilai maksimum yang dapat orang konsumsi selama beberapa
waktu dan masih mengharapkan untuk tetap baik di akhir waktu seperti saat di awal waktu.
Barton mengadopsi sudut pandang ini dalam mendeskripsikan business profit (income) sebagaimana
berikut:
Setelah mengeluarkan efek dari kontribusi modal tambahan atau pengembalian
kepada pemilik dari investasi modal awal, peningkatan dalam kekayaan bersih ini
adalah income untuk periode tersebut.
Profit direpresentasikan sebagai sekelompok aset atau hak untuk mengkonsumsi. Perubahan dalam
nilai dari aset ini terjadi melalui penggunaan aset-aset ini dan melalui aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan nilai aset. Perubahan positif nilai aset selama dua titik waktu disebut profit.
Walaupun akuntansi tradisional menekankan profit, kerangka konseptual tidak mengenal
istilah ini. Dalam kerangka konseptual, yang ditekankan justru istilah income dan expenses. Unsur
laporan keuangan ini menjadi istilah dari efek inflows dan outflows dari aset dan kewajiban, yang
berfokus pada efeknya terhadap kekayaan bersih, atau modal, yang diinvestasikan kepada
perusahaan. Maka dari itu, diskusi mengenai istilah profit memerlukan pertimbangan dari faktor-
faktor yang mendasari turunannya.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Business Profit
Perusahaan bisnis, tentunya tidak dapat mengkonsumsi untuk memenuhi seluruh kebutuhan
manusia. Justru, tugas mereka adalah memproduksi barang dan jasa yang diinginkan konsumen. Bagi
sebuah perusahaan bisnis, profit adalah selisih lebih dari harga yang dibayar oleh orang dengan
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan outputnya. Selisih lebih ini
merepresentasikan peningkatan dalam nilai bersih yang didapatkan perusahaan dalam periode
tertentu. Seperti yang dijelaskan oleh Bedford:
It is the reward paid by individuals to business entities for their productivity which represents
business income and therefore it is the reward .... which acts as the motivating force in
a free market economy.
Keinginan untuk memperoleh profit merupakan motivasi untuk aktivitas bisnis. Tujuannya adalah
untuk meyakinkan bahwa nilai dari asset awal tidak terkikis dan bahwa perusahaan dapat
memberikan return yang sesuai pada setiap pencapaian yang diperoleh dalam setiap periode
operasi. Hal ini berhubungan dengan konsep pemeliharaan modal dan memungkinkan basis
referensi sederhana untuk mengukur penerapan aset oleh manajemen.
Two Limiting Cases
Untuk lebih memahami profit, akan dibahas dalam dua situasi ekstrim: situasi pertama, pada suatu
perusahaan yang dihentikan operasinya; dan situasi kedua pada suatu perusahaan yang complete
certainty.
Terminal case
Misalnya ada sebuah perusahaan kecil yang melakukan operasi bisnis dalam satu tahun. Pada awal
tahun, pemiliknya menginvestasikan $1000. Furnitur dan perlengkapannya dibeli sebesar $1000 dan
persediaan dibeli sebesar $2000. Namun kemudian perusahaan menjual persediaan dengan cost
sebesar $1000 dengan harga $1500. Neracanya sebagai berikut:
Piutang $1500 Hutang $2000
Persediaan 1000 Modal (termasuk profit) 1500
Furniture & fixtures 1000 $3500
$3500
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Dianggap bahwa mulai dari saat ini sampai perusahaan tutup:
1. piutang akan diubah menjadi kas
2. Persediaan akan diubah menjadi piutang dan kemudian kas
3. furniture & fixtures akan dijual sehingga menjadi kas di akhir operasi
4. Hutang akan dibayar
Berapapun nilai akun modal, yaitu jumlah aset dikurangi kewajiban dan profit, akan menjadi milik
pemilik perusahaan. Akhirnya, semua aset akan menjadi kas dan semua kewajiban dibayar dengan
kas.
Asumsikan bahwa selama tahun berjalan persediaan dijual senilai $1500, semua piutang
direalisasikan dan hutang dibayar. Di akhir tahun, furniture & fixtures dijual $900. Lalu apa yang
menjadi profit perusahaan? Ketika suatu perusahaan dihentikan operasinya, lebih mudah untuk
menentukan profit. Profit dalam hal ini adalah total penerimaan kas dikurangi total pengeluaran kas,
tidak termasuk investasi oleh pemilik atau pembayaran kepada pemilik.
Kas diterima:
Penjualan persediaan $3000
Penjualan furniture & fixtures 900
Total $3900
Kas yang dikeluarkan:
Pembelian furniture & fixtures $1000
Pembelian persediaan 2000
Total $3000
Profit $ 900
Pada akhirnya, profit haruslah berbentuk kas. Ketika perusahaan tidak dapat melanjutkan
operasinya, memungkinkan untuk menyamakan revenue dengan penerimaan kas dan expense
dengan pengeluaran kas karena di akhir, seluruhnya mengurangi kas. Penyesuaian dari perubahan
kekuatan membeli dapat dibuat.
Cara lain untuk menghitung profit adalah membandingkan saldo modal akhir, setelah disesuaikan
dengan pengembalian kepada pemilik, dengan saldo awal.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Modal (awal) Modal (akhir)
Investasi oleh pemilik $1000 Penerimaan kas:
Pengumpulan piutang dan
Penjualan persediaan $3000
Penjualan furniture & fixtures 900
Total $3900
Pengeluaran kas:
Utang $2000
Kas bersih $1900
Capital, end of year $1900
Capital, beginning of year 1000
Profit $ 900
Certainty of future case
Contoh kedua, asumsikan bahwa kita benar-benar yakin akan kejadian di masa depan. Karena kita
yakin akan penerimaan dan pengeluaran kas dan tingkat return terbaik untuk perusahaan, kita dapat
menggunakan metode present value untuk menilai aset dan kewajiban.
Berikut kemungkinan prospek yang dimiliki perusahaan pada 1 Januari Tahun 1:
Tahun 1 Tahun 2
Penerimaan kas yang diharapkan diterima di akhir tahun 10.000 12.000
Pengeluaran kas yang diperkirakan dibayar di akhir tahun 6.000 7.000
Asumsikan bahwa tingkat pengembalian yang tepat untuk perusahaan adalah 12%. Asumsikan juga
bahwa seluruh saldo kas di akhir tahun menjadi pengembalian kepada pemilik.
Karena penerimaan kas dari penggunaan semua aset lancar dan tidak lancar perusahaan diketahui
akan menjadi piutang, maka penerimaan kas dianggap sebagai aset (piutang) pada 1 Januari Tahun
1.
Karena pengeluaran kas akan dibayar, maka terutang. Berapa nilai piutang dan utang? Bila dilihat
dari ilustrasi di atas, nilainya adalah $22.000 dan $13.000, tapi nilai ini tidak memperhitungkan time
value of money. Dengan menggunakan metode present value, maka nilai dan peningkatan nilai akan
menjadi sebagai berikut:
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
First year
Receivable
or payable
value on
1/1/Y1
12%
increase
Decrease
in
receivables
or
payables
Receivable
or payable
value on
31/12/Y1
12%
increase
Decrease in
receivables
or payables
Receivable
or payable
value on
31/12/Y2
Receivable year 1 $8929 $1071 $10000 $0
Receivable year 2 9566 1148 10714 1286 12000 0
18495 2219 10714
Payable year 1 5357 643 6000 0
Payable year 2 5580 670 6250 750 7000 0
10937 1313 6250
$7588 $906 4000 4464 536 5000 $0
Seluruh nilai naik 12 %. Oleh karena itu revenue sebesar $2219 dapat diturunkan dengan
mengalikan nilai aset awal tahun $18495 dengan 12%. Juga expense diturunkan dengan mengalikan
liabilities $10.937 dengan 12 persen. Karena profit adalah perbedaan antara revenue dan expense,
12 persen 7558 sama dengan $906.
Informasi Jurnal sebagai berikut:
Journal entries for Year 1 :
1/1/Y1 :
Receivables $18495
Payables $10937
Capital 7558
31/12/Y1:
Receivables $2219
Revenue $2219
Expense $1313
Payables $1313
Cash $10000
Receivables $10000
Payables $6000
Cash $6000
Revenue $2219
Expense $1313
Profit and Loss Summary $906
Profit and Loss Summ $906
Capital $906
Capital $4000
Cash $4000
Simpulan saat masa depan diasumsikan dipastikan antara lain:
1. Seluruh aset dan liabilities mengurangi harapan arus kas masa depan
2. Kenaikan nilai total aset yang bersamaan meningkatkan modal selama periode tertentu
merupakan pendapatan untuk periode
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
3. Kenaikan nilai total aset dan liabilities yang merupakan penurunan modal selama periode
tertentu merupakan expense.
4. Profit periode berjalan adalah sama dengan kenaikan nilai modal, seperti diukur pada
periode awal dan akhir
5. Semua kenaikan nilai pada rate yang ditentukan
6. dasar akuntansi akrual yang strict terjadi. Tidak ada revenue recognition atau matching
problem.
Pada kondisi ideal, profit adalah peningkatan nilai ekonomi suatu kapital di antara dua titik waktu.
Berbeda dengan perusahaan yang pada kondisi terminal, kekayaan perusahaan pada kondisi ideal ini
tidak semuanya berbentuk kas.
Profit Under Uncertainty
Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, konsep profit ada di antara konsep
akuntansi akrual penuh yang ideal dan konsep penerimaan dan pembayaran kas yang lebih pasti.
Para pendukung konsep historical cost lebih menyukai konsep di mana jumlah kas yang dibayarkan
dapat diketahui dengan pasti, sedangkan pendukung current cost lebih mendukung konsep dimana
profit merupakan perubahan nilai yang dimiliki oleh suatu aset. Namun, keduanya sepakat bahwa
profit menunjukkan perubahan kekayaan yang dimiliki entitas.
Basis kas lebih tepat digunakan apabila ada asumsi bahwa umur perusahaan singkat dan
dapat ditentukan kapan pembubarannya. Dengan demikian, konsep profit adalah selisih antara
seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi selama umur perusahaan. Namun, dalam
asumsi going concern yang selama ini digunakan, perusahaan dianggap memiliki umur yang panjang
dan kapan pembubaran perusahaannya tidak diketahui. Oleh karena itu, digunakan konsep akrual
sehingga kita dapat mengetahui berapa profit yang diperoleh perusahaan tanpa harus menunggu
perusahaan dibubarkan.
Secara umum, profit dianggap sebagai selisih dari pendapatan dan beban. Penentuan profit
juga sering kali dikaitkan dengan konsep pemeliharaan modal (capital maintenance), di mana profit
merupakan selisih lebih dari arus masuk aset dan jumlah aset yang dibutuhkan untuk
mempertahankan modal (Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Australia, Paragraf 105).
Sementara itu, FASB mendefinisikan profit sebagai berikut: Comprehensive Income is the
change in equity (net assets) of an entity during a period from transactions and the following
definiton.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
FASB berpendapat bahwa penggunaan istilah comprehensive income adalah untuk
membedakannya dengan istilah earnings, di mana earnings merupakan salah satu komponen dari
comprehensive income.
Pada Pernyataan Konsep (Concept Statement) No. 5, FASB menjelaskan konsep profit
sebagai berikut: Profit tidak termasuk efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi yang terjadi pada
periode sebelumnya. Profit merupakan pengukuran kinerja entitas pada suatu periode, dan tidak
termasuk item yang seharusnya dilaporkan pada periode lain.
Berdasarkan beberapa definisi profit sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, Tim
Penulis mendefinisikan profit sebagai berikut.
Profit merupakan perubahan modal suatu entitas pada periode tertentu, tanpa
mengikutsertakan perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi modal kepada pemilik, di
mana modal dinyatakan dalam suatu nilai dan berdasarkan skala yang telah ditentukan.
Untuk memahami definisi di atas, kita harus mengetahui empat konsep dasar yang berkaitan
dengan definisi tersebut, yaitu:
Apa itu nilai?
Apa itu modal?
Apa itu skala?
Bagaimana perubahan nilai dapat diukur?
Value (Nilai)
Nilai yang dimaksud adalah nilai ekonomis. Nilai merupakan pilihan seseorang terhadap
suatu benda karena adanya harapan terhadap manfaat di masa depan. Nilai bersifat subjektif di
mana seseorang mungkin menganggap suatu benda bernilai, tetapi tidak bagi orang lain. Walaupun
begitu, kita tidak dapat mengabaikan konsep nilai pasar. Nilai pasar menyediakan kerangka objektif
untuk menilai suatu benda. Uang digunakan sebagai komoditas standar yang digunakan untuk
menilai seluruh barang dan jasa.
Nilai-nilai dalam terminologi akuntansi di beberapa struktur waktu:
Masa lalu historical cost
Masa sekarang replacement atau current cost, exit price, dan perhitungan present
value
Masa depan future replacement dan future exit price
Para akuntan setuju bahwa nilai di masa depan tidak boleh dipergunakan dalam pelaporan
keuangan karena tidak objektif. Nilai yang paling ideal adalah present value yang secara umum
digunakan untuk item-item keuangan. Namun, untuk item jangka pendek, tingkat diskonto biasanya
tidak dipergunakan.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Untuk item non-keuangan, terdapat tiga alternatif yang dapat digunakan, yaitu historical
cost, current cost, dan exit price, atau kombinasi dari ketiganya. Pemilihan atas basis pengukuran dan
konsep capital maintenance akan menenetukan model akuntansi yang akan digunakan perusahaan
dalam melaporkan kondisi keuangannya. Praktek akuntansi secara umum menunjukkan bahwa
historical cost merupakan alternatif yang paling sering digunakan. Namun, berbagai peraturan
menentukan metode lain dalam penilaian suatu item. Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai
berikut.
AARF pada SAP 1 Current Cost Accounting: Setiap entitas sangat disarankan untuk
menyediakan penjelasan tambahan pada laporan keuangan terkait metode current
cost.
AAS 25 Financial Reporting by Superannuation Plans dan AASB 1023 General Insurance
Contracts: Aset contribution plan dan benefit plan diukur berdasarkan nilai pasar
bersih.
IAS 41/AASB 141 Agriculture: Hutan dan biological assets dinilai pada fair value.
IAS 16/AASB 116 Property, Plant, and Equipment: Dapat menggunakan historical cost
atau revaluation model. Penurunan nilai dianggap sebagai beban, sedangkan
peningkatan nilai dianggap sebagai peningkatan modal di neraca. Aset tidak harus
direvaluasi secara periodik, tetapi hanya ketika dianggap terdapat perubahan yang
material pada fair value.
IAS 36/AASB 136 Impairment of Assets: Jika ada indikasi terjadi penurunan nilai aset
(impaired), maka perusahaan harus membandingkan recoverable amount aset
tersebut dengan carrying value-nya. Kerugian penurunan aset merupakan pengurang
profit dan pengurang nilai aset pada neraca. Recoverable amount merupakan nilai
yang tertinggi antara fair value dan value in use. Perhitungan value in use merupakan
present value dari future cash flows.
Isu utama yang terdapat pada basis pengukuran merupakan pertentangan antara
penggunaan historical cost dan current cost. Accounting Theory Monograph No. 10 Measurement in
Financial Accounting menyediakan analisis mendalam mengenai berbagai model pengukuran
akuntansi dan mendukung penggunaan Relative Current Value Accounting Model (RCVA). Model ini
merupakan perbaikan atas model current value yang terdahulu. Pada model ini, aset dan kewajiban
diukur kembali setiap tanggal pelaporan untuk mengetahui nilai mereka terhadap entitas (value to
entity). Selain itu, entitas juga mengakui adanya perubahan yang terjadi dalam daya beli entitas.
Konsep modal yang dijelaskan pada model ini adalah pelaporan profit, termasuk peningkatan atau
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
penurunan nilai aset dan kewajiban, relatif terhadap nilai yang dibutuhkan entitas untuk mengatasi
perubahan harga-harga secara umum.
Capital (Modal)
Dalam akuntansi, modal adalah aset bersih, yang merupakan selisih antara jumlah dari
jumlah aset dan jumlah kewajiban. Profit tidak akan diakui sebelum modal awal perusahaan pulih
kembali (the beginning amount of capital is maintained); yaitu, sampai biayanya ditutupi.
Financial Capital (Modal Keuangan)
Pandangan modal keuangan menekankan pada nilai moneter dari aset, dikurangi nilai
moneter dari kewajiban. Oleh karena itu berfokus pada kontribusi pemilik kepada entitas. Dari
perspektif ini, modal merupakan kas diinvestasikan oleh pemilik ditambah profit yang
ditanamkan kembali dengan retensi dalam bisnis. Kebanyakan orang mengadopsi pandangan
modal keuangan.
Bagi mereka yang meyakini pemeliharaan modal keuangan (financial capital
maintenance), 'well-offness' (kemampuan) berkaitan dengan kemampuan untuk
menginvestasikan jumlah uang yang sama di akhir seperti pada awal periode. Profit akuntansi
yang didasarkan pada pandangan modal keuangan berkaitan dengan argumen bahwa
keuntungan seharusnya adalah jumlah kas yang diterima oleh perusahaan atas investasi kas
(atau setara kas) oleh pemilik ke dalam perusahaan.
Physical Capital (Modal Fisik)
Pandangan modal fisik berfokus pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang atau jasa. Moonitz menjelaskan: bertentangan dengan gagasan tentang capital
maintenance', mereka yang berpendapat bahwa modal tidak dapat dikatakan dipertahankan
sampai aset yang digunakan dalam proses bisnis diganti. 'Siklus' dari kegiatan usaha versi
mereka mengambil bentuk: barang untuk uang untuk barang.
'Well-offness' terdiri dari kemampuan untuk mencapai tingkat fisik yang sama dari
produksi pada akhir periode seperti di awal. Para pendukung pandangan ini setuju bahwa biaya
yang akan dipulihkan adalah biaya aset saat ini yang memiliki kapasitas produksi yang sama
dengan aset saat ini. Satu-satunya nilai yang relevan adalah biaya saat ini atau biaya
penggantian, karena idenya adalah untuk mempertahankan (atau mengganti) kapasitas
produktif sama seperti yang diberikan oleh aset ini.
Pengertian kapasitas produktif ada tiga variasi:
a. Kapasitas produktif mengacu pada aset fisik non-moneter yang sama yang dimiliki entitas
pada awal periode. Melalui konsep ini, pemeliharaan modal termasuk menjaga kapasitas
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
perusahaan untuk mengganti aset yang dimiliki pada awal periode. Profit diperoleh hanya
setelah kemampuan perusahaan untuk mengganti aset pembukaannya telah
dipertahankan. Tapi penafsiran ini tidak memungkinkan untuk perbaikan teknologi dan
dapat mengakibatkan pemeliharaan aset yang tidak diinginkan.
b. Kapasitas produktif mengacu pada volume produksi. Pemeliharaan modal di bawah konsep
ini mengharuskan perusahaan untuk mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan
volume output yang sama yang bisa dihasilkan pada awal periode, menggunakan teknologi
apa pun yang sesuai. Pada gilirannya, keuntungan diperoleh hanya setelah perusahaan telah
mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan output yang bisa diproduksi pada
awal periode. Makna ini memungkinkan untuk perbaikan teknologi, tetapi membuatnya sulit
diterapkan dalam praktek.
c. Kapasitas produktif berkaitan dengan volume penjualan. Pemeliharaan modal melibatkan
perusahaan dalam mempertahankan kemampuan penjualan yang sama seperti pada awal
periode. Profit diperoleh hanya setelah perusahaan telah mempertahankan kemampuan
itu. Interpretasi ini memungkinkan untuk kemajuan teknologi mempengaruhi biaya
pemeliharaan kapasitas penjualan, dan kemudian mempengaruhi keuntungan. Jika volume
penjualan ditafsirkan sebagai nilai penjualan daripada kuantitas unit yang terjual,
memungkinkan perubahan harga jual mempengaruhi pemeliharaan modal dan menentukan
keuntungan.
Praktik akuntansi biaya saat ini dan pernyataan di berbagai negara mengadopsi akuntansi
konsep modal fisik. The UK Sandilands Report, Exposure Draft 18 dan 16 SSAP semua menganjurkan
perspektif 'nilai bisnis' yang mirip dengan pandangan modal fisik. Di Amerika Serikat, dalam
pernyataan 33 ayat 94b, FASB menyebutkan bahwa pengguna tertarik untuk menentukan apakah
atau tidak 'suatu perusahaan telah mempertahankan kemampuan operasional. Pemeliharaan
kemampuan operasi (kemampuan untuk menyediakan kuantitas tetap barang dan jasa) memerlukan
dipertahankannya (holding) jumlah minimum persediaan dan properti, pabrik, dan peralatan ...
'Komentar ini sesuai dengan pandangan modal fisik. Di Australia, SAP 1 ayat 49 mendefinisikan
pemeliharaan modal dalam hal 'kemampuan operasi', yang konsisten dengan sudut pandang modal
fisik. Ini menyatakan:
'Kemampuan operasi' berarti kemampuan entitas, pada waktu tertentu, untuk melaksanakan
kegiatan tersebut pada skala ditentukan oleh sumber daya yang kemudian-ada, baik moneter
maupun non-moneter.
Menurut laporan Steering Committee on National Performance Monitoring of Government
Trading Enterprises (GTEs), Guidelines on Accounting Policy for Valuation of Assets of Government
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Trading Enterprises Using the Current Valuation Methods (Melbourne, 1994) semua aset non-
keuangan GTEs akan diukur menggunakan konsep 'nilai deprival'. Di bawah konsep modal deprival,
aset dinilai dalam jumlah yang mewakili kerugian yang diperkirakan mungkin akan dikeluarkan oleh
suatu entitas jika entitas tidak diberi potensi layanan atau manfaat ekonomi masa depan aset
tersebut pada tanggal pelaporan. Dengan demikian, nilai untuk entitas dalam banyak kasus akan
diukur dengan biaya penggantian jasa atau manfaat saat ini yang diwujudkan dalam aset. Nilai
deprival biasanya akan mewakili biaya yang dihindari sebagai akibat dari pengendalian aset dan
biaya penggantian mewakili jumlah uang tunai yang diperlukan untuk memperoleh aset yang setara
atau identik.
Menurut paragraf 177 dari laporan tersebut, konsep nilai deprival seharusnya hanya
diadopsi dalam kaitannya dengan pengukuran aset fisik non-moneter sesuai dengan persyaratan SAP
1. Sudut pandang ini sejalan dengan sudut pandang modal fisik dan merupakan Innovasi yang radikal
dari filosofi modal keuangan tradisional.
Holding Gain or Capital Maintenance Adjustment
Perbedaan utama antara posisi financial capital dan physical capital sehubungan dengan
profit adalah untuk financial capital perubahan nilai moneter dari aset dan kewajiban
diperhitungkan dalam penentuan profit, sedangkan untuk physical capital perubahan nilai moneter
tidak diperhitungkan. Pendukung financial capital (juga pendukung current cost accounting)
mengatakan bahwa perubahan nilai tersebut disebut dengan holding gains atau losses. Sedangkan
pendukung physical capital (juga pendukung berpendapat bahwa perubahan tersebut bukan
komponen dari profit, melainkan capital maintenance adjustement.
Misalkan kita memiliki entitas kecil yang bisnisnya adalah membeli dan menjual satu set
televisi per tahun. Diasumsikan bahwa dalam Tahun 1 pemilik membeli satu set seharga $ 300 dan
menjualnya seharga $ 500, keuntungan tunai $ 200. Selama Tahun 1 biaya penggantian meningkat
menjadi $ 350. Jika mereka menghitung keuntungan mereka pada konsep biaya perolehan, mereka
akan menunjukkan keuntungan $ 200. Jika mereka menarik keuntungan, $ 300 yang tersisa di
perusahaan tidak cukup bagi mereka untuk melanjutkan bisnis di Tahun 2. Mereka membutuhkan $
350 untuk mempertahankan kemampuan mereka untuk membeli satu set televisi. Pada dasar biaya
saat ini, mereka akan menghitung keuntungan sebagai berikut:
Financial capital view
Sales revenue $ 500
Current cost of sales $ 350
Operating profit $ 150
Physical capital view
Current cost of sales $ 350
Current cost of sales $ 350
Profit $ 150
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Holding gain $ 50
Profit $ 200
Capital Maintenance adj $ 50
Pendukung financial capital berpendapat profit bisnis adalah jumlah yang dapat
didistribusikan tanpa mengurangi modal dari jumlah uang yang diinvestasikan pada awal periode, $
200. Para pendukung pandangan physical capital melihat profit $ 150 dan $ 50 yang dihasilkan dari
peningkatan biaya sebagai penyesuaian pemeliharaan modal. Penyesuaian ini memungkinkan
pemilik untuk mempertahankan posisi 'fisik' yang sama seperti sebelumnya, yaitu mereka mampu
membeli dan menjual satu set televisi. Dalam pandangan ini, jika profit sebesar $ 150 yang ditarik,
ada $ 350 tersisa untuk melanjutkan usaha.
Kritik kedua pandangan
Kritik pendukung physical capital terhadap financial capital
Profit dalam konsep financial capital diungkapkan lebih tinggi dari seharusnya, karena selisih
perubahan nilai tersebut seharusnya digunakan untuk memulihkan modal perusahaan (maintain
the capital). Holding gains tidak dapat didistribusikan sebagai dividen sebelum perusahaan
mampu memulihkan kemampuan perusahaan dalam beroperasi. Karena investor mengharapkan
dividen yang akan dibayarkan perusahaan, profit yang diungkapkan dalam pandangan financial
capital dapat memberikan pemahaman yang tidak tepat terhadap investor.
Kritik pendukung financial capital terhadap physical capital
Menurut pendukung financial capital, capital maintenance adjustment adalah profit. Bukan
tugas seorang akuntan untuk memutuskan modal perusahaan yang perlu dipulihkan kembali. Itu
adalah tugas manajemen perusahaan.
Scale (Skala)
Skala menunjukkan seberapa banyak informasi mewakili sebuah angka. Karena nilai-nilai
dalam akuntansi disajikan dalam bentuk uang, maka digunakanlah skala rasio. Pada skala rasio,
diasumsikan bahwa $ 2 adalah dua kali nilai $ 1, $ 3 adalah tiga kali nilai $ 1 dan 0 menunjukkan
tidak ada nilai.
Akuntansi konvensional mengasumsikan bahwa nilai dolar diungkapkan hanya dengan
kuantitas, terlepas dari waktu yang terjadinya. Yang lain percaya bahwa nilai dolar adalah
'kualitas'nya, yaitu daya belinya. Dalam menghitung keuntungan, semua dolar harus menunjukkan
daya beli yang sama. Oleh karena itu, ada dua skala untuk memberikan makna terhadap pengukuran
terhadap laporan keuangan:
Nominal Dollar Scale (Skala Dolar Nominal)
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Dolar dari periode waktu yang berbeda semua sama. Kuantitas mereka, oleh karena itu,
dapat ditambahkan bersama-sama atau dikurangkan dari satu sama lain. Kebermaknaan skala
terletak dalam jumlah dolar. Meskipun ini adalah sebuah skala yang tidak rumit, jelas dan
mudah, tapi mungkin terlalu sederhana. Alasannya didiskusikan di bawah ini.
Rationale for Purchasing Power of Dollar Scale (Alasan untuk skala daya beli dolar)
Seperti disebutkan sebelumnya, nilai-nilai dinyatakan dalam bentuk uang. Untuk tujuan
ini, uang digunakan sebagai indikator nilai ekonomi dari segi daya beli. Uang adalah 'tongkat
pengukur' nilai. Tapi uang juga merupakan komoditas, mirip dengan tanah dan mesin
cuci. Dengan demikian, uang tunduk pada faktor permintaan dan penawaran. Melalui waktu,
nilai uang berubah ketika fungsi permintaan dan penawaran berubah karena variasi dalam
ekspektasi masyarakat dan penyebab lainnya.Karena nilai uang berubah, uang sebagai indikator
nilai ekonomi komoditas lainnya juga berubah. Dengan kata lain, 'tongkat pengukur' nilai
bervariasi melalui waktu; tidak konstan. Sebuah analogi menggunakan aturan meter untuk
mengukur tinggi orang. Katakanlah aturan ini digunakan untuk mengukur ketinggian Mr A dan
hasilnya 175 cm. Untuk beberapa alasan aturan diabaikan di mana unsur-unsur cuaca
menyebabkannya menyusut. Aturan yang sama lagi digunakan seminggu kemudian untuk
mengukur ketinggian Mr A dan kali ini ia ditemukan 190 cm! Meskipun hasilnya masih dalam hal
cm, cm ini tidak setara dengan yang pertama kalinya. Masalahnya adalah bahwa tongkat
pengukur tidak lagi sama seperti sebelumnya. Demikian juga, melalui waktu, meskipun
berdasarkan skala rasio, nilai dolar tidak sama. Sebagai contoh, jika kita menggambar diagram
skala rasio nilai dolar pada tahun 1990 dibandingkan dengan tahun 2005, maka akan muncul
seperti pada gambar :
1990
0 $1 $2 $3
2005
0 $1 $2 $3
Seperti dapat dilihat, meskipun interval jarak yang sama pada setiap skala, tetapi jarak
(mewakili nilai daya beli) berbeda pada tahun 1990 jika dibandingkan dengan tahun 2005: $ 1 pada
tahun 1990 tidak sama dalam hal daya beli sebagai $ 1 pada 2005, meskipun dalam jumlah itu
adalah sama.
Kembali ke analogi kita tentang aturan meter, jika kita tahu apa kesalahan di tongkat
pengukur kita, kita dapat membuat penyesuaian yang diperlukan untuk hasil sehingga unsur 'fiksi'
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
dihilangkan. Ini adalah apa yang dilakukan skala daya beli dolar, sehingga dolar tahun yang berbeda
semua dinyatakan dalam daya beli tahun berjalan, baik akhir tahun atau rata-rata setahun. Karena
semua dolar mengekspresikan daya beli yang sama, skala ini sering disebut sebagai akuntansi 'dolar
konstan'.
Untuk skala ini, karena semua dolar menunjukkan daya beli yang sama, mereka dapat secara
logis ditambahkan bersama-sama dan dikurangkan satu sama lain. Secara matematis, angka tidak
dapat ditambahkan kecuali mereka dari domain yang sama. Sama seperti tidak masuk akal untuk
menambahkan bersama-sama dolar Amerika Serikat dan dolar Hong Kong, atau dolar Kanada dan
dolar Australia, sehingga sama-sama tidak logis untuk menambah dolar Australia 1990 dan dolar
2005.
Apa yang sering disebut sebagai masalah inflasi, dengan mengacu pada laporan keuangan,
adalah masalah yang mempengaruhi skala. Ini adalah masalah matematika yang berkaitan dengan
membuat penyesuaian yang tepat untuk hasil 'tongkat pengukur' sehingga pengukuran tahun yang
berbeda sebanding. Ini bukan masalah yang sama seperti memutuskan apakah biaya historis, atau
biaya saat ini, atau exit price yang harus digunakan.
Confusion Between Price Level Adjustements and Current Cost
Istilah current cost dan exit price tidak sama dengan inflation accounting systems. Inflasi
adalah perubahan harga pada level yang umum, di mana current cost dan exit price adalah
perubahan harga spesifik di aset perusahaan tersebut. Harga yang spesifik tersebut bisa bergerak
searah dengan gerakan inflasi secara umum atau bisa juga tidak searah, juga belum tentu berubah
pada tingkatan yang sama dengan inflasi. Penyesuaian nilai aset pada exit price dan current cost
tidak berhubungan dengan skala pengukuran tetapi berhubungan dengan nilai ekonomis dari
komoditas tertentu.
Penyesuaian level harga secara umum tidak merubah harga yang digunakan untuk
menggambarkan nilai ekonomis, seperti historical cost atau current cost, yang berubah hanya
skalanya saja. Sebagai contoh, sebidang tanah dibeli pada tahun 2000 dengan harga $100.000 pada
saat general price index adalah 100, dan dijual pada tahun 2012 dengan harga $220.000 pada saat
general index adalah 150.
Pada skala nominal dollar, perhitungan gain adalah sebagai berikut :
Sales price in 2012 $220.000
Cost in 2000 100.000
Gain 120.000
Pada skala kemampuan beli dollar, perhitungan gain adalah sebagai berikut :
Sales price in 2012 $220.000
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Cost restated to 2012 dollars
$100.000 x (150/100) 150.000
Gain (real) 70.000
Dari gain sebesar $120.000, didapati hanya $70.000 yang nyata dan $50.000 adalah fiksi
akibat dari inflasi.
Perlu dicatat bahwa $150.000 tetap menjadi historical cost, tetapi historical cost yang diukur
berdasarkan skala kemampuan beli bukan pada skala nominal dollar.
Profit muncul dikarenakan perubahan dari nilai, bukan skala dari aset atau kewajiban
(liabilities). Tetapi muncul pertanyaan kenapa perubahan dari skala nominal dollar ke skala
kemampuan beli dollar menciptakan kemampuan beli gain atau loss dan perbedaan pada profit,
yang terkadang dari positif menjadi negatif. Alasannya adalah perubahan dari skala yang awal ke
skala berikutnya menciptakan koreksi atas nilai dollar yang berubah.
Harus selalu dipahami bahwa unit yang mengukur nilai ekonomis adalah kemampuan
membeli. Sebuah buku text akuntansi yang dipublikasi pada tahun 1894 menyatakan bahwa nilai
dari properti ditentukan dari kemampuan membelinya. Alasan untuk menggunakan skala nominal
dollar dikarenakan kemudahannya dan kepercayaan bahwa kesalah yang disebabkan karena
perbedaan kemampuan membeli dari dollar sepanjang tahun adalah minimal. Perubahan dari
nominal dolar ke kemampuan membeli dari skala dollar membutuhkan koreksi dari unit
pengukurnya, yaitu dollar, koreksi ini akan menciptakan efek profit.
Pilihan Index
Istilah Inflasi berkaitan dengan kenaikan tingkat harga secara umum. Inflasi hanya dapat
diukur seara tidak langsung melalui index harga umum. The Australian Acoounting Profession
menyarankan current cost accounting. Tidak terdapat perdebatan mengenai isu berkaitan dengan
pemilihan index yang sesuai untuk penyesuaian harga, namun Barton menitikberatkan tiga alternatif
umum yang biasa digunakan :
- Gross Domestic Product (GDP) Implicit Deflator dikeluarkan oleh pemerintah federal dan
merupakan index paling komprehensif yang tersedia karena sudah mencakup seluruh barang
dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Akan tetapi, perubahan di kemampuan
membeli yang sebenarnya tidak diukur dan merupakan hal yang sangat umum dalam
praktik. Index ini dipublikasikan setiap tiga bulan oleh Australian Bureau of Statistics.
- Consumer Price Index (CPI) index yang membatasi hanya pada barang konsumsi. Indeks ini
mengecualikan barang investasi dan tidak termasuk di dalamnya barang yang secara umum
dibeli oleh entitas bisnis. CPI dipublikasi setiap tiga bulan di Government Gazette.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
- Investment Prices Index merefleksikan bentuk tertentu dari perubahan padah harga
barang investasi. Indeks ini mungkin sesuai untuk beberapa entitas tetapi mengalami
kesulitan aplikatif sama seperti kedua indeks yang sebelumnya.
Objections to Price Level Adjustments
Dalam praktiknya terdapat sejumlah keberatan terhadap penggunaan daya beli skala dolar:
1. Salah satu keberatan adalah kebingungan dan kesalahpahaman tentang makna hasil. Orang-
orang, termasuk akuntan, tidak terbiasa berpikir dalam istilah tersebut. Pada tahun 1973, di
Inggris, Standards Steering Committee (sekarang disebut Komite Standar Akuntansi)
merekomendasikan dalam draft eksposur bahwa laporan keuangan biaya historis
disesuaikan untuk perubahan dalam tingkat harga umum. Pada tahun 1974, Komite
mengeluarkan pernyataan sementara yang berisi dasarnya ketentuan yang sama seperti
draft. Itu tidak mengikat tetapi, pada tahun 1975, banyak perusahaan menerbitkan data
tambahan yang direkomendasikan prosedur ini kemudian ditinggalkan untuk beberapa
alasan, salah satunya adalah kebingungan yang ditimbulkannya.
2. Keberatan lain adalah biaya pelaksanaan. Sejumlah tes bidang penerapan penyajian kembali
tingkat harga yang telah dibuat yang menunjukkan bahwa pada awalnya ada beberapa biaya
tambahan, tapi setelah itu biaya adalah minimal.
3. Pertimbangan ketiga adalah masalah memilih indeks yang tepat. Dikatakan bahwa tidak ada
indeks umum yang menjadi representasi sempurna yang dimaksudkan untuk mengukur
perubahan harga semua barang dan jasa. Sampel indeks mungkin tidak dipilih dengan benar,
atau mungkin tidak relevan bagi suatu perusahaan.
4. Argumen keempat adalah bahwa informasi yang tidak berguna bagi pengguna.
Whittington menguraikan dua kritik dasar penyesuaian tingkat harga:
Two board lines of attack have been mounted against this case: firstly, that the general
index adjustment of historical cost is an inappropriate method of valuing assets and
liabilities and, secondly, that the general index adjustment does not reflect accurately the
change in the cost of living of the individual shareholder, or the cost of the goods which the
firm will need to buy in order to maintain its assets intact.
Evidence on Usefulness of Price Level Adjusted Data
Sebuah studi awal pada manfaat informasi dolar konstan dilakukan oleh Dyckman, Dia menggunakan
analis keuangan untuk sebuah pertanyaan investasi tentang hipotetis dua perusahaan. Para analis
diberi tiga jenis informasi:
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
- laporan konvensional (tidak disesuaikan)
- laporan konvensional (tidak disesuaikan) ditambah laporan disesuaikan
- Laporan disesuaikan saja.
Dyckman menyimpulkan bahwa informasi inflasi disesuaikan dapat mempengaruhi evaluasi
investasi, tapi tidak kuat. Namun, penelitian selanjutnya menggunakan siswa sebagai subyek telah
gagal untuk menetapkan perbedaan-perbedaan tersebut.
Studi-studi berikut menunjukkan respon negatif terhadap informasi dolar konstan.
o Backer mewawancarai 72 analis keuangan, 74 bankir dan 109 eksekutif keuangan. Dia
menemukan bahwa 71 dari 72 analis keuangan tidak mendukung untuk membuat penyesuaian
untuk inflasi. Para bankir secara bulat menentang informasi dolar konstan dan semua kecuali 4
dari 109 eksekutif keuangan memiliki pendapat yang sama.
o Buzby mengirimkan kuesioner kepada para analis keuangan. Meminta mereka untuk memberi
peringkat 38 item sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi tentang dampak perubahan
harga peringkat dua puluh delapan. Chandra, dalam dua analisis yang berbeda, ditemukan hasil
serupa. Stanga mengirimkan kuesioner untuk 800 analis keuangan dan meminta mereka untuk
memberi peringkat 79 item dalam urutan kepentingan: Mereka memberikan peringkat terakhir
untuk laporan keuangan disesuaikan dengan perubahan daya beli.
o Benston dan Krasney memutuskan untuk mengukur pendapat mereka tentang nilai saat ini dan
tingkat harga informasi disesuaikan. Para responden kuesioner tersebut dikategorikan sebagai
petugas penempatan langsung (DP) atau investasi saham biasa (CSI). lima pilihan disajikan
kepada para eksekutif yang informasi berdasarkan GAAP, biaya penggantian, dolar konstan, nilai
sekarang dan harga keluaran. Sebagai dasar penilaian pilihan tunggal untuk semua laporan
keuangan, persentase seleksi oleh petugas DP adalah: Tak seorang pun menginginkan nilai saat
ini.
o Sebaliknya, sebuah studi oleh Casey dan Sandretto menunjukkan reaksi yang relatif positif
terhadap dengan penggunaan informasi data 25 dolar konstan untuk penyesuaian inflasi.
o Dalam penelitian Pernyataan 33 FASB, Beaver dan Landsman menggambarkan hubungan antara
pengembalian investasi sekuritas dan data disajikan kembali untuk efek inflasi dan perubahan
harga lainnya. Mereka meneliti kemampuan Pernyataan 33 Data Tambahan untuk menjelaskan
perubahan harga saham relatif terhadap keuntungan biaya historis. Mereka menyimpulkan
bahwa keuntungan di bawah Pernyataan 33 tidak memberikan informasi tambahan dari yang
sudah disediakan oleh keuntungan biaya historis. Berdasarkan sampel acak dari 267 petugas
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
pinjaman bank komersial, Maksy menemukan bahwa pengungkapan Pernyataan 33 tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Proses keputusan pemberi pinjaman.
o Dalam studi mereka, Bar-Yosef dan Lev mengajukan pertanyaan. Apakah perusahaan
memperhitungkan efek inflasi pada pendapatan ketika membuat keputusan dividen mereka?
"Jawabannya adalah tidak. Mereka menyimpulkan bahwa Pernyataan 33 Data percakapan
informasi yang berguna sedikit tentang keputusan dividen perusahaan.
o Kantor Akuntan Arthur Young melakukan survei analis keuangan untuk menentukan tingkat
penggunaan data pernyataan 33. Hampir setengah dari 190 responden menunjukkan bahwa
mereka menggunakan informasi tersebut dan sisanya mengatakan mereka tidak. Dari mereka
yang tidak, yang paling banyak digunakan informasi hanya kadang-kadang. Survei ini
menghasilkan beberapa bukti untuk mendukung anggapan bahwa analis yang melakukan
menggunakan informasi tersebut menghabiskan banyak waktu mencoba untuk memahaminya.
Alasan yang diberikan untuk tidak menggunakan Data Pernyataan 33 adalah:
non-komparatif informasi antara perusahaan
kurangnya relevansi dan keandalan
ketersediaan informasi di tempat lain.
Bertentangan dengan hasil peneliti dibahas, Hasil-nya menunjukkan peningkatan 34% pada kekuatan
penjelas untuk data disesuaikan tingkat harga. Hal ini menunjukkan, ia menyatakan,: penyesuaian
informasi dengan inflasi mungkin berguna dalam konteks penilaian risiko. Hasilnya juga konsisten, ia
menunjukkan, dengan pandangan bahwa pasar membuat penyesuaian data historis untuk
mencerminkan dampak inflasi.
o Baran, Lakonishok dan Ofer melakukan penelitian serupa dari 242 perusahaan besar di atas 18
tahun. Kriteria yang digunakan adalah tingkat relatif dari hubungan antara ukuran akuntansi
alternatif dan perilaku harga sekuritas. Mereka sampai pada kesimpulan yang sama dengan
singkat: bahwa tingkat harga data yang disajikan kembali berisi informasi yang tidak termasuk
dalam laporan biaya historis yang disesuaikan. Mereka percaya investigasi mereka
mengungkapkan bahwa 'investor berusaha untuk menyesuaikan data biaya historis untuk
perubahan dalam daya beli uang dan mendasarkan keputusan investasi mereka pada data
disajikan kembali' .
o Bublitz, Frecka dan McKeown berpendapat bahwa studi Beaver dan Landsman mendapatkan
temuan serius, mereka menyimpulkan bahwa Data Pernyataan 33 sangat signifikan sebagai
penjelas tambahan. Ketika Murdock melakukan penelitian serupa dengan Beaver dan Landsman
untuk periode 1980-1982, penelitiannya terkonsentrasi pada isi informasi Pernyataan 33
pengembalian ekuitas relatif terhadap pengembalian biaya historis atas ekuitas. Dia
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
menyimpulkan bahwa pengembalian dolar konstan menambah kekuatan penjelas dari data
historis.
o Lobo dan Lagu melakukan penelitian untuk periode 3 tahun 1980-1982, di mana desain
penelitian mereka mengambil keuntungan dari perbedaan waktu antara tanggal rilis dari sejarah
pendapatan biaya dalam The Wall Street Journal dan tanggal rilis keuntungan dalam laporan
Pernyataan 33. Mereka menyimpulkan bahwa konstanta "dollar Laba operasional memiliki
informasi tambahan atas keuntungan biaya historis
Salah satu alasan pengambilan keputusan secara cepat adalah intuitisi, berdasarkan pengalaman
mereka, mereka tahu bahwa informasi dolar konstan tidak lebih berguna daripada data yang
disesuaikan. Alasan lain, sebagaimana diisyaratkan oleh beberapa peneliti, adalah bahwa kurangnya
keakraban dengan kompleksitas dan informasi tersebut telah membuat mereka menolak untuk itu.
Meskipun sebagian besar dari bukti empiris menunjukkan bahwa pengguna tidak menemukan
informasi dolar konstan lebih berguna daripada data biaya historis disesuaikan, masih diperdebatkan
apakah ini karena kurangnya sebenarnya isi informasi tambahan dari bekas atau kurangnya
pengguna dari keakraban dengan data tersebut.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
CHAPTER 2: REVENUE
Nature Of Revenue
Definisi Pendapatan
IAS 18
Pendapatan adalah arus masuk dalam bentuk manfaat ekonomi selama periode akuntansi, yang
timbul dari kegiatan utama dari perusahaan, selain meningkat sehubungan dengan kontribusi
dari pemilik ekuitas.
Contoh: perusahaan mobil, pendapatan diperoleh dari penjualan mobil yang dapat meningkatkan
aset, sehingga modal bertambah karena berasal dari laba.
IASB
Pendapatan adalah arus masuk dalam bentuk manfaat ekonomi selama periode akuntansi yang
menyebabkan kenaikan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas,
selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemilik ekuitas.
Contoh: pendapatan ditangguhkan, sewa gedung 5 tahun dibayar tapi belum digunakan dinamakan
utang, jika sudah dipakai 1tahun bisa mengakibatkan penurunan kewajiban.
FASB
Pendapatan adalah arus masuk yang menyebabkan peningkatan aset dari suatu entitas atau
penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama periode akuntansi karena
penyerahan atau produksi barang, memberikan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan
kegiatan operasional utama dari perusahaan.
Contoh: penjualan dengan menggunakan DP
Perilaku Pendapatan
Kegiatan operasional badan usaha
Pendapatan bukan hanya sejumlah uang. Paton dan Littleton mengatakan, pendapatan
menunjukkan prestasi dari perusahaan. Ini adalah ukuran kinerja kotor dari perusahaan sebagai
entitas bisnis yang menghasilkan keuntungan. Ketika beban yang dilihat sebagai mewakili upaya
perusahaan, maka hasil pendapatan dan beban disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan
pencapaian bersih dari perusahaan ini adalah pandangan perilaku pendapatan, beban dan
keuntungan. Pendapatan mewakili kenaikan total nilai aset (atau penurunan nilai kewajiban) dan
modal selain tambahan investasi oleh pemilik. Pendapatan umumnya muncul karena entitas
melakukan kegiatan operasional untuk mewujudkannya.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Bedford menekankan pandangan operasional pendapatan dan laba, dimana laba
didefinisikan dalam hal operasi tertentu dilakukan oleh entitas bukannya hanya hasil penerapan
metode akuntansi. Laba muncul hanya dari kegiatan yang ditujukan operasi bisnis. Jadi, kenaikan
tertentu dan penurunan nilai dikeluarkan, seperti yang berasal dari transaksi obligasi pemerintah,
hadiah dan sumbangan, karena mereka tidak dianggap sebagai kegiatan yang menghasilkan
keuntungan bisnis. Operasi bisnis umum yang ditetapkan oleh Bedford adalah:
- akuisisi sumber daya uang
- akuisisi layanan
- penggunaan layanan
- rekombinasi jasa yang diperoleh
- disposisi layanan
- distribusi sumber daya uang
contoh: jasa transportasi, harus menyiapkan modal (akuisisi uang dari investor atau pihak lain),
rekrut karyawan, melakukan kombinasi, penyerahan produk, mengalokasikan sumberdaya yang
diperlukan.
Proses Pendapatan
Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat keuntungan, secara keseluruhan, yang
disebut proses produktif. Menurut Bedford, proses produksi terdiri dari:
Pembelian input jasa produksi penyimpanan produk penjualan kredit penerimaan uang garansi.
Recognition Of Revenue
Perspektif Historis
Selama abad ke-19, pendapatan (laba) bisnis diakui berdasarkan peningkatan nilai bersih.
Chatfield menyatakan bahwa ini dilakukan baik dengan kebijakan akuntansi replacement atau
dengan penilaian aset secara periodik. Saat ini, prinsip pengakuan atau realisasi tidak selalu menjadi
standar praktik akuntansi.
Pandangan peningkatan nilai bersih pelan-pelan tergantikan dengan ide bahwa pendapatan
harus direalisasi. Pergantian ini muncul karena penggunaan aset tidak lancar terspesialisasi oleh
perusahaan menjadi signifikan dalam periode antara Perang Dunia I dan tahun 1930an. Menentukan
nilai aset tersebut adalah sulit, sehingga membuat perhitungan perubahan nilai aset lebih sulit untuk
dipastikan.
Pengertian pendapatan menurut Jordan CJ:
Istilah pendapatan bukanlah istilah seni, dan apa bentuk penerimaan yang dipahami di
dalamnya, dan apa prinsip yang digunakan untuk memastikan berapa banyak penerimaan yang
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
seharusnya diperlakukan sebagai pendapatan, harus ditentukan sejalan dengan konsep umum dan
usages of mankind, kecuali selama peraturan menyatakan atau mengindikasikan keinginan bahwa
penerimaan yang bukan pendapatan dalam keseharian diperlakukan sebagai pendapatan, atau
bahwa peraturan khusus diberlakukan terhadap jumlah kena pajak dari penerimaan tersebut.
Menurut Ryan, konsep umum manusia mencakup tiga jenis penerimaan:
Remunerasi bagi layanan personal;
Pendapatan dari properti;
Pendapatan dari keberlangsungan bisnis.
Ryan hendak menyatakan bahwa definisi ini akan mengecualikan penerimaan yang berasal
dari modal.
Penjelasan tentang pendapatan dan modal menurut Pitney J dari Mahkamah Agung AS:
Hubungan dasar antara modal dan pendapatan telah banyak didiskusikan oleh ekonom, yang
sebelumnya dihubungkan dengan pohon atau tanah, kemudian menjadi dengan buah atau hasil
panen... untuk diukur dengan alirannya selama periode waktu.
Mengenai masalah pengakuan pendapatan, Hughes menyatakan bahwa:
Dari eksistensi-nya lah pendapatan seharusnya diakui. Potensial saja tidaklah cukup...
Pendapatan memerlukan pemisahan dan realisasi. Peningkatan hutan bukanlah pendapatan
hingga ditebang. Peningkatan nilai tanah akibat pertumbuhan dan kemakmuran komunitas
bukanlah pendapatan hingga direalisasi. Ketika investasi dipertimbangkan, tidak ada pendapatan
hingga ada keuntungan terpisah dan terealisasi.
Di Australia ada dua kasus yang membantu menggambarkan pembedaan antara pendapatan
dan modal, yang diringkas oleh Ryan. Keduanya terkait foreign exchange gains. Dalam kasus
pertama, perusahaan meminjam dana dari AS sebagai penambah modal Dalam pembayaran
berikutnya, perusahaan mengakui gain karena Dolar Australia menguat terhadap US Dolar. Dalam
kasus ini, pengadilan menyatakan bahwa gain tersebut adalah modal, karena tujuan dasar dari
pinjaman adalah untuk memperkuat entitas bisnis; bukan bagian proses operasi organisasi untuk
menghasilkan imbal jasa reguler. Dalam kasus kedua exchange gains diakui sebagai penambah laba,
karena gain merupakan konsekuensi dari pembelian barang dalam tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
mewakili imbal jasa dari kegiatan dagang perusahaan. Prinsip bahwa laba mensyaratkan
pemutusan, pemisahan dari modal dalam transaksi pertukaran, semakin dominan dalam ranah
hukum. Namun demikian, akuntan tidak ragu untuk mengakui foreign currency gain sebagai
pendapatan. IAS 21/AASB 121 The Effect of Changes in Foreign Currency Rates (dan turunannya di
Australia, AASB 1012 Foreign Currency Translation) mengatur bahwa kebanyakan exchange rates
gains dari pinjaman jangka panjang (atau piutang) diakui sebagai laba atau rugi dalam periode
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
terjadinya (Paragraf 28). Sebelum 1987, ikatan profesi mengatur bahwa currency gains tersebut
diakui sebagai pendapatan secara progresif selama masa item moneter terkait.
Chatfield menunjukkan bahwa penggunaan resmi pertama kali kata realisasi terjadi tahun
1932 dalam korespondensi antara komite khusus The American Institute dan The New York Stock
Exchange. Komite khusus tersebut mendukung kriteria pengakuan dan menolak metode penilaian
aset. Selanjutnya, revaluasi menaik atas aset non-lancar tidak dizinkan dalam US GAAP.
Kriteria pengakuan pendapatan
Peristiwa di atas membuat akuntan sadar akan perlunya bukti obyektif cukup untuk
mendukung perubahan dalam nilai jika ingin dicatat sebagai pendapatan. Pertanyaannya adalah:
Pada titik mana dalam proses earning pendapatan dapat dicatat sebesar yang dihasilkan karena
adanya bukti cukup?
Pengakuan pendapatan mungkin terjadi dalam beberapa tahap dalam siklus operasi
(pendapatan) perusahaan, seperti dijelaskan dalam gambar 17.2. Hal ini dijelaskan oleh Coombes
dan Martin sebagai berikut:
1) Pada poin 5 dalam industri konstruksi untuk kontrak konstruksi jangka panjang;
2) Pada poin 7 ketika ada kewajiban dari pembeli untuk mengambil barang;
3) Pada poin 8 dalam banyak kasus;
4) Pada poin 9 oleh beberapa praktik profesional dan untuk instalment credit sales.
Selama bertahun-tahun, berdasarkan kebutuhan akan bukti obyektif, tiga kriteria
dikembangkan untuk meyakinkan apakah pendapatan atau gain seharusnya diakui. Kriteria
pengakuan didasarkan pada kebutuhan akan informasi akuntansi yang relevan dan handal, tetapi
secara tradisional, penekanan lebih kepada yang terakhir. Tiga kriteria tersebut yaitu:
Keterukuran nilai aset;
Eksistensi transaksi;
Penyelesaian subtansial atas proses pendapatan.
Analisis Kriteria Pengakuan Pendapatan
Keterukuran nilai aset
Karena pendapatan utamanya adalah aliran masuk yang meningkatkan nilai total aset
perusahaan, dengan peningkatan bersama dari ekuitas kriteria ini cukup beralasan. Jika tidak ada
aliran masuk dari nilai aset yang dapat ditentukan secara obyektif, pendapatan tidak dapat dihitung
secara obyektif. Penggunaan pengukuran nilai wajar dalam standar seperti IAS 39/AASB 139
Financial Instruments: Recognition and Measurement, IAS 40/AASB 140 Investment Property dan IAS
41/AASB 141 Agriculture juga fokus pada peningkatan aset, tanpa aliran masuk aktual atau fisik aset.
Dalam kasus tersebut, kasus utama masih obyektivitas. Hal ini memerlukan basis valid untuk
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
mengukur peningkatan (kenaikan nilai) aset. Artinya validitas teknik pengukuran yang tepat yang
menghasilkan lebih banyak pandangan konservatif di masa lalu. Pandangan ini mempertimbangkan
peningkatan nilai aset seperti gains untuk dicatat ketika secara nyata terealisasi. Dalam akuntansi
nilai wajar, perubahan dalam nilai aset dilaporkan sebagai beban atau pendapatan yang dihasilkan
dari menahan aset. Hal ini sepenuhnya konsisten dengan pendekatan akuntansi akrual, namun tidak
konsisten dengan konservatisme biaya historis dan konsep realisasi.
Haruskah aset menjadi likuid?
FASB menyatakan bahwa pendapatan dan gains secara umum tidak diakui hingga terealisasi
atau dapat direalisasi. Sudut pandang ini didukung oleh AARF dalam Theory Monograph No.3. Istilah
terealisasi berarti bahwa aset diterima berupa kas atau klaim atas kas dan dapat direalisasi
berarti aset yang diterima siap untuk dikonversi ke dalam jumlah kas yang diketahui atau klaim atas
kas.
1. Merencanakan
ide
8. Mengantarkan
barang kepada
pelanggan
2. Melakukan
pembelian (misal
persediaan)
3. Menerima
pesanan sebelum
memulai produksi
4. Memulai
produksi
5. Produksi
progresif
menyeluruh
9. Menerima
kas
7. Menerima
pesanan setelah
produksi
6. Menyelesaikan
produksi
Figure 17.2
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Haruskah aset yang diterima likuid sebelum pendapatan dapat dicatat? Bagaimana dengan
transaksi barter? Pada satu waktu, pendapat dominan adalah bahwa aset yang diterima harus likuid.
Paton dan Littleton menjelaskan masalah ini:
Pendapatan direalisasi, menurut pandangan dominan, ketika dibuktikan dengan penerimaan kas
atau piutang, atau aset likuid baru lainnya.
Literatur The Theory Monograph telah membuat ambigu istilah realisasi dan pengakuan.
Oleh karena itu, penulis literatur mengusulkan definisi realisasi sebagai:
Realisasi sebaiknya diartikan secara langsung terkait penerimaan kas atau klaim legal atas kas dan
sebaiknya tidak merujuk kepada masalah yang lebih luas tentang pengakuan pendapatan.
Pendapat tersebut cukup dapat diterima, karena pengakuan dapat dilakukan perusahaan
pada titik manapun yang dipertimbangkan untuk mengakomodasi kriteria pengakuan lebih komplek,
sementara realisasi hanya dapat dilakukan ketika kas atau setara kas dalam aset secara aktual
diterima bisnis.
Menurut komite pelaporan The American Accounting Association, alasan posisi FASB yang
mengatur pendapatan agar terealisasi atau dapat direalisasi sebelum diakui adalah untuk mencegah
manajemen dari mengurangi modal kerja perusahaan dengan membagi dividen ketika perusahaan
dalam kondisi kekurangan aset likuid, atau membagi dividen dari modal diinvestasikan. Alasan
lainnya adalah ketentuan hukum bahwa dividen dibayarkan dari laba.
Jika perusahaan berniat menjual kebanyakan output untuk aset non-lancar, sehingga
membatasi posisi kas, maka itu adalah masalah entitas, bukan akuntan. Akuntansi dibutuhkan untuk
membantu manajer membuat keputusan, bukan membuat keputusan bagi mereka.
Pengakuan membutuhkan aliran masuk aset atau perubahan terukur nilai aset, sementara
realisasi membutuhkan aliran masuk aset likuid.
Ketertagihan
Salah satu aspek kriteria keterukuran adalah apakah ketertagihan aset cukup meyakinkan.
Keterukuran nilai aset berhubungan dengan ketertagihannya. Ketertagihan adalah masalah
penilaian, biasanya berdasarkan pengalaman terdahulu perusahaan. Semakin lama periode
penagihan, semakin tidak pasti apakah semua kas akan tertagih. Menentukan ketertagihan adalah
tentang mengatasi ketidakpastian terkait realisasi pendapatan.
Mengatasi ketidakpastian dengan demikian penting bagi pengakuan pendapatan. Coombes
dan Martin menyatakan bahwa:
Jika mengatasi ketidakpastian diterima sebagai kriteria penting pengakuan pendapatan, maka perlu
untuk mengusahakan keterukuran dan ketetapan (permanence) sebagai kondisi yang harus
diwujudkan sebelum ketidakpastian diatasi.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Dalam pengertian ini, keterukuran terkait dengan kemampuan obyektif untuk
memberikan nilai pada penjualan. Istilah obyektif dapat secara luas diartikan sebagai ke-
tidakbias-an, dan bergantung pada pemeriksaan oleh pemeriksa kompeten lainnya. Faktor kedua,
ketetapan menekankan bahwa, sekali diakui, sebaiknya tidak ada alasan untuk setelahnya
membalik pendapatan keluar dari akun.
Eksistensi Transaksi
Ketika pihak eksternal dalam transaksi arms-length mau membayar harga yang ditentukan
untuk produk perusahaan, transaksi ini tentunya merupakan bukti obyektif peningkatan nilai
perusahaan. Pihak eksternal memberikan bukti pendukung nilai output. Saat ini, kecuali dalam kasus
tertentu, perusahaan merupakan peserta langsung transaksi. Perhatikan bahwa jika memaksa
perusahaan menjadi bagian dari transaksi sebelum pendapatan dapat diakui, maka biaya historis
menjadi basis yang paling mungkin untuk penilaian aset. Dengan demikian, tidak mengherankan jika
pengkritik kriteria ini cenderung mendukung akuntansi current cost dan exit price. Mereka
berpendapat bahwa perusahaan tidak perlu menjadi bagian dari transaksi, tetapi transaksi pasar
secara umum saja sudah cukup. Jika ini dimungkinkan, maka aset dapat direvaluasi dan gain dicatat
sebelum penjualan.
Kita seharusnya tidak lupa dengan fakta bahwa keinginan bertransaksi adalah karena
kebutuhan akan bukti obyektif. Apakah mungkin untuk mendapatkan bukti obyektif terkait harga
output perusahaan tanpa mengharuskan transaksi eksternal melibatkan perusahaan? Banyak
akuntan percaya bahwa transaksi pasar, bahkan tanpa keterlibatan langsung perusahaan,
memberikan bukti cukup atas nilai persediaan perusahaan. Faktanya pada saat ini ada banyak
contoh dimana nilai pasar digunakan sebagai nilai persediaan atau aset lain dan pendapatan atau
gain dicatat. Contohnya, persediaan produk tertentu, seperti tepung dan gandum, dapat dinilai pada
current market price.
Mengapa kita mengizinkan perusahaan menjual salah satu produknya untuk mencatat
pendapatan, meskipun tidak ada transaksi dimana perusahaan menjadi bagian langsung?
Jawabannya adalah bahwa profesi mengakui bahwa bukti obyektif yang cukup ada sebelum saat
penjualan. Output secara praktik dijamin untuk terjual. Kesimpulannya adalah bukti obyektif lah
yang menjadi faktor penting, bukan transaksi itu sendiri.
Banyak contoh penggunaan nilai pasar sebagai basis penilaian yang ada saat ini bagi orang
yang mengatakan bahwa nilai pasar tidak mewakili bukti obyektif yang cukup. Benar bahwa dalam
beberapa kasus nilai pasar tidak dapat diandalkan, namun kita tidak dapat meminta bahwa dalam
semua kasus perusahaan harus menjadi bagian langsung dalam transaksi sebelum pendapatan atau
gain dapat diakui.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Uji transaksi cocok dalam mayoritas kasus untuk memvalidasi pengakuan pendapatan.
Namun demikian, penulis Theory Monograph No. 3 berpendapat bahwa ada masalah terkait
kebiasan yang melekat pada kata transaksi. Akibatnya, uji transaksi sering digunakan bersamaan
dengan tes terkait, seperti tes realisasi. Martin dan Coombes menyatakan bahwa:
Dalam beberapa tahun terakhir, uji transaksi menjadi kurang persuasif, terutama di Australia. Aset
mungkin direvaluasi atau didevaluasi dan seringkali valuation gain timbul sebagai pendapatan.
Persyaratan terjadinya transaksi mungkin diperlukan namun bukan kondisi cukup untuk
menghasilkan pendapatan.
Penyelesaian Subtansial atas Proses Pendapatan
Kriteria ini, tidak secara eksplisit dinyatakan dalam Framework, fokus kepada pernyataan
bahwa pendapatan tidak dihasilkan (earned) hingga perusahaan telah melakukan sebagian besar
aktivitas yang dengannya perusahaan menghasilkan pendapatan. Agar kriteria ini dapat digunakan,
pendapatan tidak dipertimbangkan telah dihasilkan hingga perusahaan telah melakukan sesuatu.
Contohnya, penandatanganan kontrak dalam banyak kasus tidak menghasilkan pendapatan karena
tidak ada kinerja oleh penjual pada titik tersebut.
Ketika sebagian besar operasi yang merupakan proses pendapatan telah dilakukan oleh
perusahaan, maka biaya yang terkait dengan operasi tersebut juga dapat ditentukan. Total biaya
dapat diketahui dengan sedikit ketidakpastian, karena apapun future cost yang mungkin ada dapat
ditentukan dengan mudah. Bukti obyektif yang kita cari untuk mendukung peningkatan nilai
berhubungan dengan penentuan obyektif atas biaya.
Uji penyelesaian-proses-pendapatan mucul dari kesulitan subyektif terkait uji yang
dijelaskan dalam pernyataan berikut:
Kesulitannya adalah bahwa pendapatan mungkin dihasilkan dari beberapa aktivitas, dari produksi
hingga penjualan sampai penerimaan pendapatan dan dalam kenyataan yang proses berkelanjutan.
Masalah yang akan dihadapi oleh mereka yang akan menggunakan uji proses pendapatan adalah
pemilihan titik dimana pendapatan mungkin dihasilkan.
Myers mempertimbangkan masalah ini dengan menyarankan kriteria peristiwa penting:
Laba dihasilkan pada saat membuat keputusan terpenting atau melakukan aktivitas tersulit dalam
siklus transaksi lengkap.
Tambahan Materi
Secara definisi, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Sesuatu dikatakan sebagai pendapatan jika berasal dari:
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Penjualan barang;
Penjualan jasa;
Penggunaan asset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden.
Penjualan barang ini meliputi barang yang diproduksi (manufactured) atau barang yang
dibeli dengan tujuan dijual kembali dalam suatu siklus operasi entitas. Untuk pendapatan yang
dihasilkan dari aktivitas sewa menyewa tidak dijelaskan dalam pembahasan ini karena ada PSAK
tersendiri yang membahas tentang hal tersebut.
Permasalahan yang mungkin timbul dari pengakuan pendapatan adalah kapan pendapatan
bisa diakui oleh suatu entitas?
Menurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK 23, suatu entitas dapat
mengakui pendapatan jika memenuhi kriteria di bawah ini:
Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada
pembeli.
Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas
barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.
Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke
entitas dan.
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur secara handal.
Sedangkan menurut IAS 18, pendapatan dapat diakui oleh entitas ketika risiko yang melekat
pada barang atau jasa telah berpindah ke pembeli atau pengguna jasa. Hal ini agaknya sedikit lebih
longgar dibandingkan dengan ketentuan yang diterapkan oleh US-GAAP sebelumnya dimana
pendapatan diakui ketika sudah memenuhi dua kriteria yaitu earned dan realized selama kedua
kriteria tersebut belum terpenuhi maka entitas belum dapat mengakui pendapatan, tetapi tetap
harus mengakui beban yang timbul dari usaha memperoleh pendapatan tersebut.
IFRS dalam IAS 18 menyebutkan bahwa entitas harus memenuhi dua kriteria yang tidak
boleh dipisahkan dalam mengakui pendapatan yaitu:
a) Risiko yang melekat pada pada barang dan jasa (yang diperjualbelikan) berpindah ke pembeli
b) Ketentuan a akan tidak berlaku jika barang atau jasa yang diserahkan secara penuh (dan risiko
yang melekat pada barang/jasa tersebut berpindah ke pembeli) namun kepastian
pembayaran dari pembeli tidak dapat di ukur secara handal, maka entitas belum dapat
mengakuinya sebagai pendapatan.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Bagaimana dengan penjualan barang secara konsinyasi? Apakah pendapatan atas penjualan
tersebut bisa kita akui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 23? Jawabannya adalah tidak bisa
karena pada penjualan konsinyasi, tidak terdapat perpindahan risiko baik secara keseluruhan atau
secara signifikan dibuktikan dengan masih diakuinya penjualan konsinyasi tersebut sebagai
persediaan penjual, kemudian penjual juga belum bisa memastikan berapakah jumlah barang yang
terjual.
Pada kasus lain, biasanya ketika terjadi penjualan barang disertakan perjanjian mengenai
retur karena barang rusak atau barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli,
dalam hal ini menurut ketentuan PSAK 23 dan IAS 18, penjual bisa saja mengakui pendapatan atas
penjualan barang tersebut selama:
a) Penjual bisa mengestimasi berapakah jumlah retur secara handal
b) Biaya yang menyertai penjualan dan retur tersebut bisa diestimasi
Jika kedua kriteria diatas tidak bisa dipenuhi oleh penjual maka penjual belum bisa mengakui
pendapatan, namun biaya yang timbul dalam rangka memperoleh pendapatan harus diakui sebagai
beban berjalan.
Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara
signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian. Pada umumnya, pemindahan risiko dan manfaat
kepemilikan terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas
barang tersebut kepada pembeli. Seperti misalnya pada transaksi penjualan secara eceran, dalam
kasus lain pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan
pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut. Jika entitas menahan risiko signifikan
dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas
dapat menahan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara, diantaranya
adalah:
a) Jika entitas menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak
memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal.
b) Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli dari
penjualan barang yang bersangkutan.
c) Jika pengiriman barang bergantung pada instalasinya dan instalasi tersebut merupakan
bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan entitas, dan
d) Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam
kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.
Sebaliknya jika entitas yang menjual barang hanya menahan risiko tidak signifikan atas
kepemilikan, maka transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan dapat diakui. Misalnya
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
entitas yang hanya menahan risiko yang tidak signifikan dari kepemilikan dalam hal penjualan eceran
dengan syarat dapat dikembalikan jika pelanggan tidak puas dan penjual dapat mengestimasi secara
handal berapakah jumlah penjualan yang kembali (jumlah retur) berdasarkan data historis yang ada.
Jika dalam suatu transaksi penjual tidak dapat mengestimasi berapakah jumlah penjualan
yang mungkin akan terjadi dan penjual juga tidak bisa mengestimasi berapakah biaya yang timbul
setiap imbalan yang masuk atas penjualan tersebut tidak boleh diakui sebagai pendapatan tetapi
diakui sebagai kewajiban (pendapatan diterima dimuka, dicatat disisi kewajiban).
Pada penjualan jasa, kriteria yang ditentukan sama dengan penjualan barang yang telah
dijelaskan di atas, namun untuk penjualan jasa konstruksi diatur tersendiri pada PSAK 34 Akuntansi
Kontrak Konstruksi.
Diatas disebutkan bahwa PSAK 23 ini juga mengatur pendapatan yang berupa bunga, royalti,
dan dividen. Kriteria pengakuan pendapatan untuk ketiga hal ini secara garis besar masih sama
dengan kriteria pengakuan pendapatan yang telah dijelaskan diatas, namun secara spesifik bunga,
royalti dan dividen bisa diakui sebagai pendapatan jika kemungkinan besar manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; dan jumlah pendapatan dapat
diukur secara handal.
Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
a) Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana dijelaskan dalam PSAK
55 (revisi 2006). Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.
b) Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;dan
c) Dividen diakui jika pemegang hak saham pasti akan mendapatkan pembayaran yang telah
ditetapkan sesuai dengan perjanjian.
Ketentuan lain menyebutkan jika pendapatan bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum
pembelian investasi yang berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode
sebelum dan sesudah pembelian dan hanya bagian setelah pembelian yang diakui sebagai
pendapatan. Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan pendapatan juga diakui
umumnya dengan dasar tersebut kecuali dengan memperhatikan substansi perjanjian akan lebih
sesuai untuk mengakui pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain.
Guidance From Standard Setters
Tiga kriteria umum untuk pengakuan pendapatan diatas telah dipertimbangkan oleh para
penyusun standar untuk menentukan petunjuk yang tepat, The Framework, paragraf 83,
menyediakan dua kriteria untuk pengakuan pendapatan:
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
1. It is probable that any future economic benefit associated with the item will flow to or from
the entity; and
2. The item has a cost or value that can be measured with reliability.
Maka, The Framework menyediakan beberapa petunjuk yang berhubungan dengan
pendapatan tetapi tidak meliputi pengukuran. AASB 118 tentang Revenue membahas lebih spesifik,
pendapatan diukur sebesar nilai wajar dari yang diperkirakan diterima atau dapat diterima (paragraf
9). Lebih jauh lagi, AASB 118 menyediakan aturan khusus untuk pengakuan dari macam-macam jenis
pendapatan, yaitu (a) penjualan barang, (b) penyediaan jasa, dan (c) bunga, royalty, dan dividen.
Penjualan Barang
Dari perspektif teoritis, titik penjualan memenuhi ketiga kriteria pengakuan pendapatan
(keterukuran nilai aset, ada transaksi, dan ada penyelesaian yang bersifat substansial dari proses
perolehan penerimaan) yang dijelaskan di bagian sebelumnya. Maka titik penjualan dalam proses
perolehan penerimaan dipilih sebagai waktu yang paling tepat untuk mencatat pendapatan karena
memenuhi kriteria pengakuan. Pada titik penjualan, terdapat peristiwa transaksi, penjual menerima
aset yang dapat diukur, dan proses perolehan secara substansi telah selesai.
Penjelasan mengenai penjualan
Dengan mengacu kepada hukum, maka kejadian yang biasanya diakui sebagai penjualan
adalah produk dikirimkan oleh penjual kepada pelanggan, atau diberikan jasa. Menurut Martin:
The verifiable evidence of revenue often consists of an external sale transaction, so that
revenue cannot usually be recognized before the point of sale.
Dalam sedikit kasus, penjual bisa saja melakukan pengiriman tanpa memindahkan barangnya
tetapi mengirimkan dokumen kepemilikan.
Apakah kepemilikan suatu barang yang berpindah kepada pelanggan atas transaksi dapat
dikategorikan sebagai penjualan? Dalam banyak kasus, kepemilikan suatu barang pindah kepada
pelanggan karena aturan hukum dari penjualan termasuk perubahan kepemilikan. Tetapi
penekanannya adalah pada substansi ekonomi dari transaksi daripada hukum secara teknis.
Perubahan kepemilikan adalah salah satu aspek dalam menentukan apakah penjualan telah
dilakukan (IAS 18/AASB 118, paragraf 15), tetapi sebaiknya tidak ditekankan sebagai pertimbangan
utama, setidaknya dari sudut pandang akuntansi. Contoh dimana sudut pandang akuntansi berbeda
dari sudut pandang legal/hukum salah satunya adalah penjualan dengan leasing. Penyusun standar
menyatakan bahwa lease yang memindahkan semua keuntungan dan risiko terkait dengan
kepemilikan sebuah properti secara substansial harus dicatat sebagai akusisi aset oleh lessee dan
dicatat sebagai penjualan oleh lessor. Walaupun kontrak menyatakan demikian, tetapi dari sudut
pandang akuntansi transaksinya yang disebut sebagai penjualan. Jika lessor memindahkan salah satu
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
produknya kepada lessee, maka pendapatan dari penjualan dan biaya penjualan harus dicatat.
Kriteria penentuan apakah sebuah lease itu adalah sales-type lease (finance lease)diatur dalam IAS
17/AASB 117 tentang Leases. Pertimbangan utama apakah sebuah penjualan telah terjadi atau
tidak, didasarkan pada substansi ekonomi dari peristiwa transaksi, bukan bentuknya secara legal.
Kerumitan lain dari penjualan
Aturan yang menyatakan penjualan terjadi ketika penjual mengantarkan barangnya kepada
pembeli sudah cukup sederhana. Namun, transaksi bisnis dapat menjadi sangat bervariasi dan
kompleks, serta menimbulkan pertanyaan seperti: Kapankah penjualan harus dicatat ketika
pelanggan mengesampingkan pemindahan barang demi kenyamanan mereka? dalam kasus ini,
pengantaran barang tidak ditekankan jadi penjualan dapat dicatat. Bagaimana jika barang
diantarkan tetapi pelanggan memiliki hak untuk mengembalikannya? Hak Kepemilikan disediakan
petunjuknya dalam IAS 18/AASB 118. Jika terdapat risiko kepemilikan yang signifikan, maka transaksi
tersebut bukan penjualan dan pendapatan tidak diakui (paragraf 16).
Pengecualian pada basis penjualan
Terdapat beberapa situasi yang memungkinkan pendapatan boleh tidak dicatat pada titik
penjualan. Ada tiga pengecualian yang dapat diterima dalam prinsip pengakuan penjualan.
Pengecualian ini tentunya hanya berlaku pada kondisi tertentu, dan secara logis artinya terdapat
cukup bukti untuk mengakuinya sebagai pendapatan pada poin kesatu dan kedua dibawah, dan
kekurangan bukti untuk mengakui pendapatan pada poin ketiga. Pengecualian tersebut adalah:
Pendapatan diakui pada masa produksi
IAS 18/AASB 118 memperbolehkan pengakuan pendapatan pada masa produksi
berdasarkan metode percentage of completion. IAS 11/AASB 111 tentang Construction
Contracts menyediakan petunjuk untuk metode ini dalam kontrak konstruksi jangka panjang.
Justifikasinya tidak didasarkan pada kriteria pengakuan, tetapi didasarkan pada argumen
bahwa dalam siklus operasi terdapat pendapatan yang ditangguhkan. Pendapatan tidak
langsung muncul ketika penjualan dilakukan, tetapi dihasilkan secara inkremental dalam
proses yang berkelanjutan.
Pengakuan pada masa produksi hanya bisa jika didukung oleh bukti yang cukup. IAS
18/ AASB 118 menyatakan dengan jelas bahwa pendapatan hanya dapat diakui jika terdapat
kemungkinan (probable) arus masuk keuntungan ekonomi kedalam entitas. Metode
percentage of completion untuk kontrak konstruksi hanya tepat jika beralasan dapat
diestimasikan yang andal sejauh mana persentase menuju penyelesaian, biaya dan
pendapatan dari kontrak.
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
Penekanan dari pengecualian ini ada pada kriteria pertama dari pengakuan
pendapatan, yaitu keterukuran yang andal. IAS 18/AASB 118 dalam paragraph 30
memberikan tiga cara yang membantu untuk menentukan tingkat penyelesaian dalam
metode percentage of completion:
a. Proporsi dari biaya kontrak yang dibebankan pada pekerjaan yang dilakukan sampai
periode tertentu dibandingkan dengan total estimasi biaya kontrak;
b. Survey pada pekerjaan yang dilakukan; atau
c. Penyelesaian fisiknya secara proporsional dibandingkan kontrak pekerjaan.
Kriteria yang kedua, adanya transaksi dipenuhi dengan penandatanganan perjanjian
kontrak dan kriteria yang ketiga yaitu penyelesaian substansial dipenuhi dengan
mengasumsikan bahwa penyelesaian untuk proporsi tertentu telah dilakukan sehingga
pendapatan dapat diakui (karena menggunakan metode percentage of completion).
Pendapatan diakui di akhir masa produksi
Pengakuan pendapatan di akhir produksi adalah sesuatu yang masuk akal jika
peristiwa penting adalah saat produksinya dan penjualan setelahnya hanya sesuatu yang
rutin sehingga bisa dianggap akan selalu tersedia. Situasi ini hanya terjadi ketika permintaan
dari output telah terjamin. Sehingga, tentunya harus didukung cukup bukti yang menyatakan
bahwa permintaan dari output ada sebelum penjualan.
Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjualan dilakukan.
Metode cicilan dan metode cost recovery adalah prosedur yang tepat dalam hal
pengakuan pendapatan berdasarkan kas yang diterima setelah penjualan. Jumlah kas yang
diterima adalah jumlah pendapatan. Dalam metode cicilan, biaya produksi dialokasikan
berdasarkan rasio :
Kas yang diterima selama periode
Total biaya penjualan (kas yang diharapkan)
Dengan metode cost recovery, maka biaya yang terjadi sebanding dengan
pendapatan yang diakui hingga semua biaya aktual telah terpenuhi. Setelahnya, semua kas
yang diterima dianggap sebagai keuntungan.
Metode-metode diatas menunjukkan bentuk yang konservatif dari pengakuan pendapatan,
karena penjualan barang tidak mempunyai pembuktian yang cukup bahwa kas telah diterima. Hanya
kas yang diterima dari pelanggan yang akan memenuhi pembuktiannya. Metode-metode diatas
perlu karena antara kriteria pertama dari pengakuan pendapatan, yaitu keterukuran, atau kriteria
ketiga, penyelesaian substansial, tidak terpenuhi. Ketidakpastian yang signifikan atas kolektabilitas
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
penjualan menjadi dasar mengapa pengakuan pendapatan yang bersifat konservatif ini
diperbolehkan.
Penyediaan Jasa
IAS 18/AASB 118 pada paragraph 20 mensyaratkan bahwa pengakuan pendapatan yang
berasal dari jasa diakui berdasarkan tingkat penyelesaian dari transaksi di tanggal pelaporan. Maka,
pendapatan diakui pada periode dimana jasa disediakan. Basis pengakuan seperti ini memberikan
informasi yang berguna mengenai kegiatan jasa dan kinerja perusahaan pada periode tersebut, yang
tidak dapat ditampilkan jika jasa harus selesai sebelum mengakui pendapatan. Paragraf 23
menyatakan bahwa entitas harus mampu mengestimasi secara andal agar dapat mengakui
pendapatan, ketika sudah melakukan persetujuan dengan pihak lain:
Tiap pihak mematuhi hak terkait jasa agar disediakan dan diterima oleh kedua pihak,
Pertimbangan untuk dapat diakui sebagai pertukaran, dan
Bentuk dan kondisi penyelesaian perjanjian.
Jasa dapat berupa satu tindakan di satu waktu maupun banyak tindakan pada berbagai
waktu. Pengakuan pendapatan harus mempertimbangkan timing dan sifat tindakan tersebut. Jumlah
pendapatan yang diakui harus mencerminkan jasa yang diberikan.
Bunga, Royalti, dan Dividen
Bunga, royalti, dan dividen dapat diakui pada saat diterima, sehingga memenuhi ketiga
kriteria pengakuan pendapatan diatas. Namun untuk beberapa macam item, dengan berjalannya
waktu terdapat pendapatan yang ditangguhkan. Contohnya adalah pendapatan bunga di akhir
periode akuntansi. IAS 18/AASB 18 dalam paragraf 30 menyatakan bahwa bunga harus diakui
dengan metode bunga efektif, royalti diakui sejalan dengan isi dari perjanjiannya secara relevan, dan
dividen diakui ketika pemegang saham memiliki hak untuk menerima pembayaran.
Revenue Recognition And Measurement Standar Setters Current Activities
Pembuat standar, yaitu IASB dan FASB telah melaksanakan proyek-proyek baru terkait
pengakuan dan pengukuran pendapatan karena literatur pedoman yang ada belum menyajikan
dengan baik terkait transaksi pendapatan. Selain itu, saat ini transaksi pendapatan menjadi lebih
kompleks, misalnya, adanya transaksi gabungan antara barang, jasa dan transaksi keuangan.
Munculnya aset dengan karakteristik yang berbeda (seperti instrumen keuangan) dan penggunaan
yang lebih besar dari pengukuran fair value dalam standar tertentu seperti IAS 39/AASB 139
Financial Instrument: Recognition and Measurement, IAS 40/AASB 140 Property Investment dan IAS
41/AASB 141 Agriculture telah menghasilkan bunga yang cukup besar dalam pengakuan pendapatan
PROFIT AND REVENUE Kelompok V Kelas 7C
dan isu-isu terkait tentang kapan dan bagaimana perubahan nilai aktiva dan kewajiban harus diakui
dan diukur.
Joint revenue project dimulai pada tahun 2002 dan tujuan utama dari proyek ini adalah untuk:
1. menghapus inkonsistensi dan kelemahan dalam ketentuan pendapatan yang ada;
2. menyediakan kerangka kerja yang lebih kuat untuk mengatasi masalah pendapatan;
3. meningkatkan komparabilitas praktik pengakuan pendapatan di seluruh entitas, yurisdiksi
dan pasar modal;
4. memberikan informasi yang lebih berguna bagi pengguna laporan keuangan melalui
peningkatan persyaratan pengungkapan; dan
5. menyederhanakan penyusunan laporan keuangan dengan mengurangi jumlah persyaratan
dalam pelaporan keuangan.
Para pembuat standar telah melihat bahwa terdapat inkonsistensi antara Framework dan
beberapa standar. Misalnya, penerapan kriteria pengakuan dalam Framework dan IAS 18/AASB 118
dapat menciptakan aktiva dan kewajiban tangguhan yang tidak sesuai dengan definisi Framework
atas aset dan kewajiban. Selanjutnya, standar tidak berkaitan dengan baik dengan transaksi yang
melibatkan komponen (pengaturan pendapatan multi-elemen). Sebagai contoh, bundling produk
utama dengan produk tambahan dan jasa yang terus-menerus, seperti yang terjadi di sektor
teknologi, membuat pengakuan pendapatan menjadi rumit. FASB telah menyatakan bahwa terdapat
kekosongan dalam pedoman pengakuan pendapatan dan kurangnya dasar konseptual untuk
menyelesaikan isu-isu yang relevan. Kebijakan pengak