I(OMPAS
PROGRAM TAYANGAN
Televisi danCermin WajahSeperti apakah gambaran kehidupan masyarakat kitadewasa inl? Lihatlah program-program yang ditayangkandi televisi. Itulah cermin kondisi kehidupan kita saat ini.Televisi memang bisa menjadi tempat yang palinggampang untuk.melihat kondisi masyarakat kita yangsesungguhnya. la telah menjadi cermin dari wajah-wajahkita di dalamnya. Oleh karena itu, ketika berbagai pihakmenuding televisi sebagai penyebar nilai-nilai keburukandan ketidakbaikan norma-norma, kita sebenarnyasedang menunjuk ke arah muka kita sendiri .
• Oleh DEDE MULKAN
Sebagai sebuah industri krea-tif, saat ini televisi telanjurberada dalam iklim kompeti-
si yang "kurang sehat". Industri initumbuh begitu pesat dengan nilaiinvestasi yang besar sehingga me-lahirkan etos kerja: bagaimanaagar modal cepat bisa dikembali-kan. Jumlah stasiun televisi yangmelebihi kebutuhan masyarakat,terbatasnya sumber daya terampilpada industri televisi, dan adanyatekanan rating, mengakibatkankesuksesan industri televisi tidaklagi didasarkan atas kerja profe-sional.
Kehadiran program-programtelevisi di tengah ruang keluargakita tidak bisa dilepaskan dari ke-hadiran kita sebagai penontonnyaTelevisi (broadcasters) sebagai se-buah industri di satu sisi, dan pe-nonton (audience) sebagai bagianyang menghidupi industri itu di si-si lain telah membentuk sebuahsegitiga sama sisi, dengan pema-sang iklan (advertiser) di sisi lain.Ketiganya memiliki "kekuatan"yang sama dalam menghidupkankeberadaan media televisi sebagaisebuah lembaga industri kreatif.
Tergantung penontonJika kita mau mengambil pilih-
an, mana di antara ketiga elemenitu yang paling menentukan "na-sib" sebuah stasiun televisi, posisi
penonton menjadi kata kuncinyaPemasang iklan akan sangat ber-gantung kepada penonton dari se-buah program (acara). Begitujugapengelola stasiun televisi akanmemperlakukan penonton di atassegalanya
Di sinilah barangkali konsep(teori) agenda setting mulai meng-ambil perannya Media massaakan selalu berpikir dan mernikir-kan seperti apa yang dipikirkankhalayak (masyarakat). Begitu ju-ga sebaliknya, apa yang selalu dipi-kirkan khalayak, itulah yang ke-mudian akan diangkat ke layar ka-ea, Oleh karena itu, "perdebatan"mengenai kekuatan mana yangpa-ling menonjol, antara "apa yang di-pikirkan khalayak tentang media"dan "apa yang dipikirkan mediamengenai khalayak" sepertinya ti-dak akan pernah tuntas.
Situasinya "mengalir" begitu sa-ja sampai-sampai kita tidak per-nah menyadari bahwa apa yangmuncul di layar kaca dan menjadisantapan keseharian kita sebenar-nya merupakan cermin dari buda-ya dan karaktek kehidupan kitasendiri. Di sinilah diperlukan keje-lian pengelola media dalam meng-angkat tema-tema aktual yang ter-jadi dan berkembang di masyara-kat.
Unsur proximity (kedekatan)telah menjadi daya tarik tersendiri
Kliping Humas Unpad 2010
yang membuat penonton televisibetah berjam-jam berada di depanlayar kaea. Mengapa kita mau "di-hipnotis" begitu saja agar rela du-dukmanisdidepanpesawattelevi-si karena sebenarnya kita tengahmenyaksikan keberadaan kehi-dupan kita sendiri. Siapa yang ti-dak betah menyaksikan ra-gam sandiwaras kehi-dupan di mana kitaberperan sebagai pe-main di dalam-nya
masyarakat penonton sebagai pi-hak yang akan menikmati sebuahprogram di televisi memiliki posisiyang sangatpenting dan menentu-kan atas keberlangsungan sebuahprogram. Penonton memiliki posi-si tawar (bargainingposition) yangeukup menentukan terhadap ta-
yang . ti-daknya
Bagi industri televisi, tentu ti-dak mudah melahirkan sebuahprogram yang harus memiliki ke-dekatan dengan masyarakat pe-mirsanya agar ditonton oleh mere-ka. Ketika sudah ada "kesepakat-an" antara pemirsa dan pengelola,tentang program yang akan dita-yangkan, masih ada pihak lainyang juga harus diambil kesepa-hamannya, yakni pemasang iklan.Inilah nyawa sebuah programyang akan menghidupi tayangantelevisi. Lalu kepada siapa pema-sang iklan akan berpedoman keti-ka mereka akan mendukung se-buah program? Jawabannya kem-bali kepada pemirsa, masyarakatpenonton yang ada dalam karakte-ristik sasaran program.
Dengan demikian, sebenarnya
sebuah acara di televisi. Artinya,penonton pula yang memiliki po-sisi penting atas baik buruknyaprogram televisi kita. Jika tayang-an program televisi dikategorikanjelek, secara tidak langsung hal itudihasilkan dari sumbangan ma-syarakat pemirsanya.
Gerakan masyarakatSejarah kehadiran televisi diya-
kini sebagai penemuan teknologiyang telah mampu mengumpul-kan anggota keluarga di ruang ke-luarga. Oleh karena itu, sejak awal-nya televisi telah menjadi mimbardunia yang dikonsumsi keluarga.
Bagi kebanyakan keluarga, tarn-paknya menonton televisi meru-pakan kegiatan kolektif daripadakegiatan yang bersifat individual.
Sebuah survei yang pernah dilaku-kan menunjukkan bahwa tidaksampai satu dari sepuluh respon-den yang tidak pernah menontontelevisi bersama keluarga. Selebih-nya punya acara-aeara favorit yangselalu ditonton bersama anggotakeluarga. Artinya, pola menontontelevisi masyarakat kita dilakukansecara bersama-sama di tengah-tengah ruang keluarga. .
Oleh karena itu, jika dewasa iniprogram televisi sering mendapatkecaman dari berbagai pihak, se-benarnya keeaman itu lebih ditu-jukan kepada diri kita, anggota ke-luargakita, sebagai masyarakat pe-nontonnya.
Untuk menghasilkan programtelevisi yang baik, sepertinya me-mang harus diadakan semaeamgerakan bersama tentang penting-nya masyarakat menuntut prog-ram berkualitas dari pengelola te-levisi. Gugatan ini tidak hanya di-tujukan kepada pengelola prog-ram, tetapi juga harus ditujukankepada pemasang iklan.
Gugatan ini harus dimulai darilingkup yang paling keeil, yaknilingkungan anggota keluarga kitaCara yang paling mudah untuk"menggugat" program televisiyang tidak berkualitas adalah de-ngan tidak menonton program te-levisi seperti itu. Inilah bentukprotes kita kepada siapa pun pe-ngelola stasiun televisi yang tidakmemerhatikan kualitas programyang ditayangkan.
Bila gerakan ini telah mengakardan membudaya di masyarakat,lambat laun pengelola program si-aran akan lebih hati-hati dalammembuat sebuah program yangakan ditayangkan. Pemasang iklanjuga akan berhati-hati ketika akanmensponsori sebuah program.
Jika ini terjadi, tentu kendalikualitas program siaran televisi se-penuhnya berada di tangan masya-rakat. Mungkinkahhal ini terjadi?
DEDEMULKANDosendi
Jurusan Ilmu JurnalistikFakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
r