1
Indra Yuspiar, SE, Ak, M.Ak
Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah
pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat,
pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan
nilai atas aset tetap.
• Suatu entitas harus memilih model biaya
atau
model revaluasi sebagai kebijakan
akuntansinya terhadap seluruh aset tetap
yang berada di kelompok yang sama.
Model Biaya : biaya perolehan - akumulasi
peyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai
Model Revaluasi : suatu aset tetap yang nilai
wajarnya dapat diukur secara andal harus
dicatat pada jumlah revaluasian. yaitu nilai
wajar pada tanggal revaluasi -akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi
.
Jika suatu aset tetap direvaluasi maka
seluruh aset tetap dalam kelompok yang
sama harus direvaluasi.
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikredit ke ekuitas pada bagian surplus
revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus
diakui dalam laporan laba rugi hingga
sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat
revaluasi yang pernah diakui sebelumnya
dalam laporan laba rugi.
Jika jumlah tercatat aset turun akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam
laporan laba rugi. Namun, penurunan nilai
akibat revaluasi tersebut langsung di debit
ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi
selama penurunan tersebut tidak melebihi
saldo kredit surplus revaluasi untuk aset
tersebut.
Beban penyusutan untuk setiap periode harus
diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika
beban tersebut dimasukkan dalam jumlah
tercatat aset lainnya.
- metode garis lurus
- metode saldo menurun
- metode jumlah unit
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat dilepaskan atau
pada saat aset sudah tidak memiliki manfaat
ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus ditentukan
sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil
pelepasan, jika ada, dan jumlah tercatat
dari aset tersebut.
Menjelaskan PSAK 16 tentang aset tetap.
PSAK tersebut perlu dilengkapi oleh PSAK 47.
Standar dalam mengatur perlakuan
akuntansi dan pelaporan hak atas aset tetap
berupa tanah dan penyusutannya.
Tanah sebagai aktiva tetap dan PSAK 47
prinsipnya mengikuti PSAK 16: Aset Tetap
Pengakuan awal tanah diukur sebesar biaya
perolehan tanah diluar pengeluaran legal hak
atas tanah.
PSAK 47 memberikan contoh biaya perolehan
awal tanah dan biaya tangguhan.
Pengeluaran setelah perolehan tanah
ditambahkan dalam jumlah tercatat, apabila
meningkatkan manfaat ekonomi.
Pengeluaran untuk memelihara kondisi tanah
sehingga seperti semula langsung dibebankan
pada periode berjalan.
Pengeluaran perpanjangan hak tidak
menambah nilai tercatat namun sebagai
beban tangguhan. Untuk pengeluaran yang
tidak material langsung dibebankan pada
periode berjalan.
Tanah tidak disusutkan kecuali dengan
beberapa kondisi.
Tanah disusutkan, jika:
• kondisi kualitas tanah tidak layak lagi untuk
digunakan dalam operasi utama entitas
• sifat operasi utama meninggalkan tanah
dan bangunan begitu saja apabila proyek
selesai
• prediksi manajemen atau kepastian bahwa
perpanjangan atau pembaruan hak
kumungkinan besar atau pasti tidak
diperoleh.
Kondisi penghapusan dan pelepasan tanah;
1. Jika tanah disumbangkan atau dihibahkan
sebagian atau seluruhnya maka nilai terbawa
tanah dalam neraca dikurangkan dengan:
mendebit laba rugi tahun berjalan disertai
pegungkapan yang diperlukan. Tanah yang
disumbangkan harus dinyatakan dalam
catatan atas laporan keuangan
2. Jika tanah diambil alih negara untuk
kepentingan umum dengan atau tanpa ganti
rugi maka kerugian kehilangan tanah
dikurangi ganti rugi yang diterima atau
kemungkinan besar diterima akan
dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
3. Jika tanah yang secara fisik menyusut
luasnya karena pengikisan alam secara
proporsional maka nilai terbawa aset tanah
saat tanggal neraca akan berkurang dan
akan dibebankan pada laba rugi tahun
berjalan.
PSAK 48 (Revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset Adopsi dari
IAS 36 Impairment of Asset
Semua Aset Kecuali:
Persediaan
Aset timbul dari kontrak konstruksi
Aset pajak tangguhan
Aset dari imbalan kerja
Aset keuangan
Properti investasi yang diukur pada nilai
wajar
Aset dimiliki untuk dijual
Faktor External
• Nilai pasar Aset
• Teknologi
• Industry
• Suku Bunga
• dll
Faktor Internal
• Pelaporan
Internal
• Perubahan
Penggunaan Aset
• Keusangan dan
Kerusakan Fisik
Aset
Apabila ada indikasi bahwa Jumlah tercatat
aset lebih tinggi daripada nilai terpulihkan
(recoverable amounts) maka aset tersebut
harus diuji penurunan nilai.
Jumlah tercatat > Jumlah terpulihkan
(recoverable amounts)
Maka pilih yang lebih tinggi antara:
1. Fair Value less Cost to sell
2. Nilai Pakai (value in use)
NilaiWajar Dikurangi Biaya untuk Menjual
Harga mengikat dalam transaksi wajar dikurangi biaya-biaya menjual
Harga pasar dikurangi biaya pelepasan (harga penawaran terkini atau harga transaksi terakhir)
Informasi terbaik Manajemen atas arms length price pada saat akhir periode pelaporan
Nilai Pakai
Estimasi arus kas masa
depan
Ekspektasi kemungkinan
variasi dari arus kas tsb
Nilaiwaktu uang
Harga ketidapastian yang melekat pada aset
Faktor lain seperti ilikuiditas
Alokasi rugi penurunan nilai unit penghasil
kas:
• Goodwill yang dialokasikan ke UPK
• Aset Lain Secara Prorata
Pembalikan penurunan nilai untuk goodwill
tidak diperbolehkan
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode-periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill harus dibalik jika terdapat
perubahan estimasi yang digunakan untuk
menentukan jumlah terpulihkan atas aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir
diakui.
Frekuensi pengujian
penurunan nilai
PSAK 48 (1998)
Pada saat terdapat
indikasi
aset mungkin mengalami
penurunan nilai
PSAK 48 (REVISI 2009)
Sama, tetapi untuk aset berikut harus dilakukan
pengujian secara tahunan:
1. Aset takberwujud
dengan umur manfaat
takterbatas
2. Aset takberwujud
yang belum tersedia
untuk digunakan
3. Goodwill yang
diperoleh dalam
kombinasi bisnis
PSAK 48 (1998) PSAK 48 (Revisi 2009)
Lebih sedikit
klarifikasi
Mengenai pengukuran
nilai pakai
Memberikan klarifikasi atas:
Elemen-elemen dalam penghitungan nilai pakai
Keharusan untuk menilai kewajaran asumsi yangdigunakan dalam proyeksi aliran kas
Dikeluarkannya estimasi aliran kas yang berkaitan
dengan restrukturisasi Masa depan yang belum ada komitmen dan perbaikan kinerja aset dari proyeksi aliran kas
PSAK 48 (1998) PSAK 48 (REVISI 2009)
Goodwill diuji
penurunan
Nilainya sebagai
bagian dari CGU
terkaitnya
Menggunakan
pendekatan
‘bottomup/
topdown’
Pada dasarnya sama, tetapi terdapat klarifikasi bahwa:
Goodwill harus dialokasikan, pada tanggal akuisisi,ke UPK atau kelompok UPK yang diharapkan mendapatkan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis
Goodwill ini, untuk tujuan akuntansi, melekat pada
UPK tersebut. Jika UPK itu dijual, maka goodwill
yang melekat padanya juga diperhitungkan dalam
menentukan untung rugi penjualan UPK.
Realokasi goodwill dapat terjadi ketika ada reorganisasi.
PSAK 48 (1998) PSAK 48 (REVISI 2009)
Mengharuskan
pembalikan rugi
penurunan goodwill
pada situasi tertentu
Melarang pembalikan
rugi penurunan atas
goodwill
PSAK (1998) PSAK (REVISI 2009)
Ketentuan
pengungkapan yang
ada diteruskan di ED
PSAK 48 (Revisi 2009)
dengan beberapa
tambahan
Tambahan pengungkapan untuk:
Jumlah goodwill yang belum dialokasi dan alasannya
Informasi mengenai setiap UPK yang mendapatkan alokasi goodwil atau asettakberwujud dengan masa manfaat takterbatas dalam jumlah yang material,terutama yang berkaitan dengan asumsi utama yang digunakan dalam mengukur nilai terpulihkan
Mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki
untuk dijual, serta penyajian dan
pengungkapan operasi dihentikan.
Namun pada presentasi ini hanya akan
dibahas mengenai aset yang dimiliki untuk
dijual.
Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak
lancar sebagai dimiliki untuk dijual jika
penjualan aset lebih menguntungkan
daripada
pemakaian aset tersebut.
Aset harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera dengan syarat-syarat
yang biasa dan secara umum diperlukan
dalam penjualan aset, dan penjualannya harus
sangat mungkin terjadi (highly probable). Agar
penjualan tersebut dapat dikatakan sangat
mungkin terjadi, pihak manajemen harus
berkomitmen terhadap rencana penjualan
aset.
Aset tetap yang tersedia untuk dijual , perlakuan:
• diakui pada saat dilakukan penghentian operasi;
• diukur sebesar nilai yang lebih rendah dari jumlah
tercatatnya dibandingkan nilai wajar setelah dikurangi
dengan biaya-biaya penjualan aset tersebut;
• disajikan sebagai aset tersedia untuk dijual, jika jumlah
tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi penjualan
dari penggunaan lebih lanjut;
• diungkapkan dalam laporan keuangan dalam rangka
evaluasi dampak penghentian operasi dan pelepasan
aset (aset tidak lancar)
Entitas yang berkomitmen dalam rencana
penjualan yang mengakibatkan kehilangan
pengendalian atas entitas anak harus
mengklasifikasikan seluruh aset dan liabilitas
atas entitas anak tersebut sebagai dimiliki
untuk dijual
Jika terjadi penundaan penyelesaian
penjualan yang disebabkan oleh peristiwa
diluar kendali entitas tidak akan menghalangi
pengklasifikasian suatu aset sebagai dimiliki
untuk dijual asalkan entitas tersebut tetap
berkomitmen dalam penjualan aset.
Ketika entitas memperoleh aset tidak lancar
secara khusus dan bertujuan untuk
melepaskan kembali aset tersebut, maka aset
tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset
dimiliki untuk dijual pada tanggal
perolehannya.
Entitas harus mengakui rugi penurunan nilai
atas penurunan ke nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual aset, sepanjang kerugian
penurunan nilai belum diakui.
Entitas harus mengakui laba atas peningkatan
nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual suatu aset, tetapi tidak boleh
melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang
telah diakui.
Jika laba atau rugi sebelumnya tidak diakui
pada tanggal penjualan aset tidak lancar maka
harus diakui pada tanggal
penghentianpengakuan.
Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual tidak mengalami
penyusutan.
Namun, bunga dan beban yang dapat
diatribusikan ke laibilitas dari kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual harus tetap diakui.
Dalam industri pertambanan terdapat empat
kegiatan usaha pokok:
Eksplorasi (exploration)
Pengembangan dan konstruksi (development
and construction)
Produksi (production)
pengolahan
Jenis-jenis biaya eksplorasi yang pokok adalah sbb:
Penyelidikan umum
biaya studi literatur
biaya perolehan data satelit dan foto udara
biaya pemetaan geologi
Perizinan dan administrasi
biaya perolehan kuasa pertambangan
biaya perolehan kontrak kerja karya
biaya perolehan kontrak karya
biaya pembebasan tanah
biaya administrasi eksplorasi
Geologi dan geo fisika
biaya side loking air radar
biaya geologi lapangan
biaya penyelidikan gravitasi
biaya penyelidikan magnetik
Pemboran eksplorasi
biaya persiapan lahan, termasuk biaya
pembuatan jalan masuk ke lokasi pemboran.
biaya pemboran, termasuk peralatan bor.
biaya mobilisasi dan demobilisasi
biaya logistik selama dilaksanakannya pemboran
Biaya yang timbul atas kegiatan eksplorasi dan evaluasi di suatu area of interest wajib dibebankan pada periode berjalan. Kecuali bilamana memenuhi salah satu dibawah ini:
a. Izin untuk melaksanakan eksplorasi di area of interest tersebut masih berlaku dan kegiatan eksplorasinya pada tanggal neraca belum selesai. Serta kegiatan eksplorasi yang berarti dalam area of interest masih terus berlangsung.
b. Izin untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di area of interest tersebut masih berlaku dan dapat dibuktikan bahwa biaya eksplorasi yang terjadi diharapkan dapat diperoleh kembali.
Biaya penyusutan aset tetap yang mendukung kegiatan eksplorasi dialokasikan sebagai bagian biaya eksplorasi
Biaya bunga yang terjadi karena pendanaan kegiatan eksplorasi ditangguhkan (selama biaya eksplorasinyapun dapat ditangguhkan) dengan mengacu pada PSAK No. 26 tentang biaya pinjaman.
Biaya umum dan administrasi yang berkaitan langsung dengan kegiatan eksplorasi ikut ditangguhkan sebagai bagian dari biaya eksplorasi yang ditangguhkan
Pendapatan lain-lain yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan eksplorasi dikurangkan dari biaya eksplorasi yang ditangguhkan
Jumlah biaya eksplorasi yang dibebankan
pada periode berjalan (diluar biaya
amortisasi atas biaya eksplorasi yang
ditangguhkan) disajikan secara tersendiri
dalam laporan Laba/rugi komprehensif
sebagai beban eksplorasi
Biaya yang ditangguhkan atas kegiatan
eksplorasi disajikan sebagai biaya eksplorasi
yang ditangguhkan
Jenis-jenis biaya pengembangan dan
konstruksi yang pokok adalah sbb:
Biaya pengembangan
biaya administrasi: pengurusan perizinan,
pembebasan tanah.
biaya pembersihan lahan
biaya pembukaan tambang
Biaya konstruksi
biaya pembuatan prasarana
biaya pembuatan atau pengadaan bangunan
Biaya yang terjadi atas kegiatan pengembangan suatu area of interest tertentu baik langsung maupun tidak langsung ditangguhkan pembebananya sebagai biaya pengembangan yang ditanggunhkan.
Biaya penyusutan aset tetap yang dipergunakan dalam melaksanakan kegiatan pengambangan ditanggukan sebagai bagian dari biaya pengembangan yang ditangguhkan
Biaya umum dan administrasi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pengembangan ditangguhkan sebagai bagian dari biaya pengembangan yang ditangguhkan.
Sedangkan biaya umum dan administrasi yang tidak berkaitan langsung denan kegiatan pengembangan harus diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan
Pada saat dimulainya produksi suatu area of interest, akumulasi biaya pengembangan yang ditangguhkan dan akumulasi biaya eksplorasi yang ditangguhkan atas area of interest yang sama dijumlahkan, dan penjumlahan biaya tersebut diamortisasi, biaya amortisasi dibebankan sebagai biaya produksi.
Biaya pengembangan yang ditangguhkan
disajikan dalam Laporan posisi keuangan
(Neraca) secara bersama-sama dengan biaya
eksplorasi yang ditangguhkan (atas kegiatan
eksplorasi yang sudah menemukan cadangan
bukti), sebagai biaya eksplorasi dan
pengembangan yang ditangguhkan.
Untuk periode akuntansi dimana produksi
komersial telah dimulai, biaya eksplorasi dan
pengembangan yang ditangguhkan disajikan
sebesar jumlah netto nya.
Jenis-jenis biaya penambangan yang pokok baik yang berhubungan dengan kegiatan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan produksi adalah sbb:
Pengupasan lapisan tanah selama masa produksi
biaya pengupasan tanah
biaya penyediaan lahan untuk penimbunan tanah
biaya penimbunan tanah hasil pengupasan
Pengambilan bahan galian
biaya penggalian
biaya penyemprotan
biaya pengerukan
Pencucian bahan galian
biaya pembersihan dan pemisahan bahan
galian utama dari bahan galian berikutnya
Pengangkutan bahan galian
biaya yang terjadi untuk mengangkut bahan
galian tambang umum dari lokasi
penambangan ke stasiun pengumpul
Pengelolaan lingkungan hidup
merupakan biaya untuk pengelolaan
lingkungan hidup
Semua biaya yang terjadi sehubungan dengan produksi dicatat sebagai barang dalam proses produksi
Beban pokok produksi meliputi biaya produksi dengan memperhitungkan saldo awal dan akhir barang dalam proses produksi
Beban pokok persediaan per unit dihitung dengan menggunakan metode rata-rata atau masuk pertama keluar pertama (fifo)
Persediaan meliputi persediaan dalam proses produksi, barang jadi, dan persediaan bahan penunjang.
Persediaan dinyatakan dalam Laporan Posisi
Keuangan (Neraca) sebesar harga yang
terendah antara harga perolehan dengan
harga pasar.
Perlakuan akuntansi:
Biaya pengadaan prasarana dikapitalisasikan
sebagai aset tetap dan disusutkan secara
sistematis berdasarkan umur ekonomisnya
Taksiran biaya untuk PLH yang timbul sebagai
akibat kegiatan produksi tambang
dibebankan sebagai biaya produksi dengan
mengkredit kewajiban PLH
Pembayaran atas kewajiban PLH selama
tahun berjalan dibukukan sebagai pengurang
taksiran kewajiban PLH
Taksiran kewajiban PLH disajikan dalam
laporan posisi keuangan (Neraca) sebesar
jumlah kewajiban yang telah di akru, setelah
dikurangi dengan jumlah pengeluaran yang
sesungguhnya terjadi.