LANDSKAP KOTA SIAK SRI INDRAPURA
A. SEJARAH
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik, yang
mengambil gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah)
dengan istrinya Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal
dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ.
Sebelum kerajaan Siak berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang
memerintah dan mengawasi daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan di angkat oleh Sultan Johor.
Namun hampir 100 tahun daerah ini tidak ada yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh
Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut. Pada awal tahun
1699 Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II mangkat dibunuh Magat Sri Rama,
istrinya yang bernama Encik Pong pada waktu itu sedang hamil dilarikan ke Singapura, terus ke
Jambi. Dalam perjalanan itu lahirlah Raja Kecik dan kemudian dibesarkan di Kerajaan
Pagaruyung Minangkabau. Sementara itu pucuk pimpinan Kerajaan Johor diduduki oleh Datuk
Bendahara tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.
Tahun 1717 Raja Kecik, yang kini sudah dewasa, berhasil merebut tahta Johor. Tetapi
tahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja Kecik yang
merupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah. Dalam merebut Kerajaan Johor ini, Tengku
Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang
mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua belah pihak, maka akhirnya masing-
masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan diri ke Pahang, dan Raja Kecik
mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri baru di pinggir Sungai Buantan
(anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak di Buantan. Namun, pusat
Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan. Pusat kerajaan kemudian selalu berpindah-pindah dari
kota Buantan pindah ke Mempura, pindah kemudian ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi
ke Mempura. Semasa pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil
Jalaluddin (1827-1864) pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya
menetap disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.
Pada masa Sultan ke-11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin
yang memerintah pada tahun 1889 ? 1908, dibangunlah istana yang megah terletak di kota Siak
1
dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889. Pada
masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang
ekonomi. Dan masa itu pula beliau berkesempatan melawat ke Eropa yaitu Jerman dan Belanda.
Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di
Batavia yaitu Tengku Sulung Syarif Kasim dan baru pada tahun 1915 beliau ditabalkan sebagai
Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan terakhir
terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II). Bersamaan dengan
diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah
putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke Jawa menemui Bung Karno dan
menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta
uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden. Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di
Jakarta. Baru pada tahun 1960 kembali ke Siak dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968. Beliau
tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku Agung maupun dari
Permaisuri Kedua Tengku Maharatu.
Pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar Kehormatan Kepahlawanan
sebagai seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Makam Sultan Syarif Kasim II terletak
di tengah Kota Siak Sri Indrapura tepatnya disamping Mesjid Sultan yaitu Mesjid Syahabuddin.
Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini merupakan Wilayah
Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi
Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya
Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999.
B. GEOGRAFIS DAN DERMOGRAFIS
Secara geografis Kabupaten Siak terletak pada koordinat 10 16’ 30” — 00 20’ 49”
Lintang Selatan dan 1000 54’ 21” 102° 10’ 59” Bujur Timur. Secara fisik geografls memiliki
kawasan pesisir pantai yang berhampiran dengan sejumlah negara tetangga dan masuk kedalam
daerah segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura.
Wilayah Kabupaten Siak mencakup areal seluas 8.556,09 km2 yang merupakan 9,05%
dari luas wilayah Propinsi Riau (94.561,60 km2). Pengamatan terhadap penggunaan lahan yang
ada menampakkan bahwa sebagian besar lahan di Kabupaten Siak merupakan hutan dengan luas
306.826 Ha atau 35,86% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Sedangkan selebihnya seluas
2
159.081 Ha (18,59%) berupa perkebunan, rawa, perkampungan, ladang/tegalan, sawah,
semak/rumput maupun kolam/empang. Sementara lahan yang sedang tidak diusahakan mencapai
luas 290.663 Ha (34%).
Bentang alam Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah di bagian Timur
dan sebagian dataran tinggi di sebelah barat. Pada umumnya struktur tanah terdiri dan tanah
podsolik merah kuning dan batuan dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus dalam
bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Lahan semacam ini subur untuk pengembangan pertanian,
perkebunan dan perikanan. Daerah mi beriklim tropis dengan suhu udara antara 25° -- 32°
Celsius, dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi.
Selain dikenal dengan Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak, daerah ini
juga terdapat banyak tasik atau danau yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Sungai Siak
sendiri terkenal sebagai sungai terdalam di tanah air, sehingga memiliki nilai ekonomis yang
tinggi, terutama sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Namun potensi banjir diperkirakan
juga terdapat pada daerah sepanjang Sungai Siak, karena morfologinya relatif datar. Selain
Sungai Siak, daerah ini juga dialiri sungai-sungai lain, yaitu: Sungai Mandau, Sungai Gasib,
Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, dan Sungai Bayam.
Sedangkan danau-danau yang tersebar di daerah ini adalah: Danau Ketialau, Danau Air Hitam,
Danau Besi, Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah,
Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa.
Berdasarkan perhitungan sikius hidrologi, 15% surplus air dan curah hujan rata-rata
bulanan menjadi aliran permukaan, maka memungkinkan terjadinya banjir musiman pada bulan-
bulan basah. Dan analisis data curah hujan diketahui bahwa bulan basah berlangsung pada bulan
Oktober hingga Desember, sedangkan bulan kering pada bulan Juni hingga Agustus. Distribusi
curah hujan semakin meninggi ke arah Pegunungan Bukit Barisan di bagian barat wilayah
Propinsi Riau.
3
Gambar 1. Peta Siak
C. WILAYAH ADMINISTRATIF
Kabupaten Siak mempunyai luas 8.556,09 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkalis
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru
Sebelah Timur dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Pelalawan
Sebelah Barat dengan Kabupaten Bengkalis
Kabupaten siak terbagi menjadi 14 kecamatan yang di sajikan dalam tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Nama-Nama Ibukota dan Luas Wilayah Kecamatan di kabupaten Siak
NO. KECAMATAN IBUKOTA
LUAS
WILAYAH
(KM2)
PERSENTASE
LUAS (%)
1 MINAS MINAS 346,35 4,05
2 KANDIS KANDIS 1.493,65 17,45
3 SIAK SIAK SRI INDRAPURA 894,17 10,45
4 SUNGAI APIT SUNGAI APIT 1.346,33 15,73
5 SUNGAI MANDAU MUARA KELANTAN 1.705,00 19,92
6 KERINCI KANAN KERINCI KANAN 128,66 1,50
7 LUBUK DALAM LUBUK DALAM 155,09 1,81
4
8 TUALANG PERAWANG 343,60 4,01
9 KOTO GASIB PANGKALAN PISANG 707,70 8,27
10 DAYUN DAYUN 232,24 2,71
11 BUNGA RAYA BUNGA RAYA 695,47 8,13
12 MEMPURA BENTENG HILIR 437,45 5,11
13 SABAK AUH BANDAR SUNGAI 73,38 0,86
14 PUSAKO DUSUN PUSAKA 47,442 0,60
TOTAL 8.556,09 100
Sumber: kantor badan promosi dan investasi Kabupaten Siak
D. LAMBANG DAERAH
Lambang Daerah Kabupaten Siak berbentuk Perisai berwarna hijau lumut didalamnya
terdiri dari: Bintang bersegi lima, berwarna kuning keemasan.
1. Istana Siak, berwarna kuning air.
2. Padi, berwarna kuning keemasan.
3. Kapas, berwarna hijau dan putih.
4. Roda pembangunan bersegi dua belas, berwarna hitam.
5. Gelombang dua bertindih, berwarna kuning keemasan dan hitam.
6. Pita, berwarna merah dengan tulisan "SIAK" berwarna putih.
a. Warna Lambang
Warna utama yang dipakai adalah: hijau lumut, merah darah burung dara, kuning
keemasan disamping sedikit mempergunakan warna hitam dan putih.
Hijau lumut melambangkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, adat istiadat dan
kesuburan.
Kuning keemasan perlambang kebesaran/keagungan dan kemuliaan serta keadilan.
Merah darah burung, melambangkan keberanian dan semangat di atas kebenaran dan
tanggung jawab.
Hitam putih dan warna-warni asli yang melambangkan keabadian.
b. Makna Lambang
1. Perisai, secara keseluruhan bermakna sebagai perlindungan pertahanan dan melindungi
masyarakat.
5
2. Bintang, melambangkan bahwa masyarakat Siak adalah masyarakat yang religius,
berKetuhanan Yang Maha Esa dan berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Istana Siak, berwarna kuning air melambangkan kebesaran dan kejayaan Kabupaten Siak.
4. Padi dan kapas, melambangkan kesejahteraan, meliputi antara lain: sandang, pangan,
papan, dll. merupakan standar kesejahteraan.
5. Roda Pembangunan Bergerigi Dua Belas Berwarna Hitam, melambangkan dinamika roda
pembangunan di segala bidang dan tanggal 12 Oktober 1999 resminya Siak menjadi
Kabupaten.
6. Gelombang Dua Bertindih, melambangkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Siak
yaitu: gelombang warna hitam melambangkan minyak bumi sebagai potensi
pertambangan. Gelombang berwarna kuning melambangkan minyak sawit sebagai
potensi perkebunan dan pertanian.
7. Pita, menyatakan/melambangkan dinamika Kabupaten Siak yang terus giat membangun.
8. Tulisan Siak Dengan Huruf Latin dan Huruf Melayu, menyatakan nama Kabupaten Siak.
9. Tiga Simpul Ikatan Padi dan Kapas, melambangkan Kabupaten Siak berangkat dari tiga
Kecamatan.
10. Warna Hijau Lumut, Kuning Keemasan dan Merah Darah Burung, adalah warna
tradisonal khas Melayu Riau.
Gambar 2. Lambang Kabupaten Siak
6
E. SUMBER DAYA ALAM
1. Sumber Daya Lahan
Data lahan yang ada di Kabupaten Siak pada tahun 2004 menunjukkan bahwa
penggunaan lahan yang terbesar di Kabupaten Siak adalah penggunaan lain-lain seluas
231.152,45 hektar atau sekitar 33,7% dan seluruh lahan yang ada. Selanjutnya seluas 158.339,08
hektar atau sekitar 23,1% berupa hutan negara, 143.375,85 hektar atau sekitar 20,9% untuk
perkebunan, dan seluas 133.022,95 hektar atau sekitar 19,4% sementara tidak diusahakan.
Potensi gambut di Kabupaten Siak ini mempunyai wilayah yang cukup luas daerah
penyebarannya. Penyebaran lahan gambut ini menempati satuan morfologi dataran rendah.
Daerah kawasan gambut terletak di sekitar daerah Libo ke arah utara dan barat, daerah sekitar
Lubuk Dalam ke arah timur hingga daerah Zamrud, daerah Kec, Sei Apit dan daerah Perawang.
Dengan melihat tataguna lahan ini perhatian perlu diberikan terhadap adanya rawa seluas
5.133 hektar (0,7%), tambak seluas 13,787 hektar (2%) dan kolam/empang seluas 499,83 hektar
(0,1%). Mengingat luasnya lahan gambut maupun pengaruh air asin yang ada, tidak semua
wilayah yang ada dapat dimanfaatkan bagi kegiatan pembangunan.
Kawasan lahan budidaya yang ada di Kabupaten Siak meliputi:
a. Kawasan hutan Produksi
Saat ini kawasan hutan produksi di Kabupaten Siak termasuk ke dalam pengelolaan KPH
Kabupaten Siak dan dimanfaatkan untuk kegiatan HPH seluas 495.000 hektar. Bila dipandang
dan sisi penataan wang wilayah keberadaan perusahaan HPH dapat menimbulkan dampak pada
pertumbuhan ekonomi. Namun, proses penebangan kayu oleh perusahaan HPH senng kurang
memperhatikan aspek konservasi, sehingga pada tempat-tempat tertentu telah teijadi kerusakan
lingkungan hutan, diantaranya berupa hutan kritis.
b. Pertanian
Banyaknya dataran rendah di wilayah Kabupaten Siak sangat sesuai untuk budidaya
pertanian khususnya tanaman padi, tanaman palawija dan sayur-sayuran. Luas lahan sawah yang
dimiliki oleh kabupaten Siak pada tahun 2009 adalah seluas 8.499 ha. Dari jumlah tersebut yang
ditanami adalah seluas 7.781 ha, dan yang dipanen selama tahun 2009 seluas 8.014 (sebagian
areal dua kali tanam) dengan jumlah produksi sebesar 35.124 ton atau rata-rata 4,38 ton per ha.
Sedangkan untuk padi darat area yang ditanami adalah 440 ha yang dipanen seluas 246 Ha
dengan hasil sebesar 571 ton. Komoditi palawija yang dibudidayakan di Kabupaten Siak yang
7
cukup dominan antara lain jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang hijau dan kacang tanah,
Luas lahan yang diusahakan untuk produksi palawija selama tahun 2010 adalah sebagai berikut:
a) Tanaman Padi dan Palawija
Tabel Tanaman Padi dan Palawija Tahun 2010 Kabupaten Siak
No Komoditas Luas Lahan (ha)Luas Panen
(ha)
Fuso
(ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Ton/ha)
1 Padi 8,096.00 9,280.00 36.00 41,196.00 3.56
Padi Ladang 164.00 565.00 6.00 1,422.00 2.54
Padi Sawah 7,932.00 8,715.00 30.00 39,774.00 4.58
2 Jagung 349.00 253.00 92.00 36.00 0.22
3 Kedele 22.00 16.00 - 18.00 1.13
4 Kacang Tanah 107.00 113.00 - 108.00 0.96
5 Kacang Hijau 13.00 11.00 - 10.00 0.91
6 Ubi Kayu 270.00 354.00 4.00 4,045.00 11.56
7 Ubi Jalar 61.00 78.00 - 628.00 8.05
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010
Dari data tersebut mengindikasikan masih rendahnya produkstivitas tanaman padi dan
palawija. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan produktvitas melalui peningkatan penguasaan
teknologi dan managerial pada semua stakholders yang terlibat.
Tabel Tanaman Padi Tahun 2007- 2010 Kabupaten Siak
No TahunTanaman Padi
Luas Lahan (ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/ha)
1 2007 6,820.00 11,406.42 3.79
2 2008 8,118.00 30,257.59 1.48
3 2009 7,781.00 35,125.00 1.86
4 2010 8,096.00 41,196.00 3.56
Rata-Rata 7,703.75 29,496.25 2.67
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010
b) Tanaman Sayur Sayuran
8
Dari data tersebut menunjukkan masih tersedianya potensi peningkatan produkstivitas
komoditas sayuran. Upaya peningkatan produktvitas melalui peningkatan penguasaan teknologi
dan managerial para pelaksana.
Tabel Tanaman Sayur Sayuran Tahun 2010 Kabupaten Siak
No KomoditasLuas Lahan
(ha)Luas Panen
(ha)Fuso (ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ton/ha)
1 Kacang Panjang 199.00 193.00 6.00 509.00 2.722 Cabe Besar 183.00 157.00 26.00 705.00 5.383 Cabe Rawit 59.00 68.00 -9.00 176.00 2.294 Terung 95.00 95.00 0.00 676.00 7.125 Ketimun 123.00 123.00 0.00 1,703.00 13.856 Kangkung 142.00 146.00 -4.00 990.00 6.607 Bayam 138.00 131.00 7.00 250.00 2.02
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010
Sedangkan tanaman sayuran yang dibudidayakan antara lain kacang panjang, cabe,
tomat, buncis, terong , ketimun bayam,labu siam dan kangkung. Perkembangan produksi sayuran
di Kabupaten Siak dapat dilihat pada tabel Tabel. di bawah ini:
Tabel Tanaman Sayur Sayuran Tahun 2007- 2010 Kabupaten Siak
No. Tahun Tananaman Sayuran Luas Lahan (ha) Produksi (ton)
1 2007 971,95 5.503,882 2008 1.489,59 8.672,223 2009 1.578,90 8.815,074 2010 939 5.008Rata – rata 3,260,44 22,991,17Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010
Dari tabel diatas tampak bahwa luas lahan komoditas sayuran tahun dari 2007-2009 terus
mengalami kenaikan, sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan, demikian juga dengan
hasil produksinya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Siak masih
9
memanfaatkan sebagian potensi yang ada. Dengan masih banyaknya lahan yang tersedia,
diharapkan luas tanam palawija maupun sayur-sayuran dapat ditingkatkan, sehingga mampu
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dijual di sekitar Kabupaten Siak.
c) Tanaman Buah-Buahan
Dari tabel berikut tampak bahwa luas lahan komoditas buah-buahan pada tahun 2010
mengalami penurunan, demikian juga dengan hasil produksinya. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Kabupaten Siak masih memanfaatkan sebagian potensi yang ada. Dengan masih
tersedianya lahan diharapkan luas tanaman buah-buahan dapat ditingkatkan. Berikut luas
tanaman, produksi dan produktivitas buah-buaha di Kabupaten Siak.
Tabel Tanaman Buah-Buahan Tahun 2010 Kabupaten Siak
No KomoditasLuas Tanam Baru
(ha)Luas Panen
(ha)Produksi
(Ton)Produktivitas
(Ton/ha)1 Alpukat 10.00 39.00 79.00 2.032 Belimbing 4.00 71.00 301.00 4.243 Duku 140.00 16.00 33.00 2.064 Durian 51.00 77.00 202.00 2.625 Jambu Biji 29.00 128.00 1,740.00 13.596 Jambu Air 14.00 82.00 217.00 2.657 Jeruk Besar 6.00 25.00 326.00 13.048 Mangga 29.00 137.00 364.00 2.669 Manggis 3.00 34.00 61.00 1.7910 Nangka 34.00 426.00 1,714.00 4.0211 Rambutan 84.00 180.00 1,101.00 6.1212 Salak 20.00 50.00 693.00 13.8613 Sawo 7.00 43.00 101.00 2.3514 Sukun 3.00 26.00 70.00 2.6915 Jeruk Siam 2.00 72.00 939.00 13.04
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010
c. Perkebunan
a) Tanaman Perkebunan
10
Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting didalam pengembangan sektor
pertanian di Kabupaten Siak. Sektor perkebunan ini telah memberikan dampak positif bagi
kesejahteraan masyarakat terutama dengan dibangunanya perkebunan pola PIR. Dengan pola ini
masyarakat diikutsertakan sebagai pemilik sekaligus pengelola lahan sawit, dengan demikian
masyarakat memperoleh hasil yang lebih baik dari perkebunan yang ada dibandingkan dengan
jika masyarakat hanya bertindak sebagai tenaga kerja di perkebunan khususnya pada perkebunan
kelapa sawit. Disamping kelapa sawit, juga terdapat komoditi perkebunan lainnya seperti karet,
kelapa dan kopi. Ketiga komoditi tersebut memang memiliki kontribusi dalam perekonomian
Kabupaten Siak walaupun lebih kecil, namun merupakan perkebunan alternatif yang bagi
masyarakat, jika dikelola dengan baik tentunya akan memberikan kontribusi yang lebih baik.
Luas areal, produksi dan produktivitas kelapa sawit dan komoditas lainnya di Kabupaten Siak
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Tanaman Perkebunan 2010 Kabupaten Siak
Jenis TanamanLuas Areal Produktivitas
(Ton/Ha)
Produksi
(Ton)TBM TM TTR Jumlah
Kelapa 403,54 1.095,77 147,10 1.606,41 1,55 1.696,21
Karet 2.908,65 9.924,20 781,60 13.614,45 1,02 10.153,55
Kopi 11,05 77,60 42,00 130,65 0,90 69,81
Sagu 2.170,55 1.286,95 - 3.457,50 0,80 1.025.202,50
Kakao 21,50 22,75 7,00 51,25 3,00 68,25
Pinang 81,05 119,87 0,40 201,32 0,41 49,68
Sawit 50.048,71 182.660,30 149,10 232.858,11 19,50 3.537.220,00
TBM:Tanaman Belum Menghasilkan; TM: Tanaman Menghasilkan; TTR: Tanaman Tua Rusak
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa distribusi keluasan perkebunan
yang terdapat di daerah ini di dominasi oleh perkebunan kelapa sawit dan karet. Dimana
keluasan tanaman kelapa sawit hingga tahun 2010 mencapai 232.858,11 hektar dan karet seluas
11
13.614,45 hektar. Peningkatan keluasan perkebunan kelapa sawit dan karet ini dipicu oleh harga
pasar international komoditas tersebut yang semakin tinggi akibat permintaan industri yang
banyak.
Tabel Luas Areal, Produktivitas dan Produksi Kelapa Sawit Tahun 2010
No. Kecamatan
Luas Areal
Produktivitas Produksi (Ton)TBM TM TTR Jumlah
1. Siak 1.793 605 0,00 2.398 12,00 7.260
2. Mempura 18 2.500 0,00 2.518 14,00 35.000
3. Bunga Raya 1.223 2.680 0,00 3.903 18,00 48.240
4. Sungai Apit 715,25 1.769 0,10 2.484,35 17,00 30.073
5. Sabak Auh 150 400 0,00 550 14,00 5.600
6. Dayun 4.685 19.878 0,00 24.563 22,00 437.136
7. Tualang 4.517 18.135,70 30 22.682,70 22,00 398.985,40
8. Sei Mandau 3.169,46 2.338,80 0,00 5.508,26 16,00 37.420,80
9. Kerinci Kanan 8.900 41.154 0,00 50.054 22,00 905.388
10. Kandis 15.558 29.292 29 44.879 25,00 732.300
11. Minas 7.080 38.524 90,00 45.694 25,00 963.100
12. Koto Gasib 1.686 12.141 0,00 13.827 26,00 315.666
13. Lubuk Dalam 187 9.862,80 0,00 10.049,80 23,00 226.844,40
14. Pusako 367 3.380 0,00 3.747 17,00 57.460
Jumlah dan rata-rata 50.048,71 182.660,30 149,10 232.858,11 19,50 3,537.22
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
Tabel Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2007- 2010 Kabupaten Siak
No. Tahun Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit
Luas Lahan Produksi (ton) Produktivitas
12
(ha) (ton/ha)
1 2007 135.238,12 2,134,867.32 18,86
2 2008 159.471,00 2,961,368.00 19,85
3 2009 186.819,09 3,380,303.99 19,50
4 2010 232.858,11 3,537,220.00 19,50
Rata – rata 19,43
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa produktivitas perkebunan kelapa
sawit yang di daerah ini relatif lebih tinggi. Kondisi ini merupakan indikasi yang adanya
manajemen perkebunan kelapa sawit yang lebih baik dan umur tanaman yang sudah tua serta
keluasan perkebunan kelapa sawit yang didominasi oleh perusahaan perkebunan baik
perkebunan negara maupun swasta. Namun demikian upaya peningkatan produktivitas terus
harus dilakukan dengan menyusun database perkebunan sesuai dengan umur tanaman dan daya
dukung lahan dalam rangka memudahkan dalam perencanaan peningkatan produktivitas melalui
pemberian nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhan umur tanaman, jenis tanah dan penanaman
kembali bagi tanaman tua dengan menggunakan bibit bersertifikat.
d. Peternakan
dibidang peternakan pembangunan sub sektor peternakan dan perikanan untuk
meningkatkan populasi dan produksi ternak dan perikanan dalam usaha memperbaiki gizi
masyarakat di samping meningkatkan pendapatan peternakan. Upaya perbaikan gizi dan
peningkatan pendapatan masyarakat di sub sektor peternakan, maka peningkatan produktivitas
hasil ternak harus terus dilakukan dengan pengembangan teknologi peternakan. Produktivitas
masing-masing komoditas ternak dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Peternakan Tahun 2010 Kabupaten Siak
No Komoditas Jumlah Ekor Total Ekor Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/ekor)
13
1 Sapi 15,599.00 15,599.00 308.00 19.74
2 Kerbau 521.00 521.00 28.03 53.80
3 Kambing 15,858.00 15,858.00 132.00 8.32
4 Domba 223.00 223.00 3.84 17.22
5 Babi 2,247.00 2,247.00 10.39 4.62
6 Ayam Buras 95,739.00 95,739.00 18.92 0.20
7 Ayam Pedaging 92,474.00 92,474.00 636.64 6.88
8 Ayam Petelur - - 38.08 -
9 Itik 12,609.00 12,609.00 65.19 5.17
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010.
Tabel Peternakan Tahun 2007- 2010 Kabupaten Siak
No. TahunPeternakan (Ayam Kampung, Ras dan Itik)
Jumlah (ekor) Produksi (ton)
1 2007 323.731 653.839
2 2008 323.731 653.839
3 2009 323.731 653.839
4 2010 200.822 653.839
Rata – rata 293.004 653.839
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010.
e. Perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Siak pada umumnya di dominasi oleh perikanan darat
yang diperoleh dari perairan umum, Kolam rakyat, kolam pertenakan dan pola mina padi dengan
14
luas areal pengembangan perikanan adalah 494,719 M2. Produksi dan produktivitas perikanan
darat pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Perikanan Tahun 2010 Kabupaten Siak
No Komoditas Benih Ikan Tebar Produksi (Kg) Produktivitas (Kg/M2)
1 Nila 2,125,980.00 91,525.00 0.04
2 Lele 3,706,298.00 333,534.00 0.09
3 Gurami 464,948.00 28,482.00 0.06
4 Patin 710,906.00 36,584.00 0.05
5 Bawal 289,010.00 17,967.00 0.06
6 Mas 396,285.00 39,634.00 0.10
7 Lainnya 5,000.00 - -
Tabel Perikanan Tahun 2007- 2010 Kabupaten Siak
TahunProduksi Perikanan darat
Ikan Mas Ikan Nila Gurami Lele Dumbo Patin Jumlah
2007 8.682 15.122 12.252 19.652 17.699 73.353
2008 8.788 16.223 12.670 19.785 17.870 75.336
2009 8.900 17.896 11.807 21.660 18.098 78.361
2010 39.634 91.525 28.482 333.534 36.584 529,759
Rata-rata 16,501 35,191 17,513 124,323 24,127 189,202
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, 2010.
Produksi perikanan darat diperoleh dari perairan umum, kolam rakyat, kolam pertenakan
dan pola mina padi. Dalam 4 tahun terakhir, produksi perikanan kolam pertenakan mengalami
peningkatan secara terus menerus. Pertambahan yang paling besar terjadi pada tahun 2007
dengan peningkatan produksi sebesar 73.353 kg. Jenis Ikan Lelea paling banyak peningkatan
15
produksinya dalam tahun 2010 menjadi 333.534 kg. Namun demikian produktivitas perikanan
didaerah ini masih rendah oleh karena itu upaya peningkatan harus dilakukan dengan
pengelolaan perikanan yang mengarah pada pendekatan agribisnis. Secara keseluruhan produksi
sektor perikanan pada tahun 2010 mencapai 529,759 kg.
2. SUMBER DAYA MINERAL
Kabupaten Siak memiliki potensi sumber daya mineral berupa minyak dan gas bumi.
Lapangan Minyak dan gas bumi pada cekungan Sumatera Tengah umumnya terperangkap dalam
struktur lipatan antiklin. Formasi Sihapas yang umumnya tersusun atas batu pasir deltaic,
merupakan reservoir utama dan tertutup oleh lapisan lempung dan serpih dan formasi Telisa.
Diyakini minyak bumi tersebut merupakan migrasi dan formasi Bangko. Selain minyak bumi,
gas juga ditemukan pada formasi Sihapas dan dalam jumlah yang besar ditemukan pada
lapangan Libo dan Talas. (Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Siak, Tahun 2002-
2011).
Lapangan minyak utama pada cekungan Sumatera Tengah ini adalah lapangan Minas,
yang ditemukan pada tahun 1944 oleh tentara Jepang dan berproduksi pertama kali pada tahun
1952 dengan total cadangan diperkirakan mencapai 2 milyar barrel. Zona produksi ini
diperkirakan 28 km x 10 km dengan kedalaman 2000 ft - 2600 ft. Jumlah sumur produksi sekitar
345 sumur, termasuk 8 sumur kering dan 47 sumur injeksi air. Total produksi lapangan ini
mencapai 350.000 barrel per hari.
3. SUMBER DAYA AIR
Sumber Daya Air permukaan terdiri dari dua sumber utama yaitu sungai dan rawa.
Sungai Siak merupakan sungai utama di daerah ini dengan debit aliran bulanan rata-rata 123
m3/detik padan bulan kering dan rata-rata 575 m3/detik pada bulan basah. Aliran sungai ini
sangat dipengaruhi oleh gerak pasang naik dan pasang surut air laut. Waktu antara pasang naik
maksimum dan pasang surut minimum adalah 7,5 jam. Sedangkan selang antara pasang surut
minimum ke pasang naik maksimum adalah 4 jam. Fluktuasi rata-rata muka air sungai Siak ini
adalah 1493 mm.
Air rawa tersebar di utara dan timur pada daerah ini yang merupakan dataran banjir
Sungai Siak. Kedalaman rawa bervariasi antara 1 – 1,5 meter, berada pada lapisan lempung
16
bercampur gambut. Kualitas air permukaan yang berasal dari Sungai Siak memiliki kualitas jelek
dengan kandungan beberapa unsur (sodium, nitrat silikat dan zat organik) relatif tinggi dibanding
baku mutu air minum dan pH relatif rendah. Secara visual air yang berasal dari Sungai Siak ini
keruh berwarna coklat dan berbau. Apabila air permukaan ini akan digunakan sebagai sumber air
baku, diperlukan unit pengolahan air yang lengkap.
Air rawa secara visual berwarna coklat dan kandungan unsur-unsur mineral sangat
rendah. Air tanah dangkal secara visual terlihat keruh berwarna coklat kehitaman dan secara
laboratorium terlihat panyak mengandung unsur-unsur Na, SO4, CO3, HCO3 serta zat organik
(bakteri colliform) yang relatif sangat tinggi dibandingkan mutu air baku. Sedangkan air tanah
dalam (artesis) hampir sama kualitasnya dengan air tanah dangkal. Kandungan unsur-unsur
Sodium (Na) dan karbonat (CO3) masih relatif lebih tinggi dari standar kualitas air minium.
F. TOPOGRAFI WILAYAH
Kabupaten Siak mempunyai topografi wilayah berupa pantai dan dataran dengan
ketinggian tanah bervariasi antara 2,0-8,4 meter dari permukaan laut. Kecamatan Siak
merupakan wilayah pantai yang berada di bagian timur kabupaten dengan kemiringan tanah
antara 0-2%. Sementara Kecamatan Minas merupakan kecamatan yang berada di wilayah bagian
barat dengan ketinggian 8,4 meter di atas permukaan laut yang sebagian wilayahnya mempunyai
sifat berbukit dengan kemiringan lebih dari 40% dan sebagian lainnya memiliki kelerengan lebih
dari 2%. Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, Kabupaten Siak tergolong dalan tipe afa, yakni
iklim tipe hujan hutan tropis. Curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara 2.441-2.520 mm.
Suhu udara rata-rata tahunan sebesar 25,90C dengan kisaran 22,60C-31,30C. Pola penyebaran
hujan bersifat bimodal, dengan puncak curah hujan terjadi pada bulan April dan Oktober, serta
bulan kering pada bulan Februari dan bulan Juli.
Lebih dari setengah luas wilayah Kabupaten Siak merupakan lahan gambut. Kecamatan
Siak dan Kecamatan Sungai Apit merupakan kecamatan yang memiliki wilayah dengan tekstur
tanah sedang. Jenis tanah di wilayah Kabupaten Siak menunjukkan jenis tanah organosol dan
humus. Jenis tersebut dapat ditemukan di seluruh wilayah kecamatan dan sebagian berupa jenis
tanah podsolik merah kuning terdapat di Kecamatan Siak.
G. PARIWASATA
17
Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata,
pengusahaan, obyek dan daya tarik wisata, serta usaha lainnya yang terkait. Kepariwisataan pada
hakekatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik
wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan
fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala.
Pengembangan obyek dan daya tarik wisata, apabila dipadukan dengan pengembangan usaha
jasa dan akomodasi dan transportasi wisata, akan berfungsi meningkatkan daya tarik bagi
berkembangnya obyek dan daya tarik wisata baru.
Potensi obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Siak terkenal dengan sumber daya
alam dan daya tarik wisata budaya. Potensi-potensi wisata di Kabupaten Siak antara lain meliputi
Istana Assyiriah Hasyimiah Sultan Siak, Balai Kerapatan Tinggi, Mesjid Sultan (Mesjid Raya),
Makam Sultan Syarif Kassim V, Makam Koto Tinggi, Kapal Kato, Bangunan Peninggalan
Belanda, Makam Marhum Buantan, Hutan Wisata Sultan Syarif Kassim II dan Danau Zamrud.
Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura terletak di Kota Siak Sri Indrapura dan merupakan
tempat tinggal Sultan Syarif Kassim II. Istana Kerajaan Siak bernama Astanah Asserayah
Hasyimiyah merupakan bangunan bergaya arsitektur kombinasi Eropa, Arab, dan India yang
hingga saat ini masih terawat dengan baik. Daya tarik obyek wisata Istana Kerajaan Siak adalah
berbagai benda peninggalan sejarah yang dimiliki oleh dinasti 12 raja Siak sejak dua abad yang
lalu. Kapal Kato ini merupakan kapal yang selalu dipergunakan oleh Sultan meninjau
wilayahnya, memiliki bobot 15 ton terbuat dari besi berlapis tembaga, panjangnya, 12 meter.
Hampir 52 tahun tenggelam di perairan Sungai Siak, sejak 29 Desember 1993 telah diangkat ke
darat dapat disaksikan di depan Istana Siak. Selain bangunan Istana Kerajaan Siak, terdapat
beberapa bangunan lain peninggalan masa pemerintahan Raja Siak berupa Balai Kerapatan,
Masjid Syahabudin dan Makam Raja Siak. Balai Kerapatan merupakan bangunan kuno yang
cukup antik, berjarak 150 meter dari Istana Siak. Bangunan ini dulunya digunakan oleh raja
sebagai tempat persidangan pelaku kejahatan. Sekitar 100 meter dari bangunan ini terdapat
masjid megah yang sebelumnya digunakan raja untuk melaksanakan sholat Jum’at. Sekitar
masjid ini terdapat Makam Raja-Raja Siak. Potensi wisata lain yang ada di Kecamatan Siak
adalah kain tenun Siak, kain tekad dan kerajinan sulaman. Hutan Wisata Syarif Kasim II
mempunyai luas wilayah 1.500 Ha. Hutan Wisata Sultan Syarif Kasim II mempunyai multi
fungsi yaitu sebagai hutan lindung, sebagai tempat rekreasi, dan sebagai camping ground, hiking,
18
rally dan lain-lainnya. Hutan Sultan Syarif Kasim II terletak di Kecamatan Minas, tepatnya pada
20 km jalan raya Pekanbaru - Minas. Obyek wisata ini diperuntukkan bagi pelestarian flora dan
fauna (akasia, meranti, punak kempas, harimau Sumatra, aneka burung) penelitian ilmiah dan
sebagai pembentuk paru-paru kota di sekitarnya dalam menangkal kemungkinan timbulnya
polusi akibat pertambangan minyak. Danau Zamrud meliputi Danau Bawah dan Danau Pulau
Besar terletak dekat lapangan minyak Zamrut Kecamatan Siak yang memiliki panorama indah
yang mengagumkan dan menarik. Di sekitar danau dilengkapi dengan hutan yang masih asli.
Kondisi danau dan hutan di sekitar danau berstatus suaka marga satwa yang luasnya mencapai
30.000 Ha, dan terdapat berbagai jenis satwa dan tumbuhan langka.
Hasil optimal yang dapat diperoleh dari upaya pengembangan pariwisata adalah
dukungan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai. Akomodasi di Kecamatan Siak
tercatat ada 5 buah dan 63 kamar tidur, serta 104 tempat tidur, dan di kecamatan Minas terdapat
satu akomodasi sedangkan jumlah kamar kurang lebih sebayak 20 kamar dan 40 tempat tidur.
Dengan demikian di Kabupaten Siak masih sangat membutuhkan penambahan fasilitas ini
sebagai kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata.
H. DESAIN LANSKAP
Untuk menciptakan Kota Siak yang asri dan nyaman, Pemerintah Kabupaten Siak
membuat beberapa Taman Kota dan Hutan Kota. Salah satu diantaranya adalah Taman Kota
Tengku Agung. Taman Kota Tengku Agung ini terletak dibawah Jembatan Siak, taman kota ini
memiliki luas 279.051 M2. Ditaman ini terdapat 2 (dua) jembatan dan taman bunga serta pohon
pelindung.
Selain itu tata kota siak banyak menempatkan gedung-gedung penting seperti kantor
pemerintahan di tepian sungai siak. Peninggalan sejarah yang ada di kabupaten inipun seperti
istana, makam raja-raja, dan gedung-gedungnya pun banyak yang ditempatkan di tepian sungai
siak.
Berikut ini saya lampirkan gambar-gambar taman kota dan istana siak (Asserayah
Hasyimiyah).
19
20
Taman kota siak
21
Istana Siak
22