Referat- Diabetes Mellitus Tipe 2 -
Disusun Oleh:Dwi Permana Putra, S.Ked (I 1011131066)
Krisnald Marino N. (I11109027)
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak dapat lagi memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau dapat juga disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh untuk merespon kerja insulin secara efektif
Definisi
Epidemiologi
Etiologi Kelainan familial yang diturunkan
◦ Kerusakan pada materi genetik yang menyebabkan resistensi insulin dan insufisiensi sekresi insulin
Obesitas◦ Peningkatan kadar sitokin proinflamasi yang
diperkirakan menyebabkan resistensi insulin
Etiologi dan Faktor Resiko
Umur lebih dari 45 tahun Berat badan lebih dari 120% berat badan ideal Riwayat DM pada keluarga derajat pertama Riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) Hipertensi (>140/90 mmHg) atau dislipidemia
(kolesterol HDL < 40 mg/dL atau kadar trigliserida > 150 mg/dL)
Riwayat diabetes gestasional atau melahirkan anak dengan berat badan lahir lebih dari 4 kg
Sindrom kista ovarium.
Etiologi dan Faktor Resiko (2)
Etiologi resistensi insulin hiperglikemia insufisiensi sekresi insulin relatif
Hiperglikemia glikosuria peningkatan tekanan osmotik poliuria
Poliuria dehidrasi polidipsia Glikosuria + resistensi insulin + insufisiensi
sekresi insulin relatif asupan kalori berkurang dan terbuang kelemahan, berat badan berkurang, dan polifagia
Patofisiologi
Insufisiensi sekresi insulin + hiperglikemia gangguan metabolisme hati peningkatan sintesis keton ketosis ketoasidosis metabolik
Resistensi insulin + hiperglikemia >600 mg/dL tekanan osmotik sangat meningkat dehidrasi hyperglicemia hyperosmolar state
Patofisiologi (2)
Hiperglikemia kronis menyebabkan:◦ Penimbunan glikoprotein pada sel-sel: retinopati
dan nefropati diabetik◦ Aterosklerosis: PJK, CVD, Ulkus Diabetik◦ Gangguan metabolisme jalur poliol (glukosa
sorbitol fruktosa): neuropati diabetik dan katarak diabetik
Patofisiologi (3)
Gejala Klinis
• Penderita sering mengeluh lemah, kadang-kadang terasa kesemutan atau rasa baal serta gatal yang kronis
• Penderita pada umumnya mengalami poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan)
• Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan• Selain itu penderita merasa sangat haus, kehilangan
energi, rasa lemas dan cepat lelah• Keadaan lanjut mungkin terjadi penurunan
ketajaman penglihatan
•Pasien yang menunjukkan gejala atau tanda DM
•Keluhan seperti Poliuria, Polidipsia, Polifagia dan Penurunan Berat Badan tanpa sebab yang jelas
Uji Diagnostik
•Untuk mengidentifikasi pasien pasien yang tidak bergejala beresiko DM
•Untuk menemukan pasien dengan DM, TGT, dan GDPT
Uji Penyaring
Diagnosis
Cara Pelaksanaan TTGO (Perkeni, 2002)
• 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan makan seperti biasa (karbohidrat cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan
• Puasa paling sedikit 8 jam mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula diperbolehkan
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa• Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75
gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 15 menit
• Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai
• Diperiksa kadar glukosa darah dua jam sesudah beban glukosa• Selama proses pemeriksaan subyek yang dipeiksa tetap
istirahat dan tidak merokok
Indikasi Pemeriksaan Penyaring
• Aktivitas fisik kurang• Riwayat keluarga mengidap DM pada turunan pertama (first degree
relative)• Masuk kelompok etnik risiko tinggi (African American, Latino, Native
American, Asian American, Pasific Islander)• Wanita dengan riwayat melahirkan bayi dengan berat > 4000 gram
atau riwayat DM gestasional (DMG) • Hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi
obat anti hipertensi• Kolesterol HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL• Wanita dengan sindrom polikistik ovarium• Riwayat Toleransi glukosa terganggu (TGT) atau Glukosa darah puasa
terganggu (GDPT)• Keadaan lain yang berhubungan dengan resistensi insulin (obesitas,
akantosis nigrikans)• Riwayat penyakit kardiovaskular
Komplikasi Metabolik Akut Komplikasi Jangka Panjang Kerentanan Infeksi
Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi Metabolik AkutKetoasidosis Metabolik
Tanda dehidrasi◦ Takikardia dengan
pulsasi lemah◦ Kulit dan lidah kering◦ Hipotensi◦ Peningkatan capillary
refill time
Tanda asidosis◦ Pernafasan dalam dan
cepat (Kussmaul)◦ Nyeri perut◦ Gangguan kesadaran◦ Mual dan muntah
Tanda hiperglikemia◦ Poliuria◦ Polidipsia◦ Rasa haus◦ Nokturia
Hyperglicemic Hyperosmolar State (HHS)
Glukosa darah sewaktu 600 mg/dL atau lebih Osmolalitas serum efektif 320 mOsm/kg atau
lebih Dehidrasi nyata Kadar pH serum lebih dari 7,30 Kadar serum bikarbonat lebih dari 15 mEq/L Ketonuria minimal atau ketonemia ringan atau
tidak ada ketonemia Gangguan kesadaran
Komplikasi Metabolik Akut
Komplikasi Metabolik AkutHipoglikemia
Berkeringat Tremor Takikardia Kecemasan Sensasi lapar
Kelemahan Sakit kepala seperti
berputar Gangguan kesadaran Koma
Lesi Mikrovaskular Lesi Makrovaskular Neuropati Diabetik Katarak Diabetik
Komplikasi Jangka Panjang
Lesi MikrovaskularRetinopati Diabetik
Proliferatif Ringan : ditandai
dengan setidaknya 1 mikroaneurisma
Sedang : terdapat mikroaneurisma, hemoragi, dan hard exudates
Berat : terdapat hemoragi dan mikroaneurisma pada 4 kuadran, pembengkakan vena pada minimal 2 kuadran, dan abnormalitas mikrovaskular intraretinal pada setidaknya 1 kuadran
Terdapat neovaskularisasi (tanda utama)
Hemoragi preretinal Hemoragi vitreus Proliferasi jaringan
fibrovaskular Detachment retina
traksional Edema makular.
Non-Proliferatif
Nefropati Diabetik Albuminuria persisten (>300 mg/hari atau
> 200 µg/menit) yang dipastikan pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak waktu 3-6 bulan
Penurunan progresif GFR Peningkatan tekanan darah
Lesi Mikrovaskular
Peningkatan resiko PJK dan CVD Ulkus diabetikum
◦ Sering pada kaki◦ Neuropati + Gangguan aliran darah + gangguan
sistem imun
Lesi Makrovaskular
Sensorik : penurunan sensasi dengan distribusi stocking-and-glove.
Motorik : kelemahan pada daerah distal, proksimal, atau fokal, dan biasanya muncul bersamaan dengan gejala sensorik (neuropati sensorimotor)
Otonom : neuropati yang dapat mempengaruhi kardiovaskular, gastrointestinal, dan genitourinaria dan kelenjar keringat
Neuropati Diabetik
Pandangan kabur Penurunan visus progresif Kebutaan Sering bersamaan dengan katarak senilis
Katarak Diabetik
Disfungsi imun (kerusakan fungsi neutrofil, penekanan sistem antioksidan, dan gangguan fungsi imunitas humoral)
Mikro dan makroangiopati Neuropati Penurunan fungsi antibakterial pada urin Dismotilitas sistem gastrointestinal dan
urinaria Banyaknya intervensi medis pada pasien
DM.
Kerentanan Infeksi
Terima Kasih