8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
1/18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Aatomi Paru Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh struktur tulang selangka.
Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut diafragma. Berat paru-paru kanan
sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri sekitar 560 gram. asing-masing paru-paru
dipisahkan satu sama lain oleh !antung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain
di dalam rongga dada. "elaput #ang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-paru terbenam
bebas dalam rongga pleuran#a sendiri. Paru-paru dibungkus oleh selaput #ang bernama pleura.
Pleura dibagi men!adi dua #aitu$
Pleura %is&eral (selaput dada pembungkus), #aitu selaput paru #ang langsung membungkus paru.
Pleura parietal, #aitu selaput #ang melapisi rongga dada luar.
'ntara kedua pleura ini terdapat ronggga (ka%um) #ang disebut ka%um pleura. Pada keadaan
normal, ka%um pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan !uga
terdapat sedikit &airan (eksudat) #ang berguna untuk memin#aki permukaan pleura, menghindari
gesekan antara paru-paru dan dinding dada seaktu ada gerakan bernafas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas tiga gelambir (lobus) #aitu
gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah (lobus medius), dan gelambir baah (lobus
inferior). "edangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir #aitu gelambir atas (lobus superior)dan gelambir baah (lobus inferior). iap-tiap lobus terdiri dari belahan #ang lebih ke&il
bernama segmen. Paru-paru kiri mempun#ai sepuluh segmen, #aitu lima buah segmen pada
lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempun#ai sepuluh
segmen, #aitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan
tiga buah segmen pada lobus inferior. iap-tiap segmen ini masih terbagi lagi men!adi belahan-
belahan #ang bernama lobulus. *iantara lobulus satu dengan #ang lainn#a dibatasi oleh !aringan
ikat #ang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkeolus. *i dalam lobulus, bronkeolus ini ber&abang-&abang #ang disebut duktus al%eolus.
iap-tiap duktus al%eolus berakhir pada al%eolus #ang diametern#a antara 0,2 + 0, mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh #ang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung
haa, al%eoli, atau al%eolus). Pada gelembung inilah ter!adi pertukaran udara di dalam darah,
2 masuk ke dalam darah dan 2 dikeluarkan dari darah. /elembung al%eoli ini terdiri dari
sel-sel epitel dan endotel. ika dibentangkan luas permukaann#a 1 0m2. Ban#akn#a gelembung
paru-paru ini kurang lebih 300!uta buah. 4kurann#a ber%ariasi, tergantung lokasi anatomisn#a,
semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran al%eolus akan semakin besar. 'da dua tipe
1
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
2/18
sel epitel al%eolus. ipe berukuran besar, datar dan berbentuk skuamosa, bertanggung!aab
untuk pertukaran udara. "edangkan tipe , #aitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam
pertukaran udara. "el-sel tipe inilah #ang memproduksi surfaktan, #ang melapisi al%eolus dan
men&egah kolapn#a al%eolus.
2
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
3/18
2. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah pen#akit saluran napas baah (loer respirator# tra&t (R)) akut, biasan#a
disebabkan oleh infeksi (erem#, 2003). "ebenarn#a pneumonia bukan pen#akit tunggal.
Pen#ebabn#a bisa berma&am-ma&am dan diketahui ada sumber infeksi, dengan sumber utama
bakteri, %irus, mikroplasma, !amur, berbagai sen#aa kimia maupun partikel. Pen#akit ini dapatter!adi pada semua umur, alaupun manifestasi klinik terparah mun&ul pada anak, orang tua dan
penderita pen#akit kronis (7lin, 2008).
Pneumonia adalah inflamasi akut pada parenkim paru. nflamasi ini disebabkan oleh
sebagian besar oleh mikroorganisme (%irus atau bakteri) dan sebagian ke&il oleh hal lain sepertia
spirasi dan radiasi ("aid, 20089 "e&tish and Prober, 2003).
3. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai ma&am mikroorganisme #aitu bakteri, %irus, !amur,
dan proto:oa. abel 2.; memuat daftar mikroorganisme dan masalah patologis #ang
men#ebabkan pneumonia (erem#, 2003).
4. Klasifiasi Pneumonia
ipe pneumonia berdasarkan sumber kuman, #aitu$
- Pneumonia komuniti, pneumonia #ang didapat di mas#arakat (ommunit# '&
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
4/18
- Pneumonia muno&ompromised
>lasifikasi pneumonia berdasarkan pen#ebabn#a, #aitu$
- Pneumonia bakterial ? tipikal $
staph#lo&o&&us, strepto&o&&us, =emofilus influen:a, klebsiella,pseudomonas, dll
- Pneumonia atipi&al $ m#&oplasma, legionella, dan hlam#dia
- Pneumonia %irus
- Pneumonia !amur
>lasifikasi pneumonia berdasarkan predileksi, #aitu$
- Pneumonia lobaris,
Pneumonia lobaris adalah peradangan pada paru dimana proses peradangann#a ini
men#erang lobus paru.
- Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah nama #ang diberikan untuk sebuah inflamasi paru-paru #ang
biasan#a dimulai di bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis men!adi tersumbat
dengan eksudat mukopurulen membentuk ber&ak-ber&ak konsolidasi di lobulus #ang
bersebelahan. Pen#akit ini seringn#a bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran
nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan pen#akit #ang melemahkan sistem
pertahanan tubuh. Pada ba#i dan orang-orang #ang lemah, Pneumonia dapat mun&ulsebagai infeksi primer.
- Pneumonia interstitial
suatu proses inflansi #ang lebih atau han#a terbatas didalam al%eolus serta !aringan
interlobular.
4
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
5/18
!. E"i#emiologi
nsiden pen#akit ini pada negara berkembang hampir 0@ pada anak-anak di baah umur 5
tahun dengan resiko kematian #ang tinggi, sedangkan di 'merika pneumonia menun!ukkan
angka ;@ dari seluruh pen#akit infeksi pada anak di baah umur 2 tahun. >eban#akan kasus
pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada !uga se!umlah pen#ebab non infeksi
#ang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder
terhadap berbagai keadaan #ang melemahkan da#a tahan tubuh tetapi bisa !uga sebagai infeksiprimer #ang biasan#a kita !umpai pada anak-anak dan orang deasa.
*i seluruh dunia setiap tahun diperkirakan ter!adi lebih 2 !uta kematian balita karena pneumonia.
*i ndonesia menurut "ur%ei >esehatan Rumah angga tahun 200; kematian balita akibat
pneumonia 5 per ;000 balita per tahun. ni berarti baha pneumonia men#ebabkan kematian
lebih dari ;00.000 balita setiap tahun, atau hampir 00 balita setiap hari, atau ; balita setiap 5
menit
$. %ator&%ator 'ang (em"engaru)i Ter*a#in+a Pneumonia
*iketahui beberapa faktor #ang mempengaruhi ter!adin#a pneumonia #aitu$
a. ekanisme pertahanan paru
Paru berusaha untuk mengeluarkan berbagai mikroorganisme #ang terhirup seperti partikel debu
dan bahan-bahan lainn#a #ang terkumpul di dalam paru. Beberapa bentuk mekanisme ini antara
lain bentuk anatomis saluran napas, refleA batuk, sistem mukosilier, !uga sistem fagositosis #ang
dilakukan oleh sel-sel tertentu dengan memakan partikel-partikel #ag men&apai permukaan
5
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
6/18
al%eoli. Bila fungsi ini ber!alan baik, maka bahan infeksi #ang bersifat infeksius dapat
dikeluarkan dari saluran pernapasan, sehingga pada orang sehat tidak akan ter!adi infeksi serius..
nfeksi saluran napas berulang ter!adi akibat berbagai komponen sistem pertahanan paru #ang
tidak beker!a dengan baik.
2. >olonisasi bakteri di saluran pernapasan
4ni%ersitas "umatera 4tara*i dalam saluran napas atau &ukup ban#ak bakteri #ang bersifat
komnesal. Bila !umlah mereka semakin meningkat dan men&apai suatu konsentrasi #ang &ukup,
kuman ini kemudian masuk ke saluran napas baah dan paru, dan akibat kegagalan mekanisme
pembersihan saluran napas, keadaan ini bermanifestasi sebagai pen#akit. ikroorganisme #ang
tidak menempel pada permukaan mukosa saluran anaps akan ikut dengan sekresi saluran napas
dan terbaa bersama mekanisme pembersihan, sehingga tidak ter!adi kolonisasi.
. Pembersihan saluran napas terhadap bahan infeksius
"aluran napas baah dan paru berulangkali dimasuki oleh berbagai mikroorganisme dari saluran
napas atas, akan tetapi tidak menimbulkan sakit, ini menun!ukkan adan#a suatu mekanisme
pertahanan paru #ang efisien sehingga dapat men#apu bersih mikroorganisme sebelum mereka
bermultiplikasi dan menimbulkan pen#akit. Pertahanan paru terhadap bahanbahan berbaha#a dan
infeksius berupa refleA batuk, pen#empitan saluran napas, !uga dibantu oleh respon imunitas
humoral ("upandi, ;2).
,. Patofisiologi
ormaln#a, saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai parenkim paru. Paru-paru
dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme pertahanan anatomis dan mekanis, dan faktorimun lokal dan sistemik. ekanisme pertahanan aal berupa filtrasi bulu hidung, refleks batuk
dan mukosilier aparatus. ekanisme pertahanan lan!ut berupa sekresi g ' lokal dan respon
inflamasi #ang diperantarai leukosit, komplemen, sitokin, imunoglobulin, makrofag al%eolar, dan
imunitas #ang diperantarai sel.
nfeksi paru ter!adi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau bila %irulensi
organisme bertambah. 'gen infeksius masuk ke saluran nafas bagian baah melalui inhalasi
atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian atas, dan !arang melalui hematogen. Cirus
dapat meningkatkan kemungkinan ter!angkitn#a infeksi saluran nafas bagian baah dengan
mempengaruhi mekanisme pembersihan dan respon imun. *iperkirakan sekitar 25-35 @ anakdengan pneumonia bakteri didahului dengan infeksi %irus.
n%asi bakteri ke parenkim paru menimbulkan konsolidasi eksudatif !aringan ikat paru #ang bisa
lobular (bronkhopneumoni), lobar, atau intersisial. Pneumonia bakteri dimulai dengan ter!adin#a
hiperemi akibat pelebaran pembuluh darah, eksudasi &airan intra-al%eolar, penumpukan fibrin,
dan infiltrasi neutrofil, #ang dikenal dengan stadium hepatisasi merah. >onsolidasi !aringan
6
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
7/18
men#ebabkan penurunan&omplian&e paru dan kapasitas %ital. Peningkatan aliran darah #amg
meleati paru #ang terinfeksi men#ebabkan ter!adin#a pergeseran fisiologis (%entilation-
perfusion missmat&hing) #ang kemudian men#ebabkan ter!adin#a hipoksemia. "elan!utn#a
desaturasi oksigen men#ebabkan peningkatan ker!a !antung.
"tadium berikutn#a terutama diikuti dengan penumpukan fibrin dan disintegrasi progresif darisel-sel inflamasi (hepatisasi kelabu). Pada keban#akan kasus, resolusi konsolidasi ter!adi setelah
8-;0 hari dimana eksudat di&erna se&ara en:imatik untuk selan!utn#a direabsorbsi dan dan
dikeluarkan melalui batuk. 'pabila infeksi bakteri menetap dan meluas ke ka%itas pleura,
supurasi intrapleura men#ebabkan ter!adin#a emp#ema. Resolusi dari reaksi pleura dapat
berlangsung se&ara spontan, namun keban#akan men#ebabkan penebalan !aringan ikat dan
pembentukan perlekatan (Bennete, 20;).
"e&ara patologis, terdapat D stadium pneumonia, #aitu (Bradle# et.al., 20;;)$
;. "tadium (D-;2 !am pertama atau stadium kongesti)
*isebut hiperemia, menga&u pada respon peradangan permulaan #ang berlangsung pada daerah
baru #ang terinfeksi. =al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler
di tempat infeksi. =iperemia ini ter!adi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan &edera !aringan. ediator-mediator tersebut men&akup
histamin dan prostaglandin. *egranulasi sel mast !uga mengaktifkan !alur komplemen.
>omplemen beker!a sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos
%askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. =al ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga ter!adi pembengkakan dan edema antar
7
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
8/18
kapiler dan al%eolus. Penimbunan &airan di antara kapiler dan al%eolus meningkatkan !arak #ang
harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling
berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
2. "tadium (D8 !am berikutn#a)
*isebut hepatisasi merah, ter!adi seaktu al%eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin
#ang dihasilkan oleh pen!amu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. obus #ang terkena
men!adi padat oleh karena adan#a penumpukan leukosit, eritrosit dan &airan, sehingga arna
paru men!adi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al%eoli tidak ada
atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat
singkat, #aitu selama D8 !am.
. "tadium (-8 hari berikutn#a)
*isebut hepatisasi kelabu, #ang ter!adi seaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru
#ang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah #ang &edera dan
ter!adi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di al%eoli mulai diresorbsi, lobus masih
tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, arna merah men!adi pu&at kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
D. "tadium C (3-;; hari berikutn#a)
*isebut !uga stadium resolusi, #ang ter!adi seaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-
sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga !aringan kembali ke
strukturn#a semula.
-. Patogenesis
*alam keadaan sehat, tidak ter!adi pertumbuhan mikroorganisme di paru karena adan#a akti%itas
mekanisme pertahanan paru. 'pabila ter!adi ketidakseimbangan antara da#a tahan tubuh,
mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat berkembangbiak menimbulkan
pern#akit. ikroorganisme masuk saluran napas, dengan &ara$
- nokulasi langsung
- Pen#ebaran melalui pembuluh darah
- nhalasi bahan aerosol
- >olonisasi di permukaan mukosa
Bakteri masuk ke al%eoli men#ebabkan reaksi radang, sehingga timbullah edema di seluruh
al%eoli, infiltrasi sel-sel P (polimorfonu&lear), dan diapedesis eritrosit. "el-sel P
mendesak bakteri ke permukaan al%eoli. *engan bantuan lekosit #ang lain melalui psedopodosis
8
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
9/18
sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian di fagosit. erdapat D :ona pada daerah
reaksi inflamasi, antara lain$
- Eona luar$ al%eoli #ang terisi bakteri dan &airan edema.
- Eona permulaan konsolidasi$ terdiri dari P dan beberapa eksudasi sel darah merah.
- Eona konsolidasi luar$ daerah tempat ter!adi fagositosis #ang aktif dengan !umlah P
#ang ban#ak.
- Eona resolusi$ daerah tempat ter!adi resolusi dengan ban#ak bakteri #ang mati, lekosit
dan al%eolar makrofag.
"ehingga, terlihat adan#a 2 gambaran, #aitu$
- Red hepati:ation$ daerah perifer #ang terdapat edema dan perdarahan
- /ra# hepati:ation$ daerah konsolidasi #ang luas
. /e*ala Klinis
Biasan#a didahului dengan adan#a infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Pada
ba#i bisa disertai dengan hidung tersumbat, reel serta nafsu makan #ang menurun. "uhu dapat
naik se&ara mendadak sampai o atau lebih. 'nak sangat gelisah, dispneu. >esukaran bernafas
#ang disertai adan#a sianosis di sekitar mulut dan hidung. anda kesukaran bernafas ini dapat
berupa bentuk nafas berbun#i (ronki danfriction rubdi atas !aringan #ang terserang), pernafasan
&uping hidung, retraksi-retraksi pada daerah suprakla%ikuler, interkostal dan subkostal. Pada
aaln#a batuk !arang ditemukan, tapi dapat di!umpai pada per!alanan pen#akit lebih lan!ut serta
sputum #ang berarna seperti karat (dahak berdarah). ebih lan!ut lagi bisa ter!adi efusi pleura
dan empiema, dimana keadaan ini dapat men#ebabkan ketinggalan gerak pada sisi #ang terkena
pada saat respirasi #ang dapat dilihat dengan gerakan berlebihan pada sisi #ang berlaanan.
Biasan#a perkusi redup pada daerah efusi dengan pengurangan fremitus dan suara pernafasan.
"uara bronkial sering ditemukan tepat di atas batas &airan dan pada sisi #ang tidak terkena.
>eluhan utama #ang sering ter!adi pada pasien pneumonia adalah sesak napas, peningkatan suhu
tubuh, dan batuk. Pada pasien dengan pneumonia, keluhan batuk biasan#a timbul mendadak dan
tidak berkurang setelah meminum obat batuk #ang biasan#a tersedia di pasaran. Pada aaln#a
keluhan batuk #ang tidak produktif, tapi selan!utn#a akan berkembang men!adi batuk produktif
dengan mu&us purulen kekuning-kuningan, kehi!au-hi!auan, dan seringkali berbau busuk. Pasien
biasan#a mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil. 'dan#a keluhan n#eri dada, sesak
napas, peningkatan frekuensi pernapasan, lemas, dan kepala n#eri ("upandi, ;29 erem#, 20039
'lberta edi&al a'ssosiation, 20;;).
9
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
10/18
10. Pemerisaan
;) Pemeriksaan fisik
;. nspeksi
Perlu diperhatikan adan#a takipnea dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan &uping
hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif men!adi produktif, serta n#eri dada padaaktu menarik napas. Batasan takipnea pada anak berusia ;2 bulan + 5 tahun adalah D0 kali ?
menit atau lebih. Perlu diperhatikan adan#a tarikan dinding dada ke dalam pada fase inspirasi.
Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan tampak !elas.
2. Palpasi
"uara redup pada sisi #ang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba mungkin
meningkat pada sisi #ang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan atau ta&h#&ardia.
. Perkusi "uara redup pada sisi #ang sakit.
D. 'uskultasi
'uskultasi sederhana dapat dilakukan dengan &ara mendekatkan telinga ke hidung ?
mulut ba#i. Pada anak #ang pneumonia akan terdengar stridor. "ementara dengan stetoskop,
akan terdengar suara napas berkurang, ronkhi halus pada sisi #ang sakit, dan ronkhi basah pada
masa resolusi. Pernapasan bron&hial, egotomi, bronkofoni, kadang terdengar bising gesek pleura
(ans!oer,2000).
P77R>"'' P74'/
;. Pemeriksaan laboraturium
eukosit ;8.000 + D0.000 ? mm
=itung !enis didapatkan geseran ke kiri.
7* meningkat
2. Foto thoraA
Pneumonia lobaris/ambaran roentgenologis pada pneumonia lobaris sebagai berikut $
;. Perselubungan padat homogen sesuai dengan lobus atau segmen paru se&ara anatomis.
2. Batasn#a tegas, alaupun pada mulan#a agak kurang tegas.
. Colume paru tidak berubah,tidak seperti atelektasis dimana paru tampak menge&il.
10
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
11/18
D. "ering kali ter!adi komplikasi pleura efusion dan emp#ema
5. Bila ter!adin#a pada lobus inferior, maka sinus phreni&o&ostaliss #ang paling akhir
terkena.
6. Pada permulaan sering masih terlihat %askuler.
3. Pada masa resolusi sering tampak air bron&hogram sign.
11
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
12/18
Bronkopneumonia
12
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
13/18
11. Kriteria Diagnosis
*iagnosis ditegakkan bila ditemukan dari 5 ge!ala berikut(Bradle# et.al., 20;;)$
;. "esak napas disertai dengan pernafasan &uping hidung dan tarikan dinding dada
2. Panas badan
. Ronkhi basah halus-sedang n#aring (&ra&kles)
D. Foto thoraA menin!ikkan gambaran infiltrat difus
5. eukositosis (pada infeksi %irus tidak melebihi 20.000?mmdengan limfosit predominan,
dan bakteri ;5.000-D0.000?mmneutrofil #ang predominan).
12. Penatalasanaan Pneumonia
ndikasi raat inap penderita pneumonia, antara lain$
- "kor PR lebih dari 30
- Bila skor PR kurang dari 30, dengan kriteria seperti pada kriteria minor.
- Pneumonia pada pengguna 'PE'
13
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
14/18
Penilaian dera!at keparahan pen#akit pneumonia berdasarkan '". >riteria pneumonia berat bila
di!umpai salah satu atau lebih dari kriteria di baah ini.
>riteria inor Pneumonia
- Frekuensi pernapasan lebih dari 0 kali per menit
- Pa2?Fi2 kurang dari 250 mm=g
- Foto toraks paru menun!ukkan adan#a kelainan bilateral
- Foto toraks paru melibatkan lebih dari 2 lobus
- ekanan sistolik kurang dari 0 mm=g
- ekanan diastolik kurang dari 60 mm=g
>riteria a#or Pneumonia
- embutuhkan %entilasi mekanik
- nfiltrat bertambah lebih dari 50 @
- embutuhkan %asopressor lebih dari D !am
- >reatinin serum lebih dari sama dengan 2 mg?dl9 atau, peningkatan lebih dari sama
dengan 2 mg?dl pada penderita ria#at pen#akit gin!al atau gagal gin!al #ang
membutuhkan dialisis.
>riteria peraatan intensif penderita pneumonia, antara lain$
- Paling sedikit ; dari 2 ge!ala minor tertentu, #aitu membutuh %entilasi mekanik9 atau,
membutuhkan %asopresor lebih dari D !am.
- 'tau 2 dari ge!ala minor tertentu, #aitu nilai Pa2?Fi2 kurang dari 250 mm=g9 foto
toraks menun!ukkan adan#a kelainan bilateral9 dan, tekanan sistolik kurang dari 0
mm=g.
Pengobatan Pneumonia
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik sebaikn#a
berdasarkan data mikroorganisme dan hasil u!i kepekaann#a.
>arena beberapa alasan, #aitu$
- Pen#akit #ang berat dapat mengan&am !ia
- Bakteri patogen #ang berhasil di isolasi belum tentu sebagai pen#ebab pneumonia
14
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
15/18
- =asil pembiakan bakteri memerlukan aktumaka, pemberian antibiotika dilakukan
se&ara empiris.
4ntuk Penisilin "ensitif "trepto&o&&us Pneumoniae (P""P), dapat diberikan$
- /olongan penisilin
- P-"E
- akrolid
- 4ntuk Penisilin Resisten "trepto&o&&us Pneumoniae (PR"P), dapat diberikan$
- Betalaktam oral dosis tinggi (untuk raat !alan)
- "efotaksim, "efriakson dosis tinggi
- akrolid baru dosis tinggi
- Fluorokuinolon respirasi
4ntuk Pseudomonas aeruginosa, dapat diberikan$
- 'minoglikosid
- "efta:idim, "efoperason, "efepim
- ikarsilin, Piperasilin
- >arbapenem $ eropenem, mipenem
- "iprofloksasin, le%ofloksasin
4ntuk ethi&illin Resistent "taph#lo&o&&us 'ureus (R"'), dapat diberikan$
- Cankomisin
- eikoplanin
- ine:olid
4ntuk =emophilus influen:a, dapat diberikan$
- P-"E
- ':ithromisin
- "efalosporin gen.2 atau
15
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
16/18
- Fluorokuinolone respirasi
4ntuk egionella, dapat diberikan $
- akrolid
- Fluorokuinolone
- Rafampi&in
4ntuk #&oplasma pneumoniae, dapat diberikan$
- *oksisiklin
- akrolid
- Fluorokuinolone
4ntuk hlam#dia pneumoniae, dapat diberikan$
- *oksisiklin
- akrolid
- Fluorokuinolone
13. Kom"liasi
>omplikasi #ang dapat ter!adi pada pneumonia, antara lain$
7fusi pleura
7mpiema
'bses paru
Pneumothoraks
/agal napas
"epsis
14. Prognosis
16
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
17/18
"embuh total, mortalitas kurang dari ; @, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak
dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
nteraksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. nfeksi berat dapat
memper!elek keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangn#a :at-:at gi:i esensial
tubuh. "ebalikn#a malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada da#a tahan tubuhterhadap infeksi. >edua-duan#a beker!a sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan infeksi
memberi dampak negatif #ang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi dan
malnutrisi apabila berdiri sendiri.
1!. Penega)an
Pen#akit bronkopneumonia dapat di&egah dengan menghindari kontak dengan penderita atau
mengobati se&ara dini pen#akit-pen#akit #ang dapat men#ebabkan ter!adin#a bronkopneumonia
ini. "elain itu hal-hal #ang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan da#a tahan tubuh kaita
terhadap berbagai pen#akit saluran nafas seperti$ &ara hidup sehat, makan makanan bergi:i danteratur ,men!aga kebersihan, beristirahat #ang &ukup, ra!in berolahraga, dan lain-lain
elakukan %aksinasi !uga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain$
Caksinasi Pneumokokus
Caksinasi =. influen:a
Caksinasi Carisela #ang dian!urkan pada anak dengan da#a tahan tubuh rendah
Caksin influen:a #ang diberikan
17
8/12/2019 Referat Pneumonia Radiologi
18/18
*'F'R P4"'>'
1. Soeparman, Waspadji S (ed), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta, 199, !al" #9$%&.
'. Prie S, Wilson *+, Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease
Processes(Patoisiolo-i" Konsep Klinis Proses$Proses Penakit), /disi 0, Penerbit /2,
Jakarta, 199, !al" %&9$%1'.
3. S!a! Ira, '&&1, Pne4monia in 2!ildren,
!ttp"55666.pediatrionall.om5ordotor57iseasesand2ondition5Fa8s5Pne4monia.asp
0. http://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/pneumonia-lobari/
.
18
http://www.pediatriconcall.com/fordoctor/DiseasesandCondition/Faqs/Pneumonia.asphttp://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/pneumonia-lobaris/http://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/pneumonia-lobaris/http://www.pediatriconcall.com/fordoctor/DiseasesandCondition/Faqs/Pneumonia.asphttp://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/pneumonia-lobaris/Recommended