Transcript
Page 1: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

1

RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013-2014

Randy Kuswanto, Prima Aprilyani Rambe & Sri Ruwanti

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh nilai buku ekuitas dan nilai laba per

saham terhadap nilai perusahaan sesuai dengan model valuasi Ohlson (1995).

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji informasi kondisi laba/rugi

perusahaan terhadap relevansi nilai yang terjadi. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2013-2014. Objek penelitian adalah laporan keuangan perusahaan

tahun 2013-2014. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier

berganda dengan menggunakan SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel nilai buku per lembar saham dan nilai laba per saham secara parsial dan

simultan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil ini dapat menjadi bukti empiris

terhadap model valuasi Ohlson (1995). Selain itu, kondisi laba/rugi perusahaan

juga mempengaruhi hubungan relevansi nilai. Pada kondisi laba/rugi positif

relevansi nilai buku per saham menjadi lebih rendah. Sedangkan pada kondisi

laba/rugi positif, relevansi nilai laba per saham menjadi lebih tinggi. Penelitian ini

menggunakan variabel afiliasi grup bisnis, struktur kepemilikan saham dan ukuran

perusahaan sebagai varabel kontrol.

Kata Kunci: Relevansi Nilai, Laba Per Saham, Nilai Buku Ekuitas Per Saham,

Afiliasi Grup Bisnis, Struktur Kepemilikan Saham, Ukuran

Perusahaan, Kondisi Laba/Rugi Perusahaan

PENDAHULUAN

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik surat utang (obligasi),

ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya

(Sunariyah, 2011). Saham merupakan instrumen yang paling sering

diperdagangkan. Harga saham pada dasarnya dipengaruhi oleh kekuatan

permintaan dan penawaran atas saham. Banyak faktor yang mempengaruhi

volume permintaan dan penawaran saham baik yang sifatnya spesifik maupun

non-spesifik.

Dalam konsep pasar modal yang efisien, harga saham yang ada telah

mencerminkan semua informasi yang ada. Semakin cepat informasi baru

tercermin pada harga sekuritas (saham), semakin efisien pasar modal tersebut.

Page 2: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

2

Tingkat efisiensi pasar modal pada dasarnya diukur melihat jelas informasi yang

terserap kedalam harga saham.

Informasi akuntansi yang digunakan dalam pengujian pasar efisien

merupakan informasi yang memiliki relevansi. Informasi akuntansi bisa diperoleh

salah satunya dengan melakukan analisis fundamental terhadap laporan keuangan

suatu perusahaan. Analisis fundamental merupakan analisis yang dilakukan oleh

investor guna mendapat data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan

investasi. Analisis ini mempraktekkan harga saham di masa mendatang dengan

mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di

masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut

(Martalena dan Malinda, 2011). Keputusan investasi yang diambil oleh investor

dapat berupa keputusan untuk membeli, menjual, atau-pun mempertahankan

kepemilikan saham. Reaksi investor ini dapat dilihat dengan naik-turunnya harga

saham. Harga saham yang turun membuktikan bahwa kandungan informasi

bersifat bad news sementara jika harga saham naik maka informasi yang

digunakan bersifat good news.

Konsep relevansi nilai informasi akuntansi menjelaskan tentang

bagaimana investor bereaksi terhadap pengumuman informasi akuntansi.

Relevansi nilai diarahkan untuk menginvestigasi hubungan empiris antara nilai

pasar saham dengan berbagai angka akuntansi yang dimaksudkan untuk menilai

manfaat angka-angka tersebut dalam analisis fundamental (Puspitaningtyas,

2012).

Relevansi nilai dari nilai buku ekuitas dan laba perusahaan dapat

digunakan untuk mengukur kualitas informasi akuntansi. Nilai buku ekuitas dan

laba perusahaan merupakan elemen utama dalam suatu laporan keuangan karena

menjadi informasi bottom line. Nilai buku ekuitas merupakan total aset bersih

suatu perusahaan atau nilai seluruh aset dikurangi seluruh liabilitas perusahaan.

Sedangkan laba perusahaan merupakan arus operasi perusahaan yang dilakukan

dalam rentang waktu tertentu akibat transaksi yang dilakukan perusahaan.

Konsep relevansi nilai mengemukakan bahwa informasi yang berasal dari

laporan keuangan perusahaan harus memberikan nilai manfaat bagi para

penggunanya dalam pengambilan keputusan (Puspitaningtyas, 2012). Dalam

penelitian ini, nilai buku ekuitas dan laba perusahaan dinilai memiliki relevansi

terhadap pembentukan harga saham (Adhani & Subroto, 2013; Cahyonowati &

Ratmono, 2012; Gumanti & Utami, 2004; Lailia, 2010; Martalena & Malinda,

2011). Namun, metode pengujian relevansi nilai di negara berkembang seperti di

Indonesia yang menghubungkan variabel informasi akuntansi dengan harga atau

return saham di pasar modal yang tidak efisien akan menimbulkan bias pada

koefisien relevansi nilai yang dihasilkan (Adhani dan Subroto, 2013). Hal ini

membuat asumsi pasar modal efisien yang dikemukakan oleh Fama harus

diterapkan.

Banyak penelitian empiris yang telah dilakukan mengenai topik relevansi

nilai. Relevansi nilai antara informasi akuntansi dengan nilai pasar saham telah

banyak dikemukakan di berbagai penelitian. Hal ini menguatkan bahwa informasi

akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan memiliki hubungan statistik

dengan nilai perusahaan yang dapat tercermin dari harga dan return saham

Page 3: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

3

(Adhani & Subroto, 2013; Cahyonowati & Ratmono, 2012; Gumanti & Utami,

2004; Lailia, 2010; Martalena & Malinda, 2011; Nurhasanah, 2013; Hand, 2005;

Keener, 2003; Brief & Zarowin, 2010).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian

ini bertujuan untuk menguji relevansi nilai informasi keuangan menurut model

valuasi Ohlson (1995) pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia pada periode 2013-2014. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Subekti (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu adalah penelitian ini mengikutsertakan jenis kepemilikan perusahaan

dan struktur afiliasi perusahaan sebagai variabel kontrol dalam model regresi.

Selain itu ditambah dua variabel kontrol baru yaitu ukuran perusahaan dan kondisi

laba perusahaan dalam model regresi. Variabel kondisi laba perusahaan berguna

untuk mengelompokkan perusahaan yang dalam kondisi laba/rugi negatif dan

laba/rugi positif.

Penelitian ini paling tidak dapat memberikan kontribusi dalam dua hal

yaitu, penelitian ini dapat memberikan bukti keterkaitan informasi akuntansi yang

ada dalam laporan keuangan perusahaan terhadap harga saham. Kedua adalah

penelitian ini dapat mengemukakan pengaruh kondisi laba perusahaan dalam

hubungannya terhadap model yang mempengaruhi terhadap pembentukan nilai

perusahaan.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Relevansi Nilai Informasi Akuntansi

Beaver (dalam Puspitaningtyas, (2012) memberikan definisi relevansi nilai

informasi akuntansi sebagai kemampuan informasi dalam menjelaskan

(explanatory power) nilai suatu perusahaan. Feltham & Ohlson (dalam Subekti,

2010) menjelaskan istilah relevansi nilai menyatakan bahwa nilai perusahaan

tercermin pada data-data akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan.

Francis & Schipper (dalam Puspitaningtyas, 2012) mendefinisikan relevansi nilai

informasi akuntansi sebagai kemampuan angka-angka akuntansi untuk

merangkum informasi yang mendasari harga saham sehingga relevansi nilai

diindikasikan dengan sebuah hubungan statistikal antara informasi keuangan dan

harga atau return saham. Sedangkan Collins, Pincus, and Xie (1999) dan

Chalmers, Navissi, and Qu (2011) mengatakan bahwa penelitian relevansi nilai

biasanya digunakan untuk menguji kekuatan nilai akuntansi yang tercermin dari

laba akuntansi dan nilai buku ekuitas dalam menjelaskan harga saham. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa relevansi nilai informasi akuntansi merupakan

kemampuan nilai-nilai yang terdapat dalam laporan keuangan dalam menjelaskan

harga saham suatu perusahaan yang tercermin dalam hubungan statistikal antara

nilai buku ekuitas dan laba akuntansi terhadap harga saham.

Relevansi nilai informasi akuntansi merupakan perwujudan kualitas

informasi akuntansi. Dalam konsep relevansi nilai, kualitas informasi akuntansi

dikatakan baik jika terdapat hubungan kuat antara nilai perusahaan yang tercermin

dengan harga saham dengan nilai-nilai akuntansi berupa nilai buku ekuitas dan

laba suatu perusahaan (Puspitaningtyas, 2012). Relevansi nilai bermanfaat untuk

Page 4: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

4

menginvestigasi hubungan empiris antara nilai akuntansi di dalam laporan

keuangan dengan nilai pasar harga saham perusahaan untuk menilai pengaruh data

akuntansi tersebut dalam penilaian fundametal perusahaan.

Kunci utama dalam mengukur pasar yang efisien secara informasi adalah

hubungan antara harga sekuritas dan informasi. Investor memerlukan informasi

yang relevan dalam melakukan analisis fundamental. Harga saham dipengaruhi

persepsi investor terkait kinerja perusahaan dimasa mendatang. Harga saham akan

meningkat jika investor memprediksi kinerja suatu perusahaan akan meningkat.

Sebaliknya harga saham akan turun jika investor memprediksi kinerja perusahaan

akan menurun. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi investor dalam mengukur kualitas

informasi yang digunakan dalam mendeteksi harga saham (Puspitaningtyas,

2012).

Teori Surplus Bersih

Teori surplus bersih merupakan teori yang dicetuskan oleh James A

Ohlson pada tahun 1995. Teori ini didasari pada konsep nilai dalam teori ekonomi

neoklasik. Teori surplus bersih menjelaskan hubungan antara data akuntansi dan

nilai perusahaan dengan mengasumsikan investor memiliki keyakinan dan

preferensi yang homogen. Asumsi yang kedua mengatakan bahwa terdapat

hubungan surplus bersih antara ekuitas dan laba (Kusumo & Subekti, 2013). Teori

ini menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan dapat diekspresikan dalam

variabel laporan laba rugi dan neraca. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

perusahaan dipengaruhi oleh variabel akuntansi yang fundamental dan konsisten

dengan perspektif pengukuran. Teori surplus bersih menekankan pada kegunaan

dari informasi laporan keuangan saat ini untuk memprediksi earning dimasa

depan (Ohlson, 1995).

Model Valuasi Ohlson

Model Ohlson (1995) adalah yang paling dikenal dari model relevansi

nilai yang bertujuan untuk merumuskan hubungan antara nilai-nilai akuntansi dan

nilai perusahaan. Model Ohlson sendiri merupakan model dalam akuntansi yang

termasuk model pengukuran yaitu menyangkut nilai-nilai fundamental informasi

keuangan. Model Ohlson adalah kerangka teoretis yang kuat untuk mengevaluasi

pasar berdasarkan variabel dasar akuntansi (nilai buku dan laba), dan jenis

informasi lainnya yang mungkin relevan dalam memprediksi nilai perusahaan.

Namun demikian, model Ohlson merupakan model sederhana. Model

Ohlson ini mengasumsikan bahwa investor bersifat netral terhadap risiko,

akuntansi tidak bias, mempunyai clean surplus, tidak adanya peran detail dalam

akuntansi, tidak ada informasi asimetri, tarif pajak yang dihadapi oleh pemegang

saham tidak relevan, pilihan nyata tidak secara eksplisit diperhitungkan, laba

abnormal dan "v" berevolusi secara autoregressive (Ferraro dan Veltri dalam

Heesameilita, 2012).

Dalam Model Ohlson (1995), nilai perusahaan dinyatakan dalam harga

saham, dapat dilihat dari persamaan berikut:

Page 5: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

5

Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai perusahaan ( pada waktu t

dipengaruhi oleh nilai buku ekuitas ( ), laba perusahaan ( ) dan informasi

lain ( ) yang masing-masing dikalikan dengan sebuah konstanta (α1 dan α2). Dengan demikian dapat diturunkan fungsi nilai perusahaan adalah sebagai

berikut:

Model valuasi Ohlson (1995), mengejutkan karena diturunkan secara

sederhana, namun berhasil menghilangkan keharusan memprediksi dividen dalam

menghitung nilai perusahaan dengan hasil valuasi yang justru identik dengan nilai

sekarang seluruh dividen ekspektasian.

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan hasil persepsi investor dalam mengamati

suatu perusahaan yang tercermin dari harga pasar saham perusahaan tersebut.

Harga saham perusahaan merupakan reaksi pasar terhadap keseluruhan kondisi

perusahaan yang menggambarkan kekayaan pemegang saham/perusahaan hasil

dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aset yang diwujudkan dalam

bentuk harga saham perusahaan (Erwanda, 2012; Heesameilita, 2012).

Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,

sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga

tinggi. Nilai perusahaan ini tercermin dari asset yang dimiliki oleh perusahaan

seperti surat-surat berharga. Oleh karena itu harga pasar dari saham sebuah

perusahaan di pasar keuangan dapat mencerminkan nilai perusahaan tersebut

(Erwanda, 2012).

Nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah harga pasar saham. Karena

harga saham perusahaan menunjukkan nilai keseluruhan hasil reaksi dipasar

modal oleh investor dalam menggambarkan kondisi suatu perusahaan. Nilai

perusahaan menggunakan harga pasar saham dibanding nilai buku saham

dikarenakan nilai buku ekuitas tidak menjelaskan modal intelektual yang dimiliki

perusahaan (Kujunasivu & Lonnqvist dalam Heesameilita, 2012). Namun modal

ini dipandang oleh investor secara abstrak dan dipersepsikan dengan keputusan

investasi. Keputusan investasi menyebabkan bergesernya kurva permintaan dan

penawaran suatu saham yang menyebabkan perubahan harga saham. Jadi nilai

perusahaan tidak bersifat statis namun mengalami perubahan pada periode waktu

tertentu akibat dari faktor internal maupun eksternal yang dialami perusahaan.

Nilai Buku Ekuitas

Nilai buku ekuitas menggambarkan jumlah ekuitas pemegang saham yang

dilaporkan dan dikurangi oleh saham preferen dan dilaporkan dalam laporan

posisi keuangan perusahaan. Nilai buku ekuitas juga merupakan nilai aset bersih

yang dimiliki oleh perusahaan yaitu selisih dari total aset dikurang liabilitas yang

dimiliki perusahaan. Nilai buku ekuitas menggambarkan informasi mengenai

besarnya nilai sumberdaya perusahaan dalam satuan moneter. Unsur-unsur nilai

buku ekuitas menurut Fadhliyah (2008) adalah sebagai berikut:

Page 6: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

6

1) Modal dasar untuk memulai perusahaan ditambah dengan jumlah

saham tambahan dikurangi biaya atas saham yang diperoleh

kembali.

2) Akumulasi laba ditahan

3) Penyesuaian akuntansi.

Laba Per Saham

Laba perusahaan merupakan salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan.

Informasi nilai laba membantu invetor dalam menilai kinerja manajemen dan

menjadi salah satu item utama dalam melakukan analisis fundamental. Laba

seringkali menjadi acuan bagi investor dalam mengevaluasi keputusan untuk

mempertahankan atau menghentikan investasinya pada suatu perusahaan.

Umumnya informasi laba positif mewakili pengelolaan perusahaan yang

baik sehingga meningkatkan nilai perusahaan dari sisi investor sedangkan

informasi laba negatif mengindikasikan pengelolaan yang buruk sehingga

menurunkan nilai perusahaan dari sisi investor. Oleh karena itu, laba yang

berhasil diraih perusahaan memiliki peranan penting bagi pihak internal maupun

pihak eksternal perusahaan (Fadhliyah, 2008).

Laba per saham merupakan nilai yang mengiformasikan seberapa besar

porsi laba yang dihasilkan perusahaan untuk satu lembar saham yang dipegang

pemilik saham. Informasi ini dapat digunakan dan dihubungkan dalam

mengevaluasi kinerja perusahaan. Laba per saham dapat dibagi menjadi dua yaitu

laba per saham dasar dan laba per saham dilusian. Penelitian ini menggunakan

informasi laba per saham dasar sebagai variabel penelitian. Menurut PSAK 56

revisi (2010) “Laba per Saham”, laba per saham dasar dihitung dengan membagi

laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas

induk (pembilang) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

(penyebut) dalam suatu periode. Tujuan informasi laba per saham dasar adalah

menyediakan ukuran mengenai hak setiap saham biasa entitas induk atas kinerja

entitas selama periode pelaporan.

Review Penelitian Terdahulu

Telah banyak penelitian mengenai relevansi nilai informasi keuangan

terhadap nilai suatu perusahaan. Pada umumnya para peneliti menghubungkan

angka akuntansi berupa nilai buku ekuitas dan laba per saham sebagai variabel

kunci untuk mengukur nilai perusahaan di suatu negara (Adhani & Subroto, 2013;

Fadhliyah, 2008; Heesameilita, 2012; Lailia, 2010; Subekti, 2010). Selain

penelitian mengenai relevansi nilai, terdapat juga beberapa penelitian yang

menguji tingkat relavansi nilai informasi keuangan pasca perubahan standar

akuntansi menuju IFRS (Chalmers, et al 2011; Cahyonowati & Ratmono, 2012;

Kusumo & Subekti, 2013).

Fadhilyah (2008) sebelumnya telah mereplikasi penelitian yang dilakukan

oleh Collins, et al (1999) mengenai relevansi nilai perusahaan yang diukur dengan

memperhitungkan pengaruh nilai laba positif dan laba negatif dalam hubungan

variabel independen dan dependen. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan

bahwa nilai buku ekuitas dan laba per saham memiliki pengaruh signifikan

Page 7: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

7

terhadap harga saham. Perbedaan pengaruh variabel laba per saham dan nilai buku

ekuitas terhadap harga saham pada masing-masing sampel perusahan terletak pada

besaran koefisien dan arah hubungan. Analisis tersebut menyimpulkan bahwa dari

seluruh sampel, hanya sampel perusahaan industri yang bersifat sicklikal yang

terbukti dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Collins, et al (1999).

Penelitian yang dilakukan oleh Heesameilita (2012) menggunakan

tambahan variabel informasi modal intelektual yang diukur dengan menggunakan

pengukuran VAICTM

dalam memenuhi variabel “informasi lain” pada model

valuasi Ohlson (1995). Berdasarkan hasil penelitian ini, informasi nilai buku, laba

per saham, efisiensi modal intelektual, dan efisiensi modal finansial dan fisik

mempengaruhi nilai harga saham perusahaan. Namun hanya komponen efisiensi

modal sumber daya manusia sebagai proksi modal intelektual yang memiliki

relevansi nilai.

Penelitian yang dilakukan oleh Chalmers et al (2011) mengungkapkan

bahwa informasi akuntansi (nilai buku dan laba per saham) oleh perusahaan

mampu menjelaskan lebih baik nilai perusahaan yang diwakilkan oleh nilai return

saham setelah periode perubahan sistem akuntansi ASBE (Accounting System for

Bussiness Enterprises) pada tahun 2001. Penelitian ini juga menemukan bahwa

nilai buku pada perusahaan yang memiliki jenis saham ganda (A&B-share firms)

memiliki relevansi nilai lebih tinggi dibanding perusahaan yang memiliki saham

tunggal pada masa setelah perubahan sistem akuntansi.

Adhani & Subroto (2013) menguji komponen informasi akuntansi nilai

buku ekuitas dan laba akuntansi terhadap harga saham perusahaan. Penelitian ini

menambahkan variabel arus kas operasional sebagai variabel memperkuat

pengaruh data akuntansi terhadapa nilai perusahan. Dalam penelitiannya, ditarik

kesimpulan bahwa informasi akuntansi (laba dan nilai buku) memiliki relevansi

nilai namun tidak untuk komponen arus kas operasional. Hasil penelitian ini juga

mengungkapkan informasi laba memiliki relevansi nilai lebih tinggi dibanding

informasi akuntansi lainnya.

Almilia & Sulistyowati (2007) sebelumnya telah menggunakan variabel

arus kas operasional dalam mengukur relevansi nilai informasi keuangan pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan saat

terjadinya masa krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1995 hingga 2004. Hasil

penelitian menggunakan uji regresi linier mengungkapkan bahwa secara parsial,

nilai laba perusahaan dan arus kas operasi perusahaan memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham selama periode sebelum dan sesudah krisis

ekonomi. Sedangkan variabel nilai buku ekuitas hanya mempengaruhi harga

saham pada periode terjadinya krisis ekonomi.

Subekti (2010) meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan saham dan

afiliasi grup bisnis terkait relevansi nilai informasi akuntansi. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa perusahaan yang berafiliasi dalam bentuk kelompok bisnis

dan mempunyai banyak anak perusahaan mempunyai kualitas laporan keuangan

yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi secara

tunggal. Simpulan penelitian ini berikutnya adalah bahwa investor institusi

mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengontrol operasional perusahaan

maupun implementasi tatakelola perusahaan yang baik.

Page 8: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

8

Variabel

Independen

𝐻4

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

𝐻3

𝐻5

Kerangka Penelitian

Penelitian ini menganalisis relevansi nilai informasi akuntansi yang

tercermin dari nilai buku ekuitas dan laba perusahaan dalam menjelaskan harga

pasar saham. Penelitian ini juga memisahkan kelompok perusahaan berdasarkan

kondisi laba perusahaan dalam rangka memperhitungkan reaksi investor terhadap

kondisi tersebut. Hal ini dikarenakan investor akan memandang perusahaan

dengan cara berbeda jika perusahaan dalam kondisi laba negatif. Selain itu, untuk

menetralisir pengaruh dalam model regresi, maka pada penelitian ini setiap model

akan dikontrol/kendalikan dengan variabel ukuran perusahaan, struktur

kepemilikan saham dan afiliasi grup bisnis. Berdasarkan uraian diatas, kerangka

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengembangan Hipotesis

Penelitian mengenai relevansi nilai informasi akuntansi telah banyak

dilakukan oleh para peneliti diberbagai negara semenjak model valuasi Ohlson

dicetuskan pada tahun 1995. Relevansi nilai merupakan kemampuan informasi

akuntansi dalam menjelaskan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat tercermin

dari harga pasar saham perusahaan tersebut. Dimana pada saat harga pasar saham

tinggi berarti saham tersebut diminati oleh investor, dan meningkatnya permintaan

saham akan menyebabkan nilai perusahaan akan semakin tinggi. Sebelum

Nilai buku per

lembar saham

Laba per

saham

Variabel Dependen

Harga Saham

Variabel Moderasi

Kondisi laba/rugi

perusahaan

Variabel Kontrol

1. Afiliasi Grup Bisnis

2. Struktur

Kepemilikan saham

3. Ukuran Perusahaan

𝐻

𝐻

Page 9: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

9

mengambil keputusan investasi atas suatu sekuritas, investor perlu melakukan

analisis fundamental terhadap kinerja perusahaan melalui laporan keuangan

perusahaan tersebut. Laba dan nilai buku ekuitas merupakan dua ukuran yang

mengikhtisarkan laporan keuangan. Nilai buku ekuitas merupakan ukuran posisi

keuangan sekaligus nilai aset bersih sebagai modal menghasilkan laba, sedangkan

laba merupakan ukuran laba rugi yang mengikhtisarkan imbal hasil dari aset

bersih yang telah digunakan. Kedua informasi ini merupakan informasi keuangan

yang menjadi perhitungan investor dalam analisis fundamental. Adhani & Subroto

(2013); Heesameilita (2012); Kusumo & Subekti (2013) menemukan bahwa nilai

buku ekuitas dan nilai laba per saham memiliki pengaruh signifikan dalam

pembentukan harga saham baik secara simultan maupun parsial. Hal ini berarti

nilai buku ekuitas dan laba perusahaan memiliki relevansi nilai bagi investor.

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Nilai buku ekuitas per saham memiliki relevansi nilai

Laba per saham memiliki relevansi nilai

3 Nilai buku ekuitas per lembar saham dan laba per saham memiliki relevansi nilai

Kondisi perusahaan yang menghasilkan laba/rugi negatif akan

mempengaruhi keputusan investor yang dapat tercermin dari turunnya harga

saham. Hal ini diakibatkan penurunan laba merupakan salah satu bentuk informasi

yang bersifat bad news bagi investor. Kondisi perusahaan yang menghasilkan laba

secara kontinyu dan konsisten akan membuat persepsi investor kepada perusahaan

menjadi baik. Hal ini akan membuat relevansi nilai yang tercermin dalam nilai

buku ekuitas dan laba per saham perusahaan pada perusahaan kondisi laba/rugi

positif dapat lebih tinggi dibanding pada kondisi perusahaan yang memiliki laba

negatif. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis selanjutnya dalam

penelitian ini adalah:

4 Relevansi nilai buku ekuitas per saham pada kondisi perusahaan laba/rugi positif lebih tinggi dibanding perusahaan pada kondisi

laba/rugi negatif

5 Relevansi nilai laba per saham pada kondisi perusahaan laba/rugi

positif lebih tinggi dibanding perusahaan pada kondisi laba/rugi

negatif

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-

2014.

Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini menggunakan empat jenis variabel untuk menghasilkan

model regresi dalam mengukur relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Page 10: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

10

1) Variabel terikat (Dependent Variable)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah nilai perusahaan

yang dproksikan dengan harga pasar saham (Pt) pada tanggal 1 April. Harga pasar

saham adalah harga atau nilai terhadap saham yang terjadi dipasar modal pada

suatu titik waktu yang ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran pelaku

pasar.

2) Variabel bebas (Independent Variable).

Nilai buku ekutas per lembar saham menunjukkan nilai dari setiap saham

atas total aset bersih yang dimiliki perusahaan. Nilai ini juga menggambarkan

nilai klaim atas aset bersih perusahaan. Dengan semakin tinggi nilai buku maka

harapan terhadap nilai pasar saham juga tinggi. Nilai BVPS dapat dihitung dengan

formula:

Sumber: (Brief & Zarowin, 2010; Chalmers et. al, 2011; Subekti, 2010) Laba per saham adalah pendapatan bersih perusahaan selama setahun

dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar. Pendapatan bersih

tersebut dikurangi dengan porsi saham preferen dan laba kepentingan minoritas

yang diperhitungkan untuk tahun tersebut. EPS atau laba per saham

menggambarkan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang

mampu diraih perusahaan saat menjalankan operasinya. Laba per saham dapat

dihitung dengan formula sebagai berikut:

Sumber: (Brief & Zarowin, 2010; Chalmers et. al, 2011; Subekti, 2010)

3) Variabel Moderasi (Moderating Variable)

Dalam penelitian ini variabel yang diduga memoderasi hubungan antara

variabel independen dan dependen adalah kondisi laba/rugi perusahaan. Kondisi

laba/rugi perusahaan menggambarkan kondisi laba/rugi tahun t dibanding tahun

(t-1), perusahaan dikatakan memiliki laba/rugi negatif bilai laba tahun t lebih kecil

dibanding tahun (t-1). Sebaliknya, perusahaan dikatakan memiliki laba/rugi positif jika laba tahun t lebih besar daripada tahun (t-1). Variabel ini merupakan variabel

yang digunakan untuk mengukur relevansi nilai pada dua kelompok subsampel.

Dalam penelitian ini, kelompok tersebut adalah kelompok perusahaan yang

menghasilkan laba/rugi positif dan perusahaan yang menghasilkan laba/rugi

negatif. Untuk perusahaan yang dalam kondisi laba/rugi positif diberi nilai “1”

dan untuk perusahaan yang dalam kondisi laba/rugi negatif diberi nilai “0”.

4) Variabel Kontrol (Control Variable)

Dalam penelitian ini variabel kontrol yang digunakan adalah ukuran

perusahaan, struktur kepemilikan saham dam afiliasi grup bisnis. Afiliasi grup

bisnis menggambarkan struktur perusahaan. Perusahaan yang berafiliasi berarti

perusahaan tersebut memiliki anak perusahaan dalam menjalankan operasinya.

Sedangkan perusahaan yang tidak berafiliasi merupakan perusahaan tunggal.

Subekti (2010) melakukan penelitian mengenai relevansi nilai terhadap kelompok

perusahaan berafiliasi dan tunggal. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa

perusahaan berafiliasi memiliki relevansi nilai lebih rendah dibanding perusahaan

Page 11: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

11

tunggal. Untuk itu dalam penelitian ini, pengaruh tersebut dinetralisir dengan cara

mengikutsertakan variabel afiliasi grup bisnis menjadi variabel pengendali dalam

model yang akan diuji. Pengukuran variabel ini menggunakan variabel dummy

karena variabel ini bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini, bagi perusahaan

berafiliasi akan diberi nilai “1” dan bagi perusahaan tunggal diberi nilai “0”.

Struktur kepemilikan saham merupakan porsi kepemilikan saham dalam

suatu perusahaan yang dinyatakan dalam persen. Subekti (2010) melakukan

penelitian relevansi nilai terhadap kelompok kepemilikan saham besar dan kecil.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terjadi perbedaan relevansi nilai

antara kepemilikan saham besar dan kecil. Hal ini mengungkapkan bahwa

dikotomi kepemilikan saham akan memberikan pengaruh terhadap model regresi.

Untuk itu dalam penelitian ini, pengaruh tersebut dinetralisir dengan cara

menjadikan variabel struktur kepemilikan saham menjadi variabel pengendali

dalam model yang akan diuji. Pengukuran variabel ini menggunakan variabel

dummy karena variabel ini bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini, bagi

perusahaan yang memiliki kepemilikan saham diatas median akan diberi nilai “1”

dan bagi perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan saham diatas median diberi

nilai “0”.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat

diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, total penjualan,

kapitalisasi pasar, dan lain sebagainya. Ukuran perusahaan merupakan simbol

yang berhubungan dengan peluang dan kemampuan perusahaan untuk masuk ke

pasar modal dan jenis pembiayaan lainnya yang menunjukkan kemampuan

meminjam. Pada penelitian ini, proksi dari ukuran perusahaan adalah

menggunakan nilai dari logaritma natural total penjualan. Hal ini dikarenakan

populasi penelitian berupa perusahaan manufaktur dimana kegiatan operasional

utama perusahaan-perusahaan tersebut adalah melakukan penjualan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi dan studi pustaka, yaitu dengan mencatat dan penelahaan terhadap

aspek-aspek atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek dalam

penelitian ini. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data yang dibutuhkan adalah, sebagai berikut:

1) Laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun tutup buku 31 Desember.

2) Harga saham penutupan perusahaan sampel pada tanggal 1 April

Data dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia

idx.co.id, website finance.yahoo.co.id, dan website sahamok.com.

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur dipilih sebagai populasi

penelitian agar hasil penelitian menjadi lebih terfokus terhadap jenis perusahaan.

Sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir, namun mengurangi tingkat kebiasan.

Sampel penelitian ini diharapakan representatif terhadap hasil penelitian. Untuk

itu, peneliti melakukan teknik sampling sebelumnya. Teknik sampling yang

Page 12: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

12

digunakan adalah teknik purposive sampling dimana sampel ditentukan

berdasarkan kriteria yang ditentukan peneliti. Adapun kriteria sampel yang

ditentukan dalam penelitian ini adalah:

1) Perusahaan yang mempublikasikan data laporan keuangan pada tahun

periode penelitian.

2) Perusahaan memiliki akhir tahun fiskal yang berakhir bulan Desember.

3) Perusahaan memiliki ekuitas bernilai positif.

4) Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.

5) Tersedianya data-data yang diperlukan mengenai harga saham, nilai buku

ekuitas dan laba perusahaan.

Model Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang telah dirancang, maka perlu dibentuk model

regresi linier berganda, Model ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang

digunakan dalam penelitin ini adalah:

Untuk menguji hipotesis 1, 2 dan 3 digunakan Model I yaitu:

Model I digunakan untuk menguji apakah nilai buku ekuitas per saham

dan laba per saham memiliki relevansi nilai terhadap harga perusahaan.

Untuk menguji hipotesis 4 dan 5 digunakan Model II yaitu:

Model II digunakan untuk mengelompokkan perusahaan berdasarkan

kondisi laba perusahaan. Model ini juga digunakan untuk menguji apakah

relevansi nilai yang terjadi pada perusahaan kondisi laba positif lebih tinggi

dibanding perusahaan kondisi negatif.

Keterangan untuk model I dan II dapat dijelaskan sebagai berikut:

3 = Harga saham perusahaan i tiga bulan setelah tahun fiskal yang

berakhir pada tahun t;

= Konstanta

= slope untuk setiap variabel

= nilai buku per lembar saham (book value per share) perusahaan i

untuk tahun fiskal yang berakhir pada tahun t;

= laba per lembar saham (earnings per share) perusahaan i untuk

tahun fiskal yang berakhir pada tahun t;

= variabel dummy untuk mengelompokkan sampel berdasarkan

kondisi laba perusahaan, nilai 1 untuk kondisi laba positif dan 0

untuk kondisi laba negatif;

= variabel kontrol, diberikan nilai 1 untuk perusahaan berafiliasi dan 0

untuk perusahaan tunggal;

Page 13: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

13

= variabel kontrol, diberikan nilai 1 jika kepemilikan saham diatas

median dan nilai 0 jika kepemilikan saham tidak diatas median;

= variabel kontrol, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan

logaritma natural total penjualan;

= variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen;

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Unit Analisis

Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. Pemilihan sampel

menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan

bab sebelumnya. Prosedur pemilihan sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Prosedur Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Jumlah laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang terdapat di BEI periode 2013-2014

278

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan dalam rentang periode pengamatan

(13)

Laporan keuangan yang tidak menggunakan akhir

tahun fiskal yang berakhir bulan Desember

(6)

Laporan Neraca yang memiliki saldo ekuitas negatif (11)

Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan

dengan mata uang dollar amerika

(50)

Perusahaan yang baru melakukan IPO (tahun awal) (9)

JUMLAH SAMPEL 189

Sumber: data diolah (2016)

Pengujian Pencilan (Outlier)

Outliers adalah sekumpulan data yang dianggap memiliki sifat berbeda

dengan kebanyakan data lainnya. Pengujian pencilan dalam penelitian ini

menggunakan teknik pengahapusan data outlier menurut Seo (2002) yaitu dengan

Page 14: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

14

menggunakan nilai Z-Score. Variabel utama dalam penelitian ini yaitu Pt, BVPS

dan EPS ditransformasikan terlebih dahulu kedalam nilai Z-Score. Jika nilai Z-

Score diatas nilai 3 absolut, maka dikategorikan sebagai data outlier. Pada sampel

penelitian ini digunakan 3 kali pengujian Z-Score dikarenakan pada pengujian

pertama dan kedua masih terdapat outlier yang ekstrim. Setelah melalui pengujian

pencilan, terdapat 26 data yang outlier sehingga dikeluarkan dalam penelitian ini.

Dengan demikian maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah

163 laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

dari sekumpulan data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Dalam

penelitian ini statistik deskriptifnya adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.2

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pt 163 5,00 14675,00 1410,80 2287,29003

BVPS 163 10,65 5883,57 770,62 935,09195

EPS 163 -359,00 796,00 61,04 131,73773

LnSIZE 163 20,74 32,90 27,72 1,82974

Valid N 163

Sumber: data olahan (2016)

Variabel Kontrol Frekuensi Persen

GROUP 0 50 30,7%

1 113 69,3%

Total 163 100%

Variabel Kontrol Frekuensi Persen

Share 0 86 52,8%

1 77 47,2%

Total 163 100%

Variabel Moderasi Frekuensi Persen

DNI 0 87 53,4%

1 76 46,6%

Total 163 100%

Sumber: data olahan (2016) Tabel 4.2 menjelaskan tentang deskripsi sampel dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa harga saham terendah

dalam penelitian ini adalah sebesar Rp. 5,00 (SIPD-2013) dan nilai saham

tertinggi adalah sebesar Rp. 14675,00 (ICBP-2014). Rata-rata harga saham adalah

sebesar Rp. 1.410,00 dengan standar deviasi sebesar Rp. 2287,29. Nilai buku per

saham (BVPS) memiliki nilai terendah sebesar Rp. 10,65/lembar saham (AKKU-

2013) dan nilai maksimum sebesar Rp. 5883,57/lembar saham (TCID-2013).

Rata-rata nilai buku per saham adalah sebesar Rp. 770,62/lembar saham. Nilai

laba per saham (EPS) memiliki nilai terendah Rp. -359,00/lembar saham (MLIA-

Page 15: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

15

2013) dan nilai tertinggi sebesar Rp. 796,00/lembar saham (TCID-2013). Rata-

rata nilai laba per saham adalah sebesar Rp. 27,72/lembar saham. Variabel ukuran

perusahaan memiliki nilai terendah yaitu sebesar 20,74 dan nilai tertinggi 32,90.

Nilai ini merupakan nilai logaritma natural dari nilai penjualan perusahaan. Rata-

rata nilai ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar 27,72. Pada

periode 2013-2014, perusahaan manufaktur di Indonesia terdiri dari 113

perusahaan yang berafiliasi dan 50 perusahaan tunggal. Sedangkan dari sisi

struktur modal perusahaan, sebanyak 47,2% (77 perusahaan) dari total sampel

memiliki kepemilikan saham yang dipegang oleh suatu pihak diatas 50%.

Sedangkan sisanya yaitu 86 perusahaan memiliki kepemilikan yang tidak diatas

50% atau kepemilikan saham cenderung tidak dominan. Selama periode penelitian

terdapat 76 perusahaan yang mengalami kondisi laba/rugi positif. Sedangkan

sebanyak 87 perusahaan mengalami kondisi laba/rugi negatif.

Pada pengujian asumsi klasik untuk kedua model, didaatkan bahwa kedua

model mengalami masalah heteroskedastisitas dan normalitas. Untuk itu model

penelitian ditransformasikan dengan cara mengubah bentuk variabel y menjadi

bentuk logaritma natural. Hal ini bertujuan agar data dapat berdistribusi normal

dan bersifat homoskedastisitas. Untuk itu penelitian ini menggunakan

mentransformasikan model awal menjadi model semi-log dalam pengujian regresi

berganda.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis satu (H1): “Nilai buku ekuitas per saham memiliki relevansi nilai”

Hipotesis diterima. Dimana variabel BVPS memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel Pt. Hal ini berarti nilai buku ekuitas per saham

memiliki relevansi nilai dan nilai buku ekuitas per saham dapat digunakan oleh

investor dalam melakukan analisis fundamental karena memiliki informasi yang

relevan dengan harga saham. Hasil ini juga menguatkan pendapat bahwa

perusahaan dengan nilai ekuitas tinggi mampu menarik perhatian investor agar

membeli saham perusahaan. Koefisien positif yang dihasilkan dalam pengujian

membuktikan bahwa investor lebih meminati perusahaan dengan nilai ekuitas

yang lebih tinggi dan menjadi informasi dasar dalam pengambilan keputusan

investasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhani & Subroto

(2013); Cahyowati & Ratmono (2012); Chalmers, et.al (2011); Fadhliyah (2008);

Kusumo & Subekti (2013); Subekti (2010) dan Heesameilita (2012). Oleh karena

itu dapat dikatakan bahwa nilai buku ekuitas per saham memiliki relevansi nilai.

Hipotesis dua (H2) “Laba Per Saham memiliki relevansi nilai”

Hipotesis diterima. Dimana laba per lembar saham memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini berarti laba per lembar saham

memiliki relevansi nilai. Tanda positif pada nilai koefisien tersebut menunjukkan

bahwa laba per lembar saham (EPS) memiliki hubungan yang positif dengan

harga saham perusahaan (P). Investor dapat menggunakan informasi laba per

lembar saham dalam menilai perusahaan. Laba yang tinggi merupakan ekspektasi

umum bagi para investor. Dari hasil pengujian ini, maka dapat dikatakan bahwa

investor akan lebih meminati saham yang memiliki laba per saham tinggi

dibanding saham yang memiliki laba per saham rendah. Banyaknya permintaan

Page 16: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

16

investor akan saham dengan laba tinggi akan membuat harga saham perusahaan

naik. Sebaliknya, laba per saham yang rendah cenderung membuat harga saham

tersebut menjadi turun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Adhani & Subroto (2013); Almilia &

Sulistyowati (2007); Cahyowati & Ratmono (2012); Fadhliyah (2008); Kusumo &

Subekti (2013); Subekti (2010) dan Heesameilita (2012). Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa nilai laba per saham per saham memiliki relevansi nilai.

Hipotesis tiga (H3) “Nilai buku ekuitas per lembar saham dan laba per

saham memiliki relevansi nilai”

Hipotesis diterima. Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai sig. F-

statistics lebih kecil dari 0,05. Hasil uji F ini memberikan kesimpulan bahwa

variabel nilai buku ekuitas per saham dan nila laba per saham secara bersama-

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga pasar saham. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa Model Valuasi Ohlson (1995) terbukti secara

empiris berdasarkan hasil penelitian ini.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chalmers, et. al (2011), Cahyowati & Ratmono (2012), dan Heesameilita (2012)

dimana ke semua penelitian menunjukkan nilai signifikansi dari Uji-F adalah

lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai laba per

saham dan nilai buku per saham secara bersama-sama memiliki relevansi nilai.

Tabel 4.3

Ringkasan Hasil Uji Regresi Model I

Variabel

Dependen

Variabel

Independen Koefisien t-statistik Sig. Estimasi

LnPt

C -1,053 -,914 0,362

BVPS 0,000 2,099 0,037* H1 : +

EPS 0,004 4,989 0,000** H2 : +

GROUP 0,351 2,194 0,030*

SHARE 0,407 2,787 0,006**

LnSIZE 0,235 5,461 0,000**

R-square 0,588

Adjusted R-square 0,575

F-statistic 44,885

Sig. F-statistic 0,00000** Sumber: data diolah (2016)

Hipotesis empat (H4) “Relevansi nilai buku ekuitas per saham pada kondisi

perusahaan laba/rugi positif lebih tinggi dibanding perusahaan pada kondisi

laba/rugi negatif”

Hipotesis ditolak. Interaksi antara kondisi laba perusahaan dengan nilai

buku ekuitas per saham memiliki hubungan negatif dan signifikan. Hal ini

membuat nilai koefisien dari variabel nilai buku ekuitas per saham menurun

sehingga dapat disimpulkan dengan kondisi laba perusahaan yang positif akan

membuat relevansi nilai buku ekuitas per saham menjadi lebih rendah dengan

berkurangnya nilai koefisien dari variabel BVPS. Dapat disimpulkan bahwa pada

Page 17: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

17

kondisi perusahaan saat sedang mengalami kondisi laba negatif, maka relevansi

nilai yang terjadi antara nilai buku ekuitas per saham terhadap harga saham lebih

tinggi dibandingkan pada perusahaan dengan kondisi laba positif. Hal ini

merupakan sebuah anomali dikarenakan seharusnya investor akan memberikan

reaksi positif terhadap suatu keputusan investasi pada perusahaan yang dapat

mempertahankan pertumbuhan laba. Hal ini dapat dikarenakan kondisi pasar

modal Indonesia yang belum sepenuhnya efisien dan juga dapat dikarenakan

penurunan laba yang terjadi sepanjang periode tidak terlalu signifikan sehingga

tidak terlalu mempengaruhi keputusan investor. Informasi laba turun juga dapat

“tertutupi” informasi positif lainnya semisalnya nilai penjualan yang meningkat

atau penurunan hutang perusahaan. Hasil pengujian ini mengindikasikan masih

ada variabel lain yang memoderasi hubungan antara variabel independen nilai

buku per saham dengan variabel dependen harga saham.

Hipotesis lima (H5) “Relevansi nilai laba per saham pada kondisi perusahaan

laba/rugi positif lebih tinggi dibanding perusahaan pada kondisi laba/rugi

negatif”

Hipotesis diterima. Interaksi antara kondisi laba perusahaan dengan nilai

laba per saham memiliki hubungan positif dan signifikan. Hal ini membuat nilai

koefisien dari variabel laba per saham meningkat sehingga dapat disimpulkan

dengan kondisi laba perusahaan yang positif akan membuat relevansi nilai laba

per saham menjadi lebih tinggi dengan bertambahnya nilai koefisien dari variabel

EPS karena interaksi variabel DNI dan EPS. Dapat disimpulkan bahwa kondisi

laba yang mengalami pertumbuhan positif dapat memperkuat hubungan relevansi

nilai laba per saham terhadap harga saham. Dengan adanya informasi laba positif

maka investor akan memberikan reaksi positif terhadap keputusan investasi.

Perusahaan yang mampu mempertahankan laba perusahaan terus meningkat setiap

periodenya akan membuat kualitas laba meningkat di mata investor. Informasi

pertumbuhan laba yang diterima investor akan membuat persepsi investor akan

penggunaan laba sebagai indikator analisis fundamental menjadi lebih kuat.

Sehingga penilaian laba perusahaan menjadi informasi penting dalam

pengambilan keputusan investasi.

Tabel. 4.4

Ringkasan Hasil Uji Regresi Model II

Variabel

Dependen

Variabel

Independen Koefisien t-statistik Sig. Estimasi

LnPt

C -0,921 -,796 0,428

BVPS 0,000 3,182 0,002**

EPS 0,002 2,293 0,023*

GROUP 0,356 2,229 0,027*

SHARE 0,407 2,783 0,006**

LnSIZE 0,225 5,242 0,000**

DNI 0,222 1,194 0,234

DNI*BVPS -0,001 -2,463 0,015* H4 : +

DNI*EPS 0,004 2,367 0,019* H5 : +

Page 18: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

18

R-square 0,606

Adjusted R Square 0,585

F-statistic 29,593

Sig. F-statistic 0,00000** sumber: data olahan (2016)

Variabel Kontrol

Struktur Kepemilikan Saham

Hasil pengujian pada Model I menunjukkan bahwa variabel struktur

kepemilikan saham memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga

saham. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Subekti (2010) dimana

hasil penelitian tersebut mengungkapkan pada perusahaan dengan kepemilikan

saham besar memiliki relevansi nilai lebih tinggi dibanding perusahaan dengan

kepemilikan saham kecil. Nilai koefisien variabel ini pada Model I adalah sebesar

0,407726. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan yang memiliki kepemilikan

saham diatas 50% oleh pihak tunggal maka harga pasar saham akan meningkat

sebesar 0,407726 (dalam satuan ln) atau jika dikonversi sekitar Rp. 1,50. Kondisi

ini dapat disebabkan oleh adanya kemampuan yang baik dari pemegang saham

institusi dalam hal mengawasi kinerja setiap manajer untuk melakukan tindakan

yang dapat merugikan pihak minoritas. Tata kelola yang baik dapat menyebabkan

meningkatnya kualitas laporan keuangan yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan di pasar modal dan respon investor.

Afiliasi Grup Bisnis

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang

berafiliasi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil

penelitian ini tidak dapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh Subekti,

(2010) dimana dalam penelitian tersebut perusahaan tunggal memiliki relevansi

nilai yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berafiliasi. Hal ini dikarenakan

penelitian ini mengikutsertakan variabel grup bisnis dalam model penelitian dan

mengukur secara numerik seberapa besar pengaruh afiliasi grup bisnis terhadap

relevansi nilai. Hasilnya adalah untuk perusahaan yang berafiliasi maka harga

saham akan meningkat sebesar 0,35154 (dalam satuan ln) atau setara dengan Rp.

1,42. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan yang memiliki anak perusahaan

cenderung merupakan perusahaan besar. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata ukuran

perusahaan afiliasi grup senilai Rp. 9.199.390.257.851 jauh lebih besar dibanding

dengan perusahaan tunggal yakni sebesar Rp. 1.144.978.470.767. Selain itu dari

nilai laba, perusahaan berafiliasi juga memiliki jumlah nilai yang lebih tinggi

dibandingkan perusahaan tunggal. Nilai laba per saham perusahaan berafiliasi

adalah senilai Rp. 468,53 per saham lebih besar dibanding laba per saham

perusahaan tunggal sebesar Rp. 341,22. Ukuran perusahaan dan laba merupakan

salah satu informasi fundamental utama yang akan dilihat investor dalam

menentukan keputusan investasi. Unggulnya informasi keuangan perusahaan

berafiliasi membuat investor lebih tertarik berinvestasi diperusahaan berafiliasi.

Banyaknya permintaan akan membuat harga saham perusahaan naik.

Ukuran Perusahaan

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa ukuran peursahaan yang

diwakilkan oleh nilai penjualan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini merupakan suatu hasil yang wajar dikarenakan variabel

Page 19: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

19

ukuran perusahaan adalah variabel fundamental yang efeknya harus dihilangkan

dengan cara dilibatkan dalam model penelitian agar mereduksi bias hasil

penelitian. Variabel ini terbukti positif signifikan dalam mempengaruhi nilai

perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heesameilita,

(2012) dimana ukuran perusahaan memiliki relevansi nilai terhadap harga saham.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris terkait relevansi

nilai yang terjadi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2013-2014. Dari hasil pengujian empiris didapatkan

kesimpulan sebagai berikut:

1) Nilai buku ekuitas per saham terbukti memiliki relevansi nilai terhadap

nilai perusahaan.

2) Nilai laba per saham terbukti memiliki relevansi nilai terhadap nilai

perusahaan.

3) Nilai buku ekuitas per saham dan nilai laba per saham secara bersama-

sama terbukti memiliki relevansi nilai terhadap nilai perusahaan.

4) Kondisi laba perusahaan mempengaruhi relevansi nilai buku ekuitas per

saham yang terjadi. Pada kondisi laba, maka relevansi nilai yang terjadi

antara nilai buku ekuitas per saham dan harga pasar saham menjadi lebih

rendah.

5) Kondisi laba perusahaan mempengaruhi relevansi nilai laba per saham

yang terjadi. Pada kondisi laba, maka relevansi nilai yang terjadi antara

nilai laba per saham dan harga pasar saham menjadi lebih tinggi.

Saran

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan yang membatasi

ruang lingkup penelitian. Jangka waktu penelitian yang diobservasi dibatasi

untukperiode 2013-2014. Penelitian ini juga belum mempertimbangkan faktor-

faktor lain yang diduga ikut mempengaruhi harga saham.

Adapun saran-saran yang mungkin bisa digunakan untuk

menyempurnakan penelitian, antara lain:

1) Bagi Penelitian Selanjutnya:

a) Penelitian ini hanya melibatkan satu sektor perusahaan yaitu sektor

manufaktur sehingga kedepannya peneliti lanjutan dapat

mengembangkan model ini ke semua sektor dengan jenis industri sebagai

variabel kontrol

b) Hendaknya jangka waktu penelitian diperpanjang agar bisa

mengobservasi hubungan laba per saham dan nilai buku ekuitas terhadap

harga saham secara lebih akurat;

c) Menambah variabel moderasi lainnya seperti nilai penjualan atau nilai

liabilitas perusahaan; d) Menambah variabel kontrol seperti DER dan arus kas operasi;

e) Penggunaan data harga saham yang tidak pada satu titik waktu.

2) Bagi Investor:

a) Investor bisa menggunakan informasi laba per saham dan nilai buku

ekuitas sebagai salah satu sumber informasi yang relatif mudah diperoleh

Page 20: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

20

untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Investor juga dapat

mempertimbangkan jenis perusahaan berdasarkan struktur kepemilikan

dan afiliasi grup bisnis dalam menentukan keputusan investasi. Namun,

ada baiknya investor mempertimbangkan faktor lain dikarenakan

hubungan antara nilai buku ekuitas dan laba perusahaan dalam

mempengaruhi harga saham belum cukup kuat sehingga masih ada

variabel-variabel lain yang mempengaruhi pembentukan nilai perusahan.

Page 21: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

21

DAFTAR PUSTAKA

Adhani, Yunita Sari, dan Bambang Subroto, 2013. Relevansi Nilai Informasi

Akuntansi. Malang: Universitas Brawijaya.

Almilia, Luciana Spica, dan Dwi Sulistyowati, 2007. “Analisa Terhadap

Relevansi Nilai Laba, Arus Kas Operasi dan Nilai Buku Ekuitas pada

Periode disekitar Krisis Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ.”

Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis. Jakarta:

Proceeding Seminar Nasional Universitas Trisakti. 1-17.

American Association of Individual Investors, 2016. Earning Estimates and Their

Impact on Stock Prices.

Brief, Richard, dan Paul Zarowin, 2010. The Value Relevance of Dividends, Book

Value and Earnings. New York: New York University.

Cahyonowati, Nur, dan Dwi Ratmono, 2012. Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai

Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 14 No. 2: 105-

115.

Chalmers, Keryn, Farshid Navissi, dan Wen Qu, 2011. Value Relevance of

Accounting Information in China pre- and post-2001 Accounting Reform.

Managerial Auditing Journal (Emerald Group Publishing Limited) Vol 25

no.8: 792-813.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2010. Pernyataan Standar Akuntansi No. 56

"Laba Per Saham". Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Dwimulyani, Susi, 2010. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik

Vol 5 No.2: 101-109.

Erwanda, Ade, 2012. Pengaruh Profitabilitas, Resiko Finansial dan Keputusan

Investasi Terhadap Nilai Perusahaan. Lampung: Universitas Lampung.

Fadhliyah, Alfi, 2008. Analisis Pengaruh Nilai Buku Ekuitas dan Laba Per Saham

Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indoensia Periode 2002-2006. Depok: Universitas Indonesia.

Ghozali, Imam, 2009. Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Page 22: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

92

Gumanti, Tatang Ary, dan Elok Sri Utami, 2002. Bentuk Pasar Efisien dan

Pengujiannya. Jurnal Akuntansi & Keuangan (Universitas Kristen Petra):

54-68.

Hand, John R. M, 2005. “The Value Relevance of Financial Statements in the

Venture Capital Market.” The Accounting Review Vol 4: 1-42.

Heesameilita, Anapratama, 2012. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi (Nilai Buku

Ekuitas dan Laba Akuntansi) dan Informasi Modal Intelektual: Studi Pada

Perusahaan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Depok: Universitas

Indonesia.

Hutahean, Junius, 2007. Pengaruh Modal Kerja dan Hubungannya Terhadap

Profitabilitas Pada PTP. Nusantara I-X. Medan: Universitas Sumatra

Utara.

Jogiyanto, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Keener, Mary Hilston, 2003. “The relative value relevance of earnings and book

value across industries.” Journal of Finance and Accountancy: 1-19.

Kembuan, Prabowo Putra, 2014. Perbandingan Pertumbuhan Laba dan Free

Cash Flow Dalam Memprediksi Kinerja Harga Saham Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Makassar:

Universitas Hasanuddin.

Kusumo, Yuro Bimo, dan Imam Subekti, 2013. Relevansi Nilai Informasi

Akuntansi, Sebelum Adopsi IFRS dan Setelah Adopsi IFRS Pada

Perusahaan yang Tercatat Dalam Bursa Efek Indonesia. Malang:

Universitas Brawijaya.

Lailia, Anni Mufida, 2010. Relevansi Nilai Earnings dan Book Value terhadap

Kinerja Saham. Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga.

Martalena, dan Maya Malinda, 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta:

Penerbit ANDI.

Nurhasanah, Rahmalia, 2013. Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan

Earning Per Share Terhadap Harga Saham. Bandung: Universitas

Widyatama.

Ohlson, James A, 1995. “Earnings, Book Value, and Dividens in Equity

Valuation.” Contemporary Accounting Research Vol 11: 661.

Puspitaningtyas, Zarah, 2012. “Relevansi Nlai Informasi Akuntansi dan

Manfaatnya Bagi Investor.” Jurnal Ekonomi dan Keuangan: 164-174.

Page 23: RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA ... semakin efisien pasar

93

Rosari, Eva Christina, 2014. "Relevansi Laba Akuntansi dan Nilai Buku Terhadap

Harga Saham dengan Moderasi Corporate Governance Pada Perusahaan

Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012". Jurnal Akuntansi Mahasiswa

Vol. 3 No.2: 1-21

Sangadji, Etta Mamang, dan Sopiah, 2010. Metodologi Penenlitian. Yogyakarta:

ANDI.

Scott, William R, 2007. Financial Accounting Theory 3rd ed. Toronto: Pearson

Education Canada Inc.

Subekti, Imam, 2010. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi, Struktur Kepemilikan

Saham dan Afiliasi Group Bisnis Pada Perusahaan Publik Indonesia.

Malang: Universitas Brawijaya, 1-23.

Suliyanto, 2009. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sunariyah, 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.


Recommended