Peran bidan dalam
mempromosikan kesehatan mental
yang baik/positif pada perempuan
dalam masa reproduksi,
Kebijakan asuhan pada
perempuan dengan gangguan
kesehatan mental baik lokal,
nasional, dan internasional
(Pengelolaan gangguan psikologis
pada siklus hidup Perempuan
Reno Laila Fitria, M.Si
Review
Review: Adaptive Behavior
(Perilaku Adaptif)
Adaptative: Mudah menyesuaikan diri; menaikkan daya penyesuaian; 1. tepat, cocok, kena; pantas, sesuai. 2. Meningkatkan daya penyesuaian diri (Act)
Adaptive Behavior (Perilaku Adaptif): Tingkah laku adaptif, yang dapat menyesuaikan diri; 1. reaksi yang sesuai, cocok, mengena, tepat. 2. Tingkah laku yang membantu seseorang untuk melakukan interaksi yang lebih efektif dengan lingkungan sekitarnya
(Kamus Psikologi, J.P. Chaplin, 2006)
3
Review: Adaptive Behavior
(Perilaku Adaptif) Adaptive behavior is a type of behavior that is used to
adjust to another type of behavior or situation.
This is often characterized as a kind of behavior that allows an individual to change a nonconstructive or disruptive behavior to something more constructive.
These behaviors are most often social or personal behaviors.
For example, a constant repetitive action could be re-focused on something that creates or builds something.
In other words, the behavior can be adapted to something else.
https://en.wikipedia.org/wiki/Adaptive_behavior
4
Review: Adaptive Behavior
(Perilaku Adaptif)
Adaptive behavior reflects an individual’s social and practical competence of daily skills to meet the demands of everyday living.
Behavior patterns change throughout a person's development, across life settings and social constructs, changes in personal values, and the expectations of others.
It is important to assess adaptive behavior in order to determine how well an individual functions in daily life: vocationally, socially, educationally, etc.
https://en.wikipedia.org/wiki/Adaptive_behavior
5
Review: Adaptive Behavior
(Perilaku Adaptif)
Adaptive behavior includes the age-appropriate
behaviors necessary for people to live
independently and to function safely and
appropriately in daily life.
Adaptive behaviors include life skills such as
grooming, dressing, safety, food handling,
working, money management, cleaning, making
friends, social skills, and the personal responsibility
expected of their age and social group.
https://en.wikipedia.org/wiki/Adaptive_behavior
6
Review: Maladaptive Behavior
Maladaptation: ketidakmampuan mencocokkan diri; 1. kegagalan satu species untuk mengembangkan sifat-sifat karakteristik biologisnya demi kelangsungan hidup secara sukses. 2. satu sinonim yang tidak benar bagi istilah maladjustment
Maladjustment: ketidakmampuan menyesuaikan diri; 1. ketidakmampuan individu untuk mengembangkan pola-pola tinkah laku agar ia sukses di tengah lingkungannya. 2. secara longgar atau gangguan mental
(Kamus Psikologi, J.P. Chaplin, 2006)
7
Kehamilan & Masa Pre Natal
8
• Memberikan arti emosional yang besar pada setiap
perempuan
• Perubahan Hormonal Ngidam, Sangat perasa, mudah
tersinggung
• Kehamilan menambah intensitas emosi bahagia, bangga,
atau sebaliknya
Kesulitan-kesulitan Pada Masa Hamil
9
• Kesukakaran khusus dalam rumah tangga (finansial, mengurus
rumah tangga, sellisih paham dengan anggota keluarga, dll) menambah beban pada kehamilan
• INGAT, Kehamilan & Melahirkan merupakan perjuangan berat
untuk Perempuan
• Ketakutan & Kesakitan menjadi hal yang paling sering
dirasakan Perempuan hamil
2 Tipe Perempuan Terkait dengan Kehamilan
10
• Perempuan yang semakin berkembang fungsi keibuannya
rela berkorban untuk kebahagiaan anak yang dikandung
• Perempuan yang menganggap egonya terancam oleh
kelahiran bayinya
KARENA ITU, DUKUNGAN SOSIAL SANGAT PENTING.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kehamilan
11
• Secara sempit: faktor fisiolgis & psikis si perempuan
yang hamil itu sendiri, suami, keluargam rumah tangga,
lingkungan sekitar
• Secara Luas: adat istiadat, tradisi, kebudayaan
menimbulkan reaksi psikis yang beragam pada
Perempuan yang sedang hamil
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
12
• INGAT, Terjadi perubahan Anatomi Fisiologis & Psikologis
• Emosi Negatif VS Emosi Positif
• Hasrat seks relatif tinggi atau turun perlu komunikasi &
dukungan pasangan libido sangat dipengaruhi oleh
kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, kecemasan,
dsb
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
13
• Adaptasi Psikologis:
• Sikap ambivalen biasanya akan berhenti pada
trimester 1
• Penerimaan terjadi pada akhir semester 1 dan diikuti
dengan perasaan aman
• Trimester 1 sebenarnya merupakan periode
menunggu kehamilan menjadi Mantap”
• Kebenaran kehamilan dilakukan dengan mengecek
perubahan fisik berulang kali (contoh Amenorrhea)
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
14
• Dukungan:
• Dapat diberikan oleh Bidan, Petugas Kesehatan atau
orang terdekat
• Mendengarkan dengan baik
• Empati
• Jelaskan perubahan psikologis yang sering terjadi
• Informasikan hasil pemeriksaan
• Konseling Trimester 1
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
15
• Perubahan Psikologis:
• Ibu merasa lebih sehat & nyaman
• Sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
• Perut ibu belum terlalu membesar perasaan
‘terbebani’ belum muncul
• Ibu menerima kehamilan
• Mulai berpikir konstruktif
• Mulai merasakan kehadiran bayi sebagai bagian di
luar dirinya
• Kecemasan berkurang
• Libido meningkat
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
16
• Adaptasi Psikologis:
• Mengembangkan identitas sebagai ibu
• Evolusi dari menerima perawatan Ibunya, menjadi
memberi perawatan pada bayinya
• Aktivitas dan minat berpusat pada kehamilan,
melahirkan dan persiapan menjadi ibu
• dll
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
17
• Dukungan:
• Bekali ibu dengan informasi: Kehamilan, persalinan,
persiapan menerima anggota keluarga baru
• Ibu perlu diajak untuk relaksasi
• Berikan pujian dan semangat
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
18
• Perubahan Psikologis:
• Periode menunggu dan waspada untuk kelahiran bayi
• Cemas bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu
• Semakin waspada dalam melihat tanda-tanda bersalin
• Cemas bayi lahir tidak normal
• Takut akan rasa sakit saat melahirkan
• Kecemasan kembali muncul
• Merasa dirinya aneh atau bahkan jelek
• Sedih berpisah dengan bayi dan sedih karena tidak lagi
menerima perhatian sebanyak saat hamil
• Persiapan aktif terhadap kelahiran
• dst
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
19
• Adaptasi Psikologis:
• Periode Waspada
• Mempersiapkan diri untuk menerima kelahiran anggota
baru
• Mulai menceritakan impiannya tentang bayi yang akan
lahir (merupakan refleksi dari minat ibu)
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
20
• Dukungan:
• Sering berkomunikasi
• Penjelasan tentang aspek fisiologis persalinan
• Memperkenalkan tempat bersalin
• Mempersiapkan tempat persalinan dan pendamping
• Saling terbuka dengan suami
• dsb
Dampak Kehamilan Terhadap
Status Kesehatan Mental
Perempuan Pada Kehamilan Trimester 1 rekasi tubuh berupa
mual di wkatu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara seringkali menyebabkan perubahan emosi yang berfluktuasi Meningkatkan resiko gangguan. Misalnya: Reaksi kehamilan, akibat:
Pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan
Kehamilan yang motivasinya tidak jelas
Kurangnya dukungan keluarga
Perubahan gaya hidup
Tampak pada minggu ke-1 dan ke-2 kehamilan dan berakhir pada minggu ke-10 dan ke-12
21
Dampak Kehamilan Terhadap
Status Kesehatan Mental
Perempuan Pada Kehamilan Trimester II dampaknya pada
perubahan emosional yang lebih sedikit, berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang dikandung
Pada Kehamilan trimester III reaksi emosional meningkat kembali dan pada saat yang sama terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Hal ini terjadi karena: Perhatian yang berubah pada hal finansial
Persiapan ruang bayi
Perlengkapan bayi
Pengasuh hingga kapasitas sebagai orang tua
22
Dampak Kehamilan Terhadap
Status Kesehatan Mental
Perempuan
Berbagai perubahan yang dialami selama kehamilan Trimester I hingga II Resiko pencetus terjadinya reaksi Psikologis mulai dari tingkat gangguan emosional ringan hingga tingkat gangguan jiwa yang serius.
Stres pada ibu hami dapat mempengaruhi kesehatan Ini dan jani perkembangan janin dapat terhambat atau dapat mengalami gangguan emosi saat lahir jika stres selama kehamilan tidak tertangani dengan baik.
23
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
24
• Gangguan Psikologis Pada Pasangan Infertil
• Adat dan budaya berpengaruh rendah diri dan
kehilangan kepercayaan diri
• Mengingkari trauma sterilitas dengan justifikasi bahwa ia
tidak ingin memiliki anak
• Substitusi dengan mengembangkan hobi, meniti karir,
mengadopsi anak, dll
• Kegagalan dan kekecewaan selalu diproyeksikan pada
orang lain
• Memiliki pseudo keibuan, menghibur diri dengan
memilih perkejaan yang bersifat keibuan
Pengelolaan: Konseling individu, konseling pasangan
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
25
• Gangguan Psikologis Kehamilan Palsu (Pseudocyesis)
• Sikap ambivalen terhadap kehamilan: ingin hamil
sekaligus tidak ingin hamil
• Keinginan menjadi hamil basanya dipicu oleh dendam
dan sikap bermusuhan dan harga diri, bukan dari
dorongan keibuan
• Secara bersamaan muncul kesediaan untuk menyadari
sekaligus tidak ingin menyadari bahwa kehamilannya
adalah ilusi belaka
• Tidak lepas dari Pseudologi: fantasi-fantasi kebohongan
yang selalu ditampilkan kedepan untuk meningkari hal-
hal yang tidak menyenangkan
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
26
• Gangguan Psikologis Kehamilan Palsu (Pseudocyesis)
Pengelolaan: Perempuan Pseudocyesis biasanya ingin
menunoolkan egonya konseling psikoanalisis dengan
menekankan pentingnya riwayat hidup klien, pengaruh dari
pengalaman diri pada kepribadian individu, serta
irasionalitas dan sumber-sumber tak sadar dari tingkah laku
manusia.
Peran konselor: Menciptakan suasana senyaman munkin
agar klien bebas mengungkapkan pikiran tujuan
mengendalikan tingkah laku irasional.
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
27
• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan Luar nikah
• Umumnya dialami oleh remaja rentang usia 12-19 tahun
• Muncul Perasaan takut dan bingung luar biasa
• Bisanya menutupikheamilannya hingga didapatkan tindakan lain
• Rasa ketakutan yang juga muncul jika kekasih yang menghamilinya
tidak mau bertanggung jawab
• Cemas jika teman-teman takut
• Rasa takut yang timbul akibat tidak siap menjadi seorang ibu
• Timbul keinginan mengakhiri kehamilan dengan aborsi
Pengelolaan: Konseling humanistik, manusia menentukan sendiri
keputusannya, manusia pada dasarnyabaik. Konselor harus memiliki:
Empati, Positive regard (Acceptance), Congruence (Genuines)
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
28
• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan Tidak dikehendaki
• Perempuan merasa janin yang dikandungnya bukan
bagian dari dirinya berusaha mengeluarkan dari
tubuhnya melalui tindakan sperti aborsi
• Beberapa perempuan bersikap aktif-agresif, marah dan
dendam pada kekasih atau suaminya serta merasa
sanggup menanggung konsekuensi dari tindakan
kemarahannya
• Bayi dianggap sebagai beban atau malapetaka
Pengelolaan: Teknik konseling sama dengan Kehamilan
luar nikah, hanya saja menekankan pada Konseling
Pasangan
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
29
• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Keguguran
• Bisa menimbulkan sindrom pasca abortus: menangis terus
menerus, depresi berkepanjangan, erasaan bersalah,
ketidakmampuan memaafkan diri sendiri, kesedihan
mendalam, amarah, kelmpuhan emosional, problem atau
kelainan seksual, kekacauan pola makan, perasaan rendah
diri, penyalahgunaan narkoba, mimpi buruk dan
gangguan tidur lainnya, dorongan untuk bunuh diri,
kesulitan dalam relasi, serangan gelisah dan panik, serta
melakukan kilas balik
Pengelolaan:Konseling Psikolgis ditambah penyembuhan
secara rohani
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
30
• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Janin Mati
• Kesedihan mendalam
• Proses Berduka (menunjukkan reaksi emosional) dalam
beberapa tahapan sbb:
• Menolak (Denial)
• Marah (Anger)
• Tawar-manawar (Bargaining)
• Depresi (Depression): menarik diri, kesulitan kembali
kepada kehidupan normal
• Menerima (Acceptance)
Pengelolaan: pahami pada fase berduka yangmana ibu
berada
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
31
• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Ketergantungan Obat
• Perempuan dengan ketergantungan obat cenderung memiliki angka
depresi, kepanikan, dan fobia ketimbang pria
• Merasa tidak layak untuk hamil sehingga cenderung mengingkari
kehamilannya
• Berisiko dalam melakukan perawatan Prenatal takut mendapatkan
implikasi hukum karena mereka menggunakan narkoba
• Perasaan berdosa
• Bagi perempuan dengan adiksi yang tidak mau bergerak ke siklus
pemulihan, maka kekahwatiran pada bayi akan kalah dengan
kekhawatiran mendapatkan obat
• Adakalanya kehamilan menjadi katalis untuk memulai siklus
pemulihan
Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan
32
• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Ketergantungan Obat
Pengelolaan: Konseling Behavioristik: Konselor membantu
klien untuk belajar bertindak dengan cara-cara yang baru
dan pantas. Atau membantu mereka memodifikasi atau
mengeliminasi tingkahlaku yang berlebih atau maladaptif
mengubah tingkah laku yang maladaptif dan belajar tingkah
laku yang lebih efektif. proses kontinu.
Bidan harus mampu memberikan penguatan dan
dukungan tanaman pengertian tentang pentingnya buah
hati. Bidan menjadi pendengar yang baik. Bidan harus
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
Kelahiran Bayi & Masa PosT-
Natal
Banyak dokter, Psikolog, & Seniman yg berspekulasi ttg arti dari Peristiwa Kelahiran “Drama penjebolan” secara drastic, disertai dengan perubahan-perubahan kondisi yang revolusioner dari seorang bayi
Bayi tsb dicabut dari kehangatan perlindungan Rahim ibunya lalu Ia harus belajar dengan kemampuan sendiri untuk hidup, menghirup udara & mengisap susu
Bayi harus melatih semua fungsi jasmaniah dan rohaniahnya.
33
Kelahiran Bayi & Masa PosT-
Natal
Teori Drama Kelahiran tangis bayi bisa merupakan tangis kesaitan, tangis protes, tangis kepedihan, tangis keenganan dan ketakutan krn ia terlempar dari Rahim ibunya ke tengah duniashock psikologiskerinduan yang tidak disadari untuk kembali kedalam sekuritas Rahim ibunya
lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi baru lahir dan pada saat yang sama bayi mempengaruhi lingkungannya.
34
Kelahiran Bayi & Masa PosT-
Natal
Setiap tingkah laku si kecil menimbulkan bentuk Perlindungan dan Pemeliharaan dari lingkungan (Orang tua) Mothering
Anak manusia sepanjang hayatnya senantiasa membutyuhkan kasih saying & mothering dalam berbagai macam bentuk
Individu tidak bisa hidup sendirian Kontak dengan Ibu merangsang perkembangan
jasmani dan rohani
Support Psikologis dengan jalan kontak Psikis & Fisik dari Ibu Sama besar nilainya dengan lindungan fisik & kehangatan ketika bayi masih dalam Rahim ibunya
35
Kelahiran Bayi & Masa PosT-
Natal
Tangis Bayi memberitahukan keinginannya, ketakutan, rasa tidak senang, kemarahan, kekecewaan, dsb.
Tangis bayi pernyataan protes terhadap pengabaian, keteledoran, kelupaan & salah tindak dari ibu atau pengasuh.
Ibu mengalami ketakutan, ketegangan batin, kebingungan, kecemasan, kerisauan dan kesusahan lainnyaakan menimbulkan hal yang sama pada bayi ditandai dengan tangis
36
Kelahiran Bayi & Masa PosT-
Natal
Ibu yang kurang senang menerima peranan dirinya sebagai seorang ibu
menolak kelahiran bayinyabiasanya ibu
menampilkan sikap yang ragu-ragu thd
diri sendiri, menampakkan relasi yang
tidak mapan atau kurang harmonis
dengan orang lain (terutama dengansuaminya) bayi menangis terus-
menerus
37
adat kebiasaan melahirkan
Peristiwa kelahiran Proses fisiologis,
diwarnai komponen psikologis
Banyak orang berspekulasi tentang
mudah atau sulitnya aktivitas melahirkan
bayi itu dengan memperbandingkan
prosesnya di antara pelbagai suku
bangsa
38
adat kebiasaan melahirkan Beberapa penyebab mudah-sulitnya aktivita
melahirkan bayi:
Perbedaan iklim & lingkungan sosial mempengaruhi kelenjar endokrinkelenjar ini sangat penting fungsinya pada saat melahirkan bayi
Cara hidup yg baik/cara hidup yg sangat ceroboh dari wanita yg bersangkutanmempengaruhi kondisi Rahim & organ genitalnya
Kondisi otot-otot panggul wanita
Kondisi Psiki/kejiwaan wanita yang bersangkutan
39
adat kebiasaan melahirkan Otot pangul wanita primitive lebih efisien dari
otot panggul wanita modern yang serba “manja”
Wanita-wanita primitive memiliki toleransi lebih besar terhadap penderitaan & rasa sakit karena memeluk norma-norma tradisional secara ketat
Wanita-wanita modern mengalami proses degenerative menyebabkan tubuh & mentalnya kurang tertempa/terlatih untuk fungsi reproduksi atau melahirkan anak bayinya
40
adat kebiasaan melahirkan Proses kelahiran pada wanita-wanitasuku
Tengger di pegunungan Bromo jarang berlangsung lama1-2 jam
Pada beberapa suku primitive di tanah Batak, daerah Kalimantan (suku Dayak), Kubu(daeran Sumatera Selatan) & Irian Jaya, serta beberapa suku primitive di daerah Australia berlangsung dalam beberapa menit
Ibu yang baru melahirkanmemandikan tubuhnya sendiri & bayi yg baru lahir dimandikan di sungai paling dekat
41
adat kebiasaan melahirkan
Lalu mereka akan kembali pada
tugas/pekerjaanya yang terpotong
karena aktivitas melahirkan
Biasanya, proses meahirkan banyak
dipengaruhi oleh Proses Identifikasi
Wanita yang bersangkutan dengan
Ibunya.
42
adat kebiasaan melahirkan Fakta menunjukkan, baik di kalangan wanita
modern maupun primitive, seringkali berlangsung peristiwa, sbb:
Gangguan-ganguan atau kesulitan-kesulitan yang cukup serius saat melahirkan bayikadang menyebabkan invalid atau meninggal dunia
Fakta tersebut Mendorong Berkembangnya Ilmu Kebidanan & Kedokteranguna memperingan kesulitan atau penderitaan para ibu yang tengah melahirkan bayinya
43
adat kebiasaan melahirkan Para Wanita yang hidup di kampung miskin di
perkotaan dan di daerah-daerah pedesaan terpencil yang tidak memiliki tenaga bidan biasanya ditolong oleh para dukun beranak. Para dukun umumnya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang sterilitas & proses kelahiranakibatnya banyak terjadi kesalahan partus, infeksi serta kematian bayi dan ibunya->Tingkatkan kemampuan Dukun Beranak & Tenaga Kesehatan
44
adat kebiasaan melahirkan
Pada umumnya semua upacara tradisional berkenaan dengan kehamilan dan kelhiran bayi bertujan untuk:
Menjauhkan pengaruh buruk dari lingkungannya
Menghindari godaan setan atau tenaga gaib yang suka mengganggu wanita hamil & bayi-bayi baru lahir
Mengundang roh-roh halus yang bak hati untuk merestui ibu hamil beserta bayinya
45
adat kebiasaan melahirkan Kebiasaan tradisional sangat kuno:
menyediakan tempat khusus untuk para wanita yang hendak melahirkan atau sedang haid pemahaman bhw wanita yg tengah melahirkan atau haid tidak suci
Ada pula tradisi bbrp suku bangsa yang memperbolehkan wanita hamil ditemani oleg beberapa wanita sebaya selain dirinya bukan krn pengalman tetapi krn relasi kekeluargaan
46
adat kebiasaan melahirkan Wanita-wanita Maori (Selandia Baru)
melahirkan sendirian di pinggir sungai
Wanita-wanita Gebrito & Montesca di Filipina mersakan puncak kesakitan, lalu berdiri, menyandarkan perutnya yang buncit ke sebatang galah bamboo, lalu menekan perutnya keras-keras. Bayinya kemudian ditampung pada setumpuk abu hangat lalu ia merebahkan dirinya disamping si bayi lalu ia memotong tali pusar bayinya
47
adat kebiasaan melahirkan
Wanita-wanita Indian di Guyana Inggris serta Guatemala akan segera meninggalkan
kampunya jika telah merasakan kesakita-
kesakitan tanda melahirkan. Ia akan sendirian
menuju gubuk di pinggir hutan. Kemudian
baru kembali ke keluarganya jika iya telah
mengemban bayinya
Dalam kebudayaan modern hal ini juga sering terjadi terutama setelah bayi lahir.
48
adat kebiasaan melahirkan
Peran suami di beberapa suku bangsa
ada suami yang terlibat secara aktif
selama proses kelahiran
Lambat laun kebiasaan-kebiasaan yang
agak irrasional mulai berubah menjadi lebih rasional dibutuhkan mereka yang
berpengalaman dan memiliki keahlian
untuk membantu proses melahirkan
49
emosi pada saat hamil dan
proses
melahirkan
Dampak jasminiah seiring perkembangan
kehamilan: mudah lelah, tidak nyaman
badan, tidak bisa tidur dengan tenang,
sering kesulitan bernapas, dll
Akibatnya: Muncul Rasa tegang,
ketakutan, kecemasan, konflik batin &
material psikis lainnya
50
factor somatic dan psikis yang
mempengaruhi kelahiran
Setiap proses biologis dari fungsi keibuan & reproduksi, yaitu sejak turunnya bibit ke dalam Rahim ibu sampai saat kelahiran bayi senantiasa dipengaruhi (Distimulasi atau justru dihambat) oleh pengaruh-pengaruh psikis tertentu. Artinya, ada:
Interdependensi di antara factor-factor somatic (jasmaniah) dengan factor-factor psikis
Jadi pada fungsi reproduksi yang sifatnya bioloogis itu selalu dimuati pula oleh elemen-elemen psikis.
51
factor somatic dan psikis yang
mempengaruhi kelahiran
Para Psikolog atau psikiater umumnya tidak mempunyai kesempatan untuk memperhatikan pengalaman psikis wanita yang tengah melahirkan. Para dokter dan bidan juga sama. Sebab kita semua sering kali disibukkan oleh fator-factor somatic
Sebagian besar tenaga kesehatan berpikir bahwa tugasnya telah selsai jika bayi lahir dan Ibu selamat
52
factor somatic dan psikis yang
mempengaruhi kelahiran
Perhatikan pengalaman feminine, kebahagiaan, kepedihan/kesakitan yang paling memuncak dan paling mengesankan dalam hidupnya. Terutama pada saat kelahiran bayinya yang pertama kali
Fase terakhir dari masa kehamilan uterus/Rahim ibu menurun tekanan yang semakin terasa berat di dalam perutketegangan batin, sesak napasTimbul rasa jengkel, tidak nyaman, gerah, serba salah tidak sabar, tidak senang, letih, lesu
53
factor somatic dan psikis yang
mempengaruhi kelahiran
Penderitaan fisik & beban jasmaniah
selama minggu minggu terakhir masa
kehamilan menimbulkan banyak gangguan Psikis seringkali
merenggangkan hubungan IBU-ANAK yang semula harmonisseringkali timbul
sikap bermusuhan terhadap bayinyaibu
mulai berharap agar “Endoparasit”
segera keluar dari rahimnya
54
factor somatic dan psikis yang
mempengaruhi kelahiran
Akibatnya polaritas AKU-KAMU menjadi semakin jelas, timbulah dualitas perasaan:
Harapan-cinta-kasih &
Impuls-impuls bermusuhan-kebencian
Disebabkan oleh:
Fantasi tentang bakal-bayinya yang segera lahir sebagai objek kasih sayang, ditambah dengan
Beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan, kedua peristiwa itu menimbulkan kecenderungan kuat untuk secpat-cepat “melahirkan sang bayi” dari kandungan
55
factor somatic dan psikis yang
mempengaruhi kelahiran
Jika konflik antara 2 tendensi tadi menjadi ekstrim dan patologis, maka kecenderungan untuk segera melahirkan bayi bisa menimbulkan kelahiran premature.
SEBALIKNYA: Jika unitas yang narsistis dari sang ibu berupa
kesombongan utk mempertahankan & memiliki janin yg unggul, ditambah dengan kecemasan ibu kalau2 bayinya tidak mendapatkan jaminan keamanan jika sudah di luar Rahim ibu atau ibu merasa belum mampu memikul tanggung jawab sebagai ibu maka muncul kecenderungan kuat untuk memperpanjang kehamilan
56
kegelisahan dan ketakutan
menjelang kelahiran
Saat hamil mengalami campuran perasaan kuat, berani menangung segala cobaan, lemah hati, takut, cinta, benci, ragu, pasti, gelisah, tenag, harapan kecemasan dsb.
Sebab Kegelisahan & Ketakutan:
Takut mati
Trauma kelahiran
Perasaan bersalah/berdosa
Ketakutan riil
57
kegelisahan dan ketakutan
menjelang kelahiran
Karena ketakutan & Kegelisahan tersebut maka
calon ibu muda harus ditempa:
Kesiapan mental menghadapi tugas menjadi
hamil & melahirkan bayi
Tanpa konflik-konflik batin serius & rasa
ketakutan
Terjadi pemisahan yang semakin jelas antara
pribadi ibu dan pribadi bayinya (pada bbrp
minggu terakhir masa kehamilan) sebagai 2 sosok
yg sebentar lagi akan terpisah satu sama lain.
58
kegelisahan dan ketakutan
menjelang kelahiran
Proses yang wajar berlangsung:
Timbul keinginan & emosi yang semakin kuat, agar bayi dalam perut yang menyebabkan ibu tidak enak makan tidur itu “cepat-cepat keluar”
Dan keinginan tersebut akan memperlacar serta memberikan banyak fasilitas pada proses kelahiran bayinya secara normal
59
kegelisahan dan ketakutan
menjelang kelahiran Jika proses “Pemisahan atau pembelahan” dalam
psike ibu tersebut berlangsung secara tidak wajar, maka peristiwanya berproses sebagai berikut:
Emosi pembelahan sangat ekstrim kuat
Ditambah dengan perasaan ketakutan melahirkan & menjelang hari-esok serta kejadian yang belum pasti menjadi penolak bagi proses fisiologis yang wajar
Ketakutan tsb menimbulkan aksi-aksi konkret yg membuat kesakitan yang dirasakan menyamai kesakitan saat melahirkan
Maka ketakutan terpisah dengan bayinya justru bisa menyebabkan kelahiran prematur
60
kegelisahan dan ketakutan
menjelang kelahiran
Proses melahirkan bayi itu tidak melulu somatic sifatnya, akan tetapi psikosomatis sebab banyak elemen psikis ikut mempengaruhi kelancaran atau kelambatan proses melahirkan bayi tersebut
Fenomena Fisiologis pada kelahiran bayi yang normal ditandai oleh 3 tahap:
Proses melebar atau mengembang
Proses melontarkan atau melahirkan
Proses post-natal
61
Reaksi wanita hiper masculine & Total
Pasif dalam menghadapi kelahiran
Fenomena psikologis yang menyertai
proses kelahiran itu bermacam-macam
Setiap wanita memiliki disposisi-
kepribadian yang definitive & mewarnai proses kelahiran bayinya menonjolkan
kepasifan atau keaktifan pada saat
kelahiran bayinya
62
Reaksi wanita hiper masculine & Total
Pasif dalam menghadapi kelahiran
Seorang wanita yang memiliki Kompleks maskulanitas atau sifat kelaki-lakian yang sangat kuat, akan melakukan reaksi yang khas, sbb: Menganggap kehamilan & kelahiran bayi itu sbg satu
tugas penghinaan, yang dipaksakan oleh Alam kepada dirinya sebagai kaum wanita
Kejadian ini dianggap sebagai satu ketidakadilan, yg harus dituntut dan diperjuangkan pembalasannya
Dengan sndirinya, mereka menolak menangung penderitaan & kesakitan sewaktu melahirkan bayinya karena itu mereka menuntut kelahiran bayinya lewat pembedahan/operasi caesar
63
Reaksi wanita hiper masculine & Total
Pasif dalam menghadapi kelahiran
Seorang wanita yang memiliki Kompleks maskulanitas atau sifat kelaki-lakian yang sangat kuat, akan melakukan reaksi yang khas, sbb: Mereka beranggapan dalam masalah kelahiran anak,
para dokter dan ahli kandungan modernlah yang seharusnya bertugas & bertanggung jwab agar kelahiran bayinya bisa berjaln lancer dan secepat mungkin, tanpa dibarengi kesakitan sedikitpun juga
Wanita-wanita tipe ini biasanya banyak menuntut macam-macam „fasilitas‟ kepada dokternya. Dan tuntuan tsb dikaitkan dengan kelahiran anaknya sebagai tugas alami yang terpaksa harus mereka lakukan
64
Reaksi wanita hiper masculine & Total
Pasif dalam menghadapi kelahiran
Sebaliknya, jika wanita yang bersangkutan bersikap sangat pasif-menyerah tidak bersedia memberikan partisipasi sama sekali, maka sikap ini bisa memperlambat proses pengembangan/melebarnya Rahim dan saluran vagina. Wanita harus bekerja keras
Peristiwa melahirkan bayi memerlukan Penguasaan diri (terutama untuk mengatasi gejala macam ketakutan.
Karena itu data mendetail tentang “Pengalaman Hebat” di kala melahirkan sangat dibutuhkan
65
Kebutuhan Psikologis Ibu
Selama Persalinan
Kehadiran Pendamping Secara terus menerus
Penerimaan atas sikap dan perilakunya
Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman
Kebutuhan-kebutuhan di atas tampak pada setiap tahapan persalinan (Kala I, II, III, IV)
Sugesti,
mengalihkan perhatian, dan
Kepercayaan
66
Pemberian Sugesti
Untuk memberikan penngaruh kepada ibu bersalin denan pmeikiran yang
dapat diterima ibu bersalin secara logis
Sugesti positif agar ibu dapat melalui
proses persalinan sebagaimana mestinya
Sugesti: Katakan bahwa proses persalinan
akan berjalan dengan lancar
67
Mengalihkan Perhatian Ketika ibu mulai merasakan sakit Bidan harus
mencoba mengalihkan perhatian
Jangan terlalu berfokus, empati atau kasihan dengan rasa sakit karena seringkali rasa sakit semakin bertambah
Ajak bicara, bersenda gurau, dengarkan musik, meninton film atau tv saat kontraksi berlangsung
Apabila ibu masih merasakan ambang sakit yang tinggi lakukan upaya mengurangi rasa nyeri: teknik relaksasi pengeluaran suara, pijatan yang lembut
68
Perubahan Psikologis Kala I
Kontraksi Uterus, Ibu umumnya dalam keadaan santai tenang, tidak terlalu pucat
Rasa cemas, takut akan dosa sendiri takut bayi yang dilahirkan cacat, kurang sehat, dsb
Rasa tegang dan konflik batin akibat membesarnya janin dalam kandungan ibu mudah capek, tidak nyaman, tidak bisa tidur nyenyak, sulit bernapas, dan gangguan lainnya
Ibu bersalin kadangkala merasa jengkel, tidak nyaman, selalu kegerahan, serta tidak sabaran
69
Perubahan Psikologis Kala II
Panik dan terkejut karena pembukaan sudah lengkap
Bingung dengan apa yang terjadi dan harus dilakukan ketika pembukaan lengkap
Frustrasi dan marah
Tidak mempedulikan siapa dan apa saja yang ada di kamar bersalin
Merasa lelah dan sulit mengikuti perintah
Fokus pada diri sendiri
Memiliki persepsi sendiri tentang rasa sakit
Memiliki pengharapan yang berlebihan
KECEMASAN
70
Kecemasan Gangguan perasaan yang ditandai dengan ketakutan
dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan.
Gejala orang yang mengalami kecemasan:
Ketegangan motorik atau alat gerak; gemetar, nyeri
otot, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, mudah
kaget, tegang
Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis & parasimpatis);
keringat berlebih, jantung berdebar, rasa dingin di
telapan tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa
mual, sering buang air kecil, diare, muka merah
(pucat), denyut nadi dan napas cepat
71
Kecemasan Gangguan perasaan yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan.
Gejala orang yang mengalami kecemasan:
Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang
Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, susa konsentrasi, susah tidur, mudah tersinggung dan tidak sabar
72
Kecemasan Faktor-faktor penyebab kecemasan:
Keadaan fisik; riwayat penyakit sebelumnya
Nyeri: menyebabkan stress melepaskan katekolamin yangmenyebabkan berkurangnya aliran darah ke uterus, sehingga uterus kurang oksigen. Mengurangi rasa nyeri: Kompres Panas dan Dingin
Riwayat pemeriksaan kehamilan
Pengetahuan
Dukungan lingkungan sosial
73
Kesimpulan Dampak
Persalinan Terhadap Status
Kesehatan Mental Perempuan Fenomena psikologi yang menyertai persalinan bermacam-
macam
Setiap Perempuan memiliki disposisi kepribadian yang definitif yang akan mewarnai proses kelahiran bayinya bisa pasif atau aktif saat persalinan
Perbedaan dua disposisi yang pasif dan aktif akan mencolol pada periode kesakitan prliminer atau permulaan. Wanita Pasif sejak awal memiliki anggapan tidak perlu takut dan cemas, sebab mereka tidak akan banyak menderita sesuai dengan nasehat bidan dan dokter namun setelah bertubi tubi kesakitan maka mereka biasanya akan marah dan tidak sabar. Wanita Aktif menjadi semakin gelisah dan meningkatkan kegiatan sehari-hari hal ini dirasionalisasi sebagai satu metde untu memperpendek masa penantian menunggu kelahiran bayi.
74
Pengertian Nifas
Masa nifas adalah 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu berikutnya.
Waktu yang tepat disebut postpartum adalah:
2-6 jam
2 jam – 6 hari
2 jam – 6 minggu
Atau boleh juga disbut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu pasca melahirkan
75
Postpartum period/postnatal
period
Periode awal sekali setelah kelahiran anak ,mencapai 6 minggu.
Dikenal juga dengan terminologi: puerperium or puerperal period.
WHO: mendeskripsikan periode ini sebagai periode yang sangat kritis dan seringkali diabaikan dalam kehidupan seorang ibu atau bayi; sebagian besar kematian terjadi pada periode ini.
76
Postpartum period/postnatal
period
Masa sesudah kelahiran, saat dimana tubuh ibu, termasuk level hormon & ukuran uterus, mulai kembali kepada kondisi sebelum kehamilan.
Lochia: postpartum vaginal discharge, containing blood, mucus, and uterine tissue.
Dalam literatur sains, istilah ini seringkali disebut sebagai Px, dimana x adalah angka; cth, hari P5 harus dibaca sebagai 5 hari sesudah kelahiran
77
Postpartum period/postnatal
period
Sehabis melahirkan seorg wanita bisa
meninggalkan RS selama stabil secara medis
& memilih untuk pulang.
Bisa beberapa jam postpartum. Rata-rata
untuk kelahiran vaginal adalah 1-2 hari, dan
caesarean section postnatal bisa 3-4 hari
Masa ini seorang ibu dimonitor terkait
pendarahan, bowel, dan fungsi bladder.
Bayi baru lahir juga dimonitor
78
Postpartum period/postnatal
period
Fisik: perawatan berfokus pada kesehatan ibu dan kemampuannya merawat bbl. Lengkapi mereka dengan pengetahuan ttg menyusui, kesehatan reproduksi kontrasepsi & penyesuaian hidup Kondisi medis yang muncul Sheehan‟s Syndrome? Peripartum Cardiomyopathy?. Pada beberapa kasus: postpartum depression, Posttraumatic disorder bahkan puerperal psychosis.
79
Postpartum period/postnatal
period
Psikologis: Postpartum mental illness daapat mempengaruhi ibu atau ayah.
Deteksi dan penanganan tepat
dibutuhkan.
Setidaknya 25-85% wanita yg baru
melahirkan akan mengalami sindroma
“blues” selama beberapa hari.
7-17% mengalami depresi klinis, apalagi
mereka yang memiliki sejarah depresi
80
Postpartum period/postnatal
period
Psikologis: Jarang sekali terjadi, 1 dalam 1000 kasus, wanita mengalami episode Psychotic sudah memiliki pre-existing mental illness. Hingga saat ini, berbagai penelitian berulang
belum bisa menghubungkan perubahan hormon dengan simtoma psikologis postpartum yang ditemukan lebih menunjukkan pada pre-existing mental illness, kelelahan yang sangat, perubahan jadwal dan stressor menjadi orang tua lainnya
Postpartum psychosis/ Puerperal Psychosis: bentuk penyakit mental yang lebih parah dari postpartum depression
81
Masa NIFAS: FASE HONEY
MOON
Berapa minggu di awal dari kehidupan bayi Anda Periode mengenal satu sama lainHoneymoon Period
6 Minggu pertama dimulailah pengalaman sebagai orang tua Anda memandangi bayi Anda berjam-jam, Bayi Anda tidak mungkin salah, dsb
TETAPI INGAT! Setelah periode ini 2-10 minggu, mulailah pahami pola tidur bayi
82
Masa NIFAS: FASE HONEY
MOON
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam
beradaptasi pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
Fungsi menjadi orang tua
Respon dan dukungan dari keluarga
Riwayat dan pengalaman kehamilan serta
persalinan
Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil
dan melahirkan
83
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu
pada Masa Nifas antara lain:
Fase Taking In
Fase Taking Hold
Fase Letting Go
84
Masa Nifas: Fase Taking In
Periode ketergantungan hari 1 -2 setelah
melahirkan
Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga
cenderung pasif terhadap lingkungannya.
Ketidaknyamanan yang dialami antara lain
rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang
tidur, kelelahan.
Perhatikan: Istirahat cukup, asupan nutrisi &
Komunikasi!
85
Masa Nifas: Fase Taking In
Gangguan psikologis yang dapat dialami
oleh ibu pada fase ini adalah:
Kekecewaan pada bayinya
Ketidaknyamanan sebagai akibat
perubahan fisik yang dialami
Rasa bersalah karena belum bisa menyusui
bayinya
Kritikan suami atau keluarga tentang
perawatan bayinya
86
Masa Nifas: Fase Taking HOLD
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya.
Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung.
Perhatikan: Komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.
87
Masa Nifas: Fase Taking HOLD
Tugas bidan antara lain:
mengajarkan cara perawatan bayi,
Cara menyusui yang benar,
cara perawatan luka jahitan,
senam nifas,
pendidikan kesehatan gizi,
istirahat,
kebersihan diri dan lain-lain.
LIHAT PANDUAN WHO
88
Masa Nifas: Letting go Fase menerima tanggungjawab akan peran barunya.
Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya.
Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya.
Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi.
Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.
89
Masa Nifas: Letting go Hal-hal yang harus dipenuhi selama nihas
adalah sebagai berikut:
Fisik.Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih
Psikologi.Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa kesepian
Psikososial.
90
Nifas: Post Partum Blues Merupakan kesedihan atau kemurungan
setelah melahirkan, biasanya muncul sementara waktu, yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak elahiran bayi.
Tanda dan gejala: cemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak sabar, tidak percaya diri, sensitif atau mudah tersinggung, serta merasa kurang menyayangi bayinya
Peningkatan dukungan mental atau dukungan keluarga sangat diperlukan dalma mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa nifas.
91
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum):
“Sepupu” Post Partum Depression
Ciri: selalu merasa khawatir akan perkembangan & kesehatan bayi, kemampuannya menjadi orang tua yg baik, bagaimana dia bisa menyeimbangkan pekerjaan dan tetap mengasuh anak-anaknya. Perempuan tsb akan mengalami moody dan tidak bisa istirahat. Beberapa ciri fisik yg dialami adalah detak jantung yg cepat, pusing, mual dan insmonia
92
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum):
10% perempuan yg baru melahirkan mengalami Post Partum Anxiety (Postpartum Support International, 2013)
Seringkali tersembunyi dan tidak terdiagnosa
Tidak banyak yg mendiskusikan hal ini, padahal setengah perempuan yang mengalami PPD akan mengalami PPA
Beberapa kekhawatiran sebenarnya adaptive – kecemasan sebenarnya respon natural untuk melindungi bayi, kekhawatiran tsb seringkali diekspresikan dalam bentuk -hyper-alertness and hyper-vigilance (Sangat waspada)
93
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum): TETAPI, jika kekhAwatiran Anda menjadi irrasional &
Anda tidak bisa mengeluarkannya dr pikiran ketakutan yg sangat jika Anda tidak menggendong bayi Anda maka ia akan terluka.
Atau jika kecemasan Anda tidak ada kaitannya dengan ancaman tertentu dan akhirnya Anda takut untuk menjalani keseharian Anda (Seperti misalnya membawa bayi dalam mobil, atau anda terkena panic attacks atau semua kekhawatiran Anda mencegah kemampuan Anda untuk berfungsi normal (mengecek bayi Anda sepanjang malam) maka Anda mungkin sedang mengalami PPA. KECEMASAN AKAN MENJADI MASALAH JIKA MELAMPAUI REALITAS
94
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum):
Berbagai variasi pemicu:
Perubahan hormonal estrogen & progesteron naik dari 10 menjadi 100 kali lipat selama kehamilan lalu jatuh hingga 0 saat kelahiran.
Hari-hari sehabis melahirkan sleep deprivation, perubahan dalam hubungan Anda, & jadwal serta tanggung jawab baru (termasuk merawat bayi)
Ekspektasi lingkungan ini shrsnya saat yg paling membahagiakan dan Anda secara instink harus tahu harus berbuat apa
Hal-hal tersebutlah yang kadang menimbukan PPA
Ibu baru bisa mengalami PPA Mereka yg lebih rentan mengalami PPA memiliki sejarah
personal atau keluarga terkait dengan depresi, beberapa simtoma PMS (merasa sedih atau marah), gangguan makan, OCD, wanita yg pernah mengalami keguguran, perempuan yang memiliki keperibadian sensitif
95
Nifas: Post Partum Blues
Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum): Mendapatkan Pertolongan:
Sebagai Ibu: Katakan kepada Bidan, Obgyn atau Pediatrician Anda tentang apa yang Anda rasakan atau minta rujukan untuk bertemu dengan Psikolog (terutama yg memiliki keahlian CBT-Cognitive Behavioran Therapy)
Sebagai tenaga kesehatan: ubah pola pikir dan perilaku ibu yang bisa mengarah pada
kecemasan
Contoh: Bayi bersin Ibu yg mengalami PPA akan berpikir bayinya sakit yg serius Anda, sebagai tenaga kesehatan, bisa saja hanya flu AJAK BERPIKIR RASIONAL.
Melalui teknik meditasi, Relaksasi Otot Progresif & mindfulness training
Pastikan dukungan sosial
Yang paling akhir adalah obat-obatan antidepresan resep dokter
96
Nifas: Post Partum Blues
Post Partum Depression:
Kurang tidur, tanggung jawab baru & minimnya waktu untuk diri sendiri Roller
Coaster Emosio Depresi Ringan atau
kecemasan (Anxiety) dan mood swings
Baby Blues sebenarnya normal
TETAPI, jika simptoma tidak hilang selama
beberapa minggu POST PARTUM
DEPRESSION
97
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Depression: Tanda-
Tanda/Simptoma:
Pada awalnya tampak seperti sindrom baby blues biasa, bahkan simptomanya sama: mood swings, ibu menangis terus menerus, kesedihan, insomnia, kejengkelan. LALU DIMANA PERBEDAANNYA?
Perbedaannya: pada PPD semua simptoma lebih parah dan bertahan lebih lama (Cth: Pemikiran utk bunuh diri atau ketidakmampuan untuk mengasuh anak yg baru lahir)
98
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Depression: Tanda-
Tanda/Simptoma: Anda bisa menarik diri dari pasangan atau
tidak bisa bonding dengan bayi Anda
Kecemasan Anda menjadi tidak terkendali, hingga mencegah Anda utk tidur –bahkan ketika bayi Anda sedang tidur atau makan dengan baik
Nad mungkin merasa bersalah atau tidak berharga atau bahkan kewalahan atau mulai membangun berbagai pikiran tentang kematian dan ketidakinginan untuk hidup
99
Nifas: Post Partum Blues
Post Partum Depression: Faktor Resiko:
Sejarah PPD (kemungkinan terulang sebesar 0-
50%)
Sejarah depresi atau gangguan mood di luar
kehamilan dalam keluarga Anda
Stresor sosial: kurangnya dukungan sosial,
keuangan, kekerasan dalam rumah tangga, dll
Resiko menjadi signifikan naik jika perempuan
serta merta tidak melanjutkan pengobatan
dikarenakan kehamilan
100
Nifas: Post Partum Blues
Post Partum Psychosis: Tanda-tanda &
Simptoma:
Postpartum psychosis is a rare, but
extremely serious disorder that can develop
after childbirth, characterized by loss of
contact with reality.
Because of the high risk for suicide or
infanticide, hospitalization is usually required
to keep the mother and the baby safe.
101
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Psychosis: Tanda-tanda & Simptoma: Postpartum psychosis terbangun secara tiba-tiba, biasanya 2
minggu pertama atau 48 jam setelah melahirkan. Simptoma termasuk:
Hallucinations (seeing things that aren‟t real or hearing voices)
Delusions (paranoid and irrational beliefs)
Extreme agitation and anxiety
Suicidal thoughts or actions
Confusion and disorientation
Rapid mood swings
Bizarre behavior
Inability or refusal to eat or sleep
Thoughts of harming or killing your baby
102
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Psychosis: Treatment:
Postpartum psychosis should be considered a
medical emergency requiring immediate medical
attention.
103
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety & Depression: Treatment:
Sebagai Ibu: Ciptakan keterikatan (Attachment) yang aman dengan
Anak Anda: belajar untuk bonding dengan bayi Anda
Bersandarlah pada orang lain jika memang Anda membutuhkan pertolongan atau bantuan: jadikan relasi Anda sbg prioritas, jangan menyimpan perasaan sendiri, bergabunglah dengan orang lain
Sayangi dan jangan lupa mengurus diri Anda sendiri: konsentrasi pada diri Anda dan bayi, tinggalkan sejenak urusan rumah tangga, berolahraga, meditasi, tidur, makan, ciptakan waktu untuk diri anda sendiri, berjemurlah di bawah sinar matahari
Ciptakan waktu untuk Anda & Pasangan: jangan mencari kambing hitam, berkomunikasilah, ciptakan waktu “bersama”
104
Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety & Depression: Treatment:
Sebagai Tenaga Kesehatan/Orang yang Membantu:
Beri dukungan
Berikan dia waktu istirahat
Dengarkan
Sabar & Pengertian (Baik tenaga kesehatan &
pasangan)
Berikan dia semangat untuk mengungkapkan apa yg
ia rasakan
Tawarkan bantuan untuk urusan rumah tangga
(Pasangan)
Terapi individual/Kosneling Pernikahan
Antidepresan Medications
Terapi hormon (Estrogen Replacement Therapy)
105
Pengelolaan Perubahan
& Gangguan Psikologis
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Menstruasi
Gangguan Psikologis pada menstruasi
Kecemasan, ketakutan fobia
Merasa terhalangi atau terbatasi
kebebasan dirinya karena menstruasi
Mudah tersinggung & mudah marah
Perubahan pola makan
Merasa gelisah dan mengalami gangguan
tidur
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Menstruasi Jadikan tenaga kesehatan sebagai konselor,
yang berperan atau bertugas sebagai berikut: Memberi penjelasan kepada klien menstruasi
adalah proses fisiologi dan normal
Memberi informasi positif yang berguna tentang menstruasi sehingga tidak ada kesalahpahaman
Memberi saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri istirahat cukup, minum air putih & melakukan kompres air hangat pada bagian perut
Memberikan dukungan mental dan dukungan lainnya pad aklien agar lebih percaya diri dan tidak takut dalam menghadapi masa menstruasi
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Perkawinan
Gangguan Psikologis pada masa perkawinan diantaranya:
Ketegangan dan kecemasan pada saat perkawinan
Kejenuhan dalam perkawinan
Ketidakpuasan terhadap pasangan
Merasa aktivitas terbatasi oleh perkawinan sehingga akan menimbulkan perasaan tertekan yang jika dibiarkan akan menyebabkan depresi
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Perkawinan Cara untuk mengatasi gangguan psikologi dalam
perkawinan adalah dengan melakukan konseling, dimana tenaga kesehatan menjadi konselor yang memberikan konseling terkait berbagao hal berikut ini: Memberikan informasi tentang perkawinan
Memberikan penjelasan bahwa konflik yang terjadi dalam perkawinan adalah hal yang wajar
Memberikan saran terkait dengan kemampuan pasangan untuk saling kompromi bahkan mengalah
Ajak pasangan untuk menghadapi kenyataan hidup
Ajak pasangan untuk menciptakan latar belakang yang baik dan positif tentang perkawinan
Meminta pasangan untuk melakukan penyesuaian yang sifatnya timbal balik
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Pada Kehamilan
Bersikap terbuka pada pasangan
Konsultasi dengan tenaga kesehatan: Menjelaskan bahwa apa yang dirasakan oleh
ibu adalah hal yang normal
Mengungkapkan bahwa setiap kehamilan merupakan pengalaman yang unik
Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi dan perkembangan bayi, tanda kelahiran, dan tanda bahaya kehamilan
Mendiskusikan tentang ketidaknyamanan yang dialami oleh Ibi dan cara mengatasainya
Mendiskusikan tentang rencana persalinan
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Pada Kehamilan
Curahkan isi hati kepada pasangan atau sahabat
Lebih banyak istirahat
Jangan ragu untuk meminta bantuan suami, teman atau keluarga
Luangkan waktu untuk diri sendiri
Menciptakan suasana yang tentram dan nyaman bagi ibu
Melakukan antisipasi sejak awal bagi diri sendiri
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Pada Kehamilan
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu
hami, bidan diharapkan:
Mampu melaksanakan asuhan dan tindakan
pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan
segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil
Lakukan komunikasi terapeutikmeredam
permasalahan psikososial
Membantu ibu sejak pra konsepsi untuk
mengorganisasikan perasaan, pikiran untuk
memelihara kehamilannya.
Pengelolaan Gangguan
Psikologi Pada Kehamilan
Masa menopause Perimenopausal Depression:Perimenopause is defined as
the transitional period from normal menstrual periods to no periods at all. At this time menstrual periods gradually lighten and become less frequent. The transition to complete menopause may last anywhere from a few months to a few years.
Bisa mengalami kombinasi simptoma seperti saat PMS dan menopause, tetapi bisa tidak mengalami simptoma apapun
Simptoma normal: hot flashes, insomnia, vaginal dryness, dan masalah mood.
Simptoma Perimenopausal Depression: datar emosi, ketidakmampuan coping, kemarahan, isolasi sosial, mudah menangis penurunan energi, kegagalan menikmati aktivitas dan relasi normal
115
Masa menopause
Masturbasi Klitoris: Jika pada masa produktif
secara seksual dingin, maka pada masa
klimakteris menjadi sensitif dan kebalikannya.
TETAPI, pada perempuan yang pada masa
produktif memiliki seksualitas yang normal,
maka pada masa klimakteris akan
mengalami kebalikannya. KADANGKALA,
pada wanita menopaus timbul gairah seksual yang luar biasa melakukan masturbasi
klitoris
116
Masa menopause Ide delerius: Predisposisi masa pubertas
kembali muncul pada masa menopause. Seperti berbagai ide aneh, nafsu bertualang, dsb
Aktifitas Hipomanis Semu: gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.
117
Masa menopause Infantile: Berperilaku kekanak-kanakan
Aktifitas Hipomanis Semu: gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.
Insomnia: kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan situasional semua berperan dalam hal ini.
118
Masa menopause
Gangguan Konsep Diri: konsep diri negatif yang akan cenderung membuat individu
bersikap tidak efektif dalam hubungan
interpersonal maupun hubungan dengan
lingkungan masyarakat.
5 tanda orang yang memiliki konsep diri negatif
(William D. Brooks & Emmert):
Peka terhadap kritik
Terlalu responsif pada pujian
Bersikap hiperkritis terhadap orang lain
Merasa tidak disenangi oleh orang lain
Bersikap pesimis terhadap kompetisi
119
Materi Tambahan (Terkait
dengan Kemampuan Anda
untuk Mendengarkan
sebagai Seorang Konselor
LISTENING IN INTERPERSONAL
COMMUNICATION
PROSES MENDENGAR (THE LISTENING PROCESS)
Listening tidak sama dengan Hearing
Hearing : proses dimana anda hanya menangkap vibrasi di sekitar anda, untuk kemudian, vibrasi atau getaran tersebut masuk ke gendang telinga anda.
Hearing : Pada dasarnya adalah proses pasif yang tidak membutuhkan atensi atau usaha tertentu dari pihak anda.
Listening : dapat dijelaskan melalui 5 langkah : Receiving, Understanding, Remembering, Evaluating, dan Responding (proses ini sifatnya sirkuler
PROSES MENDENGAR (THE
LISTENING PROCESS) ad. 1. Receiving (Menerima Pesan) :
Listening dimulai dengan menerima pesan yang dikirim oleh pembicara (the speaker)
Baik pesan verbal maupun nonverbal yang terkatakan atau yang tidak terkatakan.
Dalam menerima pesan, anda harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Fokuskan atensi / perhatian anda pada pesan-pesan verbal dan non verbal yang diberikan oleh pembicara (baik yang terkatakan atau tidak terkatakan).
2. Hindari gangguan dari linmgkungan sekitar.
3. Fokuskan perhatian anda pada pembicara daripada pada pada apa yang akan anda katakan selanjutnya.
4. Pertahankan peran anda sebagai pendengar dan hindarilah untuk menginterupsi pembicara.
PROSES MENDENGAR (LISTENING
PROCESS) Ad.2. Understanding (Mengerti) :
Tahap dimana anda mempelajari maksud pembicara sebenarnya, termasuk pemikiran-pemikiran yang memang terekspresikan dan nada-nada emosional yang melengkapi pemikiran-pemikiran tersebut.
Dalam mengerti, usahakan untuk :
1. Menghubungkan informasi baru yang diberikan pembicara dengan apa yang telah anda ketahui sebelumnya.
2. Melihat pesan-pesan pembicara dari sudut pandang si pembicara ; hindari untuk menghakimi pesan tersebut sampai anda sepenuhnya mengerti pesan tersebut (seperti yang diinginkan oleh pembicara).
3. Tanyakan beberapa pertanyaan untuk mengklarifikasi, jika diperlukan ; minta detil-detil atau contoh-contoh tambahan apabila memang dibutuhkan.
4. Ungkapkan kembali atau katakan ulang ide-ide pembicara dengan kata-kata anda sendiri.
PROSES MENDENGAR (THE
LISTENING PROCESS) Ad. 3. Remembering (Mengingat Kembali) :
Pesan-pesan yang anda terima dan mengerti, perlu untuk disimpan setidaknya untuk beberapa saat.
Dalam komunikasi grup atau dalam situasi public speaking, anda bisa membantu ingatan anda dengan menyimpan pesan yang anda terima dalam bentuk catatan atau note.
Tetapi dalam situasi KAP, hal tersebut dianggap tidak pantas. Cth : masa anda mencatat ketika teman anda bercerita tentang ibunya yang sedang sakit ?
Yang biasa anda ingat, bukanlah pesan si pembicara seutuhnya (bulat-bulat), tetapi pesan tersebut setelah ada proses rekonstruktif (membuat pesan tersebut masuk akal bagi anda).
Dalam mengingat kembali, usahakan untuk :
1. Identifikasi ide-ide utama dan hal-hal pokok yang menyertainya.
2. Rangkum pesan tersebut dalam format yang mudah diingat, tapi hati-hati ; jangan sampai anda mengabaikan detil-detil/kualifikasi-kualifikasi yang sangat Penting.
3. Ulangi nama-nama dan konsep-konsep utama pada diri anda sendiri, jika anda rasa pantas, ulangi dengan keras (liat situasi dan kondisi).
PROSES MENDENGAR (THE
LISTENING PROCESS) Ad. 4. Evaluating (Mengevaluasi) :
Melibatkan proses menilai pesan dengan beberapa cara.
Di suatu waktu, anda berusaha mengevaluasi motif-motif dan tujuan-tujuan tersembunyi pembicara. Dan seringkali proses evaluasi ini berlangsung tanpa kesadara penuh. Contoh : Elaine mengatakan pada anda bahwa dia baru saja mendapat promosi jabatan dan dia merasa senang. Kemungkinan besar kemudian anda m,encoba untuk menilai tujuannya. Apakah artinya dia ingin anda untuk menggunakan pengaruh anda pada presdir ? Apakah dia terlalu senang dengan promosi tersebut dan memberitahu setiap orang ? Atau ia mengharapkan pujian ?
Kadang di situasi lain evaluasi anda sifatnya lebih pada analisis kritis.
Dalam evalusi, usahakan untuk :
1. Jangan lakukan evalusi sampai anda benar-benar mengerti sudut pandang pembicara.
2. Selalu asumsikan bahwa pembicara adalah orang dengan niat yang baik, dan jika anda ragu, maka anda boleh meminta klarifikasi pada info-info yang kira-kira tidak dapat anda terima
3. Anda harus bisa membedakan mana yang fakta, mana yang merupakam kesimpulan, opini, atau interpretasi personal dari pembicara.
4. Anda harus mampu mengidentifikasi adanya bias, kepentingan pribadi, atau prejudis yang mungkin membawa pembicara memandang sebuah masalah menjadi tidak adil
PROSES MENDENGAR (THE
LISTENING PROCESS) Ad. 5 Responding ( Merespon) :
Merespon dapat dibagi menjadi 2 fase :
Respon-respon yang anda buat ketika pembicara sedang / masih berbicara.
Respon-respon yang anda buat setelah pembicara berhenti berbicara.
Respon-respon tersebut tidak lain adalah feedback.
Respon : informasi yang anda sampaikan kepada pembicara ; informasi tersebut dapat memberitahu pembicara bagaimana perasaan anda dan apa yang anda pikirkan tentang pesan yang ia sampaikan.
Respon yang anda berikan atau buat haruslah suportif dan harus menandakan bahwa anda mendengarkan pembicara.
Respon-respon ini meliputi lambang-lambang non verbal yang biasa disebut “Back Channeling Cues”, Seperti : “ I see”, “ Yes”, “Uh-huh”, dan sinyal-sinyal lainnya yang membuat pembicara tahu anda sedang mendengarkan.
PROSES MENDENGAR (THE
LISTENING PROCESS)
Dalam merespon, usahakan untuk :
1. Bersikap suportif dengan memvariasikan back channeling cues anda !
2. Ekspresikan dukungan untuk pembicara dalam respon akhir anda.
3. Jujurlah : pembicara berhak untuk mengharapkan respon yang jujur, bahkan jika respon itu mengekspresikan ketidaksetujuan.
Miliki respon anda sendiri : Nyatakan pemikiran dan perasaan anda sebagai milik anda sendiri, dan gunakan “pesan saya” (I Message). Cth : lebih baik katakan “ Saya pikir proposal baru itu lebih besar biayanya ketimbang yang lama.” Daripada anda menggunakan “Orang-orang” akan keberatan pada proposal itu, terlalu mahal !”
“Active listening “ merupakan keahlian
berkomunikasi Yang dapat menolong
orang memecahkan masalahnya
ACTIVE LISTENING
ACTIVE LISTENING (MENDENGARKAN AKTIF)
Proses mengirim kembali pesan kepada
pembicara, tentang apa yang dipikirkan
oleh pendengar mengenai maksud
pembicara, baik makna nyata maupun
makna terselubung.
Tidak hanya sekedar mengulang kata-kata
pembicara.
TUJUAN ACTIVE LISTENING
Tujuan active Listening :
dapat mengecek seberapa akurat anda
mengerti apa yang diucapkan dan
dimaksudkan pembicara.
Artinya anda mengekspresikan penerimaan
anda pada perasaan pembicara
Anda dapat membuat pembicara secara
lebih cepat dan jauh tahu mengenai apa
yang ia pikirkan dan rasakan.
Poor listening habits
2. Menunggu kesempatan untuk “MASUK”
3. Memotong pembicaraan
4. Hanya mendengarkan apa yg
diharapkan
1. Tidak berkonsentrasi penuh
pada pembicaraan
5. Terpaku pada hal-hal yang
tidak
disepakati
MENINGKATKAN
KETERAMPILAN
MENDENGARKAN (ACTIVE
LISTENING).
1. Konsentrasi pada apa yang
dikatakan
2. Hindari mengevaluasi terlalu dini
3. Mencoba melihat dari kacamata
orang lain/berempati
4. Tunjukkan pemahaman Anda
5. Perjelas dan ulangi ungkapannya
dengan kata kata lain.
6. Jangan memotong pembicaran jika
belum lengkap diutarakan.
MENINGKATKAN
KETERAMPILAN
MENDENGARKAN (ACTIVE
LISTENING).
7. Jangan membuat kesimpulan
jika pembicaraan belum selesai
8. Berikan jeda sedikit sebelum
mengajukan pertanyaan.
9. Jangan mendebat, berusaha
mengkoreksi, menginterogasi,
atau terlalu menasihati.
MENINGKATKAN KETRAMPILAN
MENDENGARKAN AKTIF (ACTIVE LISTENING)
10. Ulangi kembali maksud si pembicara
11. Coba ekspresikan pengertian anda
mengenai perasaan pembicara
12. Ajukan pertanyaan.
Tugas Anda 1. Cara Mengatasi Gangguan Psikologi yang
Berhubungan dengan Persalinan?
2. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Saat Nifas utamanya untuk mereka yang mengalami:
a. Post Partum Blues
b. Depresi Psotpartum
c. Post Partum Psikosa
3. Cara Mengatasi gangguan Psikologis Pada masa menopause
CATATAN: Dalam tugas sertakan referensi yang jelas. Blogspot tidak diizinkan. Jawaban harus didasari oleh oleh artikel jurnal penelitian dan buku-buku.
Daftar Pustaka Utama: Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan, Mansur, Herawati (jakarta,salemba Medika, 2014)
Psikologi Kesehatan Wanita (Remaja, Menstruasi, Menikah, hamil, Nifas dan Menyusui). Nirwana, Ade Benih (Yogyakarta, Nuha Medika, 2011)
Buku Ajar Bidan Psikologi Ibu dan Anak. Bahiyatun (Jakarta, EGC,2011)
Psikologi Kebidanan: Analisis Perilaku Wanita untuk Kesehatan. Dahro, Ahmad (Jakarta: Salemba Medika,2012)
Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Pieter,Herri Zan dan Lubis (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016)
Marmi & Margiyati (2017). Pengantar Psikologi Kebidanan; Buku Ajar Psikologi Kebidanan. Yogyakarta :Pustaka Pelajar
Drozˇd¯ek & Wilson (2007). Voices of Trauma Treating Psychological Trauma Across Cultures. USA: Springer Science
Wagner, Barry (2009). Suicidal behavior in children and adolescents. USA: Yale University
Pendukung Sobur, Alex (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Kartono, Dr. Kartini (1996). Psikologi Umum. Bandung: Penerbit Mandar Maju