RESPON MASYARAKAT BIDARA CINA
TERHADAP MATERI PUASA DAN TAUHID
SYEKH ALI JABER DI DAMAI INDONESIAKU
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh:
Arif Syahrizal
NIM: 1112051000133
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H /2019 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan sebagai referensi dalam penulisan
skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan prosedur yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Juli 2019
Arif Syahrizal
NIM. 1112051000133
i
ABSTRAK
Arif Syahrizal
Respon Masyarakat Bidara Cina Terhadap Materi Puasa dan Tauhid Syekh
Ali Jaber di Damai Indonesiaku
Televisi merupakan media elektronik yang mudah untuk dijangkau dan
dapat diterima oleh semua kalangan, sehingga perannya sangat penting dalam
membangun kepribadian seseorang. Tidak berimbangnya tayangan di televisi
antara yang mendidik dan tidak mendidik menimbulkan banyak dampak. Salah
satu tayangan yang mendidik yaitu acara Damai Indonesiaku sehingga program
tersebut selalu mengalami peningkatan rating, karena banyaknya para pendakwah
yang ceramah pada program tersebut. Salah satu penceramahnya adalah Syekh Ali
Jaber. Syekh Ali Jaber merupakan penceramah yang berasal dari Arab Saudi yang
dari kecil beliau dididik ilmu agama oleh Ayahnya. Ini lah yang membedakan
Syekh Ali Jaber dengan para penceramah lainnya. Banyak masyarakat yang
tertarik dengan Syekh Ali Jaber karena khazanah keilmuannya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut: bagaimana tanggapan warga Bidara Cina terhadap
materi puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber ? bagaimana respon kognitf, afektif dan
konatif warga Bidara Cina RT 005 RW 010 Jatinegara terhadap materi puasa dan
tauhid Syekh Ali Jaber ?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori S-O-R.
Teori ini menjelaskan bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat stimulus tertentu,
sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan pesan yang
disampaikan terhadap reaksi komunikan. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk
mengetahui respon warga terhadap metode ceramah Syekh Ali Jaber.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana
dalam pendekatan ini peneliti akan mendapatkan hasil yang akurat, penggunaan
model ini lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan
tafsiran kuantitatif yang kokoh dengan desainnya adalah survey. Penyebaran
kuesioner kepada responden guna menghailkan data yang akurat.
Kesimpulan respon kognitif dari penelitian ini adalah warga berpendapat
bahwa warga Bidara Cina jauh lebih memahami tentang puasa dan tauhid setelah
mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber, sehingga hal ini lah yang membuat
warga Bidara Cina tertarik dengan ceramah Syekh Ali Jaber. Respon Afektif dari
penelitian ini warga Bidara Cina merasa takut ketika meninggalkan puaas wajib,
karena akan mendekatkan diri yang meninggalkannya kepada api neraka. Materi
yang disampaikan oleh Syekh Ali Jaber tentang puasa dan tauhid selalu
disinggungkan dengan Al-Qur’an dan hadist, sehingga ini lah yang membuat
warga merasa kagum dengannya.Sedangkan respon konatif dari penelitian ini
adalah setelah mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber banyak warga Bidara Cina
yang lebih khusu dalam berpuasa.
Kata kunci: Metode Dakwah, Komunikasi dan Media
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang selalu mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Masyarakat
Bidara Cina Terhadap Materi Puasa dan Tauhid Syekh Ali
Jaber di Damai Indonesiaku”. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah bagi junjungan besar Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa umat manusia kepada jalan kebenaran.
Penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
mampu terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, serta motivasi baik secara moral
maupun material. Oleh karenanya, penulis hendak menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, M.A.
sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M. Ed. Ph, D sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, MSW.
Sebagai wakil Dekan 1 Bidang Akademik. Dr. Sihabuddin
Noor, MA. Sebagai wakil Dekan II Administrasi umum.
Drs. Cecep Sastrawijaya, MA. Sebagai wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si. sebagai Ketua Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dr. H. Edy Amin, MA.
Sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
iii
4. Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktunya guna memberikan
bimbingan, arahan serta inspirasi yang amat berharga bagi
penulis.
5. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si sebagai Dosen Penasihat
Akademik KPI E 2012.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan berbagai pengarahan, pengalaman,
serta bimbingan kepada penulis selama dalam masa
perkuliahan.
7. Segenap Pimpinan serta Karyawan Perpustakaan Utama
dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah melayani penulis dalam menggunakan buku-
buku serta literatur yang penulis butuhkan selama
penyusunan skripsi ini.
8. Orang tua tercinta ayahanda Ayuhan yang selalu menjadi
inspirasi serta memberikan dukungan baik secara moral
maupun material kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Bapak Ade Heriyanto selaku ketua RT 005 RW 03 yang
telah bersedia menerima penulis untuk melakukan
penelitian.
10. Wanita yang selalu memberikan dukungan dan suportnya
yaitu istri tercinta Suci Miralita S. Kom.
11. Anakku tercinta Arsyila Fatiyyaturahma yang selalu
membuat semangat untuk terus berjuang.
iv
12. Sahabat-sahabatku Achmad Faisal Riwanto, M Aidillah P,
Taufik Abdullah, Trisaka Oktarian, Arif Fathurrahman,
Ahmad Hilman Zulfahmi dan sahabat lainnya yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatunamun percayalah ada segudang rasa cinta penulis
untuk kalian, terima kasih, terima kasih dan terima kasih.
Penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan
manfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikianlah
pengantar yang dapat penulis sampaikan, akhir kata penulis
mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam skripsi ini.
Jakarta, 5 Juli 2019
Arif Syahrizal
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................ v
DAFTAR TABEL ………………………………………...viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................ 9
D. Manfaat Penelitian ..................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ......................................... 10
F. Metodologi Penelitian ................................. 12
G. Sistematika Penulisan ................................. 24
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Respon ........................................................ 25
1. Pengertian Respon ................................. 25
2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon .... 26
3. Faktor Terbentuknya Respon ............... 30
B. Materi Dakwah ........................................... 32
1. Pengertian Materi Dakwah .................... 32
2. Sumber Materi Dakwah ........................ 33
3. Macam-macam Materi Dakwah ............ 35
4. Teori Menyusun Dakwah ...................... 37
C. Puasa dan Tauhid ........................................ 38
vi
1. Pengertian Puasa ................................... 38
2. Hikmah Puasa ....................................... 39
3. Pengertian Tauhid ................................. 41
4. Manfaat Tauhid ..................................... 42
BAB III BIOGRAFI SYEKH ALI JABER
A. Latar Belakang Keluarga............................. 43
B. Latar Belakang Pendidikan ......................... 45
C. Kiprah Dakwah ........................................... 47
D. Karya Dalam Bidang Dakwah .................... 50
BAB IV RESPON WARGA BIDARA CINA RT 005
RW 03 JATINEGARA JAKARTA TIMUR
TERHADAP MATERI PUASA DAN TAUHID
SYEKH ALI JABER
A. Profil Responden ......................................... 53
1. Tentang Jenis Kelamin .......................... 53
2. Tentang Jenis Pekerjaan ........................ 54
3. Tentang Latar Belakang Pendidikan ..... 55
B. Respon Kognitif Warga Bidara Cina RT
005 RW 03 Jatinegara Jakarta Timur
Terhadap Materi Puasa dan Tauhid
Syekh Ali Jaber ........................................... 56
C. Respon Afektif Warga Bidara Cina RT
005 RW 03 Jatinegara Jakarta Timur
Terhadap Materi Puasa dan Tauhid
Syekh Ali Jaber ........................................... 61
vii
D. Respon Konatif Warga Bidara Cina RT
005 RW 03 Jatinegara Jakarta Timur
Terhadap Materi Puasa dan Tauhid
Syekh Ali Jaber ........................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................. 68
B. Saran-saran .................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 70
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Pengujian Validitas .............................................. 20
Tabel 2 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Respon
Kognitif................................................................ 22
Tabel 3 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Respon
Afektif.................................................................. 22
Tabel 4 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Respon
Konatif ................................................................. 23
Tabel 5 : Jumlah Warga Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 53
Tabel 6 : Jumlah Warga Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....... 54
Tabel 7 : Jumlah Warga Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan ........................................................... 55
Tabel 8 : Respon Kognitif................................................... 57
Tabel 9 : Respon Afektif..................................................... 61
Tabel 10 : Respon Konatif .................................................... 65
Tabel 11 : Rekapitulasi Rata-Rata Skors Variabel ...................... 68
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman selalu mengalami peningkatan
dengan mengikuti kebutuhan yang semakin bertambah.
Kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan
tidak hanya beraneka ragam tetapi bertambah terus dan tidak
ada habisnya. Satu kebutuhan telah terpenuhi, tentu akan
datang lagi kebutuhan yang lainnya. Jadi faktor utama
berkembangnya zaman karena kebutuhan yang semakin
meningkat. Kemajuan zaman mengacu pada tingkat
kemajuan ilmu dan teknologi tanpa terkecuali teknologi
komunikasi yang dimana dengan teknologi komunikasi ini
dapat menghubungkan antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain.
Seiring perkembangan teknologi komunikasi, informasi
kini disalurkan dengan berbagai media yang serba canggih.
Dengan mengedepankan prinsip efektifitas dan efisiensi,
lahirlah media yang dapat menyalurkan informasi yaitu
media massa. Menurut Ahmad Mubarak “ Media massa
adalah media yang digunakan dalam komunikasi massa yaitu
komunikasi yang disalurkan kepada khalayak dan luas secara
serempak.1
1 Ahmad Mubarak, Psikolog Dakwah, (Jakarta : Pustaka Firdaus,1999
),hal 106.
2
Begitu kuatnya eksistensi media komunikasi di tengah-
tengah masyarakat yang berakibat informasi berubah menjadi
kebutuhan dan komoditi dalam masyarakat. Seperti yang di
kemukakan oleh Marwah Daud “ Era sekarang dan masa
depan sering disebut sebagai era reformasi, penyebabnya
adalah sekarang ini informasi telah menjadi komoditi
terpenting”. Jika dalam masyarakat pasca industri informasi
memegang kendali kekuasaan adalah siapa yang mampu
memegang komoditi kehidupan.2
Salah satu media massa yang paling banyak
memberikan pengaruh manusia adalah televisi. Televisi saat
ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan televisi dibandingkan waktu berkumpul
dengan keluarga atau sahabat. Bahkan ada masyarakat yang
lebih rela meninggalkan kegiatan sehari-hari demi melihat
tayangan televisi. Televisi bagi masyarakat merupakan
kebutuhan sekaligus sebagai hiburan yang dapat terjangkau
oleh siapapun.
Televisi banyak membujuk kita untuk mengkonsumsi
lebih banyak dan lebih banyak lagi. Televisi memperlihatkan
bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang
kita menjalani kehidupan ini. 3
2 Marwah Daud, Dakwah Islam Tahun 2000-an, ( Jakarta, makalah
pengantar pada stadium general IAIN Syarief Hidayatullah, 1990 ),h,2 3 Morrisan, Jurnalistik Televisi Muktahir, ( Jakarta, kencana, 2008 ),h,1
3
Dalam televisi peran audio menjadi suatu hal yang
penting tak hanya penggunaan efek-efek suara, namun juga
bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan. Seperti
yang dijelaskan oleh Wawan Kuswadi dalam bukunya
Komunikasi Massa Sebuah Analisis Interaktif Budaya Massa
bahwa ada empat fungsi bahasa :
1. Bahasa sebagai alat control social yaitu bahasa
digunakan untuk menyindir atau mengkritik kesenjangan
social dengan gaya bahasa halus. Contohnya : acara-
acara religi.
2. Bahasa sebagai alat ekspresi yaitu pemirsa dapat
menggunakan dan mengambil manfaat dari bahasa yang
ditampilkan di tayangan televisi.
3. Bahasa sebagai alat promosi yaitu bahasa digunakan
untuk menjual atau mempromosikan barang atau jasa
dalam bentuk iklan di televisi.
4. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi yaitu acara
televisi yang menggunakan bahasa Indonesia langsung
atau tidak langsung dalam menginformasikan peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat
langsung beradaptasi dan integratife.4
Kehadiran media audio visual bertujuan untuk
menggiring umat manusia memahami realitas menjadi dunia
khayalan dan khayalan menjadi dunia realitas. Ini terbukti
bahwa banyak dampak yang ditimbulkan setelah menonton
4 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya
Massa, ( Jakarta, Rineka Cipta,2008),h,38-36
4
tayangan yang disiarkan oleh stasiun televisi. Ada tayangan
yang bersifat mendidik dan ada juga tayangan yang bersifat
merusak mental penontonnya.
Pada era saat ini tayangan yang bersifat mendidik dapat
terhitung, namun tayangan yang merusak mental lebih
banyak dibandingkan dengan tayangan yang mendidik. Ini
terbukti bahwa banyak dampak yang dihasilkan televisi
terhadap kehidupan manusia seperti ketika banyak orang
yang mengikuti trend busana sang artis idolanya di televisi
lalu mengikuti potongan rambutnya, bahkan ada juga sebuah
kejadian yang membuat kita mengusap dada bahwa ada
anak-anak yang meniru adegan gulat di televisi yang
berbahaya kepada temannya yang mengakibatkan cedera dan
terluka bahkan ada yang meninggal dunia. Ini menunjukan
bahwa televisi mempunyai dampak yang cukup kuat di
khalayak.
Menurut kritikus social Michael Novak mengatakan “
televisi adalah pembentuk geografi jiwa, televisi membangun
struktur ekspektasi jiwa secara bertahap, televisi melakukan
hal itu persis seperti sekolah memberi pelajaran secara
bertahap, selama bertahun-tahun televisi mengajari pikiran
yang belum matang dan mengajari mereka cara berpikir”.
Sedangkan menurut George Comstuck dalam bukunya
Television Amerika, menulis “ televisi telah menjadi faktor
yang tak terlelakan dan tak terpisahkan dalam membentuk
diri kita dan akan seperti diri kita nanti”.5
5 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, ( Jakarta, Kencana, edisi ke-8,
2008 ), hal, 224-225.
5
Akhir-akhir ini televisi mempunyai kedudukan yang
vital dan diminati banyak masyarakat, bukan hanya di
Negara Indonesia saja , akan tetapi di Negara-negara maju
termasuk di dalamnya Amerika Serikat.6
Pemanfaatan televisi untuk kegiatan dakwah
merupakan sarana yang tepat, karena televisi merupakan
media elektronik yang menjangkau seluruh pemirsa
(mad’u)nya secara merata dalam satu kegiatan yang dikemas
secara rapi dan mad’u tersebut akan mudah menerimanya.
Beraneka ragam program acara yang ditayangkan di televisi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan
informasi, selain itu pula untuk memberikan kontribusi
terhadap kegiatan dakwah Islam di Indonesia.
Menayangkan program keagamaan agar dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat itu tidaklah mudah. Inilah
bagian yang terpenting dalam menyusun program keagamaan
yang akan disiarkan untuk pemirsa. Bagaimana agar program
tersebut tidak monoton sehingga menimbulkan efek bosan
kepada pemirsa, maka dibutuhkan perencanaan yang matang
agar program menjadi menarik, tampil beda, serta sangat di
tunggu-tunggu oleh penonontonnya.
Program Damai Indonesiaku adalah salah satu program
acara kerohanian bagi umat muslim. Acara ini ditayangkan
pada pukul 13:00 WIB sampai dengan jam 15:00 WIB pada
setiap akhir pekan yaitu di hari sabtu dan ahad. Program ini
6 Jalaludin Rahmat, Islam Aktual, ( Bandung, Mizan 1992 ), cet ke-
2,h,65
6
ditayangkan pada jam tersebut, karena pada saat itu lah
banyak masyarakat Indonesia yang menghabiskan waktu
liburnya dirumah, sehingga diharapakan dapat memberikan
siraman rohani kepada para penontonnya.
Pada program acara Damai Indonesiaku memiliki
konsep tersendiri, dimana pada program tersebut setiap
episodenya selalu bertempat di masjid yang berbeda-beda
dan dengan penceramah yang berbeda-beda sehingga
menarik penonton untuk ingin lebih menggali ilmu
agamanya. Hal yang menarik dari acara Damai Indonesiaku
ini bahwa dalam penyajiannya memiliki sesi tanya jawab
antara penonton yang hadir dengan penceramahnya sehingga
menimbulkan kesan yang tidak membosankan.
Program acara Damai Indonesiaku merupakan sebuah
program religi yang sudah lebih dari 11 tahun memberikan
motivasi dan ilmu agama kepada para penontonnya, sehingga
diharapkan bukan hanya sekedar kepuasan batin yang
didapat akan tetapi yang lebih diharapkan adalah kepuasan
rohani dari acara tersebut.
Beberapa narasumber pada program acara Damai
Indonesiaku adalah Ustadz Abdul Somad, KH Arifin Ilham,
KH Hasyim Muzadi, KH Anwar Sanusi, Syekh Ali Jaber,
Habib Nabiel Al Musawa dan masih banyak yang lainnya.
Dalam acara ini narasumber tidak hanya menjalankan
fungsinya sebagai komunikator saja, melainkan juga aktif
berinteraksi dengan penonton (jama’ah) yang ada
disekelilingnya. Demikian juga penonton, mereka juga
7
dituntut pro aktif dalam mengikuti siraman rohani yang
disampaikan oleh para narasumber. Bahkan penonton bisa
juga menjadi sumber informasi baik pada narasumber
maupun para penonton di rumah dan di masjid itu sendiri
(tempat terselenggaranya acara) bahkan media. Itu semua
dilakukan guna mengkaji lebih dalam tema yang sedang
diperbincangkan.
Acara Damai Indonesiaku tidak hanya membahas
tentang masalah agama saja, akan tetapi acara tersebut selalu
mengkaitkan antara masalah social, politik, ekonomi dan
budaya dengan masalah agama. Sehingga menimbulkan
ketertarikan penonton untuk mendengarkan ceramah yang
disampaikan oleh narasumbernya.
Narasumber yang ditayangkan oleh Damai Indonesiaku
merupakan para penceramah terkenal dan salah satu
pencermah yang terkenal tersebut adalah Syekh Ali Jaber.
Beliau merupakan orang asli Arab Saudi yang telah lama
menetap di Indonesia sehingga mampu berbahasa Indonesia.
Syekh Ali Jaber merupakan penceramah yang sering
muncul di acara Damai Indonesiaku pada tahun 2015 sampai
saat ini. Banyak yang tertarik dengan pesan-pesan dakwah
yang disampaikan oleh Syekh Ali Jaber ketika dia
berdakwah.
Banyaknya jamaah yang hadir ketika Syekh Ali Jaber
mengisi kajian-kajian keislaman di berbagai tempat. Ini
membuktikan bahwa Syekh Ali Jaber merupakan tokoh yang
8
berpengaruh terhadap kemajuan Islam dengan latar
belakangnya yang sangat religius.
Banyak masyarakat yang merasa senang dengan
adanya Syekh Ali Jaber, karena menurut mereka Syekh Ali
Jaber sangat memberikan pengaruh yang positif.
Dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
yang mengangkat judul skripsi “ Respon Masyarakat Bidara
Cina Terhadap Materi Puasa dan Tauhid Syekh Ali Jaber di
Damai Indonesiaku”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan
diatas, maka peneliti membatasi masalah agar ruang
lingkup pembahasan pada penelitian ini dapat lebih
fokus, jelas, terarah, dan tidak meluas. Peneliti hanya
akan menganalisis tentang bagaimana tingkat kepuasaan
masyarakat Bidara Cina terhadap materi Puasa dan
Tauhid Syekh Ali Jaber pada Damai Indonesiaku di Tv
One.
Peneliti juga membatasi tentang tema yang
disampaikan, yaitu dengan tema Puasa dan Tauhid yang
di tayangkan pada tanggal 19 Juni 2015.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
9
a. Bagaimana respon kognitif masyarakat Bidara Cina
terhadap materi puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber ?
b. Bagaimana respon afektif masyarakat Bidara Cina
terhadap materi puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber ?
c. Bagaimana respon konatif masyarakat Bidara Cina
terhadap materi puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui respon kognitif masyarakat Bidara
Cina terhadap materi puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber.
2. Untuk mengetahui respon afektif masyarakat Bidara
Cina terhadap materi puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber .
3. Untuk mengetahui respon konatif masyarakat Bidara
Cina terhadap materi puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber .
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan diatas, maka manfaat penelitian
ini adalah :
1) Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi dalam memperkaya
khasanah keilmuan dalam dunia dakwah serta
mengembakan penelitian ilmu dakwah sebagai alat bantu
utama pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, khususnya Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
2) Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan untuk menambah wawasan bagi kalangan
10
teoritis dan praktisi pada umumnya terutama bagi para
pemilik stasiun televisi swasta khususnya dalam
mengemas acara religi yang dapat menarik banyak
perhatian khalayak tanpa mengurangi pesan dakwah
yang ditujukan kepada masyarakat.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis amati dan telusuri, baik di perpustakaan
utama UIN atau pun di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
pada akhirnya penulis tidak menemukan pembahasan yang
sama, dimana penulis membahas tentang Respon Masyarakat
Bidara Cina Terhadap Puasa dan Tauhid Syekh Ali Jaber
pada Damai Indonesiaku di TV ONE. Namun ada beberapa
skripsi yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan apa
yang penulis teliti, diantaranya :
1. Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Reality Show
dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya, oleh Imelda
Bahcin, NIM : 050904069. Persamaan penelitian Imelda
Bachin dengan penelitian ini adalah bahwa sama-sama
meneliti tentang kepuasan masyarakat setelah menonton
acara yang disajikan oleh televisi. Perbedannya bahwa
penelitian Imelda Bachin menggunakan teori uses and
gratification dan penelitian ini menggunakan teori
stimulus-respon.7
7 Bahcin, Imelda, Show dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya, (
Medan: FISIP, 2009 ). Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Reality
11
2. Respon IREMA ( Ikatan Remaja Masjid ) Nurul Ikhlas
Bogor Terhadap Sinetron Islam KTP, oleh Maulana
Yusuf, NIM : 107051002328. Penelitiannya berfokus
pada efek yang ditimbulkan setelah menonton tayangan
Islam KTP sehingga apakah efek yang ditimbulkannya
itu baik atau buruk setelah menonton tayangan tersebut.
Sedangkan penelitian saya lebih berfokus pada respon
saja tanpa mengetahui efek yang ditimbulkan setelah
menonton tayangan di televisi dan kesamaan dengan
penelitian saya adalah sama-sama meneliti tentang
kepuasan.8
3. Respon Ibu-ibu Majlis Ta’lim Nurul Islam Desa Merak –
Tanggerang Terhadap Sinetron Cinta Fitri Season 5, oleh
Lailatul Qodriyah, NIM : 105051001860. Persamaan
penelitian Lailatul Qodriyah dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan teori stimulus-respon dimana
tujuannya yaitu ingin mengetahui respon penonton
seteleh menonton sebuah tayangan di televisi. Yang
membedakannya adalah bahwa penelitian Lailatul
Qodriyah meneliti dampak yang ditimbulkan setelah
menonton tayangan televisi sedangkan penelitian ini
meneliti tentang respon yang ada pada masyarakat
setelah menonton tayangan ditelevisi.9
8 Yusuf, Maulana, Respon IREMA ( Ikatan Remaja Masjid ) Nurul
Ikhlas Bogor Terhadap Sinetron Islam KTP, ( Jakarta : FDK, 2011 ). 9 Qodriyah, Lailatul, Respon Ibu-ibu Majlis Ta’lim Nurul Islam Desa
Merak – Tanggerang Terhadap Sinetron Cinta Fitri Season 5, ( Jakarta : FDK
2009 ).
12
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Setiap karya ilmiah pasti membutuhkan metode
dalam mengupas masalah yang terjadi. Masalah dapat
ditemukan dikarenakan adanya metode yang tepat atau
metode yang dipilih peneliti sesuai dengan masalah yang
ada, karena jika metode yang digunakan tidak sesuai
maka masalah yang dikupas tidak akan terpecahkan oleh
peneliti. Metode itu sendiri berfungsi sebagai landasan
menggabungkan masalah, sehingga suatu masalah dapat
diuraikan dan dijelaskan sehingga dapat dipahami.
Penelitian kuantitatif adalah pendekatan ilmiah
yang memandang suatu realitas itu dapat
diklasifikasikan, konkret, teramati dan terukur.
Hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data
penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya
menggunakan statistik .10
Bentuk penelitian skripsi ini adalah penelitian
lapangan (field research), dimana penulis melakukan
penelitian langsung kelapangan guna mendapatkan data
yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana
dalam pendekatan ini peneliti akan mendapatkan hasil
yang akurat, penggunaan model ini lebih ditekankan
pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan
10
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D, (
Bandung : Alfabeta 2011 ), h.8.
13
tafsiran kuantitatif yang kokoh dengan desainnya adalah
survey. Peneliti ingin melakukan survey serta
menyebarkan kuesioner kepada para responden yang
bertempat tinggal di Rt 005 Rw 03 Bidara Cina,
Jatinegara, Jakarta Timur.
Survey adalah metode untuk mendapatkan data
yang ada saat dilakukannya penelitian. Data dapat
dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data seperti pengamatan, observasi, survey
dan wawancara. Ada 2 macam jenis survey, yaitu survey
analitik dan survey deskriptif, namun yang digunakan
oleh peneliti adalah survey deskriptif yang mana survey
deskriptif menggambarkan hasil yang didapat dalam
penelitian.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Objek penelitian ini adalah masyarakat Bidara Cina
yang bertempat tinggal di daerah Yayasan milik
Syekh Ali Jaber
b. Subjek penelitian ini adalah tokoh agama yang
datang dari Arab Saudi, namun telah lama
berdakwah di Indonesia dan dapat berbahasa
Indonesia yang bernama Syekh Ali Jaber.
14
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis
melakukan penelitian selama satu bulan yang dilakukan
pada bulan Juni 2019. Dan penelitian ini dilakukan di
RT 005 RW 003 Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.
Alasan memilih lokasi penelitian tersebut karena warga
didaerah tersebut dekat dengan Yayasan milik Syekh Ali
Jaber dan warga juga sering datang ke Yayasan tersebut
untuk menghadiri pengajian yang diadakan oleh Syekh
Ali Jaber dan begitu pula Syekh Ali Jaber berkunjung ke
daerah tersebut.
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan elemen dan unsur
yang menjadi objek penelitian. Populasi bisa berbentuk
lembaga, individu, kelompok, dokumen atau konsep.
Sehingga objek-objek ini bisa menjadi sumber
penelitian.11
Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dimabil melalui cara-cara tertentu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap
bisa mewakili populasi.
Dalam penelitian ini populasinya adalah warga
Bidara Cina Rt 005 Rw 03 Jatinegara, Jakarta Timur
yang berumur diatas 17 tahun berjumlah 165 orang.
11
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008 ), cet. Ke-3, h.99
15
5. Teknik Pengambilan Sample
Adapun Metode pengambilan sample dalam
penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik sampling ini digunakan pada
penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan
penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan
sample penelitian. Karena dalam penelitian ini akan
meneliti respon warga Bidara Cina mengenai materi
puasa dan tauhid Syekh Ali Jaber, maka peneliti akan
menjadikan warga Bidara Cina RT 005 RW 03 sebagai
sample penelitian. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa
warga Bidara Cina RT 005 RW 03 adalah orang yang
lebih banyak tahu mengenai tentang Syekh Ali Jaber
terhadap lingkungan disekitarnya.
Untuk mengetahui jumlah sample yang digunakan,
maka peneliti menggunakan rumus slovin dengan
sampling error 10%. pada rumus slovin dijelaskan
bahwa untuk mencapai keakuratan data, maka
pengambilan sample dari populasi dalam sebuah
penelitian batas sampling errornya antara 1%-10%. Jadi
dari jumlah 165 warga Bidara Cina Rt 005 Rw 03 yang
berumur diatas 17 tahun, peneliti mengambil sample
warga dengan sampling error 10%, sehingga didapat 62
sample. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
n= N
1+Ne2
16
Keterangan
n= Ukuran Sample
N= Ukuran Populasi
e= Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sample yang dapat ditolerir, kemudian e
ini di kuadratkan. 12
165
1+ ( 165 x 10/100 )2
165
1 + ( 165 x 0,1 )2
165
1 + ( 165 x 0,01 )
165
1 + 1,65
165 = 62,264 = 62 orang
2,65
Dari perhitungan rumus slovin maka diperolehlah
jumlah sample penelitian yang akan digunakan, yaitu
berjumlah 62 responden.
12
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006),cet ke-1, h.160
17
6. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini dilakukan, yaitu :
1) Observasi
Peneliti akan mengobservasi para
pengkonsumsi acara Damai Indonesiaku.
2) Angket/ Kuesioner
Pembagian angket akan diberikan kepada
responden yang bertempat tinggal di daerah
Kelurahan Balimester.
3) Dokumentasi
Dokumen yang dibutuhkan untuk pengumpulan
data diambil dari youtube yang di transkip isi
ceramah Syekh Ali Jaber sebagai bahan
pelengkap dalam penulisan skripsi ini.
b. Pengolahan Data
Langkah selanjutnya adalah mengolah hasil
temuan atau data, melalui proses meninjau kembali
berkas-berkas data yang telah terkumpul. Data yang
diperoleh yaitu dari observasi, angket, wawancara,
serta dokumentasi berupa transkip ceramah. Data
yang diperoleh akan dideskripsikan secara kongkret
dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi
pustaka yang kemudian dianalisis.
c. Teknik Analisis Data
Teknik data yang digunakan oleh peneliti
adalah teknik analisis data kuantitatif. Teknik
18
analisis data kuantitatif yaitu suatu metode analisis
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
mengolah, menyajikan data berwujud angka. Untuk
mengetahui bagaimana distribusi frekuensi pada
suatu data, maka peneliti menggunakan rumus :
N = fx x 100%
N
Keterangan :
N = Jumlah kejadian
Fx = Frekuensi Individu
Dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan skala likert dengan ketentuan untuk
pernyataan positif diberi skor sebagaimana berikut :
1. Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 4.
2. Setuju ( S ) diberi skor 3.
3. Tidak Setuju ( TS ) diberi skor 2.
4. Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi skor 1.
Adapun nilai negatif diberikan skor
sebagaimana berikut :
1. Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 1.
2. Setuju ( S ) diberi skor 2.
3. Tidak Setuju ( TS ) diberi skor 3.
4. Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi skor 4.
Mean adalah nilai tengah atau kecenderungan
tengah yang memberikan gambaran umum dari
suatu segi pengamatan, analisis rata-rata digunakan
19
untuk menentukan kategori dari setiap skala. Rumus
dari mean tersebut adalah :
N = ∑
n
Keterangan :
N = Rata-rata
∑ = Pengamatan
n = Jumlah pengamatan
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur,
dalam penelitian ini uji validitas dilakukan kepada
kuesioner atau pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden, Rumus dari validitas
tersebut adalah :
= ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Untuk mengetahui ketepatan atau kelayakan
alat pengukur serta kesesuaiannya, maka di bawah
ini penulis melakukan pengujian alat ukur dengan
cara menguji setiap butir pertanyaan dengan
menggunakan Korelasi Product Moment 13
untuk
mendapatkan data atau alat pengukuran yang tepat
dan sesuai. Berikut merupakan hasil dari pengujian
instruments atau alat berupa angket yang telah
dilakukan oleh penulis.
13 Masri Singarimbun, Metode Peneloitian Survei, ( Jakarta, PT.
Pustaka LP3ES, 1995 )
20
Tabel 1
Pengujian Validitas
X2 X Y X.Y Y
2
16 4 90 360 8100
16 4 93 372 8649
16 4 80 320 6400
9 3 78 234 6084
9 3 78 234 6084
9 3 86 258 7396
9 3 70 210 4900
16 4 98 392 9604
4 2 82 164 6724
9 3 84 252 7056
9 3 94 282 8836
9 3 75 225 5625
16 4 77 308 5929
16 4 96 384 9216
16 4 93 372 8649
16 4 90 360 8100
16 4 84 336 7056
9 3 87 261 7569
9 3 82 246 6724
16 4 89 356 7921
9 3 88 264 7744
9 3 93 279 8649
16 4 84 336 7056
9 3 82 246 6724
9 3 89 267 7921
9 3 91 273 8281
16 4 87 348 7569
9 3 88 264 7744
9 3 87 261 7569
9 3 83 249 6889
9 3 78 234 6084
21
Keterangan :
X : Jumlah skors pertanyaan
Y : Jumlah skors responden
9 3 78 234 6084
9 3 86 258 7396
9 3 70 210 4900
16 4 98 392 9604
4 2 82 164 6724
9 3 84 252 7056
9 3 94 282 8836
9 3 75 225 5625
16 4 77 308 5929
16 4 96 384 9216
16 4 93 372 8649
16 4 90 360 8100
16 4 84 336 7056
16 4 89 356 7921
9 3 88 264 7744
9 3 93 279 8649
16 4 84 336 7056
9 3 82 246 6724
16 4 90 360 8100
16 4 93 372 8649
16 4 80 320 6400
9 3 78 234 6084
9 3 78 234 6084
9 3 86 258 7396
9 3 70 210 4900
16 4 98 392 9604
4 2 82 164 6724
9 3 84 252 7056
9 3 94 282 8836
16 4 93 372 8649
16 4 90 360 8100
∑725 ∑209 ∑5315 ∑18015 ∑458703
22
r hitung =
= ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
= ( 62 x 18015 ) – ( 209 x 5315 )
[ ( 62 x 725 ) – ( 209 x 209 )].[( 62 x 458703 )-( 5315 x
5315 )]
= 0, 3922
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus Kolerasi Pruduct Moment , penulis menemukan
hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Respon Kognitif
No r Hitung Pertanyaan
1 0,39
2 0,47
3 0,40
4 0,36
5 0,44
6 0,40
7 0,63
8 0,24
9 0,37
10 0,24
11 0,31
12 0,41
13 0,35
Tabel 3
Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Respon Afektif
No r Hitung Pertanyaan
14 0,33
23
15 0,22
16 0,33
17 0,75
18 0,36
19 0,28
20 0,36
21 0,59
Tabel 4
Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Respon Konatif
No r Hitung Pertanyaan
22 0,38
23 0,66
24 0,28
25 0,28
26 0,26
Dari hasil perhitungan r di atas dicocokan
dengan ukuran kekuatan hubungan berdasarkan
koefisien asosiasi, yakni :
Kurang dari 0,24 : Hubungan rendah sekali, tidak
valid
Lebih dari 0,24 : Hubungan sangat tinggi, valid
Dari table di atas, setelah penulis melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas sesuai dengan
ketentuan rumus validitas, maka didapatkan item
yang valid dan realibel yang berjumlah 26 item
pertanyaan menunjukan bahwa semua item
kuesioner yang di buat oleh penulis dapat
dinyatakan valid dan realibel.
24
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah
,batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodelogi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Kajian Teori
Bab ini membahas tentang teori stimulus-respon dan
juga menjelaskan efek media serta makna dan
manfaat puasa
BAB III Profil Syekh Ali Jaber
Bab ini berisi profil, latar belakang keluarga dan
pendidikan dari seorang tokoh Agama yang
bernama Syekh Ali Jaber.
BAB IV Temuan Data dan Analisis
Bab ini merupakan bab yang membahas bagaimana
peneliti menganalisa hasil temuan yang ada
dilapangan menggunakan analisis skala likert
kognitif,afektif dan konatif serta penghitungan chi-
square.
BAB V Penutup
Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan mengenai
kesimpulan dan saran penulis.
25
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Respon
1. Pengertian Respon
Respon berasal dari kata response yang berarti
jawaban, balasan atau tanggapan (reaction).1 Dalam
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan
bahwa respon adalah tanggapan atau reaksi.2 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, respon adalah
tanggapan, reaksi, jawaban, terhadap suatu gejala, atau
peristiwa yang terjadi. Selanjutnya menurut kamus besar
ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa respon adalah reaksi
psikologi metabolic terhadap tibanya suatu rangsangan.3
Penjelasan mengenai tentang makna respon dari dua
kamus besar diatas tidak jauh berbeda antara makna
yang satu dengan makna yang lainnya, dimana dalam
kamus tersebut memiliki arti makna yang sama akan
tetapi kalimatnya berbeda.
Jika berbicara tentang teori respon maka berbicara
pula tentang efek media massa, seperti yang dikatakan
oleh Donal K Robert ( Schrma dan Robert, 1977:359 )
yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat dalam bukunya
1 Jhon Echlos & Hasan Shadily, Kamus Besar Bahasa Inggris
Indonesia, ( Jakarta: Gramedia, 2003). 2 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi ke-3¸ (Jakarta: Balai Pustaka, 2002). 3 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1996), h.838
26
Psikolog Komunikasi, ada yang beranggapan bahwa efek
hanyalah perubahan prilaku manusia setelah diterpa
pesan media.4 Terpaan pesan media hanya akan
berpengaruh terhadap perubahan prilaku manusia, jika
media dapat merubah prilaku manusia maka terpaannya
bersifat besar. Media sangat memberikaan pengaruh
yang besar terhadap perubahan sifat manusia, karena
semakin baik pesan media tersebut maka akan semakin
banyak orang yang menikmatinya sesuai dengan
kebutuhan manusia itu sendiri.
Menurut Hunt, orang dewasa mempunyai sejumlah
besar unit untuk memproses informasi. Unit-unit ini
dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal
dari keadaan di luar yang ada dalam diri seorang
individual ( internal environment ). Lingkungan internal
ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-
peristiwa yang terjadi di luar. Proses yang berlangsung
secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan respon. 5
Semua proses atau tindakan yang sering dilakukan
secara berulang-ulang kemudian terjadi sebuah peristiwa
maka dia akan merespon apa yang sedang terjadi di luar.
Respon adalah setiap kegiatan yang ditimbulkan
oleh stimulus (perangsang).6 Seseorang tidak akan
4 Jalaludin Rahmat, Psikolog Komunikasi, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2004 ),h,128. 5 Dr. SarlitoWirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2005),h,87. 6 Agus Sijanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara,2004),h.78
27
melakukan sebuah kegiatan ataupun sebuah tindakan
jika ia tidak memiliki rangsangan terhadap apa yang ia
nikmati. Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai
ingatan dari pengamatan sedalam mana objek telah
diamati, tidak lagi pengamatan tersebut berada dalam
ruang pengamatan (sudah diamati) maka hanya kesanlah
yang tertinggal, peristiwa itu disebut respon atau
tanggapan. 7 Setelah kita mengamati suatu pengamatan
yang kemudian kita mengingatnya secara terus-menerus
dan apabila ingatan kita hilang akan pengamatan tersebut
maka itu tidak bisa di katakan sebagai tanggapan.
Istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan
komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau efek.
Suatu kegiatan komunikasi tersebut memberikan efek
berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Hal inilah yang nantinya
dapat menimbulkan respon yang dibedakan menjadi tiga
bagian oleh Steven M. Chaffe, yaitu :
a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan
pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang
mengenai seseuatu. Respon ini timbul apabila
adanya perubahan terhadap yang dipahami atau di
persepsi oleh khalayak.
b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan
emosi, sikap dan menilai seseoarng terhadap
7 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneke Cipta, 1992,cet ke-
3),h.64
28
sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan
pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan
prilaku nyata yang meliputi tindakan atau kebiasaan.
Kesimpulannya adalah respon itu terbentuk dari
proses rangsangan atau pemberian aksi atau sebab yang
berujung pada hasil reaksi dan akibat dari proses
rangsangan. Respon akan muncul dari penerimaan pesan
setelah terjadinya serangkaian komunikasi. Ahmad
Subandi mengemukakan “respon dengan istilah feedback
(umpan balik) yang memiliki peranan atau pengaruh
yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu
komunikasi. 8
2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon
Teori stimulus-respon beranggapan bahwa media
massa memiliki efek langsung yang dapat
mempengaruhi individu sebagai audience
(penontong/pendengar).
Teori stimulus-respon atau juga disebut teori S-R
(stimulus-respon) ini berasal dari psikologi yang muncul
antara tahun 1930 sampai dengan tahun 1940. Teori ini
menjadi teori komunikasi karena objek antara psikologi
dan komunikasi adalah sama, yaitu dimana objek kedua-
duanya adalah manusia yang meliputi komponen-
komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi dan
konasi.
8 Subandi Ahmad, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang,1982),h.34
29
Menurut stimulus-respon efek yang ditimbulkan
adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-
unsur dalam teori ini adalah :
a. Pesan (stimulus) (S)
b. Komunikan (organisem) (O)
c. Efek (respon) (R)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan
perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what”.
Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to
change the attitude. Bagaimana mengubah sikap
komunikan.
Prof Dr. Mar’at dalam bukunya “sikap manusia,
perubahan serta pengukurannya” mengutip penadapat
Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa
dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel
penting, yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikan
akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan
komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
30
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya,
maka terjadilah kesediaan untuk merubah sikap.
Respon merupakan timbal balik dari apa yang
dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat
proses komunikasi. Komunikasi menampakan jalinan
sistem yang utuh dan signifikan, sehingga proses
komunikasi hanya akan berjalan dengan efektif dan
efisien apabila unsur-unsur di dalamnya terdapat
keteraturan.
3. Faktor Terbentuknya Respon
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi
jika terpenuhi faktor penyebabnya. Pada proses awal
individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari
stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak
semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab
individu melakukan terhadap stimulus yang sesuai dan
menarik dirinya. Dengan demikian maka individu selain
tergantung pada stimulus juga tergantung pada keadaan
individu itu sendiri.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
terbentuknya sebuah respon, yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
manusia itu sendiri dari 2 unsur, yaitu unsur rohani
dan jasmani. Maka seseorang yang mengadakan
tanggapan terhadap sesuatu stimulus maka akan
tetap dipengaruhi oleh eksistensi 2 faktor tersebut.
31
Apabila satu unsur itu terganggung maka akan
menghasilkan sebuah tanggpan. Unsur jasmani
meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja alat
indera, urat syaraf dan bagian-bagian dari otak.
Sedangkan unsur-unsur psikologi meliputi perasaan,
akal, jiwa, fantasi, mental pikiran, motivasi dan
sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang berada pada
lingkungan. Menurut Bimo Walgianto dalam
bukunya “pengantar psikologi umum” menyatakan
bahwa faktor psikis berhubungan dengan objek
menimbulkan stimulus dan stimulus akan mengenai
alat indera.9
Manusia adalah salah satu makhluk Allah SWT
yang paling sempurna yang diberikan akal, pikiran dan
alat indera, maka dari itu manusia akan terus menerus
menggali kebutuhan yang sesuai dengan keinginannya.
Semakin tinggi tingkat keinginannya maka akan semakin
tinggi daya pikiran yang dihasilkan. Hal ini sesuai
dengan kemajuan zaman yang semakin lama semakin
canggih.
9 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta:
UGM,1996),h.55
32
B. Materi Dakwah
1. Pengertian Materi Dakwah
Islam merupakan agama dakwah, yaitu agama yang
menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan
menysyi’arkan Islam kepada seluruh umat manusia
sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Kemajuan IPTEK telah membawa banyak
perubahan bagi masyarakat, baik cara berfikir, sikap,
maupun tingkah laku. Segala persoalan kemasyarakatan
yang semakin rumit dan kompleks merupakan masalah
yang harus dihadapi dan dibatasi oleh para pendukung
dan pelaksana dakwah.10
Karena tujuan utama dakwah adalah untuk
mengajak mad’u ( obyek dakwah ) kejalan yang benar,
yang di ridhai Allah. Maka materi dakwah harus
bersumber dari sumber pokok ajaran Islam, yakni al-
qur’an dan al-Hadist. Namun, karena luasnya materi dari
kedua sumber tersebut, maka perlu adanya pembatasan
yang disesuaikan dengan kondisi mad’u.11
Setiap
pendakwah harus memiliki batas-batasan tertentu dalam
memilih materi apa yang akan diberikan dan kepada
siapa materi tersebut disampaikan sehingga pesan
dakwahnya pun akan teraplikasikan.
10
Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam,(Jakarta : Bulan
Bintang,1997),h.1 11
Agus Wahyu Triatmo,dkk, Dakwah Islam Antara Normatif dan
Kontektual, (Semarang: Fakda IAIN Walisongo,2001),h.13
33
Materi dakwah adalah memuat pesan-pesan dakwah
dalam Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan
subjek kepada objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran
Islam yang ada di dalam Kitabullah maupun Sunnah
Rasul. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada
objek adalah pesan dakwah yang berisi ajaran Islam. 12
Materi yang disampaikan oleh seoarang da’I harus
cocok dengan bidang keahliannya, juga harus cocok
dengan metode dan media serta objek dakwahnya.
Dalam hal ini, yang menjadi maddah (materi) dakwah
adalah ajaran Islam itu sendiri.13
2. Sumber Materi Dakwah
Keseluruhan materi dakwah, pada hakikatnya
bersumber dari dua sumber, yaitu : al-Qur’an dan al-
Hadist. Menurut Hasby al-Shiddiqiy “al-Qur’an adalah
kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang
diturunkan atau di wahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW dan membacanya merupakan suatu ibadah.
Sedangkan al-Hadist adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir), dan
sebagainya.14
12
Syamsul Munir, Materi Dakwah, (Jakarta : Rosdakarya, 2009),h.88 13
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, (Jakarta:
Kencana,2006),h.26 14
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-
Qur’an/Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang,1972),h.17
34
Secara khusus, al-Qur’an menjadi nama bagi sebuah
kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
dan sebutan al-Qur’an tidak terbatas pada sebuah kitab
dengan seluruh kandungannya, tapi juga bagian ayat-
ayatnya juga dinisbahkan kepadanya. Misalnya jika
salah seorang mendengarkan orang yang sedang
membacakan satu ayat al-Qur’an, maka dibenarkan
mengatakan bahwa si pembaca itu membaca al-Qur’an.
15
Hadist atau al-Hadist menurut bahasa aj-Jadid yang
artinya sesuatu yang baru – lawan dari al-Qadim (lama)
– artinya menunjukan kepada waktu yang dekat atau
waktu yang singkat seperti (orang yang baru
masuk/memeluk agama Islam). Hadist juga sering
disebut dengan al-Khabar yang berarti berita, yaitu
sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari
seseorang kepada orang lain. Secara umum fungsi hadist
adalah untuk menjelaskan makna kandungan al-Qur’an
yang sangat dalam dan global atau lil-bayan
(menjelaskan). 16
Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran
kitab Allah, yakni al-Qur’an dan ajaran Rasulullah SAW
yakni al-Hadist. Dimana keduanya merupakan pedoman
utama dalam ajaran agama Islam. Oleh karenanya,
15
Ibid, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir, (Jakarta: Bulan
Bintang,1972),h.17 16
Munzier Suparta, Ilmu Hadist, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1993),h.1-2
35
materi dakwah Islam tidak dapat dipisahkan dari kedua
sumber pedoman tersebut. Jika kedua pedoman tersebut
tidak dapat dijalankan maka ajarannya tersebut bukan
asli dari ajaran Islam melainkan ajaran non Islam.
3. Macam-macam Materi Dakwah
Secara umum, materi dakwah diklasifikasikan
menjadi empat masalah pokok, yaitu :17
a. Masalah Aqidah (keimanan)
Aspek aqidah adalah yang akan membentuk
moral (akhlak) manusia. Oleh karena itu, yang
pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam
adalah masalah aqidah (keimanan)
Ciri-ciri yang membedakan aqidah dengan
kepercayaan agama lain, yaitu :
1) Keterbukaan melalui persaksian (syahadat)
2) Cakrawala pandangan yang luas dengan
memperkenalkan bahwa Allah adalah Tuhan
seluruh alam.
3) Ketahanan antara iman dan Islam atau antara
iman dan amal perbuatan.
Orang yang memiliki iman yang benar (hakiki)
akan cendrung untuk berbuat baik dan akan
menjauhi perbuatan jahat, karena perbuatan jahat
akan berkonsekuesi pada hal-hal yang buruk. Iman
inilah yang berkaitan dengan dakwah Islam dimana
17
H.M Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana,
2006),h.24
36
amar ma’ruf nahi mungkar dikembangkan yang
kemudian menjadi tujuan utama dari suatu proses
dakwah. 18
b. Masalah Syari’ah
Materi dakwah yang bersifat syari’ah ini sangat
luas dan mengikat seluruh umat Islam. Disamping
mengandung dan mencakup kemaslahatan social
dan moral, materi dakwah ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang benar dan kejadian
secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam
melihat persoalan pembaruan, sehingga umat tidak
terperosok kedalam kejelakan, karena yang
diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan.19
c. Masalah Muamalah
Islam merupakan agama yang menekankan
urusan muamalah lebih besar porsinya dari pada
urusan ibadah. Ibadah dalam muamalah disini
diartikan sebagai ibadah yang mencakup hubungan
dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah
SWT.
d. Masalah Akhlaq
Secara etimologis, kata akhlaq berasal dari
bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang berarti budi
pekerti, perangai dan tingkah laku atau ta’biat atau
kondisi tempratur batin yang mempengaruhi prilaku
manusia.
18
Ibid, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006),h.26 19
Ibid, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana,2006),h.26
37
Beradasarkan pengertian ini, maka ajaran
akhlaq dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas
perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari
kondisi kejiwaannya. Islam mengajarkan kepada
manusia agar berbuat baik dengan ukuran yang
bersumber dari Allah SWT.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa apa yang menjadi sifat Allah SWT, pasti
dinilai baik oleh manusia sehingga harus
dipraktikkan dalam prilaku sehari-hari.20
4. Teori Menyusun Dakwah
Menurut Hamzah D. Uno, dalam menyusun pesan
baik itu materi belajar ataupun berdakwah perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya kesesuaian materi dengan tujuan yang akan
dicapai dalam berdakwah. Dengan adanya
kesesuaian antara materi pesan dakwah dengan
tujuan dakwah maka aktivitas berdakwah akan
berjalan sesuai dengan harapan yang diinginkan.
b. Adanya kesesuaian antara materi dakwah dengan
kondisi sosio cultural masyarakat yang ada. Ketika
materi pesan dakwah sesuai dengan kondisi social
dan kebudayaan masyarakat setempat, maka
pastinya dakwah akan mudah diterima oleh
masyarakat.
20
Ibid, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana,2006),h.27
38
c. Materi pesan dakwah harus dibuat secara berurutan
dan sistematis.
d. Dalam menyusun pesan, hal-hal yang penting diberi
tanda-tanda khusus bisa berupa pewarnaan atau
dicetak miring.21
C. Puasa dan Tauhid
1. Pengertian Puasa
Menurut bahasa syiam, puasa berarti “ menahan dari
sesuatu”. Menurut syara ialah : “ menahan diri dari
segala perbuatan yang membatalkan puasa seperti
makan, minum dan bersenggama dari mulai terbit fajar
hingga terbenam matahari, karena perintah Allah SWT
semata-mata, dengan disertai niat syarat-syarat tertentu.
22
Sedangkan menurut Imam Barakat Abdullah
Ba’lawiy Al-Hadad menyebutkan bahwa puasa itu
memiliki ruh ( jiwa ) dan bentuk. Bentuk dari puasa
adalah menahan diri dari makan, minum, bersetubuh (
dengan istri ) mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari dengan suatu niat ( ibadah ). Sedangkan
jiwa/ruh dari puasa ini adalah menahan diri dari
melakukan perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya,
dan sebaliknya melakukan amalan-amalan fardhu (
wajib ). Dengan demikian, orang berpuasa dari makan,
21
Hamzah B. Uno, Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006),h.98 22
M. Baghir al-Habsy, Fiqih Praktis, ( Bandung : Mizan, 1999), Cet
ke-I, h.341
39
minum dan bersetubuh di siang hari tetapi tidak
menahan diri dari perbuatan dosa dan hal-hal haram
lainnya, baik perkataan maupun perbuatan, maka ia
hanya akan mendapat rasa haus dan lapar semata.23
Ketentuan yang mewajibkan puasa ialah firman Allah
SWT.
ها الذين امنوا ـاي يام کما كتب ي كتب عليکم الص
قون على الذين من قبلکم لعلكم تت
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu menjadi orang-orang bertaqwa
(QS. Al-Baqarah, ayat 183 ).
2. Hikmah Puasa
Meskipun di dalam salah satu hadist qudsi
dinyatakan bahwa puasa untuk Allah SWT dan Dia
sendiri yang akan membalasnya, karena puasa
merupakan ibadah yang bersifat mahdhah ( langsung
kepada Allah SWT ) dan ghairu ma’qulatil ma’na (
supra-rasional ) artinya tidak dapat dicerna dengan akal.
Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa puasa itu
tidak memiliki hikmah, manfaat, dan faedah bagi
pelakunya. Orang-orang beriman diwajibkan berpuasa
dan dianjurkan puasa sunnat lantaran puasa ini
memberikan pengaruh dan hikmah untuk meningkatkan
nilai-nilai manusia dan mempertinggi mutunya, yang
23
al-Habsyi, Fiqih Praktis, h.342
40
meliputi aspek: ruhaniah (kejiawaan), ijtimaiyah
(sosial), dan shihiyah ( kesehatan ). 24
a. Aspek Kejiwaan
Dalam Aspek ruhaniyah ( kejiwaan ) ini, puasa
memberikan bagi pelakunya, antara lain.
1.) Puasa melatih pelakunya untuk memiliki watak
dan akhlak yang mulia serta menanamkan sifat-
sifat kepribadian yang luhur, seperti amanah,
jujur dan dapat dipercaya serta membiasakan diri
takut kepada Allah SWT baik di saat sendiri
maupun saat beramai-ramai karena tidak ada
yang mengawasi orang yang berpuasa kecuali
kepada Allah SWT.
2.) Puasa membiasakan pelakunya untuk bersikap
sabar, tahan penderitaan, serta melatih jiwa dan
membantu pengendaliannya hingga ia memiliki
sikap taqwa.
b. Aspek Sosial
Dalam aspek social ini, puasa memberikan
kepada pelakunya beberapa manfaat di antaranya :
1.) Puasa membiasakan umat (pelakunya) untuk
berdisiplin dan bersatu-padu, cinta keadilan dan
persamaan antar sesame. Puasa juga membentuk
sifat kasih dan ihsan pada orang-orang mukmin,
hingga masyarakat terjaga dari kejahatan dan
24
Drs. Dedi Junaedi, Pedoman Puasa Tuntunan dan Permasalahannya,
(Akademika Pressindo, 2004 ), h. 11-15.
41
kerusakan karena telah tercipta solidaritas yang
tinggi dan ukhuwah yang berdasarkan pada iman
di antara mereka.
2.) Puasa memberikan pengalaman langsung tentang
keadaan dan penderitaan yang dialami oleh kaum
fakir miskin atau mereka yang menderita
musibah kelaparan dan sebagainya.
c. Aspek Kesehatan Fisik
Dalam aspek ini, puasa dapat memberikan
manfaat bagi pelakunya, antara lain bahwa puasa
dapat membersihkan perut ( usus ) dan memperbaiki
pencernaan serta membersihkan badan dari kotoran
yang merusak ( lemak ). Rasulullah SAW pernah
bersabda “Puasalah kalian, supaya kalian hidup sehat.
“( HR Ibnu Sunniy dan Abu Nuaim ).
3. Pengertian Tauhid
Kata tauhid berasal dari kata-kata wahhada,
yuwahhidu, tauhidan yang artinya mengesakan,
menyatukan. Jadi, tauhid adalah suatu agama yang
mengesakan Allah SWT. 25
Arti kata tauhid adalah
mengesakan, yang dimaksud dengan mengesakan Allah
SWT adalah dzat-Nya, sifat-Nya, asma’-Nya dan af’al-
Nya.
25
Amin Rais, Tauhid Sosial Formula Menggempur Kesenjangan,
(Mizan : Bandung, 1998 ) h.36
42
4. Manfaat Tauhid
Tauhid merupakan suatu keyakinan terhadap
keesaan Allah SWT dan tidak menyekutukannya
sehingga tauhid yang di hasilkannya menjadi tauhid
yang bersih. Ketika tauhid itu hilang dalam diri kita
maka bisa di pastikan keadaan iman kita sedang turun,
karena pada hakikatnya iman itu kadang naik dan
terkadang turun.
Saat tauhid tertanam dalam diri kita, maka yang kita
utamakan hanya kepentingan terhadap Allah SWT dari
pada kepentingan yang lain. Dalam tauhid terdapat
Islam, Iman dan Ihsan yang merupakan bagian dari
tauhid.
ماوات والرض وما بينهما فاعبده واصطبر رب الس
لعبادته هل تعلم له سميا
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala
sesuatu yang ada di antara keduanya, maka sembahlah
Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya.
Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama
dengan Dia (yang patut disembah)?” (Maryam: 65).
43
BAB III
BIOGRAFI SYEKH ALI JABER
A. Latar Belakang Keluarga
Syekh Ali Jaber memiliki nama asli yaitu Ali Saleh
Mohammed Ali Jaber yang memiliki gelar Syekh. Gelarnya
didapat karena Ali Jaber merupakan salah satu imam masjid
di Masjid Nabawi serta guru tahfiz qur’an di Masjid
Nabawi.1
Syekh Ali Jaber lahir pada tanggal 3 Shafar 1396 H/ 3
Februari 1976 M. Syekh Ali Jaber lahir di kota suci yaitu
Madinah Munawarah Saudi Arabia. Sejak kecil Syekh Ali
Jaber telah menekuni membaca al-qur’an. Ayahnyalah yang
awalnya memotivasi Syekh Ali Jaber untuk belajar al-qur’an.
Dalam mendidik Syekh Ali Jaber untuk masalah
agama, khususnya al-qur’an dan sholat ayahnya sangat keras
memberikan pendidikannya kepada Syekh Ali Jaber, bahkan
tidak segan-segan ayah Syekh Ali Jaber memukul bila Syekh
Ali Jaber saat kecil tidak melaksanakan sholat.
Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar di Madinah
yang digunakan untuk syiar Islam. Syekh Ali Jaber
merupakan anak pertama dari dua belas bersaudara, Syekh
Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya
dalam syiar Islam. Meski pada awalnya apa yang ia jalani
adalah keinginan sang ayah, lama kelamaan Syekh Ali Jaber
1 http://www.masuk-islam.com /mengenal Syekh Ali Jaber/ (Diakses
tanggal 15 Juni 2019)
44
menyadari bahwa itu merupakan suatu kebutuhan yang harus
ia ambil.2
Tidak mengherankan, di usianya yang masih cukup
dibilang muda bahwa Syekh Ali Jaber telah mengkhatamkan
hafalan Al-Qur’an 30 Juz saat usia sebelas tahun. Setelah
Syekh Ali Jaber mengkhatamkan hafalan Al-Qur’annya ia
mulai melakukan dakwah dengan mengajarkan ayat-ayat
Allah SWT di masjid yang ia miliki.
Dari masjid yang di miliki oleh Syekh Ali Jaber, ia
melakukan dakwahnya ke masjid-masjid lainnya. Selama di
Madinah, Syekh Ali Jaber juga aktif sebagai guru tahfizh Al-
Qur’an di Masjid Nabawi serta Syekh Ali Jaber di tunjuk
menjadi imam shalat di salah satu masjid kota Madinah.
Syekh Ali Jaber melebarkan sayap dakwahnya di tahun
2008 hingga ke Indonesia. Pada saat itulah Syekh Ali Jaber
menikahi seorang gadis shalihah yang berasal dari Lombok
Indonesia. Gadis asli Lombok tersebut bernama Umi Nadia
dan Umi Nadia merupakan salah seorang warga Indonesia
yang telah lama menetap di kota Madinah. Syekh Ali Jaber
di karuniai seorang putra yang ia berinama Hasan. Jadi
Hasan adalah putra dengan ayah Syekh Ali Jaber dan ibu nya
bernama Umi Nadia. Pada saat ini Syekh Ali Jaber dan
istrinya menetap di Pondok Bambu Jakarta Timur.
Pada tahun 2008 Syekh Ali Jaber memilih untuk
berdakwah di Indonesia. Pada saat itu Syekh Ali Jaber
2 http://www.masuk-islam.com /mengenal Syekh Ali Jaber/ (Diakses
tanggal 15 Juni 2019)
45
melaksanakan ibadah shalat maghrib di Masjid Sunda Kelapa
Jakarta Pusat. Setelah selesai melaksanakan shlata maghrib
ada salah seorang pengurus masjid memintanya untuk untuk
menjadi imam Shalat Tarawih di Masjid Sunda kelapa.
Pengurus Masjid Sunda Kelapa meminta kepada Syekh
Ali Jaber untuk menjadi imam Shalat Tarawih, karena pada
saat itu akan segera memasuki bulan suci ramadhan. Maka
sejak itulah Syekh Ali Jaber terus mendapat kepercayaan
masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia. Demi
mununjang komunikasinya dalam berdakwah, ia pun mulai
belajar bahasa Indonesia dan akhirnya ia sanggup berbicara
bahasa Indonesia dengan lancar. Sehingga dengan lancranya
Syekh Ali Jaber berbahasa Indonesia memudahkan para
jama’ahnya menerima ceramah yang disampaikan oleh
Syekh Ali Jaber.3
B. Latar Belakang pendidikan
Syekh Ali Jaber memiliki riwayat pendidikan yang
panjang. Syekh Ali Jaber menempuh pendidikan dasar di
Madrasah Ibtidaiyah dan menamatkannya pada tahun 1410
Hijriah atau pada tahun 1989 Masehi.
Kemudian setelah Syekh Ali Jaber lulus dari Madrasah
Ibtidaiyah, ia melanjutkannya pendidikannya ke tingkatan
yang lebih tinggi, yaitu Madrasah Tsanawiyah. Syekh Ali
Jaber menyelesaikan pendidikannya Tsanawiyahnya pada
tahun 1992 Masehi.
3 http://www.masuk-islam.com /mengenal Syekh Ali Jaber/ ( Diakses
tanggal 15 Juni 2019 )
46
Setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah, Syekh Ali
Jaber melanjutkan kembali pendidikannya ke tingkatan yang
lebih tinggi lagi dari Tsanawiyah menuju Aliyah. Ia
menyelesaikan pendidikan Aliyahnya pada tahun 1995
Masehi. Setelah lulus dari pendidikannya di Aliyah Syekh
Ali Jaber memutuskan untuk memperdalam ilmu-ilmu Al-
Qur’an di Masjid Nabawi kota Madinah pada tahun 1997
Masehi hingg saat ini.4
Memang kultur pendidikan di keluarga Syekh Ali Jaber
sangat keras. Syekh Ali Jaber bercerita bahwa ayahnya
adalah seorang yang sangat keras dalam masalah ilmu agama
dan terutama pada ibadah shalat. Ayah Syekh Ali Jaber
selalu memberikan motivasi-motivasi yang membangun jiwa
untuk senantiasa mempelajari Al-Qur’an, karena menurut
ayah Syekh Ali Jaber bahwa di dalam Al-Qur’an sangat
banyak sekali ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu yang
lainnya.5
Dalam pendalaman ilmu-ilmu Al-Qur’an di Madinah,
Syekh Ali Jaber banyak berguru kepada para orang-orang
yang memiliki ilmu agama yang cukup banyak. Saat itu
Syekh Ali Jaber berguru kepada Syekh Abdul Bari’as
Subaity yang merupakan imam Masjid Nabawi.
Selain Syekh Abdul Bari’as Subaity, Syekh Ali Jaber
memiliki guru lainnya yang bernama Syekh Khalilul
4 https://profilbiodataustadz.blogspot.co.id/Profil, Biodata dan Biografi
Lengkap Syekh Ali Jaber/ (Diakses tanggal 15 Juni 2019) 5 https://profilbiodataustadz.blogspot.co.id/Profil, Biodata dan Biografi
Lengkap Syekh Ali Jaber/ (Diakses tanggal 15 Juni 2019)
47
Rahman. Syekh Khalilul Rahman merupakan ulama Al-
Qur’an di Madinah dan ahli Qiraat.
Syekh Ali Jaber juga berguru kepada Syekh Prof. Dr.
Abdul Azis Al Qari. Ia adalah ketua Majelis Ulama
Percetakan Al-Qur’an Madinah dan imam Masjid Quba. Ada
juga guru Syekh Ali Jaber yang bernama Syekh Said Adam,
Syekh Muhammad Ramadhan dan Syekh Muhammad
Husein Al Qari.
Syekh Said Adam adalah ketua pengurus makam
Rasulullah SAW dan pemegang kunci makam Rasulullah
SAW. Syekh Muhammad Ramadhan merupakan ketua
Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi dan Syekh
Muhammad Husein Al Qari adalah ketua ulama Qira’at di
Pakistan.
C. Kiprah Dakwah
Syekh Ali Jaber merupakan da’I yang berasal dari
kota Madinah yang kemudian memilih untuk tinggal di
Indonesia, karena istri Syekh Ali Jaber merupakan keturunan
Indonesia. Banyak kegiatan dakwah yang dilakukan oleh
Syekh Ali Jaber setelah lulus Aliyah hingga saat ini.
Pada saat Syekh Ali Jaber menyelesaikan Aliyahnya di
tahun 1995 H, ia langsung melakukan kegiatan dakwah
dengan mengajar di masjid yang ia miliki di kota Madinah.
Syekh Ali Jaber mengajarkan bagaimana cara menghafal Al-
Qur.an dengan mudah serta bagaimana cara menjaga hafalan
kita. 6
6 https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2016/12/profil-lengkap-
syekh-ali-jaber.html?m= 1 (diakses pada 15 Juni 2019)
48
Selain menjadi pengajar tahfidzul Qur’an di kota
Madinah Syekh Ali Jaber juga di tunjuk untuk menjadi salah
satu imam di Masjid Nabawi. Setelah Syekh Ali Jaber
berkiprah di kota Madinah kemudian ia memperluas kiprah
dakwahnya di Indonesia.
Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Syekh Ali Jaber
banyak sekali. Syekh Ali Jaber menjadi guru tahfidz Al-
Qur’an di Islamic Centre (Masjid Agung Al Muttaqin) yang
terletak di daerah Cakranegara Lombok NTB. Selain menjadi
guru tahfidzh di Islamic Centre, ia juga ditunjuk sebagai
imam besar dan khatib di tempat tersebut. 7
Syekh Ali Jaber juga di minta oleh pengurus Masjid
Sunda Kelapa untuk menjadi Imam Shalat Tarawih, Qiyamul
Lail dan Pembimbing Tadarus Al-Qur’an selama Ramadhan
1429 Hijriyah di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng
Jakarta Pusat.8
Kegiatan dakwah yang di lakukan oleh Syekh Ali Jaber
lebih banyak mengajar di tempat-tempat keagamaan yang
berada di Indonesia. Syekh Ali Jaber juga sebagai pengajar di
Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Al-Asykar Puncak Jawa Barat.
Kegiatan utama yang sering dilakukan oleh Syekh Ali
Jaber dalam berdakwah tak pernah lepas dari ceramah dan
juga sebagai guru tahfidz Qur’an. Syekh Ali Jaber juga
sebagai penceramah di beberapa stasiun televisi di Indonesia.
7 https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2016/12/profil-lengkap-
syekh-ali-jaber.html?m= 1 (diakses pada 15 Juni 2019) 8 https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2016/12/profil-lengkap-
syekh-ali-jaber.html?m= 1 (diakses pada 15 Juni 2019)
49
Banyak media yang sudah menjadi partner dakwah
Syekh Ali di Indonesia, antara lain adalah TV One dengan
mata acara Damai Indonesiaku, RCTI dengan mata acara
Kultum Ramadhan serta Syekh Ali juga sebagai juri di acara
Hafidz Indonesia, Trans 7 dengan mata acara The Journey
Backpacker, iNews TV dengan mata acara Cahaya Hati, serta
Syekh Ali juga berdakwah melalui radio dengan program
Nasehat Harian yang diputarkan oleh Radio Republik
Indonesia ( RRI ).
Kiprah dakwah Syekh Ali tidak berhenti disitu, akan
tetapi kiprahnya menyebar luas dan sebagai salah satu bentuk
kiprah dakwahnya adalah dengan mendirikan Yayasan yang
diberi nama Yayasan Syekh Ali Jaber dimana letak
yayasannya tersebut di Jalan Jatinegara Barat No 169 RT
005 RW 03, Bali Mester Jatinegara Jakarta Timur.
Yayasan Syekh Ali Jaber merupakan yayasan yang
bergerak di bidang pendidikan khusus Al-Qur’an dan Hadist
bersanad, yang menjadi wadah aktifitas dakwah dan social
Syekh Ali Jaber bersama para Syekh dari Arab Saudi,
Yaman, Mesir dan Indonesia.
Yayasan Syekh Ali Jaber berdiri pada tahun 2013
dengan visi menanamkan dan menumbuhkan perilaku Al-
Qur’an dalam diri masyarakat, menyebarkan ilmu
berdasarkan aqidah yang benar serta memberikan kontribusi
dalam membangun karakter imani dan insan kamil.
Sedangkan misi nya adalah menjadi satu-satunya pusat studi
50
Al-Qur’an dan lembaga social di wilayah Asia Tenggara
yang memiliki kemandirian finansial.
D. Karya Dalam Bidang Dakwah
Syekh Ali Jaber merupakan pendakwah yang telah
melebarkan sayap dakwahnya dari tahun 2008 hingga saat
ini. Sebagai seorang tokoh agama, Syekh Ali Jaber memiliki
beberapa karya dalam bidang dakwahnya agar apa yang
disampaikan olehnya tidak hanya diketahui oleh orang-orang
terdekatnya, akan tetapi bisa diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat.
Syekh Ali Jaber memiliki beberapa karangan buku
yang telah tersebar luas di Indonesia. Salah satu karya buku
karangan Syekh Ali Jaber bertemakan Amalan Ringan Paling
Menakjubkan, buku tersebut diterbitkan pada tanggal 15
Maret 2017 dengan jumlah halaman 208 dan nama
penerbitnya Zikrul Hakim.
Dalam buku tersebut Syekh Ali Jaber memberi
penjelasan tentang amalan Ibadah yang ringan , namun nilai
dan pahalanya amatlah besar di sisi Allah SWT. Amalan-
amalan ringan yang juga insya Allah dapat menyelesaikan
berbagai macam masalah dan persoalan kita. Dengan
membaca buku ini insya Allah akan membuat kita sadar
betapa amalan-amalan ini memang seharusnya melekat
dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga Allah
51
memberikan keberkahan dalam kehidupan kita serta
kebahagian di sisa umur hidup kita. 9
Tidak hanya buku itu, ada juga buku yang Syekh Ali
Jaber karang dengan judul Cahaya dari Madinah, buku
tersebut di terbitkan pada tanggal 8 Maret 2014 dengan
jumlah halaman 196 yang diterbitkan oleh Elex Media
Komputindo.
Dalam buku tersebut beliau menceritakan tentang
bagaimana Islam terlahir dari kota Madinah yang memiliki
sejarah Islam. Buku ini juga benar-benar memberikan sedikit
cahaya baru bagi pengetahuan keislaman masyarakat muslim
Indonesia dan mengungkap segala keluasan Islam sebagai
agama rahmatan lil a’lamin .
Saat buku ini diterbitkan ada beberapa tanggapan yang
disampaikan oleh beberapa tokoh, diantaranya adalah Ustadz
Yusuf Mansyur, KH Muhamaad Arifin Ilham dan juga Faiz
Sumarno selaku Produser Damai Indonesiaku TV One.
Menurut Ustadz Yusuf Mansyur tentang buku tersebut
“ Buku ini atas izin Allah memiliki kekuatan mengubah
pembacanya. Sebab berasal dari materi dakwah penuh cinta
dan keikhlasan”. Sedangkan menurut KH Arifin Ilham “
Subhanallah Syekh Ali benar-benar Syekh yang dikesankan
orang tua guru yang alim, dan Ali adalah sahabat Nabi dan
juga menantu Nabi yang sangat cerdas. Begitulah Syekh Ali
9 Gramedia “Buku best seller karya Syekh Ali Jaber” https://
www.gramedia.com /author/ author-syekh-ali-jaber (diakses pada 15 Juni 2019
).
52
diseniorkan diantara para da’i muda, karena kealiman dan
ilmunya. Uhibukum fillah ya Syekh Ali.10
Menurut Faiz Sumarno “ Syekh Ali adalah orang yang
dipilih oleh Allah SWT untuk meneruskan dakwah dari
Rasulullah SAW. Beliau rela berganti warga Negara demi
mensyariatkan Islam. Saya bangga bisa berjuang bersama
dalam mensyiarkan Islam dengan Syekh Ali Jaber. Meskipun
saya masih jauh dari kata taat kepada Allah SWT, namun
Syekh Ali Jaber masih mau dengan konsisten dan segala
kerendahan hati beliau untuk bersama tim dari “Damai
Indonesiaku”, untuk sama-sama berjuang mensyiarkan
kebaikan di jalan media TV. 11
10
Gramedia “Buku best seller karya Syekh Ali Jaber” https://
www.gramedia.com /author/ author-syekh-ali-jaber (diakses pada 15 Juni 2019
). 11
Gramedia “Buku best seller karya Syekh Ali Jaber” https://
www.gramedia.com /author/ author-syekh-ali-jaber (diakses pada 15 Juni 2019
).
53
BAB 1V
RESPON WARGA BIDARA CINA RT 005 RW 03
JATINEGARA JAKARTA TIMUR
TERHADAP MATERI PUASA DAN DAKWAH SYEKH
ALI JABER DI DAMAI INDONESIAKU
A. Profil Responden
Sebelum dijelaskan tentang respon responden terhadap
kuesioner yang penulis ajukan, maka terlebih dahulu
dijelaskan tentang profil warga Bidara Cina Rt 005 Rw 03,
Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta
Timur yang dapat dikelompokan pada beberapa table : jenis
kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir. Berikut ini
adalah deskripsi responden berdasarkan hasil penelitian :
1. Tentang Jenis Kelamin
Tabel 5
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1 Laki- laki 37 Orang 60%
2 Perempuan 25 Orang 40%
Jumlah 62 Orang 100%
Berdasarkan table 1 di atas dapat diketahui bahwa
jumlah responden yang paling banyak ditemui oleh peneliti
adalah laki-laki dengan jumlah 37 orang ( 60%). Sedangkan
responden yang paling sedikit ditemui oleh peneliti adalah
peremouan dengan jumlah 25 orang (40%). Karena dalam
54
penelitian ini responden laki-laki yang lebih banyak ditemui
oleh peneliti, maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian
ini responden laki-laki yang lebih banyak mengisi angket
yang disediakan oleh peneliti.
2. Tentang jenis pekerjaan
Pada jenis pekerjaan, dapat dikategorikan pada beberapa
profesi yang terdiri atas : Guru, wiraswasta, karyawan,
dagang, buruh, supir, tukang ojek, ibu rumah tangga dan
pengangguran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table
dibawah ini.
Tabel 6
Jenis pekerjaan responden
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 Guru 1 2%
2 Wiraswasta 7 11%
3 Karyawan 8 12%
4 Pedagang 5 8%
5 Buruh 6 10%
6 Supir 3 5%
7 Tukang Ojek 3 5%
8 Ibu Rumah Tangga 15 24%
9 Pengangguran 14 23%
Jumlah 62 100%
Dari tabel 2 di atas berdasarkan jenis pekerjaannya
dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang selalu
55
menyaksikan ceramah Syekh Ali Jaber adalah ibu- ibu rumah
tangga dengan jumlah 15 orang (24%). Hal ini biasanya
terjadi karena profesi ibu-ibu terkonsentrasi pada satu bidang
yaitu sebagai ibu rumah tangga.
Berbeda dengan laki-laki, walaupun secara jumlah
respoden lebih banyak tetapi secara profesi mereka
mempunyai profesi yang bermacam-macam dan tidak
terkonsentrasi pada satu jenis pekerjaan. Hal ini lah yang
menyebabkan jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan
lebih banyak berprofesi sebagai ibu-ibu rumah tangga.
3. Tentang Latar Belakang Pendidikan
Pada tingkat pendidikan, ditemukan bahwa responden
memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pendidikan
terakhir yang telah ditempuh oleh responden sangat beragam.
Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 7
Latar Belakang Pendidikan
No Jenis Pendidikan Frekuensi Presentase
1 Sekolah Dasar 13 21%
2 Sekolah Menengah Pertama 21 34%
3 Sekolah Menengah Atas 27 43%
4 Sarjana 1 2%
Jumlah 62 100%
Berdasarkan table 3 di atas menunjukan bahwa
responden dengan pendidikan terakhir tertinggi yaitu pada
tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas ( SMA ) dengan
presentase sebesar 43%. Sedangkan presentase jumlah
56
responden terkecil adalah responden pada tingkat pendidikan
Sarjana dengan presentase sebesar 2%. Sedangkan responden
yang banyak ditemui oleh peneliti berdasarkan pada table 3
di atas yaitu dengan pendidikan terakhir pada tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 43%. Hal ini berarti
responden yang paling banyak menyaksikan ceramah Syekh
Ali Jaber berdasarkan latar belakang pendidikan adalah
responden yang mempunyai latar belakang pendidikan
terakhir SMA dengan jumlah 27 orang.
B. Respon Kognitif Warga Bidara Cina RT 005 RW 03
Jatinegara Jakarta Timur Terhadap Materi Puasa dan
Tauhid Syekh Ali Jaber di Damai Indonesiaku
Respon kognitif adalah respon yang timbul setelah
adanya pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan
informasi atau pengetahuan. Terjadi bila ada perubahan pada
apa yang diketahui, atau dipersepsi oleh khalayak. 1
Untuk melihat respon kognitif warga Bidara Cina RT
005 RW 03, maka dapat menggunakan rumus skala likert dan
dapat dilihat pada table berikut :
1 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), h.218
57
Tabel 8
Respon Kognitif
No Item Pertanyaan SS S TS STS Skors Rangking
1 Saya jauh lebih
memahami makna
puasa dan tauhid
setelah mendengar
ceramah Syekh Ali
Jaber
108 129 0 0 237 1
2 Saya lebih
mendalami ilmu
tentang puasa dan
tauhid setelah
mendengar ceramah
Syekh Ali Jaber
76 90 34 0 200 6
3 Materi tentang puasa
dan tauhid yang
disampaikan Syekh
Ali Jaber mudah
dipahami
88 123 0 0 211 3
4 Materi tentang puasa
dan tauhid yang
disampaikan Syekh
Ali Jaber ada kutipan
Al-Qur’an dan Hadist
124 84 0 0 208 4
5 Saya dapat
membedakan puasa
sunnah dan puasa
wajib
124 87 0 0 211 3
6 Saya setuju dengan
materi puasa dan
tauhid yang
disampaikan Syekh
76 91 0 0 167 9
58
Ali Jaber
7
Saya lebih paham
materi puasa
dibandingkan tauhid
64 126 6 0 196 7
8 Puasa ramadhan
merupakan puasa
wajib
176 54 0 0 230 2
9 Saya lebih paham
tentang makna puasa
dibandingkan dengan
hikmah puasa
44 96 4 0 144 11
10 Saya dapat
membedakan makna
tauhid dan manfaat
tauhid
76 105 0 0 181 8
11 Kalimat laillahaillah
merupakan kalimat
tauhid
120 87 0 0 207 5
12 Tauhid
mengharamkan diri
saya dari api neraka
sedangkan puasa
menjauhkan diri saya
dari api neraka
80 89 0 0 160 10
13 Tauhid mengajarkan
saya tentang
bagaimana seorang
muslim ibadahnya
dapat diterima Allah
60 99 4 0 154 11
Dari table 4 di atas dapat di ketahui bahwa respon
kognitif ( pengetahuan ) warga Bidara Cina RT 005 RW 03,
dapat diurutkan sebagai berikut :
59
1. Variabel 1 yaitu tentang warga Bidara Cina jauh lebih
memahami tentang puasa dan tauhid setelah
mendengarkan cermah Syekh Ali Jaber mendapatkan
peringkat pertama dengan skor 237.
2. Variabel 8 yaitu tentang puasa ramadhan merupakan
puasa wajib mendapatkan peringkat ke dua dengan skor
230
3. Variabel 3 dan 5 yaitu tentang membedakan puasa sunah
dan puasa wajib serta tentang materi puasa dan tauhid
yang disampaikan Syekh Ali Jaber mudah dipahami
mendaptakan peringkat ke tiga dengan skor 211.
Dari pemaparan di atas dapat diuraikan bahwa warga
Bidara Cina mendapatkan pemahaman tambahan tentang
puasa dan tauhid setelah menonton atau mendengarkan
ceramah Syekh Ali Jaber yang membahas materi tersebut
pada acara Damai Indonesiaku. Setelah mendengarkan
ceramah Syekh Ali Jaber tentang puasa maka warga Bidara
Cina memahami betul tentang puasa ramadhan merupakan
puasa yang wajib untuk dilakukan bagi semua umat muslim,
karena perintah puasa merupakan perintah langsung dari
Allah SWT.
Warga Bidara Cina setelah mendengarkan ceramah
Syekh Ali Jaber tentang puasa dan tauhid mereka dapat
membedakan antara puasa sunah dan puasa wajib, serta
mereka juga mudah untuk memahami isi ceramah yang
disampaikan oleh Syekh Ali Jaber. Hal ini terbukti dari
60
variabel nomor satu yang mendapatkan jumlah respon yang
besar dan menerangkan bahwa warga Bidara Cina jauh lebih
memahami tentang puasa dan tauhid setelah mendengarkan
ceramah Syekh AliJaber.
.
C. Respon Afektif Warga Bidara Cina RT 005 RW 03
Jatinegara Jakarta Timur Terhadap Materi Puasa dan
Tauhid Syekh Ali Jaber di Damai Indonesiaku
Respon Afektif, yaitu respon yang timbul karena
adanya perubahan perasaan terhadap sesuatu yang terkait
dengan emosi, sikap dan nilai. Timbul bila ada perubahan
pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. 2
Untuk melihat respon Afektif warga bidara cina RT
005 RW 03, maka dapat menggunakan rumus skala likert dan
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 9
Respon Afektif
No Item
Pertanyaan
SS S TS STS Skors Rangking
1 Saya tidak
menyukai
materi puasa
yang Syekh Ali
Jaber
sampaikan.
0 0 111 100 211 4
2 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, h.218
61
2 Saya menyukai
materi puasa
yang Syekh Ali
Jaber
sampaikan.
104 108 0 0 212 2
3 Dengan
berpuasa
ramadhan
membuat saya
merasa tenang
karena sudah
menjalankan
kewajiban
32 132 20 0 184 8
4 Saya takut
meninggalkan
puasa ramadhan
karena akan
mendekatkan
diri kepada api
neraka
156 90 0 0 246 1
5 Materi puasa
dan tauhid yang
disampaikan
Syekh Ali Jaber
membuat saya
kagum
164 63 0 0 227 3
62
6 Saya ingin
masuk surga
dengan tidak
melakukan
perbuatan syirik
kepada Allah
92 102 4 0 198 5
7 Saya ingin
mengucapkan
kalimat tauhid
diakhir hidup
saya, karena
kalimat tersebut
yang dapat
menolong saya
112 78 4 0 194 6
8 Saya lebih
bersemangat
untuk berpuasa
setelah
mendengarkan
ceramah Syekh
Ali Jaber
82 93 12 0 187 7
Dari table 5 di atas dapat diketahui bahwa respon
afektif (sikap) warga Bidara Cina RT 005 RW 03, dapat
diurutkan sebagai berikut :
1. Variabel 4 yaitu tentang rasa takut meninggalkan puasa
ramadhan karena akan mendekatkan diri kepada api
63
neraka mendapatkan peringkat kesatu dengan nilai skor
246.
2. Variabel 2 yaitu tentang seseorang menyukai materi
puasa yang Syekh Ali Jaber sampaikan mendapatkan
peringkat ke dua dengan nilai skor 242
3. Variabel 5 tentang materi puasa dan tauhid yang
disampaikan Syekh Ali Jaber membuat saya kagum
mendapatkan peringkat ke tiga dengan skor 227.
Dari pemaparan tabel 5 di atas dapat dijeleaskan bahwa
warga Bidara Cina takut jika seorang muslim tidak
melaksanakan puasa wajib maka ia akan dimasukan kedalam
neraka dan ia akan kekal didalamnya. Warga Bidara Cina
menyukai materi ceramah Syekh Ali Jaber yang membahas
tentang puasa, karena bagi mereka puasa merupakan ibadah
yang paling besar pahalanya di sisi Allah SWT dibandingkan
dengan ibadah lainnya. Puasa merupakan ibadah yang
rahasia, karena puasa diketahui oleh orang yang
melaksanakannya dan Allah SWT.
Ceramah yang disampaikan oleh Syekh Ali Jaber
membuat banyak orang merasa kagum dengannya, karena
Syekh Ali Jaber merupakan tokoh Agama yang berasal dari
Arab Saudi dimana Negara tersebut merupakan Negara yang
membangun atau memiliki nilai sejarah Islam yang paling
besar.
64
D. Respon Konatif Warga Bidara Cina RT 005 RW 03
Jatinegara Jakarta Timur Terhadap Materi Puasa dan
Tauhid Syekh Ali Jaber di Damai Indonesiaku
Respon konatif, yaitu respon yang berupa tindakan,
kegiatan atau kebiasaan yang terkait dengan prilaku nyata.
Merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati; yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan
berprilaku. 3
Untuk melihat respon konatif warga Bidara Cina RT
005 RW 03, dapat menggunakan rumus skala likert dan dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 10
Respon Konatif
No Item
Pertanyaan
SS S TS STS Skors Rangking
1 Materi puasa
yang Syekh Ali
Jaber
sampaikan
mendorong
saya untuk
berpuasa lebih
rajin lagi
96 102 4 0 202 2
2 Setelah
mendengarkan
ceramah Syekh
80 93 12 0 185 4
3 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, h.218
65
Ali Jaber
tentang tauhid
mendorong
saya untuk
tidak berbuat
syirik
3 Pemahaman isi
ceramah Syekh
Ali Jaber
tentang puasa
menjadikan
diri saya lebih
khusu berpuasa
124 99 0 0 223 1
4 Saya belajar
berpuasa sunah
setelah
mendengarkan
ceramah Syekh
Ali Jaber
tentang puasa
80 96 20 0 196 3
5 Setelah
mendengarkan
ceramah Syekh
Ali Jaber
tentang puasa
dan tauhid
40 123 12 0 175 5
66
mendorong
saya untuk
meningkatkan
keimanan
kepada Allah
dengan cara
melakukan
ibadah yang
diperintahkan
seperti sholat,
puasa, zakat dll
Dari table 6 diatas dapat diketahui bahwa respon
konatif ( perilaku ) warga Bidara Cina RT 005 RW 03, dapat
diurutkan sebagai berikut :
1. Variabel 3 yaitu tentang pemahaman isi ceramah Syekh
Ali Jaber tentang puasa menjadikan diri saya lebih
khusu berpuasa mendaptkan rangking ke satu dengan
skor 223.
2. Variabel 1 yaitu tentang materi puasa yang Syekh Ali
Jaber sampaikan mendorong saya untuk berpuasa lebih
rajin lagi mendaptkan peringkat ke dua dengan skor 202
3. Variabel 4 yaitu tentang saya belajar berpuasa sunah
setelah mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber tentang
puasa mendaptkan peringkat ketiga dengan skor 196.
67
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa warga
Bidara Cina merasa lebih khusu dalam berpuasa setelah
mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber tentang puasa dan
tauhid. Ceramah Syekh Ali Jaber mendorong warga Bidara
Cina untuk lebih rajin lagi dalam menjalankan ibadah puasa,
baik itu puasa sunnah senin dan kamis atau bisa juga puasa
yang lainnya.
Tabel 7
Rekapitulasi Rata-Rata Skors Variabel
No Variabel Rata-Rata
Skors
Rangking
1 Respon Kognitif 192,8 3
2 Respon Afektif 207,4 1
3 Respon Konatif 196,2 2
Dari table 7 di atas maka dapat diketahui bahwa rata-
rata skors variabel afektif menempati rangking pertama
dengan rata-rata skors 207,4. Ini menunjukan bahwa warga
Bidara Cina RT 005 RW 03 sangat puas serta merasa senang
dengan ceramah Syekh Ali Jaber tentang puasa dan tauhid
yang di tayangkan oleh TV One .
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis di
Kelurahan Balimester RT 005 RW 03, Kecamatan Jatinegara
Kota Jakarta Timur mengenai respon warga Bidara Cina RT
005 RW 03 Jatinegara terhadap dakwah Syekh Ali Jaber,
dapat diketahui bahwa :
1. Dari segi efek kognitif ( pengetahuan ), warga Bidara
Cina RT 005 RW 03 Kelurahan Balimester Kecamatan
Jatinegara Kota Jakarta Timur berpendapat bahwa warga
Bidara Cina jauh lebih memahami tentang puasa dan
tauhid setelah mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber
serta warga Bidara Cina juga merasa mudah dalam
memahami materi puasa dan tauhid, sehingga hal ini lah
yang membuat warga Bidara Cina tertarik dengan
ceramah Syekh Ali Jaber.
2. Dari segi efek afektif ( perasaan ), warga Bidara Cina RT
005 RW 03 Kelurahan Balimester Kecamatan Jatinegara
Kota Jakarta Timur berpendapat bahwa warga Bidara
Cina merasa takut ketika meninggalkan puaas wajib,
karena akan mendekatkan diri yang meninggalkannya
kepada api neraka. Warga Bidara Cina juga lebih suka
dengan materi puasa, karena puasa merupakan materi
yang lebih mudah dibandingkan dengan tauhid. Materi
yang disampaikan oleh Syekh Ali Jaber tentang puasa
69
dan tauhid selalu didinggungkan dengan Al-Qur’an dan
hadist, sehingga ini lah yang membuat warga merasa
kagum dengannya.
3. Dari segi konatif ( tindakan ), setelah mendengarkan
ceramah Syekh Ali Jaber banyak warga Bidara Cina
yang lebih khusu dalam berpuasa, karena menurut
mereka khusu dalam puasa yaitu meninggalkan apa saja
yang menghapuskan pahala puasa serta membatalkan
puasa itu sendiri.
B. Saran-Saran
1. Untuk Syekh Ali Jaber yang sudah melakukan dakwah
bil lisan atau dakwah dengan perkataan agar terus
melanjutkan dakwah bil lisan nya kepada seluruh umat
Islam yang membutuhkan dakwah bil lisan dari Syekh
Ali Jaber. Karena warga sekitar merasa berdampak
positif dengan apa yang dilakukan oleh Syekh Ali Jaber.
2. Untuk Syekh Ali Jaber saran dari penulis sendiri, agar
kosa kata bahasa Indonesianya lebih di perdalam agar
tidak terjadi kesalahan pada responden saat memahami
ceramah Syekh Ali Jaber.
3. Untuk warga Bidara Cina RT 005 RW 03 Kelurahan
Balimester Kecamatan Jatinegara Kota Jakarta Timur
untuk lebih sering menyaksikan ceramah-ceramah Syekh
Ali Jaber, agar mendapatkan pengetahuan agama Islam
yang lebih luas lagi.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Subandi. Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang,1982)
Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneke Cipta, 1992).
Al-Habsy, M. Baghir. Fiqih Praktis, ( Bandung : Mizan, 1999).
Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-
Qur’an/Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang,1972).
Bahcin, Imelda. Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Reality
Show dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya, ( Medan:
FISIP, 2009) .
Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008 ).
Dagun, Save D. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1996).
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi ke-3¸ (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
Echlos, Jhon & Hasan Shadily. Kamus Besar Bahasa Inggris
Indonesia, ( Jakarta: Gramedia, 2003).
Junaedi, Dedi. Pedoman Puasa Tuntunan dan Permasalahannya,
(Akademika Pressindo, 2004).
71
Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006).
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Analisis Interaktif
Budaya Massa, ( Jakarta, Rineka Cipta,2008).
Marwah Daud, Marwah. Dakwah Islam Tahun 2000-an, ( Jakarta,
makalah pengantar pada stadium general IAIN Syarief
Hidayatullah, 1990 ).
Morrisan, Jurnalistik Televisi Muktahir, ( Jakarta, kencana,
2008).
Mubarak, Ahmad. Psikolog Dakwah, (Jakarta : Pustaka
Firdaus,1999).
Munir, Syamsul. Materi Dakwah, (Jakarta : Rosdakarya, 2009)
Qodriyah, Lailatul, Respon Ibu-ibu Majlis Ta’lim Nurul Islam
Desa Merak – Tanggerang Terhadap Sinetron Cinta Fitri
Season 5, ( Jakarta : FDK 2009 ).
Rahmat, Jalaludin. Islam Aktual, (Bandung, Mizan 1992).
Rais, Amin. Tauhid Sosial Formula Menggempur Kesenjangan,
(Mizan : Bandung, 1998).
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1999).
72
Shaleh, Abdul Rosyad . Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta :
Bulan Bintang,1997).
Sijanto, Agus. Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara,2004).
Singarimbun, Masri. Metode Peneloitian Survei, ( Jakarta, PT.
Pustaka LP3ES, 1995 )
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D, (
Bandung : Alfabeta 2011 ).
Suparta, Munzier. Ilmu Hadist, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1993).
Uno, Hamzah B. Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006).
Vivian, John. Teori Komunikasi Massa, ( Jakarta, Kencana, edisi
ke-8, 2008 ).
Wahyu Triatmo, Agus. Dakwah Islam Antara Normatif dan
Kontektual, (Semarang: Fakda IAIN Walisongo,2001).
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta:
UGM,1996).
Wirawan Sarwono, Sarlito. Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2005).
Yunan Yusuf, H.M. Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana,
2006).
73
Yusuf, Maulana, Respon IREMA ( Ikatan Remaja Masjid ) Nurul
Ikhlas Bogor Terhadap Sinetron Islam KTP, ( Jakarta : FDK,
2011 ).
Referensi Website
Gramedia “Buku best seller karya Syekh Ali Jaber” https://
www.gramedia.com /author/ author-syekh-ali-jaber
http://www.masuk-islam.com /mengenal Syekh Ali Jaber/
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2016/12/profil-
lengkap-syekh-ali-jaber.html?m
https://profilbiodataustadz.blogspot.co.id/Profil, Biodata dan
Biografi Lengkap Syekh Ali Jaber/
LAMPIRAN
Transkip Ceramah Syekh Ali Jaber di Damai Indonesiaku
Para jamaah yang di muliakan Allah SWT, orang masuk Islam dalam
mengucapkan dua kalimat syahadat dan sebelum itu tidak ada proses
panjang, gampang, mudah dan cepat ashadu allailahaillallah wa ashadu
anna muhammadan rosulullah dan boleh juga ashaduanna muhammadan
abduhu warasuluhu. Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan aku
bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah atau boleh juga aku
bersaksi bahwa nabi Muhammad hamba serta utusan Allah SWT. Kapan saja
diucapkan dan kalau saya minta anda semua ucapkan kalimat tersebut. Untuk
mengucapkan kalimat dua syahadat adalah hal yang mudah, namun yang
sulit setelah mengucapkannya itu kita harus mengamalkannya. selepas kita
iqrar syahadat maka kita berjanji kepada Allah SWT. Berarti kita tanda
tangan dan terikat janji dengan syahadat kepada Allah SWT. Dalam kalimat
syahadat ada hak-hak laillahaillallah, kalimat syahadat atau laillahaillallah
kunci pintu surga, tapi kira-kira ada ga kunci yang tanpa gigi bisa dibuka,
bisa dipake, kunci tanpa gigi. Kunci motor ada giginya ga? Kunci mobil,
kunci rumah, termasuk juga kunci Islam ?. kuncinya yaitu dua kalimat
syahadat, tapi ada hak-haknya itu yang dinamakan gigi kunci kalimat
syahadat. Gigi kunci laillahaillallah berarti kalau kita membawa kalimat
syahadat tapi tidak membawa hak-hak laillahaillallah seperti shalat, puasa,
berbakti baik, mulia, jujur, amanah, jauh dari sifat-sifat buruk dan lain-
lainnya itu lah yang dinamakan hak-hak laillahaillallah atas kita sudah
berjanji kepada Allah SWT, oleh karena itu ketika kita mengucapkan kalimat
syahadat tidak ada proses sebelumnya, tidak ada sesuatu apa-apa. Saya
pernah mengikuti suatu majelis, bertemu dengan seorang muallaf yang baru
masuk Islam. Dihadiri banyak jamaah, orang-orang itu dari Singapore dan
dipimpin oleh seorang guru yang tidak perlu saya sebutkan nama, sebelum
mengucapkan kalimat syahadat ayo ikut apa yang saya ucapkan
Bismillahirrohman nirrohim dan orang itu ikut, kemudian
Astagfirullahaladzim sampai berat-berat diikutin, sampe baca istighfar dan
lain-lainnya. Dan kemudian masuk membaca ashadu allailahaillallah wa
ashadu anna muhammadan rosulullah, namun orang tersebut merasa
keberatan dengan menarik nafasnya dalam-dalamnya. Padahal dalam Islam
tidak pendahuluan baca ini baca itu sebelum membaca syahadat. Orang mau
masuk Islam sini diberikan keterangan langsung mengucapkan kalimat
syahadat kalau ada sesuatu abis itu baru boleh, mengajarkan dari proses
mandi, wajib wudhu, sholat dan lain-lainnya semua, itu dilakukan setelah
mengucapkan kalimat syahadat, namun sebelum itu tidak ada dzikir tertentu
untuk masuk Islam, masa dia beristighfar padahal dia belum masuk Islam.
Kita masuk rumah orang Hindu, ayo kita istighfar dulu , tidak ada itu. Allah
SWT memberikan kemudahan untuk masuk Islam, tetapi yang perlu kita jaga
adalah proses setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT
memberikan musim-musim kepada kita umtuk meningkatkan ibadah kita,
seperti bulan ramadhan, ibadah itu adakan setiap hari dan berpuasa ada juga
kan setiap hari, ada puasa sunnah setiap senin dan kamis, tapi sepanjang
tahun cukup manusia pasti menghadapi kelemahan, males, godaan macem-
macem. Terlalu bebas makanan banyak bakteri, banyak racun yang ada
didalam tubuh kita, supaya proses pengembalian kesehatan iman, jasmani.
Ini bulan suci ramadhan, ramadhan madrosatun lissolihin, puasa merupakan
sekolah bagi orang-orang soleh bahkan untuk menambah kesolihan.
Ramadhan tempat kita untuk memperbaiki kesehatan kita, untuk
memperbaiki hubungan kita kepada Allah SWT, rasulullah SAW bersabda
supaya jamaah ada sedikit mengetahui rahasia antara berpuasa dan kalimat
syahadat. Rasulullah SAW bersabda “man shoma yauman fi sabilillahi
baadahullahu annin nar sabiina kholifah” diriwayat yang lain “man shoma
yauman fi sabilillahi baadahullahu annin nar miata am” barang siapa yang
berpuasa satu hari lillahi ta’ala dijauhkan dari Allah SWT neraka jahanam
seratus tahun. Padahal yang diinginkan oleh hamba Allah sebagaimana yang
digambarkan dalam surat Al-Imran bahwa kalau dia dapat sedikit saja maka
dia hanya tergeser bukan menjauh, akan tetapi jika dia berpuasa karena Allah
maka dia akan dijauhkan dari api neraka selama seratus tahun. Berarti
bersyahdat mengharamkan kita dari neraka dan berpuasa menjauhkan kita
dari api neraka.
Bulan romadhon memang indah tapi bahagia seseorang yang mampu
memaksimalkan bulan suci romadhon, selalu kita membuka sholat kita dan
saya yakin semuanya pada hafal “kul innasolati wa nusuki wa mahyahya wa
mamati lillahirobbil alamin” apakah cukup lillahi saya minta penjelasan,
segala amalan kita lillah karena Allah, itu cukup tidak, apa kelanjutannya
lillahirobbil alamin la syarikala. Tidak tercampur dengan kesyirikan berarti
kata lillahi saja sendiri belum tentu sempurna, akan tetapi jika ditambahkan
dengan la syarikala maka akan sempurna. Ketika kita ingin berdo’a maka
berdo’alah langsung tidak perlu kepada siapa-siapa, nah disitulah kuncinya.
Jaman sekarang banyak orang yang berdo’a tercampur dengan syiriknya.
Orang merasa diri tidak diterima do’anya maka ia menggantungkan do’a nya
kepada kiyai siapa, habaib siapa, syekh siapa baru bisa diterima do’anya.
Iblis, syaiton pernah berdo’a dan diterima do’anya, apa lagi orang mukmin
dan orang muslim jauh lebih pantes diterima do’anya. Memang saat kita
berdo’a pasti ada rasa malu, karena kita merasa bahwa diri kita msh banyak
dosa, masih banyak kekurangan, itu adalah hal yang wajar, tapi tidak berarti
do’a kita tidal diterima Allah. Justru jamaah do’a kita diterima Allah SWT
asal dalam diri kita tertanam rasa Ikhlas dan yakin. Allah SWT maha
mendengar atas segala hajat kita. Inti dari puasa mengajarkan kita menjadi
hamba yang ikhlas karena ibadah puasa adalah ibadah rahasia, ada seseorang
yang menggerakan lidahnya tapi kita tidak tahu, apakah dia lagi berdzikir
atau bernyanyi betul ga? Sama halnya dengan puasa, bahwa puasa
merupakan ibadah rahasia sehingga ibadah tersebut hanya orang yang
berpuasa dan Allah SWT yang tau apakah benar-benar puasa atau tidak.
ANGKET
Respon Masyarakat Bidara Cina Terhadap Materi Puasa dan Tauhid
Syekh Ali Jaber di Damai Indonesiaku
Peneliti
Nama : Arif Syahrizal
NIM : 1112051000133
Fakultas : FIDKOM
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Program : S1
PETUNJUK UMUM
1. Angket ini dibuat tanpa tujuan apapun kecuali untuk kegiatan
penelitian skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan dalam rangka
memperoleh gelar sarjana (S1).
2. Angket ini berisi tentang beberapa pertanyaan yang memeiliki
beberapa pilihan jawaban.
3. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang dipilih.
4. Isilah kolom identitas dengan lengkap.
5. Kami mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi angket
dengan sebenar-benarnya, karena kejujuran anda dapat membantu
kami dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini.
6. Jawaban yang anda berikan dijamin kerahasiannya.
7. Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuan serta kerja
samanya.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:……………………………………………………….
Jenis Kelamin
:……………………………………………………….
Umur
:……………………………………………………….
Alamat Rumah
:……………………………………………………….
Pekerjaan
:……………………………………………………….
Pendidikan Terakhir
:……………………………………………………….
Respon Kognitif
1. Saya jauh lebih memahami makna puasa dan tauhid setelah
mendengar ceramah Syekh Ali Jaber
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
2. Saya lebih mendalami ilmu tentang puasa dan tauhid setelah
mendengar ceramah Syekh Ali Jaber
A. Sangat Setuju C . Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
3. Materi tentang puasa dan tauhid yang disampaikan Syekh Ali
Jaber mudah dipahami
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
4. Materi tentang puasa dan tauhid yang disampaikan Syekh Ali
Jaber ada kutipan Al-Qur’an dan Hadist
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
5. Saya dapat membedakan puasa sunnah dan puasa wajib
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
6. Saya setuju dengan materi puasa dan tauhid yang disampaikan
Syekh Ali Jaber
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
7. Saya lebih paham materi puasa dibandingkan tauhid
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
8. Puasa ramadhan merupakan puasa wajib
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
9. Saya lebih paham tentang makna puasa dibandingkan dengan
hikmah puasa
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
10. Saya dapat membedakan makna tauhid dan manfaat tauhid
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
11. Kalimat laillahaillah merupakan kalimat tauhid
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
12. Tauhid mengharamkan diri saya dari api neraka sedangkan puasa
menjauhkan diri saya dari api neraka
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
13. Tauhid mengajarkan saya tentang bagaimana seorang muslim
ibadahnya dapat diterima Allah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
Respon Afektif
14. Saya tidak menyukai materi puasa yang Syekh Ali Jaber
sampaikan.
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
15. Saya menyukai materi puasa yang Syekh Ali Jaber sampaikan.
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
16. Dengan berpuasa ramadhan membuat saya merasa tenang karena
sudah menjalankan kewajiban
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
17. Saya takut meninggalkan puasa ramadhan karena akan
mendekatkan diri kepada api neraka.
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
18. Materi puasa dan tauhid yang disampaikan Syekh Ali Jaber
membuat saya kagum.
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
19. Saya ingin masuk surga dengan tidak melakukan perbuatan syirik
kepada Allah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
20. Saya ingin mengucapkan kalimat tauhid diakhir hidup saya,
karena kalimat tersebut yang dapat menolong saya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
21. Saya ingin mengucapkan kalimat tauhid diakhir hidup saya,
karena kalimat tersebut yang dapat menolong saya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
Respon Konatif ( Tindakan Nyata )
22. Materi puasa yang Syekh Ali Jaber sampaikan mendorong saya
untuk berpuasa lebih rajin lagi
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
23. Setelah mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber tentang tauhid
mendorong saya untuk tidak berbuat syirik.
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
24. Pemahaman isi ceramah Syekh Ali Jaber tentang puasa
menjadikan diri saya lebih khusu berpuasa
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
25. Saya belajar berpuasa sunah setelah mendengarkan ceramah Syekh
Ali Jaber tentang puasa
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
26. Setelah mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber tentang puasa dan
tauhid mendorong saya untuk meningkatkan keimanan kepada
Allah dengan cara melakukan ibadah yang diperintahkan seperti
sholat, puasa, zakat dll.
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
Penulis foto bersama ketua RT 003 RW 09 Bidara Cina
Penulis foto bersama warga Bidara Cina RT 003 RW 09
Penulis foto bersama warga Bidara Cina RT 003 RW 09
Penulis foto bersama pedagang warga Bidara Cina RT 003 RW 09