perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNS SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
LALITYA ANINDYA RATNAKANYAKA
I0206074
Dosen pembimbing:
Ir. Hadi Setyawan, MT
Yosafat Winarto, ST, MT
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNS SURAKARTA
Disusun Oleh :
Lalitya anidya Ratnakanyaka
I0206074
Menyetujui,
Surakarta, 22 April 2011
Pembimbing I
Ir. Hadi Setyawan, MT
NIP. 19530415 198003 1 004
Pembimbing II
Yosafat Winarto, ST, MT NIP.19710829 200012 1 001
Mengesahkan,
Pembantu Dekan I
Fakultsa Teknik
Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 18403 2 007
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Ir. Hardiyati, M.T
NIP.19561209 198601 2 001
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan karunia, rahmat, pertolongan dan hidayahNya
sehingga tugas akhir yang berjudul “Konsep Perencanaan Dan Perancangan
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademik untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Tugas Akhir ini Penulis susun setelah melaksanakan
penyusunan konsep perencanaan dan perancangan selama tiga bulan, dan
masa Studio Tugas Akhir selama dua bulan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ir. Noegroho Djarwanti, MT, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Hardiyati, M.T, Ketua Jurusan Teknik Arsitertur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan dukungan dan
kemudahan pada penulis.
4. Ir Hadi Setyawan, MT sebagai pembimbing I yang dengan sabar telah
membimbing dan memberikan petunjuk serta arahan sehingga penulisan
tugas akhir ini dapat terselesaikan.
5. Yosafat Winarto, ST, MT sebagai pembimbing II yang dengan sabar telah
membimbing dan memberikan petunjuk serta arahan sehingga penulisan
tugas akhir ini dapat terselesaikan.
6. Anton Aminanto, ST selaku Pembimbing Akademis.
7. Rekan-rekan mahasiswa Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Setelah melalui tahap penyusunan Tugas Akhir ini, penulis sadar bahwa
masih harus banyak belajar untuk mengetahui lebih dalam tentang dunia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
arsitektur. Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah
perjalanan hidup penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan juga bagi masyarakat umum. Terimakasih.
Surakarta, 22 April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐1
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
B. PEMAHAMAN JUDUL
• Rumah Sakit1
Rumah Sakit adalah tempat merawat orang sakit, tempat yang
menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai
masalah kesehatan.
• Pendidikan2
Seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu melaksanakan
tugas‐tugas dalam bidang profesi tertentu.
• Universitas Sebelas Maret3
Perguruaan Tinggi Negeri yang berada di Surakarta terdiri dari
sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah atau profesional
dalam sejumlah ilmu disiplin tertentu.
• Surakarta4
Surakarta adalah nama sebuah daerah administrasi tingkat dua atau
kotamadya yang terletak di Propinsi Jawa Tengah.
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah suatu
tempat untuk merawat orang sakit yang menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang didukung dengan fasilitas untuk menghasilkan peserta didik UNS di
bidang kesehatan yang intelektual dan penuh tanggung jawab yang terdapat di Solo.
1 Depikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Hal 268 2 Pendidikan Pancasila, Paradigma Yogyakarta, 2002 3 www.uns.ac.id 4www.wikipedia.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐2
C. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
1. Kualitas Pelayanan Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat yang mewujudkan
kesehatan optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana
diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. Dalam Pasal 28 H ayat (1)
Perubahan Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Yang menegaskan bahwa setiap orang berhak memperolah pelayanan
kesehatan, dan Pasal 34 ayat (3) menyatakan bahwa negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Rumah sakit
mempunyai karakteristik dan organisasi yang kompleks. Berbagai jenis
tenaga kesehatan yang memiliki ilmu dan keterampilannya saling
berinteraksi. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang
sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
memberikan pelayanan yang bermutu. Membuat semakin kompleksnya
permasalahan di dalam rumah sakit.
Undang‐Undang Praktik Kedokteran pasal 44 ayat (1) menyebutkan :
Dokter dan dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib
mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi. Yang
dimaksud dengan "Standar Pelayanan" adalah pedoman yang harus diikuti
oleh dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan peraktik kedokteran.
Ayat (2) berbunyi : Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan. Yang
dimaksud dengan "Strata Pelayanan Kesehatan" adalah tingkat pelayanan
yang standar tenaga dan peralatannya sesuai dengan kemampuan yang
diberikan.
Selain membutuhkan tenaga profesional, rumah sakit membutuhkan
standar fasilitas yang menjamin pelayanan yang lebih bermutu. Dengan
demikian standar fasilitas tidak dapat dipisahkan dari standar profesi dan
standar pelayanan kedokteran yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐3
Secara legalitas, saat ini belum ada peraturan tentang standar
fasilitas yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Yang pernah
disiapkan adalah Pedoman Pelayanan Rumah Sakit, Pedoman Pelayanan
Medis Oleh Profesi dan Standar Peralatan. Standar Peralatan dibuat oleh
Departemen Kesehatan sesuai dengan strata rumah sakit yang ditujukan
untuk kepentingan perencanaan pembangunan rumah sakit.
Adalah menjadi tanggung jawab profesi serta institusi terkait yang
berwenang untuk menyusun standar fasilitas mengingat "Undang‐Undang
Praktik Kedokteran" sudah diberlakukan. Oleh sebab itu dibutuhkan konsep,
kebijakan, masukan, pemikiran yang dapat digunakan baik oleh Ikatan
Dokter Indonesia maupun Departemen Kesehatan dalam menyusun Standar
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 5
2. Rumah Sakit Pendidikan sesuai Standard
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pembangunan kesehatan
saat ini adalah belum optimalnya mutu layanan kesehatan. Hal itu antara
lain, disebabkan oleh sarana layanan kesehatan yang kurang mewadahi
untuk kesehatan. Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua
kabupaten/kota, sistem rujukan layanan kesehatan perseorangan juga
belum dapat berjalan dengan optimal.
Depkes sudah mengeluarkan kriteria atau syarat rumah sakit
pendidikan utama yaitu:
RS pendidikan utama telah terakreditasi pada 12 pelayanan plus
RS pendidikan jejaring/ afiliasi yakni terakreditasi minimal 5
standar pelayanan
Persyaratan yang berat tersebut nampaknya membuat banyak
rumah sakit yang seharusnya belum layak menjadi rumah sakit pendidikan,
akhirnya dipaksa mendidik calon‐calon dokter. Menurut Depkes, tidak
kurang 100 rumah sakit di seluruh Indonesia dijadikan tempat belajar.
Namun yang sudah terakreditasi dan memenuhi persyaratan menjadi rumah
sakit pendidikan hanya 31 rumah sakit. Dan rumah sakit pendidikan ”ilegal”,
jumlahnya mencapai hampir 70 rumah sakit.
5 www.konsultanrumahsakit.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐4
Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masing‐
masing kriteria, mengacu pada World Federation of Medical Education
(WFME), salah satunya adalah standar sumber daya manusia untuk program
pendidikan klinik, standar penunjang pendidikan dan standar
perancangan dan pelaksanaan yang berkualitas.
Kualitas menjadi titik penting bagi peningkatan layanan kesehatan
kepada masyarakat. Tanpa kualitas memadai sulit rasanya kita
mengharapkan terjadi perubahan terhadap indeks kesehatan masyarakat6
Serta pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik
Pemerintah maupun Swasta, membutuhkan peningkatan jumlah Rumah
Sakit Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan bersama Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2003 terdapat 97
RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi Rumah
Sakit Pendidikan , tahun 2009 terdapat hanya ada 39 RS yang sacara resmi
mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai RS
Pendidikan,pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan
Kedokteran Dan terdapat 12 RS Gigi dan Mulut yang telah mendapat SK
Menteri Kesehatan.
Pemerintah telah mengeluarkan regulasi tentang penyelenggaraan
RS Pendidikan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman, klasifikasi dan Standar
6 www.konsultanrumahsakit.com
0
100
200
300
400
500
600
Dokter Bidan Perawatdata 2006 68.227 79.152 316.306
target 2010 117.969 176.954 587.487
Gambar I.1 Diagram Jumlah Dokter per Tahun Sumber : Departemen Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐5
RS Pendidikan yang tentunya menjadi acuan bagi RS yang berfungsi sebagai
RS Pendidikan.7
3. Kebutuhan Dokter Muda dan Co‐ass UNS yang Profesional
Upaya pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan
pembangunan kesehatan maupun pembangunan bidang lainnya yang terkait
dengan kesehatan masyarakat antara lain dilakukan dengan meningkatkan
kuantitas sumber daya manusia melalui perencanaan kebutuhan dan
peningkatan kualitas melalui jalur pendidikan.
Pembangunan jangka panjang di Indonesia telah mrencanakan
partisipasi perguruan tinggi jauh lebih besar dibandingkan dengan kegiatan
pembangunan sebelumnya dalam usaha untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk
manusia yang berkualitas mempunyai kemampuan memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperlukan untuk mendukung pembangunan seluruh sektor kehidupon
msyarakat. Dengan demikian pendidikan merupakan wahana dan sekaligus
cara untuk membangun manusia baik sebagai insan maupun sebagai sumber
daya pembangunan.
Pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan
syarat utama pengembangan organisasi upaya untuk mendorong
terciptanya organisasi pelayanan kesehatan yang mampu mencapai dan
mempertahankan optium prestasi, menghendaki sumber daya manusia yang
berkualitas.
Pengembangan organisasi dan manajemen pada dasarnya
menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagai salah
satu fokus utama. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, umumnya
menjadi tindakan awal (masuk dalam program jangka pendek) untuk
melakukan tindakan pengembangan organisasi dan manajemen secara
konprehemsif.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dari organisasi
pelayanan kesehatan, haruslah diantisipasi oleh institusi pendidikan
kesehatan masyarakat. Artinya, jika organisasi pelayanan kesehatan telah
7 www.konsultanrumahsakit.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐6
bersiap untuk melaksanakan pengembangan organisasi dan manajemen
sebagai antisipasi untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang
semakin kompleks; maka institusi pendidikan kesehatan masyarakat juga
harus melakukan pengembangan organisasi dan manajemen untuk
menghadapi tantangan kesehatan yang semakin kompleks.
Rumah Sakit yang terdapat di Surakarta dengan Fakultas
Kedokteran merupakan dua organisasi terpisah yang mempunyai struktur
organisasi dan landasan hukum sendiri‐sendiri. Untuk pengembangan skill
tenaga dokter dapat diperoleh di Rumah Sakit Pendidikan yang mana tidak
diajarkan di ruang kuliah. Selain itu, untuk mempermudah penyediaan
fasilitas pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan dan wahana penelitian
bidang kedokteran di Surakarta, diperlukan suatu tempat untuk menampung
kegiatan ‐ kegiatan tersebut.8
4. Persyaratan mutlak pada pendidikan kedokteran, khususnya UNS untuk
memiliki Rumah Sakit Pendidikan.
Sampai saat ini di wilayah Surakarta terdapat 14 buah rumah sakit
type C dan 1 buah rumah sakit dengan tipe B, baik itu rumah sakit
pemerintah maupun rumah sakit swasta. Pemenuhan sarana kesehatan di
Solo tidak hanya untuk melayani penduduk kota Solo saja tetapi juga untuk
melayani penduduk disekitar kota Solo. Sedangkan Rumah Sakit yang
digunakan untuk para coass UNS adalah RS.Dr.Moewardi. Tetapi UNS sendiri
harus memiliki Rumah Sakit Pendidikan karena,
a. Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi kurang siap untuk menjadi Rumah
Sakit Pendidikan UNS.
b. Kebutuhan UNS untuk memiliki Rumah Sakit Pendidikan sendiri.
Belum adanya Rumah Sakit Pendidikan yang mewadahi pendidikan
kedokteran secara baik dan jumlah dokter muda yang melebihi daya
tampung menjadi faktor utama untuk mendirikan Rumah Sakit Pendidikan di
Solo
8 www.solopos.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐7
Dari jumlah kerjasama antara Rumah Sakit dengan Fakultas Kedokteran ini,
sebenarnya hanya RS. Dr. Moewardi yang mewadahi semua dokter‐dokter
muda di FK UNS ini, Rumah Sakit lain hanya merupakan Rumah Sakit yang
akan menampung dokter‐dokter muda yang melebihi daya tampung di
RS.Dr. Moewardi atau memang sengaja untuk pendidikan yang tidak bisa
diberikan di RS.dr.Moewardi.
Dan dari hasil wawancara Kepala bagian kepaniteraan FK UNS RSUD
dr.Moewardi, hal yang membuat UNS ingin membuat Rumah Sakit
Pendidikan sendiri adalah kurangnya perhatian dari RSUD dr.Moewardi
dalam menyediakan fasilitas‐fasilitas dan alat‐alat kesehatan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan pendidikan. Ini yang menghambat kualitas
dari dokter muda sendiri.
Sedangkan dari kualitas, jumlah dokter muda FK‐UNS per 10 Mei
2010 adalah 470 orang.
No Bagian Siklus Daya Tampung
1. Ilmu Penyakit Dalam 10 minggu 20 orang
2. Ilmu Bedah 10 minggu 20 orang
3. IKM & KK 6 minggu 12 orang
4. Ilmu Penyakit Jiwa 6 minggu 10 orang
5. Ilmu Penyakit Saraf 6 minggu 12 orang
6. Ilmu Rehabilitasi Medik 2 minggu 12 orang
7. Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin 6 minggu 12 orang
8. Ilmu Penyakit Mata 6 minggu 12 orang
9. Ilmu Kesehatan THT 6 minggu 10 orang
‐‐‐‐libur siklus‐‐ 2 minggu
0
5
10
15
2007 2008
Rumah Sakit di Solo
Gambar I.2 Diagram RS di Solo Sumber : Departemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UNS bekerja sama dengan beberap rumah sakit, sebagai tempat pendidikan bagi para dokter muda, diantaranya :
• RS. Dr. Moewardi • RS.Orthopedi Dr. Soeharso • RS Daerah Wonogiri • RS Daerah Sragen • RS Kartini Karanganyar • RS. Daerah Boyolali • RS. Daerah Sukoharjo • RS. Jiwa Daerah Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐8
Daya tampung Kepaniteraan Klinis mencapai 440 orang. Dan jumlah tersebut
merupakan jumlah diluar angkatan senior dan yunior yang ada. Setiap bagian
memiliki 2 kelas tetapi jika Ilmu penyakit Gigi dan Mulut buka kelas maka Ilmu
Farmasi tutup. Jika Ilmu Peny. Saraf buka kelas maka Ilmu Rehabilitasi Medik tutup.
Ini karena kurangnya fasilitas‐fasilitas yang mewadahi pendidikan. Dokter‐dokter
muda harus menunggu giliran mereka mengambil kelas tersebut sehingga dapat
menghambat pendidikan.
Sehingga Pendirian Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta ini
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dan peserta didik
bidang kesehatan di Surakarta dan sekitarnya dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan memberikan pembelajaran kepada masyarakat luas
tentang arti pentingnya kesehatan.
D. PERMASALAHAN
1. PERMASALAHAN
Membuat suatu Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta yang sesuai
dengan kebutuhan FK UNS di kota Surakarta tanpa megabaikan kebutuhan
pasien. Dimana kegiatan‐kegiatan yang ada di Rumah Sakit UNS saling
mendukung tetapi tidak saling mengganggu satu sama lain sesuai rasional
dan standarisasi yang ada sehingga dapat terbentuknya suatu komunikasi
yang baik dan lancar antara pasien, dokter maupun coass.
10. Ilmu Kesehatan Anak 10 minggu 20 orang
11. Ilmu Obsygn 10 minggu 20 orang
12. Ilmu.Peny.Gigi dan Mulut 2 minggu 12 orang
13. Ilmu Farmasi 2 minggu 12 orang
14. Ilmu. Kardiologi&Ked.Vaskuler 4 minggu 5 orang
15. Ilmu Sinar (Radiology) 4 minggu 10 orang
16. Ilmu Kedokteran medikolegal 4 minggu 10 orang
17. Ilmu Penyakit Paru‐paru 4 minggu 10 orang
18. Ilmu Anestesi 4 minggu 6 orang
225 orang
Tabel I.1 Daya Tampung Kepaniteraan Klinis FK‐UNS Sumber : Kepaniteraan UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐9
2. PERSOALAN
Persoalan‐persoalan yang ada adalah
a. Bagaiman menentukan site yang tepat untuk Rumah Sakit UNS
dilihat dari kebutuhan untuk pendidikan dan kesehatan?
b. Bagaimana memisahkan kegiatan‐kegiatan pada Rumah Sakit UNS
agar mendapatkan sirkulasi yang tepat, jelas dan terarah agar tidak
terjadi kerancuan?
c. Bagaimana menentukan utilitas bangunan khususnya penyelamatan
pada kebakaran dan aksesbilitas pada Rumah Sakit UNS sehingga
mampu menjadi wadah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan?
d. Bagaimana menentukan ruang‐ruang yang efektif dan efisien untuk
coass dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta sehingga menciptakan komunikasi yang baik bagi pasien,
dokter dan coass?
E. TUJUAN DAN SASARAN
1. TUJUAN
Menghasilkan suatu desain atau usulan desain atau bangunan
Rumah Sakit UNS sebagai fasilitas pelayanan medis serta fasilitas pendidikan
calon dokter yang baik sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dan melalui kegiatan‐kegiatan yang ada di Rumah Sakit UNS saling
mendukung tetapi tidak saling mengganggu satu sama lain sesuai rasional
dan standarisasi yang ada sehingga terbentuknya komunikasi yang baik
antara pasien, dokter dan coass.
2. SASARAN
Sasaran perencanaan dan perancangan yang meliputi:
a) tata site/ lingkungan yang terkait antara Rumah Sakit UNS dengan
site terpilih melalui:
• Pemilihan Site
• Pengolahan
b) Sistem kegiatan dan peruangan dalam Rumah Sakit UNS yang
memenuhi fungsi sebagai pelayanan medis dan pendidikan seperti
• Jenis kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐10
• Penzoningan Aktivitas
• Peruangan
• Besaran ruang
• Kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang)
• Persyaratan ruang
• Pola hubungan dan organisasi ruang
• Sirkulasi dan Aksesbilitas Ruang
c) Tampilan bangunan (estetika) yang efektif dan efisien sebagai
ungkapan visualisasi bangunan Rumah Sakit UNS baik interior
maupun eksterior.
d) Sistem struktur dan utilitas bangunan, kenyamanan, dan keamanan
bangunan yang ramah terhadap lingkungan.
F. LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH
1. LINGKUP MASALAH
Lingkup pembahasan merupakan desain Rumah Sakit UNS adalah:
a) Pembahasan mengenai Arsitektur Rumah Sakit Pendidikan.
b) Pembahasan mengenai pembentukan ruang‐ruang yang sesuai
dengan kegiatan calon dokter di dalamnya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan sehingga dapat terbentuknya
komunikasi yang baik untuk pasien, dokter dan coass.
c) Pembahasan mengenai kebutuhan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret pada Rumah Sakit UNS.
d) Pembahasan mengenai potensi‐potensi Solo sebagai lokasi Rumah
Sakit UNS.
2. PEMBATASAN MASALAH
a) Rumah Sakit UNS berbeda dengan Rumah Sakit Umum biasanya, RS
UNS memiliki fasilitas pendidikan sendiri yang berkualias untuk
menunjang pendidikan.
b) Rumah Sakit UNS ini sendiri berfokus pada pembentukan ruang
berdasarkan kegiatan calon tenaga medis untuk membentuk
komunikasi antara pasien, dokter dan coass sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐11
c) Pembentukan ruang , sirkulasi dan aksesbilitas Rumah Sakit UNS
yang efektif dan efisien akan tercitrakan pada fasilitas Rumah Sakit
itu sendiri untuk pasien dan pengunjung serta tenaga non‐medis
maupun medis .
G. METODOLOGI
Rumah Sakit Pendidikan UNS di Solo ini dilakukan dengan beberapa tahapan,
yaitu:
1. Identifikasi masalah
Rumah Sakit UNS yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
serta meningkatkan kualitas tenaga medis yang ada di dalamnya dengan
membentuk ruang yang efisiensi dan efektifitas pada bangunan tersebut,
2. Pengumpulan Data
Dalam merencanakan dan merancang sebuah bangunan dibutuhkan
bermacam‐macam data yang relevan. Data‐data yang dibutuhkan dibedakan
menjadi:
a. Data Primer
Merupakan data pokok yang dijadikan bahan dasar dalam
perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Pendidikan di Solo.
b. Data Sekunder
Merupakan data tambahan yang digunakan sebagai pendukung.
Pada proses pengumpulan data‐data tersebut, hal yang dilakukan
adalah:
1. Survey
Metoda survey bersifat kemandirian penulis yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi empiris di lapangan
yang berkaitan dengan judul yang diambil, terdiri dari:
• Survey Instansional
Survey dilakukan pada instansi‐instansi terkait yang
bertujuan untuk memperoleh data terkait dengan kota
Solo.
• Survey Lapangan
Survey lapangan lebih ditekankan pada pengamatan
yang terkait dengan peta bangunan di Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐12
2. Studi Literatur
Pada studi literatur ini, penulis mencoba mencari
data melalui buku‐buku referensi dan situs‐situs internet
yang terkait dengan judul yang diajukan.
3. Studi Komparasi
Untuk lebih mendukung objek pembahasan, penulis
melakukan studi banding dari objek bangunan yang telah
ada. Hal ini bisa digunakan sebagi pembanding dari kasus
yang diambil dalam judul.
3. Analisa Data
Dalam proses perencanaan dan perancangan Rumah Sakit
Pendidikan di Solo ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan
data‐data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan
pemrograman fungsional, performasi dan arsitektural.
a. Analisa Fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan
Rumah Sakit Pendidikan, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan
dan aktivitas Rumah Sakit Pendidikan.
b. Analisa Performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria
pemilihan site, persyaratan dan program ruang dalam bangunan
Rumah Sakit UNS.
c. Analisa Arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil
identifikasi kedua hasil analisa sebelumnya (fungsional dan
performasi). Dalam proses ini akan menganalisa masalah massa,
ruang, tampilan, pengolahan site, utilitas dan struktur bangunan
yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan
persyaratan yang ada.
4. Konsep Perencanaan dan Perancangan
Dari proses analisa dan sintesa arsitektural akan dihasilkan beberapa
konsep yaitu konsep lokasi dan site, konsep tata massa, konsep peruangan,
konsep tampilan bangunan, konsep utilitas dan struktur bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐13
H. SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan pengertian judul, latar belakang,
permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan
lingkup pembahasan, metoda penulisan serta sistematika
pembahasan.
BAB II TINJAUAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Mengemukakan dan menjabarkan tinjuan mengenai Rumah
Sakit, Rumah Sakit Pendidikan serta Fakultas kedokteran UNS yang
ada keterkaitannya dengan Rumah Sakit UNS
BAB III TINJAUAN KOTA SOLO
Mengemukakan tinjauan kota Solo yang akan menjadi
tempat didirikannya bangunan yang akan dirancang.
BAB IV PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT UNS
Mengemukakan ide‐ide dasar dalam perencanaan dan
perancangan Rumah Sakit UNS dengan aplikasi Psikologi Arsitektur
di kota Solo.
BAB V ANALISA DAN PENDEKATAN
Mengemukakan analisa penerapan pembentukan ruang
yang efektif dan efisien pada perencanaan Rumah Sakit UNS.
BAB VI KESIMPULAN
Hasil analisa pendekatan disimpulkan ke dalam konsep
perencanaan dan peraancangan menuju proses desain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan
menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang baik.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana
kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan
rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.1
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya.
Suatu lembaga yang memelihara dan memiliki fasilitas‐fasilitas
untuk menetapkan diagnosa, mengobati dan merawat individu yang
mempunyai hubungan satu dengan yang lain yang membutuhkan
tempat perawatan dibawah ruangan lembaga tersebut.2
1 Siregar,2004.universitas.sumatera.utara
2 The American People Enzyclopedia, hal 662
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 2
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas dan fungsi Rumah Sakit menurut Surat Keputusan
Keputusan Menteri Kesehatan RI no.134/Menkes/SK/IV/78 mengenai
susunan organisasi dan tata cara kerja Rumah Sakit Umum adalah:
a. Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan cacat
badan dan jiwa sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
b. Rumah Sakit mempunyai fungsi :
• Melaksanakan upaya pelayanan medis.
• Melaksanakan upaya rehabilitasi medis.
• Melaksakan pencegahan akibat penyakit dengan peningkatan
pemulihan kesehatan.
• Melaksanakan usaha perawatan.
• Melaksanakan system rujukan.
• Sebagai tempat pendidikan
• Sebagai tempat penelitian.
3. Klasifikasi Rumah Sakit3
a. Berdasarkan Kepemilikan
a) Rumah Sakit Pemerintah; terdiri dari: Rumah Sakit yang
langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah
Sakit Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Militer, Rumah Sakit
BUMN, dan
b) Rumah Sakit Swasta yang dikelola oleh masyarakat.
• Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik
bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah
kelas D.
• Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik
3 http://www.kedaiobat.co.cc/2010/05/klasifikasi‐rumah‐sakit‐di‐indonesia.html
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 3
bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara
dengan rumah sakit pemerintah kelas C.
• Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik
bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik, setara
dengan rumah sakit pemerintah kelas B.
b. Berdasarkan Jenis Pelayanan
a) Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit yang melayani semua bentuk
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuannya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah sakit bersifat
dasar, spesialistik, dan subspesialistik. rumah sakit umum
memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan
berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan
terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit
dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil dan lain
sebagainya.
b) Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan berdasarkan jenis pelayanan tertentu seperti
Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Paru,
Rumah Sakit ginjal dan lain‐lain.
c. Berdasarkan pengelolaan
a) Rumah Sakit Publik
Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang
dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan
hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit publik yang
dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah
diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan
Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang‐undangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 4
b) Rumah Sakit Privat
Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang
dikelola oleh badan hukum dengan tujuan provit yang
berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
d. Berdasarkan Kemampuan dan Fasilitas
a) Rumah Sakit Kelas A
Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik yang bersifat spesialistik
dan subspesialistik luas. Mempunyai kapasitas tempat tidur
lebih dari 1000 buah dan merupakan rumah sakit rujukan
tertinggi.
b) Rumah Sakit Kelas B
Rumah Sakit Kelas B I (Non pendidikan)
Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang ‐
kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas.
Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 300 – 500 buah.
Rumah Sakit Kelas B II (Pendidikan)
Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang‐
kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik luas.
Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 500 – 1000 buah.
Rumah sakit ini biasa terdapat di Ibukota Propinsi.
c) Rumah Sakit Kelas C
Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis spesialis sekurang‐
kurangnya 4 dasar lengkap. Mempunyai kapasitas tempat
tidur antara 100 – 300 buah
d) Rumah Sakit Kelas D
Merupakan Rumah sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan sekurang‐kurangnya pelayanan medis
dasar. Kapasitas tempat tidur± 100 buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 5
e. Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit
a) Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Pendek
Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah
rumah sakit yang merawat penderita selama rata‐rata
kurang dari 30 hari. Misalnya penderita dengan penyakit
akut dan kasus darurat. Rumah sakit umum pada umumnya
adalah rumah sakit perawatan jangka pendek.
b) Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Panjang
Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah
rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata‐rata
30 hari atau lebih. Penderita demikian mempunyai
kesakitan jangka panjang, seperti kondisi psikiatri. Contoh
rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Rehabilitasi dan Rumah
Sakit Jiwa.
f. Berdasarkan Afiliasi Dengan Lembaga Pendidikan
a) Rumah Sakit Pendidikan, yaitu rumah sakit yang
dipergunakan sebagai tempat pendidikan tenaga medis.
b) Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak
dipergunakan untuk tempat pendidikan medis.
4. Perencanaan Arsitektur Rumah Sakit4
Dalam merencanakan fisik Rumah Sakit yang meliputi perencanaan
lahan, bangunan dan infrastruktu terdapat 14 prinsip yang perlu
diperhatikan dan dikembangkan menjadi arahan dasar dalam merencanakan
rumah sakit. 10 prinsip diantaranya adalah sebagai berikut :
4 Arsitektur Rumah Sakit
Rumah
Sakit
ORGANISBERKEMBANG BERTAHAP
KOMPAK HARAPAN SEHAT
ZONNING TEPAT
SIRKULASITEPAT
AKSESBILITASTEPAT
HEMAT ENERGI NYAMAN THERMAL
AMAN TANGGAP KEADAAN DARURAT
HIJAU
MUDAHMURAH
PERAWATA
Gambar II.1 : Prinsip Perencanaan Arsitektur
Rumah Sakit Sumber: Arsitektur Rumah Sakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 6
a. Jenis Sirkulasi/Aksesbilitas pada Rumah Sakit
(1) Sirkulasi pada Tapak/Pencapaian
Aksesbilitas menuju tapak bangunan berdasarkan criteria
kemudahan dan keselamatan pelayanan medis sesuai dengan
fungsi dari rumah sakit pendidikan maka jalur sirkulasi emergency,
rawat inap, rawat jalan dan pendidikan dibuat seoptimal mungkin.
Pencapaian Langsung Suatu pendekatan yang mengarah Iangsung kesuatu tempat masuk melaIui sebuah jalan lurus yang segaris dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang mengakhiri pencapaian ini jelas, dapat merupakan fasad bangunan atau perluasan tempat masuk.
Pencapaian Tersamar Pendekatan tersamar meningkatkan efek perspektif pada fasad dan bentuk bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian.
Pencapaian Berputar Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi bangunan. Sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan, jalan masuk kebangunan mungkin dapat dilihat terputus‐putus atau dapat tersembunyi sampai tempat kedatangan.
Tabel II.1 : Pencapaian Sirkulasi
Sumber: www.remigius.staff.gunadarma.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 7
(2) Sirkulasi di dalam Tapak
•
•
• Sistem koridor tunggal di tengah
- Pengendalian kebisingan lebih mudah
- Pengendalian pengunjung mudah karena koridor tertutup
- Koridor berkesan sempit, gelap dan pengap
- Keprivasian medis kurang karena bercampur dengan
kegiatan pengunjung dan pasien
• Sistem koridor tunggal di dua sisi
- Pengendalian kebisingan mudah, jendela bisa menghadap
daerah bukaan sirkulasi
- Jumlah pengunjung masih bisa terkendali karena tetap
berada pada jalur koridor tunggal.
Gambar II.2 : Sirkulasi RuangSumber: PT.Global Rancang Selaras
Gambar II.3 : Sirkulasi Sistem Koridor Tunggal Sumber: PT.Global Rancang Selaras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 8
- Koridor tidak terasa sempit, gelap dan pengap karena
berhadapan dengan ruang terbuka.
- Keprivasian kegiatan medis lebih baik daripada system
koridor tunggal di tengah.
• Sistem koridor sisi bertolak belakang
- Cocok untuk unit perawatan yang mempunyai fungsi
berlainan namun berdekatan.
- Pengendalian kebisingan lebih sulit karena pintu dan
jendela langsung menghadap daerah sirkulasi.
- Pengendalian pengunjung lebih sulit karena pintu
langsung menghadap koridor luar
- Keprivasian kegiatan medis kurang karena bercampur
dengan kegiatan pengunjung.
- Sirkulasi Padat.
• Sistem koridor ganda
Koridor luar berfungsi untuk pengunjung dan ruang tunggu
- Cocok untuk unit perawatan yang membutuhkan
kebebasan bagi pasien untuk berinteraksi social.
- Pengendalian kebisingan dan pengunjung agak sulit.
- Keprivasian kegiatan medis terjamin.
• Sistem Linear‐Open Space
- Kesan lebih terbuka
Gambar II.4 : Sirkulasi Sistem Koridor Sisi Bertolak Belakang Sumber: PT.Global Rancang Selaras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 9
- Pengkondisian terhadap jumlah pengunjung yang banyak
sulit dilakukan dan akan memunculkan pengumpulan
orang.
- Peruangan yang terjadi sederhana
- Semakin banyak ruangan, sirkulasi semakin lancer.
• Linier
- Kesan lebih terbuka
- Terjadi jarak yang panjang, pemakian lahan tidak efisien
- Perunagan yang terjadi sederhana.
• Center
- Kesan tertutup
- Pemakaian lahan lebih efisien
- Pengumpulan orang diselesaikan dengan hall yang lebar.
• Center‐Open Space
- Kesan pengumpulan orang bias dikurangi dengan adanya
permainan ruang dengan open space.
- Kesan unity antar unit ruang masih terasa.
- Peruangan yang terjadi lebih dinamis.
- Memiliki pola lahan dengan bentuk persegi.
- Pemakaian lahan lebih efisien
• Sistem koridor/selasar
Jenis Selasar Pola Selasar Lebar 1
strecher/selasar
Lebar 1
orang
Jumlah Flow
30%
Total
Selasar
untuk
Medis/
Pasien
90 cm 60 cm 150 cm 50
cm
200
cm
Selasar
untuk
Pengunjung
180 cm 60 cm 180 cm
(3 org)
54
cm
234
cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 10
Selasar
untuk Medis
dan
Pengunjung
180 cm 60 cm 240 cm 70
cm
310
cm
5. Persyaratan Teknis Rumah Sakit
Persyaratan Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
adalah ketentuan – ketentuan khusus yang bersifat tekhnis mengenai
kesehatan yang harus dipenuhi, sehingga upaya melindungi, memelihara
dan proses pelayanan dapat terjamin mutu dan kualitasnya. Adapun
persyaratan‐persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Lingkungan
a. Lingkungan RS harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi
dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau
binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.
b. Lingkungan RS harus dilengkapi penerangan dengan intensitas
cahaya yang cukup.
c. Tidak becek, tidak berebu dan tidak terdapat genangan air
serta dibuat landai menuju kesaluran, tersedia lubang
penerima air masuk dan disesuaikan terhadap luas halaman.
d. Saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung
dengan system pengelolaan air limbah.
e. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat –
tempat tertentu harus tersedia tempat pengumpul sampah
pada radius 20 meter
2) Ruang dan Bangunan
a. Harus selalu dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan,
tersedia tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya serta
tersedianya fasilitas sanitasi sesuai kebutuhan.
Tabel II.2: Sistem Koridor/SelasarSumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 11
b. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk
ruang perawatan dan ruang isolasi, sebagai berikut :
c. Ruang bayi :
Ruang perawatan minimal 2 m2 / tempat tidur.
Ruang isolasi minimal 3,5 m2 / tempat tidur.
d. Ruang dewasa :
Ruang perawatan minimal 4,5 m2 / tempat tidur.
Ruang isolasi minimal 6 m2 / tempat tidur.
e. Bebas dari gangguan serangga, binatang pengerat atau
binatang pengganggu lainnya.
f. Lantai harus selalu bersih, tingkat kebersihan untuk ruang
operasi 0–5 kuman / cm2 dan untuk ruang perawatan 5–10
kuman / cm2.
g. Mutu udara memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Tidak berbau ( terutama H2S dan Amoniak ).
b) Kadar debu tidak melampaui 150 ug / m3 udara dalam
pengukuran rata‐rata 24 jam.
c) Angka kuman :
Ruang operasi < 350 koloni/m udara dan bebas kuman
pathogen da spora gas gangren.
Ruang Perawatan dan Isolasi < 700 koloni/m udara dan
bebas kuman pathogen.
h. Kadar gas dan bahan berbahaya tidak melampaui konsentrasi
maksimum yang ditetapkan.
i. Suhu dan kelembapan udara pada ruang tertentu :
No Ruang / Unit Suhu ( 0C ) Kelembapan ( % )
1 Operasi 22 – 25 50 – 60
2 Pemulihan 24 ‐ 25 50 – 60
3 ICU 26 ‐ 27 40 ‐ 55
Tabel II.3 : Suhu dan Kelembapan Udara
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 12
j. Tingkat Kebisingan
Ruang perawatan, isolasi, radiology, operasi maks 45
dBA.
Bengkel / mekanis maksimum 80 dBA.
Laboratorium maksimum 68 dBA.
Ruang cuci, dapur dan ruang penyedia air panas dan air
dingin maksimum 78 dBA.
k. Pencahayaan
No Ruang / Unit Pencahayaan (lux) Keterangan
1 Ruang Pasien :
‐ Saat tidak tidur
‐ Saat tidur
100 – 200
maksimum 50
Warna cahaya sedang
2 Ruang Operasi :
‐ Meja
‐ Meja Operasi
300 – 500
10.000 – 20.000
Warna cahaya sejuk/sedang
Tanpa bayangan
3 Anestesi,
pemulihan, ruang
balut
300 – 500 ‐
4 Endoscopy, lab 300 – 500 ‐
5 X – ray 75 – 100 Malam
6 Koridor Minimal 60 ‐
7 Tangga Minimal 100 ‐
8 Kantor / lobby Minimal 100 ‐
9 Ruang alat /
gedung
Minimal 100 ‐
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 13
10 Ruang Farmasi Minimal 200 ‐
11 Dapur Minimal 200 ‐
12 Ruang Cuci Minimal 200 ‐
13 Toilet Minimal 100 ‐
Catatan : Secara keseluruhan tidak menimbulkan silau.
3) Perencanaan Infrastruktur
a. Fasilitas Penyedia Air
Tersedia air minum sesuai kebutuhan.
Tersedia air bersih minimal 500–900 liter/tempat
tidur/hari.
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat
kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan.
Distribusi air minum dan air bersih disetiap
ruangan/kamar harus menggunakan jaringan perpipaan
yang mengalir dengan tekanan positif.
b. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi
Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak
licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet ( jamban,
peturasan, kamar mandi dan tempat cuci tangan ).
Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi
dilengkapi dengan penahan bau ( water seal ).
Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan
langsung dengan udara luar gedung. Toilet dan kamar
mandi pria dan wanita harus terpisah.
Toilet dan kamar mandi karyawan harus terpisah dengan
toilet pengunjung.
Tabel II.4 : Syarat Pencahayaan Rumah SakitSumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 14
Toilet pengunjung harus terletak ditempat yang mudah
dijangkau dan ada penunjuk arah.
Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk
memelihara kebersihan.
Tidak ada penampungan atau genangan air yang dapat
menjadi sarang nyamuk.
Tersedia toilet untuk pengunjung dengan perbandingan
1 toilet dan jumlah kamar mandi, sebagai berikut :
No Tempat Tidur Toilet Kamar Mandi
1 Sampai dengan 15 1 1
2 Sampai dengan 30 2 2
3 Sampai dengan 50 3 3
4 Sampai dengan 75 4 4
5 Setiap penambahan 25 tt harus
ditambah 1 toilet dan I kamar mandi
No Jumlah karyawan Toilet Kamar Mandi
1 Sampai dengan 20 1 1
2 Sampai dengan 40 2 2
3 Sampai dengan 70 3 3
4 Sampai dengan 100 4 4
5 Setiap penambahan 40 karyawan,
ditambah 1 toilet dan I kamar mandi
Tabel II.5 : Perbandingan Jumlah Tempat tidur dengan Jumlah Toilet dan Kamar Mandi
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
Tabel II.6 : Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan Kamar Mandi
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 15
c. Fasilitas Pembuangan Sampah / Limbah Padat
a) Tempat pengumpul sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan.
Terdapat minimal 1 tempat sampah untuk setiap kamar
atau setiap radius 10 meter dan 20 meter pada ruang
tunggu terbuka.
Setiap tempat pengumpul sampah harus dilapisi kantong
plastik sebagai pembungkus sampah dengan lambang
dan warna sebagai berikut :
No Kategori Warna tempat/kantong plastik (Pembungkus Sampah)
Keterangan
1 Radio Aktif Merah Sampah berbentuk benda tajam, ditampung dalam wadah yang kuat/tahan benda tajam sebelum dimasukkan dalam kantung yang sesuai
dengan kategori / jenis sampahnya.
2 Infeksius Kuning
3 Citotoksis Ungu
4 Umum Hitam
Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari
sehari apabila 2/3 bagian telah terisi sampah
Khusus untuk pengumpul sampah kategori infeksius
(palastik kuning) dan sampah citotoksis (plastik ungu)
segera dibersihkan dan didesinfaksi setelah dikosongkan,
apabila akan dipergunakan kembali.
Tabel II.7 : Warna dan Lambang Pembungkus Sampah Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 16
b) Tempat penampungan sampah sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak
permanen.
Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan
penangkut sampah.
c) Tempat pembuangan sampah akhir
Sampah radio‐aktif dibuat sesuai dengan persyaratan
teknis dan peraturan perundangan yang berlaku
(PP.No.13/1975) dan kemudian diserahkan kepada
BATAN untuk penanganan lebih lanjut.
Sampah infeksius dan citotoksis dimusnahkan melalui
incenerator pada suhu diatas 1000 derajat 0C.
Sampah umum ( domestik ) dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir yang dikelola PEMDA, atau
badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Sampah farmasi dikembalikan ke distributor bila tidak
memungkinkan supaya dimusnahkan melalui incenerator
pada suhu diatas 1000 C.
Sampah bahan kimia berbahaya, bila mungkin dan
ekonomis supaya didaur ulang, bila tidak supaya
pembuangannya berkonsultasi terlebih dahulu ke instansi
yang berwenang.
d. Fasilitas Pembuangan Limbah
Saluran pembuangan limbah harus menggunakan system
saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir
dengan lancar.
Rumah sakit harus memiliki unit pengolahan limbah
sendiri atau bersama‐sama secara kolektif dengan
bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 17
teknis, apabila belum ada atau terjangkau system
pengolahan air limbah perkotaan.
Kualitas limbah (effluent) rumah sakit yang akan dibuang
ke lingkungan harus memenuhi persyaratan Baku Mutu
effluent sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
e. Fasilitas Pembuangan Gas Buangan ( emisi )
Rumah sakit harus memiliki sarana pengendalian gas
buangan (emisi)
Gas buangan yang dibuang kedalam lingkungan harus
memenuhi Baku Mutu emisi sesuai peraturan peundang‐
undangan yang berlaku.
f. Fasilitas Pengendalian Serangga dan Tikus
Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang
dapat mencegah masuknya serangga atau tikus.
Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat.
Setiap sarana penampungan air harus bersih dan tertutup.
g. Fasilitas Sanitasi lainnya
Harus tersedia tempat penampungan tinja, air seni,
muntahan yang terbuat dari logam tahan karat pada
setiap unit perawatan.
Tersedia ruang khusus untuk penyimpanan perlengkapan
kebersihan pada setiap unit perawatan.
a. Persyaratan Kesehatan Konstruksi di Rumah Sakit (Peraturan Menteri
Kesehatan. 1992)
(1) Ruang Operasi
Gambar II.5 : Ruang Operasi
Sumber : PT.Global Rancang Selaras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 18
Dinding terbuat dari bahan porsenil atau vinil setinggi langit atau
dicat dengan cat tembok yang tidak luntur.
Berwarna putih dan terang.
Langit‐langit terbuat dari bahan multipleks, dipasang rapat.
Tinggi langit‐langit antara 2,70 ‐ 3,30 meter dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
Harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil
baja double INP 20 yang terbuat (dipasang) sebelum pemasangan
langit – langit.
Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal
1,40 m dari lantai.
Suhu diusahakan ( 22 – 25 )0 C dan kelembapan ( 50 – 60 ) %.
Pencahayaan 300 – 500 lux, meja operasi 10.000 – 20.000 lux.
Ventilasi sebaiknya menggunakan AC window untuk setiap ruang
operasi dengan pemasangan minimal 2m dari lantai.
Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas
kebawah.
Semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara
luar, untuk itu harus dibuat ruang antara.
Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat kedalam ruang
operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan keruang
steril dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat
dibuka / ditutup.
Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah
lantai atau langit‐ langit.
Dibawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang
dipasang dibawah lantai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 19
(2) Ruang Laboratorium
Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,5
meter dari atas lantai, sisanya dicat dengan warna terang.
Tinggi langit‐langit antara 2,70 – 3,30 m dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Ambang bawah jendela minimal 1,00 m dari lantai.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan dan berwarna terang dan tahan terhadap kerusakan
oleh bahan kimia.
Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal
1,40 m dari lantai.
Meja beton dilapisi dengan porselen / keramik dengan tinggi 0,80
/ 1,00 m.
Meja untuk instrumen elektonik harus tahan getaran.
Dinding ruang dapur, kamar mandi/toilet dilapisi
porselen/keramik minimal 1,50 m dari lantai.
Gambar II.6 : Ruang LaboratriumSumber : PT.Global Rancang Selaras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
R
Rumah Sakit
t Pendidikan
(3) Ruan
Din
ata
Leb
Am
Lan
dib
ole
Lan
Me
/ 1
Sem
1,4
(4) Ruan
UNS Suraka
ng Sterilisasi
nding dilapisi
as lantai, sisan
bar pintu min
mbang bawah
ntai terbuat
bersihkan dan
eh bahan kim
ngit‐langit ter
eja beton dila
,00 m.
mua stop kon
40 m dari lant
ng Radiology
GaSumbe
rta
i porselin ata
nya dicat den
nimal 1,20 m d
jendela mini
dari baha
n berwarna te
ia.
rbuat dari bah
apisi dengan p
ntak dan sake
tai.
ambar II.7 : Ruer : PT.Global Ra
au keramik s
ngan warna te
dan tinggi mi
mal 1,00 m d
n yang kua
erang dan ta
han multiplek
porselen / ker
elar dipasang
uang Linenancang Selaras
Gambar II.8Sumber : PT.G
setinggi 1,50
erang.
nimal 2,10 m
dari lantai.
at, kedap a
han terhadap
k atau bahan
ramik dengan
pada ketingg
8 : Ruang RadiGlobal Rancang
II‐ 20
meter dari
.
air, mudah
p kerusakan
yang kuat.
n tinggi 0,80
gian minimal
iology Selaras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 21
a. Ruang X‐Ray
Dinding pasangan batu bata dengan campuran 1PC : 3 PS,
bagian dalam dilapisi dengan lempengan timah hitam
setebal 1,0 – 1,5 mm (disesuaikan dengan kekuatan pesawat
X‐Ray). Sebelum diplester, tebal dinding minimal 1 bata
melintang ( ± 30 cm ).
Daun pintu dan kusen bagian dalam dilapisi timah hitam
setebal 1,0 – 1,5 mm.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air serta mudah
dibersihkan.
Langit‐langit terbuat dari bahan multiplek dengan ketinggian
2,70 – 3,30 m dari lanati.
Stop kontak khusus untuk pesawat X‐Ray dipasang pada
ketinggian 1,40 m dari atas lantai.
Hubungan kekamar gelap cukup melalui sebuah loket.
Jendela yang membatasi ruang X‐Ray dengan ruang operator
memakai kaca timah hitam setebal 1,0 – 1,5 mm.
Tinggi jendela/ boveenlight 2,10 m dar lantai.
Tembok pembatas antara ruang X‐Ray dengan kamar gelap
dilengkapi dengan transfer cassette.
Pemasangan AC pada ruang pesawat X‐Ray bukan
merupakan suatu keharusan tetapi merupakan anjuran agar
pesawat tidak cepat rusak.
Kalau pesawat X‐Ray yang dipasang dalam ruangan ini
dilengkapi dengan fasilitas untuk penyinaran tembus
(fluoroscopy) tanpa layar monitor, maka ruangan ini hanya
kedap cahaya dan perlu dipasang lampu merah.
Daya listrik yang diperlukan untuk pesawat X‐Ray
disesuaikan dengan jenis pembangkit X‐Ray.
b. Kamar Gelap
Dinding dicat dengan warna gelap /hitam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 22
Boveenlight diusahakan memakai gorden warna hitam.
Langit‐langit terbuat dari multipleks dengan tinggi 2,70–3,30
m dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian
minimal 1,40 m dari lantai.
Pencahayaan pada kamar gelap yang konvesional dan relatif
kecil dilengkapi lampu dengan kekuatan 15 watt dan diberi
selongsong (kapp) yang dilengkapi dengan filter tertentu,
missal : Wratten 6 B.
Perlu adanya persediaan air bersih dan exhouse fan dengan
pemasangan yang kedap cahaya.
Jika dipasang film fast bok (hatch), maka pemasangan harus
menjamin bahwa sinar‐X dan cahaya tidak dapat masuk ke
kamar gelap.
(5) Ruang Pendingin
Luas / besar ruang minimal dapat menyimpan bahan pangan
untuk kebutuhan selama 3 hari.
Suhu didalam ruang pendingin antara –100 C – 50 C.
Dilengkapi rak untuk menyimpan bahan makanan, dengan tinggi
rak paling bawah antara 20 – 25 cm dari lantai.
Bebas tikus dan serangga khususnya kecoa.
(6) Ruang Radioisotop / Ruang Isolasi
Ruang radioisotop / ruang isolasi harus terpisah dengan ruang
tunggu pasien.
(7) Kamar Mayat
Dinding dilapisi porselin atau keramik.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
Dilengkapi dengan sarana pembuangan air limbah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 23
Letaknya dekat dengan bagian pathologi atau bagian
laboratorium.
Mudah dicapai dari ruang perawatan, UGD dan ruang operasi.
Dilengkapi dengan ruang ganti pakaian petugas dan toilet.
Dilengkapi dengan perlengkapan dan bahan‐bahan untuk
pemulasaraan jenazah serta meja untuk memandikan mayat.
Dilengkapi dengan tempat penyimpanan jenazah bila perlu,
ditambah lemari pendingin unuk menyimpan jenazah.
Dilengkapi ruang tunggu dan ruang untuk menyolatkan jenazah.
B. Rumah Sakit Pendidikan
1. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan
Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit Umum
Pemerintah kelas A dan kelas B yang menyelenggarakan pendidikan dan
penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran,
pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan
lainnya. (UU No.44 Th.09 tentang RS).
Rumah Sakit Pendidikan merupakan Rumah Sakit Umum
pemerintah kelas A atau B yang digunakan sebagai tempat pendidikan
tenaga medis oleh Fakultas kedokteran. Salah satunya persyaratan wajib
dalam standar Pendidikan Kedokteran yang dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional adalah Fakultas Kedokteran harus
memiliki Rumah Sakit Pendidikan. Saat ini perkembangan Rumah Sakit
Pendidikan berjalan dengan cepat dan semakin banyaknya fakultas
kedokteran swasta dan pemerintah yang didirikan serta semakin
banyaknya pendidikan dokter muda dan residensi. Untuk menjaga mutu
proses pendidikan di Rumah Sakit, perlu dikembangkan standar dan
kriteria rumah sakit pendidikan di Indonesia. Selain sebagai rumah sakit
pendidikan yang menjadi tempat belajar bagi mahasiswa lintas jurusan,
rumah sakit ini nantinya juga menyediakan layanan untuk masyarakat
umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 24
Hasil yang diperoleh dari penelitian Agung P. Sutiyoso berupa
konsep RS Pendidikan dan instrumen akreditasi RS Pendidikan dengan
penekanan pada ditetapkannya Lima Komponen untuk menilai suatu RS
Pendidikan, sebagai penjabaran komponen inti pendidikan dokter
berupa sumber daya manusia dan lingkungan profesi yang terdiri dari
lingkungan akademi dan lingkungan profesional. Kelima komponen
tersebut adaiah Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Pendanaan,
Sarana dan Fasilitas. Kegiatan Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
serta Evaluasi.
2. Tujuan dan Fungsi Rumah Sakit Pendidikan
Adapun tujuan Rumah Sakit Pendidikan adalah
1. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan.
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar profesi
kedokteran.
3. Meningkatkan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan.
Fungsi dari Rumah Sakit Pendidikan sendiri:
1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis;
3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan; UURI No.44 Thn 2009.
RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang
lebih dari RS non Pendidikan terutama meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 25
1. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta
kedokteran berbasis bukti.
2. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru.
3. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna
4. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit lsama.
5. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik
6. Tersedianya konsultasi staf medis pendidikan selama 24 jam
3. Persyaratan Rumah Sakit Pendidikan
Standar RS Pendidikan ini disusun mengacu pada standar
pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Fedration of
Medical Education (WFME).
a. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan
Dalam pelaksanaan pendidikan dokter dan dokter
spesialis, yang perlu diperhatikan adalah instituisi pendidikan
kedokteran, kolegium ilmu kedokteran dan RS Pendidikan.
Kedudukan RS Pendidikan sebagai komponen yang menentukan
keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputu
pengetahuan, kemampuan psikomotor dan perilaku. Seiring
dengan pembelajaran klinik peserta didik yang menjamin mutu
hasil peserta didik sesuai dengan standar kompetensi, maka
tidak semua RS dapat menjadi RS Pendiidikan.
b. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan
• Standar RS Pendidikan Utama
RS Pendidikan Utama adalah RS jejaring Institusi
Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana
pembelajaran klinik serta peserta didik untuk memenuhi
seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam
rangka mencapai kompetensi berdasarkan standar
Pendidikan Profesi Kedokteran.
• Standar RS Pendidikan Afilasi (Eksilensi)
RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah RS khusus atau
umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 26
rujukan medik tertentu yang merupakan jejaring
Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul
pendidikan tertentu,
• Standar RS Pendidikan Satelit
RS Pendidkan Satelit adalah RS jejaring institusi
Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan
Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran
klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul
pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi
berdasarkan standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
c. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup meliputi
• Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan
• Manajemen dan administrasi
• Sumber Daya Manusia untuk Program pendidikan klinik
• Penunjang Pendidikan
• Perancangan dan Pelaksanaan program pendidikan
klinik yang berkualitas.
4. Persyaratan Umum Rumah Sakit Klas B Pendidikan 5
1) Sarana
1) Di tinjau dari geografi rumah sakit harus mempunyai lokasi
yang dapat di jangkau oleh masyarakat sekitar.
2) Tersedianya infrastruktur dan fasilitas dengan mudah
3) Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan di
sekitarnya.
4) Rumah sakit tidak tercemar oleh lingkungan luar rumah
sakit
5) Tersedianya luas tanah ± 3,5 ha, cukup untuk
perkembangan selanjutnya
5 Pokok‐pokok pedoman arsitektur medik rumah sakit umum klas B pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 27
6) Memenuhi persyaratan Peraturan Daerah setempat (tata
kota yang berlaku)
7) Tata letak unit pelayanan harus mempunyai hubungan
fungsional antar unit yang efisien
8) Unit gawat darurat medis harus mudah di capai dari luar,
dan mudah di ketahui. Unit rawat jalan harus mudah di
capai dari luar dan dapat langsung berhunbungan secara
efisien dengan unit‐unit lainyang terkait
9) Unit rawat inap harus berlokasi di daerah yang tenang.
10) Ada pemisahan antara pasien rawat jalan dan rawat inap
dengan jelas
11) Pelayanan penunjang medis dapat langsung berhubungan
dengan unit rawat jalan, unit rawat inap, unit gawat
darurat dan ICU.
12) Pelayanan penunjang non medis, dapur, laundry,
workshop, dapur harus mempunyai pintu keluar tersendiri.
13) Unit atau instalasi yang sering di gunakan dan
berhubungan sangat erat di letakan pada tempat yang
berdekatan, misalnya ICU/ICCU, laboratorium, radiologi
dan IGD.
14) Adanya ketegasan sistem sirkulasi yang ada untuk
pengguna di rumah sakit. Perlu analisa lingkungan dan
ruang sebagai pembagian zona pengguna dan ruang di
rumah sakit.
2) Prasarana
1) Prasarana listrik
a) Kapasitas harus cukup
b) Kualitas arus tegangan dan frekuensi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c) Keandalan penyaluran daya harus tinggi
d) Harus tersedia generator set berkapasitas minimal
40% dari daya kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 28
e) Harus tersedia lampu emergency untuk ruang‐
ruang yang penting.Keamanan dan pengamanan
jaringan instalasi listrik tetap terjamin.
2) Prasarana air
a) Harus tersedia air bersih yang cukup dan
memenuhi syarat kesehatan atau dapat
mengadakan pengolahan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
b) Tersedia reservoir bawah dan atas
c) Jaringan masing‐masing harus baik dan cukup
3) Gas medis
a) Mempunyai persedian gas medik yang cukup
b) Sistem jaringan distribusi ke masing‐masing ruang
yang membutuhkan, dengan sistem sentralisasi
4) Penanggulangan kebakaran
a) Tersedia alat pemadam kebakaran yang memadai.
b) Pemeriksaan secara berkala terhadap peralatan
kebakaran yang digunakan.
5) Prasarana komunikasi
a) Ekstern
• Saluran dari perumtel atau SSB
• Komunikasi internet
b) Intern
• Telepon dalam
• Nurse call
6) Penangulangan limbah
a) Tersedianya sistem pengolahan limbah padat
(Medis, Non medis).
b) Tersedianya pengolahan limbah cair (Medis, Non
medis).
3) Peralatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 29
Peralatan harus mengikuti pedoman pelayanan rumah
sakit kelas B dan kondisi setempat serta memenuhi kriteria yang
berkaitan dengan pengembangan rumah sakit yaitu:
a) Peralatan harus dapat dikembangkan secara efisien sesuai
dengan pengembangan rumah sakit, misalnya
menggunakan module sistem
b) Mempermudah pengelolaan rumah sakit untuk
menentukan peralatan sebagai berikut:
a. Peralatan sedapat mungkin disesuaikan dengan
kondisi di Indonesia seperti listriknya.
b. Peralatan mudah dioperasikan, mudah
pemeliharaanya dan sedapat mungkin hemat
dalam pemakaian energi, tanpa mengurangi
kemampuan dari peralatan tersebut.
4) Sumber Daya Manusia untuk klas B6
a. Pelayanan Medik Dasar
• 12 Dokter Umum & 4 Dokter Gigi
b. 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar
• 3 Dokter Spesialis
c. 12 Pelayanan Medik Spesialis lain
• 1 Dokter spesialis
d. 13 Pelayanan medik sub spesialis
• 1 Dokter spesialis
e. Pelayanan Medik Spesialis Penunjang
• 2 Dokter Spesialis (dari 4 sub spesialis)
f. 7 Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
• 1 Dokter Gigi Spesialis
g. Sumber Daya Manusia RS ( 1:1 )
• Keprawatan
• Kefarmasian&Gizi
6 PMK No.340 ttg Klasifikasi Rumah Sakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 30
• Keterapian Fisik
• Keteknisan Medis
• Petugas Rekam Medis
• Petugas IPSRS
• Petugas Pengelola Limbah
• Petugas Kamar Jenazah
C. Universitas Negeri Sebelas Maret ( UNS )
1. Sejarah UNS
Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang
awalnya merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di
Surakarta. Lima Perguruan Tinggi tersebut adalah :
a. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Surakarta.
b. Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Negeri Surakarta.
c. Akademi Administrasi Niaga (AAN) Surakarta
d. Universitas Gabungan Surakarta (UGS) yang merupakan
gabungan beberapa Universitas Swasta Surakarta. Dari keempat
Universitas Swasta tersebut yang memiliki Fakultas Kedokteran,
Universitas Islam Indonesia Cabang Surakarta
e. Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional
(PTPN) Cabang Surakarta di bawah Departemen Hankam.
Pada saat kelahirannya, Universitas Sebelas Maret
terdiri dari 9 Fakultas :
1. Fakultas Ilmu Pendidikan
2. Fakultas Keguruan
3. Fakultas Sastra Budaya
4. Fakultas Sosial Politik
5. Fakultas Hukum
6. Fakultas Ekonomi
7. Fakultas Kedokteran
8. Fakultas Pertanian
9. Fakultas Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 31
Pengabungan beberapa perguruan tinggi tersebut, mempunyai satu
tujuan yang besar, yakni meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di
Surakarta. Setelah 5 tahun melakukan konsolidasi, UNS mempersiapkan diri
untuk memulai proses perkembangannya. Pembanguan secara fisik dimulai
pada tahun 1980. Di bawah kepemimpinan dr. Prakosa, kampus yang semula
terletak di di beberapa tempat disatukan dalam suatu kawasan. Lokasi
tersebut adalah di daerah Kenthingan, di tepi Sungai Bengawan Solo, dengan
cakupan area sekitar 60 hektar. Di daerah Kenthingan inilah, pembangunan
kampus tahap pertama berakhir pada tahun 1985. Semua kegiatan , baik
kegiatan akademik maupun administrasi pada saat itu tersebar di beberapa
tempat di wilayah Kotamadya Surakarta, sedang khusus Fakultas Kedokteran
menempati bekas gedung Fakultas Kedokteran PTPN Veteran Cabang
Surakarta di Jalan Kolonel Sutarto No. 150 KSurakarta.
2. Visi, Misi dan Tujuan UNS7
a) Visi UNS
“Menjadi pusat pengembangan ilmu, teknologi, dan seni yang unggul
di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai‐nilai luhur
budaya nasional”.
b) Misi UNS
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menuntut
pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian
mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
b. Menyelenggarakan penelitian yang mengarah pada penemuan
baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni;
c. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang
berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat.
c) Tujuan UNS
a. Menciptakan lingkungan yang mendorong setiap warga
7 Kebijakan‐akademik‐uns‐2009‐2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 32
kampus mau belajar guna mengembangkan kemampuan diri secara
optimal;
b. Menghasilkan lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi luhur, cerdas, terampil, dan mandiri, serta sehat jasmani,
rohani, dan sosial;
c. Melahirkan temuan‐temuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan
seni yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam
masyarakat dan untuk membangun kehidupan yang lebih baik;
3. Fakultas Kedokteran UNS
a. Visi dan Misi
Sebagaimana Fakultas Kedokteran di Indonesia, untuk kegiatan
pendidikan mahasiswa menggunakan Rumah Sakit Umum Pusat
"Surakarta" yang sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD )
Dr. Moewardi Surakarta yang merupakan Rumah Sakit Pendidikan,
berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama Nomor :
544/Men.Kes./SKB/X/81043a/U/1981 324 A Tahun 1981 Tanggal : 23
Desember 1981.
Visi
• Mewujudkan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret yang mempunyai kualitas dan reputasi tinggi serta
kompetitif,
• Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global
• Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran
khususnya dalam Ilmu Kedokteran Masyarakat
Misi
• Melaksanakan pendidikan dokter yang bermutu tinggi dan
menghasilkan lulusan yang profesional, berorientasi ke
depan dan mempunyai kemampuan manajerial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 33
• Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
melalui penelitian dasar, klinik dan komunitas untuk
menunjang peningkatan kesehatan masyarakat.
• Melaksanakan kurikulum pendidikan dokter yang relevan
dan akuntabel sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Cara Belajar Resmi Kegiatan Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNS
Bentuk cara belajar secara resminya adalah sebagai berikut:
yang dinamakan
a. BST (Bed Side Teaching), di sini kita akan belajar untuk bertindak
kepada pasien langsung, tetapi kegiatan ini masih didasarkan
modul yang diberikan dosen.
b. CSS (Clinical Science Session), disini kita akan membahas tentang
penyakit‐penyakit yang jarang, tetapi tidak ditemukan saat BST,
CSS ini dapat dilakukan dengan diskusi.
c. CRS (case Report Session), dalam sesi ini, kita akan
mempresentasikan “kondisi pasien” mulai dari keluhan hingga
follow‐up nya.
c. Kebutuhan Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNS
Bertolak dari tujuan, kompetensi lulusan, kurikulum
pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran disusun dengan beban studi
untuk pendidikan akademik sebesar 156 SKS yang dapat ditempuh
dalam waktu empat tahun. Sedang untuk pendidikan profesi 53 SKS
ditempuh dalam kurun waktu dua tahun.
Selesai pendidikan akademik mendapat predikat Sarjana
Kedokteran (S.Ked). Selama mengikuti pendidikan akademik mahasiswa
wajib menyusun skripsi, mengikuti Kepaniteraan Umum (Panum) dan
Coassisten Muda (Comuda). Skripsi dapat ditempuh setelah semester
enam selama 6‐12bulan.
Panum dimaksudkan untuk mengenalkan kegiatan klinik
dengan menggunakan alat peraga. Dapat ditempuh dalam semester 7
atau 8. Sedangkan comuda dapat ditempuh setelah mahasiswa
dinyatakan lulus Panum. Pada Comuda mahasiswa dihadapkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 34
Pasien yang telah diketahui diagnosisnya. Mahasiswa diharapkan dapat
melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah lulus Sarjana
Kedokteran mahasiswa diwajibkan melaksanakan Kepaniteraan Klinik di
rumah sakit selama 2 tahun.
Kurikulum Lengkap Fakultas Kedokteran disusun bertolak dari
Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI). Didalamnya antara
lain ditetapkan tujuan umum dan tujuan khusus masing‐masing cabang
ilmu, pokok bahasan, metode pembelajaran, kaitan dengan cabang ilmu
lain. Masing‐masing cabang ilmu ditetapkan beban studinya secara
proporsional agar didapatkan lulusan yang mempunyai kompetensi.
Pelaksanaan pembelajaran disusun dalam suatu jadwal yang disusun
dengan memperhatikan sekuensial dari berbagai cabang ilmu.
Fasilitas‐fasilitas yang mendukung Kepaniteraan klinik antara lain:
a) Ruang Diskusi
b) Ruang Jaga Co‐ass
c) Ruang Istirahat Co‐ass
d) R.Seminar
e) Perpustakaan
f) Laboratoium Mini
Kebutuhan Pendidikan dan Penelitian UNS diutamakan dalam 5
penyakit yang sering diderita dan dijumpai oleh masyarakat di Indonesia
khususnya di Surakarta. Hal ini ditunjukkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat Surakarta dan sekitarnya. 5 Penyakit
yang diutamakan oleh kepaniteraan UNS yaitu:
a. Hypertensi
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Berdasarkan Data Riskesdas
2007 menyebut bahwa hipertensi sebagai penyebab kematian
nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis. Jumlahnya adalah
mencapai 6,8 persen dari proporsi penyebab kematian pada semua
umur di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 35
Hypertensi di masyarakat krg lbh 10%, di Amerika Serikat krg lbh
5 jt penduduk dan di seluruh dunia 1 milyar. Hypertensi memiliki
hubunga erat dgn resiko kardioveskuler,dimana pada tekanan
darah(TD) kurang lebih yang lebih tinggi maka akan lebih besar pula
kemungkinan terjadinya penyakit ginjal, struk, serangan jantung dan
gagal jantung. Prevalensi hypertensi akan terus meningkat bila tidak
ada parameter untuk melakukan tindakan pencegahan yang efektif.
Klasifikasi hypertensi berdasarkan: sevent report of the join nasional
community on prevention, Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood pressure memasukkan hypertensi dalam klasifikasinya
dengan tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan pada golongan
tersebut. Dengan cara meningkatkan edukasi untuk menurunkan TD
dan mencegah terjadinya hypertensi dengan cara memodifikasi
kebiasaan hidup.8
b. Diabetes Melitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai
penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan
penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam
darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam
tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon
insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh
pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar
gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang
diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan
kadar gula dalam darah.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat
menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki
tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan
8 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 36
cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama
pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya
mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka
mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.9
c. Penyakit Infeksi Tropis
Istilah dan pengertian Tropical Medicine (Trop.Med.)
diperkenalkan oleh orang‐orang Barat (baca: Utara) ketika mereka
pertama kali datang di daerah iklim panas, di sekitar khatulistiwa
(keerkringen). Mereka menyaksikan alam di sini sebagai sesuatu
yang berbeda dan khas dibandingkan dengan keadaan alam di
negeri mereka. Mereka juga mengamati adanya penyakit‐penyakit
yang diderita oleh penduduk atau oleh beberapa dari mereka yang
ada di sini, yang mereka sangka penyakit aneh dan tidak pernah
mereka saksikan di negeri mereka. Citra tentang penyakit tropik
diindentifikasi sebagai penyakit dengan konotasi negatif, seperti
yang berhubungan dengan sanitasi jelek, gizi jelek, higiene jelek,
kebiasaan jelek dan penyakit menular yang berbahaya. Karena itu
mereka sudah sejak awalnya berpendapat bahwa penyakit di daerah
panas ini ganjil (exotic) dan perlu diklasifikasikan tersendiri sebagai
penyakit tropik, dan mereka yang ingin atau terpaksa tinggal di
daerah tropik (seperti tentara Kolonial), sebaiknya bersikap
preventif dan menghindar dari penyakit (dan penduduk) sedapat
mungkin. Dalam suasana penjajahan maka riset yang berlangsung
selama seratus enam puluh empat tahun sejak dibentuk organisasi
ilmiah pertama yaitu Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
weten schappen, ditujukan khusus untuk kepentingan Pemerintah
Kolonial. Ini berarti bahwa riset dikendalikan guna membantu
perkembangan sistem ekonomi kolonial, politik dan sumber
kekayaan bagi penguasa kolonial. Dengan adanya sarana
9 www.infopenyakit.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 37
perhubungan lalu lintas yang modern dan cepat, yang
menghilangkan kendala batas dan waktu bagi pergaulan global yang
lebih erat, yang berakibat bertambah besarnya jumlah orang asal
daerah iklim sedang yang berkunjung maupun yang tinggal untuk
beberapa waktu yang lama (Penang Dunia ke II), maka Trop.Med.
memperoleh arti yang lebih besar dalam sejarah kedokteran dari
pada sebelumnya. Visi dan sikap mereka berubah dalam tahap
perkembangan Trop.Med, peneliti‐peneliti mendapat kesimpulan,
bahwa penyakit tropik tidaklah mengerikan sebagai yang mereka
sangka sebelumnya ; penyakit‐penyakit ini sebetulnya tidak
seluruhnya asli (original) daerah tropik, tapi penyakit‐penyakit
tersebut didapati juga pada daerah‐daerah iklim sedang, namun
frekuensi maupun manifestasinya yang berlainan. Perbedaan
frekuensi dan manifestasi ini, dimanapun ada kaitannya dengan : 1.
ekonomi. 2. Iklim,serta 3. Bangsa/ras setempat.(1) Sebagaimana
terlihat dari uraian di atas pengertian Trop.Med. terutama
dipusatkan pada soal infeksi atau penyakit10
d. Penyakit Refluks Gastro Esofageal
Penyakit Refluks Gastro Esofageal (PRGE) atau
GastroEsophageal Reflux Disease (GERD), umumnya dirujuk sebagai
PRGE/GERD atau refluks asam (acid reflux), adalah kondisi dimana isi
cairan dari lambung dimuntahkan/dialirkan kembali (refluxes)
kedalam esofagus. Cairan dapat meradang dan merusak lapisan
(menyebabkan esophagitis) dari esofagus meskipun tanda‐tanda
peradangan yang terlihat terjadi pada minoritas dari pasien‐pasien.
Cairan yang dimuntahkan biasanya mengandung asam dan pepsin
yang dihasilkan oleh lambung. (Pepsin adalah enzim yang memulai
pencernaan dari protein‐protein dalam lambung). Cairan yang
10 www.scribd.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 38
dialirkan kembali juga mungkin mengandung empedu yang telah
membalik kedalam lambung dari duodenum (usus dua belas jari).
Duodenum adalah bagian pertama dari usus kecil yang
menyambung pada lambung. Asam (acid) dipercayai adalah
komponen yang paling berbahaya/melukai dari cairan yang dialirkan
kembali. Pepsin dan empedu juga mungkin melukai esofagus,
namun peran mereka dalam menghasilkan peradangan dan
kerusakan esofagus adalah tidak sejelas peran dari asam.
PRGE/GERD adalah kondisi kronis. Sekali ia mulai, ia biasanya
adalah seumur hidup. Jika ada luka pada lapisan esofagus
(esophagitis), ini juga adalah kondisi kronis. Lebih dari itu, setelah
esofagus telah sembuh dengan perawatan dan perawatan
dihentikan, luka akan kembali pada kebanyakan pasien‐pasien dalam
beberapa bulan. Sekali perawatan untuk PRGE/GERD dimulai, oleh
karenanya, ia biasanya akan perlu diteruskan secara tidak terbatas
meskipun diperdebatkan bahwa pada beberapa pasien‐pasien
dengan gejala‐gejala yang sebentar‐sebentar dan tidak ada
esophagitis, perawatan dapat sebentar‐sebentar dan dilakukan
hanya selama periode‐periode simptomatik. 11
e. Kanker
Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan
kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:
• tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas
normal)
• menyerang jaringan biologis di dekatnya.
• bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah
atau sistem limfatik, disebut metastasis.
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor
jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa
11 www.totalkesehatanananda.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐ 39
tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut
onkologi.
Pada umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali
pada leukemia. Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan
integrin adalah penghambat aktivitas hormon tiroksin dan tri‐
iodotironina yang merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
angiogenesis dan proliferasi sel tumor.[1] Pertumbuhan yang tidak
terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa
mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel
kanker. Mutasi‐mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia
maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara
spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker
dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada
lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis.
Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik
jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker
biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.12
12 www.newmedical.net
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 1
BAB III
TINJAUAN KOTA SOLO
A. Kondisi fisik
1) Kondisi geografis
Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah
dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan
Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar
44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15� – 110 45` 35� Bujur Timur dan 70`
36� – 70` 56� Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah
Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan
Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas
perdagangannya.
Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten
Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan
Kabupaten Karanganyar dan Boyolali
Kabupaten Sukoharjo
dan Karanganyar
Kabupaten Sukoharjo
dan Karanganyar
Kabupaten Sukoharjo
Gambar III.1 Peta Surakarta beserta batas wilayahSumber : BPS Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 2
Tabel III.1 Pemanfaatan Lahan di Solo
‐ Perumahan/ pemukiman : 2,731.02 Ha
‐ Jasa : 427.13 Ha
‐ Perusahaan : 287.48 Ha
‐ Industry : 101.42 Ha
‐ Tanah Kosong Diperuntukkan : 53.38 Ha
‐ Tegalan : 85.27 Ha
‐ Sawah : 149.32 Ha
‐ Kuburan : 72.86 Ha
‐ Lapangan Olah Raga : 65.14 Ha
‐ Taman Kota : 31.60 Ha
‐ Lain‐lain : 399.44 Ha
Jumlah 4,404.06 Ha
(sumber: Kantor BPN Kota Surakarta dalam Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun
2008, Dinas Kesehatan Kota Surakarta)
2) Kondisi Klimatologis
Kota Solo mempunyai suhu udara maksimum 32,4 C dan suhu udara minimum
21,6 C. Sedangkan tekanan udara rata‐rata adalah 1008,74 mbs dengan kelembaban
udara 79 %. Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan arah angin 188 serta beriklim
tropis.
B. Kondisi sosial
1) Perkembangan Penduduk Solo
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri
dari 270.721 laki‐laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51
kelurahan. Sex ratio nya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang
laki‐laki. Angka ketergantungan penduduk sebesar 66%. Jumlah penduduk tahun 2003
jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2000 yang sebesar
488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa.
Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan
ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 3
Rincian Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 20071
NO. KECAMATAN LUAS (KM2) JUMLAH PENDUDUK
1. LAWEYAN 8.64 92.234
2. SERENGAN 3.19 49.751
3. PASAR KLIWON 4.82 76.598
4. JEBRES 12.58 133.222
5. BANJARSARI 14.81 161.567
JUMLAH 44.04 515.372
Tabel III.2 Tabel Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 2007 Sumber : BPS Surakarta
2) Kondisi dan Fasilitas Kesehatan di Solo2
a. Kondisi Kesehatan di Solo
10 Besar Penyakit Penyebab Kematian Kota Solo
NO. NAMA PENYAKIT JUMLAH %
1. Strok 693 33.4
2. Diabetes Melitus 176 8.5
3. Congestive Heart Failure 172 8.3
4. Acute Myocard Infact 116 5.6
5. Injuris 95 4.6
6. Asthma 93 4.5
7. Hipertention Hearth Disease 85 4.1
8. Hipertensi 85 4.1
9. Cirrhosis Hepatic 71 3.4
10. Tuberculosis 62 3
Tabel III.3 Tabel 10 Besar Penyakit Penyebab Kematian Kota Solo Sumber : BPS Surakarta
10 Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Kota Solo
NO. NAMA PENYAKIT JUMLAH %
1. ISPA 4719 2.27
2. Diare & Gastroenteritis 2092 1.00
3. Hipertensi 1631 0.78
1 DKK Kota Surakarta,2008
2 Badan Pusat Statistik,2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 4
4. Diabetes Mellitus 1138 0.55
5. Faringtis 877 0.42
6. Gastritis 672 0.32
7. Peny.Jantung Iskemik 511 0.25
8. TB.Paru 484 0.23
9. Dispepsia 394 0.19
10. DBD 350 0.17
10 Besar Penyakit Rawat Inap di Rumah Sakit Kota Solo
NO. NAMA PENYAKIT JUMLAH %
1. Diare & Gastroenteritis 1081 1.30
2. Fraktur Tulang 984 1.19
3. DBD 657 0.79
4. Demam Tifoid & Paratifoid 603 0.73
5. Diabetes Mellitus 239 0.29
6. Stroke 217 0.26
7. Apendik 216 0.26
8. Hipertensi 202 0.24
9. Peny.Jantung 194 0.23
10. Faringtis 176 0.21
b. Fasilitas Kesehatan di Solo
Data tentang Penyebaran Rumah Sakit di Solo3
Nama Rumah Sakit Alamat Pelayanan Kesehatan
1. Rumah Sakit Daerah
Banjarsari
Jl. Lumban Tobing 10 Ska
Telp. 632024
2. Rumah Sakit Panti Jl. Jen. Ahmad Yani No. 1‐2 Paru, bedah, anak,
3 www.kotasolo.info
Tabel III.4 Tabel 10 Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Kota Solo Sumber : BPS Surakarta
Tabel III.5 Tabel 10 Besar Penyakit Rawat Inap di Rumah Sakit Kota Solo Sumber : BPS Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 5
Waluyo Surakarta
Telp. 712077
penyakit dalam, jantung,
syaraf,
3. Rumah sakit Dr Oen
Surakarta
Jl Brigjen Katamso 55 Solo
0271‐642238
Paru, bedah, anak,
penyakit dalam, jantung,
syaraf,
4. Rumah Sakit Islam
Surakarta
Jl Jend A Yani Solo 57161
0271‐710571
Paru, bedah, anak,
penyakit dalam, jantung,
syaraf,
5. Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta
Jl Ki Hajar Dewantoro 80
Solo 57126 0271‐641442
6. Rumah Sakit Khusus
Jiwa & Saraf Puri
Waluyo
Jl Slamet Riyadi 301‐303
Solo 57141 0271‐710683
Poliklinik Nuero – Psikiatri,
Konsultasi Psikologi, EEG,
ECG, ECT, Fisisoterapi,
Laboratorium, ICU
7. Rumah Sakit
Ortopedi Prof Dr R
Soeharso
Jl Jend A Yani Solo 57162
0271‐714458
8. Rumah Sakit Panti
Waluyo
Jl Jend A Yani I 1‐2 Solo
57144 0271‐712077
Paru, bedah, anak,
penyakit dalam, jantung,
syaraf,
9. Rumah Sakit umum
PKU Muhammadiyah
Jl Ronggowarsito 130 Solo
57131
0271‐714578
Paru, bedah, anak,
penyakit dalam, jantung,
syaraf,
10. Rumah Sakit Slamet
Riyadi
Jl Brigjen Slamet Riyadi 321
Solo 57142 0271‐726700
Bedah, anak, syaraf
11. Rumah Sakit Triharsi Jl Wolter Monginsidi 82
Solo 57134 0271‐646061
Anak, bedah, penyakit
dalam
12. Rumah Sakit Umum
Brayat Minulyo
Jl Dr Setiabudi 106 Solo
57134
0271‐716646
Paru, bedah, anak,
penyakit dalam, jantung,
syaraf, penyakit kejiwaan,
13. Rumah Sakit Umum
Daerah Dr Moewardi
Jl Kol Sutarto 132 Solo
57126
0271‐634634
Paru, bedah, anak,
penyakit dalam, jantung,
syaraf,
14. Rumah Sakit Umum Jl Kapten Mulyadi 249 Solo Paru, bedah, anak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 6
Islam Kustati 57118
0271‐643013
penyakit dalam, jantung,
syaraf,
15. Rumah Sakit Umum
Kasih Ibu
Jl Brigjen Slamet Riyadi 404
Solo 57142
0271‐714422
Penyakit Dalam, Jantung,
Paru, Anak, Perinatologi,
Bedah
3) Kondisi Pendidikan Kedokteran dan Fasilitas di Solo
Di Kota Solo terdapat 2 Perguruan Tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta.
Keberadaan pendidikan tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota Surakarta telah
memiliki lembaga pendidikan tinggi yang relatif lengkap, sehingga cukup layak untuk
disebut sebagai kota pendidikan juga. Aset tersebut merupakan sarana dan prasarana
yang penting bagi penyediaan sumber daya manusia terdidik di Surakarta.
4) Kondisi Rumah Sakit DR. Moewardi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tabel III.6 Tabel Data tentang Penyebaran Rumah Sakit di Solo Sumber : BPS Surakarta
Gambar III.2 Denah RS Dr. Moewardi SurakartaSumber: data pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 7
1) Pelayanan Gawat Darurat
2) Pelayanan Rawat Jalan
Berada di dalam satu gedung, terdiri dari 3 lantai, dengan pembagian per lantai
sebagai berikut:
• Lantai 1
Pada lantai satu terdapat rehabilitasi medik beserta poly sbg berikut:
Poliklinik Kesehatan Anak
Poliklinik Umun
Poliklinik Jiwa
Poliklinik Kandungan
• Lantai 2
Poliklinik Gigi dan Mulut
Poliklinik Penyakit Dalam
Poliklinik Bedah Umum
Poliklinik Mata
Poliklinik Paru
Poliklinik Saraf
Poliklinik Jantung
• Lantai 3
Poliklinik THT
Poliklinik kulit dan kelamin
3) Pelayanan Rawat Inap
a. Gedung Perawatan 1
Lantai 1 (Mawar 1) : Rawat Inap untuk obsgyn
Lantai 2 (Mawar 2) : Rawat Inap untuk bedah
Lantai 3 (Mawar 3) : Rawat Inap untuk umum
b. Gedung Perawatan 2
Gambar III.3 Ruang Tunggu RS. Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 8
Lantai 1 (Melati 1) : Rawat Inap untuk penyakit dalam
Lantai 2 (Melati 2) : Rawat Inap untuk anak
Lantai 3 (Melati 3) : Rawat Inap untuk campur
c. Gedung Perawatan 3
Lantai 1 (Anggrek 1) : Rawat Inap untuk saraf
Lantai 2 (Anggrek 2) : Paru‐paru, THT, Mata, Jantung
Lantai 3 (Anggrek 3) : VIP
d. Gedung Perawatan 4
Lantai 1 (Cendana 1) : VIP
Lantai 2 (Cendana 2) : VIP
Lantai 3 (Cendana 3) : VIP
4) Pelayanan Medis Penunjang
a. Pelayanan Farmasi
b. Pelayanan Laboratrium
c. Pelayanan Radiologi
d. Pelayanan Rehabilitasi Medik
e. Pelayanan Gizi
f. Pelayanan Ambulance/Mobil Jenazah
5) Pelayanan IBS
Gambar III.4 Ruang residen Bedah RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 9
6) Pelayanan Pendidikan
a. R.Diskusi
b. R.Jaga
c. R.Perpustakaan
Berada di gedung iv lantai 4 yang merupakan area pendidikan
khusus untuk coass dan residen
d. R.Seminar
Ruang Seminar terletak pada gedung IV lantai 4 bersebelahan
dengan ruang kepaniteraan dan ruang diskusi.
e. R.Istirahat
Gambar III.5 Ruang diskusi RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
Gambar III.7 Ruang istirahat RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber : Data Pribadi
Gambar III.6 Ruang jaga RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 10
7) Pelayanan Service
Gambar III.8 Area Parkir Motor RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber : Data Pribadi
Gambar III.9 Kafetaria RS Dr. Moewardi Surakarta
Sumber: Data Pribadi Lahan parker pada Rumah Sakit Dr.Moewardi hamper menghabiskan semua lahan
hijau pada lahan Rumah Sakit Dr. Moewardi, pada basement pun jika hujan sering tergenan
air karena system drainase yang kurang baik pada area basement.
Sedangkan kantin terletak dibagian pojok sisi depan, area kantin ini tidak dipisah
berdasarkan penngunjung, dokter, pasien, coass dan residen sehingga terlihat padat pada
jam‐jam makan siang.
C. Rencana Umun Tata Ruang Kota
1) Perencanaan Umum Tata Ruang Kota
Wilayah Kotamadya Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan,
mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan,
industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya.
NO FUNGSI KOTA SKALA PELAYANAN
1. Pemerintahan Lokal dan Regional
2. Industri Lokal, Regional dan Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 11
3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional
4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan
5. Perdagangan Lokal dan Regional
6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional
2) Pengembangan Sub Wilayah Pembangunan (RUTRK1993‐2013)
Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi dalam 4 WP
(wilayah pengembangan ) dan 10 SWP (Sub Wilayah Pengembangan). Empat wilayah .
tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat.
Gambar III.10 Peta Pembagian Sub Wilayah Pembangunan kota Surakarta
Sumber : RUTRK Surakarta 1993‐2013
I. Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan
Semanggi
II. Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,
Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan,
Stabelan, dan Dinoprajan.
III. Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,
Kemlayan, Pasar, Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu dan
Joyosuran.
Tabel III.7 Tabel Fungsi dan skala pelayanan Kotamadya Surakarta Sumber: Perda no. 8/1993
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 12
IV. Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,
Manahan, dan Mangkubumen.
V. Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.
VI. Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.
VII. Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.
VIII. Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.
IX. Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.
X. Mojosongo
3) Rencana Struktur Tata Guna Tanah
Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 ‐ 2013, adapun
fungsi masing‐masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada
tabel berikut:
Gambar III.11 Peta Rencana Struktur Tata Guna Tanah
Sumber: Rutrk Surakarta 1993‐2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 13
SWP
Skala Pelayanan Kegiatan Fungsi / kegiatan (%) Jumlah
(%) Ters Sekunder Primer
Ling BWK Kota
/lokal
Regi
onal
Na
s
Inte
r
A B C D E F G H
I 20 10 70 100
II 10 5 5 10 10 60 100
III 15 15 25 45 100
IV 5 15 5 10 65 100
V 15 5 10 70 100
VI 5 10 5 5 75 100
VII 5 5 90 100
VIII 10 5 10 25 5 55 100
IX 15 5 5 75 100
X 5 5 90 100
Keterangan :
A = Fungsi Pariwisata
B = Fungsi Kebudayaan
C = Fungsi Olahraga
D = Fungsi Industri
E = Fungsi Pendidikan
F = Fungsi Perdagangan
G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H = Fungsi Perumahan
BWK = Bagian Wilayah Kota
Inter = Internasional
SWP = Sentra Wilayah Pengembangan
4) Rencana Tata Guna Bangunan
Sesuai dengan arahan RUTRK yang mendasarkan atas penilaian dari beberapa faktor
seperti : harga tanah, lebar jalan, penggunaan tanah, keberadaan bangunan kuno,
kepadatan bangunan, kecenderungan (intensitas bangunan), jalur pesawat terbang.
Sesuai dengan RUTRK, Rumah Sakit Pendidikan didirikan dengan berlantai banyak.
Tabel III.8 Tabel Rencana Struktur Tata Guna TanahSumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993‐2013 dan RDTR SKAsel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 14
SWP Nama Jalan Tata Guna
Lahan
Petak
Bangunan
(m2)
Tinggi
Bangunan
(lantai)
ALD
(%)
ALL
(%)
I Suryo
Cokroaminoto
Kyai Mojo
B
B
B
600‐1000
2500‐5000
2500‐5000
2
5‐9
5‐9
50‐75
50‐75
50‐75
1,00‐1,50
3,50‐5,25
3,50‐5,25
II Sugiopratno
Yosodipuro
RM.Said
Ahmad Dahlan
Juanda
Teuku Umar
Imam Bonjol
Ronggowarsito
W.Mongonsidi
Kartini
Hassanudin
Diponegoro
Kapten Mulyadi
Jend.A.Yani
Gajah Mada
Sultan Syair
Letjen.S.Parman
Urip Sumoharjo
Jend.Sudirman
Slamet Riyadi
B
B
B
A
A
A
A
B
B
B
B
A
A
B
B
A
A
A
B
B
1000‐2500
1000‐2500
1000‐2500
600‐1000
1000‐2500
600‐1000
600‐1000
1000‐2500
5000‐10000
1000‐2500
1000‐2500
1000‐2500
1000‐2500
5000‐10000
2500‐5000
1000‐2500
1000‐2500
5000‐10000
5000‐10000
5000‐10000
5000‐10000
2‐5
2‐5
2‐5
2
2‐5
2
2
2‐5
9‐20
2‐5
2‐5
2‐5
2‐5
9‐20
5‐9
2‐5
2‐5
9‐20
9‐20
9‐20
50‐75
50‐75
50‐75
75‐80
75‐80
75‐80
75‐80
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
75‐80
75‐80
50‐75
50‐75
75‐80
75‐80
75‐80
50‐75
50‐75
1,50‐2,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
1,00‐1,50
1,50‐2,25
1,00‐1,50
1,00‐1,50
1,50‐2,25
7,50‐11,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
7,50‐11,25
3,50‐5,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
III Kapten Mulyadi
Brigjen.Sudiarto
Veteran
Honggowongso
L.Yos Sudarso
Jend.Gatot Subroto
Dr.Rajiman
Slamet Riyadi
A
A
A
A
A
A
A
5000‐10000
5000‐10000
5000‐10000
2500‐5000
1000‐2500
1000‐2500
2500‐5000
5000‐10000
9‐20
9‐20
9‐20
5‐9
2‐5
2‐5
5‐9
9‐20
75‐80
75‐80
75‐80
75‐80
75‐80
75‐80
75‐80
7,50‐11,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
3,50‐5,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
3,50‐5,25
7,50‐11,25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 15
A 5000‐10000 9‐20 75‐80 7,50‐11,25
IV Dr.Cipto M
Perintis
Kemerdekaan
Bhayangkara
Hassanudin
Dr.Wahidin
MT.Haryono
Adi Sucipto
Dr.Rajiman
Dr.Muwardi
Veteran
Slamet Riyadi
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
600‐1000
1000‐2500
1000‐2500
1000‐2500
2500‐5000
1000‐2500
5000‐10000
2500‐5000
2500‐5000
5000‐10000
5000‐10000
5000‐10000
2
2‐5
2‐5
2‐5
5‐9
2‐5
9‐20
5‐9
5‐9
9‐20
9‐20
9‐20
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
50‐75
1,00‐,50
1,50‐2,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
3,50‐5,25
1,50‐2,25
7,50‐11,25
3,50‐5,25
3,50‐5,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
V H.Agus Salim
Dr.Rajiman
Slamet Riyadi
B
B
B
1000‐2500
5000‐10000
5000‐10000
2‐5
9‐20
9‐20
50‐75
50‐75
50‐75
1,50‐2,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
VI Prof.dr.Suharso
Adi Sucipto
Jend.A.Yani
B
B
B
1000‐2500
5000‐10000
5000‐10000
2‐5
9‐20
9‐20
50‐75
50‐75
50‐75
1,50‐2,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
VII Letjen Suprapto
Adi Sumarmo
Ki.Mangunsarkono
B
B
B
1000‐2500
1000‐2500
1000‐2500
2‐5
2‐5
2‐5
50‐75
50‐75
50‐75
1,50‐2,25
1,50‐2,25
1,50‐2,25
VIII K.H.Dewantoro
Ir.Sutami
Kol.Sutanto
B
B
A
1000‐2500
5000‐10000
5000‐10000
5‐9
9‐20
9‐20
50‐75
50‐75
75‐80
1,50‐2,25
7,50‐11,25
7,50‐11,25
IX Letjen.Sutoyo
Kol.Sutanto
B
B
1000‐2500
2500‐5000
2‐5
5‐9
50‐75
50‐75
1,50‐2,25
3,50‐5,25
X Brigjen Katamso B 1000‐2500 2‐5 50‐75
1,50‐2,25
Keterangan
A = Perdagangan
B = Pemukiman, Perkantoran
C = Pariwisata, industri
ALD = Angka Lantai Dasar
ALL = Angka Luas Lantai
Tabel III.9 Tabel Ketinggian Bangunan di SurakartaSumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993‐2013 dan RDTR SKAsel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 16
D. Lokasi Rumah Sakit Pendidikan
Lokasi yang akan dibangun sebagai Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Surakarta
harus memenuhi berbagai persyaratan lokasi yang diperlukan agar perancangan nantinya
sesuai dengan yang diharapkan. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi adalah sebagai
berikut:
Lokasi harus berada pada wilayah yang mudah dicapai baik dari dalam maupun luar kota
Surakarta.
1. Tidak berada pada lingkungan industri ataupun perdagangan yang ramai dan padat.
Dari hasil analisis pada poin sebelumnya telah diperoleh tiga alternatif lokasi, yaitu:
a. Lokasi I, kawasan Jajar, Kerten ( Jln. Adi Sucipto )
b. Lokasi II, kawasan Jebres
c. Lokasi III, kawasan Pabelan
Sehingga untuk menentukan lokasi berdasarkan persyaratan diatas,
digunakan sistem penilaian sebagai berikut:
Dasar pertimbangan Lokasi I Lokasi II Lokasi III
Kemudahan akses dari dalam dan luar
kota +++ ++
+++
Berada di kawasan non industri ++ ++ +
Dekat dengan kampus ++ +++ ++
Jumlah 8 8 6
Dari tabel penilaian di atas dapat diperoleh site terpilih untuk Rumah Sakit
Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu di kawasan Jebres, Jajar,Kerten dan
Pabelan.
Keterangan:
+++ = sangat baik
++ = baik
+ = cukup
Tabel III.10 Tabel Dasar Pertimbangan Pemilihan Lokasi Sumber: Hasil Survey Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta IV‐ 1
BAB IV
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET
A. PEMAHAMAN
Rumah Sakit UNS merupakan suatu pusat kesehatan di Surakarta yang memiliki dan
mampu mewadahi seluruh kegiatan yang dapat menangani penyembuhan dan pemulihan
kondisi kesehatan pasien dengan meningkatkan pelayanan kesehatan serta menghasilkan
tenaga medis yang kompeten sesuai dengan fungsinya yang memberikan kebutuhan
Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Rumah Sakit UNS ini.
B. TUJUAN DAN FUNGSI
Menyediakan wadah yang mampu menampung kegiatan pelayanan kesehatan serta
mendukung terciptanya pusat pendidikan dan penelitian kedokteran yang ideal untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.
C. SASARAN DAN LINGKUP PELAYANAN
a. Sasaran pelayanan adalah daerah Surakarta dan sekitarnya.
b. Sebagai Pusat Pendidikan dan Penelitian Kedokteran UNS.
c. Dengan memperhatikan kenyamanan penduduk Surakarta akan didesain dengan
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi pada Rumah Sakit UNS.
d. Dengan memperhatikan status sosial dan ekonomi akan didesain dengan
mempertimbangkan keadaan sosial dan ekonomi kalangan menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta IV‐ 2
D. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar IV.1 Struktur Organisasi RS UNS
Sumber: Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta IV‐ 3
E. KEGIATAN DAN KEBUTUHAN RUANG
Secara prinsip ada enam jenis kegiatan Rumah Sakit UNS, yaitu:
1. Kegiatan Pasien Rawat Jalan (OPD : Out Patient Department)
Kegiatan pengobatan dan perawatan yang menurut medis tidak perlu menjalani
rawat inap, serta menjadi kegiatan pencegahan penyakit dimana pasien dalam
keadaan sehat. Pada bagian kegiatan dapat dibagi menjadi : Poliklinik dan Unit
Gawat Darurat
2. Kegiatan Pasien Rawat Inap (IPD : In Patient Department)
Yaitu kegiatan pengobatan dan perawatan terhadap pasien yang menurut medis
harus dilakukan dengan rawat inap.
Terbagi dalam kegiatan :
• Rawat inap
• Rawat isolasi khusus pada 4 penyakit spesialis dasar
• Rawat intensive ( intensive care unit )
Kegiatan perawatan di RS dibedakan berdasarkan :
• Kelas Perawatan
Kelas VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III.
• Sifat Penyakit
Sifat penyakit dibedakan berdasarkan pada jenis penyakit, kegiatan
perawatan penyakit dan intensif.
Khususnya pada Rumah Sakit UNS ini terdapat ruang rawat inap yang khusus
untuk Hypertensi, Diabetes Melitus, Penyakit Infeksi Tropis, Gastric dan
Kanker.
3. Kegiatan Penunjang Pasien Medis / Perawatan
Kegiatan Bedah Sentral, Laboratorium, kegiatan Radiology dan kegiatan Farmasi.
4. Kegiatan Administrasi
kegiatan administrasi rumah sakit untuk pelayanan secara keseluruhan meliputi :
direktur utama, direktur pengawas, direktorat medis dan keperawatan, direktorat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta IV‐ 4
sumber daya alam dan pendidikan, direktoran keuangan, direktorat umum dan
operasional.
5. Kegiatan Servis
Kegiatan Pelayanan Kamar Jenazah, Bengkel dan Peralatan (IPSRS), Loundry, Instalasi
Gizi, Pengolahan dan pembuangan limbah, plant room ( trafo, genset dan gas medis
).
6. Kegiatan Pengunjung
Mengantar, Menjenguk, Mengantar dan Mengambil obat.
7. Kegiatan Pendidikan dan Penelitian Kedokteran
Belajar, berdiskusi, praktek.
F. TUNTUTAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PENELITIAN
Pusat Pendidikan dan Peneniltian dalam Rumah Sakit UNS bertujuan untuk
mengembangkan penelitian dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
Solo dengan meningkatkan kualitas calon tenaga medis, sehingga dalam pembentukan ruang
pendidikan dan penelitian Rumah Sakit UNS lebih ditekankan pada Pusat Pendidikan dan
Penelitian yang ideal, serta merupakan penelitian penyakit‐penyakit yang masuk dalam
daftar penyakit‐penyakit yang sering diderita masyarakat dan merupakan penyakit
penyebab kematian terbesar di Solo, pada khususnya, seperti penyakit infeksi tropis,
diabetes mellitus, hypertensi dan kanker yang akan direncanakan khusus untuk penelitian
UNS. Tetapi tidak mengganggu proses pelayanan kesehatan yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 1
BAB V
ANALISA
1. Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan
1) Pelaku Kegiatan
Pelaku Kegiatan Ruangan 1. Dokter
• Pemeriksaan Pasien
• Istirahat • Operasi • Memberikan
kuliah • metabolisme
• R. Periksa/R. Inap/R.Jalan/ Rehabilitasi/IGD/IBS/Radiologi/Lab
• R. Dokter • R. Operasi • R. Kuliah
• Kmr mndi/wc
2. Perawat/Medis • Pembantu Pemeriksaan
• Perawatan Pasien
• Penjagaan Pasien • Istirahat • Pembantu
Operasi • metabolisme
• R. Periksa/R. Inap/R.Jalan/ Rehabilitasi/IGD/IBS/Radiologi/Lab
• R. Inap/Bangsal
• Nursestation • R. Perawat • R. Operasi • Kmr mndi/wc
3. Dokter Muda • Pemeriksaan Pasien
• Istirahat • Operasi • Kuliah
• metabolisme
• R. Periksa/R. Inap/ Rehabilitasi
• R. Reseden • R. Operasi • R. Seminar • R.Diskusi • Kmr mndi/wc R.
4. Co‐as • Pemeriksaan Pasien/praktek
• Istirahat • Operasi • Kuliah
• Praktek • metabolisme
• R. Periksa/R. Inap/ Rehabilitasi
• R. Coas • R. Operasi • R. Diskusi • R.Seminar • Bangsal/IGD/Poliklinik • Kmr mndi/wc
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 2
5. Pasien a. Rawat Inap
b. Rawat Jalan
c. Emergency
d. Laboratrium
e. Apotik/Farmasi
f. Radiologi
g. Rehabilitasi
Medik
• Pendaftaran/
Pembayaran • Istirahat • Operasi • Metabolism
• Pendaftaran/
Pembayaran • Pemeriksaan • Operasi • Metabolisme
• Pendaftaran/
Pembayaran • Pemeriksaan • Operasi • Metabolisme
• Pendaftaran
• Pemeriksaan • Metabolisme
• Pengambilan/ Pembayaran Obat
• Tunggu • Pendaftaran
• Pemeriksaan • Metabolisme
• Pendaftaran • Pemeriksaan • Metabolisme
• Pendaftaran • Pemeriksaan • Pemulihan • Metabolisme
• R. Administrasi
• Bangsal • R. Operasi • Kmr mndi/wc
• R. Administrasi
• Poliklinik • R. Operasi • Kmr mndi/wc
• R. Administrasi
• Triase • R. Operasi • Kmr mndi/wc
• R. Pendaftaran/ Informasi • R.Periksa • Kmr mndi/wc
• R. Pendaftaran/ Informasi
• R.Tunggu • R. Pendaftaran/ Informasi
• R.Periksa • Kmr mndi/wc
• R. Pendaftaran/ Informasi • R.Periksa • Kmr mndi/wc
• R. Pendaftaran/ Informasi • R.Periksa • R.Terapi • Kmr mndi/wc
6. Pengunjung a. Rawat Inap
• Pengunjugan • Istirahat
• R.Inap/Bangsal • R.Tunggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 3
b. Askes (Rawat Jalan)
c. Apotik
• Metabolism
• Pendaftaran/Pembayaran
• Tunggu • Metabolism
• Pengambilan/
Pembayaran Obat
• Tunggu • Pendaftaran
• Pemeriksaan • Metabolisme
• Kmr mndi/wc
• R. Pendaftaran/ Informasi
• R.Tunggu • Kmr mndi/wc
• R. Pendaftaran/ Informasi
• R.Tunggu • R. Pendaftaran/ Informasi
• R.Periksa • Kmr mndi/wc
7. Karyawan/Staff a. Administrasi/
Pengelola RS
b. Pengelola Kepaniteraan
c. Service
• Kegiatan
perkantoran yang mengelola rumah sakit. Administrasi, Medical Record
• Kegiatan perkantoran yang mengelola kepaniteraan kedokteran UNS
• Kegiatan pengolahan limbah
• Kegiatan MEE
• R. Direktur • R. Sekretaris • R. Tamu • R. kabid umum • R. kabid pelayanan • R. kabid penunjang • R. Arsip • R. Rapat • R. Sekretaris • R. Tamu
• R.Kepaniteraan • IPAL Bak pengendapan awal Bak aerasi Bak sedimentasi
• Bengkel dan MEE R. penerima R. administrasi Bengkel R. genset R. pompa R. panel dan trafo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 4
2) Zona Pelayanan a) Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit ( Out Patient Departement)
Pelayanan Unit Poliklinik Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan • Pasien • Pengantar
• Pelayanan informasi, Pendaftaran dan administrasi
• Menunggu • Pemeriksaan
• R. informasi, pendaftaran dan administrasi
• R. Tunggu - Penyakit Infeksius - Penyakit Non‐infeksius
• R. pemeriksaan : - Poli Umum - Poli Kesehatan Anak - Poli Jiwa - Poli Kandungan - Poli Gigi dan Mulut - Poli Penyakit Dalam - Poli Bedah Umum - Poli Mata - Poli Paru - Poli Saraf - Poli Jantung - Poli THT - Poli Kulit dan Kelamin
• Kegiatan pengolahan sampah
• Kegiatan mencuci, menjemur, menyetrika, desinfectan, penyimpanan locker
• Kegiatan memasak, menyiapkan makanan
R. bahan bakar R. jaga
• Gardu listrik • Tempat sampah • CSSD
• Intalasi Gizi
Tabel V.1 Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan berdasarkan Pelaku Kegiatan Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 5
• Kerja karyawan/Administrasi
• Metabolism • Simpan
barang/Alat • Berdiskusi
• R.Karyawan • Lavatori • Storage
• R.Diskusi • R.Co‐as • R.Reseden
b) Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (Inpatient Departement)
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan • Pasien • Pengantar
• Layanan informasi Pendaftaran
• Pertolongan pertama
• Periksa • Perawatan • Penyediaan obat • Penyediaan alat • Penyediaan darah • Penyediaan gas • Ganti • Kerja dokter • Kerja karyawan • Menunggu • Pembayaran
administrasi • Metabolism • Simpan kereta • Berdiskusi
• Praktek
• R. informasi dan R. Pendaftaran
• R. First Aid • R. pemeriksaan • R. perawatan • R. obat • R. Alat • Bank Darah • Medical Gasses • R. Ganti • R. dokter • R. Karyawan • R. Tunggu • R. administrasi • Lavatory • R. stretcher • R.Diskusi • R.Co‐as • R.Reseden • R.Praktek
b. Pelayanan Rawat Inap (In Patient Departemen)
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan • Pasien • Pengunjung
• Mendaftar Pengawasan perawat, Residen,
• Pengawasan Co‐Ass
• Pasien di periksa Pasien dirawat
• Nurse Station
• R.Jaga Khusus Coass • Bangsal rawat inap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 6
• Isolasi • Dokter visit • Makan & minum • Simpan kain • Metabolism • Suplai gas • Simpan barang • Istirahat perawat • Menunggu
• R. Isolasi • R.Dokter • Pantry • R. linen • Lavatory • R. Gas • Storage • R. Istirahat Perawat • R. tunggu
- Penyakit Infeksius - Penyakit Non‐infeksius
c) Pelayanan Instalasi Care Units ( ICU ) dan Instalasi Coronary Care Units ( ICCU )
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan • Pasien • Pengunjung
• Mendaftar Pengawasan perawat, Residen, Co‐Ass
• Pasien di periksa Pasien dirawat
• Isolasi • Dokter visit • Makan & minum • Simpan kain • Metabolism • Suplai gas • Simpan barang • Istirahat perawat • Menunggu
• Nurse Station
• Ruang ICU & ICCU
• R. Isolasi • R.Dokter • Pantry • R. linen • Lavatory • R. Gas • Storage • R. Istirahat Perawat • R. tunggu
- Penyakit Infeksius - Penyakit Non‐infeksius
d) Pelayanan Penunjang Medik
a. Unit Laboratorium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan • Pasien • Pengunjung
• Pendaftaran • Menunggu • Pemeriksaan
pasien • Pengambilan
Sample • Pengambilan
darah • Uji Sample
• Receptionist • R. Tunggu • R. Observasi
• R.Pengambilan Sample dan Lavatory • R. Pengambilan Darah • R. Laborat :
- Laborat Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 7
• Penyimpanan hasil uji
• Pengambilan hasil uji
• Simpan darah • Kerja Staff • Ganti pakaian • Metabolisme
- Lab. Mikrobiologi - Lab Kimia - Lab Hematologi - Lab Patologi
• R. Penyimpanan File
• Loket Pengambilan • Bank Darah • R. Kerja Staff • R. Ganti pakaian • Lavatory
b. Instalasi Bedah
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan • Pasien • Pengunjung
• Menunggu • Persiapan Operasi • Kerja Dokter • Kerja Perawat • Kerja Paramedis • Praktek Co‐
Ass&Residen • Rapat • Ganti Pakaian • Metabolisme • Streril • Operasi • Operasi Kecil • Scrub Up • Anestesi • Pemulihan pasien • Control alat &
listrik • Simpan Alat • pembuangan
• R. Tunggu • R. Persiapan • R. Dokter • R. Perawat • R. Paramedis • R.Co‐Ass&Residen • R.Auditorium utk melihat operasi • R. Rapat • R. Ganti/ Loker • Lavatory • R. Steryl • R. Operasi • R. Minor Surgical • R. Scrup Up • R. Anestesi • R. Recovery
• R. Control
• R. Alat • R. Disposal
c. Unit Radiologi
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan
• Menunggu • Mendaftar • Ganti pakaian • Dokter Jaga • Pemeriksaan
• R. Tunggu • Receptionist • R.Ganti pakaian • R. Dokter • R. Konsultasi Radiologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 8
• Pasien • Pengunjung
Radiologist • Pemotretan • Scan/Pemeriksaan • Pemrosesan Film
• Control alat • Simpan Alat • Kerja
Staff/Karyawan • Metabolisme
• R. fluoroschopy X‐Ray • Pemeriksaan:
- R. CT‐Scan - USG - R. Gelap
• R. Control • R. Alat • R. Staff/Karyawan
• Lavatory
d. Instalasi Rehabilitasi Medik
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Dokter • Perawat • Residen • Co‐ass • Staf/karyawan • Pasien • Pengunjung
• Mendaftar • Menunggu • Kerja Dokter • Konsultasi • Kerja Perawat • Check fisik • Ganti pakaian • Metabolisme
• Latihan Fisik • Hidroterapi • Elektroterapi • Fisioterapi • Senam • Terapi Oksigen • Terapi Alam • Jaga Residen & Co‐
Ass
• R. Administrasi • R. Tunggu • R. Dokter • R.Konsultasi • R. Perawat • R. Medical Check up • R. Ganti • Lavatory
- Penyandang cacat - Umum
• R. Latihan Fisik • R. Hidroterapi & Whirpool
• R. Fisioterapi • Plaza untuk Senam • R.O2 • Open Space • R. Residen & Co‐Ass
e. Instalasi Apotik/Farmasi
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Karyawan • Apoteker/Pharmatic • Pembeli/Pengujung
• Menunggu • Penerimaan
resep • Peracikan obat • Pengepakan Obat• Pembayaran • Penyerahan obat
• R. Tunggu • Counter penerimaan Resep
• R. Peracikan obat • R. Pengepakan • Kasir • Apotik/Counter Penyerahan Obat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 9
• Simpan Obat/Bahan
• Kerja Karyawan • Kerja Apoteker
• Gudang Obat Dan Bahan
• R. Karyawan • R. Apoteker
e) Pelayanan Penunjang Non Medik
a. Unit Rekam Medik Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Kepala Unit
Medical record
• Staff • Pengunjung
• Mendaftar • Menunggu • Kerja Rekam
medis • Kerja Kepala • Kerja karyawan • Simpan file • Metabolism
• R. Daftar • R. Tunggu • R. Rekam Medis
• R.Kepala • R. staff • R. Simpan File • Lavatory
b. Administrasi
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Karyawan
Medis • Karyawan
non Medis • Pengunjung
• Pengaturan : - Permasalahan
Medis - Kegiatan
penunjang - Kegiatan umum - Kegiatan
keuangan • Menerima Tamu • Mengadakan Rapat • Menyimpan Arsip • Istirahat dan makan • Metabolisme
• R. Direktur • R. Staff Medik&Keperawatan • R. Staff SDA&Pendidikan • R. Staff Keuangan • R. Staff Umum&Operasional
• R.Tamu/Tunggu • R. Rapat • R. Arsip • R. istirahat • Lavatory
c. Teknologi dan Informasi
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Karyawan
/Staff • Pengunjung
• mengelola & mengawasi seminar
• mengatur audio dan video
• menata layout • simpan alat • kontrol IT dan
keamanan • koordinasi/menunggu• mengikuti seminar
• R. Publik Relation • R. kontrol dan peralatan
• R. serbaguna/konvensi • gudang • R. kepala IT • Hall/R. tunggu /prefunction room • R. CCTV dan pusat keamanan • KM/Lavatory
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 10
• metabolisme
f) Pelayanan Service a. Kamar Jenazah
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Petugas • Dokter • Perawat • Kerabat
Jenazah
• Menyimpan Jenazah
• Memandikan Jenazah
• Menunggu • Otopsi • Parkir • Penyimpan Kereta • Kerja Petugas • Metabolism
• R. simpan Jenazah
• R. memandikan Jenazah • R. tunggu • R. Otopsi • R. Parkir Ambulance • R. Stretcher • R. staff • Lavatory
b. Intalasi Gizi
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Ahli gizi • Petugas/Staff
• Penerimaan bahan• Penyimpanan
• Persiapan • Memasak • Istirahat & ganti
Pakaian • Pencucian • Kerja Ahli Gizi • Kerja Staff • Metabolisme
• R. Terima/Loading Dock • R. Simpan kering • R. simpan basah • R. Simpan Farmasi • R. Persiapn Memasak • Dapur Utama • R. istirahat & Locker
• R. cuci • R. Ahli gizi • R. Staff • Lavatory
c. Instalasi Loundry
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Pimpinan • Staff • Petugas
• Penerimaan Barang
• Pemisahan • Pencucian • Pengeringan • Pengepresan • Perbaiakan • Penyimpanan • Distribusi • Istirahat • Ganti • Kerja Pimpinan
• R. Penerimaan Barang
• R. Pemisahan • R. Cuci • R. Pengeringan • R. Pengepresan • R. Jahit • R. Penyimpanan • R. Distribusi • R. Istirahat • R. Locker • R. Pimpinan Laundry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 11
• Kerja Staff • Metabolism
• R. Staff • Lavatory
d. Instalasi CSSD
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Perawat • Staff Ahli
• Mengatur Pekerjaan
• Mengirim Barang • Menampung
Barang Kotor • Mengatur Barang
Bersih • Menyimpan • Proses Sterilisasi • Penguapan • Pembilasan • Metabolism &
Ganti pakaian
• R. Staff
• R. Pengiriman • R. Penampungan
• R. Pengepakan
• Gudang Sterill • R. Sterilisasi
• Lavatory
e. Instalasi Pengolahan dan Pembuangan Limbah
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Petugas Service • Mengumpulkan
Sampah
• Area Klinis • Area Kantor • Area Manajemen Penanganan
Sampah
f. Intalasi Bengkel dan Peralatan (IPSRS)& Plant Room (trafo, genset dan gas medis) Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Ahli Me • Petugas Service
• Pengawasan ME • Operasional Me • Perbaikan
elektromedik • Perbaikan
Elektronik • Perbaikan
Perpipaan • Perbaikan
Pengecatan • Perbaikan Kayu • Penyimpanan Alat • Istirahat • Ganti • Metabolisme
• R. Pimpinan • R. Staff • R. elektromedik
• R. Elektronik • R. Perpipaan • R. Pengecatan • R.Peralatan Kayu • Gudang Alat • R. istirahat • Locker • Lavatory
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 12
• Kerja Mesin • Trafo • Genset • Gas Medis
g. Pelayanan Fasilitas Penunjang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Petugas • Dokter • Perawat • Pasien • Pengunjung • Karyawan/Staff • Reseden‐CoAss
• Datamg • Layanan Informasi • Keamanan • Makan&Minum • Membeli • Ibadah
• Lobby Utama • R.Informasi • R.Security • Kantin • Minimarket • Masjid
h. Pelayanan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Klinik
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Staff • Tutor/Dokter • Reseden &
Co‐Ass
• Pendidikan • Penelitian
• Membaca • Istirahat dan
makan • Seminar • Kerja Staff • Metabolisme
• R.Diskusi • Laboratorium Praktik
1. Lab.Peny.Tropik‐Infeksi 2. Lab.Peny.Hipertensi 3. Lab.Peny.Diabetes Melitus 4. Lab.Peny.Kanker 5. Lab.Peny.Refluks Gastro
Esofageal • Perpustakaan • R. Istirahat • kantin • R. MultiMedia/R. Serbaguna • R. Staff • Lavatory
Tabel V.2 Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan
berdasarkan Zona Pelayanan Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 13
3) Analisa Organisasi Ruang
a. Organisasi Ruang Makro
Tabel V.3 Analisa Organisasi Ruang secara MakroSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 14
Gambar V.1 Analisa Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan berdasarkan Zona Pelayanan Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 15
b. Organisasi Ruang Mikro
a) Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit (Out Patient Departement)
b) Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (In Patient Departement) 1. Pelayanan Instalasi Rawat Inap
Keterangan : A) Out Patient Departement In Patient Departement B) Rawat Inap C) ICU & ICCU D) IGD E) VK Penunjang Medis F) IBS G) Unit Laboratrium H) Unit Radiologi I) Unit Rehabilitasi Medik J) Unit Apotik/Farmasi
Penunjang Non‐Medis K) Rekam Medik L) Administrasi M) Pusat Pendidikan dan Penelitian Service N) Kamar Mayat O) Instalasi Gizi P) Instalasi CSSD Q) Instalasi Loundry R) Instalasi IPSRS S) Teknologi dan Informasi T) Pelayanan Hall Entrance dan Fasilitas
Penunjang
DATANG &KELUAR
R.TUNGGU
R.INFORMASI& ADMINISTRASI
POLI
R.DISKUSI
POLI
R.ISTIRAHAT &DOKTER
R.TUNGGU
PASIEN
NURSE STATION
R.TUNGGU
R.TINDAKAN
R.ISOLASI
R.PERAWAT
BANGSAL
R.LINEN
KM/WC
R.GAS
STORAGE
R.DISKUSI
R.COASS
R.PANTRY
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 16
Penyuplaian barang Datang
Resusitasi Bayi
Menunggu
Dokter/ perawat/ staff
Persalinan
DATANG PENANGANAN PASIEN
TINDAKAN TERHADAP
PASIEN
DIAGNOSA PASIEN
PERAWATAN PULANG DOKTER/ PERAWAT
ISOLASI
2. Pelayanan ICU & ICCU
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
4. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan (VK)
R. COASS
R.TUNGGU
KM/WC
NURSE STATION
PASIEN
R.RAPAT & R.DOKTER
ICU
ICCU
R. COASS
R.DISKUSIR.PERAWAT
R.ALAT &OBAT
R.GASR.LINEN
STRETCHER &STRONGER
KM/ WC
R.ISOLASI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 17
c) Pelayanan Penunjang Medis 5. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
SCRUP UP
R.PERSIAPAN
R. CONTROL
A L A T
O B A T
L I NEN
AL A T
O B A T
LI NEN
R.PERSIAPAN
R.CONTROL
RECOVERY (PEMULIHAN)
SPOEL HOCK
KM/WC
Linen kotor
KAMAR OPERASI KAMAR OPERASI
KAMAR OPERASI KAMAR OPERASI
R.STERIL
KAMAR OPERASI KAMAR OPERASI
R.ANESTESIS
SCRUP UP
SCRUP UP SCRUP UP
SCRUP UP
STRETCHE
R DOKTER
KM/WC
R PERAWAT KM/WC
R KONSULTASI
PASIEN
R TUNGGU
KELUAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 18
6. Unit Laboratrium
7. Unit Radiologi
R SIMPAN FILE
R PENGAMBILAN DARAH
R TUNGGU
R.PENDAFTARAN&ADMINISTRASI
BANK DARAH
R PENGAMBILAN SPECIMEN
LAB PATOLOGI
LAB KIMIAWI
R.OBATR.ALAT R. GAS
KM/WC
LAB HEMATOLOGI
LAB. MIKROBIOLOGI
R PERAWAT
LAB.UMUM
PASIEN
LAVATORY
USG
R Gelap R Alat
Fluoroscopy X‐ray
R Film
KONSULTASI RADIOLOGI
R CT‐Scan
R.STAFF &KARYAWAN
R TUNGGU
R GANTI PRIA
R GANTI WANITA
R.PENDAFTARAN&ADMINISTRASI
R DOKTER
KM/WC
R CONTROL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 19
8. Unit Rehabilitasi Medik
9. Unit Apotik/Farmasi
PENYERAHAN RESEP
R RACIK
R APOTEKERDISTRIBUSI
R OBAT
KASIR
R TUNGGU
PENGAMBILAN
SIDE ENTRANCE
R.TERAPI UMUM
R TERAPI O2
R PERAWAT
R.TERAPI PENYANDANG
CACAT
LAVATORY
R.SENAM R.LATIHAN FISIK
R.FISIOTERAPI R.HIDROTERAPI
R GANTI WANITA R GANTI PRIA
R.TERAPI ALAM
R TUNGGU
PASIEN
R TUNGGUR ADMINISTRASI &PENDAFTARAN
R KONSULTASI
R.DOKTER
KM/WC
R.PERAWAT
R. Obat R. Alat Bank Darah
R.COASS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 20
d) Pelayanan Penunjang Non‐Medis 1) Rekam Medik
2) Administrasi
e) Pusat Pendidikan dan Penelitian
f) Pelayanan Service 1. Kamar Jenazah
PELAYANANPASIEN LAMA
R REKAM MEDIK
R KEPALA STAFF R STAFF
R TUNGGU
PELAYANAN PASIEN BARU
PELAYANAN ASURANSI
R SIMPAN FILE
KM/WC
KM/WC
R TUNGGU/TAMU
R.DIREKTUR R.DIREKTUR
R STAFF MEDIK &KEPERAWATAN
R STAFF SDA &PENDIDIKAN
R STAFF KEUANGAN
R STAFF UMUM&OPERASION
KM/WC
CoAss
R.Diskusi
Lab.Peny. Refluks Gastro Esofageal
Lab.Peny. Hipertensi
Lab.Peny. Tropik‐Infeksi
Lab.Peny. Kanker
R.Istirahat
R.Multimedia/ R.Serbagunan
Lab.Peny. Diabetes Melitus
R.Staff Kepaniteraan
Lavatory Kantin
Perpustakaan
BARANG DATANG &
BARANG KELUAR
R SIMPANJENAZAH
R PETUGAS R TUNGGU ADMINISTRASIR.MEMANDIKAN
JENAZAH
R OTOPSI STRETCHER
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 21
2. Instalasi Gizi 3. Instalasi CSSD
4. Instalasi Loundry
5. Instalasi IPSRS
R PERBAIKAN ALAT BESI
LAVATORY RUANG GANTI ADMINISTRASI R.ELEKTROMEDIK
R PERALATAN KAYU
R ELEKTRONIK GUDANG ALAT
R PERPIPAAN
DISTRIBUSI ALAT RUSAK
PEMERIKSAAAN
PENGECATAN
TRAFO GENSET
GAS MEDIS
R SIMPANBASAH
R CUCI
R KARYAWAN
R AHLI GIZI
R SIMPANKERING
R PERSIAPAN
R MASAK
R STAFF
R PENDINGIN
BAHAN
GUDANG FARMASI
R.TERIMA
R. PENAMPUNGAN
R.TROLI
R.CUCI & DISENFEKTAN
R STAFFCSSD
GUDANG STERIL
R STERILISASI
BARANG DATANG &
BARANG KELUAR
Km/wc R PENGEPAKAN
R.TUNGGU
JAHIT + POTONG
R CUCI
R.PEMISAHAN LAUNDRY
R DISTRIBUSI
R.PIMPINAN &STAFF
R. PENGERINGAN
DISTRIBUSI BAHAN KOTOR
Lavatory
R.KARYAWAN N LOKER
LAVATORYR.PENYIMPANAN
R.PENERIMAAN BARANG
Sirkulasi Umum Sirkulasi Medis/Non‐Medis Sirkulasi Medis&pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 22
4) Analisa Kebutuhan dan Besaran Ruang
a. Penentuan Kapasitas Tempat Tidur
Berdasarkan Peraturan Depkes dan prediksi untuk kebutuhan 10 tahun
mendatang maka kapasitas tempat tidur rawat inap Rumah Sakit Pendidikan UNS
Surakarta diasumsikan 500 tt. Pembagian TT menurut kelas perawatan, berdasarkan
standar Depkes dan diasumsikan melalui hasil pengamatan (dari 500 TT) adalah sebagai
berikut :
• Unit Pediatrik (Anak‐anak & Balita) : 10% = 50 TT
• Kelas VIP : 8% = 40 TT
• Kelas I : 12 % = 60 TT
• Kelas II : 25 % = 125 TT
• Kelas III : 35 % = 175 TT
• Isolasi : 10 % = 50 TT
Didasarkan pada perbandingan jumah tempat tidur, penentuan jumlah
personalia/pengelola adalah sebagai berikut :
tt : Tenaga Medis = 1 : 4 ‐ 7
tt : Taramedis Perawatan = 3 : 3 ‐ 4
tt : Tenaga Paramedis Non Perawatan = 3: 1
tt : Tenaga Non Medis = 3 : 2
tt : Reseden = 5 : 1
tt : Coass = 2 : 1
Maka jumlah personalia yang ada pada rumah sakit pendidikan UNS Surakarta adalah :
‐∑ Tenaga Medis = 500/4‐7 x 1 = 40‐80 orang
‐∑ Tenaga Paramedis Perawatan =500/3‐4 x 3 = 200 – 300 orang
‐∑ Tenaga Paramedis Non Perawatan = 500/3 x 1 = 100 orang
‐∑ Tenaga Non Medis =500/3 x 2 = 200 orang
‐∑ Tenaga Reseden =500/5 x 1 = 100 orang
‐∑ Tenaga Coass =500/2 x 1 = 250 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 23
Total jumlah personalia = 530 ‐ 651 orang di asumsikan jumlah keseluruhan karyawan
atau personalia rumah sakit pendidikan UNS Surakarta ± 600 orang.
Dengan kapasitas TT dan jumlah karyawan seperti tersebut diatas maka Kebutuhan
Parkir dari Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta di Asumsikan sebagai berikut :
• Setiap tempat tidur kelas VIP dan kelas1 tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada
24parkir mobil.
• Setiap 2 tempat tidur unit pediatric dan r. Isolasi tersedia 1 parkir mobil, sehingga
ada 15 parkir mobil.
• Setiap 3 tempat tidur kelas II tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 15 parkir mobil.
• Setiap 5 tempat tidur kelas III tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 21 parkir mobil
• Kebutuhan parkir motor diasumsikan untuk kapasitas 200 motor.
• Kebutuhan parkir ambulan di asumsikan 4 mobil
Parkir karyawan:
• Jumlah Personalia 600 orang. Asumsi 40% membawa kendaraan,600 x 40% = 240
• Roda dua, asumsi 60 % x 240 = 144
• Roda empat, asumsi 40% x 240 = 96
b. Dasar Pendekatan Perhitungan Besaran Ruang.
1) Dasar Pertimbangan
Kapasitas ruang dan jumlah pemakai
Jenis, dimensi dan layout peralatan yang digunakan
Standard luasan unit fungsi yang telah dibakukan
Kebutuhan flow ( area gerak ) menurut jenis kegiatan
2) Dasar Perhitungan
Perhitungan yang mengarah pada penentuan besaran ruang
yang ada di dasarkan pada :
• Perhitungan Standard adalah perhitungan dari studi literatur yaitu :
Neufert, Data Arsitek.
Depkes RI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 24
Time Saver Standarts For Building Types (TSSB), Joseph De
Chiara and Jpohn Callender
The Architect Handbook
• Perhitungan khusus, adalah perhitungan yang ditentukan dari :
Besaran kapasitas
Kenikmatan pemakaian ruang
Peralatan yang digunakan
Unit fungsi
Flow gerak
• Perhitungan asumsi
1. Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit (Out Patient Departement)
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Informasi, Pendaftaran, Pembayaran dan administrasi
1 Ruang 1.8 12
DA 2x1.8 1x12
3.6 12
2. R. Tunggu • Penyakit
Infeksius • Penyakit
Non‐infeksius
2 Ruang 30 Depkes 2x30 60
3. R. Pemeriksaan : • Poli Umum • Poli
Kesehatan Anak
• Poli Jiwa • Poli
Kandungan • Poli Gigi dan
Mulut • Poli
Penyakit Dalam
• Poli Bedah Umum
• Poli Mata • Poli Paru
13 Ruang 60 Depkes 13x60 780
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 25
• Poli Saraf • Poli Jantung • Poli THT • Poli Kulit
dan Kelamin 4. Lavatori 3 Ruang 18 Depkes 3x18 54 5. Storage 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 6. R.Diskusi 7 Ruang 20 Asumsi 7x20 140 7. R.Co‐as 7 Ruang 24 Asumsi 7x24 164
Jumlah 1225.6 Sirkulasi 50% 612.8 Total 1838.4
c. Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (In Patient Departement)
1. Pelayanan Instalasi Rawat Inap
Kebutuhan Ruang
Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. Nurse Station 10 Ruang 15 units Asumsi 10x15 150 2. Bangsal Rawat
Inap Kelas III 35% Kelas II 25% Kelas I 12% Kelas VIP 8% Khusus Anak 10%
175 tt 125tt 60tt 40tt 50tt
24 12 12 6 6
ARS 175x24 125x12 60x12 40x6 50x6
4200 1500 720 240 300
3. R. Isolasi 10% 50tt 16 Depkes 50x16 800 4. R.Tindakan 10 Ruang 12 Depkes 10x12 120 5. R.Pantry 5 Ruang 6 Depkes 5x6 30 6. R. linen 10 Ruang 6 Depkes 10x6 60 7. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 8. R. Gas 10 Ruang 6 Depkes 10x6 60 9. Storage&Strech
er 10 Ruang 6 Depkes 10x6 60
10. R.Perawat 10 Ruang 20 Depkes 10x20 200 11. R. Tunggu
• Penyakit Infeksius
• Penyakit Non‐infeksius
2 Ruang 30 Depkes 2x30 60
12. R. coAss 10 Ruang 24 Asumsi 10 x24 240 Jumlah 8758 Sirkulasi 50% 4379
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 26
2. Pelayanan ICU & ICCU
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/
Units Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 2. R.
Informasi,administrasi dan R. Pendaftaran
2 Ruang 15 Depkes 2x15 30
3. R. First Aid 1 Ruang 16 Depkes 1x16 16 4. Tindakan/Resusta
si 12tt 8 Depkes 12x8 96
5. MiniSurgery 2 Ruang 20 Depkes 2x20 40 6. R. Perawatan 12tt 8 Depkes 12x8 96 7. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 8. R. Obat
R. Alat Bank Darah
4 Ruang 6 Depkes 4x6 24
Total 9607.5
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. Nurse Station 1 Ruang 15 Asumsi 1x15 15 2. R.ICU & ICCU 4 Ruang 75 Depkes 4x75 300 3. R. Isolasi 2 Ruang 20 Depkes 2x20 40 4. R.Dokter 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 5. R. linen 2 Ruang 6 Depkes 2x6 12 6. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 7. R. Alat dan Obat 2 Ruang 6 Depkes 2x6 12 8. Storage&Strecher 2 Ruang 6 Depkes 2x6 12 9. R.Perawat 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 10. R. Tunggu
• Penyakit Infeksius
• Penyakit Non‐infeksius
2 Ruang 30 Depkes 2x30 60
11. R. Diskusi&coAss 1 Ruang 24 Asumsi 1x24 24 Jumlah 533 Sirkulasi 20% 106.6 Total 639.6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 27
Medical Gasses 9. R. Ganti 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 10. R. Dokter 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 11. R.Perawat 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 12. Storage&Strecher 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 13. R. Diskusi&coAss 1 Ruang 24 Depkes 1x24 24 Jumlah 438 Sirkulasi 20% 87.6 Total 525.6
4. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
No.
Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 2. R.Persiapan 2 Ruang 20 ARS 2x20 40 3. R. Bersalin 2 Ruang 20 asumsi 2x20 40 4. R. Dokter 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 5. R.Paramedik 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 6. R.Rawat
Klas 1 Klas 2 Klas VIP R.Bayi
4Ruang 5tt 5tt 10tt 10tt
24m2/tt 12m2/tt 6m2/tt 6m2/tt
ARS 5x24 5x12 10x6 10x6
120 60 60 60
7. R. Alat dan Bahan 2 Ruang 6 Depkes 2x6 12 8. R.Linen 2 Ruang 6 Depkes 2x6 12 9. R.Strecher 1 Ruang 6 Depkes 1x6 6 10. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 Jumlah 498 Sirkulasi 20% 99.6 Total 597.6
d. Pelayanan Penunjang Medis
1. Instalasi Bedah Sentral No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/
Units Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 2. R. Persiapan 2 Ruang 36 Depkes 2x36 72 3. R. Steril 2 Ruang 16 Depkes 2x16 32 4. R. Operasi 6 Ruang 36 Depkes 6x36 296 5. R. Ganti 2 Ruang 12 Depkes 2x12 24 6. R. Scrup Up 1 Ruang 8 Depkes 1x8 8 7. R. Anestesi 1 Ruang 8 Depkes 1x8 8 8. R. Control 1 Ruang 8 Depkes 1x8 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 28
9. R. Recovery 1 Ruang 24 Depkes 1x24 24 10. R.Alat&Obat 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 11. R.
Dokter,R.Konsultasi&R.Rapat
2 Ruang 24 asumsi 2x24 48
12. R.Perawat 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 13. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 14. Storage&Strecher 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 15. R. Diskusi&coAss 1 Ruang 24 asumsi 1x24 24 Jumlah 636 Sirkulasi 20% 127.2 Total 763.2
2. Unit Laboratrium
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 2. R. Pendaftaran 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 3. R. Observasi 1 Ruang 60 Depkes 1x60 60 4. R.Pengambilan
Sample dan Lavatory
1 Ruang 40 Depkes 1x40 40
5. R. Pengambilan Darah
1 Ruang 40 Depkes 1x40 40
6. R. Laborat : • Laborat
Umum • Lab.
Mikrobiologi • Lab Kimia • Lab
Hematologi • Lab Patologi
5 Ruang 30 Depkes 5x30 150
7. Penyimpanan File 1 Ruang 40 Depkes 1x40 40 8. Loket
Pengambilan 1 Ruang 40 Depkes 1x40 40
9. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 10. R. Obat
R. Alat Bank Darah Medical Gasses
4 Ruang 6 Depkes 4x6 24
11. R. Ganti 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 12. R. Kerja Staff 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 Jumlah 494
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 29
Sirkulasi 50% 247 Total 741
3. Unit Radiologi
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 2. R. Pendaftaran 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 3. R.Ganti pakaian 2 Ruang 12 Depkes 2x12 24 4. R. Dokter 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 5. R. Konsultasi
Radiologi 1 Ruang 42 Depkes 1x42 42
6. R. fluoroschopy X‐Ray
5 Ruang 42 Depkes 5x42 210
7. Pemeriksaan: • R. CT‐Scan • USG • R. Gelap
3 Ruang 42 Depkes 3x42 126
8. R. Control 1 Ruang 16 asumsi 1x16 16 9. Lavatory 1 Ruang 18 asumsi 1x18 18 10. R. Alat 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 11. R. Staff/Karyawan 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 Jumlah 538 Sirkulasi 50% 269 Total 807
4. Unit Rehabilitasi Medik
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 2. R. Administrasi
dan R. Pendaftaran
2 Ruang 15 Asumsi 2x15 30
3. R.Konsultasi 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 4. R. Latihan Fisik
R. Hidroterapi R. Fisioterapi R. Senam R.Terapi O2
5 Ruang 20 Depkes 5x20 100
5. R.Terapi Penyandang cacat
1 Ruang 20 Depkes 1x20 20
6. R.Terapi Umum 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 7. Terapi Alam 1 Ruang 500 Depkes 1x1000 500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 30
8. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 9. R. Obat
R. Alat Bank Darah Medical Gasses
4 Ruang 6 Depkes 4x6 24
10. R. Ganti 1 Ruang 24 Depkes 1x24 24 11. R. Dokter 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 12. R.Perawat 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 13. Storage&Strecher 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12 14. R. Diskusi&coAss 1 Ruang 24 Asumsi 1x24 24 Jumlah 854 Sirkulasi 50% 427 Total 1281
5. Unit Apotik/Farmasi
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 2. Counter
penerimaan Resep
2 Ruang 12 Depkes 2x12 24
3. R. Peracikan obat 1 Ruang 24 Depkes 1x24 24 4. R. Pengepakan 1 Ruang 24 Depkes 1x24 24 5. Kasir 1 Ruang 6 Depkes 1x6 6 6. Apotik/Counter
Penyerahan Obat 1 Ruang 24 Depkes 1x24 24
7. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 8. Gudang Obat Dan
Bahan 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12
9. R. Karyawan 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 10. R. Apoteker 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20 Jumlah 238 Sirkulasi 50% 119 Total 321
e. Pelayanan Penunjang Non‐Medis
1. Rekam Medik No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/
Units Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Daftar 1 Ruang 40 Depkes 1x40 40 2. R. Tunggu 1 Ruang 36 Depkes 1x36 36 3. R. Rekam Medis 1 Ruang 45 Depkes 1x45 45 4. R.Kepala 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 31
5. R. staff 1 Ruang 30 Depkes 1x30 30 6. R. Simpan File 1 Ruang 45 Depkes 1x45 45 7. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 Jumlah 234 Sirkulasi 50% 117 Total 351
2. Administrasi
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu /Tamu 1 Ruang 72 Time Server
1x72 72
2. R. Direktur 2 Ruang 25 Time Server
2x25 50
3. R. Staff Medik & Keperawatan
1 Ruang 45 Time Server
1x45 45
4. R.Staff SDA&Pendidikan
1 Ruang 45 Time Server
1x45 45
5. R.Staff Keuangan 1 Ruang 45 Time Server
1x45 45
6. R. Staff Umum & Operasional
1 Ruang 45 Time Server
1x45 45
7. R. Rapat 1 Ruang 42 Time Server
1x42 42
8. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 18 Jumlah 362 Sirkulasi 50% 181 Total 543
f. Pelayanana Pusat Pendidikan dan Penelitian
Untuk Pusat Pendidikan dan Penelitian, calon dokter atau coAss UNS akan
menampung 400 orang dalam satu periode sehingga bisa mengurangi jumlah calon dokter
atau coAss yang menunggu karena kekurangan kelas serta mengantisipasi kelebihan orang
di dalam kelas.
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Kelas/Diskusi
6 Ruang 20 asumsi 6x20 120
2. Laboratorium Praktik
5 Ruang 20 asumsi 1x16 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 32
• Hipertensi • Gastric • Diabetes
Melitus • Penyakit
tropis • Kanker
3. Perpustakaan 1 Ruang 360 asumsi 1x360 360 4. Asrama Coass
Laki‐laki 5 Ruang 9 Asumsi 5x9 45
5. Asrama Coass Perempuan
5 Ruang 9 Asumsi 5x9 45
6. Kantin 1 Ruang 180 asumsi 1x180 180 7. R. MultiMedia/R.
Serbaguna 1 Ruang 120 asumsi 1x120 120
8. R. Staff+wc 2 Ruang 12 asumsi 2x12 24 9. Lavatory 2 Ruang 18 asumsi 2x12 36 Jumlah 1290 Sirkulasi 20% 258 Total 1408
g. Pelayanan Service
1. Kamar Jenazah No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/
Units Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. simpan Jenazah
1 Ruang 20 asumsi 1x20 20
2. R. memandikan Jenazah
1 Ruang 16 asumsi 1x16 16
3. R. Tunggu 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20 4. R. Otopsi 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20 5. R. Parkir
Ambulance 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
6. R. Stretcher 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12 7. R. Staff+wc 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12 Jumlah 112 Sirkulasi 20% 56 Total 168
2. Instalasi Gizi
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 33
Terima/Loading Dock
2. R. Simpan kering 1 Ruang 9 asumsi 1x9 9 3. R. simpan basah 1 Ruang 9 asumsi 1x9 9 4. R. Persiapan 1 Ruang 50 asumsi 1x50 50 5. R. Memasak 1 Ruang 160 asumsi 1x160 160 6. R.Pendingin&cuci 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20 7. R. istirahat &
Locker 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
8. Lavatory 1 Ruang 18 asumsi 1x18 18 9. R. Ahli gizi 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20 10. R. Staff 2 Ruang 20 asumsi 2x20 40 Jumlah 350 Sirkulasi 20% 175 Total 525
3. Instalasi CSSD
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Tunggu 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12 2. R. Staff 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12 3. R. Troli 1 Ruang 15 asumsi 1x15 15 4. R.
Cuci&Disenfektan 1 Ruang 40 asumsi 1x40 40
5. R. Penampungan 1 Ruang 40 asumsi 1x40 40 6. R. Pengepakan 1 Ruang 40 asumsi 1x40 40 7. Gudang Sterill 1 Ruang 28 asumsi 1x28 28 8. R. Sterilisasi 1 Ruang 49 asumsi 1x49 49 9. Lavatory 1 Ruang 18 asumsi 1x18 18 Jumlah 234 Sirkulasi 50% 117 Total 351
4. Instalasi Loundry
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Penerimaan Barang
1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
2. R. Pemisahan Laundry
2 Ruang 12 asumsi 2x12 24
3. R. Cuci 1 Ruang 21 asumsi 1x21 21 4. R. Pengeringan 1 Ruang 21 asumsi 1x21 21 5. R. Pengepresan 1 Ruang 21 asumsi 1x21 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 34
6. R. Jahit 1 Ruang 21 asumsi 1x21 21 7. R. Penyimpanan 1 Ruang 21 asumsi 1x21 21 8. Lavatory 1 Ruang 18 asumsi 1x18 18 9. R. Distribusi 1 Ruang 21 asumsi 1x21 21 10. R. Ganti& R.
Istirahat 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
11. R. Pimpinan 1 Ruang 20 A sumsi 1x20 20 12. R. Staff 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20 Jumlah 232 Sirkulasi 50% 116 Total 348
5. Instalasi IPSRS
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Pimpinan 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12 2. R. Staff 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12 3. R. elektromedik 1 Ruang 15 asumsi 1x15 15
4. R. Elektronik 1 Ruang 15 asumsi 1x15 15
5. R. Pemeriksaan 1 Ruang 15 asumsi 1x15 15
6. R. Perpipaan 1 Ruang 15 asumsi 1x15 15
7. Lavatory 1 Ruang asumsi 1x15 15
8. R. Pengecatan 4 Ruang 15 asumsi 1x15 15
9. Gudang Alat 1 Ruang 15 asumsi 1x15 15
10. R.Peralatan Kayu 1 Ruang 15 asumsi 1x15 15
11. Trafo Genset Gas Medis
3 Ruang 60 asumsi 3x60 180
Jumlah 324 Sirkulasi 50% 162 Total 486
6. Teknologi dan Informasi
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. R. Publik Relation 1 Ruang 20 DA 1x20 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 35
2. R. kontrol dan peralatan
2 Ruang 20 DA 2x20 40
3. R.serbaguna/ konvensi
1 Ruang 180 DA 1x180 180
4. R. kepala IT 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20 5. Hall/R. tunggu
/prefunction room
1 Ruang 45 asumsi 1x45 45
6. R. CCTV dan pusat keamanan
1 Ruang 20 DA 1x20 20
7. Gudang 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20 8. Lavatory 1 Ruang 18 DA 1x18 18 Jumlah 363 Sirkulasi 20% 72.6 Total 435.6
h. Pelayanan Hall Entrance dan Fasilitas Penunjang
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. Lobby Utama 150 orang 0.6 Asumsi 150x0.6 90 2. R. Informasi 5 orang 3 Asumsi 5x3 15 3. R.Security 3 Unit 4 Asumsi 3x4 12 4. Kantin 150 orang 2 Asumsi 150x2 300 5. Minimarket 2 Ruang 35 Asumsi 2x35 70 6. Masjid 200 orang 0.6 Asumsi 200x0.6 120 7. Auditorium 1 ruang 180 Time
Server 1x180 180
Jumlah 787 Sirkulasi 50% 393.5 Total 1180.5
i. Parkir
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/Units
Standart Ruang (m2)
Sumber Perhitungan Luas (m2)
1. Parkir Mobil Umum
90 mobil 2.5x4.5 DA 90x11.25 1012.5
2. Parkir Mobil Karyawan
130 mobil 2.5x4.5 DA 130x11.25 1462.5
3. Parkir Mobil Ambulance
15 mobil 2.5x4.5 DA 15x11.25 168.75
4. Parkir Mobil Pendidikan
48 mobil 2.5x4.5 DA 48x2 96
5. Parkir Motor 200 motor 1x2 DA 200x2 400
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 36
Umum 6. Parkir Motor
Karyawan 180 motor 1x2 DA 180x2 360
7. Parkir Motor Pendidikan
72 motor 1x2 DA 72x2 144
Jumlah 3643.75 Sirkulasi 50% 1821.77 Total 5465.52
Luas lantai dasar terbagi dalam :
Luas daerah terbuka (parkir) : 5465.52 m²
Luas daerah terbangun : 11728 m²
Luas daerah seluruhnya : 17193,52 m2
Sirkulasi daerah terbangun 30 % : 5158.056 m²
Luas lantai dasar minimal : 12035.5 m²
KDB 40 %
Luas tapak minimal 100/40 x 12035.5 m² : 30088,66 m²
Tabel V.4 Analisa Besaran Ruang Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 37
5) Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan
a. Poliklinik
POLIKLINIK
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA HUBUNGAN
RUANG
Dokter
R.Konsultasi R.Periksa
Coass
R.Diskusi
Pasien
SIRKULASI
Sirkulasi pengunjung dan pasien
DC B A
Sirkulasi dokter,residen dan coass
Sirkulasi dokter,residen dan coass
A: R. Diskusi B: R. Poli Coass C: R. Poli Reseden D: R.Poli Dokter Spesialis
Tabel V.5 Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan bagian Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 38
Pemisahan sirkulasi antara pasien dan tenaga medis serta coass untuk mengurangi
kerancuan. Karena menggunakan sirkulasi koridor tunggal di tengah yang dapat mengatur
pengunjung lebih mudah tetapi koridor bisa terkesan sempit, gelap dan pengap. Maka pada
daerah tengah koridor diberikan taman di dalam ruang untuk membuat kesan luas serta dapat
digunakan untuk pertukaran udara agar udara di dalam mendapatkan suplay udara yang
bertahap.
Pemisahan antara ruang poli coass, ruang poli residen dan ruang poli dokter spesialis
dipisah. Agar Coass dapat belajar langsung bagaimana melakukan praktek dibagian poli sehingga
di dalam ruang ini dapat terbentuk komunikasi antara coass dan pasien, dimana reseden serta
dokter dapat mengawasi jalannya praktek.
Sesuai dengan kebutuhan UNS yang memfokuskan pendidikan pada penyakit dalam
yaitu Diabetes Melitus, Infeksi Tropis, Hypertensi, PRGE dan Kanker maka pada lantai paling atas
dibentuk khusus daerah poli penyakit dalam umum beserta ke lima penyakit tersebut.
Rumah Sakit Pendidikan UNS ini lebih mengutamakan taman di dalam ruang untuk pergerakan udara yang baik, sehingga di dalam poliklinik dibuat taman
Gambar V.2 Analisa Respon Iklim terhadap Bangunan Poliklinik
Sumber : Analisa Pribadi
Gambar V.3 Analisa Pola Tata Ruang dan Sirkulasi pada Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 39
b. R.Operas
JENIS RUANG
OPERASI
KRITERIA RUANG KETERANGAN
R. OPERASI
BESAR
POLA HUBUNGAN
RUANG R.Persiapan
Scrub UpR. OperasiBesar
Coass
Pasien
R. OPERASI
DENGAN CCTV
POLA HUBUNGAN
RUANG
R.Diskusi Operasi
R.Persiapan
Scrub UpR. Operasi
Dokter
Coass
Pasien
Sesuai dengan kebutuhan UNS yang memfokuskan pada penyakit DM, Infeksi tropis, hypertensi, PRGE dan Kanker maka khusus pada lantai 3 merupakan poli khusu penyakit dalam.
Gambar V.5 Analisa Pola Tata Ruang berdasarkan Kebutuhan FK UNS
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 40
Ruang Operasi Besar merupakan ruang praktek operasi bagi coass yang sudah
siap langsung terjun ke Ruang Operasi sehingga besaran ruang operasi yang digunakan
untuk coass lebih besar daripada ruang operasi biasa. Ruang Operasi Besar ini digunakan
untuk praktek coass mengamati proses operasi secara langsung.
Ruang Operasi dengan CCTV merupakan ruang operasi yang dilengkapi kamera
kecil untuk melihat ke dalam organ manusia sehingga coass dapat mengamati dari ruang
diskusi. Hal ini dilakukan agar coass dapat melihat dengan jelas proses operasi secara
detail.
R. OPERASI
KACA
POLA HUBUNGAN
RUANG
R. Operasi
R.Kaca
R.Persiapan
Scrub Up
Coass
Dokter
Pasien
Perbedaan besaran ruang antara ruang operasi biasa dengan ruang operasi yang digunakan praktek coass.
Tabel V.6 Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan bagian R.OperasiSumber : Analisa Pribadi
Gambar V.6 Analisa Besaran Ruang Operasi berdasarkan Kebutuhan FK UNS
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 41
Ruang Operasi Kaca merupakan ruang operasi untuk coass yang baru pertama
kali masuk ke bagian bedah sehingga perlu diberiakan adaptasi tidak langsung
melakukan operasi. Di dalm Ruang Kaca, coass juga dapat melihat dari cctv yang
ditempatkan di ruangan tersebut untuk lebih memahami proses operasi
Ruang Operasi menggunakan cctv
Adanya ruang diskusi di sebelah ruang operasi untuk melihat lebih detail proses operasi.
Menggunakan ruang kaca yang lebih tinggi dari ruang operasinya untuk memudahkan melihat ke operasinya.
Gambar V.7 Analisa Pola Tata Ruang Operasi CCTV berdasarkan Kebutuhan FK UNS
Sumber : Analisa Pribadi
Gambar V.8 Analisa Pola Tata Ruang berdasarkan Kebutuhan FK UNS
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 42
c. Rawat Inap
RAWAT INAP
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA HUBUNGAN RUANG
Dokter
Coass
Bangsal
R.Jaga
R.Diskusi
Pasien
SIRKULASI Menggunakan sirkulasi/koridor tunggal di kedua sisi
Sirkulasi pengunjung, pasien, medis, non medis
Menggunakan sirkulasi tunggal akan membuat koridor terasa
sempit, pengap sehingga taman di dalam ruang digunakan di dalam rawat
inap. Selain itu, taman di dalam ruang dengan ventilasi atap buka tutup
dapat mempermudah pergerakan sirkulasi udara yang baik untuk
penyembuhan pasien.
BANGSAL
BANGSAL
Tabel V.7 Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan bagian Bangsal Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 43
Pada Bangsal penyakit dalam, ruang jaga coass terletak di dalam
bangsal. Awal mulanya direncanakan terletak di tengah‐tengah ruang,
tetapi karena sangat mengganggu sirkulasi pasien, pengunjung dan coass,
maka ruang jaga ini terletak di sudut ruang. Dimana bisa diakses oleh
coass dari luar dan dalam, sehingga memudahkan coass untuk memantau
pasien tanpa pasien merasa terganggu.
Ruang Jaga berada di sudut ruang rawat inap, bisa mengcontrol tetapi lebih memudahkan dalam sirkulasi antara pasien , pengunjung dan coass
Ruang jaga berada di tengah ruang rawat inap lebih memudahkan mengcontrol pasien. Tetapi sirkulasi antara pasien, pengunjung dan coass kurang baik.
Ruang Rawat Inap (bangsal) khusus penyakit dalam.
Gambar V.9 Analisa Pola Tata Ruang Bangsal berdasarkan Kebutuhan FK UNS
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 44
d. Ruang Coass/Jaga
Ruang Coass/Jaga harus ada di setiap zona in patient dan out patient.
Ruang ini, harus berdekatan dengan ruang dokter atau ruang perawat
sehingga memudahkan untuk berkonsultasi.
e. Ruang Diskusi dan Ruang Laboratrium
Ruang Diskusi terletak di setiap zona in patient dan out patient, bahkan
di zona pendidikan. Ruang Diskusi pada zona pendidikan terletak satu lantai
dengan labroratrium penyakit dalam.
f. Ruang Istirahat
Ruang Istirahat digunakan untuk transit coass atau saat jaga sehingga
ruang ini ditempatkan di lantai atas untuk memudahkan sirkulasi dan tidak
terlalu menimbulkan kebisingan jikka terletak pada lantai atas.
g. Ruang Seminar
Ruang Seminar untuk kuliah besar para coass dengan dosennya, untuk
tidak mengganggu sirkulasi lain dan karena jarang untuk digunakan maka
ruang seminar terletak pada lantai bagian atas zona pendidikan.
h. Apotik
Apotik dibutuhkan oleh zona in patient dan zona out patient sehingga
untuk dapat mencangkup semua, apotik terletak diantara kedua zona
tersebut. Selain di antara zona tersebut, apotik khusus untuk pengunjung
yang hanya membeli obat, atau memeberikan hasil laboratrium secara
Apotik Dalam, digunakan untuk kebutuhan pasien yang berada di dalam Rumah Sakit Pendidikan UNS
Gambar V.10 Analisa Apotik DalamSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 45
langsung di rumah sakit terletak di zona penunjang depan. Hal ini untuk
memudahkan keefektivitas dan efisiensi sirkulasi pengunjung. Sehingga
apotik dibagi dua berdasarkan kebutuhan pasien dalam dan luar Rumah Sakit
Pendidikan UNS.
Pada Apotik Luar,ruangan ini berada paling luar bangunan,
berada di dekat jalan untuk memudahkan pengunjung dari luar langsung
mengambil obat/hasil lab tanpa turun dari transportasi pribadinya. Posisi
Ruang Labroratrium direncanakan berada tepat di lantai atas apotik jalan,
sehingga dengang menggunakan teknologi yang maju hasil lab dapat
diturunkan langsung tanpa harus menggunakan jasa manusia untuk
menurunkanya dari atas.
2. Analisa Lokasi dan Site
Tujuan:
Menentukan dan mengolah lokasi serta site yang tepat untuk Rumah Sakit Pendidikan UNS yang
sesuai dengan kebutuhan pendidikan kedokteran dan kesehatan di Solo.
Dasar Pertimbangan:
a. Akses Lokasi dan Site mudah dicapai
Gambar V.11 Analisa Apotik JalanSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 46
b. Transportasi mudah dicapai baik darat maupun udara
c. Kondisi Lokasi dan Site yang masih tenang, udara baik
d. Berada di dekat kampus UNS
e. Tidak berada di kawasan Industri
Site Rumah Sakit Pendidikan UNS harus dapat menggabungkan serta
menyatukan kebutuhan pendidikan dan kebutuhan kesehatan. Dimana Lokasi
Pendidikan UNS tersebut harus dekat dengan UNS karena coass tidak terlalu jauh ketika
ada kuliah atau praktek yang berada di kampus seperti ilmu kesehatan masyarakat atau
didatangkan oleh kedokteran UNS untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa kedokteran
UNS. Sedangkan lokasi kesehatan sendiri direncanakan dapat dijangkau masyarakat
dengan mudah serta sedikitnya polusi udara dan bising di sekitar lokasi menjadi
pertimbangan utam, hal ini karena fungsi utama Rumah Sakit Pendidikan sendiri untuk
penyembuhan pasien.
Gambar V.12 Analisa Kriteria Lokasi dan Site
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 47
1) Alternative Lokasi
1. Kerten
• Potensi Lokasi
a. Terletak di antara Jl. Adi Sucipto dan Jl. Yos Sudarso yang termasuk jalan
utama di Solo, dimana kedua jalan tersebut sering dilalui bis antar kota
sehingga kedua jalan ini menjadi jalan utama kota selain jl.Slamet Riyadi.
Karena kepadatan 2 jalan tersbut akses dan transportasi sangatlah mudah.
b. Berada di daerah pusat kota sehingga merupakan kawasan yang padat
penduduk. Dan sumber air pun secara optimal mudah didapat.
• Kelemahan Lokasi
a. Lokasi jauh dari kampus UNS, Rumah Sakit pendidikan harus dekat dengan
kampus UNS untuk mendukung proses pendidikan dan penelitian
b. Daerah Lokasi terlalu ramai dan sibuk karena dua jalan di lokasi sangatlah
ramai dan sedikit tidak cocok untuk Rumah Sakit pendidikan yang ideal.
Lokasi Kerten juga sudah memiliki polusi udara yang cukup tinggi sehingga
kurang baik untuk bangunan rumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 48
2. Pabelan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
• Potensi Lokasi
a. Lokasi terletak di Jl. Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama Solo‐Jogja
sehingga merupakan kawasan yang padat penduduk dan ramai. Dimana
akses untuk masuk dan keluar lokasi ini sangatlah mudah
b. Sumber air yang mudah didapat dan terjangkau.
• Kelemahan Lokasi
a. Berada jauh dari kampus UNS, Rumah Sakit pendidikan harus dekat
dengan kampus UNS untuk mendukung proses pendidikan dan penelitian
b. Terletak pada daerah yang dekat dengan rumah sakit lain sehingga untuk
berkembang menjadi rumah sakit pendidikan sangatlah sulit.
c. Lokasi ini merupakan daerah yang kurang tenang dan memiliki polusi
udara yang cukup besar sehingga kurang cocok untuk rumah sakit
pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 49
3. Jebres
• Potensi Lokasi
a. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses
pendidikan dan penelitian UNS.
b. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga
tinggi.
c. Memiliki tingkat ketenangan yang tinggi karena jauh dari pusat kota.
Sehingga cocok untuk rumah Sakit pendidikan
d. Akses masuk dan keluar lokasi mudah.
• Kelemahan Lokasi
a. Terletak jauh dari pusat kota
Dilihat dari potensi dan kelemahan yang ada maka lokasi yang cocok untuk lokasi rumah
sakit pendidikan adalah lokasi di daerah Jebres,
Alternative Site Jebres
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 50
1. Pedaringan
Potensi Site
a. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses
pendidikan dan penelitian UNS.
b. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga
tinggi.
c. Akses dan transportasi mudah.
Kelemahan Site
Walaupun tidak berada di daerah yang terletak di jalan utama tetapi berada di
jalan yang dilalui oleh banyak truk yang berdekatan dengan lokasi, sehingga sangat
ramai dan memiliki banyak polusi yang tinggi.
2. Belakang Taman Satwa Jurug
• Potensi Site
1. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses
pendidikan dan penelitian UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 51
2. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga
tinggi.
3. Akses dan transportasi mudah.
4. Memiliki tingkat ketenangan yang tinggi karena jauh dari pusat kota.
Sehingga cocok untuk rumah Sakit pendidikan
• Kelemahan Site
Jauh dari pusat kota, tetapi tidak masalah untuk suatu rumah sakit
pendidikan, walaupun jauh dari pusat kota tetapi daerah tersebut merupakan
daerah yang padat penduduk serta memiliki yang mudah.
Site terpilih
Berdasrkan dari hasil anlaisa potensi dan kelemahan site masing‐masing maka
site yang digunakan untuk rumah sakit pendidikan adalah lokasi di Jebres belakang
Taman Satwa Jurug,yang terletak di Jln.KH.Maskur. Lokasi ini sangat cocok untuk daerah
Rumah Sakit Pendidikan UNS, selain sesuai dengan RUTRK Surakarta, lokasi ini dekat
dengan Kampus UNS.
Berikut ini adalah ukuran dan batas‐batas site.
Gambar V.13 Ukuran dan Luas SiteSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 52
Lokasi: Kelurahan Jebres. Jl.KH.Maskur
Luas Site: 44.000m2
Batas:
Timur:Permukiman, Sungai Bengawan Solo
Selatan: Asrama, Permukiman
Barat: Permukiman, UNS
Utara: Rumah Sakit Jiwa, Pemukiman
2) Analisa Tata Site
1. Analisa Pencapaian
a. Tujuan:
Mendapatkan Main Entrence dan Site Entrence yang baik ke dalam site
b. Dasar Pertimbangan:
Kondisi lingkungan di sekitar site,meliputi sirkulasi jalan, kepadatan jalan,
pencapaian ke dalam site dan bangunan yang berhubungan dengan kegiatan.
Gambar V.14 Batasan SiteSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 53
c. Analisa
Awalnya, direncanakan Main Entrance dibagi menjadi 2 , sedangkan
Side entrance juga terbagi menjadi 2 tetapi karena pencapaian yang terlalu
banyak sehingga dapat terjadi kerancuan pada sirkulasi maka Main entrance
terdiri dari 2 yaitu ME in dan ME Out, sedangkan Side Entrance terdiri dari satu
yaitu SE out dan SE in. Main Entrence diletakkan pada Jl.KH.Maskur karena
pencapaiannya ynag mudah, Side Entrance diletakkan pada sisi jalan kecil
menuju Rumah Sakit Jiwa, selain SE akan dibagi berdasarkan fungsinya juga
dapat memperlancar sirkulasi agar terarah lebih jelas.
Pada Jl.KH.Maskur, kepadatan kendaraan lebih tinggi dibanding Jalan lain, karena bersebelahan dengan kawasan UNS
Pada Jl.KolangKaling, kepadatan kendaraan sangat rendah dibanding Jalan lain, merupakan jalan kecil(3m)untuk sirkulasi proyek pembangunan penampungan air baku
Jl.KH.Dewantoro merupakan akses jalan ke Rumah Sakit Jiwa Surakarta
ME masuk berada di Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama dan padat menuju site
ME keluar berada di Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama.
ME
MEOU
SE berada di Jl.KH.Dewantoro merupakan jalan sekunder untuk sirkulasi pendidikan dan pengelola
SE
Gambar V.14 Analisa Pencapaian Site Sumber : Analisa Pribadi
Gambar V.15 Hasil Pencapaian SiteSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 54
2. Analisa View dan Orientasi
a. Tujuan:
Menentukan arah hadap bangunan ke luar site untuk dapat membentuk
interaksi dengan lingkungan
b. Dasar Pertimbangan:
Kondisi lingkungan site yang mempengaruhi view dan orintasi, seperti kondisi
jalan, kondisi tapak site dan kondisi bangunan di sekitar site.
c. Analisa
Kondisi tapak yang masih begitu rindang baik untuk digunakan view ke
dalam, sedangkan pada area luar tapak masih terlihat alami karena masih
banyaknya lahan hijau di sekitar. Pada Jl.KH.Maskur, tapak lebih mudah dilihat
karena jalan ini merupakan jalan besar menuju site. Karena view ke dalam
paling baik berada di Jln.KH.Maskur maka orintasi diletakkan pada area
tersebut.
3 3
2
1
Ketinggian Kontur menjadi pertimbangan untuk memilih orientasi view ke luar. Orientasi pada rumah sakit pendidikan harus berpusat dan terlihat dari jalan
Karena merupakan rumah sakit dimana membutuhkan view yang baik untuk kesehatan serta pendidikan maka, view ke dalam di buat memusat di dalam.
Gambar V.16 Analisa View dan OrientasiSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 55
3. Analisa Sirkulasi
a. Tujuan:
Menghasilkan sirkulasi yang efektif sehingga dapat membantu aktivitas
di dalam site
b. Dasar Pertimbangan:
Dasar pertimbangan dalam melakukan analisa sirkulasi adalah sebagai berikut:
1) Pengguna sirkulasi meliputi kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4 dan
pejalan kaki serta penyandhang cacat.
2) Sirkulasi Lingkungan site
3) Jenis kegiatan pengguna
4) Bentuk dan topograafi site
5) Pencapaian ME dan SE terpilih
c. Analisa
Sirkulasi pada Rumah Sakit Pendidikan UNS dibagi menjadi 4 macam,
yaitu
1. Sirkulasi Umum, Poliklinik dan IGD
2. Sirkulasi Rawat Inap
3. Sirkulasi Pendidikan dan Service
4. Sirkulasi Pengelola
Pembagian sirkulasi ini berdasarkan fungsi, kegiatan dan waktu masing‐
masing sirkulasi sehingga dapat menciptakan sirkulasi yang baik dan benar.
Sirkulasi Umum lebih baik berada di depan dan terlihat dari jalan,
karena pusat utama pengunjung mengetahui informasi tentang rumah sakit
sehingga mudah untuk menjangkaunya. Sirkulasi Poliklinik merupakan area
rawat jalan, dimana area ini harus langsung terlihat umum sehingga diusahakan
terlihat oleh umum. Sedangkan UGD harus terlihat dari jalan karena merupakan
area penting yang harus langsung ditangani jika ada pasien yang membutuhkan
pertolongan pertama.
Sirkulasi Rawat Inap untuk pengunjung yang khusus datang untuk
membesuk pasien yang menginap di rumah sakit, untuk itu sirkulasi ini tidak
perlu berada di daerah yang cepat untuk ditangani tetapi mudah terlihat umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 56
Memisahkan entrance masuk untuk pasien dan pengunjung dengan pengelola, service dan pendidikan. Agar tidak terjadi kepadatan sirkulasi kendaraan pada site.
Sirkulasi Pendidikan dan service terpisah dengan sirkulasi lain, agar tidak
mengganggu kegiatan‐kegiatan pada area lain.
Sirkulasi pengelola juga terpisah dari kegiatan‐ kegiatan
umum,polikllinik serta IGD untuk mengurangi kepadatan sirkulasi.
Pada Rawat inap akses sirkulasi umum dengan VIP dipisah agar tidak
terjadi kepadaatan dan penumpukan pengunjung. Sedangkan Bangsal diletakkan
pada lantai atas dan VIP diletakkan paling bawah, hal ini memungkinkan untuk
mengurangi kepadatan dan penumupukkan pengunjung yang berlebihan.
Pada Farmasi akan dibagi menjadi dua apotik luar dan dalam. Hal ini
dimaksudkan agar efektif efisensi aksesbilitas pengunjung dapat terpenuhi.
: Sirkulasi Umum, IGD dan Poliklinik
: Sirkulasi Pendidikan dan karyawan
:Sirkulasi Rawat Inap
:Sirkulasi Service
Gambar V.17 Analisa SirkulasiSumber : Analisa Pribadi
Gambar V.18 Analisa Sirkulasi ApotikSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 57
Apotik pada bagian dalam terletak di antara zona in patient, out patient
dan pendidikan, sehingga memudahkan pengunjung atau pasien di dalam untuk
mengambil obat, sedangkan apotik jalan untuk pengunjung luar yang
mengambil obat atau hasil labroratrium langsung dari luar. Sehingga bisa
memberikan kemudahan sirkulasi pengunjung pasien.
Pada bagian Zona Umum/Penunjang direncanakan dibuat menyebar ke
zona‐zona lain, hal ini juga dilakukan pada bagian zona pendidikan yang
direncanakan menyebar ke zonalain. Hal ini direncanakan untuk
mempermudahkan pengunjung dari zona umum untuk mencapai ke zona‐zona
lain, Sedangkan untuk pendidikan memudahkan coass untuk menjangkau zona
keseluruhan.
4. Analisa Kebisingan
a. Tujuan:
Untuk mengetahui tingkat kebisingan di dalam site sebagai pedoman untuk
peletakkan ruang bangunan berdasar fungsi ruang.
b. Dasar Pertimbangan:
Kebutuhan Ruang sesuai dengan tingkat kebisinganya.
c. Analisa
Jln.KH.Maskur merupakan area yang memiliki tingkat kebisingan yang
tinggi karena merupakan jalan besar yang dilewati kendaraan‐kendaraan
bermotor. Sehingga area ini cocok untuk zona pelayanan umum dan emergency
yang tidak memerlukan banyak ketenangan di dalamnya. Sedangkan area yang
lain merupakan daerah yang tenang sehingga cocok untuk zona yang
membutuhkan ketenangan.
Gambar V.19 Analisa Sirkulasi Zona Umum dan Pendidikan Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 58
Untuk mengurangi kebisingan pada tapak maupun bangunan maka
diberikan filter berupa vegetasi.
5. Analisa Matahari
a. Tujuan:
Untuk menentukan respon bangunan pada Rumah Sakit Pendidikan UNS yang
direncanakan terhadap matahari.
b. Dasar Pertimbangan:
Pergerakan Matahari dari timur ke barat.
c. Analisa
Zona umum yang kurang memerlukan ketenangan
Zona privat yang memerlukan ketenangan
Tingkat Bising yang tinggi
Tingkat bising Rendah
Menggunakan vegetasi eksisting sebagai filter kebisingan
Menggunakan vegetasi sebagai filter untuk kebisingan.
Gambar V.20 Analisa KebisinganSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 59
Pencapaiaan berada pada sebelah barat sehingga kemungkinan besar
bangunan utamanya menghadap ke barat yang panas sehingga perlu
perletakkan massa bangunan yang baik.
Bangunan yang memanjang dari barat ke timur serta pemberian
vegetasi untuk filter terhadap panas matahari merupakan salah satu solusi.
Serta overhang pada bukaan agar adanya pembayangan pada bukaan
yang tidak membuat terkesan panas karena adanya pembayangan. Dan
menggunakan material kaca stopsol yang dapat mengurangi radiasi matahari.
Bangunan diusahakan akan memanjang dari barat ke timur, dan memperbayak
bukaan pada daerah timur serta meminimalkan bukaan pada daerah barat. Sehingga
akan membuat cahaya matahari yang masuk mampu dipergunakan seoptimal mungkin
6. Analisa Angin
a. Tujuan:
Untuk menentukan respon bangunan pada Rumah Sakit Pendidikan UNS yang
direncanakan terhadap angin.
b. Dasar Pertimbangan:
Pergerakan angin lokan dan muson.
Gambar V.21 Analisa MatahariSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 60
c. Analisa
Pergerakan angin dari barat laut ke tenggara yang membawa angin
lembab begitu sebaliknya angin dari tenggara ke barat laut yang membawa
angin kering memang sulit untuk diprediksi. Dibutuhkan kecanggihan alat untuk
mengukurnya. Tetapi untuk analisa, sedikit banyak dapat diasumsikan secara
garis besarnya.
Angin barat laut dan angin tenggara beserta angin local akan sangat baik
jika mengetahui asumsi pergerakannya sehingga di daerah tersebut dapat
diberikan filter serta banyaknya bukaan yang dapat membuat pergerakan
pertukaran udara di dalam bangunan sangat baik.
Angin Barat Laut beserta angin lokal
Gambar V.22 Analisa Pergerakan Angin Barat Laut Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 61
Angin Tenggara beserta Angin Lokal
Akibat pengaruh angin muson tenggara dan angin muson barat laut serta angin
lokal di sekitar site maka daerah yang terkena angin akan diberikan bukaan untuk
masuknya angin agar dapat terjadinya pergerakan udara secara maksimal.Rumah
Bangunan yang dibuat memanjang ke barat timur untuk meminimalkan bukaan agar terhindar dari panas matahari barat.
Asumsi pergerakan angin lokal+barat laut, sehingga diberikan bukaan yang cukup luas untuk pergerakan udara yang baik.
Pertemuan angin dari barat laut, tenggara dan lokal sehingga membuat pergerakan udara di dalam bangunan menjadi baik
Asumsi pergerakan angin tenggara dan lokal,diberikan bukaan yang cukup luas tetapi juga menempatkan vegetasi untuk filter karena membawa udara yang kering.
Gambar V.23 Analisa Pergerakan Angin Tenggara Sumber : Analisa Pribadi
Gambar V.24 Analisa Pergerakan Angin Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 62
Panggung menjadi salah satu alternative untuk daerah tersebut. Dan bentuk bangunan
yang tegak lurus dengan angin dapat memecah angin.
7. Analisa Zonning
a. Tujuan
Untuk menentukan pengelompokan kegiatan agar terciptanya ruang yang
efektif dan efisien
b. Dasar Pertimbangan:
Jenis Kegiatan, pelaku kegiatan dan sirkulasi
c. Analisa
Zonning untuk rumah sakit pendidikan UNS dibagi berdasarkan fungsi
pelaku dari kegiatan pada Rumah Sakit Pendidikan ini. Zonning dibagi menjadi
Zona Out Patient, In Patient, Umum, Pendidikan dan Service.
Zona In Patient terdiri dari zona emergency, zona rawat inap dan
penunjang. Dimana Zona emergency harus terletak di depan dan dapat
dijangkau oleh ambulance. Zona rawat inap terletak dibelakang, tidak terlihat
umum tetapi mudah dicapai karena rawat inap ini bersifat privat serta
memerlukan ketenangan untuk pasien. Sedangkan penunjang terletak di
daerah antara emergency dan rawat inap karena berfungsi sebagai penunjang
dari zona‐zona in patient dan out patient yang ada.
Zona Out Patient atau poliklinik terletak di depan atau yang mudah
terlihat oleh pengunjung. Karena sifatnya yang public untuk berobat jalan.
Zona Pendidikan, meruipakan zona sebagai pusat untuk coass serta
residen. Untuk mempermudah coass dan residen melakukan praktek dari satu
zona ke zona lain maka zona pendidikan terletak di antara zona in patient dan
out patient. Tetapi dimana zona ini tidak akan mengganggu zona lain.
Zona Service diletakkan jauh dari zona in patient dan out patient tetapi
mudah dalam pencapaian ke zona ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 63
Zona penunjang dan umum terletak dekat dengan jalan agar memudahkan efektivitas dan efisiensi waktu pengunjung
Zona Emergency harus terlihat dari jalan untuk pasien yang kritis agar bisa diberikan pertolongan langsung.
Zona Poliklinik terletak dekat dengan jalan agar memudahkan pasien untuk berobat, karena poliklinik merupakan zona out patient, dimana pasien hanya berobat.
Zona Rawat Inap dipisahkan dengan zona lain dan terletak agak ke dalam agar sirkulasi tidak saling mengganggu antara zona satu dengan yang lain.
Zona Pendidikan terletak berada di sekeliling zona‐zona lain yang digunakan untuk pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien.
Zona Service terletak pada daerah yang jauh dari zona‐zona lain agar tidak begitu mengganggu tetapi mudah diakses.
Pada rumah sakit pendidikan UNS, zona pendidikan menjadi pusat sebagai
tempat coass untuk melakukan praktek ke zona‐zona lain. Sehingga untuk
memudahkan dibuat zona pendidikan menyebar ke zona‐zona lain(radial).
2. Analisa Tampilan dan Bahan Bangunan
a) Tampilan Bangunan
a. Tujuan
Untuk menentukan tampilan bangunan yang sesuai dengan rumah sakit
pendidikan uns.
b. Dasar Pertimbangan
: Zona Emergency
: Zona Umum, Penunjang
: Zona Rawat Inap
:Zona Poliklinik
:Zona Pendidikan
:Zona Service Gambar V.24 Analisa Zonning
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 64
• Fungsi Kegiatan
• Memberikan Fasad yang menunjukkan Rumah Sakit Pendidikan UNS
• Sirkulasi kegiatan di dalam site
• Keamanan
• Tanggap terhadap iklim tropis
c. Analisa
Karena terletak pada daerah tropis maka tampilan bangunan adalah
bangunan arsitektur tropis dimana tampilan tersebut tanggap terhadap iklim
tetapi ekonomis dan aman bagi pengguna khususnya pasien.
Arsitektur Tropis yang diterapkan disini, bukanlaah arsitektur tropis yang
seperti rumah tradisional pada umumnya, lebih menekankan tanggapnya pada
iklim tropis tetapi juga memperhatikan keamanan para pengguna Rumah Sakit
Pendidikan. Sehingga bangunan ini ramah lingkungan dan hemat energy.
Gambar V.26Bangunan Tanggap terhadap Iklim
Gambar V.25Academic Hospital di Luar Negeri
Gambar V.27Rumah Sakit di Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 65
Karena merupakan Rumah Sakit untuk UNS maka harus ada ikatan dengan UNS sehingga
bangunan ini, selain diambil ketegasan dari rumah sakit, tanggap terhadap lingkungan juga
memiliki atau yang dapat menyatu dengan bangunan UNS.
b) Jumlah Massa
Bangunan dibagi menjadi 2 berdasar jumlah masa, yaitu:
1. Masa Tunggal
• Terdiri dari satu masa bangunan utama.
• Bangunan yang termasuk dalam jenis ini memiliki hubungan yang erat
diantara fungsi‐fungsi kegiatannya dan saling mendukung.
• Sirkulasi atau pergerakan kebanyakan berada di dalam bangunan.
• Akses dari dan ke masing‐masing kelompok fungsi kegiatan lebih
mudah.
2. Masa Jamak
• Terdiri dari beberapa masa bangunan yang membentuk kelompok
fungsi pada masing‐masing bangunan
• Hubungan antara satu fungsi dengan lainnya tidak terlalu terikat atau
berkesinambungan.
Gambar V.28Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 66
• Sirkulasi atau pergerakan berada di dalam dan di luar bangunan.
Bangunan Rumah Sakit Pendidikan UNS menggunakan massa jamak dimana
massa bangunan membentuk kelompok fungsi pada masing‐masing. Sirkulasi atau
pergerakan berada di dalam dan di luar bangunan yang terdiri dari IGD, Rawat Inap, Rawat
Jalan, pelayanan medis lainnya, service dan pusat pendidikan penelitian.
c) Vegetasi dan Taman di dalam Ruang
Vegetasi yang digunakan pada rumah sakit pendidikan UNS adalah vegetasi eksisting dimana
vegetasi seperti Glodongan, Angsana, Akasia, Dadap dan phon Jati terdapat banyak di sana.
Selain vegetasi eksisting yang ditampilkan, konsep taman didalam ruang juga terlihat di
rumah sakit pendidikan UNS. Berawal dari menmanfaatkan angin lokal dan angin muson maka
banyaknya bukaan di dalam ruang menjadi salah satu alternative untuk pergerakan sirkulasi
udara yang baik di dalam ruang.
Dengan menggunakan system atap buka tutup dimana jika terjadi hujan, atap ini bisa
menutup untuk melindungi semua yang berada dibawahnya.
Glodogan
(Polyalthea
longifolia)
Angsana
(Ptherocarphus indicus)
Akasia (Accasia
mangium)
Dadap
(Erythrina variegate)
Tabel V.8 Analisa Vegetasi EksistingSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 67
d) Gubahan Massa
a. Tujuan:
Bentuk Ruang yang paling serasi dengan fungsi Rumah Sakit Pendidikan
UNS yang mewadahi dan bentuk massa yang sesuai dengan ruang‐ruang kegiatan
yang ada di dalamnya serta keserasian dengan kondisi fisik lingkungan site.
b. Dasar Pertimbangan Bentuk Ruang:
1) Bentuk dan Sifat Kegiatan
2) Persyaratan Kegiatan
3) Kemungkinan Fleksibilitas, Ekspansibilitas,Konvertibilitas dan Versatibilitas
4) Kapasitas Pemakai dan Pelaku Kegiatan
5) Luas dan Ukuran Ruang yang sesuai fungsi
Dasar Pertimbangan Bentuk Massa:
1) Kondisi Fisik Lingkungan Site ( Faktor Eksternal)
2) Tuntutan/ Persyaratan‐persyaratan ruang yang akan diwadahi/berada dalam 1
massa (factor internal)
3) Pola Pengelompokkan Kegiatan
Membentuk taman di dalam bangunan
Taman‐taman kecil untuk pergerakan udara agar ruang sekitar mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
Gambar V.29 Analisa Taman dalam RuangSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 68
4) Tuntutan Penggunaan Lahan terhadap Situasi dan Kondisi yang ada
c. Analisa
Karena setiap zona memiliki fungsi kegiatan yang berbeda dan sirkulasi
berbeda agar tidak terjadi kerancuaan maka menggunakan massa majemuk yang
dibagi berdasarkan zona umum, pengunjung, rawat inap, poliklinik, pendidikan dan
service.
Merupakan Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta, dimana fungsi
utamanya adalah melayani kesehatan masyarakat. Awal mula, sirkulasi adalah hal
paling utama membentuk tata massa bangunan. Mengingat rumah sakit memiliki
banyak sirkulasi sehingga mencoba menggunakan bentuk DNA sebagai sirkulasi.
Membentuk DNA pada tapak, memasukan zoning yang sudah terbentuk
ke dalam tapak. Yang perlu diperhatikan zona pendidikan harus bisa efektif ke
segala zona in patient dan out patient
Bentuk DNA sebagai sirkulasi pada tapak
Proses penyesuaian bentuk DNA ke dalam site.
1
2
3
4
Gambar V.30 Analisa Gubahan Massa bentuk DNA ke Site
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 69
Untuk memudahkan kenyamanan sirkulasi zona umum/ penunjang
dibuat menyebar, begitu pula dengan pendidikan. Bangunan dibuat menyebar
untuk memudahkan coass dalam mencapai setiap zona yang ada.
Zona penddikan di buat bisa dengan mudah menjangkau berbagai zona sehingga dibuat menyebar ke zona2 lain.
Massa dibuat majemuk berdasarkan zona out patient, in patient, pendidikan dan service
pendidikan
Bentuk massa berdasarkan bentuk DNA dan merupakan massa majemuk dimana zona pendidikan dapat menjangkau zona lain dengan mudah.
Gambar V.31 Analisa Gubahan Massa Sesuai Fungsi
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 70
Beberapa bangunan direncanakan membentuk lingkaran pada 2D dan seperti tabung pada bentuk 3D karena bangunan tersebut menyebar ke segala zona
Bangunan ini adalah zona umum/penunjang dan zona pendidikan yang memang direncanakan untuk menyebar ke tiap‐tiap zona yang ada.
Beberapa bangunan direncanakan membentuk persegi panjang pada 2D dan seperti balok pada bentuk 3D karena bangunan tersebut merespon iklim setempat, dengan melihat arah datangnya sinar matahari.
Bangunan ini direncanakan untuk zona rawat inap dan poliklinik.
Gambar V.32 Analisa Gubahan Massa berdasarkan Respon terhadap Zona dan Iklim
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 71
e) Bahan Bangunan
a. Tujuan
Menentukan bahan bangunan yang dapat mendukung Rumah Sakit Pendidikan
UNS
b. Dasar pertimbangan:
• Pemilihan bahan bangunan yamg sustanaibility/ berkelanjutan
• Pemilihan Bahan yang Hemat Energi
• Tidak mengganggu kesehatan penggunan dan mampu mendukung
kesembuhan pasien maupun pelaku.
• Umur/atau massa pakai lebih tahan lama.
c. Analisa:
Pengaruh dan makna ruang terhadap suasana atau psikologis pelaku:1
1 http://insico.wordpress.com/2010/10/17/pengaruh‐warna‐dalam‐kehidupan‐dan‐karakter‐makna‐warna/
No. Warna Makna Pengaruh Warna
1. Merah Menggambarkan energi penuh, aktif, hangat dan
bersemangat. Warna merah secara berlebihan
dapat memberikan kesan kemarahan dan ambisi.
Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu,
agresi, bahaya.
2. Kuning
Warna kuning mengingatkan dengan sinar
matahari yang memberikan energi yang baik dan
semangat. Sering disamakan dengan warna emas
yang menggambarkan kemakmuran dan
kemewahan. Dapat diaplikasikan dalam ruang
kerja.
Optimis, Harapan
3. Biru Merupakan warna laut dan langit yang
mengesankan ketenangan, kesunyian,
kedamaian, kenyamanan dan perlindungan. Efek
lainnya adalah memberi kesan lega dan luas.
Cocok digunakan untuk kamar tidur
Kepercayaan, Konservatif, Keamanan,
Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan.
4. Hijau
Memberi kesan ceria, hangat, bahagia, penuh
energi dan membangkitkan semangat. Anda
dapat memberi warna ini untuk ruang makan.
Alami, Sehat, Keberuntungan,
Pembaharuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 72
1) Bahan Struktur (Konstruksi) Alternative:
a. beton b. baja c. kayu d. bambu e. alumuniumm
5. Oranye
Warna yang sering dilihat dan menggambarkan
alam. Efek dari warna ini adalah memberi
suasana harmonis, teduh, santai, alami,
menyejukkan, menyegarkan dan menenangkan.
Ruang tidur cocok bila menggunakan warna ini.
Energy, Keseimbangan, Kehangatan.
6. Ungu/Jingga
Spiritual, Misteri, Kebangsawanan,
Transformasi, Keangkuhan.
7. Coklat Salah satu warna alam yang memberi kesan
hangat, nyaman, alami, akrab dan ketenangan.
Dapat digunakan untuk ruang tamu atau ruang
keluarga. Coklat juga dapat digunakan pada
ruangan yang terlalu besar agar tidak
menimbulkan kesan dingin.
Tanah/Bumi, Kepercayaan, Kesenangan,
Daya Tahan.
8. Abu Abu
Biasa digunakan untuk rumah bergaya minimalis.
Membuat suasana stabil, luas, menentramkan.
Terlalu banyak menggunakan warna ini akan
membuat suasana dingin dan luas secara
berlebihan.
Intelek, Masa Depan (Milenium),
Kesederhanaan, Kesedihan.
9. Hitam Warna yang memberi suasana penuh
perlindungan, gagah, megah, dan elegan.
Kekuatan, Seksualitas, Kecanggihan,
Kematian, Misteri, Ketakutan, Kesedihan,
Keanggunan.
Gambar V.33Konstruksi Beton, Baja dan Alumunium
Tabel V.9 Analisa Pengaruh makna dan Ruang Sumber : http://insico.wordpress.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 73
Maka bahan struktur utama yang terpilih adalah konstruksi beton, alumunium,
atau baja (bukan kayu) karena memiliki sifat kuat dan tahan lama dan tidak merusak
pelestarian alam.
2) Bahan penutup atap
Bahan yang dipilih adalah beton, metal (zing galvalum), fiberglass.
- Atap beton : Karena pada bangunan rawat inap direncanakan bangunan tinggi maka
atap beton sangat cocok untuk bangunan ini.
- Atap Gentheng : pada bangunan 1 lantai maka atap gentheng sangat cocok untuk
bangunan ini
- Zing galvalum digunakan untuk atap, sun shading dan tritisan, serta jalusi
- Kaca stopsol (tahan ultraviolet) : difungsikan sebagai estetika dan pencahayaan alami
(sky light) pada ruang‐ruang yang dalam dan sulit terjangkau oleh sinar matahari.
Serta untuk pencahayaan yang menghadap ke barat.
3) Dinding
- Bahan penutup dinding yang digunakan adalah batu bata lokal yang diplester rapat untuk
mencegah menjadi pejanan gas‐gas beracun sesuai untuk kenyamanan yang
mengutamakan bahan lokal dengan finishing cat khusus enscaptuling paint (water base)
yang menggunakan air bukan timah sebagai cairan pencampurnya sehingga tidak
Gambar V.35Kaca Stopsol
Gambar V.34Zing Galvium
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 74
merugikan kesehatan pengguna. Dinding bata juga mempunyai umur yang panjang
dibandingkan kayu dan bambu.
- Untuk unit rawat inap dan pusat pendidikan dan penelitian di gunakan batu alam sebagai
penutup dinding untuk menyerap panas dan menampilkan kesan dingin dan alamiah.
Batu alam merupakan bahan local yang tersedia melimpah sesuai kenyamanan yang
memberdayakan bahan‐bahan lokal.
- Finishing direncanakan warna yang cerah dan mendukung kesehatan secara psikologis,
yaitu warna‐warna lembut dan menyegarkan seperti warna biru muda dan putih keabu‐
abuan.
- Bahan kaca menggunakan low‐glass atau kaca emissivity
4) Bahan Penutup Lantai
Bahan penutup lantai Interior dipilih batu granit
Bahan Karakteritik Keuntungan pemeliharaan
Granit Tahan goresan,
Permukaan halus,
Tahan lama, menutup rapat
lantai sehingga tidak dapat
Mudah dengan
air
Gambar V.37Kaca Low‐glass(stopsol)
Gambar V.36Batu Alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 75
5) Bahan Plafond (langit‐langit)
• Untuk membuat kesan menyambut, maka warna langit‐langit dibuat lebih cerah dari
warna dinding dan lantai. Daya pantul terbaik berkisar antara 50–60% dan
menggunakan warna sejuk (biru, hijau) atau warna netral (krem).
• Sebagai bahan plafond dipilih gypsum yang lebih aman dan sehat dibandingkan
asbestos.
3. Analisa Sistem Struktur Bangunan
a. Tujuan:
Sistem Teknis yang paling sesuai untuk melayani tuntutan kebutuhan
fungsi/kegiatan dan bentuk perwujudan bangunan.
b. Dasar Pertimbangan:
1) Dimensi/Ukuran Bangunan yang terwujud
2) Faktor yang mempengaruhi kekokohan dan kestabilan bangunan ( bentang
konstruksi, beban yang ada, gaya yang terjadi, pengaruh alam, kondisi
tanah/daya dukung tanah, topografi)
3) Teknologi sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
1) Sub Struktur
a) Analisa
Dengan ketinggian bangunan yang direncanakan relatif besar (>10 lt ) dan jenis
tanah yang tidak terlalu keras, alternatif pondasi yang akan digunakan yaitu:
- Footplate
- Tiang Pancang
Mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah yang cukup keras,
penggalian tanah untuk pondasi cukup dalam.
b) Hasil Analisa
Alternatif pondasi yang digunakan adalah pondasi footplat dan tiang pancang
yang disesuaikan dengan jumlah lantai yang direncanakan berjumlah 2‐7 lt. Sehingga
alamiah ditembus gas dari tanah,Tidak
kotor, ramah lingkungan, Indah
Tabel V.10 Bahan Penutup Lantai Sumber : http://insico.wordpress.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 76
Gambar V.39Super Struktur
pada bangunan yang memiliki ketinggian 1‐ 5 lantai menggunakakan footplate seperti
bangunan IGD, IBS, VK, Poliklinik dan Pendidikan. Sedangkan untuk tiang pancang
digunakan untuk bangunan rawat inap berjumlah 7 lantai.
2) Super Struktur
Dengan kolom dan balok sebagai
pemikul beban merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan
dengan beton bertulang, yang cukup lama usianya, lebih ringan dan tanggap terhadap
gempa. Selain itu memiliki flesibilitas dan sustainaibility sesuai dengan rumah sakit
pendidikan UNS.
3) Upper Struktur
a) Analisa Struktur Atap
Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu:
- Struktur rangka baja
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
- Struktur kabel
Gambar V.38Pondasi Tiang Pancang dan Footplate
8 m
8 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 77
Dapat menahan atap dengan bentangan besar.
- Struktur beton bertulang
Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas
- Space frame
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
- Struktur rangka kayu
Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas.
b) Hasil Analisa Struktur Atap
Menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang dan
alumunium untuk efektivitas dan efisiensi serta penghematan biaya.
4. Analisa Utilitas Bangunan
Karena system utilitas menyangkut banyak hal, maka perlu diamati satu persatu macam
system utilitas sesuai dengan kebutuhan/ fungsi
a. Sistem Pencahayaan dan Penghawaan
1) Sistem penghawaan Buatan
Dasar Pertimbangan :
a) Efisien bangunan.
b) Hemat energy
c) Tuntutan persyaratan suhu udara yang konstan dalam ruangan
d) Penciptaan Kelembapan 60 % – 70 %.
e) Kemudahan dalam pengaturan suhu dan kelembaban
Gambar V.40 Analisa struktur AtapSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 78
Analisa :
a) AC untuk ruang tertentu :
Ruang Bedah, Ruang Radiologi, Ruang Steril, Ruang imutasi atau Isolasi
dan ruang‐ruang lain yang membutuhkan suhu yang konstan.
b) Dengan menggunakan AC sentral dan sistem AC split.
c) Kipas Angin digunakan untuk ruang‐ruang yang dalam untuk selalu menciptakan
pergerakan udara.
2) Pencahayaan Buatan
Dasar Pertimbangan:
- Pemilihan jenis lampu yang hemat energi.
- Pemilihan system penerangan dengan jenis lampu yang disesuaikan dengan fungsi
ruang dan aktivitasnya.
- Jumlah lampu dan kuat penerangan disesuaikan dengan tuntutan aktivitas dan
karakteristik ruang
Analisa :
a) Semaksimal mungkin untuk memanfaatkan pencahayaan alami untuk penerangan
ruangan terutama untuk siang.
b) Untuk pencahayaan buatan digunakan jenis lampu hemat energi yang sekarang banyak
tersedia di pasaran.
c) Memenuhi persyaratan kenyamanan dan tuntutan pencahayaan ruangan untuk rumah
sakit.
d) Jenis Penerangan yang digunakan :
- Fluorence
Untuk ruang yang menuntut penerangan tinggi, yaitu Ruang Poliklinik
(250 lux), UGD (300 lux), Dapur (250 lux), Ruang Perawatan (250 lux) dan ruang
rehabilitasi (300 lux)
Ruang Perawatan, memerlukan sebuah pengkondisian / tata cahaya
yang tidak mengganggu proses penyembuhan dalam arti secara kejiwaan harus
memberikan nuansa kehangatan yang bisa dipadu dengan warna kuning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 79
Dengan menggunakan cermin pemantul, sehingga tidak menyilaukan
bagi pasien, posisi lampu tidak tepat diatas kepala pasien yang tidur (bisa
berupa lampu reflector pada dinding).
- Pijar
Untuk ruang yang menuntut penerangan sedang, misalnya Parkir (150
lux), Pantry (150 lux), Kafe (200 lux) dan Gudang (150 lux).
Cahaya jenis ini dapat digunakan pada ruang luar, seperti penerangan
anak tangga, lorong dan tampilan bangunan keseluruhan. Fungsinya
memperlihatkan secara nyata keadaan supaya tampak jelas.
- Spesial Lighting
Untuk ruang yang membutuhkan penerangan khusus seperti
laboratorium, ruang ICU, ruang radiology dan ruang operasi.
b. Sistem Air
Dasar Pertimbangan :
• Jumlah Kapasitas/Terpakai dan terbuang
• Potensi dan Kendala Lingkungan
• Teknologi yang sesuai kondisi dan Situasi Lingkungan
• Kondisi Fisik Lingkungan
perencanaan sistem pengelolaan limbah cair di lingkungan Rumah sakit adalah
sebagai berikut :
a. Pendekatan penghitungan kebutuhan air bersih untuk bangunan Rumah sakit adalah
700 liter per tempat tidur per hari. Sehingga jika kapasitas maksimal layanan yang
akan dikembangkan di Rumah sakit adalah 300 TT, maka kapasitas teknis air bersih
perhari yang harus disiapkan adalah 300 TT x 700 liter = 210.000 liter per hari atau
210 m³ per hari.
Sehingga dibutuhkan dimensi kurang lebih 6m x 6m x 9m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 80
b. Direkomendasikan memanfaatkan kombinasi sumber air bersih yaitu sumur
dangkal, sumur dalam, ataupun PAM. Kata kunci sumber air adalah: Kontinuitas
debit dan volume sehingga kombinasi keduanya akan menjaga kontinuitas pasokan
disegala musim.
c. Diasumsikan pembuangan air rata‐rata: 700 lt / orang = 0.7 m3 / orang. Jumlah
pemakai diperhitungkan kira‐kira + 300 orang. Sehingga jumlah air kotor = 300 x 0.7 m3
= 210 m3. Dengan waktu pembusukan 3 hari, maka volume septitank = 3x 210 m3 = 630
m3. Dimensi bak pembuangan air kotor adalah 9 m x 9 m x 9 m
c. Sistem Pembuangan Limbah
Dasar Pertimbangan :
• Jumlah Kapasitas sampah yang dihasilkan
• Jenis Sampah yang dihasilkan
• Polusi yang ditimbulkan
• Fasilitas lingkungan yang menunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 81
• Dimensi bangunan
Diagram Pengolahan Limbah Rumah Sakit
Beberapa asumsi dan dasar perencanaan sistem pengelolaan limbah cair di
lingkungan Rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas maksimal pelayanan adalah 300 TT. Pendekatan penghitungan volume limbah
cair pada bangunan rumah sakit adalah asumsi 80% konsumsi air bersih akan
terbuang sebagai limbah cair. Sehingga kapasitas pengelolaan limbah cair di Rumah
sakit adalah 700 liter/hari/TT x 300 TT x 80% = 168.000 liter/hari atau 168 m3.
b. Pengolahan Limbah dibagi menjadi limbah padat dan cair. Limbah Padat atu sampah
dibuang ke incinerator. Sedangkan limbah cair diolah melalui pengolahan limbah
biofilter anaerob‐aerob dengan system DEWATS. Karena pembuangan limbah sekitar
168m3, maka dimensi pengolahan limbah adalah 9m x 9m x 9m.
c. Sistem pengelolaan limbah cair rumah sakit pada rumah sakit pendidikan UNS
Surakarta direncanakan menggunakan sistem DEWATS (Desentralized Waste Water
Treatment System), Yaitu dimana pengelolaan limbah dengan metode alamiah yang
berlangsung terus‐menerus secara continue tanpa menggunakan energi dengan
memanfaatkan vegetasi dan bakteri sebagai alat penetrailisir limbah. Adapun
kelebihan dari sistem ini adalah :
a) Tidak membutuhkan energi seperti listrik dalam operasionalnnya
b) Hasil akhir pengolahan limbah mampu digunakan lagi, seperti untuk
penyiraman tanaman.
c) Bisa digunakan untuk netralisasi berbagai limbah cair.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 82
d) Mampu menetralisasi limbah sampai volume 1000 m3/hari.
e) Tidak dibutuhkan teknologi yang mahal dan canggih dalam pengerjaannya.
f) Hemat biaya dalam perawatannya
d. Sedangkan serpihan daging sehabis operasi dan alat medis yang tidak terpakai (suntik)
dan perban agar tidak menjadi sumber penyakit dan mengakibatkan pencemaran
lingkungan dilakukan pembakaran didalam incenarator hingga menjadi abu dengan
panas diatas 1000C
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sisten biofilter "Up Flow"
Gambar IV.1 : Diagram proses pengolahan air limbah rumah sakit
PENAMPANG
MELINTANG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 83
e. Seluruh kebutuhan air bersih di suplai dengan sistem perpipaan didukung roof
dan ground tank set yang berfungsi pula sebagai reservoir dan water treatment set.
f. Untuk kepentingan kemudahan operasi dan pemeliharaan, optimalisasi distribusi serta
sistem kontrol, maka direncanakan zona distribusi air bersih. Zona distribusi
didasarkan pada kedekatan atau pengelompokan bangunan.
d. Sistem Elektrikal
Dasar Pertimbangan :
• Sumber daya yang ada
• Jumlah/kapasitas yang dibutuhkan
• Peraltan elektrikal yang digunakan
• Jumlah, bentuk ukuran alat
• Spesifikasi Peralatan
• Potensi dan kendala yang ada
Digunakan untuk penerangan,mekanisme peralatan, pompa, exhaust fan dan AC
split sehingga dibutuhkan sumber utama listrik yaitu dari PLN, sedangkan genset untuk
sumber listrik cadangan bila listrik dari PLN mati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 84
Keterangan :
ATS :
Automatic Transfer Switch, yaitu alat untuk mentransfer aliran listrik secara
otomatis dari aliran PLN ke aliran genset sehingga genset menjadi sumber
tenaga listrik pada saat aliran dari PLN terputus.
EMD :
Electrical Main Distribution, pusat distribusi aliran listrik, dari sini aliran listrik
dialirkan ke unit ruang dan unit bangunan yang membutuhkan
e. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran
Dasar Pertimbangan :
• Sumber/penyebab kebakaran
• System penanggulangan
• Bahan bangunan yang digunakan
• Macam alat pemadam kebakaran
• Penyelamatan Manusia
Sistem Evakuasi Kebakaran yang direncanakan adalah menggunakan tangga darurat
dan ram bagi divable yang ditempatkan di sisi pinggir setiap bangunan sehingga dalam
menjangkaunya sangat mudah.
Pada evakuasi Darurat bangunan tinggi menerapkan system yang dikembangkan di
Amerika Serikat, fasilitas evakuasi sebagai upaya terakhir jika orang terperangkap pada
bangunan tinggi. Teknologi ini bergantung pada tahanan udara dinamik. Pada saat evakuasi
darurat, dimana tangga dan lift tidak lagi berfungsi, maka penghuni/pengguna bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 85
akan menggunakan sejenis sabuk pengaman yang dikaitkan pada gulungan kabel. Begitu
gulungan ini terkunci pada sistem inti, yang merupakan perangkat kipas udara yang kokoh
dan diangkur pada bangunan, maka orang dapat melompat dan mendarat di tanah dengan
selamat. Tahanan dari bilah baling‐baling kipas udara akan berputar pada saat gulungan
kabel terurai pada kecepatan di bawah 3,7 meter/detik
Sistem Evakuasi Darurat
Evakuasi darurat lain yang dapat digunakan adalah menggunakan semacam
kantong peluncur (chute system) yang ditempatkan pada ruang tangga. Dengan adanya
�ystem ini, orang dapat memilih untuk keluar bangunan melalui tangga darurat atau
menggunakan kantor peluncur. Chute system ini dapat digunakan dengan aman oleh orang
cacat untuk mencapai lantai dasar dengan aman dan cepat.
Chute System
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 86
f. Sistem Komunikasi
Dasar Pertimbangan :
• Komunikasi yang diperlukan
• Peralatan yang digunakan
• Fasilitas jaringan komunikasi yang ada pada lingkungan lokasi
Bentuk Komunikasi berdasarkan a.Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata‐kata, gerakan‐gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
A‐‐‐‐‐‐‐‐��‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐B Pada Rumah sakit Pendidikan UNS, Komunikasi langsung terjadi antara
dokter, coass dan pasien sehingga membutuhkan ruang konsultasi di setiap zona. Dengan jumlah pasien yang dperkirakan akan menunggu untuk berkonsultasi,
maka direncanakannya ruang transit atau r.tunggu untuk menunggu giliran konsultasi.
Selain untuk menunggu konsultasi, ruang transit ini juga untuk sirkulasi pasien atau pengunjung yang berobat sehingga membutuhkan sirkulasi yang tidak membuat padat suatu ruangan.
Komunikasi langsung antara dokter,residen.coass dan pasien di dalam poliklinik disediakannya ruang konsultasi yang berada satu ruangan dengan ruang periksa. Sedangkan komunikasi langsung antara dokter,residen dan coass disediakan ruangan diskusi yang akan diletakkan diantara setiap jenis poliklinik, hal ini untuk mengatur sirkulasi agar tidak terjadi kerancuan dan kemudahan pencapaian pada setiap jenis poli.
Pasien (datang) R.Konsultasi
Dokter/Coass
R.Transit/ R.Tunggu
Gambar V.41 Analisa Alur Sirkulasi pada R.Konsultsi
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 87
Pola Tata Ruang
a) Terpusat Pusat: suatu ruang dominan dimana pengelompokn sejumlah ruang sekunder dihadapkan.
b) Linier Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang.
c) Radial Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
d) Cluster Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
e) Grid Ruang-ruang diorganisasi dalam kawasan grid structural atau grid tiga dimensi lain.
Pada Rumah Sakit Pendidikan UNS ini, direncanakan mengambil pola tata ruang linear karena untuk memudahkan pengunjung dan pasien menuju ke r.tunggu.Serta pergerakan sirkulasi pengunjung dan pasien tidak terkesan padat di dalamnya.
R. Konsul
r.transit
R.Konsultasi sebagai pusat dari ruang transit. Hal ini memudahkan untuk pengunjung/pasien menjangkau ruang konsultasi. Tetapi pada ruang transit terkesan padat dan susah untuk mengatur pergerakan sirkulasi sehingga akan terjadi kerancuan sirkulasi
Gambar V.42 Analisa Pola Tata Ruang Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 88
Pola tata ruang pada Rumah Sakit Pendidikan UNS ini direncanakan pada poliklinik dan bangsal yang membutuhkan lebih banyak ruang konsul daripada zona lain, sehingga pada zona poliklinik dan bangsal memiliki sirkulasi ruang yang linear serta ruang poliklinik dan bangsal yang saling berhadapan.
b.Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll. Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya”
Tempat sampah
LINEAR
POLIKLINIK‐r.konsul
POLIKLINIK‐r.konsul
SIRKULASI &R.TUNGGU PENGUNJUNG/PASIEN
R.Inap‐r.konsul
R.Inap‐r.konsul
SIRKULASI &R.TUNGGU PENGUNJUNG/PASIEN
r.konsul
r.konsul
r.transit
r.transit
r.konsul
R.Konsul menyebar ke segala arah, hal ini memudahkan pengunjung untuk mencapai ke ruang konsul. Tetapi r.transit yan mengumpul menjadi satu ditambah sebagai pergerakan sirkulasi pengunjung dan pasien akan terkesan padat.
R.Transit berada di tengah, tetapi sirkulasi pengunjung dan pasien lurus memanjang, hal ini untuk memudahkan pergerakan pengunjung dan pasien agar tidak terjadi kepadatan dan kerancuan sirkulasi. Sedang R.Konsultasi direncanakan diantara ruang kunsul, hal ini untuk memudahkan pencapaian.
Gambar V.43 Analisa Pola Tata Ruang Konsultasi Sumber : Analisa Pribadi
Gambar V.44 Analisa Pola Tata dan Sirkulasi Ruang Konsultasi
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 89
Sistem komunikasi yang digunakan pada Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
ini terbagi atas dua macam, langsung dan tidak langsung. Untuk komunikasi tidak
langsung menggunakan :
a) Alat telepon
b) Telex dan radio komunukasi
Pada bagian poliklinik sirkulasi dibuat terpisah antara dokter,residen,coass dan
pasien, pengunjung agar dapat memudahkan akses dokter untuk ke poli coass atau
sebaliknya jika menggunakan telepon dan radio komunikasi.
Sirkulasi pada polikinik direncanakan terpisah,hal ini untuk memudahkan
komunikasi dokter,residen dan coass, dimana jika sewaktu‐waktu mereka saling
membutuhkan lewat panggilan tidak terlihat rancu.
Sirkulasi pengunjung dan pasien
DC B A
Sirkulasi dokter,residen dan coass
Sirkulasi dokter,residen dan coass
Gambar V.45 Analisa Pola Tata Ruang dan Sirkulasi Konsultasi pada Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 90
Pada bagian bangsal komunikasi antara coass dan pasien dibuat semi‐langsung
yang membatasi ruang jaga dengan bangsal.
Sedangkan untuk di dalam rawat inap (hubungan ke dalam atau antar ruang), alat
yang digunakan :
a) Interkom antar ruang
b) Nurse Call, digunakan untuk menanggil perawat berupa :
‐ Tombol yang mudah dijangkau/dicapai pasien atau pengunjung
‐ Speaker, isyarat yang digunakan atau lampu
c) Paging
Digunakan untuk komunikasi satu arah, fungsinya sebagai alat panggil, musik,
pengumuman yang dapat dikontrol dari satu tempat.
Ruang Jaga berada di sudut ruang rawat inap, bisa mengcontrol tetapi lebih memudahkan dalam sirkulasi antara pasien , pengunjung dan coass
Ruang jaga berada di tengah ruang rawat inap lebih memudahkan mengcontrol pasien. Tetapi sirkulasi antara pasien, pengunjung dan coass kurang baik.
Ruang Rawat Inap (bangsal) khusus penyakit dalam.
Gambar V.46 Analisa Pola Tata Ruang Operasi Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐1
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
1. SITE TERPILIH
Lokasi: Kelurahan Jebres. Jl.KH.Maskur
Luas Site: 44.000m2
Batas:
• Timur:Permukiman, Sungai
Bengawan Solo
• Selatan: Asrama, Permukiman
• Barat: JL.KH.Maskur,Permukiman,
UNS
• Utara:Jl.KH.Dewantara, Rumah Sakit
Jiwa, Pemukiman
Gambar VI.1 Site TerpilihSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐2
2. KONSEP TATA SITE
a. Konsep Pencapaian
ME terletak di Jalan KH.Maskur karena merupakan jalan utama dari pencapaian
rumah sakit pendidikan UNS Surakarta. Sedangkan SE terletak di Jln. KH. Dewantara
sebagai sirkulasi untuk pendidikan dan pengelola.
b. Konsep Sirkulasi
Sirkulasi dibedakan menjadi empat sirkulasi, sirkulasi yang langsung untuk
menuju bangunan adalah sirkulasi emergency, poliklinik dan umum. Sedangkan Sirkulasi
lain melewati side entrance untuk menghindari kerancuan dalam site.
ME masuk berada di Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama dan padat menuju site
ME keluar berada di Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama.
MEIN
MEOUT
SE berada di Jl.KH.Dewantoro merupakan jalan sekunder untuk sirkulasi pendidikan dan pengelola
SE
Memisahkan entrance masuk untuk pasien dan pengunjung dengan pengelola, service dan pendidikan. Agar tidak terjadi kepadatan sirkulasi kendaraan pada site.
Gambar VI.2 Konsep PencpaianSumber : Analisa Pribadi
Gambar VI.2 Konsep SirkulasiSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐3
c. Konsep View dan Orientasi
3 3
2
1
Ketinggian Kontur menjadi pertimbangan untuk memilih orientasi view ke luar. Orientasi pada rumah sakit pendidikan harus berpusat dan terlihat dari jalan
Karena merupakan rumah sakit dimana membutuhkan view yang baik untuk kesehatan serta pendidikan maka, view ke dalam di buat memusat di dalam.
Gambar VI.3 Konsep View dan OrientasiSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐4
d. Konsep Noise
Kebisingan pada site lebih sulit mengatur di dalam site, karena banyaknya
pengunjung yang berobat di sana serta pengelola dan pendidikan maka vegetasi
menjadi alternatif sebagai filter untuk mengurangi kebisingan dalam site. Dan basement
sebagai alternatif kedua untuk mengurangi polusi udara dan suara
e. Konsep Klimatologi
1. Matahari
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta terbentuk dengan massa
bangunan yang memanjang dari barat ke timur untuk merespon iklim di
Indonesia. Dan overhang menjadi salah satu alternatif utama untuk membentuk
bayangan dari jatuhnya sinar matahari barat yang panas.
Meletakan setiap bangunan saling berdekatan dengan jarak 45 derajat
antara bangunan dapat membentuk pembayangan yan membuat udara di
sekitar pembayangan menjadi dingin dan nyaman untuk Rumah Sakit
Pendidikan
Tingkat Bising yang tinggi
Tingkat bising Rendah
Gambar VI.4 Konsep KebisinganSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐5
Bangunan yang dibuat memanjang ke barat timur untuk meminimalkan bukaan agar terhindar dari panas matahari barat.
Asumsi pergerakan angin lokal+barat laut, sehingga diberikan bukaan yang cukup luas untuk pergerakan udara yang baik.
Pertemuan angin dari barat laut, tenggara dan lokal sehingga membuat pergerakan udara di dalam bangunan menjadi baik
Asumsi pergerakan angin tenggara dan lokal,diberikan bukaan yang cukup luas tetapi juga menempatkan vegetasi untuk filter karena membawa udara yang kering.
2. Angin
Dalam Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta ini, angin menjadi sangat
penting untuk pembentukan massa bangunan dan ruang. Dengan
memanfaatkan angin lokal, angin muson barat laut dan angin muson tenggara
maka dengan asumsi dan analisa tapak maka pada daerah yang terkena angin
diberikan daearah yang tebuka seperti rumah panggung sebagai kantin dan hall
terbuka sebagai perantara zona out patient dan in patient. Sehingga di dalam
nassa bangunan membentuk pergantian sirkulasi udara yang baik.
Gambar VI.5 Konsep AnginSumber : Analisa Pribadi
Gambar VI.6 Bangunan PanggungSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐6
f. Zonifikasi
3. KONSEP PERUANGAN
a. Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit (Out Patient Departement)
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Informasi, Pendaftaran, Pembayaran dan
administrasi
3.6
12
2. R. Tunggu
• Penyakit Infeksius
• Penyakit Non‐infeksius
60
Zona penunjang dan umum terletak dekat dengan jalan agar memudahkan efektivitas dan efisiensi waktu pengunjung
Zona Emergency harus terlihat dari jalan untuk pasien yang kritis agar bisa diberikan pertolongan langsung.
Zona Poliklinik terletak dekat dengan jalan agar memudahkan pasien untuk berobat, karena poliklinik merupakan zona out patient, dimana pasien hanya berobat.
Zona Rawat Inap dipisahkan dengan zona lain dan terletak agak ke dalam agar sirkulasi tidak saling mengganggu antara zona satu dengan yang lain.
Zona Pendidikan terletak berada di sekeliling zona‐zona lain yang digunakan untuk pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien.
Zona Service terletak pada daerah yang jauh dari zona‐zona lain agar tidak begitu mengganggu tetapi mudah diakses.
Gambar VI.7 Konsep ZonifikasiSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐7
3. R. Pemeriksaan :
• Poli Umum
• Poli Kesehatan Anak
• Poli Jiwa
• Poli Kandungan
• Poli Gigi dan Mulut
• Poli Penyakit Dalam
• Poli Bedah Umum
• Poli Mata
• Poli Paru
• Poli Saraf
• Poli Jantung
• Poli THT
• Poli Kulit dan Kelamin
273
4. Lavatori 18
5. Storage 12
6. R.Diskusi 20
7. R.Co‐as 24
Jumlah 422.6
Sirkulasi 50% 211.3
Total 633.9
b. Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (In Patient Departement)
1. Pelayanan Instalasi Rawat Inap
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. Nurse Station 15
2. Bangsal Rawat Inap
Kelas I 35%
Kelas II 25%
Kelas III 12%
Kelas VIP 8%
Khusus Anak 10%
2525
900
432
144
180
3. R. Isolasi 10% 480
4. R.Tindakan 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐8
5. R.Pantry 6
6. R. linen 12
7. Lavatory 18
8. R. Gas 6
9. Storage&Strecher 12
10. R.Perawat 20
11. R. Tunggu
• Penyakit Infeksius
• Penyakit Non‐infeksius
60
12. R. coAss 24
Jumlah 4858
Sirkulasi 50% 2429
Total 7287
2. Pelayanan ICU & ICCU
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. Nurse Station 15
2. R.ICU & ICCU 300
3. R. Isolasi 40
4. R.Dokter 20
5. R. linen 12
6. Lavatory 18
7. R. Alat dan Obat 12
8. Storage&Strecher 12
9. R.Perawat 20
10. R. Tunggu
• Penyakit Infeksius
• Penyakit Non‐infeksius
60
11. R. Diskusi&coAss 24
Jumlah 533
Sirkulasi 20% 106.6
Total 639.6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐9
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. R. Informasi,administrasi dan R.
Pendaftaran
30
3. R. First Aid 16
4. Tindakan/Resustasi 96
5. MiniSurgery 40
6. R. Perawatan 96
7. Lavatory 18
8. R. Obat
R. Alat
Bank Darah
Medical Gasses
24
9. R. Ganti 12
10. R. Dokter 20
11. R.Perawat 20
12. Storage&Strecher 12
13. R. Diskusi&coAss 24
Jumlah 438
Sirkulasi 20% 87.6
Total 525.6
4. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. R.Persiapan 40
3. R. Bersalin 40
4. R. Dokter 20
5. R.Paramedik 20
6. R.Rawat 120
7. R. Alat dan Bahan 12
8. R.Linen 12
9. R.Strecher 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐10
10. Lavatory 18
Jumlah 498
Sirkulasi 20% 99.6
Total 597.6
c. Pelayanan Penunjang Medis
1. Instalasi Bedah Sentral
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. R. Persiapan 72
3. R. Steril 32
4. R. Operasi 296
5. R. Ganti 24
6. R. Scrup Up 8
7. R. Anestesi 8
8. R. Control 8
9. R. Recovery 24
10. R.Alat&Obat 12
11. R. Dokter&R.Rapat 48
12. R.Perawat 20
13. Lavatory 18
14. Storage&Strecher 12
15. R. Diskusi&coAss 24
Jumlah 636
Sirkulasi 20% 127.2
Total 763.2
2. Unit Laboratrium
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. R. Pendaftaran 20
3. R. Observasi 60
4. R.Pengambilan Sample dan Lavatory 40
5. R. Pengambilan Darah 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐11
6. R. Laborat :
• Laborat Umum
• Lab. Mikrobiologi
• Lab Kimia
• Lab Hematologi
• Lab Patologi
150
7. Penyimpanan File 40
8. Loket Pengambilan 40
9. Lavatory 18
10. R. Obat
R. Alat
Bank Darah
Medical Gasses
24
11. R. Ganti 12
12. R. Kerja Staff 20
Jumlah 494
Sirkulasi 50% 247
Total 741
3. Unit Radiologi
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. R. Pendaftaran 20
3. R.Ganti pakaian 24
4. R. Dokter 20
5. R. Konsultasi Radiologi 42
6. R. fluoroschopy X‐Ray 210
7. Pemeriksaan:
• R. CT‐Scan
• USG
• R. Gelap
126
8. R. Control 16
9. Lavatory 18
10. R. Alat 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐12
11. R. Staff/Karyawan 20
Jumlah 538
Sirkulasi 50% 269
Total 807
4. Unit Rehabilitasi Medik
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. R. Administrasi dan R. Pendaftaran 30
3. R.Konsultasi 12
4. R. Latihan Fisik
R. Hidroterapi
R. Fisioterapi
R. Senam
R.Terapi O2
100
5. R.Terapi Penyandang cacat 20
6. R.Terapi Umum 20
7. Terapi Alam 1000
8. Lavatory 18
9. R. Obat
R. Alat
Bank Darah
Medical Gasses
24
10. R. Ganti 24
11. R. Dokter 20
12. R.Perawat 20
13. Storage&Strecher 12
14. R. Diskusi&coAss 24
Jumlah 1354
Sirkulasi 50% 677
Total 2031
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐13
5. Unit Apotik/Farmasi
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. Counter penerimaan Resep 24
3. R. Peracikan obat 24
4. R. Pengepakan 24
5. Kasir 6
6. Apotik/Counter Penyerahan Obat 24
7. Lavatory 18
8. Gudang Obat Dan Bahan 48
9. R. Karyawan 20
10. R. Apoteker 20
Jumlah 238
Sirkulasi 50% 119
Total 357
d. Pelayanan Penunjang Non‐Medis
1. Rekam Medik
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Daftar 40
2. R. Tunggu 36
3. R. Rekam Medis 45
4. R.Kepala 20
5. R. staff 30
6. R. Simpan File 45
7. Lavatory 18
Jumlah 234
Sirkulasi 50% 117
Total 351
2. Administrasi
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu /Tamu 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐14
2. R. Direktur 50
3. R. Staff Medik & Keperawatan 45
4. R. Staff SDA&Pendidikan 45
5. R. Staff Keuangan 45
6. R. Staff Umum & Operasional 45
7. R. Rapat 42
8. Lavatory 18
Jumlah 362
Sirkulasi 50% 181
Total 543
e. Pelayanan Pusat Pendidikan dan Penelitian
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Kelas/Diskusi 20
2. Laboratorium Praktik
• Hipertensi
• Gastric
• Diabetes Melitus
• Penyakit tropis
• Kanker
16
3. Perpustakaan 20
4. R. Istirahat 20
5. Kantin 12
6. R. MultiMedia/R. Serbaguna 12
7. R. Staff+wc 12
8. Lavatory
Jumlah 112
Sirkulasi 20% 56
Total 168
f. Pelayanan Service
1. Kamar Jenazah
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. simpan Jenazah 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐15
2. R. memandikan Jenazah 16
3. R. Tunggu 20
4. R. Otopsi 20
5. R. Parkir Ambulance 12
6. R. Stretcher 12
7. R. Staff+wc 12
Jumlah 112
Sirkulasi 20% 56
Total 168
2. Instalasi Gizi
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Terima/Loading Dock 12
2. R. Simpan kering 9
3. R. simpan basah 9
4. R. Persiapan 50
5. R. Memasak 160
6. R.Pendingin&cuci 20
7. R. istirahat & Locker 12
8. Lavatory 18
9. R. Ahli gizi 20
10. R. Staff 40
Jumlah 350
Sirkulasi 20% 175
Total 525
3. Instalasi CSSD
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 12
2. R. Staff 12
3. R. Troli 15
4. R. Cuci&Disenfektan 40
5. R. Penampungan 40
6. R. Pengepakan 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐16
7. Gudang Sterill 28
8. R. Sterilisasi 49
9. Lavatory 18
Jumlah 234
Sirkulasi 50% 117
Total 351
4. Instalasi Loundry
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Penerimaan Barang 12
2. R. Pemisahan
Laundry
24
3. R. Cuci 21
4. R. Pengeringan 21
5. R. Pengepresan 21
6. R. Jahit 21
7. R. Penyimpanan 21
8. Lavatory 18
9. R. Distribusi 21
10. R. Ganti& R. Istirahat 12
11. R. Pimpinan 20
12. R. Staff 20
Jumlah 232
Sirkulasi 50% 116
Total 348
5. Instalasi IPSRS
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Pimpinan 12
2. R. Staff 12
3. R. elektromedik 15
4. R. Elektronik 15
5. R. Pemeriksaan 15
6. R. Perpipaan 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐17
7. Lavatory 15
8. R. Pengecatan 15
9. Gudang Alat 15
10. R.Peralatan Kayu 15
11. Trafo
Genset
Gas Medis
180
Jumlah 324
Sirkulasi 50% 162
Total 486
6. Instalasi Teknologi dan Informasi
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Publik Relation 20
2. R. kontrol dan peralatan 40
3. R.serbaguna/
konvensi
180
4. R. kepala IT 20
5. Hall/R. tunggu /prefunction room 45
6. R. CCTV dan pusat keamanan 20
7. Gudang 20
8. Lavatory 18
Jumlah 363
Sirkulasi 20% 72.6
Total 435.6
g. Pelayanan Hall Entrance dan Fasilitas Penunjang
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. Lobby Utama 90
2. R. Informasi 15
3. R.Security 12
4. Kantin 300
5. Minimarket 70
6. Masjid 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐18
Jumlah 607
Sirkulasi 50% 303.5
Total 910.5
h. Parkir
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. Parkir Mobil Umum 90
2. Parkir Mobil Karyawan 78.75
3. Parkir Mobil Ambulance 56.25
4. Parkir Mobil Pendidikan 120
5. Parkir Motor Umum 400
6. Parkir Motor Karyawan 300
7. Parkir Motor Pendidikan 200
Jumlah 1175
Sirkulasi 50% 587.5
Total 1762.5
4. KONSEP PERUANGAN PENDIDIKAN
1) Poliklinik
a. Taman di dalam Ruang
b. Pengaruh Iklim terhadap bangunan
Pengaruh iklim yang memiliki panas sinar matahari barat, maka
bangunan ini dibuat memanjang dari barat ke timur. Menempatkan
Rumah Sakit Pendidikan UNS ini lebih mengutamakan taman di dalam ruang untuk pergerakan udara yang baik, sehingga di dalam poliklinik dibuat taman
Tabel VI.1 Konsep Besaran RuangSumber : Analisa Pribadi
Gambar VI.8 Konsep Taman di dalam RuangSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐19
bukaan di sekitar jalanya angin tenggara agar bangunan poliklinik
mendapatkan pertukaran udara yang baik.
c. Kriteria Ruang
POLIKLINIK
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA HUBUNGAN RUANG
Dokter
R.Konsultasi R.Periksa
Coass
R.Diskusi
Pasien
Sirkulasi pengunjung dan pasien
DC B A
Sirkulasi dokter,residen dan coass
Sirkulasi dokter,residen dan coass
Tabel VI.2 Konsep Kriteria Peruangan PoliklinikSumber : Analisa Pribadi
Gambar VI.9 Konsep Sirkulasi Ruang PoliklinikSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐20
2) R.Operasi
a. R. Operasi Besar
R. OPERASI
BESAR
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA HUBUNGAN
RUANG R.Persiapan
Scrub UpR. OperasiBesar
Coass
Pasien
Sesuai dengan kebutuhan UNS yang memfokuskan pada penyakit DM, Infeksi tropis, hypertensi, PRGE dan Kanker maka khusu pada lantai 3 merupakan poli khusus penyakit dalam.
Perbedaan besaran ruang antara ruang operasi biasa dengan ruang operasi yang digunakan praktek coass.
Gambar VI.10 Konsep Pola Tata Ruang PoliklinikSumber : Analisa Pribadi
Tabel VI.3 Konsep Kriteria Ruang Operasi Besar Sumber : Analisa Pribadi
Gambar VI.11 Konsep Besaran Ruang Operas BesarSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐21
b. R.Operasi dengan CCTV
c. R.Operasi Kaca
R. OPERASI DENGAN CCTV
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA HUBUNGAN RUANG
R.Diskusi Operasi
R.Persiapan
Scrub UpR. Operasi
Dokter
Coass
Pasien
R. OPERASI
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA HUBUNGAN
RUANG
R. Operasi
R.Kaca
R.Persiapan
Scrub Up
Coass
Dokter
Pasien
Ruang Operasi menggunakan cctv
Adanya ruang diskusi di sebelah ruang operasi untuk melihat lebih detail proses operasi.
Gambar VI.12 Konsep Pola Tata Ruang Operasi CCTVSumber : Analisa Pribadi
Tabel VI.4 Konsep Kriteria Ruang Operasi dengan CCTVSumber : Analisa Pribadi
Tabel VI.5 Konsep Kriteria Ruang Operasi Kaca Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐22
3) Rawat Inap
a. Taman di dalam Ruang
Untuk mendapatkan pertukaran udara maka di dalam rawat inap
diberikan taman di dalam ruang selain itu juga untuk membuat suasana
terkesan luas karenamenggunakan koridor tunggal.
b. Pengaruh Iklim terhadap bangunan
Bangunan ini dibuat memanjang dari barat ke timur, karena site
yang kurang maka bangunan ini dibuat memanjang dari selatan
ke utara tetapi diberikan taman di dalam ruang untuk peredam
panas serta pada area tersebut digunakan untuk area yang
kurang mnemerlukan sinar matahari.
c. Kriteria Ruang Inap terutama pada bangsal
RAWAT INAP
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA HUBUNGAN RUANG
Dokter
Coass
Bangsal
R.Jaga
R.Diskusi
Pasien
Tabel VI.6 Konsep Kriteria Ruang Bangsal Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐23
4) Ruang Pendidikan
a. Ruang Coass/Jaga
Ruang Coass/Jaga harus ada di setiap zona in patient dan out
patient. Ruang ini, harus berdekatan dengan ruang dokter atau ruang
perawat sehingga memudahkan untuk berkonsultasi.
b. Ruang Diskusi
Ruang Diskusi terletak di setiap zona in patient dan out patient,
bahkan di zona pendidikan. Ruang Diskusi pada zona pendidikan
terletak satu lantai dengan labroratrium penyakit dalam.
c. Ruang Istirahat
Ruang Istirahat digunakan untuk transit coass atau saat jaga
sehingga ruang ini ditempatkan di lantai atas untuk memudahkan
sirkulasi dan tidak terlalu menimbulkan kebisingan jikka terletak pada
lantai atas.
Ruang Jaga berada di sudut ruang rawat inap, bisa mengcontrol tetapi lebih memudahkan dalam sirkulasi antara pasien , pengunjung dan coass
Ruang jaga berada di tengah ruang rawat inap lebih memudahkan mengcontrol pasien. Tetapi sirkulasi antara pasien, pengunjung dan coass kurang baik.
Ruang Rawat Inap (bangsal) khusus penyakit dalam.
Gambar VI.13 Konsep Pola Tata Ruang Bangsal Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐24
d. Ruang Seminar
Ruang Seminar untuk kuliah besar para coass dengan dosennya,
untuk tidak mengganggu sirkulasi lain dan karena jarang untuk
digunakan maka ruang seminar terletak pada lantai bagian atas zona
pendidikan.
5) Apotik/Farmasi
Apotik dibutuhkan oleh zona in patient dan zona out patient sehingga
untuk dapat mencangkup semua, apotik terletak diantara kedua zona tersebut.
Selain di antara zona tersebut, apotik khusus untuk pengunjung yang hanya
membeli obat tetapi tidak periksa di rumah sakit terletak di zona penunjang
depan. Hal ini untuk memudahkan keefektivitas dan efisiensi sirkulasi
pengunjung.
5. KONSEP TAMPILAN BANGUNAN
a. Konsep Tata Massa
Bentuk DNA sebagai sirkulasi pada tapak
Proses penyesuaian bentuk DNA ke dalam site.
Zona penddikan di buat bisa dengan mudah menjangkau berbagai zona sehingga dibuat menyebar keMassa dibuat majemuk
berdasarkan zona out patient, in patient, pendidikan dan service
pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐25
b. Konsep Gubahan Massa
1
2
3
4
Bentuk massa berdasarkan bentuk DNA dan merupakan massa majemuk dimana zona pendidikan dapat menjangkau zona lain dengan mudah.
Jendela yang menjorok ke dalam sebagai solusi desain yang tanggap iklim
Stuktur balok kolom yang menonjol memberikan ketegasan terhadap kesan rumah sakit
Gambar VI.14 Konsep Tata Massa dari Fungsi dan Bentuk DNASumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐26
Atap Tajuk pada Rektorat UNS. Membuat kesan besar dan pusat dari semua fakultas
Kanopi dengan lambing UNS sebagai cirri khas UNS untuk Rumah Sakit Pendidikan.
c. Konsep Pembentukan Ruang Dalam
Menggunakan taman di dalam ruang untuk pergerakan sirkulasi udara di dalam
ruang. Dengan menggunakan atap buka‐tutup sehingga jika terjadi hujan, atap bisa
langsung menutup. Taman di dalam ruang selain untuk pergantian sirkulasi udara juga
untuk membuat koridor tunggal yang terlihat sempit terkesan luas
Gambar VI.15 Konsep Gubahan Massa Sumber : Analisa Pribadi
Gambar VI.16 Konsep Taman dalam RuangSumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐27
d. Konsep Pembentukan Sirkulasi Ruang
Karena menggunakan koridor tunggal ditengah membuat sirkulasi
terkesan sempit dan pengap maka dibentuklah taman di dalamnya atau skylight yang
dapat membuat sirkulasi ruang terkesan luas.
e. Konsep Pembentukan Ruang Luar
Gambar VI.17 Konsep Pembentukan Sirkulasi Ruang Sumber : Analisa Pribadi
Gambar VI.18 Konsep Pembentukan Ruang Luar Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sa
6. KO
Diagram
Limbah Ru
akit Pendidik
f. Konse
ONSEP UTILIT
Pengolahan
umah Sakit
kan UNS Sura
Ban
iklim sehin
lingkungan
p Struktur da
Me
membentu
yang memb
TAS
akarta
ngunan Rum
ngga dapat
.
n Material Ba
enggunakan
k atap dag t
bentuk perge
Gambar
ah Sakit Pen
membentuk
angunan
rangka atap
tetap tetap m
rakan udara y
r VI.19 KonseSumb
ndidikan UNS
pergerakan
baja untuk
menerapkan
yang baik di b
ep Struktur daber : Analisa P
S Surakarta
udara yang
menghemat
konsep arsit
bawah atap d
an Material BaPribadi
V
tanggap terh
g baik di s
biaya. Wala
ektur rumah
dan diatas pla
angunan
VI‐28
hadap
ekitar
aupun
jawa
fon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta VI‐29
a. Diagram proses pengolahan air limbah dengan sisten biofilter "Up Flow"
Gambar IV.1 : Diagram proses pengolahan air limbah rumah sakit
Menggunakan pengolahan limbah berupa sistem DEWATS engan cara biofilter
anaerob‐aerob sehingga dengan konsep seperti ini dapat menghemat pemakaian air karena
dapat diolah kembali menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan setiap hari selain
minum.