TUGAS ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GIZI PADA IBU HAMIL
KELAS C
TINGKAT/ SEMESTER: II/IV
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI
2013
No Nama Alamat Paraf
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi
Sub Topik : Gizi Seimbang Ibu Hamil
Sasaran : Ibu – ibu hamil
Tempat : Ruang Senam Hamil di Bidan Praktek Mandiri
Hari/ Tanggal : Senin, 4 Maret 2013
Waktu : pukul 09.30 wita
A. Latar Belakang
Gizi seimbang ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara gizi yang diperlukan
oleh ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan dan perkembangan janinnya
yang dapat dipenuhi oleh asupan gizi dari aneka ragam makanan.
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat – zat gizi daripada wanita yang
tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang
dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan
makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dll.
Demikian pula, bila makanan ibu kurang tumbuh kembang janin akan terganggu,
terlebih bila keadaan ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini
dapat mengakibatkan abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati.
Pada saat bersalin dapat mengakibatkan persalinan lama,perdarahan, infeksi, dan
kesulitan lain yang mungkin memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan yang
berlebih dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan , bayi besar, dan
dapat pula terjadi pre-eklamsi ( keracunan kehamilan). Bila makanan ibu kurang
kemudian di perbaiki setelah bayi lahir, kekurangan yang dialami sewaktu dalam
kandungan tidak dapat sepenuhnya diperbaiki.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah di lakukan penyuluhan kesehatan selama 25 menit, diharapkan ibu
hamil dapat mengerti dan memahami tentang berbagai kebutuhan gizi pada
ibu hamil.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melaksanakan proses penyuluhan kesehatan selama 25 menit
diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian gizi seimbang ibu hamil
b. Menyebutkan kebutuhan gizi untuk ibu hamil
c. Menyebutkan manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil
d. Menyebutkan dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
C. Metode
Metode yang digunakan selama penyuluhan yaitu metode ceramah. Dan pada akhir
ceramah di adakan tanya jawab bila selama diadakannya ceramah ibu ada yang tidak
mengerti, atau masih ada yang belum dipahami
D. Media
LCD, Laptop, dibantu dengan leaflet pada ibu hamil
E. Materi Penyuluhan
(Materi terlampir)
F. Kegiatan Penyuluhan
NO Hari/Tgl/Jam Tahap Kegiatan
Penyuluhan
Kesehatan
Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan Pasien dan
Keluarga
1 Senin, 4 Maret
2013
Pkl 09.30 Wita
Pendahuluan
( 5 menit)
Menyampaika
n salam
Menyebutkan
nama dan asal
Mengkaji
tingkat
pengetahuan
ibu tentang
pemenuhan
gizi pada ibu
hamil
Memberika
kesempatan
untuk bertanya
Ibu hamil
membalas
salam
Ibu
menerima
kehadiran
Peserta
penyuluhan
memahami
tujuan
dengan baik
Peserta
penyuluhan
memperhatik
an
Mengajukan
pertanyaan
2 Pkl 09.35 wita Memberikan
penyuluhan
(15 menit)
Memperhatika
n reaksi ibu
hamil atau
peserta
Peserta
penyuluhan
memperhatik
an,
penyuluhan menunjukkan
reaksi
antusias
3 Pkl 09.50 Penutup
(5 menit)
Mengevaluasi
tujuan
penyuluhan
kesehatan
Mengucapkan
terima kasih
dan salam
Mampu
menjelaskan
kembali
Peserta
penyuluhan
memberi
salam.
G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan
(Daftar pertanyaan terlampir)
MATERI PENYULUHAN
1. Kebutuhan Gizi Pada Ibu hamil
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme
tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian
sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan
ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta
penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk
pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO
menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal
sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100
Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ditentukan angka 285 Kkal perhari selama
kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan
temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi
mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil.
Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang
dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup, untuk alur terhambatnya
pertumbuhan dari aspek gizi ibu. Perlu diperhatikan secara khusus adalah
pertumbuhan janin dalam daerah pertumbuhan lambat dan daerah pertumbuhan cepat.
Daerah pertumbuhan lambat terjadi sebelum umur kehamilan 14 minggu. Setelah itu
pertumbuhan agak cepat, dan bertambah cepat sampai umur kehamilan 34 minggu.
Kebutuhan zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada masa anabolik, dan dari
makanan ibu setiap hari selama hamil. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi
ibu pada waktu hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan keadaan gizi ibu jelek maka besar
kemungkinan bayi lahir dengan BBLR. Konsekuensinya adalah bahwa bayi yang lahir
kemungkinan meninggal 17 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir normal.
2. Pertambahan Berat badan pada Ibu Hamil
Normalnya, sang ibu mengalami peningkatan berat badan selama kehamilan
berlangsung. Kenaikan berat badan yang optimal akan berdampak baik pada
kehamilan maupun output persalinannya kelak. Dengan berat badan yang ideal untuk
seorang ibu hamil, pertumbuhan janin pada umumnya akan berlangsung normal.
Komplikasi timbulnya gangguan kesehatan dan penyakit lain juga bisa dihindari. Hal
ini pun memberikan efek pada pasca persalinan yaitu kesehatan ibu selama laktasi.
Menurut National Academy of Science, variasi kenaikan berat badan ibu
hamil tergantung pada berat badan ibu sebelum hamil. Khususnya bisa diketahui
dengan menilai body mass index (BMI). Untuk bisa mencukupi dan menyeimbangkan
gizi pada saat hamil dan menyusui, komposisi zat gizi harus diperhatikan. Kalori
dicukupi namun jangan terlalu banyak, hanya 17%, protein 25% dan vitamin dan
mineral 20 – 100%.
Kenaikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yang terpenting keadaan gizi ibu hamil dan makanan ibu selama
berlangsung kehamilan. Berat badan hamil dan makanan ibu selama berlangsung
kehamilan. Berat badan (BB) sebelum hamil dan perubahan BB selama kehamilan
berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksi berat
badan lahir bayi. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan
berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak
pada saat hamil cenderung melahirkan bayi.
Kenaikan berat badan yang dianggap baik untuk orang Indonesia ialah 9 kg.
kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi pada umumnya kenaikan berat badan
tertinggi adalah pada umur kehamilan 16 – 20 minggu, dan kenaikan yang paling
rendah pada 10 minggu pertama kehamilan. Kenaikan berat badan pada trisemester
pertama adalah 1,0 kg, pada trisemester kedua 4,4 kg, dan pada trisemester ketiga 3,8
kg. Saat kehamilan tubuh wanita mengalami perubahan khususnya genitalia ekstema,
interna dan mammae. Berat badan akan naik 6,5 – 16,5 kg terutama pada kehamilan
20 minggu terakhir (2 kg/bulan). Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan
oleh hasil konsepsi berupa plasenta, fetus, liquor amnion dan dari ibu sendiri yaitu
uterus dan mammae membesar, peningkatan volume darah, pertambahan protein dan
lemak, serta terjadinya retensi darah. Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat
mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang
status gizi jelek sebelum hamil, maka kenaikan berat badan pada saat hamil akan
berpengaruh terhadap berat bayi lahir.
3. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu secara klinis,
biokimia, biofisik, dan antropometri.
a. Penilaian secara klinis. Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai
langkah pertama dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil
penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nampak nyata.
b. Penilaian secara biokimiaPenilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak
menghadapi masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering
digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia gizi.
c. Penilaian secara biofisikPemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan
gejala kurang gizi. Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan atau yang
berpengalaman dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan
bagian tubuh lainnya.
d. Penilaian secara antropometri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran
fisik seseorang sangat erat berhubungan dengan status gizi. Atas dasar-dasar ini
ukuran-ukuran antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan
bagi penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang.
Indikator yang sering digunakan khususnya untuk penentuan status gizi ibu
hamil dipelayanan dasar adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
(LILA). KMS adalah suatu alat yang sederhana dan mudah dikerjakan, untuk
memantau keadaan gizi dan kesehatan, sekaligus sebagai dasar untuk memotivasi ibu
hamil agar memeriksakan kesehatannya secara teratur di puskesmas dan posyandu.
Penggunaan kurva dan KMS ibu hamil ialah berdasarkan hasil pengukuran tinggi
badan (TB), berat badan (BB) per umur kehamilan ibu. Pada KMS garis kurva yang
sesuai dengan tinggi badan ditebalkan dengan pulpen dan titik berat badan ibu
dibubuhkan pada garis perpotongan dengan umur kehamilan. Apabila titik
perpotongan tersebut berada diatas garis kurva tebal, berarti keadaan kehamilan itu
baik, sebaliknya apabila titik tersebut berada dibawah garis kurva tebal berarti
keadaan kehamilan itu memerlukan perhatian yang lebih khusus, misalnya dengan
pemberian pelayanan kesehatan dan gizi yang lebih baik sehingga terhindar dari
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Ibu hamil seharusnya memiliki kadar hemoglobin (Hb) > 11 g/dl. Pada saat
post partum minimal harus 10 g/dl. Jika ibu mengalami anemia terutama penyebab
yang paling sering adalah karena kekurangan zat besi (Fe) risiko persalinan yang
abnormal akan meningkat, demikian pula dengan risiko infeksi ibu dan
kecenderungan perdarahan yang akan berdampak pada morbiditas dan mortalitas ibu
dan bayi. Kondisi anemia kekurangan zat besi puncaknya sering terjadi pada trimester
II dan III. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan karena asupan Fe yang kurang,
adanya infeksi parasit dan interval kehamilan yang pendek. Keadaan anemia
seringkali menyebabkan ibu jatuh dalam kondisi mudah lelah, kekuatan fisik
menurun, timbulnya gejala kardiovaskuler, predisposisi infeksi, risiko peripartum
blood loss, dan risiko gangguan penyembuhan luka.
Sedangkan bagi janin kondisi kekurangan Fe hingga < 9 g/dl meningkatkan
risiko persalinan preterm, intrauterine growth retardation (IUGR), dan intrauterine
fetal death (IUFD). Plasenta pun terkena imbasnya yaitu bisa mengalami hipoksia
kronik dan angiogenesis. Hipotesis Baker mengatakan bahwa terdapat hubungan
antara gangguan pada plasenta dan pertumbuhan janin yang mempengaruhi risiko
berkembangnya penyakit pada janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya
penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus.
Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi
kekebalan mukosa. Namun penggunaanya tidak boleh terlampau banyak. Suplemen
vitamin A tidak boleh melebihi dosis yang telah direkomendasikan dalam
Recommended Dietary Allowance yaitu sejumlah > 15.000 IU/hari. Konsumsi yang
terlalu banyak akan meningkatkan risiko cacat bawaan janin.
Kebutuhan kalium dan fosfor umumnya pada ibu hamil tidak meningkat.
Namun jika diet kalsium rata-rata kurang dari yang dianjurkan untuk orang sehat dan
normal yaitu sejumlah < 600 per hari ditakutkan akan meningkatkan risiko terjadinya
pre eklampsia dan kualitas bayi yang menurun. Namun hal ini masih menjadi
perdebatan pula tentang kebenarannya.
Zinc, termasuk mineral yang penting dikonsumsi oleh ibu. Diet rendah zinc
akan meningkatkan risiko janin lahir prematur, berat badan lahir rendah dan cacat
bawaan. Zinc ditengarai mampu meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk
itu, konsumsi Zinc paling tidak harus sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan
dosis 15 mg/hari.
Jika mengamati suplemen ibu hamil, beberapa komponen diantaranya adalah
asam folat, AA DHA, FOS (Prebiotik) dan Ginger. Kekurangan Asam folat kurang
dari 0,24 mg/hari pada kehamilan < 28 minggu akan meningkatkan risiko cacat pada
janin, persalinan kurang bulan, serta berat bayi lahir rendah, misalnya meningocele.
Defisiensi asam folat juga mengganggu pertumbuhan sistem saraf pusat, jika terjadi
gangguan pada hari ke-16 pasca fertilisasi akan berdampak pada pembentukan kepala
yang terjadi pada hari ke-22 hingga 26 sehingga bisa terjadi encephali, bayi tanpa
tempurung kepala dan otak. Hal tersebut juga bisa berdampak pada gangguan
pembentukan tulang belakang sehingga janin bisa menderita spina bifida.
Pada ibu yang mengalami kondisi defisiensi asam folat disertai dengan
defisiensi vitamin B6, B12, penyakit ginjal, hati, serta minum obat-obatan akan terjadi
hiperhomosisteinemia. Keadaan ini berpotensi menyebabkan berbagai cacat bawaan
seperti kelainan jantung, pembuluh darah, kelainan saraf pusat, abortus, prematuritas,
solusio plasenta, janin mati dalam kandungan (IUFD), pre-eklamsia, maupun
eklamsia. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pemenuhan kebutuhan
vitamin B6, B12 dan asam folat selama hamil. Kebutuhan asam folat untuk wanita
tidak hamil adalah sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil adalah berkisar
antara 500 - 1000 mg/hari. Bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi dengan kelainan
saraf pusat dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat dengan dosis 4000 mg (4
mg)/hari mulai 1 bulan sebelum hamil sampai dengan usia hamil 3 bulan.
Rekomendasi yang dianjurkan CDC tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4
mg / hari untuk wanita usia reproduksi serta dosis 4 mg / hari mulai 1 bulan sebelum
rencana kehamilan sampai dengan trimester 1, untuk wanita dengan risiko terjadinya
kecacatan syaraf janin. Asam folat banyak terdapat pada kacang-kacangan dan buah-
buahan. Namun dalam makanan ini keadaan bahan asam folat yaitu poliglutamat,
bersifat tidak stabil. Mengonsumsi suplemen asam folat, karena dalam suplemen ia
berbentuk monoglutamat yang lebih stabil.
Lemak yang baik bagi pertumbuhan janin adalah jenis LC PUFA (long chain
poly-unsaturated fatty acid) yang terdiri dari asam amino, DHA dan asam lemak tak
jenuh yang diperlukan untuk pembentukan otak, hati dan retina. Dengan cukupnya
zat-zat tersebut diharapkan bayi akan lahir dalam usia cukup bulan. AA dan DHA
berperan dalam pembentukan membran sel, endothel, serta jaringan saraf. Pada
kehamilan bermanfaat untuk mencapai berat lahir yang optimal, mencukupkan usia
kehamilan dan mencegah preeklampsia. Pada ibu menyusui juga bermanfaat untuk
mencapai tumbuh kembang bayi yang optimal.
Salah satu komposisi suplemen ibu hamil yaitu Zingiber officinale yang di
Indonesia dikenal dengan nama jahe. Bahan ini sebenarnya masih dipertanyakan efek
terapeutiknya. Menurut Tyler dan Foster, 1996, fungsinya saat ini merupakan obat
herbal untuk memperbaiki distress saluran pencernaan. Misalnya untuk mengurangi
insiden mual dan muntah selama kehamilan. Menurut Backon 1991, jahe
meningkatkan aktivitas tromboksan sintetase yang berdampak pada testosteron –
binding, memodifikasi sex steroid dependent serta diferensiasi otak janin. Namun hal
tersebut masih dipertanyakan pula oleh para ahli. Efek jahe tersebut tergantung pula
pada dosis dan durasi konsumsinya.
Salah satu lagi bahan yang bermanfaat bagi ibu hamil adalah prebiotik. Bahan
berasal dari jenis fruktoolgisakarida (FOS), tidak dihidrolisis maupun diabsorbsi di
saluran cerna bagian atas. Memiliki mekanisme kerja merangsang pertumbuhan
bakteri komensal dalam kolon (Bifidobacteria dan Lactobacillus), merubah mikroflora
menjadi bermanfaat, menjaga kesehatan usus, menambah jumlah spesimen
saccharolitic serta mengurangi mikroorgansime yang patogen. Oligosakarida dalam
makanan diubah mnejadi fruktosa kemudian dibuah lagi mnejadi fruktooligosakarida
(FOS) sehingga berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik ini juga berfungsi untuk
melindungi mukosa saluran cerna dari infeksi, menurunkan pH usus, menekan
pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan vitamin K, mengaktifkan fungsi usus,
maupun menstimulasi respon imun.
4. Dampak Kurang Gizi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik
pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
a. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,
dan terkena penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan
dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada
sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan
III dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia
kehamilannya. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, selain
kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
b. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan),
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering
dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias kekurangan
sel darah merah. Selain dari suplemen, juga dari bahan makanan yang disantapnya.
ibu hamil tak dianjurkan mengonsumsi suplemen multivitamin karena kelebihan
vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh justru dapat menimbulkan penumpukan
yang berefek negatif. Suplemen dalam bentuk jejamuan juga tidak dianjurkan jika
kebersihan dan keamanan bahannya tidak terjamin.
5. Anjuran Khusus untuk Ibu hamil
a. Pola Makan
Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari atau
kalau tidak, santaplah hasil produksi ternak lainnya. Ingat, keanekaragaman bahan
makanan merupakan kunci dari menu makanan bergizi seimbang. Kebutuhan
kalori mudah didapat dari tambahan porsi biji-bijian, sayuran, buah dan susu
rendah lemak. Jika ibu baru mengonsumsi menu bergizi setelah beberapa minggu
kehamilan, diharapkan keterlambatannya tidak melampui masa trimester II yang
merupakan masa pertumbuhan janin terbesar.
Bagi ibu hamil sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar harus
dihindari, kecuali alkohol. Namun bila ibu mengalami keluhan mual-muntah,
maka ia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang dapat merangsang
keluhan mual-muntahnya. Contohnya adalah durian. Jika tidak ada keluhan, buah
ini boleh dikonsumsi selama hamil asalkan jumlahnya wajar, yaitu sekitar 35 gram
dalam sehari.
Olahan apa pun seperti makanan yang dibakar boleh saja disantap asalkan
benar-benar matang dan tidak dikonsumsi bagian gosongnya. Selanjutnya, apabila
ibu hamil telah mengonsumsi menu makanan sesuai anjuran, maka camilan tanpa
kalori boleh-boleh saja dikonsumsi seperti agar-agar, gelatin dan sejenisnya.
Selain alkohol, kopi juga tidak dianjurkan diminum selama hamil karena kurang
mengandung zat gizi dan kemungkinan memberikan efek negatif walau hal ini
masih diperdebatkan. Merokok aktif maupun pasif juga harus dihentikan karena
berkaitan dengan tingginya risiko keguguran, bayi lahir meninggal, lahir prematur,
ataupun lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram).
b. Pantau Kenaikan Berat Badan
Pada trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap
perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Di antaranya
keluhan mual-muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian, asupan
makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan BB ibu hamil. Normalnya,
pada trimester I berat badan diharapkan naik kurang dari 2 kilogram. Sedangkan
pada trimester II dan III sebaiknya kenaikan BB kurang dari 1/2 kg setiap
minggunya.
Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa mencapai
kenaikan BB sebanyak 12,518 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan untuk mereka
yang tidak kurus dan tidak gemuk alias memiliki berat badan ideal diharapkan
mencapai kenaikan BB sebesar 11,516 kg di akhir kehamilannya. Sedangkan
mereka yang kelebihan BB saat sebelum hamil diharapkan kenaikan BB-nya
hanya 711,5 kg pada akhir kehamilannya. Sementara wanita hamil yang
kegemukan sebelum hamil, kenaikan BB dianjurkan sebatas 6 kg atau lebih
sedikit pada akhir kehamilannya. Agar kenaikan berat badan terjaga, tentu saja ibu
perlu secara berkala dan rutin menimbang badan bersamaan dengan pemeriksaan
kehamilan.
c. Menu Sehari Ibu Hamil
Menu makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak berbeda dari
menu sebelum hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam
pengaturan menu makanan selama hamil. Nah, berikut bahan makanan yang
dianjurkan dalam sehari:
Kelompok bahan makanan: Porsi:
roti, serealia, nasi dan mi 6 piring/porsi
sayuran 3 mangkuk
buah 4 potong
susu, yogurt, dan atau keju 2 gelas
daging, ayam, ikan, telur dan kacang-
kacangan3 potong
lemak, minyak 5 sendok teh
gula 2 sendok makan
Berikut tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil
Bahan
makanan
Porsi hidangan
sehari
Jenis hidangan
Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/
daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong
sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1
potong sedang
Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong
sedang
Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk,
sayur dan buah sama dengan pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk,
sayur dan buah sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong
Tempe 3 potong
Daging 3 potong
Susu 2 gelas
Minyak 5 sendok teh
Gula 2 sendok makan
Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penukarnya sebagai berikut:
* 1 porsi nasi (100 gram) dapat ditukar dengan:
Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar
(50 gram), mi basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji 1
piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram)
* 1 potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan:
1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang
ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55
gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan lainnya.
* 1 mangkuk (100 gram) sayuran, di antaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang,
wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
* 1 potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah
jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180
gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas sedang (95
gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar
(100 gram), 2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram),
2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan
lainnya.
* 2 potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan:
Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang
hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang merah
segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang mete
(15 gram), dan lainnya.
* 1 gelas susu susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan:
4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju
(35 gram), dan lainnya.
* Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan:
avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa
parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
* Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan:
1 sendok makan madu (15 gram)
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman Penanggulangan
Ibu Hamil Kekurangan Enargi Kronis. Jakarta.
Ummu Jabie.2007. Gizi Tepat saat hamil.
Zulhaida, Lubis. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang
Dilahirkan.
http://bidanku.com/index.php?/gizi-dan-nutrisi-ibu-hamil
Recommended