SKRIPSI
ANAUSIS PENGARUH INFLASI,
NILA! TU KAR RUPIAH, SUKU BUNGA SB!, DAN BARGA EMAS
TF:RHADA P TING KAT PENt;Eiv!BALJAN (RETURN) SAHAM
SEI~TOR INDUSTRI HARANG KON:illl\ISI PADA BEi
Un1vcrs1l.:1s !sf~1n1 NeQCC
SYARIF HIDAYATULLAh JAf\ARTA
Disusun Olch ;
Tuti Amalia
104081002487 Oiterln1lf drrri
l\/o. Induk
l;;,lasifikasi
.llJRUSAN MANAJEMEN
FAICUL TAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
llNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF JUDA YA TULLAH
.JAKARTA
1430 HI 2008 M
r·~---
l PERPUSTAV<AAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
ANALISIS PENGARUH lNFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH,
SUKU BUNGA SBI, DAN HARGA EMAS TERHADAP TING KAT
PENGEMBALIAN (RETURN) SAHAM SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI PADA BEI
Skripsi
Diajukan Kepada l'akultas Ekonomi dan !!mu Sosial Untuk Memenuhi Syarat
Syarat Untuk Meraih Gelar Saijana Ekonomi
Oleh:
TUTIAMALIA 104081002487
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahma Rod~M NIP: 150 317 955
Pembimbing 2
Indovama Nasaruddin SE., MAB NIP : 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN
FAI(ULTAS EI<ONOMI & ILMU SOSIAL
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAI<ARTA
1429 HI 2008 M
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, .. . SUKU BUNGA SBI, DAN HARGA EMAS TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN (RETURN) SAHAM SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI P ADA BE!
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat
Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
TUTIAMALIA 104081002487
Dibawah Bimbingan
Pembimbing 2
-~u~ Prof. Dr. Ahmad Rodo:;:tM
NIP: 150 317 955 Jndoyama Nasaruddin SE., MAB
NIP: 150 317 593 Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAI(ULTAS EI(ONOMI & ILMU SOSIAL
UIN SY ARIF I-IIDA Y ATULLAH
JAI<ARTA
1429 HI 2008 M
Hari ini hari Rabu Tanggal 3 Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama TUT! AMALIA NIM: I 04081002487
dengan judul "ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILA! TUKAR RUPIAH,
SUKU BUNGA SB!, DAN HARGA EMAS TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN (RETURN) SAHAM SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI PADA BE!".
Memperhatikan dan memuji kemampuan mahasiswa tersebut, maka skripsi 1111
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ke tu a
Jaka11a, 3 September 2008
Tim Penguji Komprehensif
~6·2- ~---Herni Ali HT, SE.,~
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
I.
II.
DAFT AR Rl\VAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
l. Nama : Tuti Amalia
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 22 September 1986
: Perempuan 3. Jenis Kelamin
4. Ak.mat
5. Telepon
PENDIDIKAN
I. SD
2. SMP
3. SMU
4. SI
'
: JI. Kav. Lestari 6 No. l 0 Lebak Bulus.
Cilandak. Jakaiia Selatan 12440
: 0856 81811139
: MI Al-Hidayah Lebak Bulus, Jakarta
: MTs Negeri 3 Pondok Pinang, Jakarta
: SMU Negeri -;4 Kostrad, Jakarta
: UIN SyarifHidayatullah Jakarta
III. SEMINAR DAN PELA TH-IAN I TRAINING
1. Peserta dalam "Stadium General Seminar On An Integration Between
Islamic an Conl'entionul Cconomics" diselenggarakan oleh Badan
Eksekutif Mahasiswµ Fakultas Ekonomi dan Ilmu Soial, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2004)
2. Peserta dalan1 "Seminar Sasional lmp/ilwsi APBN 2005 terhadap
Perekonomian Indonesia" diselenggarakan oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Soial, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2005)
3. Peserta dalam "Training Of Operational Banking Simulation"
diselenggarakan oleh Badan Eksckutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Soial, UIN Syarif l lidayatullah Jakarta (2007)
4. Peserta dalan1 "Seminar Crgensitas Perekonomian Syariah di Indonesia
dalam Arus Persaingan Global" diselenggarakan oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa Fak\lltns Ekonomi clan llmu Soiul, UJN Syarif Hidayanillah
Jakarta (2007)
ABSTRACT
Economic factor are a systematic variables in determining succession of all olll company profit accession. Ther~fore, investors always use indexes or factors of macro economic, besides businesses and ind11stries, to estimate return stocks.
Researcher try to understand, ll'hether macro variables information can be used as an indicator in predicting return stocks, il'ith 111eas11re the influence of short-term and long-term betwee,,1 macro variables and return stocks. This research is using return stocks for Consumer Goods Industries and four macro variables, which are Inflation, Rupiah Exchange Rate, SBI 's Interest Rate, and Gold Price. This research using Cointegration and Error Correction 1Hodel (ECM), introduced by Engle-Granger. Observation data in this research are monthly data from Januari 2005 to December 2007.
The result shows, there are a long-term influences between Inflation, Rupiah Exchange Rate, SBJ's Interest Rate, and Gold Prices with Return Stock of ADES, AOUA, BAT!, CEKA, DVLA, GGR:\1, HA/SP, KLBF: MERK, AfYOR, SKLT and UNVR. By using ECM (Error Correction Model) lest, in short-term valueation, that inflation has a significant lo return stock of DVLA and SKLT. Rate has a significant to return stock of DVLA, GGR1V!, MERK, KLBJ.~ MYOR. SKLT, and UNVR. And gold price has a significant to return stock of MERK. Otherwise, SBJ's Interest Rate has 11 unsign[/icant to return stock of ADES. AQUA, BAT!, CEKA, DVLA, GGR:lf. 11.1181', KLBJ~ lv!ERK, AIYOR, SKLT and UNVR.
Key Word: Inflation, Exchange Rate Rupiah, SBJ's Interest Rate, Gold Price. Retun on Shares, Cointegration, Error Correction _Model.
ABSTRAK
Faktor ckonomi merupakan variabcl-variabel sistcmatik dalam mencntukan keberhasilan pencapaian laba perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian investor selalu menggunakan indeks I faktor-faktor ekonomi makro di samping variabel industri dan pcrusahaan dalam mcngestimasi tingkat pengembalian sahan1-saham individu.
Peneliti berusaha untuk mengetahui apakah informasi variabel makro dapat digunakan sebagai indikator dalam mcmprediksi tingkat pengembalian (re/urn) saham, dengan cara menguji pcngaruhjangka panjang danjangka pendek antara ·variabel makro dengan tingkat pengembalian (re/urn) saham. Penelitian ini menggunakan tingkat pengembalian (return) saham sektor Industri Barang Konsumsi, dan empat variabel makro, yaitu Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SB!, dan Harga Emas. Penclitian menggunakan metode kointegrasi dan Error Correction Model (ECM) yang diperkenalkan oleh Egle-Granger, observasi daiam penelitian ini adalah data bulanan dari periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.
Hasil menunjukkan bahwa tcrdapat pengaruh jangka panjang antara Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SB!, dan Harga Emas dengan Tingkat Pengembalian (return) Saham ADES, AQUA, BAT!, CEKA, DVLA, GGRM, HMSP, KLBF, MERK, MYOR, SKLT dan UNVR. Dengan menggunakan pengujian ECM (Error Correction ModeT), dalam perhitungan jangka pendek menunjukkan bahwa inflasi signifikan dengan tingkat pengembalian (return) saham DVLA dan SKLT. Kurs signifikan dengan tingkat pengembalian (return) saham pada DVLA, GGRM, MERK, KLBF, MYOR, SKLT, dan UNVR. Dan harga emas signifikan dengan tingkat pengembalian (return) saham MERK. Sebaliknya, suku bunga SB! tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian (return) saham ADES, AQUA, BA Tl, CEKA, DVLA, GGRM, HMSP, KLBF, MERK, MYOR, SKLT dan UNVR.
Kata Kunci: lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SB!, Barga Emas, Tingkat Pengembalian (return) Saham, Kointegrasi, Error Correction .lvfodel.
KATA PENGANTAR
Bis mi llahirrahmani rrah i m
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Waharakatuh
Segala puji syukur hanyalah bagi Allah SWT zat yang telah melimpahkan
berbagai nikmat dan karunia, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurnh
kepada Rasulullah SAW. Yang telah memperjuangkan Agama Islam dengan jiwa
dan raganya sehingga sampai kepada kita saat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan baik dalan1 pcngetahuan maupun dalam teknik penulisan,
oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis juga ingin mcngucapkan terima kasih yang sebesar
besamya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
1111:
I. Allah SWf yang rnaha pengasih dan penyayang, yang telah melimpahkan
rahmat serta ilrnu pengetahuan yang tak terhingga.
2. !bu yang telah memberikan kasih dan sayangnya setulus hati, do' a disetiap
kedipan rnatanya, dan motivasi yang sangat mernbangun sehingga penulis
dapat rnenyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini juga penulis pcrsembahkan
untuk Bapak, semoga rnendapat ternpat yang terbaik di sisi-Nya. Amin .....
I
r·····rv'°''" UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, \!M., sclaku Dasen Pcmbimbing l, yang
telah meluangkan waktu, pikiran, dan ilmunya dalarn membimbing
sehingga skripsi ini dapat disclcsaikan.
4. Bapak lndoyama Nasaruddin SE.,MAB., selaku Dasen Pembimbing 2
yang telah rneluangbm waktu, pikiran, dan ilmunya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5 .. Seluruh Dasen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, yang telah memberikan
beka) ilmu yang tak terhingga nilainya kepada penulis selania menjadi
mahasiswi. Semoga Allah SWT mcmbalas scluruh amal ibadalmya.
6. Kakakku Dewi Rachmawati yang bcrscdia mcnjadi tempat curhatan dalam
menyelesaikan skripsi 1111. Adik-adikku Ridwan Kami!, Fadillah
Ramadhanti, dan s1 kccil Hamun Salsabila dcngan scgala kepolosan,
kelucuan, dan keceriannya selama ini. Schingga dapat memberibm angin
segar dan menghilangkan semua kcjenuhan.
7. Special thanks to Ni'matu Rabbika Al-Razzaaq nuri jauh di sana. Terirna
kasih banget alas semua pengorbanannya yang selalu rnenemaniku dalan1
suka duka, ikut pusing cari data, dan sclalu memberikan banyak support,
sharing, dan solusi.
8. Tcman-tcman /\fanajcmcn 8 angkatan 200.J. Dina (scmangat 11 !), Lia,
Titin. Nana, dan Mute. scmoga kita tctap solid n selalu mcnjaga trJi
silaturahirn. Teman-teman :V!anajerncn Keuangan A, Elih (thanks dah
bersedia ngajarin ECM).
Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstract
Abstrak
Kata Pcngantar
Daftar lsi
Daftar Tabel
Dafiar Gambar
Daftar Lampiran
BABI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
D.\FTAR IS!
BAB II. TINJAUAN PUST AKA
A. Landasan Teori
I. Tingkat Pengembalian (return) Saham
0 In llasi
3. Nilai Tukar Rupiah
4. Suku 13unga Sl31
5. Harga Emas
1
10
I I
I I
13
13
13
17
21
24
27
B. Penelitian Terdahulu 30
C. Kerangka Pemikiran 33
D. I-!ipotesis 36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 37
A. Ruang Lingkup Penelitian 37
B. Metode Penentuan Sampcl 38
C. Metode Pcngumpulan Data 38
D. Metode Analisis 40
I. Uj i Stasioneritas 4 I
2. Uji Kointegrasi 42
3. Uji Signifikansi 42
E. Variabel Penelitian 43
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .J6
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 46
I. Sejarah Bursa Efek 46
2. lnstrumen Pasar Modal 4 7
3. Gambaran Produk Indonesia di Era Globalisasi 49
4. Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia 55
B. I-!asil Analisa dan Pembahasan 57
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 84
A. Kesimpulan 84
B. lmplikasi 86
C. Saran 87
DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN
88
90
No
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
DAFTAR T ABEL
Keterangan
Tingkat Inflasi di Indonesia
Nilai Tukar Rupiah Terhailap Dollar AS
Tingkat Suku Bunga SB!
· Harga Emas
Uji Akar Unit Pada Tingkat Level
UT/1,IVJA UIN SYAHiD JAKJ\RTA
Hal
58
59
60
61
63
Uji Akar Unit Pada Tingkat Pembedaan Pertama 64
Uji Akar Unit Pada Tingkat Pembedaan kedua 65
Penguj ian Kointegrasi 67
Pengujian ECM (Error Correc1ion A1ode[) 69
No
2.1
Keterangan
Kerangka Berfikir
DAFT AR GAMBAR
Hal
34
DAFT AR LAl\1PIRAN
No Keterangan Hal
I. Tingkat Pengembalian (rellirn) Saham 90
2. Output Uji Akar Unit Tingkat Level 92
' Uji J\kar Unit Pada Tingkat Pcmbcdaan Pcrtama 96 .) .
4. Uji Akar Unit Pada Tingkat Pembedaan Kedua 97
5. Output Uji Kointegrasi (Johansen Coinregrarion Tes!) 98
6. Output Uji ECM (Error Correction Mode[) 114
A. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Semenjak krisis ekonomi mulai melanda Indonesia pada perteng:ahan
tahun 1997, kinerja keuangan badan usaha mcnurun tajam bahkan diantaranya
menderita kcrugian. Ko1idisi ini tentu akan mempcngaruhi investor untuk
melakukan investasi di pasar modal khususnya saham, dan akan berdampak
terhadap harga pasar saham di bursa. Selain itu variabcl-variabel ekonomi
seperti tingkat suku bunga, inllasi. nilai tukar mengalami perubahan yang
cukup tajam. Suku bunga meningkat sampai mcncapai angka 68,76 % per
tahun (Statistik ckonomi keuangan Indonesia 1998). Tingginya intlasi dan
suku bunga bank akan menyebabkan beban operasional perusahaan semakin
berat serta akan mempengaruhi kincrja keuangan badan usaha, yang pada
akhirnya berdampak pada pasar modal. Disisi lain, meningkatnya suku bunga
merupakan peluang investasi yang cukup menjanjikan bagi investor deposito,
dan akan berdampak pada harga pasar saham di pasar modal.
Krisis ekonomi terjadi selama lebih dari 7 tahun, kini perbaikan makro
ekonorni sudah memperlihatkan tanJa-tanda yang menggembirakan dengan
rnulai stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, intlasi dibawah I 0
% per tahun, suku bunga yang terus mernperlihatkan tren yang menurun dan
lain sebagainya. Agar perbaikan ekllnomi ini dapat be1jalan dengan kontinyu
maka dibutuhkan modal (investasi) yang kontinyu pula agar efek multiplier
dapat terus berjalan dan pertumbuhan ekonomi dapat terus berlangsung.
Kehadiran pasar modal, pada sisi lainnya. dapat dilihat sebagai wahana
dan alternatif dalam berinvestasi. Bagi investor. dengan rnclakukan investasi
dalarn surat berharga (sekuritas). mcngharapkan suatu tingkat pengembalian
(expected return) yang menjanjikan. Risiko (risk), merupakan sisi lain yang
harus selalu dipertimbangkan investor dalam berinvestasi. lnstrumen surat
berharga (sekuritas) dapat bermacarn-macam bentuknya salah satunya adalah
saham. Supaya investasi dalai11 bentuk saham terscbut aman clan menghasilkan
tingkat pengembalian yang optimal. maka investor perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian (return) saham.
Selanjutnya faktor-faktor tersebut digunakan sebagai dasar dalam setiap
pengambilan keputusan supaya dapat dirumuskan kebijakan yang tepat untuk
melakukan investasi.
Sebagai suatu instrumcn ekonomi, pasar modal tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan, terutama lingkungan ekonomi dan politik. Pengaruh
lingkungan ekonomi misalnya perubahan suku bunga pemerintah, perubahan
permintaan dan penawaran uang juga va!uta asing, pertumbuhan ekonomi,
segenap kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dan lain-lain.
Pengaruh lingkungan politik misalnya pemilihan unnlm, dapat megancam
stabilitas negara dan akhirnya akan mengimbas pada situasi perekonomian
yang sedang berlangsung. Maka faktor lingkungan ekonomi dan politik dapat
rnenjadi faktor yang mempengaruhi tingkat risiko dan pengembalian saham.
Pengaruh perubahan Jingkungan ekonomi makro yang terjadi seperti
perubahan suku bunga pemcrintah. pcrubahan permintaan dan penawaran
uang, perubahan tingkat bunga obligasi jangka pai1jang pemerintah maupun
swasta, perubahan pada neraca perdagangan serta berbagai regulasi dan
deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, turut berpengaruh pada
fluktuasi harga saham clan volume perdagangan di pasar modal. Serncntara itu.
· Salomon Brothers menyatakan ba/ma return sckuritas dipcngaruhi oleh tujuh
variabel yaitu pertumbuhan ckonomi, siklus bisnis. suku bunga jangka
panjang, suku bunga jangka pcndck. inflasi. nilai tukar rnata uang (kurs) dan
indeks pasar.
Tingkat inflasi yang bersifot cost push-inj/ation, dimana perusahaan
perusahaafr\.d~~gan jumlah yang lebih sedikit menyebabkan terjadinya
penurunan penawaran agregat, sehingga efisiensi perusahaan akan menurun.
Keadaan yang demikian ini akan berdampak negatif terhadap harga saham.
Terbatasnya penawaran keseluruhan cenderung membentuk resesi ekonomi
sehingga indeks harga saham akan mcngalami penurunan.
Suku bunga SB!, sebagai prime rate dijadikan tingkat keuntungan
bebas risiko, schingga investor akan menjadikan bunga SB! scbagai tingkat
keuntungan minimum dalam i111·cs1asi lainnya. Kcnaikan suku bunga SB!
sebagai indikator akan naiknya biaya modal usaha yang akan melemahkan
keuntungan usaha.
Salah satu alternatif invcstasi lainnya adalah pada foreign currency
(mata uang asing). Orang ccndcrung untuk berinvestasi pada mata uang yang
tergo!ong hard currenc)', yaitu 1n~na uang yang cenderung 1nengala1ni
apresiasi dan memiliki peredaran luas. Kcnaikan nilai tukar (exchage rate)
mata uang asing terhadap mata uang Jokal atau keadaan melemahnya nilai
tukar mata uang lokal akan mcnyebabkan tingginya tingkat keuntungan
investor dalam mata uang asing. Kcadaan ini sangat berdampak negatif
terhadap perusahaan-pcrusahaan nasional yang mempunyai kewajiban dalmn
mata uang asing. Tingginya keuntungan pada invcstasi alternatif itu akan
mengalihkan perhatian investor ,iangka pendck dari saham menuju currency
sehingga, diduga berdampak ncgatif terhadap harga saham.
lnvcstasi dalam logam cmas diakui sebagai jcnis investasi yang sangat
aman dan dikatakan sebagai investasi yang anti-injlationmy. Penyebabnya
adalah, emas merupakan komoditas yang dapat dengan mudah
diperdagangkan diseluruh dunia, disamping karcna cmas'tclah dijadikan dasar
sistem rnonetcr internasional. Bukti-bukti menunjukkan bahwa hampir
sepanjang waktu. harga emas berkolerasi dimana indeks saham pada beberapa
bursa efek melemah, justru harga emas cenderung meningkat searah dengan
meningkatnya permintaan terhadap komoditas terscbut dan melemahnya
permintaan terhadap saham.
Penelitian yang dilakukan okh Sudjono (2002) pcnelitian dilakukan
dcngan mclihat hubungan simulian antara variahcl makro tcrhadap indcks
harga saham sebelum dan semasa krisis, basil penelitiannya menunjukan
bahwa terdapat empat variabel yang mempunyai hubungan simultan yakni
IHSG, Deposito I, SBJ, dan Rupiah. Akan letapi Rupiah lebih mampu
menjelaskan pengaruhnya terhadap rnriabcl-variabel IHSG, Depo I, SBI, atau
Rupiah itu sendiri dan tidak, dapat rnengungkap keseimbangan rnaupun
hubungan simultan sebelum dan masa krisis karcna pcriode pengamatan yang
terlalu pcndck.
Penelitian yang dilakukan oleh R. Hidayat, dkk (2003) tentang
Penggunaan Multi Jndeks Model dalam Estimasi Tingkat Pengembalian
lnvestasi Saham Di Indonesia tahun i 997-2000 dengan menggunakan analisis
regresi berganda hasilnya menunjukkan adanya pengaruh bersama secara
signifikan yaitu variabel tingkat pengembalian pasar, tingkat inflasi, suku
bunga SB!. clan variabel kurs US dollar, dan harga emas terhadap
pengembalian saham.
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) penelitian mengenai pengaruh indeks
pasar terhadap harga saham-saham telah dilakukan oleh B. F. King terhadap
60 saham perusahaan yang menggunakan S & P 500 Dow Jones Index, hasil
penelitian ini dikutip oleh Fisher dengan pernyataan, "King observed rhar, on
rhe average, over half the varairion in a srock 's price could be allribured to a
market influence rhar a.ffecrs all stock market indexes such as Dow Jone.1:
Jndusrrial Average or rhe S & P 500 Index'' (Fisher And Jordon, 1995: l 0 l ).
Hasil observasi King tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata, lebih dari
separuh variasi harga saham dapat disebabkan oleh pengaruh indeks pasar.
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) te1jadinya pola hubungan negatif antara
tingkat inflasi dengan tingkat pcngembalian investasi saham dan komoditas
future (Jacob and Pettit, 1989:137). Penelitian Januari 1969 - November 1970
juga mengungkapkan adanya·· pola hubungan negatif antara tingkat bunga dan
inflasi terhadap pengembalian saham biasa. " ... there ,is a reliable negative
relationship bet1ree11 rhe level of the expected returns on common stocks and
rhe level ofrhe 1reasI11J' bill rate" (Schwer!. I 992:5 I 9).
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) penelitian mengenai hubungan harga
emas dengan indeks pasar saham menunjukkan: "In general, gold allowss one
10 diversifj• againts the kind~ of risk that affect all stock markets
simulta11eo11sly. For example, i11 1973 a11d 1974 bu//io11 price /rippled when
srock markets worldH·ide dropped dramatically during the oil crisis; the New
York Stock Exclmge dropped approxiamately 50%. Conversly, the price of
gold dropped fi"om 1982 to 1983, whe11 most stock market rose during the
economic recove1y. Several studies have show11 the existence of a small, and
sometimes negati\'e, correlation betireen gold and stock prices (Bruno,
I 991 :328). Hasil penelitian terse but menunjukkan adanya pola hubungan
negatif antara harga emas dengan pengembalian saham biasa. Penelitian sejak
tahun I 960-1984 di USA terhad:ip kedua variabel tersebut, juga menunjukkan
adanya korelasi negatif sangat lemah yaitu sebesar -0,09. tetapi terjadi
hubungan positif antara harga cmas dengan tingkat inflasi (Roger dan Siegel
yang diadaptasi oleh Sharp. Gordon dan Bailey, 1997:498).
Dalam Siti Ruqoyah (2005). pcnelitian menunjukkan tingkat suku
bunga SB! dan jumlah uang bcredar (1v12) memberi pengaruh terhadap return
saham secara signifikan pada taraf a = 0,05. Hasil dari koefisien regresi
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SB! dan jumlah uang beredar (M2)
memberi pengaruh terhadap retum saham.
Penelitian yang dilakukan Widayanti (2007), penclitian dengan
menggunakan metode analisis regresi linear berganda yang digunakan
memberikan hasil bahwa terdapat variabel makroekonomi yaitu gross
domestic product, tingkat suku bunga SBI, tingkat suku bunga !111ematio11a/
Prime Rates, inflasi Indonesia, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar
Amerika Serikat, indeks harga saham gabungan dan New York Exchange
fntiex, n1asing·1nasing n1en1punyai pengaruh terhadap return sahan1
perusahaan yang mempunyai karaktcr yang bcrbeda walaupun perusahaan
tersebut sahamnya sama-sama diminati oleh investor asing. Sedangkan
variabel inflasi Amerika Serikat tidak mempunyai pengaruh terhadap return
saham perusahaan manapun. Return saham tcrhadap 24 perusahaan yang
paling banyak dipengaruhi oleh variabel makrockonomi adalah retum saham
pcrusahaan KLl3F, 7 pcrusahaan tidak dipcngaruhi olch variabcl
makroekonomi apapun, 4 perusahaan dipengaruhi oleh 2 varian variabel
makroekonomi, dan I 0 perusahaan dipengaruhi oleh satu vanan variabel
makroekonomi.
Penelitian juga dilakukan oleh Hamidah (2005), hasil penelitian yang
diperoleh dalam pengujian terhadap tingkat pengembalian investasi saham
adalah bahwa tingkat pengembalian pasar, inflasi, suku bunga deposito, nilai
tukar, dan harga emas secara simultan berpengaruh signifikan. Secara parsial,
hanya tingkat pengembalian pasar dan nilai tukar yang berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pengembalian investasi saham.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2006 tidak lebih baik dari tahun 2005.
meskipun stabilitas ekonomi makro te1jaga dengan cukup baik, namun hal
tcrsebut tidak bcrhasil membangkitkan rasa optimis di kalangan masyarakat.
Tingginya tingkat ketidakpastian dikalangan dunia usaha merupakan
penyebab utama dari rendahnya tingkat investasi sepanjang tahun 2006 lalu,
dan tidak lepas dari tidak kunjung kondusifnya iklim usaha si sektor industri
riil. Tetapi, meskipun perbaikan investasi belum seperti yang diharapkan.
fundamental ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat. Stabilitas
makro dapat te1jaga dengan baik dengan kurs Rupiah yang cendcrung
menguat, sehingga tingkat inflasi dapat terns ditekan dan suku bunga
perbankan terus diturunkan. Selama tahun 2006 kurs Rupiah mengalami
apresiasi sekitar 8,2 % dan sclama 2 bulan pertama tahun 2007 dapat
dikatakan rclatif stabil pada kisaran sckitar Rp 9.100 per dollar. Angka inflasi
yang melonjak tinggi pada tahun 2005 (17, 1 %) turun menjadi 6,6 % pada
tahun 2006, dan diperkirakan akan terus terkendalikan selama tahun 2007.
Dalam ha! ini peneliti akan mengidentifikasikan masalah sebagai
berikut: Dalam analisis fundamental. kondisi variabel makro sangat
mempengaruhi keputusan-keputusan invetasi yang diambil oleh pemodal
untuk itu masalah diidentifikasi sebatas yakni tingkat suku bunga yang
digunakan yaitu suku bunga SB!, Nilai tukar yang akan digunakan yaitu kurs
rupiah terhadap USO, Tingkat Inflasi, Harga Emas, tingkat pengembalian
saham. Ada tidaknya pengaruh antara suku bunga SBl, nilai tukar rupiah,
inflasi, dan harga e1nas terhadap tingkat pcngc1nba\ian saharn dcngan
pendekatan Error Correction Model (ECM). Baik atau tidaknya penggunaan
metode Error Correction Model (EC~t) dalam menganalisis pengaruh antara
variabel-variabel makro ekonomi yang akan ditcliti.
Begitu banyak faktor yang mempcngaruhi return saham sepcrti faktor
fundamental makro ekonomi, sosial politik, maupun faktor ekspektasi return
saham dimasa depan yang dapat mcmbuat hasil suatu penclitian menjadi tidak
fokus, maka dalarn ha! ini penelitian dibatasi hanya pada beberapa faktor
fundamental makro ekonom i.
Makro ekonomi merupakan studi yang rnempunyai ruang lingkup yang
sangat luas dalam perekonomian suatu Negara, agar suatu penelitian dapat
lebih fokus dan terarah. Maka pcnelitian ini hanya dibatasi pada variabel
variabel makro ekonomi kuantitatif dimana variabel-variabel tersebut
memiliki data dalam bentuk nilai absolut. Penelitian ini hanya terbatas pada
variabel-variabel fundamental makro ckonomi yaitu inflasi, nilai tukar Rupiah',
suku bunga SB!, dan harga emas. Dcngan mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhi return saham tersebut maka dapat dilihat seberapa besar
perubahannya dapat menyebabkan perubahan pada pergerakan return saham.
Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih lanjut
mengenai pengaruh variabel makroekonomi terhadap return saham. Maka
penulis tertarik dengan melakukan penelitian berjudul "Analisis Pengaruh
Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, clan Harga Emas terhadap
Tingkat Pengcmbalian (Return) Saham Sektor Industri Barang
Konsumsi Pada Bursa Efek Indonesia".
B. Perumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam penclitian ini diarahkan untuk menganalisa
antara faktor-faktor ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga
SB!, perubahan nilai tukar Rupiah, dan harga emas terhadap return saham
pada periode 2005-2007. Pokok permasalahan yang diajukan adalah:
I. Bagaimana pcngaruh jangka panjang inflasi, nilai tukar Rupiah. suku
bunga SBJ, dan harga emas terhadap tingkat pengcrnbalian (re1um) saham.
2. Bagaimana pengaruh jangka pendck inflasi, nilai tukar Rupiah, suku
bunga SB!, dan harga emas terlwc!Jp tingkat pengernbalian (re/um) saham.
C. Tujuan Peuelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
l. Mengetahui pengaruh jangka panjang antara tingkat inflasi, nilai tukar
Rupiah, suku bunga SB!, dan harga emas terhadap tingkat pengembalian
(return) saham.
2. tv!engetahui pengaruh jangka pendek antara tingkat inflasi, nilai tukar
Rupiah, suku bunga SB!, dan harga emas tcrhadap tingkat pengembalian
(return) saham.
D. Manfaat Penelitian
I. Bagi Pemcrintah
a) Merupakan bahan pertimbangan dalam menetapkan keputusan
dibidang moneter khususnya berkaitan dengan kebijakan yang dapat
mempengaruhi penanaman modal dipasar bursa efek indonesia.
b) Sebagai upaya perbaikan dalam sistem moneter dan laju pertumbuhan
ekonomi makro.
~ Bagi Peneliti
a) Menambah pcngetahuan clan 11a\\'asan dalam aplibsi ihnu yang telah
diperoleh serta mengetahui gambaran umum mengenai pasar modal
dan aktivitas di dalamnya.
b) Menambah pengetahuan dan \\'awasan terutama yang terkait dengan
keadaan ekonomi makro yang terjadi di Indonesia saat ini.
3. Bagi Pembaca dan Pengernbangan Penelitian Selanjutnya.
a) Sebagai surnber referensi dan tambahan pengetahuan dalam kerangka
pengembangan penelitian selanjutnya yang sejenis.
b) Menambah ilmu pengetahuan keuangan dan menarnbah kepekaan
terhadap gejolak kondi,si ekonorni makro dan pasar modal yang ada
saat ini.
4. Bagi Praktisi dan Investor Pasar Modal
a) Scbagai sumber informasi bagi pclaku pasar saham dalam mengarnbil
kcputusan investasi.
b) Menjadi bahan acuan yang cliharapkan memberi gambaran mengenai
pengaruh antara variabcl makro dengan re/urn saham.
A. Landasan Teori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tingkat Pengcmbalian (return) Saham
Rerum atau tingkat keuntungan merupakan persentase kekayaan
pemegang saham untuk sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam Rupiah
adalah sama dengan dividen tunai yang diterima dalam satu jangka waktu
di tam bah dengan perubahan dalam Nilai Saham yang berlaku pad a jangka
waktu terse but. (Ahmad Rodoni dan Othman Yong. 2002 : 11 ).
Tingkat keuntungan adalah konsep penting dalam setiap keputusan
investasi karena merupakan tolak ukur investasi. Suatu investasi
dinyatakan berhasil apabila keknyaan investasi itu meningkat. Sebaliknya
investasi itu rugi atau gagal apabila kekayaan investor itu menurun.
Tingkat keuntungan suatu saham adalah seluruh pendapatan bersih yang
diterima pemegang saham pada suatu akhir periode tertentu. Yaitu dividen
ditambah dengan capiral gain atau capiral loss dibagi dengan saham awal
periode yang dinyatakan rumus:
R; = P, - P1.1I1'1.1
Ket :R = Hasil pengembalian aktual (yang diharapkan) saat t menunjuk
pada periode tertentu dimasa yang lalu (yang akan datang)
P, = Harga saharn pada saat t
P,.1 = Harga saham pada waktu t
Tujuan dibentuknya pasar modal adalah sebagai sarana untuk
mentransfer dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan
dana (emiten). Suatu perusahaan mungkin mempunyai peluang investasi
yang akan memberikan tingkat pengembalian (return) diatas tingkat biaya
modal tetapi tidak mempun: ai dana scndiri untuk membiayainya.
Dilain pihak, terdapat individu-individu atau lembaga atau
perusahaan yang memiliki peluang investasi dapat meminjam dana dan
sebaliknya, investor yang memiliki dana berlebih dapat meminjam
dananya tersebut. Calon investor akan bcrsedia untuk menanamkan
kelebihan dananya karena invcstasi yang dilakukannya diharapkan dapat
memberikan tingkat pcngembalian (return) yang lebih tinggi clari biaya
modal dengan demikian calon investor maupun perusahaan sama-sama
diuntungkan.
Dalam ha! ini, informasi rnengcnai tingkat biaya modal sangatlah
penting artinya bagi perusahaan. sebab dengan diketahuinya nilai atau
besarnya biaya modal yang dibutuhkan maka perusahaan akan dapat
menentukan sam pai sejauh mana tingkat investasi yang hendak
dilakukannya diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian
(expected return) yang sama besarnya dengan tingkat biaya modal yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan
yang bersangkutan. lnilah apa yang disebut dengan pasar yang teralokasi
secara efisien (al/ocationallry efficient). Jadi suatu pasar dikatakan
teralokasi secara efisien pada saat suatu harga ditentukan pada titik dimana
marginal rare of re/urn untuk semua perusahaan sama clengan marginal
rare ofrerum bagi seluruh investor.
Variabel makro ekonomi mempunyai pengaruh yang erat dengan
iklim investasi dalam suatu sistem perekonomian, baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui instrumcn invcstasi saham dipasar modal.
Situasi dan kondisi m.akro ekonomi yang stabil dan baik akan menciptakan
ruang yang kondusif bagi investor untuk menanamkan dananya dalam
sistem perekonomian tersebut. clan sebaliknya, bilamana kondisi makro
ekonomi adalah buruk dan tidak terdapat kcteraturan didalamnya, maka
hampir dapat dipastikan bahwa investor-pun tidak akan tertarik untuk
berinvestasi di dalamnya.
Untuk mengetahui pcngaruh antar variabel yang termasuk dalam
makro ekonomi terdapat bcbcrapa contoh penelitian dan metodc untuk
melakukan pengujian atas model penelitian yang dihasilkan. Pertama-tama
model penelitian yang dihasilkan oleh Chen (1991 ), dimana ia menguji
bagaimana pengaruh antara kesempatan berinvestasi dengan variabel
variabel makro ekonomi.
Telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwasannya antara
tingkat pengembalian (return) investasi dalam instrumen saham dan risiko
yang terkandung didalamnya terdapat suatu pengaruh yang searah.
Artinya, semakin besar tingkat pengembalian (retum) yang diharapkan
akan diterimanya oleh seorang investor melalui investasi dalam instrumen
saham yang dilakukannya, rnaka akan semakin besar pula risiko yang
harus dihadapinya.
Menurut Agus Sarto no (200 I: J 69), jenis risiko yang urn um
dihadapi investor dapat dibedakan menjadi :
a. Risiko yang sistematjs. Risiko yang terjadi karena f"aktor perubahan
seeara keseluruhan, seperti misalnya karena perubahan tingkat suku
bunga yang n1engakibatkan n1~ningkatnya tingkat keuntungan yang
diisyaratkan atas sekuritas sccara keseluruhan, intlasi, resesi ekonomi,
perubahan kebijakan Risiko yang sistcmatis. Risiko yang terjadi
karcna faktor pcrubalrnn secara ckonomi secara menycluruh,
perubahan pengharapan investor terhadap perkcmbangan ekonomi.
b. Risiko yang tidak sistematis atau risiko yang unik. Risiko yang terjadi
karena karaktcristik pcrusahaan atau institusi keuangan yang
mengeluarkan sekuritas, bcrbeda satu dengan lain seperti misalnya
dalam hal kemampuan rnanajemen, kebijakan investasi, kondisi dan
lingkungan kerja. Karena perbedaan atau keunikan itu maka masing
masing sekuritas memiliki kepekaan yang bcrbeda terhadap setiap
perubahan pasar.
2. lnflasi
Menurut Adiwarman (2007: 135), secara um um inflasi bera11i
kenaikan tingkat harga secara umum dari barang I komoditas dan jasa
selama suatu periode waktu tel1entu. lnflasi dapat dianggap sebagai
fenomena monetcr karena terjadinya penunman nilai unit penghitungan
moneter terhadap suatu komoditas. Definisi inflasi oleh para ekonom
modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus
dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap barang-barang I
komoditas dan jasa. Sebaliknya, jika terjadi adalah penurunan nilai unit
penghitungan moneter terhadap barang-barang I komoditas clan jasa
didefinisikan sebagai deflasi (dejlation).
lnflasi diukur dcngan tingkat inllasi (rate ofi11jlatio11) yaitu tingkat
perubahan dari tingkat harga secara umum.
Menurut Paul A. Samuelson (Adiwarman, 2007: 137), seperti
sebuah penyakit, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya,
yaitu sebagai berikut :
a. Moderate Inflation : karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga
yang lambat. Umumnya disebut sebagai 'inflasi satu digit'. Pada
tingkat inflasi sepel1i ini orang-orang masih mau untuk memegang
uang dan menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam
bentuk aset riil.
b. Galloping Inj!ation : inflasi pada tingkatan ini terjadi pada tingkatan
20 % sampai dengan 200 % per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini
orang hanya n1au n1cn1cgang uang scpcr\unya saja, scdangkan
keknyaan disitnpan dalam bentuk aset-aset riil. Orang akan 111enu111puk
barang-barang. 111e111beli ru111ah dan tanah. Pasar uang akan tnengalami
penyusutan dan pendanaan akan dialokasikan melalui cara-cara selain
dari tingkat bunga serta orang tidak akan 111e111berikan pinjaman
kecuali dengan tingkat bunga yang atnat tinggi. Banyak perekonotnian
yang mengalami tingkat inflasi seperti ini tetap berhasil 'selamat"
walaupun sistem harganya berlaku sangat buruk. Perekonomian seperti
ini cenderung mcngirimkan clananya untuk berinvestasi di luar negeri
daripada berinvestasi di dalam negeri (capi1a/ 0111/loll').
c. Hyper Jnj/a1ion : inflasi jenis ini terjadi pada tingkaran yang sangat
tinggi yaitu jutaan satnpai trilyunan persen per tahun. \\"alaupun
sepertinya banyak petnerintahan yang perekonomiannya dapat
be11ahan menghadapi galloping inf/alion, akan tetapi tidak pernah ada
pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi inflasi jenis ketiga
yang amat ·mematikan· ini. Contohnya adalah Weimar Republic di
Jerman pada tahun 1920-an.
Menurut Nopirin ( 1994) yang dimaksud dengan inflasi adalah
proses kenaikan harga~harga un1un1 barang-barang sc,cara terus n1enerus
selama satu periode tertentu. Berdasarkan tingkatnya inflasi dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. lnflasi Merayap (creeping inflation). kenaikan harga yang rendah
kurang dari I 0%.
b. lnflasi Menengah (gallopi11g i11jlatio11), kenaikan harga yang cukup
besar diantara 30% - 50%.
c. Inflasi Tinggi (hyper i11flatio11), kenaikan harga yang sangat besar
diatas I 00%.
Formula yang digunakan untuk menghitung laju inflasi/deflasi
perbulan adalah:
Ket : L(l/D )n
IHKn
IHK(n-1)
L(I/D)n= II !Kn ·::_UIK(n,_tl x 100%
IHK(n-1)
= Laju inllasi I deflasi pada bulan ke-n
= lndcks harga konsumen pada bulan ken
= lnclcks harga konsumen pad a bu Ian ke n-1
Menurut Sadono Sukirno (1994 : 15) inflasi diclefinisikan sebagai
suatu proses kebaikan harga-harga yang berlaku clalam suatu pereknomian.
Tingkat intlasi berbeda dari suatu periode ke pcriode lainya, clan berbeda
dari suatu negara ke negara lainnya. lnflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus.
Terdapat 3 teori utama mengenai inflasi (Muana Nanga, 2001 :252-
254), yaitu:
a. Teori Kuantitas
Mengatakan bah\\'a penyebab inflasi adalah penambahan jumlah uang
clan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa
mendatang. Tambahan jumlah uang beredar sebesar x% bisa
menumbuhkan intlasi kurang dari xo/o sama dengan x% atau lebih
besar dari x% tergantung apakah masyarakat tidak mengharapkan
harga naik lagi, akan naik tctapi lebih buruk dari masa sckarang atau
lampau. atau akan naik cepat dari sckarang atau masa lampau.
b. Teori Keynes
Mengatakan bahwa.inflasi terjadi karcna masyarakat hidup diluar batas
kemampuan ekonomisnya. Teori ini menarik karena menyoroti
peranan distribusi pendapatan dalam proses inflasi, dan menyarankan
hubungan antara inflasi dan faktor-faktor non ekonomis.
c. Teori Strukturalis
Teori intlasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi
yang berasal dari kekuatan struktur ekonomi, khususnya suplai bahan
makanan dan barang-barang ekspor. Inflasi semacam ini tidak bisa
diobati denagn misalnya mengurangi jumlah uang beredar. tetapi
pembangunan sector bahan makanan dan ekspor.
i\1uana Nanga (200 I :241) menjelaskan inflasi adalah suatu gejala
dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus.
Venieris dan Sebo! (1978:63). mendefinisikan inflasi sebagai suatu
kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus menerus
sepanjang waktu (a sustained 1endencyfor the general /el'e/ of price lo rise
O\'el' lime).
3. Nilai Tukar Rupiah
Menurut Sadono Sukirno (2000: 197), kurs (nilai tukar) valuta
asing masalah suatu nilai yang menunjukkan mata uang dalam negeri yang
diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Sedangkan
menurut Suad Husnan (1998) menyatakan bahwa kurs valuta asing di
Indonesia biasanya dinyatakan sebagai berapa Rupiah yang diperlukan
oleh bank untuk membeli satu unit mata uang (kurs beli) dan berapa
Rupiah yang akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing (kurs
jual).
Pengertian nilai tuk'ir mata uang menurut FASB adalah rasio
antara suatu unit n1ata uang dcngan seju1nlah n1ata u3ng lain yang bisa
ditukar pada waktu tertentu. l'erbedaan nilai tukar riil dengan nilai tukm
nominal penting untuk dipahami karena keduanya mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap risiko nilai tukar (Sartono. 2001). Perubahan nilai
tukar nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang sama yang
menjadikan perubahan tcrscbut tidak berpengaruh terhadap posisi
persaingan relatif antara perusahaan domestik dengan pesaing luar
negerinya dan tidak ada pengaruh terhadap aliran kas. Scclangkan
perubahan nilai tukar riil akan menyebabkan perubahan harga re\atif (yaitu
perubahan perbandingan antara harga barang domcstik dengan harga
barang luar negeri). Dengan dcmikian pcrubahan tcrscbut mempengaruhi
daya saing barang don1estik.
Shapiro (1996) mendefinisikan perubahan nilai tukar riil, adalah :
"the real exchange ra/e is the nominal exchange rate adjusted for
changes in the relative purchasing power of each currency since
some base period. "
Tahun 1981 SFAS No. 52 menetapkan bahwa perusahaan harus
menggunakan currem rate untuk pertukaran mata uang asing-penyatuan
asset dan liability dalam dollar . .ladi laba atau rugi pcrtukaran rnata uang
melalui pelaporan laba I rugi dan diakumulasi dalam suatu akun yang
wajar dalam neraca yang biasanya disebut "penyesuaian pertukaran
komulatif'.
Pada SFAS No. 52 juga dijelaskan ball\\'a tujuan dasar pertukaran
mata uang asing adalah untuk memberikan informasi yang secara LJJnum
sesuai dengan pengaruh ckonorni yang diharapkan dari suatu perubahan
nilai dalam arus kas dan ckuitas perusalrnan. Bcrdasarkan pernyataan ini
berarti pertukaran mata uang asing berpengaruh pacla nilai perusahaan
yang bisa diukur melalui arus kas clan return saham pcrusahaan.
Menurut Salvatore ( 1997:49) nilai tukar a tau exchange rate
diartikan sebagai harga mata uang luar ncgeri dalam satuan mata uang
domestik.
Menurut Salvatore ( 1997: 140) kar atau sering disebut dengan kurs
adalah jumlah atau harga mata uang domestik dan mata uang luar negeri
(asing). Kurs ini dipertahankan sama di scmua pasar melalui orbitrose.
Arbitrase valuta asing adalah pcmbelian mata uang asing bila harganya
rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Suatu penurunan dalam
nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan
depresiasi. Sedangkan kenaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap
111ata uang asing disebut a11resiasi. Karena 1nata uang suatu negara dapat di
depresiasi terhadap mata uang clan apresiasi terhadap yang lain maka
biasanya dapat dihitung suatu kurs dektif. Kurs cfektif merupakan rata-
rata tertin1bang dari nilai tukar n1ata uang suatu negara.
Exchange rale atau Ktirs adalah tingkat diinana negara-ncgara
melakukan pe!1l1karan dipasar clunia ( ivlankiw, 2005:492).
Kurs adalah harga scbuah mata uang dari suatu negara yang diukur
I dinyatakan dalam satuan rnata uang lainnya. Kurs mcmainkan penman
yang amat penting dalam keputusan-kcputusan pcmbelanjaan, karena kurs
memungkinkan bagi kita untuk rnenerjernahkan harga-harga dari berbagai
negara kedalam satu bahasa yang sarna ( Krugman, 2000:40).
Perdagangan antar negara din1ana n1asing-111asing negara
mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang
kemudian disebut kurs (Boediono, 1993:43). Jadi kurs atau nilai tukar
valuta asing adalah perbandingan nilai harga atau mata uang nasional
tertentu dengan mata uang nasional lalu (Salvatore, 1997).
-l. Suku Bunga SBI
Scrtifikat flank Indonesia (Sfll) pcrtama kali ditcrhitkan pada
tahun 1970 dcngan sasaran utamn mcnciptakan instrumen ynng
diperdagangkan antar bank pada talwn 1971. Sctclah bank-bank diizinkan
menerbitkan sertifikat deposito 111aka SB! ticlak diterbitkan karena
sertifikat deposito mampu menggantikan SB!. Sejalan dengan perubahan
pendekatan kebijakan moncter pemerintah terutama setelah deregulasi
perbankan I Juni 1983 rnaka Bank Indonesia kembali 111enerbitkan SB!
sebagai instrumen dalam melakukan kebijakan operasi terbuka. teruta111a
untuk tujaun konstraksi moneter Ill (1999).
Bcrdasarkan SK Direksi Ill No. 31/67/KEP/DIR tcrtanggal 23 Juli
1998 tentang penerbitan SB! serta instru111en rupiah yakni Sertifikat Bank
Indonesia (SB!) adalah surat bcrharga atas petunjuk dalam rupiah yang
diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu
pendek dengan sistem diskonto.
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia SB! ditcrbitkan oleh Bl lcbih ditujukan sebagai alat
kebijakan moneter SBI ditcrbitkan pcrtama kali pada tahun 1984
pemilik dana dcngan jaminan keamanan clana yang dibcrikan (•leh bank
sentral si:rla pe111bcrian ting\.,,at ~u\.,,u hunga yang cukup ko111pctiti!'. Fung~)i
SB! tidak jauh dari tremurr hill :aitu surat hutang yang diterbitkan oleh
pcmcrintah.
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan
masa depan, serta merupakan variabel paling penting diantara variabel
variabel makro ekonomi (Manki". 2005: I 57).
Interest rate atau tingkat bunga adalah harga pasar yang
mentransfer sumber daya masa lalu dan masa depan atau merupakan hasil
tabungan dan biaya peminjaman i\lanki\\'. 2005:494).
Menurut Boediono ( 1994: 75), pengertian dasar teori tingkat suku
bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka \vaktu tertentu.
Pengertian tingkat suku bunga sebagai harga dapat juga dinyatakan
sebagai harga yang harus diba; ar apabila te1jadi penukaran antara satu
rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti. Hutang piutang timbul karena
terjadi pertukaran semacam ini. Pembeli dari satu rupiah sekarang
sekaligus penjual dari satu rupiah nanti adalah peminjam (debitur).
Sedangkan penjual dari satu rupiah sekarang yang sekaligus juga pembeli
dari satu rupiah nanti adalah orang yang meminjamkan (kreditur). Debitur
harus membayar kepada kreditur harga dan pertukaran tersebut dan harga
ini adalah bunga yang dibayar debitur dan diterima oleh kreditur.
Salah satu instrumcn moneter yang dapat mempengaruhi atau
memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan
melakukan investasi adalah suku bunga. l\1enurut Eugene A Diulio
(!990:42), suku bunga adalah harga yrrng cliberikan oleh unit ekonomi
yang 111engala1ni defisit. ,\rtin:a. bunga n1erupakan balas jasa yang
diberikan oleh unit ekonomi yang mengalami surplus kepada unit ekonomi
yang mcngalami dclisit (kckurangan) karcna dibcrikan pinjaman olch unit
surplus (1-!amidah, 2005: 18 ).
Dalam perhitungan tingkat suku bunga, biasanya digunakan
persentase (%) dari jumlah yang dipinjam atau ditanamkan seseorang. Hal
ini sesuai dengan pendapat Paul :\ Samuelson dan William D Nordhous
(1990:414), bahwa suku bunga merupakan penerimaan (dalam rupiah) dan
setiap rupiah yang dipinjamkan pertahun sebagai imbalan atas uang yang
dipimjamkan.
Mcnurut Dahlan Siamat (200 I :220), sertifikat merupakan sun tu
keterangan atau pernyataan tertulis tercetak dari orang yang berwenang
yang dapat digunakan sebagai bukti suatu kejadian scbagai sarana clalam
penanaman modal digunakan sertifikat. SB! pertama kali diterbitkan pac!a
tahun I 970 dengan sasaran utama menciptakan stiatu instrumen pasar uang
yang hanya diperdagangkan antara bank-bank.
Didalam perdagangan efck yang dimaksud dengan sertifikat
adalah:
a. Suatu surat berharga sebagai pengganti dari surat berharga lainnya,
misalnya sertifikat PT. Dana Reksa.
b. Suatu surat dikeluarkan sebagai pengganti di suatu tagihan, rnisalnya
sertifikat dikeluakan oleh Bl.
c. Sebagai surat berhnrga yakni surat berharga yang dipergunakan untuk
menyatakan bahwa pemilik sertifikat tersebut oleh pemilik dari suatu
jumlah tertentu saham atau perusahaan.
Hal senada diperkuat okh urusan riset ekonomi dan kebijakan
moneter Bank Indonesia hah"a SBJ yan:; diterbitkan oleh Bl pacla
clasarnya adalah sama dengan dcposito bcrjangka, tetapi dengan ciri
tambah yang penting. Yaitu dapat diperjualbelikan clan bunganya dibayar
dimuka dengan diskonto.
Kesimpuiannya bahwa Tingkat suku bunga Sertifikat bank
Indonesia adaiah biaya yang harus dibayar oleh Bank Indonesia yang
mengeluarkan surat berharga Scrtifikat Bank Indonesia kepacla pembeli
atau pemegang surat berharga tcrsebut bcrdasarkan jangka waktu tcrtcntu
(\Vidayanti. 2007: 18)
5. Ha rga Em as
Ciri pokok dari standar emas adalah bahwa setiap negara selalu
siap mengkonversikan uang kcrtas atau uang flatnya pacla tingkat harga
yang tetap. Mekanisme tingkat harga dalam sistem standar emas disebut
mekanisme price specie automatic adjusmell/ , dimana specie adalah kata
lain untuk logam mulia (Hamidah, 2005:22).
(Maurice D. Levi, I 996: I 73) teori yang dikembangkan oleh para
ahli ekonomi klasik mengenai hubungan antara penawaran uang dan
tingkat harga emas adalah teori kuantitas uang. Teori ini menyatakan
bahwa tingkut harga keseluruhan dalam perekonomian akan sebanding
(proporsional) dengan uang yang beredar. Dalam standar emas, emas
merupakan bagian penting dari uang beredar. Baik Jangsung dalam bentuk
koin emas ataupun tak langsung yaitu pada saat pcmerintah menggunakan
emas sebagai jaminan uang kertas (paper money).
Dari tahun 1934 hingga tahun 1971 Amerika Serikat menjalankan
suatu kebijakan pe1~1belian dan penjualan emas dengan harga tetap S 35
per ons. Kebijakan ini digunakan hingga pemerintah Nixon menghentikan
konvertabilitas dolar terhadap emus. Nilai emas sekarang ditentukan oleh
dorongan pasar (Hamidah, 2005:22).
Nick Apostolon dan D. Lawrence (2003). Menyatakan ernas telah
menjadi barometer kayakinan politik dan satabilitas mata uang. Ketika
angka inflasi meningkat, permintaan emasjuga akan meningkatjika terjadi
perubahan politik secara serius. Akirnya tingkat bpnga pada instrumen
pasar uang dan surat-surat berharga menjadikan emas lebih menarik
sebagai investasi. Sehingga menjadikan perarnalan harga emas sangat
su Ii t.
Bila seorang investor ingin mebeli emas karena ketidakstabilan
ekonomi atau untuk rnendiversifikasikan kepemilikan. Ada enam bentuk
pokok yang dapat dibeli yaitu, dana bersama. saham emas, koin. ernas
batangan, kontrakfi1111res, dan opsi.
Harga emas biasanya berbanding lurus dengan perubahan harga
mata uang dolar Amerika. Jadi kalau rnata uang dolar Amerika meningkat,
maka harga emas pun ikut meningkat. Hamidah, 2005:23, ada tiga macam
produk emas, yaitu:
I I
I. Perh iasan
Biasanya jika seseorang membcli perhiasan emas akan dikenakan
biaya tambahan yang harus dibayar orang tersebut sebagai ongkos
pembuatan perhiasan tersebut. Tetapi ketika dijual maka orang tersebut
hanya akan menerima harga ernasnya saja, sedangkan ongkos
peinbuatannya 1ncnjadi 6iaya yang ditanggung orang tersebut.
2. l(oin
Koin emas yang popular adalah koin emas ONH yang dijual
dipegadaian. Sebagai investasi, koin emas biasanya lebih
menguntungkan dibanding dengan perhiasan, rnengingat untuk
membeli perhiasan membutuhkan ongkos pembuatan.
3. Batangan
Emas batangan adalah produk investasi emas yang paling
menguntungkan. Karena tidak dikenakan ongkos pembuatan ketika
membelinya. Mayoritas investor tidak sungguh-sungguh memiliki
batangan emas secarn fisik. Sebaliknya mereka membeli sertifikat
kepemilikan yang menunjukkan bahwa emas didepositokan dibank.
Sertifikat-sertifikat 1111 dapat dibeli dari bank-bank tertentu,
perusahaan-perusahaan paling besar, dan agen-agen yang diakui.
Emas merupakan logam mulia yang banyak diminati sebagai
alternatif investasi karena sifatnya yang anti inflasi. Maka perubahan harga
cmas sering menjadi perhatian investor scbagai dasar untuk menentukan
keputusan investasinya. Sebab, kenaikan harga emas yang melebihi batas-
1-U'v"v'·\N Ul P,tJIA UIN SYAHID JAKARTA
batas normalnya dapat dijadikan indikator sebagai terjadinya krisis nilai
tukar mata uang lokal tcrhadap mata uang US$ yang menurut kcsepakatan
Bretton Woe! (I 990) ma ta uang ini tetap menggunakan standar em as.
Sedangakan mata uang lainnya tidak harus diJamin dengan emas
melainkan menambatkan diri pada mata uang US$ (Hamiclah 2005:24).
B. Pcnclitian Tcrdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sudjono (2002) penelitian dilakukan
dengan melihat hubungan simultan antara variabel makro terhadap indeks
harga saham sebelum dan semasa krisis. hasil penelitiannya menunjukan
bahwa terdapat empat variabel yang mempunyai hubungan simultan yakni
IHSG, Deposito I, SB!, dan rupiah akan tetapi rupiah Jebih mampu
menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel-variabel !HSG, Depo l, SB!, atau
rupiah itu sendiri akan tetapi tidak dapat mengungkap keseimbangan dan
hubungan simultan sebelum dan masa krisis karena periode pengamatan yang
terlal u penclek.
Penelitian yang dilakukan oleh R. Hiclayat, clkk (2003) tentang
Penggunaan Multi Indeks Model dalam Estimasi Tingkat Pengembalian
Jnvestasi Saham Di lndonesia tahun I 997-2000 dengan menggunakan analisis
regresi berganda hasilnya mcnunjukkan adanya pengaruh bersama secara
signifikan yaitu variabel tingkat pcngembalian pasar, tingkat inflasi, suku
bunga SB!, dan variabel kurs US dollar, clan harga emas terhadap
pengembalian saham.
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) pcnclitian mcngcnai pcngaruh indcks
pasar terhadap harga saham-saham telah dilakukan oleh B. F. King terhadap
60 saham perusahaan yang menggunakan S & P 500 Dow Jones Index. hasil
penelitian ini dikutip oleh Fisher dengan pcrnyataan, "King obserred rhcil, 011
the a1·erage, 01·er half the \'araition in a stock's JJrice coulcl be a!!rihu/e(l ro a
marker i11fluence 1ha1 ajfecrs all s!Ock marker indexes such as Doll' Jones
Indus/rial Aremge or rhe S & P 500 Index" (Fisher And Jordon, 1995: I 0 I).
Hasil observasi King tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata, Jebih dari
separuh variasi harga saham dapat discbabkan olch pengaruh indeks pasar.
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) terjadinya pola hubungan negatif antara
tingkat inflasi dengan tingkat pengembalian investasi saham dan komoditas
future (Jacob and Pettit,· 1989: 13 7). l'enelitian Januari 1969-Novcmbcr 1970
juga mengungkapkan adanya po la hubungan ncgatif antara tingkat bunga dan
inflasi terhadap pengembalian saham biasa. " ... rhere is a reliable 11ega1ire
rela/ionship be/11'een rhe le1·el o/ 1hc cxpecrcd r<'lums on common srocks and
rhe lnel ofrhe 1reas111)' bill rare" (Sclmcrt. 1992:519).
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) penelitian mengenai hubungan harga
emas dengan indeks pasar saham mcnunjukkan: "In ge11eml, gold allowss 011e
lo diversih agai11/s !he ki11d1 o/ risk rhar affecr all s!Ock markels
simul1a11eo11sly. For example, in 19'3 and 197./ bullio11 price /rippled \\'he11
s/ock 111arke1.1· worldwide dropped dm111a1ically d11ri11g 1he oil crisis; 1he New
York Srock Exch11ge dropped opproxiamarcly 50%. Com·ersly, rhe price of
gold dropped fi'om 1982 10 I 983, 1rhrn 111os1 srock 111arke1 rose during rhe
economic recove1J'. Several s111dies have shown 1he existence of a small, and
sometimes negafive, co1-rela1io11 he/ween gold and stock prices (Bruno,
1991 :328). Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pola hubungan
negatif antara harga emas dengan pcngembalian saham biasa. Penelitian sejak
tahun 1960-1984 di USA terlrndap kcdua variabel tersebut, juga menunjukkan
adanya korelasi negatif sangat lcmah yaitu sebesar -0,09. tetapi terjadi
hubungan positif antara harga emas dengan tingkat inflasi (Roger dan Siegel
yang diadaptasi oleh Sharp, Gordon dan Bailey, 1997:498).
Dalam Siti Ruqoyah (2005), penelitian menunjukkan tingkat suku
bunga SB! dan jumlah uang beredar (M2) memberi pengaruh terhadap return
sahamn secara signifikan pada taraf a = 0,05. 1-lasil dari koefisien regresi
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SB! dan jumlah uang beredar (M2)
memberi pcngaruh terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan Widayanti (2007), penelitian dengan
menggunakan metode analisis regresi linear berganda yang digunakan
memberikan basil bahwa terdapat variabel makroekonomi yaitu gross
domeslic product, tingkat suku bunga SB!, tingkat suku bunga f/1/ernationa/
Prime Rares, inflasi Indonesia, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar
Amerika Serikat, indeks harga saham gabungan dan New York Exchange
Index, masing-masing mempunyai pengaruh terhadap return saham
perusahaan yang mempunyai karakter yang berbeda walaupun perusahaan
tersebut sahamnya sama-sama diminati oleh investor asing. Sedangkan
variabel inflasi Amerika Serikat tidak mempunyai pengaruh terhadap return
saharn perusahaan manapun. Re111m saham terhadap 24 perusahaan yang
paling banyak dipengaruhi oleh variabel makroekonomi adalah re111m saham
perusahaan KLBF. 7 perusahaan tidak dipengaruhi oleh variabel
makroekonomi apapun, 4 perusahaan dipengaruhi oleh 2 varian variabel
rnakroekonomi, dan l 0 perusahaan dipengaruhi oleh satu varian variabel
makroekonorn i.
Pcnelitian juga dilakukan olch Hamidah (2005), hasil pcnclitian yang
diperoleh dalam pengujian terhadap tingkat pengcrnbalian investasi saham
adalah bahwa tingkat pengembalian pasar, inflasi, suku bunga deposito, niali
tukar, dan harga emas secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan. Secara parsial, hasil pcnelitian menunjukkan bahwa hanya tingkat
pengembalian pasar dan nilai tukar yang berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengembalian investasi saham. Sedangkan inflasi. suku bunga
deposito. dan harga emus tidak berpengaruh signifikan.
C. Kerangka Pemikiran
Kondisi variabel rnakro sangat mempengaruhi kcputusan-keputusan
invetasi yang diambil oleh pemodal. Saat terjadi gejolak pada kondisi moneter
dimana indikator ekonomi makro menunjukan tren penurunan atau
perlambatan, maka harga-harga saham akan menurun. Sementara kondisi
perekonomian yang diharapkan membaik merupakan sentimen positif yang
berdampak pada kenaikan harga di pasar saham. Beberapa variabcl yang
sering digunakan dalam melakukan analisis kondisi ekonomi makro antara
Jain suku bunga SB!, nilai tukar rnata uang asing, tingkat inflasi, jurnlah uang
yang beredar, pendapatan rnasyarakat. dan lain-lain.
Berdasarkan acuan terse but rnaka penel iti akan· menganal is is pengaruh
inflasi, suku bunga SB!, nilai tukar Rupiah, dan Harga Emas terhadap tingkat
penge111balian (re111rn) saharn dengan 111enggunakan 111odel koreksi kesalahan
atau ECM (Error Correclion Model) yang diperkenalkan oleh Sargan dan
dipopulerkan oleh Engle dan Granger karena 111odel ini 111a111pu meliputi
banyak variabel dalam 111enganalisis fenornena ekonomi jangka panjang dan
juga dapat memecahkan masalah variabel lime series yang rentan dengan
ketidakstasioneran yang sebelumnya dilakukan uji stasioner ADF dan uji
kointegrasi Johansen.
Bank Bursa Efek Indonesia Indonesia
I I Variabel Jndependen: Variabe! dependen : I. Tingkat lnllasi Tingkat Pcngen1balian
(return) Sahan1 2. Nilai Tukar Rupiah
3. Suku Bunga Sf31
..J.. Harga Emas I ' I I
I Uji Akar Unit I
I Uji Kointegrasi
I I
Error ('orrection .\!ode/ I
Gambar 2. l. Kcrangk'1 13crpikir
Dari gambar diatas dapat clijelaskan bahwa sctelah pencliti menctapkan
judul penelitian, maka langkah awal yang dilakukan adalah dcngan menentukan
sampel dari jumlah saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Dalam ha! ini, peneliti mengambil sampel dari l 2 saham yang konsisten selama
masa periode bulan Januari 2005 sampai Desember 2007. penelitian ini
dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh inflasi, kurs, suku bunga SB! dan harga
emas terhadap return saham. Model yang dipakai adalah Error Correcrion Model.
Data variabel dependen maupun independen yang di input merupakan data
rime series. Time series adalah serangkaian data numerik dimana setiap itemnya
berhubungan dengan suatu saat tertentu dalam waktu. Dalam penelitian ini
pengujian statistik menggunakan uji pcrtama yang dianalisis. Dari uji stasioneritas
data dapat diketahui nilai critical \'{/iue (CV) dan uji ADFtcst. Jika nilai CV >
ADFtest, maka data stasioner a tau cl a pat juga dil ihat dari prob < 0.05. Jika scluruh
data sudah dianggap stasioner maka sclanjutnya clilakukan uji kointegrasi, ini
bertujuan untuk mengkaji stasioneritas residual regresi kointegrasi. Uji kointegrasi
sangat penting untuk mengem,bangkan suatu model dinamis. terutama Error
Correction Model (ECM) yang mcncakup variabcl-variabel kunci pada regres1
kointegrasi terkait.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup peneli°tian ini adalah menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel dependen (Y)
.adalah tingkat pengembalian (re111m) saham sedangkan variabel dependennya
(X) adalah inflasi, nilai tukar rupiah. suku bunga SB!. dan harga emas. periode
penelitian 1 Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Perhitungan dan
pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu sofiirnre
statistik dan ekonometrik dalam komputer yang scsuai, yaitu £1·ieH's versi 4.0.
Ruang lingkup penelitian ini adalah variabel makro ekonomi yang
terdiri dari:
I. Tingkat inflasi
., Nilai tukar Rupiah
3. Suku Bunga SBI
4. Tingkat Inflasi di Indonesia
5. Tingkat Pengembalian (re111m) Saham
B. Metode Penentuan Sampcl
Sampcl yang digunakan dalam pcnclitian 1111 adalah scluruh
perusahaan yang terdaftar pada scktor lndustri Barang Konsumsi di BEJ
dengan periode penelitian 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desembcr 2007.
Adapun yang digunakan dalam pcnelitian ini adalah metode p11rposi1·e
sampling, dengan kriteria sebagai bcrikut :
1. Perusahaan yang diteliti terda!iar di BEJ sejak periodc 31 Desembcr 2005
s.ampai dengan Desember 2007.
Perusahaan yang diteliti tidak mdakukan Corporate Action (Srock Split
dan Revers Stock) sclama pcriode pcnelitian guna menghindari bias data
harga saham.
3. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan teraktif selama pcriodc
penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data agar dapat dilakukan penelitian. Peneliti
melakukan dua kegiatan pengumpu\an data.
I. Data Sekunder
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu
(lime series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari data
bulanan historis return saham pada scktor lndustri Barang Konsumsi yang
listed dan dipublikasikan PT BEJ pada web site 11·11w.j~c:_s_o.id atau pada
jsx monthly report dengan rentang waktu dari 1 Januari 2005 sampai
c. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam
diperpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa.
karena ilmu selalu berkembang, penulis melakukan penelitian dengan
teknologi yang berkembang yaitu internet sehingga data yang
diperoleh up to date sepcrti: www. Bi.go.id
D. Mctodc Analisis
Dalam penelitian ini untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh
yaitu untuk mengetahui pengaruh antara tingkat inflasi. nilai tukar Rupiah,
suku bunga SBJ, dan harga emas terhadap tingkat pengembalian (return)
saham, untuk itu digunakan beberapa alat analisis dianraranya sebagai berikut.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi OLS
(ordinary least square) dengan data time series periocle Januari 2005-
Desember 2007. Aclapun metocle analisis yang digunakan untuk mengestimasi
model penelitian ini adalah Error Corre.ction Model (ECM) atau model
koreksi kesalahan yang diperkcnalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh
Engle dan Granger (Nachrowi. 2006). Adapun pe11imbangan penggunaan alat
analisis tersebut karena model koreksi kesalahan mampu meliputi banyak
variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek maupun
jangka panjang. serta mampu mengkaji konsistensi model empiris dengan
teori ekonomi. Selain itu. model ini mampu mencari pemecahan terhaclap
persoalan variabel runtun waktu (1i111e series) yang ticlak stasioncr dan regresi
lancung (spurious regression) dalam ekonomctri (lnsukindro. 1999).
ECM adalah suatu model ekonomi clan analisis yang mcnyertainya. ha!
ini disebabkan sebagian besar analisis ekonomi berhubungan erat dcngan data
time series yang sering diwujudkan dengan hubungan dan perubahan suatu
variabel pada waktu te1tentu ,terhadap variabel lain di waktu yang berbeda.
Adapun model dasar ECM adalah sebagai berikut :
DY,= a0 + a1ECT1 t-1 + a2DYt-J +a3DX,_k+u 1 ......
Dari persamaan diatas dapal dilihat bahwa dalam pengujian untuk
hubungan jangka pcndek dimasukan variabcl independen yakni ECT (Error
Correction Ter111) yang mcrupakan error atau residual dari rcgresi OLS jangka
panjang, karena kita ingin mengetahui apakah variabel dcpcndcn pada pcriocle
sebelunrnya mempengaruhi variabel dimasa sekarang, sehingga dimasukun
juga variabel dependen pada pcriode sebelumnya.
1. Uji Stasioneritas
Dalam ekonometri dikenal dengan beberapa pengujian unit root
dan Data ekonomi makro umumnya adalah data time series yang rentan
dengan ketidakstasioneran untuk itu sebelumnya d.ilakukan uji stasioner
Tujuan uji stasioner ini adalah agar meannya stabil dan random errornya =
0, sehingga model regresi yang diperoleh mempunyai prediksi yang tidak
spurious (regrcsi semu). Data dikaiakan stasioner apabila nilai
probabilitasnya < tingkat kepercayaan a = 0,05 atau ADF1," > nilai kritis
ADF. Dalam uji ini yang digunabn adalah Uji Aug111e111ed Dickey Fuller
(.4DF) pengujian ini dapat dilakukan untuk mengetahui kcstasioneran data,
dengan asumsi pada errornya tidak terdapat autokorelasi, kelebihan dari
Uji ADF adalah pengujian ini dapat dilakukan walaupun antar errornya
saling berkaitan.
2. Uji Kointegrasi
Uji kointcgrasi mcrupakan kclanjutan dari uji akar unit. Tujuan
dilakukannya uji kointegrasi adalah untuk mengkaj i stasioneritas residual
regresi kointegrasi. Stasioneritas penting jika ingin mengembangkan suatu
model dinamis. terutama EC'".I yang rnencakup variabcl-variabel· kunci
pada regresi kointegrasi terkait.
Pada umumya data time series tidak stasioner pada level atau
mengandung unit root bila data tersebut sudah stasioner pada ordo yang
sanrn misalnya !(!) maka dapat dilakukan uji kointegrasi untuk me!ihat
apakah terdapat adanya hubungan keseimbangan antara variabel-variabel
tersebut dalam jangka panjang. Uji yang digunakan adalah uji Johansen
Coi111egra1ion 1es1.
3. Uji Signifikansi
a. Uji T (Uji secara parsial)
Uji T digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen
terhadap variabel dcpenden secara parsial. Bila T1i'""'" lebih besar dari
T1a1,,1 atau nilai signifikan T <a : 5 % (0.05) maka J-1 0 ditolak dan J-1,
diterima yang bcrarti bahwa tcrdapat pengaruh signifikan sccara
parsial variabel indepemkn terhadap variabel dcpenden.
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi
tersebut. Bila nilai Fh;rn,,g lebih besar dari Frnbel atau tingkat
signifikannya lebih kecil dari 5 % (a : 5 % ; 0,05) maka ha! ini
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H, diterima yang berarti bahwa
variabel independent mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen sccara simultan.
c. Uji R2
Nilai R' menunjukkan besarnya variasi variabel-variabel independent
dalam mempengaruhi variabel dependen. Nilai R2 berkisar antar 0 dan
I. semakin besar nilai R2 berarti semakin besar variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel
independent, dan begitupula dengan sebaliknya.
E. Variabel Penelitian
I. Variabel Dependen
Variabel dependen clalam penelitian ini adalah tingkat
pengembalian (return) saharn yang ditentukan berdasarkan rasio
perubahan harga saham individual dengan jangka waktu bulanan. Tingkat
pengembalian (re/urn) saham adalah selisih antara harga saham pada
43
PER PUST AKAAN UT AMA UIN SYAHID JAKARTA
pcriocle l dan harga saham pada pcriode scbclumnya (t-1) dibagi dcngan
l1arga saham pada peride sebelumnya (t-1).
2. Variabel lnd~penden
a. lnllasi
Inflnsi adalah ukuran ckonon1i yang 1ncn1bcrikan gan1baran
tcntanu pcningkau1n harga rata~rata barang dan jasa yang diproduksi
okh sistem pecckonomian. Inflasi juga merupakan salah satu ukuran
aktivitas ekonomi yang sering digunakan untuk me!1gga111barkan
kondisi ckonomi nasional. Tingkat inllasi dapat diukur dengan
menggunakan Jaju inflasi yang terlihat lndcks Harga Konsumen (JHK).
b. Nilai Tul:<1r Rupiah
Salvatore ( 1997:49), nilai tukar kurs (exchange rate)
didefinisikan seb[,gai harga mata uang uar negcri dalam satuan mata
11arig dari suatu Negara ya11g diukur atm1 dinyatakan dalam rnata uang
Jain. Kurs merupakan harga suatu mata .rang terh~dap mata uang yang
Ja:n. Data kurs yang dipakai adalah data pcrsentase pertumbuhan kurs
R•:piah terhadap Dolar Amcrika Serikat. Adapun data kurs yang
Jigunakan adalah nilai tengah antara mata uang Rupiah terhadap Dolar
A•nerika Serikat.
c. Suku Bunra SB!
Suku bunga tidak diragukan Jagi mempengaruhi harga saham
karcna pengarulmya terhadap Jaba. Suku bunga yang makin tinggi
akan melemahkan perekonomian, dapat menaikkan biaya bunga dan
BAB IV
BASIL DAN PEMBAHASAN
A .. Sckilas Gi.mbaran Urn urn Objck Pcnclitian
L Scj~1rah Bursa Efek
'.'ada zaman pcrusahaan Belanda. Bursa cfek pertama kali didirikan
di Indonesia pada tahun 1912. bursa efek yang pertarna ini didirikan oieh
13 pcrusahaan efek (sekuritas) Bclancla dan beralokasi di Batavia
(Jakar·ta). Kemudian claiam pcrkembangannya, pachi tahun 1925 didirikan
dua bur::a elek Jain, yaitu clikota Semarang dan Surabaya. Karena
mcietusnya perang dunia ke 2 pada tahun 1939, rnaka pada awal tahun
1940 bu:·sa c!Ck ditutup, sehingga secara otomatis pasar modal menj'adi
vakum, tidak ada Jagi pcrkcmbangannya.
S·~telah Indonesia rncrdcka pada tan ,gal 17 Agustus 1945, scjarah
pasar modal Indonesia memasuki alam kc1*:rdekaan yr,ng tentunya akan
memberikan angi11a segar bagi perkembangrn pasar modal dengan dimensi
da11 situasi yang berbeda. Pemerintah orcle iama membentuk suatu badan
yang discbut PPUE (Pcrserikatan Perdagangan Uang dan Efck-cfck).
SalaJ1 satu tugas badan ini adaiah melakukan berbagai kajian tentang
kcmungkinan didirikannyr bursa cfek pasca kcmerdckaan. Berbgai kajian
clilakukan tentunya mcnyangkut factor ckonomi makro maupun mikro,
karena pasar modal sangat erat kaitannya dengan factor ckonomi suatu
Negara.
Pada tahun l 652, PPUE membuka bursa efok di Jkarta, yang
diharapkan 111cnjadi indicator pcnunjang r--erckonornian. Na1nun karcna
inflasi dr.n resesi ckonomi yang berlangsung di Indonesia pada waktu itu.
maka pad:i tahun I 958 kegiatan bursa efek dihentikan.
2. Instrumen Pasar Modal
Jnstru1ncn pasar n1odal pada pnns1pnya ~idalah sc111ua surat
llcrharga (efck) yang umumnya diper:ju&! belikan melalui pasar modal efck
adalah surta pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
sckuritas k1cdi'. talllta i)llkti hutang, rights, "'"nw1ts, opsi atau sctiap
derivative dari cfck atau setiap instrument yang clitetapkan oleh Bapepam
scbgai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal (Bursa Efek)
biasanya nerjangka waktu panjang. Instrument yang paling umum
dipcciual bclikan mehlui Bursa Elek di Indonesia saat ini adalah saham,
obligasi clan rights.
a. Sah~m
Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan modal pada
suatu persc:ian tecbatas. Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek,
saham atau disebut share merupakan instrnment yang paling dominant
dipcr'Jagangkan. Saham tersi:but dapat ditcrbitkan dcngan cara atas
nama atau atas unjuk. Saham clapat dibedakan antara saham biasa
t;com111011 stock) dan saham percferen (preferred stock). Perbcclaan
kedua sah:.im intu antara Jain adalah :
I) Sa ham Biasa
(a) Divide~ dibayackan sepanjang perusahaan memp~roleh data.
(b) Mcmiliki hak suara (one share one vote).
1 c) Hak mcmpcrolch pcmbagian kekayaan pcrusahaan apabila
bangkrut dilakukan setelah sem:rn kewajiabn perusahaan
dilunasi.
2) Saham Preferen
(a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.
(b) Tidal: memiliki hak suara.
(c) Dapat mempengaruhi rnanajemen perusahaan terutama dalam
P'"ncalonan pcngurus.
(ct) Memiliki hak pembayarnll maksimum sebesar nilai nominal
saham Jebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan
dilikuidasi.
(e) Kcmungkinan dapat mempcrolch tambahan dan pembagian
laba perusahaan ctisamping pcnghasilan yang diterima sccara
tetap.
h. Right
Yaitu hak yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk
rncmbeli tambahan saharn baru yang diterbitkan oleh suatu
pcrusahaan, penerbitan right di pasar modal Indonesia juga disebut
penawaran efek terbatas dengan hak membeli lebih dahulu. Biasanya
pcrusahaan menctapkan bahwa setiap pemegang saham lama diberi
liak Ulltuk membeli scjumlah saham baru clengan suatu perbandinagn
yang dite11tuka11.
c. Obligasi
Obligasi atau bond1· adalah bukti hutang dari emiten yang
Jijarn in oleh pcnaggung yang mcrnegang janj i pembayaran bunga a tau
jailii lainnp secara pclunasan pokok pinjarnan yang dilakukan pada
tanggal jatuh tempo. Obligasi pada prinsipnya mcrupakan instrtnnent
pasar nwdal ) ang bcrjangka waktu panjang yaitu 3 s/d 30 tahun.
Namun dcmikian clilihat dari jangka waktu pcndek yaitu antara 3-5
tal1un, b-ci:jangka waktu 1Penengah 5-15 tahun clan berjangka waktu
panjang 15-30 tahun.
3. Gamh,,ran Prociuk Indonesia di Era Gloloalisnsi
J)i era globalisasi, rerdagangan sen1akin bcbas1 aru~ barang suatu
Negara kc Negara lain 111enjadi sangnt :~nicar. tanpa han1batan bcrupa
aturnn-aturan yang sebelumnya dibuat untuk rnelindungi industri Negara
setempat. Hambatan yang sering dibuat untuk melindungi produsen local
kini di hilangkan sarna sekali.
PcrJagangan bebas melahirkan peluang yang besar bagi Negara
yang produknya memiliki daya saing yang 1inggi. Prociuk mereka dapat
1ne1nasuki Negara manapun dan ditcrirna oleh konsumen karena
berkunlitas dan dijual dengan harga yang bersaing. Negara seperti itu
cbpat mcraup keuntungan yai;g melimpah dr ekspor produknya.
teknologi informasi dan mesin mobil. Namun, sekarang produk yang
bermuatan tckuologi sederhana seperti sepatu, kain, dan peralatan rumah
tangga sudah membanjin pasar. Produk semacam itu terutama produk
yang didatngkan dari Chii;a, yang dijual nrnrah, bahkan dicurigai dijual
murah dari pada di nc~cri asalnya.
Apa!agi genera,;;i nuda tcrutan1a di \Ota bcsar Indonesia sckarang
suclah dihingrapi penyakit bangga mengkor.sumsi produk Juar negeri atau
yang ocrbau luar negeri. Mereka lebuh menyukai makanan di restoran
makanan cepat saji asing seperti Mc Donalds, Kentucky Fried Chiken,
Pizza f1ut dan Hoka-Hoka Bento dari pada restoran asli Indonesia seperti
Aya111 Gorcng Mbok Berek, clan lain-lain.
Untung saja masih ada produk Indonesia yang mendominasi pasar
nasional, seperti Mic Instant, The Botol Sosro, Air Mineral. Minyak
Goreng clan Kosmetik. Bila tidak ada produk Indonesia seperti itu, pasar
Indonesia sudah sepenuhnya dikuasai produk asing. Secara makro, akibat
kehadirJn produk asing secara masal meuyebabkan transaksi neraca
pembayaran Indonesia akan bangkrut kalau tidak ada penurunan impor.
Bila pemerintah tidak segcra melakukan tindakan untuk mengatasi
masahh serbuan produk asing tersebut: maka semakin mcrajalela di pasar
na,ional. Di khawatirkan produk Indonesb akan tcrsingkir dari pasar.
Suatu Kcadaan yang menycdihlrnn akan terj< di: "Prociuk Indonesia menjadi
tamu d1 negcri sendiri". Kemungkinan i>uruk tcrsebut harus diccgah
Guna mengatasi permasalahan tersebut kalangan produsen
fann~si sudah berupaya semaksimal mungkin untuk tetap menjaga
agar harga obat masih di batas kcm 1mpuan masyarakat. Namun,
1neskipun kalangan produsen farmasi sudah berupaya semaksimal
n1ungkin unluk n1enjaga agar harga obat tidak n1c1nbcratkan
111asyarakat. tctap saja 1)cnnintaan 1nasyarakat untuk obatwobatan tidak
tcrlalu tinggi. Seperti diketahui konsumsi obat di Indonesia sangat
rendah, yaitu sebesar US$ 6 per ke1'ala. Ini adalah tingkat konsumsi
terendah di dunia setelah Senegal.
-:. lndustri Kosmetik
Indonesia merupakan Negara kedua terkaya di dunia dalam
ha! kcanckarngaman hayati. Terdapat sekitar 30.000 jenis (spesies)
yang telah diketahui memiliki fungsi biofarmara, yaitu tumbuhan,
hewan, mauoun mikroba yang memiliki potensi sebagai obat, makanan
kesehatan, 11111raoce11ticals, baik untuk manusia, hewan maupun
tanaman. Dengan kekayaan tersebut Indonesia berpcluang besar untuk
menjadi salah satu Negara terbesar dalam industri obat tradisional
(jamu) da:1 kosmetik alami berbahan bairn tumbuh-tumbuhan yang
peluang pasarnya cukup bcsar.
Seiring dengan kemajuan tcl:nologi, trend kecantikan di
Inuoncsia bcrkembang pesat dengan ditmdai oleh munculnya produk
kos•nctik baik dari dalam produk serta pilihan warna yang
mcnmvarKan varian produk serta pilihan warna yang lcngkap dalam
5) Davomas Abadi (DA VO)
I)) Pata Djakana (DLTA)
7) Indolood Suks~s Makmur (INDF)
8) Multi l3intang (MLTIJ
9) M8yora Indah (MYOR)
I 0) Prasidha Anak Niaga (!'SDN)
I I) Sari Husada (SHDA)
12) Sckar Laut (SKLT)
13) S11Jart (SMAR)
14) Sian:.ir Top (STTPl
15) Suh<1 Inc!ah (SUBA)
16) Tunas Baru Lampung (Tl3LA)
17) Ultra Jaya (ULTJ)
h. Rokok
1) BAT Indonesia (BAT!)
2) Gudang Garam (GGRM)
3) HM Sampoerna (HMSP)
·I) Bcntocl International Investment (RMBT)
I) Ba/er Indonesia SB (BYSB)
2) Gayer Indonesia SP (BYSP)
:l) ')ankns Laboratories (DNKS)
4) Darya-Varia Laboratoria (DVU\)
5) lnd•1forma ( INAF)
(i) Kimia Famia (KAEF)
7) Kalbc Farma (KLBF)
8) Merck Indonesia (MERK)
9) Pyridam Farina (PYFA)
I 0) Schcring Pbugh Indonesia (SCP!)
11) Dristoel-Myers Squibb Indo11csia (SQQBB)
12) Brisloel-Myers Squibb Indonesia (SQBI)
IJ)Tempo Scan Pasitic (TSPC)
d. Kos,nctik
I) Mustika Ratu (MRAT)
2) Manclom lndon~sia (TCID)
3) Unilever InJonesia (UNVR)
B. Hasil analisa d.111 Pcmbahasan
I. Analisis Dcskriptif
Pcngolahan data dilakukan sccara eiektronik yakni menggunakan
rvticr•)soi\ Excel Windows 2003 dan Evicws 4.0 untuk mempcrcepat
pc:·olchan h.1sil yanb dapat mcnjelaskan variabcl-variabcl yang ditcliti
J·:rkni Variabel indcpcndcn (variabcl bebas) tingkat inflasi, Nilai tukar
Rupiah ierh;1dap Dollar AS. Suku Bunga SBI, Hacga Emas dan yang
menjadi variabel cicpendennya (variabcl terikal) adalah tingkat
pengc:nbalian (retum) saham. Penjelasan lebil1 lnnjut sebaeai bcrikut:
a. Tingkat Pengcrnbalian (retum) Saham
r.ki1entukan tiil~~at retum saham untuk masing-masing saham
(Ri) diair.bil d<.ri harga saham historis atau harga saham sebelumnya.
l?e111m saham diclelinisikan sebagai aktii'nya harga saham dari periode
scbc1un1nya. Sahan1-saha1n yang 111cn1iliki return sahan1 tertinggi
111engindikasikan bah\va sahan1 tcrsehut aktli dipcrdagangkan c.lan
dealer tiJak akan l,una mcnyimpa i saham tcrsebut sebelum
dipcrdagangkan. Rata-rata retum saham selam waktu periode Januari
2005 samapi Dcscmber 2007 clapat dililwt pada lam pi ran 5.
h. lnllasi
Tabcl 4.2. Tingkat innasi di Indonesia
I~--.'_'_. c;;~;~-- ---i{Jf;~-! -}fi-i*2--- -~0:-
. Feb -= _ 0.0060 -r ·0.0149 0.0053 Mar 0.0073 1 0.0131 0.0054
__ f\Pr___ 0.0068 r o.o 12s 0.0052
__ _r:-~ci __ ---~006~- _Q,O 130 __ . 0.0050 _ Juni 0.0062 0.0129 0.0048
Juli 0.0065 0.0126 0.0050
E. ~~=~1¥~ ~J~:~=-· ~i-.1 _____ Nov ___ o.o 153 I 0.0044 0.0056
Des 0.0143 0.0055 0.0055 . - . Suinber: Gank Indonesia. dnta dinhih
l.krdasarkan Tabcl 4.2 thqoat dikctahui bahwa rr1t.i-rata tingkat
lnllasi di Indonesia mempunyai rata-rato tertinggi pacla tahun 2005 clan
~ingkat inflasi tcrenJah ter:jadi pada tahu:1 '2006, dimana angka rata-rata
lcrlinggi terjadi p<.da bu Ian November 2005 sebesar 0.0 I 53 dan angka
rata-rata lcrcndah bcrada pada bu Ian November 2006 sebesar 0.044.
1\Jeningka:nya 'mgka inllasi pada masa terscbut diperkirakan
karena pcningkatan haiga minyak bumi dunia, tingginya harga minyak
humi duni.1 ini rncmbawa implikasi dikeluarkannya kcbijakan
pcnycsuaian harga bahan bakar rninyak (BllM) di dalam ncgcri clan
pcngurangan subsidi Pemeri1itah untuk harga BBM tcrsebut, kondisi
perckonomian Indonesia mulai kon(JL,sif sepanjang tahun 2006.
dipcrlihatkan dcngao penurunan angka inllasi yang cukup signifikan.
c. Nilai Tuk.1r Rupiah 'erhadap Dollar AS
fabcl 4.3. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS
r Pcriodc 2005 2006 2007 Jan 9165 9395 9090 Feb 9260 9230 9160.
.
Mar 9480 9075 9118 ---.\pr 9570 8775 9083
. - --Mei 9495 9'22() 8828 --------·- ···-··- --··----------·---- --·---Juni 9713 9300 90:i4 --------- ..... _____ , .. __ .. ____ Ju Ii 9819 9070 9186 -·--·--- ----------~-
__ Agst 10240 9100 94 IO ·-
Sept 10310 9235 9137 --Oct 10090 91 IO 9103 Nov 10035 9165 9376 Des 9830 9020 9419 ..
Sun1ber: 3ank Indonesia, data d1olah
13crdasari<an Tabel 4.3 dapat dikctahui bahwa rata-rata Nilai
Tukar Rupiah terhadap Dollar AS tcrtinggi terjadi di tahun 2005 dan
nilai rata-rata tercndah berada pacla tahun 2007, dimana nilai tukar
tertinggi cc1jadi pada bu Ian September 2005 sebesar I 0310 dan angka
tcrcndah bcrada pada bulan Mei 2007 sebcsar 8828.
"'ila1 tukar Rupiah terhadap Dollar AS menunjukan dalam kcadaan
stabil scpanjang oeriode 2006 hingga 2007 lrnrena pergerakannya
bcr:tcb pada ki.,an111 l\p. 9000 sampai Rp. 9·100 hal tcrscbut
111cnandakan hah\va pcrckonn1nian indonesia yang knndusif.
cl. Suku [lung« Slil
Tabel 4.4. Tingkat S<iku Bunga SB!
l'criodc 2005 2006 2007 Jan 0.0062 0.0106 0.0079 Feb 0.0062 0.0106 0.0077
----~ ··----. ··-.. ____
Mar 0.0062 0.0106 0.0075 -· -----
A[lr 0.0064 0.0106 0.0075 Mei 0.0066 0.0104 0.0073 ---·--·------~·~--·----~- ----------···-Juni 0.0069 0.0104· 0.0071 ------------- --· ------··-- -----------J 11 Ii 0.007! 0.0102 0.0069 l-- .. -------· ... Agst 0.0079 0.0097 0.0069 --------Sc 0.0083 0.009'1 0.0069 _._'."£. .. -.
-o.oon··-~- o.o(i9o· t=_Okt __ 0.0069 ------
Nov 0.0102 0.0085 0.0069 -- . Des 0.0106 0.0081 0.0067 -----
Surnber: Bank Indonesia, data jiolah
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dikct,1hui bahwa rata-rata tingkat
suku bunga yang tertinggi te1jadi pada akl1ir tahun 2005 dan awal
2006, rata-rata tingkat suku bt:nga. terendah tcrjadi pada awal tahun
2005, dimana s~ku ounga tertinggi bcrada pada bulan November 2005.
Dcscmtier 2005. Januari ]006 sampai April 2006 scbcsar 0.0106 dan
clll;oka tcrcndah tcrjadi pada bulan .lanuc'ri sampai l\forct 2005 scbcsar
(),()(>2.
Peningkatan tingkat suku bunpi Sertifikat Bank Indonesia
adalail usaha pcmerintah menekan uang yang beredar dan menarik
uang tersebut untuk meningkatkan neraca pembayaran, sedangkan
:·endahnya ting;.;at suku bunga Sc11ifikat Bank Indonesia disebabkan
kar•;na pemcrintah bcrusaha. mcmberikan keleluasaan perekonomian
untuk bi;rkci;1bang dengan jalan memacu pcrtumbuhan konsumsi
masyarakat sclain itu penurunan tingkat inflasi pada pertengahan tahun
2006 membawa ruang gerak yang lebih leluasa bagi Bank Indonesia
untuk scg< ra mcnurunkan tingkat bunga Ill Rate secara bertahap.
c. t-Iarga E1nas
Tabel 4.5. I-Iarga Emas
-I Pcrindc 2005 2006 2007
Jan I25500 I69~50 187500 Feb 127750 i71000 196000 -M[!r 130250 163000 193500 Apr 135100 180500 200000 Mei 128200 198500 186700 Juni 135100 135100 188600 Ju Ii 135000 184000 198600 -Agst 145000 183001) 201800 Sep 157150 176000 216700 --Okt 151000 174000 23: 750 -Nov 157000 185000 240650
J -Des 167350 174000 251200 .. --~·---- ----
Sumber: Historical Jakarta Future Exchange
Bc:dasarkan Tabel 4 . .'l dapat dik1:tahui bahwa rata-rata tingkat
htrga emas yang tertinggi te1jadi pada akhir tahun 2007, rata-rata
tingkat lwrga emas terendah te1jacli pada awal tahun 2005, dimana
harsa emas tertinggi bcracla pada bu Ian Dcsembcr 2007 scbesar
~51200 dall angka tcrendah terjadi pada bulan Januari 2005 sebesar
125500.
2. Uji Akar-akar Unit (Unit Root Test)
Pcngujian akar-akar unit untuk sc111ua variabcl yang digunakan
dalam analisis time series perlu dilakukan untuk merncnuhi kcabsahan
analisis ECM (lc"rrnr Correction Model). !k'am hal ini data harus hersifat
sta:-iiol!cr ticngan kuta lain pcrHaku data ynng stasioncr n1c1niliki varians
yang tidak terlalu besar dan mempunyai k~ccndcrungan mendckati nilai
rata-rnta (Stil1endra, 2003).
Pe11gnjian stasioner dilakukan terhadap seluruh va~iabel, model
,·ang dig'.lnakan yang oleh pcneliti didasarkan pada Augmented Dickey
Fuller Test, untuk perhitungannya digunakan komputer dengan program
sofw,1re Eviell's 4.0. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa seluruh
data yang dimasukan dalam model pada tiPgkat level (data asli), belum
111cncap,Ii slasion<>r, karena ADF,0 , 1 variabel-variabel tersebut kurang dari
nilai kritis ADF pada tingkat kepercayaan 5%, sehingga dapat disimpulkan
vari.1bel-variabcl pada tingkat level (data asli) terdapat pcrsoalan akar unit.
1 lanya Tingk:it Pcngembalian (return) Saham ADES, AQUA, BATI,
CEIZA, DVLA, GGRt\~. Ht\JSP, KLBF, MERK, fvlYOR, SKLT, dan
UNYR yang mcncapai stasioner pada tingkat level.
,-----·----· I PERPUSTAKAAN UTAMA ~ SYAHID JAl<.ARTA
Tabel 4.6. Uji Akar Unit pada tingkat level
1--·-- I ·---
Variabcl ADf Test ADF I
Keterangan Mc.Kinnon
Critk:il Value i
(5%) -~·-·--·-- -
IN FLA SI -1.357974 -2.9·!8404 'fidak Stasion~r
I _ _IS.[j_I~§__===-=-- - --·-------------1.619443 -2.948404 ·ridak Stasioncr ----------·- ------------··----·--· -----·- .. ---------····
I SLJl(U BUNCiA -2.336421 -2.957110 'l'idak Stasioncr
1-~-=£:f0AS ==---=-- 0.731652 -----·-~------------
-2.954021 ·ridak Stasioncr ---------------I ADES -4.734471 -2.951125 Stasioncr ----AQUA- ·1 -7.514270
-----2.948404 Stasioner
BA Tl -'/.514270 -2.948404 Stasioner CEKA -6.021044 -2.948404 Stasioner -- --DVLA -6.626206 -2.948404 Stasioncr ----GGRM -8 8486'14 -2.948404 S!asioner -HMSP -4.350359 -2.948404 Stasioner
1- J(LBf' -4.440549 -?.948404 Stasioner 1 _____
I MERK -6.574716 -2.948404 Stasioncr --------- ---- -- ----MYOR -5.066885 -2.948404 Stasioner
i -----~--SKLT -0.309792 -2.918404 Stasioner
c~-:UNVR -~-:-r -- -6.750542 ·--~---- ----- l --
-2.9-:8404 Stasioncr --·-·------~,umber: Hasd data d1olah
Dapat dilihat tidak semua variabcl pada data asli nilainya stasioner,
maka data tcrscbut di difference (bcda) l1ngkat pcrtama, Dimana pada
tnbd '+.7 pengujiw1 dalam bentuk difference tingkat pertama, pada variabcl
lnilasi, Ktm;, Emas, dan Tingkat Pengcmbalian (return) Saham ADES,
/\QUA. 13ATI, CEKA, DVLA, GGRM, HMSP, KLllF, MERK, MYOR,
SKLT, dan UNVR data sudah menunjukan stasioner karena nilai ADF lcSI
yang lebih besar dari nilai kritis ADF P,ada ;:ingkat kepercayaan 5%, tetapi
Suku Bt>11ga bclum stasioner untuk itu proses difference dilakukan kembali
, pada tinv,kat kedu·1 untuk variabcl Suku Bunga,
T'.lbcl 4.7. Uji Akar Unit pada tingbt pcmbcdaan pertama (First D{fjcrence)
Variabel -, ADF To• ADF I Ket er
I Mc.Kinnon
Critical Value
angan
(5%) -·-· ·-·-··
INFLAS~ -5.043614 -2.951125 Stas 1oncr - ------· - -·-·
l(lJRS -5.059%" -2.9'i l 12'i Stas ~---- ,_ --- --- ---- ---------·---
SUK U 8UNG A -1.914103 -2.951125 Tidak .
r -7.187522 -2.954021 Stas ---
EMAS ------------ - ... ________________ •. "'- -···-·--_ __ ,, __
.\DES ·4.734471 -2.951125 Stas ---- ··--· -7.514270 -2.948404 Stas [ _ _:;<:ouA
BAT1 --··-·
ioner Stasioner ioncr loner ion er ioner ioner ioner
CEl<A DVL,\ CiCII<M
-· -- -·-·---·---
!.... Htv!SP KL8F
I MERK 1·····M'r'OR-· I :-;KL I .. -··--·-"·" I. UNVR
-7.514270 ·-·---··
-6.02104·i -6.626206 .. ----------8.848644 ------·-------4.850359 -4.440549 -6.5"14716 ---- -----·-· -5.066885 ----------·· -9.309792 -6.750542
Surnber: Has;i data cholall
-2.948404 Stas Stas
-2.948404 Stas --··-·----------------- ----2.948404 Stas ioncr '"'"'"' -~
···--------------------··---- --- ---------2.9·13404 Stas
_, "''"°' t '"" -2.948404 Stas . ---
-2.948404 Stas -- -----------·-------- . ., -----2.9484(\4 Stas
~.. -2 948404 --T Stas --·.
ioner ioner ioncr ioner ioncr ioner
Dari '.)roses difference paJa tingkat kedua dapal dilihat pada label
·1.8 scluruh data pada variabel lnllasi, Kurs, Suku Bunga, Emas dan
Tint\kat Pengcmbalian (return) Saham ADES, AQUA, BAT!, CEKA,
DVL1'., GGR"vl, llMSt', KLBf, MERK, t1JYOR, SKLT, UNVR sudah
rnenunjukan stasioner brena ADf test lebilt besar dari nilai kritis ADF
dengan tingkat kepercayaan 5o/o.
rnclakukan uji ~ointcgrasi. Penclitian dcngan menggunakan model
kointc~rasi ini be1·tujuan untuk mengetahui variabel-variabel apa sajakah
yang n1cn1pcnga1 uhi return saha1n padajangka panjang.
Yang dimaksud jangka panjang clalam pendekatan kointegrasi
ad:dall .;angka \Yal:ll~ di111ana pc11garuli seliap variahel lndcpcndcn tcrhadup
vari.ihcl dcpcndcr·nya h..:rsil~11 sekctika, 1nclainkan 1na111butuhkan sclang
waktu. dan nwrupakann suatu kondisi dimana masing-masing variabel
rncmungkinkan untuk mengadakan penyesuaian secara penuh terhadap
pcrubahr.n-pcrubahan yang yang timbul ("mu tidak ada kecenderungan
untuk naik atau turun, d.in variabcl terscbut bcrada dalam kondisi
optin1un1nya.
Model kointegrasi juga rnerupakan model yang biasa digunakan
11nt11k menganalisis apakah trend yang clari nilai variabel tidak bebas
bergcrak dcngan arah yang sama clengan trend variabel bcbasnya.
Schi1.gga '.ercapai keseimbangan jangka panjang atau justru sebaliknya.
Suatu variabcl dikataL111 saling bcrkointcgrasi jika nilai /race statistiknya
!cbih cs:u clari nilai kritisnya. Pada pcncliti<rn ini hal itu dapat clilihat parla
label ·l.9 diba•vah ini.
Tabcl 4.9. Pcngujian Kointegrasi antara Return Saham ADES tcrhadap Intlasi, Kurs, SB!, dan Harga Emas
Na1na Saha111 Keterangan Has ii
ADF:S 1 race Statistik >Critical Value Tcrdapat Kointegrasi ---·-- - - ----- . ..
;\.QUA Trace Statistik > Critica' Value rrcrdapat Kointcgrasi
1-- BA Tl -----·------· --~---'f'race Statistik > c:ritical Value ·rcrdapat Kointcgrasi
~· ~~~ ---- ··-- --·-
Trace Stati.;tik >Critical Value 'fcrdapat Kointegrasi
Trace Statistik >Critical Value 'ferdapat Kointegrasi
I GG_RM Trace Statistik >Critical Value Terdapat Kointegrasi ·-·
~=if' 1·race Statistik >Critical Yalu·;! Terdapat Kointegrasi
..
.. BF Tn;ce Statistik >Critical Value Terdapat Kointegrasi
ERK Trace Statistik >Critical Value Terdapat Kointegrasi ·-·
MYOR Trace Statistik >Critical Value Terdapat Kointegrasi ~-
SKLT Trace Statistik >Critical Value Terdapat Kointegrasi f-·--·-- ...
UNVR Trace Statistik >Critical Value Terdapat Kointegrasi
Sumber : Hasil data d1olah
'. lasil uji kointcgrasi sccara kes.:luruhan dapat dilihat pacla
lnmpiran 9. deskriptifmengenai hasil uji koi1•tegrasi sebagai bcrikut:
a. Rc111rn saham ADES, AQUA, 8ATI, Cl'KA, DVLA, GGRM, HMSP,
KLBF, MERK, MYOR, SKLT, UNVR, dan lntlasi mcmiliki nilai
Jh1cc S;a1istic yang lebih besar dibanding nilai kritisnya, schingga
dapat dbimpulkan bahwa pada setiap saham kedua variabel tersebut
saling berintcgrasi sehingga mcmiliki pengaruh jangka panjang.
b Re111m s•1ham ADES, AQUA, 8ATI, CEKA, DVLA, GGRM, HMSP,
KU3l', MERK, MYOR, SKLT, UN\'R, clan Nilai Tukar Rupiah
111e1Pil:ki nilai Trace Statistic yang lcbih besar clibanding nilai
kritisnya. schingga dapat uisimpulkan bahwa pada setiap saham kedua
variabcl tcrscbut saling bcrintcgrasi ~ehingga memiliki pengaruh
jangka ranjang.
c. Re1ur11 saham ADES, AQUA. BATI, Cl:"KA, DVLA, GGRM, HMSP,
!<U3F, MERK, MYOR, SKLT. UNVR. dan Suku Bunga SB! mcmiliki
nilai 71-ace Slalislic yang lebih bcsar dibanding nilai kritisnya,
sehin.:iga dapat disimpulkan bahwa pada sctiap saham kedua variabcl
tcrschut saling bcrintegrasi schingga memiliki pengaruh jangka
panjang.
ci. Re111rn saham ADES, AQUA, BATI. C:EKA, DVLA, GGRM, HMSP.
KU3F, MERK, MYOR, SKLT, UNVR. dan Harga Emas mcmiliki
nilai 71·11ce S1a1is1ic yang lcbih bcsar dibanding nilai kritisnya,
schingga dapat disimpulkan bahwa pada sctiap saham kedua variabel
tcrsebut ,nfing berintcgrasi schingga memiliki pengaruh jangka
panjang.
4. l'cngujia,1 Pcrsamaan ECM (Error Correction ftfode/)
Dengan ditcmulcannya fcnomcna pcngaruh jangka panjang pada
va1·iabel innasi, nilai tukar Rupiah, suku bunga SB!, dan harga emas
tcrl,adap tingkat pengcmbalian (retum) saham. Maka selanjutnya
pcnguj[an ECM (Error Correc1io11 Model) dilakukan untuk melihat ada
tidaknya pcngaruh antara variabcl dalam jan~;ka penclek.
Modei ECM (Error Correction lvfode[) nwrupakan model
ckonornetrikk yang dapat digunakan untuk n1encari persarnaan regresi
kc',cimbangan _;angka p2njang dan jangka pcndek, Hasil estimasi Egle-
(!ranger ECM tcrsebut dapat dilihat dari signifikannya koetisien error
c·n1.,-c~:tion tern1 dan ni!ai st;:ltistik error correction tertn.
' - - ··-
N<"!JlHl
Sahan1 /\DES
,\QUA
Tabel 4, I 0, Has ii Analisis Model ECivl (Error Correction Mode!)
·- --·--···-·- -- ----.----··-- ---·-·- ---------- --. - -·--·--·- ----- ~-----.. ~----Prob Prob Prob Prob F-
ECT In fl~~ Kurs SBI En1as R' Srotisric - --6,090 189 0.5419 0.3994 0.3713 0.3151 0.601011 0.000038 - -----7.395118 0.7871 0).576 0.7237' 0.5715 0.674251 0.000002 --
l_-8,~,rl -----
-7.395118 0.7871 0.2576 0.7237 0.5715 0.674251 0.000002 - ------ -- ''
cu~/\ -5,614806 0.7654 0.3141 0.8191 0.8591 0,563742 0.000128 ------D\'I A J -6.29·1543 - 0.0842 0.0167 0.3303 0.6292 0.666055 0.000003 ---t ~.503556 CJ.2691 0.0299 0.6358 0.9833 0.722608 0.000000
-4.89068 0.1929 0.5721 0.2483 0.3373 0.509428 0.000613
GCRM ilMSP
KLBF
MERK 'vl'.'OR
Sl<LT
lJNVI~
--
--
-5.015108 -----8.11939
-5.S20229 --8.718991 -
I -6.49114:
0.3783 -0.227
' 0.5302
0.014
0.6727
-O.OB3 I 0.4355 0.9433 0.494543 0.000910
0,0334 0.8192 0,0758 0.759531 0.000000
0 0294 0.5256 0.7838 0.579557 0.000078
0.0858 0.1016 0.8582 0.775539 0.000000 -----0.0205 0.6661 0,1657 0.680160 0.000002
Su1nbe:r. 1-fasil d<Ha d1olah
a. Hasil anal is is model ECM (Error Correction Mode!) pada ADES
Setclah dilakukan pcngujian tcrhadap ECM, ditemukan bahwa
clalam jangka pcndck tidak acla variabcl nwkrockonomi yang
111e111pcngaruhi rerum saham ADES. I !al ini tcrlihat dari nilai
probabilitas < U.05. Hasil studi empirik scperti tcrlihat pada tabel 4.10
mcnunjukkan bahwa cstimasi dcngan mcnggunakan model koreksi
kcsalalrnn (ECM) clapat digunakan. I h'i ini dapat clilihat dari nilai
Error Correcrion Term (ECT) mcnunjuU;an nilai yang signifikan yaitu
scbcsu -6.090' 89 dcngan probabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa
spcsit'kasi mode! koreksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah
valid.
F-s1u1is1ic yang digunakan untuk melibat apakah variabel
in~ependcn secara bersama-sa111a mempunyai pengaruh secara
signilikan tcrhadap variabcl dcpcndcn •ncnjelaskan balnva probabilitas
F-slolislic scbcsar 0.000038 dan signi Ilk an pad a rr. "" 5 %. Nilai R
;;q~iarcd dari 111odcl tersebut adalah 0.00I011 dimana 60.10 %
dijdaslrnn olch inilasi, kurs, SI31. dan harga c111as scdangkan sisanya
39.90 % clijclaskan oleh variabcl diluar 111odcl.
b. Hasil analisis model ECM (Error Correclion Model) pada AQUA
Setelah dilakukan pengujian terhadap ECM, ditemukan bahwa
dalam j1ngka pendek tid2k acla variabel rnakroekono111i yang
111cmrcngarul• i re/urn saha111 AQUA. Hal ini terlihat dari nilai
probabilitas < 0.05. Has ii studi empirik scpcrti terlihat pada label 4.10
:nenunjukkan bahwa estimasi dengan menggunakan model koreksi
kesalahan (ECM) dapat digunakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Err~,,. Correc1io11 Tenn (ECT) mcnunjukkan nilai yang signifikan yaitu
:;ebesar -7.395118 dengan µrobabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa
spcsilik·isi model korcksi kcsalalian (LCM) yang digunakan sudah
1 a lid.
F-slalis:ic yang digunakan un:uk melihat apakah variabel
indcpcnden sccara bersama-sama mempunyai pengaruh secara
:cignilikan terhadap variabcl dependcn menjelaskan bahwa probabilitas
F-statistic sebesar 0.000002 clan signifikan pada et = 5 %. Nilai R
squared dari model tersebut adalah 0.674251 dimana 67.47. %
dijelaskan oleh inflasi, kurs, SB!, dan harga emas sedangkan sisanya
32.)8 % Jijclaskan oleh variabel diluar model.
c. I lasil analisis model ECM (Error Corrt'Clion Model) pada BAT!
Sc,clah dilakukan pengujian tcrhadap ECM, ditcmukan bahwa
dalam jangka pcndek tidak ada variabel makroekonomi yang
memrengaruhi return saham BAT!. Hal ini terlihat dari nilai
probabilitas < 0.05. Hasil studi empirik seperti tcrlihat pada tabel 4.10
menunjukkan bahwa estimasi dengan menggunakan model koreksi
kesalahan (ECM) dapat digunakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Errpr CoNection Term (ECT) menunjukkan nilai yang signifikan yaitu
sebesar -7.395118 dengan probabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa
S!1esifikasi model koreksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah
valid.
F-stutistic yang digunakan untuk melihat apakah variabcl
indepcnden secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara
si'.jnifikan tcrhadap variabel dependen n enjelaskan bahwa probabilitas
F-stotist;c scbe~;ar 0.000002 dan slgnifikan pada et = 5 %. Nilai R
oquared dari model tersebut adalah 0.674251 dimana 67.42 %
dijelaskan oleh inflasi, kurs, SB!, dan harga e111as sedangkan sisanya
32.58 % dijelaskai1 oleh variabel diluar model.
d. Hasil analisis model ECM (Error Correction Model) pada CEKA
Sete1ah dilakukan pcngujian tcrhadap ECM. ditemukan bahwa
dalam jangka pcndek tidak ada variabel makroekonomi yang
mcmpcngaruhi re:um saham CEKA. Hal ini cerlihat dari nilai
prohabilitas < 0 05. Hasil studi cmpirik scpcrti tcrlihat pada label 4.10
111cnunjukkan bahw<. csticrnsi dengan mcnggunakan model koreksi
kesalahan !ECM) dapat digunakan. Hi! ini dapat dilihat dari nilai
f~rror Correction Term (ECT) menunjukkan nilai yang signifikan yaitu
sebeo,ar -5 .614806 dengan probabilitas 0.0~000 menunjukkan bahwa
spcsiflkasi model koreksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah
valid.
F-slalislic yang digunak<1n untuk melihat apakah variabel
independen sccara tersama-sama mcmpunyai pengaruh secara
signifikan tcrhadap variabel dcpendcn mcnjclaskan bahwa probabilitas
F-slali.•;lic sebesar 0.000128 dan signitikan pada a = 5 %. Nilai R
sq"arcd dari moJel tersebut adalah 0.563742 dimana 56.37 %
dijelaskan oleh inflasi, kurs, SBJ, dan harga emas sedangkan sisanya
46.63 % cEj~la>kan oleh variabel diluar model.
e. [ lasil analisis model ECM (Error Cqrrec1io11 Model) pada DVLA
Sctelah dilakukan pengujian tcrhadap ECM, ditemukan bahwa
daio.m jangka pendek terdapat variabcl inflasi dan kurs yang
mempengaruhi re/urn saham DVLA. Pada nariabcl intlasi, hasil
a'1alisis menunj ukkan koefisien sebesar 32.874 I 2 dengan probabilitas
< 0.05, nilai terscbut mempunyai arti adanya pcngaruh secara
signifikan dari tinglrnt inflasi terhadap return saham.
Se~ara teori, arah inflasi akan berlawanan dengan arah
pergeseran output (Bodie, Kane. Marcus, 2002:537) pada kondisi
makro yang demikian ini akan menurunkan permintaan instrumen
pasar modal olel1 investor, sehingga indeks saham akan melemah.
I las ii penelitian ini menunjukkan koelisien arah yang tidak konsisten
d·;ngan tcori.
Padn variabcl kurs, hasil mcnunjuklrnn kocfisien variabel kurs
hcrlai~da ncgatif scbcs:1r -0.000370 dcngan probabilitas < 0.05. Nilai
tcrsc~1l1t berpengaruh sccaca signilikan. Juga mc!ltlnjukkan koefisien
arnh yang konsisten dengan teori. Sl'cara teori, nilai tukar valas
bcrhubungan negatif dengan re/um sah11m. Peran alat tukar dan bayar
;nle~nasional menyebabl:an mata uang te11entu dijadiakan alternatif
investasi dengan motif untl'k memperoleh keuntungan dari selisih nilai
tukar. Dengan demikian sebagai alternatif investasi, uang yang
berpengaruh luas dalam dunia internasional juga dijadikan proxy,
schingga jika indeks sahan1 turun, iI1vestor akan mel«:pas saham
mcnuju investasi valas (1-laugan, I 993: 177).
1 lasil studi en~pirik scperti terlihat pada ta be I 4.10
mcnunjul.kan uahwa cstimasi clcngan mcnggunakan model koreksi
kesalahan (ECM) dapat digunakan, hal ini terlihat dari nilai
probabilitas < 0.05. Hal ini dapat dilihnt dari nilai Error Correction
Term (ECT) menunjukkan nilai yang signifikan yaitu sebesar -
6.294543 dcngan probabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa spesifikasi
mcdcl korcksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah valid.
F-staristic yang digunakan untuk melihat apakah variabel
independcn sect:ra bersama-sama mempunyai pengaruh secara
signilikan tcrhadap variabcl depcndcn mcnjclaskan bahwa probabilitas
F-slatistic sebcsar 0.000003 dan signifilrnn pada u = 5 %. Nilai R
squared dari model tersebut adalah 0.666055 dimana 66.60 %
dijclr.skan olch inflasi, kurs, ·sBI, dan harga emas scdangkan sisanya
33.40 % dijclaskan olch vr.riabel cliluar model.
f. Hasil analisis model ECM (Error Correction Model) pada GGRM
Sctelah diiakukan pengujian terhadap ECM, ditemukan bahwa
clalam ja1 gka pcndek terdapat variabel kurs yang mempengaruhi
return saham GGRM. Hasil menunjukkan koefisien variabcl kurs
bertanda n~gatif sebesar -0.000126 dengan probabilitas < 0.05. Nilai
tecsebut bc1 pcngard1 sccara signiliknn. juga menunjukkan kocfisien
arah yang konsistcn dengan teori.
Secara teori, nilai tukar valas bcrhubungan negatif dengan
return sal'rrm. Pcran alat tukar dan bayar internasional menyebabkan
nrnta uang tcrtentu dijacliakan altcrnatif investasi dengan motif untuk
111cmpcrolch kcuntungan dari selisih nilai tukar. Dcngan dcmikian
sebt,gai alternatif investasi, uang yang berpcngaruh luas dalam dunia
internasional juga ciijadikan proxy, sehingga jika indeks saham turun,
investor akan rnekpas saham menuju investasi valas (Haugan,
l \193: 177).
Has ii stucii empirik sepcrti terlihat pada tabel 4.10
mcnunjukkan bahwa cstimasi dengan mcnggunakan model koreksi
kcsalahan (ECM) dapat digunakan, !ml in; lcrlihat dari nilai
probabilitas < 0.05. l-lasil stucli empirik scpcrti terlihat pada label 4.10
mc~unjukkan bahwa estimasi dcngan mcnggunakan model koreksi
ke~-1lahan (ECM) dapat digunakan. l-!21 ini dapat dilihat dari nilai
Error Correction Term (ECT) menunjukkan nilai yang signifikan yaitu
s~besar -8.503356 dengan probabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa
spesifikasi model koreksi kesalahan (:',CM) yang digunakan sudah
valid.
F-statistic yang digunakan untuk melihat apakah variabel
idependen secara bersama-sama mcmpunyai pengaruh secara
sig1i:tilrnu terhaJap variabel dcpendcn menjelaskan bahwa probabililas
F-s!atistic sebesar 0.000000 dan signilikan pada a = 5 %. Nilai R
squared dari model terse but adabh 0. 722608 dimana 72.26 %
dijclaskan oleh inflasi, kuro., SB!, dan harga emas sedangkan sisanya
?7.14 % dijelaskan oleh variabel diluar model.
g. Hasil analisis model ECM (Error Corre.·!ion Model) pada HMSP
Setelah dilakukan pengujian terliadap ECM, ditemukan bahwa
c!alam jangka pendek tidak ada vJriabel makroekonomi yang
111cmpengar11hi rel11m saham HMS!'. Hal ini tcrlihat dari nilai
mnta uang tcrtentu dijadiakan altcrnatiC invcstasi clengan motif untuk
memperolch keuntungan dari selisih nilai tukar. Dengan demikian
sebagai alternatif investasi, uang yang ~erpengaruh luas dalam dunia
internasional juga di,iadikan proxy, sehingga jika indeks saham rnrun,
investor akan melepas saham menuju investasi valas (Haugan,
I 9Q3: 117).
Has ii studi empirik seperti terlihat pad a tabel 4.10
mcnunjukkan bahwa cstimasi dcngan menggunakan model koreksi
kcsalaha11 (ECM) dapat digunakan, hal ini tcrlihat dari nilai
probabilitas < 0.10. Has ii slllcli empirik s<~pcrli terlihat pada tabcl 4.10
menur0 ukkan bahwa estlmasi clengan menggunakan model koreksi
kPsalahan (ECM) dapat cligunakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Error Correc1ion Term (ECT) menunjukkan nilai yang signifiknn yaitu
sebesar -S.O 15108 dengan probabililas 0.00000 menunjukkan bahwa
spesifikasi model koreksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah
valid.
F-s/alislic yang digunakan untuk melihat apakah variabel
independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen mcnjelaskan bahwa probabilitas
F-slalislic scbesar 0.000910 clan signirkan pada a = 5 %. Nilai R
sq·.1arcd da,ri model tcrsebut adalah 0.494543 dimana 49.43 %
dijclaskan oleh inflasi, kurs, SB!, dan harga cmas sedangkan sisanya
50.55 % dijelaskan oleh variabel diluar model.
UTt\MA UIN SYAi-HO JAKARTA
1. Hasil analisis model ECM (Error Correction Model) pada MERK
Sctclah dilakukan pengujian tcrltadap ECM, ditcmukan bahwa
. dalam jangka pendek terdapat variate! kurs yang mempengaruhi
return saham MERK, hasi1 menunjukkan koefisien variabel kurs
bcrtanda ncgatif scbesar -0.000138 dengan probabilitas < 0.05. Nilai
tcrs~but berpcngaruh secara signifikan, juga menunjukkan kocfisien
arah yang konsistcn dcngan teori.
Se ;ara teori, nilai tukar valas berhubungan negatif dengan
return saham. Peran alat tukar dan bayar internasional menyebabkan
111ata uang tcrtentu dijadiakan altcrnatil' investasi dengan motif untuk
memperoleh keunt1mgan dari sclisih nilai tukar. Dengan dcmikian
sebagai alternatif investasi, uang yang berpengaruh luas dalam dunia
intcrnasional juga dijadikan proxy, sehingga jika indeks saham turun,
investor nkan mclcpas saham mcnuju invcstasi valas (llaugan,
llasil sludi cmpirik scpcrli tcrlihat pada tabcl 4.10
mercmjukkan bahwa estimasi dengan rncnggunakan model koreksi
kcsalahan (ECM) clapat digunakan, ha! ini terlihat dari nilai
probabilitas < 0.05. Ha3il studi em1)irik scperti terlihat pada tabel 4.10
111en11njukkan bahwa estimasi dengan menggunakan model koreksi
kesabhan (ECM) dapat digunakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Error Correction Term (ECT) menunjukkan nilai yang signifikan yaitu
sebesar ·8.119390 dengan probabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa
spesiflkasi moJel korcksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah
''alid.
F-statistic yang digunakan untuk melihat apakah variabel
ind9pe11den seeara bersarna-sama mcmpunyai pengaruh secara
signiflkan tcrhadap variabel depcndcn n.t:njelaskan bahwa probabilitas
F-statistic sebesar O.OOOOJO· dan signifclrnn pada ct = 5 %. Nilai R
squared dari model tersebut adalah 0.759531 dimana 75.95 %
clijelaskan cleh infl,1s1, kurs, SBI, dan Larga emas sedangkan sisanya
24.05 % dijelaskar oleh variabel diluar model.
J. Hasil analisis model ECM (Error Correction Model) pada MYOR
Setelah dilakukan pengujian terhadap ECM, ditemukan bahwa
cialam jangka pcndek terdapat variabcl kurs yang mempengaruhi
rer11m saham MYOR, hasil menunjukkan koefisien variabel kurs
bertanda negatif sebesar -0.000234 dengan probabilitas < 0.05. Nilai
tcrsebut bcrpengaruh secara signifikan, juga mcnunjukkan koefisien
arah yang konsisten dengan tcori. Sccara teori, nilai tukar valas
berhubun,'.!;an negatif dengan return saham. Peran alat tukar dan bayar
internasional menyebabkan mata uang tertentu dijadiakan alternatif
invcstasi dcngan motif untuk mcmpcroleh keuntungan dari selisih nilai
tukar. Dcngan demikian sebagai alternatif investasi, uang yang
berpengaruh luas dalam dunia internasional juga dijadikan proxy,
sehingga ji1'a indeks saham turun, i1.vestor akan melepas saham
menuj u investasi val as (Haugan, 1993: I '.'7).
Has ii studi empirik scpcrti tcrlihat pada ta be I 4.10
menunjukkan bahwa eotimasi dengan menggunakan model koreksi
kesalahan (ECM) dapat digunakan, hal ini terlihat dari nilai
probabilitas < 0.05. Hasil studi empi~ik seperti tcrlihat pada tabel 4.10
111e11unjukkan bahwa <'Stimasi dcngan mcnggunakan model korcksi
kesalahan (ECM) dapat digunakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
E'Tor Co1r:Jclio11 Term (ECT) menunjukkan nilai yang signifikan yaitu
sebesar -5.820229 dengan probabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa
spesifikasi model korcksi kcsalahan (ECM) yang digunakan sudah
v<did.
F-statistic yang digunakan umuk mclihat apakah variabel
independen secara bersama-sanrn 111cmpunyai pengaruh secara
sig1_1itikan terhadap variabel depcndcn n.enjclaskan bahwa probabilitas
F-statistic sebesar 0.000078 dan signif:kan pada a = 5 %. Nilai R
squared dari model ter~.ebut ad al ah 0.5 79557 dimana 57.95 %
dijelaskan oleh inflasi, kurs, SB!, dan harga e111as sedangkan sisanya
42.05 % dijclaskan 0leh var:abel diluar model.
k. Hasil analisis 111odel ECM (Error Correction Model) pada SKL T
Setelah dilakukan pengujiai'. terl'.adap ECM, dite111ukan bahwa
dala•n jangkn pendek terdapat variabel inflasi dan kurs yang
111empengaruhi r~tum saham SKLT. Pada variabel inflasi, hasil
anaiisis menunj ukkan koefisien scbcsar -61.12763 dengan probabilitas
< 0.05, nilai tcrscbut mcmpt.nyai arti adanya pengaruh secarn
signifikan dari tingkat intlasi terhadap return saham. Sccara teori, arah
inllasi akan bcrlawanan dcngan arah pergescran output (Dodie, Kane,
Marcus, 2002:537) pada kondisi makro yang clemikian ini akan
mcnurunkan penninw:u1 instrumcn pasar modal oleh investor,
schingga indeks saham akan mclcmah. 1-lasil pcnelitian ini
menunjukkan koefisien arah yang tidak konsisten dcngan teori.
Pada variabel kurs, basil menu;~ukkan koefisien variabel kurs
bertanda negatif sebesar -0.000333 dengan probabilitas < 0.05. Nilai
terseb:1t berpcngaruh secara signifikan, juga mcnunjukkan koefisien
arah yang konsi:;ten dcngan tcori. Sccara tcori, nilai tukar valas
berhubungan ncgatif dcngan return saham. Pcran al at tukar dan bayar
inlcrna:;io,rnl mcnycbabknn mata uang tcrtcntu dijadiakan altcrnatif
invcstasi dcngan motif unluk mcmpcro!ch kcuntungan dari selisih nilai
tukar. Dcngan clcinikian sebagai a]tcr11:1tif invcstasi, uang yang
bcrpcngaruh luas dalam dunia intcrnm;icnal juga dijadikan proxy,
sehingga jika indcks saham turun, i11vestor akan melep_as saham
mcnuju investasi valas (Haugan, J 993: I '.'7).
Has ii studi cmpirik scperti terlihat pada ta be I 4.10
'ncnUitjukkan bahwa estimasi dc1igan mcnggunakan model koreksi
kcs:liaha11 (ECM) dapat cigunakan, ha! ini terlihat dari nilai
probabilitas y<Jng lebih bcsar dari 0.05. Hal ini dapat dilihat dari nilai
1,·rror Correction Tam (ECT) mcnunjukl,an nilai yang signifikan yaitu
scbcsar -8.71899 l dcngan probabilitas 0.00000 menunjukkan bahwa
.I
spesitikasi model korcksi kesalahan (12CM) yang digunakan sudah
val iJ.
F-stilfistic yang digunakan untnk melihat apakah variabel
indep1:ndcn secara bcrsan1a-san1a 1ren1punya1 pcngaruh sccara
signifikan tcrhadap variabcl dcpcndcn mcnjclaskan bahwa probabilitas
F-1·101istic scbesai' 0.000000 clan signilikan pada a ~ 5 %. Nilai R
so11arccl clan model tcrscbut adalah 0.775539 dimana 77.55 %
dijclaskan oleh intlasi, kurs, SB!, dan harga ernas serlangkan sisanya
22.45 % clijclaskan olch variabcl cliluar model.
I. Hasil analisis model ECl'vl (Error Correction i\Iode/) pada UJ:JVR
Sctclah dilakukan penguj ian terhadap ECl'vl, diternukan bahwa
dalam jangka pcndek terdapat variabel kurs yang mempengaruhi
ret11m saham UNVR, hasil menunjukkan koetisien variabcl kurs
hcrtanJa '1Cgatif scbc,ar -0.000159 dengan probabilitas < 0.05. Nilai
tcrscbut hcrpcicgaruh secara signilikan, juga rncnunjukkan koetisien
arah yang konsisten dcng~111 tcori.
Sec:1ra tcori. ni!ai tukar valas bcrhuhungan ncgatif dcngan
re/urn sahan1. Pcran alat tukar dan bay-Jr intcrnasional 1ncnycbabkan
tl'ala uang tnlcntu dijadiakan altcrnatif :nvcstasi dcngan motif untuk
mcmpcrolch keuntungan dari sclisih nilai tukar. Dcngan dcmikian
scbagai altcrnaLif' iJ1vestasi. uang yang l11!rpcngaruh luas dala1n dunia
int1·rnasional juga dijadikan ~)roxy, se!1ingga jika indeks sahan1 turun,
1nvestor akan 1neicpas sahan1 111enuju i!1vcstasi valas (J-Iaugan.
1993: 177).
I Lisi! sludi cmpiriK scpcrti tcrlihal pada label 4.10
n1cnu1~jukkan bah\va cstiinasi dcngan rncnggunakan n1odel korcksi
~csalahan (ECM) dapat digu11aka11. ha! ini tcrlihat clari nilai
1mJbabilit:s yang lcbih bcsar dari 0.05. Ila! ini dapat dilihat dari nilai
Err'Jr Correction Te ... 111 (ECT) mcnunjukkan nilai ya.ng si[;nifikan yaitu
scbesar -6.090189 dcngan probabilitas 0.00000 mcnunjukkan bahwa
spcsilibsi model korcksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah
1·alid.
F-slalis/ic yang digunakan untuk 111elihat apakah variabcl
indcpcndcn sccara bcrsa1na-sa1na n1cn1punyai pengartih secara
,.;gni llkan tcrhadap variaticl depend en mcnjclaskan bahwa probabilitas
F-s/11//stic schcsar O.OOOfL'8 dan signilik;m pad:.1 <J ~ 5 %. Nilai R
sq:rr.rcd dari model terscbut adalah 0.60I011 dimana 60.10 %
cli_;claskan olch inflasi. kurs. SBI. dan harga cmas seclangkan sisanya
.39.90 % d!jelaskan oleh variabcl diluar model.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kcsimpulau
Bcrdasarkan hasil pcnguj'an i<:ointcgrasi da•1 rcgrcsi model ECM (Error
Correc1io11 Mode') tcntang Analisis Pcngaruh lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku
ll u11ga SB I, clan Ha ·ga Em as tcrhadap Tingkat Pcngcmbal ian (re111m) Sa ham
PaJa 131:1. maka clapat clitarik kcsimpulan scbagai bcrikut:
I. I lasil uii knintcgrasi Johansen mcnyimpulk;lll bahwn variabcl lnflasi
tcrk.iintegrasi dcngan variabel Tingkat Pcngembalian (re/urn) Saham ADES.
o\QllA. BAT!. ~ioKA. DVLA, GGRM. IJMSP, KLBF. MERK. MYOR.
SKIT. ,Jan UNVR, sehingga memiliKi hubungan jangka panjang. Pada
pengujian ECM U'rror Correclion Mode!) variabcl lnilasi dari pcrusahaan
-DVL1 :nr.miliki nilai signifibn c!cngan nilai t-Slalislic lebih besar dari 2 dan
nilai probabilitas dibawah 0.1 (fan SKLT mc11iliki nilai signifikan dengan
nilai t-St"1istic lebih be,,ar dari 2 clan nilai probabilitas dihawah 0.05, sehingga
memiliki pengaruh jangka pendek. Sedangkan variabel ECT dari perusahaan
ADES. AQUA. BAT\, CEKA, DVLA, GGRM, HMSP, KLBF, MERK,
MYUR, '.'>KLT, clan UNVR mcm:Jiki nilai signifikan dcngan nilai t-Stotislic
lchih bcsar dar 2 dan nilai probabilitas dibawah 0.05, sehingga memiliki
pcngaruh jangka pn•1jnng.
2. 1 lasil uji kointcgrasi Johansen menyimpt·lkan bahwa va:·iabel Kurs
terknintegrasi dcngan variabcl Tingkat Pengcmbalian (re/urn) Saham ADES,
nil,d t-S1a1is1;c lebih besar dari 2 dan nilai probabilitas dibawah 0.05, sehingga
111cn1i!iki pcngaruh jangka panjang.
4. 1-lasil u_ii kointc_~rasi Johansen 111cnyi111pulkan bah\va variabcl 1-Iarga En1as
tcrkl1intcgrasi dcPgan variabe! ·ringkat Pcngcn1balian (return) Sahan1 ADES.
AQUA. BAT!, < EKA, DVLA. GGRM. 1-IMSP. KLBF, MERK, MYOR.
SKLT. clan UNVR ham . sc\1ingga memiliki hubungan jangka panjang. Pacla
pcnguj ian ECM (Error Correclio11 A/ode/) variabcl 1 larga Em as dari
pcrusahaan MERK memiliki nilai yang tidak si::nifikan clengan nilai !-Statistic
khih kccil dari 2 dan nilai probabilitas diat<•S 0.1, sc:1ingga pcrubahan inflasi
ticlak nwrniliki pcngaruh jangka pcndck.
B. Implilrn,;i
1. Oagi Pe1nerintah
/\danya i"eno1nena pcngaruh antara J(urs dcngan ~f'ingkat Pcngc1nbalian
(re111m) Saham, maka pcmcrintah dapat 111c1~jadikan variabcl ini untuk
rncnjadi bahan per~i111bang2n dalam pengambilan kebijakan yang bcrkaitan
dengan kurs.
2. 8agi iv1asyarakat
11apat mcnjadibn pcrtimbangan bagi pcrusahaan maupun investor dalam
pc•]j;aml,ilan keputusan dimana informasi pcrubahan kurs dapat digunakan
untuk rnelakukan.fiJrec11s1i11g atau memprediksi pergcrakan harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Bocdiono. "J::konon1i l11ter11asiu11ul. ,\'eri .\'inoJJsis l't:11punrar l/n1u t'ko11on1i ", Ecli~i l<.e
[mpat, 13l'FE :.'ofyakarta. 1993.
Gregory. ivlanki\v N. "Tenri 1\lakro uko11on1f''. Edisi ~L Erl<ingga, Jakarta, 2000.
1-lidayat. R. (~kk. ··J>e11,1!)!,Ullua11 :\fu!ti lndeks Alode/ /)u/an1 Estilnasi Tinkat J>e11gcn1halia11
f:n•es111si Suhun1 !Ji /ndon,_•sia", Jurna! /lrnu-ilrnu Sosia!, Vol. !5. No. I, Pebruari
2003.
I<.ariin. Adl\vannan. A. ··f:'kono111i ,\fakro lvhuni ... Eeii;;i Kedua. PT Raj? Grafindo
Persada, Jakarta, 2007 .
. Kn:gnian. R. l1aul dan tvlaunce, Obst!ie!d. "l~'ko.10111i in1ernusiona/ (Ian l'eori
i\.chijaka11 ", Ji!id kcdua. [ciisi Kcctnpal. tcrjcrnahan l'l.lndcks kclompok.
Grarnedia, Jakart.. 2000.
NachrO\\'i ci:ln !·-!ardiu;, Lls111an. "f)e11llekata111Jop11/er dan praktis Eko11on1etrika untuk
,'f:1ulisis L:'kono 111i lion J\.euangan ", Leinba~a Pcncrbit Fakultas Ekonon1i UI.
JaJ..arta. 2006.
Nan;;a. l'v1ua11~l. "Teori ;\-Jaso/ah don Kch{jakan t\!akro f:.).-011on 1i:, Edisi Perdana. Raja\\'ali
Pers. Ja 1..:art;:i, :200 I.
Nopirin. })('11ga11tar f/,1111 F.kon('!ll; 1\fakro llan Afikro, Edisi Pcrtarna. Pcnerbit
Yogy<>karla, !994.
BPFE,
R.oduni, 1\hn1ad dan 'c'ong. Oth1nan. ",·lnolisis lnrestasi rlan l)or(lolio", Murai J(cncana.
Jakarta, 200 ! .
Sadcno, Sukirno. "f)e11gan1ar Tcori f.~konotni Afakro", Edisi 2, Radja Grafindo Persada,
Jaka;·ta, 2000.
SalvatL1rc. [)01ninick . .. EkonrHni !nternasiona", Jilid Ke!in1a, Te1jc1nahan, Jakarta, 1997.
88
Sartono. 1\g.1s. "Aian£~jen1en Keuangan Teori Lian /111/ikasi", Edisi Ke en1pat, BPFE.
Yogyakarta, 200 I.
Suad, 1-lusnan. "Dasa:·-dasar Teori l)or/(~(o/io £Ian ,·Jna/isis Sekuritas'', edisi 3, AMP
YI( l'N. Y og)·:1karta. 200 I.
Suci\vati, [)esak P dan· Machrocdz. i'vt<L;'ud. "Pc11gur11/J Ri.viko iViloi Tukor Ru1;iah
/'erluuia1> J?i:Iurn Sulhun: .\'nuli 1:·111piris J>u,lu l)crusahaan 1\lan1~/:1k1ur yang
Tercl(!fiar f)f /J/:',f' . .!urn.ii Eko110111i d<l!l Hisnis Jndonesla, Vol. 17. No. ·I. 2002.
Sudjono. ··Anu/is;,\· Kcsein1ha11,~an (Ian 1-luhungan ,)i11nt!ra11 Anh:ra floriahel L~kono111i
i\lukro Jt:r/J;uf,IJ> lnlleks lfat~l!,a Su 11an1 J)i Bursa J.,j/!k Jakarta Dengan 1\letode
r~AJ< (I 'e1.:tor Auto;·egressinnJ <-la11 £(\\/ (/'.'rror ('orrection Alolie/j", Jurna! Riset
Ekonomi clan Manajcmcn. Vol. 2. No. 3, 2002.
Suharyadi dan l'Ur\V(!llfo . .. Stulistika L!111uk Ekonr)Jni dan Keuangan 1\follern", Salcrnba
Emp'11, Jakarta. 200~.
Tjahjono. He I'll. K. "Pengamh /\.ur.1· dan Suku /Junga Tu hadap !ndeks Harga Saham LQ
-15: Pendukutc111 /\.orcksi /\.esalahun", JESP, Vol. 5. No. I. 2004.
\Vahyu, \Ving. \Vinarno ··.·fnalisrv 1::konon1l'friku llun s1o:is1ika clengun /~\'ie\l'S ... Cctakan
Pcrtama. STll\1 YKPN. Yogyakarta. 2007.
Lamplr~n !. Tingkat Pengembalian (retum) Saham
-1~&r;wis!AouA I sAr1 i cEKA ovLAlGoRM I HMsP i KL8F I MERK1MY0RI sKu : uNvR i Jan-05 1 o.rioooo I o.1772:> I 0.05556 I 0.01607 -0.0511510.24354 I 0.12010 I o.05455 I 0.08772 I 0.00000 -0.02222 I 0.06061 I Feb I 0.02198 I o.03226 I -0.10526 i 0.13115 0.10938 I -0.086"5 '1 u.C?396 J_Q206SJ1 0.1350~ '1 J.01667 0.0001)0 i o.009
~_J_-0.16129_1:.o.03750 I -0.~1 i76 I 0.57971 • -0.0:317' o.0454~ I 0.26994 I -o.02ss1 -o.01si4 o.u4918 I 0.00000 I o.07746
1 Ap 1 -ll.25641 I o.09307 ! 0.19403 I 0.00?17 I -0.17391 l-o.06211IG.00966 I -0.01411 -o.01H9 I -o.14063 f -o.o1u6 I -o.01961
'.__Ma' __ l__(l.03448 I 0.00990 J 0.20000 I 0.03636 I 0.14035 j -0.14570 ; -0.15789 / 0.07463 -0.04-\12 I 0.0902.!_ 0.00000 I 0.22000
• Jun '-0.07333 I -0.03922 I 0.00000 I 0.;)1754 1 -0.03077 I -0.01938; -0.04545 I -0.111389 I -(!00385 I -Q,«,,o7. -0.02299 I -0.10929 I Jul i -0.15108 I 0.12245 / -0.<!6250 1 -0.13793 -0.03175 I 0.01581 ; -0.02976 I -0.014081 -0.05019 I -0. I 0092 I 0.00000 i 0.06748
I AUQ I 0.77119 I -0.12727 ' -0.11111 1-0.25000 : -0.l l754 ! -0.14397 0.03067 -0.08571 -0.08537 I -0.19388 0.00000 i -0.02874 1--s;:;-rli.,1ooon 1 o.04167 -0.06250 0.36000 ' o.05769 1 -0.00909 0.03571 -0.03125 1 -0.02222 1 -0.17727 1 0.00000 i -0.03550
! Oct 1 0.20667 I 0.00000 -0.13333 -0.01901 I 0.25455 -0.06422 0.00575 -0.08060 0.06818 I -0.01538 -0.341 IR I 0.07362 ! NO\ I -0.G0552 I 0.00000 0.00000 -0.10000 I -0.04348 0.07353 -0.01143 0.01754 -0.03830 I -0.07813 0.00000 I -0.0 I 143
! Dec I -o 07778 I 0.26000 o.ooooa I o.333 33 i 0.13636 1 o.06393 o.02s90 o. 70690 o.00442 I 0.38983 0.42857 i -u.0115r, Jan-06 I -0.03614 I 0.65714 -0.07692 -0.11667 I 0.12000 -0.07296 -0.05056 0.31313 -0.00441 I 0.02439 0.00000 I 0.00585
. Feb i .n.11875 I -0.32950 0.08333 I -0.01887 ! -0.05952 0.01852 0.00592 0.04615 -0.04867 I -0.13095 0.00000 I -0.00581
Mar I -0.014 iO I 001429 I 0.07692 I -0.05769 i 0.03797 I -0.07727 -0.01765 0.00000 I 0.07907 I 0.06849 I 0.00000 -0.00585 Apr . i 0.10791 i n.07042 -0.14286 0.04082 i 0.36585 0.0394i I -0.00599 0.11765 , 0.20690 I 0.32051 0.00000 0.07647 '1· """"' ""o-7 6"' 0 00000 001961' O"O"o"7 °"94"'' 002410' "1'816 0000·00 I 0"09- '0"""'0 Ul"'n" iva;. I -,J ,_,_.V"'T I -,;.v _._,Iv. - . .. - • .) .) -•1.v 1} - • i -v • .) - . .... - .v fl! .V.JvV .. ..:.~
Jun
Jul
~ Seo
-~ Oct No\
I -0 14615 I 0 30556 0.00833 I 0.00000 I -0.07692 -0.00524 I -0.03704 I -0.04580 -0.02564 I -0.04902 I 0.00000 0.02484
i -0Ji54os I -o.oos32 I -0.11355 I -0.20000 1 o.1521s I -0.02105 I 0.01232 I -0.04000 o.127s2 I 0.01031 I -0.14286 0.02424 0.09524 I 0.00000 -0.04000 I 0.12500 I 0.1~253 I 0.08602 I -0.02532 I -0.06067 ! O.i3333 I 0.01020 I 0.25000 0.059i7
0.!}0870 . -0.01604 O.O.tl67 0.02222 0.6702! 0.02475 0.05i95 \ 0.17857 -0.07353 I 0.l8i32 l -0.55556 0.02793
-0.11258(> I -0.11937 -0.20000 -0.086% I 0.00000 I -0.04831 I -0.03704 0.03030 0.01587 0.08547 ' 0.45000 I 0.04348
0.00885 i 0.22222 0.00000 I 0.30952 ' -0.09554 I 0.01015 I 0.07692 I -0.13235 0.25000 i 0.25197 -0.01724 i 0.25000 -----0.1126321 -0.01010 I -0.25000 I 0.07273 0.06338 I 0.02513 i 0.15476 ! 0.00847 -0.05000 i -0.01887 • 0.00000 ! 0.10000 [)cc
Jan-07
Fch ·--'------'-O.L1514 ! 0.32653 r 0.16667 I :r~IOlf>'! '-0.09934 II 0.01471 _Lo.23196 I 0.09244 ro.11579 I -o.0:~974 1-0.00000 -0.11364
n.11-1_ 11.1 J -0.00335 J_.Q,28571 ..1 0.03774 . 0.0•15_5.9_ 0.04831 1 0.004: s I -0.06154 L 0.03656 t o.o422s J -o.38596 -0.04274
I ~.'.ar i -0.07000 -C.00386 0.04444 I -0.090<; I -0.05369 -0.02304 '0.09167 -0.00820 0.06940 -0.06081 0..12857 I O.Oi-186
I Apr I 0.03226 0.00388 I 0.00000 I 0.00000 0.14894 0.02358 0.13740 0.04132 0.06383 ! 0.01439 -0.46000 -G.00877 Ma0 I -0.06250 I 0.00000 i -0.23404 I o.1r,coo 0.02469 I 0.0'.1304 -0.1·1430 I -0.015871 0.01400 I 0.17021 I 0.18519 I 0.11504
I Jun I -0.01111 i -0.15058 ) 0.38889 I -0.06897 0.05422 I 0.00450 0.08235 0.12097 I 0.02564 I 0.17576 -0.33750 I 0.06349 i Jul i -O.C8989 I Q.17727 0.00000 0.37037 -0.028)7 I -0.10314 -0.00725 0.07194 i 0.13462 I -0.01546 -0.18h8 I 0.12687
i A"" · -0.1975' I 0.00000 -0.10000 -o.os103 -0.11116 I -0.04500 -0.0255< I -0.08725 I -0.20339 : -0.07330 -0.23256 i -u.o99~ ·-s;- 0.21530 I o.coooo I 0.00000 d.00000 0.12533 I -0.01511 0.03745 -0.02206 I o.,;6383 l 0.01130 o.4°%9 o.oo~~
Oct ' 0.12658 I -0.21236 I -0.21111 : 0.0000(1 I 11.00000 I 0.063~3 I 0.02527 0.02250 1 0.04800 I -0.0'.'793 0.~9032 ·0.0220
"'" ~ -o 10112_ n.22049 [ o.04225 I 0.11765 1 -0.28824 1-0.16000:-:0.02113. 1 -0.10294 _, 0.04962 0.00000 -0.49167 0.0000v 1 I -0.08750 I 0.04000 I 0.21622 i -0.07895 i 0.32231 I 0.01190 : 0.02878 l 0.0327U 0.07273 0.00575 0.00000 0.01504 : Dec
Augmented Dickey-Fuller Unit Root test on DVLA Null Hypotl1esis: DVLA has a unit root Exogenous: Constant .Lag Lenfl!!:l: 0 (Aulomatir, based on SIC, MAXLAG=9)
Augmentecl_.Q~-Fuller test statistic -6.626206 0.0000 Test critic?! value~: 1% level
Go/a level 10% level
-3.632900 -2.948404 -2.612874
"=-----=== 'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickoy-Fullor Unit Root test on GGRM Null Hypothesis: GGRM has a unit root Exogenous: Cons(ant La.g Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmente~ Dickey-Fuller test statistic Test cr'itir.al values: 1% level
b0/o level 10% level
'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
!-Statistic
-8.848644 -3.632900 -2.948404 -2.612874
Augmanted Cickey-r:uller Unit Root test on HMSP Nu'I Hypothesis: HMSP has a unit root Exogenous: Constant '-a~gth: O 0!:(!omatic based on SIC, MAXLAG=9)
!-Statistic
Prob.'
0.0000
Prob.*
~tgrnented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1 o/o level
5°/o level 0% level
--~4"". s"'s..co~3 5"'"9C.--"o. 0004 -3 i332900 -2 !)48404 -2 fl12874
-~·~"~=~-=~-~--• MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Unit Root test on 1\L8F 'Juli Hypothesis: Kl.BF has a unit root Exogenocs. Car.slant 1ao. k;'11_9\h: Q_(l'\~J£>11_1atig based o.n SIC,_MA)\LAG•:ll~)==~
!·Statistic
Augmented Dickev-Fuller te3t statistic Test critical\ alues: 1S'o level
5% level 10% le,·eJ
'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
-4.440549 -3.632900 -2.94a404 -2 612874
F'rob. •
0.0012
Augmcnteci Dickey-Fl'ller Unit Root test on MERK Null Hyroth :s;s: MERI< has a unit root Exogenous: Constant -~~ !;::;,n.fil,h 0 ~toma]~ed on Sl~,6_>(_LJ\G-"Z_
t-Statistic ~~-======~====
-6S74716 Au9mented Dickel'::_F__LJl'er test statistic --~~··=-·
T ~st c•itical values: 1% level 5% level 10% level
•MacKinnon (1996) one-sided p-values.
-3.Ei32900 -2.948404 -2.o 12874
Augmented Dickay-~ul\er Unit Root test on MYOR l'ull Hyrothesis: MYOR has a unit root Exogerious: ':onstant ~J:e_i;g!!;;_Q_ (Automatic based on SIC_, MAXL_~
t.ugmented Dickey-Fuller tect statistic Test critical v.".ilues: 1°/o level
5% level 10% level
'Macl<innon (1996) one-sided p-values.
I-Statistic
-5.066885 -3.632900 -2.948404 -2.612874
Aug1ncr.ted Dic!\ey-Fullr..:r Unit Root test on SKLT Null hypotresis: SKLT has a unit root Exogenous: Constant
Prob.*
0.0000
Prob.*
0.0002
t,agJ:fo'!).Qlh 0_.(6!;!!?111auc based on31C, MAXLAG=9)_ -·=-·=
I-Statistic Prob:
Augmented Dickey-Ful_le_r_te~s_t_s_ta_t_is_ti_c _____ -9~._3_09_7_9_2
Test critical values: 1% level -3.532900 5% level -2.948404 10% level -2.612874
· Macl<innon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Unit Root tost on UNVR Null Hypotfiesis: UNVR has a unit coot Exogenous: Constant L~ ~ength: O(Auhimatic based on SIC, MAXLAG==9"")===~·
0.0000
I-Statistic P1~ob:
Auomen:ed Dickey-:=ulle! test statistic -6.750542 0.0000 Test critical values. 1°/o level -3 632900
5°/o level -? 948404 10% level -2 612874
'lvloci<nnon (199G) one-sided p-values.
L<lmpiran 4. Output Uji Akar Uuit Tingk:>t Punbedaan Kcdua
Augn10ntod Dlc1<0)1-Fullor Unit Root tost on SBI Null Hypothesis: D<SBl,2) has a unit roGI Exogenous: Constant .h<19 LenJ11h: O ~~matic based on SIC, MAXLAG=9
I-Statistic
11ugmented Dickey· Fu I ler.ct.::.e.::.st'-'s'-'1-"a"-ti s::.:lc:.:ic'------6"'."8-"0.::2.::.3.::8 5=-T esl critical valueo: 1% level -3.646342
5% level -2.954021 10% level -2 G15817
"MacKinnon ( 1886) one-sided p-values.
Prob.•
0.0000
Lampiran 5. Output Uji Kointegrasi (Jolta11sl'11 Coi11tegratio11 Test)
Uji Kointegrasi ant[lr3 ADES da11 inflasi DAie: 10/31/08 Tirne: 14:40 Sa1 ''pie( adjusted): 2005:03 2001: 12 Included observnticns: 34 after cdjusting endroints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: A'.JE'.S INFLASI Lags Interval (in first differenceo): 1 to 1
~~ted Cointegration Rank Te~s_!=--=~ Hypothesized Trace No. cf CE(s) _§genvalue Statistic
5 Percent Critic2I Value
None•• 0.457047 23.25610 At most 1 0.070650 2.491177
15.41 3.76
•(")denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1 % levels
Uji Kointegra>i anta1 a ADES dan Ku rs Date: 10i31/08 Tirr,e: 14:44 Sarnp'e(adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assGmption: Linear deterministic trend Series: ACcS KURS Lags interval (in ficst differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace No. of CE(s) Ei~envalue Statistic
5 Percent Critical Value
None•• 0.491607 26.08311 At most 1 0.086562 3.082089
15.41 3.76
'( .. ) uenotes rejection of tlw hypothesis at t;ie 5%( 1 %) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates 1 cointegrat,ng equation(s) at bJlh 5% and 1% levels
Uji Koinlegrasi anlara II DES dan SBI D<te: 10/31/08 Time: 14:45 Sample(adjusted): 2005:03 2007:12 Included observatic;is: ~4 after adjusti;ig endpoints Trend assumption. Quadratic deterministic trend Series: II.DES SBI LdgS interval (in first differences): 1 to 1
.:,Jrn estncted Cointegration Rank Test ==--=~·
Hyp0thesiLed Trace No. of CE(s) f~igenvcilue Statistic
5 Percent CriUcal Value
t<one •• 0.568476 33.15281 ,\t most 1 • 0.125978 4.578083
18.17 3.74
'("') c!enotes rejection o~ the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at the 5% leve·, Trace test 1nd1cates i cointegrating equation(s) at th0 1 % level
1 Percent Critical Value
23.46 6.40
Uji Kointegrasi amara ADES da'l Emas Date: 10/31/08 Time: 14:47 Samr-le(acijusted): 2005:03 2007: 12 Included ol'st0rvations: 34 after adjusting endpoints Trend as::;umption: Linear deterministic trend Series: ADES t:OMAS Lags interval (in first uiffere11ces): 1 to 1
Unrestrict,ed Cointe8.f8tion Rank Test - ---;:,======== l<1pothesized Trace 5 F'ercent 1 Percent No. of C§~L f:':igenvalue Statistic Criti-::al Value Critical Value
None • 0.434572 At must 1 0.001345 --···-- ... -·-·--·--==--·"'
19.43159 0.045745
15.41 3.76
'( .. )denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test i"dicates 1 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates no cointegration at the 1% level
Uji Kointegrasi antara AQUA dan !nftasi Date: 10131/08 Time: 14:49 Sample(adjusted): 2005:03 2007:12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: AGUA INFLASI Lags interval (in first differences): 1 to 1
Un:estricted Cointegratinn Ra;;n;;;k~l=e"'st'"""======== hyputhes1zed l,o. 0f CE(s)
None ** At most 1
Eigenvalue
0.489779 0.071448
T•ace Statistic
25.39939 2.520390
5 Percent Critical Value
15.41 3.76
T') denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level
20.04 6.65
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at b8th 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi antara AQUA dan Kurs Date: 10/31/08 Time: 14:50 Sample(adjusted)·. 2005:032007:12 lncluoed observations: 34 after adjusting enJpoints Trend a~sumpt1on: Linear deterr.1inic;tic trend Ser'es: AQUA KIJRS Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent --~Cl.:.. of CE{0 eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
Nace" 0.465117 24.51101 15.41 20.04 At most 1 0.090814 3.236986 3.76 6.65
~==~~.~===-=,~==-~ '(")denotes rejection of the hypothesis at the 5%(<%) level Trace test indicattls 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1% levels
1·,,,--·--·"--"~"··~---·---------
PEr\PIJST ,'1,K/Vl.N UT AMA UIN SYAl-llD JAKARTA
Uji Kointegrasi antara AQUA dan SBI Date: 10/31/08 Time: 15:04 Sample(adjusted): 2005:03 2007:12 Included obrnrvalions: 34 after adjustin~ endpoints Trend assumption: Linear determin;stic trend Series: AQUA SBI Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test -------""'=-----------~··~~-Hypothest7ed Trace 5 Percent l Percent ,\Jo. of CE(s' Eigenvalue Statistic Critic2I Value Critical Value
None·· 0.515891 28.36077 15.41 20.04 At most 1 0.102996 3.695627 3.76 6.65
"'"· o•=-=~=-=-~·==-==~~'"-'-~"="-~~"-""""~''""''"'-='==~~'·''--"'-~~~-=='"'·~"'-=c•="~
.( .. )denotes cejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 1 cointegrating equatior(s) at both 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi antara AQUA dan Emas Date: 10/2.1/08 Time: 15:05 Sample(adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: AQUA EMAS Lags interval (in first differencesj: 1 to 1
Uncestricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace No. of C2(s) Eigenvalue Statistic
5 Percent Critical Value
None .. 0.463238 21.15536 At most 1 1. 52E-05 0.000518
15.41 3.76
.( .. )denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level
i Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicate' 1 cointegra'.ing equation(s) at both 5% and 1 % leve:s
Uji Kointegrasi a11tara BATI dan lnflasi Date: 10/31/08 Tirne: 15:06 Ssn.ple(adjusled): 2005:03 2007: 12 lnciuded observations: 34 after 2.djusting endpoints Tr8nd assumption: L;near deterministic trend S~ries: BATI INFL/>.SI Lags interval (in fir£.t differences) 1 to 1
Unrestr•cted_ Cointeg_i:ation Rank T es_t
Hypothesized Trace 5 Percent No. of CE(s) f_penvalue Statistic Critical Value
Non~•• - 0.489779 25.39939 Li.41 At tl'OSl 1 0.071',48 2.520390 '3.76
.( .. )denotes re;ection of tl1e hypothesis at the 5%(1'.I,) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test 111dicates 1 cointegrating equation(s) at bctn 5% and 1 % levels
U]i Kointegrasi antara BATI dan Kurs Date: 10/31/08 Time: 15:08 Samµle(adiusted): 2005:03 2007: 12 Included 0bservati0<1s: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: E1lTI KURS Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rark Test
Hypothesize_d Trace 5 Percent 1 Percent No. of C§s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
None'' 0.465117 24.51101 15.41 20.04 At most 1 0.0908'14 3.216986 3.76 6.65 ~=~- - ··•· ~~=~=~~==~====~'=""= '(")denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1% levels
Uji Kointeprasi antara BATI dan SBI Date: 10/31/08 Time: 15:09 Sample(adjusted): 2005:03 2G07: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints :re11d assumptlr::n: Linear deterministic trend Series: BATI SB! Lags ir.terval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace 5 .~ercent No. of CE(s) Eige~value Statistic Critical Value ==~=""=''=-==="'===========~
None•• 0.515891 28.36077 15.41 At m0st 1 0.102996 3.695627 3.76
===~================~ -r•) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates 1 cointewating equation(s) at both 5% and 1% levels
Uji Koinlegrasi a11tara BATI dan E:nas Dale: 10/31/08 Time: 15:09 Sarnple(adjusted): 2005:03 2007:12 Included obser1ations: 34 after adjusting endpoints 1·rend assumption: Linear deterministic trend Series: 13ATI EMAS Lags interval (in first differences): 1 to 1
_un,estncted Cointegration Rank Test
Hypotresized Trace 5 ?ercent 1 Percent No,of CE(sL gigenvalu~ Statistic
None •• 0.4G3238 2 1.15536 At most 1 1.52E-05 0.000518
Critical Value Critical Value ·--~~==""·=,,,===·-
15.41 3.76
20.04 6.65
'(")denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Trace test indicates; cointegrati~g equation(s) at both 5% and 1% levels
Uji Kointoyrasi antara CEKA dan lnflasi Date: 10131/08 Hne: 15:11 Samp1e(adjusted): 2005:03'.'007:12 Included obs3rvations: 34 afler adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: CEKA INFLASI Lags interl'al (in first differences): 1 to 1
_Unrestricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent No. of C~s) Eigeflvalue Statistic Critical Value Critical Value
None•• 0.486206 25.01367 15.41 At most 1 0.067441 2.373985 3.76
.( .. )denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
20.04 6.65
Trnce test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1% levels
Uji Koir.tegrasi antara CEKA dan Kurs Date: 10/31108 Time: ·15:12 Sample(adjusted): 2005:03 2007:12 included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assufl'ption: Linear deterministic trend Series: CEKA KURS Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestrii:~teJ Cointeriration Rank Test
Hypothes:zed Trace 5 Percent No. Qf CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value
None•• 0.485516 26.42014 15.41 At most 1 • 0.106378 3.821057 3.76
•r .. ) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates 1 cointeg,·atin9 equation(s) at the 1% level
Uj' Kointegrasi antara CEKA dan SBI Date: Wl.11/08 T:me: 15:12 Sample{adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpo·1nts Trend zssun1ption: Linear deterministic trend Series: CEKA SBi Lags intervm (in first differe11ces): 1 to 1
Unres:ricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace _ No. 0f C:E(s) eigenvalue Statistic
5 '='ercent Critical Value
Non~""
At mcst 1 0.484601 0.103977
26.20846 3. 732816
15.4 i 3.76
T•) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test incicates ·, cointegrating equation(s) at both 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi antara DVLA dan SBI Date: 10/31/08 Time: 15:20 Samp:e(adjusted): 2005:03 7007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assun1pt1on: Linear deterministic trend Series: DVLA SBI Lags interval (in first differences): 1 to 1
~tricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace 5 Pr~rcent 1 Percent Ne. of CE(s) Eigenvalue Statistic Criii•>31 Value Critical Value
''one•• 0.511331 28.1 '3~54 t 5.41 20.04 At most 1 • 0.105380 3.786131 3 76 6.65
'("')denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at th·' 5% level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at th·= 1% level
UJi Kointegrasi antara DVLA dan Emas Date: 10/31/08 Time: 15:21 Sample(sdjusted): 2005:03 2007:12 Included observatio1 s: 34 after adjusting endpoints Trend assumpticrl: Linear deterministic trend Series: DVLA EM/l,S L.ags interval (in first differences): 1 to 1
l)nrestrir.ted Cointegration Rank Test
hypothesized Trace 5 Percent No. of r;E(s) Eigenvalue .;;L;.;;ta"'ti;;,s;;.,tic""==='C"'ri"°'tical Value
None" C.465705 21.37,423 "15.t,1 .\t most 1 0.001844 0.062765 3.76
'(") den0tes i6jection of the hypothesis at tr.e 5%(1 %) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi antara GGRM dan lnflasi Date: 10/31/08 Time: 15:2?. Sampta(zdjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumrtion: Linear deterministic trend Series: GGRM INFLASI I .ags :nter;al (in first differences): 1 to 1
Llnrestricted Cointeg~tion Rank Test
Hypothesiced Trace No. of CE(s) Eigenvalue Statistic
5 Percent Critical Value
None•• 0.406rl47 2.0.69038 At m1lSf 1 0.082.\69 2.926341
15.41 3.76
.~
'(")denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
1 Percent Critical Value
20.0" 6.65
Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at b·J!h 5% and 1 % levels
Uji Kc.intesrasi antara GGRM d1n Kurs Date: 10/31/08 Time: 15:23 Sample(adjus~£d): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trenc assJmption: Linear deterministic trend Series: GGRff. KIJRS Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Traci! . Nn. of CE(&_ _Eigenvalue Statistic
5 Percent Critical Value
NQne •• At most 1
0.4~3305
0.095746 22.73168 3.421931
~ 5.41 3.76
'( .. )denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test ind'.catas 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1% levels
Uji Kointegrasi antara GGRM dan SBI Date: 10/31/08 Time: 15:24 Sample(adjusted): 2005:03 2007:12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: GGRM SBI Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test
Hyµothesized Trace 5 Percent 1 Percent No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value ====""""'====~==========~
None** At most 1 •
0.430151 0.116130
23.31822 4.197144
15.41 3.76
'( .. )denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at the 1% level
Uji Kointegrasi antara GGRM dan Emas Date: 10/31/08 Time: 1~:25 Sample(adjusted): 2005:03 2007: 12 lnduded observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear detertTdnistic trend Series: GGRM EMAS Lags interval (in first differences) 1 to 1
20.04 6.65
.Unreotcicted Co1.1te;;gc:,r;;a;;tio;;;n'===R"'a"'n"'k"'T"'e"s"'t==~~==~~========== Hypothec.i7.ed Trace 5 Percent 1 Percent No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
None• 0.368590 15.63724 15.41 20.04
At most ~====0=.0=0=0=1=1=9·===0=.0=0=4=05=7===c ·=3=. 7=6======6=·=6=5== "( .. )denotes rejection C\f the hypothesis at the 5%(i %) level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates no cointegration at the 1 % level ·
Uji Kointograsi antara HMSP dan lnflasi Date: 10/31/08 Time· 15:26 Sample(adjusted): 2005:03 2007: 12 lnclucied observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Quadratic determin'1stic trend Senes: HMSP INFLASI Lags interva1 ('n first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointf~grat1Jn Rani< Test -----~·~·~---
Hypothesized Trace 5 ,:ercent 1 Peccent __ t~o._c:Jf C::Eisl __ ['igenvalue Statistic Critical Value Criti_cal V_alue
None • 0.337006 18.35406 18.17 At most 1 • 0.120882 4.380437 3.74
'(")denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Trace test indicate' 2 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates no cointegration at the 1 % level
Uji K0integrasi antara HMSP clan Kurs Date: 10/3~:08 Time: 15:28 Sample(adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption- Linear deterministic trend Seri8s: df\t.SP KURS Lags interval (in firct rl1fferences): 1 to 1
Un_restricied C,;:iint.eg_ration Rank Test ------·----Hyoot:1e3ized Trace 5 Percent No. of SE(c) Eigenvalu_e Statistic Critical Value
None• 0.310739 16.10441 15.41 At most 1- 0.096541 3.451829 3.76
"('')·nenotes rejection C'f the hypothesis at the 5%(' %) level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at th" 5% level Trace test indicates no cointegration at the 1% leve
Uji Kointegra>i antara HMSP dan SBI Date: 10/31/08 Time: 15:29 Sample(adiusted): 2005:03 2007:12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Quadratic deterministic trend Series: HMSP SB ~ays 'n•erval (ir first differences): 1 to 1
Unrcstrict£d Coint:gration Rank :est
Hypothesized Trace 5 Percent No. of _CE(s) ~~igi::nvalue Statistic l.ritical Value
None· 0.343102 19.58348 18.17 At most 1 • 0.144360 5.300778 3.74 .
'('")denotes rejection of the hypothesif. at the 5%(' %) leve: Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at t11e 5% le_vel Trace test indicates no cointegration at the 1°/o lr;vel
23.46 6.40
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
1 Percent Critical Value
23.46 6.40
Uji 1;ointegr<1si antara HMSP dan Emas Date: 10131/08 Time: 15:31 Sample(adJUSted): 2005:04 2007: 12 Included observations. 33 afte adjusting endpoints Trend as:;umption: Lnear deterministic trend C>er:es: HMSP EMAS La3s interval (in first differences): 1 tu 2
Unrestricte1 Cointegro•ion Rank Tegt
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Criti•:al Value Critical Value
None• 0.376648 16.12532 15.41 20.04 At mos\ 1 0.015874 0.528052 :3.76 6.65
'('•)denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at th.e 5% level Trace test indicates no cointegration at the 1% level
Uji Kointegrasi antara KLBF dan lnflasi Date: 10/31/0e Time: 15:32 Sample(<:djusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints -:-rend assumption: Linear deterministic trenj Series: KLBF INFLASI Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Coi.Q.@gration Rank Test
Hypothesized Tr<lce 5 Percent 1 Percent No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
None •• 0.4 38633 22.04308 15.41 20.04 .~A;,;t,.;,;m,:,;o;;;s.;.t ,.;,;1 ==""0;;;.0;;;6,.;,;84.;.,8;;6'===""2;;,.4.;.,1;;;2;;1,.;,;6.;.9====3.""7"'6=~ 6.65
'(")denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% ancl 1% levels
Uji Kointegrasi antara KLBF dan Kurs Date: 10/31/08 Time: 15:32 Sample( adjusted): 2005:03 2007: 12 'nclttded observations: 34 after adjusting endpoints Trend assu;npticn: Linear deterministic trend Series: KLBF KURS Lags interval (in fi'st differences): 1 to 1
.unrestricted C~ration Ra:sn~k;,.T;,.e;;s;,;t========= Hypothesized Trace 5 Percent No.ofCER Eigenvalue Statistic Ccitical Value
None ·• 0.459700 24 .48179 15.41 At most 1 0.099154 3.550330 3.76
'(") denotes rejectior, of the hypothesis al tile 5%(1 %) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates I cointegrating equation(s) at b·ith 5% and 1% levels
Uji V.ointegrasi anlara KLBF dan SBI Date: 10/31/08 Time: 15:34 Sample( adjusted): 2005·03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusti.1g endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: KLBF SBI Legs interval (in first differences): ~ to 1
Unrastricted Cointe.g:aticn Ran:<'=T;;;e;;;s;;;t~~~~
Hypothesizod Trace 5 Percent No. of CE(s) EiL~nvalue Statistic Critical Value
None •• 0.489224 26.46524 15.41 At [•ICSt I 0.101084 3.623221 3.76
T') denotes rejection of the hypothesi' at the 5%(1 %) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at bolh 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi ar.taro KLBF dan Emas Dote: 10/31/08 Time 15.34 SJmple(aujusted): 2005:03 2007: 12 Included 0bservations: 34 af1er adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: KLBF EMAS Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted (:;ointegration Rank Test
HypotneE iz~d Trace 5 Percent 'lo o' CE(s) EiQenvalue Statistic Critical Value
Ncne • 0.37629g 16.07204 15.41 P.t most 1 0.000624 0.021226 3.76 ---=--·-
T') denotes •ajection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test 'ndicates no cointegration at the 1 % level
Uji Kointegrnsi antara MERK dan lnflasi DatP.: 10/31/08 Time: 15:35 Sample(a~justed): 2005:03 2007:12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: MERK INFLASI Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent _N(). of CE~ _i::i~lue Statistic Critical Value Critical Value
·~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~'one" 0.507993 27.33201 15.41 20.04 At mos~ 1 0.090281 3.217069 3.76 6.65
'(") denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Trace test indicates 1 c01ntegratirg equation(s) at both 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi antara MERK dan Kurs Date: ·10/31/08 Time: 15.35 Sample(ad;ustecii: 2005:03 2007:12 Included ob3ervations: 34 after adjustir.g endpoints Trend assu1nplion: Linear detern1inistic trend Series: MERK KURS Lags interval (ir. first differences): 1 to 1
~icted Cointell;,r~a=t.,io-.n.,R~an;,;.k.;,.;,;.T.;e.;st;....========= Hypothes:ze~ Trace 5 Percent 1 Percent No. of CE(sL. eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
None•• 0.606276 34.80175 15.41 20.04
•.• f-t iriost 1 . 0.087416 3 110157 ......... ~L~.·~·~·····6&~~······ '( .. )denotes re1ect1on of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace te5t indicate> ·1 cointegratin~ equation(c) at bolh 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi antara MERK dan SBI Date: 10/31/0e Time: 15:36 Sample(adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 3~ after adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: MERK SBI Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted c.ointe .. o~;.;ra;;t;.;io-.n-.R.,;;;an-.k-...T.;e.;st;....==~·==~===~·====~ Hypcthesized Trace No. of CE(s) Eigenva:ue Statistic
None"''" At most 1 •
0.619718 0.110106
36.83878 3.966187
5 Percent Critical Value
15.41 3.76
'('•)denotes rejection of :he hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at the 1% level
Uji l\ointegrasi antara MERK dan Emas Date: 10131108 Time: 15:36 Samplc(adj•Jsted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after ad1usting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series. MERK EMAS Lags intervcil (in fi1st differences): 1 to 1
Unrestricted Coi11te.gration Rank Test
Hypothesizej Trace 5 Percent Critical Value
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
1 Percent Cf1tical Value . No. of CE(sL.. Eigenvalue... Statistic
-~~-"""'=o.==-,.,,.,-~·~
None.. 0.473842 21.87061 At most 1 G.001099 0.037392
15.41 3.76
'(")denotes rejection of the nypothesis at the 5%(1o/o) level
20.04 6.65
Trace tes: indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi ant< ra SKLT dan SBI Date: 10/31 /08 Time. 15:41 Sample(adjusted): 2005:03 2007 : 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend a3surHption: Linear deterministic trend Series: SKL T SBI '.ags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestr:cleC: Cointe~r~!._o_n~.R_a_n_<=T __ e._st===~=====-f-lypothesized Trace Nu. of C.E(s) Eigenvalue Statistic
None'" 0.533592 29.72633 At most 1 • 0.105626 3.795468
5 Percent Critical Value
15.41 3.76
'( .. )denotes rejeclion of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indica•.cs 2 C'.lintegrating equation(s) at the 5% level Trace test ir.dicates 1 cointcgrating equation(s) at the 1% level
UJi Kointegrasi antara SKLT dan Emas Date: 10/31/08 Time: 15:41 Sample(adiusted): 2005:03 2007:12 Included ob~ervations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear deterministic trend Series: SKL T EMAS Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointeg:ation Rank Test
Hypot;1esi.,ed No. of CE(s) Eigenvalue
Trace Sta'istic
5 Percent Critical Value
None•• At most 1
0.516263 0.000714
24.71556 0.024284
15.41 3.76
T') denotes cejer.tion oi the hypothesis at ~he 5%(1 %) level
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
1 Percent Critical Value
20.04 6.65
Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5% and 1 % levels
Uji Kointegrasi antara UNVR dan lnflazi Date: 10/31/08 Time: 15:42 Sample(adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assumption: Linear de'.erministic trend Series: UNVR INFLASI ~ags interval (ii1 first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent No. of CE_~) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
-~=============--""""====-None•• \J.A27562 22.188~6 15.41 2J.04
At mo3t 1 0.090397 3.221416 3.76 6.65
'('')denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1 %) level Tra-:c test indicates 1 cointegrating equation(s) at both 5°/o and 1°/o levels
UJi Kointegrasi amara UNVR dan Kurs Date: 10/31/08 Time: 15:43 Sample(adjusted): 2005:03 2007:12 Included observatio~s: 34 after ad,usting endpoints Trend assurnrtion: Linear deterministic trend Series: UIWR KURS L;;gs interval (in first differences): 1 to 1
_Unrestricted Cointc_g!ation Rank Test
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent -~°'-ot _c;~ _ E,igenvalue Statistic Critical Value Critical Value
None· 0.360246 18.96616 15.41 20.04 At most 1 • 0.105201 3.779316 3.76 6.65
~ =<•====~· =~'==""'"~~=="~'======""""~ .( .. )denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 2 c.ointegrating equation(s) at the 5°/o level Trnce test indicates no cointegraticn at the 1 % level
Uji Kointegrasi antara LINVR dan SBI Date: 10/31/08 Time: 15:43 Sample(adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after adjusting endpoints Trend assur!'ption: Unear deterministic trend Series: UNVR SBI Lags inter<a'. (in frst differences): 1 to 1
Unrestricted Cointewation Rank Test
Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value
None~·
At most 1 • 0.39497 4 21.19521 0.113882 4.110769 =======~
15.t,1 3.76
'( .. )denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates 1 cointegrating equation(s) at the 1°/o level
Uji Kointegrasi antara L'NVR dan Emas Date: 10/31/08 Time· 15:44 Sample( adjusted): 2005:03 2007: 12 Included observations: 34 after ad1ust1ng endpoints Trend assumption: Linear determinis~lc trend Series: UNVR EMAS Lags interval (in first differences): 1 to 1
Un.restricted Cointegration Rank Test
Hypothesized Trace Statistic
5 Percent Critical Value
20 04 6.65
1 Percent Critiral Value _ _r--J_o_o_f_(;_EJ~J .. Ei~envalue -~
=-::c~=co==·""--==
None· 0.373710 At most 1 8.27E-06
10.91029 0.000281
15.41 '3.76
T•) denotes rejection of the h~·pothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates I cointegrating equation(s) at the 5% level 1 race test i.1dicates 110 cointegration at the 1 % level
20.04 6.65
110
Lampin111 6. Ouiput Uji ECM (Error Correction Mode{)
Uji ECM Pada ADES Dependeot Variable: D(ADES) Method: Least Squares Date: ·10/31/03 Time: 15:54 Sample( adjusted): 20('5:02 2007: 12 Included observations 35 after odjusting endpoints
VarL'3ble Soefficient
D(IN<'"LASI) 7.447370 D(KURS) -8.c·6E-05
D(SBI) 56.25269 D(EMAS) 1.28E-06
FCT1 -1.097463 c -0.004269
R-squared 0601011 Adjusted R-sq· ;a red 0.532220 S.E. of regression 0.11503• Sum squared resid 0.383752 Log likelil1ood 29.31652 Durbin-Watson stat 2.C141 ~7
Uji ECM Pada AQUA Gependent Variable: D(f,QUA) Method: ~east Squares Date: 10/31/08 Time: 15:56 Sample(adjusted): 2005:02 2007:12
Std. Error !-Statistic Prob.
12 06457 0617293 0.5419 0.000100 -0.855227 0.3994 61.94013 0.908178 0.3?13 1.25E-06 1.022260 0.3151 0.180202 -6.090189 0.0000 0.019973 -0.213750 0 8322
Mean dependent v2r -0.002500 S.D. dependent var 0.168192 Akaike info criterio;1 -1.332373 Schwarz criterion -1.065'742 f'-statistic 8.7'36739 Prob(F-statistic) 0.000038
Included observations: 35 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic Prob.
D(INFLASI) 4.970335 18.13271 0.272605 0.7871 D(KURS) ·0.000168 0.000145 -1.154891 0.2576
D(SBI) -33.00217 92.45078 -0.356970 0.7237 D(EMAS) -1.CGE-06 1.85E-06 -0.572334 O.E·715
ECT2 -1.319883 0.178480 -7.395118 0.0000 c -0.000459 0.029499 -0.0 15573 0.9877
;;:. ·-
R-squered 0.074251 Mean dependent 1ar -0.003920 Adjusted R-squared 0.618087 S.D. dependent v<1r 0.274818 S.E. of reg·ession 0.169835 Akaike info criteric1n -0.553175 Sun1 squared resiJ 0.836473 Schwarz critqrion -0.286544 Log like1ih~od 15.68057 F-statistic 12..00512 Durbin-Watson stat 1 972753 _Prob(F-statisticJ. ··~--0_.000002
114
Uji ECM ?oda DVLA Dependent Variable: D(DVLA) Method: I.east Squares Date·. 1G/31/08 Time· 16:02 Sample(adjusted): 2n05:02 2007: 12 lr,clude.ci observations: 35 aher adjusting endpoints
Variable Coeffici~nt Std. Error
O(INFLASI) 32.87412 18.38365 D(IZURS) -0.000370 0.000146
D(SBI) -91.74470 92.66642 D(EMAC:J 9.14E-07 1.87E-06
fCT5 -1.164533 0.185007 c 0.002589 0.029984
===='~=~
I-Statistic
1.788226 -2.541260 -0.990053 0.488089
-6.294543 0.086338
Prob.
0.0842 0.0167 0.3303 0.6292 0.0000 0.9318
R-squareo 0.666055 Mean dependent var 0.010690 Adjusted :'\-syuared 0.608478 S.D. dependent var 0.274747 S.E. of regression 0.171914 Akaike info criterion -0.528840 Sum squared resid 0.857078 Schwarz criterion -0.262209 Loo likelihood 15.25471 F-statistic 11.56812
=D=u=r=b=in=-'N==a=t'=o=n=s=ta=t====1=.7=2=7=5~08~=P~r=o=b~(F=·~s~ta=ti=st=ic~)======~0"'=.000003
Uji ECM Pada GGRM Dependent Variable: D(GGR\>1) Method: Least Sq~ares Date: 10/J1/0S Time: 16:04 Sample(adjusted): 2005:02 2007: 12 lncludnd observations: 35 after a~ing endR=o=in=ts=-~======
Variable Coefficient Std. faror I-Statistic Prob.
D(INFLASI) C(V,URS)
D(SBI) D(E:MAS)
fCT6 c
R-squared AcijusterJ R-squ<1reL1 S.E. of regression Surr1 squared resid Log likelihocd Durbi•1-W2tson r.tat
7.638282 -0.000126 -16.65558 -1.46E-08 -1.281366 -0.007126
6.779877 5.50E-05 34.80075 6.92E-07 0.150686 0.011224
1.126611 -2.284130 -0.478598 -0.021114 -8.503556 -0.634900
0.2691 0.0299 0 6358 0.9833 0.0000 0.5305
0.722608 Mean dependent var -0.006618 0.674782 SD. dependent var U.113370 0.06465J Ai<aike info criterion -2.484769 0.121219 Schwarz criteri0n -2.218138 49.48346 F-statistic 15.10907
=1~-~88~1~1~9~1=~P~r~ob~(~F~-s~t~at~is~ti~ch;=====o,.oooooo