8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
1/322
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
2/322
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
3/322
STUDI KASUSManik-Manik Terserak
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
4/322
BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NADNIAS(BRR NADNIAS)
16 April 2005 - 16 April 2009
Kantor Pusat
Jl. Ir. Muhammad Thaher No. 20
Lueng Bata, Banda Aceh
Indonesia, 23247
Telp. +62-651-636666
Fax. +62-651-637777
Kantor Perwakilan Nias
Jl. Pelud Binaka KM. 6,6
Ds. Fodo, Kec. Gunungsitoli
Nias , Indonesia, 22815
Telp. +62-639-22848
Fax. +62-639-22035
www.e-aceh-nias.org
know.brr.go.id
Kantor Perwakilan Jakarta
Jl. Galuh ll No. 4, Kabayoran Baru
Jakarta Selatan
Indonesia, 12110
Telp. +62-21-7254750
Fax. +62-21-7221570
ISBN 978-602-8199-37-7
Penyusunan Seri Buku BRR ini didukung oleh Multi Donor Fund (MDF)
melalui United Nations Development Programme (UNDP) Technical Assistance to BRR Project
Pengarah : Kuntoro Mangkusubroto
Penyusun : John PatersonRatna Pawitra Trihadji
Editor : Cendrawati Suhar tono (Koordinator)
Harumi Supit
Linda Hollands
Margaret Agusta (Kepala)
Melinda Hewitt
Tim Tsunami Disaster Mitigation
Research Center (TDMRC)
Tim Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya
Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesian (LIPI)
Alih bahasa ke Indonesia
Edito r : Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo
Ratna Pawitra Trihadji
Zuhaira Mahar
Editor Bahasa : Ihsan Abdul Salam
Suhardi Soedjono
Penerjemah : Bianca Timmerman
Harry Bhaskara
Prima Rusdi
Editor Bahasa : Linda Hollands
Margaret AgustaFotografi : Arif Ariadi
Bodi Chandra
Desain Grafis : Amel Santoso
Bobby Haryanto (Kepala)
Priscilla Astrini
Surya Mediana
Wasito
Penyelaras Akhir : Aichida UlAflaha
Ricky Sugiarto (Kepala)
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
5/322
Melalui Seri Buku BRR ini, Pemerintah beserta seluruh rakyat Indnesia dan BRR hendak
menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas uluran tangan yang datang dari
seluruh dunia sesaat setelah gempa bertsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember
2004 serta gempa yang melanda Kepulauan Nias pada 28 Maret 2005.
Empat tahun berlalu, tanah yang dulu prakpranda kini ramai kembali seiring dengan
berglaknya ritme kehidupan masyarakat. Capaian ini merupakan buah kmitmen yang
teguh dari segenap masyarakat lkal serta kmunitas nasinal dan internasinal yang
menyatu dengan ketangguhan dan semangat para krban yang selamat meski telah
kehilangan hampir segalanya.
Berbagai dinamika dan tantangan yang dilalui dalam upaya keras membangun kembali
permukiman, rumah sakit, seklah, dan inrastruktur lain, seraya memberdayakan para
penyintas untuk menyusun kembali masa depan dan mengembangkan penghidupan
mereka, akan memberikan pemahaman penting terhadap prses pemulihan di Aceh dan
Nias.
Berdasarkan hal tersebut, melalui halamanhalaman yang ada di dalam buku ini,
BRR ingin berbagi pengalaman dan hikmah ajar yang telah diperleh sebagai sebuah
sumbangan kecil dalam mengembalikan budi baik dunia yang telah memberikan
dukungan sangat berharga dalam membangun kembali Aceh dan Nias yang lebih baik
dan lebih aman; sebagai catatan sejarah tentang sebuah perjalanan kemanusiaan yang
menyatukan dunia.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
6/322
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
7/322
Saya bangga,kita dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan pelajaran
dengan negaranegara sahabat. Semoga apa yang telah kita lakukandapat menjadi sebuah standar dan benchmark bagi upayaupaya serupa,
baik di dalam maupun di luar negeri.
Sambutan Presiden Susil Bambang Yudhynpada Upacara Pembubaran BRR di Istana Negara, 17 April 2009
tentang keberangkatan tim BRR untuk Knerensi Tsunami Glbal Lessns Learneddi Markas Besar PBB di New Yrk, 24 April 2009
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
8/322
Dalam periode tanggap darurat maupun rekonstruksi, truk M6 milik Federasi Internasional Perhimpunan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memainkan peran sangat penting dalam mendistribusikan
logistik ke daerah terpencil maupun yang sulit dijangkau. Foto: BRR/Arif Ariadi
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
9/322
Daftar IsiPendahuluan x
Prakata xv
Bagian 1. Perumahan dan Pemukiman 1Canadian Red Cross (CRC)
Menginvestasikan Waktu untuk Memahami Keunikan Para Penerima Manfaat 2
Government Information Technology Executive Council (GITEC)
Membangun Kembali Masyarakat 7
Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD)
Mengatasi Permasalahan Batas Tanah yang Hilang 14
Gesellschaft fr Technische Zusammenarbeit (GTZ)
Menggunakan Model Rapat Tradisional Desa 18
Yayasan Masyarakat Makmur Mitra Adil (Mamamia)
Membangun Rumah dan Lahan Pertanian Sekitarnya 22
United Nations Human Settlements Programme (UN-HABITAT)
Dari Membangun Rumah Hingga Mendampingi Pemerintahan Kota 29
Jesuit Refugee Service (JRS) Indonesia
Mengoordinasi Pembangunan Rumah 35
Muslim AidMembangun Rumah Kayu Tradisional 38
Yayasan Leuser Internasional (YLI)
Merencanakan Tata Ruang Desa 43
Bagian 2. Infrastruktur dan Pemeliharaan 49Pemerintah Jepang
Membangun Masyarakat Tahan Bencana 50
United Nations Development Fund for Women (UNIFEM)
Menerapkan Pembangunan Ruang Publik Perempuan yang Dipimpin oleh Perempuan 55
International Organization for Migration (IOM)
Membuka Akses Melalui Keterlibatan Masyarakat 61
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
Menerapkan Sistem Peringatan Dini Tsunami 66
Norwegian Red Cross (Norcross)
Memperkenalkan Sumur Bor sebagai Sumber Air yang Aman dan Andal 70
Asian Development Bank (ADB)
Memperkenalkan Jalur Kanal Beton Melalui Konstruksi Partisipasi 77
Perumahan dan
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
10/322
Bagian 3. Ekonomi dan Usaha 81Australia-Indonesia Par tnership for Reconstruction and Development (AIPRD)Local Governance andInfrastructure for Communities in Aceh (LOGICA)
Menyederhanakan Perizinan Usaha di Kabupaten Aceh Barat 82
Gesellschaft fr Technische Zusammenarbeit (GTZ)
Memperkuat Usaha Kecil yang Memainkan Peran Besar 87Gesellschaft fr Technische Zusammenarbeit (GTZ)Bergeser Dari Perkebunan Kakao Konvensional ke Organik Suatu Resep Untuk Sukses 93
Forum Bangun Aceh (FBA)
Menjalankan Program Kredit Mikro dengan Motivator Lokal 99
Grameen Foundation (GF)
Memberdayakan Perempuan Melalui Keuangan Mikro 103
Swisscontact
Memberikan Napas Baru pada Usaha Menengah dan Kecil 108
United Nations Development Fund for Women (UNIFEM)
Mendukung Perempuan Pengusaha Kecil untuk Membuat Langkah Besar 115
Bagian 4. Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan Perempuan 121Save the ChildrenMerevitalisasi Posyandu Melalui Kemitraan dan Partisipasi 122
Save the Children
Bergerak Sepanjang Perjalanan Menyimak 128
Australia-Indonesia Par tnership (AIP) Communities and Education Program in Aceh (CEPA)
Menerapkan Program Asistensi Peka Konflik yang Membuat Perbedaan 132
World Vision Indonesia
Mendirikan Ruang Ramah Anak 135
Yakkum Emergency Unit (YEU)
Memprakarsai Program Outreach Klinik Sahabat 138
Gesellschaft fr Technische Zusammenarbeit (GTZ)
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Aceh 142
United Nations Childrens Fund (UNICEF)
Menyediakan Dukungan Psikologis bagi Anak-anak yang Mengalami Trauma 148
Plan International
Rolling a Community-Based Early Childhood Care and Development 152
United Nations Office for Project Service (UNOPS)
Meninjau Ulang Konsep Desain Sekolah 156
Bagian 5. Pembangunan Sosial 161Pemerintah Jepang
Mengudarakan Suara Aceh: Suara Nyata Aceh 162
Canada/Aceh Local Government Assistance Program (CALGAP)Memperbaiki Pusat Pelayanan Perpustakaan dan Kesempatan Belajar 166
Canada/Aceh Local Government Assistance Program (CALGAP)
Melibatkan Masyarakat Setempat Menggunakan Sarana Pendukung 173
Caritas Germany and Save Emergency for Aceh (SEFA)
Mendukung Transisi dari Kelompok Aktivis Menjadi LSM Bagian Masyarakat Sipil 178
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
11/322
United Nations Childrens Fund (UNICEF)
Mendirikan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak-Anak di Kepolisian Daerah NAD 182
United Nations Office of the Recovery Coordinator (UNORC) for Aceh and Nias
Memanfaatkan Aceh Recovery Newsletter dan Pendekatan Terkoordinasi untukKomunikasi dan Advokasi 187
Gesellschaft fr Technische Zusammenarbeit (GTZ)
Memformalkan Hak-hak Perempuan Aceh 191
Humanistisch Instituut voor Ontwikkelingssamenwerking (Hivos)
Membuat Perubahan Sosial Melalui Trajektori Gender 197
Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC)
Mengembangkan Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana 204
World Food Programme (WFP)
Membuka Jalan untuk Upaya Rekonstruksi Lebih Baik dan Singkat 209
Bagian 6. Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia 225Australia-Indonesia Par tnership for Reconstruction and Development (AIPRD) Local Governance andInfrastructure for Communities in Aceh (LOGICA)
Membangun Desa Blang Krueng Melalui Perencanaan
dan Anggaran Belanja Partisipatif 226
United Nations Development Programme (UNDP)
Mendukung Transformasi Pemerintahan Daerah 230
United Nations Development Programme (UNDP)
Memperkuat Kapasitas Teknis dan Operasional Badan Koordinasi 234
United Nations Childrens Fund (UNICEF)
Menghadirkan Pelayanan Sosial ke Daerah Pedesaan 240
Bagian 7. Pendanaan dan Pengawasan 247Multi Donor Fund (MDF)
Mengumpulkan Dana Bantuan untuk Dampak Lebih Luas 248
Asian Development Bank (ADB)Menangani Keluhan Secara Efisien 254
Australia-Indonesia Par tnership for Reconstruction and Development (AIPRD) Local Governance andInfrastructure for Communities in Aceh (LOGICA), in collaboration
Membangun Sistem Akuntansi untuk Pemerintahan Desa 262
Muslim Aid
Menerapkan Manajemen Pengaduan dalam Pembangunan Rumah 266
Catatan 268
Daftar Singkatan 270
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
12/322
x
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
SELAMA tiga kali dua puluh empat jam, terhitung sejak 27 Desember 2004, SangSaka Merah Putih berkibar setengah tiang: bencana nasinal dimaklumatkan. Aceh dan
sekitarnya diguncang gempa bertsunami dahsyat. Seluruh Indnesia berkabung. Warga
dunia tercengang, pilu.
Tsunami menghantam bagian barat Indnesia dan menyebabkan kehilangan berupa
jiwa dan saranaprasarana dalam jumlah yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Bagi yang selamat (penyintas), rumah, kehidupan, dan masa depan mereka pun turut raib
terseret mbak.
Besaran 9,1 skala Richter menjadikan gempa tersebut sebagai salah satu yang terkuat
sepanjang sejarah mdern. Peristiwa alam itu terjadi akibat tumbukan dua lempeng
tektnik di dasar laut yang sebelumnya telah jinak selama lebih dari seribu tahun.
Namun, dengan adanya tambahan tekanan sebanyak 50 milimeter per tahun secara
perlahan, dua lempeng tersebut akhirnya mengentakkan 1.600an kilmeter patahan
dengan keras. Patahan itu dikenal sebagai patahan megathrustSunda.
Episentrumnya terletak di 250 kilmeter barat daya Prvinsi Nanggre Aceh
Darussalam. Retakan yang terjadi, yakni berupa lngsran sepanjang 10 meter, telah
melentingkan dasar laut dan kemudian mengambrukkannya. Ambrukan ini mendrng
dan mengguncang klm air ke atas dan ke bawah. Inilah yang mengakibatkan
serangkaian mbak dahsyat.
Hanya dalam waktu kurang dari setengah jam setelah gempa, tsunami langsung
menyusul, menghumbalang pesisir Aceh dan pulaupulau sekitarnya hingga 6 kilmeter
Pendahuluan
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
13/322
ke arah daratan. Sebanyak 126.741 jiwa melayang dan, setelah tragedi tersebut, 93.285
rang dinyatakan hilang. Sekitar 500.000 rang kehilangan hunian, sementara 750.000an
rang mendadak berstatus tunakarya.
Pada sektr privat, yang mengalami 78 persen dari keseluruhan kerusakan, 139.195
rumah hancur atau rusak parah, serta 73.869 lahan kehilangan prduktivitasnya.Sebanyak 13.828 unit kapal nelayan raib bersama 27.593 hektare klam air payau
dan 104.500 usaha kecilmenengah. Pada sektr publik, sedikitnya 669 unit gedung
pemerintahan, 517 pusat kesehatan, serta ratusan sarana pendidikan hancur atau mandek
berungsi. Selain itu, pada subsektr lingkungan hidup, sebanyak 16.775 hektare hutan
pesisir dan bakau serta 29.175 hektare terumbu karang rusak atau musnah.
Kerusakan dan kehilangan tak berhenti di situ. Pada 28 Maret 2005, gempa 8,7 skala
Richter mengguncang Kepulauan Nias, Prvinsi Sumatera Utara. Sebanyak 979 jiwa
melayang dan 47.055 penyintas kehilangan hunian. Dekatnya episentrum gempa
yang sebenarnya merupakan susulan dari gempa 26 Desember 2004 itu semakin
meningkatkan derajat kerusakan bagi Kepulauan Nias dan Pulau Simeulue.
Dunia semakin tercengang. Tangantangan dari segala penjuru dunia terulur untuk
membantu perasi penyelamatan. Manusia dari pelbagai suku, agama, budaya, ailiasi
plitik, benua, pemerintahan, swasta, lembaga swadaya masyarakat, serta badan nasinal
dan internasinal mengucurkan perhatian dan empati kemanusiaan yang luar biasa besar.
Dari skala kerusakan yang diakibatkan kedua bencana tersebut, tampak bahwa sekadar
membangun kembali permukiman, seklah, rumah sakit, dan prasarana lainnya belumlah
cukup. Prgram pemulihan (rehabilitasi dan reknstruksi) harus mencakup pula upaya
membangun kembali struktur ssial di Aceh dan Nias. Trauma kehilangan handaitaulan
dan cara untuk menghidupi keluarga yang selamat mengandung arti bahwa prgrampemulihan yang ditempuh tidak bleh hanya berkus pada aspek isik, tapi juga nnisik.
Pembangunan eknmi pun harus bisa menjadi ndasi bagi perkembangan dan
pertumbuhan daerah pada masa depan.
Pada 16 April 2005, Pemerintah Republik Indnesia, melalui penerbitan Peraturan
Pemerintah Pengganti UndangUndang Nmr 2 Tahun 2005, mendirikan Badan
Rehabilitasi dan Reknstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Prvinsi Nanggre
Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias, Sumatera Utara (BRR). BRR diamanahi tugas untuk
mengrdinasi dan menjalankan prgram pemulihan AcehNias yang dilandaskan pada
partisipasi akti masyarakat setempat. Dalam rangka membangun AcehNias secara
lebih baik dan lebih aman, BRR merancang kebijakan dan strategi dengan semangattransparansi, untuk kemudian mengimplementasikannya dengan pla kepemimpinan
dan krdinasi eekti melalui kerja sama lkal dan internasinal.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
14/322
xii
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
Pemulihan AcehNias telah memberikan tantangan bukan hanya bagi Pemerintah
dan rakyat Indnesia, melainkan juga bagi masyarakat internasinal. Kenyataan bahwa
tantangan tersebut telah dihadapi secara baik tecermin dalam berbagai evaluasi terhadap
prgram pemulihan.
Pada awal 2009, Bank Dunia, di antara beberapa lembaga lain yang mengungkapkanhal serupa, menyatakan bahwa prgram tersebut merupakan kisah sukses yang belum
pernah terjadi sebelumnya dan teladan bagi kerja sama internasinal. Bank Dunia
juga menyatakan bahwa kedua hasil tersebut dicapai berkat kepemimpinan eekti dari
Pemerintah.
Upaya pengellaan yang ditempuh Indnesia, tak terkecuali dalam hal kebijakan
dan mekanisme antikrupsi yang diterapkan BRR, telah menggugah kepercayaan para
dnr, baik individu maupun lembaga, serta kmunitas internasinal. Tanpa kerja sama
masyarakat internasinal, kndisi Aceh dan Nias yang prakpranda itu mustahil berbalik
menjadi lebih baik seperti saat ini.
Guna mengabadikan capaian kerja kemanusiaan tersebut, BRR menyusun Seri Buku BRR.
Kelimabelas buku yang terkandung di dalamnya memerikan prses, tantangan, kendala,
slusi, keberhasilan, dan pelajaran yang dituai pada sepanjang pelaksanaan prgram
pemulihan AcehNias. Upaya menerbitkannya diikhtiarkan untuk menangkap dan
melestarikan inti pengalaman yang ada serta mengajukan diri sebagai salah satu reerensi
bagi prgram penanganan dan penanggulangan bencana di seluruh dunia.
Terlebih lagi di medan Pemulihan, muncul banyak sekali kasus khas yang, karena ptensi
kemanaatan dan kandungan hikmahajarnya, menunggu untuk dipelajari lebih dalam
dan disebarluaskan. Kasus demi kasus, laksana manikmanik kalung yang terserakterburai
dari ikatannya. Manikmanik itu perlu dipunguti dan, meski tidak harus seperti kalungdalam wujudnya semula (tergantung kebutuhan), penting untuk dirangkai kembali.
Penyusunan antlgi studi kasus ini, dengan demikian, setidaknya bisa dibaca sebagai
tawaran untuk memunguti manikmanik tersebut dan kemudian merangkainya.
Memuat 90 studi kasus (50 dibukukan dan sisanya tersimpan di kepingcakram Seri Buku
BRR), buku ManikManik Terserakini menguak enmenaenmena khas dan menarik di
lapangan selama, serta bersangkutpaut dengan, pekerjaan Pemulihan AcehNias.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
15/322
Capaian 4 TahunRehabilitasi dan Rekonstruksi
104.500usaha kecil menengah (UKM) lumpuh
155.182tenaga kerja dilatih
195.726
UKM menerima bantuan
635.384orang kehilangan tempat tinggal
127.720orang meninggal dan 93.285 orang hilang
139.195rumah rusak atau hancur
73.869hektare lahan pertanian hancur
1.927guru meninggal
13.828kapal nelayan hancur
1.089
sarana ibadah rusak2.618
kilometer jalan rusak
3.415sekolah rusak
517sarana kesehatan rusak
669bangunan pemerintah rusak
119jembatan rusak
22pelabuhan rusak
8bandara atau airstrip rusak
140.304rumah permanen dibangun
69.979hektare lahan pertanian direhabilitasi
39.663guru dilatih
7.109kapal nelayan dibangun atau dibagikan
3.781
sarana ibadah dibangun atau diperbaiki3.696kilometer jalan dibangun
1.759sekolah dibangun
1.115sarana kesehatan dibangun
996bangunan pemerintah dibangun
363jembatan dibangun
23pelabuhan dibangun
13bandara atau airstrip dibangun
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
16/322
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
17/322
BENCANA adalah suatu tragedi. Pemulihan adalah kemenangan. Jarak di antarakeduanya menyediakan suatu ruang bagaikan labratrium untuk memahami aktr
aktr yang saling terkait dan memengaruhi, baik isik maupun ssial. Tsunami Aceh
2004, dan gempa Nias 2005, menguakkan pintu kesempatan bagi semua rganisasi,
baik pemerintah maupun nnpemerintah, untuk menganalisis segala yang ada di
balik terenggutnya kehidupan manusia dan bangunan isik yang tiada terbayangkan
sebelumnya. Lebih lanjut, dan yang telah umum terjadi, prgram rehabilitasi dan
reknstruksi membuahkan evaluasi terhadap kebijakan dan praktikterkait dengan
implementasi dan pencapaian bantuan kemanusiaanyang telah berjalan. Prses
pembelajaran, evaluasi, serta buah pengetahuan yang dipetik itulah yang dicba
diabadikan dalam berlembarlembar kumpulan studi kasus ini.
Ambil batu, lalu lemparkan ke arah mana pun, itulah tanggapan Kepala Badan
Pelaksana BRR Kuntr Mangkusubrt saat pertama menginjak Aceh dan ditanya
mengenai rencana pemulihan yang akan ia laksanakan. Di titik mana pun batu itu
jatuh, dari situlah kita mulai (bekerja)! ujarnya saat pertama kali menyaksikan tingkatkehancuran yang ada. Begitu luluhlantaknya, hingga bisa dikatakan, kapan pun, apa pun,
di mana pun, atau dari siapa pun bantuan diulurkan tentu merupakan dukungan yang
bermakna. Pada kndisi semacam itulah salah satu prgram pemulihan kemanusiaan
terbesar menjejakkan langkah perdananya. Juga di dalam knteks inilah lembaga
Prakata
Presiden Susilo Bambang Yudh
membuka Forum Koordinasi u
Aceh dan Nias ke4 (CFAN 4) di
Jakarta, 13 Februari 2009. Foru
merupakan perhelatan akbar B
bersama ratusan Mitra Pemuliyang terakhir sebelum BRR
menyelesaikan mandat 4 tahu
Presiden secara khusus meneg
bahwa tujuan besar CFAN 4 ad
konsolidasi hikmah ajar para
pelaku pemulihan untuk diseb
ke seluruh penjuru dunia demi
kemanusiaan. Foto : BRR/Arif A
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
18/322
xvi
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
lembaga kemanusiaan sedunia mulai mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman
mereka ke dalam suatu kerja sama membangun kembali AcehNias menjadi lebih baik
dan lebih sentsa.
Empat tahun berlalu sudah. Lebih dari US$ 7,2 miliar telah dimanaatkan leh 1.000
an badan rganisasi serta ribuan pekerja kemanusiaan nasinal dan internasinal.Kehidupan masyarakat AcehNias pun telah kembali berputar. Kendati memri kelabu
masih terendap, mdal berupa capaian bergelimang keberhasilan telah memperkkh
masyarakat dengan harapan dan, secara knkret, pemahaman yang lebih memadai
mengenai mitigasi bencana serta pembangunan berbasis masyarakat. Senapas
dengannya, hal tersebut juga telah membekali sejumlah lembaga dengan pemahaman
yang lebih mumpuni. Pemahaman itu terkait dengan kmpleksitas membangun
masyarakat seutuhnya, sejak perencanaan desa (village planning) hingga pemantapan
struktur pendukung ssial dan administrati.
Guna mengabadikan semua itu, kumpulan studi kasus ini memercikkan sekilas gambaran
mengenai pengalaman, tantangan, dan pembelajaran yang dihadapi lembagalembagabeserta penerima manaat bantuan mereka. Studi ini disiapkan leh lembaga partisipan
dan BRR. Kendati tak semua lembaga berkesempatan terlibat, studi ini dirasa cukup
merepresentasikan luasnya jangkauan lembaga yang telah turut ambil bagian melalui
pelbagai cara, dengan memanaatkan berbagai keahlian, di segenap medan pemulihan.
Kumpulan studi kasus ini juga menjangkau keluasan rentang pelbagai pengalaman,
tantangan, serta pembelajaran dari segenap lembaga yang terlibat dalam sebuah
prgram pemulihan kemanusiaan terbesar yang pernah ada. Tujuan untuk
mempersembahkan catatan mengenai tantangan dan capaian yang ada dalam bentuk
studi kasus ini didasarkan pada pemahaman tertentu. Pemahaman itu adalah bahwa
kisahkisah dari lapangandisiapkan leh lembaga setempatdipandang mampu
menyediakan suatu landasan bagi para pembaca untuk menganalisis, mengembangkan,
ataupun sekadar menyerap berbagai keluaran dari banyak dan beragamnya pryek.
Lebihlebih, ini merupakan suatu kesempatan untuk menggali hikmah ajar yang ada demi
memastikan agar jika sewaktuwaktu bencana serupa terjadi, lembagalembaga beserta
penerima manaatnya dapat menyiagakan diri lebih siap lagi.
Demi memudahkan pembacaan, kleksi studi kasus ini telah dibagi ke dalam tujuh
sektrkendati, pada beberapa tempat, studi kasus individual juga termasuk lintas
sektr. Agar suatu struktur dapat digariskan pada 90 studi kasus yang disajikan, sektr
sektr tersebut telah dipilah dalam juduljudul bab. Mengingat terbatasnya halaman
buku yang ada, diputuskan hanya 50 studi kasus yang dicetak. Sisanya dilampirkan ke
dalam CD Seri Buku BRR.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
19/322
Menelusuri likuliku studi kasus yang diimplementasikan rganisasirganisasi
pemerintah dan nnpemerintah sedunia ini, sungguh, kmpleksitas kerja kemanusiaan
dalam skala sebesar itu jelas terlihat. Kebutuhan para penerima manaat bisa jadi berbeda
tajam, bergantung pada aktr lingkungan, ssial, budaya, serta dampak bencana yang
dirasakan. Bertlak dari hal itulah kumpulan studi kasus ini disajikan, yakni sebagai
suatu penggambaran yang langka (nirsunting) mengenai implementasi dan penyaluran
bantuan kemanusiaan.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
20/322
viii
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
21/322
REKoNSTRUKSI perumahan dan permukiman telah menjadibatu tumpuan bagi prgram pemulihan. Selain capaian dalam sektr ini,pembangunan rumah dan perencanaan tata ruang untuk masyarakatmerupakan suatu tantangan terbesar bagi semua pelaku pemulihan. Ttal
terdapat 15 studi kasus dalam sektr ini9 tercetak dan sisanya di dalamCD Seri Buku BRR. Studistudi ini menydrkan sudut pandang yangpenting tentang tantangan dan capaian yang terkait dengan pengadaan,reknstruksi berbasis masyarakat, serta isu standardisasi tipe rumah.
Perumahan danPermukiman
Rumahrumah di Alue Naga,
Kecamatan Syiah Kuala, Banda
terlihat telah terbangun sejala
dengan beroperasinya kembal
tambaktambak, 3 April 2009.
139.195 unit rumah yang haru
direkonstruksi sesuai sasaran P
47/2008, kini telah berhasil dib
140.304 unit. Foto: BRR/Arif Ari
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
22/322
2
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
PENGALAMAN Palang Merah Kanada (Canadian Red Crss, CRC) di DesaBabah Nipah, Aceh Jaya, menunjukkan pentingnya bagi rganisasi pemberi bantuan
kemanusiaan untuk dapat melihat keunikan tiap masyarakat dalam hal keahlian,
kecakapan, permasalahan, kebutuhan, dan karakteristik secara keseluruhan. Tekanan
yang berat dari aktr besar seperti pemerintah lkal, pusatpusat penyumbang dana, dan
masyarakat untuk mempercepat pembangunan rumahrumah, serta kebutuhan untuk
menginvestasikan waktu dan sumber yang memadai untuk menjamin bahwa kebutuhan
yang unik dari tiap kmunitas sedapat mungkin tercapai dalam knteks pemenuhan
kebutuhan penyediaan ribuan rumah, membutuhkan tindakan penyeimbang yang
penting bagi keberhasilan.
Pengalaman CRC di Babah Nipah dapat menjadi cnth bagi rganisasi lain yang
juga menyediakan bantuan bagi masyarakat dalam bentuk perumahan yang terdiri atas
lusinan, ratusan, ataupada kasus CRCribuan rumah permanen.
Sementara yang sesungguhnya terjadi di Babah Nipah hanya merupakan mikrksms
dari sebuah perasi berskala lebih besar, sejumlah kepentingan dan kedudukan di tingkat
makr harus seimbang dalam hal pengambilan keputusan. Kepentingan utama yang
menjadi tnggak ada pada masyarakat Babah Nipah; Badan Pembangunan Internasinal
Kanada (Canadian Internatinal Develpment Agency, CIDA), yang cemas akan kemajuan
Menginvestasikan Waktuuntuk Memahami KeunikanPara Penerima Manfaat
Canadian Red Cross (CRC)
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
23/322
CRC dalam hal knstruksi rumah yang didanainya; BRR sebagai rganisasi pemimpin
di Indnesia; dan CRC sendiri, yang sedang berada pada tahap awal perasi knstruksi
terintegrasi dan pengembangan masyarakat. Ada pula kepentingan masyarakat Kanada
yang memerlukan inrmasi serta keyakinan bahwa sebanyak mungkin rang di Aceh
dan Nias merasakan manaat dari sumbangan yang mereka berikan untuk para krban
tsunami.
Pengembangan dan PelaksanaanPada musim panas 2006, dengan tujuan memicu kecepatan knstruksi dan memastikan
tersedianya kapasitas dan keahlian yang memadai demi menjamin kualitas material dan
kinerjanya, CRC memutuskan mengubah strategi yang dipakai dalam pembangunan
rumah permanen. Awalnya, pengerjaannya dilakukan dengan memecahmecah kntrak
kepada beberapa kntraktr, tetapi selanjutnya hanya dikella leh satu perusahaan jasa
knstruksi berskala internasinal.
Pada Mei 2006, satuan CRC yang baru terbentuk, yaitu Satuan Manajemen Prgram
Tempat Tinggal (Shelter Prgram Management Unit), mengunjungi Aceh Jaya untuk
memulai upaya pembangunan rumah di kabupaten itu. Palang Merah Kanada telah setuju
membangun rumah di 17 desa di wilayah antara Lamn dan Calang. Target awal berjumlah
antara 1.800 dan 3.000 rumah. Knstruksi terlambat akibat adanya kendala dalam hal
akses menuju wilayah yang terislasi. Gempa mengakibatkan psisi daratan daerah pesisir
menurun sehingga sering terjadi banjir permanen di banyak desa di wilayah pesisir. Banyak
desa di kabupaten tersebut harus sepenuhnya direlkasi. The Internatinal Federatin
Red Crss and Red Crescent Scieties (IFRC) bersama dengan Red Crss Scieties dari
berbagai negara berupaya menyediakan penampungan transisi bagi para penduduksehingga mereka dapat pindah dari tenda darurat selama prses knstruksi rumah
permanen. Kebanyakan penduduk pada saat itu tinggal di tenda atau pndk sederhana.
Satuan Manajemen Pryek (Prject Management Unit, PMU) CRC tiba di Calang dan
dipertemukan dengan tim lapangan CRC yang berbasis di Calang, yang bekerja paralel
dengan tim knstruksi untuk melaksanakan pendekatan terintegrasi CRC ke dalam prses
reknstruksi. Tim lapangan, yang berknsentrasi pada pembangunan kembali seluruh
masyarakat, merupakan tim penghubung yang penting. Tim lapangan bekerja dengan
para pemimpin lkal dan penerima bantuan rumah dalam perencanaan dan pelaksanaan
prgrammemastikan rumahrumah dibangun di atas tanah yang status kepemilikannya
jelasserta perencanaan terintegrasi untuk prasarana masyarakat, asilitas jalan, air,dan sanitasi. Pendekatan terintegrasi ini memastikan masyarakat akan mendapatkan
pembekalan yang lebih baik untuk bisa bertahan dari bencana di masa mendatang, dengan
menjamin bahwa permukiman kembali dilakukan pada area yang tidak rentan terhadap
banjir atau bencana lain, rumah yang dibangun lebih kuat terhadap dampak bencana, dan
masyarakat dituntun untuk bisa mengembangkan metdemetde penanganan bencana.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
24/322
4
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
Tim lapangan CRC dan PMU dikirim untuk mengamati lingkungan sekitar. Banyak
rumah yang hilang akibat tsunami dan desa tenggelam ke dalam laut. Karena itu, untuk
menyediakan tempat tinggal bagi sekian banyak krban, seluruh desa harus dipindahkan.
Hal ini memerlukan kepastian bahwa tanah tersebut telah disumbangkan atau dibeli
leh pemerintah dan ketika rumah dibangun di sana harus ada jaminan kepemilikan bagi
semua penerima bantuan.
Penilaian kebutuhan untuk relkasi dan pemilihan tempat relkasi ditambah dengan
masalah dalam menyatukan sejumlah kepentingan yang berbeda. Garis pantai telah rusak
sama sekali sehingga perlu waktu bertahuntahun untuk membuatnya stabil kembali.
Namun penilaian harus dibuat untuk menentukan bagaimana atau akankah daerah pesisir
itu hidup kembali di masa mendatang. Hal ini tidak selalu bisa diselesaikan tanpa adanya
perdebatan, dan tiap pendapat yang berbeda harus tetap dipertimbangkan. Para penerima
bantuan juga memiliki kepentingan dan kebutuhan masingmasing: beberapa dari mereka
ingin tinggal jauh dari laut, sedangkan yang lain, meskipun berisik tinggi, ingin berada
dekat dengan laut agar dapat terus menangkap ikan. Hal ini menimbulkan perselisihan
dalam kesatuan masyarakat, yang juga telah menghadapi banyak masalah lain.
Kunjungan tim CRC dan PMU mencakup sejumlah desa. Pada dasarnya, lahan tersebut
telah matitidak ada panen, ternak, dan ikan untuk dipancing. Masa pemulihan yang sulit
dan berkepanjangan menjadi bukti. Dan di sejumlah desa yang dipenuhi tenda, tenda
tenda tersebut mulai rusak. Tanpa rumah dan pemasukan, bergantung pada bantuan
makanan, dan rustrasi karena prses pemulihan yang lambat, kebanyakan penduduk
desa menjadi putus asa dan sedih.
Tim penilai CRC bergerak menuju Babah Nipah, sebuah desa yang terletak di daerah
rawan yang berubah menjadi wilayah lahan basah yang hanya dapat dijangkau dengan
perahu. Lkasinya terletak di dataran rendah sehingga rentan terhadap banjir. Bila kelak
terjadi tsunami lagi, tidak akan ada jalur penyelamatan menuju dataran yang lebih tinggi.
Jelas bagi CRC bahwa Babah Nipah perlu direlkasi.
Namun ada sesuatu yang berbeda dari Babah Nipah. Tiap rumah memiliki sebuah
kebun sayur dan desa tersebut memiliki atmser yang dinamis dan gembira. Di bawah
naungan satusatunya phn yang ada di sana, tim CRC bertemu dengan kepala dan
para tetua desa. CRC menjelaskan bahwa area tersebut tidak cck untuk kegiatan
knstruksi sebuah desa karena tidak akan ada jalur penyelamatan bila nantinya tsunami
menyerang lagi, bahwa tidaklah mungkin mengeringkan wilayah yang tergenang, dan
bahwa akan jauh lebih baik bila desa dipindahkan ke daerah yang lebih aman. Penduduk
menyatakan bahwa mereka mengerti akan risik yang ada, tetapi mereka ingin tetap
tinggal di sana. CRC menyadari bahwa memaksakan pendapat dan persyaratan, meskipun
didasari kriteria penilaian yang slid, adalah hal yang siasia. Maka yang dianggap sebagai
langkah tepat adalah mundur selangkah dan menyadari bahwa sebagian besar rganisasi
kemanusiaan akan meninggalkan Aceh Jaya dalam beberapa tahun, sementara sebagian
besar desa akan tetap berada di sana. Semangat di Babah Nipah ptimistis dan teguh
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
25/322
dengan argumen lebih jauh lagi bahwa perpindahan tidak akan menyelesaikan apa pun.
Karena itu, CRC setuju terus bekerja dengan masyarakat untuk mencari slusi.
Pada Januari 2007, CRC mengajukan pekerjaan knstruksi untuk 2.100 rumah di
Aceh Jaya, dengan ketetapan 65 rumah untuk Babah Nipah. Seperti yang diperkirakan,
knstruksi rumah di Babah Nipah merupakan sebuah tantangan, khususnya karenadaerah tersebut terletak di dataran rendah dan rawan banjir. Pada kasus nrmal, slusi
untuk masalah ini adalah menambah ketinggian daratan dengan menimbun daerah
itu. Namun di Babah Nipah tidak ada sumber tanah penimbun yang tepat tanpa harus
menyeberangi air. Tak ada jembatan dan biaya pembangunan jembatan sangat mahal
serta akan menunda pengerjaan knstruksi selama enam bulan. Penggunaan perahu
pntn juga ditlak karena tidak praktis dalam menghadapi jumlah material yang banyak.
Satusatunya kemungkinan adalah meninggikan letak rumah di atas air dan mengubah
desainnya menjadi rumah panggung. Hal ini akan menghindarkan rumah dari air, tetapi
tanah di sekitar rumah akan tetap tergenang selama banjir. Hal ini telah dijelaskan kepada
masyarakat, yang sadar akan tantangan ini tetapi tetap menerima risiknya. Tidak ada
alternati lain atas pendirian mereka untuk tetap mendiami lkasi tersebut.
Sementara slusi menggunakan desain rumah panggung tampak masuk akal, tidak
demikian dalam praktiknya. Ini berarti sebuah adaptasi yang signiikan terhadap desain
yang dikembangkan sebelumnya melalui sebuah knsultasi dari dan demi masyarakat,
dan peningkatan biaya sekitar 40 persen per unit.
Hasil Tak TerdugaFakta bahwa masyarakat berkukuh ingin tetap tinggal di area yang berbahaya dan
berisik merupakan hasil yang tak terduga. Persepsi mereka akan keuntungan untuktetap tinggal merupakan hasil sekaligus hikmah ajar yang tak terduga.
Hasil tak terduga lainnya adalah slusi pertama CRC untuk merelkasi masyarakat,
walaupun didasarkan pada kriteria dan lgika yang telah diterapkan dengan berhasil di
daerah lain, secara keseluruhan tidak tepat bagi kasus ini. Mengubah desain bangunan
menjadi rumah panggung juga merupakan hasil yang tak terduga. Mengganti desain
rumah yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar rumah bagi
sejumlah besar masyarakat bukan merupakan bagian dari pilihan awal sebagai jalan
keluar yang diajukan kepada masyarakat ini.
Hikmah AjarBabah Nipah adalah sebuah kmunitas yang tetap berungsi semampu mereka dalam
situasi yang sulit ini. Relkasi mungkin dapat mematikan atau mengurangi vitalitas
masyarakat tersebut. Hal ini dipahami leh anggta masyarakat yang menlak relkasi,
tetapi tidak demikian dengan rangrang luar yang menykng slusi relkasi. Halhal
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
26/322
6
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
berikut ini adalah cnth dari pengalaman yang dipelajari leh CRC dari Babah Nipah. Hal
ini dapat dianggap signiikan pada beberapa tingkatan, dapat diaplikasikan pada asesmen
dan reknstruksi berskala kecil/besar dalam knteks pemulihan di masa mendatang.
1. Penting bagi tim penilai dan prgram/pryek untuk mengambil waktu demi mengenal
rganisasi, struktur, dan budaya sebuah desa serta mengidentiikasi kebutuhanpenduduknya. Melibatkan anggta desa, termasuk perempuan, adalah hal yang penting
dalam pryek. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kmite, pertemuan masyarakat,
serta kesempatan bagi anggta masyarakat untuk memberikan masukan dan, bila
sesuai, ikut serta dalam kegiatan knstruksi, seperti membersihkan tanah dan membantu
knstruksi rumahdan mendapatkan upah. Membangun kntak awal dengan para
pemimpin desa dan struktur lkal yang ada adalah hal yang penting untuk membuat
keputusan dan mengatasi perselisihan menyangkut pryek ini. Dengan demikian,
struktur yang telah ada menjadi lebih kuat dan penerapan metde partisipasi leh
pemimpin desa diperkenalkan dan diperkuat. Dalam banyak kasus, pemimpin desa
terdahulu meninggal akibat tsunami. Dalam rangka menguatkan sistem pemerintahan
lkal, metdemetde yang diterapkan dalam pryek menekankan pelaksanaan leh
para pemimpin baru yang relati belum berpengalaman.
2. Hasil yang kuat hanya mungkin terjadi bila seluruh masyarakat turut serta dalam
prses pengambilan keputusan. Tiap slusi yang diajukan harus ditimbang
berdasarkan risik dan sumbersumber yang tersedia. Dialg yang panjang di antara
para pemegang kepentingan utama (penerima bantuan, pemerintah lkal, dnr)
sangatlah penting.
3. Tiap pemangku kepentingan harus menyadari bahwa pemangku kepentingan lain akan
memiliki kriteria berbeda yang tidak dapat dinegsiasikan. Dan sangatlah penting bagi tim
asesmen untuk memiliki kemampuan membuat hal ini menjadi lebih jelas dengan segera.
Dengan demikian, semua kepentingan esensial dimasukkan ke dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan, sehingga slusi akhir akan dapat diterima.
4. Perkiraan anggaran dan alkasinya mesti dijamin cukup untuk berbagai pilihan dan
leksibilitas. Lebih baik membangun 1.500 rumah yang diminati penduduk daripada
2.000 rumah yang tidak diminati.
5. Sangatlah penting untuk memasukkan aset seperti kekuatan masyarakat,
kesatuan, dan kepemimpinan dalam asesmen. Dalam pendekatan pemecahan
masalah, pastikan semua aset dan kapasitas dari semua pemangku kepentingan
dipertimbangkan. Dalam cnth ini, Babah Nipah merupakan masyarakat yang kkhdan CRC memiliki keahlian knstruksi yang kuat. Kedua aset ini dapat digabungkan
untuk mendapatkan slusi.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
27/322
6. Ketika menjalankan asesmen, leksibilitas dan keterbukaan pada berbagai slusi, hasil,
dan keputusan sangat diperlukan.
7. Membangun kembali mata pencarian dan harga diri merupakan aspek yang penting
pada masa pemulihan. Beberapa penduduk miskin di Aceh Jaya secara langsung
menjadi lumpuh dalam mengusahakan kebutuhan bagi diri sendiri. Walaupunprgram gabungan CRC dirancang agar prgram mata pencarian dapat berjalan
bersamaan dengan knstruksi dan kepemilikan rumah baru, dukungan segera bahkan
dalam ase darurat dan ase transisi akan sangat membantu. Cnthnya menyediakan
kapal es untuk mengangkut ikan. Dengan demikian, para nelayan dapat mulai
memperleh pemasukan meskipun masih tinggal di tenda penyintas.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
28/322
8
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
PERAN Gvernment Inrmatin Technlgy Executive Cuncil (GITEC) dalamRehabilitasi dan Reknstruksi Perumahan dan Permukiman di Prvinsi Aceh (RRHS
Aceh) adalah sebagai knsultan pelaksana bekerja sama dengan PT Darena dan Yayasan
Mamamiakeduanya dari Indnesia.
Isu seperti perencanaan permukiman terintegrasi, perumahan, prasarana, dan mata
pencarian membentuk dasar bagi prgram berkesinambungan RRHS dan menempel
pada setiap ukuran yang dipakai demi mencapai mt prgram RRHS, yaitu Membangun
Kembali Masyarakat. Mengurangi luas lingkup dari satu kmpnen bisa menimbulkan
pertanyaan terhadap hasil akhir dan kesinambungan dari keseluruhan prgram. Mt
Membangun Kembali Masyarakat tampak pada kerja sama intensi dan berkelanjutan
dengan desadesa penerima manaat. Strategi jangka panjang yang diterapkan adalah
untuk membangun kembali masyarakat dan eknmi yang berkesinambungan. Setiap
masyarakat dipandang unik, dengan kerangka kerja ssial masingmasing, juga kndisi
eknmi dan dasar keahlian masingmasing.
Membangun kembali masyarakat diawali dengan perencanaan di tingkat akar rumput.
RRHS mendiskusikan secara rinci intervensi yang terencana dengan wakilwakil dari
masyarakat di lapangan dan memasukkan pengetahuan mereka mengenai lingkungan
setempat ke dalam prses perencanaan dan pelaksanaan tlk ukur perumahan,
prasarana, serta mata pencarian.
Government Information Technology ExecutiveCouncil (GITEC)
MembangunKembali Masyarakat
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
29/322
Partisipasi dan PenilaianPertemuan berkala diadakan di semua desa untuk mendiskusikan prses asesmen
dan penerapan. Pertukaran pendapat yang terbuka adalah kunci keberhasilan
pendekatan RRHS. Setelah semua pihak memahami kegiatan prgram dan berjanji untuk
mendukungnya secara penuh, nta kesepahaman berbasis desa yang menjabarkan
dengan rinci peraturan dan kndisi bantuan ditandatangani leh masyarakat, pemerintah
setempat, BRR, dan RRHS. Rincian dari intervensi ditetapkan dalam sejumlah diskusi
dengan masyarakat pada tahap berikutnya, yaitu perencanaan dan pelaksanaan.
Kegiatankegiatan dipriritaskan dan targettarget dirinci dalam interaksi antara
masyarakat dan RRHS sepanjang seluruh prses perencanaan dan penerapan.
Seleksi keluarga penerima bantuan memerlukan diskusi masyarakat bekerja sama
dengan para mitra kerja prgram RRHS untuk mencegah kesalahpahaman, rasa iri, dan
perdebatan di masa mendatang. Datar penerima bantuan diperiksa ulang dengan datar
dari rganisasirganisasi lain untuk menghindari penerima bantuan ganda, kemudian
diteruskan kepada BRR untuk pencatatan. RRHS menandatangani sebuah kntrak dengan
setiap penerima bantuan. Kntrak itu merinci kegiatankegiatan yang akan dilakukan leh
RRHS, tanggung jawab dari para pihak, jangka waktu kegiatan, dan jadwal pembayaran.
Setiap penerima bantuan harus menyediakan bukti sertiikat kepemilikan tanah.
Memecah kegiatan knstruksi RRHS berskala besar menjadi kntrak kecil dengan
masingmasing keluarga merupakan milestone sebagai hasil dari partisipasi di tingkat
akar rumput. Cara ini menghrmati psisi penerima bantuan sebagai mitra, bukan
sebagai penerima derma. Selain itu, cara ini memberdayakan para penerima manaat
sebagai penggagas reknstruksi atas rumah mereka sendiri. Penerima manaat harus
memeriksa dan menandatangani semua materi serta masukan yang diterima dari RRHS.Prgram ini memasilitasi prses melalui arahan dan pelatihan. Menjelang tuntasnya
prgram, selembar sertiikat ditandatangani kedua pihak untuk mendkumentasikan
keberhasilan penerapan kerja.
Perencanaan PartisipatrisPerencanaan pembangunan masyarakat disiapkan leh semua desa RRHS dengan dasar
rekmendasi dan survei lkasi. Penerapan ini dilakukan bekerja sama dengan inisiati
Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang didukung leh SLGSR/GTZ. Prses RKM dilakukan
dengan pelaksanaan rangkaian lkakarya yang diadakan di desa masingmasing. Anggtamasyarakat dilatih melalui asesmen kebutuhan dan prses perencanaan. Hasilnya
disatukan dalam sebuah dkumen yang kmprehensi sebagai dasar pembangunan desa.
Perencanaan masyarakat terbuka untuk revisi sepanjang prses pelaksanaan.
RRHS mendukung prses pembelian tanah di dalam masyarakat tanpa intervensi atau
bantuan keuangan dari pejabat pemerintah yang berwenang. Sejumlah pemilik tanah
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
30/322
10
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
setempat mencba menarik keuntungan dari lahan relkasi dan meminta harga yang
tidak terjangkau. Hal itu kemudian menjadi tugas masyarakat untuk bernegsiasi karenamereka baru berhak memperleh dukungan setelah isu tanah terselesaikan.
Memperkuat Struktur Demkratis dan MdalSsial Setempat
RRHS bergantung pada penggunaan adat setempatmusyawarah, kelmpk kus
masyarakat, dan lainlainyang melibatkan perempuan dan remaja dalam seleksi
penerima manaat, perencanaan penggunaan tanah, dan knsultasi mengenai penerapan
prgram. Para penduduk desa ditantang untuk membuat keputusan penting terkaitdengan reintegrasi individu, seperti penyintas tsunami/knlik atau eks kmbatan,
untuk kembali ke masyarakat dan menata kembali struktur kepemilikan tanah guna
memungkinkan permukiman baru atau akses setara atas tanah prdukti.
Program ini menjalin kerjasama
yang baik dengan para produsentiang pancang lokal. Keahlian
mereka dalam pembuatan
pengecoran merupakan hal utama
untuk dapat menghasilkan tiang
pancang yang memiliki standar
kualitas cukup. Tempat produksi
mereka mengikuti lokasilokasi
pembangunan rumah berikutnya
sehingga biaya transportasi dan
bongkar muat dapat diminimalisasi.
Foto: Dokumentasi GITEC
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
31/322
Stimulasi EknmiStimulasi terhadap eknmi setempat adalah bagian integral dari pendekatan
reknstruksi RRHS. Tujuan dari prgram inilah untuk menggunakan sebanyak mungkin
dana reknstruksi di tingkat desa buat mengatasi keruntuhan eknmi, perputaran uang
tunai, dan masalah prduksi di wilayahwilayah landaan tsunami.
Prgram ini membangun kerja sama yang baik dengan prdusen rumpn betn
setempat. Keahlian mereka dalam memprduksi batu betn amatlah penting dalam
mencapai kualitas standar layak pakai dari rumpn betn. Mereka membuka lkasi
prduksi tak jauh dari lkasi knstruksi untuk meminimalisasi biaya transprtasi dan
pemecahan batu. Setiap penerima manaat menerima bahanbahan knstruksi dan uang
tunai sejumlah Rp 8,7 juta untuk biaya pengerjaan knstruksi rumah yang menerapkan
pendekatan membantu diri sendiri dari Mamamia. Penerima manaat bebas menentukan
apakah mereka ingin mengerjakannya sendiri atau menyewa tenaga tukang.
Pemulihan perkebunan agrrestri milik pengusaha kecil mengikuti metdependekatan uang tunai untuk bekerja. Jenis pekerjaan ini selalu dilakukan leh keluarga
dari penerima manaat. Suntikan dana tunai di desadesa amatlah penting bagi
pengusaha kecil serta penyedia jasa guna membangun kembali usaha mereka.
Kepada keluarga penerima manaat dianjurkan membuka rekening bank saat prgram
berpindah ke daerah pedalaman untuk mengurangi risik pembayaran transprtasi
dalam jumlah besar. Mamamia membina hubungan dengan bank setempat dan
mengatur agar mereka bisa mengunjungi markas Mamamia seminggu dua kali guna
memasilitasi pembukaan rekening sehingga mengurangi biaya bepergian para penerima
manaat. Pembukaan rekening bank adalah langkah lain dari pemberdayaan masyarakat
dengan mengajak mereka mengenal struktur eknmi rmal serta memiliki akses atas
asilitas pinjaman yang rmal.
Kepada para kntraktr RRHS dianjurkan bekerja sama erat dengan masyarakat
dalam pencarian bahanbahan dasar dan tenaga kerja, serta memanaatkan perusahaan
setempat. Mereka kebanyakan percaya kepada kelmpkkelmpk kerja yang
berpengalaman dan melengkapi kelmpk itu dengan tenaga kerja setempat. Masyarakat
membuat perjanjian dengan para kntraktr dalam pengadaan bahanbahan lkal dan
tenaga yang dipekerjakan di satu wilayah. Sistem ini menguntungkan kedua belah pihak
dan memastikan terbentuknya lingkungan kerja yang aman dan bebas gangguan.
Sejumlah kecil prdusen batu betn setempat dan perusahaanperusahaan knstruksididukung dengan pelatihan, pembayaran di muka, serta kntrak paskan untuk membeli
peralatan prduksi dan membuka lkasi prduksi rumpn betn. Prdusen batu
menerima pesanan dari pihakpihak swasta dan perusahaan knstruksi. Pembangunan
inrastruktur memberikan akses yang andal dan penyediaan jasa kepada masyarakat.
Mereka adalah ndasi dari lingkungan yang kmpetiti bagi pemrsesan dan prduksi
dalam eknmi berbasis agrikultur.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
32/322
12
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
Kepemilikan tanah yang sah bagi para penerima manaat adalah milestone lain bagi
pembangunan eknmi masyarakat di masa mendatang. RRHS menyediakan sertiikat
kepemilikan tanah tradisinal atas denah sebagai salah satu persyaratan yang sah demi
meningkatkan keamanan tanah. Sertiikat kepemilikan tradisinal tersebut lalu diubah
menjadi dkumen hukum sah yang diakui pemerintah setempat.
Pasir untuk knstruksi biasanya dicari dari sungai terdekat menggunakan pekerja
setempat yang dibayar per meter kubik. Masyarakat setempat yang memiliki tepian
sungai juga diuntungkan melalui perlehan pembayaran dari penggalian. Pembayaran
dilakukan leh kntraktr berdasarkan jumlah pasir dan tanah.
operasi dan PemeliharaanTlk ukur rehabilitasi dan reknstruksi prgram dikuskan pada dua kelmpk
sasaran: penerima manaat perrangan untuk perumahan dan mata pencarian, serta desa
secara keseluruhan bagi kmpnen prasarana.
Sejak tahap perencanaan hingga penyelesaian, RRHS memberikan pelatihan
dan arahan kepada para penerima manaat. Setelah inspeksi akhir, penerima
manaat mengambil alih tanggung jawab bagi pembangunan rumahnya serta
ikut menandatangani sertiikat penyelesaian rumah mereka dengan pemerintah
setempat dan RRHS. Dari hasil pemeriksaan lkasi yang berkala, survei pascaknstruksi
menunjukkan 96 persen rumah ditempati dan dipelihara dengan baik. Sekitar 30 persen
pemilik rumah menambahkan bangunan tambahan pada rumah mereka.
operasi perkebunan jangka panjang didukung melalui rganisasi petani setempat,
kperasi, dan Mamamia.
Intervensi prasarana dasar direncanakan dan dilaksanakan bersama masyarakat. Slusi
pemeliharaan sederhana diterapkan. Anggta masyarakat selalu dilibatkan secara akti
dalam kegiatan knstruksi. Inspeksi bersama dilakukan sebelum serahterima prasarana
kepada pemerintah setempat. Dkumen pengalihan secara rinci menguraikan pekerjaan
yang sudah dilakukan, perasi, dan tugastugas pemeliharaan.
Sistem pengadaan air bersih pipa besar diserahterimakan kepada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM).
Sistem pengadaan air bersih berskala kecil diserahterimakan kepada kelmpk
pengguna air yang akan mengumpulkan bayaran bulanan dari rumahkerumah serta
mempekerjakan serang petugas yang menjalankan sistem itu.
GTZ mengembangkan standar perasi dan sistem pemeliharaan bagi pekerjaan
prasarana kecil serta mengadakan sejumlah pelatihan di desadesa RRHS di Banda Aceh,
Aceh Besar, dan Pidie. RRHS menyerahterimakan semua pelaksanaan prgram kepada
tim manajemen aset BRR, yang bertanggung jawab dalam menyediakan pangkalan
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
33/322
data yang kmprehensi bagi semua pekerjaan reknstruksi, yang pada akhirnya
akan diserahterimakan kepada pemerintah setempat. Pemerintah setempat akan
menggunakan pangkalan data untuk membuat perencanaan serta mengalkasikan
perasi dan anggaran mereka sendiri. Sistem yang dikembangkan RRHS digunakan leh
BRR sebagai cnth yang bisa ditiru rganisasirganisasi lain.
KesinambunganTransparansi dari seluruh prses pelaksanaan membangun kepercayaan di masyarakat.
Kepemilikan dianggap penting bagi keberlangsungan. Pendekatan membantu diri sendiri
menyediakan perangkat dan keahlian untuk membangun dan memelihara rumahrumah
yang baru dibangun. Sejumlah pemilik rumah menghias dan mengecat rumah baru
mereka, yang mengungkapkan keunikan, rasa bangga, dan kepuasan masingmasing.
Penggunaan keahlian dan sumbersumber setempat adalah pin utama dari RRHS.
Kerja sama antara tim RRHS dan para penerima manaat, masyarakat, serta lembagapemerintah setempat dalam prses pelaksanaan dari hari ke hari memastikan ukuran
prgram bisa dijaga kesinambungannya secara lkal.
Kerja sama dengan Mamamia sebagai mitra utama memastikan bahwa keahlian lkal
akan tetap ada di Aceh dan bisa diterapkan di wilayah lain. Mamamia juga berencana
mengubah sejumlah markas mereka menjadi pusat pembangunan desa untuk
menyediakan pedman jangka panjang dalam sektr mata pencarian bagi masyarakat.
Rancangan RumahRRHS membangun sejumlah 7.625 rumah bagi sekitar 38.000 penerima manaat di
145 desa di sembilan kabupaten. Dari jumlah ini, 5.642 rumah didanai leh Pemerintah
Jerman dan 1.533 leh Pemerintah RI.
Desain utama rumah dari papan gypsum atau Kalsiplank (KP) dibangun Mamamia
dengan campuran keahlian tradisinal dan teknlgi bangunan mdern.
Rumah seluas 42 meter persegi ini memiliki satu kamar mandi, dapur, dan teras kecil.
Fndasi dibuat dari batu, sementara elemen struktur terbuat dari kayu yang diisi dengan
bata berplester setinggi 1,2 meter. Papan gypsum digunakan pada bagian atas tembk
dan langitlangit. Sedangkan atap menggunakan lembaran besi bergelmbang dan
lantai menggunakan semen. Pintupintu dan jendela dibuat dari kayu. Setiap rumahmemiliki kamar mandi berlantai, septictank, dan instalasi listrik. Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh, menguji dan memberikan sertiikat pada rumah tersebut sebagai rumah
tahan gempa. Sekitar 44 persen rumah yang dibiayai Bank Pembangunan Jerman (KW)
menggunakan Kalsiplank, terutama di Kabupaten Bireuen.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
34/322
14
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
Foto: Dokumentasi GITEC Rumah rumpn betn dirancang sebagai alternati atas rumah KP, tetapi dengan
tembk yang lebih tebal, sehingga penggunaan kayu bisa dikurangi. Rumpn betn lebih
ramah lingkungan daripada batu bata karena tidak memerlukan prses pembakaran.
Rumah berukuran 42 meter persegi itu memiliki kamar mandi, area dapur, dan teras
kecil. Fndasi rumah dibuat dari batu. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, menguji
dan memberikan sertiikat pada rumah tersebut sebagai rumah tahan gempa. Sekitar
44 persen rumah yang dibangun KW menggunakan rumpn betn, terutama di Banda
Aceh, Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, dan Bener Meriah.
Ratarata ngks per rumah RRHS pada 2006 adalah Rp 53 juta, pada 2007 Rp 65 juta,
dan pada 2008 Rp 75 juta. ongks ratarata knstruksi satu rumah RRHS meningkat
menjadi Rp 57.238.296 atau 4.800 eur.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
35/322
TSUNAMI menyebabkan hilangnya jiwa manusia, juga permukiman tempatterdapatnya batasan isik tanah, dkumen kepemilikan tanah, dan dkumentasi batasan
tanah.
Ketidakjelasan batas tanah menjadi halangan besar pada masa rehabilitasi dan
reknstruksi pascatsunami, terutama dalam membangun rumah yang didanai dnr.
Tanpa mengetahui batas tanah, tidak mungkin menetapkan luas dan kepemilikan rumah.
Pada Februari 2005, Yayasan Invasi Pemerintahan Daerah (YIPD) membuka
sebuah kantr dan menunjuk krdinatr di Banda Aceh. Menaruh priritas pada
pengidentiikasian batasbatas tanah untuk pemetaan desa bersama masyarakat, YIPD
adalah rganisasi pertama yang melakukan pemetaan desa bersama masyarakat dengan
tujuan menghindari pertikaian di antara penduduk berkaitan dengan tanah di masa
depan, serta membantu pemerintah daerah, BRR, dan rganisasi lain dalam perencanaan
desa dan reknstruksi daerah permukiman dan asilitas umum.
Priritas lkasi ditentukan berdasarkan tingkat kerusakan dan krdinasi dengan
kecamatan, kelurahan, desa, dan BRR.
Mengatasi PermasalahanBatas Tanah yang Hilang
Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD)
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
36/322
16
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
Pengembangan dan PelaksanaanYIPD ditunjuk sebagai badan pelaksana Prgram Pembangunan Pemerintah Aceh
(AGDP) dari USAID (FebruariSeptember 2005), Bessemer Trust Assistance Prgram (Juni
Desember 2005), BushClintn Tsunami Assistance Prgram (September 2005Agustus
2006), dan AcehNias Gvernance Enhancement Prgram (ANGEP) dari ATARPUSAID
(April 2006September 2007).
Pemetaan desa berbasis masyarakat adalah bagian dari prgram AGDP dan ANGEP.
Untuk AGDP, YIPD memberikan bantuan dalam mengembangkan pemetaan tanah
masyarakat di desadesa Meuraxa, Kutaraja, Jaya Baru, Baiturrahman, dan Kuta Alam,
Kelurahan Syiah Kuala di Banda Aceh, serta Lhk Nga dan desadesa di Leupung di
Kabupaten Aceh Besar. Untuk ANGEP, YIPD membantu pemetaan bersama masyarakat
di desadesa dan kelurahankelurahan di Kabupaten Aceh Besar, Aceh Barat Daya, dan
Aceh Utara. Penyuntingan teknis peta tersebut dikerjakan leh para pakar di studi digital
pemetaan YIPD di Jakarta.
Pada tahap awal, dilakukan pengukuran sederhana dengan kmpas, alat manual
Gegraphic Psitining System, dan meteran.
Tindakan yang DiambilInvasi ini bertujuan membuat petapeta yang lebih baik dan kredibel yang bisa
digunakan sebagai rujukan untuk aktivitas di masa mendatang. Metde yang dipakai dan
langkah yang akan diambil didiskusikan leh semua pakar di YIPD, termasuk pakar studi
pemetaan digital.
Inisiati ini dimulai dengan menyiapkan asilitatr pemetaan leh masyarakat dan
memberi mereka peralatan sederhana untuk membuat peta, baru kemudian menemui
kepala desa dan pejabat lain. Pejabat daerah di kabupaten, kecamatan, dan desa
diberi tahu kemudian. Setelah mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah,
YIPD mengrganisasi pertemuan desa dengan melibatkan kepala desa dan camat
untuk menyebarkan inrmasi tentang pemetaan. Dalam pertemuanpertemuan ini,
dibicarakan prsedurprsedur yang akan diikuti dalam menentukan batasbatas tanah
dan didatarkan juga klaimklaim setiap penduduk tentang batas tanah mereka dengan
melibatkan penduduk dan pemimpin masyarakat sebagai saksi.
YIPD bekerja sama dengan masyarakat setempat menentukan batasbatas tanah danmemasukkan data ini ke skala peta beserta inrmasi tentang kepemilikannya. Peta
peta awal dibuat berdasarkan pantauan satelit dari IKoNoS dan pemtretan udara leh
NoRAD yang disediakan BRR. Pada ase lanjut, petapeta yang dibuat disesuaikan dengan
sistem gedetik nasinal.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
37/322
Agar inisiati ini berhasil, YIPD pertamatama membangun kepercayaan penduduk,
mengleksi data jumlah penduduk di desadesa selamat (termasuk mereka yang
mendiami tempat hunian sementara), mengadakan rapatrapat penduduk untuk
menyamakan persepsi terhadap peta udara (terutama menentukan bentuk kaveling
tanah dan kepemilikannya), menyetujui kegiatanberikutnya, seperti mengisi rmulir dan
menentukan batasbatas tanah serta panjang dan lebar kaveling tanah.
Bila mungkin, penentuan batas tanah dilakukan rang per rang leh para pemilik
tanah di desa tersebut. Mereka juga menentukan batas tanah untuk tanah yang dimiliki
secara klekti serta tanah yang pemiliknya tinggal di luar desa dan tidak hadir dalam
pendataan ini.
Pemilik tanah kemudian mengisi surat pernyataan pemasangan tanda batas dan
penguasaan fisik. Tetangga pemilik tanah menyaksikan kegiatan itu dan pernyataan
tersebut dilegalisasi leh kepala desa.
Apabila ditemukan ketidakcckan antara peta yang dibuat leh masyarakat dan peta
awal yang dibuat dari udara, dilakukan pengukuran tanah dan hasilnya digambarkan di
peta awal tersebut disertai dengan nama pemilik tanah.
Inrmasi yang diperleh di lapangan dipakai untuk memles peta batas tanah.
Pemlesan ini dilakukan di studi digital pemetaan di Jakarta. Hasilnya adalah peta
pryeksi yang dilengkapi dengan krdinat sesuai dengan sistem nasinal.
Setiap peta yang sudah diples dipamerkan di tempat umum (biasanya di pusat
kmunitas meunasah atau di masjid) setidaknya 10 hari, paling tidak sampai hari salat
Jumatan. Setiap keluhan atau keberatan diselesaikan dalam rapatrapat yang dihadiri
para kepala desa dan pihakpihak terkait. Setelah semua setuju, keputusan/persetujuan
tersebut dibuat secara tertulis dan setiap tambahan inrmasi yang relevan dimasukkanke dalam peta.
Selanjutnya, semua revisi didkumentasikan dan dikirim kembali ke studi digital peta
YIPD bersama petanya.
Revisi inal diselesaikan dan peta kaveling tanah desa yang sudah direvisi dikirim
kembali ke desa untuk ditandatangani kepada desa dan pejabat lain yang berwenang.
Setiap peta bisa dipakai untuk menengahi perselisihan sal tanah di hari esk dan juga
untuk perencanaan pengembangan dan pembangunan desa.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah lkal dan BRR sebagai badan
yang bertanggung jawab untuk rehabilitasi dan reknstruksi.
TantanganTantanganMasalah yang ditemukan pada waktu pelaksanaan antara lain kesulitan mengumpulkan
pemilik tanah, yang sebagian besar telah mengungsi dan tinggal di hunian yang
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
38/322
18
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
terpencar. Kesulitan juga dialami ketika mencba memtivasi penduduk desa, karena
hampir semuanya sibuk bekerja untuk sekadar hidup.
Karena keberhasilan prgram bergantung pada jumlah peserta yang cukup untuk
menentukan batas tanah dan kepemilikan, masalah ini diatasi dengan menjadwal ulang
rapatrapat untuk menyesuaikan waktunya dengan penduduk desa, kepala desa, danpemimpin masyarakat.
Memberikan tanda pada batas tanah sulit tidak hanya karena perubahan kndisi
tanah akibat bencana, tetapi juga karena data awal yang dikumpulkan masyarakat untuk
pemetaan banyak yang kurang akurat. Untuk mengatasi ketidakakuratan, dilakukan
penelitian ulang buat menentukan lkasi yang tepat.
Hikmah AjarKegiatan ini membawa hasil yang ditargetkan. Semua peta diserahkan kepada kepala
desa dan BRR, dan dipakai untuk perencanaan desa dan knstruksi tempat hunian.
Inisiati YIPD secara tak langsung membentuk cara berpikir masyarakat dan
kemampuannya untuk menandai kembali batasbatas tanah yang hilang. Langkah
langkah yang dilakukan melalui inisiati ini adalah suatu hal baru bagi masyarakat.
Pemakaian teknlgi digital, pencitraan satelit dan udara, dan pemetaan bersama adalah
keahlian penting bagi penduduk desa yang harus diajarkan secara luas.
Secara garis besar, prgram ini melaksanakan prinsip tata kella pemerintahan yang
baik, seperti pengikutsertaan masyarakat dan visi yang strategis.
Masyarakat sekarang tahu dan mengerti bagaimana mengidentiikasi dan
mereknstruksi batas tanah yang rusak, juga bahwa semua usaha yang berhubungan
atau memakai metde ilmiah (misalnya teknik sipil) harus memenuhi tingkat kinerja
minimum sesuai dengan ilmunya dan pemanaatan selanjutnya. Salah satu tujuan invasi
adalah memenuhi standar dengan cara yang eisien dan lebih baik atau lebih sederhana.
Secara tidak langsung, kegiatan ini membantu penduduk desa yang menderita trauma
karena tsunami untuk bekerja sama serta mengangkat semangat hidup dan slidaritas
mereka. Hasil langsungnya adalah peta desa di mana batasbatas tanah ditentukan
kembali melalui kesepakatan bersama, yang mengurangi risik perselisihan.
Replikasi PrgramBekerja sama dengan BRR, YIPD telah membuat Manual Kesepakatan Warga tentang
Batas Bidang Tanah, Kepemilikan, dan Penandaan Bidang Tanah dalam Peta. Manual ini
diadpsi leh berbagai rganisasi yang menerapkan kegiatan serupa di daerahdaerah
lain.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
39/322
RENCANA Aksi Masyarakat yang berhasil di Aceh: Menggunakan mdelrapat tradisinal desa, sebuah tim dari pryek Supprt r Lcal Gvernance and
Sustainable Recnstructin (SLGSR) yang didukung Kerja Sama Teknis Indnesia Jerman
(Gesellschat r Technische Zusammenarbeit, GTZ) mengella reknstruksi seluruh desa,
bekerja sama dengan penduduk.
PendahuluanBeginilah tampak desa kita nantinya! kata Baharuddin, kepala desa Lamtutui, di
pesisir barat Prvinsi NAD. Di hadapannya terdapat sebuah mdel kayu sederhana yang
menunjukkan desa Lamtutui yang baru. Desa yang lama sudah tidak ada lagi. Tsunami yang
menghantam pada 26 Desember 2004, tidak menyisakan satu rumah pun di desa nelayan
ini. Sekitar 1.000 dari 1.300 penduduk meninggal. Baharuddin kehilangan isteri dan dua
anaknya, dan dia sendiri menghabiskan waktu tinggal satu bulan di tenda pengungsian.
Tapi, kemudian dia kembali untuk membangun desanya. Dia dan warga yang selamat di
desanya menerima bantuan yang diperlukan untuk tugas sulit ini dari tim ahli Rencana Aksi
Masyarakat (CAP)bagian dari SLGRS Dukungan GTZ, pryek SLGRS, yang didanai leh
Kementerian Kerja Sama Eknmi dan Pembangunan Republik Federal Jerman .
Gesellschaft fr Technische Zusammenarbeit (GTZ)
MenggunakanModel RapatTradisional Desa
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
40/322
20
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
CAP adalah metde kerja yang partisipati, yang mengrganisasikan kerja sama pada
suatu masyarakat. Tujuan tim SLGRS adalah secara akti mempekerjakan warga dari sekitar40 desa yang hancur untuk mereknstruksi rumahrumah mereka. Indnesia memiliki
tradisi lama di masyarakat desa, yang memutuskan hal yang memengaruhi banyak rang
secara bersama, dan secara bersama pula menjalankan keputusan itu. Dengan cara ini,
setiap rang dapat mengungkapkan perasaan dan pemikirannya. Prses ini disebut
musyawarah, yang sering berlangsung beberapa hari, tapi menjamin bahwa semua
rang berada di belakang keputusan itu. Tim CAP mengadaptasi metde kerja prses ini.
Para pakar juga menyampaikan pendapatnya guna membantu para nelayan agar dapat
menlng dirinya sendirimeskipun para warga desalah yang ada akhirnya memutuskan
masa depan mereka sendiri.
Ini terjadi di Lamtutui. Seluruh warga desa menghabiskan waktu dua hari untuk duduk
bersama dan membicarakan reknstruksi desa tersebut. Inti dari pembicaraan terpusat
pada jalur penyelamatan yang terdapat di bukit belakang desa, sekiranya terjadi lagi
tsunami. Namun warga desa juga membicarakan mengenai letak bangunanbangunan
dan jalur yang digunakan untuk jalan utama yang baru. Haruskah terletak lebih jauh dari
pantai? Pertanyaan inilah yang kemudian mengarah kepada suatu mdel yang dapat
diterima baik leh seluruh warga.
Rencana partipasif dari desa
Pasi Lhok di Aceh Besar, sepertiditunjukkan oleh sebuah model
kayu. Foto: GTZ/Volker Kess
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
41/322
Pembangunan dan PenerapanIde dari tim CAP muncul pada April 2005, ketika GTZ, bekerja sama dengan bank
pembangunan (KW) milik pemerintah Jerman, mencari cara agar para krban tsunami di
Aceh lebih terlibat dalam mereknstruksi desadesa mereka. Tantangan pertama adalah
menemukan sebuah tim yang dapat memberikan nasihat teknis kepada masyarakat yang
telah dipilih, yang juga mampu memberikan bantuan presinal dalam prses ssial untuk
mencapai suatu keputusan. Pada akhirnya, dua belas pakar lkal terpilih, masingmasing
memiliki sebuah kualiikasi penting yang mungkin berguna dalam prses perencanaan desa
yang praktis, meliputi arsitek, gelg, perencana penggunaan lahan , eknm,dan ssilg.
Tim pertama berbicara dengan kepala desa dan imam setempat untuk
memperkenalkan diri dan mengumpulkan semua inrmasi yang diperlukan. Berapa
banyak rang yang selamat, berapa banyak bangunan yang hancur, di mana sumber air
tawar? Selanjutnya, tempat tersebut disurvei dan hasilnya disampaikan kepada seluruh
warga. Dengan menggunakan mdel tiga dimensi, terdapat sesi tukar pikiran bersama
untuk menjajaki berbagai kemungkinan reknstruksi desa. Rumah mdel ditempatkan
pertama di sini, kemudian di tempat lain. Segera setelah warga desa mencapai sebuah
keputusan, tim CAP menyatukan sebuah rencana reknstruksi. Rencana ini merinci
susunan kavlingkavling tanah dan bangunan dan juga kepemilikannya. Rencana tersebut
juga menyimpan inrmasi mengenai persediaan air dan rute penyelamatan yang
mungkin, bila terjadi bencana alam. Kemudian kepala desa diberi rencana lengkap yang
dapat ia sampaikan ke rganisasi yang akan mengerjakan pekerjaan knstruksi.
Masyarakat desa pada awalnya sering kali meragukan para pakar CAP. Ketika tim
pertama kali mengunjungi Lamtutui, misalnya, sejumlah rganisasi bantuan sudah ada.
organisasirganisasi tersebut telah memberi janjijanji tanpa berbicara dulu secaraintensi dengan masyarakat tentang kebutuhan mereka. Warga desa merasa curiga dan
bertanyatanya apa yang dilakukan para rang asing ini dengan semua pertanyaan yang
diajukannya. Namun, sikap tersebut berubah dengan cepat ketika tim CAP meminta
warga desa untuk berperan akti. Dengan bantuan para pakar, warga desa mampu
mensurvei desa mereka dan memutuskan siapa yang diperkenankan untuk membangun
di mana, Kumpulan rang yang berpartisipasi bahkan tidak cukup berada di dalam ruang
rapat sementara, ujar perencana penggunaan lahan Zamharira, dari tim CAP, sehingga
kami membagi mereka ke dalam kelmpk kerja. Para lelaki membicarakan tentang di
mana membangun jalan, sementara para perempuan membicarakan tentang struktur
rumah, dan bahkan anakanak menggambar apa yang mereka inginkan di atas kertas.Hal itu segera menjadi jelas bahwa setiap rang mendapat manaat dari pendekataan
partisipati ini. Warga desa mampu menggabungkan pemikiranpemikirannya. Kepala
desa mampu membuat sebuah keputusan yang didukung setiap rang. Dan rganisasi
yang akan kembali membangun desa mampu mendasari pekerjaannya pada rencana
yang sudah ada, yang sesuai dengan harapan warga desa.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
42/322
22
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
Sejak akhir tahun 2005, tim mulai menerima permintaan dari pryekpryek lain yang
berminat pada metde CAP. Tim mulai sering bekerja untuk rganisasirganisasi lain,
seperti Palang Merah Jerman dan Caritas Jerman. Akibat permintaan yang meningkat,
prgram SLGRSR akhirnya memutuskan untuk memisahkan tim CAP secara keseluruhan
dan membentuknya menjadi sebuah LSM dengan kewenangannya sendiri dengan
nama Yayasan Cipta Aksi Cepatsehingga dapat menawarkan layanan kepada siapa
saja. Yayasan Cipta Aksi Partisipati telah menjadi rganisasi bantuan Indnesia yang
independen sejak 13 Nvember 2006.
Meskipun telah menjadi LSM, yayasan tersebut tetap mempertahankan hubungan
eratnya dengan GTZ. Para pegawai SLGSR membantu dalam mengrganisasikan LSM
baru di beberapa bidang seperti pelatihan bidang akuntansi, penganggaran, dan
manajemen. Selain itu, anggta yayasan CAP harus belajar cara membuat knsep sebuah
prpsal pryek dan cara berpartisipasi dalam memenuhi undangan publik untuk
pelaksanaan tender, sehingga mampu bersaing di pasaran. Pada tahun 2008, untuk
pertama kalinya rganisasi ini memenangi undangan publik untuk pelaksanaan tender.
Tim tersebut ditugaskan leh UNDP untuk bekerja sama dengan penduduk setempat
guna merencanakan sebuah sistem pembuangan limbah yang eekti di kabupaten
Bireuen dan Pidie. Dan sejak Januari 2009, para pakar CAP bekerja atas nama Palang
Merah Jerman untuk memastikan bahwa desadesa yang telah direknstruksi mampu
memelihara sistem air tawar dan sanitasi mereka yang baru.
AnalisisKami sendiri terkejut dengan betapa baiknya metde kami dapat diterima, kata
Zamharira, yang merupakan bagian dari tim CAP sejak awal. Satu alasan utamakeberhasilannya adalah kenyataan bahwa para pakar Indnesia mengrientasikan
pendekatan mereka sejalan dengan rapatrapat tradisinal desa, seperti yang telah
dilaksanakan di Indnesia selama ratusan tahun. Tentu saja, keadaaan yang luar biasa
juga membantu penerimaan terhadap tim CAP. Setelah tsunami, ratusan rganisasi
bantuan internasinal datang ke Aceh, tapi mereka tidak mengenali budaya Aceh. Mereka
bergantung pada pengetahuan para pakar lkal untuk benarbenar dapat sepaham
dengan warga desa yang telah terpengaruh leh prses reknstruksi. Pada September
2008, tim pryek yang didukung GTZ telah bekerja sama dengan sekitar 4.500 rang.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
43/322
Ketika sebagian besar reknstruksi di Aceh mulai selesai, Yayasan CAP kemudian
memusatkan perhatiannya pada rganisasi dan kmunikasi tentang metde klekti
perencanaan termasuk prses perencanaan di kantr pemerintahan, atau sekadar
menentukan siapa yang bertanggung jawab atas pemeliharaan pipa air desa. Tim juga
telah mengumpulkan analisis tpgrai di mana lahan tidak hanya disurvei tapi juga
dikelmpkkan sesuai dengan karakteristiknya. Analisis ini jelas penting ketika berkenaan
dengan pryekpryek besar seperti tempat pembuangan limbah atau bandara. Dalam
jangka panjang, Yayasan CAP ingin terlibat di pryekpryek di bagian lain Indnesia.
Bagi GTZ, metde CAP merupakan sebuah alat yang sangat penting, sehingga
rganisasi lain dapat memperleh manaat dari sumber pengalaman ini dan dapat
membangun tim mereka sendiri. Pakar CAP telah merangkum pengalaman yang mereka
kumpulkan di Aceh dalam sebuah buku pegangan. Baharuddin, Kepala Desa Lamtutui,
mencatat pengalamannya dengan cara yang berbeda sebuah puisi ucapan terima kasih
kepada tim CAP yang telah memberikan desanya sebuah masa depan.
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
44/322
24
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
Membantu Kaum MiskinYAYASAN Masyarakat Makmur Mitra Adil (Mamamia) didirikan di Aceh pada
awal 2003 untuk mendrng kepentingan kaum miskin di prvinsi tersebut, khususnyadi daerah pedesaan. Mamamia adalah singkatan dari Masyarakat Makmur Mitra Adil.
Kegiatankegiatan awal Mamamia berlangsung di empat desa yang ada di Kecamatan
Mntasik, Aceh Besar, pada awal 2003, melalui kerja sama dengan Klat Limbang (KUB).
Pryek Mntasik menangani prduksi dan penjualan cabai rawit.
Mamamia memulai kegiatan pemulihan segera pada hari terjadinya tsunami dengan
mendistribusikan air minum dalam kemasan, mi instan, dan sejenisnya. Pada minggu
dan bulan berikutnya, Mamamia membantu ribuan penyintas dengan membilisasi tim
tim yang terdiri atas rangrang muda Aceh untuk mendistribusikan keperluan dalam
kndisi darurat yang dipask leh LSM CWS.
Bersama dengan lembagalembaga dnr, Caritas Austria dan Jerman menggerakkan
dana bantuan yang dibutuhkan leh Mamamia untuk membangun 1.057 rumah
di Kecamatan Lhng sejak Maret 2005. Lhng Huse Rehabilitatin Prgram
(Prgram Rehabilitasi Rumah Lhng, PRRL) selama ini menjadi cerita sukses tentang
Yayasan Masyarakat Makmur Mitra Adil (Mamamia)
Membangun Rumah danLahan Pertanian Sekitarnya
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
45/322
pembangunan kembali rumah bagi para krban tsunami. Ini merupakan prgram
pertama yang dijalankan dengan berhasil leh MamamiaCaritas dengan strategi
pemberdayaan.
Keberhasilan PRRL membuat Caritas (Jerman dan Austria) menaruh kepercayaan yang
lebih besar pada Mamamia dalam prgram reknstruksi. Lembaga dnr internasinallain, seperti KW dan GITEC, bersedia bekerja sama dalam reknstruksi. Melalui kegiatan
kegiatan di bawah Rehabilitasi dan Reknstruksi Rumah dan Perkampungan di Aceh,
dirintis kerja sama untuk membangun 4.051 rumah di berbagai wilayah landaan tsunami
dan 462 rumah di wilayah Bener Meriah.
Selain menjalankan prgram reknstruksi, Mamamia melakukan kegiatankegiatan di
wilayah miskin serta merehabilitasi lahan pertanian yang hancur di wilayah Bener Meriah
dan Pidie Jaya.
Prgram Reknstruksi RumahPRRL adalah prgram reknstruksi rumah bagi para krban tsunami di Lhng, Aceh
Besar, yang melibatkan partisipasi mereka yang terkena dampak bencana. Ini adalah
prgram reknstruksi pertama yang dijalankan Mamamia bekerja sama dengan lembaga
dnr Caritas (Jerman dan Austria) dan Pemerintah Indnesia melalui BRR.
PRRL bertujuan mengatasi kebutuhan reknstruksi seisi desa. Warga desa yang terkait
menjadi mitra Mamamia dalam pelaksanaan reknstruksi. Negsiasi dan knsultasi
berlangsung dalam pertemuanpertemuan desa. Pertemuan ini menjawab masalah
seperti (1) isi kntrak hibah (grant contract) yang ditawarkan kepada penerima manaat
apabila ia menjadi pemilik rumah dan membangun rumahnya sendiri, (2) para penerima
manaat yang memenuhi syarat, (3) persyaratan status hukum tanah yang dipakai leh
penerima manaat untuk membangun rumah, (4) tipe aspekaspek teknis rumah yang
dibangun, (5) penyediaan material bangunan yang diperlukan tiap penerima manaat
yang dilakukan leh Mamamia, (6) bantuan teknis leh sta teknis Mamamia kepada tiap
penerima manaat, (7) persalan lgistik, (8) masalah relkasi berdasarkan Cetak Biru
Reknstruksi (Blueprint for Reconstruction) Pemerintah Indnesia.
Terkait dengan kntrak hibah, berdasarkan pengajuan kebijakan pemberdayaan leh
Mamamia, tiap penerima bantuan yang telah disetujui ditawari kntrak hibah, di mana
ia akan menjadi pemilik rumah dan membangun rumahnya sendiri. Seluruh paketyang
terdiri atas peralatan kerja yang dibutuhkan, material bangunan yang diperlukan, danbiaya pembangunanditawarkan kepada para penerima bantuan sebagai hibah.
Isi kntrak hibah dijelaskan, diusulkan, dan dinegsiasikan dalam serangkaian
pertemuan desa sejak terjadinya kntak awal dengan desa sasaran dan Mamamia sebagai
berikut: (a) setelah menandatangani dan mengajukan kntrak hibah, (b) penerima
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
46/322
26
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
manaat siap untuk membangun rumah, (c) tim teknis Mamamia akan menjalankan
spesiikasi bangunan di lkasi dengan arahan yang diberikan leh penerima manaat,
(d) penerima manaat menggali tempat untuk mendirikan ndasi, (e) dalam waktu
yang bersamaan, Mamamia akan menyediakan batu, pasir/kerikil, dan baja, () tiang
tiang ndasi, (g) pembangunan ndasi dikerjakan leh penerima manaat di bawah
bimbingan dan pengawasan tim teknis Mamamia, (h) prsedur ini berlanjut sampai
rumah selesai dibangun, (i) ttal biaya pembangunan mencapai Rp 7,5 juta per rumah;
demikian seterusnya.
Walaupun tiap penerima manaat didrng untuk mengerjakan pembangunan ini
sendiri, ia diperblehkan menyewa jasa dari rang yang lebih memenuhi syarat untuk
melakukan semua atau sebagian pekerjaan tersebut. Dalam kasus seperti ini, penerima
manaat harus menegsiasikan ketentuan kntrak dengan para tukang dan melunasinya
setelah menerima cicilan biaya pembangunan. Dalam banyak kasus, penerima bantuan
akan menunjuk serang pekerja yang akan membebaninya dengan pembayaran per hari.
Dengan begini, dana mengalir antara penerima bantuan dan pekerja. Sistem mengizinkan
penerima bantuan mengawasi pekerja dan memberikan inrmasi ke sta teknis
Mamamia bila ia curiga akan adanya kejanggalan, seperti hilangnya material bangunan.
Setelah rincian kntrak disepakati, datar penerima manaat harus dipastikan sebelum
prgram dilaksanakan. Mamamia menerapkan ketelitian dan kerahasiaan dalam
menyusun datar penerima manaat di tiap desa. Identiikasi penerima manaat dilakukan
berdasarkan datar yang disusun pada tingkat desa dan kecamatan. Tim identiikasi
penerima manaat dari Mamamia menilai kelayakan tiap rang berdasarkan kriteria yang
ketat, seperti (1) penerima manaat adalah anggta kmunitas desa pada saat tsunami
terjadi, (2) rumahnya hancur akibat tsunami, (3) hanya kepala rumah tangga yang selamat
yang akan dipertimbangkan, bukan kerabat tambahan yang ikut tinggal di rumahtersebut, (4) semua keperluan reknstruksi rumah di masingmasing desa sasaran akan
dipenuhi, (5) tidak ada pembedaan atas dasar usia dan/atau gender, juga agama dan/atau
ailiasi plitik, (6) caln penerima manaat harus memegang kendali atas lahan tempat
membangun rumah.
Untuk melaksanakan PRRL, Mamamia mengakui kepemilikan akta tanah (land
deed) sebagai dasar pemberian bantuan. Kepemilikan tanah berdasarkan hukum adat
dianggap sebagai bukti hukum yang cukup kuat sehingga penerima manaat dapat mulai
membangun/bekerja pada tanah tersebut. Ada tiga pin dalam kebijakan ini. Pertama,
caln penerima manaat berhak atas bantuan dalam membangun/membangun kembali
rumahnya di bawah prgram PRRL jika dapat membuktikan kepemilikan tanah dalambentuk akta atau surat yang menyatakan bahwa dirinya berhak atas tanah tersebut. Surat
tersebut harus ditandatangani leh pemilik tanah dan kepala desa, juga serang saksi dari
desa. Surat tersebut harus dilengkapi dengan gambar tanah yang menunjukkan dimensi,
ukuran ttal, dan batasbatasnya. Ukuran tanah diperiksa leh tim teknis Mamamia
sebelum perjanjian dibuat. Kedua, akta tanah harus diprses leh kantr wilayah untuk
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
47/322
membuat sertiikat tanah (land certificate) yang ditandatangani kepala wilayah. Terakhir,
sertiikat tanah tersebut harus diubah menjadi akta tanah leh kantr urusan tanah.
Pemerintah telah menyediakan sejumlah besar sertiikat tanah gratis untuk para krban
bencana. Karena akta dan sertiikat tanah mewakili hak dari tanah terkait, Mamamia
menerima akta sebagai bukti yang memadai untuk memulai kegiatan knstruksi.
Pada April 2006, sebanyak 985 rumah dibangun di 11 desa di Lhng. Harga umum tiap
rumah per 31 Maret 2006 adalah Rp 30.312.583, termasuk ngks antar yang diberikan
Mamamia. Selanjutnya, Caritas Austria setuju mendanai 73 rumah seharga Rp 44.801.677
per unit (termasuk ngks kirim dan beberapa layanan tambahan), memperbarui 985
rumah pertama dengan lapisan dinding eternit, serta memasang listrik di semua rumah
dan menghubungkan rumah dengan pipa air, yaitu sistem utama yang dibangun CWS.
Ketika PRRL secara resmi ditutup pada 29 Nvember 2006, sebanyak 1.057 rumah telah
terdatar dalam Tugu Memrial yang diresmikan di Desa Krueng Kala, Lhng.
Rehabilitasi dan Reknstruksi Rumah danPerkampungan di Aceh (RRHS)
Kisah sukses PRRL yang dijalankan MamamiaCaritas meningkatkan kepercayaan
para dnr asing kepada Mamamia, dan Bank Pengembangan KW Jerman (German KW
Develpment Bank) menunjukkan ketertarikan untuk mendanai prgram serupa.
Pada awal Juli 2005, Mamamia didekati leh irma knsultasi Jerman, GITEC Cnsult
GmbH, yang menawarkan kerja sama dalam KWRRHS Aceh Tender, dengan pemahaman
bahwa GITEC akan menjadi pihak utama dan Mamamia menjadi krdinatr reknstruksi
rumah. Mamamia menerapkan mdel pemberdayaannya, sementara GITEC akan
mengawasi aktivitas teknis dan keuangan Mamamia. Sebagai pihak utama, GITEC
mengurus semua persetujuan dengan KW, BRR, dan lembagalembaga terkait serta
memberikan lapran.
Setelah RRHS diserahkan ke Mamamia leh GITEC dan kleganya, kesepakatan
kerja sama yang rinci dinegsiasikan dan ditandatangani leh GITEC dan Mamamia
pada 1 oktber 2005. Mamamia menyatakan, jika mdel Mamamia tidak cukup cepat
membuahkan hasil, GITEC dapat menggunakan mdelmdel reknstruksi alternati demi
memastikan target tercapai dalam jangka waktu yang telah ditentukan di dalam prgram.
Walau demikian, Mamamia memilih tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan alternati
apa pun.
Menurut kesepakatan, Mamamia mengadministrasikan keuangannya sendiri dan
menerima dana dalam Eur dari kantr pusat GITEC di Jerman. Mamamia setuju
untuk melapr kepada manajer umum RRHSAceh di Banda Aceh. Ketika GITEC dan
Mamamia menandatangani kesepakatan, jumlah rumah yang harus dibangun Mamamia
diperkirakan 5.000 unit. Pada akhir 2008, sebanyak 4.513 rumah telah selesai dibangun,
8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 6a - Studi Kasus - Utama
48/322
28
STUDIKASUS:Manik-manikTerserak
yang terdiri atas 555 unit di Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, 250 di Punge Blang
Cut, Banda Aceh, 2.420 di Kabupaten Bireuen, 826 di Kabupaten Aceh Jaya, dan 462 di
Kabupaten Bener Meriah.
Di bawah prgram RRHS, Mamamia membangun dua jenis rumah: tipeplasterboarddan
tipe rumpn betn. Rumahrumah papan plester memiliki dimensi dan susunan sepertirumahrumah serupa di Lhng (42 meter persegi, termasuk 6 meter persegi kamar mandi
dalam). Walau demikian, beberapa itur diganti dan/atau diperkuat, seperti teras yang
lebih kecil, atap yang lebih tebal, dan jangkar besi ditanam di antara ndasi dan tiang
kayu vertikal. Rumahrumah rumpn betn dirancang GITEC pada akhir 2005 dan juga
berukuran 42 meter persegi dengan 6 meter persegi kamar mandi dalam. Dinding dibuat
dari batu betn selebar 15 meter dengan dua lubang di dalam. Selama knstruksi dinding,
balkbalk besi dimasukkan ke dalam lubang pada jarak teratur dan lubanglubang diisi
dengan betn sehingga menghasilkan knstruksi yang lebih kuat. Dari 4.513 rumah yang
telah selesai, 2.574 adalah rumah papan plester dan 1.939 rumah hollow block.
Prgram RRHSDAPrgram RRHSDA dirancang khusus untuk pembangunan dan rehabilitasi tanah yang
semula prdukti. Ada dua prgram utama, yakni reknstruksi rumah dan pengembangan
daerah agreknmi.
Pada prgram pengembangan perumahan, 462 rumah di Bener Meriah dibangun
menggunakan strategi pemberdayaan serupa dengan intervensi Mamamia sebelumnya
di bawah prgram RRHSAceh. Versi yang sudah disesuaikan dari rumah hollow block
dikembangkan dalam bentuk rumah berukuran 36 meter persegi dengan sambungan
kamar mandi luar. Harga tiap rumah adalah Rp 58.650.000 dengan tambahan Rp12.190.000 untuk kamar mandi. Harga sud