Seuramoe PRIORITAS Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
3
7 LPTK Susun Bahan Pengayaan Pekuliahan Sains di Aceh
179 Dosen Memperdalam PAKEM, CTL, dan MBS
Sosialisasi Pemerataan Guru di Aceh Jaya dan Bener Meriah
4
4
5
7
Keterangan gambar: Peserta kunjungan belajar memperhatikan transparansi anggaran sekolah yang terpampang pada dinding sekolah (kiri atas). Guru memperhatikan pembelajaran saat kunjungan belajar (kanan atas). Mendiskusikan hasil kunjungan (kiri bawah). Peserta kunjungan belajar memperhatikan papan informasi dan mading sekolah (kanan bawah)
Bahan bertumpu pada penguatan pemahaman isi dan urutan pengembangan konsep yang relevan dengan Kurikulum 2013
Dosen dari 4 LPTK terlibat secara aktif dalam pelatihan dan praktik langsung ke sekolah-sekolah pilihan
Banyak benturan dalam melakukan mutasi, namun demi mencapai mutu pendidikan, pemerataan perlu dilakukan (Bupati Aceh Jaya)
Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah.
USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
ebanyak 277 orang peserta yang terdiri dari unsur LPTK, dinas pendidikan, Skemenag, pengawas, fasilitator daerah (fasda), kepala sekolah, dan komite sekolah, telah mendapatkan pengalaman baru dari kunjungan belajar (study visit). Untuk
tingkat SD/MI (19-21/5), peserta dari 32 SD/MI di Kab. Aceh Jaya dan Kab. Bener Meriah serta 12 SD/MI mitra LPTK mengunjungi SDN 22, SDN 16, MIN Rukoh Banda Aceh, SDN Neuheun, serta SDN 1 Indrapuri, Aceh Besar. Para peserta melihat langsung proses belajar mengajar dan praktik yang baik yang diterapkan oleh sekolah yang dikunjungi, terutama dalam bidang pembelajaran, manajemen dan partisipasi masyarakat terhadap sekolah. Salah seorang komite madrasah mengungkapkan pentingnya kunjungan belajar ke sekolah lain untuk memperoleh gagasan menarik sehingga dapat diadaptasi atau diterapkan secara langsung di sekolahnya, “Peran serta masyarakat terhadap sekolah melalui komite cukup baik, kami belajar banyak dari kunjungan belajar ini dan Insya Allah secara perlahan kami coba terapkan di madrasah kami,” jelas T. Asrizal, SH, ketua komite MIN Dayah Baro, Calang Kab. Aceh Jaya. Sementara itu, peserta lainnya juga mempunyai pendapat yang sama. Kepala SDN Cekal, Kabupaten Bener Meriah, merasakan pentingnya melihat dan mengadopsi atau mengadaptasi praktik yang baik dari sekolah lain, terutama untuk meningkatkan motivasi dan memperbaiki praktik yang selama ini dilakukan di sekolah, “Kami mendapatkan banyak pelajaran dari kunjungan belajar ini, di antaranya adalah terpampangnya tupoksi di setiap ruangan, terbentuknya kelompok sakinah di sekolah dan peran serta masyarakat yang cukup baik, misalnya menyumbang pengadaan jasa keamanan untuk keamanan sekolah dan anak-anak,” ungkap Ruhdi Muharram Selia, kepala sekolah SDN Cekal Kabupaten Bener Meriah, setelah berkunjung ke SDN Neuheun Aceh Besar.
2
bersambung ke halaman
Kunjungan Belajar dan Pengalaman Baru
Pelajaran matematika yang biasanya bersifat abstrak, kini dapat dirasakan dan dilihat langsung oleh siswa bagaimana prosesnya
7 in 1, Kotak Catur untuk Alat Peraga Matematika
USAID PRIORITAS:Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan
Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Kajiulang Program Pendidikan di 5 kab/kota
Kajiulang dan perencanaan diseminasi dilakukan khusus untuk kabupaten/kota mitra DBE oleh USAID PRIORITAS
Informasi dan Inovasi
Edisi 1V Mei - Juli 2013
3
2
SE SEURAMOE PRIORITAS
Sambungan halaman
1
2
Edisi : 1/2012
Edisi IV/ Mei - Juli 2013
Lain pula pengalaman guru. Kartini, seorang guru
SDN 1 Teunom Kabupaten Aceh Jaya, menyatakan kembali
timbul semangat untuk mengajar dan sangat berkeinginan
menerapkan praktik yang baik pembelajaran yang telah
dilihatnya, “Cara pembelajaran yang sesuai PAKEM dengan
pajangan-pajangan di kelas sangat baik dan bermanfaat bagi
murid, salah satunya menyimpan sikat gigi di sekolah,
sehingga bila tidak sempat mengosok gigi di rumah atau
terlupa, maka bisa mengosok gigi di sekolah. Suatu contoh
budaya hidup sehat yang cukup baik,” jelas Kartini.
Pengelolaan kelas dengan meja berkelompok yang berubah-
ubah dan bervariasi juga menjadi praktik yang baik untuk
menghilangkan kejenuhan murid, “Berbagi pengalaman
sesama guru menjadi hal yang penting dan menjadi ilmu
yang baru buat kami,” jelas Kartini.
SMP/MTs Kunjungi Sekolah di Sumut
Sementara itu untuk tingkat SMP/MTs (29-31/5)
sebanyak 22 SMP/MTs dari Aceh Jaya, Bener Meriah dan
mitra LPTK mengunjungi SMPN 1 Tanjung Morawa, MTsN
Lubuk Pakam, SMPN 11 Binjai dan MTsN Binjai, Sumetera
Utara. Pengalaman yang terekam dari salah seorang komite
SMP mengungkapkan, “Kami telah melihat peran komite
yang cukup baik dan keharmonisan hubungan antara pihak
sekolah dengan. Kami dapat banyak pembelajaran dari
kunjungan belajar ini dan Insya Allah secara perlahan kami
coba terapkan di sekolah kami,” jelas Armada Musa Ketua
Komite SMP 2 Lampahan, Timang Gajah Kab. Bener Meriah,
yang mendapatkan banyak pengalaman praktik yang baik
dari Komite MTsN Lubuk Pakam. Armada Musa berharap
sekolahnya akan mendapat dukungan dari komite dan
masyarakat, “Saya akan coba menerapkan kekompakan
Galeri Foto-foto:1: Keseriusan dua orang dosen dalam penyusunan materi (Lokakarya Penyusunan Bahan Pengayaan Pekuliahan Sains, 27/8). 2: Kerjasama antar dosen LPTK (Pelatihan untuk Tenaga Pengajar LPTK, 11/6). 3: Bupati Aceh Jaya, penuh keakraban berdiskusi tentang pemerataan guru (Sosialisasi PPG di Aceh Jaya, 24/7). 4: Keseriusan dosen mendalami materi MBS (Training MBS Dosen LPTK IAIN & Unmuha, 18/6). 5 dan 6: Dosenpun ikut praktik mengajar di sekolah (Training untuk Tenaga Pengajar LPTK, 12/6). 7: Komite sekolah berbagi pengalaman (Kunjungan Belajar SD/MI di Banda Aceh, 20/5). 8: Sesama guru berbagi pengalaman dalam suasana santai (Kunjungan Belajar SMP/MTs di Binjai, 30/5). 9. Berbagi pengalaman antar kepala sekolah (Kunjungan Belajar di MTsN Binjai, 30/5). 10: Berbagi pengalaman dengan Kadisdik Binjai, Drs. Dwi Anang Wibowo, M.Pd. (Kunjungan Belajar SMP/MTs, 31/5).
antara komite dan sekolah. Selain itu, mengumpulkan dana
untuk membangun gerbang dan pagar sekolah dari
masyarakat untuk keamanan, kebersihan dan pemanfaatan
lahan sekolah,” tekat Armada Musa sekembali dari
kunjungan belajar.
Senada dengan itu, guru SMP 1 Teunom Kabupaten
Aceh Jaya merasakan pentingnya melihat dan mengadopsi
praktik yang baik untuk meningkatkan motivasi dan
memperbaiki praktik yang selama ini dilakukan di
sekolahnya, “Kami mendapatkan banyak pelajaran dari studi
banding ini, di antaranya adalah metode pembelajaran aktif
yang diterapkan untuk keaktifan siswa,” ungkap Yos Suriadi,
S.Pd guru mata pelajaran IPS. Metode pembelajaran menjadi
sesuatu yang menarik dari kunjungan belajar tersebut,
“Kami merasa ketinggalan jauh dengan melihat
perbandingan ini, mudah-mudahan semua guru kami di
Aceh Jaya dapat dilatih dalam hal proses pembelajaran
seperti ini untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih
baik,” harap Yos Suriadi.
Hasil dari kunjungan belajar ini adalah, peserta
memperoleh pengalaman baru dari sekolah tujuan,
mengetahui praktik yang baik di sekolah tujuan (PBM, MBS
dan PSM) serta mendapatkan informasi berbagai jenis alat
peraga sederhana yang dibuat sendiri oleh pelajar dan guru.
Selain itu, dengan melakukan observasi dan wawancara di
sekolah tujuan oleh masing-masing kelompok, yang
dilanjutkan dengan diskusi panel, maka peserta semakin
memahami praktik yang baik. Untuk memperoleh hasil yang
maksimal, sekembali dari sekolah, setiap kelompok
mendiskusikan dan presentasi hasil kunjungan belajar dan
membuat rencana tindak lanjut pelaksanakan di sekolah
mereka masing-masing.
SEURAMOE UTAMA
21
10
6 5 4 3
87 9
Kajiulang Program Pendidikan dan Perencanaan Diseminasi di Lima Kabupaten/Kota
3
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi IV/ Mei - Juli 2013
egiatan ini dikhususkan bagi Kkabupaten/kota mitra DBE
(Decentralized Basic
Education) yang dikembangkan oleh
USAID PRIORITAS untuk
mendiseminasikan program pelatihan
praktik yang baik. Para pemangku
kepentingan bidang pendidikan di
Kabupaten Aceh Tengah, Bireuen,
Pidie, Aceh Besar dan Kota Banda
Aceh menghadiri kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, Dinas
Pendidikan dan Kemenag Kab/Kota
memaparkan program yang telah
disusun dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di kabupaten/kota
terutama untuk Proses Belajar
Mengajar (PBM) dan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Program
tersebut selanjutnya diselaraskan
dengan program USAID PRIORITAS
yang telah mempersiapkan 30 orang
fasilitator daerah yang berasal dari
unsur dinas pendidikan, kemenag,
kepala sekolah dan guru
kabupaten/kota setempat.
Di Kabupaten Pidie (13/6)
kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati
Pidie, M. Iriawan, SE. Dalam
sambutannya, wabup menyatakan
dukungannya, “Mari kita dukung dan
manfaatkan program ini, demi
berkembangnya kualitas pendidikan
daerah kita ke depan, dan diharapkan
dapat membantu guru dalam
meningkatkan proses pembelajaran
sehingga menghasilkan kreasi-kreasi
baru dalam model mengajar yang lebih
praktis dan efektif,” harap Iriawan.
Wabup juga menegaskan perlunya
keterkaitan semua komponen
terhadap pengembangan dan
perubahan mutu pendidikan ke arah
yang lebih baik.
Di Kabupaten Aceh Tengah,
Wakil Bupati Aceh Tengah, Drs.
Khairul Asmara juga berkesempatan
membuka kegiatan (16/5). Wabup
mengingatkan bahwa perlu adanya
peningkatan kualitas mutu dengan
melakukan inovasi dalam
pembelajaran, “Pembaharuan dan
inovasi harus terus dikembangkan
untuk kualitas pembelajaran yang
lebih baik,” jelas Wabup Aceh Tengah.
Sementara itu Komisi Pendidikan
DPRK Aceh Tengah, Bardan Sahidi,
S.Pdi, M.Hum juga menyatakan
dukungan wakil rakyat terhadap
peningkatan mutu pendidikan, “Kami
di Dewan komit mengalokasikan 20
persen anggaran APBK untuk
pendidikan, terutama untuk mutu dan
kualitas tenaga pendidik yang harus
terus menerus ditingkatkan,” tegas
Bardan Sahidi
Sama halnya di Aceh Tengah
dan Pidie, Kegiatan di Kota Banda
Aceh dibuka oleh Sekda Kota Banda
Aceh, Drs. T. Saifuddin. TA. M.Si (21/6).
Dalam sambutannya, Sekda Kota
mengharapkan Kota Banda Aceh
dapat dijadikan pilot project
keberhasilan pendidikan, “Kami
berharap dengan adanya program ini,
Banda Aceh dapat dijadikan pilot
dalam peningkatan mutu pendidikan
terutama untuk pembelajaran di
Provinsi Aceh,” harap T. Saifuddin TA.
Sekda juga menegaskan bahwa proses
dan kualitas harus diperhatikan dalam
peningkatan mutu, “Proses dan
kualitas berpengaruh signifikan
terhadap mutu pembelajaran, oleh
karena itu hal tersebut harus
diperhatikan dalam pengembangan
mutu,” tegas T. Saifuddin TA.
Sehari sebelumnya (20/6),
kegiatan yang sama berlangsung di
Kabupaten Aceh Besar, amanat Bupati
Aceh Besar dibacakan oleh Asisten II
Kab. Aceh Besar, Drs Burhanuddin MS
MM. Bupati mengharapkan dukungan
semua pihak untuk berkontribusi
positif meningkatkan kompetensi para
guru, “Kami sangat mengharapkan
kepada semua pihak yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan kegiatan
ini untuk dapat memberikan
kontribusi positif meningkatkan
kompetensi para guru dalam hal
motivasi dan inovasi pembelajaran
sesuai dengan kurikulum yang berlaku
dan tidak di luar kontek itu,” harap
Bupati Aceh Besar.
Di Kabupaten Bireuen,
kegiatan dibuka oleh asisten 3 (17/5).
Salah seorang anggota DPRK Bireuen,
Ir. Askari menyatakan dukungannya,
“Praktik baik yang telah dikembangkan
oleh DBE di beberapa SD/MI
binaannya telah memberikan hasil
yang baik, oleh karenanya kami sangat
mendukung program USAID
PRIORITAS yang didukung oleh 43 %
anggaran dinas pendidikan dalam
rangka melanjutkan praktik yang baik
tersebut,” dukung Ir. Askari. Sebelumnya dalam pemaparan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen, Drs Nasrul Yuliansyah, M.Pd menegaskan bahwa pada tahun 2014 Dikbud Bireuen menempatkan 43% anggaran dinas pendidikan untuk peningkatan mutu, “Di tahun depan kami sudah mengalokasikan 43 persen dana pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk tujuan peningkatan mutu pendidikan, dan selebihnya untuk pengadaan 33% serta fisik 24%,” tegas Nasrul.
SEURAMOE KABUPATEN
Atas: Wabup Aceh Tengah, Drs. Khairul Asmara. Tengah dan bawah: Salah satu kelompok di Aceh Tengah dan Aceh Besar mendiskusikan
perencanaan program diseminasi.
4
SEURAMOE PRIORITAS
ara dosen dari tujuh LPTK yaitu PUniversitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang,
Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Syiah Kuala, dan IAIN Ar Raniry, secara bersama menyusun pengembangan bahan ajar LPTK untuk Pembelajaran Sains bagi mahasiswa calon guru SMP/MTs. Kegiatan yang berlangsung sejak 27 Agustus 2013 tersebut, secara bertahap akan berakhir hingga pertengahan Oktober 2013. Selain dosen LPTK, perwakilan guru IPA dari SMPN 1, SMPN 6, SMPN 8 dan MTs Rukoh Banda Aceh juga turut serta dalam berbagi ilmu dan pengalaman dalam bidang pembelajaran Sains. Secara spesifik bahan tersebut digunakan untuk mengajar para calon guru (mahasiswa LPTK) yang berfokus pada bagaimana mengajarkan kompetensi sains di sekolah. Bahan ini bertumpu pada penguatan pemahaman isi dan urutan pengembangan konsep, termasuk pendekatan kerja ilmiah, pemecahan masalah, serta relevansinya dengan Kurikulum 2013.
Peserta
Tujuh LPTK Susun Bahan Pengayaan Pekuliahan Sains di Aceh
Dr. Erman, M.Pd dosen Universitas Negeri Surabaya dan Prof. Dr. Ani Rusilowati dari Universitas Negeri Semarang sangat antusias bersama tim Aceh dalam menyusun bahan pengayaan ini yang antara lain untuk mendukung implementasi Kurikulum 2013. “Penyusunan bahan pengayaan bagi dosen ini sangat bermanfaat dalam mengaplikasikan Kurikulum 2013 bagi mahasiswa LPTK yang merupakan calon guru,” jelas Dr. Erman. Hal senada diungkapkan pula oleh Prof. Dr. Ani Rusilowati yang menegaskan buku sains sebenarnya sejak dulu sudah sejalan dengan Kurikulum 2013, “Untuk pelajaran IPA, sejak awal tidak bermasalah dengan Kurikulum 2013, karena adanya keterampilan dan karakter secara eksplisit yang harus ditanamkan kepada siswa,” jelas Prof. Ani Ruslowati. Dalam kegiatan tersebut, tim akan mengembangkan empat topik pembelajaran sains, yaitu tentang Pemanasan Global, Energi untuk Kehidupan, Melihat Keindahan Dunia, dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan. Salah seorang peserta
SEURAMOE LPTK
Edisi IV/ Mei - Juli 2013
79 Dosen dari empat LPTK di Aceh yaitu FKIP 1Universitas Syiah Kuala, Fakultas Tarbiyah IAIN Ar Raniry, FKIP Universitas Muhammadiyah Aceh dan
FKIP Universitas Al Muslim Bireuen telah menyelesaikan pelatihan bagi tenaga pengajar (dosen) untuk mendalami praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs selama tiga hari (11-13 Juni 2013). Untuk pembelajaran, 119 dosen telah memperoleh pendalaman materi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) untuk tingkat SD/MI dan materi Pembelajaran Konstektual untuk tingkat SMP/MTs yang dilanjutkan dengan praktik langsung ke sekolah-sekolah pilihan yang berada di Banda Aceh. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh 12 orang Fasda LPTK provinsi, yaitu 6 fasda dari Universitas Syiah Kuala dan 6 orang fasda dari IAIN Ar Raniry. Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Aceh menegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus dari Pemerintah Aceh saat ini dan harus dilakukan secara bersama, “Meningkatkan mutu pendidikan tidak bisa dilakukan secara parsial, semua harus terlibat secara menyeluruh, pemerintah, LPTK, sekolah dan
179 Dosen Memperdalam PAKEM, CTL dan MBS
berharap lokakarya ini dapat menghasilkan bahan yang memudahkan dosen untuk mengajar, “Kami berharap, bahan yang akan disusun ini dapat menghasilkan satu acuan bagi dosen di LPTK dalam mengajar para calon guru sehingga mempermudah mereka antara lain dalam menjalankan Kurikulum 2013,” harap Dr. Hafnati.
masyarakat juga harus dilibatkan sehingga nantinya dapat berjalan bersama. Oleh sebab itu, sebagai lembaga penghasil guru, maka LPTK mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap mutu pendidikan ke depan,'' jelas Ridwan Ibrahim. Ridwan juga bertamsil, bahwa LPTK diibaratkan sebagai sebuah pabrik penghasil makanan, “Empat LPTK yang menjadi mitra ini, saya ibaratkan sebagai pabrik makanan kemasan. Setelah makanan diproses, dikemas dengan baik dan diperkenalkan ke pasar, maka pabrik masih memiliki tanggungjawab untuk mengawasinya dan menjamin masa pakainya,” tamsil Ridwan Ibrahim. Selain keterlibatan dosen untuk pelatihan pembelajaran, 60 dosen lainnya juga ikut mendalami Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) selama tiga hari (18-20 Juni 2013). 60 dosen telah mendalami berbagai materi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), seperti: Manfaat, Jenis-Jenis dan Cara Mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM), Kreatifitas Menghimpun Berbagai Sumber Daya dan Dana, Transparansi dan Akuntabilitas Publik, Menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS), serta pelatihan cara menyusun Rencana Kerja Tahunan dan RKAS (Rencana Kerja Anggaran Sekolah).
Atas: Keakraban Prof. Dr. Ani Rusilowati (Univ. Negeri Semarang) dan Dra. Sulatri, M.Pd (Univ.
Syiah Kuala) saat mendiskusikan materi/bahan pekuliahan. Bawah: Keakraban dosen senior dan dosen muda pada pelatihan
tingkat SMP/MTs
XX
XxxxxXxxxx
5
Edisi : 1/2012 SE
SEURAMOE PRIORITAS
SEURAMOE BELAJAR
Edisi IV/ Mei - Juli 2013
ambil berdiskusi santai dengan
Ssuami, tercetus ide saya untuk
menggunakan kotak catur
sebagai media pembelajaran. Kotak
catur yang terletak di atas meja
tersebut memberikan inspirasi saat itu.
Saya berfikir kenapa tidak kita
manfaatkan saja kotak ini sebagai alat
bantu pembelajaran. Ide terus timbul,
kotak caturpun saya ubah menjadi alat
peraga dengan dibantu oleh suami.
Alat peraga sederhana yang saya
namakan “Kotak Catur 7 in 1”
tersebut dapat memperagakan 7
materi pembelajaran matematika, yaitu:
Pencerminan, Putaran, Sistem
Koordinat Kartesius, Menentukan
Keliling dan Luas Persegi, Mengenal
Bangun Datar Sederhana, Operasi
Hitung Bilangan Bulat dan Bermain
Catur. Dengan 6 materi pembelajaran
dan 1 permainan tersebut saya
khususkan untuk pembelajaran kelas
4-6 dan lebih mudah dilakukan karena
tersedia satu set dalam sebuah kotak.
Memang awalnya saya hanya
ingin membuat percerminan dengan
menggunakan sistem koordinat
kartesius dan bermain bola dengan
koordinat tersebut. Tetapi setelah saya
melihat, dapat dimanfaatkan lebih,
untuk putaran jika titik tengah pada
kotak catur dijadikan poros. Kemudian
setelah saya melihat putaran dengan
bangun-bangun datar, ternyata bangun
datar tersebut dapat dihitung luasnya
karena sama jaraknya. Saya juga
meletakkan kaca pada papan catur
bagian dalam untuk pencerminan.
Cara Mendisain Papan Catur
Pertama, kita harus
menyiapkan Satu buah papan catur
besar. Bagian dalam salah satu sisi
papan catur (tempat meletakkan bidak
catur) ditempeli cermin dan sisi
lainnya diberi paku ukuran kecil
dengan jarak antar paku yang sama
dan membentuk persegi. Setelah itu,
garis sumbu koordinat kartesius
(sumbu x dan y) dibuat/digambar.
Untuk menambah manfaat dan rasa
senang dalam pembelajaran bagi siswa,
maka siapkan selembar triplek kecil
atau karton tebal. Triplek dilobangi
sesuai dengan letak paku dan gambari
triplek tersebut seperti lapangan bola
kaki, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk bermain bola dengan titik-titik
koordinat. Selain itu, kita juga harus
mempersiapkan beberapa bidang kecil
dari triplek dengan berbagai bentuk,
misalnya jajarangenjang, bujursangkar,
trapesium, dan segitiga yang akan
digunakan khusus untuk materi
putaran.
Cara Pemanfaatan
Untuk materi pencerminan
yang merupakan bagian dari
pembelajaran kelas 4, kita dapat
menggunakan papan catur bagian
dalam. Siswa diminta untuk
mengambar satu bidang pada cermin
dengan menggunakan spidol.
Selanjutnya, sebuah karet gelang
diletakkan pada papan berpaku
mengikuti gambar bidang yang telah
digambarkan pada cermin. Dengan
materi ini, siswa menjadi lebih paham
tentang Materi Pencerminan dengan
melihat karet berbentuk bidang pada
cermin dan membandingkannya
dengan yang mereka gambarkan.
Khusus untuk materi putaran
(kelas 4), kita memerlukan peraga
tambahan, yaitu beberapa bidang kecil
yang telah dibentuk dan dipersiapkan.
Cara bermainnya, letakkan bidang
tersebut pada paku bagian tengah yang
lebih panjang. Misalnya kita
menempatkan segitiga sama kaki pada
posisi nol derajat, selanjutnya segitiga
tersebut diputar hingga 90 derajat.
Siswa diminta untuk mengambarkan
posisi segitiga sebelum dan sesudah
terjadi putaran.
Siswa juga diajak untuk mengenal
bangun datar sederhana dengan
menggunakan karet gelang. Materi
untuk kelas 3 tersebut dapat
mengenalkan siswa
pada bentuk-bentuk bangun datar yang
dilakukannya sendiri dengan
mengunakan karet gelang tersebut dan
mengambarkannya di atas kertas.
Selanjutnya, siswa juga diajak untuk
menentukan keliling dan luas
persegipanjang serta persegi. Kita
masih menggunakan karet gelang
untuk membentuk bidang-bidang pada
paku. Siswa dapat menghitung sendiri
keliling dan luas bidang datar karena
jarak antara satu paku dengan paku
lainnya sama. Materi kelas 4 yang
disajikan dengan cara siswa melakukan
sendiri ternyata menyenangkan siswa.
Bersambung ke halaman 6
7 in 1, Kotak Catur untuk Alat Peraga Matematika
Satu set alat peraga sederhana. Papan catur 7 in 1 dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
matematika yang menyenangkan.
6
SE SEURAMOE PRIORITAS Edisi : 1/2012
SEURAMOE BELAJAR
Edisi IV/ Mei - Juli 2013
agi itu, udara dingin yang Pmenyelimuti dataran tinggi Gayo
tidak memudarkan semangat
siswa MTs Simpang Tiga Kecamatan
Bukit Kabupaten Bener Meriah untuk
belajar. Jam pelajaran belum
berlangsung, tetapi siswa sudah mulai
berada di kelas sambil membaca dan
menunggu sang guru. Beberapa anak
mengambil buku di atas rak buku yang
terletak pada bagian belakang di dalam
kelas, sementara siswa lainnya sudah
mulai membaca di meja masing-masing.
Kedisiplinan tersebut tercipta dari
kebiasaan sehingga membiasakan siswa
membaca. Kepala MTs Simpang Tiga,
Masdi S.Pd yang juga fasilitator daerah
(Fasda) USAID PRIORITAS,
menjelaskan bahwa dengan
membentuk perpustakaan kelas
beberapa bulan lalu, maka minat baca
siswa di Madrasah tersebut mulai
tumbuh, “Dari amatan kami,
perpustakaan yang kita sediakan pada
setiap kelas telah meningkatkan minat
membaca siswa, selain itu akses ke
buku juga dekat,” jelas pak Masdi.
Ternyata tidak hanya
perpustakaan kelas, di dalam kelas juga
tersedia 2 perangkat komputer dan
printer, “Komputer dan printer yang
kami sediakan di kelas adalah untuk
mendukung ketersediaan buku cetak
yang terbatas. Di dalam komputer,
telah kami simpan buku digital dan
bahan-bahan pembelajaran lainnya,
dengan mudah siswa bisa mencari dan
mencetak bahan ajar jika mereka
butuhkan,” jelas pak Masdi lagi. Para
siswapun merasa senang dengan
adanya perpustakaan kelas tersebut,
“Kami bisa memanfaatkan waktu
dengan membaca dan belajar sendiri
jika guru berhalangan atau terlambat
masuk kelas. Selain itu, dengan adanya
buku, komputer, dan printer di kelas,
kami dapat membaca, melihat dan
mencetak berbagai bahan
pembelajaran,” ungkap Nia Simeherti,
siswi kelas 3.
Senada dengan Nia, Rezeki Riyah Putri
menimpali tentang kekurangan buku di
perpustakaan kelasnya. “Perpustakaan
kelas sangat bermanfaat bagi kami,
karena itu perlu penambahan jumlah
dan ragam buku untuk memperkaya
referensi kami,” jelas Rezeki.
Menanggapi hal tersebut,
Kepala MTs Simpang Tiga mengakui
kekurangan buku dan berharap secara
bertahap akan terpenuhi, oleh karena
itu salah satu alternatifnya ialah
menyediakan pustaka digital di dalam
kelas. Pak Masdi juga terus berupaya
untuk kemajuan madrasahnya, salah
satunya dengan menyediakan proyektor
disetiap ruangan belajar sehingga siswa
dapat belajar dengan berbasis IT dan
perencanaan bekerjasama dengan
penyedia layanan komunikasi untuk
dapat digunakan oleh orangtua dalam
mengawasi anaknya, “Kami sedang
merancang agar orangtua mudah
mengawasi anaknya dengan cara
menggunakan handphone. Misalnya jika
orangtua ingin mengetahui kehadiran
dan nilai ujian anaknya, maka bisa
menghubungi nomer layanan yang
sudah ditetapkan oleh layanan seluler,”
jelas pak Masdi.
Menumbuhkan Minat Baca dengan Perpustakaan Kelas Untuk kelas 5 dan 6, materi operasi
hitung bilangan bulat dilakukan
dengan menggunakan bidak catur.
Bidak catur berwarna hitam
bermakna negatif dan bidak catur
berwarna putih bermakna positif.
Satu bidak catur berwarna hitam dan
satu bidak catur berwarna putih
(berpasangan) mempunyai nilai sama
dengan nol. Selanjutnya siswa diajak
bermain hitung bilangan bulat dengan
menggunakan bidak catur tersebut.
Dengan peraga ini, saya berharap
siswa yang mengalami kesulitan
belajar operasi hitung bilangan bulat
akan lebih mudah memahaminya
dengan mengunakan bidak-bidak
catur.
Materi lainnya, menentukan
titik koordinat kartesius dengan
meletakkan benda (seperti dadu
yang telah dilubangi bagian tengah)
pada koordinat yang dikehendaki
(sumbu x dan y) di atas papan paku.
Selain itu, dengan menggunakan
triplek yang bergambar lapangan
bola, siswa diajak bermain dengan
koordinat tersebut secara bergantian
menentukan titik-titik koordinat.
Terakhir, sambil bermain siswa juga
diajak belajar berolah raga mengasah
otak menggunakan catur dan bidak-
bidaknya.
Harapan saya dengan alat
peraga “Papan Catur 7 in 1” ini,
pelajaran matematika yang bersifat
abstrak (hanya dihafal dan
dibayangkan), dapat dilihat langsung
bagaimana proses dari matematika
tersebut. Semoga ide kecil dari
papan catur tersebut dapat
menyenangkan siswa dalam belajar
matematika.
Adek Elfera Chandrawati, S.Pd (Guru MIN Rukoh Banda Aceh) Email: [email protected]
Atas: Para siswa dengan tekun membaca di dalam kelas, menunggu kehadiran guru. Bawah: perpustakaan kelas dan sudut komputer (ebook) untuk mengatasi keterbatasan buku.
7
SEURAMOE PRIORITAS Edisi 1 / 2012
kepentingan sosial dan politik. “Kami
akui banyak benturan dalam
melakukan mutasi, tetapi demi mutu
pendidikan yang merata dengan
kapasitas guru yang baik, maka
distribusi pemerataan guru perlu
dilakukan,” ujar Bupati.
Sementara itu di Kabupaten
Bener Meriah (31/7), Wakil Bupati
Bener Meriah juga mendukung
penuh analisis yang akan dilakukan
tersebut, “Kami mendukung analisis
ini dan setelah adanya hasil nanti,
maka segera kita tindak lanjuti. Salah
satunya, setiap guru PNS yang ingin
pindah ke daerah kerja lain harus
mendapatkan rekomendasi/izin
langsung dari bupati/wakil bupati,”
jelas Drs. Rusli M. Saleh. Wakil
bupati juga mewacanakan strategi
distribusi bagi guru non PNS. “Untuk
pendistribusian guru honor akan
diutamakan ke daerah terpencil, dan
diutamakan adalah guru honor
suami-istri dengan salah satu
persyaratannya yaitu dapat mengajar
abupaten Aceh Jaya dan KKabupaten Bener Meriah
menyatakan kesiapannya
untuk melakukan analisis
distribusi/penyebaran guru berbasis
Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
yang dikelola oleh Direktorat
Pendidikan Dasar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kegiatan Sosialisasi Analisis dan
Pemerataan Guru di kedua
kabupaten tersebut dihadiri secara
lengkap oleh pemangku kepentingan
bidang pendidikan kabupaten.
Di Kabupaten Aceh Jaya
(24/7), bupati mendukung penuh
dan sepakat pentingnya analisis
tersebut untuk pemerataan
pendidikan, “Pemerataan guru
penting dilakukan untuk
meningkatkan daya saing lulusan
yang lebih berkualitas ke depan,”
jelas Ir. Azhar Abdurrahman. Diakui
bupati, untuk melakukan distribusi
atau mutasi guru banyak tantangan
yang dihadapi, terutama benturan
Bupati Aceh Jaya, Ir. Azhar Abdurrahman, didampingi Sekretaris Disdikpora, Masril Yusdi, S.Pd, Kepala Kemenag, Drs. H. Amiruddin, MA dan Ketua DPRK, H. Hasan Ahmad serta Komite Sekolah, T. Asrizal, SH.
di daerah yang sama,” ujar Wabup.
Proses untuk menghasilkan analisis
yang akurat berdasarkan data tersebut
akan dilaksanakan selama 4 bulan hingga
November 2013 yang diakhiri dengan uji
publik atau pemaparan hasil analisis untuk
pengambilan kebijakan pada tingkat
kabupaten. Staf dinas pendidikan dan staf
kemenag akan terlibat dalam proses
tersebut bersama dengan pihak LPTK yang
akan menjadi service provider. Dengan
perlibatan tersebut diharapkan staff dinas
pendidikan, kemenag dan LPTK akan
mampu melakukan pemetaan dan analisis
kecukupan serta kebutuhan guru pada
tingkat satuan pendidikan, kecamatan, dan
kabupaten/kota di masa mendatang.
SEURAMOE INOVASI
Edisi IV/ Mei - Juli 2013
USAID PRIORITAS menerima segala bentuk tulisan dan informasi sebagai upaya penyebarluasan praktik yang baik. Silahkan
kontak: 08116815174 (Meldi) atau email: [email protected]
bu Ummi, begitulah sapaan akrab Ibeliau. Mantan Kepala MIN Rukoh dan MIN Merduati (kini
Kepala MIN Mesjid Raya) tersebut memiliki segudang pengalaman sebagai tutor, pemandu, dan fasda bersama-sama program pendidikan USAID sejak masa MBE, DBE hingga USAID PRIORITAS. Sedikit berbagi tips, menurut beliau modal awal untuk menjadi kepsek adalah kemauan dan keikhlasan. Jika tidak, maka yang dilakukan akan menjadi beban dan derita. Seorang kepsek harus dapat mengajak orang lain untuk bersimpati pada sekolah, ajak masyarakat ikut serta untuk memikirkan program sekolah,
dan melibatkan komite. Selain itu, melihat, membimbing dan mengarahkan guru agar dapat mencapai tujuan bersama. Kepsek adalah orang yang menggantungkan dan menjual harapan dengan cara berempati pada orang lain khususnya guru. “Jika guru sudah pintar dan rela bekerja, Insya Allah kualitasnya akan tinggi dan hasil terbaik akan didapat oleh siswa. Kepsek yang pernah ikut serta menyambut kehadiran Presiden Amerika pada tahun 2006 di Istana Bogor tersebut, mengingatkan bahwa seorang kepsek harus memiliki komitmen dan dedikasi yang tinggi, kemauan yang luar biasa dan ketulusan
Sosialisasi Pemerataan Guru di Aceh Jaya dan Bener MeriahBupati Aceh Jaya: banyak benturan dalam melakukan mutasi, namun demikian mutu
pendidikan yang merata dengan kapasitas guru yang baik, maka pemerataan guru perlu
dilakukan.
Wakil Bupati Bener Meriah: Pendistribusian guru honor, diutamakan ke daerah
terpencil, dan lebih diutamakan untuk guru honor suami-istri dengan salah satu
persyaratanya yaitu dapat mengajar di daerah yang sama.
Ummiyani: Kepsek itu Pekerja Keras
Foto: Ibu Ummiyani
bekerja, “Intinya kepsek itu adalah seorang pekerja keras,” jelas Ibu Ummi. Saat kami pamit, terlihat kebiasaan Ibu Ummi, menyalami siswa saat jam pulang sekolah (beliau menyambut kedatangan siswa pada pagi hari, merapikan baju siswa, terkadang menemani di kelas) dan menyampaikan salam kepada orangtua siswa tersebut.
Liputan: University Consortia Meeting
SERAMOE PRIORITAS
8
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia. USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini bekerja di 89 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014, daerah mitra akan diperluas ke Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. USAID PRIORITAS akan bekerjasama dengan 16 LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk meningkatkan kapasitas dalam hal peningkatan kualitas program pelatihan/pendidikan guru baik pra maupun dalam jabatan. Bekerjasama dengan lebih dari 1.400 SD/MI dan SMP/MTs di 60 daerah mitra untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang menjangkau 20.000 guru dan lebih dari 300.000 siswa. Program ini juga bekerjasama dengan lebih dari 100 kabupaten/kota, termasuk 50 kabupaten/kota yang sebelumnya terlibat dalam USAID DBE, untuk mendukung diseminasi praktik yang baik, yang menjangkau sekitar 4000 sekolah, 30.000 guru, tenaga kependidikan, masyarakat dan 825.000 siswa. Di Aceh, USAID PRIORITAS akan membantu pemerintah provinsi untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di 7 kabupaten/kota serta 4 kabupaten lainnya pada tahun 2013. Program ini akan menjangkau sekitar 38.400 siswa di 192 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah. USAID PRIORITAS juga meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan provinsi untuk mengkoordinasikan, merencanakan, mengelola dan membiayai pelayanan pendidikan. Program ini akan bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan IAIN Ar Raniry di Banda Aceh untuk meningkatkan kompetensi guru (termasuk konsorsium universitas, yaitu Universitas Muhammadiyah Aceh dan Universitas Al Muslim Bireuen). Selanjutnya, USAID PRIORITAS akan meningkatkan kemampuan kabupaten/kota dan tenaga kependidikan di sekolah dalam bidang manajemen pendidikan, analisis keuangan, dan tata kelola.
Edisi IV/ Mei - Juli 2013
SEURAMOE INFO
mpat Universitas di Aceh yaitu EUniversitas Syiah Kuala, IAIN
Ar Raniry, Universitas
Muhammadiyah Aceh, dan Universitas
Al Muslim Bireuen bersepakat untuk
meningkatkan mutu lulusan LPTK
sebagai calon guru yang akan
mendidik putra-putri Aceh di masa
yang akan datang. Kegiatan yang
bertajuk “University Consortia
Meeting” tersebut mengambil tema:
“Usaha peningkatan mutu pendidikan
Aceh melalui peningkatan mutu
lulusan LPTK” mendapat sambutan
positif dari seluruh peserta termasuk
perwakilan dari Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh, Kemenag Aceh dan
LPMP Aceh. FKIP dan Tarbiyah yang
merupakan LPTK yang
menyelenggarakan preservice training
bagi calon guru, diajak untuk saling
membangun komitmen bersama
menyelenggarakan preservice calon
guru dengan standar kualitas yang
Ingin mendapatkan contoh pembelajaran yang inspiratif, inovasi pengelolaan pendidikan, modul pelatihan pembelajaran dan
pengelolaan pendidikan serta pembaruan dalam pendidikan guru dari LPTK, sembari mengunduh naskah, foto, video, dan
bahan pelatihan praktik pendidikan yang baik? Kunjungi kami di www.prioritaspendidikan.org
Empat Perguruan Tinggi di Aceh, Sepakat Tingkatkan Mutu Calon Guru
Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi: Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl. Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran: [email protected]
tinggi, “Pertemuan seperti ini penting
dilakukan untuk menarik mata rantai
antara pendidikan dasar dengan
pendidikan tinggi, sehingga kita dapat
membentuk kapasitas SDM yang
bermutu terutama bagi guru yang
pada akhirnya dapat menghasilkan
anak didik yang berkarakter,” tegas
Dr. T. Rusli Yusuf, M.Si, Pembantu
Rektor III Unsyiah.
Sementara itu Pembantu Rektor 1
Universitas Al Muslim mengharapkan
dengan adanya wadah konsorsium
tersebut dapat membina dosen-
dosen muda terutama di FKIP Al
Muslim, “Kami harap konsorsium ini
dapat memberikan peluang bagi
pertukaran dosen, terutama dosen
FKIP Unsyiah untuk mengajarkan
praktik yang baik kepada dosen dan
calon guru di Al Muslim,” harap Drs
Marwan Hamid, M.Pd. Hal tersebut
didukung oleh Rektor Universitas
Muhammadiyah Aceh yang bahkan
menyarankan pertukaran mahasiswa
LPTK untuk belajar antar universitas
mitra konsorsium, “Kita perlu
memikirkan pertukaran mahasiswa
antar LPTK agar mereka dapat
menambah dan mengembangkan
wawasan mereka sebagai calon guru,”
harap Dr. Muharrir Asari, M.Ag.
Dari kegiatan tersebut, diperoleh
banyak masukan terhadap
pengembangan kerjasama antar LPTK
terutama untuk memikirkan standar
kualitas preservice calon guru.
Tindaklanjut dari pertemuan ini
adalah dilatihnya dosen-dosen dari
empat LPTK anggota konsorsium,
diantaranya pelatihan pedagogy
tingkat SD, pelatihan pedagogy tingkat
SMP, pelatihan manajemen sekolah,
mentoring, action research dan
peningkatan kualitas PPL.
Peserta yang sebagian besar terdiri
dari para Dekan FKIP dan Tarbiyah,
bersepakat untuk melakukan
pertemuan kembali, bahkan Dekan 1
Tarbiyah IAIN Ar Raniry berharap
jumlah anggota konsorsium semakin
bertambah, “Konsorsium ini sangat
strategis kalau bisa dikembangkan
lebih jauh, melibatkan semua LPTK
negeri dan swasta di Aceh, sehingga
persoalan peningkatan kualitas guru
prajabatan dan dalam jabatan bisa
dilakukan secara sinergis,” usul Dr.
Mujiburahman, M.A.
Peserta Konsorsium dari 4 Perguruan Tinggi di Aceh berfoto bersama setelah pertemuan