BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 39
BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
Aliran uang kartal dari kas titipan BI di Bank Mandiri Gorontalo pada periode laporan menunjukkan
net outflow sebesar Rp.48,387 miliar. Sementara itu pada triwulan IV-2012 tidak ditemukan adanya
laporan temuan uang palsu di wilayah kerja Provinsi Gorontalo. Di sisi lain, pertumbuhan kliring dan
RTGS dari sisi nilai pada periode laporan meningkat masing-masing sebesar 29,88% (q.t.q) dan
11,01% (q.t.q) dibandingkan triwulan sebelumnya.
5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI
5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW)
Perkembangan transaksi pembayaran tunai dilihat dari aliran uang kartal pada posisi
triwulan IV-2012 mengalami net outflow sebesar Rp.48,38 miliar yang berarti jumlah uang
yang masuk dalam khasanah kas titipan Bank Indonesia (Rp.764,41 miliar) lebih kecil
dibandingkan uang yang keluar dari khasanah kas titipan (Rp.821,80 miliar). Grafik 5.1
menggambarkan hal tersebut.
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.1 Net inflow/outflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan
Jika dilihat dari perkembangan bulanan, terjadi posisi net outflow dalam aliran uang
kartal di Gorontalo, sebagaimana ditunjukkan oleh Grafik 5.2. Hal ini mengindikasikan
bahwa masyarakat Gorontalo cenderung membelanjakan uangnya pada akhir tahun 2012,
sebagaimana kecenderungan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR
Penyediaan uang kartal layak edar (ULE) pada posisi triwulan IV-2012, mengalami
penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat Uang Layak Edar (ULE) sebesar
Rp.99,44 miliar menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp.121,02 miliar.
Sementara itu, jumlah Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau uang lusuh yang ada dalam kas
titipan Bank Indonesia menurun pada triwulan laporan dari Rp.41,35 miliar (posisi triwulan
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA
III-2012) menjadi Rp.5,85 miliar. Sebagian besar uang layak edar yang ada di bank adalah
nominal pecahan kertas Rp.100.000,00, sementara uang tidak layak edar yang ditemukan
kebanyakan berdenominasi Rp.50.000,00. Penurunan jumlah persediaan Uang Layak Edar
(ULE) pada triwulan laporan disebabkan karena tingginya permintaan masyarakat atas
kebutuhan uang karta di akhir tahun. Tabel 5.1 menunjukkan penyediaan uang kartal di kas
titipan Gorontalo.
Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu)
Sumber : Bank Indonesia
5.1.3 UANG PALSU
Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo
Sumber : Bank Indonesia
Pada triwulan IV-2012 tidak ditemukan adanya laporan temuan uang palsu dari
masyarakat Gorontalo. Hal ini menjadi catatan positif tersendiri, namun demikian hendaknya
terus diwaspadai potensi munculnya peredaran uang palsu.
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 41
5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI
5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO
Perputaran warkat kliring non BI dilihat dari pertumbuhan jumlah warkatnya
mengalami penurunan pada triwulan IV-2012 sebesar 2,15% (q.t.q) dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat 3,03% (q,t,q). Sementara itu, dari segi pertumbuhan nominalnya
mengalami peningkatan sebesar 11,01% (q.t.q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat mengalami kontraksi sebesar 0.02% (q.t.q). Grafik 5.3 dan 5.4 menunjukkan
perputaran kliring di Gorontalo dan rata-rata perputaran kliring per hari.
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari
Sementara itu, persentase rata-rata penolakan cek & bilyet giro kosong per hari dari
sisi jumlah lembaran cek/bilyet giro pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 1,44%,
meningkat dibandingkan triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 0,95%. Di sisi lain,
persentase rata-rata penolakan cek & bilyet giro kosong per hari dilihat dari sisi jumlah
nominal pada triwulan III-2012 meningkat menjadi 1,86% dibandingkan triwulan III-2012
yang tercatat sebesar 0,91%. Grafik 5.5 menunjukkan persentase rata-rata penolakan
cek & bilyet giro kosong per hari dari sisi jumlah lembaran dan nominalnya.
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)
Pada triwulan IV-2012, transaksi yang dilakukan melalui RTGS (dari dan ke
Gorontalo) dari sisi nilai rata-rata tercatat sebesar Rp.846 miliar atau tumbuh sebesar
29,88% (q.t.q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi
sebesar 5,20% (q.t.q). Sementara itu, bila dilihat dari volumenya, rata-rata transaksi RTGS
pada triwulan laporan adalah sebanyak 1730 kali, dengan pertumbuhan sebesar 9,17%
(q.t.q) jauh lebih timggi dibandingkan triwulan III-2012 yang hanya tercatat sebesar 0,74%
(q.t.q). Peningkatan transaksi melalui RTGS pada triwulan IV-2012 ini diperkirakan karena
terjadinya ekspansi aktivitas perdagangan, terutama menjelang akhir tahun 2012.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5.3, selama triwulan IV-2012 terjadi lonjakan transaksi
RTGS yang cukup besar baik dari segi nilai maupun volumenya.
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
Sumber : Bank Indonesia
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 43
BAB 6 : KESEJAHTERAAN
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2012 menunjukkan penurunan
dari 18,75% pada Maret 2011 menjadi 17,33% pada Maret 2012. Sementara itu tingkat
pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,26 persen pada Agustus 2011
menjadi 4,36 persen pada Agustus 2011.
6.1. PENGANGGURAN
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Agustus
2012 tercatat sebanyak 466.073 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode
Agustus 2011 yang tercatat hanya 465.027 jiwa. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Agustus 2012 mencapai
445.729 atau naik 0,12% dibanding posisi Agustus 2011 yang tercatat sebanyak 445.210
jiwa. Namun tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami kenaikan dimana
pada bulan Agustus 2012 tercatat sebanyak 4,36%, meningkat dibandingkan TPT posisi
Agustus 2011 yang tercatat 4,26%. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja
mengalami penurunan dari 64,13% menjadi 63,08% yang mungkin dipengaruhi oleh
peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang lebih tinggi (4,88%)
dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja (0,22%) dan pertumbuhan jumlah penduduk
(1,26%).
Tabel 6.1.
Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
Jika dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor pertanian
nampaknya masih menjadi lapangan usaha sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo
yaitu 168.496 orang (Agustus 2012) atau 37% dari total penduduk yang bekerja. Jumlah
tersebut meningkat 6% jika dibandingkan dengan Agustus 2011. Sektor lainnya dengan
pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa kemasyarakatan
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas 711.683 708.681 717.600 725.153 732.021 738.885
Angkatan Kerja 484.834 456.499 458.579 465.027 471.128 466.073
Bekerja 460.355 432.926 437.459 445.210 448.489 445.729
Tidak Bekerja 24.479 23.573 21.120 19.817 22.639 20.344
Bukan Angkatan Kerja 226.849 252.182 259.021 260.126 260.893 272.812
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 68,12 64,42 63,90 64,13 64,36 63,08
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,05 5,16 4,61 4,26 4,81 4,36
Ketenagakerjaan20112010 2012
BAB 6 KESEJAHTERAAN
44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA
yaitu 84.390 jiwa atau sebesar 18,98% dari total tenaga kerja. Tenaga kerja sektor ini
terkontraksi sebesar 7,66% dibandingkan bulan Agustus 2011 seiring dengan melemahnya
kinerja sektor jasa-jasa. Sementara sektor perdagangan pangsanya semakin meningkat
terhadap penyerapan tenaga kerja.
Tabel 6.2.
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo
6.2. KEMISKINAN
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga Maret 2012 tercatat sebanyak
186.907 jiwa (17,33% dari jumlah penduduk), mengalami penurunan dibandingkan posisi
Maret 2011 yang tercatat sebanyak 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk).
Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2012 sebesar Rp
203.907 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp16.692 perkapita per
bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2011 yang tercatat sebesar Rp183.637 perkapita
per bulan.
Tabel 6.3.
Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
6.3. RASIO GINI
Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks
gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan
pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian berdasarkan
strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
Pertanian 194.987 176.974 179.933 158.973 163.806 168.496
Industri 41.393 35.228 40.584 44.015 37.619 37.986
Perdagangan 87.167 71.243 64.022 65.851 61.079 67.142
Jasa Kemasyarakatan 80.668 81.322 87.087 91.393 91.741 84.390
Lainnya 30.790 68.159 65.833 84.978 94.244 87.715
Total 460.355 432.926 437.459 445.210 448.489 445.729
Ketenagakerjaan201220112010
Maret September Maret
Jumlah Penduduk Miskin 198.270 192.396 186.907
Persentase 18,75 18,02 17,33
Garis Kemiskinan Rp187.215 Rp195.685 Rp203.907
Perkotaan Rp194.161 Rp202.305 Rp209.422
Pedesaan Rp183.637 Rp192.274 Rp201.065
Kemiskinan2011 2012
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 45
tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Fenomena yang menarik
adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40% menengah ke 40% ke
bawah dan 20% teratas.
Tabel 6.4.
Rasio Gini Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
6.4. IPM (INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA)
Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo sampai dengan data terakhir
tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01.
Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 65,60 tahun menjadi
66,19 tahun, kenaikan rata-rata lama sekolah menjadi 6,91 tahun dan kenaikan rata-rata
pengeluaran riil dari Rp608,65 ribu menjadi Rp615,94 ribu. Kenaikan upah minimum
provinsi menjadi salah satu pemicu peningkatan yang terjadi pada pengeluaran riil.
Tabel 6.5.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Terdapat perbedaan angka IPM di provinsi, kota dan kabupaten di Gorontalo, hal ini
disebabkan oleh adanya ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan,
kesehatan dan ketersediaan infrastruktur yang terjadi sejak pemekaran wilayah. Pada tahun
2006 IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71,64 lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional,
sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 67,24.
BAB 6 KESEJAHTERAAN
46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA
Tabel 6.6
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota
Tahun 2006-2007
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Sementara itu arah pembangunan Gorontalo ke depan memfokuskan pada
pembangunan 15 kecamatan ber-IPM terendah dengan menyentuh tiga aspek yakni
pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Adapun 15 kecamatan ber-IPM terendah antara lain :
Kec. Motilango, Pulubala, Telaga Biru, Boliyohuto, Tibawa, Wonosari, Botumoito, Pohuwato,
Patilanggio, Taluditi, Paguat, Tapa, Atinggola, Tolinggula, Anggrek dan Kwandang
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 47
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI
7.1 OUTLOOK MAKRO EKONOMI REGIONAL
7.1.1 OUTLOOK TAHUNAN
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2013 diperkirakan berada
pada kisaran 7,55-8,05% (y.o.y). Beberapa karakter fundamental ekonomi daerah
diperkirakan mampu mendukung capaian dimaksud.
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan
Konsumsi
Kinerja konsumsi pada tahun 2013 diperkirakan masih menjadi pendorong utama
pertumbuhan ekonomi meskipun dengan magnitude yang lebih rendah dibandingkan tahun
2012. Optimisme pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung oleh kebijakan pemerintah
daerah untuk menaikkan UMP sebesar 40% pada tahun 2013, serta kebijakan pemerintah
pusat untuk menaikkan gaji PNS pada kisaran 7%. Meskipun kenaikan UMP cukup
siginifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya namun kendala di Gorontalo adalah masih
rendahnya perusahaan yang mampu membayar pekerjanya sesuai standard UMP sehingga
kenaikan ini diperkirakan belum berdampak signifikan.
Grafik 7.2 Grafik 7.3 Perkembangan UMP Gorontalo Perkembangan Belanja Pegawai
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA
Grafik 7.4 Grafik 7.5 Perkembangan Belanja Rutin Perkembangan Belanja Modal
Dalam APBD 2013, anggaran belanja pegawai tahunan tumbuh 11% lebih rendah
dibandingkan tahun 2012 sebesar 14%. Demikian halnya APBD belanja rutin yang menjadi
komponen konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tahunan 14%, lebih rendah dari
tahun sebelumnya yang tumbuh 19%.
Investasi
Sebagian besar kegiatan investasi di Gorontalo masih ditopang oleh Pemerintah daerah.
Pada tahun 2013 diperkirakan terjadi peningkatan kegiatan investasi di Gorontalo, tercatat
APBD belanja modal dari Pemerintah Prov/Kab/Kota mengalami pertumbuhan tahunan
sebesar 20%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi 0,5%. Investasi
swasta diperkirakan juga memberikan kontribusi pada tahun 2013. Beberapa investasi
bidang infrastruktur dan pertambangan yang telah dilakukan oleh PT Tenaga Listrik
Gorontalo dan PT Gorontalo Mineral melalui persiapan operasi PLTU Molotabu dan
persiapan eksplorasi pertambangan emas di Kab. Bone Bolango.
7.1.2 OUTLOOK TRIWULANAN
Grafik 7.6 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 49
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2013 diperkirakan berkisar 7,5 – 8,0% (y.o.y), hal ini
didukung oleh peningkatan produksi pertanian seiring dengan masuknya musim panen serta
kegiatan kampanye pilkada kota Gorontalo.
Meskipun Gorontalo memasuki musim panen pada triwulan I-2013, beberapa
kendala menyebabkan produksi panen kurang maksimal. Beberapa hal antara lain (i)
permasalahan kelangkaan pasokan urea yang sempat terjadi di bulan Desember 2012, (ii)
bencana banjir di Kab. Gorontalo yang terjadi pada akhir tahun 2012, (iii) terjadinya
serangan hama ulat dan busuk daun pada beberapa sentra produksi pertanian. Sementara
itu produksi sub sektor perikanan juga menurun terkait kondisi cuaca ekstrim yang melanda
perairan Gorontalo.
Namun kinerja konsumsi diperkirakan mampu mempertahankan capaian
pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan I-2013, hasil survei konsumen Bank Indonesia
mencatat bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen berada pada level optimis 143.60. Kegiatan
kampanye Pilkada Kota yang berlangsung selama triwulan I-2013 menjadi salah satu faktor
pendorong pertumbuhan.
Grafik 7.7 Survei Konsumen
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012| BANK INDONESIA
7.2 OUTLOOK INFLASI
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
Grafik 7.8 Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo
Pada triwulan IV-2012, realisasi inflasi tercatat sebesar 5.31% (y.o.y) atau secara
bulanan mengalami inflasi sebesar 0,54%. Terjadinya inflasi secara bulanan pada periode
laporan terutama didorong oleh kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar
0,36% (mtm), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06%
(mtm), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06% (mtm),
kelompok kesehatan 0.02% (mtm) serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan
sebesar 0,004% (mtm).
Selanjutnya proyeksi inflasi Gorontalo pada triwulan I-2013 berada pada kisaran
5,46% ± 1% (y.o.y). Tendensi inflasi pada rentang tersebut, diperkirakan karena pengaruh
masuknya musim panen padi, sehingga pasokan beras diperkirakan cukup terjaga. Namun
demikian melihat kondisi cuaca saat ini dan kecenderungan tingginya ombak di laut selama
triwulan I-2013, patut diwaspadai adanya tekanan harga sebagai dampak “langkanya”
komoditas perikanan tangkap seperti ikan ekor kuning, malalugis, serta tude/oci. Disamping
itu harga komoditas bumbu-bumbuan seperti cabe merah, cabe rait, bawang merah dan
bawang putih seringkali berfluktuatif sehingga memicu timbulnya tekanan inflasi volatile
food.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 Tw I
2011 2012 2013
Infl
asi t
ahu
nan
(yo
y) (%
)
Optimis
Pesimis
Inflasi Tahunan
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2012 51
7.3 PROSPEK PERBANKAN
Pada triwulan I-2013, prospek perbankan diperkirakan akan semakin membaik. Hal
ini terlihat dari growth DPK dan kredit industri perbankan yang tumbuh positif pada triwulan
sebelumnya. Pada tahun 2013 perbankan diperkirakan akan semakin ekspansif dalam
menyalurkan kreditnya, namun demikian hendaknya perlu dipikirkan juga strategi
penghimpunan dana yang lebih masif untuk mengimbangi rasio LDR yang pada triwulan
laporan berada pada kisaran 180%.
Terjaganya level BI rate pada kisaran 5,75% diperkirakan akan mempengaruhi
kestabilan tingkat suku bunga perbankan hingga triwulan I-2013. Survei Kegiatan Dunia
Usaha (SKDU) triwulan IV-2012 memperkirakan bahwa pada triwulan I-2013,
perkembangan usaha sektor keuangan relatif stabil dan memiliki saldo bersih positif. Grafik
7.7 memperlihatkan realisasi dan ekepektasi usaha sektor keuangan pada triwulan IV-2012
dan triwulan I-2013 yang terjaga positif.
Sumber: Bank Indonesia Gorontalo
Grafik 7.9 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan
LAMPIRAN Makro Ekonomi Regional-Inflasi-Perbankan
1. MAKROEKONOMI REGIONAL
Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah)
Sisi Permintaan
Sisi Penawaran
Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO
(dalam persen)
Sisi Permintaan
Sisi Penawaran
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
I II III IV I II III IV
Konsumsi 854.851 878.346 902.823 936.311 3.572.330,96 931.154 956.972 970.220 997.601 3.855.945,95
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 535.524 544.339 557.336 565.484 2.202.682,42 568.365 576.142 591.459 595.727 2.331.693,24
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.043 8.357 8.709 8.551 33.659,93 8.858 8.621 9.012 9.130 35.619,54
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 311.284 325.649 336.778 362.277 1.335.988,61 353.931 372.208 369.749 392.744 1.488.633,17
Pembentukan Modal Tetap Bruto 259.373 267.105 277.037 294.431 1.097.945,79 274.486 294.183 300.172 304.361 1.173.202,63
Perubahan Stok (95.096) (113.313) (104.695) (166.998) (480.102,12) (113.913) (150.269) (133.837) (169.045) (567.063,03)
Ekspor Barang dan Jasa 93.093 93.268 97.206 100.874 384.440,51 103.586 107.238 105.929 109.667 426.421,45
Impor Barang dan Jasa 349.473 351.431 364.374 367.879 1.433.157,02 368.581 369.962 380.808 385.537 1.504.887,18
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748 773.976 807.996 796.738 3.141.458,12 826.734 838.162 861.676,41 857.046,92 3.383.619,83
20122012KOMPONEN
20112011
I II III IV I II III IV
1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 885.108,79 237.866,28 230.559,95 241.395,50 225.856,50 935.678,22
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 35.388,08 9.212,82 9.340,39 9.560,64 9.615,89 37.729,73
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 244.617,28 65.464,67 66.523,58 67.869,37 68.119,96 267.977,58
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 18.013,05 4.676,63 4.821,66 4.934,57 5.044,81 19.477,67
5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 284.805,11 74.388,82 76.954,74 79.311,52 80.856,52 311.511,62
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 462.003,43 122.522,55 126.486,03 130.913,07 133.492,22 513.413,87
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 338.495,46 86.867,51 90.391,57 94.508,33 96.136,07 367.903,47
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 278.069,64 72.508,35 75.445,05 77.080,46 78.898,51 303.932,37
9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 594.957,28 153.226,44 157.639,45 156.102,96 159.026,44 625.995,30
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 3.141.458,12 826.734,07 838.162,42 861.676,41 857.046,92 3.383.619,83
20122012SEKTOR
20112011
I II III IV I II III IV
Konsumsi 8,93 4,43 (0,47) (4,73) 1,61 8,93 8,95 7,47 6,55 7,94
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,03 (0,47) (3,80) (8,11) (2,60) 6,13 5,84 6,12 5,35 5,86
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,73 7,81 9,76 9,14 8,87 10,13 3,15 3,48 6,77 5,82
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,83 13,68 5,31 0,75 9,20 13,70 14,30 9,79 8,41 11,43
Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,39 9,35 5,42 2,61 7,35 5,83 10,14 8,35 3,37 6,85
Perubahan Stok 31,67 (4,89) (34,49) (26,87) (17,16) 19,79 32,61 27,83 1,23 18,11
Ekspor Barang dan Jasa (11,19) (15,97) (18,21) 5,40 (10,67) 11,27 14,98 8,97 8,72 10,92
Impor Barang dan Jasa 1,37 (0,33) (1,24) (9,30) (2,63) 5,47 5,27 4,51 4,80 5,01
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,92 7,68 8,39 8,29 6,64 7,57 7,71
2012 (% y.o.y)2012KOMPONEN
2011 (% y.o.y)2011
I II III IV I II III IV
1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 6,17 5,76 5,67 5,72 5,70 5,71
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 6,76 11,57 7,55 2,71 5,23 6,62
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 7,53 13,31 12,20 8,15 5,13 9,55
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 9,06 6,66 8,86 8,27 8,69 8,13
5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 9,57 11,56 9,75 6,33 10,13 9,38
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 12,11 12,56 11,71 10,11 10,29 11,13
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 9,06 7,02 8,15 9,44 10,01 8,69
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,78 7,40 10,43 9,46 9,86 9,30
9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 4,63 7,00 6,41 2,17 5,44 5,22
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 7,68 8,39 8,29 6,64 7,57 7,71
2012 (% y.o.y)2012SEKTOR
2011 (% y.o.y)2011
2. INFLASI
Tabel 2.A
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
MAR JUNI SEPT DEC
UMUM 134.646 136.066 137.849 139.315
BAHAN MAKANAN 148.727 152.877 156.118 158.937
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 138.256 138.815 142.789 142.756
Daging dan Hasil-hasilnya 119.276 122.951 128.097 128.087
Ikan Segar 178.739 185.229 193.022 172.943
Ikan Diawetkan 150.425 148.043 155.943 154.280
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 133.797 132.963 134.789 134.498
Sayur-sayuran 160.156 146.796 156.161 237.313
Kacang - kacangan 191.541 186.861 214.598 223.439
Buah - buahan 205.322 200.578 211.579 209.527
Bumbu - bumbuan 134.869 167.625 147.740 180.344
Lemak dan Minyak 104.719 105.943 105.146 100.707
Bahan Makanan Lainnya 114.184 114.184 114.619 114.619
MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 145.958 148.474 151.094 152.428
Makanan Jadi 117.794 118.727 119.823 120.042
Minuman yang Tidak Beralkohol 126.976 135.167 140.866 139.570
Tembakau dan Minuman Beralkohol 193.279 194.755 197.682 201.920
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 139.004 137.969 139.210 140.011
Biaya Tempat Tinggal 159.710 157.408 158.858 160.079
Bahan Bakar, Penerangan dan Air 112.304 112.414 112.687 112.969
Perlengkapan Rumahtangga 111.271 111.713 114.596 114.350
Penyelenggaraan Rumahtangga 117.084 118.435 119.432 120.071
SANDANG 121.973 122.104 123.574 124.357
Sandang Laki-laki 114.348 115.112 116.046 116.982
Sandang Wanita 107.579 106.930 107.275 107.105
Sandang Anak-anak 107.071 108.440 109.568 108.306
Barang Pribadi dan Sandang Lain 193.567 192.443 198.224 203.814
KESEHATAN 122.897 123.187 124.024 128.099
Jasa Kesehatan 134.089 134.089 134.089 144.382
Obat-obatan 123.451 123.548 124.025 126.133
Jasa Perawatan Jasmani 140.874 140.874 140.874 145.278
Perawatan Jasmani dan Kosmetika 117.220 117.707 119.038 121.843
PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 114.539 114.701 114.884 114.789
Jasa Pendidikan 122.194 122.194 122.194 122.194
Kursus-kursus/Pelatihan 147.678 147.678 147.678 147.678
Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 107.796 108.824 109.461 108.830
Rekreasi 104.719 104.719 104.719 104.736
Olahraga 112.299 112.299 116.022 116.022
TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 107.028 107.585 107.725 108.150
Transpor 114.203 115.048 115.184 115.803
Komunikasi dan Pengiriman 86.863 86.863 86.863 86.863
Sarana dan Penunjang Transpor 115.648 115.648 115.648 116.008
Jasa Keuangan 103.091 103.091 104.192 104.192
Kelompok / Sub kelompok
2012
Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
2013
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES JAN
Total Inflasi 5.69% 6.51% 5.90% 7.86% 6.25% 5.95% 5.64% 6.37% 5.40% 4.93% 5.43% 5.31% 4.26%
Core Inflation 9.24% 9.35% 9.71% 9.05% 8.91% 8.44% 7.83% 6.60% 5.64% 5.65% 5.51% 5.47% 3.28%
Volatile Food 1.03% 3.02% 1.71% 8.81% 3.78% 3.50% 3.58% 7.48% 6.07% 5.43% 7.03% 6.61% 6.81%
Administered Price 5.36% 5.78% 4.12% 4.00% 4.30% 4.31% 4.09% 4.18% 3.89% 2.68% 2.93% 3.03% 2.69%
Total Inflasi 1.65% 0.70% -0.58% 1.33% -0.59% 0.32% 0.96% 1.54% -1.18% 0.11% 0.41% 0.54% 0.64%
Core Inflation 2.45% 0.65% 0.53% -0.05% -0.01% 0.16% 0.61% 0.45% 0.03% 0.11% 0.20% 0.23% 0.33%
Volatile Food 1.45% 1.12% -2.81% 4.31% -2.07% 0.67% 2.08% 3.62% -3.48% -0.10% 0.81% 1.12% 1.65%
Administered Price 0.19% 0.20% 0.33% 0.09% 0.36% 0.15% 0.12% 0.80% -0.28% 0.43% 0.26% 0.35% -0.14%
Disagregasi
Inflasi Tahunan (yoy)
2012
Inflasi Bulanan (mtm)
3. PERBANKAN
Tabel 3.A PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO
512,899,839,362 331,220,911,100
838,829,198,981 725,327,855,864
1,713,001,777,802 1,984,232,333,442
431,012,458,287 448,500,170,631
971,273,464,072 933,125,691,677
591,138,464,918 613,047,411,780
Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum - Bank Indonesia
Tabel 3.B PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO
Sumber: Laporan BPR - Bank Indonesia
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi
umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada
sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks
harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya,
inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari
permintaan.
Food Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis
barang-barang makanan.
Administered Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok
barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah,
seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.
Traded Inflation Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori
barang yang dapat diperdagangkan secara international.
Inflation Month to Month Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada
bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya
(inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)
Inflasi Year to Date Inflasi kumulatif merupakan inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks
konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan
pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total
dan disingkat (y-t-d)
Inflasi Year on Year Atau inflasi tahunan adalah Inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks
konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada
bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat
(Y-o-Y)
Inflasi Quarter to Quarter Atau inflasi triwulan adalah inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga
konsumen pada akhir triwulan yang bersangkutan
dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering
disebut (q-t-q)
PDB dan PDRB Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah
(kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional
bruto)
Pertumbuhan Year on
Year
Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang
mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan
triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga
konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering
disingkat (Y-o-Y)
Pertumbuhan Melambat Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif
namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti
sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral
M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas,
merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri
dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan
deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).
Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban
otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari
uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah
dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank
sentral.
Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk
uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank,
kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang
sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann
penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara
pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya
bunga yang harus dibayar.
NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit
bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3),
diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
Restrukturisasi kredit Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya
yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi,
re-scheduling atau konversi kepemilikan.
UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang
mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5
Milyar.
UYD
Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang
kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang
yang berada di kas bank.
Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran
yang dilakukan oleh bank umum.
Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan
uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran
tunai melalui BI.
Netflow Selisih antara outflow and inflow.
PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari
kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar,
sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat
berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation)
untuk bertransaksi.