SISTEM PENJUALAN TIKET PESAWAT
TUGAS AKHIR MATA KULIAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Diampu oleh: Hartatik, M. Cs
Disusun oleh:
Flavia Domitilla Nofa B 10.11.3885
Sutrisno 10.11.3874
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012/2013
SOAL 1
BAB I
METODOLOGI PENELITIAN
1 Incremental Model
Model incremental (Incremental waterfall model) merupakan perbaikan dari model
waterfall.Model Incremental dalam rekayasa perangkat lunak, menerapkan rekayasa
perangkat lunak perbagian, hingga menghasilkan perangkat lunak yang lengkap. Proses
membangun berhenti jika produk telah mencapai seluruhfungsi yang diharapkan. Pada awal
tahapan dilakukan penentuan kebutuhan dan spesifikasi. Kemudian dilakukan perancangan
arsitektur software yang terbuka, agar dapat diterapkan pembangunan per-bagian pada
tahapan selanjutnya.
Tahapan Incremental Model adalah :
1. Requirement
2. Specification
3. Architecture Design
Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan.Setiap bagian yang sudah selesai
dilakukan testing, dikirim kepemakai untuk langsung dapat digunakan.
i
Pada incremental model, tiga tahapan awal harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum tahap
membangun tiap modul. Untuk mengantisipasi kondisi yang terjadi pada model incremental,
diperkenalkan model More Risky Incremental Model. Model ini menerapkan system kerja
yang paralel. Setelah daftar kebutuhan didapatkan dari pemakai, tim spesifikasi membuat
spesifikasi untuk modul pertama. Setelah spesifikasi pertama selesai, tim desain
menindaklanjuti. Tim spesifikasi sebelumnya juga langsung membuat spesifikasi untuk
model kedua, dan seterusnya.
Kelebihan:
1. Penambahan kemampuan fungsional akanlebih mudah diuji, diverifikasi, dan
divalidasi dan dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki system.
2. Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increament sehingga fungsionalitas
system disediakan lebih awal.
3. Increment awal berupa prototype untuk membantu memahami kebutuhan pada
increment berikutnya.
4. Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem.
5. Prioritas tertinggi pada pelayanan system adalah yang paling diuji.
Kekurangan:
1. Tiap bagian tidak dapat diintegrasikan.
ii
2. Setiap tambahan yang dibangun harus dimasukkan kedalam struktur yang ada tanpa
menurunkan kualitas dari yang telah dibangun system tersebut sampai saat ini.
3. Penambahan staf dilakukan jika hasil incremental akan dikembangkan lebih lanjut
Incremental model adalah model pengembangan sistem pada software engineering
berdasarkan requirement software yang dipecah menjadi beberapa fungsi atau bagian
sehingga model pengembangannya secara bertahap. dilain pihak ada mengartikan model
incremental sebagai perbaikan dari model waterfall dan sebagai standar pendekatan
topdown. Layaknya Model Waterfall, model ini pun juga memiliki tahapan tahapan untuk
perancangan perangkat lunaknya, yaitu:
1. Requirement , Requirment adalah proses tahapan awal yang dilakukan pada
incremental model adalah penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan.
2. Specification, Specification adalah proses spesifikasi dimana menggunakan analisis
kebutuhan sebagai acuannya.
3. Architecture Design, adalah tahap selanjutnya, perancangan software yang terbuka
agar dapat diterapkan sistem pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.
4. Code setelah melakukan proses desain selanjutnya ada pengkodean.
5. Test merupakan tahap pengujian dalam model ini.
iii
Gambar 1.2 Desain Pemodelan Incremental
Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah
selesai dilakukan testing, dikirim ke pemakai untuk langsung dapat digunakan. Pada
incremental model, tiga tahapan awal harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum sebelum
tahap membangun tiap increment. Untuk mengantisipasi kondisi yang terjadi pada
incremental model, diperkenalkan model More Risky Incremental Model. Model ini
menerapkan sistem kerja yang paralel. Setelah daftar kebutuhan didapatkan dari pemakai, tim
spesifikasi membuat spesifikasi untuk modul pertama. Setelah spesifikasi pertama selesai, tim
desain menindak lanjuti. Tim spesifikasi sebelumnya juga langsung membuat spesifikasi
untuk model kedua, dan seterusnya. Jadi, tidak harus menunggu modul pertama selesai
hingga dikirim ke user.
Beberapa Kelebihan Dari Mode Incremental atara lain :
1. Merupakan model dengan manajemen yang sederhana
2. Pengguna tidak perlu menunggu sampai seluruh sistem dikirim untuk mengambil
keuntungan dari sistem tersebut. Increment yang pertama sudah memenuhi
persyaratan mereka yang paling kritis, sehingga perangkat lunak dapat segera
digunakan.
3. Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah
masih dapat ditemukan pada beberapa increment. Karena layanan dengan prioritas
tertinggi diserahkan pertama dan increment berikutnya diintegrasikan dengannya,
sangatlah penting bahwa layanan sistem yang paling penting mengalami pengujian
yang ketat. Ini berarti bahwa pengguna akan memiliki kemungkinan kecil untuk
memenuhi kegagalan perangkat lunak pada increment sistem yang paling bawah.
4. Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increment sehingga fungsionalitas
sistem disediakan lebih awal.
5. Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem,
6. Prioritas tertinggi pada pelayanan sistem adalah yang paling diuji
Kelemahannya adalah :
iv
1. kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan
2. Dapat menjadi build and Fix Model, karena kemampuannya untuk selalu mendapat
perubahan selama proses rekayasa berlangsung
3. Harus Open Architecture
4. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana
spesifikasi masing-masing hasil increment.
Incremental Model
Model ini merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari model waterfall yang
diaplikasikan secara berulang. Elemen-elemen tersebut dikerjakan hingga menghasilkan
produk dengan spesifikasi tertentu kemudian proses dimulai dari awal kembali hingga
muncul hasil yang spesifikasinya lebih lengkap dari sebelumnya dan tentunya memenuhi
kebutuhan pemakai.
Gambar 4. Incremental Model
Kelebihan model ini adalah mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel, dengan
waktu yang relatif singkat dan tidak dibutuhkan anggota/tim yang banyak untuk
menjalankannya.
Kekurangannya adalah tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari 200.000 baris
coding) dan sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam rencana spesifikasi tiap-tiap
hasil dari increament.
v
Model ini cocok dipakai untuk proyek kecil dengan anggota tim yang sedikit dan
ketersediaan waktu yang terbatas.
vi
BAB II
ANALISIS SISTEM
2.1 Analisis Sistem
2.1.1 Definisi Analisis Sistem
Analisis sistem (system analysis) didefinisikan sebagai penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. (Hartono, 2005, Hal 126).
2.1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kasus Sistem Penjualan Tiket
Pesawat, dapat didefinisikan bahwa yang menjadi pokok permasalahan adalah Bagaimana
merancang sistem informasi untuk Sistem Penjualan Tiket Pesawat dapat dibangun dan
bekerja sesuai kebutuhan pengguna yang akhirnya diharapkan dapat membantu pengguna
dalam mempermudah pekerjaannya.
2.1.3 Ruang Lingkup Masalah
Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan
dengan diperkenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem informasi, yaitu bagaimana
sebuah organisasi baik berorientasi profit maupun non profit berusaha untuk menggunakan
perangkat komputer, aplikasi, dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya
secara signifikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah meliputi
masyarakat dunia saat ini. kita sering menemukan berbagai macam sistem informasi. Sistem
informasi ini memiliki berbagai macam keuntungan ketimbang proses pengerjaan secara
manual. Mulai dari flexibilitas, kecepatan, ketepatan dan fungsionalitanya. Salah satunya
adalah dengan memanfaatkan komputer dan program aplikasi yang baru sebagai sarana untuk
pengolahan data dan informasi pada Sistem Penjualan Tiket Pesawat.
1
Dengan memanfaatkan komputer sebagai sarana untuk pengolahan data dan informasi
pada Sistem Penjualan Tiket Pesawat akan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan program
aplikasi yang baru Hasil yang didapat adalah program aplikasi yang dapat mempermudah dan
mempercepat proses pegolahan data rekapitulasi penjualan tiket pesawat. Data yang
dihasilkan lebih akurat dan perusahaan dapat bekerja semaksimal mungkin.
2.1.4 Analisis Kelayakan Proyek
Analisis kelayakan akan memberikan tekanan-tekanan secara garis besar
dalam menyusun suatu sistem baru untuk mencapai sasaran sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi perusahaan. Sehingga dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan, apakah keuntungan
yang di peroleh dapat menutupi biaya yang di keluarkan atau lebih.
Suatu sistem yang akan ditawarkan harus diuji kelayakannya, apakah sistem tersebut
lebih baik dari sistem lama atau malah sebaliknya. Dalam pengujian ini akan
dipertimbangkan secara matang harga atau biaya yang dikeluarkan atau bahkan lebih.
Adapun beberapa kelayakan yang dipertimbangkan dalam perancangan sistem ini
adalah sebagai berikut.
2.1.4.1 Analisis Kelayakan Teknis
Sistem ini secara teknis sangat layak karena dapat mengoptimalkan
sumberdaya yang ada dengan pendayagunaan waktu dan personel secara efisien serta mampu
melakukan pengendalian dari kesalahan-kesalahan. Selain itu, ketersedian teknologi yang ada
sangat memadai dan mudah untuk di dapatkan.
2.1.4.2 Analisis Kelayakan Operasi
Analisis terhadap kelayakan sistem dilakukan untuk mengetahui
apakah kebutuhan sistem yang dibuat layak untuk dilanjutkan menjadi sistem atau tidak yang
terdiri dari kelayakan teknologi, kelayakan hukum, kelayakan operasional.
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap pelaksanan kegiatan
operasional, menunjukan sistem yang baru tidak mengganggu sistem lama yang sedang
berjalan dan sumberdaya manusia (SDM) Agen Penjual Tiket Pesawat mampu
mengoperasikan komputer dan internet dengan baik. Kondisi ini akan mempermudah
bimbingan dan pelatihan dalam mengoperasikan Sistem Penjualan Tiket Pesawat.
2
2.1.4.3 Analisis Biaya dan Manfaat
Untuk membangun sistem baru akan membutuhkan yang tidak sedikit
untuk mendapatkan hasil manfaat dimasa yang akan datang. Pembangunan sistem ini
nantinya akan membutuhkan sumber daya. Jika sumber daya yang dihasilkan lebih besar dari
manfaat-manfaat yang dihasilkan, maka sistem ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak.
Oleh karena itu, sebelum proyek ini di lalaksanakan perlu dilakukan kelayakan ekonomisnya,
khususnya untuk teknologi dan faktor-faktor pendukung sistem baru.
Untuk menentukan sistem ini layak atau tidak terdiri dari dua kategori yaitu
biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem dan biaya yang berhubungan dengan
operasi atau perawatan sistem.
Komponen yang berhubungan dengan pengembangan sebuah sistem informasi
dapat dikelasifikasikan sebagai berikut : (Jogiyanto, 2005, Hal 663-667)
1. Komponen Biaya (Cost)
a. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
Dapat didefinisikan sebagai semua biaya yang terjadi sehubungan dengan
memperoleh perangkat keras, diantaranya yang termasuk biaya pengadaan ini
adalah biaya konsultasi pengadaan perangkat keras, biaya perangkat keras,
biaya instalasi perangkat keras.
b. Biaya Persiapan Operasi (Start Up Cost)
Adalah biaya berhubungan dengan biaya untuk membuat sistem agar siap
dioperasikan, yang termasuk biaya operasi antara lain biaya pembelian
perangkat lunak sistem, biaya persiapan personil, biaya manajemen staff yang
dibutuhkan dalam kegiatan persiapan operasi dan lain-lalin.
c. Biaya Proyek (Project Related Cost)
Adalah semua biaya yang berhubungan dengan biaya untuk mengembangkan
sistem termasuk penerapannya. Yang termasuk biaya proyek adalah biaya
analis, desain sistem, biaya programmer, biaya konversi dan biaya pelatihan
personil.
d. Biaya Operasi dan Perawatan (Ongoing and Maintance)
Adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa
operasinya. Yang termasuk biaya operasi dan perawatan adalah biaya personil,
overhead, perawatan perangkat keras.
3
2. Komponen Manfaat (Benefits)
a. Keuntungan Berwujud (Tangible Benefits)
Adalah keuntungan berupa penghematan atau peningkatan didalam
perusahaan yang dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk satuan nilai uang.
Diantaranya keuntungan dari pengurangan biaya operasional, keuntungan dari
pengurangan kesalahan-kesalahan proses, keuntungan dari biaya
telekomunikasi, keuntungan dari penigkatan penjualan.
b. Keuntungan tak Berwujud (Intangible Benefits)
Adalah keuntungan-keuntungan yang sulit diukur dalam bentuk satuan uang.
keuntungan-keuntungan diantaranya peningkatan pelayanan kepada
pelangggan, kepuasan kerja personil dan pengambilan keputusan manajemen
yang baik.
Table Rincian Biaya dan Manfaat
Rincian Biaya dan Manfaat Tahun
Ke-0
Tahun
Ke-1
Tahun
Ke-2
I. Rincian Biaya
1. Biaya Pengadaan Sistem
a. Pengumpulan Data 350.000
b. Biaya Transportasi 150.000
2. Tahap Pembuatan Program
a. Programmer 5.000.000
3. Tahap Penerapan Sistem
a. Biaya Konfersi Sistem 1.500.000
b. Biaya Pelatihan Personel 200.000
4. Biaya Perawatan Sistem
a. Biaya Perawatan dan Pembuatan
Aplikasi
50.000 50.000
b. Biaya Alat Tulis 250.000 250.000
Total Biaya 7.200.000 300.000 300.000
II. Rincian Manfaat
4
1. Manfaat Berwujud
a. Pengurangan Biaya Operasi 3.500.000 4.000.000
b. Pengurangan Kesalahan Proses 250.000 300.000
2. Manfaat tak Berwujud
a. Peningkatan Kinerja Pegawai 350.000 400.000
b. Peningkatan Keputusan
Manajemen
175.000 250.000
Total Biaya 4.275.000 4.950.000
Selisih Total Biaya dan Manfaat (7.200.000) 3.975.000 4.650.000
2.1.5 Penjadwalan Proyek
2.2 Analisis Masalah
5
No. Kegiatan Juni Juli
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendefinisian Ruang Lingkup
2 Analisa Data dan Proses
3 Perancangan Sistem
4 Presentasi hasil rancangan
5 Desain, Coding, dan Testing
6 Implementasi ke instansi
7 Pemeliharaan (maintenance)
Digunakannya sistem informasi penjualan tiket pesawat secara online, ternyata masih
ditemukannya beberapa kelemahan, selain gangguan terhadap sistem offline-nya, gangguan
sistem juga masih terjadi di dunia maya, seperti :
- Ancaman virus
- Ancaman Hacker
- Server down
- Gangguan Listrik, dll.
Penanggulangan gangguan:
- Menggunakan antivirus yang terpercaya dan terupdate.
- Bekerjasama dengan perusahaan penyedia layanan internet security untuk
meminimalisir serangan hacker.
- Memilih server penyimpanan data yang berkualitas.
- Menggunakan alat penyimpanan listrik sementara seperti UPS
2.3 Analisis Persyaratan
2.3.1 Analisis Kebutuhan Fungsional
Berikut adalah kebutuhan fungsional dari sistem yang akan dibuat:
1. Sistem dapat digunakan untuk proses Penjualan Tiket Pesawat yang meliputi proses
pengolahan data custommer, id pembeli, pesawat, tempat duduk, kelas pesawat-VIP,
eknonomi dll; harga, diskon, dan jadwal penerbangan.
2. Sistem mampu digunakan untuk proses pencatatan, penyimpanan data dan laporan –
laporaa, dan data penjualan secara otomatis.
3. Sistem mampu digunakan untuk membuat laporan pembayaran Tiket Pesawat sesuai
tujuan yang ingin dituju.
2.3.2 Analisis Kebutuhan Nonfungsional
Kebutuhan nonfungsional adalah kebutuhan yang berisi property perilaku yang
dimiliki oleh sistem. Kebutuhan ini diantaranya meliputi operasional berupa kebutuhan
hardware dan software yang digunakan, keamanan, dan kinerja:
1. Operasional
a. Kebutuhan Perangkat Keras
6
1. Laptop : Aspire E1-471
2. Processor : IntelR CoreTM i3-2328M (2.2GHz, 3MB L3 cache)
3. Memory (RAM) : 2 GB DDR3
4. Harddisk : 500 GB
b. Kebutuhan Perangkat Lunak
1. Windows VistaTMHome Premium sebagai sistem operasi.
2. Netbeans IDE 7 sebagai perangkat lunak pembuatan listing program dan
perancangan antarmuka (design interface).
3. XAMPP 1.6.8 berfungsi sebagai web server.
4. MySQL berfungsi sebagai server database.
2. Keamanan
a. Sistem menggunakan password dan username untuk dapat mengolah data.
b. Username yang digunakan harus unik, pengisian password case sensitif dan
penyimpanan password dalam database harus dienkripsi.
c. Penggunaan login dengan account masing – masing, data menu ditampilkan
berdasarkan otoritas masing – masing.
3. Kinerja
a. Proses pencarian data dapat dilakukan dengan cepat.
b. Pencetakan laporan dapat dilakukan berdasarkan periode tertentu yang
dibutuhkan
7
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Sistem
Perancangan Sistem merupakan suatu gambaran secara umum tentang tahap-tahap
yang akan dilalui dalam pembuatan sistem. Dalam hal ini rancangan sistem yang akan dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Perancangan berorientasi data
Rancangan sistem berupa Data Flow Diagram dan Entity Realitionship Diagram
2. Perancangan berorientasi objek
Rancangan sistem berupa use case, class diagram, activity diagram dan sequence
diagram
3.1.1 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah suatu model logika atau proses yang dibuat untuk menggambarkan
darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan,
proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dengan
proses dikenakan pada data tersebut.
DFD digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap
abstraksi. DFD dapat dipartisi ke dalam tingkat-tingkat yang mempresentasikan aliran
informasi yang bertambah. DFD memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional
8
dan pemodelan aliran informasi. Rancangan DFD level 0 untuk sistem informasi penjualan
tiket pesawat dapat dilihat sebagai berikut:
3.1.1.1 Diagram Konteks Sistem Level 0
Gambar 3.1 Diagram Konteks (DFD Level 0)
Keterangan:
- Entitas Pelanggan memberikan input berupa data daftar pelanggan, pemesanan tiket,
serta pembayaran tiket.
9
- Entitas Admin memberikan input berupa data pelanggan, data maskapai, data
pesawat, data keberangkatan, dan login admin.
- Entitas Manager memberikan input berupa data login manager dan laporan.
- Sistem akan memproses data-data yang telah dimasukkan oleh entitas-entitas tersebut.
- Entitas Pelanggan memperoleh output berupa informasi keberangkatan, informasi
transaksi, informasi tiket, dan kode pemesanan.
- Entitas Admin memperoleh output berupa hak akses setup data dan hak akses
transaksi.
- Entitas Admin memperoleh output berupa hak akses laporan dan data laporan.
3.1.1.2 DFD Level 1
DFD level 1 merupakan turunan dari DFD level 0 yang menggambarkan aliran data dan
detail proses-proses yang diintegrasikan ke dalam sistem. DFD level 1 adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.2 DFD level 1
3.1.1.3 DFD Level 2
3.1.1.3.1 DFD Level 2 Info Pesawat
10
Gambar 3.3 DFD level 2 Info Pesawat
3.1.1.3.2 DFD Level 2 Transaksi
Gambar 3.4 DFD level 2 Transaksi
3.1.1.3.3 DFD Level 2 Olah Data
11
Gambar 3.4 DFD level 2 Olah Data
3.1.1.3.4 DFD Level 2 Laporan
Gambar 3.5 DFD level 2 Laporan
12
3.1.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Perancangan ERD dimaksudkan untuk menentukan komponen-komponen himpunan
suatu entitas dan himpunan relasi yang menggambarkan fakta yang digunakan sebagai
kebutuhan pembuatan sistem. Entitas yang terlibat dalam sistem informasi penjualan tiket
pesawat antara lain: pelanggan, pemesanan, pembayaran, pesawat, detail pesawat,
maskapai, tiket, detail tiket. Gambar ERD dapat dilihat dibawah ini:
13
Gambar 3.5 Entity Relationship Diagram
14
3.1.3 Use Case
3.1.3.1 Use Case Diagram
Gambar 3.5 Use Case
15
3.1.3.2 Analisis Use Case
Nama Use Case : Mendaftar
Actor : Pelanggan
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan
seorang pelanggan untuk mendaftarkan data diri sebelum melakukan
pemesanan tiket.
Actor Sistem
1. Pelanggan membuka website
2. Tampilan home website
3. Pelanggan memilih menu
pendaftaran
4. Sistem menampilkan form
pendaftaran
5. Pelanggan memasukkan data-
data diri yang diperlukan
6. Memproses dan menyimpan
data pelanggan
Tabel 3.1 Analisis Use Case Mendaftar
Nama Use Case : Memesan tiket
Actor : Pelanggan
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan
seorang pelanggan untuk melakukan pemesanan tiket sesudah melakukan
pendaftaran.
Actor Sistem
1. Pelanggan membuka website
2. Tampilan home website
3. Pelanggan memilih menu
pemesanan tiket
4. Sistem menampilkan
informasi mengenai
16
pemesanan tiket
5. Pelanggan memasukkan data-
data diri yang diperlukan
seperti memilih kota
keberangkatan, kota tujuan,
dan waktu keberangkatan
6. Mengecek ketersediaan
penerbangan dan valid
tidaknya data masukan
7. Jika tersedia dan data valid,
maka sistem akan memproses
dan menyimpan data yang
dimasukkan
Tabel 3.2 Analisis Use Case Memesan Tiket
Nama Use Case : Membayar
Actor : Pelanggan
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan
seorang pelanggan untuk melakukan pembayaran tiket sesudah melakukan
pemesanan tiket.
Actor Sistem
1. Pelanggan membuka website
2. Tampilan home website
3. Pelanggan memilih menu
pembayaran
4. Sistem menampilkan form
pendaftaran
5. Pelanggan memasukkan data-
data yang diperlukan yaitu
kode pemesanan kemudian
melakukan pembayaran
6. Mengecek valid tidaknya data
kode pemesanan yang
17
masukan
7. Jika valid, maka sistem akan
memproses dan menyimpan
data pembayaran
Tabel 3.3 Analisis Use Case Membayar
Nama Use Case : Mengelola data keberangkatan
Actor : Admin
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan untuk mendaftarkan
data keberangkatan yang baru maupun mengubah data keberangkatan yang
sudah ada.
Actor Sistem
1. Memasukkan data
keberangkatan seperti jam
keberangkatan, tanggal
keberangkatan
2. Menekan tombol “Simpan”
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan
4. Jika data valid, maka sistem
akan memproses dan
menyimpan data
keberangkatan
Tabel 3.4 Analisis Use Case Mengelola Data Keberangkatan
Nama Use Case : Mengelola data maskapai
Actor : Admin
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan untuk mendaftarkan
data maskapai yang baru maupun mengubah data maskapai yang sudah ada.
Actor Sistem
1. Memasukkan data maskapai
seperti kota tujuan
18
penerbangan
2. Menekan tombol “Simpan”
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan
4. Jika data valid, maka sistem
akan memproses dan
menyimpan data maskapai
Tabel 3.5 Analisis Use Case Mengelola Data Maskapai
Nama Use Case : Mengelola data pesawat
Actor : Admin
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan untuk mendaftarkan
data pesawat yang baru maupun mengubah data pesawat yang sudah ada.
Actor Sistem
1. Memasukkan data pesawat
seperti tipe pesawat, kapasitas
kursi, keterangan
2. Menekan tombol “Simpan”
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan
4. Jika data valid, maka sistem
akan memproses dan
menyimpan data pesawat
Tabel 3.6 Analisis Use Case Mengelola Data Pesawat
Nama Use Case : Mengelola data pelanggan
Actor : Admin
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan untuk mendaftarkan
data pelanggan yang baru maupun mengubah data pelanggan yang sudah ada.
Actor Sistem
19
1. Memasukkan data pelanggan
yang sudah terdaftar
2. Menekan tombol “Simpan”
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan
4. Jika data valid, maka sistem
akan memproses dan
menyimpan data pelanggan
Tabel 3.7 Analisis Use Case Mengelola Data Pelanggan
Nama Use Case : Mengelola data transaksi
Actor : Admin
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan untuk mendaftarkan
data transaksi yang baru maupun mengubah data transaksi yang sudah ada.
Actor Sistem
1. Memasukkan data transaksi
seperti data pemesan, kode
pemesanan, kode pesawat, tgl
pesan, tgl bayar, dll
2. Menekan tombol “Simpan”
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan
4. Jika data valid, maka sistem
akan memproses dan
menyimpan data transaksi
Tabel 3.8 Analisis Use Case Mengelola Data Pesawat
Nama Use Case : Mencetak Laporan
Actor : Manager
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan
seorang manager untuk melakukan pencetakan data-data yang berada di dalam
database sistem.
20
Actor Sistem
1. Memasukkan laporan yang
ingin di cetak beserta dengan
kriteria pencetakannya
2. Menekan tombol “Cetak”
3. Melakukan sorting data sesuai
dengan kriteria yang
diinputkan
4. Menampilkan preview cetakan
5. Menekan tombol cetak
6. Mencetak laporan
Tabel 3.9 Analisis Use Case Mencetak Laporan
3.1.4 Class Diagram
21
Gambar 3.6 Class Diagram
22
3.1.5 Activity Diagram
3.1.5.1 Activity Diagram Login
Gambar 3.7 Activity Diagram Login
23
3.1.5.2 Activity Diagram Pemesanan
Gambar 3.8 Activity Diagram Pemesanan
24
3.1.5.2 Activity Diagram Pembayaran
Gambar 3.9 Activity Diagram Pembayaran
25
3.1.6 Sequence Diagram
3.1.6.1 Sequence Diagram Pemesanan
Gambar 3.10 Sequence Diagram Pemesanan
26
3.1.6.1 Sequence Diagram Pembayaran
Gambar 3.11 Sequence Diagram Pembayaran
ASDFSFSDGAEG
27
BAB I
Latar Belakang
1.1 Identifikasi Peluang Bisnis
Berawal dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar namun dengan
segenggam pengetahuan di kewirausahaan, penulis menyusun business plan (rencana usaha)
pengembangan usaha peternakan atau penangkarang burung kenari. Pengembangan usaha ini
dipilih atas beberapa aspek diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan
potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, keuntungan yang menjanjikan dan biaya
investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga
investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha dan modal untuk usaha
ini ditargetkan dari penulis sendiri. Selain itu penulis juga memiliki hobi memelihara burung
berkicau sehingga pengalamn yang didapat bias membantu pengembangan usaha ini.
Perkembangan usaha tersebut tentunya tidak hanya didorong oleh peluang pasar daerah
yang di targetkan yang masih terbuka luas tetapi juga masih tingginya jumlah pecinta dan
penggemar burung berkicau terutama burung kenari. Burung imut bersuara merdu ini
memang popularitasnya tidak pernah turun bahkan cenderung semakin naik di kancah
penghobi burung berkicau.
1.2 Penjelasan Produk
Sesuai dengan judul rencana usahanya, produk yang dimiliki atau dijual adalah
burung kenari. Produk yang dijual terdiri dari indukan dan anakan. Indukan yang siap jual
berusia sekitar 6 bulan untuk burung betina, sedangkan burung jantan 8 bulan. Bagi anakan,
biasanya butuh waktu 2 sampai 3 bulan. Penulis juga berniat menjual burung kenari yang
sudah jadi dalam arti lain yaitu sudah berkicau. Selain itu, penulis juga berencana menjual
properti yang mendukung pemeliharaan burung kenari, berupa kandang ternak, tempat makan
atau wadah makan, tempat mandi burung, juga pakan burung.
1.3 Latar Belakang Bisnis
Penulis berencana membuat penangkaran burung kenari karena melihat trend dan
peluang bisnis yang masih tetap eksis bahkan cenderung terbilang profitable. Pengalaman
1
yang diperoleh penulis dalam memelihara burung kenari sebelumnya juga membantu
kedepannya dalam mengembangkan usaha penangkaran burung kenari ini, sehingga penulis
sudah mendapatkan ilmu dasar dalam memelihara burung kenari. Penulis juga didukung oleh
keluarga terutama ayah dan paman penulis karena sama-sama penghobi dan penggemar
burung berkicau serta sudah pernah melakukan ternak burung kenari walaupun tidak
dikembangkan karena kesibukan masing-masing.
1.4 Tujuan
Tujuan utama penulis berencana membangun dan mengembangkan usaha ternak
burung kenari adalah mendapatkan keuntungan. Namun selain itu penulis juga berharap agar
popularitas burung kenari ini tetap ada dengan adanya peternak yang berkualitas.
1.5 Potensi Bisnis
Usaha penangkaran burung kenari ini memliki peluang bisnis yang cukup
menjanjikan. Karena sesuai dengan alasan-alasan yang ditulis tadi yaitu tentang
popularitasnya yang tetap eksis serta luasnya dan banyaknya pasar dan penggemar burung
kenari. Usaha ini memang menjadi bisnis yang cukup prospek untuk ditekuni karena cara
ternaknya yang bias dibilang cukup mudah.
Bab II
Studi Kelayakan
2.1 Lokasi
Penangkaran dan peternakan burung kenari ini direncanaka dilakukan dan bertempat
di kediaman penulis. Mengingat lahan yang dipunyai cukup luas untuk ditempati dan
strategis. Di samping rumah penulis juga terdapat beberapa tetangga yang mempunyai hobi
memelihara burung berkicau sehingga dapat membantu dalam proses pengembangan (bahasa
umumnya di dunia burung berkicau adalah pada saat membuat burung jadi atau burung pintar
berkicau). Bagi pembeli yang berminat nantinya bisa datang langsung ke penangkaran untuk
mempermudah proses transaksi.
2
2.2 Sarana dan Prasarana
Penulis menggunakan kediaman penulis sebagai tempat penangkaran dan tempat
transaksi. Dalam melakukan promosi, penulis berencana menggunakan media elektronik
misalnya dengan memanfaatkan internet, facebook, twitter, blog, toko online. Selain itu
dapat menggunakan media cetak seperti brosur, pamflet dan, majalah burung. Penulis juga
menggunakan sms, telepon, chatting, email, atau bertemu langsung dalam melakukan
komunikasi dan transaksi.
2.3 Sumber Daya Manusia
Untuk usaha awal, penulis berencana mengajak ayah dan paman penulis untuk ikut
membantu dan mengembangkan usaha. Dengan pengalaman yang didapatkan ayah dan
paman penulis dalam melakukan ternak burung kenari sebelumnya, dapat sangat membantu
dan memotivasi penulis dalam mengembangkan dan menjalankan usaha. Mengingat usaha
nantinya baru berjalan awal, 3 sampai 4 orang sudah cukup membantu menjalankan usaha
ini.
BAB III
Businesss Plan
3.1 Rencana Manajemen
1. Strategi Pemasaran
Mengingat telah banyak usaha ternak burung kenari di wilayah Yogyakarta maka
secara langsung penulis memiliki saingan dalam menjalankan usahanya nanti.
Maka dari itu diperlukan strategi dalam melakukan pemasaran sehingga dapat tetap
bertahan dalam saingan yang cukup ketat, yaitu sebagai berikut:
a. Pengembangan Kualitas Produk
Dengan mengembangkan kualitas burung yang diternakan, diharapkan dapat
mengungguli kualitas burung ternakan penangkar lain.
b. Pengembangan Wilayah Pemasaran
3
Wilayah pemasaran yang dilakukan juga mempengaruhi bisnis. Maka dari itu
penulis berencana mengembangkan wilayah pemasarannya dengan melakukan
promosi-promosi di berbagai tempat.
c. Promosi
Dalam melakukan promosi, penulis berencana menggunakan jaringan
penggemar dan penghobi burung berkicau yang dimiliki penulis dan ayah serta
paman penulis. Mengingat kami memiliki teman-teman sesama penggemar
burung berkicau sehingga dapat melakukan promosi dari mulut ke mulut.
Selain itu kegiatan promosi juga dilakukan dengan menggunakan iklan di
media cetak maupun elektronik.
2. Strategi Produksi
3. Strategi Penetapan Harga
3.2 Proses Produksi
Mengingat usaha yang dijalankan berupa penangkaran dan peternakan burung,
maka dalam proses produksi dilakukan secara terus menerus atau setiap hari. Hal ini
disebabkan karena adanya proses-proses yang wajib dilakukan misalnya memberi pakan
burung, membersihkan kandang burung, memandikan burung, sehingga tidak mungkin
dilakukan asal-asalan. Walaupun beternak burung kenari tergolong hal yang mudah, namun
diperlukan ketelatenan dan kedisiplinan melakukannya.
Ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan di dalam menjalankan usaha
penangkaran kenari. Meski terbilang cukup mudah, namun semuanya perlu dipersiapkan
matang-matang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah seperti berikut:
a. Usia Induk Burung Kenari
Dalam usaha penangkaran kenari , pilihlah indukan yang masih berada dalam masa
produktif. Jangan terlalu tua dan jangan terlalu muda. Biasanya burung kenari siap
ternak berusia 6 bulan untuk betina dan 8 bulan untuk kenari Jantan.
b. Sistem Perkandangan Usaha Penangkaran Kenari
4
Posisi kandang sangat mempengaruhi keberhasilan usaha penangkaran kenari.
Penempatan yang terbaik adalah sangkar atau kandang ternak menempel ke dinding
disamping kiri dan kanan sangkar ditutup. Sangkar ternak di tempatkan di daerah
yang bebas dari gangguan serangga , tikus, cicak dan lainnya.
c. Menjodohkan Burung Kenari
Sebelum melaksanakan penjodohan burung kenari, tentunya anda harus paham
terlebih dulu dengan jenis kelamin burung kenari. Bagi pemula memang akan sedikit
sulit, namun jika sudah terbiasa akan lebih mudah. Karena itu jika akan menjalankan
usaha penangkaran burung kenari ini, memahami perbedaan antara kenari jantan dan
betina perlu dipelajari terlebih dahulu.
3.3 Analisis 5 W 1 H
a) What?
Produk yang dijual dan dikembangkan adalah burung kenari, yaitu terdiri dari
indukan, anakan, dan burung jadi. Selain itu juga berencana menjual property
pemeliharaan burung kenari.
b) Who?
Dalam menjalankan usaha ini, yang melakukannya adalah penulis, ayah penulis, dan
paman penulis. Jadi diperlukan sekitar 3 sampai 4 orang.
c) Where?
Tempat penangkaran dan peternakan burung kenari ini dilakukan di kediaman
penulis.
d) When?
Usaha ini direncanakan dilakukan sekitar pada awal bulan Mei dikarenakan karena
kesibukan masing-masing.
e) Why?
Dilakukannya usaha ini karena mengingat peluang yang ada, hobi penulis yang juga
sesuai dengan usaha yaitu memelihara, juga karena pengalaman yang dimiliki penulis.
5
BUSINESS PLAN
USAHA PENANGKARAN DAN PETERNAKAN
BURUNG KENARI
KEWIRAUSAHAAN
FLAVIA DOMITILLA NOFA B
10.11.3885
S1-TI-05
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2013
A