5
SKRIPSI
ANALISA RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA
PERENCANAAN DASAR PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI
CLUSTER GRAND ARMONIA JAGAWANA-SUKATANI
Disusun Oleh:
Putri Ayu Pratiwi
NIM : 331310032
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
BEKASI
2018
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Putri Ayu Pratiwi
Nim : 331310032
Program Studi : Teknik Lingkungan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-
eksklusif royalty free right) atas karya ilmiah saya ini yang berjudul:
ANALISA RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA
PERENCANAAN DASAR PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
DI CLUSTER GRAND ARMONIA JAGAWANA – SUKATANI
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebgai pemilik hak cipta.
Demikian Pernyataan ini dibuat saya dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bekasi
Pada Tanggal : 17 November 2018
Yang menyatakan,
(Putri Ayu Pratiwi)
v
ANALISA RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA
PERENCANAAN DASAR PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
DI CLUSTER GRAND ARMONIA JAGAWANA-SUKATANI
Putri Ayu Pratiwi Mahasiswa; Program Studi Teknik Lingkungan; Sekolah Tinggi Teknologi Pelita
Bangsa, Bekasi
ABSTRAK Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk
seringkali menimbulkan masalah-masalah baru dalam menata perumahan
terutama yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, salah satunya
adalah pengelolaan persampahan. Hal ini menjadi permasalahan di Cluster Grand
Armonia, dimana permintaan sarana pengelolaan persampahan sangat tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran timbulan sampah dan
luas TPA serta berapa iuran sampah yang harus dibayar. Data yang digunakan
dalam pengelolaan persampahan adalah data jumlah penduduk untuk menghitung
timbulan sampah di perumahan tersebut. Diperoleh hasil bahwa pengelolaan
sampah menggunakan metode langsung. Besaran timbulan sampah yang
dhasilkan di Cluster Grand Armonia adalah sebesar 0,2975m3/hari. Luas TPA
yang dibutuhkan seluas 35,923 m2, dan diprediksi akan meningkat menjadi
431,076 m2 untuk 10 tahun kedepan. Biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap
KK adalah Rp 22.000,00 dan akan digunakan untuk biaya operasional dan
pemeliharaan.
Sebaiknya dilakukan pengelolaan sampah dengan memisahkan antara sampah
organik dan non organik.
Kata kunci: Persampahan, Perumahan, TimbulanSampah, Pewadahan, Biaya
vi
ABSTRACT
The Increasing of economic and population growth frequently creates new
problems in housing management, especially with relating to the provision of
facilities and infrastructure, one of them is the management of solid waste. This is
a problem in Gran Armonia residential, where demand for waste management
facilities is very high. The purpose of this research is to know the amount of waste
generation and the area of the landfill and how much of the waste dues to be paid.
Data used in waste management is data of total population to calculate the
midden in the residential. The results indicate that the waste management using
direct method. The amount of waste generated in the Grand Armonia Residential
amounted to 0,2975 m3/day. Landfiil require area of 35,923m
2, and predicted to
increase to 431,076 m2 for 10 years. The cost that must be incurred by any head
of household is Rp 14.000 and will be used for operating cost and maintenance.
Keywords: Garbage, Residential, Amount of waste, Requirements, Cost
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya
dengan limpahan rahmatnya dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Perencanaan Pengelolaan Persampahan di Cluster Grand
Armonia Jagawan-Sukatani”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.
Dalam proses penyusunan dan penyelesain skripsi ini, tentunya tidak
lepasdari bantuan berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Suprianto, M. P. selaku ketua STT Pelita Bangsa.
2. Bapak Dodit Ardiatma, S.T., M.sc. Selaku Ketua Program Studi Teknik
Lingkungan STT Pelita Bangsa.
3. Ibu Tyas Ismi Trialfhiaty, S.pi., M.sc. dan Ibu Nisa Nurhidayanti, S.Pd.,
M.T. Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Zulkifli dan Ibu Wismaniar, selaku orang tua penulis yang selalu
memberikan doa dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Wahyudi, S.E yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Reza Erviyani, Retno Riristyaningrum, S.E, Ai Suryati, Leonard Pollatu,
Amd, Ryan kevin simanjuntak, Amd. Yang selalu memberikan doa dan
dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Rekan-rekan Teknik Lingkungan 2013, serta semua pihak yang telah
membantu
8. Developer Team serta masyarakat Cluster Grand Armonia yang telah
membantu dalam pengambilan data.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan tulus dan sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan
ini selesai.
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............. iv
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah .......................................... 2
1.2.1. Identifikasi Masalah .......................................................................... 2
1.2.2. Batasan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Perumusan Masalah .............................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.5.1. Bagi peneliti ....................................................................................... 3
1.5.2. Bagi program studi teknik lingkungan .............................................. 4
1.5.3. Bagi warga cluster Grand Armonia.................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
2.1. Penelitian terdahulu .............................................................................. 5
2.2. Jenis-jenis Sampah ............................................................................... 7
2.3. Karakteristik dan Komposisi Sampah .................................................. 8
2.4. Sumber Timbulan Sampah ................................................................... 11
2.5. Dampak Timbulan Sampah .................................................................. 13
2.6. Sistem Pengelolaan Sampah ................................................................. 14
2.6.1. Teknik Operasional Pengolahan Sampah .......................................... 17
2.6.2. Aspek Kelembagaan dan Organisasi ................................................. 28
2.6.3. Aspek Pembiayaan Pengelolaan Sampah .......................................... 29
ix
2.6.4. Aspek Hukum dan Peraturan ............................................................. 29
2.6.5. Aspek Peran Serta Masyarakat .......................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 32
3.1. Objek dan Waktu Penelitian ................................................................. 32
3.2. Tipe Penelitian ...................................................................................... 32
3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 32
3.3.1. Data Primer ........................................................................................ 32
3.3.2. Data Sekunder .................................................................................... 33
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33
3.4.1. Wawancara ........................................................................................ 33
3.4.2. Observasi ........................................................................................... 33
3.4.3. Dokumentasi ...................................................................................... 34
3.5. Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 34
3.6. Variabel Penelitian ............................................................................... 35
3.7. Tahapan Penelitian ............................................................................... 35
3.7.1. Tahapan Persiapan ............................................................................. 35
3.7.2. Tahapan Pelaksanaan ......................................................................... 35
3.7.3. Tahapan Penyelesaian ....................................................................... 36
3.8. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36
3.8.1. Perhitungan Besaran Timbulan Sampah ........................................... 38
3.8.2. Analisis Kondisi ................................................................................ 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 40
4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 40
4.2. Deskripsi Cluter Grand Armonia .......................................................... 40
4.2.1. Kondisi Geografis Cluster Grand Armonia ....................................... 40
4.2.2. Jumlah Penduduk Cluster Grand Armonia ........................................ 41
4.2.3. Pendapatan Penduduk Cluster Grand Armonia ................................. 41
4.3. Perhitungan ........................................................................................... 42
4.3.1. Timbulan Sampah .............................................................................. 43
4.3.2. Kebutuhan Pewadahan ...................................................................... 44
4.3.3. Pengangkutan Sampah ....................................................................... 45
x
4.3.4. Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) ...................................... 46
4.3.5. Pembiayaan ........................................................................................ 47
4.4. Pembahasan .......................................................................................... 54
4.4.1. Pewadahan ......................................................................................... 54
4.4.2. Pengangkutan .................................................................................... 54
4.4.3. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) .................................................... 55
4.4.4. Pembiayaan ........................................................................................ 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 57
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 57
5.2. Saran ..................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 58
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Sampah ............................................................. 10
Tabel 2.2 Sumber Timbulan Sampah ................................................. 13
Tabel 2.3 Besaran Timbulan Sampah .................................................. 19
Tabel 2.4 Pola dan karakteristik pewadahan ....................................... 21
Tabel 2.5 Jenis kontainer sampah ........................................................ 22
Tabel 4.1 Jumlah Rumah Berpenghuni Cluster Grand Armonia.......... 42
Tabel 4.2 Besar Timbulan Sampah per Rumah ................................... 43
Tabel 4.3 Total Timbulan Sampah ...................................................... 44
Tabel 4.4 Kebutuhan Pewadahan ........................................................ 44
Tabel 4.5 Kebutuhan Pembiayaan ....................................................... 47
Tabel 4.6 Perhitungan Investasi ........................................................... 48
Tabel 4.7 Biaya Administrasi .............................................................. 49
Tabel 4.8 Biaya Pengangkutan ............................................................ 50
Tabel 4.9 Biaya Pengumpulan.............................................................. 52
Tabel 4.10 Rekapitulasi Biaya per KK .................................................. 53
Tabel 4.11 Kajian Penelitian sebelumnya ............................................. 54
Tabel 4.12 Analisa Swot Penelitian ....................................................... 54
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Keterkaitan Komponen Pengelolaan Sampah Kota ............. 16
Gambar 2.2 Skema Teknik Operasional Penngelolaan Sampah ............. 17
Gambar 3.1 Diagram Alir Analisa Pengelolaan Sampah ........................ 37
Gambar 4.1 Site Plan Cluster Grand Armonia......................................... 42
Gambar 4.2 Rute mobil pengangkutan sampah ....................................... 45
Gambar 4.3 Mobil Pick Up Kapasitas 1m3 .............................................. 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu faktor pertumbuhan/perkembangan kota adalah
pertambahan jumlah penduduk. Akibat dari bertambah nya penduduk maka
bertambah pula tingkat konsumsi dan aktivitas penduduk, sehingga
bertambah pula buangan /limbah yang dihasilkan. Limbah yang ditimbulkan
dari aktivitas dan konsumsi masyarakat dikenal sebagai sampah domestik,
dan telah menjadikan permasalahan lingkungan yang harus ditangani oleh
pemerintah dan masyarakat itu sendiri.
Sampah masih merupakan permasalahan yang cukup serius di
negara kita. Pelayanan dilakukan sekarang ini masih relatif terbatas. Sampah
daerah perkotaan baru 60 persen terkelola, dan sebanyak 20 persen sampah
terbuang ke sungai menyumbang sekitar 60-70% pencemaran sungai, oleh
karena itu pelaksanaan pengelolahan harus melibatkan masyarakat, selain
sebagai penghasil utama sampah yang tidak tertangani dengan baik (Status
Lingkungan Hidup Indonesia, 2002)
Bila timbunan sampah ini tidak dikelola dengan baik, maka
masalah sampah dapat membawa dampak bagi pencemaran lingkungan,
berupa bau busuk yang mengganggu warga yang berada di dekat
pembuangan sampah, mempercepat atau menjadi sumber penularan
penyakit, tersumbat nya saluran Drainase dan aliran sungai. Tidak seimbang
nya sarana persampahan serta pengelolaan yang baik menjadikan tingkat
layanan tidak optimal (Damanhuri, 2010).
Pengelolaan sampah yang umum nya dilakukan saat ini adalah
menggunakan sistem open dumping (penimbunan secara terbuka) serta tidak
memenuhi standar yang memadai. Keterbatasan lahan tempat pembuangan
2
akhir (TPA) sampah di kota besar dan metropolitan juga berpotensi
menimbulan persoalan baru. Daerah pinggiran kota masih dianggap sebagai
tempat paling mudah untuk membuang sampah. Sehingga daerah tersebut
kehilangan peluang untuk memberdayakan sampah, memanfaatkan nya
serta meningkatkan kualitas lingkungannya. Apalagi hal ini tidak tertangani
dan dikelola dengan baik, peningkatan sampah yang terjadi tiap tahun itu
bisa memperpendek umur TPA dan membawa dampak pada pencenaran
lingkungan, baik air, tanah, maupun udara. Di samping itu, sampah
berpotensi menurunkan kualitas sumber daya alam, menyebabkan banjir dan
konflik sosial, serta menimbulkan berbagai macam penyakit. (Yohanes,
2007)
Kondisi persampahan di Cluster Grand Armonia dapat dikatakan
memprihatinkan, karena dari pengamatan yang telah dilakukan, masih
banyak timbulan sampah yang berada di bahu jalan atau di lahan kosong
tanpa wadah. Kondidi tersebut dapat menyebabkan lingkungan di sekitar
nya menjadi tidak nyaman dan tidak sehat seperti menyebarkan bau yang
tidak sehat, sarang nyamuk, serta pemandangan yang tidak indah.
1.2. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang
terjadi di cluster Grand Armonia
1. Masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah di
sembarang tampat.
2. Tidak adanya petugas pengelolaan sampah di cluster Gran
Armonia sehingga mengakibatkan penumpukan sampah.
1.2.2. Batasan Masalah
Penulisan skripsi ini di batasi oleh beberapa hal, yaitu sebagai
berikut:
3
1. Penelitian dilakukan di Cluster Grand Armonia Jagawana
Kecamatan Sukatani-Bekasi.
2. Penelitian ini tidak membahas perencanaan bangunan TPA.
3. Penelitian ini tidak membahas pemilihan dan pengelolaan sampah.
1.3. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pengelolaan sampah Cluster Grand Armonia?
2. Berapa timbulan sampah Cluster Grand Armonia dalam kurun
waktu satu hari?
3. Berapa luas TPA yang dibutuhkan untuk menampung sampah
Cluster Grand Armonia dalam kurun waktu 10 Tahun?
4. Berapa iuran sampah yang harus dikeluarkan oleh setiap KK pada
Cluster Grand Armonia?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari skripsi berikut adalah:
1. Untuk menghitung kondisi pengelolaan sampah Cluster Grand
Armonia.
2. Untuk menghitung timbulan sampah di Cluster Grand Armonia
setiap hari.
3. Untuk menghitung luas TPA untuk menampung sampah Cluster
Grand Armonia dalam kurun waktu 10 tahun.
4. Untuk menghitung biaya iuaran sampah per KK pada Cluster
Grand Armonia.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Peneliti
Meningkatan pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu sistem
pengelolaan persampahan.
1.5.2. Bagi program studi teknik lingkungan
Menambah bahan ajar sekaligus refrensi untuk penelitian lebih
Lanjut mengenai sistem pengelolaan persampahan.
4
1.5.3. Bagi warga Cluster Grand Armonia
Dengan beroperasinya pengelolaan yang baik dan benar dapat
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di Cluster Grand
Armonia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dapat dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, pada umum nya berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia, termasuk kegiatan industri (Azwar, 2012).
Sementara Hadiwiyoto (2010) menyatakan bahwa sampah adalah sisa-sisa bahan
yang mengalami perlakuan, baik karna telah diambil bagian utama nya atau
karena pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat, sedangkan bila ditinjau dari segi
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau kelestariannya.
Studi/penelitiantentang persampahan telah banyak dilakukan orang dengan
fokus kajian pada pengelolaan persampahan, analisis keragaan ekonomi,
kelembagaan pengelolaan sampah, pencemaran yang diakibatkan sampah, dan
lain-lain. Dari hasil penelusuran literatur yang ada terdapat beberapa penelitian
mengenai pengelolaan persampahanyang pernah dilakukan, diantaranya yaitu:
1. Penelitian oleh Suwarto, 2006. Mengenai model partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah (Studi kasus: Kawasan perumahan Tlogosari,
Semarang). Tugas akhir Program Studi Magister Teknik Pengembangan Wilayah
Kota, Universitas Dipenegoro Semarang.
2. Penelitian oleh Meigi M. Maulana, 2001. Mengenai pengelolaan sampah
kawasan Bumi Serpong Damai, Tanggerang, Jakarta. Tugas Akhir Fakultas
Teknik Sipil Universitas Katolik Parahiyangan, Bandung.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari dan menemukenali bentuk
pengelolaan persampahan berkelanjutan berdasarkan peran serta masyarakat
Cluster Grand Armonia. Bentuk tersebut akan ditemukan melalui analisa dan
kajian terhadap preferensi masyarakat dan pengembangan potensi yang ada.
6
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, sampah sebenarnya hanya sebagian
dari benda hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,
atau harus dibuang, yang umum nya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human
waste tidak termasuk didalamnya) (Saputro, 2014).
Menurut UU Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
mendefinisikan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Kuantitas dan kualitas sampah sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan
dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah
antara lain (Rizal, 2014):
a. Jumlah penduduk.
Bahwa dengan semakin banyak penduduk, maka akan semakin banyak pula
sampah yang dihasilkan oleh penduduk.
b. Keadaan sosial ekonomi.
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah
per kapita sampah yang dibuang tiap hari nya. Kualitas sampahnya pun
semakin banyak yang bersifat non organikatau tidak dapat membusuk.
Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia,
peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan
persampahan.
c. Kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena
pemakaian bahan baku yang semakin beragam cara.
7
2.2. Jenis-jenis sampah
Menurut Spilsbury (2010) terdapat dua jenis limbah yang utama, yaitu:
biodegradable dan non biodegradable. Limbah yang terbuat dari bahan dari
material alamiah, seperti limbah makanan, adalah biodegradble. Artinya
bahwa jenis tersebut dapat hancur oleh hujan dan hewan, misalnya cacing.
Selain itu bahan biodegradeble dapat dicerna oleh bakteri dan jamur misalnya,
hingga berubah bentuk menjadi tanah. Kebanyakan limbah yang orang
hasilkan saat ini adalah non biodegradeble. Benda tersebut terbuat dari
material sintetik yang memakan waktu lebih lama untuk membusuk.
Sampah dapat dibedakan atas sifat-sifat biologis dan kimianya sehingga
mempermudah pengelolanyasebagai berikut (Suarna, 2008):
1. Sampah yang mudah membusuk (garbage), menghendaki pengelolaan
yang cepat. Gas-gas yang dihasilkan dari pembusukan sampah berupa gas
metana dan H2S yang bersifat racun bagi tubuh.
2. Sampah yang tidak dapat membusuk (refuse), terdiri dari sampah plastik,
logam, gelas, karet, dan lain-lain.
3. Sampah yang berupa debu/abu sisa hasil pembakaran bahan bakar atau
sampah.
4. Sampah yang dihasilkan berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3
adalah sampah yang karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya, atau
karena sifat kimia, fisik dan mikrobiologinya dapat meningkatan
mortalitas dan morbiditas secara bermakna atau menyebabkan penyakit
irreversibell (tidak berbalik) atau sakit berat yang pulih atau reversibell
(berbalik) atau berpotensi menimbulkan bahaya sekarang maupun dimasa
yang akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah,
dismpan atau dibuang dengan baik.
8
Sedangkan menurut jenisnya sampah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
(Noelaka, 2008):
1. Sampah Organik,
Sampah organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai
dan dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dib
Pakai, dikelola, dan dimanfaatkan dengan prosedur yang benar. Sampah
ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah organik
merupakan sampah yang mudah membusuk seperti, sisa daging, sisa
sayuran, daun-daun, sampah kebun dan lainnya.
2. Sampah Non-organik
Sampah Non-organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
non-hayati, baik berupa sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang. Sampah ini merupakan sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti : kertas, plastik, logam, karet, abu gelas, bahan
bangunan bekas dan lainnya.
3. Sampah B3 ( Bahan berbahaya beracun)
Pada sampah berbahaya atau bahan beracun (B3), sampah ini terjadi dari
zat kimia organi dan nonorganik serta logam-logam berat, yang umunya
berasal dari buangan industri. Pengelolaan sampah B3 tidak dapat
dicampurkan dengan sampah organik dan non organik. Biasanya ada
badan khusus yang dibentuk untuk mengelola sampah B3 sesuai peraturan
berlaku.
2.3. Karakteristik dan komposisi sampah
Pada umumnya negara-negara berkembang mamiliki karakteristik
sampah dengan komposisi organik yang lebih tinggi dibanding negara
dengan tingkat perekonomian yang lebih maju (Darmasetiawan, 2014).
Karakteristik sampah perlu untuk diketahui karena penting dalam rencana
subsistem teknis operasional pengelolaan persampahan. Yang dimaksud
dengan karakteristik sampah dalam hal ini adalah komposisi fisik dan
kimia sampah, kepadatan sampah, kadar air sampah dan distribusi ukuran
9
partikel sampah, penjelasan komposisi sampah sebagai berikut
(Damanhuri, 2010):
a. Komposisi Fisik Sampah: Informasi dan data tentang komposisi fisik dari
sampah penting dalam menganalisa.
b. Komposisi Kimia Sampah: Informasi dan data tentang komposisi kimia
sampah penting dalam evaluasi pemilihan alternatif pengolahan dan
pemanfaatan sampah.
c. Kepadatan Sampah: Kepadatan (densitas) sampah menyatakan berat
sampah per satuan volume. Data kepadatan sampah penting dalam
beberapa hal seperti pemilihan berat jenis peralatan pengumpulan dan
peralatan pemindahan. Disamping juga penting untuk perancanaan system
pembuangan akhir, karena rendahnya kepadatan (densitas) sampah
menyebabkan meningkat nya luas areal yang diperlukan untuk
pembuangan akhir dan penurunan permukaan tanah setelah penimbunan.
d. Kadar Air Sampah: Data kadar air sampah berguna dalam perencanaan
dan Desaign system pengolahan. Kadar air sampah biasanya dinyatakan
sebagai berat air per satuan berat basah atau berat kering dari material
sampah.
Pengelompokan yang sering dilakukan adalah berdasarkan komposisi
samapah misalnya, dinyatakan sebagai berat (biasanya berat basah) atau
volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain,
makanan, dan lain-lain (Damanhuri, 2010). Komposisi dan sifat-sifat sampah
menggambarkan keanekaragaman aktivitas manusia. Komposisi sampah dapat
dilihat pada tabel 2.1
10
Tabel 2.1 Komposisi Sampah
Kategori Sampah Berat Volume
(%)
Kertas dan bahan-bahan kertas 32,98 62,61
Kayu/produk dari kayu 0,38 0,15
Plastik, kulit, dan produk karet 6,84 9,06
Kain dan produk tekstil 6,36 5,1
Gelas 16,06 5,31
Logam 10,74 9,12
Bahan batu, pasir 0,26 0,07
Sampah organik 26,38 8,58
Sumber : Damanhuri, 2010
Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut
(saputro, 2014):
1. Frekuensi pengumpulan.
Semakin sering sampah dikumpulkan, semakin tinggi tumpukan sampah
terbentuk. Sampah kertas dan sampah kering lainnyaakan tetap bertambah,
tetapi sampah organik akan berkurang karena akan terkomposisi.
2. Musim.
Jenis sampah akakn ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang
berlangsung.
3. Kondisi Ekonomi.
Kondisi ekonomi yang berbeda akan menghasilkan sampah dengan
komponen yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu
masyarakat, produksi sampah kering seperti kertas, plastik, dan kaleng
cenderung tinggi, sedangkan sampah makanannya lebih rendah. Hal ini
11
disebabkan oleh pola hidup masyarakat ekonomi tinggi yang lebih praktis
dan bersih.
4. Cuaca.
Didaerah yang kandungan airnya cukup tinggi, kelembabab sampahnya
juga akan cukup tinggi.
5. Kemasan produk.
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi
komposisi sampah. Negara maju seperti Amerika banyak menggunakan
kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti indonesia
banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.
2.4. Sumber Timbulan Sampah
Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
a. Sampah dari permukiman, atau sampah rumah tangga
b. Sampah dari non-permukiman yang sejenis sampah rumah tangga, seperti
dari pasar, daerah komersial dsb.
Sampah dari kedua jenis sumber ini (a dan b) dikenal sebagai
sampah domestik. Sedang sampah non-domestik adalah sampah atau
limbah yang bukan jenis sampah rumah tangga, misalnya limbah dari
proses industri (Damanhuri, 2010).
Secara garis besar sumber timbulan sampah adalah (Yones, 2007):
1. Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan
makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain,
sampah kebun/halaman, dan lain-lain.
2. Sampah pertaniandan perkebunan. Sampah kegiatan pertanian tergolong
bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang
dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.
Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu
perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian
lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan dan menghambat pertumbuhan
gulma, namun plastik ini tidak bisa di daur ulang.
12
3. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang berasal
dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan
organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu,
triplek. Sampah anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin,
besi dan baja, kaca dan kaleng.
4. Sampah dari perdagangan dan perkantoran. Sampah yang berasal dari
daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar
swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, ketas dan bahan organik
termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari
lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari
kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner fotocopy, pita
printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita
mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan
limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus
memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.
5. Sampah dan industri. Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses
proses produksi (bahan-bahan kimia/serpihan potongan bahan), perlakuan
dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lapyang jenuh dengan
pelarut untuk pembersihan). Sampah industri beruba bahan kimia yang
seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.
Secara khusus, volume dan berat timbulan sampah dapat
diperkirakan berdasarkan komponen-komponen sumber sampah seperti
dapat dilihat pada tabel 2.2
13
Tabel 2.2 Sumber Timbulan Sampah Berdasarkan Komponennya.
No Komponen Sumber
Sampah
Satuan Volume (l) Berat
1. Rumah Permanen Per Orang/hari 2,25-2,50 0,350- 0,400
2. Rumah Semi Permanen Per Orang/hari 2,00- 2,25 0,30- 0,350
3. Rumah non-Permanen Per Orang/hari 1,75- 2,00 0,250- 0,300
4. Kantor Per Pegawai/hari 0,50- 0,75 0,025- 0,100
5. Toko/Ruko Per petugas/hari 2,50- 3,00 0,150- 0,350
6. Sekolah Per murid/hari 0,10- 0,15 0,010- 0,020
7. Jalan Arteri Sekunder Per meter/hari 0,10- 0,15 0,020- 0,100
8. Jalan Kolektor sekunder Per meter/hari 0,10- 0,15 0,010- 0,050
9. Jalan Lokal Per meter/hari 0,05- 0,10 0,005- 0,025
10. Pasar Per meter2/hari 0,20- 0,60 0,100- 0,300
11. Restoran/Rumah makan Per
pelanggan/hari
- 0,200- 0,800
Sumber : SNI S-04-1993-03
Perkiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di
masa mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan
pengkajian sistem pengelolaan persampahan. Perkiraan rerata timbulan
sampah akan merupakan langkah awal yang biasa dilakukan dalam
pengelolaan persampahan. Satuan timbulan sampah ini biasanya
dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan
dan sebagainya. Bagi kota-kota di negara berkembang, dalam hal
mengkaji besaran timbulan sampah, agaknya perlu diperhitungkan adanya
faktor pendaurulangan sampah mulai dari sumbernya sampai di TPA.
14
2.5 Dampak Timbulan Sampah
Sampah padat yang bertumpuk sulit diuraikan dalam waktu yang lama, hal
ini dapat mempengaruhi pencemaran tanah. Sampah dapat berpengaruh pada
kesehatan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung
sampah pada kesehatan disebabkan terjadinya kontak langsungdengan sampah
tersebut misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang
karsonegenik, teratogenik, dan lain-lain. Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan
masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah
(Rini 2016).
Dekomposisi sampah dapat terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara
fakulatif dan secara anaerobik apabila oksigen habis. Dekomposisi secara
anaerobik akan menghasilkan cairan yang disebut Leachate beserta gas. Leachate
atau lindi adalah cairan yang mengandung zat padat yang tersuspensi yang sangat
halus dan hasilpenguraian mikroba yang biasanya terdiri atas Ca, Mg, Na, K, Fe,
Cl-, SO4
2, PO4
3-, Zn, Ni, CO2, H2O, N2, NH3, H2S, asasm organik dan H2.
Berdasarkan kualitasnya sampah leachate atau lindi bisa pula didapat mikroba
patogen, logam berat dan zat lainnya yang berbahaya (Yones, 2007).
Beberapa dampak apabila sampah tidak dikelola dengan baik adalah
sebagai berikut (Suwerda, 2012):
1. Sampah dapat menjadi sumber penyakit, lingkungan menjadi kotor. Hal ini
akan menjadi tempat subur bagi mokroorganisme patogen yang berbahaya
bagi kesehatan manusia, dan juga menjadi tempat sarang lalat, tikus dan
hewan liar lainnya.
2. Pemabakaran sampah dapat berakibat terjadinya pencemaran udarayang dapat
menggaggu kesehatan masyarakat, dan memici terjadinya pemanasan global.
3. Pembusukan sampah dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan
berbahaya bagi kesehatan. Cairan yang dikeluarkan dapat meresap ketanah
dan dapat menimbulkan pencemaran sumur, air tanah, dan yang dibuang
kebadan air akan mencemari sungai.
4. Pembuangan sampah kesungai atau badan air dapat menimbulkan
pendangkalan sungai, sehingga dapat memicu terjadinya banjir.
15
2.6. Sistem Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam
menangani sampah sejak ditimbulkan sampah dengan pembuangan sampai
dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan didalam pengelolaan
sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer
dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir (Kartikawan, 2007). Sistem
pengelolaan sampah perkotaan pada dasarnya dilihat sebagai komponen-
komponen sub sistem yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai
tujuan yaitu kota yang bersih, sehat dan teratur, komponen-komponen tersebut
meliputi (Rahardyan, 2005):
1. Sub sistem, komponen-komponen Operasional (sub sistem teknik),
2. Sub sistem organisasi dan menejemen (sub sistem Institusi),
3. Sub sistem hukum dan peraturan (sub sistem Hukum),
4. Sub sistem pembiayaan (subsistem Finansial),
5. Sub sistem peran serta Masyarakat
16
Kelima sub sistem pengelolaan sampah saling terkain satu sama lainnya
Sebagaimana pada gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1. Keterkaitan Komponen Pengelolaan Sampah Kota
Sumber: (Damanhuri, 2010)
TEKNIK OPERASIONAL
PEMBIAYAAN KELEMBAGAAN
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA
PERAN SERTA MASYARAKAT
KPERATURAN HUKUM
KOTA YANG BERSIH DAN
BERKELANJUTAN
PEDOMAN BAGI SELURUH
STAKEHOLDER
17
2.6.1 Teknik Operasional Pengolahan Sampah
Sub sistem teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan meliputi
dasar-dasar perencanaan untuk kegiatan-kegiatan pewadahan sampah,
pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah dan
pembuangan akhir sampah (Israwati, 2005).
Teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari
kegiatan pewadahan sampah dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat
terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya (SNI 19-2454-2002).
Agar lebih jelasnya teknis operasional pengelolaan sampah dapat dilihat pada
skema pada gambar 2.2
Gambar 2.2. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan
Sumber: (SNI 19-2454-2002)
1. Timbulan Sampah
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah (SNI 19-2454-2002) :
a. Jumlah penduduk, artinya jumlah penduduk meningkat timbulan sampah
meningkat.
TIMBULAN SAMPAH
PEWADAHAN, PEMILAHAN DAN PENGOLAHAN DI SUMBER
SAMPAH
PENGUMPULAN
PEMINDAHAN PEMILAHAN DAN PENGOLAHAN
PENGANGKUTAN
PEMBUANGAN AKHIR
18
b. Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi
seseorang, maka akan semakin banyak timbulan sampah perkapita yang
dihasilkan.
c. Kemajuan teknologi, akan menambah jumlah dan kualitas sampahnya.
Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari,
antara suatu daerah dengan daerah lainnya, antara satu negara dengan
negara lain (Wardiha, 2014). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulan sampah antara lain (Syarifudin, 2010)
a. Tingkat hidup : makin tinggi tingkat hidup, makin banyak sampah yang
ditimbulkan.
b. Pola hidup dan mobilitas masyarakat.
c. Kepadatan dan jumlah penduduk.
d. Iklim dan musim.
e. Pola penyediaan kebutuhan hidup dan penanganan makanan.
f. Letak geografis dan Topografi
Berdasarkan SK SNI-1993-03 tentang spesifikasi timbulan sampah
untuk kota kecil dan sedang di Indonesia berdasarkan komponen-komponen
sumber sampah adalah sebagai berikut:
19
Tabel 2.3 Besaran Timbulan Sampah
NO Komponen sumber
sampah
Satuan Volume(l) Berat (kg)
1. Rumah permanen Orang/hari 2,25-2,50 0,350-0,400
2. Rumah semi permanen Orang/hari 2,00-2,25 0,300-0,350
3. Rumah non- permanen Orang/hari 1,75-2,00 0,250-0,300
4. Kantor Pegawai/hari 0,50-0,75 0,025-0,100
5. Toko/Ruko Petugas/hari 2,50-3,00 0,150-0,350
6. Sekolah Murid/hari 0,10-0,15 0,010-0,020
7. Jalan Arteri Sekunder Meter/hari 0,10-0,15 0,020-0,100
8. Jalan Kolektor Meter/hari 0,10-0,15 0,010-0,050
9. Jalan Lokal Meter/hari 0,05-0,10 0,005-0,025
10 Pasar Meter2/hari 0,20-0,60 0,100-0,300
11. Restoran/Rumah makan Pelanggan/hari - 0,200-0,800
Sumber : SNI S-04-1993-03
2. Pewadahan dan Pemilahan Sampah
Pewadahan sampah adalah aktifitas menampung sampah sementara
dalam suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah.
Pewadahan ini dilakukan pada sampah yang telah dipilih yakni sampah organik,
anorganik dan sampah berbahaya beracun. Pola pewadahan terdiri dari pola
individu dan pola komunal (SNI 19-2454-2002).
Persyaratan bahan wadah adalah awet dan tahan air, mudah diperbaiki,
ringan dan mudah diangkat serta ekonomis, mudah diperileh dan dibuat oleh
masyarakat (Damanhuri, 2010).
20
Ukuran wadah sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
sebagai berikut (SNI 19-2454-2002):
a. Jumlah penghuni tiap rumah
b. Timbulan sampah
c. Periodesasi pengambilan sampah
d. Cara pemindahan sampah
e. Sistem pelayanan
Lokasi penempatan wadah juga diatur oleh SNI 19-2454-2002 tentang
Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, yaitu :
a. Untuk wadah individu penempatannya di halaman muka dan di halaman
belakang untuk sumber sampah dari hotel dan restoran
b. Penempatan wadah komunal diharapkan sedapat mungkin dekat dengan
sumber sampah dan tidak mengganggu pemakai jalan dan sarana umum
lainnya, jarak antar wadah sampah untuk pejalan kaki minimal 100 meter,
di sekitar taman dan keramaian, di ujung gang kecil, dan di luar jalur lalu
lintas pada suatu lokasi yang mudah untuk pengoprasiannya.
Tujuan dari dari pewadahan adalah untuk memudahkan dalam
pengangkutannya dan selain itu dengan pengguna wadah ini, bau akibat
pembusukan sampah yang juga dapat menarik perhatian lalat dapat diatasi,
air hujan yang berpotensi menambah kadar air sampah dapat dikendalikan
dan pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari (Rahardyan,
2005).
21
Tabel 2.4 Pola dan Karakteristik Pewadahan
Karakteristik
kontainer
Pola pewadahan
individual
Pola pewadahan
komunal
Bentuk/jenis Kotak, silinder, kontainer,
bin(tong) yang tertutup,
kantong.
Kotak, silinder, kontainer,
bin (tong) yang tertutup.
Sifat Ringan, mudah
dipindahkan dan
dikosongkan.
Ringan, mudah
dipindahkan dan
dikosongkan.
Bahan Logam, plastik, fiberglas,
kayu, bambu, rotan, kertas.
Logam, plastik, fiberglas,
kayu, bambu, rotan.
Volume Pemukiman dan toko
kecil: 10- 40 L
Pinggir jalan dan taman
30-40 L
Kantor, toko besar, hotel,
rumah makan: 100-500 L
Pemukiman dan
pasar:100-1000 L
Pengadaan Pribadi, instansi,
pengelola.
Instansi, pengelola.
Sumber: SNI 19-2454-2002
22
Tabel 2.5 Jenis Kontainer Sampah
Jenis
kontainer
Kapasitas Pelayanan Umur
Kontainer
Keterangan
Kantong 10-40 L 1 KK 2-3 hari
Bin 40 L 1 KK 2-3 tahun
Bin 120 L 2-3 KK 2-3 tahun
Bin 240 L 4-6 KK 2-3 tahun
Kontainer 1000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal
Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal
Bin 30-40 L Pejalan kaki 2-3 tahun
Sumber : Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan, 2007
Untuk membentuk banyak pewadahan sampah yang dibutuhkan dapat diketahui
dengan perhitungan (Darmasetiawan, 2004):
Pewadahan sampah = ...............................................................(2.1)
Contoh : untuk Bin 120 L dengan 36 KK
Jadi jumlah bin yang dibutuhkan adalah:
= = 12 bin
3. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Pengumpulan sampah yaitu cara atau proses pengambilan sampah mulai
dari tempat pewadah/penampung sampai dari timbulan sampah ketempat
Jumlah KK
pelayanan
36 KK
3 KK
23
penampungan sementara atau stasiun pemindahan sekaligus diangkut ke TPA
(SNI 19-2454-2002).
Pengambilan sampah dilakukan tiap periodesasi tertentu. Periodesasi
biasanya ditentukan berdasarkan waktu pembusukan yaitukurang lebih setelah
berumur 2-3 hari, yang berarti pengumpulan sampah dilakukan setiap setiap 3 hari
sekali (SNI 19-2454-2002).
a) Sistem Pengumpulan
Pengumpulan sampah dari sumbernya dapat dilakukan dengan cara (SNI 19-
2454-2002):
1) Sistem tidak langsung
Di daerah pemukiman yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat
berpendapatan rendah, dengan kondisi jalan pemukiman yang sempit,
pengumpulan sampah dilakukan dengan gerobak sampai yang mempunyai
volume rata-rata 1 m3 Untuk kemudian diangkut ke TPS. Sampah dari pasar
dan hasil sapuan jalan biasanya dikumpulkan dalam kontainer atau TPS
deket pasar kemudian diangkut truk ke TPA (Yones, 2007)
2) Sistem langsung
Sistem pengumpulan secara langsung terdiri dari :
a. Pengumpulan individu langsung.
Pada proses ini pengumpulan dan pengangkutan sampah
dilakukan bersamaan. Pengumpulan dilakukan oleh petugas
kebersihan dari wadah-wadah sampah rumah kemudian dimuat
ke kendaraan langsung dibawa ke TPA. Alat pengumpul berupa
truck sandar atau dumb truck, dan sekaligus berfungsi sebagai
alat pengangkut sampah menuju TPA. Daerah yang dilayani
dengan sistem ini adalah daerah pemukiman teratur (formal
area) dan daerah perkotaan dimana pada daerah-daerah tersebut
sulit untuk menempatkan transfer dipo atau kontainer angkut
karena kondisi, sifat daerahnya ataupun standar kesehatan
masyarakat dan standar kenyamanan masyarakat cukup tinggi
24
(Yones, 2007). Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam
sistem ini adalah (SNI 19-2454-2002) :
- Kondisi topografi (rata-rata >5%) sehingga alat pengumpul
non mesin sulit beroperasi.
- Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak menunggu
pemakai jalan lainnya.
- Kondisi dan jumlah alat memadai.
- Jumlah timbulan sampah > 3 m3/hari.
b. Pengumpulan komunal langsung
Adalah cara pengumpulan sampah dari masing-masing titik
wadah komunal dan diangkat langsung ke TPA. Persyaratan
yang perlu diperhatikan adalah (SNI 19-2454-2002):
- Alat angkut terbatas
- Kemampuan Pengendalian Personil dan Peralatan terbatas
alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah
- Peran serta masyarakat cukup tinggi
- Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan
dilokasi yang mudah dijangkau oleh alat angkut
- Untuk pemukiman tidak teratur
b) Waktu pengumpulan
Waktu pengumpulan yang dimaksudkan adalah waktu yang terbaik untuk
melakukan pengumpulan. Pada umumnya pengumpulan sampah dilakukan pada
pagi hari atau siang, akan tetapi pada tempat-tempat tertentu misalnya pasar,
waktu pengumpulannya biasanya malam hari (Pramono, 2005).
c) Frekuensi Pengumpulan
Frekuensi pengumpulan yaitu, banyaknya sampah yang dapat dikumpulkan dan
diangkut per hari (SNI 19-2454-2002). Semakin tinggi frekuensi pengumpulan
sampah semakin banyak jumlah sampah yang dikumpulkan per kapita.
Pengangkutan sampah adalah tahap membawa sampah langsung dari sumber
sampah dengan sistem pengumpulan individual langsung atau pengumpulan
melalui sistim pemindahan menuju TPA (SNI 19-2454-2002). Pola
25
pengangkutan dengan sistem pengumpulan individual langsung, kendaraan dari
pool menuju titik sumber sampah dan mengambil samapah setiap titik sumber
sampah sampai penuh, selanjutnya diangkut ke TPA. Setelah truk dikosongkan
selanjutnya truk mengambil sampah di lokasi lainnya dan seterusnya dan sesuai
jumlah ritase yang telah ditetapkan. Pengangkutan dengan sistem pemindahan,
truk dari pool menuju lokasi pemindahan lalu dibawa ke TPA, selanjutnya
pengambilan ke pemindahan lain sesuai ritase yang telah ditetapkan.
Untuk menentukan jumlah alat pengangkut sampah yang dibutuhkan dapat
diketahui dengan perhitungan sebagai berikut (SNI 3242-2008):
1) Kebutuhan gerobak
Waktu angkut per rumah ........................................................(2.2)
= Jumlah rumah x waktu angkut (jam)
Wakyu angkut dari rumah ke rumah (jam)..............................(2.3)
= Jumlah rumah x waktu angkut dari rumah ke rumah (jam)
Jumlah rit gerobak
= Jumlah timbulan sampah (m3)
volume gerobak (m3)
Waktu angkut ke TPA (jam) ....................................................(2.4)
= Jarak pp (m)
Kecepatan : 1000
Waktu operasi
= a x b x c.................................................................................(2.5)
Jumlah gerobak yang dibutuhkan
= waktu operasi (jam) .............................................(2.6)
lama jam kerja per hari (jam)
2) Kebutuhan Truck
Waktu angkut tiap rit (tA)
= SG + tin + tout ..........................................................................(2.7)
km
jam
x jumlah ritasi
26
(Vi + Vo) : 2
Jumlah rit per truck (P)
= .............................................................................(2.8)
Waktu Operasi (to)
=P X tA ..............................................................................(2.9)
Jumlah truk yang dibutuhkan (nt)
= to ....................................................................................(2.10)
tb
Dimana :
SG : Jarak PP ke TPA (jam)
Vo : Kecepatan jika kosong (Km/jam)
Vi : Kecepatan jika berisi (Km/jam)
tin : Waktu menaikan
tout : Waktu menurunkan
VG : Jumlah Timbulan sampah (m3)
VB : Kapasitas truk (m3)
Tb : Lama jam kerja per hari (jam/hari)
4. Tempat Pembuangan Akhir
Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) adalah sarana fisik untuk
berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah, tempat
menyingkirkan/mengkarantinakan sampah kota sehingga aman (SNI-03-
3241-1994). Jenis sistempembuangan akhir yang dilakukan adalah Open
Dumping Sanitasi Landfill dan controlled landfill yaitu sistem
pembuangan paling sederhana dimana sampah dibuang begitu saja dalam
VG
VB
27
sebuah tempat pembuangan akhir tanpa perlakuan lebih lanjut (Handono,
2010).
Mengingat besarnya potensi dalam menimbulkan
gangguanterhadap lingkungan maka pemilihan lokasi TPA harus
dilakukan dengan seksama dan hati-hati. Hal ini ditunjukan dengan sangat
rincian persyaratan lokasi TPA seperti tercantum dalam SNI No 03-3241-
1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah. Adapun persyaratan lokasi TPA diantaranya dalam kriteria
regional dicantumkan (Maulidah, 2001) :
1. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan longsor,
rawan gempa, dll)
2. Bukan daerah rawan hidrogelogis yaitu daerah dengan kondisi
kedalaman air tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan
air, dekat dengan sumber air (dalam hal tidak terpenuhi harus dilakukan
masukan teknologi)
3. Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan lebih dari 20%)
4. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di bandara (jarak
minimal 1,5-3 km)
5. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi umur teknis tempat pembuangan
akhir sampah (TPA) adalah
a. Volume riil yang masuk ke dalam TPA,
b. Pemadatan sampah oleh alat berat
c. Volume sampah yang diangkut oleh pemulung
d. Batas ketinggian penumpukan sampah
e. Kegiatan tanah urugan dan
f. Susut alami sampah.
Dengan demikian umur teknis dari suatu TPA merupakan fungsi
dari Volume riil, pemadatan, volume sampah yang diangkut oleh
pemulung, batas ketinggian penumpukan sampah, kegiatan tanah
urugan dan susut alami sampah.
28
Untuk mengetahui luas TPA yang dibutuhkan dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut (Darmasetiawan, 2004):
L= V X 300 0,70 x 1,15 ...........................................................(2. 11)
T
Dimana:
L : Luas lahan yang dibutuhkan setiap tahun (m2)
V : Volume sampah yang telah dipadatkan pada tingkat
pemadatan rata-rata 600 kg/m3
T : Ketinggian timbunan yang direncanakan (m)
0,7 dan 0,5 : Konstanta
Luas lahan TPA untuk beberapa tahun kedepan dapat kita ketahui
dengan cara berikut (Darmasetiawan, 2004):
H= L x I x J .........................................................................(2.12)
Dimana:
H : Luas total lahan (m2)
L : Luas lahan setahun (m2)
I : Umur lahan (tahun)
J : Ratio luas lahan dengan lahan efektik (1,2)
2.6.2. Aspek Kelembagaan dan Organisasi
Organisai dan menejemen merupakan suatu kegiatan yang multi
disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik da menejemen yang
menyangkut aspek-aspek ekonomi, sosial budaya dan kondisi fisk wilayah
kota dan memperhatikan pihak yang dilayani yaitu masyarakat kota.
Perancangan dan pemilihan organisasi disesuaikan dengan peraturan
pemerintah yang membinanya, pola sistem operasional yang diterapkan,
29
kapasitas kerja sistem dan lingkup tugas pokok dan fungsi yang harus
ditangani (Rahardyan, 2005).
Bentuk kelembagaan pengelola sampah disesuaikan dengan kategori
kota (Syafrudin, 2010). Adapun bentuk kelembagaan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kota raya dan kota besar (jumlah penduduk > 1000.000 jiwa)
bentuk lembaga pengelola sampah yang dianjurkan berupa
perusahaan daerah atau dinas tersendiri
2. Kota sedang 1 dengan jumlah penduduk 250.000 jiwa- 500.000
jiwa atau ibu kota provinsi berupa dinas tersendiri
3. Kota sedang 2 dengan jumlah penduduk 100.000 jiwa – 250.000
jiwa kota/kotif berupa dinas/suku dinas atau UPTD dinas
pekerjaan umum atau seksi pada dinas pekerja umum
4. Kota kecil dengan jumlah penduduk 20.000 jiwa -100.000 jiwa
berupa UPTD dinas pekerja umum atau seksi pada dinas pekerja
umum
2.6.3. Aspek Pembiyaan Pengelolaan Sampah
Pembiyaan merupakan sumber daya penggerak agar pada roda
sisitem pengelolaan persampahan di kota tersebut dapat bergerak dengan
lancar. Sistem pengelolaan persampahan di Indonesia lebih diarahkan
pada pembiyaan sendiri termasuk membentuk perusahaan daerah (Yones,
2007).
Masalah umum yang sering dijumpai dalam sub sistem pembiyaan
adalah retiribusi yang terkumpul sangat terbatas dan tidak sebanding
dengan biaya operasional, dana pembangunan di daerah berdasarkan
skala prioritas, kewenangan dan struktur organisasi yang ada tidak
berhak mengelola dan sendiri dan penyusunan tarif restribusi tidak
didasari metode yang benar. Besaran restribusi sampah adalah 1% dari
penghasilan per rumah tangga (Syafrudin, 2010).
Dengan demikian besaran retribusi samaph bervariasi sesuai
tingkat pendapatan, makin tinggi pendapatan suatu rumah tangga maka
30
makin besar retribusi yang harus mereka bayarkan karena tinggi
tingkatekonomi seseorang semakin besar sampah yang mereka hasilkan.
2.6.4. Aspek Hukum dan Peraturan
Hukum dan peraturan didasarkan atas kenyataan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum, dimana sendi-sendi kehidupan bertumpu
pada hukum yang berlaku. Manajemen persampahan kota di Indonesia
membutuhkan kekuatan dan dasar hukum, seperti dalam pembentukan
organisasi, pemungutan retribusi, ketertiban masyarakat dan sebagainya.
Peraturan yang diperlukan dalam penyelanggaraan sistem
pengelolan sampah di perkotaan antara lain adalah mengattur tentang
(SNI 3242-2008) :
1. Ketertiban umum yang terkait dengan penangan persampahan
2. Rencana induk pengelolaan sampah kota
3. Bentuk lembaga dan organisasi pengelola
4. Tata cara penyelenggaraan penglolaan
5. Tarif jasa pelayanan atau retribusi
6. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranyakerja sama
antar daerah atau kerjasama denganpihak swasta
2.6.5. Aspek Peran Serta Masyarakat
Tanpa adanya peran serta masyarakat semua program pengelolaan
persampahan yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan
pada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam
kebersihan adalah mebiasakan masyarakat pada tingkah laku yang
sesuai dengan program persampahan yaitu merubah presepsi
masyarakat dalam pengelolaan sampah yang tertib, lancar, dan merata,
merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang
baik dan faktor-faktor sosial, struktur dan budaya setempat (Yones,
2007).
Ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam pengelolaan
sampah yakni pendekatan aspek tekni, pendekatan aspek kelembagaan
dan pendekatan aspek keuangan dan menejemen (UU RI No 18, 2008).
31
Pengelolaan sampah merupakan suatu pekerjaan yang cukup sulit
karena berbagai hal yakni (Damanhuri, 2010) :
- Perkembangan teknologi lebih cepat dari kemampuan masyarakat
untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan.
- Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai
dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
- Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi disegala
bidang termasuk bidan persampahan.
- Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar,
menimbulkan masalah pencemaran udara, tanah, air,
menimbulkan turunnya harga tanah karena nilai estetika menurun,
bau, dan memperbanyak populasi lalat.
- Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali
barang bekas.
- Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan
akhir (TPA), selain tanah serta formasi tanah tidak cocok bagi
pembuangan sampah, serta terjadinya kompetisi yang makin
rumit akan penggunaan tanah.
- Semakin banyak masyarakat yang keberatan bahwa daerahnya
dipakai tempat pembuangan sampah.
- Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
- Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena
cuaca yang panas.
- Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
- Pembiyaan yang tidak memadai.
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Objek dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Cluster Grand Armonia Jagawana-
Sukatani. Waktu pelaksanaan penelitian persampahan Cluster Grand Armonia
Jagawana- Sukatani dilakukan mulai bulan Juli 2018 sampai bulan September
2018.
3.2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Tipe
penelitian deskriptif pada umumnya tidak melakukan hipotesis sehingga dalam
langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Dalam penelitian
deskriptif terdapat dua kelompok data yaitu data kualitatif dan data kualitatif. Data
kualitatif menggambarkan dengan kata-kata atau kalimat, sedangkan data
kuantitatif merupakan angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran (Suryana,
2010).
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, data primer dan
data sekunder.
3.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung pada saat
penelitian, atau data yang dihasilkan dari suatu observasi. Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Observasi ke Cluster Grand Armonia untuk mengetahui kondisi dan
permasalahan persampahan yang ada di lokasi.
Besaran timbulan sampah
Wawancara dengan masyarakat setempat tentang permasalahan sampah
yang telah terjadi
33
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung.
Data sekunder berfungsi sebagai pelengkap dan penunjang di dalam penelitian
atau data yang sudah di dokumentasikan oleh orang lain. Adapun data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Data demografi Cluster Grand Armonia
Denah lokasi Cluster Grand Armonia
Site plan Cluster Grand Armonia
Studi literatur
Studi literatur yang didapat dari buku refrensi, jurnal, internet, dan SNI
persampahan yang ada di Indonesia. Studi literaturdilakukan untuk
mengumpulkan bahan acuan yang akan digunakan dalam pengelohan data.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
3.4.1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moloeng,
2013). Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan kuisioner (pertanyaan) dan terwawancara yang memberikan
jawaban. Penggunaan kuisioner didasari oleh suatu keyakinan bahwa
responden atau narasumber adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri (self report) sehingga hal yang dinyatakan oleh responden
dianggap benar dan dapat dipercaya. Interprestasi responden atas
pertanyaan-pertanyaan yang yang diajukan oleh peneliti dianggap sama
dengan hal yang dimaksud peneliti (Suryana , 2010).
34.2. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung
(Sukmadinata, 2011). Saat ini data besaran timbulan sampah untuk Cluster
Grand Armonia belum tersedia. Untuk mengetahui data real besaran
timbulan sampah dilapangan maka harus dilakukan pengukuran langsung
34
dilapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi tentang
pengelolaan sampah dan menghitung jumlah timbulan sampah.
Teknik pengambilan dan pengukuran timbulan dan komposisi
sampah berdasarkan SNI M-36-1991-03 yaitu setelah lokasi
pengambilan sampel ditentukan, kebutuhan tenaga kerja dan peralatan
sudah dipersiapkan maka kemudian dilakukan pengukuran timbulan
sampah dengan cara sebagai berikut:
a. Bagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda nomor dan
jumlah penghuni pada tiap-tiap rumah 1 hari sebelum
sampah dikumpulkan.
b. Catat jumlah masing-masing penghasil sampah.
c. Kumpulkan plastik yang sudah terisi sampah.
d. Timbang dan catat berat sampah.
3.4.3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Suryana, 2010). Hasil penelitian dari observasi dan wawancarakan
semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto.
Dokumentasi dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari
seseorang yang didapat dari buku dan internet.
3.5. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Daftar pertanyaan sebagai panduan kuisioner.
2. Kantong plastik untuk pengumpulan sampah.
3. Tabel daftar isian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat-alat tulis
2. Timbangan 10 kg
3. Kamera
4. Sarung tangan
5. Masker penutup hidung
6. Penggaris dan Meteran
35
3.6. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2013).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang sering disebut
sebagai variabel stimulus, prediktor, dan atesenden. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel ini yang memengaruhi sebagai sebab perubahannya
dan timbulannya variabel depeden (Sugiyono, 2013). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah pengelolaan
persampahan Cluster.
b. Variabel Depeden
Variabel depeden sering disebut variabel output, kriteria, dan
konsukuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikaat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah lingkungan yang bersih dan sehat.
3.7. Tahapan Penelitian
3.7.1. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Izin penelitian.
b. Survey awal dilakukan untuk melihat kondisi tempat penelitian
c. Mempersiapkan penelitian.
3.7.2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
36
a. Setelah mendapat izin dari pihak Cluster Grand Armonia,
peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian.
b. Wawancara dan observasi dilakukan secara langsung oleh
peneliti untuk mendapatkan data tentang persampahan.
c. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui biaya dari proses
pengelolaan sampah.
3.7.3 Tahapan Penyelesaian
Tahapan penyelesaian terdiri dari:
a. Pengumpulan semua data
b. Melakukan perhitungan data-data penelitian yang diperoleh
dengan metode perhitungan sesuai standar yang digunakan.
c. Penyusunan laporan akhir.
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Analisis Kondisi
Berdasarkan data timbulan sampah dan komposisi sampah
dilakukan perhitungan terhadap kebutuhan pewadah, kebutuhan alat
transportasi dan kebutuhan luas lahan pembuangan kebutuhan tenaga
muat dalam pelayanan pembuangan sampah. Selanjutnya dilakukan
analisa perencanaan terhadap kondisi pelayanan sampah yang telah
dilakukan dan rencana pengelolaan sampah
37
Untuk memudahkan membaca rangkaian kegiata penelitian yang dilakukan maka secra garis besar dapat digambarkan
dengan diagram alir berikut:
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Analisa Pengelolaan Sampah Cluster Grand Armonia
Sumber: Data Sekunder Penulis, 2018
Mulai
Persiapan
Studi
Pustaka
Pengumpulan
data
Data Primer - Observasi - Pengukuran - Dimensi - Wawancara
Data Skunder - Data
demografi - Denah lokasi - Site plan - Studi literatur
Data
Lengka
p
Perhitungan dan
Evaluasi - Jumlah timbulan
sampah - Jumlah penduduk - Luas wilayah
HASIL
ANALISA KOMPAR
ASI
Lingkunga
n yang
sehat dan bebas
sampah
Selesai
38
3.8.2. Perhitungan Besaran Timbulan Sampah
Untuk perhitungan besaran timbulan samapah dan
komposisi sampah menggunakan SK SNI M-36-1991-03 tentang
metode pngangambilan dan pengukuran contoh timbulan dan
komposisi samapah perkotaan meliputi volume rata per jiwa per hari,
berat rata-rata per jiwa per hari dan persen berat sampah per
komponen. Masing-masing perhitungan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Volume rata-rata jiwa per hari
VR = Liter/hari/jiwa ..........................(3.1)
Berat sampah (%)
BR = Kg/hari/jiwa............................(3.2)
Volume total sampah per hari sebagai fungsi jumlah
penduduk
L = x 0,70 x 1,15 ...............................(3.3)
Dimana:
L = Luas lahan yang dibutuhkan setiap tshun
(m2)
V = Volume sampah yang telah dipadatkan
pada tingkat pemadatan rata-rata 600
Kg/m3
i = I ∑i = n
VS
N
∑i = n
VS i = I
N
V x 300
T
39
T = Ketinggian timbunan yang direncanakan
(m)
0,7 dan 1,15 = Konstanta
Kebutuhan luas lahan untuk jangka waktu (n) tahun
H = L x I x J ................................................................(3.4)
Dimana:
H = Luas total lahan (m2)
L = Luas lahan setahun (m2)
I = Umur lahan (tahun)
J = Ratio luas lahan total dengan lahan efektif (1.2)
Rujukan Sumber: SK SNI M-36-1991-03
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Besarnya timbulan sampah yang dihasilkan suatu daerah sebanding
dengan jumlah penduduk, jenis aktifitas dan tingkat konsumsi penduduk terhadap
barang atau materia. Semakin besar jumlah penduduk atau tingkat konsumsi
barang maka semakin besar volumesampah yang dihasilkan.
Sampah-sampah yang dihasilkan dibuang ke tempat yang jauh dari
pemukiman dan bahkan di dekat pemukiman. Pembuangan sampah yang berada
dekat pemukiman penduduk beresiko terhada kesehatan masyarakat. Guna
mengurangi dampak sampah tersebut maka sampah yang dihasilkan perlu
dikelola.
Besaran timbulan sampah merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi perencanaan pengelolaan sampah terutama aspek teknis
operasional. Berdasarkan hasil pengukuran timbulan sampah dilakukan timbulan
teknis operasional perencanaan pengelolaan dan perencanaan terhadap aspek-
aspek lain yang berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah.
4.2. Deskriptif Cluster Grand Armonia
4.2.1. Kondisi Geografis Cluster Grand Armonia
Cluster Grand Armonia merupakan cluster yang berada di Jagawana
kecamatan Sukatani. Luas wilayah Cluster Grand Armonia adalah ±10.000 m2
Dan luas tiap bangunan 36 m2 Berdasarkan kondisi fisiknya, Cluster Grand
Armonia terletak pada tanah datar, sehingga sisitem pengangkutan nya diperlukan
kendaraan bermesin (Denni, 2018).
Kondisi iklim juga dapat mempengaruhi sistem pengelolaan sampah,
berdasarkan data Bekasi dalam angka di daerah penelitian musim kemarau
biasanya terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Oktober. Curah hujan rata-
rata berkisar 90mm/jam dengan rata-rata kelembaban udara sekita 40-50% dan
temperatur berkisar 280-32
0 C (BPS Bekasi).
41
4.2.2. Jumlah Penduduk Cluster Grand Armonia
Cluster Grand Armonia merupakan cluster yang terhitung masih
berumur baru (1 Tahun), sehingga jumlah penduduk yang ada sebesar 170 jiwa
atau sekitar 51 KK, data tersebut diperoleh dari data penduduk di Developer
Cluster Grand Armonia. Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi timbulan sampah, semakin besar jumlah penduduk suatu kota
maka makin besar pula timbuklan sampah yang terdapat pada kota tersebut.
Dengan demikian diperlukan peran serta masyarakat dalam mereduksi produksi
sampah dengan pendekatan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) dan yang
mengurangi sampah yang dihasilkan melalui daur ulang muali dari sumber
sampah sampai dilokasi pembuangan akhir.
Jumlah penduduk juga dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan
jumlah kebutuhan tenaga kerja dan bentuk kelembagaannya. Kebutuhan tenaga
kerja sebagai pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir terhadap
jumlah penduduk adalah 2 : 1000. Artinya dalam 1000 orang penduduk
dibutuhkan 2 orang tenaga pengangkutan (SNI 19-2454-2000). Jika dilihat
berdasarkan jumlah penduduk Cluster Grand Armonia yakni sebsar 157 jiwa,
maka kebutuhan tenaga pengangkutan adalah 2 orang pekerja.
4.2.3. Pendapatan Penduduk Cluster Grand Armonia
Rata-rata mata pencaharian dari penduduk Cluster Grand Armonia
adalah pegawai swasta dengan pendapatan per-bulan sekitar Rp 5-6 juta rupiah.
Sampah mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap masyarakat apabila
sampah dikelola dengan benar. Sampah di TPA Bantar Gerbang, Bekasi mampu
memberikan peluang bisnis bagi para pemulung. Selain itu lokasi pembuangan
sampah juga memberikan efek ganda dengan munculnya bisnis ojeg, angkutan
bus, warung dan bahkan pedagang emas di lokasi penampungan sampah.
42
4.3. Perhitungan
Gambar: 4.1 Site Plan Cluster Grand Armonia
Daerah pelayanan dari Cluster Grand Armonia meliputi blok A1
sampai C14. Rata-rata rumah di Cluster Grand Armonia ber-penghuni mulai dari
2-5 orang pembagian jumlah penghuni rumah dibedakan sebgai berikut:
a) Rumah 1 dengan penghuni 2 orang
b) Rumah 2 dengan penghuni 3 orang
c) Rumah 3 dengan penghuni 4 orang
d) Rumah 4 dengan penghuni 5 orang
e)
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Jumlah Rumah Berpenghuni Cluster Grand Armonia
Sumber: Data Primer Penulis, 2018
43
4.3.1. Timbulan Sampah
Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti, rata-rata timbulan
sampah per-hari yang ada di Cluster Grand Armonia mulai dari 1,5 L- 2L. Sesuai
dengan tabel 2.3 maka Cluster Grand Armonia masuk pada kategori “Rumah non-
Permanen” yaitu memiliki timbulan sampah sebesar 1,75 liter/orang/hari. Besar
timbulan sampah per-hari pada Cluster Grand Armonia dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Besaran Timbulan Sampah per Rumah
Sumber: SNI S-04-1993-03
Besaran timbulan sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah di
Cluster Grand Armonia dapat dihitung dengan cara:
Timbulan sampah= a x b ...........................................................(4.1)
Dimana: a= jumlah timbulan sampah/unit
b= jumlah unit
c= konversi dari L ke m3
Berikut perhitungan timbulan sampah yang terdapat pada Cluster
Grand Armonia:
Blok A
= (3,5 x 2) + (5,25 x 5)+(7x5)+(8,75x3)+(20x1)
=0,115m3
1000
44
Blok B
= (3,5x6)+(5,25x8)+(7x5)+(8,75x3)
1000 =0,124 m3
Blok C
= (3,5x4)+(5,25x5)+(7x3)+(8,75x2)
1000 =0,079 m3
Tabel 4.3 Total Timbulan Sampah
Jadi total timbulan sampah di Cluster Grand Armonia sebesar 0,2975 m3 / hari
4.3.2. Kebutuhan Pewadahan
Banyaknya pewadahan yang dibutuhkan dapat dihitung sebagai
berikut: Jumlah kantong plastik umumnya 1 buah per KK.
Jumlah bin = ( Jumlah KK ) .......................................(4.2)
Jumlah pelayanan
Tabel 4.4 Kebutuhan Pewadahan
Jadi pewadahan sampah yang dibutuhkan untuk Cluster Grand
Armonia adalah :
1. Kantong plastik 40L sebanyak 26 pcs/3 hari
2. Bin 40 L sebanyak 26pcs
45
4.3.3. Pengangkutan Sampah
Gambar 4.2 Rute Mobil Pengangkutan Sampah
Untuk masalah pengangkutan pada Cluster Grand Armonia menggunakan
metode langsung, yaitu sampah diangkut dari rumah menuju TPA dengan
menggunakan kendaraan.
Untuk mengetahui jumlah mobil bak yang dibutuhkan untuk mengangkut
sampah dari Cluster Grand Armonia menuju TPA adalah sebagai berikut:
SG : Jarak PP ke TPA (Km) = 25 Km
Vo : Kecepatan jika kosong (Km/jam) = 42 Km/jam
Vi : Kecepatan jika berisi (Km/jam) = 30 Km/jam
Tin : Waktu menaikan = 95 menit
Tout : Waktu menurunkan = 30 menit
VG : Jumlah timbulan sampah (m3) = 0,2975 m
3
VB : Kapasitas Mobil Bak = 1 m3
Tb : Lama jam kerja per hari = 6 jam/hari
Waktu angkut tiap trip (ta)
= SG +tin + tout
(vi+vo):2
= 25
(30+42):2
46
4.3.4 Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
Sampah yang telah terkumpul selanjutnya akan dibawa ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), untuk mengetahui luas TPA yang dibutuhkan untuk
menampung sampah-sampah tersebut dapat digunakan cara sebagai berikut:
L = V X 300 0,70 x 1,15
T
Dimana:
V = Volume timbulan sampah
Pemadatan = 300 kg/m3
T = Tinggi timbulan sampah yang diinginkan (m)
Jadi:
L = 0,2975 x 300 0,70 x 1,15
2
= 35,923 m2
Perkiraan luas TPA untuk 10 tahun kedepan dapat diketahui dengan
perhitungan sebagai berikut:
H = L x I x J ................................................................(4.8)
Dimana:
L = Luas TPA per-tahun (m2)
I = 10 Tahun
J = Rasio luas lahan dengan efektif
Jadi:
H = 35,923 x 10 x 1,2
= 431,076 m2
Jadi luas TPA yang dibutuhkan untuk menampung sampah Cluster
Grand Armonia adalah 35,923 m2. Sedangkan luas lahan TPA yang dibutuhkan
untuk 10 tahun kedepan adalah 431,076 m2.
47
4.3.5. Pembiayaan
Sistem pengelolaan sampah pada Cluster Grand Armonia sepenuhnya
akan dibiayai dengan dana pribadi oleh tiap-tiap warga. Dimana untuk
mengetahui beberapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh tiap KK adalah:
1. Total kantong plastik sampah dalam 1 bulan
2. Total Bin yang digunakan selama periode 3 tahun
3. Alat angkut yang digunakan dan jumlahnya
4. Banyaknya petugas pengangk sampah
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Kebutuhan pembiayaan
NO Nama Jumlah
1 Kantong Plastik 510 pcs/bulan
2 Bin 26 unit
3 Pick Up 1 unit
4 Sopir 1 orang
5 Kenek 2 orang
Sumber: Data Primer Penulis, 2018
48
Besar Investasi awal untuk pengelolaan sampah di Cluster Grand Armonia adalah:
Tabel 4.6 Perhitungan Investasi
Sumber: Data Primer Penulis, 2018
Dari perhitungan diatas dapat diketahui investasi awal untuk pengelolaan sampah di Cluster Grand Armonia adalah sebesar Rp.
52.600.000,00.
Untuk administrasi biaya personil dengan rincian 1 orang sopir dan 2 orang kenekk (pengangkut sampah) dengan gaji masing-
masing:
- 1orang Supir : Rp. 2.000.000,00
- 2 orang kenek: Rp. 3.000.000,00 @Rp. 1.500.000,00
49
Tabel 4.7 Biaya Administrasi
Sumber: Data Primer, 2018
Dari perhitungan administrasi diatas, maka total administrasi gaji sopir dan kenek adalah Rp 5000.000,00/bulan atau Rp
60.000.000,00/tahun.
Biaya pengangkutan atau biaya operasional adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Biaya pengangkutan
Sumber: Data Primer, 2018
50
Penjelasan dari perhitungan diatas waktu sebulan adalah sebagai berikut:
a. Gaji untuk petugas Rp 5000.000
b. Jarak tempuh pick up adalah ±900 km/bulan, jika 1 liter bensin
dapat menempuh jarak 3 km maka dapat dihitung dengan rumus
600 x harga bensin (Rp 6800/liter) = Rp 1.360.000/bulan.
3
c. Jika 1 liter oli mesin dapat menempuh jarak 500 Km maka 600 x
harga oli mesin (Rp 46.250/liter) = Rp 55.500/bulan
d. Untuk pergantian oli garden dilakukan 4000 km sesekali
Jadi total biaya operasional adalah Rp 6.422.850/bulan.
Pewadahan sampah menggunakan plastik 40 L, jika 1
plastik melayani 1 rumah. Jumlah rumah yang dihuni pada Cluster
Grannd Armonia adalah 51 unit dan 1 unit Masjid dengan
pengangkutan sampah 3 hari sekali, sehingga jumlah plastik yang
dibutuhkan sebanyak 52 buah atau 510 buah sebulan.
Jadi untuk mengetahui biaya kebutuhan plastik dalam
sebulan dapat dihitung dengan cara:
520 x harga plastik (Rp 1000) = RP 520.000 / bulan
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 4.9 Biaya Pengumpulan
Sumber: Data Primer, 2018
Jadi total biaya pewadahan pada Cluster Grand Armonia adalah Rp 6.240.000 per tahun
Dari semua rincian biaya di atas dapat dimabil berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap KK. Berikut adalah rincian
biaya rekapitulasi dari iuran sampah
52
Tabel 4.10 Rekapitulasi Biaya Per KK
Sumber: Data Primer, 2018
Total biaya pengangkuta dan pewadahan adalah Rp 66.240.000,00/tahun ditambahkan dengan jumlah biaya operasional
angkutan yaitu Rp 89.544.000,00/tahun jadi total biaya per tahun adalah Rp 155.784.000,00. Biaya tersebut dibagi jumlah KK yaitu
51 KK dan dibai dalam sebulan sehingga total iuran sampah untuk warga Cluster Grand Armonia adalah Rp 21.212 / bulan atau
dibulatkan menjadi RP 22.000
53
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pewadahan
Pengelolaan sampah di Cluster Grand Armonia menggunakan Bin
dana kantong plastik sebagai wadah. Pola pewadahan yang direncanakan adalah
individual, yaitu setiap keluarga menyediakan pewadahan dan kemudian
dikumpulkan di Bin (tong sampah yang disediakan di depan rumah hal ini
berguna untuk mempermudah pada saat pengangkutan)
Pewadahan yang merupakan suatu cara penampungan sampah untuk
sementara sebelum dipindahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk
mencegah terjadinya kebocoran atau menimbulkan bau busuk sehingga
mengganggu lingkungan dan pernapasan, maka semua sampah harus disimpan
dalam wadah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Tertutup
2. Tidak mudah rusak dan kedap air
3. Mudah dan cepat dikosongkan serta diangkut
4. Ekonomis dan mudah diperoleh
Dalam hal pengurusan dan pengadaan pewadahan ini sebaiknya
dikordinasikan dengan Dinas Kebersihan yang dalam pelaksanaannya dapat
ditangani oleh RT dan RW, atau lembaga yang dibentuk oleh masyarakat. Hal ini
guna menciptakan keseragaman dan keindahan lingkungan, dengan pertimbangan
mudah didapat dan praktis.
4.4.2 Pengangkutan
Untuk menangani masalah persampahan yang bersumber dari rumah
tangga di Cluster Grand Armonia pola pengumpulan yang dianjurkan adalah pola
individual tak langsung, dimana sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan
yang mendatangi tiap-tiap sumber sampah (rumah ke rumah) dan diangkut ke
tempat pembuangan akhir (TPA). Di Cluster Grand Armonia pengumpulan
sampah dilakukan oleh petugas pengangkut sampah setiap 3 hari dengan
menggunakan mobil Pick Up berkapasitas 1 m3 sebanyak 1 unit.
54
Seperti yang terlihat pada contoh gambar di bawah ini:
Gambar: 4.2 Mobil Pick Up kapasitas 1 m3
4.4.3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Setelah sampah dikumpulkan pada gerobak dan diangkut dengan
Dump Truck ke tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk menampung timbulan
sampah sebanyak 0,2975 m3 dibutuhkan TPA dengan luas 35,923 m2. Perkiraan
luas TPA untuk 10 tahun ke depan adalah 431,076 m2.
4.4.4 Pembiayaan
Iuran yang harus dikeluarkan oleh setiap KK rata-rata adalah Rp
22.000 per bulan. Iuran ini digunakan untuk biaya pemeliharaan kendaraan
pengangkutan, biaya operasional pengangkutan dan biaya pewadahan.
4.5 Keaslian Penelitian
Permasalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentiuk
pengelolaan persampahan berkelanjutan berdasarkan rancangan anggaran biaya
(RAB) di Cluster Grand Armonia
55
Tabel 4.11 Kajian Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti Judul Penelitian Metode
1 Suwarto, 2006 Model patisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah
Metode analisis,
kualitatif, deskriptif
2 Firmanda Rusli,
2017
Pengelolaan persampahan
perumahan Cijingga
Metode deskriptif,
kualitatif
Sumber: Penulis, 2018
4.6 Analisa SWOT Penelitian
Dalam penelitian ini tentunya ada kelebihan, kekurangan, hambatan
dana potensi, berikut adalah analisa SWOT dari penelitian ini:
No. Judul
Penelitian Kelebihan Kekurangan Hambatan Potensi
1
Analisa
perancangan
anggaran
(RAB) pada
perencanaan
dasar
pengelolaan
dasar
persampahan
di Cluster
Grand
Armonia
Warga
Cluster
Grand
Armonia
tidak lagi
membakar
sampah
yang
membuat
pencemaran
udara
Sebagai
investasi awal
warga harus
mengeluarkan
biaya yang
cukup besar
Kendaraan
pengankut
sampah
sewaktu-
waktu
dapat
mengalami
masalah
dalam
operasional
-Membuka
lapangan
kerja
`Lingkunga
n menjadi
bersih dan
sehat
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengelolaan sampah di Cluster Grand Armonia ini menggunakan
metode langsung karena sampah yang digunakan langsung dibuat ke TPA.
2. Besar timbulan yang dihasilkan sebesar 0,2975 m3 per hari yang berasal
dari 51 unit rumah dan 1 fasum.
3. Luas TPA yang dibutuhkan untuk menampung sampah Cluster Grand
Armonia adalah 35,923 m3 per tahun. Jika TPA yang disediakan untuk
jangka waktu 10 tahun maka luas area yang harus disediakan adalah
431,076 m2.
4. Iuran yang harus dibayar per KK rata-rata sebesar Rp 22.000 per bulan
yang digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan.
5.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan pengelolaan sampah dengan memisahkan antara
sampah organik dan non organik.
2. Untuk mengurangi timbulan sampah sebaiknya barang-barang yang sudah
tidak digunakan dapat diolah dengan sistem 4R (Reduce, Reuse, Recycle,
Replace).
3. Sebaiknya dilakukan metode bank sampah sehingga dapat mengurangi
timbulan sampah dan dapat menambah penghasilan setiap KK.
57
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 1991. Metode Pengambilan dan Pengukuran
Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SK SNI M-36-03-
1991. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 1993. Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota
Kecil dan Kota Sedang. SK SNI S-04- 1993-03
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah. SK SNI-03-3241-1994.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Teknik Operasional Sampah
Perkotaan. SNI 19-2454-2002. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Pengelolaan Sampah di Permukiman. SNI
3242-2008. Jakarta
Damanhuri. 2010. Bahan Kuliah Teknik Lingkungan Pengelolaan Sampah.
Bandung: ITB.
Darmasetiawan, Martin. 2004. Sampah dan Sistem Pengelolaannya. Jakarta:
Ekamitra Engineering.
Handono, Mulyo. 2010. Model Pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Sampah Secara Berkelanjutan di Tpa Cipayung Kota Depok. Bogor : IPB.
Israwati. 2005. Rencana Peningkatan Teknis Operasional Pengelolaan
Persampahan Di Kota Bau-Bau. Surabaya : ITS.
Kartikawan, Yudhi. 2007. Pengelolaan Persampahan. Yogyakarta.
Maulidah, Siti. 2011. Pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir (TPA)
Sampah kabupaten bangkalan Dengan bantuan sistem informasi
geografis. Malang: UNM.
Moleong, Lexy. J,. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Murdiningsih. 2014. Implementasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan Di
Dinas Kebersihan Kota Manado. Manado : Unsrat
Noelaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT Rinika Cipta.
Pramono, S.S. 2005. Studi Pengangkutan Sampah Dari TPS Hingga Ke TPA Di
Kota Depok. Jakarta: Seminar Nasional Pesat 2005.
58
Rahardyan B. 2005. Peningkatan Pengelolaan Persampahan Perkotaan Melalui
Pengembangan Daur Ulang. Materi Lokakarya 2 Pengelolaan
Persampahan di Propinsi DKI Jakarta. Jakarta.
Republik Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta
Rini, Puspa. 2016. Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan Pelayanan
Tpa Semali Kabupaten Kebumen. Semarang : Undip.
Rizal, M. 2014. Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan. Sulawesi : Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sigi.
Suarna, Wayan. 2008. Model Penanggulangan Sampah Perkotaan dan
Perdesaan. Bali: Universitas Udayana. 64
Suwerda, B. 2012. Bank Sampah (Kajian Teori dan Penerapan). Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Saputro, Ye. 2014. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Melalui Bank
Sampah Di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang. Semarang : Undip.
Subekti, Sri. 2014. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat.
Semarang : Universitas Padanarang.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosadakarya
Suryana. 2010. Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung : UPI
Syafrudin. 2010. Pengelolaan Limbah Padat. Semarang: Fakultas Teknik UNDIP.
Wardiha, MW. 2014. Timbulan Dan Komposisi Sampah Di Kawasan Perkantoran
dan Wisma. Denpasar : Balai Pengembangan Teknologi Perumahan.
Yones, Indra. 2007. Kajian Pengelolaan Sampah Di Kota Ranai Ibu Kota
Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Semarang: Universitas
Diponegoro.