i
SKRIPSI
IMPLEMENTASI METODE BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN
AQIDAH AKHLAK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI DI MA AL-RAISIYAH SEKARBELA KOTA
MATARAM TAHUN AJARAN 2017/2018
OLEH:
NURUL ADE MANTIKA
151141039
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017/2018
ii
IMPLEMENTASI METODE BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN
AQIDAH AKHLAK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI DI MA AL-RAISIYAH SEKARBELA KOTA
MATARAM TAHUN AJARAN 2017/2018
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
NURUL ADE MANTIKA
151141039
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017/2018
iii
iv
vi
vii
MOTTO
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”.1
1 HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam shahih wa Dha‟if Sunan
Ibnu Majah no. 224.
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini hanya butiran kecil dari sekian banyak dan besar lautan pasir yang harus ku persembahkan demi kasih dan sayang pada Bapak dan Ibu yang telah banyak memberikan pengorbanan yang tidak terhingga nilainya baik materil maupun spiritual, sehingga peneliti bisa sampai ke jenjang perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Mataram.
Untuk bapakku Abubakar, ibuku Nurlaelah, dan adik-adikku tercinta yang selalu memotivasiku, sahabat-sahabatku tercinta, almamaterku, semua guru dan dosenku.
Wahai dzat yang Maha Kasih, Hidup dan Matiku hanya Untuk-Mu dan mohon jadikanlah ini sebagai amal ibadahku
Aamiin.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam
dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah mebantu sehingga penyusunan skripsi ini bisa diselesaikan
dengan baik. dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang besar kepada:
1. Prof. Dr. H. Nashuddin. M.Pd selaku Dosen Pembimbing I.
2. Dr. Jumarim. M.Hi selaku Dosen Pembimbing 2.
3. Dr. Saparudin. M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI UIN Mataram.
4. H. Muhammad Taisir. M.Ag selaku Sekertaris Jurusan PAI UIN Mataram
5. Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Mataram.
6. Prof. Dr. H. Mutawalli. M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.
Semoga segala amal baik yang telah diberikan, mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri
peneliti sendiri, khususnya bagi insan-insan pendidikan pada masa yang akan
datang. Amiin.
Mataram, 11 Desember 2018
Nurul Ade Mantika
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iv
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................... v
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 5
D. Ruang Lingkup dan Seting Penelitian .............................................. 6
E. Telaah Pustaka .................................................................................. 7
F. Kerangka Teori ................................................................................. 9
1. Pengertian Metode Bervariasi ...................................................... 9
xi
a. Metode Ceramah .................................................................... 11
1) Kelemahan Metode Ceramah ........................................ 12
2) Keuntungan Metode Ceramah ....................................... 13
3) Langkah-Langkah Metode Ceramah ............................. 14
b. Metode Diskusi ...................................................................... 15
1) Kelemahan dan Kelebihan Metode Diskusi...................... 16
2) Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi .............. 17
c. Metode Tanya Jawab ............................................................. 20
1) Kelemahan Metode Tanya Jawab .................................. 20
2) Kelebihan Metode Tanya Jawab.................................... 21
3) Langkah-langkah Metode Tanya Jawab ........................ 21
2. Motivasi Belajar ........................................................ 22
a. Pengertian Motivasi Belajar ................................................ 22
b. Jenis Motivasi Belajar ......................................................... 22
c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ............................... 24
3. Pembelajaran Aqidah Akhlak .................................................... 25
a. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak .......................... 25
b. Tujuan pembelajaran Aqidah Akhlak di MA ..................... 26
c. Ruang Lingkup Materi Aqidah Akhlak di kelas XI MA.... 27
G. Metode Penelitian....................................................................................... 28
H. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 36
BAB IIPAPARAN DATA dan TEMUAN.......................................................... 37
A. Gambaran Umum MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram ........... 37
B. Implementasi Metode Bervariasi Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Ma Al-
Raisiyah Sekarbela Kota Mataram Tahun Ajaran 2017/2018 ............ 46
C. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Dengan
Menggunakan Metode Bervariasi ....................................................... 51
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 54
xii
A. Implementasi Metode Bervariasi Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Ma Al-
Raisiyah Sekarbela Kota Mataram TahunA jaran 2017/2018 ............ 54
B. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak Dengan
Menggunakan Metode Bervariasi ....................................................... 57
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 62
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................. 63
DARFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Literatur Penelitian ..................................................................................... 7
Tabel 2 Keadaan Sarana Dan Prasarana MA AL-Raisiyah Sekarbela Mataram .. 40
Tebel 3 Daftar Nama Guru MA AL-Raisiyah Sekarbela Mataram ....................... 42
Tabel 4 Keadaan Siswa MA AL-Raisiyah Sekarbela Mataram ............................. 43
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi MA AL-Raisiyah Sekarbela Mataram .................. 45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Wawancara Dengan Guru Bidang Studi, Kepala Sekolah, Dan Siswa Kelas Xi Ma Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram
Lampiran 2 Pedoman wawancara dengan guru bidang studi, kepala sekolah, dan siswa kelas XI MA AL-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sistem pendidikan menuntut penyesuaian dalam segala
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan tersebut. Salah satu
keharusan seorang guru dalam proses belajar mengajar adalah harus sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Hasbullah mengatakan:
Pendidikan merupakan sarana utama didalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit diperoleh sebuah hasil dari kualitas sumber daya manusia yang maksimal. Hal ini tercermin didalam tujuan pendidikan yang mengaktualisasikan pada kehidupan bangsa dalam mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pakerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.2
Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional:
a. Bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social;
b. Bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keamanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bahngsa yang diatur dengan undang-undang;
c. Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan evisiensi
2Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.
1.
1
2
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;
d. Bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b,c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam pasal 1 ayat 1 mengatakan Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.3
Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap
merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha
pembaharuan sistem pendidikan. Pemerintah telah berusaha mengatasi
berbagai masalah pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dalam proses
belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku pelajaran, sarana
dan prasaran belajar dan lain sebagainya yang berkenaan dengan peningkatan
kualitas pendidikan. Akan tetapi masih saja belum bisa meningkatkan kualitas
pendidikan seperti yang diharapkan, masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki dan dilengkapi oleh seluruh pelaku pendidikan yang terkait.
3Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Ayat 1, hlm. 1.
3
Dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan, banyak faktor
yang dapat berpengaruh dalam upaya pencapaian kualitas hasil belajar peserta
didik, “salah satu diantaranya adalah bentuk atau metode pengajaran yang
sesuai dan tepat.Hamdani mengatakan bahwa Metode adalah cara yang
digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena
penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa padasaatberlangsungnya pengajaran. Dengan
demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses
belajar mengajar”.4
Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran.
Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran
sesuai dengan materi yang akan disampaikan. R. Ibrahim dan nana S.
Sukmadinata menjelaskan bahwa: “setiap metode pembelajaran memiliki
kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi
guru metode mana pun yang digunakan harus jelas tujuan yang dicapai”.5
“Karena siswa memiliki interest yang sangat heterogen, Idealnya
seseorang guru harus menggunakan multimetode, yaitu memvariasikan
penggunaan metode pembelajaran didalam kelas, hal ini dimaksudkan untuk
menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari terjadinya kejenuhan yang
dialami siswa”.6Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar mengajar
4Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 80. 5Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.
78 6Ibid.,hlm. 78
4
adakalanya siswa, bahkan guru mengalami kejenuhan. Hal ini tentu menjadi
problem bagi tercapainya tujuan pembelajaran.7
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di MA Al-
Raisiyah Sekarbela Kota Mataram kelas XI mata pelajaran Aqidah Akhlak
guru belum menggunakan metode bervariasi.Pada saat itu guru masih
menggunakan metode ceramah saja, guru memberikan penjelasan seputar
materi yang diajarkan. Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar
siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran, meskipun ada juga sebagian
kecil yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran seperti Ilham dan
Muamar yang selalu ribut didalam kelas, mengganggu teman sebangku dan
sering mengantuk pada saat pembelajaran, hal ini disebabkan karena
kurangnya persiapan pada diri siswa untuk mengikuti pembelajaran.8
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana implementasi metode
bervariasi dalam pembelajaran aqidah akhlak maka peneliti tertarik
menggunakan judul dengan Implementasi Metode Bervariasi Dalam
Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas XI di MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram Tahun
Ajaran 2017/2018.
7Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), hlm. 91. 8Observasi peneliti di lokasi penelitian pada tanggal 24 juli 2018.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan metode bervariasi dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak
dengan menggunakan metode bervariasi?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui implementasi metode bervariasi dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak kelas XI MA Al-Raisiyah Sekarbela
Kota Mataram Tahun Ajaran 2017/2018.
b. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa pada pembelajaran
Akidah Akhlak kelas XI MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram
Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini dapat ditinjau dari
dua segi:
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana
sumbangsih buah pikir dalam upaya inovasi pembelajarn dan mampu
merubah khzanah ilmu pengetahuan khususnya pada biang aqidah
akhlak serta memberikan motivasi kepada guru-guru bidang aqidah
akhlak.
6
b. Secara praktis
1) Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai
pengetahuan baru bagi peneliti guna dijadikan studi banding pada
masa yang akan datang.
2) Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi lembaga
pendidikan MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram.
3) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi para guru
sebagai pengalaman dalam proses belajar mengajar dalam semua
bidsng studi, khususnya bidang studi Aqidah Akhlak.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Dalam rangka mempermudah proses penelitian dan agar pembahasan
yang dilakukan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan tidak kabur
atau kurang jelas, maka dilakukan pembatasan-pembatasan disesuaikan
dengan focus pada permasalahan sehingga pembahasan yang disampaikan
menjadi terukur dan tajam.
Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin diteliti, maka yang
menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi implementasi metode
bervariasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas XI di MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram.
7
E. Telaah Pustaka
Peneliti dalam melakukan penelitian ini juga mengambil literature dari:
Tabel 1.1
Literatur Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Pendekatan Hasil
1 Maksum Penerapan metode ceramah dan diskusi dalam proses pembelajaran pada bidang studi Qur’an Hadist di MA Fajrul Hidayah Desa BatuJai Lombok Tengah Tahun Ajaran 2007/2008.9
Kualitatif Hasil penelitian yang dilakukan maksum adalah penerapan metode ceramah dan diskusi dalam proses pembelajaran Qur’an Hadist memberikan pembelajaran pendidikan anak terhadap kognitif, afektif dan psikomotorik siswa untuk membentuk sikap dan mental siswa dalam pembelajaran khususnya Qur’an Hadist yang bertujuan agar siswa lebih bersemangat dan mampu untuk membaca Al-Qur’an dan Hadist dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini akan kebenarannya dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupannya.
9Maksum, “Penerapan Metode Ceramah dan Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Pada
Bidang Studi Qur‟an Hadist Di MA Fajrul Hidayah Desa Batujai Lombok Tengah, (skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram 2008).
8
2 Muh Azkar Penerapan metode ceramah dan metode demonstrasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI A MA An-Najah Gunungsari.10
PTK yang didukung oleh data yang berbentuk data kualitatif maupun data kuantitatif.
Adapun hasil penelitian yang dilakuakan oleh Muh Azkar ialah ditemukan/didapatkan cara-cara yang tepat dalam penerapan metode ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
3 Yuli Andriana Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran PAI siswa kelas II SMPN 4 Lingsar Tahun Pelajaran 2005/2006.11
kualitatif Adapun hasil dari penelitian Yuli Andriana adalahupaya yang dilaksanakan oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas II, dengan penerapan metode belajar yang diminati oleh siswa mwlalui metode diskusi kelompok, serta guru berusaha mengembangkan minat dan keinginan siswa dalam belajar sehingga proses dan tujuan belajar dapatt terwujud, sehingga tercapainya peningkatan motivasi belajar dan prestasi siswa.
10Muh Azkar, “Penerapan Metode ceramah dan Metode Demonstrasi dalam
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Kelas XI A MA An-Najah Sesela Gunungsari, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram 2009).
11Yuli Andriana,”Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas II SMPN 4 Lingsar Tahun Pelajaran, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram 2006).
9
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan yang sekarang yaitu,
penelitian yang sekarang mengambil lokasi di MA Al-Raisiyah Sekarbela
Kota Mataram yang memfokuskan pada Implementasi metode bervariasi
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa di kelas XI.
F. Kerangka Teori
1. Metode Bervariasi
a. Pengertian Metode Bervariasi
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan
yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai
metode mengajar merupakan keniscayaan, sebab seorang guru, tidak
akan dapat mengajar dengan baik apabila tidak menguasai metode
secara tepat.12
Dengan makna yang sama, tetapi dengan bahasa yang berbeda
Nana Sudjana mengatakan bahwa metode mengajar ialah cara yang
dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan metode ini diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan
mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif.13
12Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,…., hlm. 15. 13Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011), hlm.76.
10
Menurut Soetomo, metode bervariasi adalah perubahan
pengajaran dari satu metode ke metode lain dengan tujuan untuk
menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima
bahan pelajaran yang diberikan guru. Sehingga siswa dapat aktif lagi
dan berpatisipasi dalam belajarnya.14 Jadi dapat disimpulkan bahwa
metode bervariasi adalah cara mencapai tujuan didalam proses belajar
mengajar yang didalamnya beberapa setting metode atau pertukaran
metode dan tidak menggunakan satu metode saja.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa metode
bervariasi merupakan satu metode yang digunakan secara bergantian
atau selang seling dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
siswa tidak merasa jenuh atau bosan dengan metode yang
monoton.Dengan demikian siswa kembali aktif dan bersemangat untuk
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dirumuskan
tercapai.
Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-
gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik
dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode
mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.
Kemampuan yang dihasilkan oleh metode ceramah akan berbeda
hlm. 76. 14Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993),
hlm. 100.
11
dengan kemampuan yang dihasilkan oleh metode diskusi. Demikian
juga dengan penggunaan metode mengajar lainnya.15
b. Macam-macam metode yang dapat divariasikan
1) Metode Ceramah
Menurut Zakiah Daradjat, teknik mengajar menggunakan
metode ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan
paling banyak dilakukan, namun usaha-usaha peningkatan teknik
mengajar tersebut tetap berjalan terus menerus.16
Dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat dan
mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru
itu adalah benar, murid menguntip ikhtisar ceramah semampu
murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih
lanjut oleh guru yang bersangkutan.
Guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah
murid pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu
pula. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan
pengertian terhadap sesuatu masalah.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa murid hanya duduk dan
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Pada saat guru
menyampaiakan materi dengan menggunakan metode ceramah
diharapakan agar dalam penyampaian materi tersebut ada terselip
15Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), hlm. 158-159. 16Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), hlm. 289.
12
kata yang membangkitkan gairah siswa untuk bersemangat (cerita
lucu namun relevan terhadap materi yang di sampaikan) yang
membuat siswa tidak bosan.
Kelemahan Metode Ceramah:
a) Dalam pengejaran yang dilakukan dengan metode ceramah,
perhatian hanya berpusat pada guru dan guru dianggap murid
selalu benar. Di sini tampak bahwa guru lebih aktif sedangkan
murid pasif saja.
b) Pada metode ceramah ada unsur paksaan, karena guru berbicara
(aktif) sedang murid hanya mendengar, melihat dan mengutip
apa yang dibicarakan guru. Murid diharuskan mengikuti apa
kemauan guru, meskipun ada murid yang kritis, namun semua
jalan pikiran guru dianggap benar oleh murid.
c) Untuk Sekolah Dasar metode ceramah ini, jika dilaksanakan
100% tidak baik, karena segala sesuatu akan ditelannya tanpa
kritik bahkan mungkin muridnya sama sekali tidak mengerti
apa yang diceramahkan oleh gurunya.Bagi murid yang tidak
paham dan takut mengemukakan ketidak-pahamannya maka
akan berakibat murid yang bersangkutan tetap pada keadaan
tidak mengerti, lebih-lebih kalau guru yang memberi pelajaran
melalui metode ceramah kurang persiapan atau tidak mampu
ikut menyelami jiwa anak-anak didiknya.17
17Ibid. ,hlm. 289-290.
13
d) Anak didik lebih tanggap dari sisi visual akanmenjadi rugi dan
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar
menerimanya.
e) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak
didik.18
Keuntungan metode ceramah:
a) Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik
melakukan aktivitas yang sama, sehingga pendidik dapat
mengawasi peserta didik sekaligus.
b) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama,
dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima
pelajaran sekaligus.
c) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu
yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
d) Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan
banyak sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-
pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit
sedangkan waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih
mendetail.19
Langkah-langkah Penggunaan Metode Ceramah
18Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukasi, (Jakarta, PT
Rineka Cipta, 2000), hlm. 206. 19Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2014), hlm.
447.
14
a) Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi
belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.
b) Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan
ceramah.
c) Tahap asosiasi (komparasi), artinya member kesempatan
kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan
bahan ceramah yang telah diterimanya. Untuk itu pada tahap
ini diberikan/disediakan Tanya jawab dan diskusi.
d) Tahap generalisasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas
menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat bahan
yang telah diceramahkan..
e) Tahap aplikasi/evaluasi. Tahap terakhir ini, diadakan penilaian
terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah
diberikan guru. Evaluasi bisa dalam bentuk lisan, tulisan, tugas,
dan lain-lain.
Metode ceramah ini wajar digunakan apabila:
a) Ingin mengajarkan topik baru.
b) Tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa.
c) Menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.20
2) Metode Diskusi
Menurut Suryosubroto, Diskusi adalah percakapan ilmiah
oleh beberapa yang tegabung dalam satu kelompok untuk saling
20Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar…., hlm. 77-78.
15
bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama
mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas
suatu masalah.21
Proses hidup dan kehidupan manusia sehari-hari khususnya
di bidang pendidikan seringkali dihadapkan kepada persoalan-
persoalan, di mana persoalan tersebut kadang-kadang tak dapat
dipecahkan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu cara saja,
akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian
disusun pemecahan yang mungkin berupa jalan yang terbaik
(alternative terbaik).Dalam dunia pendidikan bagi seorang guru
jika hanya memakai satu metode dalam proses KBM tidak akan
bisa memecahkan suatu masalah yang sedang di alami oleh
siswa.Misalnya guru menggunakan metode diskusi, dengan
sesekali menggunakan metode diskusi maka akan membangkitkan
gairah belajar siswa sehingga siswa mempunyai kegiatan lain
selain duduk dan mendengarkan ceramah guru.
Oleh karena itu, penggunaan metode diskusi bukanlah hanya
percakapan atau debat biasa saja, tapi diskusi timbul karena ada
masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-
macam.22Dalam metode diskusi ini peran guru sangat penting
dalam rangka menghidupkan kegairahan murid berdiskusi.
Kelemahan Metode Diskusi:
21Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 179.
22Zakiah daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam…., hlm. 292.
16
a) Diskusi terlampau menyerap waktu. Kadang-kadang diskusi
larut dengan keasyikannya dan dapat mengganggu pelajaran
lain.
b) Pada umumnya peserta didik berlatih untuk melakukan diskusi
dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka
kecenderungannya mereka tidak sanggup berduksi.
c) Kadang-kadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan
diskusi, maka kecenderungannya diskusi menjadi Tanya
jawab.23
Kelebihan dari metode diskusi ialah:
a) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan
dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
b) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka
saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang
lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan
membiasakan bersikap toleran.24
Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
a) Pendidik mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya, dapat pula pokok masalah yang akan
23Ibid., hlm. 118-119. 24Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif…., hlm. 199.
17
didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh pendidik dan
peserta didik. Yang penting, judul atau masalah yang akan
didiskusikan itu harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat
dipahami baik-baik oleh setiap peserta didik.Untuk
melaksanakan metode diskusi pendidik harus memberikan
pertolongan berupa pertanyaan/problem sebagai perangsang,
bimbingan dan pengarahan.Syarat-syarat pertanyaan diskusi
sebagai berikut:
(1) Harus mengandung nilai diskusi, jangan hanya satu
jawaban.
(2) Harus merangsang adanya pemungutan suara.
(3) Harus mengandung kemungkinan jawaban kebih dari satu.
(4) Harus membutuhkan pertimbangan, perbandingan dari
kenyataan.
(5) Harus menarik perhatian sesuai dengan taraf umur.
b) Dengan pimpinan pendidik, para peserta didik membentuk
kelompokdiskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekertaris/
pencatat, pelopor dan sebagainya, (bila perlu), mengatur tempat
duduk, ruangan, sarana dan sebagainya. Sadarlah akan peranan
guru dalam diskusi, baik sebagai fasilisator, pengawas,
pembimbing, maupun sebagai evaluator jalannya
18
diskusi.25Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditangan peserta
didik yang:
(1) Lebih memahami/menguasai masalah yang akan
didiskusikan.
(2) Berwibawa dan disenangi oleh teman-temannya.
(3) Berbahasa dengan baik dan lancer berbicara.
(4) Dapat bertindak tegas, adil dan demokrasi.
Tugas pimpinan diskusi antara lain, adalah:
(1) Pengatur dan pengarah acara diskusi.
(2) Pengatur “lalu-lintas” pembicaraan.
(3) Penengah dan penyimpul dari berbagai pendapat.
c) Para peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya masing-
masing sedangkan pendidik berkeliling dari kelompok yang
satu ke kelompok yang lain (kalau kelompok diskusi lebih dari
satu kelompok), menjaga ketertiban serta memberikan
dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota
kelompok berpatisipasi aktif dan agar diskusi berjalan dengan
lancar. Setiap anggota kelompok harus tahu secara persis
tentang apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya
berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap
anggota harus tahu bahwa hak berbicaranya sama.Berikanlah
25Ibid.,hlm. 118.
19
kesempatan kepada peserta didik secara merata agar diskusi
tidak didominasi oleh beberapa orang saja.26
d) Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya.
Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua
peserta didik (terutama dari kelompok lain). Pendidik memberi
ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut.
e) Selanjutnya para peserta didik mencatat hasil diskusi tersebut,
dan pendidik mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap
kelompok, sesudah para peserta didik mencatatnya untuk “file”
kelas.
f) Akhirnya diadakan tindak lanjut diskusi.
(1) Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi
sepenuhnya.
(2) Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut
untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada
diskusi-diskusi yang akan datang.
Akhirilah diskusi dengan mengambil kesimpulan.
Sebaiknya kesimpulan dilakukan oleh peserta didik dan di
bawah arahan atau bimbingan guru. Jika peserta didik sulit
untuk mengambil kesimpulan maka dapat dilakukan oleh guru
agar waktu tidak terbuang sia-sia.
26Ibid., hlm. 119.
20
3). Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah salah satu tehnik mengajar yang
dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
metode ceramah. Ini disebabkan karena guru memperoleh
gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
Anak didik yang biasanya kurang mencurahkan
perhatiannya terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode
ceramah akan berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan
melalui metode tanya jawab. Sebab anak didik tersebut sewaktu-
waktu akan mendapat giliran untuk menjawab suatu pertanyaan
yang akan diajukan kepadanya.27
Kelemahan metode tanya jawab:
a) Pertanyaan dari guru sering menuju kepada pertanyaan yang
sifatnya hafalan.
b) Tanya jawab kalau dilakukan secara terus menerus akan dapat
menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari.
c) Guru tidak dapat mengetahui secara pasti apakah anak yang
tidak mengajukan pertanyaan itu telah memahami dan
menguasai materi yang telah diberikan.
27Zakiah daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam…., hlm.307-308.
21
Keuntungan metode Tanya jawab:
a) Suasana menjadi lebih aktif.
b) Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun
kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
c) Guru dapat mengetahui bagaimana penguasaan anak terhadap
materi yang sedang disampaikan, bagaimana anak sudah
mengerti dan bagaimana anak belum menguasai.
d) Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.28
Langkah-Langkah Penggunaan Metode Tanya Jawab
a) Merumuskan tujuan Tanya jawab secara jelas dalam bentuk
yang khusus dan berpusat pada perubahan tingkah laku murid.
b) Mengemukakan alas an mengapa kita memakai metode Tanya
jawab.
c) Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang harus diberikan
kepada murid.
d) Membuat garis besar jawaban dari pertanyaan yang diberikan
sehingga mudah mengetahui mana jawaban siswa yang benar
dan yang salah.
e) Memberi kesempatan kepada semua siswa yang bertanya.29
28Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar…, hlm. 153. 29Ibid., hlm.151.
22
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Gleitman didalam buku Mahmud, menyatakan bahwa motivasi
ialah keadaan internal organisme baik manusai ataupun hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini, motivasi
berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara
terarah.30
Sedangkan didalam buku Zakia Daradjat mengatakan “motivasi
adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai
tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya”.
Kuat lemahnya motivasi belajar turut memengaruhi keberhasilan
belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama
yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang
penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.31
b. Jenis Motivasi
Motivasi banyak jenisnya. Para ahli mengadakan pembagian
jenis-jenis motivasi menurut teorinya masing-masing. Dari
keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan tiga pendekatan untuk
menentukan jenis-jenis motivasi, yakni :
1) Pendekatan kebutuhan. Abraham H. Maslow melihat motivasi dari
segi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-
30Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 100. 31Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam…., hlm. 139.
23
tingkat. Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat
dilakukan jika tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat
pemuasan.
2) Kebutuhan Fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep-
konsep motivasi, yakni : penggerak, harapan, dan insentif.
3) Penggerak, adalah yang member tenaga tetapi tidak membimbing,
bagaikan mesin tetapi tidak mengemudikan kegiatan. Harapan,
adalah keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh
setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. Harapan-harapan
merupakan rentang antara ketentuan subjektif bahwa sesuatu akan
terjadi, dan ketentuan subjektif bahwa sesuatu tak akan terjadi.
4) Insentif, ialah objek tujuan yang actual.Ganjaran (reward) dapat
diberikan dalam bentuk konkret atau dalam bentuk
simbolik.Insentif menimbulkan dan menggerakkan perbuatan, jika
diasosiasikan dengan stimulans tertentu dalam bentuk tanda-tanda
akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi dengan
cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh
uang. Kita mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara
merangsang mereka dengan kemungkinan mendapat hadiah.
Dalam hal ini, individu melakukan antisipasi dan mengharapkan
sesuatu.
5) Pendekatan deskriptif. Masalah motivasi ditinjau dari pengertian-
pengertian deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian
24
yang dapat diamati dan hubungan-hubungan matematik. Masalah
motivasi dilihat berdasarkan kegunaannya dalam rangka
mengendalikan tingkah laku manusia. Dengan pedekatan ini,
motivasi didefinisikan sebagai stimulus kontrol.32
c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Secara umum guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.Secara khusus guru perlu
melakukan berbagai upaya tertentu secara nyata untuk meningkatkan
motivasi belajar siswanya.
Upaya-upaya itu terdiri pelaksanaan fungsi-fungsi:
1) Upaya meningkatkan motivasi, guru sering berhadapan dengan
dua jenis situasi kelas yang berbeda, yakni kelas yang berada
dalam keadaan waspada dan penuh perhatian dan siap melakukan
tindakan untuk mengatasi keadaan tegang dalam dirinya; dan
situasi dimana sebagian siswa tidak berada dalam kondisi yang
diharapkan.
2) Upaya pemberian harapan, para siswa memiliki harapan-harapan
tertentu setelah menyelesaikan pelajaran, atau tugas, atau suatu
proyek. Guru perlu memberikan harapan-harapan tertentu untuk
menggugah motivasi belajar siswa.
3) Upaya pemberian insentif, insentif adalah objek tujuan atau
symbol-simbol yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan
32Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.
109-112.
25
kekuatan/kegiatan siswa. Misalnya: Umpan balik hasil-hasil
tes,pemberian hadiah dan dorongan secara lisan atau tertulis,
pemberian komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, persaingan
dan kerja sama.33
3. Pembelajaran Aqidah Akhlak
a. Pengertian
Pembelajaran berarti “proses, cara, perbuatan menjadikan orang
atau makhluk hidup belajar”.34 Dalam buku M. Sobry Sutikno,
menurut Winkel mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta
didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang
berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang
berlangsung di dalam diri peserta didik.35 Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya
yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Adapun yang dimaksud penulis dengan pembelajaran disini
adalah proses belajar mengajar yakni proses interaksi antara guru
Aqidah Akhlak dengan siswa kelas XI dalam suatu lingkungan
belajarnya.
Pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu
pembelajaran yang diajarkan di sekolah formal dan merupakan rumpun
33Ibid., hlm. 116-120. 34Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Hlm. 627. 35M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Mataram: Holistica Lombok, 2015),
hlm. 31.
26
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).Secara etimologi kata
“aqidah akhlak” terdiri dari dua kata aqidah dan akhlak.
Kata aqidah berasal dari kata al-„aqd, yaitu ikatan mental,
memintal, menetapkan, menguatkan, mengingat dengan kuat,
berpegang teguh, yang dikuatkan, dan yakin.36
Aqidah menurut istilah, adalah hal-hal yang wajib dibenarkan
oleh hati dan jiwa merasa tentram kepadanya, sehingga menjadi
keyakinan kukuh yang tidak tercampur dengan keraguan.Maksudnya
keyakinan kokoh yang tidak dapat ditembus oleh keraguan bagi orang
yang meyakininya dan keimanan tersebut wajib selaras dengan
kenyataan, tidak menerima keraguan dan dugaan.37
Adapun kata Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang
jamaknya akhlak.Menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan
agama.Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan kata
khaliq yang berarti “pencipta” dan makhluq yang berarti “yang
diciptakan”.38
b. Tujuan Pembelajaran Aqidah Ahklak di MA
1) Agar peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan
keyakinan yang benar terhadap hal-hal yang harus dialami,
sehingga dalam bersikap dan bertingkah laku sehari-hari
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
36Nur Hidayat,Akidah Akhlak Membentuk Manusia Indonesia yang Berkarakter Islam¸
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta), hlm. 24. 37Ibid.,hlm. 24-25. 38Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 11.
27
2) Agar siswa memiliki pengetahuan, penghayatan dan keinginan
yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan berusaha
sekuat tenaga untuk meninggalkan akhlak yang buruk, baik dalam
hubungannya dengan Allah SWT, diri sendiri, antar manusia
maupun hubungannya dengan alam lingkungan.39
c. Ruang Lingkup Materi Aqidah Akhlakdi kelas XI MA
Ruanglingkup mata pelajaran aqidah akhlak Aliyah kelas XI
meliputi:
1) Materi MA kelas XI semester Ganjil
a) Memahami ilmu kalam
b) Memahami aliran-aliran kalam dan tokoh-tokohnya
c) Menghindari akhlak tercerla
d) Membiasakan akhlak terpuji
e) Meneladani kisah
2) Materi MA kelas XI semester Genap
a) Memahami tassawuf dalam islam
b) Akhlak pergaulan remaja
c) Menghindari akhlak tercela
d) Adab takziyah
e) Meneladani kisah40
39https://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-akidah-ahklak, diakses pada 18 Mei pukul 11:28.
40Aqidah akhlak pendekatan saintifik kurikulum 2013
28
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif.
Dengan pendekatan ini, peneliti menggambarkan dan menganalisa
fenomena berdasarkan apa yang objek alami. Peneliti menggunakan
penelitian kualitatif disebabkan karena sifat dari masalah yang diteliti
untuk mengungkapkan masalah yang berkenaan dengan pengalaman
seseorang ketika mengalami fenomena tertentu dan karena metode
kualitatif dapat memberikan rincian yang kompleks.
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok beberapa deskripsi digunakan untuk
menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
penyimpulan.41
2. Kehadiran Peneliti
Untuk lebih menyempurnakan pemahaman tentang pendekatan
kualitatif ini, peneliti mengutip pendapatnya Sugiyono tentang
penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti adalah instrumen
kunci.42
41Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 60. 42Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan kualitatif, (Bandung: Alpabeta,2009), hlm. 15.
29
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai
instrument kunci yang secara langsung terlibat dalam kehidupan
subjek penelitian. Kehadiran peneliti langsung dilapangan sangat
mutlak, karena seluruh rangkaian rencana penelitian akan dapat
teraplikasi secara baik.
Mengingat bahwa penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga
peneliti merupakan instrument kunci yang berperan aktif dalam
mengumpulkan data-data yang akan diberikan. Sebelum peneliti terjun
kelapangan, terlebih dahulu peneliti harus melengkapi prosedur atau
syarat-syarat melakukan peneltian seperti surat ijin penelitian agar
peneliti dapat diterima dilapangan.
3. Lokasi Penelitian
Yang menjadi lokasi penelitian iniadalah MA Al-Raisiyah
Sekarbela Kota Mataram Tahun Ajaran 2017/2018.Terpilihnya
Madrasah Aliyah Sekarbela Kota Mataram sebagai lokasi penelitian
berdasarkan prinsipnya untuk memudahkan peneliti dalam
mengadakan penelitian baik dari faktor sarana dan prasarana serta
tempat yang sangat strategis sehingga memudahkan peneliti
menjangkaunya.
4. Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
sudah barang tentu harus berhubungan dengan orang-orang yang
30
menjadi objek penelitian. Dengan demikian sumber-sumber data yang
penulis maksudkan mendapatkan data diantaranya:
a. Kepala MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram yaituDrs.
Abdillah.
b. Guru Aqidah Akhlak yaituMasa’ah, S.Pd.I.
c. Siswa kelas XI MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram yaitu
Taufan Hadi, Nizarul Islam, Zahrul Bayan, Rahmanah, dan Silmi
Soraya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu hal yang mesti dilakukan
dalam proses penelitian. Selama mengumpulkan data, seorang peneliti
akan mengamati objek yang diteliti dengan menggunakan beberapa
metode pengumpulan data. Adapun metode pengumpulan data yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap fenomena-
fenomena objek yang diteliti dan secara objektif hasilnya akan
dicatat dengan sistematis agar diperoleh gambaran yang lebih
konkrit tentang kondisi di lapangan.43
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa
observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung peristiwa atau keadaan yang terjadi di
43Koejaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2003), hlm. 310.
31
lapangan. Adapun jenis metode observasi yang biasa digunakan
yaitu dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu sebagai berikut :
1) Observasi partisipan adalah observasi di mana orang yang
melakukan pengamatan berperan serta ikut ambil bagian dalam
kehidupan obyek atau orang yang di observasi .
2) Observasi non partisipan adalah kebalikan dari observasi
partisipan yaitu dimana orang yang melakukan pengamatan
tidak berperan serta ikut ambil dalam kehidupan obyek yang di
observasi.44
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi
non partisipan, di mana peneliti tidak turut ambil bagian dalam
kehidupan orang yang diobservasi atau diteliti, peneliti hanya
mengamati saja.
Melalui metode observasi ini peneliti ingin mengetahui
tentang penerapan metode bervariasi dan ingin melihat motivasi
belajar siswa pada pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI MA
Al-Raisiyah.
b. Metode Interview (wawancara)
Suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan
yang bertujuan memperoleh informasi.Bila guru menanyakan
murid tentang keadaan rumah, atau kita menanyakan petani tentang
44Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2012), hlm. 80.
32
seluk beluk pertanian, itu wawancara.Namun wawancara sebagai
alat penelitian yang sistematis.45
Metode interview ini merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan menggunakan tanya jawab lisan atau diistilahkan
dengan wawancara dengan wawancara lisan (kuisioner lisan) oleh
penanya (pewawancara) dengan yang ditanya (yang di
wawancarai).
Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaanya, maka
interview dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1) Wawancara terstruktur yakni dalam wawancara terstruktur
pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada
subjek telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pewawancara.
2) Wawancara semistruktur adalah wawancara yang dalam
pelaksanaannya lebih bebas, artinya untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang di
wawancarai dimintai pendapat dan ide-idenya.
3) Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang
bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk mengumpulkan datanya.46
45S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 113.
46Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 6.
33
Dalam penelitian ini digunakan wawancara semi struktur,
yaitu narasumber diminta pendapatnya, dan ide idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti hanya perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
Metode ini digunakan untuk mewawancarai langsung
narasumber yaitu guru akidah akhlak untuk mendapatkan data
tentang penerapan metode bervariasi di MA Al-Raisiyah
Sekarbela Kota Mataram. Dengan cara menanyakan kepada guru
terkait cara mengajar dengan menggunakan metode bervariasi
dan menanyakan sejauh mana motivasi belajar siswa dengan
penerapan metode bervariasi.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini adalah sebagian dari metode atau
tehnik yang akan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
informasi atau data.“Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis
ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seseorang penyidik”.47
Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk
mendapatkan dokumen-dokumen yang ada di MA Al-Raisiyah
Sekarbela Kota Mataram, meliputi: tinjauan historis, letak
geografis, struktur organisasi, keadaan dalam proses KBM foto
atau vidio kegiatan serta sarana prasarana. Peneliti mengumpulkan
47Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 216.
34
data yang ada dikantor MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram
tepatnya diperoleh dari bagian kepala sekolah, waka kurikulum,
ruang guru, dan staf tata usaha (TU), data ini penulis gunakan
untuk mendapatkan data sebagai pendukung dalam penelitian.
6. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data.48
Dalam teknik analisis kualitatif, ada tiga tahap yang
menjadi rangkaian analisis proses, yaitu:
a. Reduksi data, yaitu proses merangkum, memilih hal-hal yang
memfokuskan hal-hal yang penting, dan penyederhanaan data
yang muncul di lapangan agar dapat diperoleh gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan
data selanjutnya. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi yang masih
kompleks.
b. Tampilan data, yaitu proses penyusunan informasi yang
kompleks dalam suatu bentuk yang sistematis, agar lebih
sederhana dan dapat dipahami maknanya.
48Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…. , hlm. 103.
35
c. Kesimpulan, yaitu analisa data yang terus menerus baik selama
maupun sesudah mengumpulkan data, untuk penarikan
kesimpulan yang dapat menggambarkan pola yang terjadi.49
7. Validitas Data
Untuk menetapkan keabsahan suatu data, maka peneliti
melakukan pemeriksaan dan pelaksanaan, pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Ada beberapa tehnik pemeriksaan keabsahan
data, diantaranya: memperpanjang keikutsertaan, ketekunan
pengamatan, trianggulasi, pemeriksaan sejawa melalui diskusi, analisis
kasus negative, kecukupan referensial, pengecekan anggota, uraian
rinci dan auditing.50
Dalam penelitian ini ditetapkan validitas data yaitu ketekunan
pengamatan dan triangulasi. Ketekunan pengamatan berarti ”mencari
secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan
proses analisis yang konstan atau tentative”.51Sedangkan trianggulasi
merupakan proses validitas data dengan mengadakan cek dan ricek
dari berbagai strategi dan sudut pandang. Mengenai trianggulasi dalam
penelitian ini, ada dua yang akan dilakukan yaitu trianggulasi sumber
data dan metode.
49Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif , (Bandung:Alfabeta,2014),hlm.91. 50Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…. , hlm. 327. 51Ibid., hlm. 329.
36
H. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan proposal skripsi ini penyusun membagi menjadi
empat babyang sistematik dan logis yang diuraikan dalam rangka sebagai
berikut:
1. Bab I, merupakan pendahuluan yang mengantarkan seluruh
pembahasan selanjutnya. Bab ini berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, kerangka teori,
metode penelitiandan sistematika pembahasan.
2. Bab II, gambaran umum MA Al- Raisiyah Sekarbela Kota
Mataram,yang meliputi letakgeografis, sejarah berdirinya, visi dan
misi sekolah, keadaan guru dankaryawan, peserta didik, struktur
organisasi, dan sarana prasaranaMA Al- Raisiyah Sekarbela Kota
Mataram.
3. Bab III, berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi
pengkajian data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang
Implementasi Metode Bervariasi Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di MA Al-
Raisiyah Sekarbela Kota Mataram Tahun Ajaran 2017/2018.
4. Bab VI, berisi Penutup, berisi kesimpulan yang merupakan jawaban
dari rumusan masalah, saran dan penutup
37
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Ma Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram
1. Latar Belakang MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram
Madrasah Aliyah Al-Raisiyah Sekarbela berdiri didasari dengan
keberadaan MTs Al-Raisiyah.MTs Al-Raisiyah berdiripun atas keinginan
daripada warga masyarakat yang dimana sebelumnya pendidikan pondok
pesantren tradisional yang berbentuk kholaqoh, kemudian atas permintaan
dari orangtua murid yang menginginkan anak-anaknya ada pendidikan
formal maka didirkanlah MTs Al-Raisiyah yang pada saat itu berdiri pada
tahun 1993.Kemudian menjelang kelas 3 berakhir ada keinginan untuk
anak-anak ini bagaimana untuk meneruskan kependidikan yang lebih
tinggi, maka didirikanlah madrasah aliyah Al-Raisiyah untuk kelanjutan
daripada pendidkan yang sudah dirintis MTs sebelumnya.52
Karena ada dorongan dari Mts Al-Raisiyah dan kelulusannya banyak
yang berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi
sehingga dengan dasar itu maka MA berdiri dengan menunjuk Ust. H.
Fathurrahman sebagai kepala Madrasah sampai tahun 2001 dengan jumlah
siswa pertama 62 orang. Jumlah siswa Aliyah dalam 3 tahun terakhir ini
yaitu pada tahun pelajaran 2015/2016 jumlah siswa MA Al-Raisiyah
sebanyak 78 orang, tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 76 orang dan
pada tahun 2017/2018 sebanyak 79 orang.53
52Abdillah Kepala Sekolah MA Al-Raisiyah, Wawancara, 24 Juli 2018.
53Ibid.
38
Nama Al-Raisiyah diambil dari akhir nama TGH Muhammad Rais
yaitu Raisyang berarti pemimpin sehingga Al Raisiyah diharapkan dapat
mencetak pemimpin yang Agamis dan memiliki pendirian yang kuat serta
berilmu.54
Terdaftar nomor 425.11/795/DIK/2001 MA AL-Raisiyah mendapat
izin operasional dari kantor Departemen Agama Provinsi Nusa Tenggara
Barat dengan No. NSS.212520171004 dengan status terdaftar.55
2. Letak Geografis MA Al-Raisiyah Sekarbela Mataram
Secara geografis MA Al Raisiyah Sekarbela Mataram terletak di
Jalan Sultan Kaharudin Sekarbela, Kota Mataram. MA Al-Raisiyah ini
berbatasan dengan beberapa wilayah diantaranya:
a. Sebelah Utara: terdapat jalan umum dan perumahan penduduk.
b. Sebelah Selatan: terdapat masjid dan perumahan penduduk.
c. Sebelah Barat terdapat perumahan penduduk.
d. Sebelah Timur terdapat perumahan penduduk.56
Secara geografis letak MA Al Raisiyah Sekarbela ini sangat mudah
dijangkau dengan alat transportasi karena madrasah ini berada tidak jauh
dari jalan raya walaupun MA Al Raisiyah ini berada didalam permukiman.
3. Visi dan Misi MA Al-Raisiyah Sekarbela Mataram
a. Visi
“Bertaqwa, bermanfaat dan mandiri”.
54Ibid. 55Profil MA Al-Raisiyah, Dokumentasi, 24 Juli 2018. 56Abdillah Kepala Sekolah MA Al-Raisiyah, Wawancara, 24 Juli 2018.
39
b. Misi
1) Memperdalam pemahaman terhadap Al Qur’an dan Hadits
2) Mengembangkan ilmu Nahwu sebagai ilmu alat.
3) Membina akhlakul karimah melalui majelis ta’lim, pengajian, dan
tahssus.
4) Melaksanakan pendidikan terpadu dan berkelanjutan
5) Memberikan bekal keterampilan dan kemandirian santri melalui
kegiatan keterampilan
6) Meningkatkan mental dan kepribadian santri melalui kegiatan
pengembangan diri.57
4. Sarana dan Prasarana MA Al-Raisiyah Sekarbela Mataram
Dalam mempermudah berlangsungnya aktivitas belajar mengajar
tidak terlepas dari perlengkapan sarana dan prasarana belajar mengajar,
karena sarana dan prasarana ini sangat penting sehingga dapat membantu
para pendidik dan peserta didik untuk mempermudah proses belajar
mengajar yang tujuannya untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MA Al-Raisiyah
Sekarbela Mataram dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1.
57Visi Misi MA Al-Raisiyah, Dokumentasi, 30 Juli 2018.
40
Keadaan Sarana dan Prasarana MA Al Raisiyah Sekarbela Mataram
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama ruang Jumlah Kondisi
1 Ruang Kelas 3 Baik
2 Perpustakaan 1
3 R. Lab. IPA -
4 R. Lab. Biologi -
5 R. Lab.Fisika -
6 R. Lab.Kimia -
7 R. Lab. Komputer -
8 R. Lab. Bahasa -
9 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
10 Ruang Guru 1 Baik
11 Ruang Tata Usaha 1 Baik
12 Ruang Konseling -
13 Tempat Beribadah 1 Baik
14 Ruang UKS 1 Kurang baik
15 WC 2 Baik
16 Tempat Olahraga 1 Baik
17 Kantin 2 Baik
Sumber data: Data Inventaris MA Al Raisiyah Tahun 2018.58
Dari tabel di atas, dapat dilihat sarana dan prasarana MA Al-
Raisiyah Sekarbela Mataram terdapat 3 ruangan kelas yang dimana
kondisi ruangan kelasnya baik dan mempunyai 1 ruanganperpustakaan,
MA Al-Raisiyah tidak mempunyai ruang laboraturium IPA, Biologi,
Fisika, Kimia, Komputer dan Bahasa. Dari keenam ruangan tersebut
58Sarana Prasarana MA Al-Raisiyah, Dokumentasi, 30 Juli 2018.
41
terdapat juga 1 ruangan kepala sekolah yang kondisinya baik, 1 ruang guru
kondisinya baik dan memiliki 1 ruangan Tata Usaha yang kondisinya baik,
memiliki 1 tempat beribadah, memiliki 1 ruang UKS yang kurang baik,
memiliki 2 WC yang satu untuk guru dan yang satunya lagi WC untuk
para siswa yang kondisinya baik, dan memiliki tempat olahraga kemudian
yang terakhir memiliki 2 kantin dan kondisinya baik. Dari 17 ruang sarana
prasarana hanya terdapat 14 ruangan yang ada di MA Al-Raisiyah
Sekarbela Mataram.
5. Data Guru MA Al-Raisiyah
Sebagian besar guru di MA Al-Raisiyah Sekarbela Mataram
dilatarbelakangi pendidikan agama dan umum.Guru-guru di MA Al-
Raisiyah Sekarbela Mataram juga terdiri dari guru tetap dan guru honorer.
Mengenaikeadaan guru di MI Al Banun tahun pelajaran 2015/2016 dapat
dilihatpada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2.
Daftar Nama Guru MA Al Raisiyah Sekarbela Mataram
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama / NIP L/
P
Pend.
Terakhir Jabatan
Tugas
Tambahan
Mata Pelajaran
yang diampu
1 Drs. Abdillah L S1 Guru Kepala Madrasah Qur'an Hadits
19630904 199403 1 002
2 TGH. Maschun L Ma'had Guru Pimpinan Ilmu Hadits Ponpes Ilmu Tafsir
3 Tamhid Fauzi L Ma'had Guru Pemb.Diniyah Fikih
42
Wali Kls XII SKI
4 Mujitahid, S.Pd.I L S 1 Guru Bahasa Arab
Ilmu Kalam
(LM)
5 Masa'ah, S. Pd. I P S1 Guru Tata Usaha Fikih Akidah Akhlak
Akhlak (LM)
6 M. Lukman Hakim, SE,ME L S1 Guru
Ekonomi
7 Erny Yuliawati, SP P S1 Guru Pemb.Paskibr
a Matematika
8 Aminullah, S.Pd L S1 Guru Wakamad P K n Sosiologi
9 Tauhid,S.Pd L S1 Guru Bendahara Bahasa Inggris
10 Nining Kurniati, SE P S1 Guru Ka.Perpustakaan
Geografi
11 Zamroni, S.Pd L S 1 Guru Pemb.Pramuka Penjaskes
12 Muhammad Mustafa, S.Pd.I L S 1 Guru Pemb.Kaligra
fi Seni Budaya
13 Zulhadi, S.Pd L S 1 Guru Prakarya &
Kwirausahaan
14 Sri Wardiyah W, S.Pt P S 1 Guru Wali Kls XI Sejarah Indonesia
15 Suharman, SE L S1 Guru Sejarah Umum
Ekonomi
16 Hani Maryam, S.Pd P S 1 Guru Pemb.OSIS Bahasa & Sastra Ingg
17 Mustahajuddin, S.Pd.I L S 1 Guru Bahasa Arab
Ilmu Kalam
(LM)
18 Sopian Hadi, S.Pd L S1 Guru TU/Wali Kls X
Sejarah Umum Sosiologi
19 Haerul Falah, S.Pd L S 1 Guru Bahasa
Indonesia
20 B.Dwi Laksmi Kurniati, S.Pd P S1 Guru
Bahasa Indonesia
Sumber data: Data Guru MA Al Raisiyah Sekarbela Tahun 2018.59
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah guru di MA Al-
Raisiyah Sekarbela Mataram tahun pelajaran 2017/2018.Dari
keseluruhan jumlah guru 21 orang yang dimana jumlah guru laki-lakinya
59Data Guru MA Al-Raisiyah, Dokumentasi, 30 Juli 2018.
43
15 orang sedangkan guru berjenis kelamin perempuan 6
orang.Sedangkan tingkat pendidikannya dapat dilihat bahwa lulusan
strata satu (S1) sebanyak 18 orang, lulusan Ma’had ada 2 orang.Jadi guru
lulusan strata satu (S1) lebih banyak dari pada guru lulusan Ma’had.
6. Data Siswa MA Al-Raisiyah
Siswa adalah subyek yang terlibat dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya kerjasama dengan siswa seorang guru tidak
dapat mengajar secara optimal dan maksimal mungkin sesuai dengan
ilmu yang telah dimilikinya.
Tabel 2.3.
Keadaan Siswa MA Al Raisiyah Sekarbela Mataram
Tahun Pelajaran 2017/2018
Kelas Jumlah Siswa MA Al-Raisiya Sekarbela
L P Jumlah
X 13 17 30
XI 11 12 23
XII 16 10 26
Jumlah 40 38 78
Sumber Data : Data Inventaris MA Al Raisiyah Sekarbela Mataram Tahun 2018.60
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah siswa MA Al
Raisiyah Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 78
orang.Sedangkan berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 40 orang laki-laki
60Daftar Hadir Siswa MA Al-Raisiyah,Dokumentasi, 30 Juli 2018.
44
dan 38 orang perempuan. Adapun jumlah siswa menurut kelas yaitu kelas
X berjumlah 30 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 17 orang
perempuan, kelas XI berjumlah 23 orang yang terdiri dari 11 orang laki-
laki dan 12 orang perempuan, kelas XII berjumlah 26 orang yang terdiri
dari 16 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.
7. Struktur Organisasi MA Al-Raisiyah Sekarbela Mataram
Sebagai suatu lembaga atau organisasi, maka struktur lembaga
atau organisasi tersebut harus ada sebagai pedoman atau gambaran dari
koordinasi dan terorganisasikannya pembagian tugas dan wewenang
dalam lembaga tersebut.Dimana struktur lembaga pendidikan mutlak
dibutuhkan guna untuk mengaktifkan dan mengefisienkan kinerja serta
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi MA Al-Raisiyah
Sekarbela Mataram dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
45
Gambar 2.4
Struktur Organisasi Madrasah
Aliyah Al Raisiyah Sekarbela Mataram
Keterangan :
:Garis Komando
_ _ _ _ _ _ : Garis Konsultasi
Kepala
Madrasah
Drs. Abdillah
PimpinanYayasan
TGH. Maschun Kementrian
Agama
Ketua Komite
Taufiq
Bendahara
Tauhid, S.Pd Tata usaha
Zulhadi, S.Pd, Masa’ah, S.Pd.i
Sudirman
Waka Kesiswaan
Erny Yuliawati, SP Waka Kurikulum
Aminullah, S.Pd
BP/Konseling Wali Kelas
Guru
Siswa
46
B. Implementasi Metode Bervariasi Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Xi Di MA Al-
Raisiyah Sekarbela Kota Mataram Tahun Ajaran 2017/2018
Dalam proses belajar mengajar, metode memiliki cara/posisi yang
sangat penting. Karena didalam kelas penggunaan metode sangat relevan
dapat membantu guru menghadirkan cara pengajaran yang tepat dengan materi
yang akan disampaikan kepada peserta didik tentunya dapat ditunjang dengan
metode, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bisa tercapai dengan
baik, adapun materi yang disampaikan ialah materi tentang Akhlak Pergaulan
Remaja.
Adapun penerapan metode bervariasi dalam proses belajar
mengajar Aqidah Akhlak di MA Al-Raisiyah di kelas XI adalah sebagai
berikut:
1. Guru bidang studi menyiapkan materi Aqidah Akhlak yang akan
dibahas sebelum belajar mengajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran
terlihat bahwa guru bidang studi menggunakan metode bervariasi yaitu
pertama menggunakan metode ceramah yang kedua metode diskusi.
Kemudian materi pembelajaran tersebut dipilih dan ditentukan oleh
guru bidang studi untuk dibahas dan di diskusikan.
2. Untuk mengamati proses pembelajaran di atas, guru bidang studi harus
menjadwalkan secara berkelompok, dalam satu kelompok terdapat 4-5
orang untuk memudahkan pengawasan dan pengontrolan pada saat
penerapan metode ini.
47
3. Guru bidang studi memberikan arahan dan bimbingan, setelah
diberikan arahan oleh guru barulah siswa menyampaikan materi yang
telah di bagikan terlebih dahulu di depan kelas.
4. Setelah proses penyampaian materi oleh kelompok yang telah
dibagikan, guru mengadakan sesi Tanya jawab untuk melihat seberapa
serus dan antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran.
5. Setelah melakukan sesi Tanya jawab, barulah guru bidang studi
membahas hasil yang telah dicapai secara bersama-sama.61
Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi Aqidah Akhlak di
MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram bahwa:
Dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu saya mengabsen kehadiran siswa, mengecek kerapian siswa dan menyuruh siswa menyiapkan buku mata pelajaran Aqidah Akhlak, kemudian saya menjelaskan ulang sedikit materi yang telah di pelajari minggu lalu, jika siswa hanya diterangkan saja maka siswa terkadang cepat merasa bosan, untuk itu saya menyampaikan materi dengan menggunakan metode bervariasi dengan begitu akan mengubah suasana kelas menjadi lebih bersemangat.62
Dalam proses belajar mengajar Aqidah Akhlak di MA Al-Raisiyah
Sekarbela, penerapan metode bervariasi dalam kegiatan belajar mengajarguru
mengawali dengan sama-sama membaca al-basmallah kemudian guru
memberikan apersepsi dan motivasi tentang pembelajaran yang telah
dipelajari dengan tujuan agar siswa dapat mengingat pembelajaran yang telah
diajarkan.63
61 Proses Belajar Mengajar, Observasi, Tanggal 20 Februari 2018. 62Mas’ah, Guru Akidah Akhlak, MA Al-Raisiyah Sekarbela Mataram, Wawancara, 25
Juli 2018. 63Poses Belajar Mengajar Aqidah Akhlak, Observasi, Tanggal 01 Agustus 2018.
48
Abdillah selaku kepala sekolah di MA Al-Raisiyah Sekarbela setelah
diwawancarai mengatakan bahwa:
Adanya kurikulum 2013 maka dituntut sekali menggunakan metode yang bervariasi, jika hanya menggunkan satu metode apalagi kami selaku pendidik merasa kurang berinovasi sehingga akan membuat peserta didik menjadi jenuh untuk belajar. Karena dengan menggunakan metode bervariasi peserta didik akan menjadi aktif dalam proses belajar mengajar, maka dengan cara ini pendidik bisa meningkatkan minat/motivasi peserta didiknya dalam belajar dan pendidik sebagai fasilisator dalam menyampaikan materi dan peserta didik lebih berperan aktif dalam pengembangan materi.64
Menurut Masa’ah selaku guru bidang studi Aqidah Akhlak di MA
Al-Raisiyah Sekarbela mengatakan bahwa:
Pada saat mengajar dengan menggunakan metode bervariasi memang kita sangat membutuhkan dan sangat bagus.Tidak mungkin kita melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan satu metode, kita menggunakan variasi itu karena untuk melihat keaktifan siswa, disamping bervariasi kita juga melakukan ceramah dulu menjelaskan keanak-anak. Setelah itu kita bertanya tentang apa saja yang belum dipahami, dan siswa juga harus kembali bertanya supaya ada timbal baliknya.65 Masa’ah juga menambahkan tujuan seorang guru menggunakan
metode bervariasi:
Kalau kita menggunakan satu metode, itu sangat monoton.Misalnya metode ceramah saja, membuat siswa kurang aktif jenuh, mereka hanya mendengarkan guru yang menjelaskan.Saat pembelajaran di dalam kelas, saya sebagai guru bidang studi Aqidah Akhlak memiliki tujuan agar murid yang saya didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Contohnya di dalam kelas, saya memberikan berbagai macam metode kepada siswa misalnya metode diskusi kelompok, kemudian saya menyuruhnya untuk mempresentasikan di depan kelas, selanjutnya metode Tanya jawab, dan metode pemberian tugas. Setelah saya memberikan berbagai macam metode di atas,
64Abdillah Kepala Sekolah MA Al-Raisiyah, Wawancara, 01 Agustus 2018. 65Masa’ah, Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak MA Al-Raisiyah Sekarbela, Wawancara,
Tanggal 01 Agustus 2018.
49
terlihat bahwa murid yang saya didk sudah memiliki mental yang baik, sehingga tujuan saya sebagai pendidik tercapai.66 Pendapat lain juga datang dari salah seorang guru bidang studi
Matematika mengatakan bahwa:
Tujuannya untuk kenyamanan dan kemantapan peserta didik, kita menggunakan metode bervariasi supaya peserta didik itu tidak bosan, jika penggunaan suatu metode yang masih membuat siswa ribut ataupun tidak senang berarti ganti dengan metode yang lain, karena kalau materi yang akan kita sampaikan dengan metode yang pas membuat siswa mudah paham dan mengerti. Jadi tujuannya supaya apa yang kita sampaikan itu tepat ke peserta didik.67
Menurut Taufan Hadi selaku siswa kelas XI di MA Al-Raisiyah
Sekarbela mengatakan bahwa:
Pada saat pelajaran sebelum menggunakan metode bervariasisaya merasa sulit dalam memahami dan menangkap materi yang dijelaskan, namun setelah ibu Masa’ah menggunakan metode yang bervariasi saya sangat paham dan motivasi saya meningkat dalam belajar khususnya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak.68
Silmi Soraya selaku siswa kelas XI di MA Al-Raisiyahjuga
berpendapat dia mengatakan bahwa:
Saya sangat senang ketika ibu Masa’ah menyampaikan materi dengan menggunakan metode bervariasi, apa lagi digunakan pada mata pelajar Aqidah Akhlak, dengan adanya penerapan metode ini saya mendapatkan perubahan yang sangat baik pada nilai-nilai saya.69
66Ibid., tanggal 29 oktober 2018. 67Erni Yuliawati, guru bidang studi Matematika MA Al-Raisiyah Sekarbela,
wawancara, tanggal 29 Oktober 2018. 68Taufan Hadi, Siswa Kelas XI MA Al-Raisiyah Sekarbela, Wawancara,Tanggal 01
Agustus 2018. 69Silmi Soraya, Siswa Kelas XI MA Al-Raisiyah Sekarbela, Wawancara, Tanggal 01
Agustus 2018.
50
Pendapat lain juga datang dari siwa kelas XI MA AL-Raisiyah
bernama Nizarul Islam mengatakan bahwa:
Sebelum ibu Masa’ah menggunakan metode bervariasi saya merasa sangat jenuh sebab metode itu saja yang digunakan.Namun setelah ibu masa’ah menggabungkan atau memvariasikan beberapa metode saya merasa bersemangat dalam belajar, apalagi yang di variasikan sesuai dengan materi yang di ajarkan seperti metode diskusi dan Tanya jawab. Yang awalnya saya jarang sekali untuk beragumen apalagi untuk bertanya, melihat teman-teman yang lain sangat gigih dalam belajar saya pun ikut terpancing untuk bersemangat dalam belajar.70 Zahrul Bayan selaku siswa kelas XI MA AL-Raisiyah juga
berpendapat ia mengatakan:
Dalam belajar, metode sangat di butuhkan oleh siswa, jika penggunaan metode masih kurang otomatis pencapaian belajar siswa akan kurang juga. Dengan di terapkan metode bervariasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak oleh ibu ibu Masa’ah ini, saya tidak lagi merasa malas dan mengantuk di dalam kelas, karena setiap kali pembelajaran berlangsung ibu masa;ah juga menyampaikan materi yang mudah di pahami oleh siswa dengan metode yang bervariasi.71 Dari hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penerapan metode bervariasi membantu siswa lebih aktif , lebih semangat,
giat dalam mengikuti proses belajar mengajar, dan siswa sangat antusias
dalam belajar.
70Nizarul Islam, Siswa Kelas XI MA AL-Raisiyah Sekarbela, Wawancara, 27 September
2018. 71Zahrul Bayan, Siswa Kelas XI MA AL-Raisiyah Sekarbela, Wawancara, 27 September
2018.
51
C. Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Dengan
Menggunakan Metode Bervariasi
Dalam pembelajaran, motivasi adalah sesuatu yang menggerakan siswa
untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya
Sebaliknya, dengan adanya motivasi yang tinggi, siswa akan tertarik dan
terlihat aktif bahkan berinisisatif dalam belajar.Menurut Masa’ah selaku guru
bidang studi Aqidah Akhlak di MA Al-Raisiyah Sekarbela mengatakan
bahwa:
Setelah saya menggunakan metode bervariasi ini, sangat berpengaruh terhadap siswa dan siswi.Dari metode tersebut, mereka terlihat aktif saat di ruangan, cepat tanggapnya serta sangat termotivasi. Dalam proses pembelajaransaya juga menggunakan metode diskusi, dalam 1 kali pertemuan ada 2 kelompok yang maju mengingat kami hanya memiliki waktu sekitar 40 menit saja. Jadi untuk pertemuan berikutnya dalam arti minggu depan kelompok yang akan maju mereka akan menyiapkan diri dirumah artinya dia juga akan mencari bahan yang telah dibagikan ke sumber-sumber yang lain, jadi siswa dan siswi kreatif dan motivasi untuk belajar semakin tinggi.72
Dalam pembelajaran aqidah akhlak siswa memerlukan bimbingan dan
motivasi dari guru aqidah akhlaknya, maka dengan pemberian bimbingan
siswa akan termotivasi dalam proses belajarnya.Adapun motivasi belajar
siswa pada bidang studi aqidah akhlak:
a. Keantusiasan siswa dalam proses belajar mengajar ini sangat
membantu keberhasilan dalam pembelajaran, rasa keingin tahuan yang
besar datang dari diri siswa, semangat yang tinggi dalam mengikuti
72Masa’ah, Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak MA Al-Raisiyah Sekarbela, Wawancara,
Tanggal 01 Agustus 2018.
52
pembelajaran, tugas dapat diselesaikan dengan hasil yang
memuasakan.
b. Keceriaan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sangat
diperlukan karena dengan adanya keceriaan siswa itu pertanda siswa
senang akan pelajaran tersebut, seperti suasana gembira selama
mengikuti proses belajar mengajar, siswa tampak serius dalam
mengikuti pembelajaran.
c. Dengan suatu metode yang diterapkan oleh seorang guru dapat
menimbulkan kreatifitas yang muncul dari dalam diri siswa, misalnya
siswa mampu mengembangkan materi yang dipelajari sehingga
pemahaman siswa jadi lebih luas.
Menurut Abdillah selaku kepala sekolah di MA Al-Raisiyah Sekarbela
mengatakan bahwa motivasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dengan
menggunakan metode bervariasi adalah:
Setelah diberikan metode bervariasi ini siswa merasakan adanya semangat dan motivasi, sehingga yang tadinya siswa hanya menerima dari uraian yang diberikan oleh guru, setelah metode ini digunakan siswa bisa saling berbagi dengan siswa lainnya, aktif untuk bertanya, menanggapi, menjelaskan dan saling tukar pikiran. Sehingga kelihatan dari siswa-siswa ini antusias dan sangat termotivasi untuk terus belajar.73
Abdillah juga menambahkan sedidit kendala dan solusi yang dialami
dalam melaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlak adalah:
Kendala kami ialah dari sisi sarana, kami kekurangan buku pegangan.Karena kami belum bisa memberikan masing-masing buku kepada tiap-tiap siswa. Adapun solusinya ialah kami berharap ada
73Abdillah Kepala Sekolah MA Al-Raisiyah, Wawancara, 27 September 2018.
53
keikhlasan dari para siswa untuk saling bergiliran, dengan begitu kendala yang dialami dapat di atasi dengan kerja sama antara siswa.74
Peneliti juga mewawancarai siswi kelas XI ma al-raisiyah yang bernama
Rahmanah, ia mengatakan:
Motivasi yang saya dapatkan setelah ibu masa’ah menggunakan metode bervariasi ini ialah saya yang dulunya kurang aktif dan kurang percaya diri dalam kelas merasakan adanya perubahan dalam diri saya.Misalnya sekarang saya sudah berani bertanya dan menjawan setiap kali ada pertanyaan yang dia ajukan oleh teman-teman atapun yang diberikan oleh ibu masa’ah, saya juga merasa senang ketika ibu masa’ah mengajar dengan berbagai metode.75
Sebelum pembelajaran berakhir, terlihat bahwa ibu masa’ah
memberikan motivasi kepada siswa yang di tugaskan untuk diskusi di
pertemuan berikutnya dengan cara untuk menyiapkan diri mencari
tambahan referensi dari sumber-sumber lain sehingga siswa tidak selalu
monoton menggunakan buku paket yang di bagikan oleh guru di sekolah,
sehinga siswa terlihat untuk terus belajar dan motivasi ingin belajar juga
semakin meningkat
Setelah peneliti mengadakan observasi dalam proses belajar
mengajar dengan menerapkan metode bervariasi dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI
bahwa indikator yang dapat memicu motivasi belajar siswa yang tinggi
dilihat dari guru yang menerapkan metode diskusi dan tanya jawab
sehingga siswa dapat memahami dan siswa memiliki antusias selama
proses belajar mengajar.
74Ibid 75Rahmana, Siswi Kelas XI MA Al-Raisiyah Sekarbela, Wawancara, Tanggal 27
September 2018.
54
BAB III
PEMBAHASAN
A. Implementasi Metode Bervariasi dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Di MA Al-
Raisiyah Sekarbela Kota Mataram Tahun Ajaran 2017/2018
Sebagaimana halnya lembaga pendidikan pada umumnya. Peranan
bidang studi Aqidah Akhlak di MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota Mataram
dituntut untuk membina siswa supaya menjadi manusia seutuhnya (jasmani
dan rohani), itu sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas baik guru
maupun siswanya dalam proses belajar mengajar, lebih penting lagi yaitu
dapat menemukan konsepsi baru yang utuh, sehingga dapat membangun
masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang
diperlukan.Syaiful bahri djamarah mengemukakan:
Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan 1 metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan ada kelemahannya,penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaranpun tampak kaku, anak didik terlihat kurang bergairah belajar, guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan.76
Penggunaan metode pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas XI
MA Al-Raisiyah sangat dibutuhkan, untuk menunjang kefektifan siswa dalam
belajar. Proses pembelajaran Aqidah Akhlak pada kelas XI sangatlah bagus,
penyajian metode yang sesuai dengan materi membuat para siswa begitu
antusias dalam belajar.
76Syaiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta 1996), hlm. 3.
55
Keberhasilan salam mengimplementasiakan metode pembelajaran yang
bervariasi sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran, karena suatu pembelajaran hanya mungkin di implementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Hal ini juga akan
berlaku baik bagi guru maupun bagi murid yang menerimanya.
Adapun bentuk pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak kelas XI di
MA Al-Raisiyah:
1. Penggunaan metode
Jika seorang guru dalam prakteknya hanya menggunakan satu metode
dalam pengajaran yaitu hanya metode ceramah, kemungkinan siswa hanya
sekadar merekam informasi saja.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak terlihat guru bidang studi menggunakan berbagai macam
metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Misalnya pada materi
Akhlak Pergaulan Remaja, guru menggunakan metode ceramah, kemudian
metode tanya jawab dan diskusi kelompok. Guru dalam menyampaikan
materi seperti yang telah disebutkan di atas bahwa tidak sembarang
memberikan metode, guru juga harus melihat kondisi apakah metode yang
digunakan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, dengan
demikian proses belajar menjadi efektif.
2. Perencanaan
Segala sesuatu yang hendak dilakukan tanpa perencanaan terlebih
dahulu kemungkinan tidak akan berjalan lancer sesuai dengan apa yang
56
diharapkan. Begitu pula dengan kegiatan belajar mengajar, dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak ini guru terlebih dahulu menyiapkan materi
apa yang disampaikan kemudian metode apa yang akan di gunakan.
3. Menentukan mana metode pokok dan mana metode yang ingin di
variasikan (metode ikutan)
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak ini guru tidak langsung
memberikan atau menyajikan materi dengan metode yang nantinya
membuat siswa menjadi bingung.Terlebih dahulu guru menyampaikan
atau menjelaskan dengan metode ceramah kemudian untuk penggunaan
metode selanjutnya dapat di sesuaikan dengan materi yang di ajarkan,
seperti materi menghindari akhlak tercela dimana materi ini dapat di
kombinasikan juga dengan metode simulasi/bermain peran dan metode
drill/latihan.
Tujuan dari penggabungan Tiga metode ini ialah untuk melatih
keterampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi kehidupan
sehari-hari, meningkatkan keaktifan belajar, dapat menumbuhkan kratif
siswa dan peserta didik dapat termotivasi. Jadi, dapat dilihat
bagaimanapun bentuk dan proses KBMnya, yang menjadi metode pokok
dalam setiap pembelajaran tetap metode ceramah karena dalam setiap
metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Melalui metode bervariasi ini, diharapkan dapat mempengaruhi
motivasi siswa dan merangsang siswa untuk aktif, sehingga
keterlibatannya dalam proses pembelajaran membuat siswa berpartisipasi
57
secara langsung sesuai dengan materi yang sedang diajarkan oleh guru.
Keadaan semacam inilah yang diharapkan guru agar proses pembelajaran
dapat berlangsung efektif.
Dapat diketahui ternyata siswa selaku responden bahwa metode
mengajar bervariasi sangat efektif digunakan dalam proses belajar.
B. Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Dengan
Menggunakan Metode Bervariasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan
peserta didik.Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan
peserta didik untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus
dapat menunjukan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
peserta didik, dengan demikian peserta didik akan belajar bukan hanya
sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi dorongan oleh
keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.77
Beberapa cara yang dapat dilakuakn oleh guru untuk memotivasi
peserta didik, yaitu sebagai berikut:
1. Memberi nilai
Nilai adalah angka yang diperoleh dari hasil aktifitas belajar peserta
didik yang diberikan sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari
hasil penilaian guru.
77Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2012), hlm.159
58
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada peserta didik yang
berprestasi berupa uang beasiswa dan lain-lain.Tujuannya memotivasi
peserta didik untuk mempertahankan prestasi belajar.
3. Kompetisi
Adalah persaingan yang digunakan sebagai alat memotivasi untuk
mendorong peserta didik agar mereka bergairah belajar.
4. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai
alat memotivasi. Pujian akan membesarkan jiwa peserta didik dan
mendorongnya untuk lebih bergairah belajar.
5. Hukuman
Meskipun hukuman sebagai reinforcement negatif, apabila dilakukan
dengan tepat dan bijak, hukuman merupakan alat motivasi yang baik dan
efektif.Hukuman mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan
perbuatan peserta didik yang dianggap salah.78
Motivasi akan mendorong seseorang untuk bekerja mencapai sasaran
dan tujuannya. Bagi siswa motivasi ini sangat p bventing karena dapat
menggerakan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu
menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam
belajar.Motivasi merupakan salah satu alat untuk menggerakkan atau
78Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran, (bandung: CV
PUSTAKA SETIA 2017), hlm. 123-124.
59
mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga
terjadi perubahan pada diri siswa.
Dalam belajar, motivasi memegang peran penting karena motivasi
dapat menjadikan pendorong siswa dalam belajarnya, oleh karena itu
seorang guru harus peka terhadap situasi interaksi belajar mengajar, sebab
tidak jarang pada waktu tertentu ada diantara siswa yang tidak terlibat
langsung dalam proses belajar mengajar, disinilah hendaknya guru
Aqidah Akhlak senantiasa berusaha untuk menumbuhkan, memelihara
dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.
Semakin tinggi motivasi belajar, maka hasil belajar yang di capai akan
semakin meningkat. Sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar maka
hasil belajar yang di capai akan semakin menurun. Abu Ahmadi, Widodo
mengatakan:
Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak yang mengalami kesulitan belajar.79
Hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa,
perhatiannya tidak tertuju pada mengesampingkan hal-hal yang dapat
mengganggu kegiatan belajar.Menurut Sadirman fungsi motivasi adalah:
79Abu Ahmadi, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm.83.
60
a. Mendorong siswa untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai,
dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Meyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.80
Setelah dilakukan pengamatan dengan guru menggunakan metode yang
bervariasi di dalam kelas dapat klasifikasikan dari teori yang dikemukakan
oleh sadirman di atas yaitu:
1. Mendorong siswa untuk berbuat, dalam penggunaan metode ceramah,
diskusi dan Tanya jawab, siswa menerima dan merespon dengan baik,
sehingga dengan adanya metode seperti ini besar kemungkinan bagi siswa
untuk belajar lebih giat, misalnya dari kurang aktif menjadi aktif.
2. Menentukan arah perbuatan, setelah guru berhasil menguasai berbagai
macam metode dan membuat siswa lebih nyaman dari sebelumnya siswa
dapat menentukan mana yang baik mana yang buruk, yang dulunya kurang
percaya diri tampil di depan kelas sekarang sudah percaya diri tampil di
depan kelas. Jadi tujuan yang di harapkan tercapai.
3. Menyeleksi perbuatan, apabila dalam proses penyampaian materi dan
penyajian metode kurang berkenan bagi siswa sehingga membuat siswa
80Sadirma. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo,
2011), hlm. 85.
61
kurang teratur di dalam kelas, guru bisa mencoba dengan metode yang lain
seperti metode bermain peran. Dengan penggunaan metode seperti ini
sedikit tidaknyadapat membantu siswa dari yang kurang paham menjadi
paham.
Dengan demikian ini adalah menjadi tanggung jawab guru agar
pengajaran yang akan diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini
banyak bergantung pada guru dalam membangkitkan motivasi belajar
siswa dengan menggunakan metode bervariasi ini. Tanpa motivasi belajar
kemungkinan besar siswa akan mengalami kejenuhan dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu motivasi ini sangatlah penting didalamnya,
selain itu juga bisa menjadikan siswa bergairah, senang dan gembira tanpa
mereka sadari bahwa apa yang mereka alami seolah-seolah sudah masuk
kebenak mereka berupa kegembiraan yang mereka dapat.
62
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, yaitu setelah data-
data dikumpulkan, dianalisis dan ditafsirkan serta di dukung adanya telaah
pustaka maka di simpulkan sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak ini guru tidak langsung memberikan
atau menyajikan materi dengan metode yang nantinya membuat siswa
menjadi bingung. Terlebih dahulu guru menyampaikan atau menjelaskan
dengan metode ceramah kemudian untuk penggunaan metode selanjutnya
dapat di sesuaikan dengan materi yang di ajarkan, seperti materi
menghindari akhlak tercela dimana materi ini dapat di kombinasikan juga
dengan metode simulasi/bermain peran dan metode drill/latihan.Tujuan
dari penggabungan Tiga metode ini ialah untuk melatih keterampilan
tertentu baik bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
meningkatkan keaktifan belajar, dapat menumbuhkan kratif siswa dan
peserta didik dapat termotivasi. Jadi, dapat dilihat bagaimanapun bentuk
dan proses KBMnya, yang menjadi metode pokok dalam setiap
pembelajaran tetap metode ceramah karena dalam setiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
2. Dalam belajar, motivasi memegang peran penting karena motivasi dapat
menjadikan pendorong siswa dalam belajarnya, oleh karena itu seorang
guru harus peka terhadap situasi interaksi belajar mengajar, sebab tidak
63
jarang pada waktu tertentu ada diantara siswa yang tidak terlibat langsung
dalam proses belajar mengajar, disinilah hendaknya guru Aqidah Akhlak
senantiasa berusaha untuk menumbuhkan, memelihara dan meningkatkan
motivasi peserta didik untuk belajar.
B. Saran
Peneliti juga mengajukan beberapa saran mengenai Implementasi
Metode Bervariasi Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Di MA Al-Raisiyah Sekarbela Kota
Mataram Tahun Ajaran 2017/2018 sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan metode bervariasi ini guru bidang studi Aqidah
Akhlak harus lebih peka agar minat dan semangat belajar siswa terlaksana
dengan baik dan teratur demi tercapainya tujuan pendidikan.
2. Disamping mengajar dan memperhatikan siswa secara langsung demi
meningkatkan motivasi belajar siswa, maka dari itu guru bidang studi
Aqidah Akhlak memberikan dengan sungguh-sungguh dan penuh
keikhlasan.
3. Jangan pernah putus asa dan terus berusaha untuk menggerakkan serta
membangkitkan motivasi belajar pada siswa, karena adanya motivasi
siswa akan giat dan tekun melakukan sesuatu yakni dalam hal ini belajar
tergantung pada metode dan adanya motivasi yang diberikan oleh guru.
64
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Alwi Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Anwar, Rosihun. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010. Andriana Yuli,”Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Menggunakan
Metode Diskusi Kelompok Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas II SMPN 4 Lingsar Tahun Pelajaran.Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram 2006.
Azkar, Muh, “Penerapan Metode ceramah dan Metode Demonstrasi dalam
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Kelas XI AMA An-Najah Sesela Gunungsari.Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram 2009.
Bahri Djamarah Syaiful.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukasi.Jakarta,
PT Rineka Cipta, 2000.
Bahri Djamrah Syaiful dan Aswan Zain.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
Daradjat Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
2014. Doni Juan Priansa. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran, Bandung:
CV Pustaka Setia, 2017. Fathurrohman Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
PT. Refika Aditama, 2014. Hamdani, Strategi belajar mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. Hamalik, Oemar.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Hasil Observasi peneliti di lokasi penelitian pada tanggal 20 Februari 2018. Hidayat, Nur. Akidah Akhlak Membentuk Manusia Indonesia yang Berkarakter
Islam.Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2016. J. Moleong, Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 216.
65
Koejaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2003. Mahmud. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012. Maksum, “Penerapan Metode Ceramah dan Diskusi Dalam Proses Pembelajaran
Pada Bidang Studi Qur’an Hadist Di MA Fajrul Hidayah Desa Batujai Lombok tengah. skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram 2008.
M. Sobry Sutikno. Belajar dan Pembelajaran. Holistica Lombok, 2015. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011. Nana Syaodih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009. Ramayulis.metodologi pendidikan agama islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2014. Riyanto, Riyanto. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC, 2012. Rusman, Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Sadirma.A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo,
2011. S. Nasution. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan kualitatif. Bandung: Alpabeta,2009. Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D).Bandung: Alfabeta, 2010. Sugiyono.Memahami penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta,2014. Suryo Subroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta,
1997. Syaiful Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1996. https://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-
akidah-ahklak, diakses pada 18 Mei, pukul 11:28.
66
DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG
STUDI, KEPALA SEKOLAH, DAN SISWA KELAS XI MA
AL-RAISIYAH SEKARBELA KOTA MATARAM
67
68
69
70
71