i
HUBUNGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN ALAM
DENGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS PADA ANAK USIA 5-6
TAHUN DI TK MINASA UPA KECAMATAN RAPPOCINI MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Guru dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
JUNIATI
NIM 105450006615
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO HIDUP
“Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya
kebodohan”.
(Imam As Syafi‟i)
“Ilmu itu lebih baik dari harta, ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta.
Ilmu itu penghukum dan harta terhukum. Harta itu berkurang apabila dibelanjakan
tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan”.
(Saidina Ali Bin Abi Talib).
“Manusia yang bisa berintropeksi diri dari setiap kekhilafan, dan menjadikan
penyesalan memiliki arti dengan sebuah perubahan ialah manusia bijak yang
dapat
menuai hikmah dari setiap kejadian dalam kehidupan”.
(Etika Lizawati).
Kupersembahkan karya ini buat:
kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan
vii
ABSTRAK
Juniati. 2020. Hubungan Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam
dengan Perkembangan Kemampuan Sains pada Usia 5-6 Tahun di TK Minasa
Upa Kecamatan Rappocini Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Syamsuardi, S.Pd., M.Pd dan
pembimbing II Arie Martuty, S.Si., M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang
posistif & signifikan antara aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam
dengan perkembangan kemampuan sains pada anak usia 5-6 tahun di TK Minasa
Upa Kecamatan Rappocini Makassar?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dengan perkembangan
kemampuan sains pada anak usia 5-6 tahun di TK Minasa Upa Kecamatan
Rappocini Makassar.
Metode penelitian yang digunakan yaitu korelasional. Populasi dalam
penelitian ini adalah anak didik kelompok B usia 5-6 tahun di TK Minasa Upa
Kecamatan Rappocini Makassar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan
lembar observasi dengan daftar check list. Analisis data menggunakan jenis
korelasi spearman rank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam guru mampu mencapai 87,5 persen dari 14 indikator dan berada
pada kategori sangat aktif (SA). Sedangkan pada perkembangan kemampuan sains
pada anak usia 5-6 tahun mampu mencapai 66,67 persen dari 14 indikator dan
nilai yang diperoleh dari rumus korelasi spearman rank adalah sebesar 0,544.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang sangat kuat dan bernilai positif antara aktivitas pembelajaran
berbasis lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains pada anak usia
5-6 tahun di TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini Mkassar.
Kata kunci: Anak usia dini, sains, lingkungan alam
viii
ABSTRACT
Juniati. 2020. The Relationship between Learning Activities Based on Natural
Environment with the Development of Science Capabilities at the Age of 5-6
Years in Minasa Upa Kindergarten, Rappocini District, Makassar. Thesis.
Department of Teacher Education Education at the Age of Teacher Teacher
Training and Education, University of Muhammadiyah Makassar. Advisor I
Syamsuardi, S.Pd., M.Pd and Advisor II Arie Martuty, S.Si., M.Pd. The main
problem in this study is whether there is a positive & significant relationship
between learning activities based on the natural environment with the
development of science skills in children aged 5-6 years in Minasa Upa
Kindergarten, Rappocini District, Makassar ?. This study aims to determine the
relationship of learning activities based on the natural environment with the
development of science abilities in children aged 5-6 years in Minasa Upa
Kindergarten, Rappocini District, Makassar. The research method used is
correlational. The population in this study was group B students aged 5-6 years in
Minasa Upa Kindergarten, Rappocini District, Makassar. Data collection
techniques are done using observation and documentation. The research
instrument used observation sheets with check lists. Data analysis uses the
Spearman rank correlation type.
he results showed that the learning activities based on the natural environment of
the teacher were able to reach 87.5 percent of the 14 indicators and were in the
very active category (SA). Whereas in the development of scientific abilities in
children aged 5-6 years, they were able to reach 66.67 percent of the 14 indicators
and the value obtained from the Spearman rank correlation formula was 0.544.
Based on the results of the research above, it can be concluded that there is a very
strong and positive relationship between learning activities based on the natural
environment with the development of science abilities in children aged 5-6 years
in Minasa Upa Kindergarten, Rappocini Mkassar District.
Keywords : Teacher, Early childhood, science, natural environment
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas hadirat Allah Swt, atas segala nikmat,
hidayah, inayah dan karunia-Nya. Maha pengasih lagi maha penyayang. Demikian
kata untuk mewakili atas segala nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bersyukur atas
anugerah yang senantiasa melengkapi langkah kaki dan hembusan nafas, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir atau SKRIPSI yang berjudul
“Hubungan Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam dengan
Perkembangan Kemampuan Sains Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Minasa Upa
Kecamatan Rappocini Makassar”.
Salam serta Shalawat dihaturkan untuk sang pembawa nikmat iman,
Muhammad Saw. Nabi panutan seluruh umat manusia.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan juga kepada orang yang penulis
hormati,yaitu : Syamsuardi, S.Pd., M.Pd dan Arie Martuty, S.Si., M.Pd, selaku
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi
ini. Dalam kesempatan baik ini pula, penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E.,M.E., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
x
3. Bapak Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Anak
Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mendidik, membimbing,
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama di bangku kuliah.
5. Seluruh jajaran sub bagian pendidikan dan kemahasiswaan yang telah membantu
dan melayani urusan administrasi.
6. Kepada Ibu Andi Tendriola Fitri K., SKM., M.Kes., selaku kepala TK Minasa
Upa Rappocini Makassar yang telah memberikan izin dan saran untuk
keberhasilan penelitian punulis.
7. Keluarga besar PG-PAUD Kelas B angkatan 2015 terima kasih atas
kebersamaannya dalam menggapai cita-cita. Selamat berkarya, semoga
sukses dijalannya masing-masing.
8. Untuk orang yang saya kasihi dan cintai terimaksih selalu memberikan
semangat, menemani dan ikut serta membantu proses dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Teman-teman Kos yang telah memberikan masukan dan selalu memberikan
semangat dalam penulisan skripsi ini.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah
turut membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
xi
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan skripsi ini
dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Billahi Fii sabililhaq Fastabiqul Khaerat
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Makassar, Januari 2020
Penulis,
JUNIATI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................... i v
SURAT PERJANJIAN ................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ .. viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 5
2. Manfaat Praktis ................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................................... 7
1. Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini ..................................... 7
2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ........................................... 11
3. Perkembangan Kemampuan Sains .................................................... 15
4. Aktivitas Pembelajaran Berbasis LIngkungan Alam ......................... 23
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 28
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 31
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 31
xiii
1. Populasi .............................................................................................. 31
2. Sampel ............................................................................................... 32
C. Prosedur Penelitian .................................................................................. 32
1. Penelitian Pendahuluan ...................................................................... 32
2. Tahap Perencanaan ............................................................................. 32
3. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 32
D. Devinisi Operasional Variabel ................................................................ 33
1. Variabel Bebas ................................................................................... 33
2. Variabel Terikat ................................................................................. 33
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 34
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 35
H. Teknik Uji Hipotesis ............................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 38
1. Gambaran Umum Subjek dan Pelaksanaan Penelitian ................... 38
2. Deskripsi Data ................................................................................. 39
a. Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam ................ 39
b. Perkembangan Kemampuan Sains ........................................... 41
3. Uji Hipotesisi ................................................................................... 41
B. Pembahasan ............................................................................................. 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 50
B. Saran ............................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 52
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Nilai-Nilai p (RHO), Korelasi Sperman Rank ............................. ............................ 37
Hasil Penilaian Aktivitas Pembelajaran Berbasisi Lingkungan Alam ........................... 39
Distribusi Frekuensi Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam di TK Minasa Upa
Rappocini Makasar 2019 ..................................................................................... 40
Hasil Penilaian Perkembangan Kemampuan Sains Anak ............................................. 41
Distribusi Frekuensi perkembangan Kemampuan Sanis di TK Minasa Upa Rappocini
Makassar 2019 ..................................................................................................... 42
Selisi Peringkat Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam Dengan
Perkembangan Kemampuan Sains ..................................................................... 44
Nilai-nilai p (RHO), Korelasi Spermank Rank ................................................................ 45
Hasil Korelasi Rank Spermank ..................................................................................... 46
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kerangka Pikir Penelitian ....................................................... ............................ 30
Rumus Interval .................................................................................................. 36
Rumus Kategori Data ........................................................................................ 37
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lembar Observasi Guru .......................................................... ............................ 55
Lembar Observasi Anak ................................................................................... 56
Lembar Penilaian Peringkat ............................................................................. 57
Lembar Dokumentasi Kegiatan Penelitian ......................................................... 58
Lembar RPPH ................................................................................................... 62
Daftar Hadir ..................................................................................................... 63
Keterangan Validasi ............................................................................................ 64
Surat Keterangan Penelitian .............................................................................. 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya sadar dan terencana dalam rangka
mencerdaskan peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada
didalam dirinya yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi, dan memberikan ruang yang cukup bagi pengembangan
kreativitas, kemandirian, dan penyesuaian anak dengan lingkungan melalui
pendidikan teori dan praktik.
Berdasarkan jenjangnya pendidikan dibagi dalam beberapa tingkatan yakni
pendidikan dasar, menengah dan atas. Sebelum memasuki jenjang pendidikan
dasar, terdapat pendidikan anak usia dini sebagai suatu penyelenggaraan
pendidikan pra-sekolah yang justru memiliki peran fundamental selama rentang
kehidupan manusia. Berdasarkan Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang
Standar Nasional PAUD terdapat berbagai aspek yang harus dicapai anak yaitu
mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, social
emosional, serta seni. Stimulus dan intervensi yang diperoleh anak pada seluruh
aspek perkembangannya akan mencapai masa keemasan yang sangat bermanfaat
untuk keberhasilan hidupnya dimasa mendatang.
Perkembangan kognitif pada anak usia dini menurut Piaget dalam (Jamaris,
2006:18-21) mengemukakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognitif anak
mengalami kemajuan melalui empat tahap yang jelas salah satunya adalah tahap
praoperasional (usia 2-7 tahun). Dimana tahap ini merupakan awal dari
2
kemampuan anak usia dini untuk mengkonstruksi pengetahuan. Tahap ini
merupakan masa permulaan bagi mereka untuk membangun kemampuannya
dalam menyusun pikirannya.
Oleh sebab itu cara berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak
terorganisasi secara baik. Anak usia dini berpikir secara abstrak, oleh karena itu
mereka perlu fakta yang nyata. Menurut Leeper dalam Nugraha (2008:28),
menyatakan bahwa pembelajaran sains ditujukan untuk merealisasikan
pengembangan sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak menjadi lebih
berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya. Anak usia dini membangun pengetahuannya
sendiri dengan cara mengamati lalu menemukan benda-benda di sekitar,
menanyakan hasil dari penemuan tersebut, mengumpulkan informasi sehingga
anak dapat memecahkan masalah sendiri.
Hakikat pengembangan sains di Taman Kanak-Kanak adalah kegiatan yang
menyenangkan dan menarik dilaksanakan sambil bermain melalui pengamatan,
penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang
kenyataan yang ada di dunia sekitar. Secara umum permainan sains di Taman
Kanak-Kanak bertujuan agar anak mampu mencari informasi tentang apa yang
ada di sekitarnya. Untuk mengetahui rasa keingintahuannya melalui eksplorasi di
bidang sains, anak mencoba memahami dunianya melalui pengamatan,
penyelidikan dan percobaan. Untuk menstimulasi aspek-aspek tersebut di atas,
maka penggunaan metode yang digunakan guru haruslah tepat.
3
Apabila diberikan sejak usia dini, maka pembelajaran sains akan mampu
merangsang serta meningkatkan kemampuan anak dalam memahami fenomena
alam atau perubahan lingkungan di sekitarnya. Kemampuan ini akan diperoleh
anak secara alamiah dan berlangsung selama bertahun-tahun seiring dengan
pertambahan usia. Proses perkembangan ini merupakan salah satu tahapan
terpenting dalam proses perkembangan intelektual anak.
Lingkungan sebagai sumber belajar yang memfasilitasi kegiatan
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Guru harus mengetahui bagaimana
merancang lingkungan sebagai sumber belajar. Hal ini sangat penting diketahui
oleh guru Taman Kanak-Kanak mengingat peran guru Taman Kanak-Kanak
sebagai fasilitator belajar bagi anak-anak. Seorang guru Taman Kanak-Kanak
harus mampu memberikan berbagai kemudahan bagi anak untuk melakukan
kegiatan belajar sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai anak.
Agar guru dapat mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan yang potensial
bagi peningkatan dan pengembangan aspek-aspek perkembangan anak, guru harus
mengetahui dan memahami bagaimana prosedur pemanfaatannya. Selain itu, guru
juga harus mengetahui dampak pemanfaatan lingkungan terhadap perkembangan
anak Taman Kanak-Kanak sehingga pemanfaatan lingkungan tersebut tidak hanya
merupakan kegiatan formalitas atau asal ada, tetapi memang merupakan kegiatan
yang terpadu dengan kegiatan belajar anak.
Untuk memberikan pengenalan-pengenalan sains kepada anak melalui
pembelajaran berbasis lingkungan alam, maka penggunaan metode pembelajaran
sangat menentukan. Pembelajaran berbasis lingkungan alam merupakan suatu
4
strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar,
sumber belajar, dan sarana belajar. Pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar sangat membantu seorang guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
Adapun tujuan utama dari belajar dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar adalah untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan daya
berfikir kritis anak terhadap suatu masalah. Hal ini, peneliti menggunakan
aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam, pembelajaran yang dapat
mengaitkan antara aspek yang dikembangkan akan menjadi bermakna dan nyata
yang dekat dengan lingkungan keseharian anak, dalam aktivitas pembelajaran
berbasis lingkungan alam ini guru bisa mengembangkan kemampuan sains anak,
dengan demikian perlu dilakukannya perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan
mutu pembelajaran yang berkualitas dan meningkatkan kualitas pendidikan
dengan harapan mampu mengembangkan kemampuan sains anak usia 5-6 tahun.
Berdasarkan hal diatas, Maka peneliti tertarik untuk dilakukan penelitian di
TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar dengan judul “Hubungan
Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam Dengan Perkembangan
Kemampuan Sains Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Minasa Upa Kecamatan
Rappocini Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah ada hubungan yang posistif & signifikan antara aktivitas
5
pembelajaran berbasis lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains
pada anak usia 5-6 tahun di TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas pembelajaran
berbasis lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains pada anak usia
5-6 tahun di TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan kemampuan sains anak usia dini
pada anak kelompok B melalui aktivitas pembelajran berbasis lingkungan alam.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat Bagi Pendidik
1) Guru dapat mengetahui cara meningkatkan kemampuan sains anak
salah satunya dengan aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan
alam yang dapat diterapkan di pembelajaran dalam kelas dan luar
kelas.
2) Dapat memotivasi anak melalui model pembelajaran yang lebih
kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan sains anak usia
5-6 tahun.
6
b. Manfaat Bagi kepala Sekolah
1) Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk memperbaiki
praktik-praktik pembelajaran guru agar pembelajaran pada anak
dapat sesuai dengan karakteristik anak.
2) Dapat meningkatkan kualitas sekolah serta kepercayaan masyarakat
terhadap sekolah.
c. Manfaat Bagi Peneliti
Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
proses belajar mengajar dengan aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam.
d. Manfaat Bagi Peneliti Lain
Dapat menjadi sumber informasi dan referensi dalam pengembangan
penelitian untuk menumbuhkan inovasi pembelajaran.
7
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini
Pembelajaran merupakan muara dari upaya pendidikan. Tanpa pembelajran,
pendidikan hanya sebagai konsep, oleh karena itu kualitas pendidikan akan
berbanding lurus dengan kualitas pembelajaran. Menurut Haenilah (2015:73-74)
Pembelajaran terdiri dari kata mengajar dan belajar. Artinya terdapat dua subjek
pendidikan yang terlibat didalamnya;
1) Guru sebagai pengajar yang memiliki tanggung jawab untuk membina potensi
Anak Usia Dini, dan
2) Anak sebagai pembelajar yang difasilitasi oleh guru untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kebutuhan usianya. Oleh karena itu pembelajaran
dimaknai sebagai upaya pembinaan yang dilakukan melalui stimulasi agar anak
mengalami tumbuh kembang dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Rentang usia dini terdapat karakteristik belajar anak yang harus difahami
oleh guru. Karakteristik itu di antaranya (1) anak hanya bisa belajar jika tidak
dipisahkan dari kebutuhan bermainnya, (2) anak hanya bisa belajar jika dalam
bermainnya dibantu oleh alat permainan secara konkrit, (3) anak hanya bisa
belajar jika perannya terlindungi, (4) anak hanya bisa belajar jika terbebas dari
paksaan orang dewasa.
8
8
Memahami karakteristik di atas, maka guru harus memahami makna
bermain untuk anak usia dini. Sesungguhnya ketika bermainlah hakikatnya anak
menikmati proses belajar. Pada hakikatnya anak belajar sambil bermain, oleh
karena itu pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah bermain. Sesuai
dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai
eksplorasi terhadap lingkungannya, maka aktivitas bermain merupakan bagian
dari proses pembelajaran.
Menurut Greeberg (Isjoni, 2011:56) melukiskan bahwasanya “pembelajaran
dapat efektif jika anak dapat belajar melalui bekerja, bermain dan hidup bersama
dengan lingkungannya. Melalui pengalaman yang secara langsung atau nyata anak
dapat menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan
mengembangkan semua aspek perkembangannya, faktor guru atau pendidik
sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak pun sangat
mempengaruhi perkembangan anak secara optimal”.
Menurut Howard Gardner (Yus, 2012:19) mengemukakan “masa anak
merupakan masa terjadinya peningkatan perkembangan kecerdasan dari 50%
menjadi 80%. Peningkatan ini akan tercapai bila lingkungan memberikan
rangsangan atau rangsangan tidak tepat maka otak tidak akan berkembang
maksimal atau bahkan otak tidak akan berkembang maksimal atau bahkan otak
tidak berfungsi maksimal. Berarti, peran lingkungan termasuk lingkungan TK, RA
atau yang lainnya dalam memberi pengalaman sangat diperlukan anak‟‟.
Pembelajaran pada anak usia dini adalah kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada anak yang disesuaikan dengan tingkat usia anak dengan
9
9
pengembangan kurikulum yang berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah
pengalaman belajar melalui bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan
menyiapkan materi dalam proses belajar yang membantu untuk mengembangkan
semua potensi atau pengetahuan serta perkembangan yang dimiliki oleh anak,
melalui bermain anak dapat mengembangkan secara optimal serta memenuhi
kebutuhannya.
Hakikatnya anak belajar sambil bermain, oleh karena itu pembelajaran pada
anak usia dini pada dasarnya adalah bermain. Sesuai dengan karakteristik anak
usia dini yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai eksplorasi terhadap
lingkungannya, maka aktivitas bermain merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
Tingkat pencapaian perkembangan merupakan gambaran perkembangan
yang diharapkan dapat dicapai anak sesuai dengan tahapan perkembangannya
pada setiap lingkup perkembangan. Peran guru dan penggunaan alat permainan
edukatif serta memilih kegiatan yang tepat, akan membantu proses perkembangan
tersebut dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif
sehingga menjadikan sesuatu yang sulit bagi anak menjadi mudah dan
menyenangkan, terjadi interaksi anak dengan guru. Seperti halnya menurut Joyce
dalam Yamin dan Sabri (2010:27) inti dari proses belajar adalah pengaturan
lingkungan agar peserta didik dapat saling berinteraksi dan dapat belajar
bagaimana seharusnya belaPembelajaran merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
10
10
dikerjakan. Setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman selama
hidupnya.
Menurut Robert F Mager (Uno, 2006:35) “memberikan pengertian tujuan
pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan
oleh anak pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Proses pembelajara
merupakan suatu sistem. Sistem adalah satu kesatuan berbagai unsur yang
mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai
tujuan. Jadi proses pembelajaran sebagai suatu sistem adalah suatu kesatuan dari
berbagai sub-sub sistem seperti guru, peserta didik, materi, media, perpustakaan,
tujuan pembelajaran, dan lain-lain yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
pembelajaran”.
Dari beberapa teori tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa permasalahan
utama dalam pembelajaran adalah bagaimana cara pembelajaran yang efektif.
Sedangkan pembelajaran adalah cara-cara mengimplementasikan teori-teori
belajar yang berfungsi untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus memahami materi
pembelajaran yang diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan
11
11
kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang
dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan
pengajaran yang matang oleh guru.
Kesimpulan yang bisa diambil dari beberapa teori diatas adalah
pemebelajaran merupakan suatu proses dimana seseorang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal dalam proses belajar yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup dan adanya perubahan tingkah laku
dalam diri orang tersebut yang menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan
(Kognitif) dan keterampilan (Psikomotor) Maupun yang menyanggkut nilai dan
sikap (Afektif) yang berisi serangkaian rencana yang kemudian
diimplementasikan untuk memecahkan masalah yang ada.
2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Perkembangan kognitif merupakan salah satu dari bidang perkembangan
kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak. Perkembangan kognitif merupakan
suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan
mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah. Perkembangan kemampuan kognitif bertujuan untuk anak
agar mereka mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam
macam alternatif pemecahan masalah, pengembangan kemampuan logika
matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilih dan
mengelompokkan, serta persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti.
12
12
a. Pengertian Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan awal dari kemampuan anak untuk berpikir.
Menurut Susanto (2011:48) “Perkembangan kognitif adalah suatu proses berpikir,
yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif
berhubungan dengan tingkat kecerdasan intelegensi yang menandai seseorang
dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar”.
Sedangkan perkembangan kognitif menurut Piaget (Jamaris, 2006:18-21)
mengemukakan bahwa “kecerdasan atau kemampuan kognitif anak mengalami
kemajuan melalui empat tahap yang jelas. Keempat tahapan tersebut antara lain
tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun), tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), tahap
operasi kongkrit (7-12 tahun) dan tahap operasi formal (12 tahun sampai usia
dewasa)”.
Tahap sensorimotor lebih ditandai dengan pemikiran anak berdasarkan
tindakan inderanya, sedangkan tahap praoperasional diwarnai dengan mulai
digunakannya simbol-simbol untuk menghadirkan suatu benda atau pemikirannya,
khususnya penggunaan bahasa. Tahap operasi konkrit ditandai dengan
penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasi formal dicirikan dengan
pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif, serta induktif. Tahapan tersebut saling
berkaitan.
Anak usia dini berada dalam tahap praoperasional yaitu anak usia 2-7 tahun.
Tahap ini merupakan masa permulaan bagi anak untuk membangun
kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu cara berpikir anak
13
13
pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Anak berpikir secara
abstrak, oleh karena itu mereka perlu fakta yang nyata. Pengalaman nyata atau
mereka sama sekali tidak memahami. Anak belajar menggunakan fungsi panca
inderanya seoptimal mungkin seperti melihat, mendengar, mencium, merasa dan
meraba. Melalui fungsi panca indera yang dimiliki maka anak dapat menemukan,
menanyakan hasil penemuannya, mengungkapkan sesuatu sampai menyusun
sendiri informasi-informasi yang didapatkan di sekitar mereka sehingga menjadi
suatu informasi atau pengetahuan.
Selanjutnya Piaget (Sujiono, 2010:29), menyatakan bahwa “perkembangan
kognitif terjadi ketika anak membangun pengetahuan melalui eksplorasi aktif dan
penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekita”. Teori ini
menjelaskan bahwa perkembangan kognitif yang dimiliki anak akan berkembang
ketika anak melakukan aktivitas eksplorasi atau menyelidik di lingkungan sekitar
anak. Aktivitas di sini diartikan dengan berbuat. Berbuat untuk mengubah sesuatu
yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Berbuat dengan melakukan suatu kegiatan.
Dengan demikian maka guru seyogyanya tidak hanya memberikan pengetahuan
kepada anak. Anak harus membangun pengetahuannya melalui kegiatan
pembelajaran. Guru harus memberikan kesempatan pada anak untuk menemukan
ide-ide mereka sendiri. Pengetahuan itu diciptakan kembali melalui pengamatan,
pengalaman dan pemahamannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan kognitif merupakan suatu proses berfikir dan bagaimana berfikir
14
14
itu bekerja dalam mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa yang
berhubungan dengan kecerdasan anak.
b. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif menurut Piaget
(Budiningsih, 2005:35). Pertambahan umur seseorang akan makin komplek
susunan selsarafnya dan makin meningkat pada kemampuannya. Ketika individu
berkembang menuju kedewasaan akan mengalami adaptasi biologis dengan
lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di
dalam sruktur kognitifnya.
Pada dasarnya faktor perkembangan kognitif memiliki peran yang cukup
besar dalam perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini oleh karena itu orang
tua memilki peran yang cukup besar dalam memberikan arahan dan memberikan
efek tersendiri kepada anak agar dalam perkembangan dan pertumbuhan anak
sesuai dengan harapan.
Sedangkan menurut Susanto (2011:59) Faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Faktor keturunan,
bahwa manusia sudah lahir membawa potensi tertentu yang dapat dipengaruhi
lingkungannya, 2) Faktor lingkungan, perkembangan manusia sangat ditentukan
oleh lingkungannya, 3) Faktor kematangan, kematangan berhubungan erat dengan
usia, 4) Faktor pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan dari luar diri
seseorang yang mempengaruhi perkembangan, 5) Faktor minat, minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk
15
15
berbuat lebih baik lagi, 6) Faktor kebebasan, kebebasan yaitu keluasan untuk
berpikir menyebar dan memilih sesuai kebutuhan.
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif
pada anak usia dini sehingga jika tidak diatasi dengan cepat dan tepat untuk
mengatasinya maka sulit untuk mengarahkan dalam perkembanganya. Dapat
disimpulkan bahwa melalui faktor-faktor perkembangan kognitif yang dialami
oleh anak selama masa perkembanganya dalam proses melakukan sesuatu yang
menunjukan adanya rasa ingin tahu dan antusias yang kuat terhadap banyak hal
oleh anak dari pengalaman dan semakin menunjukan terhadap minat yang
dilakukan anak. kematangan dan pengalaman yang berasal dari interaksi dan
lingkungan sekitar anak.
3. Perkembangan Kemampuan Sains
Kemampuan sains permulaan ini berhubungan dengan berbagai percobaan
atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara saintifik atau logis tetapi tetap
dengan mempertimbangkan tahapan berfikir anak usia dini. Menurut Wiyani
(2014:84) kemampuan sains permulaan yang dikembangkangkan pada anak usia
dini antara lain :
a) Mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitarnya.
b) Mengadakan berbagai percobaan sederhana.
c) Mengkomunikasikan apa yang telah diamati dan teliti.
d) Berbagai bentuk permainan yang dapat mengembangkan kemampuan sains
permulaan pada anak usia dini seperti mencampur warna, mengenal asal mula
sesuatu, meniup dan melepas balon, melihat benda dengan kaca pembesar,
16
16
bermain besi berani, menanam tanaman, memasukkan berbagai benda ke
dalam air, dan lainnya.
Kemampuan sains pada anak dapat dikembangkan meskipun setiap anak
memiliki pengalaman masing-masing dan pasti pengalaman anak yang satu
berbeda dengan anak yang lain. Setiap anak pasti mendapatkan pengalaman
melihat, meraba, merasa, mendengar dan lain sebagainya, sehingga terjalin suatu
hubungan dengan sel otak, yang semakin lama semakin berkembang akan terjadi
komunikasi yang lebih banyak, maka kemampuan belajar akan semakin baik.
Pembelajaran sains yang berkembang terus-menerus seiring dengan berbagai
usaha dan explorasi manusia dari waktu ke waktu perlu dipelajari oleh pendidik
anak usia dini untuk pengembangan kemampuan sains pada anak. Kemampuan
sains yang dapat dikembangkan menurut Suyanto (2005:159) pengenalan sains
untuk anak usia dini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berikut :
a) Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki
objek dan fenomena alam.
b) Mengembangkan keterampilan proses sains dasar, seperti melakukan
pengamatan, mengukur, menggunakan bilangan, dan mengkomunikasikan hasil
pengamatan.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang, dan mau melakukan kegiatan
inkuiri dan penemuan.
d) Memahami pengetahuan tentang berbagai benda, baik ciri, struktur, maupun
fungsinya.
17
17
Pengenalan sains pada usia dini lebih ditekankan pada proses dari pada
produk, anak mulai dapat memahami beberapa konsep sains yang bersifat abstrak,
tetapi tetap dengan contoh-contoh nyata yang kongkrit dan praktek langsung dan
biarkan anak secara alami menemukan berbagai pengertian dari interaksinya
bermain dengan berbagai benda. Dengan kata lain proses lebih penting dari pada
produk.
Menurut Conant (Nugraha, 2008:25) memberikan pengertian “sains sebagai
ilmu teoritis yang didasarkan atas pengamatan, percobaanpercobaan terhadap
gejala alam berupa makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (isi alam
semesta yang lebih terbatas, khususnya tentang manusia dan sifat-sifatnya)”.
Bagaimana konsep sains ditinjau dari sudut anak, berdasarkan
pengamatannya terhadap perilaku anak-anak ketika berinteraksi dengan berbagai
obyek sains, maka ia menarik kesimpulan bahwa sains bagi anak adalah segala
sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukan dan dianggap menarik serta
memberi pengetahuan atau merangsangnya untuk mengetahui dan
menyelidikinya.
a. Tujuan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
Tujuan pendidikan sains sejalan dengan tujuan kurikulum yang ada
disekolah, yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya
maupun jasmaninya. Menurut Liek Wilarjo (Nugraha, 2008:30) fokus dan tekanan
pendidikan sains terletak pada bagaimana kita membiarkan diri (dalam hal ini
diartikan sebagai diri anak) dididik oleh alam (perantaranya bisa guru atau orang
dewasa), agar kita menjadi manusia yang lebih baik.
18
18
Pengembangan sains bagi anak usia dini Menurut Leeper (Nugraha,
2008:28), pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan
pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan
empat hal yaitu :
1) Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-
anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil
dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2) Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-
anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Misalkan tidak cepat-cepat dalam
mengambil keputusan, dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut
pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta
bersifat terbuka.
3) Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-
anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya
dan baik), maksudnya adalah segala informasi yang diperoleh anak
berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang
disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai
kaidah keilmuan yang menaunginya.
4) Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-
anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berbeda
dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
19
19
Berdasarkan seluruh uraian diatas, secara lebih rinci tujuan sains atau
pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran sains membantu pemahaman anak tentang sains dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari-hari, membantu anak agar mampu menerapkan berbagai
konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari, membantu anak agar mampu menggunakan
teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan pembelajaran yang
menyenangkan dan sesuai dengan hakikat pembelajaran anak usia dini melalui
bermain serta membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta
terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan tuhan yang
maha esa.
Dapat dikatakan pula bahwa semakin tinggi kemampuan dan sikap sains
melekat pada anak, maka akan semakin berarti pula kemampuan tersebut dalam
menunjang produktivitas dan aktivitas anak dalam pengungkapan dan penggalian
sains. Tingginya kemampuan dan sikap sains yang dimiliki anak mencerminkan
akan semakin terampilnya anak dalam mengenali obyek sains, berpikir logis dan
mengikuti prosedur kerja sesuai standar kerja ilmiah yang dipersyaratkan.
b. Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif, dan
Psikomotorik Anak.
Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan anak berada
pada suatu pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai sebagai
individu yang harus berkembang didunianya dan lingkungannya. Nilai
20
20
kemampuan sains anak usia dini dapat dibedakan menjadi 3 jenis menurut
Nugraha (2008:34-36) :
1) Nilai sains bagi pengembangan kemampuan kognitif anak.
Mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan
anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana
anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana
ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya dalam lingkup
kehidupannya atau belajarnya. Menjadikan pembelajaran sains yang didapat
anak menjadi fungsional dan memiliki makna dalam kehidupan sehari-hari
anak, sehingga pengetahuan anak bertambah dan bukan hanya memahami
konsep tetapi juga fungsi dan setiap pembelajaran yang anak peroleh.
2) Nilai sains bagi pengembangan afektif anak
Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu karakter yang mempribadi atau
mengindividualisasi pada jati diri anak, jika dalam pengembangannya
disesuaikan dengan tuntutan perilaku yang terjadi secara nyata dalam
kehidupan anak. Nilai sains yang berkembang pada domain afeksi anak tidak
semata hanya secara verbal tetapi bagaimana bisa terealisasi secara pola
perilaku anak.
3) Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik, biasanya mengarah pada
tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk menggerakkan anggota tubuh dan
bagian-bagiannya. Kemampuan ini diperuntukkan agar anak dapat
memanipulasi lingkungannya.
21
21
Berdasarkan tujuan tersebut, jelaslah bahwa pengembangan pembelajaran
sains bukan saja membina domain kognitif anak saja, melainkan membina aspek
afektif dan psikomotor secara seimbang, bahkan lebih jauh diharapkan dengan
mengembangkan pembelajaran sains yang memadai (adequate) akan
menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis yang semuanya akan
sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi perannya
yang lebih luas dan kompleks pada masa akan datang.
Arah pengembangan program pembelajaran sains sebagai suatu proses
ditujukan pada perencanaan dan aktivitas sains yang dapat membantu anak dalam
menguasai keterampilan yang terkait dengan cara pengenalan dan perolehan sains
yang benar. Cara-cara tersebut sering dikenal sebagai metode sains, atau metode
ilmiah. Pentingnya anak menguasai cara-cara tersebut, karena sains dipandang
sebagai sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat, obyektif dan suatu proses yang
bebas nilai. Adapun, sesuai dengan krakteristik proses sains, maka kemampuan
yang dapat di programkan dan dilatihkan pada anak usia dini, diantaranya :
kemampuan mengamati, menggolongkan, mengukur, menguraikan, menjelaskan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang alam, merumuskan problem,
merumuskan hipotesis, merancang penyelidikan termasuk eksperimeneksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan dan sebagainya.
c. Indikator Hail Belajar Kemampuan Sains
Menurut Harahap (Sudirman, 2013;55) “prestasi atau hasil belajar sebagai
perolehan siswa setelah menempuh periode pembelajaran tertentu, dapat
dikriteriakan menurut tingkat penguasaan materi pembelajaran. Umumnya hasil
22
22
belajar akan meningkatkan kemampuan mental siswa. Menurut Hakim (2011; 26)
menyatakan Bahwa “Kemampuan yang dicapai dalam pembelajaran merupakan
tujuan pembelajaran tersebut”. Menurut Hidayat dan Badrujaman (2009;3)
“Indikator keberhasilan merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar
menentukan apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak, mengacu pada
proses pelaksanaan tindakan serta sejauh mana peningkatan/penurunan variabel
masalah.
Berdasarkan kurikulum PAUD yang tertuang dalam Permendikbud No. 58
(2010;11), yang termasuk tingkat pencapaian kemampuan sains dalam rentang
usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:
1) Menklasifikasikan benda berdasarkan fungsi
2) Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (Seperti:
apa yang terjadi ketika air ditumpahkan)
3) Menyusun perecnaan kegiatan apa yang akan dilakukan
4) Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan
daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).
Berdasarkan beberapa teori dan tingkat pencapaian perkembangan diatas
maka indikator yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
Lingkup
Perkembanagn
Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Indikator
Kemampuan
Sains
1. Menunjukkan aktivitas
yang bersifat eksploratif
dan menyelidik
Melakukan pencampuran warna
sesuai warna pelangi
menggunakan sabun
Mampu meneliti perubahan
yang terjadi dari kegiatan yang
sedang dilaksanakan dengan
tepat
Menjelaskan proses
23
23
pertumbuhan kecambah
Menunjukkan bagian-bagian
Kecambah
2. Mengenal sebab akibat
tentang lingkungannya
Menjelaskan hasil kegiatan
kepada teman-teman kelompok
Mendiskusikan benda yang
dapat tenggelam di dalam air
dan yang terapung di dalam air
Mendiskusikan benda yang
larut dan tidak larut
4. Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan anak untuk aktif dalam
pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa: “Belajar sambil melakukan
aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang
didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak
didik”. Senada dengan hal diatas, Gie (1985: 6) mengatakan bahwa :
”Keberhasilan anak dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya
selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan
atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan
perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang
sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan”.
Menurut Depdiknas (2006) anak belajar aktif adalah belajar yang
melibatkan keaktifan mental (intelektual-emosional) walaupun dalam banyak hal
diperlukan keaktifan fisik. Kadar keaktifan anak dalam belajar terdapat dalam
rentang keaktifan antara teacher centered dan student centered.
24
24
Menurut Conny (Sujiono, 132:2009) pendidikan bagi anak usia dini
merupakan belajar sambil bermain. Dengan bermain secara bebas anak dapat
bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan
hal-hal baru. Mengingat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak usia dini
oleh karena itu proses kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan melalui bermain.
Sedangkan aktivitas belajar menurut Hartono (2008:11) merupakan suatu
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar
menciptakan siswa yang aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan Alam merupakan
pembelajaran dimana siswa diajak langsung berhadapan dengan lingkungan di
mana fakta atau gejala alam itu berada. Para pendidik yang bekerja dengan anak
usia dini sebaiknya memperhatikan lingkungan anak. Anak usia dini tersebut,
mempunyai pengalaman bersama keluarga, lingkungan rumah, teman sebaya,
orang dewasa lain dan lingkungan sekolah (Patmonodewo, 2003:44-45).
Jan Lighthart (Nurani, 2009:101) mengungkapkan bahwa bahan
pembelajaran dari lingkungan dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :
1) Lingkungan alam, sebagai bahan mentah,
2) Lingkungan produsen atau lingkungan pengrajin, sebagai pengelola dan
penghasil bahan mentah menjadi bahan jadi,
3) Lingkungan masyarakat pengguna bahan jadi yaitu sebagai sebagai konsumen.
Adapun yang dimaksud dengan „bahan‟ ini dapat saja berupa tanaman, tanah,
batu-batuan, kebun, sungai dan ladang, pengrajin kayu, rotan dan pasar atau
toko sebagai pusat jual beli bahanbahan jadi tersebut.
25
25
Alam sebagai sarana pembelajaran, hal ini didasarkan pada beberapa teori
pembelajaran yang menjadikan alam sebagai sarana tak terbatas bagi anak untuk
berekplorasi dan berinteraksi dengan alam dalam membangun pengetahuannya.
Viquette (Sujiono,2009:94) mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek penting
dalam alam, yaitu alam merupakan ruang lingkungan untuk mengembangkan jati
diri, alam merupakan ruang lingkup yang dapat dieksplorasi dan peranan pendidik
di lokasi kegiatan. Sementara itu yang disebut lingkungan pendidikan adalah
lingkungan atau keadaan, kondisi tempat yang ada di sekitar anak yang
mempengaruhi berlangsungnya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan secara
umum dibagi menjadi tiga macam yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. ketiga lingkungan pendidikan itu mempunyai
peranan yang besar dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak menuju
terbentuknya kepribadian anak.
Piaget (Suparno, 2001:141) menyatakan bahwa “pengetahuan itu dibentuk
sendiri oleh murid dalam berhadapan dengan lingkungan atau objek yang sedang
dipelajarinya. Proses belajar harus membantu dan memungkinkan murid aktif
mengkonstruksi pengetahuannya. Tekanan lebih pada murid yang aktif dan bukan
guru yang aktif”.
Lingkungan alam juga dapat berperan sebagai media belajar, dan sebagai
objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan alam khususnya di sekitar
sekolah merupakan sumber belajar yang akan membuat anak merasa senang saat
belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan alam tidak selalu harus di luar
kelas. Bahan dari lingkungan alam dapat dibawa ke dalam kelas untuk menghemat
26
26
biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan seperti mencari benda-benda di lingkungan alam sekitar sekolah,
membedakan, mengelompokkan, menunjukkan, mengukur benda-benda tersebut,
menggunakan benda-benda, dan sebagainya.
Aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam berarti mengaitkan
lingkungan alam dalam suatu proses pembelajaran. Lingkungan alam digunakan
sebagai sumber belajar. Pembelajaran lingkungan alam dilakukan untuk
memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari anak
khususnya di lingkungan alam sekitar sekolah.
Menurut Musbikin (2010:125) pembelajaran berbasis lingkungan alam
sebenarnya telah digagas pertama kali oleh Jan Lightghart pada Tahun 1859 yang
dikenal dengan pengajaran barang sesungguhnya. Ide dasarnya adalah pendidikan
pada anak usia dini dilakukan dengan mengajak anak dalam suasana
sesungguhnya melalui belajar pada lingkungan alam sekitar yang nyata.
Selanjutnya Jan Lightghart (Musbikin, 2010:126), mengatakan bahwa
sumber utama bentuk pengajaran ini adalah lingkungan di sekitar anak. Melalui
bentuk pembelajaran ini akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati,
menyelidik, serta mempelajari lingkungan. Kondisi lingkungan yang
sesungguhnya juga akan menarik perhatian spontan anak, sehingga anak memiliki
pemahaman dan kekayaan pengetahuan yang bersumber pada lingkungannya
sendiri.
Decroly (Musbikin, 2010:127) “menegaskan kembali bahwa: (1) sekolah
harus dihubungkan dengan kehidupan alam sekitar; (2) pendidikan dan pengajaran
27
27
agar didasarkan pada perkembangan anak; (3) sekolah harus menjadi laboratorium
bekerja bagi anak-anak; dan (4) bahan-bahan pendidikan/pengajaran yang
fungsional praktis”.
Pembelajaran yang berbasis lingkungan alam merupakan pandangan bahwa
pendidikan harus dapat membantu anak mengembangkan berbagai potensi
perkembangan yang dipergunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan alam.
Kegiatan pembelajaran seharusnya menggunakan lingkungan alam dengan
berbagai variasi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak usia
dini khususnya dalam bidang kognitif kemampuan sains anak usia dini.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menstimulus kemampuan
sains anak usia dini adalah dengan memperkenalkan dan mengakrabkan mereka
pada lingkungan alam. Hal ini disebabkan karena melalui alam anak akan
mngenal banyak hal beragam, unik dan spesifik. Selain itu, pengakraban terhadap
alam pun dapat menumbuhkan kekaguman terhadap Tuhan dan rasa cinta
terhadap lingkungan. Rachmawati (Rachmawati dan Kurnia, 2010:57) dengan
belajar pada alam sekitar, anak dapat mengenal berbagai makhluk, warna, bentuk,
bau, rasa, bunyi, dan ukuran melalui alam. Anak pun dapat memanfaatkan benda
yang ada menjadi sesuatu yang baru. Mengenal dan bersahabat serta mencintai
alam akan membuat anak menjadi kreatif, agamis, serta penuh kasih. Hal itu
tergantung kepada para pendidik untuk mengarahkan dan memberi makna pada
alam yang ada di sekitar anak.
Dari pernyataan yang sudah dipaparkan oleh para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam merupakan
28
28
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan alam
sebagai sumber belajar yang di dalamnya mencakup segala sesuatu baik itu benda
ataupun objek di alam seperti tumbuhan, hewan, cuaca, air, manusia dan
bendabenda lainnya yang berorientasi kepada perkembangan serta kebutuhan
anak.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan
anak selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran diharapkan anak dapat membangun pengetahuannya
sendiri tentang perkembangan kemampuan sains anak usia dini. Dalam hal ini,
aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diperoleh
dari lingkungan alam yang ada disekitar anak.
B. Kerangka Pikir Penelitian
Perkembangan kognitif anak usia dini terjadi ketika anak membangun
pengetahuan melalui aktivitas bereksplorasi aktif dan penyelidikan pada objek-
objek yang ada di sekitar mereka. Seperti halnya kemampuan sains anak dapat
distimulasi dengan cara terlibat langsung saat melakukan proses kegiatan
pembelajaran. Anak akan belajar menggunakan fungsi panca inderanya seoptimal
mungkin seperti melihat, mendengar, mencium, merasa dan meraba melalui objek
atau benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak akan meggembangkan
kemampuan sains nya melalui lingkungan alam disekitar sekolah sehingga anak
mampu mengamati atau memperhatikan benda-benda, mampu membangun
pengetahuannya melalui pertanyaan-pertanyaan, menemukan informasi,
29
29
mengumpulkan informasi lalu mengkomunikasikan atau menyimpulkan informasi
yang didapat melalui pengalamannya. Untuk mengembangkan kemampuan
tersebut maka perlu diadakannya suatu aktivitas yang mendukung.
Aktivitas disini dapat diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan
kemampuan sains anak usia dini. Oleh sebab itu peneliti menggunakan aktivitas
pembelajaran berbasis lingkungan alam untuk mengetahui bagaimana
hubungannya terhadap perkembangan kognitif pada anak usia dini khususnya
dalam kemampuan sains. Aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan sains pada
anak usia dini antara lain mencari, menunjukkan, membedakan dan menggunakan
benda-benda atau objek yang ada di sekitar anak. Aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan
lingkungan alam sebagai sumber belajar dalam proses kegiatan pembelajaran yang
di dalamnya mencakup segala sesuatu baik itu benda ataupun objek di alam
seperti tumbuhan, hewan, cuaca, air, manusia dan benda-benda lainnya yang
berorientasi kepada perkembangan serta kebutuhan anak.
Dengan demikian perlu dilakukannya perbaikan dan inovasi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang berkualitas dan meningkatkan kualitas
pendidikan dengan harapan mampu mengembangkan kemampuan kognitif anak
dalam lingkup sains menggunakan aktivitas berbasis lingkungan alam.
30
30
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam dengan pengembangan kemampuan sains pada anak usia
dini 5-6 tahun di TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar.
X
Aktivitas
Pembelajaran
berbasis
lingkungan alam
Y
Perkembangan
Kemampuan
Sains
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
Kuantitatif Korelasional. Menurut (Azwar, 2010:8-9) penelitian korelasional
bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan
dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.
Dari Penelitian ini dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubunganyang
terjadi, bukan mengenai ada-tidaknya efek variabel satu terhadap variabel yang
lain.
Penelitian korelasional kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel
(Arikunto.S, 2005:247). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah
penelitian menggunakan pendekatan yang data-datanya numerikal dan diolah
dengan menggunakan metode statistik.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Bungin (Siregar, 2014:56) Populasi digunakan untuk menyebutkan
serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. populasi penelitian
merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya.
32
Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah keseluruhan anak
yang ada di TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar dengan jumlah 18
anak usia 5-6 Tahun.
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari
suatu populasi dan diteliti secara rinci Santoso dan Tjiptono (2002:79). Sampel
merupakan suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagaian populasi
saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan purposive sampling yang merupakan metode penetapan responden
untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
Mengingat keterbatasan penelitian, maka peneliti memutuskan untuk
menggunakan anak-anak di TK Minasa Upa Kelompok B2 yang berusia 5-6 tahun
dan berjumlah 18 anak sebagai sampel pada penelitian ini.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan tahap pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari setiap penelitian tersebut, adalah:
1. Penelitian Pendahuluan
Terdiri dari langkah-langkah berikut:
a) Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat dilakukan penelitian.
b) Observasi ke sekolah tempat dilakukannya penelitian untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
33
2. Tahap Perencanaan
a) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah disusun.
b) Membuat instrument evaluasi yaitu berupa lembaran observasi.
3. Tahap Pelaksanaan
a) Melaksanakan penelitian sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah disusun.
b) Mengevaluasi menggunakan lembar observasi.
c) Mengumpulkan mengolah dan menganalisis data.
d) Membuat laporan hasil penelitian
D. Devinisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas : Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam (X)
Definisi konseptual: Aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam
merupakan kegiatan dengan memanfaatkan benda-benda atau objek-objek yang
ada di sekitar anak. Adapun definisi operasional variabel adalah Nilai yang
diperoleh dari hasil observasi tentang aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan
alam adalah sebagai berikut :
a) Mencari benda-benda yang ada di sekitar.
b) Menunjukkan benda-benda yang ada di sekitar.
c) Menggunakan benda-benda yang ada di sekitar.
d) Membedakan benda-benda yang ada di sekitar.
34
2. Variabel terikat: Kemampuan Sains (Y)
Definisi konseptual : Kemampuan sains anak usia dini berhubungan dengan
berbagai percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara saintifik
atau logis tetapi tetap dengan mempertimbangkan tahapan berfikir anak usia dini.
Adapun definisi operasional variabel adalah nilai yang diperoleh dari hasil
observasi tentang kemampuan sains dalam menyelesaikan masalah sebagai
berikut :
a) Memperkirakan suatu peristiw a yang akan terjadi.
b) Mengamati dengan teliti perubahan yang terjadi dari kegiatan yang sedang
dilakukan.
c) Menjelaskan sebab akibat suatu peristiwa alam secara sederhana.
d) Menyimpulkan kegiatan yang sedang dilakukan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi
jenis instrumen penelitian adalah, ceklis (check-list), atau daftar centang, pedoman
pengamatan (Arikunto, 2010:203).
Instrumen penelitian ini menggunaan pendoman observasi berbentuk daftar
ceklis (check-list) yang bersifat terstruktur. Lembar observasi yang digunaka
tersebut di tujukan pada anak kelas B2 di TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini
Makassar yang sedang melakukan proses pembelajaran di kelas. Instrumen yang
peneliti buat berupa indikator-indikator yang diturunkan berdasarkan konseptual
variabel dan operasional variabel.
35
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tehnik observasi dan dokumentasi, dengan
adanya tehnik tersebut akan mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen
yang akan dianalisis pada hasil akhir dalam penelitian ini.
a. Observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data penelitian dengan melalui
pengamatan terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan di TK Minasa Upa
Kecamatan Rappocini Makassar. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi partisipasif dimana peneliti terlibat secara langsung dalam
kegiatan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa laporan gambar, foto
dan video yang diambil pada setiap pertemuan saat proses pembelajaran
berlangsung. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan proses pembelajaran TK
Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik
kuantitatif dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan rumus korelasi tata
jenjang (spearman).
36
Setelah data terkumpul, data dikelompokkan dan dikategorikan dalam bukti
data ordinal, kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan
kemampuan sains anak usia dini. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar
dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk menyajikan data secara singkat maka
perlu menentukan interval, rumus interval dalam Hadi Sutrisno (2006: 178)
adalah sebagai berikut :
Sumber : Hadi Sutrisno (2006 : 178)
Gambar 2. Rumus Interval
Keterangan :
NT : Nilai Tertinggi
NR : Nilai Terendah
K : Kategori
Adapun pengelompokkan dalam penskoran untuk variabel X yaitu :
Sangat Aktif (SA) diberi skor 4
Aktif (A) diberi skor 3
Cukup Aktif (CA) diberi skor 2, dan
Kurang Aktif (KA) diberi skor 1
Penskoran untuk variabel Y yaitu :
Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan Skor 4
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan skor 3
Mulai Berkembang (MB) dengan skor 2 dan
Belum Berkembang (BB) dengan skor 1.
𝒊 =𝑵𝑻−𝑵𝑹
𝑲
37
Dalam penelitian yang menggunakan lembar observasi, diperlukan rumus
rubrik untuk menghitung jumlah nilai yang didapat oleh anak karena untuk
menyajikan data atau nilai yang diperoleh anak maka digunakan rumus kategori
data sebagai berikut :
Sumber: Sudjana (2006)
Gambar 3. Rumus Kategori Data
H. Tehnik Uji Hipotesis
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah tehnik kuantitatif dengan
uji statistik yaitu dengan menggunakan rumus korelasi spearman rank. Korelasi
Spearman Rank digunakan untuk menguji hubungan antara aktivitas pembelajaran
berbasis lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains anak usia dini.
Dan rumus yang digunakan sugiyono (2014:267) sebagai berikut:
ρ = 1 -
Sumber : Sugiyono (2010)
Gambar 4. Rumus Korelasi Spearman Rank
Keterangan :
ρ = Koefisien Korelasi Spearman Rank
6 & 1 = Bilangan konstan
bi = Selisih peringkat setiap rank
n = Number Of Cases
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
38
Untuk mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang
signifikan atau tidak, maka harus dilakukan uji signifikansi denganmenggunakan
tabel ρ (rho) sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Nilai-nilai ρ (RHO), Korelasi Spearman Rank
N Drajat Signifikansi N Drajat Signifikansi
5 % 1 % 5 % 1 %
5 1,000 16 0,506 0,665
6 0,886 1,000 18 0,475 0,625
7 0,786 0,929 20 0,450 0,591
8 0,738 0,881 22 0,428 0,562
9 0,683 0,883 24 0,409 0,537
10 0,648 0,794 26 0,392 0,515
12 0,591 0.777 28 0,377 0,496
14 0,544 0,715 30 0,364 0,478
Sumber : Sugiyono (2011 : 387)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penlitian
1. Gambaran umum subjek dan pelaksanaan penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang dilakukan pada
anak Usia 5-6 Tahun TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar. Dalam
penelitian ini, peneliti menghubungkan antara aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains anak usia 5-6 tahun TK
Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar.
Sebelum melaksanakan penelitian pada hari sabtu tanggal 18 Oktober 2019,
peneliti melakukan kunjungan ke TK Minasa Upa Kecamatan Rappocini
Makassar, Untuk membahas rencana penelitian dengan kepala sekolah dan wali
kelas B2 yang dilanjutkan dengan penyerahan surat izin penelitian dari kantor
permodalan. Dari hasil diskusi yang dilakukan disepakati bahwa jadwal
pelaksanaan penelitian dilakukan 2 kali pertemuan dalam satu minggu yakni pada
hari selasa dan hari kamis, waktu pelajaran mulai pukul 07.30 - 10.30, awal
pelaksanaan penelitian pada tanggal 19 Oktober 2019 pada di Tk Minasa Upa
Kecamatan Rappocini Makassar yang berjumlah 18 anak dengan rentang usia 5 –
6 tahun. Proses pembelajaran dilakukan pada 19 Oktober s/d 5 November 2019,
yang didampingi oleh guru sebagai pengajar dan penelitibertugas sebagai
pengamat.
39
2. Dreskipsi Data
a. Aktivitas Pembelajaran Berbasis lingkungan alam
Data tentang aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dalam
penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi yang merupakan instrumen
penelitian. Berikut ini merupakan hasil penilaian terhadap aktivias guru dalam
pengelolaan pembelajaran berbasis lingkungan alam di TK Minasa Upa Rapocini
Makassar dengan menggunakan lembar observasi sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil Penilaian
Aktivitas Pembelajarn Berbasis Lingkungan Alam
di TK Minasa Upa Rappocini Makassar
NO URAIAN KEGIATAN KRITERIA
KA CA A SA
1 Guru membawa anak belajar dilingkungan sekitar 3
2 Guru menunjukan benda-benda disekitar 4
3 Guru mengajak anak mencari benda-benda yang ada disekitar 4
4 Guru membedakan benda-benda sekitar 4
5 Menggunakan benda-benda sekitar 4
6 Mengukur benda-benda yang ada disekitar 3
7 Guru mengajarkan pada anak cara mengelompokan benda-benda
sekitar 4
8 Guru mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-sehari anak 4
9 Guru memancing anak untuk menanyakan benda-benda disekitar 4
10 Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan
tentang ligkungan sekitar 4
11 Guru membawa benda-benda dari lingkungan alam kedalam kelas 4
12 Guru mengajak anak untuk mengamati benda-benda tersebut 4
13 Guru menunjukan satu persatu benda-benda tersebut 4
14 Guru mengajarkan pada anak cara memanfaatkan benda-benda dari
lingkungan alam 4
JUMLAH SKOR YANG DICAPAI 0 0 6 48
JUMLAH RATA-RATA 14
JUMLAH SKOR MAKSIMAL 4
JUMLAH SKOR MINIMAL 3
TOTAL NILAI PEROLEHAN 3
Sumber: hasil pengolahan data menggunakana excel 2010.
40
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diperoleh jumlah skor perolehan
mencapai 14 dengan jumlah skor maksimal 4 dan jumlah skor minilal 3. Untuk
jumlah nilai perolehan adalah 3. Dengan demikian deskripsi pengelompakan data
variabel aktivitas pembelajaran berbasis lingkunagan alam diketahui sebagai
berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi
Data Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam
Sumber Data : Data Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Pembelajaran
Berbasis Lingkungan Alam TK Minasa Upa Rappocini Makassar 2019 dengan
menggunakan lembar kerja excel 2010.
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa aktivitas dalam melakukan
pembelajaran berbasis linkungan alam menunjukkan presentase sebesar 87,5
persen yang berada pada kategori Sangat Aktif (SA), artinya hanya terdapat 87,5
persen yang mampu dicapai oleh guru dari keseluruhan indikator dalam aktivitas
pembelajaran berbasis lingkungan alam. Selanjutnya, terdapat 12,5 persen yang
berada pada kategori Akatif (A), artinyadari keseluruhan indikator, guru belum
sepenuhnya menerpkan 2 sampai 3 indikator yang mencpai 12,5 persen.
Sedangkan tidak ada guru yang berada pada kategori cukup aktif (CA) dan kurang
aktif (KA), artinya tidak ada guru yang tidak mencapai keseluruhan indikator pada
aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam.
Interval Skor Kategori F Presentasi
3 – 4 SA 14 87,5
2 – 3 A 2 12,5
1 – 2 CA 0 0
0 – 1 KA 0 0
Jumlah 16 100
41
Dengan demikian dalam proses aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan
alam guru berada pada kategori sangat aktif (SA) yaitu dengan 14 indikator guru
mencapai perolehan 87,5 persen, artinya guru hampir mencapai keseluruhan
indikator pembelajarandengan kata lain guru sangat aktif dalam aktivitas
pembelajaran berbasis lingkungan alam. Sedangkan yang berada pada kategori
Cukup Aktif (CA) dan kategori Kurang Aktif (KA) adalah 0.
b. Perkembangan Kemampuan Sains
Data tentang Perkembangan Kemampuan Sains pada anak usia dini
diperoleh melalui lembar observasi yang merupakan instrumen penilaian dalam
penelitian ini.Berikut ini merupakan hasil penilaian terhadap aktivias guru dalam
pengelolaan pembelajaran berbasis lingkungan alam di TK Minasa Upa Rapocini
Makassar dengan menggunakan lembar observasi sebagai berikut :
Tabel 4.3. Hasil Penilaian
Perkembangan Kemampuan Sains Anak
di TK Minasa Upa Rappocini Makassar
NO URAIAN KEGIATAN KRITERIA
KA CA A SA
1 Anak dapat mengamati lingkungan sekitar 4
2 Mampu meneliti perubahan yang terjadi dari kegiatan yang sedang
dilaksanakan dengan tepat 3
3 Anak dapat mengetahui Benda-benda seperti tanaman, batu, pasir
dan bunga 4
4 Anak dapat membedakan benda-benda alam yang ada di sekitar 4
5 Anak dapat mengetahui manfaat benda-benda disekitar 3
6 Anak dapat mengetahui benda yang larut dan tidak larut 3
7 Anak mampu mengelompokan benda-benda sekitar sesuai dengan
jenisnya 4
42
NO URAIAN KEGIATAN KRITERIA
KA CA A SA
8 Anak dapat mnyebutkan benda-benda alam dalam kehidupan
sehari-hari 4
9 Anak aktif dalam bertanya tentang nama-nama benda yang ada
disekitar 3
10 Mendiskusikan benda yang tenggelam dan terapung di dalam air 2
11 Anak dapat mengetahui bagian-bagian benda seperti tumbuhan
kecamba 4
12 Mengamati tumbuhan kecamba (kacang hijau) 4
13 Anak dapat menyebutkan bain-bagian tumbuhan kecambah (kacang
hijau) 3
14 Anak dapat mengetahui manfaat setiap benda dari lingkungan alam 4
JUMLAH SKOR YANG DICAPAI 0 2 15 32
JUMLAH RATA-RATA 12
JUMLAH SKOR MAKSIMAL 4
JUMLAH SKOR MINIMAL 2
TOTAL NILAI PEROLEHAN 3
Sumber: hasil pengolahan data menggunakana excel 2010
Berdasarkan hasi l perhitungan diatas dapat diperoleh jumlah skor perolehan
mencapai 12 dengan jumlah skor maksimal 4 dan jumlah skor minilal 2. Untuk
jumlah nilai perolehan adalah 3. Dengan demikian deskripsi pengelompakan data
variabel perkembangan kemampuan sains diketahui sebagai berikut :
Tabel 4.4.Distribusi Frekuensi
Data Perkembabangan Kemampuan Sains
Interval Skor Kategori f Presentasi
3 – 4 BSB 14 66,67
2 – 3 BSH 6 28,57
1 – 2 MB 1 4,76
0 – 1 BB 0 0
Jumlah 21 100
43
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa 66,67 persen anak memiliki
perkembangan kemampuan sains yang berada pada kategori Berkembang Sangat
Baik (BSB), artinya sebanyak 66,67 persen anak mampu mencapai keseluruhan
indikator pada perkembangan kemampuan sains yang telah ditentukan oleh
peneliti. Selanjutnya terdapat 28,57 persen anak mendapat kategori Berkembang
Sesuai Harapan (BSH), artinya dari keseluruan indikator anak berada pada
kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Sedangkan 4,76 persen anak berada
pada kategori Mulai Berkembang (MB) artinya dari keseluruan indikator masi ada
anak yang maru Mulai Berkembang (MB) dan 0 persen anak berada pada kategori
Belum Berkembang (BB).
Dengan demikian mayoritas anak yang memiliki perkembangan
kemampuan sains berada pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu
sebesar 66,67persen, artinya dari 14 indikator penilaian anak hanya 8 indikator
anak Berkembang Sangat Baik (BSH) dan terdapat 5 indikator anak Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) dengan pencapaian 28,57 persean sedangkan 1 indikator
anak baru Mulai Berkembang (MB) dengan pencapaian 4,76 persen dan kategori
Belum Berkembang (BB) adalah 0.
3. Uji Hipotesis
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah tehnik kuantitatif dengan
uji statistik yaitu dengan menggunakan rumus korelasi spearman rank. Korelasi
Spearman Rank digunakan untuk menguji hubungan antara aktivitas pembelajaran
berbasis lingkungan alam (x) dengan perkembangan kemampuan sains anak usia
44
dini(y). Untuk mengetahui tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel-
variabel yang diteliti, digunakan tabel Selisih Peringkat antara lain :
Tabel 4.3
Selisih Peringkat Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam
dengan Perkembangan Kemampuan Sains
N PA (X) KS (Y) Peringkat
(X)
Peringkat
(Y) Selisih
1 3 4 1,5 10,5 -9 81
2 4 3 8,5 4 4,5 20,25
3 4 4 8,5 10,5 -2 4
4 4 4 8,5 10,5 -2 4
5 4 3 8,5 4 4,5 20,25
6 3 3 1,5 4 -2,5 6,25
7 4 4 8,5 10,5 -2 4
8 4 4 8,5 10,5 -2 4
9 4 3 8,5 4 4,5 20,25
10 4 2 8,5 1 7,5 56,25
11 4 4 8,5 10,5 -2 4
12 4 4 8,5 10,5 -2 4
13 4 3 8,5 4 4,5 20,25
14 4 4 8,5 10,5 -2 3
252,5
Sumber: hasil pengolahan data menggunakana excel 2010
Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya menghitung koefisien korelasi
aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dengan perkembangan
kemampuan sains anak usia dini dengan rumus yang digunakan sebahgai berikut :
Sumber : Sugiyono (2010)
Dimana :
ρ = 1 -
= 1 -
= 1 -
و = 0,525
Jadi, koefisien korelasi (ρ) yang diperoleh adalah 0,525.
ρ = 1 - 𝑏𝑖
𝑛 𝑛
45
Untuk mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang
signifikan atau tidak, maka harus dilakukan uji signifikansi denganmenggunakan
tabel ρ (rho) sebagai berikut :
Tabel 4.4
Nilai-nilai ρ (RHO), Korelasi Spearman Rank
N Drajat Signifikansi N Drajat Signifikansi
5 % 1 % 5 % 1 %
5 1,000 16 0,506 0,665
6 0,886 1,000 18 0,475 0,625
7 0,544 0,929 20 0,450 0,591
8 0,738 0,881 22 0,428 0,562
9 0,683 0,883 24 0,409 0,537
10 0,648 0,794 26 0,392 0,515
12 0,591 0.777 28 0,377 0,496
14 0,544 0,715 30 0,364 0,478
Sumber : Sugiyono (2011 : 387)
Berdasarkan analisis diatas maka nilai koefisien korelasi menunjukkan nilai
ρ hitung sebesar 0,525 jumlah ρ hitung merupakan hasil dari analisis korelasi
spearman rankyang diambil dari nilai aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan
alam dengan perkembangan kemampuan sains anak usia 5-6 tahun. Sedangkan
nilai ρ tabel sebesar 0,544, hal ini dapat dilihat pada taraf signifikan 5% dengan N
= 14 pada tabel di atas. Hal ini terlihat bahwa nilai analisis data lebih besar dari
pada nilai p pada tabel (0,549>0,544).
Berdasarkan hasil perhitungan nilai aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam dengan kemampuan sains, peneliti melakukan uji signifikansi
koefisien korelasi dengan bantuan Software SPSS untuk menguji hubungan antara
kedua variabel. Adapun hasil dari analisis Rank Sperman yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.5
Hasil Korrelasi Rank Sperman
46
Correlations
pembelajaran
alam
Perkembangan
sains
Spearman's rho pembelajaran alam Correlation Coefficient 1,000 ,555**
Sig. (2-tailed) . ,001
N 14 14
pembelajaran sains Correlation Coefficient ,555** 1,000
Sig. (2-tailed) ,001 .
N 14 14
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output uji correlation teknik spearmen rank menggunakan
SPSS versi 22 diatas, Nmenunjukan jumlah observasi/sampel sebanyak 14,
sedangkan tingginya korelasi ditunjukan oleh angka 0,697(**). Besar korelasi
yang terjadi antara kedua variabel adalah 0,697. Sedangkan angka sig.(2-tailed)
adalah 0,001 masih lebih kecil dari pada batas kritis α = 0,05, berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua variabel (0,001<0,05).
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas
pembelajaran berbasis lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains
pada anak usia 5-6 tahun di TK Minasa Upa Rappocini Makassar. Berdasarkan
hasil analisis data diatas, maka hasil pembahasan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam
Aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dalam penelitian ini
diperoleh melalui lembar observasi yang merupakan instrumen penelitian. Dalam
penelitian ini terdapat empat 14 indikator yang harus dicapai oleh
guru.Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa aktivitas dalam melakukan
pembelajaran berbasis linkungan menunjukkan presentase sebesar 87,5 persen
47
yang berada pada kategori Sangat Aktif (SA), artinya hanya terdapat 87,5 persen
yang mampu dicapai oleh guru dari keseluruhan indikator dalam aktivitas
pembelajaran berbasis lingkungan alam. Selanjutnya, terdapat 12,5 persen yang
berada pada kategori Akatif (A), artinyakeaktivan guru dalam prose aktivitas
pembelajaran berbasis lingkungan alam hanya mencapai2 sampai 3 indikator dari
keseluruhan indikator pembelajaran. Sedangkan tidak ada indikator yang berada
pada kategori cukup aktif (CA) dan kurang aktif (KA), artinya tidak ada indikator
yang tidak mencapai keseluruhan indikator pada aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam.
Dengan demikian dalam proses aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan
alam guru berada pada kategori sangat aktif (SA) yaitu sebesar 87,5 persen,
artinya dari 14 indikator pembelajaran guru mencapai 87,5 persen dalam proses
aktivitas pembeljaran berbasis lingkngan alam dengan kata lain guru sangat aktif
dalam proses pembelajaran berbasis lingkungan alam Sedangkan yang berada
pada kategori Cukup Baik (CB) dan kategori Kurang Baik (KB) adalah 0.
2. Perkembangan Kemampuan Sains
Perkembangan Kemampuan Sains pada anak usia dini diperoleh melalui
lembar observasi yang merupakan instrumen penilaian dalam penelitian ini.
Terdapat delapan indikator pada perkembangan kemampuan sains yang harus
dicapai oleh anak. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa 66,67 persen anak
memiliki perkembangan kemampuan sains yang berada pada kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB), artinya sebanyak 66,67 persen anak mampu
mencapai keseluruhan indikator pada perkembangan kemampuan sains yang telah
ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada kategori Berkembang Sesuai Harapan
48
(BSH) anak mencapai 28,57 persen artinya dari 14 indikator pembelajara ada 5
indikator yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan Mulai Berkembang (MB),
dan Belum Berkembang adalah 0.
Dengan demikian mayoritas anak yang memiliki perkembangan
kemampuan sains berada pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu dari
14 indikator pembelajaran anaka hanya mencapai 12 indikator pembelajaran yang
berkembang sangat baik atau hanya 66,67 persen saja.
Untuk mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang
signifikan atau tidak, maka harus dilakukan uji signifikansi denganmenggunakan
tabel ρ (rho). Berdasrkan hasil penelitian nilai koefisien korelasi menunjukkan
nilai ρ hitung sebesar 0,525 jumlah ρ hitung merupakan hasil dari analisis korelasi
spearman rankyang diambil dari nilai aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan
alam dengan perkembangan kemampuan sains anak usia 5-6 tahun. Sedangkan
nilai ρ tabel sebesar 0,544, hal ini dapat dilihat pada taraf signifikan 5% dengan N
= 14. Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data lebih besar daripada nilai ρ
tabel (0,549>0,544), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima
dan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains usia 5-6 tahun di Tk
Minasa Upa Kecamatan Rappocini Makassar.
Sedangkan pengujian dengan bantuan Software SPSS untuk menguji
hubungan antara kedua variabel, Nmenunjukan jumlah observasi/sampel sebanyak
14, sedangkan tingginya korelasi ditunjukan oleh angka 0,697(**). Besar korelasi
yang terjadi antara kedua variabel adalah 0,697. Sedangkan angka sig.(2-tailed)
49
adalah 0,001 masih lebih kecil dari pada batas kritis α = 0,05, berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua variabel (0,001<0,05).
50
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas pembelajaran berbasis
lingkungan alam dengan perkembangan kemampuan sains pada anak usia 5-6
tahun di TK Minasa Upa Rappocini Makassar. Hal ini dibuktikan dari hasil
analisis data dengan menggunakan rumus korelasi spearman rank sebesar 0,544%
yang berarti bahwa aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dengan
kemampuan sains anak usia dini memiliki hubungan yang kuat dan bernilai
positif. Aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dapat dijadikan sebagai
salah satu kegiatan pembelajaran di PAUD untuk menstimulus perkembangan
kemampuan sains anak usia dini guna mempersiapkan anak agar memiliki
kesiapan dalam pendidikan selanjutnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Pendidik
Diharapkan dapat meningkatkan perkembangan kemampuan sains anak
usia dini dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, salah
satunya penggunaan contextual teaching and learning. Sehingga dalam
proses belajar mengajar terasa menyenangkan.
51
51
2. Bagi kepala sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi kepala sekolah untuk
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif
dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar anak
meningkat.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
acuan agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dan dapat
mencoba menggunakan media atau jenis permainan lain dalam
meningkatkan perkembangan mengenal huruf pada anak.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Bandung : Pustaka
Cendekia
Candra, Nita. (2013). Mengembangkan kemampuan sains anak melalui metode
eksperimen pada kelompok B pada BA Aisyiyah Lorog, Kecamatan
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, tahun ajaran 2013/2014.
http://eprints.ums.ac.id/26665/12/02.NASKAH_PUBLIKASI.pdf). Jurnal
UMS. 18 April 2019.
Djamarah dan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka.
Gie. (1985). Pengertian Aktivitas Belajar. (Online). Tersedia:
http://www.definisionline.com/2011/06/pengertian-aktivitasbelajar.html.
(18 April 2019).
Hadi, Sutrisno. (2006). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Andi Offset.
Hartono. (2008). PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Pekan Baru : Zanafa.
Hapsari, dkk. (2013). Implementasi bermain sambil belajar sains untuk
mengembangkan minat dan karakter siswa taman kanak-kanak (TK)
kartini 1 musuk boyolali. (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej).
Jurnal UNNES. 20 April 2019).
Irawati, Satri. (2013). Penerapan Metode Bermain Sambil Belajar Sains Dalam
Perkembangan Otak Anak Usia Dini POS PAUD AL-Uswah Desa Lecari
Kec. Sukorejo Kab. Pasuruan. (http://karyailmiah.im.ac.id/index.php/
PLS/article/ view/29653.) Jurnal UNM. 20 April 2019.
Isoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta, Bandung.
Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak-anak. Jakarta : PT Grasindo.
Masitoh, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran TK. Universitas Terbuka, Jakarta.
Mariyana, Rita. dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta : Kencana.
Musbikin, Imam. (2010). Buku Pintar PAUD. Jogjakarta :Laksana
53
Nugraha, Ali. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Nurani Yuliani dan Sujiono Bambang. (2010). Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Indek, Jakarta : Indek.
Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta.
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini.
Rachmawati, Yeni dan Kurniati Euis. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana.
Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. (2011). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Suyanto, Slamet. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta :
Hikayat.
Wiyani, Novan Ardy. (2014). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
Yus, Anita. 2012. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak
Kencana, Jakarta.
54
Instrumen penelitian
Absen
Penilaian
Tabel Nilai
Dokumentasi
LAMPIRAN
55
LAMPIRAN 1
LEMBAR OBSERVASI GURU
Nama Sekolah : TK Minasa Upa Rappocini
Makassar
Nama Peneliti : Juniati
Nama Pengamat : Darmiati S. Pd
Materi : Aktivitas Pembelajaran Berbasis
Lingkungan
Alam
Kelas : B (Usia 5-6 Tahun)
Hari/Tgl :
Berilah Penilaian terhadap aspek pengamatan yang di amati dengan
membubuhkan tanda check list pada bagian nilai sesuai dengan indikator.
NO URAIAN KEGIATAN KRITERIA
KA CA A SA
1 Guru membawa anak belajar dilingkungan sekitar
2 Guru menunjukan benda-benda disekitar
3 Guru mengajak anak mencari benda-benda yang ada disekitar
4 Guru membedakan benda-benda sekitar
5 Menggunakan benda-benda sekitar
6 Mengukur benda-benda yang ada disekitar
7 Guru mengajarkan pada anak cara mengelompokan benda-benda sekitar
8 Guru mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-sehari anak
9 Guru memancing anak untuk menanyakan benda-benda disekitar
10 Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan tentang
ligkungan sekitar
11 Guru membawa benda-benda dari lingkungan alam kedalam kelas
12 Guru mengajak anak untuk mengamati benda-benda tersebut
13 Guru menunjukan satu persatu benda-benda tersebut
14 Guru mengajarkan pada anak cara memanfaatkan benda-benda dari
lingkungan alam
JUMLAH SKOR YANG DICAPAI
JUMLAH RATA-RATA
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
JUMLAH SKOR MINIMAL
TOTAL NILAI PEROLEHAN
56
LAMPIRAN 2
LEMBAR OBSERVASI ANAK
Nama Sekolah : TK Minasa Upa Rappocini
Makassar
Nama Peneliti : Juniati
Nama Pengamat : Anak Usia 5-6 Tahun
Materi : Perkembangan Kemampuan Sains
Kelas : B (Usia 5-6 Tahun)
Hari/Tgl :
Berilah Penilaian terhadap aspek pengamatan yang di amati dengan
membubuhkan tanda check list pada bagian nilai sesuai dengan indikator.
NO URAIAN KEGIATAN KRITERIA
BB MB BSH BSB
1 Anak dapat mengamati lingkungan sekitar
2 Mampu meneliti perubahan yang terjadi dari kegiatan
yang sedang dilaksanakan dengan tepat
3 Anak dapat mengetahui Benda-benda seperti
tanaman, batu, pasir dan bunga
4 Anak dapat membedakan benda-benda alam yang ada
di sekitar
5 Anak dapat mengetahui manfaat benda-benda
disekitar
6 Anak dapat mengetahui benda yang larut dan tidak
larut
7 Anak mampu mengelompokan benda-benda sekitar
sesuai dengan jenisnya
8 Anak dapat mnyebutkan benda-benda alam dalam
kehidupan sehari-hari
9 Anak aktif dalam bertanya tentang nama-nama benda
yang ada disekitar
10 Mendiskusikan benda yang tenggelam dan terapung
di dalam air
11 Anak dapat mengetahui bagian-bagian benda seperti
tumbuhan kecamba
12 Mengamati tumbuhan kecamba (kacang hijau)
13 Anak dapat menyebutkan bain-bagian tumbuhan
kecambah (kacang hijau)
14 Anak dapat mengetahui manfaat setiap benda dari
lingkungan alam
JUMLAH SKOR YANG DICAPAI
JUMLAH RATA-RATA
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
JUMLAH SKOR MINIMAL
TOTAL NILAI PEROLEHAN
57
LAMPIRAN 3
LEMBAR PENILAIAN PERINGKAT
TK MINASA UPA RAPPOCINI MAKASSAR
N PA (X) KS (Y) Peringkat (X) Peringkat (Y) Selisih
1 3 4 1,5 10,5 -9 81
2 4 3 8,5 4 4,5 20,25
3 4 4 8,5 10,5 -2 4
4 4 4 8,5 10,5 -2 4
5 4 3 8,5 4 4,5 20,25
6 3 3 1,5 4 -2,5 6,25
7 4 4 8,5 10,5 -2 4
8 4 4 8,5 10,5 -2 4
9 4 3 8,5 4 4,5 20,25
10 4 2 8,5 1 7,5 56,25
11 4 4 8,5 10,5 -2 4
12 4 4 8,5 10,5 -2 4
13 4 3 8,5 4 4,5 20,25
14 4 4 8,5 10,5 -2 3
252,5
58
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema : lingkungan
Hari /tanggal :
Pukul : 07.30-10.30
Kompetensi Dasar
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu
giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih
kedisiplinan.
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal
dan non verbal)
3.6 Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna , bentuk, ukura,
pola, sifat, suara, tekstur fungsi, dan ciri-ciri lainnya.
Indikator pencapaian pembelajaran
Menunjukkan benda-benda yang ada disekitar
Mampu menemukan batu, daun dan pasir
Mampu mampu membedakan batu, daun dan pasir
Membuat mahkota dari daun
Media dan sumber belajar
Guru
Anak
Lingkungan sekitar
Batu
Daun
59
pasir
Langkah-langkah kegiatan
1. Pembukaan (30 menit)
- Berdo‟a sebelum belajar.
- Menyanyikan lagu “apa kabar”
- Bercakap-cakap tentang lingkungan sekitar sekolah
2. Inti(60 menit)
a. Mengamati
- Guru memperlihatkan lingkungan sekitar sekolah.
b. Menanya
- Guru memancing anak untuk mau mengajukan pertanyaan.
- Anak dan guru melakukan tanya jawab.
c. Mengumpulkan informasi, menalar, mengkomunikasikan
- Menggalih informasi yang sudah didapat anak dari lingkungan sekitar
sekolah
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyebutkan apa saja yang
ada disekitar lingkungan sekolah
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkenalkan apa saja
yang ada disekitar lingkungan sekolah
Adapun kegiatan yang dilakukan
Mencari batu, dau dan pasir
Membedakan batu, daun dan pasir
Membuat mahkota dari daun
3. Istirahat (30 menit)
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Berdo‟a sebelum dan sesudah makan
60
- Membereskan peralatan makan sendiri tanpa bantuan guru
4. Penutup (30 menit)
- Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan sebelumya.
- Menginformasikan kegiatan untuk esok hari.
- Menyanyi lagu “mari pulang”
- Berdo‟a sebelum pulang
61
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub tema : lingkungan
Hari /tanggal :
Pukul :07.30-10.30
Kompetensi Dasar
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu
giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih
kedisiplinan.
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal
dan non verbal)
3.6 Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna , bentuk, ukura,
pola, sifat, suara, tekstur fungsi, dan ciri-ciri lainnya.
Indikatorpencapaianpembelajaran
Mendiskusikan benda yang larut dan tidak larut
Media dan sumberbelajarMampu
Guru
Anak
garam
gula
jasjus
beras
batu
kacang hijau
62
Langkah-langkahkegiatan
5. Pembukaan (30 menit)
- Berdo‟asebelumbelajar.
- Menyanyikan lagu “apa kabar”
- Bercakap-cakap tentang lingkungan sekitar sekolah
6. Inti(60 menit)
d. Mengamati
- Guru memperlihatkan benda yang larut dan benda yang tidak larut.
e. Menanya
- Guru memancing anak untuk mau mengajukan pertanyaan.
- Anakdan guru melakukantanyajawab.
f. Mengumpulkaninformasi, menalar, mengkomunikasikan
- Menggalih informasi yang sudah didapat anak dari benda yang larut dan
tidak larut
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyebutkan benda yang
larut dan tidak larut
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkenalkan yang larut
dan benda yang tidak larut
Adapunkegiatan yang dilakukan
Melarutkan gula, gara, jasjus, batu, kacang hijau dan beras
7. Istirahat (30 menit)
- Mencucitangansebelumdansesudahmakan
- Berdo‟asebelumdansesudahmakan
- Membereskanperalatanmakansendiritanpabantuan guru
8. Penutup (30 menit)
- Tanya jawabtentangkegiatan yang telahdilakukansebelumya.
- Menginformasikankegiatanuntukesokhari.
- Menyanyi lagu “mari pulang”
- Berdo‟asebelumpulang
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub tema : lingkungan
Hari /tanggal :
Pukul : 07.30-10.30
Kompetensi Dasar
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu
giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih
kedisiplinan.
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal
dan non verbal)
3.6 Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna , bentuk, ukura,
pola, sifat, suara, tekstur fungsi, dan ciri-ciri lainnya.
Indikator pencapaian pembelajaran
Melakukan pencampuran warna menggunakan cat air sesuai dengan
warna pelangi
Mampu meneliti perubahan yang terjadi dari kegiatan yang sedang
dilaksanakan dengan tepat
Menjelaskan hasil kepada teman-teman
Media dan sumber belajar
Guru
Anak
Cat air
wadah
kuas
64
Langkah-langkah kegiatan
9. Pembukaan (30 menit)
- Berdo‟a sebelum belajar.
- Menyanyikan lagu “apa kabar”
- Bercakap-cakap tentang lingkungan sekitar sekolah
10. Inti(60 menit)
g. Mengamati
- Guru memperlihatkan pelangi
h. Menanya
- Guru memancing anak untuk mau mengajukan pertanyaan.
- Anak dan guru melakukan tanya jawab.
i. Mengumpulkan informasi, menalar, mengkomunikasikan
- Menggalih informasi yang sudah didapat anak dari warna pelangi
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyebutkan warna-warna
pelangi
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkenalkan warna-
warna pelangi
Adapun kegiatan yang dilakukan
Mencampur warna menggunakan cat air sesuai warna pelangi
11. Istirahat (30 menit)
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Berdo‟a sebelum dan sesudah makan
- Membereskan peralatan makan sendiri tanpa bantuan guru
12. Penutup (30 menit)
- Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan sebelumya.
- Menginformasikan kegiatan untuk esok hari.
- Menyanyi lagu “mari pulang”
- Berdo‟a sebelum pulang
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub tema : lingkungan
Hari /tanggal :
Pukul : 07.30-10.30
Kompetensi Dasar
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu
giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih
kedisiplinan.
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal
dan non verbal)
3.6 Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna , bentuk, ukura,
pola, sifat, suara, tekstur fungsi, dan ciri-ciri lainnya.
Indikator pencapaian pembelajaran
Mendiskusikan benda yang tenggelam dan terapung di dalam air
Media dan sumber belajar
Guru
Anak
wadah
batu
gunting
sendok
daun
tutp botol
spon
66
Langkah-langkah kegiatan
13. Pembukaan (30 menit)
- Berdo‟a sebelum belajar.
- Menyanyikan lagu “apa kabar”
- Bercakap-cakap tentang lingkungan sekitar sekolah
14. Inti(60 menit)
j. Mengamati
- Guru memperlihatkan pelangi
k. Menanya
- Guru memancing anak untuk mau mengajukan pertanyaan.
- Anak dan guru melakukan tanya jawab.
l. Mengumpulkan informasi, menalar, mengkomunikasikan
- Menggalih informasi yang sudah didapat anak dari benda yang
tenggelam dan benda yang terapung
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyebutkan benda yang
tenggelam dan benda yang terapung
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkenalkan benda
yang tenggelam dan benda yang terapung
Adapun kegiatan yang dilakukan
Melakukan percobaan benda tenggelam dan terapung
1. Istirahat (30 menit)
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Berdo‟a sebelum dan sesudah makan
- Membereskan peralatan makan sendiri tanpa bantuan guru
2. Penutup (30 menit)
- Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan sebelumya.
- Menginformasikan kegiatan untuk esok hari.
- Menyanyi lagu “mari pulang”
- Berdo‟a sebelum pulang
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub tema : lingkungan
Hari /tanggal :
Pukul : 07.30-10.30
Kompetensi Dasar
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu
giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih
kedisiplinan.
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal
dan non verbal)
3.6 Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna , bentuk, ukura,
pola, sifat, suara, tekstur fungsi, dan ciri-ciri lainnya.
Indikator pencapaian pembelajaran
Menjelaskan proses pertumbuhan kecamba (kacang hijau)
Mengamati tumbuhan kecamba (kacang hijau)
Menunjukkan bagian-bagian kecambah (kacang hijau)
Media dan sumber belajar
Guru
Anak
Kacang hijau
Wadah
Tumbuhan kecamba (kacang hijau
Kapas
Air
68
Langkah-langkah kegiatan
1. Pembukaan (30 menit)
- Berdo‟a sebelum belajar.
- Menyanyikan lagu “apa kabar”
- Bercakap-cakap tentang lingkungan sekitar sekolah
2. Inti(60 menit)
m. Mengamati
- Guru memperlihatkan tumbuhan kecamba
n. Menanya
- Guru memancing anak untuk mau mengajukan pertanyaan.
- Anak dan guru melakukan tanya jawab.
o. Mengumpulkan informasi, menalar, mengkomunikasikan
- Menggalih informasi yang sudah didapat anak dari tumbuhan kecamba
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyebutkan bagian-
bagian kecamba
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkenalkan tumbuhan
kecamba
Adapun kegiatan yang dilakukan
Mengamati tumbuhan kecamba
1. Istirahat (30 menit)
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Berdo‟a sebelum dan sesudah makan
- Membereskan peralatan makan sendiri tanpa bantuan guru
2. Penutup (30 menit)
- Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan sebelumya.
- Menginformasikan kegiatan untuk esok hari.
- Menyanyi lagu “mari pulang”
- Berdo‟a sebelum pulang
69
Lampiran 4
Dokumentasi pada saat penelitian
70
71
72
73
Lampiran 5
DAFTAR NAMA DAN ABSEN ANAK
TK MINASA UPA KELOMPOK B2
No Nama anak Pertemuan Ket
1 2 3 4 5 6
1. Alya
2. Ahcmad
3. Al
4. Frea
5. Nasyat
6. Aniqta
7. Arkan
8. Arya
9. Dzakirah
10. Gaurel
11. Asaf
12. Fatir
13. Hafiz
14. Jibril
15. Nayla
16. Neyla
17. Nimal
18. aleya
74
RIWAYAT HIDUP
Juniati. Dilahirkan di Pulo Bembe, Kecamatan
Pasimasunggu, Kabupaten Kepulauan Selayar pada tanggal
4 Juni 1995, dari pasangan Ayahanda U‟ding dan Ibunda
Hamusiah. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2002 di
SDI 109 Kepulauan Selayar dan tamat tahun 2008, tamat
SMPN SATAP 29 Kepulauan Selayar pada tahun 2011, dan tamat MAN
Bontoharu Kepulauan Selayar pada tahun 2014. Pada tahun 2015 penulis
melanjutkan pendidikan pada Program Strata satu (S1) Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.