STUDI KELAYAKAN PANTAI TELENG RIA SEBAGAI
DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN PACITAN
JAWA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Alfian Tri Nugroho
NIM. 11150150000064
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2020 M
ii
iii
iv
v
vi
i
ABSTRAK
Alfian Tri Nugroho, 11150150000064. “Studi Kelayakan Pantai Teleng Ria sebagai
Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Pacitan Jawa Timur”. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan Pantai Teleng
Ria di Kabupaten Pacitan untuk di jadikan sebagai daerah tujuan wisata dengan mengkaji
lima faktor. Faktor tersebut yaitu faktor fisik, daya tarik, sosial ekonomi, askebilitas dan
sarana prasarana yang ada di kawasan Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan. Metode yang
digunakan untuk penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi, angket, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil yang di dapat dalam penelitian ini adalah faktor fisik Pantai Teleng Ria
memperoleh skor sebesaar 64 yaitu mendukung, faktor daya tarik memperoleh skor 6 yaitu
mendukung, faktor sosial ekonomi mendapat skor 17 yaitu sangat mendukung, faktor
aksebilitas mendapat skor 19 yaitu sangat mendukung, dan faktor sarana prasarana
memperoleh skor 9 yaitu mendukung. Jumlah akhir penilaian seluruh faktor di Pantai Teleng
Ria memperoleh skor 115 yaitu Pantai Teleng Ria mendukung untuk dijadikan sebagai
daerah tujuan wisata di Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Faktor yang paling besar daya
dukungannya terdapat di faktor sosial ekonomi dan aksebilitas yang berada di kelas I yaitu
sangat mendukung Pantai Teleng Ria layak untuk di jadikan sebagai daerah tujuan wisata
Kata kunci : Pariwisata, Studi Kelayakan Pantai, Daerah Tujuan Wisata
ii
ABSTRACT
Alfian Tri Nugroho, 11150150000064. “Feasibility Study of Teleng Ria Beach as a
Tourist Destination Area in Pacitan Regency, East Java.” A Skripsi Department of Social
Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2020.
The purpose of this study was to determine the feasibility of Teleng Ria Beach in
Pacitan Regency to be made as a tourist destination by examining five factors. These factors
are physical factors, attractiveness, socio-economic, and infrastructure in the area of Teleng
Ria Beach, Pacitan Regency. The method used for research uses descriptive methods with a
quantitative approach. Collecting data in this study by observation, questionnaire, interview
and documentation.
The results obtained in this study are physical factors Teleng Ria Beach obtained a
score of 64 that is supportive, the attractiveness factor obtained a score of 6 that is
supportive, socioeconomic factors received a score of 17 that is very supportive, the
accessibility factor received a score of 19 that is very supportive, and a factor the
infrastructure obtained a score of 9, which is support. The final number of evaluations of all
factors in Teleng Ria Beach scored 115 and supported it as a tourist destination in Pacitan
Regency, East Java. The factors with the greatest support are in the socio-economic and
accessibility factors that are in class I, which are very supportive of Teleng Ria Beach
deserve to be made as a tourist destination
Keyword : Tourism, Beach Feasibility Study, Tourist Destination Areas
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan kesehatan, rahmat, dan nikmat, serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat berseta
salam semoga terlimpahkan atas keharibaan junjungan kita yakni Nabi Muhammad
Saw berserta keluarga dan para sahabatnya.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak yang dengan ikhlas memberikan bantuannya, baik secara
moril maupun materil. Dengan segala bantuan dan dukungan yang diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, membimbing, memberi arahan, menasehati, dan memotivasi
penulis dengan semangat dan kesabaran.
5. Ibu Tri Harjawati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah bersedia
meluangkan waktu, membimbing, memberi arahan, menasehati, dan memotivasi
penulis dengan semangat dan kesabaran.
iv
6. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa disebutkan
satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis, yang telah mendidik
dan memberikan banyak ilmu kepada penulis dengan penuh kesabaran.
7. Bapak Mardi, selaku ketua pengelola Pantai Teleng Ria, Pacitan, Jawa timur
8. Bapak Marsidik, S.Sos, selaku Lurah Sidoharjo, Kabupaten Pacitan
9. Ibu Endang Surjasri, S.Sos, M,Si, selaku Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan
dan Olahraga
10. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Drs. Katni, MM. dan Ibu Sumarmah yang telah
memberikan dukungan dengan penuh ikhlas dan tulus, baik secara moril maupun
materil kepada penulis.
11. Wahyu, S.Sos dan Liza Nurita S.Pd, kakak yang juga selalu memberikan
dukungan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat penulis (Maikel P, Chanif G, Fachry H, Deni Kumis, Dita A, Ade I)
yang selalu memberikan bantuan, dukungan, motivasi, semangat, keceriaan, dan
menghibur penulis ketika merasa tidak mampu menyelesaikan berbagai tugas dan
semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
13. Teman seperjuangan Zainisme, Bocah kerupuk, RVM dan kawan-kawan lainnya,
yang sudah membantu, menemani, berdiskusi, dan berkeluh kesah bersama
selama proses penulisan skripsi ini.
14. Segenap teman-teman mahasiswa prodi P.IPS angkatan 2015, FITK, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan
yang tak terlupakan selama masa perkuliahan.
v
Hanya ucapan terimakasih yang mampu penulis sampaikan dan seraya berdoa
semoga segala kebaikan yang diberikan memperoleh ganjaran amal kebaikan yang
berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-mudahan penelitian skripsi ini dapat
bermanfaat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca.
Jakarta, 15 Januari 2020
Penulis
Alfian Tri Nugroho
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah........................................................................... 9
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 10
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
A. Kajian Teori ........................................................................................ 12
1. Geografi Pariwisata ........................................................................ 12
2. Pariwisata ....................................................................................... 13
vii
a. Jenis Pariwisata ......................................................................... 14
b. Wisatawan ................................................................................. 15
c. Komponen Pariwisata ............................................................... 16
d. Daerah Tujuan Wisata ............................................................... 19
3. Pantai dan Pesisir ........................................................................... 22
4. Pantai Teleng Ria ........................................................................... 23
5. Studi Kelayakan ............................................................................. 24
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................... 31
C. Kerangka Berfikir ............................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 39
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 39
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 39
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 40
B. Metode Penelitian ............................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 41
1. Populasi .......................................................................................... 41
2. Sampel ........................................................................................... 42
D. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 44
1. Data Primer .................................................................................... 44
2. Data Sekunder ................................................................................ 44
E. Variabel Penelitian ............................................................................. 45
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46
1. Observasi ....................................................................................... 46
2. Angket ............................................................................................ 51
3. Wawancara ..................................................................................... 51
4. Dokumentasi .................................................................................. 53
G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 54
H. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 57
I. Rencana Pengujian Keabsahan Data .................................................. 58
viii
J. Teknik Analisis Data .......................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 72
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................................. 72
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ................................................... 72
a. Letak dan Luas .......................................................................... 72
b. Topografi ................................................................................... 73
c. Iklim .......................................................................................... 74
d. Jenis Tanah ................................................................................ 74
e. Hidrologi ................................................................................... 75
f. Penggunaan Lahan .................................................................... 76
2. Kondisi Sosial Daerah penelitian ................................................... 77
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 77
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................... 78
B. Data Wisatawan yang Berkunjung ke Objek Wisata.......................... 79
C. Hasil Penelitian di Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan .................. 80
1. Data Angket Wisatawan ................................................................ 78
a. Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 80
b. Wisatawan Berdasarkan Umur .................................................. 81
c. Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......................... 82
d. Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan ........................................... 82
e. Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal ....................................... 83
f. Wisatawan Berdasarkan Perjalanan dilakukan ......................... 84
g. Wisatawan Berdasarkan Informasi Objek Wisata..................... 84
h. Wisatawan Berdasarkan Faktor Pengaruh Kunjungan Wisata.. 85
i. Wisatawan Berdasarkan Kembali Berkunjung ......................... 86
2. Penilaian Wisata Terhadap Aktivitas yang dapat dilakukan ......... 87
3. Penilaian Wisata Terhadap Panorama yang dapat di Nikmati ....... 87
4. Penilaian Wisata Terhadap Jenis Transportasi .............................. 88
5. Penilaian Wisata Terhadap Kondisi Jalan ..................................... 89
ix
6. Penilaian Wisata Terhadap Sarana Prasarana Wisata .................... 89
7. Data Hasil Wawancara ................................................................... 92
a. Hasil Wawancara pengelola Pantai ........................................... 92
b. Hasil Wawancara Masyarakat Sekitar Pantai ........................... 94
D. Skoring dan Penentuan Harkat Kelas Pantai Teleng Ria Sebagai
Daerah Tujuan Wisata ........................................................................ 95
1. Skoring dan Penentuan harkat Kelas Kondisi Lingkungan Fisik .. 95
2. Skoring dan Penentuan harkat Kelas Kondisi Daya Tarik ............ 97
3. Skoring dan Penentuan harkat Kelas Kondisi Sosial Ekonomi ..... 99
4. Skoring dan Penentuan harkat Kelas Kondisi Aksebilitas ............. 101
5. Skoring dan Penentuan harkat Kelas Kondisi Sarana Prasarana ... 103
6. Total Skoring dan Harkat Kelas Pantai Teleng Ria Sebagai
Daerah Tujuan Wisata ................................................................... 105
E. Pembahasan Hasil dan Ciri Khas Pantai Teleng Ria Sebagai Daerah
Tujuan Wisata .................................................................................. 107
1. Hasil dan Analisis Kondisi Lingkungan Fisik ............................... 107
2. Hasil dan Analisis Kondisi Daya Tarik ......................................... 109
3. Hasil dan Analisis Kondisi Sosial Ekonomi .................................. 113
4. Hasil dan Analisis Kondisi Aksesibilitas ....................................... 115
5. Hasil dan Analisis Kondisi Sarana Prasarana ................................ 117
6. Pembahasan Hasil Studi Kelayakan Pantai Teleng Ria Sebagai
Daerah Tujuan Wisata ................................................................... 123
F. Keterbatasan penelitian .................................................................... 128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 129
B. Saran ................................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 131
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke Kabupaten Pacitan ............ 6
Tabel 1.2 Data Jumlah Kunjungan dan Pertumbuhan Pengunjung di
Beberapa Objek Wisata di Kabupaten Pacitan ................................... 6
Tabel 1.3 Hasil Penjualan Karcis di Objek Wisata Kabupaten Pacitan
Tahun (2011-2015) ............................................................................ 7
Tabel 2.1 Standar Kelayakan Daerah Tujuan Wisata ........................................ 22
Tabel 2.2 Matrik Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai .................................. 26
Tabel 2.3 Kesimpulan Standar Kelayakan Pantai Teleng Ria Sebagai
Daerah Tujuan Wisata ........................................................................ 28
Tabel 2.4 Penelitian Relevan............................................................................... 32
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................................. 37
Tabel 3.2 Sesi Pengambilan Data........................................................................ 41
Tabel 3.3 Penjabaran Variabel Penelitian ........................................................... 42
Tabel 3.4 Lembar Observasi Faktor Fisik Objek Wisata .................................... 44
Tabel 3.5 Lembar Observasi Daya Tarik Objek Wisata ..................................... 44
Tabel 3.6 Lembar Observasi Kondisi Sosial Ekonomi ....................................... 45
Tabel 3.7 Lembar Observasi Kondisi Aksebilitas .............................................. 46
Tabel 3.8 Lembar Observasi Sarana dan Prasarana............................................ 47
Tabel 3.9 Pedoman Angket Wisatawan .............................................................. 48
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Masyarakat .................................................... 49
Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Pengelola Pantai ............................................ 50
Tabel 3.12 Instrumen Wawancara untuk pengelola Pantai ................................. 51
Tabel 3.13 Instrumen Wawancara untuk Masyarakat ......................................... 52
Tabel 3.14 Instrumen Angket Wisatawan ........................................................... 53
Tabel 3.15 Harkat Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai ................................ 55
Tabel 3.16 Harkat Kelas Daya Tarik Objek Wisata ............................................ 56
Tabel 3.17 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial Ekonomi ......................... 57
Tabel 3.18 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Aksebilitas ................................. 58
xi
Tabel 3.19 Harkat Kelas dan Kriteria Sarana dan Prasarana .............................. 59
Tabel 3.20 Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Fisik .............................. 60
Tabel 3.21 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Fisik .................................... 62
Tabel 3.22 Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Daya .............................. 63
Tabel 3.23 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Daya Tarik.......................... 63
Tabel 3.24 Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Sosial Ekonomi ............. 64
Tabel 3.25 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sosial Ekonomi .................. 65
Tabel 3.26 Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Aksebilitas .................... 65
Tabel 3.27 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Aksebilitas .......................... 66
Tabel 3.28 Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Sosial Ekonomi ............. 67
Tabel 3.29 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sarana Prasarana ................ 67
Tabel 3.30 Total Akhir Nilai dan Bobot Kesesuaian Objek Wisata ................... 68
Tabel 3.31 Total Akhir Prosedur Penentuan Kelas Kesesuaian Objek
Wisata ............................................................................................... 68
Tabel 4.1 Jenis Tanah Kabupaten Pacitan........................................................... 72
Tabel 4.2 Peruntukan Lahan di Kelurahan Sidoharjo Tahun 2016 ..................... 74
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 75
Tabel 4.4 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Selama
Seminggu Menurut Lapangan Kerja Utama dan Jenis Kelamin
2017 .................................................................................................... 76
Tabel 4.5 Pengunjung Wisata Pantai Teleng Ria Tahun 2018 .......................... 77
Tabel 4.6 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 79
Tabel 4.7 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Umur............................................... 79
Tabel 4.8 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................... 80
Tabel 4.9 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan ........................................ 81
Tabel 4.10 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal .................................. 82
Tabel 4.11 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Perjalanan dilakukan ..................... 82
Tabel 4.12 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Informasi Objek Wisata ................ 83
Tabel 4.13 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Faktor Pengaruh Kunjungan ......... 84
xii
Tabel 4.14 Jumlah Wisatawan Berdasarkan kembali Berkunjung...................... 85
Tabel 4.15 Penilaian Wisatawan terhadap Aktivitas Pantai................................ 85
Tabel 4.16 Penilaian Wisatawan terhadap Panorama Pantai .............................. 86
Tabel 4.17 Penilaian Wisatawan Terhadap jenis Transportasi ........................... 87
Tabel 4.18 Penilaian Wisatawan Terhadap Kondisi Jalan .................................. 88
Tabel 4.19 Penilaian Wisatawan Terhadap Sarana dan Prasarana di Pantai
Teleng Ria ........................................................................................ 89
Tabel 4.20 Harkat Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai ................................ 94
Tabel 4.21 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Fisik .................................... 95
Tabel 4.22 Harkat Kelas Daya Tarik Objek Wisata ............................................ 96
Tabel 4.23 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Daya Tarik.......................... 97
Tabel 4.24 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial Ekonomi ......................... 98
Tabel 4.25 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sosial Ekonomi .................. 99
Tabel 4.26 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Aksesibilitas .............................. 100
Tabel 4.27 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Aksesibilitas ....................... 102
Tabel 4.28 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sarana dan Prasarana ................. 103
Tabel 4.29 Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sarana dan Prasarana ......... 104
Tabel 4.30 Jumlah Hasil Pengharkatan ............................................................... 105
Tabel 4.31 Total Akhir Prosedur Penentuan Kelas Kesesuaian Objek ............... 105
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Destinasi Wisata pacitan ......................................................... 5
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 35
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ..................................................................... 36
Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian ..................................................................... 70
Gambar 4.2 Citra Landsat Kabupaten Pacitan .................................................... 71
Gambar 4.3 Kondisi Panjang Pantai Teleng Ria ................................................. 107
Gambar 4.4 Kondisi pasir Pantai Teleng Ria ...................................................... 108
Gambar 4.5 Kondisi perairan Pantai Teleng Ria ................................................ 108
Gambar 4.6 Panorama Pegunungan .................................................................... 109
Gambar 4.7 Spot Fotografi .................................................................................. 110
Gambar 4.8 Berenang.......................................................................................... 111
Gambar 4.9 Camping .......................................................................................... 111
Gambar 4.10 Berjemur ........................................................................................ 112
Gambar 4.11 Sentra Kuliner Laut ....................................................................... 113
Gambar 4.12 Area Perkebunan ........................................................................... 115
Gambar 4.13 Area Persawahan ........................................................................... 115
Gambar 4.14 Kondisi Jalan Pantai Teleng Ria ................................................... 117
Gambar 4.15 Kondisi Area Parkir Teleng Ria ................................................... 117
Gambar 4.16 Papan Petunjuk dan Papan Peringatan .......................................... 119
Gambar 4.17 Shelter di Pantai Teleng Ria .......................................................... 119
Gambar 4.18 Toilet di Pantai Teleng Ria ........................................................... 120
Gambar 4.19 Rumah Makan dan Tempat Pembelanjaan .................................... 120
Gambar 4.20 Pos Tiket di Pantai Teleng Ria ...................................................... 121
Gambar 4.21 Musholla di Pantai Teleng Ria ...................................................... 121
Gambar 4.22 Kantor Tourist Information System ............................................... 122
Gambar 4.23 Pos Keamanan Pantai Teleng Ria ................................................. 122
Gambar 4.24 Kapal Nelayan di Pantai Teleng Ria ............................................. 123
Gambar 4.25 Guest Home dan Home Stay .......................................................... 123
xiv
Gambar 4.26 Bumi Perkemahan Pantai Teleng Ria............................................ 124
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Dokumentasi
Lampiran 2 Pedoman Angket Wisatawan
Lampiran 3 Ceklist Fasilitas
Lampiran 4 Lembar Observasi
Lampiran 5 Hasil Angket Wisatawan
Lampiran 6 Hasil Observasi
Lampiran 7 Pedoman Wawancara
Lampiran 8 Hasil Wawancara
Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian Kesbangpol Tangerang Selatan
Lampiran 10 Surat Izin Kesbangpol Tangerang Selatan
Lampiran 11 Surat Izin Kesbangpol Kabupaten Pacitan
Lampiran 12 Surat Izin Kepala Desa Sidoharjo Kabupaten Pacitan
Lampiran 13 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 14 Lembar Uji Referensi
Lampiran 15 Surat Keterangan Validitas
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara yang berada di dalam kawasan
Asia tenggara. Secara Astronomis Indonesia terletak pada 6˚ LU-11˚ LS dan 95˚
BT-141˚ BT. Secara Geografis Indoneisa terletak diantara oleh dua Benua yaitu
Benua Asia dan Benua Australia dan di apit oleh dua Samudera yaitu Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia. Pengaruh dari letak Astronomis Indonesia
membuat Indonesia terbagi menjadi tiga waktu, yaitu Waktu Indonesia Bagian
Barat (WIB), Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia
Bagian Timur (WIT). Dan pengaruh dari letak Geografis Indonesia membuat
Indonesia ber iklim Tropis dan memiliki dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau.
Kekayaan dan keragaman alam dan budaya yang dimiliki Negara
Indonesia merupakan modal awal membentuk objek wisata sehingga memiliki
daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Dari
daya tarik ini mendorong pemerintah untuk mendirikan industri pariwisata.
Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peran pariwisata dalam kegiatan
ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha
dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta penerimaan
devisa daerah (BPS). Sektor pariwisata diyakini tidak hanya sekedar mampu
menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk
pembangunan, tetapi juga mampu mengurangi kemiskinan melalui penciptaan
lapangan kerja.
Bedasarkan sumber dari Badan Pusat Statistik. Penghasilan devisa dari
sektor pariwisata pada tahun 2018 di Indonesia berjumlah 16,426 Miliar US $.
Lalu adapun jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi terhadap
total pekerja di Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 10,53% dan 2017 berjumlah
2
11,17% dari jumlah total pekerja di Indonesia.1 Dari data tersebut bisa dijelaskan
bahwa sektor industri pariwisata di Indonesia menjadi sektor andalan untuk
meningkatkan devisa Negara dan juga mampu mengurangi pengangguran di
Indonesia.
Indonesia memiliki banyak potensi wisata didalamnya, salah satunya
adalah wisata alam. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis
pantai terpanjang nomor dua di dunia dengan panjang 95.181 km.2 Indonesia
yang memiliki garis pantai yang panjang dapat di maksimalkan potensi wisata
alam dan pantai dapat di eksplorasi dan dikembangkan. Karena kota-kota besar di
Indonesia banyak terdapat di pesisir pantai untuk memaksimalkan potensi
pariwisata.
Daya tarik wisata di suatu daerah atau Negara ditimbulkan oleh unsur-
unsur geografi yang timbul karena proses alami dan proses budayawi. Dalam
konteks pariwisata produk itu memiliki daya tarik yang dikelompokan menjadi
daya Tarik natural atau alami (natural attraction), daya tarik budaya (cultural
attraction) dan daya tarik yang sengaja dibuat (artificial attraction). Objek-objek
wisata ini menimbulkan daya tarik bagi wisatawan sehingga daya tarik wisata
dapat digolongkan menjadi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan
daya tarik wisata penyelenggaraan event. Namun, Indonesia belum sepenuhnya
memanfaatkan daya tarik alam yang dimilikinya terutama pada daerah-daerah
pelosok nusantara. Seperti yang dipaparkan oleh Kementerian Pariwisata
mengenai Indeks Pariwisata Indonesia (IPI) yang mengacu pada Travel and
Tourism Competitive Indeks menyatakan daya saing tertinggi industri pariwisata
Indonesia masih didominasi di kota-kota besar. Denpasar menduduki peringkat
1 bps.go.id. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2019 pukul 19.11.
2 Kkp.go.id. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2019 pukul 19.15
3
IPI tertinggi dengan skor 3,81 dari rentang skala 0 sampai 5 dan peringkat IPI
kedua diduduki oleh Kota Surabaya dengan skor 3,74.3
Dari hasil tersebut telihat jelas bahwa pusat pariwisata berada di kota-kota
besar saja padahal jika dilihat di daerah-daerah kecil lainnya pun mampu menjadi
tujuan favorit kepariwisataan Indonesia seperti contohnya kepulauan Raja Ampat
yang berada di provinsi Papua berpotensi sebagai daerah tujuan wisata yang dapat
menaikan peringkat pariwisata Indonesia dimata dunia, Raja Ampat memiliki
keindahan bawah laut dan termasuk salah satu tempat terbaik di dunia untuk
kegiatan menyelam. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata
Raja Ampat bahwa pada tahun 2016 terdapat 30 ribu wisatawan yang datang ke
Raja Ampat4
Daya tarik wisata pantai termasuk di dalam daya tarik natural atau alami
(natural attraction). Daya Tarik wisata pantai di kawasan pesisir dan lautan
Indonesia merupakan anugrah yang dimiliki bangsa Indonesia yang tidak semua
Negara di dunia memiliki kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna
dengan potensi yang sedemikian sempurna. Dengan demikian, agar
pengembangan pariwisata, termasuk wisata pantai dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi pembangunan, maka dalam pelaksanaannya dibutuhkan
strategi yang terencana dan sistematis bagi masyarakat lokal dalam
pengembangan pariwisata daerah.
Keterlibatan atau partisipasi masyarakat lokal menjadi penting termasuk
dalam kaitannya dengan upaya keberlangsungan pariwisata itu sendiri yang
mencakup perlindungan terhadap lingkungan maupun manfaatnya bagi
3 Ahmad Ibo, “Ini 10 Daerah dengan Indeks Pariwisata Tertinggi di Indonesia” diakses dari
http://lifestyle.liputan6.com/read/2671822/ini-10-daerah-dengan-indeks-pariwisata-tertinggi
diindonesia, pada tanggal 1 Agustus 2019 pukul 16.40 4 Tempo.co, ”Raja Ampat Targetkan 40 Ribu Wisatawan Pada 2017” diakses dari
https://travel.tempo.co/read/873794/raja-ampat-targetkan-40-ribu-wisatawan-pada-2017 pada tanggal 1
Juli 2019 pukul 16.54
4
kesejahteraan masyarakat. Hal inilah yang menjadi faktor utama dalam perspektif
pemgembangan pariwisata daerah
Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009, menjelaskan
bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.5 Tujuan dari adanya objek wisata yang dibuat
adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dan memakmurkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Adanya kunjungan wisatawan baik domestik
maupun mancanegara akan berpengaruh pada pengeluaran wisatawan. Hal ini
akan berpengaruh terhadap kesempatan bekerja, pendapatan dan penerimaan
devisa bagi daerah tujuan wisatawan.
Kegiatan wisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang
lain, bersifat sementara, yang dilakukan oleh perorangan dan kelompok, sebagian
usaha mencari kebahagiaan dengan lingkungan hidup. Dengan hal ini kegiatan
wisata harus didukung oleh sarana, layanan dan fasilitas yang memadai dari
pemerintah, pengusaha atau masyarakat
Wisatawan akan berkunjung ke pantai apabila kondisi fisik pantai tersebut
memiliki pantai yang landai, pasir yang bersih, dan ombak laut yang tidak tinggi
agar aman untuk berenang. Namun dengan perkembangan zaman dan adanya
pengembangan fasilitas penunjang di sekitar pantai, membuat wisatawan
berkunjung ke pantai tidak hanya mengandalkan faktor fisik tetapi ditambah
dengan kegiatan wisata penunjang lain seperti berselancar, memancing,
mengendarai ATV, Bermain Layang-layang dan menyelam. Semakin banyaknya
daya tarik wisata yang ditawarkan maka semakin banyak wisatawan yang
berkunjung ke pantai tersebut sebab banyak wahana yang bisa digunakan saat
berkunjung ke Pantai
5 Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
5
Kabupaten Pacitan merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
luas wilayah kabupaten pacitan 1390 km2
dan letaknya yang berada di selatan
Pulau Jawa membuat Pacitan terkenal sebagai kota 1001 goa dan pantainya yang
menarik untuk di kunjungi. Kabupaten Pacitan memiliki potensi dan kekayaan
yang luar biasa, daratan, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk serta pantainya
yang menawarkan aneka kegiatan wisata alam. Kabupaten Pacitan merupakan
daerah tujuan wisata yang memiliki pantai dengan beragam kondisi fisik yang
mampu menawarkan keindahan wisata alam dan memiliki potensi untuk
dikembangkan. Berikut ini adalah objek wisata alam yang banyak di kunjungi:
Sumber: Dinas Kebudayaaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Pacitan
Gambar 1.1
Titik Tujuan Pariwisata di Pacitan
Gambar tersebut menunjukkan bahwa terdapat 28 Objek wisata mulai
dari objek wisata alam hingga wisata kebudayaan yang terdapat di Kabupaten
Pacitan. Sehingga banyak sekali opsi yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan
6
wisata. Objek wisata alam pantai mendominasi dari jumlah wisata alam yang ada
di Kabupaten Pacitan dan dapat dijadikan wisata alam unggulan jika
dimaksimalkan, hal ini dikarenakan obyek wisata pantai lebih dipengaruhi oleh
proses alam sehingga tidak semua wilayah memiliki karakteristik yang sama.
Kabupaten Pacitan banyak diuntungkan dengan letak geografisnya yang berada di
tepi Samudra Hindia, sehingga memiliki objek wisata pantai yang memiliki
karakteristik yang berbeda dengan wilayah lain yang membuat banyak wisatawan
yang ingin berkunjung ke Pacitan.
Tabel 1.2
Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke Kabupaten Pacitan
Tahun/Year Wisatawan/Visitors Jumlah/Total
Mancanegara Domestik
1 2 3 4
2014
2015
2016
2017
577
1.448
1.526
1.595
1.090.008
1.557.150
1.569.212
1.750.445
1.090.585
1.558.595
1.570.738
1.725.040
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pacitan
Tabel tersebut menunjukan data jumlah wisatawan yang berkunjung ke
obyek wisata yang berada di kabupaten pacitan terus mengalami kenaikan dari
tahun 2014 hingga tahun 2017.
Tabel 1.3
Data Jumlah Kunjungan dan Pertumbuhan Pengunjung di Beberapa Objek
Wisata di Kabupaten Pacitan
Objek Wisata 2011 2012 2013 2014 2015
Pantai Teleng
Ria
224.201 242.796 121.562 317.419 427.262
Pertumbuhan
(%)
- 8,2 -49,9 161,1 34,6
Goa Gong 126.580 138.193 138.036 214.370 138.036
Pertumbuhan
(%)
- 9,1 -0,1 55,3 -35,6
7
Banyu Anget 107.891 115.323 114.639 128.719 121.528
Pertumbuhan
(%)
- 6,8 -0,5 12,2 -5,5
Pantai Klayar 40.671 45.891 50.223 155.883 352.139
Pertumbuhan
(%)
- 12,8 9,4 210,3 125,8
Sumber :Duyu Furohmah, Andryan Setyadharma, “Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara
pada Objek Wisata Pantai Klayar Kabupaten Pacitan, jurnal, h. 413
Tabel tersebut menunjukan data jumlah kunjungan dan pertumbuhan
pengunjung di beberapa objek wisata yang terdapat di Kabupaten pacitan seperti
Pantai Teleng Ria, Goa Gong, Banyu Anget, dan Pantai Klayar dari periode 2011
hingga 2015
Tabel 1.4
Hasil Penjualan Karcis di Objek Wisata Kabupaten Pacitan Tahun (2011-2015)
Nama Objek
Wisata
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Pantai Teleng Ria 1.569.407 2.427.796 1.215.562 3.174.190 4.272.618
Goa Gong 632.900 690.965 1.380.360 1.500.590 2.070.540
Banyu Anget 431.564 461.292 573.195 643.595 1.215.528
Pantai Klayar 122.013 137.673 150.669 1.091.181 2.464.973
TOTAL 2.755.884 3.717.726 3.319.786 6..409.556 10.023.661
Sumber :Duyu Furohmah, Andryan Setyadharma, “Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara pada
Objek Wisata Pantai Klayar Kabupaten Pacitan, jurnal, h. 414
Tabel tersebut menunjukan Hasil Penjualan Karcis di beberapa objek
wisata yang terdapat di Kabupaten pacitan seperti Pantai Teleng Ria, Goa Gong,
Banyu Anget, dan Pantai Klayar dari periode 2011 hingga 2015
Salah satu Pantai di Pacitan adalah Pantai Teleng Ria yang beberapa tahun
terakhir menjadi primadona wisata yang menarik banyak wisatawan untuk
berkunjung Pantai Teleng Ria berada di Desa Sidoarjo, Kecamatan Pacitan yang
8
lokasinya sangat strategis di pinggiran pusat Pacitan Kota. Sejak banyaknya
pengunjung yang ramai mengunggah foto di sosial media membuat kawasan
Pantai Teleng Ria ini banyak diminati pengunjung.
Bedasarkan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada pukul
13.30 WIB, Sabtu tanggal 23 Maret 2018 melihat Pantai Teleng Ria yang hanya
berjarak sekitar 4-5 km dari pusat kota menjadikan objek wisata yang sangat
mudah untuk dikunjungi oleh para wisatawan tetapi sarana dan prasarana disini
kurang di perhatikan dan di tingkatkan terlihat dari minimnya akomodasi berupa
perhotelan yang berada di kawasan Pantai Teleng Ria. Di lihat dari segi promosi,
Pantai Teleng Ria kurang di ekspos oleh pemerintah setempat sehingga
berdampak terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung di bandingkan dengan
salah satu pantai dan Goa yang terdapat di Kabupaten Pacitan yaitu Pantai Klayar
dan Goa Gong yang memakan waktu tempuh 1 jam dari pusat kota selalu di
ekspos dan dijadikan ikoniknya Kabupaten Pacitan. Pada akhirnya wisatawan
hanya mengetahui beberapa aja objek wisata yang ada, padahal banyak sekali
objek wisata yang belum terekspos di Kabupaten Pacitan.
Potensi Pantai Teleng Ria dijadikan objek wisata sangat mendukung sebab
pantai ini terletak di daerah teluk sehingga memiliki keunggulan ombak yang
kecil dibandingkan pantai selatan yang lain sehingga memungkinkan para
wisatawan untuk menikmati bermain air pantai bersama keluarganya. Lalu
bertempat di salah satu warung makan di Pantai Teleng Ria, Pak Keri selaku
anggota pengelola pantai mengatakan pengelola Pantai Teleng Ria dikelola oleh
pihak Swasta sehingga fasilitas yang ada seperti akomodasi dan penginapan
belum memadai akibat banyaknya wisatawan yang berkunjung saat hari-hari libur
nasional. Objek wisata Pantai Teleng Ria ini menawarkan daya tarik wisata hanya
dari segi alam (natural attraction) yaitu hanya berenang saja, sedangkan atraksi
atau fasilitas penunjang seperti motor ATV, flying fox, terjun payung dan banana
boat belum ada. Sehingga daya tarik wisata yang ada di Pantai Teleng Ria belum
optimal ditambah juga adanya aliran sungai Grindulu yang bermuara di Pantai
9
Teleng Ria membuat pantai ini sering banjir saat musim hujan berkepanjangan
yang berdampak sarana prasarana dan pantai mengalami kerusakan, akibatnya hal
ini berpengaruh terhadap wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Teleng
Ria mengalami penurunan saat musim hujan tiba.
Beliau menambahkan, belum adanya studi kelayakan di Pantai Teleng Ria
sehingga perlu di uji studi kelayakan pantai supaya bisa memaksimalkan daya
tarik dan pengembangan potensi objek wisata pantai tersebut. Maka dari itu
peneliti ingin mengkaji secara ilmiah untuk bertujuan untuk mengetahui faktro-
faktor yang harusnya ada dalam daerah tujuan wisata dengan menggunakan
indikator lingkungan fisik, daya Tarik, infrastruktur, fasilitas, aksebilitas dan
sosial ekonomi. Supaya nantinya Pantai Teleng Ria dapat dikelola dan di
kembangkan supaya bisa menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Pacitan.
Bedasarkan uraian tersebut peneliti mengambil judul “Studi Kelayakan Pantai
Teleng Ria Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Pacitan Jawa
Timur’’.
B. Identifikasi Masalah
Dengan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas dapat di
identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan daya tarik alam yang
dimilikinya terutama pada daerah-daerah pelosok Nusantara.
2. Daya tarik wisata yang ada di Pantai Teleng Ria belum optimal.
3. Belum adanya uji studi kelayakan di Pantai Teleng Ria.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan penulis pada waktu, tenaga dan biaya. Serta untuk
memudahkan pembahasan dalam penelitian lebih fokus dan terarah, maka
penulis membatasi dalam penelitian tentang belum ada studi kelayakan pantai.
Lebih khusus penulis membatasi tentang:
10
1. Wilayah ini terkonsentrasi pada kawasan objek wisata Pantai Teleng Ria
di Kabupaten Pacitan
2. Hanya akan menguji tingkat kelayakan objek wisata Pantai Teleng Ria
Kabupaten Pacitan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka pertanyaan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana uji
kelayakan Pantai Teleng Ria sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten
Pacitan Jawa Timur?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk menjelaskan kelayakan
Pantai Teleng Ria sebagai objek wisata di Kabupaten Pacitan. Adapun penelitian
ini adalah untuk mengetahui hasil uji kelayakan Pantai Teleng Ria sebagai daerah
tujuan wisata di Kabupaten Pacitan Jawa timur.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini akan membantu peneliti dalam meningkatkan
wawasan dan pengetahuan penulis mengenai daya tarik pantai
terhadap wisatawan di Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan sehingga
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian diharapkan berguna sebagai bahan bandingan bagi
penelitian mengenai daya tarik pantai, serta hal-hal yang tidak sempat
diteliti dalam penelitian ini hendaknya diteliti oleh peneliti lain di
masa yang akan datang, penulis juga beharap bahwa penelitian ini
11
dapat menjadi salah satu referensi dalam penelitian lain yang relevan
dengan tema yang sama.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan
Dari hasil penelitian ini diharapkan Pemerintah Kabupaten
Pacitan mengembangkan sektor pariwisata dan melakukan perbaikan
sarana dan prasarana wisata dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar.
b. Bagi Pengelola Objek Wisata
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan atau bahan pertimbangan bagi pengelola objek wisata untuk
menentukan kebijakan yang tepat yaitu dalam memajukan objek
wisata khususnya meningkatkan jumlah pengunjung di Pantai Teleng
Ria Kabupaten Pacitan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Geografi Pariwisata
Geografi pariwisata merupakan kajian pariwisata dalam perspektif
geografi, yang berada dalam lingkup geografi ekonomi. Esensi geografi
ekonomi adalah mengkaji aktivitas ekonomi dalam pendekatan
keruangan, termasuk aktivitas pariwisata6
Banyak referensi dan para pakar yang mengemukakan mengenai
konsep/definisi goegrafi, salah satunya definisi geografi menurut
Seminar Geografi 1988 di Semarang, geografi adalah ilmu yang
mengkaji fenomena geosfer,pedosfer, lithosfer, hidrosfer, atmosfer,
biosfer melalui sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam
konteks keruangan.7
“Geografi pariwisata adalah studi yang menganalisis dan
mendeskripsikan berbagai fenomena fisiogeografis (unsur-unsur
lingkungan fisikal) dan fenomena sosiogeografis (unsur-unsur
lingkungan manusia dan sosial dan budayanya) yang memiliki keunikan,
keindahan dan nilai, menarik untuk dikunjungi sehingga berkembang
menjadi destinasi wisata.8
geografi pariwisata adalah studi terapan dari konsep, teori, dan
pendekatan-pendekatan geografi terhadap aspek-aspek pariwisata pada
wilayah permukaan bumi.9 Menurut Pearce. Terdapat enam wilayah
topik yang menyusun komponen geografi pariwisata yaitu :
6 I Gusti Bagus Arjana, “Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”, (Depok:PT.
Rajagrafindo persada, 2015), h.2. 7 Ibid., h.3.
8 Ibid., h. 9.
9 Heru pramono, Geografi Pariwisata, (Yogyakarta: FIS UNY, 2012), h. 3.
13
a) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply).
b) Pola keruangan permintaan(spatial patterns of demand).
c) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort).
d) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows).
e) Dampak pariwisata (the impact of tourism).
f) Model-model keruangan pariwisata (models tourism space).10
Merujuk pada 6 alasan di atas maka antara geografi dan pariwisata
tidak dapat dipisahkan dan saling membantu, untuk itu terdapat kajian
lain dalam geografi berupa geografi pariwisata.
2. Pariwisata
Menurut Yoeti, kata pariwisata baru popular di Indonesia setelah
diselenggarakannya Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa
Timur, pada tanggal 12 hingga 14 Juni 1958. Sebelumnya, istilah yang
digunakan adalah tourisme yang berasal dari bahasa belanda.
Penggantian istilah tersebut atas prakarsa Presiden Soekarno waktu itu.11
Berikut beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai pariwisata:
1) Prof. K. Krapt
“Menurut Prof. K. Krapt, kepariwisataan adalah keseluruhan
daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal
sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara
itu.”12
10
Ibid., h. 2. 11
Ibid., h. 5-6. 12
I Ketut S dan I Gusti N.W, pengetahuan dasar ilmu pariwisata, (Denpasar: Pustaka Larasan,
2017), h 16.
14
2) Hunziker dan Kraft
“Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala – gejala
yang timbul dari adanya orang asing di mana perjalannnya tidak
untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungan dengan
kegiatan untuk mencari nafkah.”13
3) Prof Kurt Morgenroth
“Kepariwisataan, dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-
orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara
waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai
konsumen dari buah hasil perekonomian kebudayaan guna
memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang
beraneka ragam dan pribadinya.”14
4) Hermann V. Schulalard
“Sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan
kegiaan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan
masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing
keluar masuk kota, daerah atau Negara”15
Dari hasil pemaparan beberapa teori kepariwisataan dapat
disimpulkan bahwa pariwisata ialah berpergian ke suatu tempat
lain dalam waktu yang tidak lama bukan untuk bekerja melainkan
semata-mata hanya ingin menginginkan kenikmatan berlibur atau
bersantai.
a. Jenis Pariwisata
merunjuk pada berbagai sumber referensi, mengemukakan
berbagai jenis-jenis pariwisata dilihat dari berbagai aspek, sesuai sifat
13
Muljadi dan Warman, Andri. Kepariwisataan dan Perjalanan. (Depok: PT Rajagrafindo
Persada, 2016), h. 9. 14
Oka, A.Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa, 1996), h.117 15
Ibid., h. 115.
15
dan dimensi pariwisata. Objek wisata merupakan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah seperti
dikemukakan berikut ini jenis pariwisata menurut objek wisata dan
daya tarik wisata dikelompokan menjadi tiga golongan
1) Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam.
2) Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Budaya.
3) Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Pada Minat Khusus.16
b. Wisatawan
Secara etimologi, kalau kita meninjau arti kata “wisatawan”
yang berasal dari kata “wisata”, maka sebenarnya tidaklah tepat
sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu
berasal dari kata Sansekerta: “wisata” yang berarti “perjalanan”
yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa
Inggris.17
Maka “wisatawan” sama artinya dengan kata traveler,
dalam pengertian yang umum diterima oleh masyarakat Indonesia
sesungguhnya bukanlah demikian, kata wisatawan selalu
diasosiasikan dengan kata “tourist” (bahasa Inggris).18
Internasional Union of Official Travel Organization (
IUOTO)19
sebagai badan organisasi pariwisata internasional yang
memiliki anggota kurang lebih 90 negara telah mengambil inisiatif
dan memutuskan batasan yang sifatnya seragam melalui PBB pada
tahun 1963 di Roma memberikan definisi sebagai berikut :
a) Pengunjung (visitors) adalah setiap orang yang berkunjung ke
suatu negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman,
16
Suwantoro G, Dasar-dasar Pariwisata. (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 19. 17
I Ketut S dan I Gusti N.W, Op,cit, 32 18
Ibid., h. 32. 19
Ibid., h. 34
16
dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh negara
yang dikunjunginya.
b) Wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bertempat tinggal
di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya,
berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka
waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat
diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini. 1. Memanfaatkan
waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan,
keagamaan, dan olah raga 2. Bisnis atau mengunjungi kaum
keluarga
c) Darmawisata (excursionist), adalah pengunjung sementara yang
menetap kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya,
termasuk orang yang berkeliling dengan kapal pesiar, namun
tidak termasuk para pesiar yang memasuki negara secara legal,
contohnya orang yang hanya tinggal di ruang transit pelabuhan
udara.
c. Komponen Pariwisata
1) Wisatawan
Orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan
atau berwisata yang memilki tujuan tertentu dalam melakukan
perjalanan yang dilakukannya.20
2) Sarana Wisata
Sarana dapat diartikan sebagai alat, wujudnya adalah hasil
rekayasa manusia untuk menunjang atau mamudahkan manusia
untuk meraih tujuan. Berbagai alat atau teknologi yang sengaja
dibangun untuk mempermudah wisatawan dan menciptakan
20
I Gusti Bagus Arjana, Op.cit, 66
17
kesenangan dan kenyamanan bagi wisatawan dikenal sebagai
sarana wisata.21
3) Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata di suatu daerah atau Negara ditimbulkan
oleh unsur-unsur geografi yang timbul karena proses alami dan
proses budayawi.22
Dalam konteks pariwisata produk itu
memiliki daya tarik yang dikelompokan menjadi daya tarik
natural atau alami (natural attraction), daya tarik budaya
(cultural attraction) dan daya tarik yang sengaja dibuat
(artificial attraction).23
Menurut Victor T.C Middleton membagi daya tarik wisata
itu terdiri atas 6 bagian besar sebagai berikut:
a) Natural Attractions
Yaitu daya tarik wisata yang bersifat alamiah dan
terdapat secara bebas yang dapat dilihat dan disaksikan setiap
waktu. Diantaranya ada yang sudah dipelihara atau
dikembangkan seperti: Kebun Raya, Taman Nasional
pemandangan, pantai, danau, laut, pegunungan, lembah dan
ada pula di antaranya tidak terpelihara seperti hutan lindung
yang terdapat dalam hutan belantara.
b) Build Attractions
Yaitu bangunan-bangunan dengan arsitektur kuno,
jembatan,rumah-rumah ibadah (gereja, masjid, wihara, kuil
atau pura, gedung-gedung perkantoran bekas penjajahan
Belanda).
21
Ibid., h. 69 22
Ibid., h. 90 23
Ibid., h. 90
18
c) Cultural Attractions
Termasuk kelompok ini, yaitu peninggalan lama,
petilasan, bekas kerajaan, candi, museum.
d) Traditional Attractions
Yaitu tata cara hidup satu etnis, masyarakat terasing, adat
istiadat, festival kesenian, Folklore suatu bangsa.
e) Sport Event
Yaitu aktivitas yang berkaitan dengan dunia olahraga,
baik ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga tersebut,
maupun hanya datang menyaksikan pertandingan
berlangsung.
f) Attractive Spontance
Yaitu segala sesuatu yang terdapat di DTW yang
merupakan daya tarik wisata, sebagai alasan mengapa
wisatawan tertarik datang berkunjung ke DTW tersebut.24
Daya tarik wisata itu (tourist attractions), pada suatu
DTW pada dasarnya ada tiga hal yang selalu menjadi
pertanyaan wisatawan kalau berkunjung, yaitu:
1). Pertama: Something To See
Pada setiap DTW hendaknya selalu ada yang menarik
untuk dilihat atau disaksikan, aneh, unik dan langka yang
menjadi daya tarik, mengapa wisatawan perlu datang ke
DTW tersebut.
2). Kedua: Something To Do
Pada suatu DTW itu, hendaknya selain banyak yang
dapat dilihat atau disaksikan, juga banyak rekreasi yang
dapat dilakukan, sehingga tidak monoton.
24
Oka A. Yoeti, Dasar-dasar Pengertian Hospitaliti & Pariwisata, (Bandung: PT. Alumni,
2010), h. 27-31.
19
3.). Ketiga: Something To Buy
Hal ini penting sekali dalam bisnis pariwisata.
Wisatawan itu tidak dapat dipisahkan dari oleh-oleh,
sebagai kenangkenangan telah datang berkunjung ke DTW
tersebut. Karena itu, cendera mata khas daerah sudah harus
disediakan, walaubentuk apapun, pokoknya cendera mata
dari DTW itu perlu ada, walaupun bukan buatan DTW itu
sendiri.25
4) Jasa Pariwisata
Para pelaku dapat menjual jasa untuk memperlancar
perjalanan, memenuhi kebutuhan wisatawan untuk akomodasi,
mendapat petunjuk atau penjelasan tentang objek, serta
terpenuhinya kebutuhan akan atraksi seni dan benda-benda seni
maupun tujuan menyelenggarakan pertemuan.26
d. Daerah Tujuan Wisata
Menurut Pendit mengatakan bahwa terdapat tiga poin utama
yang menjadi syarat satu daerah untuk menjadi daerah tujuan
wisata, yaitu:
1. Memiliki atraksi atau objek menarik (atraksi)
2. Mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan (aksesbilitas) dan
3. Menyediakan tempat untuk tinggal sementara (fasilitas).27
Pendit juga mengatakan, syarat untuk menjadi daerah tujuan
wisata yaitu:
25
Ibid., h. 34-35. 26
I Gusti Bagus Arjana, Op.cit, h. 95 27
Devina, 2011. “Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Pantai di wilayah Karst Kabupaten
Gunung Kidul”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok. h. 11, tidak dipublikasikan.
20
1) Atraksi
Atraksi wisata adalah sesuatu yang disuguhkan kepada
wisatawan, yang dipersiapkan dalam suatu pertunjukan yang
berfungsi sebagai hiburan dan untuk melihat atau menyaksikan
tiap orang harus bayar dalam bentuk karcis masuk.28
Jadi atraksi
wisata dibedakan dengan objek wisata, karena objek wisata
untuk melihatnya bisa dilakukan secara spontan dan malah dapat
dilihat dari jarak jauh saja, tidak perlu ada persiapan dalam arti
menunggu dalam beberapa waktu lamanya contohnya seperti
Candi Borobudur.29
Selain itu, dalam atraksi wisata untuk
menyaksikan tidak serta merta kita dapat langsung melihat
secara langsung tanpa bayar (bila tidak masuk komplek), tetapi
untuk menyaksikan atraksi wisata, sebelumnya kita harus
melakukan reservasi tempat dulu, membeli tiket mauk dan
atraksi yang akan dilihat itu memerlukan persiapan dan
memakan waktu, biaya dan tenaga contohya seperti Tari
Ramayana di Yogyakarta dan Tari Kecak di Bali.30
2) Aksesbilitas
Menurut Bintarto mengatakan bahwa yang dikatakan
aksesbilitas adalah kemudahan bergerak dari suatu tempat ke
tempat lain dalam suatu wilayah. Aksesbilitas dapat diukur
melalui:
a. Waktu tempuh dari suatu tempat ke tempat lain
b. Jarak tempuh dari suatu tempat ke tempat lain
Aksesbilitas tidak dapat dipisahkan dengan ketersediaan
sistem transportasi: 1) angkutan transportasi seperti mobil, bis,
28
Oka A. Yoeti, Op,cit, hal. 21 29
Ibid., h. 22 30
Ibid., h. 23
21
kereta api, pesawat udara; 2) jaringan rute, sejalan dengan
angkutan transportasi seperti jalan, rel kereta api, jalur udara.
Sistem transportasi juga akan berkaitan dengan:
a. Kedatangan wisatawan pada satu daerah menggunakan jalan
lokal yang dirancang untuk kebutuhan ekonomi lokal
b. Pengelola objek wisata akan merespon dengan menyediakan
akomodasi dan atraksi wisata
c. Bertambahnya angka kunjungan wisata sejalan dengan
meningkatnya aksesbilitas.31
3) Fasilitas
Menurut Jansen menjelaskan mengenai fasilitas
pariwisata disuatu lokal menjadi dua bagian yaitu fasilitas primer
dan penunjang. Pembagian dan penjelasan mengenai fasilitas
menurut Jansen Verbeke, antara lain:
a. Fasilitas Primer adalah objek wisata dengan fungsi sebagai
daya tarik utama wisata
b. Fasilitas penunjang adalah bangunan diluar fasilitas primer
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
selama berada di lokasi wisata. fasilitas penunjang dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
c. Fasilitas sekunder: bangunan yang bukan merupakan daya
tarik utama wisata akan tetapi digunakan untuk memenuhi
kebutuhan utama wisatawan seperti penginapan, rumah
makan dan toko cinderamata.
31
Ratri Candra Restuti, 2008. “Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Alam di Kabupaten
Kebumen”, Skripsi pada Uniersitas Indonesia, Depok. h.15, tidak dipublikasikan.
22
d. Fasilitas kondisional: bangunan yang digunakan oleh
wisatawan maupun warga setempat seperi masjid, toilet
umum dan tempat parkir.32
3. Pantai dan Pesisir
Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut,
diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh
fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan kearah darat dibatasi
oleh proses alami dan kegiatan manusia di lingkungan darat.33
Daaerah pantai adalah suatu kawasan pesisir beserta perairannya
dimana daerah tersebut masih terpengaruh baik oleh aktivitas darat
maupun laut. Pantai terletak antara garis surut terendah dan air pasang
tertinggi.34
Wilayah pesisir pantai adalah suatu wilayah peralihan antara
daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline), suatu
wilayah pesisir pantai memiliki dua macam batas (boundaris), yaitu
batas yang sejajar garis pantai (long shore), dan batas yang tegak lurus
terhadap garis pantai (cros-shore).35
Menurut Masyhudzulhak, daerah pesisir adalah pertemuan antara
pengaruh daratan dan lautan, ke arah darat sampai sampai pada daerah
masih adanya pengaaruh perembesan air laut dan angina laut, dan ke
32
Devina, 2011. “Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Pantai di wilayah Karst Kabupaten
Gunung Kidul”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok. h. 14, tidak dipublikasikan. 33
Triadmodjo, Bambang, Teknik Pantai, (Yogyakarta: Beta Offset,1999), h.1 34
Rahmawati, Ani, 2009 “Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata Pantai
(Kasus Pantai Teleng RIa Kabupaten Pacitan, Jawa TImur)”. Skripsi pada Institut Pertanian Bogor,
Bogor. h. 8 35
Suryadi, 2015. “Pengelolaan Lahan Pesisir Pantai Dusun Batulawang Desa Kemujan
Kecamatan Karimun Jawa”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah. H. 6
23
arah laut sampai pada daerah masih ada pengaruh air tawar dan memiliki
beragam sumber daya yang pulih maupun tidak pulih.36
Menurut Soegiarto mendifinisikan wilayah pesisir yang digunakan
di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut: ke arah
darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun
terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angina laut, dan perembesan air asin: sedangkan ke arah laut,
wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran
air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat
seperti penggundulan hutan dan pencemaran37
4. Pantai Teleng Ria
Pantai Teleng Ria berlokasi di Desa Balong, Sidoharjo Kecamatan
Pacitan Kabupaten Pacitan. Kabupaten Pacitan merupakan salah satu
wilayah kabupaten yang terletak di bagian selatan Propinsi Jawa Timur.
Secara geografis Kabupaten Pacitan terletak antara koordinat 110º 55’ -
111º 25’ BT dan 7º 55’ - 8º 17’ LS. Terletak kurang lebih 272 km ke
arah Barat Daya dari Kota Surabaya. Luas wilayah Kabupaten Pacitan
secara keseluruhan sebesar 1.389,87 km2.
Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Tulungagung adalah
sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo
- Sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek.
36
Riyaningtyas, Mifta Damai, 2014.” Strategi Pengembangan Daerah Pesisir Pantai Sebagai
Objek Pariwisata Di Kabupaten Pacitan”. Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. H.
8 37
Rahmawati, Ani, 2009 “Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata Pantai
(Kasus Pantai Teleng RIa Kabupaten Pacitan, Jawa TImur)”. Skripsi pada Institut Pertanian Bogor,
Bogor. h. 8
24
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia/Indonesia.
- Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah).
Pantai ini berjarak sekitar 2,5 km dari pusat kota Pacitan. Pantai
Teleng Ria merupakan pantai alam berbentuk teluk dengan gelombang
yang relatif tenang sehingga pengunjung bisa bermain air tanpa takut
ombak dengan garis pantai yang panjang hingga 3 km.38
Pemandangan
di Pantai Teleng Ria asri ditambah hamparan pasir putih yang ada di
sepanjang bibir pantai. Pantai Teleng ria juga dikenal sebagai Pantai
sunrise Pacitan.
5. Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan tahap yang paling penting, karena
didalamnya menyangkut berbagai aspek sistem baru yang diusulkan.
Laporan mengenai studi kelayakan harus disampaikan kepada
manajemen, yang pada gilirannya akan memberikan beberapa
perubahan, menyarankan untuk diadakan penelitian lebih mendalam
untuk segera diselesaikan.
Menurut Ibrahim menyatakan bahwa studi kelayakan (feasibility
study) merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha/proyek yang direncakan. Pengertian layak disini adalah
kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan
memberikan manfaat (benefit) baik dalam arti financial benefit maupun
dalam arti sosial benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam
arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti
financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.39
38
https://pacitanku.com/2019/12/3/teleng-ria-pacitan/ 39
Rifki Muhamad Ramdan, Andri Ihkwana, “Analisa Kelayakan Pengembangan Wisata di
Desa. Cimareme Kecamatan Banyuresmi Garut”, Jurnal, Vol. 14 No.1, 2016, h. 103.
25
Studi kelayakan (feasibility study) merupakan kajian yang bersifat
praktis atas berbagai keunggulan dan kelemahan sumber daya yang
tersedia. Studi kelayakan proyek ekowisata mencakup paling tidak
delapan kegiatan berikut ini: Menganalisis situasi lokasi wisata,
Mengidentifikasi fasilitas dan infrastruktur yang tersedia,
Mengidentifikasi profil wisatawan, Daya dukung, Memilih alternatif
aktivitas yang terbaik, Mengevaluasi realitas sumber daya manusia yang
tersedia, Memperkirakan investasi yang dibutuhkan dan Memperkirakan
pendapatan.40
Standar kelayakan menjadi daerah tujuan wisata menurut
Lonthar A. Kreck adalah sebagai berikut :41
Tabel 2.1
Standar Kelayakan Daerah Tujuan Wisata
No Kriteria Standar Minimal
1 Objek
Terdapat salah satu dari unsur alam, sosial ataupun
budaya
2 Akses
Adanya jalan, adanya kemudahan, Rute, Tempat Parkir
dan
harga parkir yang terjangkau
3 Akomodasi
Adanya pelayanan penginapan (hotel, wisma, losmen,
dan lain-
lain)
4 Fasilitas
Agen perjalanan, pusat Informasi, salon, fasilitas
kesehatan,
pemadam kebakaran, hydrant, TIC (Tourism
Information
Centre), Guiding (pemandu wisata), plang informasi,
petugas
yang memeriksa masuk dan keluarnya wisatawan
40
Ni Putu Ayu Ari Sridewi, I Made Adikampana, “Studi Kelayakan Pantai Batu Mejan
Sebagai Produk Wisata di Surabrata, Kabupaten Tabanan, Jurnal¸ h. 74-75 41
Irma Herlina Way, Dkk, “ Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana Pariwisata di Danau
Uter Kecamatan Aitinyo Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat”, jurnal, h. 29-30
26
(petugas
entry dan exit)
5 Transportasi Adanya transportasi lokal yang nyaman, variatif yang
menghubungkan akses masuk.
6 Cetering Service
adanya pelayanan makanan dan minuman (Restaurant,
Rumah
Makan, Warung Nasi dan lain-lain)
7 Aktivitas rekreasi
Terdapat sesuatu yang dilakukan di lokasi wisata,
seperti
berenang, terjun payung, berjemur, berselancar, jalan-
jalan dan
lain-lain.
8 Pembelanjaan Adanya tempat pembelian barang-barang umum, seperti
kamera beserta film, serta souvenir yang khusus dan
sesuatu
yang khas dari daerah yang bersangkutan
9 Komunikasi
Adanya televisi, telepon umum/warung telkom, radio,
sinyal
telephone seluler, penjual voucher (isi ulang pulsa
seluler) dan
internet akses
10 Sistem perbankkan Adanya bank (beberapa jumlah dan jenis bank dan ATM
beserta sebarannya)
11 Kesehatan
Poliklinik poli umum/Jaminan ketersediaan pelayanan
yang
baik untuk penyakit yang mungkin diderita wisatawan
12 Keamanan
Adanya jaminan keamanan (petugas khusus keamanan,
polisi
wisata, pengawas pantai, rambu-rambu perhatian,
pengarah
kepada wisatawan)
13 Kebersihan Tempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang
Kebersihan
14 Sarana Ibadah Terdapat salah satu sarana ibadah bagi wisatawan
15 Sarana Pendidikan Terdapat salah satu sarana pendidikan formal
(School System)
27
16 Sarana Olahraga Terdapat alat dan perlengkapan untuk berolahraga
Menurut Arafah dan Alamsyah (2012). Analisis kelayakan
ekowisata di bagi kedalam tujuh aspek yaitu :42
a) Daya Tarik
Daya tarik merupakan suatu faktor yang membuat orang
berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu
tempat yang menarik. Unsur-unsur yang menjadi daya tarik diantara
keindahan alam, keunikan kawasan, banyaknya sumber daya yang
menonjol, keutuhan sumber daya alam, kepekaan sumber daya alam,
pilihan kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan fauna, serta kerawanan
kawasan.
b) Aksesibilitas
Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya
suatu objek untuk dijangkau. Aksesibilitas merupakan faktor yang
tidak dapat dipisahkan dalam mendorong potensi pasar. Unsur-unsur
yang dinilai dalam aksesibilitas yaitujarak wisata dengan pusat
pemerintahan, jarak pintu kawasan dengan bandara, terminal dan
pelabuhan, ketersediaan angkutan umum, kenyamanan perjalanan dan
kondisi dan jarak jalan darat.
c) Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi lingkungan adalah keadaan lingkungan alam maupun
masyarakat dalam radius 1 km dari batas luar objek wisata. Unsur
unsur kondisi lingkungan yang menjadi penilaian adalah status
pemilikan tanah, tingkat pengangguran, mata pencarian, pendidikan,
sumber daya alam mineral, pertanian dan sikap masyarakat.
42
Intan Maharani, 2016. “Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam
Bungi”, Skripsi pada Uniersitas Halu Oleo, Depok. h.17-19, tidak dipublikasikan
28
d) Akomodasi
Kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas akomodasi,
dalam hal ini adalah adanya sarana yang cukup untuk
penginapan/perhotelan khususnya bagi pengunjung yang berasal dari
tempat yang jauh. Unsur yang digunakan dalam menilai
perhotelan/penginapan didasarkan pada jumlah kamar
hotel/penginapan yang berada radius 15 km dari objek wisata.
e) Sarana dan Prasarana Penunjang
Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana
yang dapat menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius
20 km dari batas luar objek. Peranan dari sarana dan prasarana
penunjang adalah untuk menunjang kemudahan dan kepuasan
pengunjung. Unsur-unsur yang termasuk dalam prasarana penunjang
dalam penelitian ini diantaranya kantor pos, warnet, jaringan telepon
seluler, puskesmas/klinik, wartel. Sedangkan sarana penunjangnya
adalah rumah makan/minum, pusat perbelanjaan/pasar, bank, tempat
peribadatan dan toilet umum.
f) Keamanan
Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang
harus dipertimbangkan dalam berwisata, karena hal ini menyangkut
persoalan kenyamanan dan kepuasan dalam menikmati suasana alami
selama perjalanan menuju kawasan wisata. Adapun hal yang menjadi
unsur penilaian keamanan diantaranya kenyamanan perjalanan dan
kondisi jembatan menuju objek wisata.
g) Hubungan dengan Objek Wisata Lain
Hubungan dengan objek wisata lain harus diperhatikan
dalampengembangan suatu objek wisata, guna mengetahui adanya
ancaman atau dukungan yang diakibatkan oleh keberadaan objek
wisata lain bagi perkembangan wisata ke depan. Unsur yang termasuk
29
dalam penilaian hubungan dengan objek wisata lain yaitu jarak objek-
objek wisata lain baik sejenis maupun tidak sejenis di Kabupaten/Kota
yang berdekatan dengan objek.
Parameter fisik pantai merupakan kriteria kelayakan pantai
untuk tujuan wisata. Analisis kesesuaian wisata pantai merujuk pada
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukandar, dkk (2017) pada
matriks analisis kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi terdapat
beberapa kriteria yang harus diukur yaitu kedalaman perairan, tipe
pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai,
penutup lahan pantai, biota berbahaya dan ketersediaan air tawar.43
Matrik analisis dijabarkan di bawah ini.
Tabel 2.2
Matrik Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai
No Parameter Kategori S1 Skor Kategori S2 Skor Kategori
N
Skor
1 Kedalaman
perairan/Batrimetr
i (m)
0-5 m 15 5-10 m 10 >10 m 5
2 Tipe/karakteristik
pantai
Pasir putih 12 Pasir hitam
berkarang
8 Lumpur,
berbatu
terjal
4
3 Material
dasar/sedimen
perairan
Berpasir 12 Pasir
berkarang
8 Lumpur 4
4 Kecepatan arus
(cm/dtk)
0-20 12 20-50 8 >50 4
5 Kemiringan
pantai (°)
<12° 12 >15-45° 8 >45° 4
43 Modifikasi dari Yulianda (2007) dalam Sukandar dkk, Ekowisata Pesisir dan Laut Jawa
Timur (Pacitan,Trenggalek dan Tulungagung), (Surabaya:Sinergi Persada Utama), h. 42
30
6 Penutup lahan
pantai
Kelapa,laha
n terbuka
9 Semak
belukar
6 Hutan
bakau,pe
mukiman,
bulu babi
3
7 Biota berbahaya Tidak ada 9 Bulu babi 6 Ikan pari,
lepu, hiu
3
8 Ketersediaan air
tawar (jarak/km)
<1 km 9 1-2 km 6 >2 km 3
Sumber : Sukandar dkk,Ekonwisata Pesisir dan Laut Jawa Timur (Pacitan, Trenggalek dan
Tulungagung), (Surabaya : Sinergi Persada Utama), h.42.
Berdasarkan studi pakar terdahulu, terlihat bahwa banyak standar
atau komponen dalam suatu wilayah wisata untuk dijadikan sebagai
daerah tujuan wisata yang memiliki nama berbeda namun maksut yang
sama atau hal-hal tersebut menjadi bagian dari hal atau komponen
lainnya. Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
maka standar kelayakan Pantai Teleng Ria sebagai daerah tujuan wisata
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3
Kesimpulan Standar Kelayakan
Pantai Teleng Ria Sebagai Daerah Tujuan Wisata
No Kriteria Standar minimal
1 Faktor fisik Kedalaman perairan, tipe/karakteristik pantai,
material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan
pantai, penutup lahan pantai, biota berbahaya dan
ketersediaan air tawar
2 Daya tarik (objek wisata) Terdapat salah satu unsur alam atau budaya dan
adanya kegiatan yang dilakukan di lokasi wisata,
seperti berenang, memancing, berjemur, jalan- jalan
dan lain-lain.
31
3 Aksebilitas Adanya jalan, ketersediaan angkutan umum,
kondisi jalan darat, adanya tempat parkir dan tiket
parkir yang terjangkau serta jarak dengan objek-
objek wisata lainnya yang berdekatan dengan objek
wisata tersebut.
4 Sosial ekonomi Mata pencarian, pendidikan, pertanian masyarakat
dan sikap masyarakat.
5 Sarana dan prasarana Layanan makan/catering, layanan tiket, toilet,
layanan komunikasi, plang informasi,sarana ibadah,
kantor Tourism Information System, layanan
kesehatan, layanan keamanan, layanan penginapan,
tempat pembelanjaan, layanan kebersihan, tempat
parkir, layanan keuangan, sarana pendidikan dan
sarana olahraga
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penulisan dalam proposal penelitian ini terlebih dahulu melakukan
penelaahan terhadap beberapa karya penelitian yang berhubungan
dengan tema yang peneliti angkat :
1. Intan Maharani (Skripsi tahun 2016) yang berjudul “Analisis
Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam Bungi
Kecamatan Kokalukana Kota Baubau” dengan menggunakan
metode analisis kualitatif deskriptif yaitu metode yang bertujuan
untuk mengetahui objek wisata apa saja yang ada pada kawasan
Wisata Alam Bungi dan analisis Kelayakan Ekowisata untuk
menganalisis nilai kelayakan ekowisata pada kawasan Wisata Alam
Bungi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kelayakan potensi
ekowisata pada kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan
Kokalukuna Kota Baubau dapat diketahui bahwa kawasan tersebut
layak untuk dikembangkan dengan tingkat kelayakan yang
32
dinyatakan berdasarkan kriteria kelayakan setiap kelas yang
menunjukan bahwa setiap kelas dinyatakan layak dengat skor
masing - masing kelas yaitu daya tarik 930, aksesibilitas 550,
akomodasi 180 dan sarana parsarana 300. Persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian sama-sama
menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kuantitaif,
perbedaannya penelitian ini menggunakan metode penilaian
kelayakan ekowisata dengan kriteria penilaian menurut pedoman
analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(DOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003.
2. Khusnul Bayu Aji (Tourisma, Vol. 1 Number 1 Oktober 2017)
Mahasiswa Pasca Sarana Universitas Gajah Mada, Jurnal yang
berjudul “Analisis Kelayakan Museum Sasmitaloka Panglima Besar
Jenderal Sudirman dalam Perspektif Pariwisata” menggunakan
metode kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT , hasil
penelitiannya berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan,
dapat diidentifikasikan beberapa faktor terkait kelayakan Museum
Sasmitaloka dalam perspektif pemasaran pariwisata. Ditinjau dari
faktor internal, Museum Sasmitaloka memiliki beberapa kekuatan
(strengths) seperti lokasinya yang berada di pusat kota,
kelengakapan dan keaslian koleksi museum, tiket masuk museum
yang gratis, carrying capacity museum yang mendukung,
ketersedian fasilitas umum, ketersedian informasi yang lengkap
tentang museum, bangunan museum yang etnik, suasana museum
yang nyaman dan tidak bising, nilai historis yang dimiliki museum
serta jelasnya segmen pasar. Sedangkan beberapa kelemahan yang
dimiliki oleh Museum Sasmitaloka seperti minimnya lahan parkir,
33
tidak adanya pemandu wisata khusus di museum, tidak adanya
amenitas di museum, minimnya etalase atau pembatas bagi koleksi
museum, teknologi museum yang kuno, tidak adanya ruang animasi,
dan konservasi, museum tidak memiliki web resmi, informasi yang
hanya ada dalam bahasa Indonesia, ketersediaan carrying capacity
yang belum dioptimalkan.
3. Vivi Tyara Mandela (Skripsi Tahun 2018). Yang berjudul “Studi
kelayakan Pantai Gemah sebagai Daerah Tujuan Wisata di
Kabupaten Tulungagung Jawa Timur”. Jenis penelitian ini adalah
Skripsi. Metode penelitian menggunakan deskriptif dan pendekatan
kuantitatif. Variabel penelitian ini faktor fisik, daya tarik, sosial
ekonomi masyarakat, aksesibilitas dan sarana prasarana di kawasan
Pantai Gemah Kabupaten Tulungagung. Hasil yang ditemukan
dalam penelitian ini adalah faktor fisik Pantai Gemah memperoleh
skor sebesar 280 yaitu mendukung, faktor daya tarik memperoleh
skor 7 yaitu sangat mendukung, faktor sosial ekonomi mendapat
skor 15 yaitu mendukung, faktor aksesibilitas mendapat skor 16
yaitu sangat mendukung, dan faktor sarana dan prasarana
memperoleh skor 8 yaitu mendukung. Jumlah akhir pada penilaian
seluruh faktor di Pantai Gemah memperoleh skor 323 yaitu Pantai
Gemah sangat mendukung untuk dijadikan sebagai daerah tujuan
wisata di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Faktor yang paling
besar daya dukungnya dari beberapa faktor-faktor tersebut adalah
faktor aksesibilitas yang berada di kelas I yaitu sangat mendukung
Pantai Gemah layak untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata.
Persamaan dengan penelitian ini menguji suatu kelayakan wisata
alam dan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan
kuantitatif. Perbedaannya pada objek yang diteliti dan tempat
penelitian.
34
4. Devina Lasih Tomiani (Skripsi Tahun 2018) “Studi Kelayakan
Pantai Popoh menjadi Objek Wisata Syariah Di Tulungagung”. Jenis
penelitian ini adalah Skripsi. Metode penelitian menggunakan
deskriptif dan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis kararkteristik kawasan Pantai Popoh, potensi dan daya
tarik yang dimiliki Pantai Popoh, dan potensi wisata syariah Pantai
Popoh. Hasil dari penelitian ini kelayakan Pantai Popoh menjadi
objek wisata dapat diklasifikasikan menjadi tiga pendapat yaitu
Pantai Popoh layak dijadikan obbjek wisata syariah, Pantai Popoh
layak dijadikan objek wisata syariah dengan syarat dan Pantai Popoh
tidak layak dijadikan objek wisata syariah.
5. Sayyidat Ullabibah (Skripsi Tahun 2015) dengan judul skripsi
Kelayakan Hutan Kota Srengseng Sebagai Daerah Tujuan Wisata di
Jakarta Barat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui
karakteristik fisik hutan kota Srengseng dan mengenalis kelayakan
hutan kota Srengseng sebagai objek wisata di Jakarta Barat. Hasil
dari penelitian ini Berdasarkan hasil pengharkatan jumlah skor dari
kategori kelayakan adalah 75 yang berarti bahwa Hutan Kota
Srengseng mendukung dan layak menjadi daerah tujuan wisata.
Tabel 2.4
Penelitian Relevan
No Nama peneliti Judul Persamaan dan perbedaan
1 Intan Maharani
(2016)
Analisis
Kelayakan
Potensi
Ekowisata Pada
Kawasan Wisata
Alam Bungi
Kecamatan
Kokalukana Kota
Baubau
Persamaan, menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif kuantitaif perbedaan,
penelitian tersebut
menggunakan Kriteria penilaian menurut
pedoman analisis Daerah Operasi Objek
dan Daya Tarik Wisata Alam
(DOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003.
35
2 Khusnul Bayu
Aji (Tourisma,
Vol. 1 Number 1
Oktober 2017)
Analisis
Kelayakan
Museum
Sasmitaloka
Panglima Besar
Jenderal
Sudirman
dalam Perspektif
Pariwisata
Persamaan, menganalisis kelayakan
sebuah objek wisata dalam perspektif
pariwisata.
Perbedaan, penelitian tersebut
menggunakan analasis SWOT.
3 Vivi Tyara
Mandela
(Skripsi tahun
2018)
Studi Kelayakan
Pantai Gemah
Sebagai Daerah
Tujuan Wisata
di Kabupaten
Tulungagung
Jawa Timur.
Mengkaji suatu kelayakan wisata
alam,menggunakan metode dan
pendekatan yang sama pada objek
yang diteliti dan tempat penelitian.
Perbedaan, tempat lokasi penelitian
4 Devina Lasih
Tomiani (Skripsi
Tahun 2018)
Studi Kelayakan
Pantai Popoh
Menjadi Objek
Wisata Syariah Di
Tulungagung
Persamaan, menganalisis mengenai studi
kelayakan pantai
Perbedaan, pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualiitatif deskriptif
5 Sayyidat
ullabibah
(Skripsi
Tahun
2015)
Kelayakan
Hutan Kota
Srengseng
Sebagai
Daerah Tujuan
Wisata di
Jakarta Barat
Persamaan, menganalisis menggunakan
deskriptif kuantitatif
Perbedaan, objek wisata yang dikaji ialah
hutan kota
C. Kerangka Berpikir
Pariwisata merupakan kegiatan berpergian ke suatu tempat lain
dalam waktu yang tidak lama bukan untuk bekerja melainkan semata-ata
hanya ingin menginginkan kenikmatan berlibur atau bersantai. Jenis –
jenis pariwisata ada tiga berdasarkan objek wisata yang ditawarkan.
Pertama, objek wisata dan daya tarik wisata alam. Kedua, objek wisata
36
dan daya tarik budaya. Ketiga, objek wisata dan daya tarik pada minat
khusus.
Objek wisata alam terbagi menjadi tiga macam yaitu gunung,
pantai/laut dan relief namun dalam pokok kajian dalam penelitian ini
yaitu objek wisata pantai Teleng Ria yang berada di Kabupaten Pacitan.
Wisata pantai adalah elemen fisik dari pantai yang dapat dijadikan lokasi
untuk melakukan kegiatan wisata.
Studi mengenai analisis kelayakan objek wisata di Pantai Teleng
Ria sebagai daerah tujuan wisata dengan menganalisis beberapa faktor
yang mengacu pada peneliti terdahulu menurut Lonthar A. Kreck, Arafah
dan Alamsyah dengan beberapa indikator seperti Daya tarik wisata yang
dilakukan di lokasi wisata seperti Berenang, Berjemur, Terjun Payung,
Fotografi. Indikator lainnya yaitu aksebilitas dengan sub indikator 1)
kondisi jalan, 2) lebar jalan, 3) frekuensi transportasi, 4) jenis
transportasi. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar meliputi a) Mata
Pencaharian penduduk sekitar, b) Pendidikan, c) Pertanian Masyarakat
dan d) Sikap masyarakat dengan adanya objek wisata tersebut. Sarana dan
prasarana penunjang meliputi a) Akomodasi, b) Restoran (warung
makan), c) Sarana ibadah, d) Kesehatan, e) Keamanan, f) Kebersihan, g)
Internet akses, h) Tempat pembelajan, i) Pusat informasi, j) Plang
informasi, dan k) Petugas pemeriksa keluar-masuknya wisatawan
Dan menggunakan satu indikator dari Sukandaar, dkk (2017) yaitu
faktor fisik dengan parameter parameter kesesuaian lahan untuk wisata
pantai sebagai berikut: a) kedalaman perairan, b) tipe pantai, c) material
dasar perairan, d) kecepatan arus, e) kemiringan pantai, f) penutup lahan
pantai, g) biota berbahaya dan h) ketersediaan air tawar Jadi dapat
disimpulkan yang menjadi indikator Uji kelayakan yaitu: Daya tarik,
Aksebilitas, Sosial Ekonomi, Sarana dan Prasarana dan faktor fisik.
37
Jika seluruh standar kelayakan serta indikator tersebut tersedia di
lapangan, maka selanjutnya akan diketahui tingkat kelayakan Pantai
Teleng Ria sebagai daerah tujuan wisata, hasil penelitian ini akan
memberikan informasi dan bahan kajian bagi pemerintah daerah agar
objek wisata Pantai Teleng Ria dapat dikembangkan dan dikelola menjadi
daerah wisata pantai yang lebih baik sehingga dapat menarik minat
wisatawan untuk berkunjung ke pantai Teleng Ria di Kabupaten Pacitan
38
Pariw
isata
Jenis P
ariwisata
Alam
B
ud
aya
Relief
Min
at Kh
usu
s
Pan
tai/Laut
Gu
nu
ng
Pan
tai Telen
g Ria
Lonth
ar A.K
reck d
an A
rafah,
Alam
syah
(2012)
Daya
Tarik
Day
a tarik :
-Keg
iatan
yan
g
Dap
at
dilak
ukan
di lo
kasi
wisata
-Kerag
aman
yan
g d
apat
din
ikm
ati
Akseb
ilitas
-Jarak
wisata
den
gan
pusat
pem
erintah
-K
ondisi
Jalan
-L
ebar Jalan
-Jen
is
Tran
sportasi
-T
empat
park
ir
-Jarak
den
gan
wisata lain
Sosial
Ekonom
i
-M
ata
pen
caharia
n
-P
endid
ikan
-D
emo
grafi
-E
ven
t
buday
a
-S
ikap
masy
arakt
- P
ertanian
masy
araka
t
Saran
a &
Prasaran
a
-A
ko
mod
asi
-R
estoran
(waru
ng
makan
)
-S
arana ib
adah
-K
esehatan
-K
eaman
an
-K
ebersih
an
-In
ternet ak
ses
-T
emp
at belan
ja
-P
usat in
form
asi
-P
lang in
form
asi
-P
etugas
pen
jaga tik
et
Fak
tor fisik
-K
edalam
an
perairan
(m)
-T
ipe/k
arakteristik
pan
tai
-M
aterial
dasar/sed
imen
-K
ecepatan
arus
(cm/d
tk)
-K
emirin
gan
pan
tai
(°)
-P
enu
tup lah
an
pan
tai
-B
iota b
erbah
aya
-K
etersediaan
air
Ke
layakan P
antai
Sukan
dar, d
kk, (2
017)
Melak
ukan
Uji K
elayak
an d
i
Pan
tai Telen
g R
ia
Hasil tin
gkat k
elayak
an P
antai
Telen
g R
ia sebag
ai daerah
tuju
an w
isata
Gam
bar 2
.1
Kera
ngk
a B
erfikir
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kawasan pantai Teleng Ria, yang berada di
kelurahan Balong dan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan,
Jawa Timur. Kabupaten pacitan merupakan salah satu wilayah yang terletak di
bagian barat provinsi Jawa timur. Secara geografis Kabupaten Pacitan terletak
antara koordinat 110°55’-111°25’ Bujur Timur dan 7°55’-8°17’ Lintang
Selatan. Untuk melihat peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian
Nama :Alfian Tri Nugroho Sumber :Peta Rupa Bumi Indonesia Bakosurtanal 2007
Teluk Pacitan
PETA KELURAHAN SIDOHARJO
40
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan yakni dari bulan Juli
2019 sampai bulan Januari 2020. Pengambilan waktu pelaksanaan ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa interval waktu tersebut penulis sudah
dapat memanajemen waktu kuliah sehingga juga dapat memfokuskan
penelitian dan penulisan penelitian.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Revisi proposal
Skripsi
Penyusunan
instrumen
Penelitian
Pengambilan data
penelitian
Pengolahan data
penelitian
Penyusunan Bab
IV dan V
Kelengkapan
lampiran
Sidang Munaqosah
Revisi Skripsi
B. Metode Penelitian
Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan dalam
proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan.
Penggunaan metode dalam penelitian begitu penting karena akan berdampak
terhadap kebutuhan suatu penelitian. Metode penelitian secara tersirat dapat
41
memberikan gambaran mengenai pendekatan, tipe, jenis atau desain dari suatu
penelitian.44
Metode penelitian ini termasuk deskriptif kuantitatif yang menggunakan
jenis metode survei dalam pengumpulan data primer. Menurut Sulistyaningsih
metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan atau area
populasi tertentu yang bersifat faktual secara objektif, sistematis dan akurat.45
Penelitian survei adalah penelitian yang di lakukan pada populasi besar maupun
kecil, data yang di pelajari diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel,
sosiologis maupun psikologis.46
Penelitian menggunakan alat pengumpulan data
seperti angket, wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data terhadap
objek penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.47
Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah:
1) Populasi wilayah, yaitu seluruh objek wisata pantai di Kabupaten Pacitan
44
M. Amin A, Panduan Menyusun Proposal Skripsi, Tesis & Disertasi, (Yogyakarta; Smart
Pustaka, 2014), h. 23 45
Sulistyaningsih, Metodologi Penlitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012, Cet 2), h. 82 46
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metode Penelitian, (Bandung, CV. Mandar Maju, 2011,
Cet 2), h. 33 47
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta, PUSTAKABARUPRESS,
2014), h. 65
42
2) Populasi manusia, seluruh wisatawan, dan pengelola objek Wisata Pantai
teleng Ria.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian.48
Ferguson mendifinisikan sampel
adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi.49
Pada
penelitian ini sampel wilayah yang diambil adalah Pantai Teleng Ria dan
sampel manusia berupa responden yang ditujukan pada masyarakat sekitar
Pantai Teleng Ria, wisatawan Pantai Teleng Ria dan pengelola Pantai Teleng
Ria.
Adapun teknik dalam pengambilan sampel wilayah dalam penelitian
ini yaitu menggunakan purposive sampling. Teknik Purposive sampling
adalah teknik pengumpulan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.50
Teknik ini digunakan oleh penelitian kuantitatif untuk mendapatkan dan
mengetahui kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik tertentu yang
sebanding sehingga dapat dianalisa secara valid. Teknik ini biasa digunakan
dalam pengambilan sampel dengan cara mengambil sampel yang sesuai
dengan kepentingan peneliti.
Sedangkan pengambilan sampel manusia dalam penelitian ini dengan
menggunakan Accidental Sampling atau pengambilan sampel secara
kebetulan.51
Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
48
Ibid., h. 65 49
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Op.cit., 124 50
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2011, cet 14), h. 85 51
Sukandarumidi, Metodologi Penelitian: petunjuk praktis untuk peneliti pemula.
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 63
43
ditemui itu cocok sebagai sumber data.52
Salah satu metode untuk menentukan
besaran sampel yang akan digunakan adalah dengan menggunakan rumus
Slovin, sebagai berikut :53
n =
Keterangan :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
e² : Batas ketelitian yang digunakan
Untuk e² yaitu “tingkat kesalahan eror” dapat menggunakan tingkat
kesalahan 1%, 5% dan 10%. Sampel pada penelitian ini diambil dari jumlah
pengunjung Pantai Teleng Ria selama satu tahun, menurut Dinas Pariwisata
Pacitan yaitu sebanyak 164.557 orang pertahun.
Maka dari rumus tersebut jumlah sampel yang ditentukan dengan taraf
kesalahan 10% adalah sebagai berikut :
n =
n =
n =
n =
n = 99.93 = 100
52
Sugiyono., Op.Cit. 85 53
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Depok: Raja
Grafindo, 2016, Cet 10), h. 137
44
Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 responden yang
ditemui secara kebetulan di wilayah Pantai Teleng Ria. Setelah itu dari jumlah
sampel 100 orang dibagi menjadi 7 hari untuk menentukan jumlah responden
harian. Sehingga, ditemukan angka jumlah responden harian dalam selama
satu pekan yaitu:
100:7=14 responden per hari
Jadi jumlah sampel yang diambil peneliti perharinya adalah 14 sampel
yang dilakukan selama 7 hari, kemudian 14 sampel tersebut dibagi ke dalam
tiga waktu pengambilan data seperti dijelaskan pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Sesi Pengambilan Data
No Sesi Pengambilan Data Jam Jumlah Sampel
1 Pagi 08.00-12.00 4
2 Siang 12.00-16.00 5
3 Sore 16.00-20.00 5
Total Responden 14
D. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan
dengan melalui wawancara, kuesioner dan observasi langsung. Adapun data
yang diambil melalui observasi langsung meliputi pengamatan keadaan objek
wisata Pantai Teleng Ria di Kabupaten Pacitan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi atau
lembaga terkait yang relevan dengan penelitian ini, meliputi data geografis
wilayah penelitian. Data dan informasi diperoleh dari instansi yang terkait
45
dengan penelitian, seperti data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, jurnal
ilmiah, dan lain-lain.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal itu tersebut bisa berupa atribut atau sifat dan bisa juga nilai dari orang
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.54
Berikut adalah tabel yang akan
menjabarkan variabel yang terdapat pada penelitian ini.
Tabel 3.3
Penjabaran Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Sub Indikator Variabel
Kelayakan
Pantai Teleng
Ria
Faktor fisik - Kedalaman perairan (m)
- Tipe/krakteristik pantai
- Material dasar/ sedimen
- Kecepatan arus (cm/dtk)
- Kemiringan pantai (°)
- Penutup lahan pantai
- Biota berbahaya
- Ketersediaan air tawar (jarak/km)
Daya tarik - Berenang
- Berjemur
- Camping
- Sentra kuliner laut
- Fotografi
Sosial ekonomi - Mata pencaharian
- Pendidikan
- Demografi
- Event budaya
- Sikap masyarakat
- Pertanian Masyarakat
Aksebilitas - Jarak lokasi terhadap pusat pemerintahan
- Kondisi jalan
- Lebar jalan
- Jenis transportasi
54
Sugiyono, Op.Cit., 38.
46
- Tempat parkir
- Jarak dengan wisata lain
Sarana dan
prasarana
- Layanan makan/Catering
- Layanan tiket
- Toilet (wc umum)
- Layanan komunikasi
- Plang informasi
- Sarana ibadah
- Kantor Tourism Information System
- Layanan kesehatan
- Layanan keamanan
- Layanan penginpan
- Tempat pembelanjaan
- Layanan kebersihan
- Tempat parkir
- Layanan keuangan
- Sarana pendidikan
- Sarana olahraga
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap dan sesuai dengan
tujuan penelitian maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner.55
Menurut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan56
Variabel yang diamati dalam
penelitian ini meliputi:
Tabel 3.4
55
Ibid., h. 145 56 Ibid., h. 145
47
Lembar Observasi Faktor Fisik Objek Wisata No Unsur/subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Kedalaman perairan 15 10 5
0-5 m 5-10 m >10 m
2 Tipe/karakteristik pantai 15 10 5
Pasir putih Pasir hitam
berkarang
Lumpur,
berbatu terjal
3 Material dasar perairan 12 8 4
Pasir Pasir
berkarang
Lumpur
4 Kecepatan Arus
(cm/dtk)
12 8 4
0-20 20-50 >50
5 Kemiringan pantai(°) 12 8 4
<15 15-45 >45
6 Penutup lahan pantai 9 6 3
Kelapa, lahan
terbuka
Semak belukar Hutan bakau,
pemukiman,
bulu babi
7 Biota berbahaya 9 6 3
Tidak ada Bulu babi Ikan pari, lepu,
hiu
8 Ketersediaan air tawar
(jarak/km)
9 6 3
<1 1-2 >2
Tabel 3.5
Lembar Observasi Daya Tarik Objek Wisata No Unsur/Sub Unsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Keragaman yang dapat dinikmati
a. panorama khas pantai
b. panorama khas pegunungan
c. panorama Jalur Lintas Selatan
d. lingkungan khas pedesaan
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
2 Variasi kegiatan yang dapat dilakukan
wisatawan
a. Fotografi
b. Berenang
c. Camping
d. Berjemur
Ada 6-
5
Ada 4-3 Ada 2 Ada 1
48
e. Memancing
f. Sentra kuliner laut
Tabel 3.6
Lembar Observasi Kondisi Sosial Ekonomi No Unsur/Subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Pola mata
pencaharian
penduduk:
1. petani
2. peternak
3. Nelayan
4. Pedagang
5. Jasa
6. PNS
Ada 6-5 Ada 4-3 Ada 3-2 Ada 1
2 Demografi
Penduduk
<50.000 >41.000-
50.000
31.000-
40.000
>30.000
3 Pendidikan
masyarakat:
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. S1
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 Event budaya:
1. Wayang kulit
2. Jaranan
3. Festival Budaya
4.Adat pernikahan
Ada 4 Ada 3
Ada 2
Ada 1
5 Pertanian
masyarakat:
1. Padi
2. Jagung
3. Kacang-
kacangan
4.Gandum
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
49
Tabel 3.7
Lembar Observasi Kondisi Aksebilitas No Unsur/Subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Jarak objek wisata
dengan pusat
pemerintah
<5 Km 10 km 15 km >20 km
2 Kondisi jalan Jalan beraspal
dengan kondisi
baik,tidak
bergelomban
dan dapat
dilalui semua
jenis
kendaraan
jalan beraspal
dengan kondisi
baik dan
dapaat dilalui
kendaraan
roda empat
tanpa kesulitan
Jalan aspal
yang telah
mengalami
kerusakan
sehingga
menghambat
perjalanan
Jalan dengan
kondisi
sangaat
rusak dan
sulit dilalui
3 Jenis
kendaraan/alat
transportasi yang
digunakan
menuju lokasi:
1. Bus
2. Motor
3. Mobil
4. Travel
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 Kondisi tempat
parker
Ada, teralokasi
baik, luas
memadai 100-
150 m2
Ada, teralokasi
baik, kurang
memadai 60-
100 m2
Ada, tidak
teralokasi,
tidak
memadai
50m2
Tidak ada
5 Jarak dengan
objek wisata lain
<1 km 2 km 3 km >4 km
50
Tabel 3.8
Lembar Observasi Sarana dan Prasarana No Unsur/Subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Sarana
1. Rumah makan
2. Tempat
pembelanjaan
3. Pos tiket
4. WC umum
5. Tempat bilas
6. Shelter
7. Papan
informasi
8. Playing ground
9. Tempat Ibadah
Ada 7-9 Ada 4-6 Ada 2-3 Ada 1
2 Prasarana
1. Kantor tourism
information
system
2. Puskesmas/klini
k
3. Pos keamanan
4. Kapal nelayan
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
3 Akomodasi
1. Hotel
2. Cottage/Bungal
ow
3. Guest House
4. Home Stay
5. Bumi
perkemahan
Ada 5 Ada 4-3 Ada 2 Ada 1
2. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna.57
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah wisatawan
yang datang berkunjung ke Wisata Pantai Teleng Ria. Penyebaran angket
57
Riduwan, Belajar Mudah penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2013) h. 71
51
dilakukan kepada setiap pengunjung sampai memenuhi jumlah responden
yang sudah ditentukan.
Tabel 3.9
Pedoman Angket Wisatawan
No Sub Variabel Pertanyaan Butir Soal
1 Keadaan wisatawan Identitas wisatawan 1,2,3,4,5,6,7
2 Kondisi fisik pantai a. Faktor pengaruh wisatawan
berkunjung ke objek wisata.
b. Aktivitas yang dapat dilakukan
wisatawan
c. Keragaman panorama yang dapat
dinikmati wisatawan
8,9,10
3 Kondisi aksebilitas a. Transportasi yang digunakan oleh
wisatawan
b. Kondisi jalan menuju objek wisata
11,12,13
4 Kondisi sarana dan
prasarana
Tanggapan wisatawan tentang sarana
dan prasarana yang terdapat di area
objek wisata
1,2,3,4,5,6,7,
8,9,10,11,12,13,14
3. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrument yang digunakan untuk
menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar
kita mendapatkan data yang valid dan detail.58
Pedoman wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini semi terstruktur dengan menyiapkan
pedoman wawancara yang telah disiapkan sebagai instrument wawancara.
Kemudian dari pertanyaan tersebut dapat dikembangkan untuk memperoleh
data yang lengkap dan tingkat validitasnya sehingga dapat di
pertanggungjawabkan. Wawancara dilakukan dengan pihak Masyarakat
sekitar Wisata Pantai Teleng Ria dan pengelola Pantai Teleng Ria.
58
V. Wiratna Sujarweni, Op.cit., 74
52
Tabel 3.10
Pedoman Wawancara Masyarakat No Variabel Sub Variabel Butir soal
1 Mata pencaharian
masyarakat
1. Pola mata pencaharian
masyarakat sekitar pantai
Teleng Ria
2. Berapa besar pendapatan rata-
rata per bulan
1,2
2 Pendidikan
masyarakat
1. Tingkat pendidikan masyarakat
sekitar
3
3 Angkatan kerja 1. Berapa rata-rata umur angkatan
kerja masyarakat sekitar
4
4 Respon
masyarakat
1. Respon masyarakat terhadap
objek wisata
2. Berapa banyak masyarakat
sekitar yang bekerja di Pantai
3. Terdapat penurunan atau
peningkatan perekonomian
setelah pantai Teleng Ria
dijadikan objek wisata.
5,6,7
5 Event Budaya 1. Upacara adat istiadat yang
masih dilakukan oleh
masyarakat sekitar pantai
Teleng Ria.
2. Kesenian yang masih
berkembang
3. Bahasa yang sering digunakan
oleh mayoritas penduduk
4. Souvenir khas Pacitan
5. Rata-rata souvenir dibuat
masyarakat sekitar
8,9,10,11,12
6 Pertanian
masyarakat
1. Jenis pertanian masyarakat
sekitar
13
Tabel 3.11
Pedoman Wawancara Pengelola Pantai No Variabel Sub Variabel Butir soal
1 Keadaan Pengelola 1. Waktu atau jam operasional
pengelola Pantai Teleng Ria
2. Job desk atau pembagian wilayah
pengelola Pantai Teleng Ria
3. Besar gaji rata-rata pengelola Pantai
Teleng Ria
1,2,3
53
2 Jumlah pengunjung
rata-rata
1. Rata-rata jumlah pengunjung
2. Tarif tiket masuk
4,5
3 Keadaan lingkungan
fisik
1. Kegiatan wisata yang dapat
dilakukan di Pantai Teleng Ria
2. Potensi objek wisata Pantai Teleng
Ria
3. Ketersediaan air bersih di Pantai
Teleng Ria
4. Sistem kebersihan di area pantai
6,7,8,9
4 Keadaan daya tarik 1. Keragaman yang dapat dinikmati
selain pantai
2. Kegiatan yang dapat dilakukan
wisatawan
10,11
5 Keadaan
masyarakat sekitar
1. Sikap masyarakat sekitar terhadap
objek wisata
12,13
6 Keadaan
Aksesibilitas
1. Kondisi jalan di Pantai Teleng Ria
2. Ketersediaan area parkir di Pantai
Teleng Ria
14,15
7 Keadaan sarana dan
Prasarana
1. Sarana dan prasarana yang tersedia
di Pantai Teleng Ria
2. Keadaan sarana dan prasarana
tersebut
16,17
4. Dokumentasi
Menurut Maleong, dokomen adalah catatan tertulis yang isinya
merupakan setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau
lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan
akunting59
Dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi untuk
meninjau data-data yang dimiliki oleh pihak pengelola Wisata Pantai Teleng
Ria dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pacitan.
G. Instrumen Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data saat penelitian.
Berikut ini akan disajikan kisi-kisi pedoman wawancara dan observasi lapangan
59
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Op.cit., 86
54
yang akan dilaksanakan sebagai alat untuk mengumpulkan data selama
peneitian berlangsung.
Tabel 3.12
Instrumen Wawancara untuk pengelola Pantai No Variabel Pertanyaan
1 Keadaan Pengelola
1. Pukul berapa jam operasional pengelola
Pantai Teleng Ria selama satu hari?
2. Bagaimana Job desk atau pembagian
wilayah pengelola Pantai Teleng Ria?
3. Berapa besar gaji rata-rata pengelola
Pantai Teleng Ria per-bulannya?
2 Keadaan Pengunjung
rata-rata
4. Berapakah rata-rata jumlah pengunjung
setiap harinya atau setiap bulan?
5. Berapakah tarif tiket masuk ke objek
wisata Pantai Teleng Ria?
3 Keadaan Lingkungan
Fisik
6. Apa saja kegiatan wisata yang dapat
dilakukan di Pantai Teleng Ria?
7. Apa saja potensi objek wisata yang
dimiliki oleh Pantai Teleng Ria?
8. Bagaimana ketersediaan air bersih yang
tersedia di Pantai Teleng Ria?
9. Bagaimana sistem kebersihan di objek
wisata Pantai Teleng Ria?
4 Keadaan Daya Tarik
10. Apa saja keragaman panorama (atraksi)
yang dapat dinikmati selain pantai?
11. Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan
pengunjung selama berwisata di Pantai
Teleng Ria?
5 Keadaan Masyarakat
Sekitar
12. Bagaimana sikap masarakat sekitar
dengan adanya objek wisata Pantai Teleng
Ria?
6
Keadaan Aksebilitas
13. Bagaimana kondisi jalan di objek wisata
Pantai Teleng Ria?
14. Bagaimanakah ketersediaan area parkir di
objek wisata Pantai Teleng Ria?
7
Keadaan
Sarana dan Prasarana
15. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di
objek wisata Pantai Teleng Ria?
16. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana
tersebut?
Tabel 3.13
Instrumen Wawancara untuk Masyarakat No Variabel Pertanyaan
1 Mata Pencaharian 1. Apa mata pencaharian masyarakat sekitar
Pantai Teleng Ria?
55
2. Berapakah besar pendapatan rata-rata perbulan?
2 Pendidikan Masyarakat 3. Bagaimanakah tingkat pendidikan masyarakat
sekitar?
3 Angkatan kerja 4. Berapakah rata-rata umur angkatan kerja
masyarakat sekitar Pantai Teleng Ria?
4 Respon Masyarakat 5. Bagaimana respon bapak/ibu terhadap adanya
objek wisata Pantai Teleng Ria?
6. Berapa banyak masyarakat sekitar yang bekerja
di Pantai Teleng Ria
7. Apakah ada penurunan atau peningkatan
perekonomin setelah Pantai Teleng Ria
dijadikan objek wisata?
5 Event Budaya 8. Apakah ada upacara adat istiadat yang masih
dilakukan oleh masyarakat sekitar Pantai
Teleng Ria? jika ada apa jenisnya dan
bagaimana prosesnya?
9. Kesenian apa saja yang masih berkembang di
masyarakat sekitar?
10. Apa bahasa yang sering digunakan oleh
masyoritas penduduk sekitar Pantai Teleng
Ria?
11. Apa saja souvenir khas Pantai Teleng Ria?
12. Apakah rata-rata souvenir di Pantai Teleng Ria
dibuat oleh masyarakat sekitar?
6 Pertanian Masyarakat 13. Apa saja jenis pertanian masyarakat sekitar?
Tabel 3.14 Instrumen Angket Wisatawan
No Sub Variabel Pertanyaan
1 Keadaan wisatawan 1. Jenis kelamin
a. Pria b. Wanita
2. Usia
a. < 20 tahun c. 30 – 39 tahun
b. 20-29 tahun d. > 50 tahun
3. Pendidikan terakhir
a. SD c. SMA
b. SMP d. S1/S2/S3
4. Pekerjaan
a. Nelayan d. Wirausaha
b. Pelajar e. Guru
c. Karyawan f. PNS
5. Daerah asal/tempat tinggal sekarang
a. Kabupaten Pacitan
b. Luar Kabupaten Pacitan
c. Luar Provinsi Jawa Timur
d. Luar Negeri
6. Perjalanan ke lokasi dilakukan bersama :
56
a. Sendiri c. Keluarga
b. Teman d. Rombongan
7. Informasi mengenai lokasi di dapat dari?
a. Teman/keluarga c. Media sosial
b. Televisi d. Brosur
2 Kondisi fisik Pantai 8. Faktor apa yang mempengaruhi untuk berkunjung ke
objek wisata Pantai Teleng Ria?
a. Keindahan Pantai
b. Fasilitas yang terdapat di Pantai
c. Jarak Pantai yang dekat dengan rumah
d. Akses menuju Pantai yang mudah dilalui
9. Aktivitas apa yang dapat dilakukan di objek wisata ini?
(bisa pilih lebih dari satu jawaban)
a. Fotografi d. Sentra kuliner laut
b. Berenang e. Camping
c. Berjemur f. Memancing
10. Keragaman panorama apa yang dapat dinikmati? (bisa
pilih lebih dari satu jawaban)
a. Panorama pantai c. Panorama Pegunungan
b. Panorama JLS d. Lingkungan khas desa
3 Kondisi aksebilitas 11. Transportasi apa yang anda gunakan untuk menuju
lokasi objek wisata ini? (bisa pilih lebih dari satu
jawaban)
a. Bus c. Mobil
b. Motor d. Travel
12. Bagaimana kondisi jalan menuju objek wisata ini?
a. Sangat mudah c. Cukup mudah
b. Mudah d. Sulit
13. Setelah berkunjung dan menikmati objek wisata
Pantai Teleng Ria ini, apakah akan berkunjung
kembali?
a. Ya b. Tidak
4 Kondisi sarana dan
prasarana
Menilai kondisi sarana dan prasarana Situ Tandon Ciater
dengan kategori sangat baik, baik, cukup, buruk, sangat
buruk, pada sarana dan prasarana yang tersedia:
1. Restoran/warung makan
2. Pos tiket
3. Toilet/WC umum
4. Internet akses
5. Papan penunjuk arah/papan informasi
6. Tempat ibadah
7. Kantor tourism information System
8. Klinik
9. Pos keamanan
10. Penginapan (hotel/homestay)
57
11. Kios toko souvenir
12. Tempat sampah
13. Tempat parkir
14. Air bersih (air tawar)
H. Teknik Pengolahan Data
a. Data editing
Data editing adalah kegiatan memeriksa data, kelengkapan kebenaran
pengisian data, keseragaman ukuran, keterbacaan tulisan dan konsistensi data
berdasarkan tujuan.60 Penelitian kembali pada data yang telah dikumpulkan
dengan menilai data, apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik
atau relevan untuk proses atau diolah lebih lanjut. Kegiatan ini bertujuan untuk
memperbaiki kualitas data serta memperjelas data.
b. Koding
Setelah tahap pemeriksaan data (editing) selesai dikerjakan dan
jawaban responden dalam kuesioner dipandang cukup memadai, maka
langkah berikutnya adalah pembuatan kode (coding). Coding adalah
pemberian kode pada data yang berskala nominal dan ordinal.61
c. Tabulasi
Proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel. Maksud
pembuatan tabel tabel ini adalah penyederhanaan data agar mudah dalam
melakukan analisis.
I. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kredibilitas
triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
60
Sulistyan21`ingsih. Metode Penelitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012), h.150 61
Ibid, h 151
58
waktu.62 Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik untuk menguji
kredibilitas data dengan cara mengecek data diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dokumentasi dan kuesioner. Jika dari tiga teknik
pengujian data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti akan
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang
lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
J. Teknik Analasis Data
Pengharkatan (Scoring)
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
menggunakan pengharkatan (Scoring), yaitu teknik analisis data kuantitatif yang
digunakan untuk memberi nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari
sub unsur agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya.63
Peringkat masing-masing parameter dari sub variabel diururtkan ke dalam
beberapa kategori yaitu harkat nilai tertinggi untuk parameter yang memenuhi
semua kriteria, hingga harkat dengan nilai terendah untuk parameter yang kurang
memenuhi kriteria sebuah kelayakan daerah tujuan wisata. Setiap parameter
ditentukan berdasarkan pada peranan penting parameter itu sendiri terhadap suatu
kebutuhannya.
Pada penilaian fisik kesesuaian wisata pantai merujuk pada penelitian
terdahulu dengan berdasarkan matriks analisis kesesuaian wisata pantai pada
penelitian yang dilakukan oleh Sukandar dkk 2017, skor terendah dalam kriteria
faktor fisik adalah 3 dan tertinggi dengan skor nilai 15.64
62
Sugiono, Op.cit, 273 63 Fika Aulia, "Studi Kelayakan Taman Wisata Tirta Sayaga Sebagai Daerah Tujuan Wisata
Di Kabupaten Bogor". Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017, h. 40 64
Sukandar dkk, Ekowisata Pesisir dan Laut Jawa Timur (Pacitan,Trenggalek dan
Tulungagung), (Surabaya:Sinergi Persada Utama, 2017), h. 42
59
Tabel 3.15
Harkat Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai
No Unsur/subunsur Nilai skor
1 Kedalaman perairan 15 10 5
0-5 m 5-10 m >10 m
2 Tipe/karakteristik pantai 15 10 5
Pasir putih Pasir hitam
berkarang
Lumpur,
berbatu terjal
3 Material dasar perairan 12 8 4
Pasir Pasir
berkarang
Lumpur
4 Kecepatan Arus (cm/dtk) 12 8 4
0-20 20-50 >50
5 Kemiringan pantai(°) 12 8 4
<15 15-45 >45
6 Penutup lahan pantai 9 6 3
Kelapa, lahan
terbuka
Semak belukar Hutan bakau,
pemukiman,
bulu babi
7 Biota berbahaya 9 6 3
Tidak ada Bulu babi Ikan pari, lepu,
hiu
8 Ketersediaan air tawar
(jarak/km)
9 6 3
<1 1-2 >2
Sumber: Sukandar dkk, Ekowisata Pesisir dan Laut Jawa Timur (Pacitan,Trenggalek dan
Tulungagung), (Surabaya:Sinergi Persada Utama), h. 42
Sedangkan untuk nilai tiap kriteria aspek daya tarik Skor terendah adalah
3 dan skor tertinggi adalah 15. Aspek sosial ekonomi nilai terendah 1 dan
tertinggi 4, aspek aksebilitas dan keberadaan sarana prasarana dengan skor
terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 4.
60
Tabel 3.16
Harkat Kelas Daya Tarik Objek Wisata
No Unsur/subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Keragaman yang dapat
dinikmati
a. Panorama khas pantai
b. Panorama
pegunungan
c. Panorama JLS (jalur
lintas selatan)
d. Lingkungan khas
pedesaan
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
2 Variasi kegiatan yang
dapat dilakukan
wisatawan
a. Fotografi
b. Berenang
c. Camping
d. Berjemur
e. Memancing
f. Sentra Kuliner laut
Ada 6-5 Ada 4-3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
Sumber : Modifikasi dari Nisa, Jakiatin, 2007 dalam (Mandela, Vivi Tiara:2018)
Tabel 3.17
Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial Ekonomi No Unsur/Subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Pola mata pencaharian
penduduk:
1. petani
2. peternak
3. Nelayan
4. Pedagang
5. Jasa
6. PNS
Ada 6-5 Ada 4-3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
2 Demografi Penduduk <50.000 >41.000-
50.000
31.000-
40.000
>30.000
4 3 2 1
3 Pendidikan masyarakat:
1. SD
2. SMP
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
61
3. SMA
4. S1
4 Event budaya:
1. Wayang kulit
2. Suronan
3. Tethek ogleng
4. Rontek
Ada 4 Ada 3
Ada 2
Ada 1
4 3 2 1
5 Pertanian masyarakat:
1. Padi
2. Jagung
3. Kacang-kacangan
4. Sayur-sayuran
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 3
Sumber : Modifikasi dari Nisa, Jakiatin, 2007 dalam (Mandela, Vivi Tiara:2018)
Tabel 3.18
Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Aksebilitas No Unsur/Subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Jarak objek wisata
dengan pusat
pemerintah
<5 Km 10 km 15 km >20 km
4 3 2 1
2 Kondisi jalan Jalan beraspal
dengan kondisi
baik,tidak
bergelomban
dan dapat
dilalui semua
jenis
kendaraan
jalan beraspal
dengan kondisi
baik dan
dapaat dilalui
kendaraan
roda empat
tanpa kesulitan
Jalan aspal
yang telah
mengalami
kerusakan
sehingga
menghambat
perjalanan
Jalan dengan
kondisi
sangaat rusak
dan sulit
dilalui
4 3 2 1
3 Jenis
kendaraan/alat
transportasi yang
digunakan
menuju lokasi:
1. Bus
2. Motor
3. Mobil
4. Travel
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
4 Kondisi tempat Ada, teralokasi Ada, teralokasi Ada, tidak Tidak ada
62
parker baik, luas
memadai 100-
150 m2
baik, kurang
memadai 60-
100 m2
teralokasi,
tidak
memadai
50m2
4 3 2 1
5 Jarak dengan
objek wisata lain
<1 km 2 km 3 km >4 km
4 3 2 1
Sumber : Modifikasi dari Nisa, Jakiatin, 2007 dalam (Mandela, Vivi Tiara:2018)
Tabel 3.19
Harkat Kelas dan Kriteria Sarana dan Prasarana No Unsur/Subunsur Beri tanda Checklist (√), Jika
1 Sarana
1. Rumah makan
2. Tempat
pembelanjaan
3. Pos tiket
4. WC umum
5. Tempat bilas
6. Shelter
7. Papan
informasi
8. Playing
ground
9. Tempat Ibadah
Ada 7-9 Ada 4-6 Ada 2-3 Ada 1
4 3 2 1
2 Prasarana
5. Kantor tourism
information
system
6. Puskesmas/klin
ik
7. Pos keamanan
8. Kapal nelayan
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
3 Akomodasi
6. Hotel
7. Cottage/Bungal
ow
8. Guest House
9. Home Stay
10. Bumi
perkemahan
Ada 5 Ada 4-3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
Sumber : Modifikasi dari Nisa, Jakiatin, 2007 dalam (Mandela, Vivi Tiara:2018)
63
Setelah dilakukan pengharkatan terhadap potensi yang mendukung kelayakan
objek wisata langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap dukungan
kelayakan objek wisata yang bersangkutan. Analisis untuk mengetahui seberapa besar
dukungan faktor-faktor tersebut terhadap kelayakan objek wisata faktor fisik, faktor
daya tarik, faktor sosial ekonomi, faktor aksebilitas dan faktor sarana prasarana.
Kemudian ditentukan kelas potensi dukungan dengan ketentuan kelas pada aspek
yang lainnya sebagai berikut:
Kelas I : Sangat mendukung
Kelas II : Mendukung
Kelas III : Kurang mendukung
Kelas IV : Tidak mendukung
Penentuan kelas potensi dukungan terhadap kelayakan daerah tujuan wisata
dilakukan dengan menentukan panjang interval dari hasil perhitungan skor masing-
masing variabel dengan menggunakan rumus interval. Untuk menentukan panjang
kelas interval (p), rumus yang digunakan adalah:65
Keterangan:
P = Panjang kelas (Interval kelas)
R = Range (jangkauan), merupakan skor yang sudah dijumlah
setiap variabelnya
K = Banyaknya kelas, jumlah kriteria atau keterangan yang
dijumlah untuk setiap variabel, pada penelitian ini kriteria
yang digunakan ada 4 kelas di setiap faktornya
65
Rusydi Ananda, Muhammad Fadhli, Statistik Pendidikan, (Medan: CV. Widya Puspita,
2018) h. 55
64
Berdasarkan rumus interval tersebut didapatkan dari nilai tiap kriteria
dalam penelitian ini ditetapkan dengan skor, aspek fisik nilai terendahnya
23,25 dengan nilai tertinggi 93, aspek daya tarik skor terendahnya adalah 2
dan skor tertinggi adalah 8. Aspek sosial ekonomi skor terendahnya adalah 5,
tertingi 20. Aspek aksesibilitas skor terendahnya adalah 4, tertingi 16. Aspek
sarana dan prasarana skor terendahnya adalah 3, tertinggi 15. Sedangkan
untuk nilai skor berkisar antara 1 sampai 4 dimana besarnya nilai masing-
masing kriteria merupakan jumlah dari tiap-tiap unsur atau sub unsur yang
berkaitan. Didalam perhitungan nilai keseluruhan dari masing-masing objek
yang dinilai merupakan jumlah dari keseluruhan nilai setiap kriteria.
Tabel 3.20
Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Fisik No Parameter
Skor
terendah
Skor
tertinggi
Nilai bobot
terendah
Nilai bobot
tertinggi
(R)
1 Kedalaman
perairan/Bathimetri
(m)
5 15 31 93
2 Tipe/karakteristik
Pantai
5 15
3 Materi dasar/
Sedimen perairan
4 12
4 Kemiringan pantai
(%)
4 12
5 Kecepatan Arus
(Cm/dtk)
4 12
6 Penutup lahan
Pantai
3 9
7 Ketersediaan air
Bersih
3 9
8 Biota berbahaya 3 9
Rumus interval :
65
P =
= 23,25 (interval kelas)
Tabel 3.21
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Fisik Kelas Tingkat
peniaian
Jenjang rata-
rata harkat
Pemerian
I Sangat
Mendukung
69,76-93 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan
fisik objek wisata terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan
II Mendukung 46,51-69,75 Suatu kawasan besar dukungan fisik
terhadap objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang ditetapkan
III Kurang
Mendukung
23,26-46,50 Suatu kawasan yang kurang dukungan daya
tarik terhadap objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang ditetapkan
IV Tidak
Mendukung
0-23,25 Tidak terdapat dukungan fisik terhadap
objek wisata di kawasan
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
Tabel 3.22
Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Daya Tarik No Parameter
Skor
terendah
Skor
tertinggi
Nilai bobot
terendah
Nilai
bobot tertinggi
(R)
1 Keragaman yang
dapat dinikmati
1 4 2 8
2 Variasi kegiatan
yang dapat
dilakukan
1 4
Rumus interval :
66
P =
= 2 (interval kelas)
Tabel 3.23
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Daya Tarik Kelas Tingkat
peniaian
Jenjang rata-
rata harkat
Pemerian
I Sangat
mendukung
7-8 Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan daya tarik terhadap objek
wisata, berdasarkan parameter-parameter
yang ditetapkan.
II Mendukung 5-6 Suatu kawasan yang besar dukungan daya
tarik terhadap objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang ditetapkan.
III Kurang
mendukung
3-4 Suatu kawasan yang kurang dukungan
daya tarik terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan.
IV Tidak
mendukung
1-2 Suatu kawasan yang tidak ada dukungan
daya tarik terhadap objek wisata
dikawasan yang diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
Tabel 3.24
Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Sosial Ekonomi No Parameter
Skor
terendah
Skor
tertinggi
Nilai bobot
terendah
Nilai
bobot tertinggi
(R)
1 Pola mata
pencaharian
Penduduk
1 4 5 20
2 Demografi
penduduk
1 4
3 Pendidikan
masyarakat
1 4
4 Event-event
budaya
1 4
5 Pertanian
masyarakat
1 4
67
Rumus interval :
P =
= 5 (interval kelas)
Tabel 3.25
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sosial Ekonomi Kelas Tingkat
peniaian
Jenjang rata-
rata harkat
Pemerian
I Sangat
mendukung
16-20 Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan sosial ekonomi terhadap objek
wisata, berdasarkan parameter-parameter
yang ditetapkan.
II Mendukung 11-15 Suatu kawasan yang besar dukungan
sosial ekonomi terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan.
III Kurang
mendukung
6-10 Suatu kawasan yang kurang dukungan
sosial ekonomi terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan.
IV Tidak
mendukung
1-5 Suatu kawasan yang tidak ada dukungan
sosial ekonomi terhadap objek wisata
dikawasan yang diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
Tabel 3.26
Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Aksebilitas No Parameter
Skor
terendah
Skor
tertinggi
Nilai bobot
terendah
Nilai
bobot tertinggi
(R)
1 Jarak objek
wisata
dengan
pemerintahan
1 4 5 20
2 Kondisi jalan 1 4
3 Jenis 1 4
68
kendaraan
menuju
lokasi
4 Kondisi
tempat parkir
1 4
5 Jarak dengan
wisata lain
1 4
Rumus interval :
P =
= 5 (interval kelas)
Tabel 3.27
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Aksebilitas Kelas Tingkat
peniaian
Jenjang rata-
rata harkat
Pemerian
I Sangat
mendukung
16-20 Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan aksebilitas terhadap objek
wisata, berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan.
II Mendukung 11-15 Suatu kawasan yang besar dukungan
aksebilitas terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan.
III Kurang
mendukung
6-10 Suatu kawasan yang kurang dukungan
aksebilitas terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan.
IV Tidak
mendukung
1-5 Suatu kawasan yang tidak ada dukungan
aksebilitas terhadap objek wisata
dikawasan yang diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
69
Tabel 3.28
Nilai dan Bobot kesesuaian Wisata Aspek Sarana dan Prasarana
No Parameter
Skor
terendah
Skor
tertinggi
Nilai bobot
terendah
Nilai
bobot tertinggi
(R)
1 Sarana 1 4 3 12
2 Prasarana 1 4
3 Akomodasi 1 4
Rumus interval :
P =
= 3 (interval kelas)
Tabel 3.29
Prosedur Penentuan Kelas Pada Aspek Sarana dan Prasarana Kelas Tingkat
peniaian
Jenjang rata-
rata harkat
Pemerian
I Sangat
mendukung
10-12 Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan sarana dan prasarana terhadap
objek wisata, berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan.
II Mendukung 7-9 Suatu kawasan yang besar dukungan
sarana dan prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan.
III Kurang
mendukung
4-6 Suatu kawasan yang kurang dukungan
sarana dan prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan.
IV Tidak
mendukung
1-3 Suatu kawasan yang tidak ada dukungan
sarana dan prasarana terhadap objek
wisata dikawasan yang diobservasi.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
70
Tabel 3.30
Total Akhir Nilai dan Bobot Kesesuaian Objek Wisata No Parameter
Skor
terendah
Skor
tertinggi
Nilai bobot
terendah
Nilai
bobot tertinggi
(R)
1 Fisik 3 15 31 93
2 Daya tarik 1 4 2 8
3 Sosial
Ekonomi
1 4 4 20
4 Aksebilitas 1 4 4 20
5 Sarana dan
Prasarana
1 4 3 12
Jumlah 14 46 44 153
Rumus interval :
P =
= 30,6 (interval kelas)
Tabel 3.31
Total Akhir Prosedur Penentuan Kelas Kesesuaian Objek Wisata Kelas Tingkat
peniaian
Jenjang rata-
rata harkat
Pemerian
1 Sangat
mendukung
122,4-153 Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan dari aspek lingkungan fisik,
daya tarik, sosial ekonomi, aksesibilitas
dan saran dan prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan parameter-parameter
yang ditetapkan.
2 Mendukung 91,8-122,4 Suatu kawasan yang besar dukungan-
dukungan dari aspek lingkungan fisik,
daya tarik, sosial ekonomi, aksesibilitas
dan saran dan prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang ditetapkan.
71
3 Kurang
mendukung
61,2-91,8 Suatu kawasan yang kurang dukungan-
dukungan dari aspek lingkungan fisik,
daya tarik, sosial ekonomi, aksesibilitas
dan saran dan prasarana terhadap objek
wisata, berdasarkan parameter-parameter
yang ditetapkan.
4 Tidak
mendukung
30,6-61,2 Suatu kawasan yang tidak ada
Dukungan-dukungan dari aspek
lingkungan fisik, daya tarik, sosial
ekonomi, aksesibilitas dan saran dan
prasarana terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan.
Hasil Interval harkat (Scoring) tingkat kelayakan
130
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah di bahas dari bab IV maka dapat diambil
kesimpulan bahwa uji kelayakan Pantai Teleng Ria yang terletak di Kabupaten
Pacitan termasuk kedalam kategori mendukung dan sesuai untuk dijadikan
sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Pacitan. Hal ini didasari pada hasil
keseluruhan skoring harkat kelas dan kriteria pada aspek kondisi fisik, daya tarik,
sosial ekonomi, aksesibilitas dan sarana prasarana Pantai Teleng Ria yaitu
sebesar 115 dan masuk dalam kelas II yaitu Suatu kawasan yang besar
dukungan-dukungan dari aspek lingkungan fisik, daya tarik, sosial ekonomi,
aksesibilitas dan sarana prasarana terhadap objek wisata untuk dijadikan sebagai
daerah tujuan wisata. Faktor yang paling mendukung dari kelima faktor tersebut
adalah faktor sosial ekonomi dan aksebilitas yang berada di kelas I yaitu sangat
mendukung Pantai Teleng Ria dari aspek sosial ekonomi dan aksebilitas untuk
dijadikan daerah tujuan wisata di Kabupaten Pacitan. Ditambah kawasan Pantai
Teleng Ria ini terletak di Teluk Pacitan membuat kawasan pantai bisa digunakan
untuk berenang karena memiliki ombak yang relatif kecil dibandingkan dengan
pantai selatan yang lain. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi para
wisatawan yang ingin berkunjung ke Pantai Teleng Ria. Sehingga dapat
disimpulkan Pantai Teleng Ria memliki potensi sangat mendukung untuk
dijadikan objek wisata pantai.
B. Saran
1. Bagi pengelola Pantai Teleng Ria
a. Meningkatkan kebersihan area pantai dengan cara gotong royong dengan
masyarakat sekitar yang bekerja di area pantai dan menambahkan jumlah
tempat sampah di beberapa lokasi Pantai Teleng Ria .
131
b. Menambahkan sarana dan prasarana yang belum ada Pantai Teleng Ria
seperti klinik kesehatan.
c. Meningkatkan daya tarik atau permainan yang belum ada di Pantai Teleng
Ria seperti banana boat, paralayang dan lain sebagainya.
2. Bagi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga
a. Meningkatkan promosi untuk Pantai Teleng Ria melalui media sosial
maupun media cetak.
b. Ikut andil dalam pengawasan Pantai Teleng Ria secara langsung maupun
tidak langsung
3. Bagi Wisatawan
a. Peduli terhadap kelestarian Pantai dengan tidak membuang sampah
sembarangan.
b. Mentaati peraturan dan menjaga etika serta sopan santun di kawasan Pantai
Teleng Ria
4. Bagi peneliti lain
a. Di harapkan untuk terus meneliti Pantai Teleng Ria sehingga untuk
menambah khasanah ilmu pengetahuan dan juga membantu meningkatkan
potensi objek wisata yang terdapat di Kabupaten Pacitan
132
DAFTAR PUSTAKA
A, M. Amin, Panduan Menyusun Proposal Skripsi, Tesis & Disertasi, Yogyakarta;
Smart Pustaka, 2014.
Ananda, Rusydi, Muhammad Fadhli. Statistik Pendidikan. Medan: CV. Widya
Puspita. 2018
Arjana, I Gusti Bagus. “Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”. Depok: PT.
Rajagrafindo persada. 2015.
Gamal, Suwantoro. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. 2004.
Kementriaan Perikanan dan Kelautan, Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Kabupaten Pacitan.
Muljadi dan Warman, Andri. Kepariwisataan dan Perjalanan. Depok: PT
Rajagrafindo Persada. 2016.
Pramono, Heru. Geografi Pariwisata. Yogyakarta: FIS UNY, 2012.
Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Depok:
Raja Grafindo, 2016.
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta. 2013.
S, I Ketut dan I Gusti N.W. pengetahuan dasar ilmu pariwisata. Denpasar: Pustaka
Larasan. 2017.
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metode Penelitian, Bandung, CV. Mandar Maju,
2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2011.
Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian, Yogyakarta,
PUSTAKABARUPRESS, 2014.
Sukandar dkk, Ekowisata Pesisir dan Laut Jawa Timur (Pacitan,Trenggalek dan
Tulungagung). Surabaya: Sinergi Persada Utama. 2017.
133
Sukandarumidi. Metodologi Penelitian: petunjuk praktis untuk peneliti pemula.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2012.
Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.
Triadmodjo, Bambang, Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.1999.
Yoeti, Oka A. Dasar-dasar Pengertian Hospitaliti & Pariwisata, Bandung: PT.
Alumni. 2010.
Yoeti, Oka A. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. 1996.
Skripsi
Devina. “Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Pantai di wilayah Karst Kabupaten
Gunung Kidul”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2011.
Maharani, Intan. “Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam
Bungi”, Skripsi pada Uniersitas Halu Oleo, Kendari. 2016.
Rahmawati, Ani. “Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata Pantai
(Kasus Pantai Teleng RIa Kabupaten Pacitan, Jawa TImur)”. Skripsi pada
Institut Pertanian Bogor, Bogor. 2009
Riyaningtyas, Mifta Damai. ” Strategi Pengembangan Daerah Pesisir Pantai Sebagai
Objek Pariwisata Di Kabupaten Pacitan”. Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta. 2014
Restuti, Ratri Candra. 2008. “Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Alam di Kabupaten
Kebumen”, Skripsi pada Uniersitas Indonesia, Depok. 2008.
Sayyidat Ullabibah. “Kelayakan Hutan Kota Srengseng Sebagai Daerah Tujuan
Wisata di Jakarta Barat”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2015.
134
Suryadi. “Pengelolaan Lahan Pesisir Pantai Dusun Batulawang Desa Kemujan
Kecamatan Karimun Jawa”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang,
Jawa Tengah. 2015
Tiara, Vivi. “Studi Kelayakan Pantai Gemah Sebagai Daerah Tujuan Wisata di
Kabupaten Tulungagung”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta. 2018
Tomiani, Devina Lasih. “Studi Kelayakan Pantai Popoh Menjadi Objek Wisata
Syariah di Tulungagung”. Skripsi pada Universitas IAIN Tulungagung,
Tulungagung. 2018
Jurnal
Aji, Khusnul Bayu. “Analisis Kelayakan Museum Sasmitaloka Panglima Besar
Jenderal Sudirman dalam Perspektif Pariwisata”. Jurnal. 2017.
Furohmah, Duyu, Andryan Setyadharma, “Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara
pada Objek Wisata Pantai Klayar Kabupaten Pacitan”. Jurnal. 2018
Ramdan, Rifki Muhamad. Andri Ihkwana. “Analisa Kelayakan Pengembangan
Wisata di Desa. Cimareme Kecamatan Banyuresmi Garut”, Jurnal. 2016.
Sridewi, Ni Putu Ayu Ari. I Made Adikampana. “Studi Kelayakan Pantai Batu Mejan
Sebagai Produk Wisata di Surabrata, Kabupaten Tabanan”. Jurnal¸ 2013.
Way, Irma Herlina. “Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana Pariwisata di Danau
Uter Kecamatan Aitinya Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Baarat”. Jurnal,
2016.
Bappeda Kabupaten Pacitan 2013
Dinas Kebudayaaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan
Kabupaten Pacitan Dalam Angka 2018
Kabupaten Pacitan Dalam Angka 2019
Kecamatan Pacitan Dalam Angka 2018
Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman Kel. Sidoharjo 2016-2021
135
Internet
Badan Pusat Statistik
Ahmad Ibo, “Ini 10 Daerah dengan Indeks Pariwisata Tertinggi di Indonesia”
diakses dari http://lifestyle.liputan6.com/read/2671822/ini-10-daerah-dengan-
indeks-pariwisata-tertinggi diindonesia, pada tanggal 1 Agustus 2019 pukul
16.40
H 3 Tempo.co, ”Raja Ampat Targetkan 40 Ribu Wisatawan Pada 2017” diakses dari
https://travel.tempo.co/read/873794/raja-ampat-targetkan-40-ribu-wisatawan-
pada 2017 pada tanggal 1 Agustus 2018 pukul 16.54
https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Pariwisata_Indonesia
Kkp.go.id, diakses pukul 00.40 WIB, Senin 25 Maret 2019.