Buku Teknik dan Ragam Hias Batik Yogya dan Solo versi Bahasa Indonesia ter wujudatas dukungan para sponsor untuk buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris.
T E R I M A K A S I H K E P A D A
NICKCASHMORE
KAPITALB R AVO
PANINBANK
LESTARIKAN PUSAKA INDONESIA DEMI KEJAYAAN MASA DEPAN
PaninBank didirikan pada 17 Agustus 1971 dan merupakan merger dari 3 bank swasta
nasional yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi satu dari 10 besar bank
nasional. Pada tahun 1982, PaninBank merupakan bank pertama di Indonesia yang
Go Public dan memasyarakan sahamnya di pasar modal Indonesia. Pada akhir tahun 2010 total aktiva
PaninBank mencapai Rp. 107 triliun, modal sebesar Rp. 12,5 triliun dan kapitalisasi pasar sebesar Rp. 27.5
triliun. Saat ini PaninBank memiliki 450 jaringan dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) lebih dari 30.000 yang
tersebar di seluruh kota-kota penting di Indonesia.
Pesatnya perkembangan PaninBank tentunya tidak terlepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
PaninBank yang telah melalui berbagai siklus dan tahapan perkembangan perekonomian nasional,
berkomitmen untuk berperan secara nyata dalam meningkatkan fungsi intermediasi keuangan demi
kemajuan bangsa.
Karena itu PaninBank menyambut dengan gembira gagasan untuk mendukung penerbitan buku
Teknik Ragam Hias Batik yang diprakasai oleh Titian Foundation. Terlebih karena buku ini bukan hanya
mengusung unsur pendidikan semata, tetapi juga memiliki misi untuk melestarikan kekayaan pusaka
Indonesia. PaninBank percaya dalam upaya memajukan suatu bangsa, diperlukan usaha untuk menjaga
dan melestarikan pusaka Indonesia yang tidak ternilai harganya dan untuk menjaga kelestarian budaya
bangsa, maka sudah selayaknya kita mengenal secara lebih baik kekayaan budaya tanah air.
Melalui Corporate Social Responsibility yang diarahkan untuk mendukung pembelajaran serta pendidikan
generasi penerus bangsa, kami berharap agar pengembangan sumber daya manusia dapat terus dilakukan
dan ditingkatkan secara berkesinambungan.
Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-40, PaninBank dengan bangga mempersembahkan Buku
yang sarat dengan pengetahuan tentang batik, sebagai salah satu pusaka bangsa kita, dan diharapkan
akan sangat bermanfaat terutama bagi pendidikan para generasi penerus. Semoga Buku ini juga dapat
mengharumkan dan mengangkat nama Indonesia sampai ke ujung bumi, agar cita-cita luhur kita dapat
terwujud sebagaimana yang kita harapkan bersama.
DITERBITKAN OLEHYAYASAN TITIAN MASA DEPAN (TITIAN FOUNDATION)
HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANGDILARANG MENGUTIP ATAU MEMPERBANYAK SEBAGIANATAU SELURUH ISI BUKU INI TANPA IZIN TERTULIS DARI PENERBIT
CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2011TEKS & GAMBAR POLA © 2011 SRI SOEDEWI SAMSIBOOK FORMAT © 2011 TITIAN FOUNDATION
PATRONLILY KASOEM
PENULISSRI SOEDEWI SAMSI
TIM BUKUKUSUMA INDRIYANI SUDEWAKUMALA INSIWI SURYORATNA AMATSARIE
KONSEP KREATIF & PENGEMBANGAN DISAIN NANOK TUNARNO - NATURATAMAGAMBAR SKETSA MOTIF IBU MANGUNDIKARSO (ALM) PEMINDAI DAN EDIT GAMBAR POLA SUWISMONOEDITOR ANTON DIAZKOREKTOR AMELIA SEPTIANINGSIHDISAIN & TATA LETAK ADITYA NUGRAHA - MAJALAH CLARASAMPUL ADITYA NUGRAHA (OLAH DIGITAL), ZULMAHMUDI (FOTO)FOTO (ISI) NATURATAMA, ZULMAHMUDI
SRI SUDEWI SAMSI M E N G U C A P K A N T E R I M A K A S I H YA N G S E B E S A R - B E S A R N YA
ATA S D U K U N G A N S E M U A P I H A K D A L A M P E N Y U S U N A N B U K U I N I :
I B U Dr. MARI ELKA PANGESTUI B U GUSTI KANJENG RATU HEMAS
I B U LILY KASOEMI B U Prof. Dr. Ir. MURDIJATI GARDJITO
I B U WISJNUWATI MASHADII B U HESTISARA SUKANTO REKSOHADIPRODJO
K E LU A R G A HASHIM DJOYOHADIKUSUMO
TITIAN FOUNDATIONPAGUYUBAN PECINTA BATIK INDONESIA - SEKAR JAGAT
MAJALAH CLARANATURATAMA
T E R I M A K A S I H
Bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, batik bukanlah sekadar
selembar kain penutup tubuh, tapi bagian dari urat nadi kehidupan. Dan
karenanya Batik melampaui batas fashion dan trend.
Di balik selembar kain batik tersimpan mahakarya anak bangsa hasil
tempaan jaman dan alam selama berabad-abad, mulai dari teknologi
pembuatan dan pewarnaan hingga makna filosofis masing-masing desain/
motif. Dilihat dari sisi teknologi industri, pembuatan batik memerlukan
tahapan produksi yang tidak pendek. Proses membatik diawali dengan nyorek (menggambar pola di
selembar kain putih), kemudian menggoreskan liIin panas pada kain sesuai pola yang sudah digambar
(di mana di dalamnya termasuk proses nglowong, nembok dan nerusi) dan terakhir memberikan warna
sesuai desain (nyelup). Masing-masing tahapan tersebut memiliki kerumitan yang memerlukan keahlian
tersendiri . Disisi lain, keragaman bentuk motif desain yang tumbuh di masyarakat merupakan bukti nyata
kekayaan kreatifitas bangsa Indonesia dalam mengembangkan batik.
Warisan teknologi pembuatan dan motif batik telah hidup secara alami selama berabad-abad di
masyarakat. Jauh sebelum istilah “Industri Kreatif ” dikenal dunia dan menjadi primadona bisnis baru di
abad 21 ini, masyarakat kita telah memraktekkan prinsip-prinsip industri kreatif di kehidupan keseharian
mereka. Industri batik rakyat, begitu mereka biasa dikenal, telah hidup dan menghidupi sebagian besar
masyarakat Jawa. Di berbagai desa dan pasar tradisional, penjualan kain batik dan aplikasinya telah
menjadi bagian penting dari denyut ekonomi masyarakat lokal, hingga sekarang. Sebuah pencapaian
yang patut diapresiasi.
Apresiasi tentu tidak hanya berhenti pada batasan pencapaian ekonomi. Tapi lebih daripada itu, batik
sebagai sebuah warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO di tahun 2010 harus terus diusahakan
untuk tetap hidup dan menghidupi masyarakat. Sejalan dengan program pengembangan industri kreatif
dan ACI - Aku 100% Cinta Indonesia, pemerintah memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pelestarian
batik beserta seluruh nilai budaya dan ekonomi yang menyertainya.
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIASAMBUTAN
Ada 4 (empat) tahapan penting dalam kampanye ACI
1) membangun kesadaran Bangsa Indonesia diharapkan mengerti, memahami dan menyadari kekayaan warisan budaya
yang dimiliki
2) Membangun minat Setelah menyadari kekayaan warisan budaya yang dimiliki, diharapkan mereka akan memiliki
minat untuk ikut melestarikan, dalam hal ini menggunakan batik dalam kehidupan keseharian.
3) Menumbuhkan rasa setia Kebanggaan akan produk asli Indonesia yang tidak kalah dari segi kualitas maupun desain dengan
sendirinya akan menciptakan rasa setia masyakarat untuk selalu mengenakan produk dalam
negeri. Secara tidak langsung, mereka akan membantu negara dalam menghemat devisa.
4) Bertindak untuk mengajak pihak lain Tahapan terakhir yang diharapkan adalah menciptakan situasi agar mereka tergerak untuk
mengajak pihak lain berbuat hal yang serupa.
Pada titik ini, saya melihat bahwa buku Teknik dan Ragam Hias Batik Yogya dan Solo karya Ibu Ir. Sri
Soedewi Samsi ini menemukan momentumnya. Bukan karena buku ini menampilkan koleksi batik yang
sudah jadi, tapi justru sebaliknya, karena buku ini memuat pola dasar 370 motif batik tradisional Yogya
dan Solo yang beliau kumpulkan selama lebih dari 30 tahun. Memang belum seluruhnya dituangkan
dalam buku ini, karena tanpa kita sadari, ternyata masyarakat telah menghasilkan ribuan desain motif/
pola dari hasil pergulatan mereka dengan batik selama berabad-abad. Disamping koleksi pola dasar, buku
ini juga menjelaskan dengan rinci cara pembuatan batik, mulai dari alat-alat pembatikan, memotong
kain, cara menggoreskan lilin di kain hingga mewarnai. Bahkan resep pewarnaan pun dimuat disini.
Seperti halnya ibu Dewi, saya berharap buku ini bisa menjadi panduan bagi siapapun yang ingin belajar
tentang batik dan seluk-beluknya. Bagi para pengusaha batik rakyat yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, semoga buku ini bisa menjadi referensi kekayaan motif tradisional dan bisa diaplikasikan
untuk memperkaya produk mereka.
Dr. MARI ELKA PANGESTUMenteri Perdagangan Republik Indonesia
Bagi masyarakat Jawa, Batik adalah bagian dari nafas kehidupan. Siklus kehidupan orang Jawa tidak akan terlepas dari Batik. Sejak hari pertama dilahirkan ke bumi, bayi Jawa akan dibungkus dengan kain batik untuk melindungi tubuh mungilnya dari panas dan dingin. Ketika menginjak dewasa dan melangsungkan pernikahan, Batik pula busananya. Bahkan pada saat ajal menjemput, batik akan menyelimuti hingga detik terakhir sebelum dimasukkan ke liang lahat.
Pergulatan intens masyarakat Jawa dengan Batik melahirkan kekayaan corak, motif, gaya dan teknik pembatikan. Ribuan corak dan motif batik telah hidup dan berkembang di masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu, lengkap dengan makna filosofis yang terkandung di dalamnya.
Kesahajaan cara hidup orang Jawa yang enggan untuk menonjolkan diri, telah melahirkan dilema dalam penelusuran sejarah desain batik. Masing-masing daerah di tanah Jawa telah memiliki motif dan corak yang khas, yang dikenal luas sebagai identitas daerah tersebut. Namun tidak banyak yang tahu tentang penciptanya. Yang mereka tahu, motif atau corak tersebut sudah ada di masyakarat sejak dulu dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui ‘pengajaran lisan’, dari mulut ke mulut.
Ketiaadan referensi tertulis mengenai koleksi motif atau corak batik tradisional menyebabkan kesenjangan pengetahuan antar generasi. Masalah akan muncul ketika generasi tua yang mengerti tentang motif atau corak tersebut telah tiada tanpa sempat menurunkan seluruh ilmunya kepada generasi muda. Kesenjangan ini menimbulkan ketidakmengertian generasi muda akan kekayaan warisan masa lalu.
SMKN 1 ROTA Bayat yang dibentuk oleh Yayasan Titian bekerjasama dengan ROTA dan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia mengangkat Batik sebagai salah satu jurusan utama. Karena kami menyadari bahwa Batik –selain keramik- merupakan potensi asli masyarakat desa Bayat dan telah menjadi industri rakyat sejak turun temurun dan terkenal. Visi SMKN 1 ROTA Bayat adalah mencetak para usahawan batik yang mampu menembus pasar internasional.
Ketika kami melakukan saresahan untuk menggodok kurikulum SMK ini lah, kami berjumpa dengan ibu Dewi, sapaan akrab ibu Ir. Sri Soedewi Samsi. Beliau mengungkapkan tentang ribuan koleksi pribadi motif-motif tradisional Jogja-Solo yang sudah dikumpulkan sejak tahun 1970 ketika beliau masih aktif sebagai Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Kerajinan dan Batik.
TITIAN FOUNDATIONSAMBUTAN
Ribuan koleksi motif batik tradisional ini telah digambar ulang menjadi bentuk pola dasar pembatikan. Namun sayangnya, koleksi ini belum mampu tersebar ke masyarakat luas. Sementara di sisi lain, murid-murid kami di SMKN 1 ROTA Bayat -dan juga para pelajar di seluruh Indonesia- tentu sangat memerlukan pola dasar ini sebagai referensi design. Mereka harus menguasai motif tradisional warisan leluhur sebagai pijakan untuk berkreasi lebih lanjut. Sehingga mereka akan memiliki akar budaya yang kuat.
Kenyataan ini telah menyadarkan kami akan pentingnya membukukan koleksi motif tradisional ibu Dewi. Ketika niat ini kami sampaikan ke beliau, ternyata beliau sangat antusias dan bahkan memang ini lah yang beliau impikan dari lama. Bahkan beliau berpesan bahwa buku ini nantinya harus bisa ‘dijiplak’ oleh siapapun yang berminat tentang batik atau bekerja di industri pembatikan, terutama industri batik rakyat. Karena pada dasarnya motif ini adalah milik rakyat dan ingin beliau kembalikan lagi ke rakyat. Dengan harapan batik tradisional akan terus hidup dan berkembang di masyarakat Indonesia, pemilik asli warisan Batik.
Keinginan beliau inilah yang menyemangati kami untuk menerbitkannya. 1,000 eksemplar edisi Bahasa Indonesia akan dibagikan Cuma-Cuma kepada sekolah-sekolah seni dan SMK, organisasi batik dan para pembatik di sentra-sentra industri batik rakyat. Kami juga menterjemahkan buku ini ke dalam Bahasa Inggris dengan harapan warisan budaya bangsa ini akan bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Semoga sepenggal pengantar ini bisa memberikan ilustrasi tentang proses pembuatan buku Teknik & Ragam Hias Batik Yogya dan Solo karya ibu Ir. Sri Soedewi Samsi. Seberapa besar pun usaha kami ketika membantu menerbitkan buku ini, pada akhirnya, kesahajaan ibu Dewi pula lah yang menyadarkan kami, bahwa yang kami lakukan hanya lah menandai satu titik kecil pada kain panjang sejarah yang telah dibentangkan dengan gigih oleh para leluhur kita.
Kepada bangsa Indonesia pula lah kami persembahkan buku ini. Sebagai penanda kemegahan masa silam, untuk menyongsong kegemilangan masa depan.
LILY KASOEMPendiri Yayasan Titian
Segala puji hanyalah untuk Allah semata. Semoga sholawat serta salam terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Tulisan ini dihadapkan kepada para pembaca sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan dan melestarikan seni kerajinan (kriya) batik, yang telah diakui secara Internasional (diumumkan oleh Unesco pada tanggal 2 Oktober 2009) sebagai warisan budaya Indonesia. Walaupun beberapa waktu terakhir ini penggunaan batik sebagai pakaian sehari-hari sangat marak, tetapi pemahaman terhadap teknologi batik yang penuh filosofi dan cita rasa seni dalam pembuatannya, terlihat masih kurang diperhatikan, terutama oleh generasi muda. Oleh karenanya, sekarang adalah saatnya, menyegarkan pemahaman mereka tentang seni kerajinan batik terutama proses membatik yang sebenarnya. Buku Teknik dan Ragam Hias Batik ini, adalah salah satu upaya kecil yang diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam pengenalan yang informatif dan mudah dimengerti tentang batik dan proses membatik.
Teknik kerajinan batik merupakan suatu proses yang membutuhkan ketelitian, ketekunan kerja, serta kehalusan rasa terhadap seni keindahan batik. Hal ini pasti sudah dipahami dan dirasakan benar oleh masyarakat pecinta batik yang selalu ingin mengabadikan batik. Seiring dengan upaya pelestarian budaya yang sangat bernilai ini, tentunya juga perlu ditumbuhkan rasa menghargai pada teknologi batik yang mampu menghasilkan kriya batik yang halus dan tinggi nilai seninya. Pengenalan melalui pembelajaran yang menarik kepada para siswa sekolah, diharapkan mampu membuat mereka tertarik untuk berperan serta dalam pelestarian seni budaya asli Indonesia ini.
Tulisan di dalam buku ini adalah pembelajaran teknik membatik, mulai dari pengenalan terhadap batik dan membatik sebagai produk budaya, teknologi dan seni dalam proses membatik, serta kumpulan ragam hias (pola) batik. Diharapkan buku ini dapat menjadi pedoman dalam belajar membatik dan referensi bagi pelaku industri batik, khususnya ragam hias batik Yogyakarta dan Solo. Sebagai acuan, buku ini memuat teknik membatik yang dilengkapi dengan beberapa resep warna dan lilin yang disarikan dari praktek selama bertahun-tahun. Ragam hias (pola) batik yang telah dikumpulkan secara intensif sejak tahun 1960, dalam buku ini, disampaikan sebagai pola yang bisa dipergunakan untuk mengembangkan produksi batik.
Tulisan ini merupakan hasil dan pengalaman kerja dalam lingkungan pembatik, baik pengusaha perorangan, sebagai karyawan Departemen Perindustrian maupun tenaga penyuluh.
KATA PENGANTAR
Dengan ketulusan yang sangat mendalam, terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak, terutama kepada:• Ibu Hestisara Sukanto Reksohadiprodjo, Bp. Hasyim Djojohadikusumo dan Paguyuban
Pecinta Batik Indonesia Sekarjagad di Yogyakarta yang telah membantu untuk mencetak buku Teknik dan Ragam Hias Batik pada tahun 2007 (sebelum cetakan buku sekarang ini) dalam jumlah terbatas.
• Ibu Lily Kasoem dan Pengurus Yayasan Titian sehingga buku Teknik dan Ragam Hias Batik yang telah disempurnakan bisa dicetak dan diterbitkan pada tahun 2010.
• GKR Hemas sebagai Kepala Dekranas Propinsi DIY yang telah berkenan memberikan sambutan pada buku Teknik dan Ragam Hias Batik.
• Ibu Mangundikarso (Almarhumah) yang menggambar pola sehingga kumpulan pola dapat dikelola secara sistematis
• Anak-anak, semua menantu, dan semua cucu yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan buku ini dan menulis buku lainnya.
• Teman-teman yang tidak disebutkan disini satu persatu, yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga buku ini dapat ditulis.
Upaya pelestarian budaya batik ini, akan sukses bila masyarakat berperan serta. Sebagai anggota masyarakat, pecinta seni batik, melalui buku ini, penulis berharap, teknologi batik beserta ragam hiasnya dapat diperkenalkan kepada masyarakat, kemudian diperdayakan. Melalui buku ini pula, diharapkan siswa-siswa sekolah menengah bisa mengenal batik secara lebih baik, kemudian mencintainya, dan mengembangkan sebagai budaya yang selalu hidup sepanjang waktu. Dengan demikian, proses pembuatan batik yang penuh dengan filosofi juga tetap terwariskan pada generasi-generasi penerus yang pintar dan maju dalam berpikir.
Kekurangsempurnaan dalam penulisan buku ini sangat disadari, oleh karenanya kritikan dan saran untuk perbaikan, sangat diharapkan.
SRI SOEDEWI SAMSI
SAMBUTANKATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR
viiixiv
xviii
TEKNOLOGI DAN SENI DALAM PROSES BATIK
Peralatan Membatik Perlengkapan Membatik Macam-macam Lilin untuk MembatikMembuat Lilin Batik “Njebor”Bahan Utama BatikProses MambatikMembatikProses Pewarnaan Batik Batik Sutra Batik Ornamen Tertentu
19
17222733373847537375
BAB-2
BATIK DAN MEMBATIK SEBAGAI PRODUK BUDAYA
Sejarah dan Perkembangan BatikMembatik dan Kehidupan MasyarakatUpaya Pelestarian Batik
5
71011
BAB-1
PENDAHULUAN 3
DAFTAR ISI
KUMPULAN RAGAM HIAS
Ragam Hias untuk Isen-isen OrnamenRagam Hias Untuk Isi Bidang DatarRagam Ornamen Batik dengan Isen-isenRagam Hias Garuda
Ragam Hias GeometrisA. Kelompok Ceplok B. Kelompok KawungC. Kelompok Parang D. Kelompok Lereng E. Kelompok Nitik
Ragam Hias Non-Geometris A. Kelompok Lung-lungan dan Semen B. Kelompok Pagersari C. Kelompok Taplak Meja D. Kelompok Wayang
83
ISTILAH DALAM TEKNIK BATIKDAFTAR PUSTAKA
84889095
151153237283327371
417419491509525
BAB-3
579592
R A G A M H I A S G E O M E T R I SD A F TA R G A M B A R
KELOMPOKCEPLOK
KELOMPOKKAWUNG
KELOMPOKPARANG
KELOMPOKLERENG
KELOMPOKNITIK
RAGAM HIAS GEOMETRIS - KELOMPOK CEPLOK
CPK-041CPK-042CPK-043CPK-044CPK-045CPK-046CPK-047CPK-048CPK-049CPK-050
CPK-051CPK-052CPK-053CPK-054CPK-055CPK-056CPK-057CPK-058CPK-059CPK-060
CPK-061CPK-062CPK-063CPK-064CPK-065CPK-066CPK-067CPK-068CPK-069CPK-070
CPK-071CPK-072CPK-073CPK-074CPK-075CPK-076CPK-077CPK-078CPK-079CPK-080
Kembang KapasKembang PalaKembang TanjungKenanga SariKerton BekingkingKerton Pari AnomKlentangKonang SakebonKotak Banci KasutKotak Jamblang
Kotak Peksi KurungKupu AnomLara SedowoLimaranMelati Rinonce IMelati Rinonce IIPari JotoPeksi KurungPeksi PugerPiting Wana
Sawo BludruSedah MirahSekar KopiSekar SembojoSekar SidoguriSekar TanjungSekar TuriSidobaliSidomukti ISisomukti II
Sidomulyo ISidomulyo IISidowuyungSumber LintangTambal WajikTaru PalaTata MargaTirta SariTrilokaTruntum
CPK-001CPK-002CPK-003CPK-004CPK-005CPK-006CPK-007CPK-008CPK-009CPK-010
CPK-011CPK-012CPK-013CPK-014CPK-015CPK-016CPK-017CPK-018CPK-019CPK-020
CPK-021CPK-022CPK-023CPK-024CPK-025CPK-026CPK-027CPK-028CPK-029CPK-030
CPK-031CPK-032CPK-033CPK-034CPK-035CPK-036CPK-037CPK-038CPK-039CPK-040
Arum DaluBintang LuhurBlibar IBlibar IIBudi LuhurCeplok AbimanyuCeplok Ambar SekarCeplok Gambir AnomCeplok Gusti PutriCeplok Hok
Ceplok JelonggrongCeplok KartikoCeplok KeciCeplok Kembang TebuCeplok Kembang WaruCeplok KenongoCeplok Lenggang KangkungCeplok MarganingsihCeplok Mawar SariCeplok Mulyo
Ceplok NeblemCeplok PadelenganCeplok Pramugari ICeplok Pramugari IICeplok Prana JiwoCeplok Sekar BangahCeplok Sekar SidoguriCeplok SirapCeplok Tanjung SariCeplok Tebu Mangli
Ceplok WahyuningratCipto DadiGambiro WatiGandariaGendala GiriGlagah KurungGrompol IGrompol IIIndro KeloKartiko Wati
156157158159160161162163164165
166167168169170171172173174175
176177178179180181182183184185
186187188189190191192193194195
196197198199200201202203204205
206207208209210211212213214215
216217218219220221222223224225
226227228229230231232233234235
RAGAM HIAS GEOMETRIS - KELOMPOK KAWUNG
RAGAM HIAS GEOMETRIS - KELOMPOK PARANG
PRG-001PRG-002PRG-003PRG-004PRG-005PRG-006PRG-007PRG-008PRG-009PRG-010
PRG-011PRG-012PRG-013PRG-014PRG-015PRG-016PRG-017PRG-018PRG-019PRG-020
PRG-021PRG-022PRG-023PRG-024PRG-025PRG-026PRG-027PRG-028PRG-029PRG-030
Parang AdiningdarParang BaladewaParang BasukiParang CampursariParang CentungParang CulpringParang CurigoParang Curigo NataParang Gagak SetyraParang Gendewa
Parang Godong MawarParang Gunung PayungParang HarjunoParang HukParang JoyopuroParang KarnoParang KaryoParang JkertonParang KomojoyoParang Kondur Baris
Parang Kumala SariParang KumudoningratParang KusumoParang Kusumo BesarParang Laras MadyoParang LarasatiParang MintunoParang Muncar IParang Muncar IIParang Muninggar
266267268269270271272273274275
276277278279280281282283284285
286287288289290291292293294295
PRG-031PRG-032PRG-033PRG-034PRG-035PRG-036PRG-037PRG-038PRG-039PRG-040
PRG-041PRG-042PRG-043PRG-044PRG-045PRG-046PRG-047PRG-048PRG-049PRG-050
PRG-051PRG-052PRG-053PRG-054PRG-055PRG-056PRG-057PRG-058PRG-059PRG-060
Parang NengkuloParang NingsihParang PandansariParang PariParang Parikesit PutriParang PoncowatiParang Pucang RinenggoParang Rusak BarongParang SambaParang Sarpokenoko
Parang Sawut IParang Sawut IIParang Sawut SelingParang SemiajiParang SenoParang SetoParang SetyowatiParang Sido WuyungParang SidorejoParang Sidoreno
Parang Sinjang LogaParang SisikParang SrimpiParang SukowatiParang SumboParang TarupoloParang TekiParang TirtoParang TrilokaParang Turunsih
296297298299300301302303304305
306307308309310311312313314315
316317318319320321322323324325
KWG-001KWG-002KWG-003KWG-004KWG-005KWG-006KWG-007KWG-008KWG-009KWG-010KWG-011KWG-012
Ceplok Kawung GringsingKawung BetonKawung BligonKawung BrendiKawung Cacah GoriKawung GalarKawung GambokKawung KemplongKawung KepyarKawung MangkuratKawung NdilKawung Picis
239240241242243244245246247248249250
KWG-013KWG-014KWG-015KWG-016KWG-017KWG-018KWG-019KWG-020KWG-021KWG-022KWG-023
Kawung PlentongKawung PutriKawung PutroKawung Sawo BeludruKawung SenKawung UkelKawung UterKawung WinarnoSawo ManilaSawo PecahSawo Tanjungsari
251252253254255256257258259260261
RAGAM HIAS GEOMETRIS - KELOMPOK LERENG
RAGAM HIAS GEOMETRIS - KELOMPOK NITIK
LRG-011LRG-012LRG-013LRG-014LRG-015LRG-016LRG-017LRG-018LRG-019LRG-020
Lereng Prana JiwoLereng Rujak Senthe ILereng Rujak Senthe IILereng Rujak TalesLereng TatagantiLereng TritisLereng Udan NirisLereng Uceng UdikLereng SukorenoLereng WeningsariParang
LRG-001LRG-002LRG-003LRG-004LRG-005LRG-006LRG-007LRG-008LRG-009LRG-010
Dana TirtaLereng AbiyosoLereng Bangun NingratLereng BlabaganLereng Cagak TalangLereng CandipuroLereng Golang GalingLereng Kembang BayemLereng ModangLereng Paripurno
330331332333334335336337338339
340341342343344345346347348349
NTK-022NTK-023NTK-024NTK-025NTK-026NTK-027NTK-028NTK-029NTK-030NTK-031
NTK-032NTK-033NTK-034NTK-035NTK-036NTK-037NTK-038NTK-039NTK-040NTK-041NTK-042
Nitik Sekar JambetNitik Sekar KenongoNitik Sekar KentangNitik Sekar KepelNitik Sekar ManggarNitik Sekar MelatiNitik Sekar MenurNitik Sekar Pala INitik Sekar Pala IINitik Sekar Polong
Nitik Sekar Randu INitik Sekar Randu IINitik Sekar Randu IIINitik Sekar SawoNitik Sekar SedahNitik Sekar TebuNitik Sekar Teleng INitik Sekar Teleng IINitik Tanjung Gunung INitik Tanjung Gunung IINitik Tanjung Gunung III
375376377378379380381382383384
385386387388389390391392393394395
NTK-001NTK-002NTK-003NTK-004NTK-005NTK-006NTK-007NTK-008NTK-009NTK-010
NTK-011NTK-012NTK-013NTK-014NTK-015NTK-016NTK-017NTK-018NTK-019NTK-020NTK-021
Nitik Ceplok LiringNitik Dara GelarNitik GrompolNitik KartikaNitik KapulogoNitik NagasariNitik Nuju PranaNitik PandanwangiNitik RumpukNitik Sekar Andalia
Nitik Sekar AnggrekNitik Sekar BangahNitik Sekar BlimbingNitik Sekar CendulNitik Sekar Cengkeh INitik Sekar Cengkeh IINitik Sekar DelimoNitik Sekar GiwangNitik Sekar JagungNitik Sekar JaliNitik Sekar Jambe
354355356357358359360361362363
364365366367368369370371372373374
R A G A M H I A S N O N G E O M E T R I SD A F TA R G A M B A R
KELOMPOKLUNG-LUNGANDANSEMEN
KELOMPOKPAGERSARI
KELOMPOKTAPLAKMEJA
KELOMPOKWAYANG
RAGAM HIAS NON GEOMETRIS - KELOMPOK LUNG-LUNGAN DAN SEMEN
RAGAM HIAS NON GEOMETRIS - KELOMPOK PAGERSARI
LNG-001LNG-002LNG-003LNG-004LNG-005LNG-006LNG-007LNG-008LNG-009LNG-010LNG-011
LNG-012LNG-013LNG-014LNG-015LNG-016LNG-017LNG-018LNG-019LNG-020LNG-021LNG-022
LNG-023LNG-024LNG-025LNG-026LNG-027LNG-028LNG-029LNG-030LNG-031LNG-032LNG-033
AnggurAnggur GawokBabon Angrem IBabon Angrem IICendrawasiCuwiri SoloDebyahGabah SinawurGabah SoloGajah BirowoGajah Mada
Gandrung ManguGendala GiriGlathik MandringGrageh Waluh NagaKembang BangahKembang GedhangKenakaKenongo SariKestubo IKestubo IIKlewer
KundasiLangendariLar Mungo ILar Mungo IILar Mungo IIILung TanjungMadukoroMangkoroNgulandoroNaga GeniNuju Prana
403404405406407408409410411412413
414415416417418419420421422423424
425426427428429430431432433434435
LNG-034LNG-035LNG-036LNG-037LNG-038LNG-039LNG-040LNG-041LNG-042LNG-043LNG-044
LNG-045LNG-046LNG-047LNG-048LNG-049LNG-050LNG-051LNG-052LNG-053LNG-054LNG-055
LNG-056LNG-057LNG-058LNG-059LNG-060LNG-061LNG-062LNG-063LNG-064LNG-065LNG-066
Parang JaladriPeksi BodholPeksi WuyungRemujungSarang BurungSekar AnggrekSekar AsterSekar Cubung ISekar Cubung IISekar KanthilSekar Kemuning
Sekar SemanggiSekat TerateSembagenSemen GanggoSemen Gunung ISemen Gunung IISemen KenakoSemen KeongSemen KubarjoSemen MadrimSemen Merak
Semen MurboSemen OtekSemen RomoSemen Sido WuyungSemen SinomSemen YuyuSrikoyoTrenggulingTriomWalangWuni
436437438439440441442443444445446
447448449450451452453454455456457
458459460461462463464465466467468
PGS-009PGS-010PGS-011PGS-012PGS-013PGS-014PGS-015
Pagersari 6Pagersari 7Pagersari 8Pagersari 9Pagersari 10Pagersari 11Pagersari 12
481482483484485486487
PGS-001PGS-002PGS-003PGS-004PGS-005PGS-006PGS-007PGS-008
GardenLereng Seling 1Lereng Seling 2Pagersari 1Pagersari 2Pagersari 3Pagersari 4Pagersari 5
473474475476477478479480
RAGAM HIAS NON GEOMETRIS - KELOMPOK TAPLAK MEJA
TPM-007TPM-008TPM-009TPM-010TPM-011TPM-012
Motif Taplak Meja – 7Motif Taplak Meja – 8Motif Taplak Meja – 9Motif Taplak Meja – 10Motif Taplak Meja – 11Motif Taplak Meja – 12
497498499500501502
RAGAM HIAS NON GEOMETRIS - KELOMPOK WAYANG
TPM-001TPM-002TPM-003TPM-004TPM-005TPM-006
Motif Taplak Meja – 1Motif Taplak Meja – 2Motif Taplak Meja – 3Motif Taplak Meja – 4Motif Taplak Meja – 5Motif Taplak Meja – 6
491492493494495496
WYG-001WYG-002WYG-003WYG-004WYG-005WYG-006WYG-007WYG-008WYG-009WYG-010WYG-011WYG-012WYG-013
WYG-014WYG-015WYG-016WYG-017WYG-018WYG-019WYG-020WYG-021WYG-022WYG-023WYG-024WYG-025WYG-026
AnomanAswotomoBagongBambang AsmoroBetari DurgaBethoro BayuBethoro BismoBethoro GuruBethoro IndraBethoro SiwoBethoro SurogonaBethoro WisnuBolodewo
BremanaCangikCitraksoDersonoloDewi UmaDrupadiDuryudono GarengGuritnoGuru BismoHyang TemboraJembowatiJoko Puring
507508509510511512513514515516517518519
520521522523524525526527528529530531532
WYG-027WYG-028WYG-029WYG-030WYG-031WYG-032WYG-033WYG-034WYG-035WYG-036WYG-037WYG-038WYG-039
WYG-040WYG-041WYG-042WYG-043WYG-044WYG-045WYG-046WYG-047WYG-048WYG-049WYG-050WYG-051WYG-052
KamaratihKarnoLesmonoLimbukManik Mayoso MustakaweniNagaginiNawangsihOngkowijjoyoOntobogaPergiwatiPergiwoPetruk
Prabu RamaPrabu SalyoPujowatiSemarSengkuniSetyowatiSomboSrikandiSoroitoSurtikantiSuryawatiTogogUrang Ayu
533534535536537538539540541542543544545
546547548549550551552553554555556557558
3
PENDAHULUAN
Batik sebagai produk budaya
sudah memasyarakat dan aktivi-
tas membatik sejak dahulu kala
menjadi kegiatan masyarakat
Jawa khususnya kaum perem-
puan. Saat ini batik tidak hanya dikenakan sebagai
busana saja tetapi juga dapat dibuat menjadi
berbagai macam benda fungsional seperti gordin,
bantal, kursi, tas, dompet, taplak dan aneka
keperluan rumah tangga lainnya.
Sebelum membahas hal-hal yang berkaitan
dengan batik, terlebih dahulu akan dijelaskan
arti kata batik. Dahulu kala batik berasal dari kata
‘hamba-tik’ yang berarti membuat titik dan ‘titik’
adalah suatu motif tertua yang telah ditemukan.
Dengan titik-titik yang disusun dan dirangkai
dapat tercipta lebih dari 60 motif batik dan dengan
berkembangnya kebudayaan dan kreativitas da-
lam kehidupan maka sampai sekarang motif batik
menjadi sangat banyak tak terhitung.
PENDAHULUAN
4 TEKNIK DAN RAGAM HIAS BATIK
Buku ini membahas mengenai teknik membatik
dan ragam hias batik terutama yang berkaitan
dengan batik klasik atau batik tradisional yang
akan diuraikan secara singkat untuk memberikan
gambaran tentang:
1. Teknologi produk batik
2. Kekayaan motif batik
3. Rincian motif batik
Selain itu juga bisa dipelajari cara membatik
klowong, isen-isen, dan nembok pada bermacam-
macam motif/pola. Juga dijelaskan tentang cara
membatik dengan menerapkan isen-isen untuk
bunga, daun-daun dan bentuk-bentuk lain. Juga
cara membatik untuk batik latar putih, latar hitam
atau batik granit dan cara mengisi bidang batik
untuk latar putih atau latar hitam, dan lain-lainnya.
Jika seseorang telah mempelajari dan bisa membatik
klowong sebuah motif/pola, memberi isen-isen dan
me-nembok, maka orang tersebut pasti sudah
dianggap dapat membatik berbagai macam motif
batik.
Di dalam Bab 3, KUMPULAN RAGAM HIAS, di-
tampilkan gambar-gambar batik klowong suatu
motif batik dengan ukuran yang sebenarnya beserta
isen-isen-nya (skala 1:1). Sehingga gambar-gambar
motif ini dapat langsung dipakai sebagai pola batik
(nyorek). Meski demikian, ukuran gambar-gambar
ragam hias dapat juga disesuaikan dengan motif
ataupun latar yang diinginkan.
Di antara gambar-gambar motif batik tersebut
terdapat gambar motif dua garis yang berdekatan
atau sejajar. Apabila akan menggunakan
gambar ini sebagai pola (nyorek) pada mori, cara
menggambarnya cukup digambar satu garis saja.
Pada gambar motif lung-lungan (LNG), hampir
semua gambar motif dikecilkan dari gambar motif
aslinya.
Gambar-gambar motif batik dibagi dalam bebe-
rapa kelompok motif, yaitu:
1. Ceplok
2. Kawung
3. Lereng dan Parang
4. Nitik
5. Lung-lungan dan Semen
6. Pinggiran Pagersari
7. Wayang
8. Taplak Meja
Secara garis besar ragam hias motif batik dibagi
dalam dua golongan, yaitu ragam hias motif batik
geometris dan ragam hias motif batik nongeometris.
Yang termasuk golongan ragam hias motif batik
geometris adalah:
a. Bentuk garis silang yaitu ceplok dan kawung
b. Bentuk garis miring yaitu parang dan lereng
c. Bentuk tenun dan anyaman yaitu nitik
Yang termasuk golongan ragam hias motif batik
non-geometris adalah:
a. Bentuk daun dan bunga
b. Bentuk bunga dikombinasikan dengan gambar
hewan
c. Bentuk bunga dikombinasikan gambar satwa
dan lar
Bab-bab berikut ini akan menjelaskan secara rinci
mengenai batik.
BATIK DAN MEMBATIK - SEBAGAI PRODUK BUDAYA 7
I ndahnya suatu produk kebudayaan tra
disional Nusantara yang dapat dipakai
oleh si a pa pun, batik pastinya. Batik
seba gai hasil seni dalam kebudayaan In
donesia telah diproduksi oleh masyara
kat tertentu yang menyukai dan yang mengem
bangkan proses produksi batik. Karena pengaruh
sentuhan para seniman, teknologi maupun pe
makai, maka batik dapat berkembang pesat, baik
produksi maupun pemasarannya.
Sudah diketahui bahwa kain batik adalah ba
han tekstil (katun, sutra atau organdi) yang telah
dibatik dan digunakan orang untuk sandang se
perti kain, selendang atau sarung. Orang lain yang
melihat, akan memadukan hasil penglihatan dan
perasaan sehingga memberikan ungkapan akan
keindahan motif dan warna. Keindahan motif dan
warna akan dapat diterima masyarakat sesuai seni
budaya yang sedang berkembang pada saat itu.
Hasilnya terjadilah perkembangan batik, baik mo
tif maupun kegunaannya. Batik adalah pelekatan
lilin pada kain putih sebelum kain tersebut diberi
warna. Cara pelekatan lilin ini ada bermacam
macam, antara lain menggunakan canting, can
ting cap atau kuas.
Kebudayaan batik tradisional semula tumbuh
di dalam keratonkeraton Jawa dan berkembang
di dalam lingkungan itu. Perkembangan teknik
memproduksi batik terjadi di keraton juga. Situasi
yang masih erat dengan kehidupan tradisional,
situasi lingkungan yang masih mempertahankan
unsurunsur kebudayaan HinduJawa, memberi
kan kesempatan para wanita keraton mendalami
salah satu dasar pendidikan seni kriya batik, mulai
dari menyusun motif sampai membatiknya.
Susunan beberapa motif batik ada yang di
kaitkan dengan peristiwa yang terjadi di lingku
ngan keraton dan hanya dipakai pada saatsaat
tertentu saja. Seni batik pada saat itu tidak hanya
untuk dilihat keindahannya saja, tetapi merupa
kan hasil kebudayaan tradisional Jawa yang meli
batkan cita rasa yang halus, olah batin yang men
dalam dan ketekunan.
Motif batik yang dipakai sebagai pakaian hari
an ada bermacammacam coraknya. Pada upaca
ra adat tertentu seperti perkawinan, motif batik
yang dipergunakan antara lain truntum, grompol,
nogosari, gringsing ceplok mangkoro, sidoasih,
sidomulyo, sidomukti, semen rama dan nitik cakar
ayam. Semua motif tersebut melambangkan ke
suburan dalam mengarungi hidup baru. Upacara
upacara lain yang menggunakan motif khusus an
tara lain supitan (sunatan), taraban (mulai haid),
mitoni atau tingkeban dan kematian.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BATIK
8 TEKNIK DAN RAGAM HIAS BATIK
Para putri keraton membuat batik hanya
ngeng reng saja, kemudian diteruskan oleh ma
syarakat di luar keraton. Kegiatan membatik yang
diteruskan di luar keraton menjadikan motif batik
tersebar dan berkembang sesuai daerah penye
barannya. Penduduk di luar lingkungan keraton
tergugah dan kreatif menyediakan apa yang di
perlukan untuk memproses pe
nyelesaian batik keraton. Maka
timbullah pengusaha atau sau
dagar batik. Mulamula tempat
nya di dekat keraton dengan
produksi batik berwarna putih
coklat dan biru tua. Perkem
bangan zaman, maka produsen
batik tumbuh di manamana
khususnya di daerah Yogyakarta
dan Surakarta.
Pada tahun 1960 sampai
dengan 1980 produksi batik
sangat berkembang di pulau
Jawa. Banyak pengusaha batik,
baik yang memproduksi batik
warna putih coklatbiru tua maupun batik ber
warna yang merupakan hasil perkembangan batik
saat itu. Adanya Kantor Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik dari
Depertemen Perindustrian di Yogyakarta (dahulu
namanya Balai Penelitian Batik Departemen Per
industrian) memberikan dukungan yang berarti
dalam perkembangan teknologi batik, sehingga
jumlah pengusaha dan pemasaran batik tumbuh
pesat pada periode itu. Peminat batik di masyara
kat, baik muda maupun tua cukup besar. Para
pengusaha melakukan pengembangan motif ba
tik tulis dan terutama pengembangan motif batik
cap. Penggunaan batik pun berkembang tidak
hanya sebagai busana, tetapi juga dimanfaatkan
untuk membuat bermacammacam aksesori.
Mulai tahun 1981 perkembangan batik me
redup terutama yang dipakai untuk berbusana
pakaian tradi sional, karena orang
mencari praktisnya. Demikian
pula kebudayaan kita yang sema
kin berubah karena saat itu mulai
berkembang teknologi informasi
canggih sehingga menjadikan
masya rakat mampu memperoleh
informasi serba cepat dan ba
nyak sehingga sangat mudah
terjadi perubahan. Mobilitas me
ningkat, pengaruh gaya hidup
luar Indonesia sangat banyak,
sampaisampai kecintaan akan
budaya sendiri sedikit luntur di
antaranya mulai meninggalkan
batik terutama yang digunakan
untuk kegiatan seharihari.
Keberadaan batik dalam kehidupan masyara
kat saat itu cenderung kurang menggembirakan,
tidak dapat mengejar perkembangan dunia teks
til, juga dari dunia seni, teknologi, desain dan
lainnya. Meski demikian tidak dipungkiri ada be
berapa orang yang sukses karena batik dan hal ini
kelihatan akan selalu terjadi karena batik adalah
kebudayaan asli Indonesia yang sangat melekat
pada kehidupan masyarakatnya.
Kain batik atau produk batik, baik yang di
BATIK DAN MEMBATIK - SEBAGAI PRODUK BUDAYA 9
tulis dengan canting, dicap dengan canting cap
maupun dilukis dengan kuas, setelah diwarnai
dan lilin sudah di-lorod (dihilangkan) hasilnya
akan dinikmati oleh pemilik atau pembeli. Cara
melihat dan memberi nilai suatu produk batik bi
asanya dengan membuka lebar kain batik itu dan
meletakkannya (membentangkan). Gambar suatu
kain batik itu akan hidup atau mempunyai daya
tarik sendiri. Indah tidaknya suatu batik dilihat
dari segi keindahan warna, corak dan goresan li
lin, lembutnya gambar dan kehalusan kain putih
dasarnya. Pada setiap produk batik, goresan can
ting dan tata warna dapat menunjukkan ornamen
khas daerah masingmasing pembatiknya.
Pada saat batik sedang di puncak, banyak
sekali tumbuh produsen atau pengusaha batik
untuk memenuhi permintaan pasar, baik pasar
dalam maupun luar negeri. Batik dipergunakan
masyarakat untuk berpakaian misalnya pakaian
nasional wanita (pelengkap kebaya), kemeja la
kilaki, gaun wanita, celana panjang, selendang,
menggendong anak, sarung, gordin, bantalan
kursi, sarung bantal, sprei, bed cover dan lain
lain. Kualitas batik bermacammacam. Ada yang
berkualitas kasar dan murah harganya, ada yang
berkualitas sedang dengan harga menengah dan
yang berkualitas halus dengan harga yang tentu
nya mahal. Produksi batik dan penggunaannya,
terutama batik tulis halus dan berkualitas bagus
makin sedikit diminati masyarakat karena be
berapa penyebab. Yang pertama karena mahal
harganya dan penyebab yang lain karena peng
gunaannya biasanya kain batik tulis halus beru
pa kain sebagai busana nasional yang cara me
makainya agak susah dan kurang praktis.
Berkurangnya orang yang punya keahlian
membatik tulis, membuat batik cap batik, mem
buat alat cap batik dan pemakai batik, menjadi
kan volume produksi batik sangat berkurang.
Tetapi masalah itu sebenarnya telah diatasi de
ngan produksi printing yang harganya sangat
terjangkau oleh masyarakat meski kualitas hasil
produknya jelas lain sekali dengan produksi batik
asli.
Di masyarakat saat ini ada beberapa kelom
pok produsen berdasarkan permintaan batik yang
berkembang, yaitu:
1. Kelompok aneka produk batik tulis halus
2. Kelompok produk batik tulis kasar dan batik cap
3. Kelompok aneka produk tekstil motif batik
4. Kelompok seni lukis batik
Jika batik dijadikan identitas bangsa Indone
sia, maka kebudayaan kriya batik perlu dipelihara
dan dipertahankan. Caranya dapat dilakukan dari
berbagai sudut, antara lain melestarikan penge
tahuan tentang membatik dengan canting, pe
ngetahuan tentang penggunaan canting cap dari
tembaga, pengetahuan tentang proses pewarna
an, juga caracara pembuatan canting tulis dan
canting tembaga itu, serta halhal lain yang ber
hubungan dengan batik.
10 TEKNIK DAN RAGAM HIAS BATIK
Perajin atau pengusaha batik tulis biasanya ting
gal di kota. Yang mereka lakukan adalah proses
pewarnaan dan proses lainnya sehingga kain
menjadi kain batik siap pakai dan dijual. Para pe
rajin di kota ini bekerja sama dengan pembatik di
desa. Biasanya pembatik dari desa pergi ke kota
untuk mengambil mori dari perajin/pengusaha
di kota, baik mori yang sudah dicorek (digambari
pola batik) maupun yang belum dicorek. Proses
membatik mori dilakukan di
desa, dimulai dari membatik
klowong (ngengreng dan te-
rus an), isen-isen dan cecek
(ngeng reng dan terusan), nem-
bok (ngengreng dan terusan),
sampai selesai. Selanjutnya
di ba wa ke kota lagi untuk di
kem balikan atau disetor ke
pemilik mori/pengusahanya.
Upah membatik ada dua
macam yang ditentukan oleh
dua kondisi kehidupan pembatik, yaitu mereka
yang bekerja sebagai pembatik untuk mendapat
kan penghasilan utama dan mereka yang mem
batik sebagai pekerjaan sambilan untuk mengisi
waktu luang dari pekerjaan pokoknya (misalnya
bertani).
Upah membatik bagi orangorang yang
membatik sebagai pekerjaan utama untuk mem
peroleh penghasilan, sangat ditentukan oleh
pemesan/pengusaha. Pembatik tidak mengerti
dan tidak dapat menghitung berapa seharus
nya upah yang mereka terima. Jika ada kenaikan
harga lilin, maka kenaikan harga lilin itu dipakai
sebagai alasan untuk meminta kenaikan upah
kerjanya. Para pembatik baru dapat memperoleh
upah nya setelah satu kain batik selesai dibatik,
dan ini dapat memakan waktu beberapa hari,
jadi bukan berdasarkan upah harian. Hal inilah
yang merupakan salah satu sebab mengapa
tenaga pembatik menjadi
b e r k u r a n g k a r e n a u p a h
mem batik kurang menarik
yang biasanya berupa upah
harian. Mereka ba nyak yang
lebih suka bekerja pada peng
usaha kerajinan (kriya) lain
bukan batik yang upahnya
bisa diperoleh setiap hari
atau bekerja di pa brik se
bagai buruh.
Membatik adalah ke
giat an sebagai pengisi wak tu (pekerjaan sam
bilan) di antara tugas pokoknya, tetapi juga
menjadi hiburan bagi ibuibu yang mengang
gur karena tidak mempunyai pekerjaan utama
atau saat bukan waktu nya bertani di sawah/
tegalan. Bagi karya wan keraton atau abdi
dalem , membatik adalah pekerjaan sambilan
nya di antara tugas utamanya di keraton maka
besarnya upah membatik tidak diutamakan
karena bukan merupakan penghasilan pokok.
MEMBATIK DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
BATIK DAN MEMBATIK - SEBAGAI PRODUK BUDAYA 11
Batik Indonesia sangat dikagumi oleh banyak
orang, baik dalam maupun luar negeri. Telah
diketahui bahwa proses membatik itu sangat
rumit tetapi motif batik yang dihasilkan menjadi
sa ngat indah dan mempunyai kekhasan khusus
yang mencerminkan seni, budaya dan desain
Indonesia. Indahnya dan hidupnya motif batik
akan lebih terlihat dari hasil perpaduan proses
pembatikan, pewarnaan serta kualitas kain putih
nya. Banyak orang asing yang tertarik untuk belajar
membatik di Jawa karena sangat mengagumi
indahnya batik.
Pengaruh globalisasi dunia menyebabkan
budaya luar banyak yang masuk ke Indonesia dan
dampaknya akan mengesampingkan sebagi an
budaya asli kita. Apalagi teknologi informasi dan
komunikasi sudah sangat canggih seakan menjadi
bagian dari kehidupan kita terutama di kota
kota besar sehingga sangat sulit membendung
pengaruh luar dan jika tidak diambil yang positif,
sulit dapat dipadukan de ngan perkembangan
kebudayaan kita. Kemajuan teknologi dan
informasi ini dimanfaatkan oleh pecinta batik
sebagai sarana pemasaran dan perkembangan
budaya batik.
Walaupun begitu masih ada kehidupan di
desadesa di Indonesia yang belum terjangkau
oleh teknologi modern karena kurangnya jari
ngan komunikasi. Kondisi ini sebenarnya ada
manfaatnya karena budaya asli desadesa tidak
atau belum luntur. Cara hidup orang desa masih
UPAYA PELESTARIAN BATIK
sederhana. Umumnya mereka mempunyai per
ada b an dan kebuda yaan sendirisendiri. Di
an ta ra desadesa tersebut masih ada yang
kebudayaan hidupnya mencari nafkah dengan
membatik walaupun sedikit. Sebenarnya pe
ker jaan membatik saat ini kurang diminati
lagi oleh masyarakat terutama oleh gene
rasi mudanya meskipun banyak tenaga kerja
yang menganggur. Mereka tidak lagi berminat
membatik. Hal ini sangat disayangkan sehingga
produksi batik sangat berkurang terutama batik
tulis halus. Karena rendahnya pengetahuan dan
keterampilan sumber daya manusia, selain batik,
pekerjaan lainpun kadangkadang tidak dapat
12 TEKNIK DAN RAGAM HIAS BATIK
Salah satu cara pelestarian agar anak cucu
dapat mengetahui, mempertahankan dan
krea tif memanfaatkan seni kriya batik adalah
mengajarkan seni kriya batik di sekolahsekolah
atau mendirikan kursus batik di luar sekolah. Ada
pepatah “tak kenal maka tak sayang, tak sayang
maka tak cinta” jadi seni kriya batik ini perlu
diperkenalkan kepada anakanak sedini mungkin,
agar tidak punah.
Apabila seni kriya batik yang meliputi per
alatan, proses, bahan serta teknik pewarnaan di beri
kan sebagai teori bagi para siswa dan dipraktikkan
maka akan menghasilkan pengalaman pribadi
siswa yang bermanfaat dan mengagumkan
jika dapat direalisasikan. Misalnya ada sekolah
kejuruan yang membuka jurusan seni kriya batik,
maka akan diluluskan pelajar yang mempunyai
keahlian membatik tulis dan suatu saat nanti akan
dihasilkan tenaga yang menguasai teknologi
pembuatan batik, tenaga pembuat canting cap
batik dari tembaga dan tenagatenaga lain dalam
proses pembatikan termasuk pembatik tulis halus.
Dari manakah guru batik bisa didapatkan?
Mungkin dapat diperoleh dari pengusahapeng
usaha batik, atau dari tenaga pembatik yang masih
tersebar di desadesa tempat batikmem batik ma
sih merupakan budaya setempat. Dikhawatirkan
tenagatenaga pembatik ini, baik tenaga batik tulis
halus, tenaga batik cap atau tenaga kerja batik
lainnya, akan semakin berkurang atau mungkin
hilang sama sekali. Oleh karena itu sekolah
kejuruan tentang batik dapat menjadi satu al
ter nat i f untuk menghasi lk an tenagatenaga
yang memahami batik. Mereka dapat menjadi
dihayati. Untuk itu mereka perlu bimbingan dan
penyuluhan. Kita sebagai generasi penerus kita
diharapkan tetap bisa menjaga agar seni budaya
batik jangan sampai hilang.
Karena berkurangnya masyarakat yang punya
keahlian membatik dan harga bahanbahan untuk
keperluan batik juga semakin mahal maka perda
gangan produk batik makin kurang dan langka.
Produksi batik tulis makin menyusut dan hanya
terdapat di tempattempat tertentu dan terbatas.
Produksi batik banyak mengarah pada seni kriya
lukis. Batik tulis sebenarnya juga merupakan per
wujudan dari seni kriya lukis yang penyelesaian
nya melibatkan banyak tenaga kerja, oleh karena
itu pelestariannya sangatlah penting.
Batik adalah seni kriya tradisional yang sam
pai sekarang masih bertahan dan diharapkan
akan terus bertahan. Dengan berjalannya waktu
akan timbul pembaharuan sehingga jumlah mo
tif batik akan terus bertambah. Buku Teknik dan
Ragam Hias Batik ini dapat dipakai sebagai pan
duan dan semoga dapat memberikan dukungan
untuk pertumbuhan kreatifivas seni kriya baik di
bidang batik maupun lainnya. Contoh seni kriya
yang bersumber dari batik telah dilaksanakan
oleh pengusaha batik terkenal Iwan Tirta, berupa
penerapan motif batik pada porselen dan dipakai
di hotelhotel, juga pada perak dan perhiasan
perhiasan yang lain. Motif batik yang terdapat
pada canting cap yang terbuat dari tembaga
dapat dikembangkan untuk hiasan dinding, lam
pu dinding, hiasan pagar rumah, hiasan pada rail-
ing tangga, hiasan meja tamu dan hiasan pada
bendabenda fungsional lainnya.
BATIK DAN MEMBATIK - SEBAGAI PRODUK BUDAYA 13
pengusaha batik maupun pengusaha bahan dan
alat batik, selain itu dapat juga sebagai tenaga
kerja di bidang pembuatan batik, misalnya men
jadi penjaga toko batik atau pengelola yang
terampil dan mampu menjelaskan tentang kua
litas batik.
Makin awal keberadaan sekolah kejuruan
seni kriya batik tentunya akan lebih baik dan
bermanfaat, sebab saat ini belum terlalu sulit
untuk mendapatkan guru yang memiliki keahlian
yang berkaitan dengan batik. Demi pelestarian
dan pengembangan batik sebagai warisan
budaya bangsa yang adiluhung, mudahmudahan
pengadaan sekolah tersebut tidak terlambat.
Sekarang ini sangatlah memprihatinkan
bahwa motifmotif batik tidak dikenal lagi oleh
sebagian besar generasi muda, walaupun itu mo
tifmotif yang sangat sederhana seperti kawung,
picis, parang rusak, sidoasih dan lainlain.
Dukungan yang diharapkan mempunyai ke
kua t an dalam pelestarian batik adalah:
1. PEMERINTAHPemerintah telah menganjurkan penggunaan
batik sebagai identitas bangsa. Misalnya memakai
pakaian batik pada harihari atau acaraacara
tertentu, menggunakan batik sebagai dekorasi
interior gedung, hotel atau tempattempat umum
lainnya. Juga menciptakan sebuah lembaga yang
bertugas mempromosikan batik melalui pameran
pameran batik di seluruh kotakota besar di Indo
nesia, menggalakkan penggunaannya, meluas kan
pemasarannya dan lainlain kegiatan yang dapat
mendukung kelestarian batik di Indonesia.
Selain itu, sebaiknya pemerintah menjadikan
pengetahuan mengenai batik ini sebagai salah
satu kurikulum di sekolahsekolah kejuruan dan
mendirikan lembaga pendidikan batik serta me
rintis upaya memperoleh HAKI untuk ragam hias
batik Indonesia.
2. MASYARAKAT PENCINTA BATIKPecinta batik disarankan juga untuk ikut me
lestarikan batik Indonesia. Misalnya mendirikan
suatu lembaga di daerah mereka tinggal dengan
tujuan utama melestarikan batik di daerahnya,
mem bantu meluaskan pemasaran, melakukan
pembinaan dan bimbingan di daerahdaerah pem
batikan dengan cara musyawarah yang rasional,
apa yang diinginkan oleh pembatik yang dipoles
dengan bimbingan dari pencinta batik yang tentu
saja tidak lepas dari kemajuan teknologi dan
pemasaran, maka diharapkan penghasilan dari batik
dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat
desa. Misalnya potensi batik suatu daerah dapat
dikembangkan, maka daerah ini dapat dijadikan
sebagai daerah tujuan wisata. Sebagai hamba
Allah, pencinta batik diamanahkan membangun
kemakmuran di desadesa pembatikan.
14 TEKNIK DAN RAGAM HIAS BATIK
Arti batik adalah melekatkan lilin pada kain
putih sebelum kain tersebut diberi warna. Cara
pelekatan lilin ini ada bermacammacam, yaitu
menggunakan alat canting untuk menggores
kan lilin panas, canting cap atau kuas untuk
mendapatkan gambaran motif batik.
Sedangkan membatik adalah melakukan
pekerjaan menggambar/melukis kain putih
dengan lilin (panas) menggunakan alat canting.
Ada beberapa istilah dalam membatik, seperti
membatik klowong yaitu menggambar dengan
lilin klowong menggunakan canting klowong,
membatik tembokan yaitu membatik untuk
menutup bagian kain yang diinginkan tetap
berwarna putih dengan memakai lilin tembok
menggunakan canting tembokan, membatik
mbironi yaitu membatik untuk menutup ba
gian warna biru pada motif kain. Membatik gra-nit yaitu membatik untuk membuat cecek pada
garis klowong suatu motif batik.
BATIK
572 TEKNIK DAN RAGAM HIAS BATIK
1. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik Yogyakarta.1991. Pengetahuan Zat-Zat Warna Batik
2. Balai Penelitian Batik & Kerajinan Yogyakarta.1979. Buku Penuntun Batik
3. Himpunan Wastraprema Jakarta. 1990. Sekaring Jagad Ngayogyakarta Hadiningrat
4. Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Teknologi Kerumahtanggaan dan Kejuruan Kemasyarakatan Jakarta.1979. Pola-Pola Batik dan Pewarnaan,
5. Soekamto Chandra Irawan. 1984. Batik Dan Membatik. Jakarta. CV. AKADOMA
6. Departemen Perindustrian, Proyek Bimbingan dan Perkembangan Industri Kecil. Tehnik Membuat Batik Tradisionil Dan Batik Modern. Seri BIPIK 20
7. Susanto S.K. Sewan. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia, Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan
8. Soemarto, Soeparman Hadi dan S.Soetopo. 1953. Penuntun Batik, Balai Penyelidikan Batik.
DaftarPustaka