Oleh:
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
Pendidikan Matematika
STKIP YPM BangkoTeori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 1
Pertemuan Ke-4
Teori Belajar Kognitif
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang
terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge)
pemahaman (comprehention)
penerapan (aplication)
analisa (analysis)
sintesa (sinthesis)
evaluasi (evaluation)
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan
untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd2
Teori Belajar Kognitif
Kognitif lebih menekankan bagaimana proses
atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh
orang lain.
Kognitif lebih menekankan pada aspek
kemampuan perilaku yang diwujudkan
dengan cara kemampuan merespon terhadap
stimulus yang datang kepada dirinya.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd3
Teori Belajar Kognitif
• Belajar bukan sekedar melibatkan
hubungan S-R, belajar merupakan
proses melibatkan pemikiran yang
sangat kompleks.
• Belajar merupakan proses
pengembangan insight
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd4
Teori Belajar Kognitif
• Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif siswa.
• Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan
eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh
pertanyaan dari guru.
• Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan
kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan
secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari
lingkungan.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd5
Stimulus Respon
Stimulus
Stimulus
PROSES
Teori Belajar Kognitif
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd6
Prinsip Belajar
• belajar aktif akan menghindarkan siswa
dari kebosanan
• belajar lewat interaksi sosial,manusia
• belajar lewat pengalaman sendiri, pada
pembelajaran ini proses mencari ilmu
dilakukan secara tidak sengaja, jadi siswa
merasa tidak terpaksa untuk belajar
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd7
Teori Belajar Piaget
Jean Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif
merupakan suatu proses genetik yang didasari karena
perkembangan sistem syaraf.
Belajar merupakan proses identifikasi dan
pengintegrasian stimulus/informasi yang baru melalui
skemata.
Struktur kognitif sebagai skemata yaitu kumpulan dari
skema-skema.
Proses terjadinya adaptasi dari skemata yg telah
terbentuk dengan stimulus baru: asimilasi, akomodasi
dan equilibrasi.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd8
Asimilasi: proses pengintegrasian secara
langsung stimulus baru ke dalam skemata
yang telah terbentuk.
Akomodasi: proses pengintegrasian stimulus
baru ke dalam skemata yang telah
terbentuk secara tidak langsung.
Equilibrasi: keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi atau pengembangan antara
lingkungan luar dengan struktur kognitif
yang ada dalam dirinya.
Teori Piaget
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd9
Teori Piaget
Proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan
tahap-tahap perkembangan sesuai dengan
umurnya (kronologis).
Piaget membagi tahap perkembangan kognitif
menjadi empat, yaitu :
1.Tahap sensorimotor (0 – 2 tahun)
2. Tahap pra operasional (2/3 – 7/8 tahun)
3.Tahap operasional konkret (7/8 – 11/12 tahun)
4. Tahap operasional formal (11/12 tahun ke atas)Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd10
Teori Piaget
Secara umum aplikasi teori Piaget mengikuti pola:
a. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
b. Memilih materi pelajaran
c. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari
secara aktif oleh siswa.
d. Menentukan dan merancang kegiatan belajar
yang sesuai dengan topic (eksperimentasi,
problem solving, role play, dsb).
e. Memberikan pertanyaan untuk memacu
kreativitas.
f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd11
Teori Bruner
Jerome Bruner menyatakan bahwaperkembangan bahasa besar pengaruhnyaterhadap perkembangan kognitif
Dalam proses belajar, Bruner menekankanadanya pengaruh kebudayaan terhadaptingkah laku seseorang
Proses belajar akan berjalan dengan baik jikaguru memberikan kesempatan pada siswauntuk menemukan sendiri suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melaluicontoh-contoh yang dijumpai dalamkehidupannya Free Discovery Learning
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 12
Teori Bruner
Menurut Bruner, perkembangan kognitifseseorang terjadi melalui tiga tahap, yaitu :
1.Tahap enaktif: dalam memahami dunia anakmengunakan pengetahuan motoric; sentuhan, pegangan, dll.
2.Tahap ikonik: seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambaratau visualisasi verbal.
3.Tahap simbolik: seseorang memahami duniamelalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dll.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 13
Teori Bruner
Seseorang dikatakan memahami suatukonsep apabila ia mengetahui semua unsurdari konsep itu meliputi:
a. nama
b. contoh-contoh baik yang positif maupunnegatif
c. karakteristik, baik yang pokok maupuntidak
d. rentangan karakteristik
e. kaidah
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 14
Teori Bruner
Dalil teori Bruner• Dalil penyusunan (konstruksi): jika anak ingin mempunyai
kemampuan menguasai konsep, teorema, definisi, makaanak harus dilatih untuk melakukan penyusunan representasinya.
• Dalil notasi: dalam penyajian konsep, notasi memegang peranan penting.
• Dalil pengkontrasan dan keanekaragaman: diperlukan contoh yang banyak, sehingga anak mengetahui karakteristik konsep tersebut.
• Dalil pengaitan (konektivitas): dalam matematika antara satu konsep dengan konsep lainnya terdapat hubungan yang erat.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 15
Teori Bruner
Secara umum aplikasi teori Bruner biasa mengikutipola:
a. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
b. Memilih materi pelajaran
c. Menentukan topik-topik yang meungkindipelajari secara aktif oleh siswa.
d. Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi, dsbuntuk belajar.
e. Mengatur topik-topik pelajaran sesuai urutantopik dari konkrit – abstrak, sederhana –kompleks, dari tahapan enaktif – ikonik –simbolik, dan seterusnya.
f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 16
Teori Gestalt
Teori Gestalt telah berkembang sejak sekitar
abad Ke – 19. Dimulai dengan Gestalt I,
kemudian berkembang terus hingga menuju ke
Gestalt II.
Gestalt II ini kemudian memunculkan
Psikoanalisis. Psikoanalisis sebagai produk
Gestalt II ini kemudian berkembang hingga
sekarang.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 17
Teori Gestalt
Tokoh aliran teori Gestal I adalah John Dewey,
ia mengemukakan bahwa belajar mengajar:
a. Menyajikan konsep harus lebih
mengutamakan pengertian.
b. Pelaksanan belajar mengajar harus
memperhatikan kesiapan intelektual siswa.
c. Mengatur suasana kelas agar siswa siap
belajar.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 18
Teori Gestalt
Psikoanalisis sebagai produk Gestalt II
berkembang hingga sekarang.
Tokoh-tokohnya:
1. Sigmund Freud (1856 – 1939)
2. Carl Gustav Jung (1875 – 1961)
3. Alfred Adler (1870 – 1937)
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 19
Teori Gestalt
Teori psikoanalisis (Gestalt II):
• Struktur kepribadian manusia terdiri dari ide, ego
dan superego.
• Ide adalah struktur paling mendasar dari
kepribadian
• Ego berkembang dari ide struktur kepribadian yang
mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan
atas perilaku manusia
• Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral.
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 20
Teori Gestalt
Aplikasi dan konsep kunci psikoanalisis:
• Konsep kunci bahwa ”manusia adalah makhluk
yang memiliki kebutuhan dan keinginan”.
• Konsep kunci tentang “kecemasan”
• konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh
masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia
• Teori Freud tentang “tahapan perkembangan
kepribadian individu”
• konsep Freud tentang “ketidaksadaran”
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 21
Teori belajar William Brownell
didasarkan pada keyakinan bahwa
anak-anak pasti memahami apa yang
sedang mereka pelajari jika belajar
secara permanen atau secara terus-
menerus untuk waktu yang lama.
Teori Brownell
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 22
Brownell menyatakan bahwa belajar
matematika harus merupakan belajar
bermakna dan belajar pengertian.
Sesuai dengan teori Gestalt (latihan
hafal/ drill sangat penting, ditetapkan
setelah tertanamnya pengertian.
Teori Brownell
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 23
Kekeliruan:
belajar tidak melalui latihan
hafalan dan mengasah otak,
tapi melalui bagaimana anak
berbuat, berpikir, memperoleh
persepsi, dll.
Teori Brownell
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 24
Zoltan P. Dienes: matematika dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur.
Benda-benda atau objek-objek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan, anak melakukan percobaan dan mengotak-atik benda-benda konkret dan abstrak dari unsur yang sedang dipelajarinya itu.
Teori Dienes
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 25
Penggunaan alat peraga matematika dihadapkan pada balok-balok logik yg membantu anak dalam mempelajari konsep-konsep abstrak (mengenal warna, tebal tipis benda)
Representasi: tahap pengambilan kesamaan sifat dari beberapa situasi yg sejenis.
Simbolisasi: kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep denganmenggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal.
Formalisasi: mengurutkan sifat-sifat konsep dan merumuskan sifat-sifat baru dari konsep tersebut.
Teori Dienes
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 26
Teori Dienes
Tahap-tahap dalam belajar konsep matematika
a. Permainan Bebas (Free Play)
b. Permainan yang menggunakan aturan
(Games)
c. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for
Communalities)
d. Permainan Representasi (Representation)
e. Permainan dengan Simbolisasi
(Symbolization)
f. Permainan dengan Formalisasi
(Formalization
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 27
Van Hiele (1954): menguraikan tahap-tahap
perkembangan mental anak dalam geometri.
Tiga unsur utama dalam pembelajaran geometri
(waktu, materi, dan metode pembelajaran) jika
ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir anak ke tingkatan berpikir
yg lebih tinggi.
Ada 5 tahap belajar dalam geometri: tahap
pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi,
dan akurasi.
Teori Van Hiele
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 28
• Tahap pengenalan: anak mulai belajar mengenai
suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun
belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari
bentuk geometri yg dilihatnya itu.
• Tahap analisis: anak sudah mulai mengenal sifat-sifat
yang dimiliki benda geometri yg diamatinya, sudah
mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada
benda geometri.
• Tahap pengurutan (deduksi informal): anak sudah
mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan,
yang dikenal dengan sebutan berpikir deduktif, namun
belum berkembang secara penuh.
Teori Van Hiele
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 29
• Tahap deduksi: anak sudah mampu
menarik kesimpulan secara deduktif,
menarik kesimpulan dari hal-hal yang
bersifat umum menuju hal-hal yang
bersifat khusus.
• Tahap akurasi: anak sudah mulai
menyadari betapa pentingnya ketepatan
dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi
suatu pembuktian.
Teori Van Hiele
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd 30
Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri,
S.Pd., M.Pd
31